Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER

TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI KEFIR NANAS

(Study of proportion of pineapple juice and starter concentration to the


antibacterial activity of pineapple kefir)

Dewi Mayasaria*, Ira Nugerahania, Endang Sutriswati Rahayua

a Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia

* Penulis korespondensi
Email: dewims9488@gmail.com

ABSTRACT
This research uses Queen pineapple varieties juice because it have a high sugar content and contains
antibacterial compounds such as phenol, chlorine, and iodine. The purpose of this study is to determine
the effect of different proportions of pineapple juice and starter concentrations to the antibacterial activity
of pineapple kefir. The experimental design that will be use is a Factorial Randomized Block Design
(RBD) with two factors that are proportion of pineapple juice (N0= fruit juice; N1= 1:1, and N2= 1:2) and
the concentration of starter (1% v/v and 10% v/v). Each treatment will be repeated 4 times. The main
parameter that will be analyzed is the antibacterial activity against Staphylococcus aureus ATCC 25923
with diffusion wells method. The parameters that will be analyzed as a supporting data are pH, total acid,
total yeast and BAL. Obtained data will be analyzed statistically by ANOVA (Analysis of Variance) at α = 5
% and continued with DMRT (Duncan's Multiple Range Test) to determine which level of treatment that
gives significant differences. The proportion of pineapple juice had significant effect on the antibacterial
activity of pineapple kefir, beside starter concentration had not significant effect on the antibacterial
activity of pineapple kefir and the interactions between the two factors had not significant effect on the
antibacterial activity of pineapple kefir with bacterial test Staphylococcus aureus ATCC 25923.

Keywords: pineapple kefir, kefir microorganisms, antibacterial activity

ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan sari buah nanas varietas Queen karena memiliki kadar gula yang tinggi dan
mengandung senyawa antibakteri seperti fenol, klor, dan iodium. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh perbedaan proporsi sari nanas dan konsentrasi starter terhadap aktivitas
antibakteri kefir nanas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
desain faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu proporsi sari nanas (N0= sari buah; N1= 1:1, dan N2=
1:2) dan konsentrasi starter (1% v/v dan 10% v/v), dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4
kali. Parameter uji utama yakni uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923
dengan metode difusi sumur. Parameter uji pendukung meliputi pH, total asam, total khamir dan BAL.
Data yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan uji ANOVA (Analysis of Variance) pada α = 5% dan
dilanjutkan dengan uji Beda Jarak Nyata Duncan (Duncan’s Multiple Range Test) untuk menentukan taraf
perlakuan mana yang memberikan perbedaan nyata. Proporsi sari nanas berpengaruh nyata terhadap
aktvitas antibakteri kefir nanas, sedangkan konsentrasi starter tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas
antibakteri kefir nanas dan tidak ada interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap aktivitas antibakteri
kefir nanas dengan bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923.

Kata kunci: kefir nanas, mikroorganisme kefir, aktivitas antibakteri


Dewi Mayasari et al., 2016.

PENDAHULUAN (bakteri gram positif), karena didukung oleh


penelitian sebelumnya yang menyatakan
Kefir merupakan salah satu produk bahwa kefir memiliki aktivitas antibakteri
fermentasi dengan memanfaatkan aktivitas terhadap Staphylococcus aureus. Menurut
dari bakteri asam laktat, bakteri asam Czamanski et al. (2004), kefir memiliki
asetat, dan khamir. Kefir memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram
karakteristik bersifat asam, sedikit positif yang lebih baik daripada terhadap
berkarbonasi atau terdapat esensi sparkling bakteri gram negatif dan memiliki aktivitas
layaknya minuman bersoda dan antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
mengandung sedikit alkohol berupa etanol dengan daerah penghambatan sebesar
yang dihasilkan oleh adanya aktivitas 30,0 mm (Rodrigues et al., 2005). Tujuan
khamir (Wszolek et al., 2001). Bahan baku dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
yang umum digunakan dalam pembuatan pengaruh perbedaan proporsi sari nanas
kefir adalah dari berbagai jenis susu antara dan konsentrasi starter terhadap aktivitas
lain susu sapi, kambing, dan domba. Kefir antibakteri kefir nanas.
juga dapat dibuat dengan bahan baku sari
atau ekstrak buah, disebut sebagai fruit kefir BAHAN DAN METODE
atau water kefir, yang memiliki kenampakan
keruh dan tidak membentuk gumpalan Bahan
polisakarida (kefiran) karena tidak Buah nanas varietas “Queen” yang
mengandung substrat protein. diperoleh dari perkebunan nanas di daerah
Nanas merupakan buah yang Sidorejo, Ponggok, Blitar, Jawa Timur;
dihasilkan oleh tanaman nanas (Ananas starter kefir dari Fakultas Peternakan
comosus) yang banyak dibudidayakan di Universitas Brawijaya Malang; gula pasir
Indonesia terutama di daerah Jawa dan “Gulaku”; air minum dalam kemasan
Sumatera. Produksi nanas di Indonesia (AMDK) “AQUASE”; kultur murni
mencapai 1.427,781 ton pada tahun 2006 Staphylococcus aureus ATCC 25923 yang
dan terus meningkat mencapai 1500 ton diperoleh dari Balai Besar Laboratorium
pada tahun 2011 dengan proporsi hasil Kesehatan, Jl. Karangmenjangan 18
panen 90% nanas varietas Queen dan 10% Surabaya; kapas “Husada” 500 g diperoleh
nanas varietas Smooth cayenne (Biro Pusat dari supermarket “Bilka Surabaya”; alkohol
Statistik, 2012). Penelitian ini menggunakan 96%; spiritus; akuades diperoleh dari “PT.
sari buah nanas varietas Queen sebagai Megah Sejahtera; kristal NaOH p.a
bahan baku pembuatan kefir. Buah nanas (Mallinckrodt fw 0.40.00), Scientif”, Nutrient
varietas Queen dipilih karena buah tersebut Agar (Pronadisa Cat 1060.00), Nutrient
memiliki kandungan gula yang tinggi dan Broth (Pronadisa Cat 1216.00), Pepton from
mengandung senyawa antibakteri seperti Meat, oil imersion, Safranin Gram Stain,
fenol, klor, dan iodium (Ilyas, 2005). Kristal Violet Modifikasi Hucker. Bahan-
Kefir nanas mengandung senyawa bahan ini diperoleh dari Laboratorium
yang bersifat menghambat pertumbuhan Mikrobiologi Industri Pangan FTP-UKWMS.
bakteri uji Staphylococcus aureus. Senyawa
tersebut dapat berasal dari buah nanas dan Pembuatan Kefir Nanas
senyawa hasil metabolisme bakteri kefiran Buah nanas dilakukan sortasi,
berupa asam laktat dan asam organik pengupasan dan pencucian. Selanjutnya
lainnya, hidrogen peroksida, dan dilakukan pemarutan dan penyaringan
bakteriosin. Kefir yang dihasilkan pada untuk mendapatkan sari nanas (N0).
penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas Kemudian sari nanas (N0) dilakukan
antibakteri kefir nanas pada berbagai pengenceran sebagai berikut N1 (sari
proporsi sari nanas dan konsentrasi strarter. nanas : air = 1 : 1), dan N2 (sari nanas:air
Bakteri uji yang dipilih adalah =1:2). Selanjutnya dilakukan pasteurisasi
Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada T = 90oC, 5 menit, lalu disaring dan
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 15 (2): 94-100, 2016.

dilakukan pasteurisasi kembali pada dilakukan dengan memasukkan sampel uji


T=90oC, 5 menit. Setelah itu dilakukan (sari buah, kefir, kefir pasteurisasi, dan kefir
pengukuran volume dan pendinginan. netral) ke dalam lubang sumur, dan setelah
Semua sari nanas yang diperoleh dilakukan diinkubasi akan terlihat daerah hambatan
analisa pH, total asam, TPT, vitamin C, total pertumbuhan disekitar sumur.
khamir dan BAL, lalu diinokulasi dengan Sari buah nanas yang digunakan
starter sesuai perlakuan S1: 1% (v/v) dan sebagai sampel uji merupakan sari nanas
S2: 10% (v/v). Selanjutnya diinkubasi pada yang telah dipasteurisasi. Adanya aktivitas
T = 29±1oC, 24 jam. Kefir nanas yang antibakteri membuktikan bahwa sari nanas
dihasilkan dilakukan analisa aktivitas mengandung asam organik yang berperan
antibakteri terhadap S.aureus ATCC 25923 sebagai senyawa antibakteri. Aktivitas
dengan metode difusi sumur, serta antibakteri sari nanas dapat dilihat pada
dilakukan uji pendukung meliputi uji pH, Gambar 1.
total asam, TPT, vitamin C, total khamir dan
BAL.

Pengujian Aktivitas Antibakteri Kefir


Nanas dengan Metode Difusi Sumur
Penghitungan mengacu pada NCCLS
(2006). Kultur bakteri uji ditumbuhkan dalam
media NA dalam cawan petri, kemudian
dibuat 4 lubang dengan perforator no.3.
Setelah persiapan sampel uji selesai,
kemudian dilakukan pengenceran terlebih Gambar 1. Aktivitas Antibakteri Sari Nanas
dahulu sebelum dipipet kedalam sumur. Berdasarkan hasil uji ANOVA (α =
Pengenceran sampel uji dilakukan dengan 5%), perbedaan proporsi sari nanas tidak
cara memipet 1mL sampel uji (sari buah, berpengaruh nyata, karena rerata DHP
kefir, kefir netral, kefir pasteurisasi) ke yang dihasilkan oleh ketiga perlakuan
dalam 4 mL Air Pepton 0,1% (pengenceran tersebut tinggi, yakni dengan rerata
5 kali). Kemudian setiap lubang diisi kefir DHP≥30 mm. Namun dapat dilihat pada
nanas sebanyak 20 μL menggunakan Gambar 1. yang menunjukkan bahwa
mikropipet pada setiap lubang sumur sesuai semakin besar proporsi sari nanas maka
perlakuan (sari buah, kefir, kefir netral, kefir aktivitas antibakteri yang dihasilkan
pasteurisasi), setelah itu di masukkan ke semakin kecil. Hal ini membuktikan bahwa
dalam refrigerator 4±2oC, 2 jam dan terjadi penurunan jumlah nutrisi dan
dilanjutkan inkubasi dalam inkubator 37oC senyawa-senyawa baik organik maupun
selama 24 jam. Daerah hambatan anorganik yang terlarut dalam sari nanas
pertumbuhan (DHP) diukur menggunakan akibat adanya proses pengenceran.
jangka sorong dan diulang 4 kali. Rumus Selain mengandung asam organik,
menghitung daerah hambatan pertumbuhan diketahui sari nanas juga mengandung
(DHP) adalah: senyawa bioaktif dan fenol yang dapat
DHP = (dperforator – drata-rata sumur) x FP berperan sebagai senyawa antibakteri.
Senyawa fenol yang terdapat dalam sari
HASIL DAN PEMBAHASAN nanas berturut-turut adalah N0 = 635,5
ppm; N1 = 554 ppm; dan N2 = 404,5 ppm
Pada penelitian ini total bakteri uji (Nugerahani dan Arisasmita, 2016).
Staphylococcus aureus ATCC 25923 Diperlukan penetralan sari nanas untuk
berkisar antara (2,2 ± 0,75)x1010 CFU/mL. mengetahui kestabilan senyawa bioaktif
Pengujian aktivitas antibakteri kefir nanas dalam sari nanas. Bakteri uji yang
Dewi Mayasari et al., 2014.

digunakan adalah Staphylococcus aureus


ATCC 25923 yang merupakan bakteri gram
positif, dimana bakteri ini memiliki struktur
dinding sel yang sederhana yakni terdiri
atas peptidoglikan dan asam teikoat,
sehingga lebih mudah ditembus oleh
senyawa antibakteri seperti asam organik
dan senyawa fenol (Cabeen dan Jacobs,
2005).
Kefir nanas yang digunakan sebagai Gambar 2. Pengaruh Proporsi Sari Nanas
sampel uji merupakan kefir nanas dengan terhadap Aktivitas Antibakteri Kefir Nanas
waktu fermentasi 24 jam. Adanya aktivitas Kefir pasteurisasi yang digunakan
antibakteri membuktikan bahwa terdapat sebagai sampel uji merupakan kefir nanas
aktivitas dari mikroorganisme dalam kefir dengan fermentasi 24 jam yang dilakukan
menghasilkan metabolit yang dapat pemanasan/pasteurisasi pada T=±85-90oC,
menghambat pertumbuhan bakteri 5 menit. Adanya aktivitas antibakteri
Staphylococcus aureus. Pada fermentasi 24 membuktikan bahwa terdapat senyawa
jam, mikroorganisme dalam kefir berada antibakteri hasil metabolisme dari
pada fase staisoner dimana pertumbuhan mikroorganisme dalam fermentasi kefir,
mikroorganisme berada pada jumlah seperti asam-asam organik dan hidrogen
maksimum (statis) dan pada fase ini pula, peroksida yang memiliki kemampuan
terdapat aktivitas mikroorganisme yang antibakteri. Berdasarkan hasil uji ANOVA
menghasilkan metabolit berupa asam-asam (α=5%) perbedaan proporsi sari nanas
organik dan metabolit lainnya yang berpengaruh nyata terhadap aktivitas
menyebabkan penurunan pH. Asam organik antibakteri kefir pasteurisasi. Kefir
yang dihasilkan memiliki kemampuan pasteurisasi dengan perlakuan N0S1 memiliki
antibakteri, dimana asam organik tersebut DHP paling tinggi yakni 135,35 mm dan
akan menembus dinding sel bakteri perlakuan N2S2 memiliki DHP 100,77 mm.
(Staphylococcus aureus) dan menghambat Hasil uji DMRT menunjukkan kefir dengan
pertumbuhan bakteri (Cabeen dan Jacobs, sari nanas (N0) memiliki aktivitas antibajteri
2005). paling tinggi dan berbeda nyata dengan kefir
Berdasarkan hasil uji ANOVA (α=5%), dengan sari nanas (N1) dan sari nanas (N2)
perbedaan proporsi sari nanas berpengaruh (Gambar 3.). Terjadi penurunan pH dan
nyata terhadap aktivitas antibakteri kefir peningkatan derajat keasaman setelah
nanas. Kefir nanas N0S1 memiliki DHP fermentasi kefir 24 jam, dimana pH awal sari
paling tinggi sebesar 128,23 mm sedangkan nanas 3,9 turun menjadi 3,48 dan derajat
kefir nanas N2S2 memiliki DHP paling keasaman sari nanas 21,78oSH meningkat
rendah yakni 91,76 mm. Hasil uji DMRT menjadi 65,76oSH (Violita, 2016). Hal ini
menunjukkan kefir dengan sari nanas (N0) membuktikan adanya aktivitas
memiliki aktivitas antibakteri yang paling mikroorganisme dalam kefir, dimana khamir
tinggi dan tidak berbeda nyata dengan kefir akan menghidrolisa sukrosa menjadi glukosa,
dengan sari nanas (N1), tetapi berbeda CO2, dan etanol. Sedangkan BAL akan
nyata dengan kefir dengan sari nanas (N2) memanfaatkan glukosa hasil metabolisme
(Gambar 2.). Hal ini membuktikan bahwa khamir menjadi asam-asam organik seperti
semakin besar proporsi sari nanas, maka asam laktat dan senyawa hidrogen
jumlah nutrisi dan komponen penunjang peroksida yang bersifat katalase negatif.
aktivitas antibakteri juga akan semakin Terjadinya akumulasi asam-asam organik
menurun, sehingga mempengaruhi kualitas dan CO2 tersebut akan menyebabkan
kefir yang dihasilkan. penurunan pH dan peningkatan derajat
keasaman.
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 15 (2): 94-100, 2016.

intraselular atau sel akan mengalami lisis


dan akhirnya mengalami kematian (Bhunia,
1990).

Gambar 3. Pengaruh Proporsi Sari Nanas


Terhadap Aktivitas Antibakteri Kefir
Pasteurisasi
Kefir netral yang digunakan sebagai
sampel uji merupakan kefir dengan
fermentasi selama 24 jam yang kemudian Gambar 4. Aktivitas Antibakteri Kefir Netral
dinetralkan dengan NaOH 1N hingga Hasil pengujian aktivitas antibakteri
mencapai pH sekitar 6,944 ± 0,08. Adanya kefir nanas berdasarkan perbedaan proporsi
aktivitas antibakteri membuktikan bahwa sari nanas dan konsentrasi starter, kefir
terdapat bakteriosin yang dihasilkan oleh dengan konsentrasi starter 1% (v/v)
aktivitas BAL selama fermentasi kefir yang menghasilkan rerata daerah hambatan
dapat menghambat pertumbuhan pertumbuhan (DHP) yang lebih besar
Staphylococcus aureus ATCC 25923. Hasil dibandingkan kefir dengan konsentrasi
uji ANOVA (α=5%) menunjukkan perbedaan starter 10% (v/v) pada semua sampel uji. Hal
proporsi sari nanas dan konsentrasi starter ini disebabkan kefir nanas dengan
tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas konsentrasi starter 1% (v/v) mengalami
antibakteri kefir netral, serta tidak ada peningkatan jumlah masa sel sebanyak 102
interaksi antara proporsi sari nanas dan log cycle, yakni dari total khamir dan BAL
konsentrasi starter. Hal ini disebabkan jumlah ±107 CFU/mL meningkat menjadi ±109
BAL antar perlakuan kefir nanas tidak jauh CFU/mL diakhir fermentasi. Sedangkan kefir
berbeda yakni sekitar 108 CFU/mL (Violita, nanas dengan konsentrasi starter 10% (v/v)
2016), sehingga jumlah bakteriosin yang hanya mengalami peningkatan jumlah masa
dihasilkan juga tidak jauh berbeda. Kefir sel sebanyak 101 log cycle, yakni dari total
netral dengan perlakuan N0S1 memilki DHP khamir dan BAL ± 108 CFU/mL meningkat
paling tinggi sedangkan perlakuan N2S2 menjadi 109 CFU/mL diakhir fermentasi.
memiliki DHP terendah. Aktivitas antibakteri Oleh karena itu, kefir dengan konsentrasi
kefir netral dapat dilihat pada Gambar 4. starter 1% (v/v) menghasilkan metabolit-
Bakteriosin merupakan suatu senyawa metabolit bersifat antibakteri yang lebih tinggi
polipeptida yang dihasilkan dalam ribosom dibandingkan kefir dengan konsentrasi
sel. Bakteriosin yang dihasilkan oleh BAL starter 10% (v/v), sehingga aktivitas
memiliki spektrum antibakteri yang terbatas, antibakteri yang dihasilkan juga lebih besar,
sehingga lebih efektif dalam menghambat yang ditunjukkan dengan rerata DHP yang
bakteri gram positif antara lain Staphylococus lebih tinggi. Proses pasteurisasi dapat
aureus, Listeria monocytogenes, Bacillus menyebabkan terjadinya pemekatan
subtilis, dan Micrococcus luteu (Rahayu dkk., sehingga konsentrasi metabolit yang
2004). Mekanisme penghambatan dan berperan sebagai senyawa antibakteri
pembunuhan bakteri oleh bakteriosin yakni, semakin tinggi, sehingga aktivitas
senyawa bakteriosin menempel pada antibakteri yang dihasilkan menjadi lebih
reseptor membran sitoplasma sehingga tinggi dibandingkan dengan aktivitas
membran mengeluarkan material antibakteri sampel kefir nanas.
Dewi Mayasari et al., 2014.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik (BPS). 2012. Statistik


Produksi Nanas Indonesia 2006-2011.
Jakarta: Badan Pusat Statistik
Republik Indonesia.
Bhunia, A.K., Jhonson M.C., and Ray B.
1990. Purification, Characterization,
and Antimicrobial Spectrum of a
Bacteriocin Produced by Pediococcus
Gambar 5. Aktivitas Antibakteri Kefir Nanas acidilactici. J. Appl. Bacteriol. 65:261-
Berdasarkan Proporsi Sari Nanas dan 268.
Konsentrasi Starter Cabeen, M.T. and Jacobs-Wagner. 2005. C.
Bacterial Cell Shape. Nat. Rev.
KESIMPULAN Microbiol. 3:601.
Czamanski, R.T., Greco, D.P., and Wiest,
Proporsi sari nanas berpengaruh nyata J.M. 2004. Evaluation of Antibiotic
terhadap aktivitas antibakteri kefir nanas. Activity in Filtrates of Traditional Kefir.
Konsentrasi starter tidak berpengaruh nyata Higiene Alimentar. 18:75-77.
dan tidak ada interaksi antara proporsi sari Ilyas, M. 2005. Daya Hambat Minimal
nanas dan konsentrasi starter terhadap Ekstrak Bonggol Nanas terhadap
aktivitas antibakteri kefir nanas dengan Pertumbuhan Bakteri Gram Positif
bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC dalam Plak Gigi. Jurnal PDGI,
25923. Kefir dengan sari nanas (N0) dan Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS,
konsentrasi starter 1% (v/v) adalah kefir Makassar. Hal. 193-197.
nanas yang memiliki aktivitas antibakteri NCCLS. 2006. Methods for Dilution
paling optimum terhadap bakteri uji Antimicrobial Susceptibility Tests for
Staphylococcus aureus ATCC 25923. Bacteria that Grow Aerobically 7th
Namun perlu dilakukan pengujian secara in edition. Pennysylvania: Clinical and
vivo serta melakukan penetralan terhadap Laboratory Standards Institute.
sari nanas untuk mengetahui kestabilan Nugerahani, I. dan Joek H.A. 2016.
senyawa bioaktif dalam sari nanas dan Pengembangan Produk Kefir
sebagai pembanding aktivitas antibakteri Menggunakan Sari Nanas (Ananas
kefir netral. comosus) sebagai Minuman
Fungsional yang Memiliki Aktivitas
UCAPAN TERIMA KASIH Antibakteri dan Antioksidan. Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas
Penulis mengucapkan terima kasih Katolik Widya Mandala Surabaya,
kepada Lembaga Penelitian dan Surabaya.
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Rahayu, E.S., Tri Marwati, Nur Richana,
Universitas Katolik Widya Mandala dan Eni Harmayani. 2012. Teknik
Surabaya yang telah membiayai penelitian Produksi dan Purifikasi Pediosin PaF-
ini dari anggaran LPPM tahun 2015/2016 11 dari Pediococcus acidilactici F-11.
dengan kode 616.02.2439, sebagai bagian J. Pascapanen. 9(1):11-17.
dari penelitian yang berjudul Rahayu, E.S., E. Harmayani, T. Utami, dan
“Pengembangan Produk Kefir menggunakan K. Handarini. 2004. Pediococcus
Sari Nanas (Ananas comosus) sebagai acidilactici F-11 Penghasil Bakteriosin
Minuman Fungsional yang Memiliki Aktivitas sebagai Agensia Biokontrol
Antibakteri dan Antioksidan”. Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus pada Sayuran Segar Simpan
Dingin. J. Agritech. 24(3):113-124.
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 15 (2): 94-100, 2016.

Rodrigues K.L., Caputo L.R.G., Carvalho Pertanian, Universitas Katolik Widya


J.C.T., Fiorini J.E., and Schneedorf Mandala Surabaya, Surabaya.
J.M. 2005. Antimicrobial and Healing Wszolek M., Tamime A.Y., Muir D.D., and
Activity of Kefir and Kefiran Extract. Barclay M.N.L. 2001. Properties of
International Journal of Antimicrob. Kefir Made in Scotland and Poland
Agents. 25(5):404-408. Using Bovine, Caprine and Ovine Milk
Violita, S. 2016. Kajian Proporsi Sari Nanas with Different Starter Cultures.
dan Konsentrasi Starter terhadap Sifat Lebensmittel-Wissenschaft und
Kimia dan Mikrobiologis Kefir Nanas. Technologie. 34:251-261.
Skripsi S-1. Fakultas Teknologi

You might also like