Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PRAKTIK REHABILITASI

BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (RBM) TERHADAP KEPUASAN


ORANGTUA/ KELUARGA PASIEN DI KECAMATAN GONDANGREJO
KABUPATEN KARANGANYAR

Roy Romey Daulas M, Sudarman


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Terapi Wicara
Diterima : 3 Oktober 2018, Disetujui : 9 Oktober 2018

Abstract
Background: The practice of Community Resource Rehabilitation (RBM) was carried
out by Speech Therapy Department students in the area of the target village of the
Therapy Department. The speech was from the Surakarta Ministry of Health
Polytechnic in the Gondangrejo District. The RBM has a philosophical foundation
from, by and for the community which implies that social rehabilitation activities
carried out are initiated by the local government and the community where they are
parents/ family and Disability itself which is directly carried out from, by and for the
community. Based on the above, then along with the paradigm shift has changed the
handling and range of services that were initially institutional-based based into
community-based services. Method: This type of research is a quantitative study with
an analytical observational design through a cross sectional approach (Cross
Sectional. The population in this study was all parents/ families of patients in
Godangrejo Subdistrict, Karanganyar District who have disability children or special
needs who have received rehabilitation services Community Resources (RBM) by
Speech Therapy Department students. Results: Univariate test results on variable
Quality of service practices of RBM in general, showed that the majority of respondents
rated the service quality of RBM practices by students as "quite good", namely 73.1%,
who rated "good" as much as 17.3%, and who rated "bad" at 9.6%. The univariate test
results on the variable satisfaction of parents/ family patients in general, showed that
the majority of respondents rated the satisfaction of parents/ families of patients
classified as "quite good" which amounted to 55.8%, which rated "good" by 15.4%, and
who rated "bad" 28.8%. Conclusion: From the results of the bivariate test using
"Spearman's rho" on the two variables, namely the variable quality of service RBM
practice and satisfaction of parents/ families of patients in receiving RBM practice
services, it indicates that there is a very significant relationship between the service
quality of RBM practices and parental satisfaction/ family of patients in gondangrejo
Subdistrict, this is indicated by the p value of 0.000, which means that the p value is
0.000 ≤ 0.05, with a positive correlation direction, between the service quality of RBM
practices and the satisfaction of parents/ families of patients in Gondangrejo District.
The strength of the relationship is "moderate" with the value of r count 0.535.

Keywords : Community Resource Rehabilitation (RBM), Satisfaction Of Parents/


Families Of Patients

69
70 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 3, No 2,November 2018, hlm 58-111

PENDAHULUAN dipandang baik apabila memenuhi apa


Dewasa ini masih banyak yang mereka harapkan, sebaliknya
kelemahan pelayanan publik termasuk pelayanan akan dipersepsikan buruk
dunia pendidikan sehingga belum apabila tidak memenuhi yang mereka
memenuhi harapan masyarakat. harapkan (Kotler, 2000). Kepuasan
Pemenuhan harapan masyarakat tersebut pelanggan sebagai persepsi terhadap
merupakan tujuan utama dari fungsi produk atau jasa yang telah memenuhi
pelayanan publik yang harus selalu harapannya. Kotler (2005) mendefinisikan
ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas jasa sebagai setiap tindakan atau kinerja
maupun dari sisi kualitas. Lembaga yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
pendidikan merupakan organisasi publik lain yang pada dasarnya bersifat
agar dapat memberikan pelayanan yang intangible (tidak berwujud) dan tidak
berkualitas diperlukan adanya perubahan menghasilkan kepemilikan sesuatu.
sumber daya yang dimiliki, berupa Teori consumer behavior menyatakan
perbaikan perangkat pelayanan dan bahwa kepuasan pelanggan adalah
memaksimalkan peran pelayan yang ada. persepektif pengalaman konsumen setelah
Langkah yang perlu ditempuh oleh mengkonsumsi atau menggunakan produk
lembaga pendidikan untuk meningkatkan atau jasa (Oliver, 1993). Kepuasan
pelayanan tersebut adalah pelanggan diharapkan akan berpengaruh
mengoptimalkan kemampuan sumber terhadap loyalitas. Pelanggan yang loyal
daya manusianya serta peningkatan sarana dapat memberikan keuntungan yang besar
dan prasarana yang mendukung terhadap organisasi. Penyelengaraan
kelancaran pelayanan pendidikan. pendidikan selayaknya mencermati
Pemerintah terus berusaha kualitas pelayanan. Kegiatan pendidikan
memperioritaskan pembangunan dibidang tidak hanya diorientasikan pada hasil
pendidikan, khususnya kualitas akhir proses pendidikan, melainkan juga
pendidikan agar dapat menghasilkan melalui pembuktian akuntabilitas yang
sumber daya manusia yang berkualitas baik meliputi jaminan kualitas (quality
dan produktif. Lembaga pendidikan assurance), pengendalian kualitas (quality
mempunyai fungsi utama menyediakan control), dan perbaikan kualitas (quality
lulusan, bukan saja dalam jumlah banyak improvement) (Badan Akreditasi Nasional
tetapi juga berkualitas dan disiplin tinggi, Perguruan Tinggi, 1998).
mampu menjadi dinamisator, inovator, Pelayanan merupakan kegiatan
motivator dan penggerak pembangunan yang tidak dapat didefinisikan secara
serta memproduksi tenaga-tenaga kerja tersendiri yang pada hakikatnya bersifat
yang berkualitas untuk berbagai jenis dan intangible (tidak teraba), yang merupakan
tingkatan keahlian. pemenuhan kebutuhan dan tidak harus
Kualitas pelayanan merupakan terikat pada penjualan produk atau
suatu driver kepuasan yang bersifat pelayanan lain. Swastha DH (1998)
multidimensi. Tingkat kualitas pelayanan mendefinisikan jasa (pelayanan) adalah:
tidak dapat dinilai berdasarkan sudut Barang yang tidak kentara (intangible
pandang perusahaan tetapi harus product) yang dibeli dan dijual di pasar
dipandang dari sudut pandang penilaian melalui suatu transaksi pertukaran yang
pelanggan. Kepuasan dari sisi konsumen saling memuaskan. Rangkuti (2002)
Roy Romey Daulas M, Pengaruh Kualitas Pelayanan Praktik Rehabilitasi 71

menyatakan, jasa merupakan pemberian Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes


suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata Surakarta merupakan satu-satunya
dari satu pihak kepada pihak lain. pendidikan vokasi Terapi Wicara yang
Pelayanan adalah setiap tindakan atau negeri (milik pemerintah) di Indonesia
perbuatan yang menghasilkan suatu sehingga berpengaruh pada banyaknya
tingkat kepuasan yang dapat ditawarkan peminat (calon mahasiswa) dan jumlah
untuk dijual, bersifat intangible, mahasiswa dibandingkan kedua lembaga
inseparable, variable dan perishable. pendidikan Terapi Wicara swasta yang
Wyckoff dalam Tjiptono (2000) lain (Profil Jurusan terapi Wicara, 2017).
menyatakan kualitas pelayanan adalah Praktik Rehabilitasi Bersumber
tingkat keunggulan yang diharapkan dan daya Masyarakat (RBM) mahasiswa
pengendalian atas tingkat keunggulan Jurusan Terapi Wicara Poltekkes
tersebut untuk memenuhi keinginan Surakarta menjadikan center of excellent
pelanggan. Sedangkan Yamit (2001) dan sekaligus ciri dari Jurusan Terapi
menyatakan secara umum kualitas jasa Wicara (Renop Jurusan Terapi Wicara,
pelayanan adalah dapat dilihat dari 2017). Praktik RBM mahasiswa Jurusan
perbandingan antara harapan konsumen Terapi Wicara dilakukan di didaerah
dengan kinerja jasa pelayanan. Pelayanan binaan Jurusan Terapi Wicara Poltekkes
terbaik pada pelanggan (excellent) dan Kemenkes Surakarta yaitu di wilayah
tingkat kualitas pelayanan merupakan cara Kecamatan Gondangrejo. Praktik
terbaik yang konsisten untuk dapat Rehabiltiasi Bersumberdaya Masyarakat
mempertemukan harapan konsumen (RBM) mahassiwa Jurusan Terapi Wicara
(standar pelayanan eksternal dan biaya) merupakan perwujudan dari komitmen
dan sistem kinerja cara pelayanan (standar Jurusan Terapi Wicara dalam upaya
pelayanan internal, biaya dan meningkatkan taraf kesejahteraan sosial
keuntungan). Dari penjelasan para ahli bagi disabilitas dituangkan dalam
tentang dimensi kualitas pelayanan, maka Undang-undang Republik Indonesia
dapat di simpulkan beberapa dimensi yang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
sesuai agar pelayanan dapat memberikan Penyandang Disabilitas, Undang-undang
kepuasan kepada para pelanggan. Adapun Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009
dimensi tersebut diantaranya bukti fisik tentang Kesejahteraan Sosial serta adanya
(tangible), keandalan (reliability), Konvensi PBB yang telah diratifikasi oleh
ketanggapan (responsiveness), jaminan Pemerintah Indonesia pada tanggal 10
(assurance) serta empati (emphaty). Oktober 2011 yaitu Undang-Undang
Poltekkes Kemenkes Surakarta Republik Indonesia No. 19 Tahun 2011
merupakan lembaga pendidikan kesehatan tentang Pengesahan Convention On The
milik Pemerintah yang menyelengarakan Rights Of Persons With Disabilities
program pendidikan di bidang kesehatan (Konvensi Mengenai Hak-Hak
dibawah Badan PPSDM Kemenkes RI Penyandang Disabilitas).
yang berdiri sejak 16 juli 2002. Program Pelayanan Praktik RBM
Studi Terapi Wicara berdiri tahun 2005 Mahasiswa Jurusan Terapi Wicara
dibawah Jurusan Okupasi Terapi yang Poltekkes Kemenkes Surakarta
kemudian pada tahun 2007 ditetapkan a. Prinsip Dasar
menjadi Jurusan Terapi Wicara. Jurusan
72 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 3, No 2,November 2018, hlm 58-111

1) Filosofi RBM : dari, oleh dan Pendekatan yang digunakan adalah


untuk masyarakat dengan melalui pendekatan metode pekerjaan sosial :
pembinaan wilayah dalam hal 1) Metode pendekatan individu
pelatihan/bimbingan teknis, 2) Pendekatan keluarga
pendamoingan,pemberdayaan 3) Pendekatan kelompok
Disabilitas, orangtua/keluarga, 4) Pendekatan masyarakat
masyarakat dan rujukan kepada d. Tujuan
profesi tertentu dan pemerintah 1) Penerimaan orangtua, keluarga dan
2) RBM diselenggarakan sebagai masyarakat terhadap Disabilitas
upaya pencegahan, perlindungan, sebagai bagian dari keluarga dan
pengembangan sisa kemampuan masyarakat dan mampu
yang ada/dimiliki, pemberdayaan, memfasilitasi kemandirian
rehabilitasi dan resosialisasi serta Disabilitas sesuai dengan potensi
peningkatan ekonomi dan sisa kemampuan yang ada
3) Pelibatan secara penuh 2) Meningkatnya kesadaran
Disabilitas, keluarga, masyarakat masyarakat dalam upaya
dan lingkungannya, mencakup peningkatan kesejahteraan sosial
seluruh usia dan tingkat kecacatan tidak hanya pada PMKS lainnya
serta tidak memberdakan suku, ras tetapi khusus Disabilitas.
maupun golongan 3) Disabilitas mampu
4) Peran keluarga dan masyarakat mengoptimalkan sisa kemampuan
sebagai prakarsa, pelaksana, yang ada sehingga memiliki
pembina dan bertanggung jawab kemandirian baik secara sosial
dari perencanaan, monitoring, maupun ekonomis.
evaluasi, pencatatan dan pelaporan e. Sasaran
5) Keluarga dan masyarakat adalah 1) Individu dengan gangguan
caregiver permanen dan sebagai bahasa, bicara, suara, irama
penanggungjawab dan pelaku kelancaran dan menelan
utama dalam RBM 2) Orangtua/keluarga
6) Upaya memobilisasi potensi dan 3) Masyarakat dan unsur-unsurnya
sumber kesejahteraan sosial (faktor 4) Potensi dan sumber daya lainnya
sosial, kearifan lokal, ekonomi, f. Strategi Pelaksanaan Rbm
budaya, geografi, demografi 1) Pemberdayaan sosial
masyarakat dan kondisi riil Meningkatkan kemampuan
Masyarakat) orangtua/keluarga dan
b. Teknik Dasar RBM masyarakat dalam
1) Perkenalan memberdayakan sumberdaya dan
2) Inventarisasi potensi yang ada yang meliputi
3) Bimbingan dan penyuluhan manusia, sosial, lingkungan dan
4) Bimbingan musyawarah alam yang dimiliki dan berada di
5) Perencanaan RBM sekitarnya guna mengatasi dan
6) Pelaksanaan supervisi dan evaluasi mencari solusi pemecahan
c. Pendekatan masalah guna pemenuhan
Roy Romey Daulas M, Pengaruh Kualitas Pelayanan Praktik Rehabilitasi 73

kebutuhan Disabilitas RW dan sesuai kompetensi profesi,


Intelektual. konsultasi serta kerjasama
2) Kemitraan 3) Permberdayaan masyarakat, yaitu
Membangun kerjasama, kegiatan yang dilakukan
kepedulian, kebersamaan, bersama-sama dengan
kesetaraan dan jejaring kinerja masyarakat dalam rangka
serta kemitraan antara pencegahan penyakit
pemerintah pusat dan daerah, 4) Teknologi tepat guna, yaitu
masyarakat, organisasi sosial, penerapan teknologi dibidang
dunia usaha dan stakeholders kesehatan yang bermanfaat untuk
lainnya dalam penyelenggaraan peningkatan taraf kesehatan
krehabilitasi social. masyarakat, dan dapat juga
3) Partisipasi sosial berupa tindak lanjut hasil-hasil
Adanya prakarasa, inisiatif dan penelitian yang mempunyai
keterlibatan secara langsung dan kemanfaatan tinggi bagi
keterlibatan aktif seluruh kesehatan masyarakat
komponen beserta unsure-unsur 5) Pengembangan kewirausahaan,
keluarga, masyarakat, dunia yaitu suatu upaya menciptakan
usaha serta stakeholders dalam wirausaha baru mandiri yang
penyelenggaraan rehabilitasi berbasis ipteks yang sesuai
sosial. dengan keahlian yang dapat
4) Advokasi sosial dilaksanakan dalam bentuk
Adalah segala upaya yang pelatihan kewirausahaan,
dilakukan untuk memberikan penempatan mahasiswa magang
perlindungan, pendampingan dan pada unit usaha dan menfasilitasi
pembelaan atas-hak-hak dosen atau mahasiswa dalam
penyandang disabilitas berwirausaha.
5) Pembinaan wilayah (Buku Pedoman Praktik RBM,
Upaya menstrasnfer ilmu 2018)
pengetahuan secara berjenjang Fakta dilapangan menunjukan
dan bertahap sebagai media bahwa penerima/acceptance orang tua/
untuk mengoptimalkan dan keluarga yang memiliki anggota keluarga
memberdayakan penyandang dengan Disabilitas tidak semuanya baik
disabilitas, potensi orangtua, atau menerima kondisi anaknya/ anggota
keluarga dan masyarakat keluarga yang demikian, karena
g. Bentuk kegiatan RBM Disabilitas dianggap sebagai “kutukan”
1) Program pendidikan masyarakat, atau gangguan makluk halus. Disisi lain
berupa penyuluhan, pelatihan, masyarakat lebih banyak yang
dan pendampingan berbagai memandang dengan sebelah mata dan
aspek kesehatan di masyarakat menganggap mereka adalah “benalu” atau
2) Pelayanan kesehatan kepada sampah masyarakat, sehingga bersikap
masyarakat, berupa kegiatan mengucilkan, apatis, kurang memberikan
pendampingan keahlian, kesempatan bahkan eksploitasi baik fisik,
fasilitasi, intervensi kepada klien mental atau sosial
74 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 3, No 2,November 2018, hlm 58-111

Permasalahan internal Disabilitas Agustus 2018. Populasi pada penelitian ini


adalah rendah diri, merasa tidak berguna, adalah seluruh orangtua/keluarga pasien
menarik diri sehingga menghambat bagi yang memiliki anak disabilitas atau
dirinya untuk mengakses sumber-sumber kebutuhan kehusus di Kecamatan
yang ada. Permasalahan eksternal Godangrejo, Kabupaten Karanganyar.
penanganan disabilitas mencakup Jenis penelitian ini adalah penelitian
rendahnya pemahaman masyarakat kuantitatif dengan rancangan analitic
terhadap masalah kecacatan, stigma observational melalui pendekatan potong
(kutukan, nasib), isolasi, dan perlindungan lintang (Cross Sectional), dalam
yang berlebihan, kurangnya peran penelitian ini tidak terdapat
keluarga dan masyarakat terhadap intervensi/perlakuan terhadap responden,
masalah disabilitas dan penanganannya, dan hanya dilakukan pengukuran satu kali
kurangnya Upaya Peningkatan saja dan tidak melakukan tindak lanjut.
Kesejahteraan Sosial (UPKS) Disabilitas Variabel dalam penelitian ini
khususnya di pedesaan, masih banyaknya adalah dengan menggunakan Variabel
orang dengan kecacatan yang hidup bebas/ independen dan variable terikat/
dibawah garis kemiskinan dan tingkat dependen. Variabel Bebas/ Independen
pendidikan yang sangat rendah serta Variable (X) adalah kualitas pelayanan
masih banyak keluarga orang dengan praktik RBM mahasiswa Jurusan Terapi
kecacatan yang menyembunyikan/ Wicara. Variabel Terikat/Dependent
menutupi bila memiliki anggota keluarga variable (Y) adalah kepuasan orangtua/
yang disabilitas. keluarga pasien di kecamatan
Berdasarkan hal tersebut diatas, Gondangrejo.
maka seiring dengan pergeseran Teknik pengambilan data
paradigma telah mengubah penanganan menggunakan kuisioner yang diberikan
dan jangkauan pelayanan yang semula kepada orangtua/ keluarga pasien di
berorientasi pada institusional based kecamatan Gondangrejo. Kemudian
menjadi layanan community based. Hal ini peneliti memberikan penjelasan singkat
dianggap lebih efektif dan efisien mengenai kuesioner tersebut dan meminta
dikarenakan keluarga/ orang tua adalah untuk mengisinya. Kemudian kuisioner
sebagai caregiver permanent dalam dikumpulkan, diseleksi, diolah dan
pemberian layanan dan rehabilitasi kepada dianalisis.
Disabilitas serta adanya dukungan Teknik analisa data, penulis
masyarakat yang berupa upaya untuk menggunakan program Statistical
kemandirian Disabilitas disertai Package for the Social Sciences (SPSS),
Assesbilitas. yaitu pengujian dilakukan setelah
mendapatkan data primer. Data hasil
METODE PENELITIAN penelitian disajikan dalam bentuk tabel
Penelitian ini dilakukan di distribusi frekuensi dan persentase, tabel
Kecamatan Godangrejo, Kabupaten analisis bivariat dan narasi. Dalam
Karanganyar, sebanyak 7 desa yang penelitian ini, peneliti menggunakan
terdapat anak dengan disabilitas dan kuesioner yang penulis buat sendiri untuk
kebutuhun khusus. Penelitian ini telah mengetahui pengaruh kualitas pelayanan
dilaksanakan pada bulan April sampai praktik RBM mahasiswa Jurusan Terapi
Roy Romey Daulas M, Pengaruh Kualitas Pelayanan Praktik Rehabilitasi 75

Wicara terhadap tingkat kepuasan menilai kemampuan Assurance yang


orangtua/ keluarga pasien di Kecamatan diberikan oleh mahasiswa masih tergolong
Gondangrejo Kabuaten Karanganyar. “cukup” yaitu sebesar 46.2%, yang
menilai “baik” sebesar 30.8%, dan yang
HASIL PENELITIAN menilai “buruk” sebesar 23.1%. Hasi uji
Dari hasil penelitian diketahui univariat pada aspek Empati (Emphaty),
bahwa total sampel dalam penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden
adalah 52 responden yang tersebar di 8 menilai kemampuan Emphaty yang
desa di Kecamatan Gondangrejo, hasil ditunjukan oleh mahasiswa masih
penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tergolong “cukup” yaitu sebesar 73.1%,
responden di Kecamatan Gondangrejo yang menilai “baik” sebesar 15.4%, dan
adalah perempuan yaitu sebesar 73.12% yang menilai “buruk” sebesar 11.5%. Hasi
responden, sedangkan responden laki-laki uji univariat pada variabel Kualitas
sebesar 26.9%. Berdasarkan umur pelayanan praktik RBM secara umum,
responden, mayoritas responden pada menunjukan bahwa mayoritas responden
penelitian ini berusia 31 s.d 40 tahun yaitu menilai Kualitas pelayanan praktik RBM
sebesar 55.8%. Berdasarkan tingkat oleh mahasiswa tergolong “cukup baik”
pendidikan responden diketahui bahwa yaitu sebesar 73.1%, yang menilai “baik”
mayoritas tingkat pendidikan responden sebesar 17.3%, dan yang menilai “buruk”
adalah SLTA yaitu sebesar 61.5%. sebesar 9.6%. Sedangkan hasi uji
Dari hasil uji univariat pada univariat pada variabel kepuasan
masing-masing variabel diketahuia bahwa keluarga/orang tua pasien secara umum,
kualitas pelayanan praktik RBM pada menunjukkan bahwa mayoritas responden
aspek reliability (kehandalan) dari menilai kepuasan orang tua/ keluarga
responden menilai “cukup” yaitu sebesar pasien tergolong “cukup baik” yaitu
69.2%, yang menilai “baik” sebesar sebesar 55.8%, yang menilai “baik”
15.4% dan yang “buruk” sebesar 13.5%. sebesar 15.4%, dan yang menilai “buruk”
Hasi uji univariat pada aspek Tangibel sebesar 28.8%.
(Bukti fisik) menunjukan bahwa Analisis Bivariat dilakukan dengan
mayoritas responden menilai kemampuan “Spearman's rho” (Sugiono,1999).
bukti fisik yang diberikan oleh mahasiswa Dengan menentukan nilai korelasi (r)
masih tergolong “cukup” yaitu sebesar berkisar antara 1 sampai -1, maka nilai
67.3%, yang menilai “baik” sebesar semakin mendekati 1 atau -1 berarti
19.2%, dan yang menilai “buruk” sebesar hubungan antara dua variabel semakin
13.5%. Hasi uji univariat pada aspek daya kuat, sebaliknya apabila nilai mendekati 0
tanggap (Responsiveness) menunjukan berarti hubungan antara dua variabel
bahwa mayoritas responden menilai semakin lemah. Sedangkan untuk
kemampuan Responsiveness yang menentukan penilaian kriteria
tunjukan oleh mahasiswa masih tergolong pengambilan keputusan adalah jika
“cukup” yaitu sebesar 42.3%, yang ρ<0.05 berarti ada hubungan yang
menilai “baik” sebesar 19.2%, dan yang signifikan antara variable bebas dengan
menilai “buruk” sebesar 38.5%. Hasi uji variable terikat.
univariat pada aspek Jaminan (Assurance)
menunjukan bahwa mayoritas responden
76 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 3, No 2,November 2018, hlm 58-111

Correlations RBM mahasiswa Jurusan Terapi Wicara


Poltekkes Kemenkes Surakarta dan
kepuasa kualitas_ bagaiaman kepuasan orangtua/ keluarga
n_OR pelayanan pasien dalam mendapatkan pelayanan
Spearman kepuasa Correlation praktik RBM, oleh karena itu kualitas
's rho n_OR Coefficient 1.000 .535** pelayanan praktik RBM perlu
mendapatkan perhatian serius dari Jurusan
Sig. (2- . .000 Terapi Wicara yang menjadikan prakik
tailed)
RBM ini menjadi salah satu keunggulan
N 52 52
program studi. Intrumen yang digunakan
kualitas Correlation .535** 1.000
untuk melihat kualitas pelayanan praktik
_pelaya Coefficient
nan RBM yang diberikan oleh mahasiwa
Sig. (2- .000 .
tailed) dengan menggunakan kuesioner yang
N 52 52
diberikan kepada orangtua/ keluarga
pasien untuk diisi sesuai dengan
pertanyaan dikuesioner, pertanyaan ini
Berdasarkan tabel diatas, diketahui terdiri dari bentuk fisik (tangibles),
bahwa uji statistik korelasi dengan kehandalan (reliability), daya tanggap
menggunakan analisis“Spearman's rho” (responsiveness), jaminan (assurance) dan
pada variabel kualitas pelayanan praktik empati (empathy).
RBM dengan kepuasan orang tua klien Jumlah perempuan yaitu sebesar
diperoleh nilai p value 0.000, yang berarti 73.12% responden, sedangkan responden
nilai p value 0.000 ≤ 0.05, hal ini laki-laki sebesar 26.9%, dominasi
menunjukan ada hubungan yang sangat responden perempuan ini karena latar
signifikan antara kualitas pelayanan praktik belakang pola asuh anak yang mayoritas
RBM dengan kepuasan orang tua/ keluarga anak diasuh oleh ibunya dan keseharian
pasien di Kecamatan gondangrejo. anak selalu bersama ibunya sehingga
Adapun arah korelasi dapat dilihat pengisian kuesioner ini juga dilakukan
dari nilai r hitung 0.535 yang berarti ada oleh ibunya yang tahu perkembangan
korelasi yang positif antara kualitas anaknya. Berdasarkan umur responden,
pelayanan praktik RBM dengan kepuasan mayoritas responden pada penelitian ini
orang tua/ keluarga pasien di Kecamatan berusia 31 s.d 40 tahun yaitu sebesar
gondangrejo. Sedangkan kekuatan 55.8%, hal ini menjukan bahwa rata-rata
hubungan dapat dilihat dari hasil nilai r orang tua yang memilliki anak dengan
hitung 0.535, yang menunjukan kekuatan kebutuhan khusus atau disabilitas adalah
korelasi termasuk “sedang” karena usia produktif dimana kesibukan orang tua
termasuk diantara 0,400 - 0,599. diluar rumah cukup besar. Berdasarkan
tingkat pendidikan responden diketahui
PEMBAHASAN bahwa mayoritas tingkat pendidikan
Evaluasi praktik Rehabilitasi responden adalah SLTA yaitu sebesar
Bersumberdaya Masyarakat (RBM) di 61.5%, hal ini menunjukan bahwa tingkat
Kecamatan Gondangrejo sangat penting pendidikan di kecamatan godangrejo
untuk dilakukan, untuk mengetahui sudah cukup baik, dengan tingkat
bagaimana kualitas pelayanan praktik pendidikan yang cukup maka pola asuh
Roy Romey Daulas M, Pengaruh Kualitas Pelayanan Praktik Rehabilitasi 77

orang tua dalam mendidikan dan sebesar 30.8%, dan yang menilai “buruk”
mengasuh anak-anaknya juga semakin sebesar 23.1%. Hal ini menujukan bahwa
baik karena dapat belajar dari pengalaman kemampuan Jaminan (Assurance) yang
dan teori. berikan oleh mahasiswa praktik RBM
Kualitas pelayanan praktik RBM mengenai kompetensi (Skill) yang
pada aspek reliability (kehandalan) dari dimiliki, perhatian pada pasien,
responden menilai “cukup” yaitu sebesar kecermatan dalam pelayanan dan tidak
69.2% yang menilai “baik” sebesar 15.4% membaut keselahan dalam pelayanan
dan yang “buruk” sebesar 13.5%. Hal ini cukup baik. Mayoritas responden menilai
menunjukan bahwa kualitas pelayanan kemampuan empati (emphaty) yang
praktik RBM mahasiswa Jurusan Terapi ditunjukan oleh mahasiswa “cukup” yaitu
wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta sebesar 73.1%, yang menilai “baik”
pada aspek kehandalan (reliability) cukup sebesar 15.4%, dan yang menilai “buruk”
baik dalam hal kedisiplinan, profesional, sebesar 11.5%. Hal ini menujukan bahwa
melakukan prosedur pelayanan dan kemampuan Emphaty yang ditunjukan
pelayanan yang diberikan tepat waktu. oleh mahasiswa praktik RBM cukup bauk
Mayoritas responden menilai kemampuan dalam hal : mau dihubungi di luar jam
bukti fisik yang diberikan oleh mahasiswa terapi, memberikan motivasi,
masih tergolong “cukup” yaitu sebesar memperhatikan kepentingan pasien, dan
67.3%, yang menilai “baik” sebesar memperlakukan dengan adil berdasarkan
19.2%, dan yang menilai “buruk” sebesar analisis univariat menunjukan bahwa
13.5%. Hal ini menujukan bahwa bukti mayoritas responden menilai Kualitas
fisik pelayanan praktik RBM oleh pelayanan praktik RBM oleh mahasiswa
mahasiswa Jurusan Terapi Wicara cukup tergolong “cukup baik” yaitu sebesar
baik dalam penyediaan alat terapi, selalu 73.1%, yang menilai “baik” sebesar
memakai seragam dan almamater, dan 17.3%, dan yang menilai “buruk” sebesar
penampilanya sopan dan santun. 9.6%. Hal ini menujukan bahwa Kualitas
Mayoritas responden menilai kemampuan pelayanan praktik RBM mahasiswa
daya tanggap (responsiveness) yang Jurusan Terapi Wicara cukup baik. Intitusi
tunjukan oleh mahasiswa “cukup” yaitu pendidikan harus melakukan perbaikan
sebesar 42.3%, yang menilai “baik” untuk meningkatkan kemampuan Kualitas
sebesar 19.2%, dan yang menilai “buruk” pelayanan praktik RBM agar lebih baik
sebesar 38.5%. Hal ini menujukan bahwa dalam melayani pasien. Mayoritas
mahasiswa Jurusan Terapi Wiara cukup responden menilai kepuasan
baik daya tanggapnya di dalam mengatasi keluarga/orang tua pasien tergolong
permasalahan pasien, mudah ditemui bila “cukup baik” yaitu sebesar 55.8%, yang
orangtua ingin konsultasi, bersedia menilai “baik” sebesar 15.4%, dan yang
membantu kesulitan orangtua pasien, menilai “buruk” sebesar 28.8%. Hal ini
memecahkan persoalan, dan menujukkan bahwa orangtua/ keluarga
menyampaikan informasi dengan jelas. pasien cukup paus dengan pelayanan
Mayoritas responden menilai praktik RBM mahasiswa Jurusan Terapi
kemampuan jaminan (assurance) yang Wicara di Kecamatan Gondangrejo. Hasil
diberikan oleh mahasiswa “cukup” yaitu ini bias digunakan sebagai evaluasi oleh
sebesar 46.2%, yang menilai “baik” Intitusi Ppendidikan untuk melakukan
78 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 3, No 2,November 2018, hlm 58-111

perbaikan dalam meningkatkan kualitas dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan,


pelayanan praktik RBM agar orangtua/ menunjukkan bahwa kelima dimensi
keluarga/ pasien semakin puas. pembentuk kualitas layanan terbukti
Dari hasil uji bivariat dengan berpengaruh secara signifikan terhadap
menggunakan “Spearman's rho” pada kualitas layanan. Dimensi terkuat dalam
kedua variabel yaitu variabel kualitas menjelaskan kualitas layanan berturut-
pelayanan praktik RBM dan kepuasan turut adalah reliability, responsiveness,
orang tua/ keluarga pasien dalam assurance, empathy, dan tangibility.
menerima layanan praktik RBM menjukan
bahwa ada hubungan yang sangat KESIMPULAN DAN SARAN
signifikan antara kualitas pelayanan praktik Hasil penelitian ini menunjukkan
RBM dengan kepuasan orangtua/ kelaurga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
pasien di Kecamatan Gondangrejo, hal ini antara pengaruh kualitas pelayanan
ditunjukan oleh nilai p value 0.000, yang praktik Rehabiltiasi Bersumberdaya
berarti nilai p value 0.000 ≤ 0.05, dengan Masyarakat (RBM) terhadap kepuasan
arah korelasi yang positif, antara kualitas orang tua/ keluarga pasien di Kecamatan
pelayanan praktik RBM dengan kepuasan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.
orang tua pasien di Kecamatan Kualitas pelayanan praktik RBM yang
gondangrejo. Sedangkan kekuatan dilakukan mahasiswa Jurusan Terapi
hubungan dapat dilihat dari hasil nilai r Wicara secara umum cukup memuaskan
hitung 0.535, yang menunjukan kekuatan orangtua/ keluarga pasien di kecamatan
korelasi termasuk “sedang” karena Gondangrejo.
termasuk diantara 0,400 - 0,599. Beberapa saran yang dapat
Hasil penelitian ini seiring dengan dikemukakan dari hasil penelitian ini
penelitian yang dilakukan oleh Apriliana adalah sebagai berikut :
et.al (2014) tentang Pengaruh Kualitas 1. Bagi institusi pendidikan
Pelayanan Akademik Terhadap Kepuasan a. Senantiasa meningkatkan
Mahasiswa BKK Pendidikan Akuntansi kerampilan mahasiswa dalam
Program Studi Pendidikan Ekonomi memberikan penatalaksanaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terapi pada pasien di
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang komunitas/masyarakat.
hasilnya bukti fisik, kehandalan, daya b. Melakukan evaluasi berkala
tanggap dan jaminan berpengaruh positif setiap akhir periode praktik untuk
terhadap kepuasan mahasiswa, sserta memperoleh masukan dari
penelitian Nurjanah (2013), ia berbagai pihak, terkait
menyatakan bahwa variabel bukti fisik kekurangan dan kelebihan praktik
(tangible), keandalan (reliability), daya RBM.
tanggap (responsivenss), Jaminan c. Melakukan kerjasama dengan
(assurance), empati (emphaty) aparat desa untuk monitoring
mempengaruhi kepuasan mahasiswa dan pelaksanaan praktik RBM di
loyalitas mahasiswa. msyarakat agar lebih berkualitas
Sedangkan penelitian Aryani dan d. Melakukan case conference
Rosinta (2010), tentang Pengaruh Kualitas untuk membahas kasus-kasus di
Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan
Roy Romey Daulas M, Pengaruh Kualitas Pelayanan Praktik Rehabilitasi 79

lapangan dengan melibatkan DAFTAR RUJUKAN


semua unsur Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur
2. Bagi pemerintah desa dan kecamatan Penelitian : Suatu Pendekatan
a. Melakukan koordinasi dengan Praktek.
institusi pendidikan terkait BAN-PT, 2012, Pemetaan dan Akreditasi
pelaksanaan praktik RBM Institusi Farmasi, Badan Akreditasi
b. Memonitor pelaksanaan praktik Nasional Perguruan Tinggi, Jakarta,
RBM di masyarakat dengan Indonesia.
melakukan cross cek kebenaran Dahlan, M.S.2010. Statistik Untuk
data dan tindakan terapi oleh Kedokteran Dan Kesehatan :
mahasiswa Deskriptif, Bivariat dan Multivariat.
c. Meminta laporan pelaksanaan Salemba Medika. Jakarta.
praktik RBM setiap akhir periode Gitosudarmo, Indriyo (2000). Manajemen
praktik, tentang data pasien di Pemasaran. Yogyakarta : BPFE
lahan Jurusan Terapi Wicara. 2017. Profil
3. Bagi mahasiswa Jurusan Terapi Wicara. Poltekkes
a. Selalu meningkatkan ketrampilan Kemenkes Surakarta.
praktik klinis dengan mengikuti Jurusan Terapi Wicara. 2018. Buku
seminar dan workshop terkait Pedoman RBM Mahaasiwa
dengan keahlian serta banyak Jurusan Terapi Wicara. Poltekkes
berlatih di masyarakat. Kemenkes Surakarta.
b. Melakukan koordinasi yang Kotler, Philip (2002) Manajeman
instens dengan pembimbing Pemasaran, Edisi Milenium Jakarta
kampus dan pembimbing didesa PT Prenhalindo.
c. Selalu berbuat sopan dan santun Kotler, Philip (2005). Manajemen
dalam bertindak, bersikap dan Pemasaran. PT. Indeks. Jakarta.
berkomunikasi. Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajeman
d. Melakukan edukasi dan pelatihan pemasaran jasa. Teori dan Praktik,
praktis tentang penanganan terapi Edisi Pertama Jakarta. Salemba
pada orang tua pasien. empat.
4. Bagi orang tua dan keluarga pasien Nazir M., 2005. Metode Penelitian. Ghalia
a. Bekerjasama dengan mahasiswa Indonesia: Bogor
untuk melakukan rehabilitasi dan Notoatmodjo, 2007. Metodologi Penelitian
habilitasi pada putra putriya Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka
secara mandiri Cipta : Jakarta
b. Mendapingi anak-anaknya ketika Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
mendapat penanganan terapi Metodologi Penelitian Ilmu
dengan belajar bersama dengan Keperawatan : Jakarta: Salemba
mahasiswa dan anaknya Medika
c. Konsultasi tentang perkembagan Oliver, Richard, 1993, A Conceptual Model
anaknya yang diterapi of Service Quality and Service
Satisfaction; Compatible Goal,
Different Concept, in Advance in
Service
80 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 3, No 2,November 2018, hlm 58-111

Marketing and Management,Vol 2; PT Gramedia Pustaka Utama


p. 65 – 85 Wibowo (2009). Manajemen Kinerja.
Petruzzellis, L., D’Uggento, A.M., and Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Romanazzi, S. (2006). “Student Yamit, Zulian, 2004. Manajemen Kualitas
Satisfaction And Quality Of Service Produk dan Jasa,Ekonesia,
In Italian Universities”, Managing Yogyakarta.
Service Quality, Vol.16 No.4,
pp.349-364.
Sugiyono,, 2005. Metode penelitian Bisnis,
Alfabeta bandung.
Djanali, Supeno. 2003. Pedoman
Penjaminan Mutu (Quality
Confidence) Pendidikan
Tinggi Bidang Akademik. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Supranto, J. (2001). Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan. Edisi Baru.
PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Suranto, Metodologi Penelitian dalam
Pendidikan dengan Program SPSS.
Semarang: Cv. Ghiyyas Putra, 2009.
Basu Swastha DH. 1998. Asas-asas
Marketing. Edisi 3. Yogyakarta.
Liberty
Tjiptono F dan A Diana (2003) Total
Quality Managemenet. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy & Chandra, Gregorius.
(2005). Service Quality &
Statisfaction. Edisi II. Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Tjiptono, Fandi, (1997). Strategi
Pemasaran, Penerbit Andi offset,
edisi kedua, Cetakan pertama
Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy (2006). Manajemen Jasa.
Edisi Keempat. Andi. Yogyakarta
Tjiptono.Fandi dan Diana Anastasia.(2003).
Total Quality Manajemen.
Yogyakarta. Andi Offset.
Umar H (1999), Metodologi Penelitian
Aplikasi dalam pemasaran, Jakarta,

You might also like