Professional Documents
Culture Documents
Perancangan Kursi Ergonomi Pembatik Pada Ukm Batik Alfa Shoofa Kudus Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas
Perancangan Kursi Ergonomi Pembatik Pada Ukm Batik Alfa Shoofa Kudus Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas
1
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus.
2
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus.
*
Email:akh.sokhibi@umk.ac.id
Abstract
Batik is a legacy of ancestors that has occurred in our daily lives. In the city of Kudus, there are also
batik permits that highlight typical sacred motives, namely, temples, towers, Parijoto. The process
of making batik requires a long time, making it possible to speed up the manufacturing time. One
way to improve batik making is to use work facilities. Work facilities consisting of batik must meet
ergonomic aspects.The method in this Research is to measure the anthropometric data of batik. The
batik anthropometry data used are wide hip, high poplitea, long poplitea, shoulder height sitting and
elbow height sitting. After the batik anthropometric data is obtained, then the data is tested for
normal distribution, uniformity test and adequacy test. Then calculate the percentile value of the
anthropometric data. Percentile value data used to determine the size of the ergonomic ergonomic
chair to be designed. Productivity is obtained from the analysis before and after the ergonomics
screwdriver.The results of this study have occurred ergonomic batik with a size of 30.62 cm for
high chairs; 42.81 cm for wide seats; 43.46 for chair length; 50.96 for seat back height and 21.52
for elbow back height. While the results of the value of productivity after the ergonomics
preparation of batik is obtained by 20%.
ergonomis merupakan hal yang sangat penting berperan sebagai desain perangkat lunak karena
jika dikaitkan dengan sikap atau posisi kerja, dengan semakin banyaknya pekerjaan yang
baik sikap kerja duduk ataupun berdiri. berkaitan erat dengan komputer. Disamping itu
kelelahan dan kesalahan dapat terjadi apabila ergonomi juga dapat memberikan peran dalam
pekerja melakukan aktivits bekerja dengan peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
sikap atau posisi kerja yang tidak nyaman dan seperti dalam mendesain suatu sistem kerja untuk
berlangsung continue dengan waktu yang lama mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem
(Santoso, 2013). Untuk mencegah kelelahan kerangka dan otot manusia, mendesain stasiun
dan kesalahan tersebut, maka sejumlah kerja untuk alat peraga visual (Nurmianto, 1998).
pertimbangan ergonomis harus dilakukan,
yaitu: Mengurangi operator bekerja dengan 2.3. Produktivitas
sikap dan posisi sering membungkuk dalam Produktivitas sering diidentifikasikan
waktu yang lama, pengaturan jarak jangkauan dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara
pekerja dalam posisi normal. Operator keluaran dan masukan (Hakim N dan Arman,
dilarang duduk atau berdiri dalam waktu yang 2005). Rasio keluaran dan masukan ini dapat juga
lama dengan posisi kepala, leher, dada atau dipakai untuk membandingkan usaha yang
kaki miring, dan tangan operator tidak boleh dilakukan oleh manusia. Sebagai ukuran efisiensi
melebihi tinggi siku dalam berkja dengan kerja manusia, maka rasio tersebut umumnya
waktu yang lama (Wignjosoebroto, 2000). berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktivitas
kerja dibagi dengan jam kerja yang
2.2. Ergonomi dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan
Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu rupiah atau unit produksi lainnya sebagai dimensi
“Ergon” dan “Nomos“ merupakan asal kata dari tolok ukurnya (Sritomo, 2008). Beberapa faktor
ergonomi yang berasal bahas latin yang berarti yang menjadi masukan atau input dalam
ilmu yang mempelajari tentang aspek – aspek menentukan tingkat produktivitas adalah
manusia dalam lingkungan kerjanya yang dilihat (Wignjosoebroto, 2000):
dari segi anatomi, fisiologi, psikologi, a. Tingkat pengetahuan
engineering, management dan desain atau b. Kemampuan teknis
perancangan (Nurmianto, 1998). Ergonomi juga
c. Kemampuan Manajemen
bersinggungan dengan optimasi, efisiensi,
kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia d. Motivasi kerja
di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di Produktivitas akan bertambah apabila ada
dalam ergonomi dibutuhkan ilmu yang penambahan secara proporsional dari nilai
mempelajari tentang sistem dimana keluaran per masukan. Bilamana masukan dalam
manusia, fasilitas kerja dan lingkungan nyasaling keadaan konstan, sedangkan keluaran yang
berinteraksi dengan tujuan yang sama yaitu dihasilkan terus bertambah, maka hal ini akan
menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. menunjukan bahwa sumber-sumber produksi
Penerapan ergonomi pada umumnya tersebut telah berhasil dilaksanakan, dioperasikan,
merupakan aktivitas rancang bangun ataupun dimanfaatkan dan dikelola secara efektif dan
rancang ulang. Hal ini meliputi perangka t keras efisien (Wignjosoebroto, 2000). Seseorang telah
seperti misalnya perkakas kerja(tools), bangku bekerja dengan produktif jikalau ia telah
kerja(benches), platform, kursi, pegangan ala menunjukan output kerja yang paling tidak telah
tkerja (workholders), system pengendali(control), mencapai suatu ketentuan minimal. Ketentuan ini
alat peraga(display), jalan/lorong (acces ways), didasarkan atas besarnya keluaran yang
pintu (door), jendela(windows) dan sebagainya. dihasilkan secara normal dalam jangka waktu
Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain yang layak. Dari uraian tersebut maka daapat
pekerjaan pada suatu organisasi, seperti dalam disimpulkan bahwa disini terdapat dua unsur yang
penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal bisa dimasukan sebagai kriteria produktivitas
pergantian waktu kerja, meningkatkan variasi (Wignjosoebroto, 2000) :
pekerjaan dan lain-lain. Ergonomi juga dapat
Wignjosoebroto,Sritomo,2000,Ergonomi Studi
Gerakdan Waktu: Teknik Analisis Untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja, Edisi
Kesatu Cetakan Kedua, PT.Guna Widya,
Surabaya.