Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Tegal

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah.

Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL TAHU


DI KABUPATEN TEGAL
The Development Strategy of Tofu Small Scale Industry in Tegal District

Hendra Mubaranto 1, Ma’mun Sarma 2, Lukman M. Baga 3


1 Staff Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Jakarta. Email : hendra.bpsdmp@gmail.com
2 Staff Pengajar Departemen Ilmu Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. E-
mail: mamun_sarma@yahoo.com
3 Staff Pengajar Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. E-mail:

lukmanmb@gmail.com

ABSTRACT
The purposes of this study are to analyze the business performance and the ability of the tofu industry to become
economic base, analyze the factors that affect the performance, and formulate strategies for the development of
tofu small scale industry. The data of this study was collected through field survey, in-depth interviews with
related experts, questionnaire technique and study documents. The data was analyized using the business
feasibility, Hayami added value, regression, LQ, IFE and EFE, and SWOT. The business feasibility analysis of
the tofu small scale industry has met all requirements. The production inputs and labour are significantly
influence for the performance of tofu small scale industry. The tofu small scale industry becomes an economic
base commodity in Adiwerna, Pangkah, and Tarub Subdistricts. Strategies on the development of tofu small
scale industry in Tegal District among others are improving: the image of tofu to the higher level of consumer by
packaging and brand design, the regional branding, the market penetration of the supply chain and control of
soybean prices, and using alternative tofu raw material, optimizing the economic value of waste.
Keywords: Development strategy, process food industry, Tegal District, small scale industry

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah menganalisis kinerja usaha dan kemampuan industri kecil tahu menjadi basis ekonomi,
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan merumuskan strategi pengembangan industri kecil
tahu. Data penelitian ini dikumpulkan melalui survei lapangan, wawancara mendalam dengan pakar, kuesioner
dan studi dokumen. Teknik pengolahan data menggunakan analisis kelayakan usaha, nilai tambah Hayami,
regresi, LQ, IFE dan EFE, dan SWOT. Analisa kelayakan usaha industri kecil tahu telah memenuhi semua
persyaratan. Input produksi dan tenaga kerja merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja industri kecil
tahu. Industri kecil tahu mampu menjadi komoditas basis ekonomi di Kecamatan Adiwerna, Kecamatan
Pangkah dan Kecamatan Tarub. Alternatif strategi pengembangan industri kecil tahu di Kabupaten Tegal antara
lain adalah meningkatkan: citra produk guna membidik kelas konsumen yang lebih tinggi melalui desain
kemasan dan merek, regional branding, penetrasi terhadap rantai suplai dan pengendalian harga kedelai, dan
memanfaatkan bahan baku tahu alternatif, optimalisasi nilai ekonomi limbah industri tahu.
Kata kunci : Industri kecil, industri makanan olahan, Kabupaten Tegal, strategi pengembangan

PENDAHULUAN pembangunan ekonomi daerah yang


berkualitas dan berkelanjutan (KemPU,
Latar Belakang 2012). Salah satu sumber daya ekonomi
adalah usaha mikro, kecil dan menengah
Di era otonomi daerah saat ini (UMKM) di kota/kabupaten yang memiliki
pemerintah daerah menjadi sangat arti dan peran sangat penting bagi
berkepentingan untuk mampu menciptakan perekonomian di Indonesia. Menurut
kondisi untuk memobilisasi sumber daya, Bappenas (2012), unit usaha yang masuk
kapasitas dan ketrampilan yang terdapat dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan 1
dan dimiliki oleh lokal (daerah) untuk Menengah (UMKM) merupakan urat nadi
dimanfaatkan bagi tercapainya perekonomian daerah dan nasional.

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

Jumlah UMKM yang merupakan 99.9 usaha kecil yaitu sebanyak 28 449 unit
persen dari pelaku usaha di Indonesia usaha yang menyerap 109 547 orang
menjadikan UMKM sebagai wujud tenaga kerja yang menjadi penopang
kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat perekonomian Kabupaten Tegal (Bappeda
Indonesia. UMKM juga menjadi sumber Kab. Tegal, 2005).
penghidupan bagi sekitar 97.2 persen total
tenaga kerja di Indonesia pada tahun 2011. Perumusan Masalah
Kontribusi UMKM dalam perekonomian
tahun 2010 juga cukup besar, seperti yang Kegemaran masyarakat Tegal dan
ditunjukkan oleh sumbangan UMKM pada sekitarnya dalam mengkonsumsi makanan
pembentukan PDB (57.8 persen), nilai olahan tahu, menjadikan tumbuh dan
ekspor non migas (15.8 persen), dan berkembangnya sentra industri tahu
pembentukan modal tetap atau investasi di Kabupaten Tegal. Industri kecil tahu
(48.3 persen). Kontribusi yang besar merupakan salah satu mata pencaharian
tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan khas bagi sebagian masyarakat dan
tenaga kerja UMKM sebesar 3.4 persen, menjadi salah satu industri yang berbasis
PDB sebesar 5.6 persen, nilai ekspor non sumber daya ekonomi bagi Kabupaten
migas sebesar 8.4 persen, dan investasi Tegal. Menurut informasi Dinas
sebesar 6.1 persen pada tahun 2009 ‐ 2010. Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Kondisi UMKM yang penting Tegal, industri kecil tahu di Kabupaten
tersebut sebagaimana kondisi di Kabupaten Tegal dianggap sudah mencapai puncak
Tegal. Masyarakat Kabupaten Tegal perkembangan dan sudah tidak dapat lebih
cukup dikenal sebagai masyarakat yang dikembangkan. Hal ini berbeda dengan
memiliki jiwa wirausaha dan kreativitas data yang menunjukkan bahwa industri
yang tinggi. Hal ini ditandai dengan kecil tahu di Kabupaten Tegal
keberadaan industri dan banyaknya unit berkembang.
usaha yang berkembang dan mampu
menembus pasar nasional, terutama unit

Tabel 1. Industri Kecil Tahu Kabupaten Tegal pada tahun 2011


Kebutuhan Kedelai (Kg)/Bulan
No Kecamatan Unit Usaha Tenaga Kerja Tonase
(30 Hari)
1 Adiwerna 659 2166 949 000 949
2 Bumijawa 4 8 4500 4.50
3 Dukuhwaru 21 77 19 980 19.98
4 Dukuhturi 2 5 2070 2.07
5 Jatinegara 3 9 4920 4.92
6 Kramat 2 4 1290 1.29
7 Lebaksiu 4 12 2010 2.01
8 Margasari 16 35 10470 10.47
9 Pagerbarang 5 14 7710 7.71
10 Pangkah 79 220 88 020 88.02
11 Slawi 4 9 2100 2.1
12 Suradadi 4 16 6870 6.87
13 Talang 23 62 18 720 18.72
14 Tarub 125 432 140 430 140.43
Jumlah total 951 3071 1 260 190 1260.19
Sumber : Disperindag Kab. Tegal (2015)
ton per bulan sedangkan pada tahun 2011
2 Pada tahun 2008 jumlah industri keberadaaan industri kecil tahu seperti
kecil tahu berjumlah 827 unit usaha Tabel 1 diketahui sebanyak 951 unit
dengan kebutuhan kedelai sebesar 960.60 mampu memberikan kontribusi yang tidak
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

sedikit dengan menyerap tenaga kerja pengambilan data penelitian dilaksanakan


sebanyak 3071 orang. Sumbangan industri selama satu bulan pada bulan September
kecil tahu bagi pembangunan ekonomi 2015.
daerah dilihat dari sisi permintaan menurut
kebutuhan kedelai sebanyak 1260.19 ton Populasi dan Sampel Penelitian
tiap bulan. Segi permintaan kebutuhan Sampel dalam penelitian ini adalah
tersebut tentunya akan memberikan nilai kelompok pengusaha industri kecil tahu
tambah ketika menjadi sebuah produk sebagai produsen produk tahu. Ukuran
olahan menjadi tahu. Keberadaaan industri sampel ini mempertimbangkan
kecil tahu juga tersebar di seluruh keterbatasan dari peneliti baik menyangkut
kecamatan di wilayah Kabupaten Tegal. biaya, tenaga dan waktu untuk
Industri kecil ini memberikan melaksanakan penelitian. Jumlah
kontribusi yang tidak sedikit dengan responden sampel dalam penelitian adalah
menyerap tenaga kerja. Ironisnya 61 responden dari 659 industri kecil tahu.
perkembangan industri tahu sebagai Sampel ini dianggap representatif oleh
sebuah produk ekonomi lokal daerah tidak peneliti dengan memperhatikan keragaman
sebaik produk tahu dari daerah lain dan karakteristik industri kecil tahu di
memperoleh nama di tingkat nasional Kabupaten Tegal dari cara produksi dan
seperti Sumedang, Bandung dan Bogor. kualitas teknologi. Oleh karena itu
Industri kecil tahu di Kabupaten Tegal penentuan sampel responden industri kecil
selain berhadapan industri tahu di daerah tahu dilakukan secara purposive dengan
lain, juga berhadapan dengan mempertimbangkan klasifikasi usaha
permasalahan terkait dengan fluktuasi industri kecil tahu yang di rata-rata
harga kedelai sebagai bahan baku industri mengolah kedelai sebesar 44 kilogram per
tahu. hari berdasarkan data industri kecil tahu
tahun 2011 (Disperindag Kab. Tegal,
Tujuan Penelitian 2015). Sampel yang diambil berasal dari 2
wilayah sampel yang dipilih secara
Tujuan penelitian ini adalah: purposive sebagai desa sentra industri kecil
1. Menganalisis kinerja industri kecil tahu. tahu yaitu 30 orang responden dari Desa
2. Menganalisis faktor-faktor yang Adiwerna dan 31 orang responden dari
mempengaruhi kinerja industri kecil Desa Harjosari Lor.
tahu. Untuk perancangan strategi dan
3. Merumuskan alternatif strategi program diperlukan pandangan para ahli
pengembangan industri kecil tahu yang merupakan stakeholders industri
dalam rangka pembangunan ekonomi kecil tahu di Kabupaten Tegal yang
daerah Kabupaten Tegal. ditentukan secara purposive berjumlah 7
orang yaitu :
1. Kelompok Industri Kecil Tahu (2
METODE PENELITIAN Orang)
2. KOPTI (1 Orang, Bendahara)
Lokasi dan Waktu Penelitian 3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Penentuan lokasi dilakukan secara Kabupaten Tegal (1 Orang)
purposive, yang difokuskan pada 4. Dinas Pertanian Perkebunan dan
Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Kehutanan (1 Orang)
Lokasi ini dipilih karena merupakan sentra 5. Perbankan (1 Orang)
industri kecil tahu terbesar di Kabupaten 6. Penggiat dan Pemerhati UMKM
Tegal yang produksinya mencukupi Kabupaten Tegal (1 Orang)
kebutuhan produk tahu domestik dari 659 3
industri kecil tahu. Pelaksanaan

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

Jenis dan Pengumpulan Data TR = Total Revenue; total penerimaan


produk tahu (Rupiah)
Data primer diperoleh melalui
TC = Total Cost; total biaya
pengamatan dan wawancara langsung
memproduksi tahu (Rupiah)
dengan menggunakan kuesioner yang telah
disediakan terlebih dahulu. Data primer b. Revenue Cost Ratio (R/C)
R/C ratio merupakan perbandingan antara
diperoleh dari responden kelompok
penerimaan total dan biaya total, yang
pengusaha tahu untuk mendapatkan profil
menunjukkan nilai penerimaan yang
keragaan industri tahu dan gambaran
diperoleh dari setiap rupiah yang
umum hal-hal yang berhubungan dengan
dikeluarkan hingga menghasilkan produk.
penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari
Semakin besar nilai R/C semakin besar
laporan yang dikeluarkan oleh instansi-
pula tingkat keuntungan yang akan
instansi yang berkaitan langsung dengan
diperoleh dari usaha tersebut.
industri kecil tahu dan UMKM secara
Adapun R/C ratio dapat dirumuskan
umum di Kabupaten Tegal.
sebagai berikut.
Pengolahan dan Analisis Data
𝑻𝑻𝑻𝑻
Teknik pengolahan dan analisis data 𝑹𝑹⁄𝑪𝑪 =
𝑻𝑻𝑻𝑻
yang digunakan adalah :
1. Analisis Usaha, analisis usaha Keterangan:
meliputi : R/C = Revenue/Cost
a. Analisis biaya dan pendapatan TR = Total Revenue; total penerimaan
Biaya produksi: produk tahu (Rupiah)
𝑻𝑻𝑻𝑻 = 𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 + 𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 TC = Total Cost; total biaya
memproduksi tahu (Rupiah)
Keterangan: Kriteria penilaian R/C ratio:
TC = Total Cost; total biaya untuk R/C < 1 = usaha agroindustry mengalami
memproduksi tahu (Rupiah) kerugian
TFC = Total Fixed Cost; total biaya tetap R/C > 1 = usaha agroindustri memperoleh
untuk mengolah kedelai (Rupiah) keuntungan
TVC = Total Variable Cost; total biaya R/C = 1 = usaha agroindustri mencapai
tidak tetap untuk memproduksi titik impas
tahu (Rupiah)
c. Analisis Titik Impas (BEP)
Penerimaan: Perhitungan BEP atas dasar unit produksi
𝑻𝑻𝑻𝑻 = 𝑷𝑷. 𝑸𝑸 dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus:
Keterangan: 𝑻𝑻𝑻𝑻
TR = Total Revenue; total penerimaan 𝑩𝑩𝑩𝑩𝑩𝑩 (𝑸𝑸) =
𝑷𝑷
produk tahu (Rupiah)
P = Price per unit; harga penjualan Keterangan:
tahu per unit (Rupiah) BEP (Q) = Break Even Point (titik impas
Q = Quantity; jumlah produksi tahu dalam unit produksi)
(Unit) TC = Total Cost; total biaya
memproduksi tahu (Rupiah)
Keuntungan: P = Price; harga jual tahu per unit
𝝅𝝅 = 𝑻𝑻𝑻𝑻 – 𝑻𝑻𝑻𝑻 (Rupiah)
Kriteria penilaian BEP:
4 Keterangan: Apabila produksi tahu melebihi produksi
𝜋𝜋 = Pendapatan bersih atau keuntungan pada saat titik impas lebih tinggi dari
produksi tahu (Rupiah)

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

jumlah produksi pada titik impas maka Penentuan nilai tambah yang
agroindustri tersebut mendatangkan dihasilkan oleh industri kecil tahu dalam
keuntungan. mengolah kedelai menjadi tahu dianalisis
dengan menggunakan metode perhitungan
nilai tambah yaitu metode Hayami
sebagaimana Tabel 2.
d. Analisis Nilai Tambah

Tabel 2. Kerangka Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami


Variabel Perhitungan Nilai
I. Output, Input dan Harga
1. Output (kg) (1)
2. Input (kg) (2)
3. Tenaga Kerja (HOK) (3)
4. Faktor Konversi (4) = (1) / (2)
5. Koefesien Tenaga Kerja (HOK/kg) (5) = (3) / (2)
6. Harga output (Rp) (6)
7. Upah tenaga kerja (Rp/HOK) (7)
II. Penerimaan dan Keuntungan
8. Harga bahan baku (Rp/Kg) (8)
9. Sumbangan input lain (Rp/Kg) (9)
10. Nilai Output (Rp/Kg) (10) = (4) x (6)
11. a. nilai tambah (Rp/Kg) (11a) = (10) - (9) - (8)
b. Rasio nilai tambah (%) (11b) = (11a/10) x 100%
12. a. Pendapatan tenaga kerja (Rp/Kg) (12a) = (5) x (7)
b. Pangsa tenaga kerja (%) (12b) = (12a/11a) x 100%
13. a. Keuntungan (Rp/Kg) (13a) = 11a – 12a
b. Tingkat keuntungan (%) (13b) = (13a/11a) x 100%
III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
14. Marjin (Rp/Kg) (14) = (10) – (8)
Pendapatan tenaga kerja (14a) = (12a/14) x 100%
Sumbangan input lain (14b) = (9/14) x 100%
Keuntungan pengusaha (14c) = (13a/14) x 100%
Sumber : Hayami et al, 1987
Sxi = Produksi atau tenaga kerja
2. Analisis LQ, Analisis LQ digunakan
industri kecil tahu di
untuk mengetahui prospek
Kecamatan lingkup
pengembangan suatu wilayah yang
Kabupaten Tegal
berbasiskan potensi keunggulan
komparatif serta mengidentifikasikan Ni = PDRB Kecamatan lingkup
Kabupaten Tegal
komoditas unggulan yang menjadi
Sxj = Produksi atau tenaga kerja
sektor basis dan non basis (Tarigan,
industri kecil tahu di
2005).
Kabupaten Tegal
Model persamaan Location Quotients
(LQ) adalah sebagai berikut : Nj = PDRB Kabupaten Tegal

𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺⁄𝑵𝑵𝑵𝑵 Kriteria penilaian dalam penentuan


𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳 =
𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺⁄𝑵𝑵𝑵𝑵 ukuran derajat basis dan non basis
adalah jika nilai indeks LQ > 1 maka
Keterangan :
komoditas tersebut merupakan
LQxi = Location Quotients (LQ)
komoditas basis sedangkan bila nilai
industri kecil tahu di
indeks LQ ≤ 1 maka komoditas yang 5
Kabupaten Tegal
dimaksud termasuk ke dalam

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

komoditas non basis pada kegiatan Ɛi = Error term


perekonomian di wilayah Kabupaten
Tegal. Nilai elastisitas variabel diperoleh
3. Regresi untuk mengetahui faktor- dengan :
faktor yang mempengaruhi kinerja 𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹 𝒀𝒀𝒊𝒊
industri kecil tahu (Kurniawan, 2008). 𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬 𝑿𝑿𝑿𝑿𝑿𝑿 = 𝒙𝒙 𝜷𝜷𝟏𝟏
𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹 𝑿𝑿𝟏𝟏𝟏𝟏
Model umum regresi berganda sebagai
berikut : 4. Analisis IFE, EFE dan SWOT untuk
𝒀𝒀𝒊𝒊 = 𝜷𝜷𝟎𝟎 + 𝜷𝜷𝟏𝟏𝑿𝑿𝟏𝟏𝟏𝟏 + 𝜷𝜷𝟐𝟐 𝑿𝑿𝟐𝟐𝟐𝟐 + Ɛ𝒊𝒊 merumuskan alternatif strategi;
Dalam menyusun strategi
Keterangan : pengembangan industri kecil tahu di
Y = Nilai penerimaan usaha Kabupaten Tegal, dilakukan dengan
tahu per industri (dalam melalui tiga tahap analisis, yaitu tahap
Rupiah). masukan, tahap analisis, dan tahap
β0 = Nilai parameter (koefisien) keputusan. Setelah dilakukan
determinasi regresi penetapan strategi, maka selanjutnya
β1,β2 = Nilai parameter (koefisien) melakukan perancangan program
regresi variabel sesuai dengan visi, misi, tujuan
independent yang ditelaah Kabupaten Tegal. Kerangka formulasi
X1 = Biaya produksi (dalam strategi menurut David (1995)
Rupiah) ditunjukkan pada Gambar 1.
X2 = Biaya tenaga kerja (dalam
Rupiah)
LANGKAH 1. Tahap Masukan
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
LANGKAH 2. Tahap Pencocokan (Penggabungan)
Matriks S.W.O.T
LANGKAH 3. Tahap Pengambilan Keputusan
Arsitektur Strategi
Gambar 1 Kerangka penyusunan strategi secara komprehensif

Sebelum melakukan identifikasi Arsitektur strategik disusun


dan evaluasi faktor internal dan faktor dengan memperhatikan beberapa
eksternal perlu dilakukan penentuan unsur. Unsur tersebut diantaranya visi
basis unit analisis untuk membatasi dan misi UMKM, analisis lingkungan
antara faktor internal dan faktor internal dan eksternal UMKM,
eksternal bagi industri kecil tahu di melakukan ”pengintipan terhadap
Kabupaten Tegal. Batasan basis unit masa depan yang akan dihadapi” atau
internal dan eksternal dalam penelitian industry foresight, mengetahui dan
strategi ini adalah : (1) unit internal memahami tantangan UMKM, dan
adalah pengusaha dan tenaga kerja sasaran yang akan dicapai (Yoshida,
industri kecil tahu Kabupaten Tegal. 2006).
Sedangkan (2) unit eksternal adalah
pemerintah daerah Kabupaten Tegal,
konsumen, petani lokal, iklim usaha,
Industri terkait, industri tahu dari
6 daerah lain.
5. Implementasi strategi menggunakan
Arsitektur Strategi,

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN produksi tahu di Kabupaten Tegal dalam


kajian ini sebesar Rp762 437 per harinya.
Kinerja Industri Kecil Tahu di Hasil pengamatan memberikan data dan
Kabupaten Tegal informasi produksi tahu rata-rata
berjumlah 2983 unit/hari maka didapatkan
biaya pokok produksi sebesar Rp256/unit.
Analisis Usaha
Berdasarkan harga jual tahu Rp329/unit
Komponen biaya adalah sejumlah maka diperoleh pendapatan sebesar Rp981
nilai uang yang dikeluarkan oleh produsen 402 per hari. Berdasarkan pendapatan
atau pengusaha untuk membiayai kegiatan tersebut maka keuntungan yang diperoleh
produksi Supardi (2000). Sebagaimana pengusaha adalah Rp218 965 per hari.
ditampilkan pada Tabel 3, Rerata total
biaya yang dikeluarkan dalam proses

Tabel 3. Analisis Kelayakan Usaha Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Tegal


Komponen Analisis Usaha Nilai Analisis
TC = TFC + TVC Rp762437/hari
TR = P. Q Rp981402/hari
π = TR – TC Rp218 965/hari
R/C = TR/TC 1.3
BEP (Q) 2317 unit/hari
Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Nilai R/C Ratio yang dihasilkan Nilai tambah yang diperoleh dari
oleh industri kecil tahu lebih dari satu pengolahan 1 kg kacang kedelai menjadi
berarti usaha industri kecil tahu di tahu adalah Rp5599/kg. Rasio nilai
Kabupaten Tegal menghasilkan tambah merupakan perbandingan antara
keuntungan. Berdasarkan kuantitas nilai tambah dengan nilai produk. Rasio
produksi didapatkan titik impas 2317 nilai tambah yang diperoleh adalah
unit/hari, sedangkan jumlah produksi 37.88%. Imbalan tenaga kerja pengolahan
usaha sebesar 2983 unit/hari. Berdasarkan tahu didapat dari perkalian koefisien
analisis usaha tersebut, industri kecil tahun tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga
memiliki semua kriteria kelayakan usaha. kerja. Pendapatan tenaga kerja didapat
dari koefisien tenaga kerja dikalikan
Analisis Nilai Tambah dengan upah tenaga kerja yaitu sebesar
Dari perhitungan sebagaimana Rp1691.14. Persentase imbalan tenaga
ditampilkan pada Tabel 4, diperoleh rata- kerja terhadap nilai tambah adalah 30.20%.
rata jumlah output yang dihasilkan adalah Imbalan terhadap modal dan keuntungan
sebesar 108.4 kg tahu dari mengolah diperoleh dari pengurangan nilai tambah
kacang kedelai sebanyak 66 kg. Sehingga dengan imbalan tenaga kerja. Besar
faktor konversi yang didapat adalah keuntungan adalah sebesar Rp3908.16,
sebesar 1.64. Nilai konversi ini atau tingkat keuntungan sebesar 69.80%
menunjukkan bahwa setiap pengolahan 1 dari nilai produk. Keuntungan ini
kg kacang kedelai akan menghasilkan 1.64 menunjukkan keuntungan total yang
kg tahu. Rata-rata tenaga kerja yang diperoleh dari setiap pengolahan kacang
digunakan adalah 3.95 HOK, sehingga kedelai menjadi tahu.
koefisien tenaga kerja yang digunakan Hasil analisis nilai tambah ini juga
untuk memproduksi 1 kg kacang kedelai menunjukkan marjin dari bahan baku
7
adalah sebesar 0.06 HOK. kacang kedelai menjadi tahu yang
didistribusikan kepada imbalan tenaga

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

kerja, sumbangan input lain, dan sebesar Rp7447 yang didistribusikan untuk
keuntungan perusahaan. Marjin ini masing-masing faktor tenaga kerja yaitu
merupakan selisih antara nilai produk pendapatan tenaga kerja 22.71%,
dengan harga bahan baku kacang kedelai sumbangan input lain 24.82%, dan
per kilogram tiap pengolahan 1 kg kacang keuntungan perusahaan 52.48%.
kedelai menjadi tahu diperoleh marjin

Tabel 4. Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami pada Industri Kecil Tahu di Kabupaten
Tegal
Variabel Nilai
I. Output, Input dan Harga
1. Output (kg) 108.4
2. Input (kg) 66
3. Tenaga Kerja (HOK) 3.95
4. Faktor Konversi 1.64
5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/kg) 0.06
6. Harga Output (Rp/kg) 9000
7. Upah tenaga Kerja (Rp/HOK) 28 257
II. Penerimaan dan Keuntungan
8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 7334
9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) 1848
10. Nilai Output (Rp/Kg) 14782
11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 5599
b. Rasio Nilai Tambah (%) 37.88
12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Kg) 1691.14
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 30.20
13. a. Keuntungan (Rp/Kg) 3908.16
b. Tingkat Keuntungan (%) 69.80
III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
14. Marjin (Rp/Kg) 7447
a. Pendapatan Tenaga Kerja 22.71
b. Sumbangan Input Lain 24.82
c. Keuntungan Pengusaha 52.48
Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Penilaian obyektif lain tentang besarnya


Analisis Location Quotient (LQ)
peran industri kecil tahu bagi
Berdasarkan koefisien LQ seperti perekonomian Kabupaten Tegal adalah
pada Tabel 5, diketahui bahwa di produk tahu yang dihasilkannya mampu
Kecamatan Adiwerna, Pangkah dan Tarub menembus pasar di luar wilayah
industri kecil tahu mampu menjadi Kabupaten Tegal untuk memenuhi
komoditas yang memiliki kontribusi besar kebutuhan tahu di daerah Kabupaten
dan dapat dikatakan sebagai komoditas Pemalang, Kabupaten Brebes, Kabupaten
basis ekonomi. Pada wilayah sampel Cirebon bahkan terdapat responden yang
penelitian yaitu Kecamatan Adiwerna, menjual tahu produksinya hingga ke
koefisien LQ memiliki nilai yang paling Yogyakarta dan Jakarta. Hal itu
8
tinggi yaitu 6.9 berdasarkan kebutuhan sebagaimana dengan konsep yang
tenaga kerja dan 6.5 berdasarkan diterangkan oleh Tarigan (2005) tentang
kebutuhan terhadap bahan baku kedelai. teori basis ekonomi yang menyebutkan

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

bahwa kegiatan ekspor suatu sektor atau berkembangnya industri kecil tahu di
komoditas yang mampu mendatangkan kecamatan-kecamatan lain di wilayah
uang dari luar wilayah disebut kegiatan Kabupaten Tegal. Lebih lanjut
basis. pengembangan industri kecil tahu juga
Oleh karena itu, berdasarkan nilai diharapkan akan memberikan dampak
LQ tersebut maka pengembangan industri positif pada penyerapan tenaga kerja
kecil tahu selayaknya difokuskan pada tiga sehingga mengurangi angka pengangguran
kecamatan tersebut (Adiwerna, Pangkah, dan mendorong perkembangan sektor
Tarub) untuk dijadikan sebagai sentra- konsumsi dan pada akhirnya akan mampu
sentra industri kecil tahu. Kedepan dengan memberikan dampak positif terhadap
pengembangan industri kecil tahu permintaan barang dan jasa melalui
diharapkan mampu mendorong pengembangan industri kecil tahu.

Tabel 5. Nilai LQ Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal


Kebutuhan Kebutuhan
PDRB 2011 LQ
No Wilayah Kecamatan Tenaga Kedelai LQ Kedelai
(Rp.000) TK
Kerja (Ton/th)
1. Adiwerna 2168 7673 899 909.90 6.91 6.59
2. Balapulang 0 0 468 869.13 0 0
3. Bojong 0 0 359 246.12 0 0
4. Bumijawa 8 54 319 979.27 0.07 0.13
5. Dukuhwaru 77 239.76 315 073.50 0.70 0.58
6. Dukuhturi 5 24.84 745 178.62 0.02 0.03
7. Jatinegara 9 59.04 254 613.04 0.10 0.18
8. Kramat 4 15.48 916 439.04 0.01 0.01
9. Lebaksiu 12 24.12 503 792.76 0.07 0.04
10. Margasari 29 125.64 545 331.70 0.15 0.18
11. Pagerbarang 14 92.52 281 197.30 0.14 0.25
12. Pangkah 220 1056.24 499 389.31 1.26 1.63
13. Slawi 9 25.20 725 898.22 0.04 0.03
14. Suradadi 16 82.44 421 797.26 0.11 0.15
15. Talang 62 224.64 603 750.35 0.29 0.29
16. Tarub 432 1685.16 916 439.04 1.35 1.42
17. Warureja 0 0 319 900.78 0 0
18. Kedungbanteng 0 0 222 531.41 0 0
Kabupaten Tegal 3065 11.382 8 798 459.34
Sumber : Data Primer Diolah (2015)
produksi industri kecil tahu di Kabupaten
Faktor-faktor yang Berpengaruh Tegal dijelaskan oleh faktor acak lainnya.
Terhadap Kinerja Industri Kecil Tahu Lebih lanjut diketahui nilai F sebesar
di Kabupaten Tegal 3449.78 dengan nilai Significance of F (P-
Value) lebih kecil dari 0.05. nilai VIF
Hasil analisis sebagaimana pada
dibawah 10 yaitu sebesar 7.4 menunjukkan
Tabel 6 menunjukan bahwa sekitar 99.2%
tidak terdapat multikoleniaritas pada
tingkat produksi industri kecil tahu di
variabel bebas yang digunakan. Hal ini
Kabupaten Tegal dapat dijelaskan oleh 9
menunjukan bahwa model regresi yang
model variasi nilai input produksi dan
diperoleh baik dan layak digunakan.
tenaga kerja dan sebesar 0.8% tingkat

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

Nilai input produksi memiliki industri kecil tahu Kabupaten Tegal


pengaruh yang signifikan terhadap tingkat sebagaimana ditunjukan oleh p-value 0.02
produksi industri kecil tahu Kabupaten atau lebih kecil dari 0.05. Sedangkan nilai
Tegal sebagaimana ditunjukan oleh p- koefisien variabel bernilai 0.52
value yang lebih kecil dari 0.01. menunjukan bahwa faktor tenaga kerja
Sedangkan nilai koefisien variabel bernilai menunjukan hubungan yang positif
1.59 menunjukan bahwa input produksi terhadap tingkat produksi industri kecil
menunjukan hubungan yang positif tahu. Hal ini sebagaimana fungsi Cobb-
terhadap tingkat produksi industri kecil Douglas bahwa produksi sebagai fungsi
tahu. Tenaga kerja memiliki pengaruh dari modal (capital) dengan faktor tenaga
yang signifikan terhadap tingkat produksi kerja (labour) (Salvatore, 2006).

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Berganda Faktor yang Berpengaruh untuk Mendorong Kinerja
Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal
Predictor Coefficients Standard Error t Stat P-value VIF
Constant -5855 15 511 -0.38 0.707
Biaya Produksi 1.5896 0.0563 28.25 0.000 7.4
Tenaga Kerja 0.5239 0.2167 2.42 0.019 7.4
Regression Statistics
R Square 99.2 %
Adjusted R Square 99.1 %
ANOVA
F Significance F
Regression 3449.78 0.0000
Sumber : Data Primer Diolah (2015)
Irwan (2010). Oleh karena itu dari hasil
Berdasarkan perhitungan, nilai
analisis tersebut diatas, maka fokus arah
elastisitas biaya produksi adalah 0.95 yang
kebijakan dalam rangka pengembangan
berarti setiap kenaikan 1 persen biaya input
industri kecil tahu di Kabupaten Tegal
produksi akan meningkatkan penerimaan
adalah kontrol terhadap harga input bahan
sebesar 0.95 persen. Sedangkan nilai
produksi. Peningkatan harga input
elastisitas biaya tenaga kerja adalah 0.18
produksi akan berpengaruh pada reduksi
yang berarti setiap kenaikan biaya tenaga
kemampuan pengusaha untuk memperoleh
kerja 1 persen akan menaikkan penerimaan
bahan produksi.
sebesar 1 persen. Hasil penjumlahan
elastisitas biaya produksi dan biaya tenaga
kerja adalah lebih dari 1 yaitu 1.13 yang Strategi Pengembangan Industri Kecil
masuk dalam kategori increasing yang Tahu di Kabupaten Tegal
menunjukkan bahwa penerimaan sebagai Perumusan alternatif strategi
jumlah keluaran (output) mengalami pengembangan industri kecil tahu di
peningkatan yang melebihi peningkatan Kabupaten Tegal dilakukan dengan
proporsional dari jumlah masukan (input) menggunakan analisis lingkungan dimulai
yaitu biaya produksi dan biaya tenaga dengan mengidentifikasi faktor-faktor
kerja. strategis internal maupun eksternal dari
Lebih lanjut diketahui bahwa industri kecil tahu di Kabupaten Tegal.
besarnya nilai biaya produksi ini Batasan faktor strategis internal dalam hal
didominasi oleh nilai bahan baku kedelai ini adalah kekuatan dan kelemahan
10 yang mencapai 66.80% dari total biaya kelembagaan industri kecil tahu itu sendiri,
produksi, hal ini senada dengan penelitian sedangkan faktor strategis eksternal

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

merupakan peluang dan hambatan yang faktor ini memiliki skor 0.486.
diciptakan oleh lingkungan diluar Selanjutnya, dari hasil perhitungan
kelembagaan industri kecil tahu. Internal Factor Evaluation (IFE) diketahui
bahwa aspek kekuatan dengan nilai urutan
Analisis Matrik Evaluasi Faktor skor yang ketiga ialah pengalaman manajer
Internal (pengelola) dalam menjalankan industri
tahu dengan nilai skor 0.464.
Berdasarkan besarnya skor dari
Urutan nilai skor aspek kekuatan
perhitungan Internal Factor Evaluation
yang keempat ialah limbah industri tahu
(IFE) seperti pada Tabel 7 maka kekuatan
Kabupaten Tegal merupakan sumber pakan
dengan skor terbesar adalah produk tahu
ternak (ampas) dan sumber energi
yang dihasilkan bebas bahan kimia
alternatif (biogas) dengan nilai skor 0.414.
berbahaya, dimana faktor ini memiliki nilai
Aspek kekuatan dengan urutan besar skor
skor 0.520. Sedangkan kekuatan dengan
yang kelima adalah Kabupaten Tegal
nilai skor kedua adalah industri tahu
mampu memproduksi tahu dalam jumlah
sebagai penyedia makanan sehat dan
besar dengan nilai skor 0.400.
bergizi protein tinggi bagi masyarakat,

Tabel 7. Matrik Evaluasi Faktor Internal


No Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1 Industri Tahu sebagai penyedia makanan sehat dan bergizi 0.126 3.857 0.486
protein tinggi bagi masyarakat
2 Pengalaman Manajer (pengelola) dalam menjalankan industri 0.116 4.000 0.464
tahu
3 Tahu yang dihasilkan bebas bahan kimia berbahaya 0.130 4.000 0.520
4 Industri Tahu Kabupaten Tegal mampu memproduksi tahu 0.112 3.571 0.400
dalam jumlah besar
5 Limbah industri tahu Kabupaten Tegal merupakan sumber 0.116 3.571 0.414
pakan ternak (ampas) dan sumber energi alternatif (biogas)
Kelemahan
1 Menggunakan teknologi sederhana dan tingkat adopsi 0.074 1.571 0.117
teknologi yang rendah
2 Industri Tahu memiliki modal yang terbatas 0.060 1.286 0.078
3 Motivasi Manajer yang lemah untuk mengembangkan Industri 0.088 1.571 0.139
Tahu
4 Produk tahu yang dihasilkan tidak tahan lama 0.065 1.429 0.093
5 Industri Tahu memiliki ketergantungan terhadap kedelai impor 0.037 1.143 0.043
6 Industri Tahu kekurangan tenaga kerja (SDM) 0.074 1.286 0.096
TOTAL 1 2.849
Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Selain faktor kekuatan, terdapat Produk tahu yang dihasilkan industri kecil
faktor kelemahan yang berdasarkan tahu Kabupaten Tegal tidak tahan lama
analisis diketahui bahwa faktor kelemahan merupakan kelemahan dengan urutan skor
yang menempati urutan skor terkecil terendah ketiga yaitu 0.093.
sebagai faktor terlemah adalah industri Industri kecil tahu kekurangan
tahu memiliki ketergantungan terhadap tenaga kerja menjadi faktor kelemahan
kedelai impor sebesar 0.043. Kelemahan dengan urutan keempat dengan skor 0.096.
yang kedua yaitu industri kecil tahu Industri kecil tahu menggunakan teknologi
Kabupaten Tegal memiliki modal yang sederhana dan tingkat adopsi teknologi 11
terbatas dengan nilai skor sebesar 0.078. yang rendah menjadi kelemahan urutan

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

kelima dengan skor 0.117. Faktor memiliki skor terbesar yaitu 0.409.
kelemahan keenam adalah permasalahan Selanjutnya faktor tahu diterima semua
motivasi manajer yang lemah untuk segmen konsumen dan pemasaran yang
mengembangkan industri kecil tahu yang luas menjadi faktor peluang dengan urutan
dimilikinya. Kelemahan ini memiliki skor skor kedua yaitu 0.394. Adanya produk
0.139. Jumlah bobot secara keseluruhan olahan Tahu Tegal yang khas menjadi
pada matriks IFE yaitu sebesar 2.849. Hal peluang urutan ketiga dengan nilai skor
ini berarti posisi industri kecil tahu di 0.393. Dukungan pemerintah daerah dan
Kabupaten Tegal secara umum mampu pihak lain yang baik menjadi faktor
memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya peluang keempat dengan besar skor 0.312
untuk menutupi kelemahan-kelemahan dan industri pariwisata Kabupaten Tegal
yang ada. yang meningkat menjadi faktor peluang
kelima dengan besar skor 0.294.
Analisis Matrik Evaluasi Faktor Peluang selanjutnya yang dapat
Eksternal dimanfaatkan dalam rangka
pengembangan industri kecil tahu di
Berdasarkan identifikasi lingkungan
Kabupaten Tegal adalah terkait dengan
eksternal pada Tabel 8, diketahui informasi
aspek dampak terhadap lingkungan hidup
mengenai faktor yang terkait dengan
yaitu limbah sisa produksi baik limbah cair
peluang (opportunities) dan ancaman
maupun limbah padat yaitu ampas tahu.
(threats) yang dihadapi dalam
Peluang meningkatnya kebutuhan energi
pengembangan industri kecil tahu di
alternatif masyarakat menjadi faktor
Kabupaten Tegal. Faktor peluang
peluang keenam dengan nilai skor 0.286
kesadaran masyarakat akan kesehatan yang
sedangkan berkembangnya industri
meningkat menjadi peluang terbesar untuk
penggemukan ternak menjadi peluang
mengembangkan industri kecil tahu
ketujuh dengan skor sebesar 0.285.
Kabupaten Tegal. Faktor peluang ini

Tabel 8. Matrik Evaluasi Faktor Eksternal


No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1. Tahu diterima semua segmen konsumen dan pemasaran 0.106 3.714 0.394
yang luas
2. Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang meningkat 0.106 3.857 0.409
3. Industri Pariwisata Kabupaten Tegal yang meningkat 0.098 3.000 0.294
4 Produk olahan tahu Tegal yang khas (Tahu Aci Tegal) 0.110 3.571 0.393
5 Dukungan Pemerintah Daerah dan pihak lain yang baik 0.095 3.286 0.312
6 Meningkatnya kebutuhan energi alternatif masyarakat 0.091 3.143 0.286
7 Berkembangnya industri penggemukan ternak 0.095 3.000 0.285
Ancaman
1 Harga kedelai mengikuti kurs dolar yang cenderung naik 0.039 4 0.056
dan kelangkaan kedelai
2 Stok Kedelai lokal yang terbatas sebagai pengganti 0.039 3 0.090
kedelai impor
3 Harga komoditas penyedia protein hewani (daging, ayam, 0.075 2 0.203
ikan) menurun
4 Persaingan dengan industri tempe domestik 0.071 2 0.223
5 Persaingan dengan industri tahu dan tempe daerah lain 0.075 2 0.223
12 TOTAL 1 3.180
Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

Pengembangan industri kecil tahu Analisis Matrik IE


Kabupaten Tegal berhadapan dengan
ancaman-ancaman antara lain harga Berdasarkan analisis matrik IE pada
kedelai mengikuti nilai mata uang dolar Gambar 2 yang menggabungkan nilai total
yang cenderung naik dan kelangkaan skor IFE sebesar 2.849 dan total skor
kedelai sebagai ancaman terbesar dengan EFE sebesar 3.180, diketahui bahwa posisi
nilai skor terendah yaitu 0.056. Ancaman industri kecil tahu di Kabupaten Tegal
dengan urutan nilai skor terendah kedua berada pada kuadran II. Kondisi kuadran II
adalah stok kedelai lokal yang terbatas memberikan kesempatan pada pemangku
sebagai pengganti kedelai impor dengan kebijakan untuk menggunakan strategi
nilai skor 0.090. Harga komoditas intensif atau integratif dalam
penyedia protein hewani (daging, ayam, mengembangkan industri kecil tahu.
ikan) menurun menjadi ancaman ketiga Analisis matrik IE ini sekaligus
dengan skor sebesar 0.203. Faktor menjadi pembuktian bahwa industri kecil
ancaman persaingan antar sesama industri tahu di Kabupaten Tegal merupakan
yang memanfaatkan kedelai di tingkat potensi ekonomi sangat layak
Kabupaten Tegal yaitu industri tempe dan dikembangkan dengan menggunakan
persaingan dengan industri tahu dan tempe kekuataannya untuk mengatasi kelemahan
dari daerah lain menjadi ancaman yang dan menghadapi ancaman terutama terkait
memiliki skor terbesar yaitu 0.223. bahan baku kedelai serta memanfaatkan
Jumlah bobot secara keseluruhan peluang terutama melalui strategi
pada matriks EFE yaitu sebesar 3.180, hal penetrasi, pengembangan pasar dan
ini berarti posisi industri kecil tahu di pengembangan produk industri kecil tahu.
Kabupaten Tegal secara umum mampu
menanggulangi ancaman yang ada dan
memanfaatkan peluang yang dimilikinya.

Total Skor IFE


Total Skor Kuat Menengah Lemah
EFE 4.0 – 3.0 2.9 – 2.0 1.9 – 1.0

Kuat
4.0 – 3.0

Menengah
2.9 – 2.0

Lemah
1.9 – 1.0

Gambar 2. Analisis Matriks IE Industri Kecil Tahu Kabupaten Tegal

Analisis SWOT dan Arsitektur Strategi dikuantifikasi sebelumnya dengan


Pengembangan Industri Kecil Tahu di menggunakan Matriks IFE dan Matriks
Kabupaten Tegal EFE. Penyusunan alternatif strategi
pengembangan industri kecil tahu di
Perumusan alternatif strategi
menggunakan analisis matriks SWOT yang Kabupaten Tegal mempertimbangkan
keseluruhan alat analisis yang
merupakan tahap pencocokan dari aspek
dipergunakan dalam penelitian ini. Hal 13
kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang telah ditetapkan dan yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa
industri kecil tahu memiliki kemampuan

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

berkontribusi dalam pembangunan Sedangkan keberadaan kedelai merupakan


ekonomi daerah dengan nilai keuntungan faktor kelemahan dan ancaman bagi
dan nilai output serta nilai tambah yang pengembangan industri kecil tahu
dihasilkan. Selanjutnya perhatian dalam Kabupaten Tegal. Oleh karena itu terkait
pengembangan industri kecil tahu di dengan analisis IE yang menempatkan
Kabupaten Tegal harus memperhatikan posisi industri kecil tahu dalam kuadran II
nilai bahan baku kedelai sebagai 66.80% maka pemangku kebijakan perlu
penyusun biaya produksi yang memperhatikan strategi penetrasi terutama
berpengaruh terhadap penerimaan industri terkait bahan baku kedelai. alternatif
kecil tahu. Penerimaan ini berkaitan strategi pengembangan industri kecil tahu
dengan keuntungan yang diperoleh industri yang teridentifikasi dalam matrik SWOT
itu sendiri dan kontribusinya terhadap ditampilkan pada Tabel 9.
ekonomi daerah Kabupaten Tegal.

Tabel 9. Analisis Matriks SWOT


Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
1. Tahu yang dihasilkan bebas bahan 1. Industri Tahu memiliki
Faktor kimia berbahaya ketergantungan terhadap kedelai
Internal 2. Industri Tahu sebagai penyedia impor
makanan sehat dan bergizi protein 2. Produk tahu yang dihasilkan tidak
tinggi bagi masyarakat tahan lama
3. Pengalaman Manajer (pengelola) 3. Menggunakan teknologi sederhana
dalam menjalankan industri tahu dan tingkat adopsi teknologi yang
4. Limbah industri tahu Kabupaten rendah
Tegal merupakan sumber pakan 4. Industri Tahu memiliki modal yang
ternak (ampas) dan sumber energi terbatas
Faktor alternatif (biogas) 5. Motivasi Manajer yang lemah untuk
Eksternal 5. Industri Tahu Kabupaten Tegal mengembangkan Industri Tahu
mampu memproduksi tahu dalam 6. Industri Tahu kekurangan tenaga
jumlah besar kerja (SDM)
Opportunities (Peluang) 1. Memperluas jangkauan daerah 1. Mengembangkan kapasitas
1. Kesadaran masyarakat akan pemasaran industri kecil tahu (S1, kewirausahaan pengelola (W4,
kesehatan yang meningkat S5, O2) W5, O4)
2. Tahu diterima semua segmen 2. Meningkatkan citra produk guna 2. Mengoptimalkan kinerjaproduksi
konsumen dan pemasaran yang membidik kelas konsumen yang (W3, W6, O1, O4)
luas lebih tinggi melalui desain kemasan 3. Menjaga komitmen dukungan dari
3. Produk olahan tahu Tegal yang dan merek (S2, O1, O2, O3) Pemerintah dan pihak lain (W1,
khas (Tahu Aci Tegal) 3. Membangun jejaring kerjasama W4, O4, O5)
4. Dukungan Pemerintah Daerah bisnis (S3, S4, O3, O4) 4. Mengembangkan teknologi
dan pihak lain yang baik 4. Regional Branding (S1, S2, O3, O4, industri tahu yang tepat guna (W3,
5. Industri Pariwisata Kabupaten O5) O4)
Tegal yang meningkat 5. Melakukan penetrasi terhadap rantai 5. Mempermudah akses kepada
6. Meningkatnya kebutuhan energi suplai dan pengendalian harga lembaga keuangan (W1, W3, W4,
alternatif masyarakat kedelai (S5, O4) O4)
7. Berkembangnya industri
penggemukan ternak
Threaths (Hambatan) 1. Menjaga mutu dan kualitas produk 1. Menjaga kerjasama dan koordinasi
1. Harga kedelai mengikuti kurs (S1, S2, S5, T3, T4, T5) yang baik dengan supplier kedelai
dolar yang cenderung naik dan 2. Memanfaatkan bahan baku tahu (W4, T1, T2)
kelangkaan kedelai alternatif (S1, S2, S5, T1, T2) 2. Revitalisasikelembagaan KOPTI
2. Stok Kedelai lokal yang terbatas 3. Inovasi guna diversifikasi produk (W1, W4, T1, T2, T5)
sebagai pengganti kedelai impor tahu (S3, S5, T3, T4, T5) 3. Konsolidasi internal dan eksternal
3. Harga komoditas penyedia 4. Optimalisasi nilai ekonomi limbah Paguyuban Industri Kecil Tahu
protein hewani (daging, ayam, industri tahu (S4, T1) (W4, W5, T1, T4, T5)
ikan) menurun
4. Persaingan dengan industri
tempe domestik
5. Persaingan dengan industri tahu
14 dan tempe daerah lain

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

Alternatif strategi pengembangan mendapatkan nilai keuntungan dan


industri kecil tahu di Kabupaten Tegal memiliki nilai tambah sebagai
adalah memperluas jangkauan daerah kontribusi bagi pendapatan daerah
pemasaran industri kecil tahu, Kabupaten Tegal. Industri kecil tahu
meningkatkan citra produk guna membidik juga merupakan komoditas potensial
kelas konsumen yang lebih tinggi melalui menjadi basis perekonomian dengan
desain kemasan dan merek, membangun indikator nilai LQ > 1 dan kemampuan
jejaring kerjasama bisnis, mengembangkan industri Kecil Tahu sebagai komoditas
regional branding, melakukan penetrasi ekspor yang mendatangkan uang dari
terhadap rantai suplai dan pengendalian luar daerah masuk ke Kabupaten
harga kedelai, mengembangkan kapasitas Tegal karena luasnya jangkauan
kewirausahaan pengelola, mengoptimalkan wilayah pemasaran produk tahu.
kinerja produksi, menjaga komitmen 2. Tingkat penerimaan sebagai bentuk
dukungan dari pemerintah dan pihak lain, kinerja industri kecil tahu di
mengembangkan teknologi industri tahu Kabupaten Tegal dipengaruhi secara
yang tepat guna, mempermudah akses signifikan oleh faktor biaya input
kepada lembaga keuangan, menjaga mutu produksi dan faktor biaya tenaga kerja.
dan kualitas produk, memanfaatkan bahan 3. Berbagai alternatif strategi untuk
baku tahu alternatif (Andrew et al, 2006), mengembangkan industri kecil tahu di
inovasi guna diversifikasi produk tahu, Kabupaten Tegal terutama berkaitan
optimalisasi nilai ekonomi limbah industri dengan kontrol terhadap harga dan
tahu (Laryska dan Nurhajati, 2013) suplai bahan baku kedelai dan
(Rahayu et al, 2012), menjaga kerjasama pengembangan pasar. Beberapa
dan koordinasi yang baik dengan supplier strategi tersebut antara lain adalah
kedelai, revitalisasi kelembagaan KOPTI, meningkatkan: citra produk guna
konsolidasi internal dan eksternal membidik kelas konsumen yang lebih
Paguyuban Industri Kecil Tahu. tinggi melalui desain kemasan dan
Tahap selanjutnya dalam penelitian merek, regional branding, penetrasi
ini adalah perumusan arsitetur strategi terhadap rantai suplai dan
sebagai implementasi rumusan strategi pengendalian harga kedelai, dan
yang dihasilkan melalui analisis SWOT. memanfaatkan bahan baku tahu
Rumusan strategi yang dihasilkan dari alternatif, optimalisasi nilai ekonomi
rumusan analisis SWOT digambarkan limbah industri tahu, konsolidasi
dalam sebuah maping rancangan arsitektur internal dan eksternal Paguyuban
strategi yang memuat rancangan program Industri Kecil Tahu. Alternatif
pengembangan industri kecil tahu di strategi tersebut diimplementasikan
Kabupaten Tegal yang dibentangkan ke dalam program dan kegiatan yang
dalam rentang waktu tiga tahun yang dirancang dalam suatu perencanaan
dimulai sejak tahun anggaran 2016 sampai arsitektur strategi dalam kurun waktu
tahun 2018 seperti pada Lampiran 1. 2016 – 2018.

SIMPULAN DAN SARAN Saran

Simpulan 1. Diperlukan komitmen dan kerjasama


yang baik antar seluruh stakeholders
1. Industri kecil tahu di Kabupaten Tegal untuk meningkatkan penerimaan
merupakan usaha kecil yang layak industri kecil tahu sehingga mampu
untuk dikembangkan dalam rangka memberikan kontribusi yang lebih
pembangunan ekonomi daerah, hal ini besar bagi pembangunan daerah dan 15
disebabkan kinerjanya yang baik kesejahteraan masyarakat Kabupaten
didasari dengan analisa usaha yang Tegal. Hal tersebut dapat dilakukan

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

melalui strategi temu koordinasi antar [Disperindag Kab. Tegal] Dinas


seluruh stakeholders industri kecil Perindustrian dan Perdagangan
tahu. Kabupaten Tegal. 2015. Produk
2. Diperlukan usaha yang maksimal Makanan Tegal. [Internet]. [dilihat
untuk melepaskan ketergantungan tanggal 1 Oktober 2015]. Tegal (ID).
industri kecil tahu terhadap kedelai Disperindag Kab. Tegal. Tersedia
impor yang harganya sangat pada www.disperindag.tegalkab.
terpengaruh oleh fluktuasi dolar dan go.id/ index.php/2015/09/30/produk-
cenderung naik. Hal ini dikarenakan makanan-tegal/
66.80 persen penyusun total biaya Hayami Y, Toshihiko K, Yoshinori M,
produksi tahu merupakan biaya bahan Masdjidin S. 1987. Agricultural
baku. Usaha tersebut dapat dilakukan Marketing and Processing in Upland
melalui strategi mengintervensi rantai Java A Perspective from A
distribusi kedelai. SundaVillage. Bogor (ID). CPGRT
3. Untuk mengatasi kelemahan penelitian Centre
ini dan memberikan gambaran yang Irwan. 2010. Analisis Skala Usaha dan
lebih luas tentang kontribusi industri Keuntungan Industri Tahu di Kota
kecil tahu bagi Kabupaten Tegal maka Banda Aceh.Jurnal Riset Sains
perlu dilakukan penelitian dengan Volume I Nomer ITahun 2011 [65 –
ruang lingkup Propinsi Jawa Tengah. 71]. Aceh (ID). Universitas Jabal
Ghafur
DAFTAR PUSTAKA [KemPU] Kementerian Pekerjaan Umum.
2012. Acuan Penerapan
Andrew SR, Wiwiek SW, Subagio A. 2006. Pengembangan Ekonomi Lokal bagi
Karakterisasi Biji dan Protein Koro Kabupaten dan Kota. Direktorat
Komak (Lablab purpureus (L.) Jenderal Cipta Karya. Jakarta (ID).
Sweet) Sebagai Sumber Protein. Kementerian PU dan USDRP
Jurnal Teknologi dan Industri Kurniawan D. 2008. Regresi Linier
Pangan Volume 17 Nomer 2 (Linear Regression) . R
September 2006. Jember (ID). Development Core Team (2008). R:
Universitas Jember A language and environment for
[Bappeda Kab. Tegal] Badan Perencanaan statistical computing. R Foundation
dan Pembangunan Daerah for Statistical Computing, Vienna,
KabupatenTegal.2005. Rencana Austria. ISBN 3-900051-07-0
Pembangunan Jangka Panjang [Internet]. [diunduh pada 2015
(RPJP) Kabupaten Tegal 2005 – Maret 2]. Tersedia pada
2025. Kabupaten Tegal (ID). http://www.R-project.org
BAPPEDA Laryska N, Nurhajati T. 2013. Peningkatan
[Bappenas] Badan Perencanaan Kadar Lemak Susu sapi Perah
Pembangunan Nasional. 2012. dengan Pemberian Pakan
Perkembangan Koperasi dan UMKM. Konsentrat Komersial Dibandingkan
Warta KUMKM Edisi I Semester I dengan Ampas Tahu. Jurnal
Tahun 2012. Jakarta (ID). Agroveteriner Volume 1 Nomer 2
Direktorat Pemberdayaan Koperasi Juni 2013. Surabaya (ID).
dan UMKM Kementerian Universitas Airlangga
PPN/BAPPENAS Rahayu SS, Budiarti VSA, Supriyanto E.
David FR. 1995. Strategic Management – 2012. Rekayasa Pengolahan Limbah
Fifth Edition. Francis Marion Cair Industri Tahu dan Tempe dalam
16 University. United States of America Upaya Mendapatkan Sumber Energi
(US). Prentice-Hall International, Inc Pedesaan. Jurnal Teknis Volume 7

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016

Nomer 3 Desember 2012. Semarang


(ID). Politeknik Semarang
Salvatore D . 2006. Teori Ekonomi Mikro.
Jakarta (ID). Erlangga
Supardi S.2000. Pengantar Ilmu Ekonomi.
Surakarta (ID). Universitas Sebelas
Maret
Tarigan R. 2005. Ekonomi Regional :
Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID).
Bumi Aksara
Yoshida DT. 2006. Arsitektur Strategi :
Sebuah Solusi Meraih Kemenangan
dalam Dunia yang Senantiasa
Berubah. Jakarta (ID). Elex Media
Komputindo.

17

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 Nomor 8 Juni 2016

Lampiran 1 Rancangan arsitektur strategi pengembagan industri kecil tahu di Kabupaten Tegal

2016 2017 2018

Perluasan Jangkauan Daerah Industri Kecil Tahu yang


Optimalisasi Kinerja Produksi berjiwa wirausaha tinggi,
Pemasaran
produk yang berskala
Penumbuhkembangan Jiwa dan nasional dan berkontribusi
Kapasitas Kewirausahaan Pinjaman Modal dan Assistensi besar bagi perekonomian
daerah Kabupaten Tegal

Optimalisasi Nilai Ekonomi Limbah Penganekaragaman Produk Tahu


Industri Tahu
Pemanfaatan Bahan Baku Tahu
Pengembangan Teknologi Industri Alternatif
Peningkatan Citra Produk Tahu Tahu Tepat Guna

Pemantapan Kelembagaan Regional Branding


Paguyuban Industri Tahu Peningkatan Jejaring Kerjasama

Penetrasi Rantai Suplai dan


1. Ketergantungan terhadap kedelai impor yang
Revitalisasi Kelembagaan KOPTI
Harga Kedelai
dipengaruhai dollar, bahan baku kedelai lokal
langka dan tidak ada alternatif bahan baku lain
2. Produk tahu yang dihasilkan tidak tahan lama
3. Menggunakan teknologi sederhana dan tingkat
Routine Activities :
adopsi teknologi yang rendah 1. Pembinaan dan Pendampingan 5. Penjagaan mutu dan kualitas
4. Industri Tahu memiliki modal yang terbatas 2. Pameran dan Promosi 6. Pengawasan sarana IPAL
5 Motivasi Manajer yang lemah untuk
3. Koordinasi dengan supplier kedelai 7. Pertemuan Paguyuban
mengembangkan Industri Tahu
18 4. Koordinasi kerjasama dengan Paguyuban Warteg 8. Fasilitasi usahatani bahan baku tahu
6. Industri Tahu kekurangan tenaga kerja (SDM)

Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal

You might also like