Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)

Vol. 3, No. 4, (2018) Halaman 688-702 E-ISSN 2581-1002


ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DESA DENGAN PENDEKATAN


KUANTITATIF DAN KUALITATIF (STUDI PADA DESA DI KECAMATAN
INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR)

Rahmi Sari*1, Mirna Indriani*2


1,2
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
e-mail: indriani_mirna@yahoo.com*2

Abstrak
Performance measurement is a method or device used to record and assess the achievement of implementing the
activities based on the goals, objectives and strategies. The purpose of this study is to determine the financial
performance and seen from the aspect economic, efficiency and effectiveness and to know non-financial performance
seen from the aspect of achieving the goals felt by the community. This Study uses primary data from the results of
village and community aparatusinterviews and uses secondary data in the form of Accountability Report Realization
Implementation Budget Revenue and Expenditure Village. The result showed that the measurement of financial
performance using the concept of value for money is considered unsuitable to measure the financial performance of
village local government. Meanwhile, non-financial performance measurement result based on the priority use of
village development funds have been successfully achieved by the village goverment, while the priority of the use of
village government. Overall the are still some villages that do activities in the field of the development and
community empowerment beyond the priority of the use of village funds that have been set.

Keywords: Peformance, Indicator performance, Village Funds

1. Pendahuluan seperti kesenjangan antar wilayah, kemiskinan serta


Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 masalah sosial budaya lain dapat diminimalisir (BPKP,
tentang Desa, disebutkan bahwa desa merupakan 2015).
kesatuan masyarakat yang berdasarkan hukum Pemerintah desa dituntut untuk lebih mandiri
memiliki batas wilayah dan wewenang untuk dalam mengelola pemerintahan dan berbagai sumber
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat daya yang dimiliki, termasuk didalamnya pengelolaan
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat keuangan dan kekayaan milik desa. Berdasarkan
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa Pasal 9
Dari segi politis undang-undang ini memberikan mengelompokkan 3 struktur pendapatan desa.
sebuah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat Tabel 1
kepada pemerintah desa. Pemerintah desa mempunyai Sumber Pendapatan Desa
kewenangan yang disebut dengan otonomi desa No Struktur Pendapatan Desa
(Husna dan Abdullah, 2016). 1 Pendapatan Asli Desa
2 Pendapatan Transfer
Otonomi desa merupakan kewenangan bagi desa
Dana Desa (DD)
dalam mengatur kepentingan masyarakat sesuai Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/kota
dengan prakarsa yang ada (Sulumin, 2015). Dengan (BHPD)
adanya otonomi desa memberikan kesempatan yang Alokasi Dana Desa (ADD)
Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi
lebih besar bagi desa untuk mengurus tata Bantuan Keuangan dari APBD Kabupaten/kota
pemerintahannya sendiri serta pemerataan pelaksanaan 3 Pendapatan Lain-Lain
pembangunan, sehingga diharapkan dapat Sumber: Permendagri 113 Tahun 2014 dan UU Nomor
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup 6 Tahun 2014
masyarakat desa dan dapat mengurangi permasalahan

688
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
Salah satu sumber pendapatan desa yang kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
diatur dalam UU Desa adalah Dana Desa. Tahun 2016 penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan
merupakan tahun kedua pengalokasian dana desa yang pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
merupakan amanat Undang-Undang Nomor 6 tahun pemberdayaan masyarakat (Peraturan Pemerintah
2014 tentang Desa serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2015). Namun, sebelumnya desa
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang juga sudah mendapat dana transfer yang disebut
bersumber dari APBN (Kementerian Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) yang diterima dari APBD
Republik Indonesia). Dana desa di transfer melalui Kabupaten/kota setelah dikurangi dana alokasi khusus.
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Tabel 2
Perkembangan Dana ke Desa tahun 2015-2016
Penerimaan 2015 2016 Kenaikan
DD 20.766 46.982 126.24 %
ADD 33.835 35.455 4.79 %
Bagi Hasil PDRD 2.650 2.899 9.39 %
Total 57.251 85.336 49,06 %
Sumber: Kementerian Keuangan

Perkembangan dana yang ditransfer ke desa penerima anggaran Dana Desa terbesar di Indonesia
terus mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jumlah
anggaran yang di transfer ke daerah, termasuk dana anggaran dana desa yang diterima pemerintah Aceh
desa sesuai dengan komitmen presiden untuk tahun 2016 sebesar 3,8 trilliun atau 8 persen dari total
mempercepat pembangunan dari desa, penguatan dana desa yang dianggarkan oleh pemerintah pusat.
daerah dalam pelayanan publik dan kesejahteraan Dana desa tersebut akan dibagikan kepada 6.474 desa
masyarakat. Provinsi Aceh merupakan provinsi ketiga yang ada di seluruh kabupaten/kota di provinsi Aceh.

Dana Desa Provinsi Aceh Tahun 2016


600000000

500000000

400000000

300000000

200000000

100000000

0
Bireun

Simeulue
Aceh Selatan

Pidie Jaya
Aceh Utara

Bener Meriah

Nagan Raya
Aceh Tamiang
Pidie

Aceh Besar

Aceh Singkil
Aceh Timur

Banda Aceh
Aceh Tenggara
Aceh Barat

Gayo Lues
Aceh Jaya

Aceh Barat Daya

Langsa
Subussalam

Sabang
Aceh Tengah

Lhokseumawe

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Jumlah Desa DD DD per Desa

Sumber: www.acehterkini.com
Grafik 1.2 Dana Desa Provinsi Aceh Tahun 2016

689
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
Besarnya jumlah dana yang diterima oleh setiap bahwa model pengukuran kinerja terutama di sektor
desa menuntut kepala desa dan perangkatnya memiliki publik dapat digolongkan dalam dua model. Pertama,
kecakapan dalam membelanjakan dan membuat One-dimensional Model yang mengukur kinerja
laporan pertanggungjawaban. Kinerja pemerintah desa melalui indikator keuangan berdasarkan informasi dari
dalam pengelolaan keuangan desa tentunya harus laporan keuangan. Kedua, Multiple-dimensional
dimulai dimulai dengan suatu perencanaan berupa Model mengukur kinerja berdasarkan tujuan dari
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah organisasi sektor publik.
Desa (RPJMDesa) yang merupakan dokumen Pengukuran kinerja melalui indikator keuangan
perencanaan untuk periode enam tahun. Dari (one-dimensional model) pada organisasi sektor publik
RPJMDes ini kemudian diturunkan menjadi dokumen dapat dilihat berdasarkan informasi laporan keuangan
tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja dengan memperhatikan prinsip ekonomi, efektivitas
Pemerintah Desa (RKPDesa). RKPDesa menjadikan dan efisiensi (value for money). Mahmudi (2011:20)
satu-satunya dokumen untuk menyusun Anggaran medefinisikan value for money sebagai penghargaan
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) sebagai atas nilai uang, hal ini berarti bahwa setiap rupiah
dasar pengambilan kebijakan berkaitan dengan harus dihargai secara layak dan digunakan sebaik-
anggaran, penentuan prioritas program/kegiatan dan baiknya. Beberapa penelitian yang telah menggunakan
menjaga kesesuaian antara program jangka panjang konsep value for money dalam pengukuran kinerja
dan jangka pendek sebagaimana visi dan misi desa. keuangan pemerintah diantaranya adalah penelitian
APBDesa yang telah ditetapkan dengan peraturan desa Kurrohman (2013), Liando et al. (2014), Putra dan
akan menjadi pedoman pengelolaan keuangan pada Wirawati (2015), Ropa (2016). Hasil penelitian
satu tahun anggaran yang dimulai pada tanggal 1 menunjukkan bahwa pengukuran kinerja dengan
Januari hingga 31 Desember tahun berjalan (Murtiono, konsep value for money telah mampu mengukur
2016). kinerja keuangan pada sektor pemerintah daerah.
Selain itu, kinerja pemerintah desa juga Sementara pengukuran kinerja melalui
mencakup dalam pelaksanaan, penatausahaan, indikator non-keuangan (multiple-dimensional model)
pelaporan hingga pertanggungjawaban keuangan desa. pada pemerintah desa dapat dilihat dari tujuan yang
Kepala desa wajib menyampaikan laporan realisasi ingin dicapai dari perumusan RKPDesa. Adapun
pelaksanaan APBDesa berupa laporan semester prioritas dalam menetapkan program pembangunan
pertama dan laporan semester akhir. Selain itu, kepala desa dan pemberdayaan masyarakat dirumuskan
desa juga harus menyampaikan laporan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa desa dengan tetap berpedoman pada peraturan menteri
yang terdiri atas pendapatan, belanja dan pembiayaan. desa dan peraturan kabupaten/kota. Beberapa peneliti
Laporan tersebut disampaikan kepada bupati/walikota yang telah menggunakan pencapaian tujuan dalam
melalui camat paling lambat satu bulan setelah akhir mengukur kinerja non-keuangan pmerintah daerah
tahun anggaran berkenaan yang menggambarkan adalah penelitian Diana (2008), Zhonghua dan Ye
kinerja perangkat desa dalam mengelola keuangan, (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
temasuk didalamnya pengelolaan dana desa. mengukur kinerja berdasarkan tujuan dari organisasi
Kinerja didefinisikan sebagai perkiraan publik marupakan metode yang tepat untuk mengukur
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan dalam kinerja non-keuangan. Kinerja organisasi sektor publik
menjalankan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang bersifat multidimensional menyebabkan kinerja
yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis tidak cukup diukur hanya dari sisi keuangan, sehingga
suatu organisasi (Bastian, 2006:274). Pengukukuran perlu adanya ukuran non-keuangan yang dapat
kinerja merupakan alat untuk mengukur kesuksesan mencerminkan besarnya output yang dihasilkan.
organisasi (Mahmudi, 2011:12), mengukur kesesuaian Namun berbeda dengan penelitian ini, jika hasil
realisasi dengan tujuan yang ditetapkan (Wonda, penelitian sebelumnya dilakukan pada pemerintah
2016). Oleh karena itu, kinerja pemerintah tidak hanya daerah, penulis melakukan penelitian pada pemerintah
diukur dari sisi keuangan saja tetapi juga dari sisi non desa. Kecamatan Ingin Jaya merupakan salah satu
keuangan. Seperti yang dikatakan oleh (Diana, 2008) kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

690
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
Kecamatan Ingin Jaya terletak di antara Blang Bintang yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak
dan Sibreh. Luas keseluruhan kecamatan Ingin Jaya ± bisa terlepas dari sumber daya yang dimiliki oleh
73,68 km yang dihuni oleh ± 30.180 penduduk dari 6 organisasi yang dijalankan oleh setiap individu sebagai
mukim yang tergabung dalam 50 desa. Kecamatan pelaku yang berperan aktif dalam upaya mencapai
Ingin Jaya sudah menerima transfer dana desa sejak tujuan organisasi (Fitri, 2015).
tahun 2015 yang prioritas penggunaannya digunakan Menurut Mangkunegara (2002:22) kinerja
untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat merupakan hasil kerja baik secara kuantitas maupun
(Wikipedia). kualitas yang diraih seseorang dalam melakukan tugas
Permasalahan yang sering muncul dalam sesuai tanggung jawab yang dibebankan kepadanya,
pengelolaan keuangan desa di kecamatan Ingin Jaya atau merupakan gabungan dari kemampuan, usaha,
adalah sulitnya pemerintah desa menyelesaikan dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya
dokumen perencanaan sebelum mengelola keuangan (Mahsun, 2007:157). Pendapat lain menganggap
desa. Dokumen perencanaan yang harus disediakan kinerja seseorang merupakan keberhasilan dalam
oleh pemerintah desa meliputi RPJMDes, RKPDes dan melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
APBDes. Selain itu beberapa kegiatan yang kemungkinan, seperti ukuran, hasil kerja, target
dituangkan dalam RKPDesa pada kecamatan ingin maupun tujuan yang telah disepakati bersama (Rivai
Jaya masih belum sesuai dengan prioritas penggunaan dan Basri, 2005:50), atau keberhasilan dalam
dana desa sehingga belum mampu menjawab melaksanakan tugas yang dibebankan kepada
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan seseorang berdasarkan atas kecakapan, pengalaman,
jumlah pendapatan yang terus meningkat setiap tahun, kesungguhan dan waktu (Hasibuan, 2009:34).
tetapi belum dikelola sesuai dengan kebutuhan
masyarakat untuk membangun desa secara mandiri Tujuan Pengukuran Kinerja
dan berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat Sebelum menjelaskan tujuan pengukuran
seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri kinerja, maka terlebih dahulu akan dibahas
Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan makna/definisi pengukuran kinerja. Poister (2003)
Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai proses
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun menerjemahkan, memantau dan menggunakan
2016. indikator objektif dari kinerja organisasi dan program
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara teratur, atau mengontrol kegiatan organisasi
kinerja keuangan pemerintah desa dilihat dari aspek sebagai sarana untuk memastikan bahwa organisasi
ekonomi, efektivitas dan efisiensi serta untuk mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan Neely
mengetahui kinerja non-keuangan dilihat dari aspek et al. (2006).
tercapainya tujuan yang dirasakan oleh masyarakat. Adapun tujuan dari pengukuran kinerja dapat
Melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan digunakan untuk menilai kesuksesan organisasi dan
pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam dapat juga digunakan sebagai dasar penyusunan
mengevaluasi kinerja pemerintah desa dan hasil imbalan atau sebagai dasar penetapan strategi
penelitian diharapakan dapat mengembangkan organisasi dalam rangka menciptakan good
literatur-literatur akuntansi yang sudah ada dan governance (Rempowatu dan Tirayoh, 2014).
memperkuat penelitian sebelumnya yang berkaitan Sementara menurut Mardiasmo (2009:121)
dengan kinerja pemerintah desa dengan pendekatan pengukuran kinerja mempunyai tiga tujuan, yaitu:
kuntitatif dan kualitatif. 1) Membantu memperbaiki kinerja agar kegiatan
terfokus pada tujuan dan sasaran program unit
2. Kerangka Teoritis kerja;
Pengertian Kinerja 2) Pengalokasian sumber daya dan pembuatan
Kinerja (performance) merupakan kuantitas dan keputusan;
kualitas pekerjaan yang diselesaikan individu, 3) Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan
kelompok atau organisasi (Stoner, 1966). Kinerja memperbaiki komunikasi kelembagaan.
individu dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan

691
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
Indikator Kinerja mengasilkan pengelolaan keuangan daerah yang
Metode yang paling penting dalam pengukuran benar-benar mencerminkan kepentingan dan
kinerja adalah salah satunya dengan menggunakan pengharapan masyarakat daerah setempat secara
indikator kinerja. Indikator kinerja merupakan ukuran ekonomi, efisien, efektif, transparan dan bertanggung
kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat jawab (Tambuwun et al., 2014). Adapun pengukuran
pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan masing-masing indikator dari konsep value for money
(Bastian, 2006:267). Penggunaan indikator kinerja adalah sebagai berikut:
sangat penting untuk mengetahui apakah suatu 1) Pengukuran Ekonomi
aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien Konsep ekonomi sangat terkait dengan konsep
dan efektif (Mardiasmo, 2009:125) atau untuk biaya untuk memproleh input. Ekonomi berarti
melakukan evaluasi terhadap kinerja keseluruhan sumber daya input hendaknya diperoleh dengan
organisasi (Liu et al., 2016). harga lebih rendah (spending less), yaitu harga
Kinerja dapat dihitung dan diukur serta yang mendekati harga pasar (Nordiawan dan
digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja, baik Hertianti, 2010:160). Secara matematis ekonomi
dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun merupakan perbandingan antara input dengan
tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi input value. Input dalam hal ini adalah target
(Mokodompit et al., 2014). Dengan adanya indikator, anggaran, sedangkan input value adalah realisasi
suatu oganisasi mempunyai wahana yang jelas anggaran. Pengukuran ekonomi dapat dilakukan
bagaimana organisasi tersebut dikatakan berhasil atau dengan perhitungan sebagai berikut:
tidak berhasil dimasa mendatang (Wonda, 2016). Wall
dan Garry (2014) mengatakan bahwa faktor yang Ekonomi =
paling penting dalam pemilihan indikator kinerja 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 − 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
adalah adanya keterkaitan antara tujuan strategis, visi
dan misi dari suatu organisasi. Selain itu indikator 2) Pengukuran Efisiensi
kinerja harus dicocokkan dengan target yang telah Efisiensi merupakan hubungan antara barang dan
ditetapkan untuk melihat bagaimana organisasi selama jasa (output) yang dihasilkan dari suatu kegiatan
periode berjalan. dengan sumber daya input yang digunakan
(Nordiawan dan Hertianti, 2010:160). Semakin
Indikator Keuangan besar output yang dihasilkan dibanding input
Liu et al. (2016) mengelompokkan indikator yang digunakan, maka semakin besar tingkat
kinerja dari sisi keuangan berdasarkan kategori 3E efisiensi suatu organisasi. Secara matematis,
yaitu: Efficacy, Efisiensi, efektivitas. Johnsen (2005) rumus efisiensi adalah sebagai berikut:
menyarankan menggunakan efisiensi, efektivitas dan 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
ekuitas, di mana ekuitas mungkin jelas menjadi 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
kebutuhan eksplisit organisasi publik.
Sementara di Indonesia indikator untuk 3) Pengukuran Efektivitas
pengukuran kinerja keuangan pemerintah dilihat dari Efektivitas pada dasarnya adalah tingkat
value for money yaitu konsep pengelolaan organisasi pencapaian hasil program atau kegiatan dengan
sektor publik berdasarkan tiga elemen utama, yaitu target yang telah ditetapkan. Efektivitas
ekonomi, efisiensi dan efektivitas (Mardiasmo, merupakan hubungan antara keluaran (output)
2009:130). Mahmudi (2011:20) medefinisikan value dengan tujuan. Suatu organisasi sektor publik
for money sebagai penghargaan atas nilai uang, hal ini dapat dikatakan efektif apabila organisasi tersebut
berarti bahwa setiap rupiah harus dihargai secara layak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
dan digunakan sebaik-baiknya. Secara sederhana pengukuran efektivitas dapat
Value for money yang berarti diterapkannya tiga dirumuskan sebagai berikut:
prinsip dalam proses penganggaran yaitu ekonomi, 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
efisiensi dan efektifitas. Sehingga dengan adanya 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
penerapan prinsip-prinsip tersebut, maka akan

692
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
Indikator Non-Keuangan pelaksanaannya diutamakan secara swakelola dengan
Pengukuran kinerja berdasarkan indikator menggunakan sumber daya/bahan baku lokal, dan
keuangan dianggap tidak cukup untuk mengukur diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga
kinerja. Karakteristik organisasi publik yang bersifat kerja dari masyarakat setempat.
multidimensional dikarenakan organisasi publik Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
bergerak dalam berbagai wilayah meliputi lingkungan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi nomor 5 Tahun
ekonomi, politik, kultur, dan demografi (Halim dan 2015 dijelaskan bahwa terdapat dua prioritas
Kusufi, 2012:14) sehingga tidak ada indikator tunggal penggunaan dana desa, yaitu prioritas dana desa
yang dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja bidang pembangunan dan prioritas dana desa bidang
secara komprehensif. pemberdayaan masyarakat. Pembangunan desa adalah
Indikator non-keuangan dapat dilihat dari upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
ketercapaian tujuan organisasi. Dalam organisasi untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
sektor publik, manajemen publik harus menentukan desa. sedangkan Pemberdayaan masyarakat desa
beberapa indikator kinerja kemudian membandingkan adalah upaya mengembangkan kemandirian dan
target kinerja atau standar kinerjanya setelah kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
tercapainya tujuan yang diinginkan (Matei dan Enescu, pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
2013). Indikator kinerja digunakan sebagai kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
pelaksanaan strategi yang telah ditetapakan dan untuk daya dengan menetapkan kebijakan, program,
menilai tingkat ketercapaian tujuan. Strategi yang kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan dasar
dimaksud meliputi visi, misi, tujuan, sasaran dan cara permasalahan dan prioritas kebutuhan masyarakat
mencapai tujuan/sasaran. desa.
Dilihat dari tujuannya, organisasi sektor publik
tentu berbeda dengan sektor swasta, pada sektor 3. Metode Penelitian
swasta tujuan utamanya lebih menekan pada tujuan Desain Penelitian
keuangan yaitu untuk memperoleh laba yang Desain penelitian adalah bagan untuk
maksimal, sedangkan pada organisasi sektor publik pengumpulan, pengukuran dan analisis data
tujuan utamanya adalah mensejahterakan rakyat dan berdasarkan pada permasalahan studi penelitian
lebih pada pemberian pelayananan publik, seperti (Sekaran dan Bougie, 2016:95). Penelitian ini bersifat
kesehatan masyarakat, pendidikan, penegakan hukum, deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan
keamanan, transportasi publik dan penyediaan barang untuk mendapatkan informasi dan memberikan uraian
kebutuhan publik (Halim dan Kusufi, 2012:14). mengenai hasil pengukuran kinerja keuangan dan non-
keuangan pada pemerintah desa. Penelitian deskriptif
Pengelolaan Dana Desa merupakan metode yang memungkinkan peneliti untuk
Dana desa sebagaimana disebutkan dalam dapat memahami objek penelitian seluas-luasnya
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa (Hidayatsyah, 2010). Tingkat intervensi dalam
merupakan dana yang bersumber dari Anggaran penelitian ini adalah minimal dimana peneliti hanya
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan mengumpulkan data dan tidak ikut dalam kegiatan
bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran organisasi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan organisasi, yaitu desa yang ada di kecamatan Ingin
digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Jaya Kabupaten Aceh Besar. Horizon waktu dalam
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan penelitian ini adalah cross-sectional berupa data
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Realisasi
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong Tahun
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi 2016.
nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 disebutkan bahwa Populasi dan Sampel
dana desa di prioritaskan untuk mendanai Populasi merupakan keseluruhan kelompok
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang orang, kejadian, atau minat yang ingin diinvestigasi

693
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
oleh peneliti (Sekaran dan Bougie, 2016:236). dan dibahas kinerja non-keuangan. Jumlah
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh desa yang keseluruhan desa yang di analisis untuk mengukur
ada di kecamatan Ingin Jaya kabupaten Aceh Besar kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah 34 desa
yang terdiri atas 50 Desa. Sementara sampel dalam yang sudah mengumpulkan laporan
penelitian ini terdiri atas 44 desa ditentukan dengan pertanggungjawaban pengelolaan kuangan desa tahun
menggunakan tabel ukuran sampel untuk populasi 2016 pada kantor camat Ingin Jaya. Analisis Kinerja
tertentu (Sekaran dan Bougie, 2016:263). keuangan berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Belanja Gampong, Sedangkan analisis kinerja non-
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini keuangan dalam penelitian ini, maka dilakukan teknik
adalah data primer dan data sekunder. Data primer pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara
mengacu pada informasi yang diperoleh langsung dilakukan pada 10 desa dari 34 desa yang sudah
tanpa perantara oleh peneliti pada variabel yang ingin mengumpulkan laporan pertanggungjawaban.
diteliti untuk tujuan khusus penelitian (Sekaran dan
Bougie, 2016:111). Sumber data primer dalam Hasil dan Pembahasan Kinerja Keuangan
penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara Penelitian ini akan mengukur kinerja keuangan
terstruktur, untuk memperoleh hasil mengenai kinerja pemerintah desa di kecamatan Ingin Jaya kabupaten
non-keuangan pada pemerintah desa di kecamatan Aceh Besar menggunakan tiga indikator pengukuran
Ingin Jaya. Data sekunder merupakan informasi yang yang diteliti yaitu ekonomi, efektivitas dan efisiensi.
dikumpulkan dari sumber yang telah ada (Sekaran, Berikut ini analisis data yang digunakan pada masing-
2016:113). Data sekunder dalam penelitian ini adalah masing indikator:
Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Realisasi 1) Ekonomi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong Tahun Ekonomi memiliki pengertian bahwa dalam
Anggaran 2016, untuk memperoleh hasil mengenai memperoleh sumber daya sebaiknya dengan harga
kinerja keuangan pada pemerintah desa di kecamatan yang lebih rendah atau harga yang mendekati harga
Ingin Jaya. pasar. Suatu organisasi dikatakan ekonomis ketika
Teknik pengumpulan data yang digunakan realisasi anggaran lebih kecil dari pada target anggaran
dalam penelitian ini adalah wawancara dan studi dengan output (keluaran) yang maksimal. Hasil
dokumentasi. Wawancara ditujukan kepada perangkat analisis menunjukkan bahwa desa yang melakukan
desa dan masyarakat desa. Perangkat desa yang dipilih penghematan terbesar dalam bidang pembangunan
adalah mereka yang terlibat dalam pengelolaan adalah desa Bineh Blang dengan jumlah anggaran Rp
keuangan desa atau disebut Pelaksana Teknik 488.641.445 sedangkan pada pelaksanaannya jumlah
Pengelolaan Keuangan Gampong (PTPKG) yang anggaran yang digunakan hanya sebesar Rp
terdiri atas kepala desa, bendahara, sekretaris dan 469.212.982. Dari jumlah tersebut, maka terjadi
kepala urusan. Sedangkan narasumber lainnya dipilih penghematan anggaran sebesar Rp 19.428.463. Desa
salah seorang masyarakat untuk memastikan program lain yang melakukan penghematan di bidang
yang dijalankan oleh pemerintah desa telah sesuai pembangunan adalah desa Santan dengan jumlah
dengan prioritas kebutuhan masyarkat. Sedangkan penghematan sebesar Rp 6.559.891, desa Meunasah
studi dokumentasi diperoleh dari arsip Laporan Deyah sebesar Rp 4.015.050 dan desa Cot Gud sebesar
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Realisasi APBG Rp 3.645.550.
yang dikumpulkan melalui kantor camat Ingin Jaya. Jumlah penghematan tersebut akan menjadi Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) pada tahun
4. Hasil dan Pembahasan berkenaan yang akan dimasukkan ke dalam
Hasil penelitian akan dibahas melalui dua pengeluaran pembiayaan. Pengeluran pembiayaan
pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan merupakan pengeluran yang akan diterima kembali,
pendekatan kualitatif. Pada pendekatan kuantitatif baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
akan dianalisis dan dibahas kinerja keuangan, pada tahun anggaran berikutnya. Pengeluaran
sedangkan pada pendekatan kualitatif akan dianalisis pembiayaan dapat berbentuk Penyertaan Modal Desa

694
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
maupun Pembentukan Dana Cadangan yang mampu untuk membuat laporan penggunaan dana
selanjutnya akan dipergunakan kembali untuk desa.
mendanai kegiatan di desa.
Sementara itu, hasil analisis data pengukuran 2) Efisiensi
ekonomi bidang pemberdayaan masyarakat Efisiensi merupakan perbandingan antara output
menunjukkan bahwa dari 34 desa yang di analisis yang dihasilkan dengan sumber daya input yang
terdapat 2 desa dengan jumlah penghematan tertinggi, digunakan. Nilai input diperoleh dari persentase
yaitu desa Bineh Blang dengan jumlah penghematan anggaran yang digunakan untuk menghasilkan output,
sebesar Rp 3.099.050 dan desa Tanjong dengan sedangkan nilai output diperoleh dari persentase
penghematan sebesar Rp 1.800.000. Selain itu terdapat pencapaian fisik pada program yang dilakukan oleh
pula 2 desa yang tidak memiliki jumlah penghematan, setiap desa. Berdasarkan data pengukuran efisiensi
yaitu desa Paleuh Blang dan desa Siron. yang telah dilakukan, desa dengan rasio efisiensi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tertinggi pada program pembangunan gampong yaitu
bahwa program yang dilakukan oleh setiap desa di desa Bineh Blang, dimana rasio efisiensi yang dicapai
bidang pembangunan gampong pada tahun anggaran sebesar 104% dengan input yang digunakan sebesar
2016 belum ekonomis dikarenakan realisasi anggaran 96%. Sementara itu, desa lainnya yang sudah efisien di
sama dengan jumlah anggaran. Artinya, setiap bidang pembangunan gampong adalah desa Cot Gud,
pembangunan yang dilakukan mampu menghabiskan desa Santan dan desa Menasah deyah dengan rasio
seluruh anggaran. Hal ini disebabkan karena kinerja efisiensi sebesar 101% dan output yang digunakan
pemerintah desa dinilai baik ketika mampu sebesar 99%.
menghabiskan anggaran. Oleh karena itu terdapat 30 Sementara bidang pemberdayaan masyarakat,
desa dari 34 desa yang dianalisis yang menghabiskan analisis data pengukuran efisiensi menunjukkan bahwa
seluruh anggaran pada bidang pembangunan gampong. desa Tanjong dan desa Bineh Blang merupakan 2 desa
Berbeda dengan program pada bidang pemberdayaan dengan rasio efisiensi tertinnggi, yaitu sebesar 111%
masyarakat gampong, dari hasil analisis yang dan 105%, dimana input yang digunakan sebesar 90%
dilakukan menunjukkan bahwa program pada bidang dan 95% dengan output yang berhasil dicapai 100%.
pemberdayaan masyarakat sudah ekonomis. Sedangkan rata-rata desa lain menggunakan input
Bidang perberdayaan masyarakat, desa di sebesar 98% dengan output yang berhasil dicapai
kecamatan Ingin Jaya menetapkan dua kegiatan yang 100%, sehingga rasio efisiensi mencapai 102%.
seragam. Kegiatan yang pertama adalah kegiatan Berdasarkan hasil analisis data pengukuran
pelatihan/bimtek keuchik dan perangkat dengan efisiensi pada program pembangunan gampong tahun
jumlah anggaran juga sama untuk seluruh kecamatan. 2016 dapat dikatakan belum efisien. Suatu kegiatan
Kegiatan kedua adalah kegiatan pemberdayaan PKK dapat dikatakan efisien ketika adanya penghematan
dan kegiatan posyandu plus, jumlah anggaran yang dalam dalam pemakaian input dengan tidak
ditetapkan pada kegiatan ini dapat berbeda antar satu mengurangi output yang dihasilkan. Semakin sedikit
desa dengan desa lainnya karena dihitung berdasarkan input yang digunakan dengan output yang dihasilkan
kebutuhan masing-masing desa. Berdasarkan hasil tetap maksimal, maka akan semakin efisien kegiatan
analisis pengukuran ekonomi pada bidang tersebut. Oleh karena itu, indikator ekonomi memiliki
pemberdayaan masyarakat menunjukkan keseragaman keterkaitan dengan indikator efisiensi. Apabila suatu
jumlah penghematan pada kegiatan pelatihan/bimtek kegiatan tidak memiliki penghematan dalam
keuchik dan perangkat, hal ini disebabkan karena penggunaan input maka akan sulit mengukur tingkat
anggaran pada kegiatan tersebut dengan jumlah yang efisiensinya. Sementara hasil analisis pengukuran
sama dan dikoordinir oleh pemerintah daerah. Selain efisiensi pada bidang pemberdayaan masyarakat
itu kesamaan jumlah penghematan tersebut gampong tahun 2016 sudah efisien, meskipun tingkat
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan karena efisiensinya sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari
hampir keseluruhan desa mengandalkan pendamping adanya penghematan dalam pemakaian input yang
dalam penyelesaian laporan pertanggungjawaban, dilakukan hampir seluruh desa di kecamatan Ingin
dimana masih banyak perangkat desa yang belum Jaya, dan output yang dihasilkan tetap maksimal.

695
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
3) Efektivitas berdasarkan tujuan dari prioritas penggunaan dana
Efektivitas merupakan tingkat pencapaian hasil desa tahun 2016. Analisis data yang telah dilakukan di
program/kegiatan dengan target yang telah ditetapkan. bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
Suatu organisasi sektor publik dapat dikatakan efektif sebagai berikut:
apabila organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang 1) Prioritas Pembangunan
telah ditetapkan. Berdasarkan data pengukuran Proses perencanaan pembangunan gampong
efektivitas bidang pembanguan gampong dapat merupakan suatu hal yang penting, hal ini telah
diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seluruh dijelaskan dalam Qanun Kabupaten Aceh Besar
desa di bidang pembangunan gampong telah mencapai Nomor 11 tahun 2009 tentang Pemerintahan Gampong
output 100%. Sama halnya dengan kegiatan di bidang bab VI pasal 70 yang menjelaskan bahwa rencana
pemberdayaan masyarakat, jika dilihat dari pencapaian pembangunan desa yang dengan nama lain disebut
akhir, semua kegiatan telah terlaksana sesuai dengan gampong meliputi RPJMG (Rencana Pembangunan
perencanaan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Jangka Menengah Gampong), RKPG (Rencana Kerja
Pemerintah Desa untuk jangka waktu satu tahun. Pembangunan Gampong). Penyusunan perencanaan
Artinya pemerintah telah berhasil mencapai tujuan pembangunan gampong disusun secara partisipatif
yang telah ditargetkan, baik di bidang pembangunan oleh pemerintah gampong bersama lembaga
maupun pemberdayaan masyarakat. kemasyarakatan sesuai dengan kewenanganya dalam
Berdasarkan hasil analisis data pengukuran musyawarah pembangunan gampong.
efektivitas pada program pembangunan gampong dan Berdasarkan hasil wawancara langsung yang
pemberdayaan masyarakat gampong tahun 2016, dilakukan pada 10 desa di kecamatan ingin Jaya
kedua program ini sudah efektif. Semua kegiatan di kabupaten Aceh Besar, penyusunan perencanaan
bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pembangunan desa telah disusun secara partisipatif
dapat menghasilkan capaian kinerja yang maksimal oleh pemerintah desa dengan melibatkan unsur
dan dapat mencapai target yang telah ditetapkan. masyarakat dalam musyawarah pembangunan desa
Penggunaan indikator pengukuran efektivitas untuk membahas kegiatan pembangunan yang akan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari Laporan dilakukan selama tahun berjalan. Tetapi, masih banyak
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan Anggaran masyarakat yang tidak mengetahui kegiatan
Pendapatan dan Belanja Gampong yang digunakan pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah
dalam penelitian ini hanya melihat pencapaian fisik desa selama tahun 2016 meskipun program untuk
dalam proses penyerapan anggaran dari suatu program tahun 2016 telah berakhir dan masyarakat telah
yang dijalankan, beberapa hal dapat terabaikan jika merasakan manfaat pembangunan yang dilakukan
hanya mengandalkan informasi dari laporan pemerintah desa. Bahkan banyak masyarakat yang
pertanggungjawaban, Sehingga indikator pengukuran tidak mengetahui segala pembangunan di desa
efektivitas tidak bisa menggambarkan kualitas dan merupakan program dari pemerintah desa yang didanai
fungsi dari output yang telah dihasilkan. Selain itu, melalui dana transfer.
informasi tidak seluruhnya dapat diperoleh jika hanya Beberapa hasil wawancara dengan masyarakat
mengandalkan laporan pertanggungjawaban, tujuan yang tidak mengetahui program pembangunan desa,
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang tetapi membenarkan ketika pewawancara
menurut pemerintah desa telah seluruhnya dapat menyebutkan program pembangunan yang telah
tercapai tidak mampu menggambarkan manfaat yang dilakukan di desanya yang diperoleh informasi melalui
dirasakan oleh masyarakat. keuchik, diantaranya adalah desa Pantee dan desa
Bineh Blang.
Hasil dan Pembahasan Kinerja Non-keuangan H. M. Amin selaku keuchik desa Pantee
Penelitian ini akan mengukur kinerja non- mengatakan bahwa:
keuangan pemerintah desa di kecamatan Ingin Jaya ”Di bidang pembangunan, gampong kami pada
dengan melihat manfaat yang dirasakan oleh tahun 2016 telah membangun saluran irigasi, 2
masyarakat dari pembangunan dan pemberdayaan jalan rabat beton, pagar dan dapur umum,
masyarakat yang telah dilakukan oleh pemerintah desa paving blok meunasah, dan pengaspalan jalan.

696
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
Segala program yang akan kami bangun yang telah dikatakan oleh keuchik, dan apakah
digampong semua berdasarkan hasil masyarakat merasakan manfaat dari pembangunan
kesepakatan pada saat rapat gampong dan yang telah dilakukan tersebut. Samawati selaku
semua program yang dilakukan memang itu masyarakat mengatakan bahwa:
yang dibutuhkan oleh masyarakat”. “Iya benar, bidang pembangunan yang saya tahu
memang ada pengaspalan jalan, rumah sewa dan
Untuk membenarkan adannya kegiatan yang di desa sudah ada PAUD. Saya rasa ini sangat
dimaksud, serta untuk memastikan bahwa segala membantu sekali bagi masyarakat. Sekarang
kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan banyak jalan yang sudah bagus. Selain itu juga
kebutuhan masyarakat, maka dilakukan konfirmasi dengan adanya PAUD di desa sangat membantu
wawancara kepada salah satu masyarakat di desa apabila ada masyarakat yang kurang mampu
Pantee. Suriani selaku masyarakat mengatakan bahwa: atau tidak ada yang mengantarkan anaknya
”Pembangunan secara keseluruhan apa saja saya karena jauh”.
tidak tahu, tetapi jika dibilang di desa kami telah
dibangun saluran irigasi, 2 jalan rabat beton, Beberapa hasil wawancara pada desa lain yang
pagar dan dapur umum, paving blok muenasah, terdapat kesesuaian antara pernyataan yang
dan pengaspalan jalan, saya melihat ada disampaikan oleh keuchik dan masyarakat adalah desa
pembangunannya di tahun 2016, saya mengira Santan, Tanjong, dan Siron. Dari hasil wawancara
pembangunan itu bantuan dari pihak luar. dapat dikatakan bahwa perencanaan yang dibuat oleh
Alhamdulillah saya selaku masyarakat merasa desa tersebut telah diketahui dan sesuai dengan
senang, banyak jalan di desa yang sudah bagus kebutuhan masyarakat. Dengan demikian kinerja
karena sudah di aspal, kemudian pembangunan pemerintah desa dalam menjalankan visi dan misinya
paving blok di menasah juga berguna sekali, telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan
apalagi ketika ada kenduri di menasah kita masyarakat telah merasakan adanya manfaat dari
masyarakat tinggal membentang tikar saja, pembangunan yang telah dilakukan.
kalau pergi ke menasah musim hujan kaki tidak Berbeda dengan desa Cot Bada, Pasi Lubuk, dan
kotor”. Meunasah Baro. Dimana dari hasil wawancara
diketahui bahwa terdapat masyarakat yang tidak setuju
Pada desa lain yang di wawancara juga terjadi dengan pembangunan yang dilakukan, sehingga
kesesuian pernyaatan antara yang disampaikan oleh program di bidang pembangunan desa yang dilakukan
keuchik dan masyarakat, seperti desa Bineh Blang. selama tahun 2016 belum memenuhi tujuan dari
Adi Hanafiah Selaku keuchik mengatakan bahwa: pembangunan desa yaitu meningkatkan kesejahteraan
”Bidang pembangunan gampong yang telah masyarakat, kualitas hidup manusia dan
dilakukan selama tahun 2016 yaitu penanggulangan kemiskinan.
pembangunan rumah sewa gampong 1 unit, Hasil wawancara pada desa tersebut
pengaspalan jalan dan pembangunan resapan membuktikan bahwa masyarakat belum merasakan
rumah sewa. Saya rasa semua pembangunan adanya manfaat dari pembangunan yang telah
telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kita dilakukan selama tahun 2016. Ketika di konfirmasi
bangun apa yang paling dibutuhkan. Seperti apakah benar bahwa ada pembangunan seperti yang
pembangunan PAUD, jadi orang tua tidak perlu dikatakan oleh keuchik, dan apakah pembangunan
lagi mengantar anak jauh-jauh, karena di tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
gampong sendiri sudah ada PAUD dan biayanya Zainuddin selaku masyarakat desa Meunasah Baro
lebih murah, ini juga sangat membantu untuk mengatakan bahwa:
masyarakat yang kurang mampu”. “Iya benar, yang saya tahu memang ada
pembangunan gedung serbaguna, dan
Konfirmasi wawancara juga dilakukan kepada pengaspalan jalan di desa ini tahun 2016. Tetapi
masyarakat desa Bineh Blang. Ketika ditanya apakah untuk gedung serbaguna sampai saat ini saya
benar ada kegiatan yang dilakukan tahun 2016 seperti tidak pernah melihat fungsi dari gedung tersebut

697
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
karena belum pernah dipergunakan untuk suatu bidang pembangunan untuk meningkatkan
kegiatan. Dari yang saya lihat, di dalam gedung kesejahteraan masyarakat, kualitas hidup manusia dan
serbaguna itu sudah seperti gudang penanggulangan kemiskinan sudah tercapai dari
penyimpanan, banyak sekali barang-barang pembangunan gampong di kecamatan Ingin Jaya.
milik desa seperti teratak, piring-piring PKK.
Apakah memang fungsinya sebagai tempat 2) Prioritas Pemberdayaan Masyarakat
penyimpanan, saya juga kurang tahu. Jadi saya Pemberdayaan masyarakat desa merupakan
rasa sejauh ini belum ada manfaat yang upaya mengembangkan kemandirian dan
dirasakan oleh masyarakat. Saya rasa banyak kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
kegiatan lain yang lebih dibutuhkan dari pada pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
hanya membangun sebuah gedung dengan dana kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
yang besar tetapi difungsikan sesuai dengan daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan,
namanya”. dan pendampingan yang sesuai dengan dasar
permasalahan dan prioritas kebutuhan masyarakat
Pada desa lain, tidak setujunya masyarakat desa. Perencanaan program pemberdayaan masyarakat
dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah desa dilakukan dengan mempertimbangkan dan
juga dikatakan oleh Asnawi, selaku masyarakat desa menyesuaikan tipologi desa berdasarkan tingkat
Pasi Lubok yang mengatakan bahwa: perkembangan kemajuan desa.
“Saya selaku masyarakat belum merasakan Berdasarkan data yang diperoleh dalam
adanya manfaat dari program pembangunan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG),
desa, baik meningkatkan kesejahteraan di bidang pemberdayaan masyarakat kecamatan Ingin
masyarakat maupun mengurangi kemiskinan. Jaya menetapkan dua kegiatan yang sama untuk
Kegiatan pembangunan yang dilakukan tahun seluruh desa yaitu kegiatan pelatihan/bimtek keuchik
2016 hanya membangun toko dan rumah sewa dan perangkat, serta kegiatan pemberdayaan PKK dan
gampong. Memang kedepannya mungkin akan Posyandu. Hampir keseluruhan desa hanya
membantu menambah pendapatan desa. Tetapi menjalankan dua kegiatan tersebut pada tahun 2016
sejauh ini saya rasa belum ada manfaat yang dan tidak mengembangkan kegiatan lain yang
dirasakan oleh masyarakat karena dianggap sesuai dengan potensi desa.
pembangunanya juga baru selesai di tahun ini”. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan,
ketika pewawancara menanyakan bagaimana kegiatan
Dari hasil wawancara tersebut menegaskan yang dilakukan di bidang pemberdayaan masyarakat
bahwa masih banyak pembangunan yang dilakukan ditetapkan, dan mengapa terdapat keseragaman
oleh pemerintah desa tidak sesuai dengan kebutuhan kegiatan dalam bidang ini, sedangkan desa memiliki
masyarakat. Ketiga desa tersebut membuktikan bahwa potensi dan kebutuhan yang berbeda-beda. Dari 10
pemerintah desa dalam merumuskan perencanaan desa yang diwawancara, hanya 5 desa yang mampu
tidak berdasarkan kesepakatan seluruh masyarakat, menjelaskan, diantaranya adalah Muhsin, S.Si selaku
visi dan misi yang dijalankan pemerintah desa tidak sekretasis desa Paleuh Pulo yang mengatakan bahwa:
tercapai sesuai tujuan yang diharapakan. “Selama ini pengelolaan keuangan desa lebih di
Berdasarkan hasil wawancara yang telah fokuskan pada pembangunan fisik. Jadi di
dilakukan pada 10 desa dapat disimpulkan bahwa bidang pemberdayaan masyarakat memang
secara keseluruhan masyarakat desa di kecamatan masih banyak yang belum terpenuhi. Untuk
Ingin Jaya telah merasakan manfaat pembangunan kegitannya yang telah dilakukan selama tahun
yang dilakukan oleh pemerintah desa. Tetapi, masih 2016 yang pertama yaitu kegiatan bimtek
terdapat beberapa desa yang melakukan pembangunan keuchik keluar daerah, kegiatan pelatihan
diluar prioritas penggunaan dana desa sehingga keucik dan perangkat yang diselenggarakan oleh
masyarakat belum merasakan manfaat dari pihak kecamatan, dan yang kedua adalah
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa. kegiatan pemberdayaan PKK dan posyandu
Dengan demikian, tujuan penggunaan dana desa plus. Seluruh desa di kecamatan ingin memang

698
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
harus mengganggarkan dua kegiatan tersebut “Dengan adanya kegiatan posyandu saya
dalam APBG karena memang dari kecamatan senang, ibu-ibu yang punya balita dapat
dan arahan dari pendamping seperti itu. untuk membawa bayinya ke posyandu utuk melihat
kegiatan pemberdayaan PKK dan Posyandu sejauh mana perkembangan anaknya, jika ada
memang sudah ada peraturan dari Bupati. Jadi keluhan juga bisa berkonsultasi dengan bidan
setiap desa wajib menyelenggarakan kegiatan desa. Saya melihat setiap di adakannya
tersebut”. posyandu yang dilakukan sebulan sekali
antusias masyarakat termasuk ramai yang
Pada desa lain, hal serupa juga dikatakan oleh datang, kemudian dengan adannya PKK juga
Khairul Munawar selaku bendahara desa Cot membantu bagi masyarakat, ketika ada acara
Mentiwan yang mengatakan bahwa: maulid atau pesta perkawinan banyak
“Saya juga kurang paham, untuk dua kegiatan masyarakat yang meminjam barang-barang
tersebut memang seluruh kecamatan Ingin Jaya PKK, mulai dari piring, gelas, sampai kompor,
ini sama, karena ketika kami menanyakan karena jika acaranya besar mungkin masyarakat
kepada pihak kecamatan bagaimana kegiatan di banyak yang tidak cukup dengan peralatan
bidang pemberdayaan, apa yang harus kami sendiri”.
masukkan dalam APBG, mereka mengatakan
kegiatan bimtek keucik dan perangkat, serta Hasil wawancara yang dilakukan pada
kegiatan pemberdayaan PKK dan posyandu masyarakat desa lain yang juga mengatakan adanya
plus. Jadi berdeda dengan bidang pembangunan manfaat dari kegiatan pemberdayaan PKK dan
yang keputusannya memang berdasarkan Posyandu adalah Masriana selaku masyarakat desa
musyawarah desa, tetapi pada bidang Siron, yang mengatakan bahwa:
pemberdayaan bisa dikatakan perintah dari “PKK dan posyandu merupakan kegitan yang
kecamatan. Musyawarahnya tetap ada, tetapi saya rasa sangat bermanfaat, yang satu untuk
bukan membahas kegiatan apa yang akan ibu-ibu dan yang satu lagi untuk anak-anak.
dilakukan karena memang kegiatannya sudah Saya cuma berharap supaya dapat lebih
pasti dua kegiatan tersebut. Jadi musyawarah ditingkatkan lagi, apa yang belum ada dapat
dilakukan untuk memutuskan berapa jumlah segera dianggarkan lagi untuk tahun ini. Kalau
anggaran yang akan kita masukkan dalam barang-barang PKK yang masih kurang atau
kegiatan PKK dan posyandu, barang-barang apa sudah rusak dapat di beli yang baru, dan
saja yang dibutuhkan PKK untuk tahun ini, dan tentunya kita juga sebagai masyarakat yang
biasanya musyawarah ini dilakukan khusus menggunakan harus menjaganya. Untuk
kaum perempuan. kegiatan posyandu mungkin dapat disediakan
obat-obatan, jadi nanti bagi yang mempunyai
Sementara itu, 3 desa lain yang mengatakan hal keluhan bisa langsung diobati tidak hanya
serupa adalah desa adalah desa Tanjong, desa Siron sekedar memberi makanan yang bergizi.
dan desa Santan. Sedangkan 5 desa lain yang di
wawancara mengatakan ketidakpahamannya dalam Dari hasil wawancara yang dilakukan pada 10
bidang pemberdayaan masyarakat dan hanya desa, dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang
menjalankan kegiatan yang diputuskan oleh dilakukan pemerintah desa di bidang pemberdayaan
kecamatan. Berdasarkan hasil wawancara yang masyarakat belum berjalan sesuai dengan prioritas
dilakukan kepada perangkat desa, konfirmasi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri desa,
wawancara juga dilakukan pada masyarakat. Ketika Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
pewawancara menanyakan adakah manfaat yang Masih banyak perangkat desa yang belum mampu
dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kegiatan mengembangkan kemandirian desa sesuai potensi
pemberdayaan PKK dan posyandu. Asriati selaku yang dimiliki desa. Meskipun pada kegiatan
Masyarakat desa Santan mengatakan bahwa: pemberdayaan PKK dan posyandu plus telah berhasil
mencapai tujuan dengan adanya manfaat yang

699
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
dirasakan masyarakat dari kegiatan tersebut. Tetapi tidak dapat menggambarkan kinerja pemerintah
secara keseluruhan bidang pemberdayaan masyarakat secara keseluruhan dalam pengelolaan dana desa.
belum mencapai tujuan sesuai dengan prioritas dana Pengukuran kinerja hanya dilihat dari
desa yaitu penanggulangan kemiskinan dan perencanaan dan pelaksanaan keuangan desa.
peningkatan akses atas sumber daya ekonomi. 3) Pengukuran kinerja melalui indikator non-
keuangan hanya diperoleh dari salah satu
5. Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran masyarakat desa yang diwawancara sehingga
Kesimpulan hasil wawancara tidak bisa menggambarkan
Berdasarkan hasil penelitian ini yang telah manfaat yang dirasakan oleh keseluruhan
dibahas sebelumnya maka beberapa kesimpulan dalam masyarakat.
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Pengukuran kinerja keuangan dengan Saran
menggunakan konsep value for money dianggap Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka
tidak cocok untuk mengukur kinerja pemerintah beberapa saran yang dapat diajukan antara lain:
desa karena kecenderungan Pemeritah yang masih 1) Agar penelitian ini dapat lebih representatif, maka
menggunakan pendekatan tradisional dalam proses diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk
penyusunan anggaran, dimana kinerja dinilai dari memperluas ruang lingkup penelitian supaya
habis atau tidaknya anggaran yang diajukan, menghasilkan penelitian yang lebih baik.
bukan pada pertimbangan pencapaian output yang 2) Menggunakan indikator kinerja keuangan lain
dihasilkan. yang dianggap lebih cocok dan mampu mengukur
2) Pada kecamatan Ingin Jaya masih terdapat keseluruhan kinerja pemerintah desa dalam
beberapa desa yang melakukan kegiatan bidang pengelolaan keuangan desa, mulai dari
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat tidak perencanaan hingga pertanggungjawaban
sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa. keuangan desa.
Sehingga masyarakat tidak merasakan manfaat 3) Memperbanyak informan dari unsur masyarakat
dari kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa untuk mengukur manfaat dari kegiatan yang
desa. dilakukan oleh pemerintah desa guna memperoleh
3) Prioritas penggunaan dana desa bidang hasil penelitian yang lebih baik dan dapat
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan diperbandingkan.
masyarakat, meningkatkan kualitas hidup manusia
serta penanggulangan kemiskinan telah tercapai Daftar Pustaka
pada pemerintah desa di kecamatan Ingin Jaya, Aceh Terkini. (2015). Aceh terima dana desa Rp.3,8
sementara prioritas penggunaan dana desa bidang Triliun lebih, inilah alokasi perkabupaten kota.
pemberdayaan masyarakat untuk menanggulangi Melalui
kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber http://www.acehterkini.com/2015/12/aceh-
daya ekonomi belum tercapai pada pemerintah terima-dana-desa-rp.38trilliun
desa di kecamatan Ingin Jaya. lebih.html?m=1> Diakses 20 Desember.
Bastian, I. (2006). Akuntansi sektor publik edisi 2.
Keterbatasan Jakarta: Salemba Empat.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini BPKP. (2015). Petunjuk pelaksanaan bimbingan &
adalah: konsultasi pengelolaan keuangan desa.
1) Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada Diana, M. (2008). Measuring performance in the
kecamatan Ingin Jaya, sehingga hasil penelitian public sector : between necessity and
tidak bisa digenerasi karena setiap desa memiliki difficulty. Studies in Business and Economic,
potensi dan prioritas kebutuhan yang berbeda- 40–50.
beda. Fitri. (2015). Kinerja pemerintah desa dalam
2) Pengukuran kinerja melalui indikator keuangan pengelolaan alokasi dana desa pada desa
dengan menggunakan konsep value for money

700
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
vatunonju kecamatan biromaru kabupaten sigi. Mahsun, M. (2007). Akuntansi sektor publik. Edisi
E-Jurnal Katalogis, 3, 180–192. kedua: BPFE-Yogyakarta.
Hasibuan, M. S. (2009). Manajemen. Bandung: Bumi Mangkunegara, A. P. (2002). Manajemen sumber daya
Aksara. manusia. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Halim, A., & Kusufi, M. S. (2012). Akuntansi sektor Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik.
publik. jakarta: Salemba Empat. Yogyakarta: Andi
Hidayatsyah. (2010). Pengantar umum metodologi Matei, A., & Enescu, E. B. (2013). Good Local public
penelitian pendidikan pendekatan verivikatif. administration and performance. An
Pekanbaru: Suska Pres. Empirical Study. Procedia - Social and
Husna, S., & Abdullah, S. (2016). Kesiapan aparatur Behavioral Sciences, 81, 449–453.
desa dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan Mokodompit, S. P., Pangemanan, S. S., & Elim, I.
desa secara akuntabilitas sesuai undang- (2014). Analisis kinerja keuangan pemerintah
undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa daerah kota Kotamobagu. Jurnal EMBA, 2(2),
(studi pada beberapa desa di kabupaten Pidie). 1521–1527.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Akuntansi Murtiono, Y. (2016) Modul tata kelola keuangan desa.
(JIMEKA), 1(1), 282–292. Yogyakarta: INFEST
Neely, A., Bourne, M., Mills, J., Platts, K., &
Johnsen, A. (2005), What does 25 years of experience Richards, H. (2006). Strategy and
tell us about the state of performance performance. Gettingmeasure of your
measurement in public policy and business. Horton Kirby: Findlay Publications.
management? Public Money & Management, Nordiawan, D., & Hertianti, A. (2010). Akuntansi
25(1), 9–17. sektor publik edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2016). Poister, T. (2003). Measuring performance in public
Kebijakan pengalokasian dan penyaluran and nonprofit organizations. San Francisco:
dana desa tahun 2017. Makalah disampaikan Wiley.
pada Workshop Penyusunan Rancangan Putra, A. P. D., & Wirawati, N. G. P. (2015). Penilaian
Peraturan Kepala Daerah mengenai Tata Cara kinerja berbasis value for money atas
Penghitungan Pembagian dan Penetapan penerimaan pendapatan asli daerah kabupaten
Rincian Dana Desa TA 2017 Red top Hotel Tabanan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
and Convention Center, 21-24 November Udayana, 1, 252–268.
2016. Rempowatu, J., Tirayoh, V. (2014). Pengukuran
Kurrohman, T. (2013). Evaluasi penganggaran kinerja keuangan pada pemerintah kabupaten
berbasis kinerja melalui kinerja keuangan yang minahasa selatan Tahun 2011-2014. Jurnal
berbasis value for money di kabupaten/kota di EMBA, 4(1), 982–989.
Jawa Timur. Jurnal Dinamika Akuntansi, 5(1), ________________. Peraturan menteri dalam
1–11. negeri republik indonesia nomor 113 tahun
Liando, H. S., Saerang, D. P. E., Elim, I. (2014). 2014 tentang pengelolaan keuangan desa.
Analisis kinerja keuangan pemerintah ________________. Peraturan menteri desa,
kabupaten kepulauan sangihe menggunakan pembangunan daerah tertinggal, dan
metode value for money. Jurnal EMBA, 2(3), transmigrasi nomor 21 tahun 2015 tentang
1686–1694. penetapan prioritas penggunaan dana desa
Liu, W. B., Cheng, Z. L., Mingers, J., Qi, L., & Meng, tahun 2016.
W. (2016). The 3E methodology for ________________. Peraturan pemerintah Republik
developing performance indicators for public Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang
sector organizations. Journal Homepage: Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
962(June), 954–962. Pendapatan dan Belanja Negara. Republik
Mahmudi. (2011). Akuntansi sektor Indonesia.
publik.Yogyakarta: UII PRESS ________________. Peraturan pemerintah nomor 22

701
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 3, No. 4, (2018)

 ISSN: 1978-1520
tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan daerah kabupaten nabire provinsi papua.
pemerintah republik indonesia nomor 60 jurnal EMBA, 4(3), 192–200.
tahun 2014 tentang dana desa yang bersumber Zhonghua, Cai., & Ye, W. (2012). Research frontiers
dari anggaran pendapatan dan belanja in public sector performance measurement.
negara. republik indonesia. Physics Procedia, 25, 793–799.
________________. Undang-undang republik
indonesia nomor 6 tahun 2014 tentang desa.
________________. Qanun kabupaten aceh besar
nomor 11 tahun 2009 tentang pemerintahan
gampong.
Rivai, V., & Basri. (2005). Performance appraisal:
Sistem yang tepat untuk menilai kinerja
karyawan dan meningkatkan daya saing
perusahaan. Jakarta: PT. Raja Gravindo
Persada.
Ropa, M. O. (2016). Analisis kinerja keuangan
pemerintah kabupaten minahasa selatan.
Jurnal EMBA, 4(2), 738–747.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research methods
for business: A skill Bulding approach. Sixth
Edition: John Wiley & Sons Ltd.
Simamora, B. (2003). Penilaian kinerja dalam
manajemen perusahaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka.
Sinambela, L. P. (2012). Kinerja pegawai: Teori
pengukuran dan implikasi.Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Stoner, J. A. F. (1996). Management, Edisi 3. New
Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Sulumin, H. H. (2015). Pertanggungjawaban
penggunaan alokasi dana desa pada
pemerintahan desa di Kabupaten Donggala. E-
Jurnal Katalogis. 3 (1): 43-53.
Tambuwun, E. L., Pangemanan, S. S., & Afandi, D.
(2014). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah
Kota Manado. Jurnal EMBA, 2(4), 81–89.
Wall, Anthony. (2014). The disclosure of key
performance indicators in the public sector.
Public Management Review, (December
2014), 37–41.
Warta Ekonomi (2016). Apa itu dana desa dan
manfaatnya. Melalui
<http//m.wartaekonomi.co.id/berita87207/apa-
itu-dana-desa-dan-bagian-i.html> Diakses 28
Januari.
Wonda, W. (2016). Analis kinerja keuangan
pemerintah daerah dalam masa otonomi

702

You might also like