Publikasiku

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

KEPUTIHAN FISIOLOGIS DAN KEPUTIHAN PATOLOGIS SERTA SIKAP


DALAM MENANGANI KEPUTIHAN TERSEBUT
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI ( MAN ) 2 MATARAM

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan sebagai syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Kedokteran


Universitas Mataram

Disusun oleh

Nurmah

H1A006034

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2010
ABSTRACT

Background and Objective. Leucorrhea is not only cause infertility, but also cause
more serious health problems, such as pelvic inflammatory disease. The research about in
women reproductive health showed that 75% of them suffered from leucorrhea, at least once
in a lifetime and 45% of them could have as many as two times or more. The objective of this
study was to reveal the features of leucorrhea knowledges about the leucorrhea, both
physiological and pathological, and attitudes dealt with those on adolescence females
studying in Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram.
Method and Subject. This was the descriptive study using cross sectional approach.
Subjects in this study were the females studying in Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
Mataram aged 15 to 18 years old. The samples were selected by systematic sampling. The
total number of respondents were 80. Data was collected by using questionnaires filled in by
the respondents. In this questionnaire by the researches tested the validity. The questionnaire
consists of the questions about the introduction, characteristics, knowledges, and attitudes of
the respondents.
Result and Conclusion. 46 respondents (57,50%) had a sufficient level of knowledges
about leucorrhea, both physiological and pathological leucorrhea . As many as 54
respondents (67,50%) had positive attitude toward both physiological and pathological
leucorrhea.

Keywords: Leucorrhoea, Knowledges, Attitude


PENDAHULUAN

Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan bahwa 75 %


wanita di `dunia pernah menderita keputihan, minimal sekali umur hidup, dan 45 %
diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Di Indonesia, jumlah
wanita yang mengalami keputihan ini sangat besar. 75 % wanita Indonesia pernah mengalami
keputihan minimal satu kali dalam hidupnya (Aghe, 2009). Keputihan tidak hanya bisa
mengakibatkan infertilitas, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher
rahim, yang bisa berujung pada kematian. Keputihan bila tidak diatasi juga dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit radang panggul (PID)
(Agustini, 2009).

Penyakit peradangan panggul (PID) adalah penyebab utama morbiditas pada wanita
muda dan menjadi makin sering dijumpai. Sekitar 2% wanita muda di Inggris pernah
memiliki riwayat PID. Sekitar 1 dari 50 konsultasi dengan dokter umum yang dilakukan oleh
wanita muda, berhubungan dengan konsultasi mengenai PID (Agustini, 2009).

Ada dua faktor yang menjadi pendorong terjadinya keputihan, yaitu faktor endogen
dan eksogen, dimana keduanya saling mempengaruhi. Faktor endogen meliputi kelainan pada
lubang kemaluan, sedangkan faktor eksogen dapat berupa infeksi maupun non infeksi. Faktor
infeksi dapat berupa bakteri, jamur, parasit, dan virus. Sedangkan faktor non infeksi meliputi
daerah sekitar kemaluan yang lembab, rangsangan seksual, stres atau kelelahan, penggunaan
obat-obatan atau alat kontrasepsi, iritasi kondom, sabun, cairan antiseptik untuk mandi serta
celana yang ketat dan tidak menyerap keringat (Fatrahady, 2008).

Pada remaja putri, keputihan menyebabkan munculnya rasa tidak nyaman yang dapat
mempengaruhi kepercayaan diri para remaja putri tersebut. Keputihan ini dapat terjadi karena
minimnya pengetahuan para remaja putri tentang bagaimana mencegah dan mengatasi
keputihan.

Dengan melihat pentingnya pengetahuan tentang keputihan dan sikap dalam


menghadapi keputihan pada renaja putri, yang sangat diperlukan untuk menghindari
terjadinya infertilitas dan penyakit radang panggul (PID), maka perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang keputihan fisiologis
dan keputihan patologis serta sikap dalam menangani Keputihan tersebut pada remaja putri.
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan secara cross sectional

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) 2 Mataram. Waktu
penelitian dimulai pada bulan November 2009 sampai dengan Mei 2010.

Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas satu dan dua di Madrasah
Aliyah Negeri ( MAN ) 2 Mataram dengan jumlah 398.
Sampel
Perkiraan Jumlah Sampel

Karena jumlah populasi lebih kecil dari 10.000, maka besar sampel dihitung
menggunakan rumus di bawah ini ( Notoatmodjo,2002 ):
N
n=
1 + N ( d )2
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan, peneliti menggunakan 0,1.
Sehingga besar sampel dapat dihitung dengan rumus di atas dengan hasil sebagai
berikut:
N
n=
1 + N ( d )2
398
n=
1 + 398 ( 0,1 ) 2
398
n=
1 + 398 ( 0,01 )
398
n=
4,98
= 79,9 = 80
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan jumlah sampel sebesar 79,9 dan peneliti
membulatkan menjadi 80 orang.
Pemilihan Kelas

Setelah dilakukan pemilihan kelas, langkah selanjutnya adalah pemilihan individu yang
akan mengisi kuesioner. Pada penelitian ini, pemilihan dilakukan menggunakan teknik
systematic sampling, yaitu membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah
sampel yang diinginkan. Hasil yang diperoleh adalah interval sampel (Notoadmojo, 2002).
Pada penelitian ini hasil intervalnya adalah 4,9 dan peneliti membulatkan menjadi 5. Maka
anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap siswi yang mempunyai nomor absen
kelipatan 5, 10, 15, 20 dan seterusnya, sampai mencapai jumlah sampel sebanyak 80 orang.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah responden yang tercatat sebagai siswi
Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) 2 Mataram dan hadir pada saat penelitian.

Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah siswi yang tidak bersedia menjadi
responden.

Definisi Operasional
1. Pengetahuan terhadap keputihan adalah pengetahuan tentang segala
sesuatu yang terkait dengan keputihan, baik keputihan fisiologis maupun keputihan
patologis, yang diketahui, dimengerti, dan didapatkan dari proses penglihatan,
pendengaran dan lain-lain (Depkes, 2006).
2. Sikap terhadap keputihan adalah suatu kecenderungan untuk
bereaksi dengan cara tertentu terhadap keputihan (Purwanto, 2007).
3. Keputihan fisiologis adalah keluarnya cairan dari vagina yang
kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang
jarang , sekret vagina tampak jernih dan berwarna kekuningan ketika mengering pada
pakaian (Wiknjosastro, 2008).
4. Keputihan patologis adalah keluarnya cairan dari vagina yang
mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental dan berbau (Wiknjosastro, 2008).

Prosedur Penelitian

Pengisian Kuesioner

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data


gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang keputihan fisiologis dan keputihan
patologis, serta sikap dalam menangani keputihan tersebut, di Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 2 Mataram. Pada kuesioner dilakukan uji validitas. Siswi Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 2 Mataram yang menjadi responden dalam penelitian ini masing-masing diberikan
kuesioner yang akan diisi, dengan sebelumnya diberikan pengarahan dan petunjuk mengenai
cara pengisian kuesioner tersebut. Kuesioner ini terdiri dari empat jenis pertanyaan, yaitu
pengantar, identitas responden, pengetahuan, dan sikap.
Pengolahan Data Hasil Pengisian Kuesioner
Rumus untuk rata-rata keseluruhan:
∑x
x = n
Keterangan:
x : Rata-rata jumlah keseluruhan
Σx : Jumlah skor keseluruhan
n : Jumlah sampel (Subana, 2005).
Rumus standar deviasi:

∑ ( x−x )2
SD = √ n−1
Keterangan:
x : Rata-rata skor responden
SD : Standar deviasi
x : Skor responden
n : Jumlah sampel (Subana, 2005).
Pengolahan data responden dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Data tingkat pengetahuan responden terhadap keputihan fisiologis dan keputihan
patologis dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan standar deviasi dengan
kategori sebagai berikut:

> x +1 SD : Baik
x + 1 SD : Cukup

< x –1 SD : Kurang
2. Data sikap responden terhadap keputihan fisiologis dan keputihan patologis diolah secara
deskriptif dan dikategorikan menjadi dua yaitu positif dan negatif dengan perhitungan
skor menggunakan rumus:

T = 50 + 10
( x−x
SD )
Keterangan:
x : Skor responden
x : Nilai rata-rata responden (mean)
SD : Standar deviasi (Azwar, S. 2005).
Sikap dikatakan positif bila skor T > 50
Sikap dikatakan negatif bila skor T < 50

Analisis Data
Metode analisis yang akan digunakan adalah analisis deskriptif berupa nilai rerata
yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik remaja, yaitu pengetahuan dan sikap
terhadap keputihan fisiologis dan keputihan patologis. Sikap responden dijabarkan sesuai
dengan pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Data hasil penelitian ini disajikan dalam
bentuk tabel distribusi responden mengenai tingkat pengetahuan dan sikap dalam menangani
keputihan baik keputihan yang fisiologis maupun patologis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, responden berasal dari Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) 2 Mataram.
Jumlah responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 398
responden yang terbagi menjadi 197 untuk kelas satu dan 201 untuk kelas dua. Pada kelas
satu, masing-masing kelas dibedakan menjadi kelas unggulan dan kelas non unggulan. Pada
kelas unggulan jumlah siswinya adalah 24, dan jumlah siswi dengan kelas non unggulan
adalah 173. Sedangkan pada kelas dua, masing-masing kelas dibedakan berdasarkan jurusan,
42 siswi dengan jurusan bahasa, 56 siswi dengan jurusan IPA, dan 103 siswi dengan jurusan
IPS.
Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas untuk menentukan apakah
responden mengerti atau tidak dengan kuesioner. Berdasarkan hasil uji validitas diketahui
para responden mengerti dengan isi kuesioner.
Data penelitian diperoleh dengan membagikan kuesioner yang akan diisi oleh para
responden di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram. Data yang diperoleh ini kemudian
diolah sesuai kebutuhan penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Usia, Pengetahuan dan Sikap Responden terhadap Keputihan Fisiologis dan
Patologis
No Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)
1 Umur
15 Tahun 13 16.25
16 Tahun 44 55.0
17 Tahun 21 26.25
18 Tahun 2 2.50
2 Tingkat pengetahuan
Baik 17 21,25
Cukup 46 57,5
Sedang 17 21,25
3 Sikap
Negatif 26 32,50
Positif 54 67,50

Responden yang ikut berpartisipasi pada penelitian ini memiliki rentang usia antara
15-18 tahun. Secara keseluruhan, usia yang terbanyak adalah usia 16 tahun, yaitu sekitar 44
responden (55%). Sedangkan responden yang berusia 15 tahun adalah 13 responden
(16,25%), dan 17 tahun 21 responden (26,25%), dan responden yang berusia 18 tahun
sebanyak 2 responden (2,50%).
Pada penelitian yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) 2 Mataram ini,
secara keseluruhan jumlah responden dengan tingkat pengetahuan baik terhadap keputihan,
baik keputihan fisiologis maupun keputihan patologis adalah 17 responden (21,25%),
responden dengan pengetahuan cukup berjumlah 46 responden (57,5%) dan 17 responden
(21,25%) memiliki pengetahuan kurang.
Berdasarkan umur responden, Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan baik
pada umur 15 tahun adalah 2 responden (2,5%), 6 responden (7,5%) dengan tingkat
pengetahuan cukup, dan 5 responden (6,25%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Jumlah
responden dengan tingkat pengetahuan baik pada umur 16 tahun adalah 11 responden
(13,75%), 24 responden (30%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 9 responden (11,25%)
dengan tingkat pengetahuan kurang. Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan baik pada
umur 17 tahun adalah 4 responden (5%) responden, 14 responden (17,5%) dengan tingkat
pengetahuan cukup, dan 3 responden (3,75%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Dan pada
umur 18 tahun terdapat 2 responden (2,5%) dengan tingkat pengetahuan cukup.
Secara keseluruhan Jumlah responden yang memiliki sikap negatif terhadap
keputihan, baik keputihan fisiologis maupun keputihan patologis adalah sejumlah 26
responden (67,5%) dan jumlah responden yang memiliki sikap positif adalah 54 responden
(67,5%) .
Berdasarkan umur responden, pada umur 15 tahun terdapat 3 responden (3,75%)
memiliki sikap negatif, dan 10 responden (12,5%) dengan sikap positif. Pada umur 16 tahun
terdapat 16 responden (20%) dengan sikap negatif dan 28 responden (35%) dengan sikap
positif. Pada umur 17 tahun terdapat 6 responden (7,5%) dengan sikap negatif dan 15
responden (18,75%) dengan sikap positif. Dan pada umur 18 tahun terdapat 1 responden
(1,25%) dengan sikap negatif, dan 1 responden (1,25%) dengan sikap positif.
Informasi tambahan mengenai sikap responden terhadap keputihan digambarkan
melalui pertanyaan tentang alasan responden mengganti pakaian dalam dua sampai tiga kali
sehari, alasan responden mengobati keputihan dengan pengobatan tradisional, alasan
responden menggunakan antiseptik pembersih vagina setiap hari dan alasan responden
mengeringkan vagina setelah mandi dan sebelum berpakaian

Tabel 4.2 Alasan Responden Mengganti Pakaian Dalam Dua sampai Tiga Kali Sehari
Alasan Jumlah %
Mencegah perkembangbiakan bakteri 17 32,7
Menjaga kebersihan 12 23,07
Agar tidak menimbulkan rasa gatal 17 32,7
Karena responden mandi 2-3 kali sehari 1 1,92
Dianjurkan oleh orang tua 1 1,92
Karena keringat dan bau 4 7,69
Total 52 100

Dari 52 responden, alasannya meliputi, sebanyak 17 responden (32,7%) berpendapat


untuk mencegah perkembangbiakan bakteri, 12 responden (23,07%) berpendapat untuk
menjaga kebersihan, 17 responden (32,7%) berpendapat agar tidak menimbulkan rasa gatal, 1
responden (1,92%) mengatakan karena responden mandi 2-3 kali sehari, 1 responden (1,92%)
mengatakan karena dianjurkan oleh orang tua, dan 4 responden (7,69%) berpendapat karena
keringat dan bau yang tidak enak.
Tabel 4.3 Alasan Responden Mengobati Keputihan dengan Pengobatan Tradisional
seperti Rebusan Daun Sirih dan Obat Jamur Antikeputihan.
Alasan Jumlah %
Karena obat tradisional tidak memilki efek samping 7 70
Untuk mengurangi keputihan 2 20
Dianjurkan oleh ibu untuk mengurangi keputihan 1 10
Total 10 100

Dari 10 responden, alasannya meliputi, sebanyak 7 responden (70%) berpendapat


karena obat tradisional tidak memilki efek samping, 2 responden (20%) berpendapat untuk
mengurangi keputihan, dan 1 responden (10%) mengatakan karena dianjurkan oleh ibu untuk
mengurangi keputihan.

Tabel 4.4 Alasan Responden Menggunakan Antiseptik Pembersih Vagina Setiap Hari
Alasan Jumla %
h
Untuk mencegah terjadinya keputihan dan bau yang tidak enak 1 10
Agar vagina tetap bersih 3 30
Untuk membunuh kuman 6 60
Total 10 100

Dari 10 responden, sebanyak 1 responden (10%) mengatakan untuk mencegah terjadinya


keputihan dan bau yang tidak enak , 3 responden (30%) mengatakan agar vagina tetap bersih,
dan 6 responden (40%) mengatakan untuk membunuh kuman.
Tabel 4.5 Alasan Responden Mengeringkan Vagina setelah Mandi dan sebelum
Berpakaian.
Alasan Jumlah %
Apabila tidak dikeringkan akan menimbulkan rasa tidak nyaman 19 39,6
Untuk menjaga kebersihan 1 2,1
Untuk mencegah perkembangbiakan bakteri 28 58,3
Total 48 100

Begitu juga dengan alasan responden mengeringkan vagina setelah mandi dan sebelum
berpakaian, dari 48 responden, sebanyak 19 responden (39,6%) berpendapat apabila tidak
dikeringkan akan menimbulkan rasa tidak nyaman, 1 responden (2,08%) berpendapat untuk
menjaga kebersihan, dan 28 responden (58,3%) berpendapat untuk mencegah perkembangbiakan
bakteri.

Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang memiliki tingkat
pengetahuan cukup daripada tingkat pengetahuan baik dan kurang. Hasil yang berbeda
didapatkan pada penelitian yang di lakukan oleh Fita Rahmawati di Desa Rangin Kidul
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, dimana dalam penelitian tersebut pengetahuan
responden tentang keputihan fisiologis dan keputihan patologis adalah kurang (Rahmawati,
2010).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh
orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan
dan faktor emosional (Azwar, 2005). Hal ini dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan di
Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) 2 Mataram, dimana sikap masing-masing responden sangat
dipengaruhi oleh orang lain yang dianggap penting, salah satunya adalah orang tua mereka.
Para responden mengatakan bahwa alasan mereka mengganti pakaian dalam karena
dianjurkan oleh orang tua mereka, dan alasan para responden mengobati keputihan mereka
dengan dengan daun sirih karena orang tua mereka mengatakan bahwa daun sirih dapat
mengobati keputihan.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang memilki sikap
positif daripada sikap negatif. Hasil yang sama didapatkan pada penelitian yang dilakukan
oleh IGA Manik Karuniadi, dimana pada penelitian tersebut disebutkan bahwa 63,4%
memilki sikap positif (Pramesemara,2009).
Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi sikap dan tindakannya
(Purwanto, 2007). Hal ini dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan di Madrasah Aliyah
Negeri ( MAN ) 2 Mataram, dimana responden yang memilki tingkat pengetahuan baik atau
cukup mempunyai sikap yang positif .

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sejumlah 46 responden (57,5%) memiliki tingkat pengetahuan cukup terhadap keputihan,
baik keputihan fisiologis maupun keputihan patologis.
2. Sejumlah 54 responden (67,5%) memiliki sikap positif terhadap keputihan, baik
keputihan fisiologis dan keputihan patologis.

Saran
Saran yang perlu diberikan pada penelitian ini adalah remaja perlu diberikan
pendidikan mengenai kesehatan reproduksi, terutama mengenai keputihan baik keputihan
fisiologis maupun keputihan patologis dan teknik pemeriksaannya. Hal ini disebabkan karena
banyak siswi yang menanyakan bagaimana cara memeriksakan keputihannya apabila terjadi
keputihan yang patologis.

Refrensi
Akbar, Setiady Purnomo R. 2003. Pengantar Statistik. Jakarta : PT Bumi Aksara. p9.
Aghe, dr. 2009. Leukorrea. Available from http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-
tentang/leukorrea (Accesed : 2009, Desember 12 ).
Azwar. 2005. Sikap . Available from http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sikap.pdf.
(Accesed : 2009, Desember 18 ).
Azwar, S. 2005. Persiapan Data Penelitian. Jurnal Penelitian UNIB, Volume IX, No. 2 p15.
Agustini, Sheila. 2009. Beauty, Health, Smart and Happy Women. Available from :
http://dewinthaocean.multiply.com/journal/item/67 (Accessed: 2009, Desember 18).
Depkes. 2006. Infeksi Menular Seksual Dan Saluran Reproduksi Lainnya Pada Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Terpadu. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Fatrahady, Buly L. 2008. Flour Albus. Mataram : FK Unram. p3-9.
Hasmi, E. 2002. Membantu Remaja Memahami Dirinya. Jakarta : BKKBN. p6.
Haditono. 1994. Pendekatan dalam Proses Pembelajaran. Jakarta : Balai Pustaka. p24.
Jones. 2001. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates. p241-3.
Jawetz, dkk. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. p322.
Kaplan, HI., Sadock, BJ., Grebb, JA. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Klinis Edisi Ketujuh Jilid Satu. Jakarta : Binarupa. p77.
Manuaba, Gde Bagus Ida. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC. p554.
Mons, et al, 2002, dalam Persepsi remaja terhadap perilaku seksual pranikah, available from
URL:one.indoskripsi.com. (Accessed: 2009, Desember 3).
Notoatmodjo, S. 1993. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. p104.
Notoatmojo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta. p84-
92.
Purwanto, MN. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung :PT Remaja Rosdakarya. p42.
Purwanto, Hery. 1998. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap. p63.
Prasemara. 2009. Pengetahuan dan Sikap Remaa Putri Mengenai Cara Mencegah dan
Mengatasi Keputihan di Klinik Remaja Kisara. Available from http://www.kti-
skripsi.com/2010/04/kti-remaja-puteri-tentang-keputihan. (Acessed : 2010, juni2).
Rahmawati. 2009. Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Remaja Putri Tahap Akhir dalam
Mencegah Keputihan di Desa Ringin Kidul Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.
p2.
Sarwono, Wirawan Sarlito. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta : Radja Grafindo Persada. p31.
Sarwanto.1989. Psikologi remaja. Jakarta : PT Raja Grivindo Persada. p55.
Usmany, dkk. 1999. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi. Ujung pandang : Bagian/SMF Obstetri dn Ginekologi Fakultas
Kedokteran Unhas.
Widjanarko, Bambang. 2009. Kanker Serviks. Available from
http://images.google.co.id/imgres?
imgurl=http://ginekologi89.googlepages.com/Cervix. (Accesed : 2009, Desember
12 ).
Winkel, WS. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Grasindo. p11.
Wulandani, 2009. Candidiasis. Available from
http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Yeast/Candida/
Accesed(Accessed: 2009, Desember 18).
Wiknjosastro, dkk. 2008. Ilmu Kandungan . Jakarta : PT Bina Pustaka. p271.

You might also like