Professional Documents
Culture Documents
Analisis Pengaruh Jenis Kelamin, Ipk, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Tingkat Financial Literacy
Analisis Pengaruh Jenis Kelamin, Ipk, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Tingkat Financial Literacy
Analisis Pengaruh Jenis Kelamin, Ipk, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Tingkat Financial Literacy
ABSTRACT
Financial literacy is currently considered very important because financial literacy can be
used as a way out of various economic difficulties, especially poverty. This study aims to
examine the effect of sociodemographic factors, namely gender, work experience, age and
GPA factors on the level of financial literacy in Pekanbaru City. To obtain the data needed,
data collection in the form of a questionnaire is used. Respondents studied were 348 students
from state universities (University of Riau and Syarif Hidayatullah State Islamic University)
and Private Universities (Islamic Univ of Riau, Lancang Kuning University, Muhammadiyah
Riau University and STIE Pelita Indonesia) which are in Pekanbaru City. The data analysis
technique used in this study is descriptive analysis and binary logistics test. Based on the
results of the Binier Logistics test showed that gender and age factors do not affect the
financial literacy of Students. While the work experience factors influence the financial
literacy of Students, meaning that students who have had work experience have gained a lot
of financial knowledge from their work environment and are familiar with financial products.
And the academic ability factor (GPA) influences the financial literacy of Students, meaning
that students with GPA> 3.00 have higher financial literacy compared to GPA students
<3.00.
Keywords: Gender, Work Experience, Age, Grade Point Average (GPA), Financial Literacy
ABSTRAK
Literasi keuangan saat ini dianggap sangat penting dikarenakan literasi keuangan dapat digunakan
sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitas ekonomi, terutama kemiskinan. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh factor sosiodemografi yaitu faktor gender, pengalaman kerja, usia
dan IPK terhadap tingkat literasi keuangan Kota Pekanbaru. Untuk memperoleh data yang di
perlukan maka digunakan pengumpulan data berupa kuesioner, Responden yang diteliti
adalah sebanyak 348 orang mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri ( Universitas
Riau dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) dan Perguruan Tinggi Swasta (Univ
Islam Riau, Univ Lancang Kuning, Univ Muhammadiyah Riau dan STIE Pelita Indonesia)
yang berada di kota pekanbaru. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Analisis deskriptif dan Uji Logistik Biner. Berdasarkan hasil uji Logistik Binier yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor gender dan usia tidak berpengaruh terhadap
financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Pekanbaru. Sedangkan faktor
pengalaman kerja berpengaruh terhadap financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota
Pekanbaru artinya mahasiswa yang sudah pernah memiliki pengalaman kerja banyak
mendapatkan pengetahuan keuangan dari lingkungan kerjanya dan sudah familiar dengan
produk-produk keuangan. Dan faktor kemampuan akademik (IPK) berpengaruh terhadap
financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Pekanbaru artinya mahasiswa dengan
41
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
IPK >3.00 maka financial literacynya lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa IPK
<3.00.
Kata Kunci : Jenis kelamin, Pengalaman Kerja, Usia, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK),
Financial Literacy
42
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
43
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
44
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
45
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
46
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
47
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
kariernya tapi tetap dengan pekerjaan yang Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sama. Menurut Brown, kerja merupakan mahasiswa adalah mereka yang sedang
penggunaan proses mental dan fisik dalam belajar di perguruan tinggi
mencapai beberapa tujuan yang produktif. (Poerwadarminta, 2005).
Pekerjaan memungkinkan orang dapat Mahasiswa adalah seseorang yang
menyatakan diri secara objektif kedunia sedang dalam proses menimba ilmu atapun
ini, sehingga ia dan orang lain dapat belajar dan terdaftar sedang menjalani
memandang dan memahami keberadaan pendidikan pada salah satu bentuk
dirinya. Sedangkan menurut Dr. Smith, perguruan tinggi yang terdiri dari
tujuan dari bekerja adalah untuk hidup. akademik, politeknik, sekolah tinggi,
Dengan demikian, maka meraka yang institut dan universitas (Hartaji, 2012).
menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan Seorang mahasiswa dikategorikan pada
otak dengan sarana kebutuhan untuk hidup tahap perkembangan usia 18 tahun sampai
berarti bekerja. 25 tahun. Tahap ini digolongkan
Pengalaman kerja seseorang sebagaimasa remaja akhir sampai dengan
menunjukan jenis-jenis pekerjaan yang dewasa awal dan dilihat dari segi
telah dilakukan seseorang dan memberikan perkembangan, tugas perkembangan pada
peluang besar bagi seseorang untuk usia mahasiswa ini adlah pemantapan
melakukan pekerjaan yang lebih baik. pendirian hidup (Yusuf, 2012). Mahasiswa
Semakin luas pengalaman kerja seseorang dapat diartikan sebagai remaja atau dewasa
semakin trampil seseorang dalam yang secara resmi telah terdaftar untuk
melakukan pekerjaan dan semakin mengikut perkuliahan diperguruan tinggi
sempurna pula pola berpikir dan sikap dengan batas usia sekitar 18 tahun sampai
dalam bertindak untuk mencapai tujuan 30 tahun.
yang telah ditetapkan (Abriyani, 2004). Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pengalaman kerja merupakan cara Kerangka pemikiran adalah suatu
pembelajaran yang baik bagi seorang penjelasan sementara terhadap suatu gejala
individu untuk menjadikan seorang yang menjadi objek permasalahan kita,
individu tersebut memahami banyak hal kerangka berpikir disusun dengan
mengenai kondisi keuangan. Menurut berdasarkan pada tinjauan pustaka dan
Hogan et al (2012), mengatakan bahwa hasil penelitian yang relevan dan terkait
pengalaman kerja memiliki hubungan yang digunakan untuk membuat hipotesis.
dengan financial literacy karena ketika Penelitian ini terdiri dari variabel bebas,
dengan seseorang bekerja maka akan yaitu Jenis Kelamin (X1), IPK (X2),
meningkatkan pengetahuan secara Pengalaman Kerja (X3), serta variable
kemampuannya dalam mengelola terikat yaitu Literasi Keuangan (Y).
keuangan. Adapun model penelitian dalam penelitian
Mahasiswa ini adalah sebagai berikut :
Pengertian mahasiswa dalam
Jenis
Peraturan Pemerintah RI No. 3 Tahun Kelamin (X1)
1990 adalah peserta didik yang terdaftar
dan belajar diperguruan tinggi tertentu.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok Financial
Literacy
dalam masyarakat yang memperoleh IPK (X2)
(Y)
statusnya karena ikatan dengan perguruan
tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon
intelektual atau cendekiawan muda dalam Pengalaman
Kerja (X3)
suatu lapisan masyarakat yang sering kali
syarat dengan berbagai predikat
(Ebtanastiti dan Muis, 2014). Menurut Gambar 1 Model Penelitian
48
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
49
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
50
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
signifikan antara model yang dinilai ditunjukan pada tabel 4.6 dan tabel 4.7
observasinya sehingga Goodness Fit berikut :
model tidak baik karena model tidak dapat Tabel 4 Iteration History
memprediksikan nilai observasinya. Jika Iteration
-2 Log Coefficients /
dinilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Likelihood Constant
Step 0 91.389
of Fit Test Statistics lebih besar dari 0,05 1.306
1
maka hipotesis nol tidak dapat ditolak 2 90.428 1.543
yang berarti model mampu 3 90.424 1.561
memprediksikan nilai observasinya atau 4 90.424 1.561
dapat dikatan model dapat diterima karena Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017
sesuai dengan data observasinya (Ghozali,
2011). Pengujian menggunakan Hosmer Tabel 5 Iteration Historya,b,c,d
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
dapat ditampilkan dalam tabel 3 berikut : -2 Log Coefficients
Iteration likeliho
od Constant JK IPK PK
Tabel 3 Pengujian Hosmer and Step 1 62.152 .124 2.704
1 -1.003 -.336
Lemeshow Test
2 56.537 .281 3.361
Chi- -1.041 -.698
Step df Sig.
Square 3 56.057 .396 3.548
1 3.606 3 .307 -1.014 -.913
Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 4 56.050 .417 3.575
-1.014 -.948
Tabel 4.5 menunjukan bahwa
besarnya nilai statistik pada Hosmer and 5 56.050 .418 3.575
-1.014 -.948
Lemeshow Goodness of Fit yaitu sebesar
3,606dengan tingkat probabilitas 0,307
yang nilainya lebih besar dari 0,05 maka Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017
Ho diterima. Hal ini menyatakan bahwa Hasil output nilai statistik SPSS 19
model yang dihipotesiskan fit dengan data pada tabel 4 dan tabel 5 diatas menunjukan
dan layak diujikan dalam regresi logistik. adanya penurunan nilai -2 Log Likelihood.
Penelitian tidak menemukan perbedaan Nilai -2 Log Likelihood awal ( tanpa
yang nyata antara klasifikasi yang variabel hanya konstanta saja ) adalah
diprediksi dengan klasifikasu yang 90,42. Setelah dimasukan 3 (tiga) variabel
diamati. Model dalam penelitian ini bebas maka nilai -2 Log Likelihood turun
mampu memprediksikan nilai menjadi 56,05. Penurunan yang terjadi
observasinya karena cocok dengan data yaitu sebesar 34,37 ( 90,42 – 56,05 ).
observasinya. Selanjutnya dengan menghitung nilai df
Pengujian Keseluruhan Model ( Overall dan membandingkan nilai penurunan -2
Model Fit ) Log Likelihood tersebut dengan angka
Pengujian Overall Model Fit pada tabel c2 (sesuai df) maka akan
dilakukan dengan cara membandingkan diperoleh simpulan data tidaknya
nilai antara -2 Log Likelihood pada awal ( perbaikan model fit dengan penambahan
Block Number = 0 ) dengan nilai -2 Log tiga variabel bebas kedalam mdoel.
Likelihood pada akhir ( Block Number = Perhitungan nilai df adalah sebagai berikut
1). Penuruan antara nilai -2 Log Likelihood df1 = n-1
awal dengan nilai -2 Log Likelihood akhir = 98-1
menunjukan bahwa mode yang = 97
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, df2 = n-k
2011). Perbandingan antara nilai -2 Log = 98-4
Likelihood awal dengan nilai -2 Log = 94
Likelihood pada langkah berikutnya
51
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
52
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
memiliki koefisien sebesar -0.948 dengan yang dilakukan oleh Wijayanti (2013),
tingkat signifikansi sebesar 0.198. Karena bahwa Jenis kelamin memiliki pengaruh
tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05 terhadap financial literacy seorang
ini menunjukan bahwa variabel Jenis mahasiswa.
kelamin tidak berpengaruh terhadap Pengaruh IPK terhadap Literasi
tingkat literasi keuangan mahasiswa. Keuangan
Hasil Pengujian tabel diatas dapat Hasil Pengujian menunjukan
dilihat bahwa variabel IPK (X2) memiliki bahwa IPK tidak berpengaruh terhadap
koefisien sebesar 0.418 dengan tingkat tingkat literasi keuangan Mahasiswa S1
signifikansi sebesar 0.720. Karena tingkat Ekonomi, sehingga hipotesis kedua
signifikansi lebih besar dari 0.05 ini ditolak. Variabel IPK memiliki koefisien
menunjukan bahwa variabel IPK tidak positif. Ini menunjukan bahwa mahasiswa
berpengaruh terhadap tingkat literasi yang memiliki IPK > 3.00 memiliki
keuangan mahasiswa. tingkat literasi keuangan yang lebih baik
Hasil pengujian tabel diatas dapat dibandingkan dengan mahasiswa IPK
dilihat bahwa variabel Pengalaman kerja 3.00. Hasil Penelitian ini menolak hasil
(X3) memiliki koefisien sebesar 3.575 penelitian yang dilakukan oleh Nababan
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. dan Sadalia (2012), Wijayanti (2016),
Karena tingkat signifikansi lebih besar dari Maulani (2016) dan Irman (2018) yang
0.05 ini menunjukan bahwa variabel menyatakan bahwa IPK berpengaruh
Pengalaman kerja berpengaruh terhadap terhadap tingkat literasi keuangan seorang
tingkat literasi keuangan mahasiswa. mahasiswa dan mahasiswa yang memiliki
Pengaruh Jenis kelamin terhadap IPK <3.00 kemungkinan memiliki tingkat
Literasi Keuangan literasi keuangan yang rendah
Hasil pengujian menunjukan dibandingkan dengan mahasiswa yang
bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh memiliki IPK > 3.00.
terhadap tingkat literasi keuangan Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap
Mahasiswa S1 Ekonomi, sehingga Literasi Keuangan
hipotesis pertama ditolak. Hal ini Hasil pengujian menunjukan
mengindikasikan bahwa kemampuan dan bahwa Pengalaman Kerja berpengaruh
kecerdasan seseorang dalam mengelola terhadap tingkat literasi keuangan di
keuangan pribadinya tidak ditentukan oleh kalangan Mahasiswa S1 Ekonomi,
jenis kelaminnya. Dari hasil tersebut juga sehingga hipotesis ketiga diterima.
menunjukan bahwa Jenis kelamin akan Variabel Pengalaman kerja memiliki
berpengaruh negatif terhadap literasi koefisien positif. Ini menunjukan bahwa
keuangan, tetapi pada signifikansi yang mahasiswa yang sudah pernah bekerja atau
lebih tinggi. Jika tingkat signifikansinya memiliki pengalaman kerja memiliki
lebih tinggi maka mahasiswa yang berjenis tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi
kelamin laki-laki memiliki tingkat literasi jika dibandingkan dengan mahasiswa yang
keuangan yang lebih tinggi dibandingkan belum pernah bekerja atau belum memiliki
dengan mahasiswa perempuan. Hasil pengalaman kerja sama sekali.
penelitian ini sesuai dengan hasil Hasil Pengujian ini sesuai dengan
penelitian Irman (2018) yang menyatakan hasil pengujian yang dilakukan oleh
bahwa Jenis Kelamin tidak berpengaruh Shalahudinta dan Susanti (2012) yaitu
terhadap tingkat literasi keuangan Pengalaman Bekerja berpengaruh terhadap
mahasiswa dan mahasiswa yang berjenis literasi keuangan dan mahasiswa yang
kelamin laki-laki memiliki pengaturan memiliki pengalaman kerja cenderung
keuangan individu lebih baik jika memiliki tingkat literasi keuangan yang
dibandingkan dengan perempuan. Hasil lebih tinggi dibandingkan dengan
penelitian ini menolak hasil penelitian mahasiswa yang belum pernah bekerja.
53
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
Menurut Shalahudinta dan Susanti (2014) pendidikan orang tua (ayah), pendidikan
menyatakan bahwa Pengalaman Bekerja orang tua (ibu), pendapatan orang tua,
dapat memperkuat pengetahuan keuangan pendidikan keuangan di keluarga,
remaja yang beranjak dewasa. Ini juga pembelajaran diperguruan tinggi dan
termaksud dalam pembelajaran financial sebagainya. Penelitian selanjutnya juga
untuk memiliki rasa tanggung jawab dan diharapkan menggunakan metode survey
keahlian mengelola keuangan yang lebih lain yang lebih efisien seperti metode
baik. Hasil penelitian ini menolak hasil survey online sebab survey yang
penelitian yang dilakukan oleh Nidar dan digunakan dalam penelitian ini adalah
Bestari (2012) yang mengungkapkan metode manual yang membutuhkan waktu,
bahwa pengalaman bekerja tidak memiliki tenaga dan biaya yang cukup banyak.
pengaruh signifikan terhadap financial Untuk masyarakat agardiingatkan
literacy. Begitu pula dengan penelitian kembali kepada masyarakat bahwa
yang dilakukan oleh Krishna (2010) dan pentingnya literasi keuangan dalam
Irman (2018). kehidupan. Karena tingkat literasi
keuangan seorang individu juga akan
PENUTUP mempengaruhi kelangsungan
Kesimpulan perekonomian seorang individu tersebut.
Adapun kesimpulan yang dapat Tingkat literasi keuangan juga merupakan
ditarik dari hasil penelitian yang telah salah satu aspek penting dalam
dilakukan menunjukan bahwa berdasarkan pengambilan keputusan hal keuangan
uji analisis logistik binier yaitu faktor Jenis seorang individu.
kelamin tidak berpengaruh terhadap Bagi Mahasiswa disarankan lebih
tingkat literasi keuangan seorang proaktif untuk belajar aspek-aspek
mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia keuangan terutama aspek investasi dan
Pekanbaru. Hasil yang sama juga tabungan karena investasi dan tabungan
menunjukan bahwa tingkat literasi merupakan jenis pengalokasian dana yang
keuangan seorang mahasiswa tidak paling memberikan manfaat dimasa depan.
dipengaruhi oleh faktor IPK (Indeks Mahasiswa yang memiliki IPK yang tinggi
Prestasi Kumulatif). Berdasarkan hasil uji disebaiknya tidak hanya belajar konsep
logistik binier juga menunjukan bahwa menabung dan investasi saja tetapi juga
faktor Pengalaman kerja berpengaruh belajar secara praktik. Hal ini akan
positif terhadap tingkat literasi keuangan meningkatkan intelektualitas mahasiswa
mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia terhadap aspek-aspek keuangan.
Pekanbaru, ini artinya bahwa mahasiswa
yang sudah memiliki pengalaman bekerja DAFTAR PUSTAKA
atau sudah bekerja memiliki tingkat literasi Abriyani, Puspaningsih, (2004). Faktor-
keuangan yang lebih tinggi jika di faktor yang berpengaruh Terhadap
bandingkan dengan tingkat literasi Kepuasan Kerja Dan Kinerja
keuangan mahasiswa yang sama sekali Manajer Perusahaan Manufaktur
tidak memiliki tingkat literasi keuangan Jurnal Akuntansi dan Auditing
seorang mahasiswa. Indonesia, Jakarta
Saran Anoraga, Panji. (2009). Psikologi Kerja.
Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta : PT. Rineka Cipta.
analisis data yang telah dilakukan, maka Amaliyah, Riski dan Rini Setyo Witiastuti.
saran-saran yang dapat diberikan adalah (2015). Analisis Faktor yang
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Mempengaruhi Tingkat Literasi
melakukan penelitian dengan variabel Keuangan di Kalangan UMKM
yang lebih variatif seperti faktor tempat Kota Tega. Management Analysis
tinggal, angkatan, semester, jurusan, Journal, 4(3): 252-257.
54
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
55
2018. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 2(1):41-56
56