Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Nama : Shyeren Dwianty

NIM : 011811053 / Keperawatan A2018

Complex Medical Surgical Nursing (25/09/2021)

SHOCK

Mr. Brown, 25 years old, was an unrestrained driver involved in a motor vehicle crash. He
was found face down is feet from his car there were no passengers. The windshield was
broken and the car was found up against a tree. Mr Brown was found conscious and moaning.
He was taken to the emergency department.

Subjective data: States that he cannot breathe, Complains of abdominal pain

Objective data

Physical examination

• Cardiovascular BP 84/70, apical pulse 120 but no radial or brachial pulse palpable,
carotid pulse present but weak
• Lungs: respiratory rate 35x/min, labored breathing with severe respiratory distress,
asymmetric chest wall movement, absence of breath sounds on left side.
• Abdomen: slightly distended and painful to palpation

Diagnostic studies

• Chest X ray: hemopneumothorax and rib fractures on left side


• Hematocrit: 28%

Collaborative Care : In the ED, placement of chest tube, which drained bright red blood

Surgical procedure :Splenectomy: Repair of torn thoracic artery

Critical Thinking Questions


1. What type of shock was present in Mr Brown? What clinical manifestation did he
display?
Jawab: Mr. Brown mengalami syok hipovolemik yaitu syok yang disebabkan oleh cairan
yang rendah di volume darah dan bisa berupa non hemoragik atau hemoragik.
Manifestasi klinis dari Mr. Brown:
• Hipotensi (BP 84/70)
• Hematokrit menurun
• Nadi apical 120, tidak teraba denyut radial atau brakialis
• Nadi karotis teraba lemah
• RR 35x/mnt
2. What were the causes of Mr Brown shock? What are other causes of this type of shock?
Jawab: Penyebab syok yang dialami oleh Mr. Brown dikarenakan ia mengalami
kecelakaan mobil hingga menyebabkan fraktur tulang rusuk sebelah kiri dan terdapat
robekan pada arteri toraks. Syok hipovolemik juga dapat terjadi dikarenakan:
• Kehilangan darah atau syok hemoragik
• Trauma akibat fraktur tulang besar
• Kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi seperti luka bakar.
3. What are the initial nursing responsibilities for Mr Brown?
Jawab:
• Atur posisi pasien pada permukaan yang rata dan bila memungkinkan posisikan kaki
lebih tinggi dari kepala
• Kaji vital sign
• Kolaborasi pemberian oksigen atau alat bantu nafas untuk mengatasi gangguan
pernapasan pada pasien
• Kaji jumlah volume cairan yang hilang untuk pemberian cairan infus atau transfusi
darah untuk mengembalikan volume cairan an darah pasien ke kadar normal.
4. What continual nursing assessment parameters are essential for this patient?
Jawab:
• Monitor vital sign
• Monitor input dan output cairan
• Kaji dan monitor tingkat kesadaran
• Monitor chest tube yang terpasang pada pasien
• Monitor parameter hemodinamik, termasuk CVP, PAWP, dan cardiac output, setiap
15 menit, untuk mengevaluasi respon pasein terhadap treatment yang sudah diberikan

5. Based on the assessment data presented, write one or more nursing diagnoses. Are there
any collaborative problems?
Jawab: Diagnosa Keperawatan
• Gangguan pola nafas
• Nyeri
• Resiko ketidakseimbangan cairan

Nursing research issues


1. What is the patient’s ability to understand what is being said and happening as the shock
state worsens?
Jawab: Pasien dapat memahami kondisi syok memburuk dengan:
• Pasien mengeluh lemas
• Penurunan tekanan darah
• Akral teraba dingin
• Denyut nadi cepat namun terasa lemah
• Pasien tampak pucat
• Penurunan suhu
• Penurunan kesadaran
2. Compare the cognitive status of patients in different stages of shock
Jawab:
Status kognitif pasien terhadap syok paa beberapa stage antara lagi:
• Early compensation stage, pasien masih sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik
• Progressive, pada tahap ini prognosis pasien mulai memburuk dan terjadi penurunan
kesadaran dan suit untuk berkomunikasi
• Irreversible, pasien sudah tidak dapat merespon pengobatan dan tidak dapat bertahan
hidup
3. What nursing measures can be implemented to conserve oxygen and decrease oxygen
utilization in patients with shock?
Jawab:
Pada keadaan patologi ( pneumothorak, hemothoraks dan flail chest) yang dapat
mengganggu pernafasan pasien segera ditangani. Berikan pasien tambahan oksigen sesuai
yang dibutuhkan dan berikan bantuan ventilator (posisi syok dan head up) / posisi
trendelenburg untuk pasien yang menunjukkan tanda-tanda terjadinya syok dan tinggikan
kepala 0-45º tergantung pada kondisi pasien.
4. What patient positions improve oxygenations and circulating status?
Jawab:
Beberapa hasil penelitian sebelumnya seperti penelitian Resti, Sadiyanto, dan Khasanah
(2017), pada pasien yang dirawat di ICU, didapatkan hasil terdapat perbedaan antara
respiratory rate, saturasi oksigen pada posisi awal dengan fowler 450 dan fowler 900,
akan tetapi posisi fowler 900 lebih menguntungkan dalam perbaikan status respirasi pada
pasien. Smeltzer dan Bare (2014) menyatakan bahwa pengaturan posisi tidur dengan
meninggikan punggung bahu dan kepala sekitar 30 atau 45 derajat memungkinkan rongga
dada dapat berkembang secara luas dan pengembangan paru meningkat. Kondisi ini akan
menyebabkan asupan oksigen membaik sehingga proses respirasi kembali normal.
5. Compare the accuracy of blood pressure monitoring devices to detect the blood pressures
changes in shock: invasive arterial monitoring compared with non-invasive devices.
Jawab:

• Invasif: Pemantauan tekanan darah invasif adalah metode yang sangat


akurat.Pemantauan parameter hemodinamik invasif dapat dilakukan pada arteri, vena
sentral ataupun arteri pulmonalis. Metode pemeriksaan tekanan darah langsung di
intrarterial adalah mengukur secara aktual tekanan dalam arteri yang dikanulasi, yang
hasilnya tidak dipengaruhi oleh isi atau kuantitas aliran darah. Kanulasi di vena
sentral merupakan akses vena yang sangat bermanfaat pada pasien sakit kritis yang
membutuhkan infus dalam jumlah besar, nutrisi parenteral dan obat vasoaktif. Sistem
pemantauan hemodinamik terdiri dari 2 kompartemen: elektronik dan pengisian
cairan (fluid-filled). Parameter hemodinamik dipantau secara invasif sesuai azas
dinamika sistem pengisian cairan.
• Non invasif: Pemantauan tekanan darah noninvasif adalah metode yang kurang
akurat. Pemantauan tekanan darah non-invasif tidak terlalu akurat dan rawan
kesalahan.Menurut Jevon dan Ewens (2009), metode non invasif pada pemantauan
hemodinamik yang dapat dilihat adalah penilaian laju pernapasan, penilaian denyut
EKG, penilaian haluarin urin, pengukuran tekanan darah arterial dan penilaian suhu
tubuh.

You might also like