Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Manajemen Kewirausahaan
Jurnal Manajemen Kewirausahaan
Arlennora M
FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru, Pekanbaru, 28293,
Telp/Fax. 0761-63277, e-mail: psiappsunri@yahoo.co.id
Abstrak: Kapasitas Manajement Kewirausahaan dan Kinerja Organisasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh lingkungan makro, budaya organisasi, endowment daerah dan kapa-
sitas manajemen kewirausahaan pada kinerja organisasi. Desain penelitian mengunakan metode
kuantitatif dengan sampel sebanyak 48 orang Pegawai Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Provinsi Riau. Data dikumpulkan melalui angket dan dianalisis dengan teknik analisis jalur
mengunakan program SPSS for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh lingkungan
makro, budaya organisasi, endowment daerah pada kinerja organisasi secara lansung sangat
lemah (tidak signifikan). Pengaruh lingkungan makro, budaya organisasi dan endowment daerah
pada kinerja organisasi dapat signifikan melalui variabel kapasitas manajemen kewirausahaan.
Pengaruh langsung yang kuat pada kinerja organisasi adalah kapasitas manajemen kewirausahaan
namun secara keseluruhan pengaruh lingkungan makro, budaya organisasi, endowment daerah
dan kapasitas manajemen kewirausahaan pada kinerja organisasi masih lemah dan hanya meberikan
kontribusi pada kinerja organisasi sebanyak 7,61%. Temuan penelitian ini menunjukkan perlu
dilakukannya penelitian lanjutan terhadap faktor-faktor lain yang dominan mempengaruhi kinerja
organisasi diantaranya adalah motivasi berusaha, profesionalisme, dan jiwa kewirausahaan.
Kata kunci: manajemen kewirausahaan, kinerja, kewirausahaan publik, reformasi pemerintah lokal.
.
PENDAHULUAN kian berkembang menjadi gerakan yang me-
Kewirausahaan penting untuk dikembangkan di ngusung tujuan pokok untuk mengefesiensikan
semua sektor. Jika yang menjadi tujuan dari sektor pengelolaan pemerintahan serta menyuntikan
swasta adalah kelangsungan hidup perusahaan entrepreneur dan keungulan kompetitif terhadap
dan kemampuan berlaba yang lestari namun sektor public (Wijaya, 2009). Oleh karena itu,
tujuan di sektor publik berbeda. Tujuan sektor manajemen pemerintahan yang mengimple-
publik adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mentasikan pemikiran NPM ini berorientasi pada
masyarakat dan kepercayaan masyarakat ke- jiwa dan semangat kewirausahaan, sehingga
pada pemerintah. Di sektor publik, timbulnya NMP di tubuh pemerintahan dapat disebut se-
New Public Manajemen (NPM) telah sedemi- bagai manajemen kewirausahaan.
115
Arlennora M, Kapasitas Manajemen Kewirausahaan dan Kinerja Organisasi 116
Pendekatan manajemen kewirausahaan ini judkan 70000 unit koperasi yang berkualitas dan
mulai dipertimbangkan oleh pemerintah pusat menumbuhkan 6 juta wira usaha baru dan untuk
dalam pengembangan konsep dan pendekatan Propinsi Riau sendiri sudah ditetapkan target/
sistem penataan pemerintah daerah yang desen- sasaran yaitu terwujudnya 2816 unit koperasi
tralistik dan otonom serta alokasi barang dan jasa berkualitas dan menumbuhkan 123.000 wira
public ke sektor privat, meliputi dengan penye- usaha baru. Namun target yang sudah ditetapkan
derhanaan jumlah dan ruang lingkup organisasi tersebut belum sepenuhnya tercapai, hal ini dapat
pada struktur pemerintahan dengan menekankan dilihat pada Tabel 1.
hasil daripada proses dan manajerial gaya bisnis Dari Tabel 1 terlihat bahwa target yang
pada organisasi pemerintahan. sudah ditetapkan Kementrian Koperasi dan
Dengan adanya kebijakan otonomi daerah, UKM RI terhadap pencapaian koperasi ber-
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah kualitas sejak tahun 2006 sampai 2009 di Pro-
(UKM) Propinsi Riau berupaya untuk lebih krea- pinsi Riau yang di jabarkan di 11 kabupaten/kota,
tif berkreasi menciptakan program dan kegiatan yaitu sebanyak 2816 unit baru tercapai sebanyak
dalam rangka membina dan mengembangkan 1907 atau 67,7%, sedangkan target terhadap
Koperasi dan UKM di Provinsi Riau. Program penumbuhan wira usaha baru pada akhir 2009
dan kegiatan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi baru tercapai 107 wira usaha dari 123.000 yang
Riau Tahun 2009 terdiri dari 10 program dan ditargetkan atau 87%. Belum tercapainya target
38 kegiatan. Adapun program dan kegiatan yang tersebut memberikan gambaran bahwa kinerja
mendukung kegiatan koperasi berkualitas, yaitu Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau masih
Program Peningkatan Kwalitas Kelembagaan belum memuaskan. Sehubungan dengan itu per-
Koperasi. Pemerintah Propinsi Riau sangat men- tanyaan penelitian (research questions) adalah
dukung komitmen untuk mengembangkan dan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
memperkuat permodalan Koperasi dan UKM. kinerja Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau?
Hal ini terlihat dari dana APBD yang dialokasikan Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan
pada Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau UKM RI Nomor. 22/PER/M.KUKM/IV/2007
yang mana pada tahun 2004 sebesar Rp 9.261. menyebutkan koperasi berkualitas adalah kope-
880.400 dan tahun 2009 sudah mencapai Rp rasi sebagai badan usaha aktif yang dicirikan oleh
15.624.729.746 terdiri dari belanja tidak lang- prinsip-prinsip kohesivitas dan partisipasi ang-
sung Rp.7.625.980.644 dan belanja langsung Rp gota yang kuat dengan kinerja usaha yang se-
7.998.749.102. Pada tahun 2006 sampai 2009 makin sehat dan berorientasi kepada usaha
Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI anggota serta memiliki kepedulian sosial. Dalam
mempunyai target secara nasional yaitu mewu- pencapaian koperasi berkualitas, adanya ke-
Tabel 1. Target Koperasi Berkualitas Tahun 2006 s/d 2009 Provinsi Riau
Tahun 2006 s/d 2009
No Kab /Kota
Target Realisasi %
1 Pelalawan 120 116 96,7%
2 Indragiri Hilir 201 113 56,2%
3 Kampar 225 199 88,4%
4 Rokan Hilir 216 170 78,7%
5 Siak 167 97 58,1%
6 Bengkalis 712 578 81,2%
7 Pekanbaru 551 239 43,4%
8 Kuantan Singingi 153 83 54,2%
9 Dumai 178 81 45,5%
10 Indragiri Hulu 220 183 83,2%
11 Rokan Hulu 73 48 65,8%
Total 2816 1907 67,7%
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Propinsi Riau
117 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 12, Nomor 2, Januari 2013: 115-122
FAKTOR
LINGKUNGAN
MAKRO (X2) KINERJA
KAPASITAS
MANAJEMEN DINAS
FAKTOR KOPERASI
BUDAYA KEWIRAUSAHAA
DAN UKM (Y)
ORGANISASI (X3)
FAKTOR
ENDOWMENT
DAERAH (X4)
giatan peningkatan kinerja koperasi melalui sistem dan UKM Provinsi Riau dapat dilihat pada
pengukuran yang obyektif dan transparan dengan Gambar 1.
kriteria dan persyaratan tertentu. Menurut Mang- Dari model ini variabel faktor lingkungan
kunegara (2007), kinerja dalam organisasi meru- makro, faktor budaya organisasi dan endowment
pakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan daerah berfungsi sebagai variabel independent
organisasi yang telah ditetapkan. Pengukuran sementara kapasitas manajemen kewirausahaan
kinerja (performance) merupakan salah satu sebagai variabel antara dan Kinerja Dinas Kope-
upaya supaya dapat dilakukan sumber daya se- rasi dan UKM Propinsi Riau sebagai variabel
cara efektif dan memberikan arah perkem- dependen.
bangan suatu organisasi. Kinerja merupakan Kapasitas manajemen kewirausahaan ada-
status organisasi secara keseluruhan disbanding lah tingkat kemampuan sistem manajemen dalam
organisasi lain yang sejenis dalam mencapai tu- menerapkan prinsip kewirausahaan dalam pelak-
juan yang telah ditetapkan. sanaan yang berkaitan dengan bidang koperasi
Berhasil atau gagalnya suatu organisasi berkwalitas dan pertumbuhan wirausaha baru.
dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh Lingkungan makro adalah faktor-faktor ekster-
banyak faktor. Apabila dikaitkan dengan kon- nal kabupaten atau propinsi yang menghambat
teks otonomi daerah saat ini, menurut Muhammad ruang gerak Dinas Koperasi dan UKM Provinsi
(2009) dalam disertasinya tentang signifikansi Riau dalam menangani kegiatannya. Sedangkan
peran kapasitas manajemen kewirausahaan ter- budaya organisasi adalah keyakinan seorang
hadap kinerja pemerintah daerah (kasus Provinsi aparat terhadap kegunaan dari nilai dan norma
Gorontalo) menyebutkan ada empat faktor yang yang berasal dari NPM, yang menuntun atau
sangat menentukan dinamika kinerja pemerintah mempengaruhi sikap dan tindakannya dalam
daerah yaitu, kapasitas manajemen kiwirausa- melaksanakan kegiatan di bidang koperasi ber-
haan, lingkungan makro, endowment daerah dan kualitas dan pertumbuhan wirausaha baru. En-
budaya organisasi. Hasil penelitian tentang faktor- dowment daerah adalah semua faktor-faktor
faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi juga manusia maupun non-manusia di lingkungan
ditemukan dalam penelitian Harlina (2011) yang kabupaten atau propinsi yang dapat mendorong
terdiri dari kualitas sumber daya manusia, komu- atau menghambat ruang gerak pemerintah daerah
nikasi, sarana pendukung, dan komitmen or- dalam melaksanakan kegiatannya di bidang
ganisasi. koperasi berkualitas dan pertumbuhan wirausaha
Penelitian yang sama ditemukan oleh Azhar baru.
(2007) bahwa selain faktor komitmen organisasi, Sehubungan dengan itu, maka tujuan pe-
sumber daya manusia dan sarana pendukung, nelitian adalah untuk mengetahui hubungan faktor
maka faktor regulasi sangat berpengaruh ter- lingkungan makro, budaya organisasi, kapasitas
hadap kinerja organisasi. Berdasarkan teori dan manajemen kewirausahaan dan endowment
hasil penelitian tersebut, maka model yang di- daerah dengan kinerja Dinas Koperasi dan UKM
gunakan dalam penelitian kinerja Dinas Koperasi Provinsi Riau.
Arlennora M, Kapasitas Manajemen Kewirausahaan dan Kinerja Organisasi 118
X1 dari nilai t hitung = 1.548 yang lebih kecil dari usahaan (X1), lingkungan makro (X2), budaya
t tabel 2.021. Dengan demikian pengaruh X2 organisasi (X3) dan endowment daerah (X4)
terhadap X1 ternyata tidak signifikan. terhadap kinerja dinas (Y) di Dinas Koperasi
Dari pengujian ini terlihat pengaruh X3 terhadap dan UKM Provinsi Riau dengan melakukan per-
X1 dari nilai t hitung = 2.739 yang lebih besar dari hitungan sebagai berikut:
t tabel 2.021. Dengan demikian pengaruh X3 · Besarnya pengaruh X1 ke Y secara
terhadap X1 ternyata signifikan. langsung adalah = 0.276
Dari pengujian ini terlihat pengaruh X4 terhadap · Pengaruh pengaruh X2 ke Y secara
X1 dari nilai t hitung = 2.224 yang lebih besar dari langsung adalah = 0.137
t tabel 2.021. Dengan demikian pengaruh X4 · Besarnya pengaruh X3 ke Y secara
terhadap X1 ternyata signifikan. langsung adalah = 0.237
Untuk melihat besarnya pengaruh secara · Besarnya pengaruh X4 ke Y secara
proporsional antara lingkungan makro (X2), langsung adalah = 0.215
budaya organisasi (X3) endowment daerah (X4) · Besarnya pengaruh gabungan oleh X1,
terhadap kewirausahaan (X1) dengan melakukan X2, X3, dan X4 ke Y yang tidak lain
perhitungan sebagai berikut: adalah besarnya R2 adalah 0.466
· Besarnya pengaruh X2 ke X1 secara · Besarnya koefisien jalur å1 atau variable
langsung adalah = 0.211 diluar model adalah 0.548
· Besarnya pengaruh X3 ke X1 secara
langsung adalah = 0.351 Untuk membuktikan ada tidaknya penga-
· Besarnya pengaruh X4 ke X1 secara ruh secara proporsional antara lingkungan makro
langsung adalah = 0.289 (X2), budaya organisasi (X3) dan endowment
· Besarnya pengaruh gabungan oleh X2, daerah (X4) melalui kewirausahaan (X1) ter-
X3, dan X4 ke X1 yang tidak lain adalah hadap kinerja dinas (Y) di Dinas Koperasi dan
besarnya R2 adalah 0.452 UKM Provinsi Riau dengan melakukan perhi-
· Besarnya koefisien jalur å2 atau variable tungan sebagai berikut:
diluar model adalah 0.548 Besarnya pengaruh X2 melalui X1 ke Y adalah
Selanjutnya perhitungan untuk menguji (0.211) (0.276) = 0.058
masing-masing koefisien jalur digunakan per- Besarnya total pengaruh X2 melalui X1 ke Y
samaan structural kedua (Tabel 4). adalah (0.211+0.058) = 0.269
Tabel 4. Koefisien Jalur Pengaruh Kewira- Besarnya pengaruh X3 melalui X1 ke Y adalah
usahaan (X1), Lingkungan Makro (X2), (0.351) (0.276) = 0.096
Budaya Organisasi (X3 ), Endowment Besarnya total pengaruh X3 melalui X1 ke Y
Daerah (X4 ) dengan Kinerja (Y) adalah (0.351+0.096) = 0.447
Besarnya pengaruh X4 melalui X1 ke Y adalah
(0.289) (0.276) = 0.079
Besarnya total pengaruh X2 melalui X1 ke Y
adalah (0.289+0.079) = 0.368
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan
bahwa kekuatan lingkungan makro (X2) secara
Pengujian ini bersifat satu arah yaitu penga- langsung terhadap kinerja (Y) sebesar 0.137 dan
ruh kewirausahaan (X1), lingkungan makro (X2), melalui Pengaruhnya dengan kewirausahaan
budaya organisasi (X3) endowment daerah (X4) (X1) sebesar 0.058. Secara total lingkungan
terhadap kinerja (Y). Dari hasil perhitungan itu makro (X2) menentukan perubahan-perubahan
dapat dibuat persamaan struktur kedua: kinerja (Y) sebesar 0.269. Kecilnya nilai yang
Y = YX1 X1 + YX2 X2 + YX3 X3 + YX4 X4 + 1 didapat memperlihatkan pengaruh lingkungan
Y = .276 X1 + .137 X2 + .237 X3 + .215 X4 + 1 ; r2=.466 makro tidak signifikan dalam menentukan
Untuk membuktikan ada tidaknya pe- perubahan-perubahan kinerja. Kekuatan budaya
ngaruh secara proporsional antara kewira- organisasi (X3) secara langsung menentukan
Arlennora M, Kapasitas Manajemen Kewirausahaan dan Kinerja Organisasi 120
nilai kewirausahaan dalam meningkatkan kinerja lebih kuat apabila melalui variable perantara
organisasi karena nilai-nilai kewirausahaan dapat (kapasitas manajemen kewirausahaan yaitu
menimbulkan antara lain motivasi berprestasi, 0,351). Faktor budaya organisasi antara anggota
kemandirian, kreatifitas, proaktif dan orientasi organisasi adalah adanya doktrin saling percaya,
kedepan (Pratikto, 2011) dan fungsi manajemen saling kerja sama, toleransi, memecahkan masa-
dalam melaksanakan tugas yang terdiri dari pe- lah secara terbuka, nilai integritas, disiplin, dan
rencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi adanya pengambilan keputusan secara cepat.
serta pengendalian dan setiap aparat melak-
sanakan prinsip-prinsip manajemen kewira- Pengaruh Endowment Daerah terhadap
usahaan, maka kinerja Dinas Koperasi dan Kinerja
UKM Provinsi Riau akan tercapai, yaitu prestasi Tidak terdapat pengaruh signifikan antara
aksi koperasi berkualitas dan penumbuhan wira- endowment daerah dengan kinerja Dinas Ko-
usaha akan terwujud. perasi dan UKM Provinsi Riau. Dari hasil per-
hitungan di dapat nilai beta standard adalah se-
Pengaruh Lingkungan Makro terhadap besar r=0.215 yang artinya pengaruh endowment
Kinerja daerah mempengaruhi kinerja 4,62 %. Dengan
Terdapat pengaruh yang tidak signifikan demikian endowment daerah mempengaruhi ki-
antara lingkungan makro terhadap kinerja Dinas nerja secara langsung tidak signifikan sedangkan
Koperasi dan UKM Provinsi Riau. Dari uji pe- melalui variabel antara yaitu kapasitas mana-
ngaruh variabel bebas lingkungan makro ter- jemen kewirausahaan pengaruhnya signifikan.
hadap kinerja menunjukkan signifikansi 0,330 Jadi, endowment daerah seperti sarana dan pra-
> 0,1 . Dengan demikian dari hasil perhitungan sarana, pers, sumber daya manusia yang dimiliki
didapat nilai beta standard adalah r=0.137 jadi hanya mempengaruhi kapasitas manajemen dan
pengaruh lingkungan makro ke kinerja terlalu tidak mempengaruhi kinerja secara langsung.
kecil dengan kontribusi pada kinerja organisasi
hanya 1,87%. Faktor lingkungan makro ke Keterbatasan Penelitian
kinerja Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau Keterbatasan penelitian meliputi sampel
tidak terlalu tergantung pada peraturan-peraturan penelitian kecil, baik lokasi penelitian maupun
pusat, konsultasi ke pusat, dan anggaran dari jumlah responden yang dapat mempengaruhi
pemerintah pusat. generalisasi kepada populasi dan dapat mem-
pengaruhi pengambilan kesimpulan. Demikian
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap juga butir-butir instrumen yang menjadi acuan
Kinerja pengumpulan data sebagai bahan informasi,
Terdapat pengaruh yang positif dan signi- jumlah butir pernyataan untuk setiap variabel
fikan antara budaya organisasi dengan kinerja masih relatif sedikit. Dalam mengisi angket ada
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau. Dari kemungkinan jawaban yang diberikan tidak
hasil perhitungan didapat nilai beta standard sesuai dengan kenyataan apa yang dialami
adalah sebesar r=0.237 yang artinya pengaruh responden. Penelitian ini hanya membahas factor
budaya organisasi terhadap kinerja 5,61%. Hasil positif yang berpengaruh terhadap kinerja, yaitu
penelitian ini didukung oleh penelitian yang sama faktor kewirausahaan, lingkungan makro, bu-
oleh Wijayanto (2011) dimana pengaruh budaya daya organisasi, dan endowment daerah. Secara
organisasi terhadap kinerja organisasi cukup kuat obyektif masih banyak faktor lain yang mem-
(koofisien korelasi 0,87) dan dengan kooefisien pengaruhi kinerja organisasi seperti yang di-
korelasi 0,87 itu. Budaya organisasi secara lan- ungkapkan penelitian sebelumnya diantaranya
sung dapat memberikan kontribusinya pada motivasi berusaha dan kepribadian wirausaha
kinerja organisasi sebanyak 75,49%. Berbeda (Suwardie, 2009) serta profesionalisme birokrasi
dengan penelitian ini, dimana pengaruh lansung (Kurniawan, 2012). Faktor kapasitas manajemen
budaya organisasi pada kinerja organisasi sangat kewirausahaan sebagai variable yang langsung
lemah (0,237) dan pengaruhnya akan tampak mempengaruhi kinerja organisasi ternyata pe-
Arlennora M, Kapasitas Manajemen Kewirausahaan dan Kinerja Organisasi 122
ngaruhnya masih lemah (0,276) dan hanya lanjut dari temuan-temuan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi pada kinerja organisasi memberikan sumbangan yang berarti bagi per-
sebanyak 7,61%. Kelemahan kapasitas mana- kembangan ilmu dibidang manajemen kinerja
jemen kewirausahaan adalah karena masih ada organisasi terutama kinerja organisasi pemerin-
variable lain selain lingkungan makro, budaya tahan daerah dalam rangka mewujudkan rein-
organisasi, dan endowment daerah, yaitu varia- venting local government yang didukung oleh
ble yang sangat erat hubungannya dengan kapa- aparatur yang mempunyai jiwa kewirausahaan
sitas manajemen kewirausahaan. Variable ter- dan profesionalisme.
sebut adalah motivasi berusaha, kepribadian
wirausaha dan profesionalisme birokrasi. Namun DAFTAR RUJUKAN
ke depan untuk membuktikan keakuratan hasil Andy Felta Wijaya, 2009. “Pengukuran Kinerja
penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan. Disektor Publik”. Jurnal Administrasi
Pembangunan, 4 (1)
SIMPULAN Andri Kurniawan, 2012. “Pengaruh Budaya
Hasil penelitian menunjukan secara parsial Organisasi dan Profesionalisme Perawat
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Terhadap Kinerja Organisasi di Instansi
lingkungan makro terhadap kapasitas manaje- Rawat Inap (Irna) RSUD Kota Dumai”.
men kewirausahaan. Hal ini terlihat dari uji penga- Tesis, tidak dipublikasi, Pascasarjana
ruh variabel bebas lingkungan makro ke variabel Universitas Riau
terikat kapasitas manajemen kewirausahaan Azhar, 2007. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
menunjukkan hubungan yang sangat lemah sekali Keberhasilan Penerapan Permendagri 13
(0,211). Pengaruh yang agak signifikan pada ka- pada Pemerintahan Kota Banda Aceh”.
pasitas manajemen kewirausahaan adalah bu- Tesis, tidak dipublikasi, Program Pasca-
daya organisasi dan endowment daerah dengan sarjana USU Medan
angka korelasi 0,351 dan 0,289. Begitu juga pe- Gatot Wijayanto, 2011. “Komitmen Pegawai
ngaruh lingkungan makro, budaya organisasi dan dan Budaya Organisasi pada Kinerja
endowment daerah pada kinerja organisasi me- Pegawai”. Jurnal JIANA, 11 (2)
nunjukan hasil yang sama. Pengaruh yang besar Heri Pratikto, 2011. “Strategi Implementasi Ke-
dan signifikan pada kinerja adalah kapasitas ma- wirausahaan Pusat Sumber Belajar Ber-
najemen kewirausahaan dengan korelasi 0,548. sama dalam Meningkatkan Kompetensi
Pengaruh faktor lingkungan makro, budaya Tenaga Kependidikan”. Jurnal Ilmu
organisasi, endowment daerah, dan kapasitas Pendidikan, 17 (6)
manajemen kewirausahaan secara bersama- Fadel Muhammad, 2008. Reinverting Local
sama pada kinerja menunjukan korelasi yang Government. Jakarta: ElexMediaKomputindo
lemah (0,276) dengan koefisien determinan Mulyadi, 2006, “Pengaruh Kinerja Agro Industri
sebanyak 7,61%. Ini berarti bahwa kontribusi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera
variable lingkungan makro, budaya organisasi, Selatan”, Tesis, tidak dipublikasi, Program
endowment daerah dan kapasitas manajemen Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana
kewirausahaan pada kinerja organisasi hanya Universitas Sriwijaya. Palembang.
7,61% dan sisanya sebanyak 92,39% lagi dipe- Prabu Mangkunegara, 2007. Evaluasi Kinerja
ngaruhi oleh variable lain diataranya motivasi SDM. Yogyakarta: Refika Aditama
berusaha, kepribadian kewirausahaan dan profe- Samungyo Ibnu Redjo, 2009. “Transformasi
sionalisme birokrasi. Pengaruh motivasi ber- Manajemen Pemerintahan”. Jurnal Sosio-
usaha, kepribadian kewirausahaan dan profesio- humaniora, 11 (3)
nalisme birokrasi pada kinerja organisasi dapat Suwardie, 2009. “Model Evaluasi Kinerja
dalam bentuk hubungan langsung atau tidak Tamatan Pelatihan Kewirausahaan Balai
lansung yaitu melalui variable antara (kapasitas Diklat Pertanian DIY”. Jurnal Penelitian
manajemen kewirausahaan). Penelitian lebih dan Evaluasi Pendidikan, 13 (2).