Professional Documents
Culture Documents
Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Tegal
Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Tegal
Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Tegal
lukmanmb@gmail.com
ABSTRACT
The purposes of this study are to analyze the business performance and the ability of the tofu industry to become
economic base, analyze the factors that affect the performance, and formulate strategies for the development of
tofu small scale industry. The data of this study was collected through field survey, in-depth interviews with
related experts, questionnaire technique and study documents. The data was analyized using the business
feasibility, Hayami added value, regression, LQ, IFE and EFE, and SWOT. The business feasibility analysis of
the tofu small scale industry has met all requirements. The production inputs and labour are significantly
influence for the performance of tofu small scale industry. The tofu small scale industry becomes an economic
base commodity in Adiwerna, Pangkah, and Tarub Subdistricts. Strategies on the development of tofu small
scale industry in Tegal District among others are improving: the image of tofu to the higher level of consumer by
packaging and brand design, the regional branding, the market penetration of the supply chain and control of
soybean prices, and using alternative tofu raw material, optimizing the economic value of waste.
Keywords: Development strategy, process food industry, Tegal District, small scale industry
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah menganalisis kinerja usaha dan kemampuan industri kecil tahu menjadi basis ekonomi,
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan merumuskan strategi pengembangan industri kecil
tahu. Data penelitian ini dikumpulkan melalui survei lapangan, wawancara mendalam dengan pakar, kuesioner
dan studi dokumen. Teknik pengolahan data menggunakan analisis kelayakan usaha, nilai tambah Hayami,
regresi, LQ, IFE dan EFE, dan SWOT. Analisa kelayakan usaha industri kecil tahu telah memenuhi semua
persyaratan. Input produksi dan tenaga kerja merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja industri kecil
tahu. Industri kecil tahu mampu menjadi komoditas basis ekonomi di Kecamatan Adiwerna, Kecamatan
Pangkah dan Kecamatan Tarub. Alternatif strategi pengembangan industri kecil tahu di Kabupaten Tegal antara
lain adalah meningkatkan: citra produk guna membidik kelas konsumen yang lebih tinggi melalui desain
kemasan dan merek, regional branding, penetrasi terhadap rantai suplai dan pengendalian harga kedelai, dan
memanfaatkan bahan baku tahu alternatif, optimalisasi nilai ekonomi limbah industri tahu.
Kata kunci : Industri kecil, industri makanan olahan, Kabupaten Tegal, strategi pengembangan
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Jumlah UMKM yang merupakan 99.9 usaha kecil yaitu sebanyak 28 449 unit
persen dari pelaku usaha di Indonesia usaha yang menyerap 109 547 orang
menjadikan UMKM sebagai wujud tenaga kerja yang menjadi penopang
kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat perekonomian Kabupaten Tegal (Bappeda
Indonesia. UMKM juga menjadi sumber Kab. Tegal, 2005).
penghidupan bagi sekitar 97.2 persen total
tenaga kerja di Indonesia pada tahun 2011. Perumusan Masalah
Kontribusi UMKM dalam perekonomian
tahun 2010 juga cukup besar, seperti yang Kegemaran masyarakat Tegal dan
ditunjukkan oleh sumbangan UMKM pada sekitarnya dalam mengkonsumsi makanan
pembentukan PDB (57.8 persen), nilai olahan tahu, menjadikan tumbuh dan
ekspor non migas (15.8 persen), dan berkembangnya sentra industri tahu
pembentukan modal tetap atau investasi di Kabupaten Tegal. Industri kecil tahu
(48.3 persen). Kontribusi yang besar merupakan salah satu mata pencaharian
tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan khas bagi sebagian masyarakat dan
tenaga kerja UMKM sebesar 3.4 persen, menjadi salah satu industri yang berbasis
PDB sebesar 5.6 persen, nilai ekspor non sumber daya ekonomi bagi Kabupaten
migas sebesar 8.4 persen, dan investasi Tegal. Menurut informasi Dinas
sebesar 6.1 persen pada tahun 2009 ‐ 2010. Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Kondisi UMKM yang penting Tegal, industri kecil tahu di Kabupaten
tersebut sebagaimana kondisi di Kabupaten Tegal dianggap sudah mencapai puncak
Tegal. Masyarakat Kabupaten Tegal perkembangan dan sudah tidak dapat lebih
cukup dikenal sebagai masyarakat yang dikembangkan. Hal ini berbeda dengan
memiliki jiwa wirausaha dan kreativitas data yang menunjukkan bahwa industri
yang tinggi. Hal ini ditandai dengan kecil tahu di Kabupaten Tegal
keberadaan industri dan banyaknya unit berkembang.
usaha yang berkembang dan mampu
menembus pasar nasional, terutama unit
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
jumlah produksi pada titik impas maka Penentuan nilai tambah yang
agroindustri tersebut mendatangkan dihasilkan oleh industri kecil tahu dalam
keuntungan. mengolah kedelai menjadi tahu dianalisis
dengan menggunakan metode perhitungan
nilai tambah yaitu metode Hayami
sebagaimana Tabel 2.
d. Analisis Nilai Tambah
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Nilai R/C Ratio yang dihasilkan Nilai tambah yang diperoleh dari
oleh industri kecil tahu lebih dari satu pengolahan 1 kg kacang kedelai menjadi
berarti usaha industri kecil tahu di tahu adalah Rp5599/kg. Rasio nilai
Kabupaten Tegal menghasilkan tambah merupakan perbandingan antara
keuntungan. Berdasarkan kuantitas nilai tambah dengan nilai produk. Rasio
produksi didapatkan titik impas 2317 nilai tambah yang diperoleh adalah
unit/hari, sedangkan jumlah produksi 37.88%. Imbalan tenaga kerja pengolahan
usaha sebesar 2983 unit/hari. Berdasarkan tahu didapat dari perkalian koefisien
analisis usaha tersebut, industri kecil tahun tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga
memiliki semua kriteria kelayakan usaha. kerja. Pendapatan tenaga kerja didapat
dari koefisien tenaga kerja dikalikan
Analisis Nilai Tambah dengan upah tenaga kerja yaitu sebesar
Dari perhitungan sebagaimana Rp1691.14. Persentase imbalan tenaga
ditampilkan pada Tabel 4, diperoleh rata- kerja terhadap nilai tambah adalah 30.20%.
rata jumlah output yang dihasilkan adalah Imbalan terhadap modal dan keuntungan
sebesar 108.4 kg tahu dari mengolah diperoleh dari pengurangan nilai tambah
kacang kedelai sebanyak 66 kg. Sehingga dengan imbalan tenaga kerja. Besar
faktor konversi yang didapat adalah keuntungan adalah sebesar Rp3908.16,
sebesar 1.64. Nilai konversi ini atau tingkat keuntungan sebesar 69.80%
menunjukkan bahwa setiap pengolahan 1 dari nilai produk. Keuntungan ini
kg kacang kedelai akan menghasilkan 1.64 menunjukkan keuntungan total yang
kg tahu. Rata-rata tenaga kerja yang diperoleh dari setiap pengolahan kacang
digunakan adalah 3.95 HOK, sehingga kedelai menjadi tahu.
koefisien tenaga kerja yang digunakan Hasil analisis nilai tambah ini juga
untuk memproduksi 1 kg kacang kedelai menunjukkan marjin dari bahan baku
7
adalah sebesar 0.06 HOK. kacang kedelai menjadi tahu yang
didistribusikan kepada imbalan tenaga
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
kerja, sumbangan input lain, dan sebesar Rp7447 yang didistribusikan untuk
keuntungan perusahaan. Marjin ini masing-masing faktor tenaga kerja yaitu
merupakan selisih antara nilai produk pendapatan tenaga kerja 22.71%,
dengan harga bahan baku kacang kedelai sumbangan input lain 24.82%, dan
per kilogram tiap pengolahan 1 kg kacang keuntungan perusahaan 52.48%.
kedelai menjadi tahu diperoleh marjin
Tabel 4. Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami pada Industri Kecil Tahu di Kabupaten
Tegal
Variabel Nilai
I. Output, Input dan Harga
1. Output (kg) 108.4
2. Input (kg) 66
3. Tenaga Kerja (HOK) 3.95
4. Faktor Konversi 1.64
5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/kg) 0.06
6. Harga Output (Rp/kg) 9000
7. Upah tenaga Kerja (Rp/HOK) 28 257
II. Penerimaan dan Keuntungan
8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 7334
9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) 1848
10. Nilai Output (Rp/Kg) 14782
11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 5599
b. Rasio Nilai Tambah (%) 37.88
12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Kg) 1691.14
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 30.20
13. a. Keuntungan (Rp/Kg) 3908.16
b. Tingkat Keuntungan (%) 69.80
III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
14. Marjin (Rp/Kg) 7447
a. Pendapatan Tenaga Kerja 22.71
b. Sumbangan Input Lain 24.82
c. Keuntungan Pengusaha 52.48
Sumber : Data Primer Diolah (2015)
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
bahwa kegiatan ekspor suatu sektor atau berkembangnya industri kecil tahu di
komoditas yang mampu mendatangkan kecamatan-kecamatan lain di wilayah
uang dari luar wilayah disebut kegiatan Kabupaten Tegal. Lebih lanjut
basis. pengembangan industri kecil tahu juga
Oleh karena itu, berdasarkan nilai diharapkan akan memberikan dampak
LQ tersebut maka pengembangan industri positif pada penyerapan tenaga kerja
kecil tahu selayaknya difokuskan pada tiga sehingga mengurangi angka pengangguran
kecamatan tersebut (Adiwerna, Pangkah, dan mendorong perkembangan sektor
Tarub) untuk dijadikan sebagai sentra- konsumsi dan pada akhirnya akan mampu
sentra industri kecil tahu. Kedepan dengan memberikan dampak positif terhadap
pengembangan industri kecil tahu permintaan barang dan jasa melalui
diharapkan mampu mendorong pengembangan industri kecil tahu.
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Berganda Faktor yang Berpengaruh untuk Mendorong Kinerja
Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal
Predictor Coefficients Standard Error t Stat P-value VIF
Constant -5855 15 511 -0.38 0.707
Biaya Produksi 1.5896 0.0563 28.25 0.000 7.4
Tenaga Kerja 0.5239 0.2167 2.42 0.019 7.4
Regression Statistics
R Square 99.2 %
Adjusted R Square 99.1 %
ANOVA
F Significance F
Regression 3449.78 0.0000
Sumber : Data Primer Diolah (2015)
Irwan (2010). Oleh karena itu dari hasil
Berdasarkan perhitungan, nilai
analisis tersebut diatas, maka fokus arah
elastisitas biaya produksi adalah 0.95 yang
kebijakan dalam rangka pengembangan
berarti setiap kenaikan 1 persen biaya input
industri kecil tahu di Kabupaten Tegal
produksi akan meningkatkan penerimaan
adalah kontrol terhadap harga input bahan
sebesar 0.95 persen. Sedangkan nilai
produksi. Peningkatan harga input
elastisitas biaya tenaga kerja adalah 0.18
produksi akan berpengaruh pada reduksi
yang berarti setiap kenaikan biaya tenaga
kemampuan pengusaha untuk memperoleh
kerja 1 persen akan menaikkan penerimaan
bahan produksi.
sebesar 1 persen. Hasil penjumlahan
elastisitas biaya produksi dan biaya tenaga
kerja adalah lebih dari 1 yaitu 1.13 yang Strategi Pengembangan Industri Kecil
masuk dalam kategori increasing yang Tahu di Kabupaten Tegal
menunjukkan bahwa penerimaan sebagai Perumusan alternatif strategi
jumlah keluaran (output) mengalami pengembangan industri kecil tahu di
peningkatan yang melebihi peningkatan Kabupaten Tegal dilakukan dengan
proporsional dari jumlah masukan (input) menggunakan analisis lingkungan dimulai
yaitu biaya produksi dan biaya tenaga dengan mengidentifikasi faktor-faktor
kerja. strategis internal maupun eksternal dari
Lebih lanjut diketahui bahwa industri kecil tahu di Kabupaten Tegal.
besarnya nilai biaya produksi ini Batasan faktor strategis internal dalam hal
didominasi oleh nilai bahan baku kedelai ini adalah kekuatan dan kelemahan
10 yang mencapai 66.80% dari total biaya kelembagaan industri kecil tahu itu sendiri,
produksi, hal ini senada dengan penelitian sedangkan faktor strategis eksternal
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
merupakan peluang dan hambatan yang faktor ini memiliki skor 0.486.
diciptakan oleh lingkungan diluar Selanjutnya, dari hasil perhitungan
kelembagaan industri kecil tahu. Internal Factor Evaluation (IFE) diketahui
bahwa aspek kekuatan dengan nilai urutan
Analisis Matrik Evaluasi Faktor skor yang ketiga ialah pengalaman manajer
Internal (pengelola) dalam menjalankan industri
tahu dengan nilai skor 0.464.
Berdasarkan besarnya skor dari
Urutan nilai skor aspek kekuatan
perhitungan Internal Factor Evaluation
yang keempat ialah limbah industri tahu
(IFE) seperti pada Tabel 7 maka kekuatan
Kabupaten Tegal merupakan sumber pakan
dengan skor terbesar adalah produk tahu
ternak (ampas) dan sumber energi
yang dihasilkan bebas bahan kimia
alternatif (biogas) dengan nilai skor 0.414.
berbahaya, dimana faktor ini memiliki nilai
Aspek kekuatan dengan urutan besar skor
skor 0.520. Sedangkan kekuatan dengan
yang kelima adalah Kabupaten Tegal
nilai skor kedua adalah industri tahu
mampu memproduksi tahu dalam jumlah
sebagai penyedia makanan sehat dan
besar dengan nilai skor 0.400.
bergizi protein tinggi bagi masyarakat,
Selain faktor kekuatan, terdapat Produk tahu yang dihasilkan industri kecil
faktor kelemahan yang berdasarkan tahu Kabupaten Tegal tidak tahan lama
analisis diketahui bahwa faktor kelemahan merupakan kelemahan dengan urutan skor
yang menempati urutan skor terkecil terendah ketiga yaitu 0.093.
sebagai faktor terlemah adalah industri Industri kecil tahu kekurangan
tahu memiliki ketergantungan terhadap tenaga kerja menjadi faktor kelemahan
kedelai impor sebesar 0.043. Kelemahan dengan urutan keempat dengan skor 0.096.
yang kedua yaitu industri kecil tahu Industri kecil tahu menggunakan teknologi
Kabupaten Tegal memiliki modal yang sederhana dan tingkat adopsi teknologi 11
terbatas dengan nilai skor sebesar 0.078. yang rendah menjadi kelemahan urutan
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
kelima dengan skor 0.117. Faktor memiliki skor terbesar yaitu 0.409.
kelemahan keenam adalah permasalahan Selanjutnya faktor tahu diterima semua
motivasi manajer yang lemah untuk segmen konsumen dan pemasaran yang
mengembangkan industri kecil tahu yang luas menjadi faktor peluang dengan urutan
dimilikinya. Kelemahan ini memiliki skor skor kedua yaitu 0.394. Adanya produk
0.139. Jumlah bobot secara keseluruhan olahan Tahu Tegal yang khas menjadi
pada matriks IFE yaitu sebesar 2.849. Hal peluang urutan ketiga dengan nilai skor
ini berarti posisi industri kecil tahu di 0.393. Dukungan pemerintah daerah dan
Kabupaten Tegal secara umum mampu pihak lain yang baik menjadi faktor
memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya peluang keempat dengan besar skor 0.312
untuk menutupi kelemahan-kelemahan dan industri pariwisata Kabupaten Tegal
yang ada. yang meningkat menjadi faktor peluang
kelima dengan besar skor 0.294.
Analisis Matrik Evaluasi Faktor Peluang selanjutnya yang dapat
Eksternal dimanfaatkan dalam rangka
pengembangan industri kecil tahu di
Berdasarkan identifikasi lingkungan
Kabupaten Tegal adalah terkait dengan
eksternal pada Tabel 8, diketahui informasi
aspek dampak terhadap lingkungan hidup
mengenai faktor yang terkait dengan
yaitu limbah sisa produksi baik limbah cair
peluang (opportunities) dan ancaman
maupun limbah padat yaitu ampas tahu.
(threats) yang dihadapi dalam
Peluang meningkatnya kebutuhan energi
pengembangan industri kecil tahu di
alternatif masyarakat menjadi faktor
Kabupaten Tegal. Faktor peluang
peluang keenam dengan nilai skor 0.286
kesadaran masyarakat akan kesehatan yang
sedangkan berkembangnya industri
meningkat menjadi peluang terbesar untuk
penggemukan ternak menjadi peluang
mengembangkan industri kecil tahu
ketujuh dengan skor sebesar 0.285.
Kabupaten Tegal. Faktor peluang ini
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Kuat
4.0 – 3.0
Menengah
2.9 – 2.0
Lemah
1.9 – 1.0
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 8 Nomor 1, Juni 2016
17
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu
di Kabupaten Tegal
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 Nomor 8 Juni 2016
Lampiran 1 Rancangan arsitektur strategi pengembagan industri kecil tahu di Kabupaten Tegal
Hendra Mubaranto, Ma’mun Sarma, dan Lukman M.Baga Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal