Professional Documents
Culture Documents
Penerapan Program Badan Usaha Milik Desa Bumdes Dalam Pengelolaan Potensi Dan Sumber Daya
Penerapan Program Badan Usaha Milik Desa Bumdes Dalam Pengelolaan Potensi Dan Sumber Daya
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung
Email: nazriirgi@gmail.com
HP: 081931321682
ABSTRAK. Pemerintah Desa Sindang Jaya membentuk BUMDes sebagai motor penggerak
ekonomi di pedesaan melalui program Bumdes yang sudah di buat karna melalui fasilitas
Bumdes masyarakat biasa mendapatlan modal untuk berwirausaha serta lebih mandiri dalam
mengelola potensi sumber daya alam yang ada di Desa Sindangjaya namun dalam
pembentukkannya masih minim pembinaan dari Pemerintah Daerah sehingga muncul beberapa
permasalahan, diantaranya adalah ada Bagaimanakah isi program Bumdes, dan Bagaimana
Implementasinya serta bagamanakah hambatannya dalam mengelola potensi desa
sindangjaya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi program Bumdes desa sindang Jaya adalah
bergerak di bidang jenis usaha Bisnis Sosial, Bisnis Penyewaan Bisnis Simpan Pinjam selain itu
implementasi pelaksanaan program-program BUMDes telah berjalan secara baik dan
Hambatannya dalam mengelola Bumdes serta mengelola potensi Sumber daya alam desa
mengenai perencanaan keuangan dan hasil bumi belum terkelola dengan baik dan tepat sasaran
sehingga meskipun program tersebut sudah berjalan akan tetapi hasinya belum sepenuhnya biasa
dirasakan oleh semua masyarakat karna minimnya pengetahuan dalam memasarkan hasil sumber
daya alam yang ada.
meningkatnya biaya transaksi (transaction kepada konsumen akhir. Melalui lembaga ini
cost) antara harga produk dari produsen diharapkan setiap produsen di pedesaan dapat
menikmati selisih harga jual produk dengan masyarakat Desa. Dan pada pasal 87 tentang
biaya produksi yang layak dan konsumen badan usah miliki desa bahwa :
tidak harus menanggung harga pembelian 1. Desa dapat mendirikan Badan
yang mahal. Membantu kebutuhan dana Usaha Milik Desa yang disebut
masyarakat yang bersifat konsumtif dan BUM Desa.
produktif. Menjadi distributor utama untuk 2. BUM Desa dikelola dengan
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat semangat kekeluargaan dan
(Kapokmas). Disamping itu, berfungsi kegotongroyongan.
menumbuh suburkan kegiatan pelaku 3. BUM Desa dapat menjalankan
ekonomi di pedesaan. usaha di bidang ekonomi
Bumdes memiliki peran untuk dan/atau pelayanan umum sesuai
meningkatkan sarana perekonomian dan dengan ketentuan peraturan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat perundang-undangan.
desa. Pemerintah pusat hingga ke daerah Bumdes diharapkan memiliki peran
kota maupun kabupaten sangat mendorong serta memajukan masyarakat didalam
masyarakat mempunyai usaha dalam bidang ekonomi. Dalam pelaksanaan
mendorong dan menekan angka bumdes tersebut sesuai dengan UU No 6
pengangguran sesuai peraturan yang berlaku tahun 2014 pasal 1 ayat 6 bahwa peran desa
di Indonesia hingga daerahnya. Undang – merupakan vital karena pemerintah desa
undang No 6 tahun 2014 pasal 1 ayat 6 yangMembangun bumdes tersebut dan juga
tentang Badan Usaha Milik Desa adalah bumdes harus dengan kesadaran kerja sama
badan usaha yang seluruh atau sebagian pelaksanaan dan pembangunannya. Seperti
besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui desa yang menjalankan dan masyarakat
penyertaan secara langsung yang berasal harus ikut andil mengawasi dalam
dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna pelakasanaannya agar sesuai dengan
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha ketentuan peraturan perundang – undangan.
lainnya untuk sebesarbesarnya kesejahteraan Dalam peraturan pemerintah tentang
badan usaha milik desa (BUMDES) Bagian
Kesatu Pendirian dan Organisasi Pengelola
pada Pasal 132 bahwa :
badan yang mengurus kekayaan asli desa lembaga yang dapat mengelola potensi desa
demi terjadinya keseimbangan dan dengan maksimal maka didirikanlah Badan
pembangunan. Untuk itu perlu suatu Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang modalnya
berasal dari kekayaan desa seperti industri penting bagi kemajuan bangsa dan negara
masyarakat, pertanian, pertenakan, dimasa yang akan datang. Terbentuknya
perdaganga, pariwisata dan lain-lain. Badan Usaha Milik Desa di mulai dari
Badan Usaha Milik Desa lahirnya Undang - undang No. 32 tahun
(BUMDesa) merupakan lembaga usaha desa 2004 beserta Peraturan Pemerintah No. 72
yang dikelola oleh masyarakat dan tahun 2005 dan Peraturan menteri dalam
pemerintahan desa dalam upaya negeri No. 39 tahun 2010 merupakan
memperkuat perekonomian desa dan kebijakan yang telah memberikan
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi kesempatan ruang, petunjuk maupun payung
desa. Cara kerja BUMDesa adalah dengan hukum terhadap BUMDesa.
jalan menampung kegiatan-kegiatan Permendagri juga mengandung
ekonomi masyarakat dalam sebuah bentuk substansi yang inovatif. Pertama,
kelembagaan atau badan usaha yang pembentukan BUMDesa bersifat
dikelola secara profesional, namun tetap kondisional, yakni membutuhkan sejumlah
bersandar pada potensi asli desa. Hal ini persyaratan, yang menjadi dasar kelayakan
dapat menjadikan usaha masyarakat lebih pembentukan BUMDesa. Dalam pasal 5
produktif dan efektif. ditegaskan tentang syarat-syarat
Lahirnya lembaga seperti BUMDesa, pembentukan BUMDesa sebagai berikut :
diharapkan akan menjadi lembaga yang a. Atas inisiatif pemerintah desa
menampung kegiatan ekonomi masyarakat dan atau masyarakat berdasarkan
yang berkembang menurut ciri khas desa musyawarah warga desa.
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan b. Adanya potensi usaha ekonomi
masyarakat desa sebagai tempat kehidupan masyarakat.
dan penghidupan. Bahkan lebih dari itu, c. Sesuai dengan kebutuhan
Desa diharapkan akan menjadi fondasi masyarakat, terutama dalam
pemenuhan kebutuhan pokok.
d. Tersedianya sumber daya desa
yang belum dimanfaatkan secara
optimal, terutama kekayaan desa.
e. Tersedianya sumber daya
manusia yang mampu mengelola
akan bisa menikmati hasil dari program pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan
bumdes tersebut meskipun organisasi publik”. Implementasi yang efektif akan terlaksana,
bumdes bertujuan untuk memberikan
jika para pembuat keputusan mengetahui mengenai
kesejahteraan lewat program bumdes dalam
apa yang akan mereka kerjakan. Infromasi yang
mengelola potensi dan sumberdaya desa
diketahui para pengambil keputusan hanya bisa
sindangjaya. Berdasarkan hal tersebut, maka
didapat melalui komunikasi yang baik.
peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ PENERAPAN 2. Struktur Birokrasi
PROGRAM BADAN USAHA MILIK Menurut George C. Edwards III Struktur
mengemukakan ”kecenderungan-
salah-satu faktor yang mempunyai kebijakan yang efektif”. Jika para pelaksana
D. PEMBAHASAN
Pemerintah Desa Sindang jaya
Bagaimanakah penerapan rogram
telah menyusun anggaran
Badan Usaha Milik Desa dasar Bumdes dengan sebagaimana
(BUMDES) dalam mengelola amanat dari Undang undang Nomor 6 Tahun
potensi dan Sumber Daya Desa ? 2014 tentang desa serta menindak lanjuti dari
pelaksanaan Bumdes berdasarkan pasal 136 PP Jenis usaha bisnis sosial dalam
Nomor 43 Tahun 2015 tentang peraturan pelaksana BUMDES yakni dapat melakukan
Desa dan Peraturan Bupati Cianjur Nomor. 85 Tahun pelayanan publik kepada masyarakat.
2014 Tentang Tata Cara Pembentukkan dan Dengan kata lain memberi keuntungan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Undang sosial kepada warga, meskipun tidak
Undang Desa yang salah satu tujuaannya adalah mendapatkan keuntunggan yang besar.
menjadikan Bumdes di wilayah Kab.Cianjur
b. Bisnis Uang
khususnya desa Sindang Jaya merupakan menjadikan BUMDES menjalankan bisnis
Instrumen Pendayagunaan ekonomi Lokal dengan uang yang memenuhi kebutuhan
beragam jenis potensi yang ada. keuangan masyarakat desa dengan
BUMDes menjadi tulang punggung bunga yang lebih rendah daripada
perekonomian pemerintahan desa guna mencapai bunga uang yang didapatkan
peningkatan kesejahteraan warganya, Sementara itu. masyarakat desa dari para rentenir desa
untuk jenis usaha yang dapat dikembangkan melalui atau bank-bank konvensional.
BUMDes diantaranya, usaha bisnis sosial melalui c. Bisnis Penyewaan
usaha air minum desa, usaha listrik desa dan lumbung BUM Desa menjalankan bisnis
pangan, usaha bisnis penyewaan melalui usaha alat penyewaan untuk melayani kebutuhan
transportasi, perkakas pesta, gedung pertemuan, masyarakat setempat dan sekaligus
rumah toko dan tanah milik BUMDes dan usaha untuk memperoleh pendapatan desa.
bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit usaha d. Lembaga Perantara
yang dikembangkan melalui pengembangan dan desa BUM Desa menjadi “lembaga
wisata. perantara” yang menghubungkan
Sebagaimana yang tertuang dalam Program komoditas pertanian dengan pasar atau
jenis usaha dalam BUMDES Sugih Jaya terbagi 6 agar para petani tidak kesulitan menjual
klasifikasi sebagai berikut: produk mereka ke pasar. Atau BUM
a. Bisnis Sosial Desa menjual jasa pelayanan kepada
warga dan usaha-usaha masyarakat.
e. Trading/perdagangan
BUM Desa menjalankan bisnis yang
berproduksi dan/atau berdagang barang-
barang tertentu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat maupun
dipasarkan pada sekala pasar yang lebih
luas.
f. Usaha Bersama
BUM Desa sebagai ”usaha bersama”,
atau sebagai induk dari unit-unit usaha
yang ada di desa, dimana masing- BUM Desa agar tumbuh usaha bersama.
masing unit yang berdiri sendiri-sendiri Mengenai tentang pelaksanaan program
ini, diatur dan ditata sinerginya oleh
Bumdes Sugih Jaya dalam mengelola potensi
desa masyarakat di wajibkan ikut serta dalam untuk dapat bisa membuka peluang usaha
ke anggotaan Bumdes Sugih Jaya karna mandiri dengan mendapatkan pinjaman
dengan di terbikan Nomor Induk anggota modal usaha seperti halnya masyarakat
Bumdes masyarakat bisa menikmati desa bisa menyimpan uang melalui
program- program bantuan pemerintah desa program simpan pinjam (PNPM) yang
sindang jaya salah satunya adalah: diharapkan masyarakat bisa
a. Pelaksanaan Program koperasi mempercayai untuk menyimpan uang selain
desa bank swasta yang ada diwilayah kabupaten
Koperasi desa menyiapkan segala cianjur, Karena selain memiliki jarak tempuh
kebutuhan pokok masyarakat demi yang dekat, PNPM Bumdes juga dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat desa dipercaya menyimpan uang masyarakat
seperti halnya, menjual bahan sembako yang dengan bunga yang tidak begitu tinggi
harganya lebih terjangkau dari pada harga dibandingkan bank
pasar. Selain itu koperasi desa juga – bank konvensional lainnya. Selain itu
menyiapkan bahan pokok pertanian seperti pinjaman modal usaha juga dapat diberikan
halnya pupuk, bibit, pestisida, dll. Serta kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan peternakan seperti pakan ternak, masing – masing dengan
ikan, ayam, bebek. juga bibit unggulan mempertimbangkan jenis dan kegiatan usaha
seperti ayam potong, benih ikan mas anak yang akan dilakukan.
domba dan bebek. Pelaksanaannya c. Pelaksanaan Program Pertanian
masyarakat desa yang keikutsertaan sebagai Agro Bisnis
keanggotaaan bumdes bisa mendapatkan Program ini
fasilitas tersebut dengan syarat mengikuti diharapkan memaksimalkan sumberdaya
ketentuan yang berlaku yang telah yang nantinya masyarakat sendiri dapat
disepakati bersama. menikmati sendiri hasilnya dengan
sayuran beserta pupuknya untuk dapat domba dan bebek yang akhirnya
dimanfaatkan yang nantinya masyarakat itu masyarakat itu sendiri dapat
sendiri yang akan mengelola dan menikmati fasilitas yang diberikan
mendapatkan hasilnya. Selain itu bumdes pemerintah desa dengan syarat
juga menyediakan bibit ikan mas, anak sebagaiman diatur dalam ketentuan
kebijakan pemerintah desa. e. Pengawas
Penggunaan dan tata cara pembagian : 5%
keuntungan dari hasil bumdes. Pendapatan f. Honor Pengelola
bersih diperoleh dari hasil transaksi : 30 %
dikurangi dengan pengeluaran biaya dan g. Biaya Rapat
kewajiban dari pihak lain serta pengusutan : 5%
ata barang – barang inventaris dalam satu h. Dana Sosial
tahun pembukuan. Pembagian pendapatan : 2%
bersih di tetapkan berdasarkan musyawarah i. Dana Cadangan
penasihat dan pengelola tetapkan : 4%
berdasarkan musyarawah penasihat dan
j. Bagi masyarakat yang
pengelola badan usaha milik desa, setelah
menggunakan pemanfaatan
dikurangi biaya operasional dengan
Bumdes dapat dikenakan
ketentuan :
biaya keterlambatan biaya
a. Pemupukan Modal Usaha
angsuran sesuai dengan batas
: 20 %
waktu keterlambatan biaya
b. Pendapatan Asli Desa
angsuran sesuai dengan batas
: 20 %
waktu yang ditentukan setiap
c. Pendidikan dan Pelatihan
tanggal 10 dikenakan sanksi
Pengurus : 7 %
denda sebesar Rp. 10.000
d. Komisaris
bagi yang mengikuti program
: 7%
simpan pinjam. Untuk yang
mengikuti program pertanian
agro bisnis dan peternakan
yang menjual atau melelang
ternaknya tanpa seizini
pengelola bumdes wajib
mengembalikan permodalan
serta jasa sebesar 15 %
pertahun.
F. Saran
Setelah penulis memberikan
kesimpulan dari hasil penelitian tentang
Penerapan Program Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) dalam Pengelolaan Potensi penulis akan memberikan beberapa saran yang
dan Sumber Daya (studi desa sindangjaya dapat digunakan oleh pemerintah Desa
Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten
Cianjur, yaitu sebagai berikut : perkembangan globalisasi yang
a. Saran Akademis ada.
Peneliti mengharapkan agar penelitian 2. Diharapkan pengelolaan dan
ini dapat berguna bagi mahasiswa yang pelaksanaan Bumdes di Desa
melakukan penelitian serupa atau melakukan Sindang Jaya lebih di tingkatkan
penelitian lanjutan atas topik yang sama. kualitas pelayanannya serta
Peneliti berharap agar topik yang telah sosialisasi secara menyeluruh ke
dipaparkan dapat menimbulkan rasa kalangan masyarakat baik oleh
keingintahuan dalam meningkatkan panitia Bumdes maupun oleh
ekonomi desa dengan mengelola sumber perangkat Desa serta lebih di
daya dan potensi desa dengan cara mudahkan bagi masyarakat
wawancara guna dapat mendapatkan hasil berpenghasilan rendah untuk dapat
yang maksimal. di ikut sertaan menjadi anggota
b. Saran Kebijakan Bumdes Desa Sindang Jaya.
1. Diharapkan untuk jenis program c. Saran Praktis
Bumdes periode Pemerintahan Administratif belum terkelola dengan
Kepala Desa yang akan datang baik, hal ini dikarenakan pengelola masih
lebih terperinci dalam menyusun melakukan pembukuan secara manual dan
jenis jenis dan isi program sesuai tidak rutin dalam melakukan penginputan
dengan kebutuhan masyarakat data sehingga peneliti kesulitan dalam
dengan memperhatikan mendapatkan data, Meningkatkan
perkembangan jaman sehingga pengelolaan BUMDes dengan menggunakan
pengelolaan objek wisata, usaha manajemen Komputer yang baik sehingga
pertanian dan perdagangan di data yang ada tidak tercecer dan tersimpan
Desa sindangjaya mengikuti rapi dalam dokumen penting BUMDes.
Sehingga saat data tersebut dibutuhkan akan
mudah dicari dan mudah dalam membuat
laporan pertanggung jawaban.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Text :
Abidin, Said Zainal. (2012). Humanika
Pengantar Kebijakan Publik.
Jakarta: Salemba Agustino, Leo. (2008). Dasar-Dasar
Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Agustino. (2008). Politik dan Kebijakan Kuantitatif Kualitatif Dn R&D.
Publik. Bandung: Asosiasi Ilmu Politik Bandung: Alfabeta.
Indonesia (AIPI) dan Puslit KP2W
Lembaga Penelitian Unpad Suharto, Edi. (2013). Kebijakan Sosial
Sebagai Kebijakan Publik. Bandung :
Ali, Farid dan Andi Syamsu Alam. (2012). Alfabeta
Studi Kebijakan Pemerintah. Bandung:
Refika Aditama Wahab, Abdul Solichin. (2013). Analisis
Kebijaksanaan: dari Formulasi ke
Anggara, Sahya. (2014). Kebijakan Publik. Impelementasi Kebijaksanaan Negara.
Bandung: Pustaka Setia Jakarta: Bumi Aksara
Dunn, William N. (2003). Pengantar Analisi Wicaksono, Kristian Widya. (2006).
Kebijakan Publik Edisi Kedua. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah.
Yogyakarta: Gadjah Mada Universit y Yogyakarta: Graha Ilmu
Press
Widodo, Joko. (2010). Analisis kebijakan
Engkus. (2017). Administrasi Kepegawaian publik. Malang : Bayu Media
Indonesia Pada Sektor Publik (Dalam
Winarno, Budi. (2005). Kebijakan Publik,
Pendekatan Aparatur Sipil Negeri).
dan Teori serta Proses. Jakarta: Media
Bandung: Fisip Unpas Press
Pressindo
Irawan, Prasetya. (2005). Materi Pokok
Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta:
Universitas Terbuka. Dokumen-Dokumen:
Skripsi/Jurnal :