Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

1

PENERAPAN PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM


PENGELOLAAN POTENSI DAN SUMBER DAYA

(STUDI DESA SINDANGJAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR)

IRGI NAZRI ADLANI

Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung

Email: nazriirgi@gmail.com

HP: 081931321682

ABSTRACT. Sindang Jaya Village Government established BUMDes as a motor of economic


driving in rural areas through Bumdes program that has been made because through Bumdes
facility ordinary people get capital for entrepreneurship and more independent in managing the
potential of natural resources in Sindangjaya Village but in its formation is still minimal
coaching from Local Government so that some problems arise, such as how the content of
Bumdes program, and how its implementation as well as bagamanakah obstacles in managing
the potential of village sindangjaya.Hasil research shows that the contents of the program
Bumdes Sindang Jaya village is engaged in the type of business Social Business, Business
Leasing Business Save Borrow other than that the implementation of BUMDes programs have
been running well and Barriers in managing Bumdes and managing the potential Village natural
resources on financial planning and agricultural products have not been well managed and
proper target so that even though the program is already running but its content is not fully
commonly felt by all people because of lack of knowledge in marketing the existing natural
resources.

KEYWORDS: Implementation; Program; Bumdes.

ABSTRAK. Pemerintah Desa Sindang Jaya membentuk BUMDes sebagai motor penggerak
ekonomi di pedesaan melalui program Bumdes yang sudah di buat karna melalui fasilitas
Bumdes masyarakat biasa mendapatlan modal untuk berwirausaha serta lebih mandiri dalam
mengelola potensi sumber daya alam yang ada di Desa Sindangjaya namun dalam
pembentukkannya masih minim pembinaan dari Pemerintah Daerah sehingga muncul beberapa
permasalahan, diantaranya adalah ada Bagaimanakah isi program Bumdes, dan Bagaimana
Implementasinya serta bagamanakah hambatannya dalam mengelola potensi desa
sindangjaya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi program Bumdes desa sindang Jaya adalah
bergerak di bidang jenis usaha Bisnis Sosial, Bisnis Penyewaan Bisnis Simpan Pinjam selain itu
implementasi pelaksanaan program-program BUMDes telah berjalan secara baik dan
Hambatannya dalam mengelola Bumdes serta mengelola potensi Sumber daya alam desa
mengenai perencanaan keuangan dan hasil bumi belum terkelola dengan baik dan tepat sasaran
sehingga meskipun program tersebut sudah berjalan akan tetapi hasinya belum sepenuhnya biasa
dirasakan oleh semua masyarakat karna minimnya pengetahuan dalam memasarkan hasil sumber
daya alam yang ada.

Kata Kunci : Penerapan; Program; Bumdes.

PENERAPAN PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM


PENGELOLAAN POTENSI DAN SUMBER DAYA

(STUDI DESA SINDANGJAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR)

A. PENDAHULUAN kreativitas dan inovasi masyarakat desa


Pemerintah desa merupakan dalam mengelola dan menjalankan mesin
subsistem dari sistem penyelenggaraan ekonomi di pedesaan.
pemerintahan daerah sehingga desa Sistem dan mekanisme kelembagaan
memiliki kewenangan untuk mengatur dan ekonomi di pedesaan tidak berjalan efektif
mengurus kepentingan masyarakatnya dan berimplikasi pada ketergantungan
dalam kerangka otonomi desa itu sendiri. terhadap bantuan Pemerintah sehingga
Sebelum kita melangkah lebih lanjut mematikan semangat kemandirian. Belajar
mengenai otonomi desa ini, alangkah dari pengalaman masa lalu, satu pendekatan
baiknya kita mengetahui terlebih dahulu arti baru yang diharapkan mampu menstimulus
dari kedua kata tersebut yaitu otonomi dan dan menggerakkan roda perekonomian di
desa. Budiono Bambang (2000:32) pedesaan adalah melalui pendirian
mengemukakan bahwa pengembangan basis kelembagaan ekonomi yang dikelola
ekonomi di pedesaan sudah semenjak lama sepenuhnya oleh masyarakat desa. Lembaga
dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai ekonomi ini tidak lagi didirikan atas dasar
program. Namun upaya itu belum instruksi Pemerintah.
membuahkan hasil yang memuaskan Tetapi harus didasarkan pada
sebagaimana diinginkan bersama. Terdapat keinginan masyarakat desa yang berangkat
banyak faktor yang menyebabkan kurang dari adanya potensi yang jika dikelola
berhasilnya program-program tersebut. dengan tepat akan menimbulkan permintaan
Salah satu faktor yang paling dominan di pasar. Pendirian lembaga ini antara lain
adalah intervensi Pemerintah terlalu besar, dimaksudkan untuk mengurangi peran para
akibatnya justru menghambat daya tengkulak yang seringkali menyebabkan

meningkatnya biaya transaksi (transaction kepada konsumen akhir. Melalui lembaga ini
cost) antara harga produk dari produsen diharapkan setiap produsen di pedesaan dapat
menikmati selisih harga jual produk dengan masyarakat Desa. Dan pada pasal 87 tentang
biaya produksi yang layak dan konsumen badan usah miliki desa bahwa :
tidak harus menanggung harga pembelian 1. Desa dapat mendirikan Badan
yang mahal. Membantu kebutuhan dana Usaha Milik Desa yang disebut
masyarakat yang bersifat konsumtif dan BUM Desa.
produktif. Menjadi distributor utama untuk 2. BUM Desa dikelola dengan
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat semangat kekeluargaan dan
(Kapokmas). Disamping itu, berfungsi kegotongroyongan.
menumbuh suburkan kegiatan pelaku 3. BUM Desa dapat menjalankan
ekonomi di pedesaan. usaha di bidang ekonomi
Bumdes memiliki peran untuk dan/atau pelayanan umum sesuai
meningkatkan sarana perekonomian dan dengan ketentuan peraturan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat perundang-undangan.
desa. Pemerintah pusat hingga ke daerah Bumdes diharapkan memiliki peran
kota maupun kabupaten sangat mendorong serta memajukan masyarakat didalam
masyarakat mempunyai usaha dalam bidang ekonomi. Dalam pelaksanaan
mendorong dan menekan angka bumdes tersebut sesuai dengan UU No 6
pengangguran sesuai peraturan yang berlaku tahun 2014 pasal 1 ayat 6 bahwa peran desa
di Indonesia hingga daerahnya. Undang – merupakan vital karena pemerintah desa
undang No 6 tahun 2014 pasal 1 ayat 6 yangMembangun bumdes tersebut dan juga
tentang Badan Usaha Milik Desa adalah bumdes harus dengan kesadaran kerja sama
badan usaha yang seluruh atau sebagian pelaksanaan dan pembangunannya. Seperti
besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui desa yang menjalankan dan masyarakat
penyertaan secara langsung yang berasal harus ikut andil mengawasi dalam
dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna pelakasanaannya agar sesuai dengan
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha ketentuan peraturan perundang – undangan.
lainnya untuk sebesarbesarnya kesejahteraan Dalam peraturan pemerintah tentang
badan usaha milik desa (BUMDES) Bagian
Kesatu Pendirian dan Organisasi Pengelola
pada Pasal 132 bahwa :

1. Desa dapat mendirikan BUM (1) dilakukan melalui


Desa. musyawarah Desa dan ditetapkan dengan
2. Pendirian BUM Desa peraturan Desa.
sebagaimana dimaksud pada ayat 3. Organisasi pengelola BUM Desa terpisah
dari organisasi Pemerintahan
Desa. Pembentukan dan pengelolaan
4. Organisasi pengelola BUM Desa bumdes didalam peraturan pemerintah pasal
sebagaimana dimaksud pada ayat 132 diharapkan pengelolaan organisasi
(1) paling sedikit terdiri atas: badan usaha milik desa (BUMDES) harus
a. penasihat; dan sesuai dengan musyawarah desa dan
b. pelaksana operasional. mempunyai aturan seperti peraturan desa
5. Penasihat sebagaimana dimaksud agar sejalan dengan hasil musyawarah
pada ayat (4) huruf a dijabat dalam pembangunan ekonomi desa. Aturan
secara ex-officio oleh kepala peratuan menteri desa no 4 tahun 2015 pasal
Desa. 12 mengungkapkan jika pelaksanaan
6. Pelaksana operasional operasional badan usaha milik desa harus
sebagaimana dimaksud pada ayat bisa menjadi lembaga yang melayani
(6) dilarang merangkap jabatan kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan
yang melaksanakan fungsi umum masyarakat desa, karena Badan usaha
pelaksana lembaga Pemerintahan milik desa didorong untuk bisa menggali
Desa dan lembaga dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi
kemasyarakatan Desa. dimaksud desa untuk meningkatkan pendapatan asli
pada ayat (4) huruf b merupakan desa.
perseorangan yang diangkat dan Berdasarkan peraturan perda
diberhentikan oleh kepala Desa. Kabupaten cianjur dalam mendorong dan
7. Pelaksana operasional memberikan tata cara dan pengelolaan
sebagaimana Badan usaha milik desa. Sesuai dalam Perda
cianjur ayat 3 tahun 2012 pasal 5 bahwa
dalam peran desa dan strategi Badan Usaha
Milik desa harus terwujudnya kesejahteraan
masyarakat desa dan untuk menumbuh
kembangkan ekonomi masyarakat melalui
kesempatan berusaha, pemberdayaan
masyarakat, dan pengelolaan aset milik desa
sesuai kebutuhan dan potensi desa, maka

Pemerintah Desa diberi kewenangan untuk Sebagai level pemerintahan terendah,


membentuk dan mengelola Badan Usaha pemerintah desa sebagai ujung tombak dalam
Milik Desa. sistem pemerintahan daerah akan berhubungan
dan bersentuhan langsung dengan besar kepada Daerah otonom terutama
masyarakat dengan tujuan untuk Daerah Kabupaten/Kota. Pemerintahan Desa
mensejahterakan masyarakat dari atas secara yuridis formal diakui dalam Undang-
hingga bawah. Karena itu, sistem dan Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
mekanisme penyelenggaraan pemerintahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
daerah sangat didukung dan ditentukan oleh 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-
pemerintah desa sebagai bagian dari Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
pemerintah daerah. Reformasi dan otonomi Dalam Undang-Undang Nomor 6
daerah sebenarnya adalah harapan baru bagi Tahun 2014 disebutkan bahwa Desa adalah
pemerintah dan masyarakat desa untuk desa dan desa adat atau yang disebut dengan
membangun desanya sesuai kebutuhan dan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
aspirasi masyarakat. Sebagian besar aparat kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
pemerintah desa, otonomi adalah suatu batas wilayah yang berwenang untuk
peluang baru yang dapat membuka ruang mengatur dan mengurus urusan
kreatifitas bagi aparatur desa dalam pemerintahan, kepentingan masyarakat
mengelola desa sesuai dengan sumber daya setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
yang dimiliki baik yang berupa sumber daya hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang
alam maupun dengan sumber daya manusia. diakui dan dihormati dalam sistem
Undang-Undang Nomor 23 Tahun pemerintahan Negara Kesatuan Republik
2014 tentang Pemerintahan Daerah Indonesia.
membawa penyempurnaan baru terhadap Pemerintah Desa dilaksanakan oleh
penyelenggaraan Pemerintahan mulai dari Kepala Desa sebagai Badan Eksekutif dan
Pemerintah Daerah sampai kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Pemerintahan Desa. Undang-Undang ini sebagai Badan Legislatif. Pemerintah inilah
telah memberikan otonomi yang jauh lebih yang selanjutnya mengayomi masyarakat
serta mengurus kepentingan desa dalam
bidang pemerintahan, dan pembangunan.
Walaupun desa memiliki Alokasi Dana Desa
(ADD) yang berasal dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Kabupten, namun diperlukan juga suatu

badan yang mengurus kekayaan asli desa lembaga yang dapat mengelola potensi desa
demi terjadinya keseimbangan dan dengan maksimal maka didirikanlah Badan
pembangunan. Untuk itu perlu suatu Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang modalnya
berasal dari kekayaan desa seperti industri penting bagi kemajuan bangsa dan negara
masyarakat, pertanian, pertenakan, dimasa yang akan datang. Terbentuknya
perdaganga, pariwisata dan lain-lain. Badan Usaha Milik Desa di mulai dari
Badan Usaha Milik Desa lahirnya Undang - undang No. 32 tahun
(BUMDesa) merupakan lembaga usaha desa 2004 beserta Peraturan Pemerintah No. 72
yang dikelola oleh masyarakat dan tahun 2005 dan Peraturan menteri dalam
pemerintahan desa dalam upaya negeri No. 39 tahun 2010 merupakan
memperkuat perekonomian desa dan kebijakan yang telah memberikan
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi kesempatan ruang, petunjuk maupun payung
desa. Cara kerja BUMDesa adalah dengan hukum terhadap BUMDesa.
jalan menampung kegiatan-kegiatan Permendagri juga mengandung
ekonomi masyarakat dalam sebuah bentuk substansi yang inovatif. Pertama,
kelembagaan atau badan usaha yang pembentukan BUMDesa bersifat
dikelola secara profesional, namun tetap kondisional, yakni membutuhkan sejumlah
bersandar pada potensi asli desa. Hal ini persyaratan, yang menjadi dasar kelayakan
dapat menjadikan usaha masyarakat lebih pembentukan BUMDesa. Dalam pasal 5
produktif dan efektif. ditegaskan tentang syarat-syarat
Lahirnya lembaga seperti BUMDesa, pembentukan BUMDesa sebagai berikut :
diharapkan akan menjadi lembaga yang a. Atas inisiatif pemerintah desa
menampung kegiatan ekonomi masyarakat dan atau masyarakat berdasarkan
yang berkembang menurut ciri khas desa musyawarah warga desa.
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan b. Adanya potensi usaha ekonomi
masyarakat desa sebagai tempat kehidupan masyarakat.
dan penghidupan. Bahkan lebih dari itu, c. Sesuai dengan kebutuhan
Desa diharapkan akan menjadi fondasi masyarakat, terutama dalam
pemenuhan kebutuhan pokok.
d. Tersedianya sumber daya desa
yang belum dimanfaatkan secara
optimal, terutama kekayaan desa.
e. Tersedianya sumber daya
manusia yang mampu mengelola

badan usaha sebagai aspek f. Adanya unit-unit usaha masyarakat


penggerak perekonomian yang merupakan kegiatan ekonomi
masyarakat desa. warga masyarakat yang dikelola
secara parsial dan kurang Keempat, pengelolaan BUMDesa
terakomodasi;dan bersifat demokratis dan teknokratis. Dimensi
g. Untuk meningkatkan pendapatan teknokrasi terlihat dalam bentuk dalam
masyarakat dan pendapatan asli pembagian kerja yang jelas, dimensi
desa. demokrasi tidak hanya terlihat pada
komponen musyawarah desa tetapi juga di
Kedua, BUMDesa merupkan usaha tunjukan pada komponen akuntabilitas.
desa yang bercirikan kepemilikan kolektif, Pemisahan organisasi maupun asset
bukan hanya dimiliki oleh pemerintah desa, BUMDesa dari pemerintahan desa
bukan hanya dimiliki masyarakat, bukan merupakan komponen penting untuk
juga hanya dimiliki oleh individu, melainkan menjaga akuntabilitas BUMDesa. Kebijakan
menjadi milik pemerintah desa dan di atas, khususnya Permendagri No.
masyarakat. Ketiga, mekanisme 39/2010 dan fasilitasi Kementerian Dalam
pembentukan BUMDesa bersifat inklusif, Negeri dan kebijakan Pemerintah
deliberative dan partisipatoris, Artinya Kabupaten, merupakan factor utama yang
BUMDesa tidak cukup dibentuk oleh melahirkan BUMDesa di banyak desa dan
pemerintah desa, tetapi debentuk melalui daerah.
musyawarah desa yang melibatkan berbagai
Badan Usaha Milik Desa
komponen masyarakat. Secara
(BUMDesa) dalam pandangan hukum,
organisasional musyawarah desa juga
diatur dalam Undang-Undang Nomor 6
dilembagakan sebagai institusi tertinggi
Tahun 2014 tentang Desa Pasal 72ayat (1)
dalam BUMDesa seperti hal nya rapat
huruf a yang menyatakan pendapatan asli
anggota dalam koperasi.
desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset,
swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan
lain-lain pendapatan asli desa. Berdasarkan
penjelasan dari Pasal 72 ayat (1) huruf a
yang dimaksud dengan pendapatan asli desa
adalah pendapatan yang berasal dari
kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul
dan kewenangan skala desa. Kemudian yang
dimaksud hasil usaha adalah termasuk hasil

dari BUMDesa. Selanjutnya BUMDesa yang menyatakan desa dapat mendirikan


diatur dalam pasal 87 pada ayat 1 dan 3 BUMDesa yang dikelola dengan semangat
kekeluargaan dan gotong-royongan. 5. Menciptakan peluang dan dan
BUMDesa dapat menjalankan usaha jaringan pasar yang mendukung
di bidang ekonomi dan/atau pelayanan kebutuhan layanan umum warga.
umum sesuai degan ketentuan peraturan 6. Membuka lapangan kerja.
perundang-undangan. Pengaturan lebih 7. Meningkatkan kesejahteraan
lanjut mengenai BUMDesa diatur dalam masyarakat melalui perbaikan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan pelayanan umum, pertumbuhan
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi dan pemerataan ekonomi Desa.
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 8. Meningkatkan pendapatan
Tentang Pendirian, Pengurusan Dan masyarakat Desa dan Pendapatan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Asli Desa.
Milik Desa. Adapun tujuan pendirian Badan
Usaha Milik Desa dalam Peratura menteri Perekonomian pedesaan dengan
desa Nomor 4 Tahun 2015 BUMDesa model BUMDesa, diharapkan mampu untuk
didirikan dengan tujuan sebagai berikut: meningkatkan perekonomian masyarakat
desa. Selain itu juga untuk menambah
1. Meningkatkan perekonomian
Pendapatan Asli Desa (PAD). Pemerintahan
Desa.
Desa yang setiap tahun membutuhkan
2. Mengoptimalkan asset Desa agar
Anggaran Pendapatan Belanja Desa
bermanfaat untuk kesejahteraan
(APBDES) dalam menjalankan roda
Desa.
pemerintahan setidaknya ada pendapatan
3. Meningkatkan usaha masyarakat
yang bersumber asli dari desanya sendiri
dalam pengelolaan potensi
bukan hanya bergantung pada dana kucuran
ekonomi Desa.
pemerintah diatasnya. Karena dari sinilah
4. Mengembangkan rencana kerja
muncul kesadaraan akan pentingnya
sama usaha antar Desa dan/atau
kemandirian desa, bukan berarti pemerintah
dengan pihak ketiga.
pusat lepas tanggung jawab terhadap
persoalan-persoalan pedesaan.
Pembentukan BUMDesa
berdasarkan pada musyawarah yang
diadakan oleh pemerintah desa dengan

seluruh elemen masyarakat yang ada didesa. Perencanaan Pembangunan Desa


Setiap satu tahun sekali pemerintah desa (Musrembangdes) dari sinilah alur
melaksanakan kegiatan Musyawarah pembentukan BUMDes dimulai. Hasil
Musrenbangdes yang berkenaan dengan
pembentukan BUMDes ini dituangkan Sumber pendapatan diatas menjadi
dalam bentuk Anggaran Dasar/Anggaran tumpuan perekonomian desa.sebagai
Rumah Tangga yang berisi tentang pendapatan asli desa digunakan untuk
organisasi dan tata kerja, penetapan personil, pelaksanaan pembangunan, namun dalam
sistem pertanggung jawaban dan pelaporan, pengelolaan perekonomian pemerintah desa
bagi hasil dan kepailitan. Kemudian langkah pada kenyataannya belum berjalan dengan
selanjutnya perencanaan draft yang akan baik,sesuai dengan peraturan perundang-
dituangkan kedalam bentuk Peraturan Desa. undangan. Ekonomi desa pada umumnya
Berdasarkan perda kab cianjur no 3 tahun sangat memprihatinkan dan banyak desa
2001 pasal 3 bahwa Pembentukan BUMDes yang hanya mengandalkan bantuan dari
bertujuan untuk: pihak pemerintah saja. Hal tersebut tentu
a. meningkatkan pendapatan asli akan mempersulit pembangunan
desa perekonomian desa. Pemerintah desa masih
b. mendorong berkembangnya banyak yang merasa kesulitan dalam
kegiatan perekonomian mendapatkan dan meningkatkan pendapatan
masyarakat desa asli desanya. Hal ini disebabkan
c. meningkatkan kreativitas dan keterbatasan dari sumber daya yang dimiliki
peluang usaha ekonomi produktif baik sumber daya manusia maupun sumber
(berwirausaha) anggota daya alamnya. Komoditi itu yang menjadi
masyarakat desa; dan unggulan pada suatu desa belum dapat
d. mendorong berkembangnya dimanfaatkan dengan baik.
usaha mikro sektor informal
Sejauh dibuatkannya program kegiatan
untuk penyerapan tenaga kerja
BUMDesa harus didasarkan pada kebutuhan
bagi masyarakat di desa
dan potensi desa, sebagai upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Berkenaan dengan
perencanaan dan pendiriannya, BUMDesa
dibangun atas

emansipatif, akuntabel, dan sustainabel prakarsa


satu desa (inisiasi) mas arakat,
di kecamatan cipanas serta
yang
dengan. Dari semua itu yang terpenting mendasarkan luas pada
mempunyai wilayah prinsip-prinsip
512 Ha. Desa
adalah bahwa pengelolaan kooperatif,
sindangjaya partisipatif, jumlah
mempunya transparansi,
penduduk
BUMDesa harus dilakukan secara profesional sebanyak 13.255 jiwa. desa sindangjaya
dan mandiri. Desa Sindangjaya adalah salah mempunyai potensi di bidang pertanian untuk
meningkatkan ekonomi desa karena desa agar terorganisir dan kesejahteraan
sindangjaya berada pada ketinggian antara masyarakat lebih tinggi.
1000 sampai dengan 1.100 meter diatas
Dalam pra penelitian pada hari senin
permukaan laut.
tanggal 4 desember, peneliti menemukan
Dataran tanah yang berbukit bukit
fenomena tentang pengelolaan BUMDES
dan serta kesuburan tanah yang tinggi
tersebut belum berjalan secara efektif atau
dihubungkan dengan ketinggian tempat,
masih terbengkalai hanya baru 1 program
curah hujan, dan iklim serta jenis tanah.
yang berjalan yaitu pembangunan ruko
Maka dari itu desa sindangjaya sangat cocok
untuk menunjang kegiatan roda badan usaha
untuk usaha dibidang pertanian tanaman
milik desa. Pemerintah desa juga memiliki
holtikultura, khususnya sayur mayor dataran
perencanaan desa wisata agropolitan karena
tinggi (wortel, bawang daun, dan daun
sesuai topografi dan kontur desa yaitu
casein). disitulah bahwa masyarakat desa
berbukit dan daerah pertanian, dan juga
sindangjaya memiliki sasaran untuk
pengelolaan desa wisata tersebut dikelola
mengelola dan membangun BUMDES di
oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES),
desa tersebut. Dalam kebijakan program
akan tetapi masih ditingkat perencanaan
pemerintah desa sindangjaya sangat
meskipun itu sebagai program kerja yang
mendorong sesuai dengan paparan potensi
harus dilaksanakan.
desa sindangjaya karena potensi alam sangat
Seperti tercantum dalam Rancangan
besar, maka harus dikelola dalam BUMDES
pembangunan jangka menengah desa
(RPJMDes) salah satunya kebijakan
ditingkat pengembangan program desa
seperti potensi desa yaitu program lahan
wisata/hiburan akan dikelola oleh badan
usaha milik desa (BUMDES). tetapi Badan
Usaha milik desa memiliki beberapa
masalah dalam pengelolaan dan
pelaksanaannya. yaitu kurang percaya nya
masyarakat kepada pihak bumdes karena
mereka berpandangan bahwa organisasi
tersebut akan mengambil alih atau

mengeruk semua hasil dalam pengelolaan mempercayai semua masyarakat karena


agro bisnis. Dan pihak bumdes pun belum bumdes pun berpandangan bahwa masyarakat
akan sulit untuk mengembalikan modal Seperti halnya Menurut Edward III.
pinjaman karena keuangan bumdes harus ”komunikasi merupakan salah-satu variabel penting
terus berputar.
yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik,

Masyarakat desa sindangjaya tidak komunikasi sangat menentukan keberhasilan

akan bisa menikmati hasil dari program pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan
bumdes tersebut meskipun organisasi publik”. Implementasi yang efektif akan terlaksana,
bumdes bertujuan untuk memberikan
jika para pembuat keputusan mengetahui mengenai
kesejahteraan lewat program bumdes dalam
apa yang akan mereka kerjakan. Infromasi yang
mengelola potensi dan sumberdaya desa
diketahui para pengambil keputusan hanya bisa
sindangjaya. Berdasarkan hal tersebut, maka
didapat melalui komunikasi yang baik.
peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ PENERAPAN 2. Struktur Birokrasi
PROGRAM BADAN USAHA MILIK Menurut George C. Edwards III Struktur

DESA (BUMDES) DALAM Birokrasi dalam pencapaian sebuah kebijakan dalam


PENGELOLAAN POTENSI DAN implementasi Birokrasi merupakan salah-satu
SUMBER DAYA (STUDI DESA
institusi yang paling penting bahkan sering menjadi
SINDANGJAYA KECAMATAN
pelaksana kegiatan. Keberadaan birokrasi tidak hanya
CIPANAS KABUPATEN CIANJUR).”
dalam struktur pemerintah, tetapi juga ada dalam
B. KERANGKA KONSEPTUAL organisasi-organisasi swasta, institusi pendidikan dan
Dari teori yang dikemukakan oleh
sebagainya. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu
George C. Edward III dalam agustino
birokrasi diciptakan hanya untuk menjalankan suatu
(2008:149) yang mempengaruhi
kebijakan tertentu.
keberhasilan implementasai kebijakan
dibagi menjadi empat variabel, diantaranya:
3. Sikap pelaksanaan
1. Komunikasi
(Disposisi)

Menurut Edward III

mengemukakan ”kecenderungan-

kecenderungan atau disposisi merupakan

salah-satu faktor yang mempunyai kebijakan yang efektif”. Jika para pelaksana

konsekuensi penting bagi implementasi mempunyai kecenderungan atau sikap positif


atau adanya dukungan terhadap utama dalam implementasi kebijakan adalah
implementasi kebijakan maka terdapat staf atau pegawai (street-level bureaucrats).
kemungkinan yang besar implementasi

kebijakan akan terlaksana sesuai dengan C. METODE PENELITIAN

keputusan awal. Demikian sebaliknya, jika


Penelitian ini menggunakan
para pelaksana bersikap negatif atau pendekatan kualitatif. Hal ini disebabkan

menolak terhadap implementasi kebijakan karena peneliti berkeinginan kuat untuk


memahami dan mengamati secara lebih
karena konflik kepentingan maka
mendalam secara detail dan luas tentang
implementasi kebijakan akan menghadapi bagaimana penerapan dan pengelolaan

kendala yang serius. Sumber daya oleh BUMDesa di Desa


Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten
Cianjur. Menurut Nasution (1996:3)
4. Sumber Daya pendekatan kualitatif pada hakekatnya ialah
“mengamati orang dalam lingkungan
Menurut Edward III sumber daya
hidupnya atau kebijakan yang dibuat,
merupakan hal penting dalam implementasi
berinteraksi dengan mereka, berusaha
kebijakan yang baik Indikator-indikator memahami bahasa mereka, tentang dunia
sekitar. Penelitian deskriptif dapat diartikan
yang digunakan untuk melihat sejauhmana
mengadakan penggambaran yang lebih jelas
sumber daya mempengaruhi implementasi
tentang situasi-situasi sosial”.
kebijakan terdiri dari Staf Sumber daya
Dalam penelitian ini untuk
menganalisis, peneliti menggunakan teknik
puprosive sampling. Purposive sampling
(sampel bertujuan) adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu.

D. PEMBAHASAN
Pemerintah Desa Sindang jaya
Bagaimanakah penerapan rogram
telah menyusun anggaran
Badan Usaha Milik Desa dasar Bumdes dengan sebagaimana
(BUMDES) dalam mengelola amanat dari Undang undang Nomor 6 Tahun
potensi dan Sumber Daya Desa ? 2014 tentang desa serta menindak lanjuti dari
pelaksanaan Bumdes berdasarkan pasal 136 PP Jenis usaha bisnis sosial dalam
Nomor 43 Tahun 2015 tentang peraturan pelaksana BUMDES yakni dapat melakukan
Desa dan Peraturan Bupati Cianjur Nomor. 85 Tahun pelayanan publik kepada masyarakat.
2014 Tentang Tata Cara Pembentukkan dan Dengan kata lain memberi keuntungan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Undang sosial kepada warga, meskipun tidak
Undang Desa yang salah satu tujuaannya adalah mendapatkan keuntunggan yang besar.
menjadikan Bumdes di wilayah Kab.Cianjur
b. Bisnis Uang
khususnya desa Sindang Jaya merupakan menjadikan BUMDES menjalankan bisnis
Instrumen Pendayagunaan ekonomi Lokal dengan uang yang memenuhi kebutuhan
beragam jenis potensi yang ada. keuangan masyarakat desa dengan
BUMDes menjadi tulang punggung bunga yang lebih rendah daripada
perekonomian pemerintahan desa guna mencapai bunga uang yang didapatkan
peningkatan kesejahteraan warganya, Sementara itu. masyarakat desa dari para rentenir desa
untuk jenis usaha yang dapat dikembangkan melalui atau bank-bank konvensional.
BUMDes diantaranya, usaha bisnis sosial melalui c. Bisnis Penyewaan
usaha air minum desa, usaha listrik desa dan lumbung BUM Desa menjalankan bisnis
pangan, usaha bisnis penyewaan melalui usaha alat penyewaan untuk melayani kebutuhan
transportasi, perkakas pesta, gedung pertemuan, masyarakat setempat dan sekaligus
rumah toko dan tanah milik BUMDes dan usaha untuk memperoleh pendapatan desa.
bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit usaha d. Lembaga Perantara
yang dikembangkan melalui pengembangan dan desa BUM Desa menjadi “lembaga
wisata. perantara” yang menghubungkan
Sebagaimana yang tertuang dalam Program komoditas pertanian dengan pasar atau
jenis usaha dalam BUMDES Sugih Jaya terbagi 6 agar para petani tidak kesulitan menjual
klasifikasi sebagai berikut: produk mereka ke pasar. Atau BUM
a. Bisnis Sosial Desa menjual jasa pelayanan kepada
warga dan usaha-usaha masyarakat.
e. Trading/perdagangan
BUM Desa menjalankan bisnis yang
berproduksi dan/atau berdagang barang-
barang tertentu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat maupun
dipasarkan pada sekala pasar yang lebih
luas.
f. Usaha Bersama
BUM Desa sebagai ”usaha bersama”,
atau sebagai induk dari unit-unit usaha

yang ada di desa, dimana masing- BUM Desa agar tumbuh usaha bersama.
masing unit yang berdiri sendiri-sendiri Mengenai tentang pelaksanaan program
ini, diatur dan ditata sinerginya oleh
Bumdes Sugih Jaya dalam mengelola potensi
desa masyarakat di wajibkan ikut serta dalam untuk dapat bisa membuka peluang usaha
ke anggotaan Bumdes Sugih Jaya karna mandiri dengan mendapatkan pinjaman
dengan di terbikan Nomor Induk anggota modal usaha seperti halnya masyarakat
Bumdes masyarakat bisa menikmati desa bisa menyimpan uang melalui
program- program bantuan pemerintah desa program simpan pinjam (PNPM) yang
sindang jaya salah satunya adalah: diharapkan masyarakat bisa
a. Pelaksanaan Program koperasi mempercayai untuk menyimpan uang selain
desa bank swasta yang ada diwilayah kabupaten
Koperasi desa menyiapkan segala cianjur, Karena selain memiliki jarak tempuh
kebutuhan pokok masyarakat demi yang dekat, PNPM Bumdes juga dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat desa dipercaya menyimpan uang masyarakat
seperti halnya, menjual bahan sembako yang dengan bunga yang tidak begitu tinggi
harganya lebih terjangkau dari pada harga dibandingkan bank
pasar. Selain itu koperasi desa juga – bank konvensional lainnya. Selain itu
menyiapkan bahan pokok pertanian seperti pinjaman modal usaha juga dapat diberikan
halnya pupuk, bibit, pestisida, dll. Serta kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan peternakan seperti pakan ternak, masing – masing dengan
ikan, ayam, bebek. juga bibit unggulan mempertimbangkan jenis dan kegiatan usaha
seperti ayam potong, benih ikan mas anak yang akan dilakukan.
domba dan bebek. Pelaksanaannya c. Pelaksanaan Program Pertanian
masyarakat desa yang keikutsertaan sebagai Agro Bisnis
keanggotaaan bumdes bisa mendapatkan Program ini
fasilitas tersebut dengan syarat mengikuti diharapkan memaksimalkan sumberdaya
ketentuan yang berlaku yang telah yang nantinya masyarakat sendiri dapat
disepakati bersama. menikmati sendiri hasilnya dengan

b. elaksanaan Program memperhatikan alam yang subur desa

Usaha Ekonomi (PNPM) sindangjaya. Masyarakat desa bisa

Pelaksanaannya memanfaatkan sumberdaya alam yang ada

diharapkan mendorong masyarakat desa seperti halnya bumdes menyiapkan bibit

sayuran beserta pupuknya untuk dapat domba dan bebek yang akhirnya
dimanfaatkan yang nantinya masyarakat itu masyarakat itu sendiri dapat
sendiri yang akan mengelola dan menikmati fasilitas yang diberikan
mendapatkan hasilnya. Selain itu bumdes pemerintah desa dengan syarat
juga menyediakan bibit ikan mas, anak sebagaiman diatur dalam ketentuan
kebijakan pemerintah desa. e. Pengawas
Penggunaan dan tata cara pembagian : 5%
keuntungan dari hasil bumdes. Pendapatan f. Honor Pengelola
bersih diperoleh dari hasil transaksi : 30 %
dikurangi dengan pengeluaran biaya dan g. Biaya Rapat
kewajiban dari pihak lain serta pengusutan : 5%
ata barang – barang inventaris dalam satu h. Dana Sosial
tahun pembukuan. Pembagian pendapatan : 2%
bersih di tetapkan berdasarkan musyawarah i. Dana Cadangan
penasihat dan pengelola tetapkan : 4%
berdasarkan musyarawah penasihat dan
j. Bagi masyarakat yang
pengelola badan usaha milik desa, setelah
menggunakan pemanfaatan
dikurangi biaya operasional dengan
Bumdes dapat dikenakan
ketentuan :
biaya keterlambatan biaya
a. Pemupukan Modal Usaha
angsuran sesuai dengan batas
: 20 %
waktu keterlambatan biaya
b. Pendapatan Asli Desa
angsuran sesuai dengan batas
: 20 %
waktu yang ditentukan setiap
c. Pendidikan dan Pelatihan
tanggal 10 dikenakan sanksi
Pengurus : 7 %
denda sebesar Rp. 10.000
d. Komisaris
bagi yang mengikuti program
: 7%
simpan pinjam. Untuk yang
mengikuti program pertanian
agro bisnis dan peternakan
yang menjual atau melelang
ternaknya tanpa seizini
pengelola bumdes wajib
mengembalikan permodalan
serta jasa sebesar 15 %
pertahun.

k. Keuntungan usaha dari jasa sebesar Rp. 5.000 bilamana tidak


layanan koperasi dikenakan dibayarkan, penerima atau anggota
biaya iuran perbulannya koperasi harus mengembalikan
barang atau uang sesuai pertanian dengan pasar, selain itu ada
dengan apa yang diterima dari Simpan Pinjam yakni menjalankan
layanan koperasi. Semuanya bisnis pinjaman untuk kebutuhan
untuk menciptakan usaha maupun tabungan bagi
masyarakat yang produktif masyarakat Desa
serta membelikan pelayanan 2. Penerapan pelaksanaan program
yang maksimal serta menggali Bumdes sudah berjalan dengan baik
potensi desa untuk didaya sesuai dengan Perdes yang ada,
gunakan dan membuka Manfaat dari Pelaksanaan Program
wirausaha baru desa koperasi desa dan Program Program
Sindangjaya Kecamatan Usaha Ekonomi (PNPM) serta
Cipanas Kabupaten Cianjur. Program Pertanian Agro Bisnis
sudah biasa dirasakan oleh
E. SIMPULAN Masyarakat Desa Sindang Jaya.
1. Isi Program Badan Usaha Milik Desa 3. Hambatannya adalah Sumberdaya
Bumdes yang menjadi Program Manusia yang ada dalam
unggulan adalah jenis usaha Bisnis pelaksanaan program BUMDes ini
Sosial, sasaranya dapat melakukan secara kuantitas sangat kurang, salah
pelayanan publik kepada masyarakat, satunya sosialisai yang kurang
Bisnis Penyewaan yaitu bisnis kepada masyarakat baik oleh
penyewaan kios-kios di tempat pengurus Bumdes maupun Perangkat
wisata untuk kebutuhan masyarakat Desa, dari segi kualitas, sumber daya
setempat, Lembaga Perantara yaitu yang ada tidak terlalu faham
yang menghubungkan komoditas teknologi IT seperti Komputer
sehingga masih dilakukan
pembukuan secara manual.

F. Saran
Setelah penulis memberikan
kesimpulan dari hasil penelitian tentang
Penerapan Program Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) dalam Pengelolaan Potensi penulis akan memberikan beberapa saran yang
dan Sumber Daya (studi desa sindangjaya dapat digunakan oleh pemerintah Desa
Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten
Cianjur, yaitu sebagai berikut : perkembangan globalisasi yang
a. Saran Akademis ada.
Peneliti mengharapkan agar penelitian 2. Diharapkan pengelolaan dan
ini dapat berguna bagi mahasiswa yang pelaksanaan Bumdes di Desa
melakukan penelitian serupa atau melakukan Sindang Jaya lebih di tingkatkan
penelitian lanjutan atas topik yang sama. kualitas pelayanannya serta
Peneliti berharap agar topik yang telah sosialisasi secara menyeluruh ke
dipaparkan dapat menimbulkan rasa kalangan masyarakat baik oleh
keingintahuan dalam meningkatkan panitia Bumdes maupun oleh
ekonomi desa dengan mengelola sumber perangkat Desa serta lebih di
daya dan potensi desa dengan cara mudahkan bagi masyarakat
wawancara guna dapat mendapatkan hasil berpenghasilan rendah untuk dapat
yang maksimal. di ikut sertaan menjadi anggota
b. Saran Kebijakan Bumdes Desa Sindang Jaya.
1. Diharapkan untuk jenis program c. Saran Praktis
Bumdes periode Pemerintahan Administratif belum terkelola dengan
Kepala Desa yang akan datang baik, hal ini dikarenakan pengelola masih
lebih terperinci dalam menyusun melakukan pembukuan secara manual dan
jenis jenis dan isi program sesuai tidak rutin dalam melakukan penginputan
dengan kebutuhan masyarakat data sehingga peneliti kesulitan dalam
dengan memperhatikan mendapatkan data, Meningkatkan
perkembangan jaman sehingga pengelolaan BUMDes dengan menggunakan
pengelolaan objek wisata, usaha manajemen Komputer yang baik sehingga
pertanian dan perdagangan di data yang ada tidak tercecer dan tersimpan
Desa sindangjaya mengikuti rapi dalam dokumen penting BUMDes.
Sehingga saat data tersebut dibutuhkan akan
mudah dicari dan mudah dalam membuat
laporan pertanggung jawaban.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Text :
Abidin, Said Zainal. (2012). Humanika
Pengantar Kebijakan Publik.
Jakarta: Salemba Agustino, Leo. (2008). Dasar-Dasar
Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Agustino. (2008). Politik dan Kebijakan Kuantitatif Kualitatif Dn R&D.
Publik. Bandung: Asosiasi Ilmu Politik Bandung: Alfabeta.
Indonesia (AIPI) dan Puslit KP2W
Lembaga Penelitian Unpad Suharto, Edi. (2013). Kebijakan Sosial
Sebagai Kebijakan Publik. Bandung :
Ali, Farid dan Andi Syamsu Alam. (2012). Alfabeta
Studi Kebijakan Pemerintah. Bandung:
Refika Aditama Wahab, Abdul Solichin. (2013). Analisis
Kebijaksanaan: dari Formulasi ke
Anggara, Sahya. (2014). Kebijakan Publik. Impelementasi Kebijaksanaan Negara.
Bandung: Pustaka Setia Jakarta: Bumi Aksara
Dunn, William N. (2003). Pengantar Analisi Wicaksono, Kristian Widya. (2006).
Kebijakan Publik Edisi Kedua. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah.
Yogyakarta: Gadjah Mada Universit y Yogyakarta: Graha Ilmu
Press
Widodo, Joko. (2010). Analisis kebijakan
Engkus. (2017). Administrasi Kepegawaian publik. Malang : Bayu Media
Indonesia Pada Sektor Publik (Dalam
Winarno, Budi. (2005). Kebijakan Publik,
Pendekatan Aparatur Sipil Negeri).
dan Teori serta Proses. Jakarta: Media
Bandung: Fisip Unpas Press
Pressindo
Irawan, Prasetya. (2005). Materi Pokok
Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta:
Universitas Terbuka. Dokumen-Dokumen:

Nugroho D. Riant. (2003). Kebijakan Publik Undang-undang Nomor. 32 Tahun 2004


: Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Tentang Pemerintah Daerah
Jakarta: Elex Media Komputindo Undang-undang Nomor. 6 Tahun 2014
Tentang Desa
Parson. (2005). W.Public Policy Pengantar
teori dan Praktek Analisis Kebijakan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 39
Jakarta: Prenada Media. Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik
Desa
Subarsono. (2012). Analisis Kebijakan
Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Peraturan Menteri Desa Nomor. 4 Tahun
Pustaka Belajar. Analisis Kebijakan 2015 Tentang Desa
Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Peraturan Daerah Nomor. 9 Tahun 2014
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tentang Desa
Peraturan Bupati Cianjur Nomor. 85 Tahun
2014 Tentang Tata Cara Pembentukkan
dan Pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa
Peraturan Desa Sindang Jaya Nomor. 7
Tahun 2013 Tentang Pembentukkan
Badan Usaha Milik Desa Mandiri

Skripsi/Jurnal :

Rustianawati Cintiya. (2013). Implementasi


Kebijakan Pengadaan tanah untuk
Pembangunan Bandara Internasional
Jawa Barat (BLJB) di Kecamatan
Kertajati Majalengka, Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung

Wijanarko, Septian. Agung. (2016). Peran


Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Dalam pemberdayaan masyarakat.
universitas pembangunan nasional
veteran, jawa timur.

Fajarwati, Yeni. (2016). Implementasi


Program Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Di Desa Pagedang
Kabupaten Tangerang. Universitas
Sultan Ageung Tirtayasa, Banten

Engkus. (2017). Administrasi Publik Dalam


Perspektif Ekologi. Jurnal Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Volume (7) : 88

You might also like