Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Rancangan Handle Gergaji Kayu Dari Segi Ergonomi)
Pengembangan Rancangan Handle Gergaji Kayu Dari Segi Ergonomi)
id
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
commit to
user
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ABSTRACT
UD. Sokma Jati Sukoharjo adalah salah satu industri yang bergerak dibidang
pembuatan mebel dan rancang bangun rangka rumah. Berdasarkan hasil wawancara
dengan 10 tukang kayu di UD. Sokma Jati teryata 7 pekerja mengeluhkan
ketidaknyamanan akibat pemakaian gergaji kayu yang ada di tempat tersebut.
Ketidaknyamanan itu antara lain handle gergaji kayu licin karena saat melakukan
aktivitas menggergaji telapak tangan berkeringat, pekerja juga merasakan panas
pada telapak tangan karena handle gergaji kayu yang telalu keras serta ukuran
lubang handle tidak bisa mengakomodasi bagi pekerja yang memiliki telapak tangan
besar.
Penelitian diawali dengan identifikasi masalah aktivitas penggergajian,
ketidaknyamanan operator mengenai keluhan dan harapan operator untuk sikap
kerja melalui analisis kuesioner dan wawancara, yang kemudian diinterpretasikan
menjadi kebutuhan operator. Setelah itu, tahapan berikutnya mengenai kebutuhan
perbaikan desain handle gergaji kayu rancangan, anthropometri telapak tangan pada
desain handle, dimensi rancangan handle gergaji kayu, penentuan material
rancangan handle gergaji kayu, pembuatan prototipe, estimasi biaya, pengujian.
Tujuan penelitian ini yaitu menghasilkan desain handle gergaji kayu yang
nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi. Hasil penelitian ini adalah
menghasilkan rancangan handle gergaji kayu dengan penambahan bahan pelapis
karet serta dimensi ukuran handle disesuaikan dengan anthropometri telapak tangan
pekerja. Total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 24000,00. Rancangan handle
gergaji kayu ini dapat dapat meminimalkan keluhan ketidaknyamanan pekerja
dalam proses menggergaji.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari
penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, yang
diangkat dalam penelitian serta sistematika penulisan untuk menyelesaikan
penelitian.
proses menggergaji membutuhkan waktu antara 60-120 menit setelah itu dilakukan
pekerjaan yang lain yaitu merangkai kayu-kayu tersebut sesuai model yang
diharapkan. Dengan adanya keluhan-keluhan tersebut. Maka perlu dilakukan
perancangan terhadap handle pada gergaji kayu agar memberikan kenyamanan
ketika digunakan dalam proses penggergajian.
commit to
user
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-
asumsi dan sistematika penulisan. Uraian bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan
latar belakang penelitian ini dilakukan sehingga dapat memberi masukan sesuai
dengan tujuan penelitian dengan batasan-batasan dan asumsi yang digunakan.
BAB V ANALISIS
Analisis berisi penjelasan dari output yang didapatkan pada tahapan
pengumpulan dan pengolahan data.
Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON (Kerja) dan NOMOS
(Hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan (Nurmianto, E
2004). Disiplin ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan
kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk
buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-
batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat
berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras atau
hardware (mesin, peralatan kerja) dan atau perangkat lunak atau software
(metode kerja, sistem) (Wignjosoebroto S, 1995). Secara umum tujuan dari
penerapan ergonomi adalah (Tarwaka, 2004):
bangun fasilitas pada dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak
dapat ditunda lagi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai
ukuran anthropometri tubuh manusia maupun penerapan data-data antrhropometri
manusia.
2.3.1 Pengertian Anthropometri
Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti “manusia” dan
metri yang berarti “ukuran”. Anthropometri adalah studi tentang dimensi tubuh
manusia (Pullat, 1992). Anthropometri merupakan suatu ilmu yang secara khusus
mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-
perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya
(Panero dan Zelnik, 1979). Data anthropometri yang ada dibedakan menjadi dua
kategori, antara lain (Pullat, 1992):
a. Dimensi struktural (statis)
Dimensi struktural ini mencakup pengukuran dimensi tubuh pada
posisi tetap dan standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk,
ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut berdiri maupun duduk, panjang
lengan dan sebagainya.
b. Dimensi fungsional (dinamis)
Dimensi fungsional mencakup pengukuran dimensi tubuh pada
berbagai posisi atau sikap. Hal pokok yang ditekankan pada pengukuran
dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang
berkaitan dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.Data anthropometri dapat
diaplikasikan dalam beberapa hal, antara lain (Wignjosoebroto, S, 1995):
a. Perancangan areal kerja
a. Keacakan/random
Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas
sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun
masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam
masyarakat.
b. Jenis kelamin
Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk
kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara
mean dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih
panjang dimensi segmen badannya daripada wanita sehingga data
anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara
terpisah.
c. Suku bangsa
Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang
tidak kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu
negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan
meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke
Australia, untuk mengisi jumlah satuan angkatan kerja (industrial
workforce), maka akan mempengaruhi anthropometri secara nasional.
Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk
anthropometri anak-anak. Anthropometrinya cenderung terus meningkat
sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi
badan manusia mempunyai kecenderungan menurun yang disebabkan oleh
berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) dan
berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.
d. Jenis pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam
seleksi karyawannya, misalnya: buruh dermaga/pelabuhan harus
mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan
jenis pekerjaan militer.
e. Pakaian
Hal ini juga merupakan sumber keragaman karena disebabkan oleh
bervariasinya iklim/musim cyoamngmibtetrobeudsaerdari satu tempat ke
tempat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu
musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan
ukuran yang relatif lebih besar. Ataupun untuk para pekerja di
pertambangan, pengeboran lepas pantai, pengecoran logam. Bahkan para
penerbang dan astronaut pun harus mempunyai pakaian khusus.
f. Faktor kehamilan pada wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti
kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang
berkaitan dengan analisis perancangan produk dan analisis perancangan
kerja.
g. Cacat tubuh secara fisik
Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu
dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas
akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka
dapat ikut serta merasakan “kesamaan” dalam penggunaan jasa dari hasil
ilmu ergonomi di dalam pelayanan untuk masyarakat.
Masalah yang sering timbul misalnya: keterbatasan jarak jangkauan,
dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus
untuk kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus untuk keluar
masuk perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket dan lain-lain.
2.3.2 Dimensi Antropometri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 : Lebar pinggul ataupun pantat.
17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan
dalam gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.
25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
dengan ujung jari tangan.
commit to
user
Gambar 2.2 Antropometri Telapak Tangan
Sumber: Jurnal Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan
bahwa setiap ukuran pada persentil ke-50 mewakili pengukuran manusia rata-
rata pada umumnya, sehingga sering digunakan sebagai pedoman
perancangan. Kesalahpahaman yang terjadi dengan asumsi tersebut
mengaburkan pengertian atas makna 50% dari kelompok. Sebenarnya tidak
ada yang dapat disebut “manusia rata-rata”.
Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan
persentil. Pertama, suatu persentil anthropometri dari tiap individu hanya
berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat dikatakan
seseorang memiliki persentil yang sama, ke-95, atau ke-90 atau ke-5, untuk
keseluruhan dimensi. Tidak ada orang dengan keseluruhan dimensi
tubuhnya mempunyai nilai persentil yang sama, karena seseorang dengan
persentil ke-50 untuk data tinggi badannya, memiliki persentil 40 untuk data
tinggi lututnya, atau persentil ke-60 untuk data panjang lengannya seperti
ilustrasi pada Gambar 2.6, berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Percentil Perhitungan
1st x 2.325 x
2.5th
x 1.96 x
5th
x 1.645 x
10th
x 1.28 x
50th x
90th
x 1.28 x
95th
x 1.645 x
97.5th
x 1.96 x
99th
x 2.325 x
comm it to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x mean data
commit to
user
fleksibel semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan
adalah dalam rentang nilai 5-th sampai dengan 95-th.
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana
yang nantinya difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut,
5. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-5, ke-50, ke-95 atau nilai
persentil yang lain yang dikehendaki.
3.2.1 Dokumentasi
3.2.2 Wawancara
commit to
user
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi gergaji kayu yang
digunakan di UD. Sokma Jati saat ini. Selain itu identifikasi dapat dijadikan
sebagai informasi awal untuk mengetahui kekurangan dari gergaji kayu yang ada
saat ini serta perlunya proses perbaikan dalam perancangan.
kan aktivitas menggergaji yang sudah ada saat ini. Setelah diperoleh data keluhan dan keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melakuk
perancangan gergaji.
3.3.4 Prototipe
Bagian terakhir penelitian berisi kesimpulan yang menjawab tujuan akhir dari
penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan, serta
saran-saran yang berisi masukan untuk penelitian- penelitian berikutnya agar lebih
baik lagi.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data penelitian
meliputi proses pengukuran anthropometri dan tahapan perancangan. Objek
penelitian ini yaitu merancang handle gergaji kayu sebagai alat pertukangan.
Penjelasan akan diuraikan pada sub bab perancangan handle gergaji kayu.
4.1.1 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan foto dan gerakan pada saat
pekerja memegang handle gergaji kayu saat melakukan aktivitas penggergajian.
Pola aktivitas penggergajian yang dilakukan oleh responden (tukang kayu)
disajikan dalam Tabel 4.1.
Berdasarkan pengamatan pada Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa terdapat tiga
aktivitas yang dilakukan oleh pekerja, antara lain memposisikan gergaji ke kayu
serta menempatkan genggaman tangan di handle gergaji kayu, memulai proses
pengergajian, dan melakukan proses penggergajian sampai selesai. Aktivitas
penggergajian yang dilakukan oleh tukang kayu dengan menggunakan handle
gergaji yang sudah ada sebelumnya dapat menyebabkan keluhan pada telapak
tangan.
4.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari
pekerja mengenai kesulitan dan keluhan yang dialami pada aktivitas penggergajian.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD.Sokma Jati diketahui
bahwa waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan satu kali aktivitas
penggergajian secara keseluruhan
selama 120 menit. Dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan keluhan rasa kurang
nyaman pekerja pada bagian tubuh tangan mulai dirasakan saat
10 menit pertama. Berdasarkan hasil wawancara juga dapat diketahui keluhan
mengenai ketidaknyamanan dan kesulitan yang dialami pekerja pada aktivitas
penggergajian.
Tabel 4.2 Handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati
(lanjutan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Adapun kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu yang terdapat di UD.
Sokma Jati dapat dilihat pada Tabel 4.3
commit to
user
No Keluhan Jumlah Persentase
Pada saat melakukan proses penggergajian
1 pekerja merasakan ketidaknyamanan seperti 7 70 %
handle licin karena telapak tangan berkeringat
Pada saat melakukan aktivitas menggergaji
2. telapak tangan pekerja merasa panas karena 6 60%
handle gergaji kayu keras
Pada saat melakukan proses penggergajian
pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam
3. menggergaji karena ukuran cakupan handle terlalu 5 50 %
sempit atau lebar
Keinginan
No Jumlah Persentase
Pekerja menginginkan handle gergaji kayu tidak
1 berat namun bahan materialnya kuat 7 70 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to
user
Gambar 4.7 Gergaji kayu hasil rancangan
memproduksi produk dan biaya tenaga kerja. Asumsi biaya yang dihitung
meliputi biaya material, dan biaya non material.
Tabel 4.10 Estimasi biaya material
KEGUNAAAN PADA BIAYA
NO BAHAN HANDLE UKURAN (Rp)
1 Kayu jati Bahan dasar pembuatan handle 16 cm x16 cm 6000
2 Sekrup sebagai penjepit ø 8 mm 3000
3 Karet matras bahan pembungkus handle 30 cm x 20 cm 5000
pembatas antara sekrup dan
4 Plat / klem kayu 2 buah 1000
5 Serlak pewarna kayu 0,5 ons 1000
6 Spirtus bahan campuran serlak 0,5 liter 3000
7 Lem Perekat Matras 1 Botol kecil 3000
8 Amplas menghaluskan kayu 1 lembar 2000
Total 24000
mbelian material adalah sebesar Rp 24.000 Biaya non material terdiri dari biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses permesinan) dan bia
Besarnya biaya non material yang diperlukan dalam pembuatan handle gergaji hasil
rancangan adalah sebesar Rp.105.000 Total biaya keseluruhan yang dikeluarkan
untuk membuat handle gergaji ditampilkan dalam Tabel 4.12
BAB V
ANALISIS
Tabel 5.1 Perbandingan handle gergaji kayu lama dan hasil rancangan
Keluhan
No Model handle Kesesuian
Ketajaman Licin Panas dimensi
handle
1 Kayu V V V V
2 Plastik V V V ‐
3 kayu berlapis karet V ‐ ‐ ‐
4 Plastik berlapis karet V ‐ ‐ ‐
5 Handle gergaji rancangan V ‐ ‐ V
Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa handle gergaji kayu yang terdapat
di UD. Sokma Jati masih menimbulkan keluhan ketidaknyamanan bagi pekerja.
Selain panas dan licin, kesesuaian handle terhadap anthropometri telapak tangan
pekerja masih kurang. Penurunan keluhan ketidaknyamanan pada handle gergaji
hasil rancangan dikarenakan dalam perancangan handle ini didasarkan pada
keinginan pekerja dmana untuk meminimcoamlkmaint tkoeluushearn panas dan
licin pada handle,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pelu diberi penambahahan pelapis dan untuk menyesuaikan lebar telapak tangan
pekerja digunakan data anthropometri sebagai dasar pengukurannya.
Penggunaan dimensi anthropometri pada perancangan ini dimaksudkan
agar rancangan yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan
atau paling tidak mendekati karakteristik dan kebutuhan penggunanya. Untuk
memperoleh data dari dimensi anthropometri tersebut, maka dilakukan
pengambilan data anthropometri 10 pekerja di UD. Sokma Jati Sukoharjo. Data
anthropometri yang digunakan dalam perancangan meliputi : lebar telapak tangan
(ltt) untuk menentukan ukuran tinggi lubang handle.
Penentuan tinggi lubang handle menggunakan data lebar telapak
tangan (ltt) persentil ke-95. Penentuan data lebar telapak tangan menggunakan
persentil ke-95 teryata dapat mengakomodasi telapak tangan pekerja yang paling
maksimal, karena jika digunakan ukuran pekerja yang memiliki telapak tangan
kecil, maka orang yang memiliki ukuran telapak tangan yang maksimal, akan
merasa kesulitan menggunakan handle gergaji.
Handle gergaji kayu hasil rancangan belum bisa digunakan untuk semua
mata gergaji. Hal ini karena pada handle gergaji hasil rancangan hanya disesuaikan
untuk satu model mata gergaji saja yang telah dilakukan pengukuran sebelumnya.
Dalam hal ini tiap-tiap mata gergaji mempuyai ukuran masing-masing sehingga
dalam pemasangan harus bisa disesuaikan dengan handle hasil rancangan. Oleh
karena itu diharapkan untuk pengembangan berikutnya handle hasil rancangan bisa
disesuaikan untuk beberapa model mata gergaji.
dapat menurunkan tingkat keluhan yang dirasakan oleh pekerja yang sebelumnya
mengalami ketidaknyamanan seperti panas, licin serta kurang sesuainya ukuran
dimensi dari handle jika digunakan bagi pekerja yang mempunyai telapak tangan
besar. Penurunan tingkat keluhan ini diperoleh berdasarkan hasil uji coba pekerja
yang dapat merasakan perbedaan antara handle gergaji hasil rancangan dan handle
lama. Adapun dalam pengujian ini masih ada kelemahannya yaitu handle gergaji
kayu yang diujikan sesuai apa yang mereka kerjakan saat itu, karena apabila
membandingkan secara langsung akan sulit, karena harus mengontrol apa yang
digergaji saat itu. Sehingga dalam hal ini cara pengujian bisa digunakan untuk
penelitian selanjutnya agar hasil pengujian lebih baik.
commit to
user
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian
dan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut, dijelaskan pada sub bab
berikut ini.
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, sebagai beikut:
2. Untuk meminimalkan keluhan panas dan licin pada telapak tangan pada handle
hasil rancangan, maka dilakukan penambahan karet pelapis berupa karet
matras lunak yang direkatkan pada handle.
6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian
selanjutnya, yaitu:
1. Uji coba lebih lanjut mengenai perbandingan handle-handle gergaji kayu secara
langsung untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.