Analisis Pengaruh Jenis Kelamin, Ipk, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Tingkat Financial Literacy

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING)

Volume 2 Nomor 1, Juli-Desember 2018


e-ISSN : 2597-5234
https://doi.org/10.31539/costing.v2i1.345

ANALISIS PENGARUH JENIS KELAMIN, IPK, DAN PENGALAMAN KERJA


TERHADAP TINGKAT FINANCIAL LITERACY

ANALYSIS OF EFFECT OF GENDER, GPA AND WORK EXPERIENCE


ON EVEL OF FINANCIAL LITERACY

Mimelientesa Irman1 dan Fadrul2


1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia
Teshairman@ymail.com1, Fadrulwf@gmail.com2

ABSTRACT
Financial literacy is currently considered very important because financial literacy can be
used as a way out of various economic difficulties, especially poverty. This study aims to
examine the effect of sociodemographic factors, namely gender, work experience, age and
GPA factors on the level of financial literacy in Pekanbaru City. To obtain the data needed,
data collection in the form of a questionnaire is used. Respondents studied were 348 students
from state universities (University of Riau and Syarif Hidayatullah State Islamic University)
and Private Universities (Islamic Univ of Riau, Lancang Kuning University, Muhammadiyah
Riau University and STIE Pelita Indonesia) which are in Pekanbaru City. The data analysis
technique used in this study is descriptive analysis and binary logistics test. Based on the
results of the Binier Logistics test showed that gender and age factors do not affect the
financial literacy of Students. While the work experience factors influence the financial
literacy of Students, meaning that students who have had work experience have gained a lot
of financial knowledge from their work environment and are familiar with financial products.
And the academic ability factor (GPA) influences the financial literacy of Students, meaning
that students with GPA> 3.00 have higher financial literacy compared to GPA students
<3.00.
Keywords: Gender, Work Experience, Age, Grade Point Average (GPA), Financial Literacy

ABSTRAK
Literasi keuangan saat ini dianggap sangat penting dikarenakan literasi keuangan dapat digunakan
sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitas ekonomi, terutama kemiskinan. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh factor sosiodemografi yaitu faktor gender, pengalaman kerja, usia
dan IPK terhadap tingkat literasi keuangan Kota Pekanbaru. Untuk memperoleh data yang di
perlukan maka digunakan pengumpulan data berupa kuesioner, Responden yang diteliti
adalah sebanyak 348 orang mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri ( Universitas
Riau dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) dan Perguruan Tinggi Swasta (Univ
Islam Riau, Univ Lancang Kuning, Univ Muhammadiyah Riau dan STIE Pelita Indonesia)
yang berada di kota pekanbaru. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Analisis deskriptif dan Uji Logistik Biner. Berdasarkan hasil uji Logistik Binier yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor gender dan usia tidak berpengaruh terhadap
financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Pekanbaru. Sedangkan faktor
pengalaman kerja berpengaruh terhadap financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota
Pekanbaru artinya mahasiswa yang sudah pernah memiliki pengalaman kerja banyak
mendapatkan pengetahuan keuangan dari lingkungan kerjanya dan sudah familiar dengan
produk-produk keuangan. Dan faktor kemampuan akademik (IPK) berpengaruh terhadap
financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Pekanbaru artinya mahasiswa dengan

41
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

IPK >3.00 maka financial literacynya lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa IPK
<3.00.
Kata Kunci : Jenis kelamin, Pengalaman Kerja, Usia, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK),
Financial Literacy

PENDAHULUAN Penelitian yang berkaitan dengan tingkat


Kecerdasan financial merupakan literasi keuangan di kalangan mahasiswa
salah satu aspek penting dalam kehidupan khususnya di Indonesia masih jarang
saat ini. Kecerdasan financial adalah dilakukan. Disini juga menjadi salah satu
kecerdasan dalam mengelola asset pribadi dasar mengapa edukasi financialliteracy
(Widayati, 2012). Individu harus memiliki sangat diperlukan bukan hanya di kalangan
suatu pengetahuan dan keterampilan untuk mahasiswa melainkan masyarakat luas.
mengelola sumber keuangan pribadinya Pola hidup konsumtif yang tidak
secara efektif demi kesejahteraannya. sesuai dengan kemampuan pendapatan dan
Selain menetapkan keputusan keuangan kondisi keuangan menyebabkan tagihan
jangka pendek juga harus memikirkan yang membengkak akibat dari system
keputusan keuangan jangka panjang bunga berbunga. Tagihan-tagihan yang
seperti perencanaan pensiun dan membengkak dan kemampuan membayar
perencanaan pendidikan untuk anak- yang rendah akhirnya mengakibatkan
anaknya. Literasi keuangan telah munculnya kredit macet. Tingginya kredit
berkembang dalam beberapa tahun macet tersebut juga merupakan salah satu
terakhir dan mendapatkan perhatian yang indikasi rendahnya literasi keuangan
lebih, khususnya pada Negara-negara sebagian masyarakat kita, sebagaimana
maju. Istilah literasi keuangan adalah yang dinyatakan pada Cetak Biru Edukasi
kemampuan seorang individu untuk Masyarakat di Bidang Perbankan (2007)
mengambil keputusan dalam hal bahwa “ baseline survey tingkat literasi
pengaturan keuangan pribadinya. dan pemahaman masyarakat terhadap
Literasi keuangan juga merupakan produk keuangan dan perbankan tahun
kebutuhan dasar bagi setiap orang agar 2006 memberikan kesimpulan bahwa
terhindar dari masalah keuangan. edukasi kepada masyarakat dibidang
Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi keuangan dan perbankan sangat
dari pendapatan semata (rendahnya diperlukan”.
pendapatan), kesulitan keuangan juga Literasi keuangan juga merupakan
dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam kebutuhan dasar bagi setiap orang agar
pengelolaan keuangan (miss management) terhindar dari masalah keuangan.
seperti kesalahan penggunaan kredit, dan Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi
tidak adanya perencanaan keuangan. dari pendapatan semata (rendahnya
Keterbatasan financial dapat menyebabkan pendapatan), kesulitan keuangan juga
stress, dan rendahnya kepercayaan diri, dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam
bahkan untuk sebagian keluarga kondisi pengelolaan keuangan (miss management)
tersebut dapat berujung pada perceraian. seperti kesalahan penggunaan kredit, dan
Memiliki literasi keuangan, merupakan hal tidak adanya perencanaan keuangan.
vital untuk mendapatkan kehidupan yang Keterbatasan financial dapat menyebabkan
sejahtera, dan berkualitas. Lebih lanjut stress, dan rendahnya kepercayaan diri,
dijelaskan bahwa literasi keuangan bahkan untuk sebagian keluarga kondisi
bersama-sama dengan kemampuan tersebut dapat berujung pada perceraian.
membaca dan matematik merupakan kunci Memiliki literasi keuangan, merupakan hal
untuk dapat menjadi konsumen yang vital untuk mendapatkan kehidupan yang
cerdas, mengelola kredit dan mendanai sejahtera, dan berkualitas. Lebih lanjut
pendidikan tinggi, saving dan investing. dijelaskan bahwa literasi keuangan

42
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

bersama-sama dengan kemampuan mengalami kerugian keuangan, sebagai


membaca dan matematik merupakan kunci akibat dari pengeluaran yang boros dan
untuk dapat menjadi konsumen yang konsumsi, tidak bijaksana dalam
cerdas, mengelola kredit dan mendanai penggunaan kartu kredit, dan menghitung
pendidikan tinggi, saving dan investing. perbedaan antara kredit konsumen dan
Penelitian yang berkaitan dengan tingkat pinjaman bank. Selain itu, kurangnya
literasi keuangan di kalangan mahasiswa pengetahuan tentang keuangan
khususnya di Indonesia masih jarang menyebabkan seseorang sulit untuk
dilakukan. Disini juga menjadi salah satu melakukan investasi atau mengakses ke
dasar mengapa edukasi financial literacy pasar keuangan.
sangat diperlukan bukan hanya di kalangan Dalam masa perkuliahanya,
mahasiswa melainkan masyarakat luas. mahasiswa sekolah tinggi ilmu ekonomi
Literasi keuangan juga saat ini Pelita Indonesia mendapatkan materi-
dianggap sangat penting dibandingkan materi mengenai keuangan ataupun
sebelumnya, hal ini dikarenakan literasi ekonomi dikelas. Hal tersebut seharusnya
keuangan dapat digunakan sebagai jalan dapat memperkaya wawasan tentang
keluar dari berbagai kesulitas ekonomi, keuangan maupun ekonomi yang akhirnya
terutama kemiskinan. Literasi keuangan menambah pengetahuan keuangan atau
sangat berkaitan dengan kesejahteraan literasi keuangannya. Namun, pada
seorang individu. Pengetahuan keuangan kenyataannya beberapa mahasiswa masih
dan keterampilan dalam mengelola belum mampu memahami dan mengelola
keuangan pribadi sangat penting dalam keuangan pribadinya dengan baik. Bahkan
kehidupan sehari-hari. Krishna, Rofaida beberapa mahasiswa masih menganggap
dan Sari (2010), menjelaskan bahwa kegiatan keuangan seperti asuransi,
literasi keuangan membantu individu agar investasi di pasar modal adalah hal yang
terhindar dari masalah keuangan. tidak penting. Selain itu, beberapa
Sebagaimana di jelaskan oleh mahasiswa juga masih terjebak dengan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang investasi yang mengatasnamakan MLM (
dikutip dari situs resmi ( www.ojk.go.id ), Multi Level Marketing ). Hal ini dapat
bahwa Indeks Literasi Keuangan di disebabkan karena kurangnya kesadaran
Kepulauan Riau menurut hasil survey dan pengetahuan dan pemahaman
tahun 2016 adalah sebesar 29.45% Oleh keuangan yang baik.
karena itu, mahasiswa sangat berperan Penelitian ini tertuju kepada
penting dalam meningkatkan indeks mahasiswa/i S1 STIE Pelita Indonesia
tersebut karena pentingnya literasi Pekanbaru. Menurut Nababan dan Sadalia
keuangan bukan hanya meningkatkan ilmu (2012), menyatakan bahwa kemampuan
pengetahuan melainkan membangun seorang individu dalam hal keuangan
kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa dalam di lihat dari kebiasaan seseorang
disini juga merupakan calon atau benih dalam mengambil keputusan hal keuangan
yang akan melanjutkan perekonomian di sehari-harinya. Berikut hasil pra-survey
negeri kita dan atas dasar tersebut juga dari 20 mahasiswa/i yang menunjukan
wawasan atau cakupan pandangan frekuensi dari perilaku sehari-hari yang
mahasiswa dalam mengelola keuangannya berkaitan dengan personal finance :
harus di tingkatkan.
Nidar dan Bestari (2012)
menjelaskan bahwa perekonomian
nasional tidak akan berpengaruh pada
krisis keuangan global jika masyarakat
memahami system keuangan. Kesalah
pahaman menyebabkan banyak orang

43
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

Tabel 1 Frekuensi Financial Behaviour memikirkan kondisi keuangannya dimasa


Mahasiswa STIE PI yang akan datang. Pernyataan terakhir
PERNYATAAN TENTANG
YA TIDAK yaitu keenam berkaitan dengan
NO PERSONAL FINANCE
BEHAVIOUR
(%) (%) pengeluaran, hanya sebesar 45% dari
1 Membayar tagihan tepat waktu ( mahasiswa yang disurvei yang
misalnya : listrik, pulsa pasca 70% 30% memperhitungan dan mengatur
bayar, dan lain-lain)
Membuat anggaran pengeluaran
pengeluarannya dengan baik.
2
dan belanja ( harian, bulanan, dan 25% 75% Karena kurangnya tingkat
lain-lain) pengetahuan mahasiswa akan pentingnya
3 Mencatat pengeluaran 20% 80% literasi keuangan. Maka, BEI Perwakilan
4 Menyediakan dana untuk
pengeluaran dana tak terduga ( 40% 60% Riau berusaha meningkatkan pengetahuan
emergency fund ) mahasiswa akan produk-produk investasi
5 Menabung secara periodik 40% 60% dan manajemen keuangan pribadi dengan
6 Membandingkan harga antar melakukan edukasi tentang financial
toko/swalayan /supermarket
sebelum memutuskan untuk
45% 55% literacy. Upaya pengembangan ini
melakukan pembelian dilakukan dengan menanda-tangani MOU
Rata-rata 40% 60% ( Memorandum of understanding ) dengan
Sumber : Pra-survey kuesioner, 2017. beberapa perguruan tinggi di Kota
Pekanbaru. Edukasi financial literacy ini
Hasil survei pada 20 mahasiswa/i ditujukan pada dua universitas negeri yaitu
S1 STIE Pelita Indonesia menunjukan Universitas Riau dan UIN Sultan Syarif
hasil bahwa literasi keuangan mahasiswa Kasim, dan empat universitas swasta yaitu
yaitu hanya sebesar 40%. Ini berarti Universitas Politeknik Caltex Riau,
pengetahuan dan kemampuan seorang Universitas Muhammadiyah Riau,
mahasiswa mengambil keputusan dalam Universitas Lancang Kuning dan STIE
hal keuangan masih dalam kategori Pelita Indonesia (Market, 2016).
rendah. Ini dapat dilihat dari, Pernyataan Banyak peneliti yang dilakukan
pertama yang berkaitan dengan pada mahasiswa dan hasilnya menunjukan
manajemen uang ( money management ) bahwa pengetahuan tentang literasi
sebanyak 70% mahasiswa yang membayar keuangan masih sangat rendah. Mahasiswa
tagihan tepat waktu. Kemudian pernyataan sebagai generasi muda sejak dini harus
kedua yang berkaitan dengan pembuatan memiliki pengetahuan di bidang personal
anggaran, hanya sebesar 25% dari finance karena pengetahuan tersebut akan
mahasiswa yang membuat anggaran dalam membantu mahasiswa dalam mengatur
pengeluaran / belanja. Hasil persentase keuangannya di masa depan. Wijayanti
sebesar 20% juga menunjukan rendahnya (2016) menjelaskan bahwa mahasiswa
literasi keuangan mahasiswa pada yang memiliki pengetahuan yang rendah
pernyataan ketiga yaitu berkaitan dengan akan membuat keputusan salah dalam
pencatatan ( record ). Pernyataan ke- keuangan mereka. Hal ini menunjukan
empat bertujuan untuk melihat apakah bahwa pengetahuan di bidang personal
responden mengelola resikonya dengan finance akan mempengaruhi mahasiswa
menyediakan dana untuk pengeluaran dana dalam mengambil keputusan yang baik.
tak terduga, dalam pernyataan ini juga Mereka juga mengkategorikan literasi
hanya sebesar 40% dari mahasiswa yang keuangan menjadi tiga kelompok, yaitu 1)
melakukannya. Kemudia pada pernyataan < 60% yang berarti individu memiliki
ke-lima yang bertujuan untuk melihat pengetahuan tentang keuangan yang
apakah responden menabung secara rutin rendah 2) 60%-79% yang berarti individu
menunjukan persentase hanya sebesar 40% memiliki pengetahuan tentang keuangan
dari mahasiswa, hal ini menunjukan bahwa yang sedang dan 3) > 80% yang
masih banyak mahasiswa yang belum

44
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

menunjukan bahwa individu memiliki kelamin, ipk dan pengalaman kerja


pengetahuan keuangan yang tinggi. terhadap tingkat financial literacy pada
Wijayanti (2016) juga melakukan mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia
penelitian tentang literasi keuangan Pekanbaru.
terhadap mahasiswa dan menemukan Pengertian Literasi Keuangan
bahwa tingkat literasi keuangan berada Financial literacy mempelajari
dalam kategori yang rendah. Penelitian ini tentang angka-angka dalam laporan
juga menjelaskan bahwa laki-laki lebih keuangan, memahami bahasa bisnis, serta
memahami literasi keuangan dibandingkan memahami arti dari sebuah bisnis itu
dengan perempuan. Hasil penelitian serupa sendiri. Jadi, jika dilihat dari sisi bisnis
juga dikemukakan oleh Haiyang Chen and financial literacy atau disebut juga dengan
Ronald P Volpe (2002). Hasil study kecerdasan secara financial merupakan
penelitiannya juga menemukakan bahwa suatu cara untuk membaca dan memahami
mahasiswa berjenis kelamin laki-laki isi laporan keuangan dan mengajarkan
memiliki pengaruh dalam literasi sebuah cara bagaimana seorang
keuangan yang lebih baik jika entrepreneur dapat mengambil suata
dibandingkan dengan perempuan. keputusan yang tepat dan bertindak secara
Nababan dan Sadalia (2013) cerdas terhadap laporan keuangan.
melakukan penelitian tentang literasi Literacy keuangan terjadi ketika
keuangan terhadap mahasiswa. Dalam individu memiliki sekumpulan keahlian
penelitiannya menemukan bahwa tingkat dan kemampuan yang membuat orang
literasi keuangan mahasiswa masih berada tersebut mampu memanfaatkan sumber
dalam kategori yang rendah. Penelitian ini daya yang ada untuk mencapai tujuan.
juga menemukakan bahwa mahasiswa Huston (2010), menyatakan bahwa
yang memiliki IPK < 3 kemungkinan pengetahuan financial merupakan dimensi
memiliki tingkat literasi yang rendah yang tidak terpisahkan dari literasi
dibandingkan dengan mahasiswa yang financial, namun belum dapat
memiliki IPK >= 3. Hasil penelitian yang menggambarkan literasi financial. Edukasi
sama juga dilakukan oleh Septi Maulani keuangan yang dimaksud termaksud dalam
(2016). Penelitiannya menemukakan mengelola asset keuangan pribadi.
mahasiswa yang memiliki IPK yang tinggi Definisi financial literacy adalah
kemungkinan dapat mengambilan mencakup kemampuan seseorang untuk
keputusan dalam hal keuangan yang lebih membedakan pilihan keuangan, membahas
baik dibandingkan mahasiswa yang uang dan masalah keuangan tanpa merasa
memiliki IPK yang rendah. Selanjutnya ketidaknyamanan, merencanakan masa
Alfin Shalahuddinta dan Susanti (2014) depan dan menanggapi kompeten untuk
juga melakukan penelitian tentang literasi peristiwa di ekonomi secara umum ( Sari,
keuangan terhadap mahasiswa. Dalam 2015). Kecerdasan financial adalah
penelitiannya menemukakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengelola
tingkat literasi keuangan mahasiswa juga sumber daya baik didalam dirinya sendiri
masih dalam kategori yang rendah. maupun diluar dirinya untuk
Penelitian ini juga menemukakan bahwa memaksimalkan potensi dalam mengelola
seorang mahasiswa yang memiliki paruh keuangannya.
kerja dan sudah pernah bekerja memiliki Menurut Studi Zahroh (2014) telah
kemampuan dalam pengaturan hal mengidentifikasi bahwa keberhasilan
keuangan yang lebih baik jika keuangan dapat dilakukan jika ada
dibandingkan dengan mahasiswa yang rutinitas perilaku keuangan pribadi dalam
belum pernah bekerja. perilaku manajemen keuangan. Perilaku
Tujuan pada penelitian ini adalah keuangan pribadi mahasiswa sangat
untuk menganalisis pengaruh jenis penting karena keterampilan pengelolaan

45
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

keuangan mahasiswa memberikan laki dan perempuan yang tidak dapat


pengalaman kegiatan keuangan yang nyata ditukar karena keadaan alamiah manusia
untuk masa depan. Ia juga menyatakan yang sudah melekat pada diri manusia
bahwa mahasiswa yang memiliki sejak lahir (Amaliyah dan Witiastuti,
pekerjaan paruh waktu lebih paham 2015).
tentang tabungan, penganggaran, Wanita dan prima memiliki
pengelolaan uang, kredit, asuransi dan kondisi-kondisi khusus yang berbeda, baik
investasi daripada yang tidak memiliki dari segi fisik biologis, maupun dari segi
pekerjaan. psikologisnya. Perbedaan tersebut
Kemudian mahasiswa perempuan merupakan sumber dari perbedaan fungsi
kemungkinan besar menyimpan anggaran dan peran yang diemban oleh wanita dan
yang tertulis, berbelanja dengan pria. Jika memperhatikan perbedaan peran
perencanaan terlebih dahulu, menyimpan dan fungsi yang diemban wanita dan pria,
struk dan pembelanjaan dan nota ATM. maka akan terlihat bahwa pergerakan atau
Mahasiswa perempuan dinilai memiliki perjalanan yang dilakukan oleh wanita
pemikiran sebelumnya saat akan membeli memiliki pola yang berbeda dengan
sesuatu daripada mahasiswa laki-laki. pergerakan atau perjalanan yang dilakukan
Responden perempuan juga lebih cepat oleh pria (Amaliyah dan Witiastuti, 2015).
merasakan penyesalan saat membeli Margaretha dan Pambudhi (2015)
barang yang tidak dibutuhkan dan menyatakan bahwa jenis kelamin
mengutang saat tidak mempunyai uang. mempengaruhi literasi keuangan. Nababan
Beberapa penelitian juga menyatakan dan sadalia (2012) menyatakan bahwa
bahwa mahasiswa perempuan lebih baik laki-laki cenderung memiliki literasi
dalam mengelola keuangan daripada keuangan personal yang lebih tinggi
mahasiswa laki-laki dikarenakan dibandingkan perempuan. Laki-laki tidak
mahasiswa perempuan lebih tekun untuk banyak mempertimbangkan variabel-
memahami hal-hal yang berkaitan dengan variabel yang berhubungan dengan
pemahaman keuangan. Mahasiswa keputusan investasinya, karena karakter
perempuan juga dinilai lebih sering laki-laki berbanding terbalik dengan
membuat perencanaan keuangan lebih baik perempuan yaitu sangat mandiri, tidak
dalam jangka pendek maupun jangka terlalu emosional, sangat logis, mudah
panjang. Hal ini dikarenakan perempuan membuat keputusan, sangat percaya diri,
lebih merasa cemas dan takut akan dan tidak terlalu membutuhkan rasa aman.
permasalahan keuangan, sehingga Perempuan cenderung lebih berhati-hati
menyebabkan mereka lebih berhati-hati dalam membuat keputusan keuangan. Ini
(Rita dan Ningsih, 2010) menunjukan bahwa laki-laki lebih berani
Jenis Kelamin dalam mengambil keputusan mengenai
Jenis kelamin (sex) adalah keuangan dibandingkan perempuan
perbedaan antara perempuan dan laki-laki (Christanti dan Mahastanti, 2011).
secara biologis sejak seseorang lahir Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
(Hungu, 2007). Menurut Ariadi dkk. Siregar (2012) menyatakan bahwa
(2015), jenis kelamin adalah perbedaan prestasi belajar adalah hasil usaha dari
biologis dan fisiologis yang dapat semua kegiatan yang dilakukan oleh
membedakan laki-laki dan perempuan. mahasiswa, baik dari belajar, pengalaman
Robb dan Sharpe (2009) mendefinisikan dan latihan dari sesuatu kegiatan. Cara
jenis kelamin adalah suatu konsep untuk mengetahui hasil dari belajar ini
karakteristik yang membedakan seseorang dibuat suatu alat pengukur atau tes prestasi
antara laki-laki dan perempuan. Jenis (achievement test). Hasil pengukuran
kelamin adalah suatu konsep biologis dan melalui tes hasil belajar dapat dinyatakan
fisiologis yang membedakan antara laki- dalam bentuk nilai yang bersifat kuantitatif

46
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

dalam angka 0 sampai 4 atau A, B, C, D, N : Bobot nilai mata kuliah yang


E. Tingkatan nilai test ini diatur menurut bersangkutan
ranking dan diformulasikan dalam bentuk Bobot sks dan nilai (N) yang
indeks prestasi (IP). diperhitungkan dalam indeks prestasi
Indesk Prestasi (IP) yaitu indeks semesteran adalah dari seluruh mata kuliah
prestasi yang dihitung pada setiap akhir yang ditempuh pada semester yang
semester yang digunakan sebagai dasar bersangkutan, sedang dalam IP Kumulatif
untuk mengetahui keberhasilan belajar dari adalah dari seluruh mata kuliah yang
semua mata kuliah yang diikuti pada pernah ditempuh sampai dengan semester
semester yang bersangkutan. Indeks yang bersangkutan ( bila diulang maka
Prestasi Kumulatif (IPK) yaitu indeks hanya diperhitungkan yang terakhir), serta
prestasi yang dihitung pada akhir suatu dalam IP akhir adalah dari seluruh mata
program pendidikan lengkap atau pada kuliah yang telah dinyatakan lulus. Indeks
akhir semester kedua dan seterusnya untuk prestasi menggunakan angka desimal
seluruh mata kuliah yang di ambilnya, dengan dua angka dibelakang koma (
yang dinyatakan dengan rentangan angka Departemen Agama Institute Agama Islam
0,00 – 4,00 (Siregar, 2006). Negeri Walisongo, 2009).
Salam (2004) menyatakan bahwa Cude et al. (2006) menyatakan
indeks prestasi adalah angka yang bahwa mahasiswa yang memiliki indeks
menunjukan tingkat keberhasilan prestasi prestasi kumulatif yang lebih tinggi akan
mahasiswa untuk satu semester menurut memiliki keuangan yang kebih baik
sistem kredit semester. Macam-macam dibandingkan dengan mahasiswa yang
Indeks Prestasi menurut Departemen memiliki indeks prestasi kumulatif yang
Agama Insitute Agama Islam NEgeri rendah. Nababan dan Sadalia (2012)
Walisongo (2009), yaitu : menemukan adanya dampak positif tingkat
Indeks Prestasi Semester (IP intelektual mahasiswa terhadap tingkat
Semesteran), yaitu indeks prestasi yang literasi keuangan mahasiswa. Sabri et al.
diperoleh dari penilaian hasil belajar dalam Margaretha dan Pambudhi (2015),
seluruh mata kuliah dalam satu semester. menjelaskan bahwa mahasiswa yang
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), memiliki IPK yang lebih tinggi memiliki
yaitu indeks prestasi yang diperoleh dari permasalahan keuangan yang lebih sedikit
penilaian hasil belajar seluruh mata kuliah dibandingkan mahasiswa yang memiliki
yang pernah ditempuh semenjak semester IPK yang lebih rendah. Habshick et al.
pertama sampai dengan semester terakhir ( (2013), menyatakan bahwa IPK
saat dilakukan perhitungan IPK ). berpengaruh positif dan tidak langsung
Indeks Prestasi Akhir (IP akhir), terhadap literasi keuangan seseorang.
yaitu indeks prestasi yang diperoleh dari Pengalaman Kerja
penilaian hasil belajar dari seluruh mata Pekerjaan secara umum
kuliah yang dilakukan pada akhir program. didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif
Indeks prestasi dihitung dari jumlah yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti
perkalian antara sks dengan nilai (N) tiap- sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk
tiap mata kuliah (∑SKSN) dibagi jumlah suatu tugas atau kerja yang menghasilkan
sks seluruh mata kuliah tersebut (∑SKS), sebuah karya bernilai imbalan dalam
perhitungan tersebut dapat dirumuskan bentuk uang bagi seseorang (Anoraga,
sebagai berikut : 2009). Dalam pembicaraan sehari-hari
istilah pekerjaan dianggap sama dengan
profesi. Pekerjaan yang dijalani seseorang
Keterangan : dalam kurun waktu yang lama disebut
∑ : Jumlah sebagai karier. Seseorang mungkin bekerja
SKS : Bobot sks mata kuliah pada beberapa perusahaan selama

47
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

kariernya tapi tetap dengan pekerjaan yang Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sama. Menurut Brown, kerja merupakan mahasiswa adalah mereka yang sedang
penggunaan proses mental dan fisik dalam belajar di perguruan tinggi
mencapai beberapa tujuan yang produktif. (Poerwadarminta, 2005).
Pekerjaan memungkinkan orang dapat Mahasiswa adalah seseorang yang
menyatakan diri secara objektif kedunia sedang dalam proses menimba ilmu atapun
ini, sehingga ia dan orang lain dapat belajar dan terdaftar sedang menjalani
memandang dan memahami keberadaan pendidikan pada salah satu bentuk
dirinya. Sedangkan menurut Dr. Smith, perguruan tinggi yang terdiri dari
tujuan dari bekerja adalah untuk hidup. akademik, politeknik, sekolah tinggi,
Dengan demikian, maka meraka yang institut dan universitas (Hartaji, 2012).
menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan Seorang mahasiswa dikategorikan pada
otak dengan sarana kebutuhan untuk hidup tahap perkembangan usia 18 tahun sampai
berarti bekerja. 25 tahun. Tahap ini digolongkan
Pengalaman kerja seseorang sebagaimasa remaja akhir sampai dengan
menunjukan jenis-jenis pekerjaan yang dewasa awal dan dilihat dari segi
telah dilakukan seseorang dan memberikan perkembangan, tugas perkembangan pada
peluang besar bagi seseorang untuk usia mahasiswa ini adlah pemantapan
melakukan pekerjaan yang lebih baik. pendirian hidup (Yusuf, 2012). Mahasiswa
Semakin luas pengalaman kerja seseorang dapat diartikan sebagai remaja atau dewasa
semakin trampil seseorang dalam yang secara resmi telah terdaftar untuk
melakukan pekerjaan dan semakin mengikut perkuliahan diperguruan tinggi
sempurna pula pola berpikir dan sikap dengan batas usia sekitar 18 tahun sampai
dalam bertindak untuk mencapai tujuan 30 tahun.
yang telah ditetapkan (Abriyani, 2004). Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pengalaman kerja merupakan cara Kerangka pemikiran adalah suatu
pembelajaran yang baik bagi seorang penjelasan sementara terhadap suatu gejala
individu untuk menjadikan seorang yang menjadi objek permasalahan kita,
individu tersebut memahami banyak hal kerangka berpikir disusun dengan
mengenai kondisi keuangan. Menurut berdasarkan pada tinjauan pustaka dan
Hogan et al (2012), mengatakan bahwa hasil penelitian yang relevan dan terkait
pengalaman kerja memiliki hubungan yang digunakan untuk membuat hipotesis.
dengan financial literacy karena ketika Penelitian ini terdiri dari variabel bebas,
dengan seseorang bekerja maka akan yaitu Jenis Kelamin (X1), IPK (X2),
meningkatkan pengetahuan secara Pengalaman Kerja (X3), serta variable
kemampuannya dalam mengelola terikat yaitu Literasi Keuangan (Y).
keuangan. Adapun model penelitian dalam penelitian
Mahasiswa ini adalah sebagai berikut :
Pengertian mahasiswa dalam
Jenis
Peraturan Pemerintah RI No. 3 Tahun Kelamin (X1)
1990 adalah peserta didik yang terdaftar
dan belajar diperguruan tinggi tertentu.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok Financial
Literacy
dalam masyarakat yang memperoleh IPK (X2)
(Y)
statusnya karena ikatan dengan perguruan
tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon
intelektual atau cendekiawan muda dalam Pengalaman
Kerja (X3)
suatu lapisan masyarakat yang sering kali
syarat dengan berbagai predikat
(Ebtanastiti dan Muis, 2014). Menurut Gambar 1 Model Penelitian

48
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

dalam angket, peneliti memberikan skala


Dengan kerangka pemikiran yang pengukuran.
ada maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut : Teknik Analisis Data
H1 : Jenis kelamin berpengaruh terhadap Analisis Deskriptif
tingkat literasi keuangan pada Analisis deskriptif ini digunakan
mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia untuk memberikan deskripsi tentang data
Pekanbaru. variabel–variabel penelitian yang
H2 : IPK berpengaruh terhadap tingkat digunakan dalam penelitian ini.Data yang
literasi keuangan pada mahasiswa S1 dilihat adalah jumlah data, nilai minimum,
STIE Pelita Indonesia Pekanbaru. nilai maksimum, dan nilai rata-rata.
H3 : Pengalaman Kerja berpengaruh
terhadap tingkat literasi keuangan Uji Regresi Logistik Binier
pada mahasiswa S1 STIE Pelita Analisis regresi pada dasarnya
Indonesia Pekanbaru. adalah studi mengenai ketergantungan
variable dependen ( terikat ) dengan satu
atau lebih variable independen ( variable
METODE PENELITIAN bebas ), dengan tujuan untuk mengestimasi
Populasi dan Sampel dan memprediksi rata-rata popukasi atau
Populasi dalam penelitian ini nilai rata-rata variable dependen
adalah mahasiswa S1 STIE Pelita berdasarskan nilai variable independen
Indonesia Pekanbaru yang berjumlah yang diketahui (Ghozali, 2011).
ebanyak 3840 orang. Dalam penelitian ini, Penelitian ini menggunakan
penarikan sampel menggunakan metode analisis regresi dengan metode stepwise (
aksidential dan menggunakan rumus regression binary logistic ). Analisis
slovin. Artinya dari populasi yang ada, regresi logistic biner digunakan untuk
sampel yang akan diteliti yaitu berjumlah menjelaskan hubungan antara variable
98 orang mahasiswa. terikat yang berupa data dikotomik (biner)
dengan variable bebasnya.
Definisi Operasional Variabel Variabel yang dikotomi atau biner
Dalam penelitian ini, digunakan adalah variable yang mempunyai dua
dua variable yaitu variable bebas kategori saja. Variabel dependen dan
(Independent variable) yang merupakan variable independen dalam penelitian ini
variable yang mempengaruhi variabel lain, merupakan variable dummy. Tujuan
terdiri dari Jenis Kelamin, IPK, dan analisis adalah variable jenis kelamin,
Pengalaman kerja. Ada juga variabel indeks prestasi kumulatif, dan pengalaman
terikat (Dependent Variable) yang bekerja yang mampu menpengaruhi
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh tingkat literasi keuangan di kalangan
variabel lain yaitu literasi keuangan. mahasiswa STIE Pelita Indonesia
Pekanbaru 2014-2016.
Instrumen Penelitian Teknik analisis penelitian ini tidak
Untuk mengukur nilai variabel memerlukan uji normalitas karena menurut
yang diteliti, maka digunakanlah Ghozali (2011) regresi logistic tidak
instrument penelitian. Instrument memerlukan asumsi normalitas pada
penelitian yang digunakan bertujuan untuk variable bebasnya. Gujarati (2003)
dapat menghasilkan data kuantitatif yang menyatakan bahwa regresi logistic
akurat. mengabaikan heteroscedasity, artinya
Dalam penelitian ini, instrument variable dependen tidak memerlukan
yang peneliti gunakan berupa angket. homoscedacity untuk masing-masing
Dalam setiap pernyataan yang tercantum variable independennya.

49
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

Tabel 2 Analisis Deskriptif


Teknik ini tidak memerlukan lagi
uji normalitas pada variable bebasnya Keterangan Frequency Percent
Valid
Percent
(Ghozali, 2011). Tujuan dari pengujian JK Laki-laki 63 64.3 64.3
asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, Perempuan 35 35.7 35.7
multikolinearitas dan heteroskedastisitas Total 98 100 100
adalah agar model analisis regresi yang
IPK <3.00 10 10.2 10.2
dipakai dalam penelitian menghasilkan
>3.00 88 89.8 89.8
nilai parametric yang sah. Total 98 100 100
Pengujian hipotesis menggunakan PK Belum 14
14.3 14.3
pernah
regresi logistic tidak memerlukan uji Sudah 84
85.7 85.7
asumsi klasik karena sebelum pengujian pernah
hipotesis dilakukan, langkah pertama yang Total 98 100 100
harus dilakukan adalah menilai kelayakan LK Rendah 17 17.3 17.3
mode regresi dan menilai model fit. Fungsi Tinggi 81 82.7 82.7
dari menilai kelayakan model regresi dan Total 98 100 100

menilai model fir merupakan penggantian


dari uji asumsi klasik. Uji Logistik Binier
Regresi logistic tidak memiliki Pengujian hipotesis dilakukan
normalitas atas variable bebas yang dengan analisis multivariat yang
digunakan dalam model. Artinya, variable menggunakan regresi logistik biner (
penjelasnya tidak harus memilik distribusi binary logistic regression ). Regresi
normal linier maupun memiliki varian logistik biner digunakan untuk menguji
yang salam dalam setiap grup. hipotesis dalama penelitian ini karena
variabelnya merupakan variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN katagorikal yang mempunyai dua kategori
Analisis Deskriptif (dummy variable ) sehingga tidak dapat
Analisis deskriptif adalah suatu diselesaikan dengan menggunakan regresi
metode analisis dimana data-data yang ada berganda. Regresi logistik biner dalam
dikumpulkan atau dikelompokkan penelitian ini digunakan untuk menguji
pengaruh jenis kelamin, IPK, dan
kemudian data-data tersebut dianalisis dan
pengalaman kerja. Pengujian dilakukan
diinterprestasikan secara objektif. Variabel pada tingkat signifikansi (α ) sebesar 5%
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri (0,05). Tingkat signifikansi menunjukan
dari tiga variabel bebas, yaitu jenis kekuatan variabel bebas dalam
kelamin (X1), ipk (X2) dan pengalaman mempengaruhi variabel terikatnya.
kerja (X3) serta satu variabel terikat yaitu Pengujian kelayakan model regresi
Pengujian kelayakan model regresi
literasi keuangan (Y). Hasil analisis
pada penelitian ini menggunakan Hosmer
statistik deskriptif ini disarikan dalam tabel and Lemeshow’s Goodness of Fit Test.
berikut : Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit
Test menguji hipotesis nol bahwa data
empiris cocok atau sesuai dengan model (
tidak ada perbedaan antara model dengan
data sehingga model dapat dikatakan fit).
Nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness
of Fit Test Statistics yang bernilai sama
dengan atau kurang dari 0,05 makan
hipotesis nol ditolak. Hal tersebut
menunjukan bahwa terdapat perbedaan

50
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

signifikan antara model yang dinilai ditunjukan pada tabel 4.6 dan tabel 4.7
observasinya sehingga Goodness Fit berikut :
model tidak baik karena model tidak dapat Tabel 4 Iteration History
memprediksikan nilai observasinya. Jika Iteration
-2 Log Coefficients /
dinilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Likelihood Constant
Step 0 91.389
of Fit Test Statistics lebih besar dari 0,05 1.306
1
maka hipotesis nol tidak dapat ditolak 2 90.428 1.543
yang berarti model mampu 3 90.424 1.561
memprediksikan nilai observasinya atau 4 90.424 1.561
dapat dikatan model dapat diterima karena Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017
sesuai dengan data observasinya (Ghozali,
2011). Pengujian menggunakan Hosmer Tabel 5 Iteration Historya,b,c,d
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
dapat ditampilkan dalam tabel 3 berikut : -2 Log Coefficients
Iteration likeliho
od Constant JK IPK PK
Tabel 3 Pengujian Hosmer and Step 1 62.152 .124 2.704
1 -1.003 -.336
Lemeshow Test
2 56.537 .281 3.361
Chi- -1.041 -.698
Step df Sig.
Square 3 56.057 .396 3.548
1 3.606 3 .307 -1.014 -.913
Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 4 56.050 .417 3.575
-1.014 -.948
Tabel 4.5 menunjukan bahwa
besarnya nilai statistik pada Hosmer and 5 56.050 .418 3.575
-1.014 -.948
Lemeshow Goodness of Fit yaitu sebesar
3,606dengan tingkat probabilitas 0,307
yang nilainya lebih besar dari 0,05 maka Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017
Ho diterima. Hal ini menyatakan bahwa Hasil output nilai statistik SPSS 19
model yang dihipotesiskan fit dengan data pada tabel 4 dan tabel 5 diatas menunjukan
dan layak diujikan dalam regresi logistik. adanya penurunan nilai -2 Log Likelihood.
Penelitian tidak menemukan perbedaan Nilai -2 Log Likelihood awal ( tanpa
yang nyata antara klasifikasi yang variabel hanya konstanta saja ) adalah
diprediksi dengan klasifikasu yang 90,42. Setelah dimasukan 3 (tiga) variabel
diamati. Model dalam penelitian ini bebas maka nilai -2 Log Likelihood turun
mampu memprediksikan nilai menjadi 56,05. Penurunan yang terjadi
observasinya karena cocok dengan data yaitu sebesar 34,37 ( 90,42 – 56,05 ).
observasinya. Selanjutnya dengan menghitung nilai df
Pengujian Keseluruhan Model ( Overall dan membandingkan nilai penurunan -2
Model Fit ) Log Likelihood tersebut dengan angka
Pengujian Overall Model Fit pada tabel c2 (sesuai df) maka akan
dilakukan dengan cara membandingkan diperoleh simpulan data tidaknya
nilai antara -2 Log Likelihood pada awal ( perbaikan model fit dengan penambahan
Block Number = 0 ) dengan nilai -2 Log tiga variabel bebas kedalam mdoel.
Likelihood pada akhir ( Block Number = Perhitungan nilai df adalah sebagai berikut
1). Penuruan antara nilai -2 Log Likelihood df1 = n-1
awal dengan nilai -2 Log Likelihood akhir = 98-1
menunjukan bahwa mode yang = 97
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, df2 = n-k
2011). Perbandingan antara nilai -2 Log = 98-4
Likelihood awal dengan nilai -2 Log = 94
Likelihood pada langkah berikutnya

51
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

df = df1-df2 dan umum digunakan. Tabel 4.9


= 97-94 menunjukan mengenai hasil pengujian
=3 hipotesis faktor-faktor yang
Keterangan : mempengaruhi tingkat literasi keuangan di
Df = Degree of freedom kalangan Mahasiswa S1 STIE Pelita
N = Jumlah sampel penelitian Indonesia Pekanbaru.
K = Jumlah variabel dalam sampel Tabel 7 Omnibus Tests of Model
Berdasarkan tabel c2 dengan df = 3 Coefficients
diperoleh angka 3.18. Nilai penurunan Chi-
Step Df Sig.
sebesar 34,37 , lebih besar dibandingkan Square
dengan nilai c2 pada tabel df = 3 sebesar Step 1 34.374
3.18. Perbandingan tersebut menunjukan 3 .000
Step
bahwa jumlah penurunan -2 Log Block 34.374 3 .000
Likelihood adalah signifikan. Berdasarkan Model 34.374 3 .000
uraian tersebut maka dapat disimpulkan Uji simultan dapat dilihat pada
bahwa dengan adanaya penambahan tabel Omnibus Test of Model Coefficients
variabel independen jenis kelamin, IPK, dimana jika nilai signifikansi < 0.05 maka
dan pengalaman kerja dapat memperbaiki secara bersama-sama variable bebas
model fit. berpengaruh terhadap variable terikat.
Nilai Nagelkerke R Square Nilai Chi-square sebesar 34.374 dengan
Nilai Nagelkerke R Square nilai signifikansi 0.000. Hal ini
digunakan untuk mengukur seberapa jauh menunjukan bahwa nilai signifikansi pada
kemampuan model variabel bebas secara tabel < 0.05. Artinya bahwa variabel Jenis
bersamaan dalam menjelaskan variabel Kelamin, IPK, dan Pengalaman Kerja
terikatnya. Nilai Nagelkerke R Square secara simultan berpengaruh terhadap
merupakan modifikasi dari koefisien Cox literasi keuangan.
& Snell R Square dan dapat Tabel 8 Variables in the
diinterprestasikan seperti nilai R Square Equation
pada regresi berganda (Ghozali, 2011).
Nilai Nagelkerke R Square ditampilkan B S.E Wald Df Sig. Exp(B)
pada tabel berikut : JK -.948 .736 1.658 1 .198 .387
Tabel 6 Model Summary IPK .418 1.163 .129 1 .720 1.518
Cox & PK 3.575 18.67 1 .000 35.712
-2 Log Nagelkerke R .827
Step Snell R 0
likelihood Square
Square Const - 1 .480 .363
1.435 .500
1 3.606 3 .307 ant 1.014
Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017
Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017
Tabel 6 menunjukan bahwa nilai
Nagelkerke R Square sebesar 0.491. Nilai Hasil pengujian menunjukan angka
tersebut menyatakan bahwa terdapat konstanta sebesar -1.014 artinya jika
kontribusi dari variable jenis kelamin, IPK variabel lain (jenis kelamin, IPK, dan
dan pengalaman kerja dalam memprediksi pengalaman kerja) nol, maka tingkat
tingkat literasi keuangan secara bersama- literasi keuangan sebesar nilai konstanta.
sama sebesar 49,1%. Sedangkan sisanya Berdasarkan tabel 4.10, persamaan regresi
sebesar 50,9% dipengaruhi oleh faktor- logistic biner pada penelitian ini adalah
faktor lain diluar model penelitian. sebagai berikut :
Hasil Uji Hipotesis 1n(p/1-p) = – 1.014 – 0.948 JK
Pengujian ini dilakukan dengan + 0.418 IPK + 3.575 PK
kebebasan sebesar 5% atau 0,05 agar Berdasarkan tabel diatas dapat
kemungkinan terjadinya gangguan kecil dilihat bahwa variabel Jenis kelamin (X1)

52
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

memiliki koefisien sebesar -0.948 dengan yang dilakukan oleh Wijayanti (2013),
tingkat signifikansi sebesar 0.198. Karena bahwa Jenis kelamin memiliki pengaruh
tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05 terhadap financial literacy seorang
ini menunjukan bahwa variabel Jenis mahasiswa.
kelamin tidak berpengaruh terhadap Pengaruh IPK terhadap Literasi
tingkat literasi keuangan mahasiswa. Keuangan
Hasil Pengujian tabel diatas dapat Hasil Pengujian menunjukan
dilihat bahwa variabel IPK (X2) memiliki bahwa IPK tidak berpengaruh terhadap
koefisien sebesar 0.418 dengan tingkat tingkat literasi keuangan Mahasiswa S1
signifikansi sebesar 0.720. Karena tingkat Ekonomi, sehingga hipotesis kedua
signifikansi lebih besar dari 0.05 ini ditolak. Variabel IPK memiliki koefisien
menunjukan bahwa variabel IPK tidak positif. Ini menunjukan bahwa mahasiswa
berpengaruh terhadap tingkat literasi yang memiliki IPK > 3.00 memiliki
keuangan mahasiswa. tingkat literasi keuangan yang lebih baik
Hasil pengujian tabel diatas dapat dibandingkan dengan mahasiswa IPK
dilihat bahwa variabel Pengalaman kerja 3.00. Hasil Penelitian ini menolak hasil
(X3) memiliki koefisien sebesar 3.575 penelitian yang dilakukan oleh Nababan
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. dan Sadalia (2012), Wijayanti (2016),
Karena tingkat signifikansi lebih besar dari Maulani (2016) dan Irman (2018) yang
0.05 ini menunjukan bahwa variabel menyatakan bahwa IPK berpengaruh
Pengalaman kerja berpengaruh terhadap terhadap tingkat literasi keuangan seorang
tingkat literasi keuangan mahasiswa. mahasiswa dan mahasiswa yang memiliki
Pengaruh Jenis kelamin terhadap IPK <3.00 kemungkinan memiliki tingkat
Literasi Keuangan literasi keuangan yang rendah
Hasil pengujian menunjukan dibandingkan dengan mahasiswa yang
bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh memiliki IPK > 3.00.
terhadap tingkat literasi keuangan Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap
Mahasiswa S1 Ekonomi, sehingga Literasi Keuangan
hipotesis pertama ditolak. Hal ini Hasil pengujian menunjukan
mengindikasikan bahwa kemampuan dan bahwa Pengalaman Kerja berpengaruh
kecerdasan seseorang dalam mengelola terhadap tingkat literasi keuangan di
keuangan pribadinya tidak ditentukan oleh kalangan Mahasiswa S1 Ekonomi,
jenis kelaminnya. Dari hasil tersebut juga sehingga hipotesis ketiga diterima.
menunjukan bahwa Jenis kelamin akan Variabel Pengalaman kerja memiliki
berpengaruh negatif terhadap literasi koefisien positif. Ini menunjukan bahwa
keuangan, tetapi pada signifikansi yang mahasiswa yang sudah pernah bekerja atau
lebih tinggi. Jika tingkat signifikansinya memiliki pengalaman kerja memiliki
lebih tinggi maka mahasiswa yang berjenis tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi
kelamin laki-laki memiliki tingkat literasi jika dibandingkan dengan mahasiswa yang
keuangan yang lebih tinggi dibandingkan belum pernah bekerja atau belum memiliki
dengan mahasiswa perempuan. Hasil pengalaman kerja sama sekali.
penelitian ini sesuai dengan hasil Hasil Pengujian ini sesuai dengan
penelitian Irman (2018) yang menyatakan hasil pengujian yang dilakukan oleh
bahwa Jenis Kelamin tidak berpengaruh Shalahudinta dan Susanti (2012) yaitu
terhadap tingkat literasi keuangan Pengalaman Bekerja berpengaruh terhadap
mahasiswa dan mahasiswa yang berjenis literasi keuangan dan mahasiswa yang
kelamin laki-laki memiliki pengaturan memiliki pengalaman kerja cenderung
keuangan individu lebih baik jika memiliki tingkat literasi keuangan yang
dibandingkan dengan perempuan. Hasil lebih tinggi dibandingkan dengan
penelitian ini menolak hasil penelitian mahasiswa yang belum pernah bekerja.

53
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

Menurut Shalahudinta dan Susanti (2014) pendidikan orang tua (ayah), pendidikan
menyatakan bahwa Pengalaman Bekerja orang tua (ibu), pendapatan orang tua,
dapat memperkuat pengetahuan keuangan pendidikan keuangan di keluarga,
remaja yang beranjak dewasa. Ini juga pembelajaran diperguruan tinggi dan
termaksud dalam pembelajaran financial sebagainya. Penelitian selanjutnya juga
untuk memiliki rasa tanggung jawab dan diharapkan menggunakan metode survey
keahlian mengelola keuangan yang lebih lain yang lebih efisien seperti metode
baik. Hasil penelitian ini menolak hasil survey online sebab survey yang
penelitian yang dilakukan oleh Nidar dan digunakan dalam penelitian ini adalah
Bestari (2012) yang mengungkapkan metode manual yang membutuhkan waktu,
bahwa pengalaman bekerja tidak memiliki tenaga dan biaya yang cukup banyak.
pengaruh signifikan terhadap financial Untuk masyarakat agardiingatkan
literacy. Begitu pula dengan penelitian kembali kepada masyarakat bahwa
yang dilakukan oleh Krishna (2010) dan pentingnya literasi keuangan dalam
Irman (2018). kehidupan. Karena tingkat literasi
keuangan seorang individu juga akan
PENUTUP mempengaruhi kelangsungan
Kesimpulan perekonomian seorang individu tersebut.
Adapun kesimpulan yang dapat Tingkat literasi keuangan juga merupakan
ditarik dari hasil penelitian yang telah salah satu aspek penting dalam
dilakukan menunjukan bahwa berdasarkan pengambilan keputusan hal keuangan
uji analisis logistik binier yaitu faktor Jenis seorang individu.
kelamin tidak berpengaruh terhadap Bagi Mahasiswa disarankan lebih
tingkat literasi keuangan seorang proaktif untuk belajar aspek-aspek
mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia keuangan terutama aspek investasi dan
Pekanbaru. Hasil yang sama juga tabungan karena investasi dan tabungan
menunjukan bahwa tingkat literasi merupakan jenis pengalokasian dana yang
keuangan seorang mahasiswa tidak paling memberikan manfaat dimasa depan.
dipengaruhi oleh faktor IPK (Indeks Mahasiswa yang memiliki IPK yang tinggi
Prestasi Kumulatif). Berdasarkan hasil uji disebaiknya tidak hanya belajar konsep
logistik binier juga menunjukan bahwa menabung dan investasi saja tetapi juga
faktor Pengalaman kerja berpengaruh belajar secara praktik. Hal ini akan
positif terhadap tingkat literasi keuangan meningkatkan intelektualitas mahasiswa
mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia terhadap aspek-aspek keuangan.
Pekanbaru, ini artinya bahwa mahasiswa
yang sudah memiliki pengalaman bekerja DAFTAR PUSTAKA
atau sudah bekerja memiliki tingkat literasi Abriyani, Puspaningsih, (2004). Faktor-
keuangan yang lebih tinggi jika di faktor yang berpengaruh Terhadap
bandingkan dengan tingkat literasi Kepuasan Kerja Dan Kinerja
keuangan mahasiswa yang sama sekali Manajer Perusahaan Manufaktur
tidak memiliki tingkat literasi keuangan Jurnal Akuntansi dan Auditing
seorang mahasiswa. Indonesia, Jakarta
Saran Anoraga, Panji. (2009). Psikologi Kerja.
Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta : PT. Rineka Cipta.
analisis data yang telah dilakukan, maka Amaliyah, Riski dan Rini Setyo Witiastuti.
saran-saran yang dapat diberikan adalah (2015). Analisis Faktor yang
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Mempengaruhi Tingkat Literasi
melakukan penelitian dengan variabel Keuangan di Kalangan UMKM
yang lebih variatif seperti faktor tempat Kota Tega. Management Analysis
tinggal, angkatan, semester, jurusan, Journal, 4(3): 252-257.

54
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

Ariadi. (2015). Analisa Hubungan Hungu. (2007). Demografi Kesehatan


Financial Literacy dan Demografi Indonesia. Jakarta : Penerbit
dengan Investasi, Saving dan Grasindo.
Konsumsi. Journal of Finsta. 3 (1): Huston, S.J. (2010). Measuring financial
7-12. literacy. Journal of Consumer
Chen, H and Volpe, R. P.. (2002). An Affairs. 44(2).
Analysis of Personal Finance Irman, M. (2018). Analisis Faktor Faktor
Literacy among College Students. yang Mempengaruhi Financial
Financial services review. Literacy di Kalangan Mahasiswa
11(3):289-307. Universitas Muhammadiyah Riau
Christanti, Natalia and Linda Ariany Pekanbaru. Journal of Economic,
Mahastanti. (2011). Factors Bussines and Accounting
Considered by Investors in (COSTING), 1(2), 180-197.
Investing. Journal of Theory and https://doi.org/https://doi.org/10.31
Applied Management. 4 (3): 37-51. 539/costing.v1i2.205
Cude, B. J. (2006). College Students dan Khrisna. (2010). Analisis Tingkat Literasi
Financial Literacy: What they Keuangan di Kalangan Mahasiswa
know and what we need to learn. dan Faktor-faktor yang
Eastern Family Economics and Mempengaruhinya.Proceedings of
Resource Management Association the 4th International Conference on
2006 Conference. Theacer Education : Joint
Ebtanastiti D. F. & Muis T. (2014). Conference UPI & UPSI. Bandung
Career Choice Survey For Student 8-10 Nopember 2010.
Of Faculty Of Mathematics And Maulani, Septi. (2016). Analisis Faktor-
Sciences In State University Of faktor yang Mempengaruhi Literasi
Surabaya. Jurnal BK. 4 (3): 1-10 Keuangan ( Studi pada Mahasiswa
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Jurusan Manajemen Fakultas
Multivariate dengan Program Ekonomi Universitas Negerio
SPSS. Semarang: Undip. Semarang Aktif Semester Genap
Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Tahun 2015/2016). Semarang:
Dasar. Terjemahan: Sumarno Unnes.
Zain, Jakarta: Erlangga. Margaretha, Farah. & Pambudhi, Reza. A.,
Habshick, Marco. (2013). Survey of (2015). Tingkat Literasi Keuangan
Financial Literacy Schemes in the Pada Mahasiswa S-1 Fakultas
EU27. Hamburg. Financial Ekonomi.
Services EVERS JUNG Research Nababan, Darman. & Sadalia, Isfenti.
and Consulting. (2013). Analisis Personal
Hartaji, Damar A. (2012). Motivasi Financial Literacy and Financial
Berprestasi Pada Mahasiswa yang Behavior Mahasiswa Sastra 1
Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Fakultas Ekonomi Universitas
Orangtua. Fakultas Psikologi Sumatera Utara.
Universitas Gunadarma. (tidak Nidar, S.R dan Bestari, Sandi. (2012).
diterbitkan) Personal Finance Literacy Among
Hogan, E. A, (2012). Relationship University Students ( Case Study at
Between College Students’ Credit Padjajaran University Students,
Card Debt Undesirable Academic Bandung, Indonesia) World
Behaviors and Cognitions, and Journal of Social Sciences (2) 4:
Academic Performance. College 162-171
Student Journal

55
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56

Otoritas Jasa Keuagan. Wijayanti. (2016). Pengaruh jenis


http://www.ojk.go.id/id/berita-dan- kelamin, IPK, dan Semester
kegiatan/siaran- terhadap Financial Literacy
pers/Documents/Pages/Siaran-Pers- Keuangan Mahasiswa Prodi S1
OJK-Indeks -Literasi-dan-Inklusi- Ekonomi Pembangunan.
Keuangan- Universitas Malang.
Meningkat/17.01.23%20Tayangan Widayanti, Irin. (2012). Faktor-faktor
%20%20Presscon%20% yang mempengaruhi literasi
20nett.compressed.pdf. financial mahasiswa fakultas
Poerwadarminta, W.J.S. (2005). Kamus ekonomi dan bisnis. Universitas
Umum Bahasa Indonesia. Edisi Brawijaya.
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Yusuf, Syamsu. (2012). Psikologi
Nababan, Darman. & Sadalia, Isfenti. Perkembangan Anak dan Remaja.
(2013). Analisis Personal Bandung: Remaja Rosdakarya.
Financial Literacy and Financial Zahroh, Fatimatus. (2014). Menguji
Behavior Mahasiswa Sastra 1 Tingkat Pengetahuan Keuangan,
Fakultas Ekonomi Universitas Sikap Keuangan Pribadi, dan
Sumatera Utara. Perilaku Keuangan Pribadi
Rita, Maria. R. & Ningsih, Retno. U., Mahasiswa Jurusan Manajemen
(2010). Financial Attitudes dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Komunikasi Keluarga Tentang Semester 3 dan Semester 7.
Pengeluaran Uang Saku. Universitas Diponegoro.
Robb, C. and Deanna L. Sharpe. (2009).
Effect of Personal Financial
Knowledge on College Student‟s
Credit Card Behavior.
Journal of Financial Counseling
and Planning. 20 (1)
Sari, Anita Dian. (2015). Financial
Literacy dan Perilaku Keuangan
Mahasiswa (Studi Kasus
Mahasiswa STIE „YPPI‟
Rembang). Buletin Bisnis &
Manajemen. 1(2): 171-189
Salam, Burhanuddin. (2004). Cara Belajar
yang Sukses di Perguruan Tinggi.
Jakarta : Rineka Cipta.
Shalahuddinta, Alfin. (2014). Pengaruh
Pendidikan Keuangan di
Keluargam Pengalaman Bekerja
dan Pembelajaran di Perguruan
Tinggi terhadap Literasi
Keuangan. Universitas Negeri
Surabaya.
Siregar, Mulya E. (2012). Wujudkan
Financial Inclusion Melalui
Edukasi dan Perluasan Jangkauan.

56

You might also like