Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Volume 3, Nomor 1, Februari 2020, Halaman 24—32

p-ISSN 2615-725X (Print) e-ISSN 2615-8655 (Online)


http://diglosiaunmul.com/index.php/diglosia/article/view/26

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS CERPEN


DENGAN METODE CERPEN-GRAM UNTUK SISWA KELAS IX
DI KECAMATAN MUARA WAHAU1
Development of Short Story Writing Teaching Materials Using Cerpen-gram
Method for Ninth Grade Students in Muara Wahau District

Rajja
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman
Pos-el Korespondensi: rajjawahau@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to develop teaching materials for writing short stories using cerpen-gram
method for grade 6 students in Muara sub-district, the scope of this development is limited to planning, materials, and
evaluation in the process of developing teaching materials. The method used in this study is research and development
(R&D), using the Brog and Gall. The data source that became the object of this research was grade IX students of
SMPN 2 Muara Wahau. Development planning is carried out by analyzing student needs, experiences faced by
students, preparing learning traps in the form of syllabus, lesson plans, materials, evaluation tools and preparation of
learning steps with the Gram-short story method. The development of teaching materials for writing short text texts was
declared to be very feasible through material expert testing (95.83%), method experts were declared very feasible
(82.81%), education practitioners were declared very feasible (87.5%) with the same category that is very worthy. Small
group trials (88.2%), large groups (87.13%), the results of student responses to small and large group trials (86.93%),
and planning assessments were declared very feasible (84.66) for 1st observers, 2nd observer (88.33) with a very decent
category. implementation evaluation (89.22%) by observer 1 and observer 2 (91.13%) Development of teaching
materials for writing short text using the short-Gram method to improve student learning outcomes with results
(87.31%). The teaching material product for writing short stories can be used as a source of support in the learning
process and as an alternative source of independent learning by students so that they are more motivated to learn.
Teaching products for writing short text can be disseminated to other schools in Muara Wahau district.
Keywords: teaching material, writing short story, cerpen-gram

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk pengembangan bahan ajar menulis teks cerpen dengan metode
cerpen gram untuk siswa SMPN kelas IX di Kecamatan Muara Wahau ruang lingkup pengembangan
ini dibatasi hanya perencanaan, materi, dan evaluasi dalam proses pengembangan bahan ajar. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development (R&D), dengan menggunakan
desain penelitian pengembangan Brog dan Gall. Sumber data yang menjadi objek penelitian ini adalah
siswa kelas IX SMPN 2 Muara Wahau. Perencanaan pengembangan bahan ajar dilakukan dengan
menganalisis kebutuhan siswa, kendala yang dihadapi siswa, mempersiapkan perangkap pembelajaran
berupa Silabus, RPP, materi, alat evaluasi dan penyusunan langkah-langkah pembelajaran dengan
metode cerpen-gram. Pengembangan bahan ajar menulis teks cerpen ini dinyatakan sangat layak
melalui uji ahli materi (95,83 %), ahli metode menyatakan sangat layak (82,81%), praktisi pendidikan
menyatakan sangat layak (87,5%) dengan kategori yang sama yakni sangat layak. Uji coba kelompok
kecil (88,2%), kelompok besar (88,13%), hasil respons siswa uji coba kelompok kecil dan besar
(86,93%), dan penilaian perencanaan dinyatakan sangat layak (84,66) pengamat 1, pengamat 2 (88,33)
dengan kategori sangat layak. penilaian pelaksanaan (89,22%) oleh pengamat 1 dan pengamat 2
(91,13%) Pengembangan bahan ajar menulis teks cerpen dengan metode cerpen-gram untuk

1 Artikel ini merupakan penelitian tesis magister di bawah bimbingan Prof. Dr. M. Bahri Arifin, M.Hum. dan Dr. Mursalim, M.Hum.

24 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen dengan Metode Cerpen-gram
untuk Siswa Kelas IX di Kecamatan Muara Wahau

meningkatkan hasil belajar siswa dengan hasil (88,13%). Produk bahan ajar menulis teks cerpen ini
dapat dijadikan sumber penunjang dalam proses pembelajaran dan sebagai sumber belajar alternatif
secara mandiri oleh peserta didik sehingga lebih termotivasi untuk belajar. Produk bahan ajar menulis
teks cerpen dapat diseminasi pada sekolah-sekolah lain di Kecamatan Muara Wahau.
Kata kunci: bahan ajar, menulis cerpen, metode cerpen-gram

A. PENDAHULUAN cerita. Siswa memahami struktur teks


Mata pelajaran Bahasa Indonesia cerpen. Namun, ketika mulai
bertujuan agar para siswa memiliki mengembangkan tema cerita, siswa
kompetensi bahasa Indonesia untuk menemui “kegalauan” seperti sudah
berbagai fungsi komunikasi dalam menulis judul cerpen namun tiba-tiba
berbagai kegiatan sosial. Masroro (2015, tidak tahu kelanjutannya (mengalami
hal. 4) Kegiatan yang dirancang dalam kebuntuan dalam melanjutkan alur cerita)
pembelajaran diharapkan dapat serta, sulitnya mengembangkan ide cerita.
membantu siswa mengembangkan Selain itu, guru-guru juga mengeluhkan
kompetensi berbahasa, kognisi, pengembangan materi menulis cerpen
kepribadian, dan emosi siswa. Selain itu, dalam buku siswa yang cenderung
pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan aspek struktur teks cerpen.
diharapkan dapat mengembangkan minat Pembelajaran kurang melatih kemampuan
baca dan minat menulis. menulis isi cerpen dengan kekhasan
Sayangnya, kompetensi menulis teks bahasanya. Akibatnya, cerpen dipahami
cerpen belum dikuasai siswa dengan baik. sebagai teks yang dibangun atas bagian
Bagi siswa, menulis cerpen adalah orientasi di bagian awal, komplikasi di
pekerjaan yang berat. Sugiono (2013, hal. bagian tengah, dan resolusi di bagian akhir.
171) menyatakan bahwa menulis karya Pemahaman seperti ini akan
sastra bagi siswa merupakan kegiatan yang menghilangkan makna bahwa cerpen itu
sangat berat. Setelah menemukan ide, ia ekspresif, imajinatif, dan estetis. Guru-
ketik kemudian dibaca, belum sampai guru berharap buku siswa juga berisi
setengah halaman, ia hapus lagi. Diketik pengalaman belajar mengembangkan
lagi dan dihapus lagi. Mawenda (2015, hal. unsur-unsur intrinsik cerpen. Siswa dilatih
121) mengungkapkan menulis cerpen bagi menggali ide cerita, mengembangkan
sebagian siswa dianggap sebagai pelajaran karakter tokoh, dan menciptakan alur
yang membosankan bahkan cenderung cerita yang menarik.
menjadi beban dalam belajar. Beberapa di Berdasarkan kajian secara mendalam
antaranya mengakui tidak tahu apa yang terhadap bahan ajar yang digunakan di
harus ditulis dan untuk apa mereka sekolah-sekolah di Kabupaten Kutai
menulis cerpen. Suyuti et al. (2015, hal. Timur, KD menulis teks cerpen telah
121) menyatakan bahwa kendala dikembangkan sesuai dengan standar
pembinaan menulis karya sastra yang kelayakan bahan ajar yang telah ditentukan
berasal dari pihak siswa tampak dalam hal oleh Kemendiknas. Walaupun demikian,
motivasi, pengembangan ide, dan teknik ada dua temuan yang menurut yang sangat
penyajian. esensial. Pertama, bahan ajar belum
Diskusi yang dilakukan dengan guru memberikan materi yang dibutuhkan
mata pelajaran bahasa Indonesia dalam siswa karena terlalu singkat. Cakupan
MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten materi yang singkat tentu memberikan
Kutai Timur juga menunjukkan kondisi informasi yang tidak jelas kepada siswa
yang tidak berbeda. Maksud tidak berbeda perihal unsur pembangun cerpen
adalah siswa masih sulit menulis cerpen misalnya. Akibatnya, keterampilan
dan tidak bisa mengembangkan tema menulis cerpen siswa sulit ditingkatkan

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 25


Rajja

karena konstruksi pemahaman siswa menulis teks cerpen secara berkelompok.


perihal teks cerpen tidak memadai. Kedua, Pada bagian terakhir, konstruksi, siswa
pembelajaran menulis teks cerpen dalam menulis teks cerpen secara mandiri.
bahan ajar belum menyajikan langkah Dengan pendekatan ini, siswa melakukan
praktis menulis cerpen. Menulis cerpen kegiatan pembelajaran menulis teks
merupakan proses kreatif. Proses yang cerpen secara bertahap dan terbimbing.
penahapannya mendukung pembelajar Selain itu, pendekatan berbasis teks
untuk mengembangkan kreativitas (genre-based approach) merupakan salah satu
imajinatif. Tanpa itu, sekat-sekat fondasi pengembangan teoretis
penyumbat imajinasi siswa tidak akan Kurikulum 2013. Pendekatan lainnya yaitu
hilang sehingga kreativitas menulis cerpen pendekatan ilmiah dan CLIL (content
siswa sulit berkembang. language integrated learning). Pendekatan
Berdasarkan uraian tersebut, ada berbasis teks merupakan konsep utama
banyak kendala yang dihadapi siswa ketika pengembangan buku teks kurikulum 2013.
menulis cerpen. Setidaknya, ada dua Oleh sebab itu, pemilihan
masalah utama dalam pembelajaran mengembangkan bahan ajar menulis
menulis cerpen. Pertama, siswa sulit cerpen sangat tepat. Selanjutnya, pelatihan
mengembangkan ide atau tema cerita. menulis cerpen menggunakan metode
Kedua, buku siswa kurang melatih cerpen-gram. Metode cerpen-gram sangat
keterampilan menulis cerpen. Di sisi lain, efektif bagi calon penulis pemula cerpen.
guru juga belum menggunakan teknik petunjuk praktis cerpen-gram tidak saja
pembelajaran menulis cerpen yang tepat memberikan tips menulis secara praktis
sehingga siswa masih sulit menulis cerpen. dan sederhana, tetapi juga motivasi untuk
Dengan demikian, perlu solusi yang tepat berlaku imajinatif, belajar tekun dan
untuk mengatasinya persoalan tersebut. selektif, menggiring penulis pemula
Membuat pengembangan bahan ajar mampu mengeksplor sesuai langkah-
menulis kreatif cerpen sebagai solusi langkah cerpen-gram. Oleh sebab itu,
terbaik. Bahan ajar yang dikembangkan pemilihan metode cerpen-gram sangat
berupa buku pelajaran menulis kreatif teks tepat dijadikan solusi untuk mengatasi
cerpen. Pengorganisasian materi dalam kesulitan siswa dalam mengembangkan
buku menggunakan pendekatan berbasis ide cerita.
teks sedangkan pembelajaran menulis Metode cerpen-gram diperuntukkan
cerpen dengan menggunakan metode bagi penulis pemula yang kesulitan dalam
cerpen-gram. memulai menulis cerpen. Metode cerpen-
Pengorganisasian materi menulis gram dicetuskan oleh Peng Khen Sun.
cerpen dengan pendekatan berbasis teks Metode cerpen-gram ini bertujuan
membantu siswa menulis teks cerpen memberikan alternatif dan teknik menulis
secara terbimbing. Pendekatan berbasis cerpen bagi penulis pemula dengan
teks terdiri atas empat bagian: langkah-langkah yang sederhana dan
membangun konteks, permodelan, sistematis sehingga dengan langkah-
prakonstruksi, dan konstruksi. Pada langkah metode cerpen-gram memberikan
bagian awal, siswa mengidentifikasi teks kemudahan bagi penulis pemula untuk
cerpen secara umum dari segi pengertian berpikir secara kritis dan imajinatif secara
dan ciri-cirinya. Pada bagian permodelan, tertata.
siswa dibekali dengan kompetensi Cerpen-gram adalah metode
pengetahuan dan pemahaman tentang sederhana dan praktis sehingga
bagaimana menyusun atau menciptakan memudahkan para penulis pemula
teks melalui mencermati model teks. Pada menulis cerpen (Sun, 2016, hal. xi). Salah
bagian prakonstruksi, siswa dibimbing satu keunggulan metode cerpen-gram

26 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen dengan Metode Cerpen-gram
untuk Siswa Kelas IX di Kecamatan Muara Wahau

adalah lebih mengandalkan praktik belajar dengan baik. Istilah pembelajaran


menulis bagian-bagian cerpen seperti sama dengan instruction atau pengajaran.
pembuka, dialog, deskripsi, konflik, dan Pengajaran mempunyai arti cara mengajar
penutup. Cerpen-gram memiliki berbagai atau mengajarkan. Dengan demikian
manfaat memudahkan proses menulis pengajaran diartikan sama dengan
cerpen, memudahkan belajar menulis perbuatan belajar (oleh siswa) dan
cerpen dari karya-karya yang sudah mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar
dipublikasikan, memudahkan belajar teori adalah kegiatan primer, sedangkan
menulis cerpen sambil praktik, mengajar adalah kegiatan sekunder yang
memudahkan mengenali pola penulisan dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara
bagian-bagian cerpen seperti pembuka, optimal. Pembelajaran secara simpel dapat
penutup, dialog, monolog, konflik, dan diartikan sebagai produk interaksi
sebagainya, memudahkan menulis berkelanjutan antara pengembangan dan
sinopsis cerpen, memudahkan pengalaman hidup. Dalam makna yang
berimajinasi untuk membangun cerita, lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya
memudahkan menulis ide untuk menulis adalah usaha sadar dari seorang guru
cerpen, membuat menulis cerpen menjadi untuk memberikan pelajaran siswanya
kegiatan yang mudah, menyenangkan, dan (mengarahkan interaksi siswa dengan
lebih bermanfaat (Sun, 2016, hal. xii). sumber belajar lainnya) dalam rangka
Pengembangan bahan ajar yang mencapai tujuan yang diharapkan.
lakukan berbeda dengan penelitian- Menulis adalah: (1) membuat huruf
penelitian tersebut. Ada dua perbedaan (angka dsb.) dengan pena, (2) melahirkan
utama: (1) pengembangan bahan ajar pikiran atau perasaan (seperti mengarang,
berbasis teks dan (2) pelatihan membuat surat) dengan tulisan, (3)
keterampilan menulis cerpen menggambar, melukis, (4) membatik kain.
menggunakan metode cerpen-gram. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berkeyakinan bahwa bahan ajar yang (2005, hal. 1219). Pengertian yang lain
dikembangkan memenuhi unsur relevansi menulis adalah aktivitas memindahkan
dan kebaruan: relevan karena pendekatan pengalaman dalam simbol-simbol.
berbasis teks merupakan konsep utama Wamene (2015, hal. 9). Selain itu menulis
pengembangan buku teks kurikulum 2013 adalah suatu proses kreatif memindahkan
revisi dan baru karena materi pada buku gagasan ke dalam lambang-lambang
pelajaran yang dikembangkan bersumber tulisan. Sufanti (2013, hal. 14). Pendapat
pada kurikulum 2013 revisi yang lain mengungkapkan menulis adalah
diberlakukan di awal tahun pelajaran penuangan pikiran terbaik dalam proses
2016/2017. Dengan demikian, berpikir di atas kertas mengenai suatu
pengembangan bahan ajar yang dilakukan gagasan (Endraswara, 2003, hal. 237).
benar-benar diperlukan. Dalam menulis terdapat hubungan
Pembelajaran adalah proses interaksi keterampilan berbahasa yang bersifat
antara peserta didik dengan pendidik serta produktif, artinya keterampilan menulis ini
sumber belajar pada suatu lingkungan merupakan keterampilan yang
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi tulisan. Keterampilan menulis seseorang
proses pemerolehan ilmu dan bukan dibawa sejak lahir, melainkan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan diperoleh melalui tindak pembelajaran.
tabiat, serta pembentukan sikap dan Akan tetapi, seseorang yang telah
kepercayaan pada peserta didik. Dengan mendapat pembelajaran menulis belum
kata lain, pembelajaran adalah proses tentu memiliki kompetensi menulis
untuk membantu peserta didik agar dapat dengan andal tanpa banyak latihan

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 27


Rajja

menulis (Pranoto, 2011, hal. 94). Dengan akan melakukan tahap I studi
demikian, keterampilan menulis tidak pendahuluan yang terdiri dari observasi
diperoleh secara otomatis. Tujuan menulis dan wawancara kepada guru dan siswa
yaitu untuk menceritakan sesuatu, untuk untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan
memberikan petunjuk atau pengarahan, pada pembelajaran menulis cerpen.
untuk menjelaskan sesuatu, untuk Instrumen yang diperlukan adalah berupa
meyakinkan, dan untuk merangkum. teks wawancara dan angket analisis
Nurgiantoro (2013, hal. 14). Selain itu kebutuhan yang terkait pembelajaran
tujuan menulis adalah menginformasikan, menulis cerpen. Selanjutnya dilakukan
membujuk, mendidik, dan menghibur. Tahap II yaitu tahap pelaksanaan
Dapat disimpulkan bahwa menulis pengembangan bahan ajar yang terdiri dari
merupakan kegiatan menuangkan ide, mendesain materi yang dikembangkan,
pikiran, gagasan, dan pengalaman ke data yang diperlukan adalah desain materi
dalam tulisan sebagai upaya penyampaian dan desain pengembangan bahan ajar
pesan kepada pembaca. menulis cerpen. Tahap III akan dilakukan
uji coba produk yang terdiri dari validasi
B. METODE desain dari para ahli untuk menguji
Penelitian ini menggunakan model kelayakan produk dengan menggunakan
penelitian dengan istilah Research & lembar validasi, revisi desain, uji coba
Development (R&D). Metode penelitian dan produk yang terdiri dari tulisan/karangan
pengembangan adalah metode yang siswa dan hasil belajarnya.
digunakan untuk menghasilkan produk Semua data yang diperoleh lalu diolah
tertentu, dan menguji keefektifan produk untuk mewujudkan pengembangan bahan
tersebut. Sugiyono (2016, hal. 407). ajar pembelajaran yang layak dan efektif
Penelitian pengembangan bahan ajar digunakan dalam pembelajaran menulis
menulis teks cerpen dengan metode cerpen. Teknik analisis data yang
Cerpen-gram adalah penelitian digunakan secara kuantitatif untuk data tes
menggunakan metode pengembangan dan secara kualitatif untuk data nontes.
Research and Development yang diadaptasi Alat pengumpulan data berupa pedoman
oleh Sugiyono. observasi, pedoman wawancara, dan
Penelitian ini dilakukan secara pedoman penulisan cerpen. Pengumpulan
bertahap, yakni dari perencanaan dan data menggunakan teknik simak dan catat.
perancangan penelitian, menentukan
fokus penelitian, waktu penelitian, C. PEMBAHASAN
pengumpulan data, analisis, dan penyajian Hasil penelitian berupa data
hasil penelitian. Pendekatan dalam kuantitatif dan data kualitatif yang
penelitian ini mengikuti langkah-langkah disajikan secara formal dan informal. Data
kerja penelitian kualitatif dan kuantitatif. kuantitatif yang disajikan secara formal
Dalam hal ini di sebut kualitatif karena mencakup angka-angka dan persentase
data kualitatif diperoleh dari kritik, saran, dari perhitungan nilai prestasi dan nilai
komentar para ahli terhadap media respons siswa pada kuesioner.
pembelajaran. Uji coba lapangan data Peningkatan prestasi siswa secara
kualitatif berupa hasil observasi dan keseluruhan dapat dinilai berdasarkan
wawancara. Sedangkan kuantitatif perolehan nilai. Gambar dan tabel
diperoleh dari angket atau kuesioner yang membantu untuk menyajikan data formal
diberikan kepada validator untuk menilai dalam penelitian ini. Dengan
produk pengembangan. menggunakan rumus yang dijelaskan
Teknik analisis data dalam penelitian melalui uraian-uraian secara deskriptif
ini adalah pada langkah awal ini peneliti terdapat perhitungan peningkatan nilai

28 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen dengan Metode Cerpen-gram
untuk Siswa Kelas IX di Kecamatan Muara Wahau

dan respons siswa baik sebelum dan disusun untuk memperoleh data dalam
sesudah melakukan penelitian. Sementara persiapan yang dilakukan guru dan
itu, data kualitatif yang disajikan secara rencana dalam kegiatan pembelajaran.
informal dalam bentuk uraian. Selanjutnya Materi pertama sebagai pendahuluan yang
hasil berupa peningkatan kemampuan merupakan awal pembelajaran menulis
menulis cerpen dengan metode cerpen- cerpen yaitu dengan memperkenalkan
gram dikaji melalui beberapa teori menulis materi unsur-unsur pembangun dalam
cerpen berdasarkan kriteria penilaian cerpen. Materi berikutnya adalah
cerpen, yakni kesesuaian judul dengan menayangkan beberapa video yang
tema, kesesuaian alur dan rangkaian cerita, disesuaikan dengan tema cerpen.
kesesuaian pelaku, kesesuaian latar, Tahap pengembangan adalah
penulisan ejaan. Penjabaran ini merupakan mengembangkan perencanaan
bagian inti dari analisis yang berfungsi pembelajaran berdasarkan kegiatan
melengkapi penyajian data-data formal sebelumnya. Proses Kegiatan pada tahap
sebelumnya, terutama yang terkait dengan ini adalah sebagai berikut. Pertama, tahap
peningkatan kemampuan menulis cerpen validasi desain yang merupakan proses
siswa. rangkaian validasi dilaksanakan oleh
Tahap studi pendahuluan validasi ahli materi, validasi ahli metode,
dilaksanakan untuk menganalisis dan validasi praktisi pendidikan. Dengan
informasi awal mengenai kondisi di SMP validator yang berkompeten dan mengerti
Negeri 2 Muara Wahau. Penelitian ini pada bidangnya masing-masing. Validator
diawali dengan melakukan observasi. diharapkan mampu memberi
Berdasarkan observasi langsung di SMP masukan/saran untuk menyempurnakan
Negeri 2 Muara Wahau dan hasil diskusi pengembangan bahan ajar menulis cerpen.
dengan guru mata pelajaran Bahasa Kedua, tahap revisi desain berdasarkan
Indonesia, peneliti memperoleh informasi, saran-saran yang diberikan oleh validator
di antaranya: (1) dalam pembelajaran pada saat validasi untuk menghasilkan
menulis cerpen siswa kelas X SMP Negeri produk pengembangan yang layak.
2Muara Wahau masih kurang berminat Validasi materi dilakukan hanya satu kali
dan pasif; (2) dalam pembelajaran menulis, karena hasil validasi sudah sangat layak
diperlukan perencanaan materi dan dengan jumlah skor 91,66%. Validasi
penilaian yang sesuai dengan tingkat materi dilakukan hanya sekali karena hasil
kemampuan siswa, (3) ppenggunaan pengembangannya sudah sangat layak.
metode sangat diperlukan sebagai Pada validasi metode dilakukan dua kali
penunjang pembelajaran menulis cerpen. Pertemuan pertama validator memberikan
Pada tahap desain dihasilkan produk saran dan arahan untuk perbaikan bahan
perencanaan pengembangan ajar. Pada pertemuan kedua setelah
pembelajaran menulis cerpen berupa direvisi, Validator memberikan penilaian
rencana pelaksanaan dan perencanaan 82,81%.
evaluasi pembelajaran sebagai pedoman Hasil validasi diinterpretasikan
selama pelaksanaan pembelajaran di SMP dengan skala 86%-100% sehingga
Negeri 2 Muara Wahau. Penyusunan dikategorikan sangat layak dengan
materi dalam buku tersebut mengacu pada keputusan produk siap dipakai di lapangan
materi teknik pembelajaran cerpen. tanpa revisi. Hasil rekapitulasi dengan
Indikator pelaksanaan pembelajaran kategori tersebut menunjukkan bahwa
menulis cerpen mengacu pada kurikulum pengembangan bahan ajar menulis teks
2013 sekolah Tingkat SMP. cerpen dengan metode cerpen-gram
Dalam penelitian ini, silabus dan memiliki kualitas yang sangat layak
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) digunakan siswa sebagai penunjang

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 29


Rajja

kegiatan pembelajaran. melalui tahapan proses dari validasi awal


Proses uji coba kelompok kecil dan validasi akhir hingga menjadi bahan
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Muara ajar yang sangat layak diujicobakan kepada
Wahau pada 15 Juli 2019. Waktu siswa, telah diperoleh hasil belajar siswa
pelaksanaan pukul 7.30-09.00 Wita, materi sebesar 88,13% yang berarti mencapai
yang disampaikan adalah menulis cerpen batas KKM, yaitu 75. Ini menggambarkan
berdasarkan unsur-unsur pembangunnya. bahwa kriteria efektivitas pertama telah
Jumlah siswa uji coba adalah 10 orang tercapai dan pengembangan bahan ajar
siswa dan 2 orang pengamat. Tujuan uji pada materi menulis cerpen efektif
coba ini adalah mengetahui keterlaksanaan digunakan. Setelah uji coba awal rata-rata
rencana pelaksanaan pembelajaran, sebesar 68,47% sedangkan pada uji coba
respons guru dan siswa, dan aktivitas guru akhir dengan nilai rata-rata sebesar
dan siswa terhadap desain perencanaan 88,13%. Dengan membandingkan data
pembelajaran. Berdasarkan hasil uji coba nilai uji awal dan nilai uji coba akhir bahwa
kelompok kecil diperoleh nilai 88,2. terjadi peningkatan nilai. penilaian
Sedangkan uji coba kelompok besar atau perencanaan oleh pengamat 1 dengan nilai
uji lapangan dengan nilai yang diperoleh 84,66% dan pengamat 2 dengan nilai
88,13. Respons kelompok kecil mencapai 89,00%. penilaian pelaksanaan
nilai 88,19 dan respons uji lapangan nilai pembelajaran oleh pengamat 1 dengan
yang diperoleh 89,35. Respons guru nilai 89,22% dan pengamat 2 dengan nilai
berdasarkan jawaban dari uji kelompok 91,13%. Hal ini menunjukkan bahwa
kecil dan uji kelompok besar disimpulkan keterlaksanaan perencanaan dan
bahwa bahan ajar menulis cerpen pelaksanaan pembelajaran telah diperoleh
memenuhi syarat sebagai bahan ajar hasil yang sangat layak.
pembelajaran.
Dari keseluruhan data yang diperoleh D. PENUTUP
membuktikan bahwa hasil uji coba ini Secara umum dapat disimpulkan
terdiri atas hasil akhir dari ketiga validator bahwa pengembangan bahan ajar menulis
dikategorikan sangat layak. Hasil uji cerpen mampu membawa siswa dalam
kelompok kecil dan hasil uji kelompok mencapai kriteria ketuntasan minimal
besar terhadap pengembangan bahan ajar (KKM) yang berlaku yakni 75. Hasil
menghasilkan nilai rata-rata yang sangat belajar telah menunjukkan bahwa
signifikan terhadap bahan ajar menulis pengembangan bahan ajar mampu
cerpen. Demikian juga dengan respons meningkatkan hasil belajar siswa yang
siswa uji kelompok kecil dan respons uji dapat dilihat dari nilai capaian sebelum
kelompok besar serta hasil wawancara menggunakan pengembangan dan
guru yang memberikan penilaian yang sesudah menggunakan pengembangan.
sangat layak. Perencanaan pembelajaran Efektivitas juga ditandai oleh keberhasilan
oleh pengamat 1 dengan rata-rata nilai dalam pelaksanaan pengembangan bahan
84,37%, pengamat 2 rata-rata nilai ajar menulis teks cerpen dengan
89,06%. Dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pengembangan bahan ajar
oleh pengamat 1 dan 2 rata-rata nilai sama sesuai dengan perencanaan yang telah
yaitu 89,65% dan memperoleh kategori dirancang sebelumnya.
sangat layak. Adapun hasil belajar siswa Penelitian pengembangan bahan ajar
dengan pengembangan bahan ajar menulis ini berupaya memfasilitasi dan
nilai rata-rata adalah 87,13. meningkatkan kemampuan guru dalam
setelah dilakukan pengembangan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan
bahan ajar dengan menggunakan metode kebutuhan peserta didik melalui tahapan-
cerpen-gram yang telah dikembangkan tahapan penelitian pengembangan sebagai

30 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen dengan Metode Cerpen-gram
untuk Siswa Kelas IX di Kecamatan Muara Wahau

suatu penelitian yang sistematis pada Harsiati, T., et al. (2016). Buku Guru Bahasa
proses desain, pengembangan dan evaluasi Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
dengan tujuan membangun dasar empiris Kemendikbud.
untuk penciptaan produk-produk Hidayati, K. (2010). Menulis Kreatif Cerpen.
pembelajaran yang seharusnya menjadi Diperoleh dari
prioritas utama bagi peneliti dalam bidang http://kartikahidayati.blogspot.co.id
studi bahasa Indonesia. /2010/12/menulis-
Produk pengembangan bahan ajar kreatifcerpen.html
yang baik harus memenuhi kriteria Himang, V. H. (2019). Pengembangan
validitas, praktikalitas dan efektivitas di Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis
mana penelitian pengembangan ini Pengalaman Siswa Kelas XI SMK.
bertujuan untuk meningkatkan Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra,
kemampuan peserta didik dalam Dan Pengajarannya, 2(2), 93-102.
memahami pelajaran khususnya menulis http://diglosiaunmul.com/index.ph
teks cerpen yang dirancang sesuai dengan p/diglosia/article/view/21
kompetensi guru, sarana prasarana yang Kemendikbud. (2015). 15 Naskah Terbaik
ada serta fasilitas pendukung lainnya. Lomba Menulis Cerita Remaja (LMRC)
Pengembangan suatu produk harus 2014. Jakarta: Kemendikbud.
didasarkan pada hasil analisis kebutuhan Kemendikbud. (2015). Pedoman Umum
peserta didik sehingga produk yang akan Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta:
dikembangkan benar-benar relevan Depdikbud.
dengan tujuan pembelajaran yang Khulsum, U., Hudiyono, Y., &
ditetapkan atau bahan ajar pembelajaran Sulistyowati, E. D. (2019).
untuk mendorong peserta didik agar dapat Pengembangan Bahan Ajar Menulis
belajar mandiri. Cerpen dengan Media Storyboard
pada Siswa Kelas X SMA. Diglosia:
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan
Aksan, H. (2015). Proses Kreatif Menulis Pengajarannya, 1(1), 1-12.
Cerpen. Bandung: Nuansa Cendekia. http://diglosiaunmul.com/index.ph
Alwi, H., et al. (2003). Tata Bahasa Baku p/diglosia/article/view/4
Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Lestari. (2015). Pengembangan Bahan
Balai Pustaka. Ajar Menulis Cerpen Berbasis Proyek
Amalia, A. & Doyin, M. (2016). dengan Pendekatan Kontekstual
Pengembangan Buku Panduan Menyusun untuk Meningkatkan Kemampuan
Teks Cerpen dengan Menggunakan Siswa Menulis Cerpen. Metafora, 2(1).
Teknik Urai Unsur Intrinsik Bagi Siswa Masroroh, A. (2015). Pengembangan Modul
Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis
(SMP). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Pengalaman (Experiential Learning)
Sastra Indonesia, 5(1). Untuk Siswa SMP/MTs. Diperoleh
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan dari
Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen https://eprints.uny.ac.id/27649/
Dikdasmen. Mawene, A. (2015). Lagu dan Cerpengram.
Endraswara, S. (2003). Membaca, Menulis, Jawa Timur: Surya Pena Gemilang.
dan Mengajarkan Sastra. Yogyakarta: Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian
Kota Kembang. Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Ghazali, A. (2009). Strategi Belajar University Press.
Kooperatif dalam Belajar Mengajar Nurhadi, et al. (2007). Bahasa Indonesia
Kontektual. Jurnal Pendidikan dan untuk SMP Kelas IX. Jakarta:
Pembelajaran (JPP), 9(1). Erlangga.

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 31


Rajja

Pranoto, N. (2011). Creative Writing Telaga Suyuti, et al. (2015). Kamus Bahasa Indonesia
Inspirasi Menulis Fiksi. Bogor: Baru. Bandung: Nala Cipta.
Rayakultura. Trianto, A. (2014). Buku Siswa Bahasa
Sufanti, M. (2013). Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Jakarta:
Indonesia Berbasis Teks: Belajar dari Ohio Kemendikbud.
Amerika Serikat. Diperoleh dari Tysna, A. W. I. (2014). Ragam bahasa.
http://hdl.handle.net/11617/3363 Diperoleh dari
Sugiono, et al. (2013). Kamus Besar Bahasa https://www.academia.edu/9534983
Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka /makalah_bahasa_indonesia_ragam_
Utama. bahasa
Sugiyono. (2016). Metode Research and Zabadi, F., et al. (2014). Bahasa Indonesia
Development. Jakarta: Pustaka Media. Wahana Pengetahuan SMP/MTs Kelas
Sun, P. K. (2016). Menggali Passion Menulis VII. Jakarta: Kemendikbud RI.
Cerpen dengan Cerpen-gram. Jakarta:
Gramedia.

32 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020

You might also like