Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

DOI : http://10.31983/jrmik.v2i1.

4398 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan


Volume 2 Nomor 1 (Maret 2019)
Review of Implementation of Medical Information Release

Tinjauan Pelaksanaan Pelepasan Informasi Medis

Warijan1)
Martha Marshyntha Nur ‘Afifah2)

1,2)Poltekkes
Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Semarang
Email : warijanrmik@gmail.com

Abstract
The release of medical information have to follow applicable procedures because information of
the medical record is confidential and should be protected from unauthorized persons. RSUD Kota
Salatiga who gives many services for the release of medical information, but in the process of
implementation is still found incomplete of requirements and writing of request form the release of
medical information and still received by the officer in charge. The purpose of this study was to
determine the implementation of the release of medical information in RSUD Kota Salatiga. This type
of research is descriptive qualitative. The methods of data collection is done by interview and
observation. Data analysis using non-statistical analysis and presentation of data in narrative form.
Research shows that RSUD Kota Semarang possessed 3 flow for release medical information, but there
are still not yet approoriate with standart operating procedurre that available. There are 3 standard
operating procedures that govern to ensure the legal aspect of confidentially of medical record in the
implementation of the release of medical information. It needs affirmation and tighten requirements
required by patients to demand the release of medical information to avoid abused by irresponsible
parties.

Keywords : Release of Medical Information ; Confidentially of Medical Record Information

Abstrak
Pelepasan informasi medis harus mengikuti prosedur yang berlaku karena informasi rekam
medis bersifat rahasia dan harus dilindungi dari pihak-pihak yang tidak berwenang. RSUD Kota
Salatiga sudah melayani banyak permintaan pelepasan informasi medis, namun dalam proses
pelaksanaannya masih ditemukan belum lengkapnya persyaratan dan penulisan formulir permintaan
pelepasan informasi medis dan tetap diterima oleh petugas yang menangani. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pelaksanaan pelepasan informasi medis di RSUD Kota Salatiga. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
metode wawancara dan observasi/pengamatan. Data di analisis menggunakan analisa non statistik
dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di RSUD Kota Salatiga
mempunyai 3 alur pelepasan informasi medis, namun masih ada yang belum sesuai dengan standar
prosedur operasional yang ada. Terdapat 3 standar prosedur operasional yang mengatur untuk
menjamin aspek hukum kerahasiaan rekam medis pada pelaksanaan pelepasan informasi medis.
Perlu adanya penegasan untuk memperketat persyaratan yang harus dibawa oleh pasien untuk
permintaan pelepasan informasi medis agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab.

Kata Kunci: Pelepasan Informasi Medis ; Aspek Hukum Kerahasiaan Rekam Medis

Copyright ©2019 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 26
1. Pendahuluan Pelepasan informasi dalam hal keperluan
Berdasarkan Permenkes RI Nomor pendidikan dan penelitian tidak diperlukan
269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 persetujuan tertulis dari pasien, namun
menyatakan bahwa “rekam medis adalah harus memperoleh persetujuan tertulis dari
berkas yang berisikan catatan dan dokumen pimpinan rumah sakit. Hal ini diungkapkan
tentang identitas pasien, pemeriksaan, dalam Permenkes RI Nomor
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain 269/MENKES/PER/III/2008 pasal 13 ayat
yang telah diberikan kepada pasien”. Tujuan (3) yang berbunyi “Pemanfaatan rekam
penyelenggaraan rekam medis adalah untuk medis untuk keperluan dan penelitian tidak
menunjang tercapainya tertib administrasi diperlukan persetujuan pasien, bila
rumah sakit agar berhasil sebagaimana yang dilakukan untuk kepentingan negara”.
diharapkan. Untuk itu maka sarana Berdasarkan studi pendahuluan, RSUD
pelayanan kesehatan wajib menyediakan Kota Salatiga sudah melayani banyak
fasilitas yang diperlukan dalam rangka permintaan pelepasan informasi medis,
penyelenggaraan, perlindungan dan diantaranya yaitu permintaan pelepasan
pemeliharaan rekam medis, agar tidak informasi medis guna keperluan asuransi,
rusak, hilang, dipalsukan atau digunakan visum et repertum, dan surat permohonan
oleh orang atau pihak yang tidak berhak. penelitian, serta sudah dilaksanakan oleh
Isi rekam medis sepenuhnya merupakan petugas khusus pembuatan permintaan
milik pasien dan informasi yang terkandung pelepasan informasi medis di bagian rekam
dalam rekam medis bersifat rahasia. Hal ini medis. Namun, dalam permintaan pelepasan
dikarenakan isi rekam medis menjelaskan informasi medis masih ditemukan belum
hubungan yang khusus antara pasien dan lengkapnya persyaratan dan penulisan
dokter yang wajib dilindungi dari formulir permintaan pelepasan informasi
pembocoran sesuai dengan kode etik medis dan tetap diterima oleh petugas yang
kedokteran dan peraturan perundang- menangani. Hal ini belum sesuai dengan
undangan. standar prosedur operasional yang ada dan
Pelepasan informasi medis harus dikhawatirkan adanya ketidaktepatan
mengikuti prosedur yang berlaku dan dapat terkait masalah kerahasiaan informasi medis
diberikan apabila pasien menandatangani pada pelaksanaan pelepasan informasi
serta memberikan kuasa kepada pihak medis tersebut. Apabila kerahasiaan
ketiga untuk mendapatkan informasi medis informasi pasien tidak dijaga dengan baik
mengenai pasien tersebut. Orang-orang oleh pihak rumah sakit, tidak menutup
yang membawa surat kuasa harus kemungkinan informasi pasien akan
menunjukkan tanda pengenal (identitas) disalahgunakan oleh pihak yang tidak
yang sah kepada pimpinan rumah sakit. Hal bertanggungjawab.
ini bertujuan untuk melindungi rumah sakit
dari tuntutan yang lebih jauh. 2. Metode
Pelepasan informasi medis juga harus Jenis penelitian yang digunakan adalah
berdasarkan persetujuan dari dokter yang penelitian deskriptif kualitatif, digunakan
merawat pasien yang bersangkutan. Dimana untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
hal ini diungkapkan dalam Permenkes RI pelepasan informasi medis di RSUD Kota
Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 pasal Salatiga. Waktu penelitian dilaksanakan
11 ayat (1) menjelaskan bahwa “Penjelasan pada tanggal 18 - 26 Mei 2017 di Bagian Tata
tentang isi rekam medis hanya boleh Usaha/ Sekretariat dan Instalasi Rekam
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang Medis RSUD Kota Salatiga. Subjek dari
merawat pasien dengan izin tertulis pasien penelitian ini adalah petugas bagian tata
atau berdasarkan peratuan perundang- usaha/sekretariat RSUD Kota Salatiga,
undangan”. petugas rekam medis yang bertanggung
jawab dalam pembuatan permintaan
Copyright ©2019 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 27
pelepasan informasi medis, dan dokter. dan petugas rekam medis tetap
Sedangkan objek penelitian adalah menerima permintaan tersebut
pelaksanaan pelepasan informasi medis dan walaupun pasien atau keluarga pasien
Standar Prosedur Operasional yang terkait tidak membawa kartu identitas yang
dengan pelaksanaan pelepasan informasi sah. Hal ini belum sesuai dengan SPO
medis. Metode pengumpulan data Pelepasan Informasi Rekam Medis
menggunakan metode wawancara dan yang menyatakan bahwa pasien atau
observasi dan dianalisis menggunakan keluarga pasien (ahli waris) datang ke
analisis non statistik yang bertujuan untuk RSUD Kota Salatiga dengan membawa
menjelaskan atau mendeskripsikan keadaan fotocopy rincian biaya perawatan, dan
sebenarnya tentang pelaksanaan pelepasan fotocopy KTP atau KK sebagai bukti
informasi medis di RSUD Kota Salatiga. identitas diri.
Menurut Rustiyanto (2009) alur
3. Hasil dan Pembahasan pemberian informasi rekam medis
a. Alur Pelepasan Informasi Medis di kepada pihak ketiga seperti asuransi
RSUD Kota Salatiga yang pertama harus ada surat kuasa
Berdasarkan hasil observasi dan dari pasien. Pemegang kuasa harus
wawancara yang telah penulis lakukan, menunjukkan identitas diri. Selain itu
RSUD Kota Salatiga sudah melayani juga belum sesuai dengan Permenkes
banyak permintaan pelepasan informasi pasal 12 ayat (4) yang menyebutkan
medis, diantaranya yaitu permintaan bahwa “Ringkasan rekam medis
pelepasan informasi medis untuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
keperluan asuransi, visum et repertum, dan dapat dicatat atau dicopy oleh pasien
surat permohonan penelitian. atau orang yang diberi kuasa atau atas
1) Alur Pelepasan Informasi Medis persetujuan tertulis pasien atau
Untuk Keperluan Asuransi di RSUD keluarga pasien yang berhak untuk
Kota Salatiga itu”.
Alur pelaksanaan pelepasan Dalam pelaksanaan pelepasan
informasi medis untuk keperluan informasi untuk keperluan asuransi
asuransi dimulai dari pihak pasien juga masih ditemukan belum
atau keluarga pasien yang membawa lengkapnya pengisian formulir
surat atau blangko permintaan permintaan seperti tidak adanya
pelepasan informasi medis ke Bagian keterangan hubungan keluarga dan
Tata Usaha/ Sekretariat RSUD Kota tanda tangan peminta. Menurut
Salatiga dilengkapi dengan pengisian Huffman (1994) menyebutkan bahwa
formulir permintaan atau surat kuasa formulir pelepasan informasi
apabila yang meminta bukan pasien setidaknya memuat unsur-unsur yang
sendiri, fotocopy rincian biaya atau meliputi nama perorangan atau
surat kematian. Surat permintaan institusi yang akan menerima
pelepasan informasi untuk keperluan informasi dan tanda tangan
asuransi tersebut didisposisikan ke pasien/kuasa.
Instalasi Rekam Medis untuk 2) Alur Pelepasan Informasi Medis
selanjutnya di proses oleh rekam Kepada Pihak Kepolisian untuk Visum
medis. Et Repertum di RSUD Kota Salatiga
Untuk alur pelepasan informasi Alur pelaksanaan pelepasan
medis kepada pihak asuransi di RSUD informasi medis kepada pihak
Kota Salatiga masih ditemukan pasien kepolisian untuk visum et repertum di
atau keluarga pasien yang tidak RSUD Kota Salatiga dimulai dari pihak
membawa persyaratan secara lengkap. kepolisian yang menyerahkan surat
Petugas bagian tata usaha/sekretariat permintaan visum et repertum ke
Copyright ©2019 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 28
Bagian Tata Usaha/ Sekretariat RSUD 3) Alur Pelepasan Informasi Medis
Kota Salatiga dengan membawa Kepada Pihak Pendidikan atau
persyaratan surat permohonan resmi Penelitian di RSUD Kota Salatiga
dari kepolisian kepada direktur rumah Alur pelaksanaan pelepasan
sakit. surat permintaan visum et informasi medis kepada pihak
repertum tersebut didisposisikan ke pendidikan atau penelitian di RSUD
Instalasi Rekam Medis untuk Kota Salatiga dimulai dari mahasiswa
selanjutnya di proses oleh rekam atau instansi pendidikan yang
medis. menyerahkan surat permohonan
Dalam pelaksanaannya sudah penelitian ke Bagian Tata Usaha/
sesuai dengan SPO Pelepasan Sekretariat. Setelah di proses, surat
Informasi Rekam Medis yang perijinan penelitian dari direktur
menjelaskan bahwa untuk keperluan didisposisikan ke Bagian Diklat dan
visum et repertum dibuatkan setelah Instalasi Rekam Medis. Mahasiswa/
pihak RSUD Kota Salatiga instansi pendidikan dapat meminta
mendapatkan surat permohonan resmi data yang dibutuhkan kepada petugas
dari pihak kepolisian yang pengolahan data dengan persyaratan
ditandatangani oleh pejabat yang membayar administrasi terlebih
berwenang. Menurut Budiyanto (1997) dahulu.
visum et repertum pembuatannya harus Dalam pelaksanaan pelepasan
memenuhi syarat formal, yaitu informasi medis kepada pihak
berdasarkan atas permintaan tertulis pendidikan atau penelitian SPO
dari penyidik dan digunakan sebagai Pelepasan Informasi Rekam Medis
barang bukti dalam perkara hukum yang menyatakan bahwa mahasiswa
(pidana). yang melaksanakan penelitian di
Namun didalam SPO tersebut RSUD Kota Salagia diwajibkan
belum disebutkan jabatan kepolisian menyerahkan surat penelitian dari
yang mengajukan sebagai pemohon, kampus yang ditujukan kepada
sehingga dapat memberikan Direktur RSUD Kota Salatiga dan
kesempatan kepada pihak-pihak yang tembusan ke Bagian Diklat dan
tidak bertanggung jawab untuk Instalasi Rekam Medis. Menurut
menyalahgunakan informasi pasien Rustiyanto (2009) dalam melaksanakan
untuk kepentingan yang dapat penelitian di instansi pelayanan
merugikan rumah sakit. Budiyanto kesehatan khususnya unit rekam
(1997) disebutkan yang termasuk medis, mahasiswa diwajibkan untuk
dalam kategori penyidik menurut membuat surat pengantar dari kampus
KUHAP pasal 6 ayat (1) tentang atau akademik ke instansi yang
pelaksanaan PP 27 tahun 1983 pasal 2 bersangkutan ditujukan kepada
ayat (1) adalah Pejabat Polisi NKRI direktur tembusannya ke bagian
yang diberi wewenang khusus dengan diklat/pendidikan dan pelatihan,
pangkat serendah-rendahnya setelah disetujui surat tersebut akan di
Pembantu Letnan Dua dan penyidik disposisikan ke bagian unit rekam
pembantu berpangkat serendah- medis, melalui kepala bagian rekam
rendahnya Sersan Dua. Jika penyidik medis. Sedangkan menurut Depkes RI
tersebut adalah pegawai negeri sipil, (2006) juga menyebutkan bahwa
maka kepangkatannya adalah pembukaan informasi medis guna
serendah-rendahnya golongan II/b penelitian atau riset tidak diperlukan
untuk penyidik dan II/a untuk persetujuan pasien, akan tetapi harus
penyidik pembantu. dengan persetujuan tertulis dari
pimpinan rumah sakit. Hal ini
Copyright ©2019 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 29
dipertegas juga dalam Permenkes RI merawat, petugas rekam medis, dan
Permenkes RI No. 269 tahun 2008 pimpinan rumah sakit.
pasal 13 ayat (3) yang menyatakan Selain itu dalam proses pelaksanaan di
bahwa pemanfaatan rekam medis RSUD Kota Salatiga sudah sesuai dengan
untuk keperluan pendidikan dan Standar Prosedur Operasional (SPO)
penelitian tidak diperlukan Pelepasan Informasi Rekam Medis
persetujuan pasien, bila dilakukan dimana ada keterkaitan antara Direktur,
untuk kepentingan negara. Bagian Tata Usaha, Instalasi Rekam
Medis, dan Dokter.
b. Petugas yang Terkait dalam Proses
Pelepasan Informasi Medis di RSUD c. Aspek Hukum Kerahasiaan Rekam
Kota Salatiga Medis dalam Pelaksanaan Pelepasan
Petugas yang terlibat dalam proses Informasi Medis di RSUD Kota Salatiga
pelepasan informasi medis di RSUD Kota Dalam menjaga keamanan dan
Salatiga adalah sebagai berikut : kerahasiaan informasi medis pasien,
1) Direktur Rumah Sakit adalah pihak RSUD Kota Salatiga telah menetapkan
yang bertanggung jawab dalam semua tiga Standar Prosedur Operasional.
proses pelepasan informasi medis. Adapun prosedur tersebut yaitu prosedur
2) Petugas Tata Usaha/ Sekretariat pelepasan informasi rekam medis,
adalah petugas yang memfasilitasi prosedur keamanan dan kerahasiaan
kepengurusan semua surat permintaan rekam medis, dan prosedur peminjaman
pelepasan informasi medis kepada dokumen rekam medis.
pihak asuransi, pihak kepolisian, dan 1) Standar Prosedur Pelepasan Informasi
surat permohonan penelitian yang Rekam Medis
ditujukan kepada direktur rumah Standar prosedur pelepasan
sakit. Serta memfasilitasi informasi rekam medis mengatur
kepengurusan surat balasan dari tentang tata cara permintaan
direktur rumah sakit. pelepasan informasi medis untuk
3) Petugas rekam medis adalah petugas keperluan asuransi, visum et repertum,
yang memfasilitasi dalam pembuatan dan permohonan atau penelitian.
pelepasan informasi medis kepada Namun dalam pelaksanaannya belum
asuransi, pembuatan visum et repertum dilaksanakan secara optimal. Hal ini
dan penyediaan permintaan data guna dikarenakan petugas tetap menerima
penelitian. permintaan pelepasan informasi medis
4) Dokter adalah petugas yang berhak walaupun pasien tersebut tidak
membuka informasi rekam medis membawa kartu identitas yang sah.
pasien dalam permintaan informasi Sehingga dikhawatirkan adanya
medis kepada asuransi dan peluang dalam pemalsuan dan rentan
permintaan kepada pihak kepolisian. jatuhnya informasi ke tangan pihak
Selain itu petugas yang berhak yang tidak bertanggung jawab.
menandatangani hasil permintaan Dalam pelaksanaannya ini belum
informasi medis kepada asuransi dan sesuai dengan Undang-undang Praktik
hasil visum et repertum. Kedokteran Pasal 47 ayat (2) yang
Petugas yang terkait dalam proses menyatakan rekam medis
pelaksanaan pelepasan informasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sudah sesuai dengan teori yang ada. harus disimpan dan dijaga
Menurut Rustiyanto (2009) pihak yang kerahasiaannya oleh dokter atau
bertanggung jawab untuk melindungi dokter gigi dan pimpinan sarana
informasi medis dalam hal melepaskan pelayanan kesehatan.
informasi medis yaitu dokter yang
Copyright ©2019 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 30
Menurut Permenkes RI Nomor untuk melindungi kerahasiaan dan
269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 10 keamanan rekam medis.
ayat (1) yang menyatakan bahwa Hal ini sudah sesuai dengan teori
informasi tentang identitas, diagnosis, yang ada. Menurut Depkes RI (2006)
riwayat penyakit, riwayat untuk melindungi kerahasiaan
pemeriksaan, dan riwayat pengobatan tersebut, maka dibuat ketentuan
pasien harus dijaga kerahasiaannya bahwa hanya petugas rekam medis
oleh dokter, dokter gigi, tenaga yang diizinkan masuk ruang
kesehatan tertentu, petugas pengelola penyimpanan rekam medis.
dan pimpinan sarana pelayanan Menurut Hatta (2013) kerahasiaan
kesehatan. adalah proteksi terhadap rekam medis
Menurut Guwandi (2005) sifat dan informasi lain pasien dengan cara
kerahasiaan rekam medis sangat perlu menjaga informasi pribadi pasien dan
untuk diperhatikan.. Apabila isi rekam pelayanannya. Sedangkan keamanan
medis dipaparkan tanpa ijin penderita, adalah perlindungan terhadap privasi
maka penderita dapat menuntut seseorang dan kerahasiaan rekam
berdasarkan Pasal 322 KUHP Ayat (1) medis. Petugas rekam medis adalah
yang menyatakan bahwa barang siapa salah satu tenaga kesehatan yang
membuka suatu rahasia yang wajib mengemban wajib simpan rahasia
disimpannya karena jabatan atau kedokteran.
pencahariannya, diancam dengan Selain itu juga sudah sesuai dengan
pidana penjara paling lama (9) Permenkes RI Nomor
sembilan bulan atau denda paling 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 10
banyak sembilan ribu rupiah. ayat (1) yang menyatakan bahwa
Kemudian dapat menuntut informasi tentang identitas, diagnosis,
berdasarkan Undang-undang nomor riwayat penyakit, riwayat
36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal pemeriksaan, dan riwayat pengobatan
58 Ayat (1) bahwa setiap orang berhak pasien harus dijaga kerahasiaannya
menuntut ganti rugi terhadap oleh dokter, dokter gigi, tenaga
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau kesehatan tertentu, petugas pengelola
penyelenggara kesehatan yang dan pimpinan sarana pelayanan
menimbulkan kerugian akibat kesehatan.
kesalahan atau kelalaian dalam 3) Standar Prosedur Peminjaman
pelayanan kesehatan yang Dokumen Rekam Medis
diterimanya. Standar prosedur peminjaman
2) Standar Prosedur Keamanan dan dokumen rekam medis sudah
Kerahasiaan Rekam Medis dilaksanakan sesuai dengan isi
Standar prosedur keamanan dan prosedur yang ada, dimana didalam
kerahasiaan rekam medis sudah prosedur tersebut menyebutkan
dilaksanakan sesuai dengan isi bahwa setiap peminjaman rekam
prosedur yang ada, dimana didalam medis harus mengisi buku ekspedisi
prosedur tersebut menyebutkan peminjaman. Dalam pelaksanaannya,
bahwa yang berhak menyimpan dan setiap rekam medis yang dipinjam
mengambil rekam medis baik rekam untuk kepentingan pelayanan, petugas
medis aktif dan in aktif adalah petugas rekam medis akan mencatatkan di
rekam medis. Dalam pelaksanaannya buku ekspedisi. Pengisian buku
petugas rekam medis yang harus ekspedisi bertujuan untuk mengetahui
membawa, mengambil dan pihak-pihak mana saja yang
menyimpan dokumen rekam medis meminjam dan untuk menjamin
dari ruang penyimpanan. Hal ini
Copyright ©2019 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 31
terjaganya keamanan dan kerahasiaan b. Saran
informasi pasien. 1) Bagi Petugas Bagian Tata
Prosedur ini sudah menjamin Usaha/Sekretariat
kerahasiaan rekam medis sehingga Sebaiknya petugas bagian tata
sesuai dengan Permenkes RI No usaha/sekretariat lebih mempertegas
269/Menkes/Per/III/2008 Pasal 10 dan memperketat persyaratan yang
ayat (1) yang menyatakan bahwa harus dibawa oleh pasien untuk
informasi tentang identitas, diagnosis, permintaan pelepasan informasi
riwayat penyakit, riwayat medis.
pemeriksaan, dan riwayat pengobatan 2) Bagi Petugas Rekam Medis dan
pasien harus dijaga kerahasiaannya Informasi Kesehatan
oleh dokter, dokter gigi, tenaga a) Sebaiknya petugas rekam medis
kesehatan tertentu, petugas pengelola lebih memperhatikan persyaratan
dan pimpinan sarana pelayanan permintaan informasi medis pasien
kesehatan.” untuk menghindari
penyalahgunaan informasi medis
4. Simpulan dan Saran oleh pihak yang tidak berwenang.
a. Simpulan b) Sebaiknya perlu diadakan
Pelaksanaan pelepasan informasi sosialisasi tentang Standar Prosedur
medis di RSUD Kota Salatiga dapat Operasional Prosedur Pelepasan
disimpulkan sebagai berikut : Informasi Rekam Medis kepada
1) Terdapat tiga alur pelaksanaan petugas yang terlibat dalam
pelepasan informasi medis di RSUD pelepasan informasi medis di RSUD
Kota Salatiga yaitu alur pelepasan Kota Salatiga.
informasi medis untuk keperluan c) Sebaiknya Standar Prosedur
asuransi, alur pelepasan informasi Operasional Pelepasan Informasi
medis kepada pihak kepolisian untuk Rekam Medis pada bagian alur
visum et repertum, dan alur pelepasan pelepasan informasi medis kepada
informasi medis kepada pihak pihak kepolisian untuk visum et
pendidikan atau penelitian. Namun, repertum diperjelas kembali jabatan
dalam pelaksanaannya masih ada pihak kepolisian yang meminta,
yang belum sesuai dengan Standar sehingga dapat meminimalisir
Prosedur Operasional yang ada. jatuhnya informasi medis pasien
2) Petugas yang terlibat dalam proses kepada pihak yang tidak
pelepasan informasi medis di RSUD bertanggung jawab.
Kota Salatiga adalah Direktur Rumah
Sakit, Petugas Bagian Tata Usaha/ 5. Daftar Pustaka
Sekretariat, Petugas Rekam Medis dan Budiyanto, dkk .(1997). Ilmu Kedokteran
Informasi Kesehatan, dan Dokter. Forensik. Jakarta: Universitas Indonesia
3) Dalam menjamin aspek hukum (UI-Press)
kerahasiaan rekam medis dalam Depkes RI. (2006). Pedoman Penyelenggaraan
pelaksanaan pelepasan informasi dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit
medis, di RSUD Kota Salatiga sudah di Indonesia Revisi II. Jakarta: Dirjen
memiliki tiga Standar Prosedur yaitu Bina Yanmed.
Standar Prosedur Pelepasan Informasi Guwandi. (2005). Rahasia Medis. Jakarta:
Rekam Medis, Standar Prosedur Balai Penerbit FKUI.
Kerahasiaan Dan Keamanan Rekam Hanafiah, Jusuf & Amir, Amri. (2009). Etika
Medis, serta Standar Prosedur Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi
Peminjaman Dokumen Rekam Medis. 4.Jakarta: ECG.

Copyright ©2019 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 32
Hatta, R. Gemala. (2013). Pedoman Rustiyanto, Ery.(2009). Etika Profesi Perekam
Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Medis dan Informasi Kesehatan.
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-Press. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Huffman, Edna K, RRA. (1994). Health Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif
Information Maangement, Tenth Edition, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Berweyn, Illnois Physcians Record Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Company 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Idries. A. M. (1997). Pedoman Ilmu Kedokteran Kedokteran.
Forensik. Tangerang: Binarupa Aksara Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Menteri Kesehatan Republik 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Indonesia.(2008). Peraturan Nomor World Health Organization.(2006). Medical
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Records Manual A Guide for Developing
Rekam Medis. Jakarta: Departemen Countries. Geneva: WHO.
Kesehatan RI.

Copyright ©2019 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 33

You might also like