Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Volume 4. No.

1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

PERANCANGAN KURSI ERGONOMI PEMBATIK PADA UKM BATIK


ALFA SHOOFA KUDUS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS

Akh. Sokhibi1* dan Wibowo Harry Sugiharto2

1
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus.
2
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus.
*
Email:akh.sokhibi@umk.ac.id

Abstract

Batik is a legacy of ancestors that has occurred in our daily lives. In the city of Kudus, there are also
batik permits that highlight typical sacred motives, namely, temples, towers, Parijoto. The process
of making batik requires a long time, making it possible to speed up the manufacturing time. One
way to improve batik making is to use work facilities. Work facilities consisting of batik must meet
ergonomic aspects.The method in this Research is to measure the anthropometric data of batik. The
batik anthropometry data used are wide hip, high poplitea, long poplitea, shoulder height sitting and
elbow height sitting. After the batik anthropometric data is obtained, then the data is tested for
normal distribution, uniformity test and adequacy test. Then calculate the percentile value of the
anthropometric data. Percentile value data used to determine the size of the ergonomic ergonomic
chair to be designed. Productivity is obtained from the analysis before and after the ergonomics
screwdriver.The results of this study have occurred ergonomic batik with a size of 30.62 cm for
high chairs; 42.81 cm for wide seats; 43.46 for chair length; 50.96 for seat back height and 21.52
for elbow back height. While the results of the value of productivity after the ergonomics
preparation of batik is obtained by 20%.

Keywords: Chair, Ergonomic, Productivity

1. Pendahuluan dingklik yang hanya dilapisi kain seadanya.


Posisi kerja dengan duduk seperti itu akan cepat
Menurut Badan Pusat Statistik Kudus,
menimbulkan kelelahan. Performa kerja tidak
realisasi Pendapatan Asli Kudus (PAD) dari tahun
ergonomis dapat menimbulkan kelelahan, nyeri
2014 - 2016 berturut-turut sebesar Rp 234.073 per
dan gangguan kesehatan lainnya. Suatu
tahun, Rp 259.295 per tahun dan Rp 275.760 per
perlawanan (reaksi) terhadap suatu beban (aksi)
tahun. Salah satu sektor yang ikut andil
mengakibatkan otot mengalami kontraksi yang
memberikan PAD Kabupaten Kudus yaitu sektor
berlebihan (Santoso, 2013). Sehingga jika posisi
ekonomi, dimana terdapat 12.957 unit perusahaan
duduk seperti itu dilakukan secara terus menurus
dan UKM (Dinas Perinkop Kudus, 2015). Salah
dan dalam waktu yang lama, maka produktivitas
satu UKM yang menjadi salah satu perhatian
tidak maksimal. Oleh karena itu penelitian ini
Pemerintah Kabupaten Kudus adalah UKM Batik
bertujuan merancang kursi pembatik yang
Alfa Shoofa yang terletak diDesa Gribig
ergonomi sehingga dapat diaplikasikan untuk
Kecamatan Gebog yang didirikan oleh Hj Ummu
meningkatkan produktivitas.
Asyiati mulai dari tahun 2009.
Produk yang dihasilkan dari UKM Batik
2. Landasan Teori
Alfa Shoofa ini yaitu batik tulis dan batik cap.
Untuk batik tulis, pengerjaannya dikerjakan oleh 2.1. Sikap Kerja
10 orang pembatik dan untuk batik cap, Sikap kerja merupakan posisi pekerja dalam
pengerjaan nya dikerjakan oleh 3 orang. Pada aktivitas melakukan kerjaanya. Salah satu
proses pengerjaan batik tulis ini dilakukan oleh pertimbangan yang harus diperhatikan dalam
10 orang pembatik dengan menggunakan salah sikap kerja adalah pertimbangan ergonomis
satu fasilitas kerja membatik berupa kursi (Gempur Santoso, 2004). Pertimbangan

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 18


Volume 4. No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

ergonomis merupakan hal yang sangat penting berperan sebagai desain perangkat lunak karena
jika dikaitkan dengan sikap atau posisi kerja, dengan semakin banyaknya pekerjaan yang
baik sikap kerja duduk ataupun berdiri. berkaitan erat dengan komputer. Disamping itu
kelelahan dan kesalahan dapat terjadi apabila ergonomi juga dapat memberikan peran dalam
pekerja melakukan aktivits bekerja dengan peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
sikap atau posisi kerja yang tidak nyaman dan seperti dalam mendesain suatu sistem kerja untuk
berlangsung continue dengan waktu yang lama mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem
(Santoso, 2013). Untuk mencegah kelelahan kerangka dan otot manusia, mendesain stasiun
dan kesalahan tersebut, maka sejumlah kerja untuk alat peraga visual (Nurmianto, 1998).
pertimbangan ergonomis harus dilakukan,
yaitu: Mengurangi operator bekerja dengan 2.3. Produktivitas
sikap dan posisi sering membungkuk dalam Produktivitas sering diidentifikasikan
waktu yang lama, pengaturan jarak jangkauan dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara
pekerja dalam posisi normal. Operator keluaran dan masukan (Hakim N dan Arman,
dilarang duduk atau berdiri dalam waktu yang 2005). Rasio keluaran dan masukan ini dapat juga
lama dengan posisi kepala, leher, dada atau dipakai untuk membandingkan usaha yang
kaki miring, dan tangan operator tidak boleh dilakukan oleh manusia. Sebagai ukuran efisiensi
melebihi tinggi siku dalam berkja dengan kerja manusia, maka rasio tersebut umumnya
waktu yang lama (Wignjosoebroto, 2000). berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktivitas
kerja dibagi dengan jam kerja yang
2.2. Ergonomi dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan
Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu rupiah atau unit produksi lainnya sebagai dimensi
“Ergon” dan “Nomos“ merupakan asal kata dari tolok ukurnya (Sritomo, 2008). Beberapa faktor
ergonomi yang berasal bahas latin yang berarti yang menjadi masukan atau input dalam
ilmu yang mempelajari tentang aspek – aspek menentukan tingkat produktivitas adalah
manusia dalam lingkungan kerjanya yang dilihat (Wignjosoebroto, 2000):
dari segi anatomi, fisiologi, psikologi, a. Tingkat pengetahuan
engineering, management dan desain atau b. Kemampuan teknis
perancangan (Nurmianto, 1998). Ergonomi juga
c. Kemampuan Manajemen
bersinggungan dengan optimasi, efisiensi,
kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia d. Motivasi kerja
di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di Produktivitas akan bertambah apabila ada
dalam ergonomi dibutuhkan ilmu yang penambahan secara proporsional dari nilai
mempelajari tentang sistem dimana keluaran per masukan. Bilamana masukan dalam
manusia, fasilitas kerja dan lingkungan nyasaling keadaan konstan, sedangkan keluaran yang
berinteraksi dengan tujuan yang sama yaitu dihasilkan terus bertambah, maka hal ini akan
menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. menunjukan bahwa sumber-sumber produksi
Penerapan ergonomi pada umumnya tersebut telah berhasil dilaksanakan, dioperasikan,
merupakan aktivitas rancang bangun ataupun dimanfaatkan dan dikelola secara efektif dan
rancang ulang. Hal ini meliputi perangka t keras efisien (Wignjosoebroto, 2000). Seseorang telah
seperti misalnya perkakas kerja(tools), bangku bekerja dengan produktif jikalau ia telah
kerja(benches), platform, kursi, pegangan ala menunjukan output kerja yang paling tidak telah
tkerja (workholders), system pengendali(control), mencapai suatu ketentuan minimal. Ketentuan ini
alat peraga(display), jalan/lorong (acces ways), didasarkan atas besarnya keluaran yang
pintu (door), jendela(windows) dan sebagainya. dihasilkan secara normal dalam jangka waktu
Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain yang layak. Dari uraian tersebut maka daapat
pekerjaan pada suatu organisasi, seperti dalam disimpulkan bahwa disini terdapat dua unsur yang
penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal bisa dimasukan sebagai kriteria produktivitas
pergantian waktu kerja, meningkatkan variasi (Wignjosoebroto, 2000) :
pekerjaan dan lain-lain. Ergonomi juga dapat

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 19


Volume 4. No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

a. Besar kecilnya keluaran yang


dihasilkan
b. Waktu kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan Tabel 1. Hasil Pengukuran Data Antropometri
Untuk mengukur produktivitas kerja dari Pembatik
tenaga kerja manusia, operator mesin, dapat LP TPO PP TBD TSD
diformulasikan sebagai berikut: No
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
Pr oduktivitas = Output 2  Output1 x 100% (1) 1 42 37 48 55 24
TenagaKerja Output1 2 36 31 45 54 25
3 34 33 44 53 26
4 39 34 46 55 23
3. Metodologi Penelitian 5 39 32 44 53 28
Pada penelitian ini, metode yang digunakan 6 34 38 44 63 24
7 42 33 41 57 24
adalah pengukuran data antropometri dari 8 40 33 39 57 27
pembatik. Objek penelitian ini adalah kursi yang 9 35 36 43 57 26
digunakan oleh pembatik di UKM Batik Alfa 10 42 36 48 55 23
11 36 37 45 54 22
Shoofa Kudus. Tahapan dalam penelitian ini
12 34 31 44 53 22
dapat dijelaskan melalui Gambar 3.1. 13 39 33 46 55 27
14 39 34 44 53 26
15 34 32 44 63 25
Mulai 16 42 38 41 57 24
17 40 33 39 57 22
18 35 33 43 57 23
Identifikasi 19 36 37 45 54 25
20 42 36 48 55 26
Masalah 21 39 33 46 55 22
22 34 31 44 53 23
Pengumpulan data 23 34 32 44 63 24
24 39 34 44 53 26
25 40 33 39 57 27
26 42 38 41 57 27
Pengujian Data 27 35 33 43 57 23
28 40 35 39 55 24
29 38 37 42 54 24
30 38 36 41 52 22
Perancangan Kursi
Setelah data antropometri pembatik
Ergonomi diperoleh, maka langkah selanjutnya antara lain:
Produktivitas
a. Uji Normalitas Data Antropometri Pembatik
Dengan Menggunakan tingkat kepercayaan
95 %,  = 0,05 dan dengan menggunakanUji
Selesai
Statistik dengan Uji Kolmogorov-Smirnov (Jika
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Sig. >, maka H0 diterima) dan (Jika Sig. <,
maka H0 ditolak). Setelah data diolah dengan
4. Pembahasan menggunakan software SPSS , maka diperoleh
4.1. Perancangan Kursi Ergonomi tingkat signifikan seperti pada tabel 2 sebagai
berikut:
Pembatik Tabel 2.Uji Normalitas Data Antropometri
Data antropometri yang digunakan untuk Pembatik.
merancang kursi ergonomi pembatik yaitu data
Data N Sig. α
Lebar pinggul (LP), Tinggi Popliteal (TPO),
Panjang Popliteal (PP), Tinggi Bahu Duduk Lebar Pinggul 30 0,350 0,05
(TBD) dan Tinggi Siku Duduk (TSD). Tabel 1 Tinggi 30 0,114 0,05
menunjukkan hasil pengukuran data antropometri Popliteal
pembatik.
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 20
Volume 4. No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

Pantat 30 0,280 0,05


Popliteal
Tinggi Bahu 30 0,070 0,05
Duduk
Tabel 4. Uji Kecukupan Data Antropometri
Tinggi siku 30 0,357 0,05 Pembatik.
duduk
Data N N’
Tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa Lebar Pinggul 30 9
Tinggi Popliteal 30 7
hasil pengukuran data lebar pinggul, tinggi
Pantat Popliteal 30 6
popliteal, pantap popliteal, tinggi bahu duduk dan
Tinggi Bahu Duduk 30 4
tinggi siku duduk diketahui nilainya Sig. > α
Tinggi Siku Duduk 30 6
0,05. Maka artinya semua data berdistribusi
normal yaitu bahwa data diatas memiliki sebaran Dari hasil perhitungan yang disajikan pada
data yang merata yang mewakili populasi. Tabel 4 di atas, hasil pengukuran data lebar
pinggul, tinggi popliteal, pantap popliteal, tinggi
b. Uji Keseragaman Data Antropometri bahu duduk dan tinggi siku duduk diketahui
Pembatik nilainya N’<N. Maka artinya semua data adalah
cukup, yang berarti jumlah data yang akan
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan
diguanakan telah cukup.
95 %,  = 0,05. Hasil uji keseragaman data
antropometri pembatik dapat dilihat pada tabel 3
d. Menghitung Nilai Persentile
dibawah ini.
Tabel 3. Uji Keseragaman Data Ukuran persentile yang digunakan adalah 5-
th
Antropometri Pembatik. untuk ukuran persentile kecil, 50-th untuk
ukuran persentile rata-rata dan 95-th untuk ukuran
Data
X  BKA BKB
persentile besar. Untuk dapat mengetahui ukuran
Lebar 37,9 2,9 42 34
persentile dapat dihitung dengan menggunakan
Pinggul
Tinggi 34,3 2,2 38 31 rumus sebagai berikut:
Popliteal
Pantat 43,4 2,6 48 39  Untuk persentile P5 (2)
Popliteal
Tinggi 55,7 2,9 63 52 P5 = x - 1,645 
Bahu
Duduk  Untuk persentile 50-th (3)
Tinggi Siku 24,4 1,7 22 28 P50 = x
Duduk
Dari hasil perhitungan yang disajikan pada
 Untuk persentile 95-th (4)
Tabel 3 diatas, hasil uji keseragaman data lebar
pinggul, tinggi popliteal, pantap popliteal, tinggi
P95 = x + 1,645 
Adapun hasil pengukuran nilai persentile
bahu duduk dan tinggi siku duduk diketahui
dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
nilainya berada diantara batas control atas dan
batas control bawah. Maka artinya semua data Tabel 5. Hasil Pengukuran Nilai Persentile.
adalah seragam karena besarnya nilai X tidak Persentile (cm)
Data
melebihi batas control atas, dan besarnya nilai 5-th 50-th 95-th
 tidak melebihi batas control bawah. Lebar pinggul
Tinggi popliteal
33,11
30,62
37,96
34,3
42,81
37,98
Pantat popliteal 39,19 43,46 47,73
c. Uji Kecukupan Data Antropometri
Tinggi bahu duduk 50,96 55,76 60,56
Uji kecukupan data antropometri pembatik Tinggi Siku Duduk 21,52 24,46 27,4
dinyakatan cukup apabila N’<N. Dengantingkat
kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian e. Menentukan Ukuran Kursi Ergonomi
sebesar 5%. Maka hasil uji keseragaman data Pembatik
antropometri pembatik dapat dilihat pada tabel 4 Ukuran kursi ergonomi pembatik ditentukan
berikut: berdasarkan hasil perhitungan nilai persentile.

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 21


Volume 4. No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

Tabel 6 berikut menunjukkan hasil ukuran kursi 1500 1155


1470 1200
ergonomi pembatik. 1455 1110
1305 1185
Tabel 6. Ukuran Kursi Ergonomi 1365 1080
1320 1155
Pembatik. 1380 1185
1260 1200
Kursi Ukuran (cm) 1365 1170
1455 1185
Lebar Kursi 42,81 1440 1080
Tinggi Kursi 30,62 1350 1095
Panjang Kursi 43,46 1290 1170
1380 1140
Panjang Sandaran Punggung 50,96 1320 1200
Tinggi Alas Siku Tangan 21,25 1320 1185
1260 1080
1290 1095
f. Gambar Kursi Ergonomi pembatik 1350 1110
1380 1200

b. Uji Keseragaman Data Waktu Membatik


Sebelum Dan Sesudah Penerapan Kursi
Ergonomi Pembatik.
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan
95 %,  = 0,05. Hasil uji keseragaman data waktu
membatik sebelum dan sesudah penerapan kursi
ergonomi pembatik dapat dilihat pada tabel 8
berikut:
Gambar 2. Kursi Ergonomi Pembatik
Tabel 8. Uji Keseragaman Data waktu membatik
1. Menghitung Nilai Produktivitas
sebelum dan sesudah penerapan kursi ergonomi
Untuk menghitung nilai produktivitas, maka pembatik
dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Waktu
a. Menghitung Data Waktu Membatik Membatik
Sebelum Waktu Membatik Sesudah
Sebelum Dan Sesudah Penerapan Kursi Data Penerapan Penerapan Kursi Ergonomi
Kursi Ergonomi Pembatik (menit)
Ergonomi Pembatik. Pembatik
(menit)
Data waktu membatik yaitu data lamanya 1352.5 1147.5
X
pencantingan yang dilakukan oleh pembatik yang
diambil dengan menggunakan stopwatch. Tabel 7
 66,6 44,1
BKA 1520,2 1287,7
menunjukkan data waktu proses membatik BKB 1184,7 1007,2
sebelum dan setelah penerapan kursi ergonomi
pembatik. Dari hasil perhitungan yang disajikan pada
Tabel 7. Data Waktu Membatik Sebelum dan Tabel 8 diatas, hasil pengukuran data waktu
Sesudah Penerapan Kursi Ergonomi Pembatik membatik sebelum dan sesudah penerapan kursi
Data Waktu Proses Data Waktu Proses ergonomi pembatik diketahui nilainya berada
Membatik Sebelum Membatik Sesudah
Penerapan Kursi Penerapan Kursi diantara batas kontrol atas dan batas kontrol
Ergonomi Pembatik Ergonomi Pembatik bawah. Maka artinya semua data adalah seragam.
(menit) (menit)
1320 1140 c. Uji Kecukupan Data Waktu Membatik
1260 1170 Sebelum Dan Sesudah Penerapan Kursi
1290 1155
1350 1200
Ergonomi Pembatik.
1380 1110 Uji kecukupan data data waktu proses
1440 1185 membatik sebelum dan sesudah penerapan kursi
1320 1080
1290 1095 ergonomi pembatik dinyakatan cukup apabila
1350 1110 N’<N. Dengantingkat kepercayaan sebesar 95%
1320 1200

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 22


Volume 4. No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

dan tingkat ketelitian sebesar 5%. Maka hasil uji


keseragaman data antropometri pembatik dapat
dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Uji Kecukupan Data Waktu Membatik


Sebelum Dan Sesudah Penerapan Kursi Tabel 11. Nilai Allowance sebelum dan sesudah
Ergonomi Pembatik penerapan kursi ergonomi pembatik
Uji kecukupan N N’ Data Waktu
Data Waktu Membatik Proses Data Waktu
Sebelum Penerapan Kursi 30 4 Membatik Proses Membatik
Ergonomi Pembatik Sebelum Sesudah
Allowance
Data Waktu Membatik Penerapan Penerapan Kursi
Sesudah Penerapan Kursi Kursi Ergonomi
30 2
Ergonomi Pembatik Ergonomi Pembatik
Pembatik
Tenaga yang 6% 6%
d. Menghitung Performance Rating dikeluarkan
Sikap kerja 1% 1%
Sebelum Dan Sesudah Penerapan Kursi Gerakan kerja 0% 0%
Ergonomi Pembatik Kelelahan 12% 12%
mata
Dengan menggunakan metode Keadaan 5% 5%
Westinghouse, maka nilai performance rating temperatur
Keadaan 0% 0%
dapat ditentukan seperti pada tabel 10 berikut: atmosfir
Keadaan 1% 1%
Tabel 10. Nilai Performance Rating Sebelum dan lingkungan
Sesudah Penerapan Kursi Ergonomi Pembatik
Data Waktu f. Menghitung Waktu Baku Sebelum Dan
Proses Data Waktu Sesudah Penerapan Kursi Ergonomi
Membatik Proses Membatik Pembatik
Performance Sebelum Sesudah
Waktu baku dapat dihitung jika waktu siklus
Rating Penerapan Penerapan Kursi
Kursi Ergonomi dan waktu normal sudah diketahui terlebih
Ergonomi Pembatik dahulu. Adapun persamaan untuk mengitung
Pembatik waktu siklus dan waktu normal adalah sebagai
Ketrampilan 0,06 0,06
Usaha 0,02 0,02 berikut:
kondisi 0,00 0,00 1) Waktu standar sebelum penerapan kursi
konsistensi 0,00 0,0 ergonomi pembatik
 Waktu Siklus
n  30
Maka Performance Rating sebelum
penerapan kursi ergonomi pembatik adalah (P) =
x
Ws = X = i 1 (5)
1 + 0.08 = 1,08 dan Performance Rating sesudah n
penerapan kursi ergonomi pembatik adalah (P) = 40575
1 + 0.08 = 1,08. Yang berarti bahwa nilai evaluasi 30
=
kecepatana operator dalam menyelesaikan = 1352,5 menit/batik
aktivitas nya sebesar 1,08.
 Waktu Normal
e. Menghitung Allowance Sebelum Dan Wn = Ws x PR (6)
Sesudah Penerapan Kursi Ergonomi = 1352,5 x 1,08
Pembatik = 1460,7 menit/batik
Dengan menggunakan Tabel kelonggaran,
 Waktu Baku (7)
maka nilai allowance dapat ditentukan seperti
pada tabel 11 berikut: Wb = Wn x  100% 

 100%  Allowance 

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 23


Volume 4. No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

= 1460,7 x  100%  = OS 2  OS1 x 100 % (13)


 100%  25% 
OS1
= 1947,6 menit/batik
0,0006  0,0005
2) Waktu standar setelah penerapan kursi 0,0005
= x 100%
ergonomi pembatik
 Waktu Siklus = 20 %
Artinya setelah diterapkan kursi
n  30

x ergonomi pembatik pada proses


Ws = X = i 1 (8) pencantingan pembuatan batik, maka
n
terjadi peningkatan produktivitas sebesar
34425
= 20%.
30
= 1147,5 menit/batik
5. Kesimpulan dan Saran
 Waktu Normal
Wn = Ws x PR (9) 5.1. Kesimpulan
= 1147,5 x 1,08 Penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan
= 1239,3 menit/batik antara lain:
 Waktu Baku a. Diperoleh rancangan kursi ergonomis
yang sesuai dengan ukuran dimensi
Wb = Wn x  100% 

 100%  Allowance  tubuh pembatik (Gambar 2).
(10)
b. Terdapat peningkatan produktivitas 20%

= 1239,3x  100% 
 setelah diterapkan kursi ergonomi
 100%  25% 
pembatik
= 1652,4 menit/batik
5.2. Saran
g. Menghitung Output Standar Sebelum Perlu perhatian khusus pada fasilitas kerja
Dan Sesudah Penerapan Kursi Ergonomi pembatik.
Pembatik
1) sebelum penerapan kursi ergonomi
pembatik Daftar Pustaka
Arman Hakim Nasution, 2006 “ Manajemen
Output Standart = 1 (11)
Wb Industri “, Andi Offset,Yogyakarta
= 1
1947,6 Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus, 2015,
= 0,0005 menit/batik Kudus Dalam Angka, Kudus.

2) setelah penerapan kursi ergonomi Gempur Santoso, 2004, Manajemen


pembatik Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Output Standar = 1 (12) Cetakan Pertama, Prestasi Pustaka,
Wb Jakarta
=
1
1652,4 Nurmianto, Eko, 1998, Ergonomi:Konsep
=0,0006 menit/batik Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua,
PT. GunaWidya, Surabaya.
h. Menghitung Produktivitas
Produktivitas dapat dihitung dengan Santoso,G, 2013. Manajemen Kelelahan Kerja.
persamaan berikut: Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Produktivitas

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 24


Volume 4. No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi,


Studi Gerak dan Waktu. (4th edition).
Guna Widya, Jakarta

Wignjosoebroto,Sritomo,2000,Ergonomi Studi
Gerakdan Waktu: Teknik Analisis Untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja, Edisi
Kesatu Cetakan Kedua, PT.Guna Widya,
Surabaya.

Nurmianto E, Ergonomi Konsep Dasar dan


Aplikasinya,Guna Widya, Jakarta, 1998

Wignjosoebroto,Sritomo, 2000, Ergonomi Studi


Gerak dan Waktu: Teknik Analisis
Untuk Meningkatkan Produktivitas
Kerja, Edisi Kesatu Cetakan Kedua,
PT.Guna Widya, Surabaya.

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 25

You might also like