Kapan Profesi Auditor Internal Diminati? Pengujian Eksperimen Terhadap Label Pekerjaan, Peran Auditor Internal Dan Prospek Karir

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol.

5(1), 2018, pp 69-86

Kapan Profesi Auditor Internal diminati? Pengujian Eksperimen terhadap


Label Pekerjaan, Peran Auditor Internal dan Prospek Karir
Mayar Afriyentia*, Vita Fitria Saria
a
Universitas Negeri Padang
*Corresponding author:mayarafriyenti@gmail.com
http://dx.doi.org/10.24815/jdab.v5i1.8979
ARTICLE INFORMATION ABSTRACT

Article history: Itis a big challenge for companies to recruit the best talent for the position of
Received date:25 November2017 internal auditor. This challenge is increasing with the presence of various kinds of
Received in revised form:30 January 2018 negative perceptions (stereotypes) regarding this profession. Using an
Accepted:07 February 2018 experimental approach, this study examines the effect of job label, the primary
Available online: 31 March 2018 role of internal auditors and career prospect toward the willingness of job
applicants to apply the internal auditor position. Two experiments were conducted
to answer the research questions with the design of each 1x2 and 2x2 between-
subjects. The results of the study indicated that the willingness of job applicants
was higher if the job was labeled with an accountant than labeled as internal
Keywords: auditor. These findings indicated that not only candidates with work experience
Internal auditor, recruitment, job label, career were reluctant to apply for the position of internal auditors, but also from fresh
prospect, negative stereotype graduates applicants. The applicant's willingness is higher if the primary role of
internal audit department is more directed as a provider of consulting services
than its conventional role as an assurance function. The applicant's willingness is
higher when the accomplished staff will be promoted to a higher position outside
the internal audit department than to be one of the leaders within the internal
audit department. These findings suggest that organizations should design internal
audit departments more precisely to support effective organization governance.

©2018 FEB USK. All rights reserved.

1. Pendahuluan (management training ground) maupun sebagai


Salah satu komponen penting dari governance fungsi assurance,dan Abbott et al. (2016)
perusahaan berkualitas tinggi adalah dimilikinya menemukan bahwa audit internal yang berkualitas
fungsi audit internal (Burton, Starliper, Summers, merupakan determinan dari pelaporan keuangan
& Wood, 2014). Beberapa penelitian terdahulu berkualitas. Meskipun telah diakui adanya peran
seperti Lin, Pizzini, Vargus, & Bardhan (2011), yang sangat strategis dari fungsi audit internal
Messier, Reynolds, Simon, & Wood 2011) dan dalam organisasi (perusahaan), namun masih
Abbott, Daugherty, Parker, & Peters 2016) telah terdapat bukti anekdot yang menunjukkan bahwa
mengemukakan pentingnya peran auditor internal. perusahaan-perusahaan menghadapi tantangan
Lin et al. (2011) menemukan bahwa fungsi audit yang signifikan dalam merekrut dan me-hiring
internal mampu mencegah praktik manajemen personel dengan kualifikasi tinggi untuk
laba yang tidak baik, sementara Messier et al. melakukan pekerjaan audit internal (Ernst &
(2011) mengemukakan urgensi fungsi internal Young, 2007; Institute of Internal Audit (IIA),
audit baik sebagai tempat pelatihan manajemen 2011; PricewaterhouseCoopers, 2006). Dikutip

69
70
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

dari Burton et al. (2014), salah satu hasil survey manajemen level atas (top level management),
yang dilakukan oleh E & Y mencatat bahwa baik berupa terbatasnya dana, jumlah personel
“perang untuk mendapatkan telenta masih terus maupun respon organisasional yang lemah atas
berlanjut dengan tantangan terbesar ada pada hal pekerjaan mereka.
mendapatkan orang-orang berbakat untuk mengisi Mengikuti kepercayaan para peneliti terdahulu
fungsi audit internal....adalah perjuangan berat yang menyatakan bahwa stereotip tersebut ada,
untuk menarik dan mendapatkan tipe talenta yang peneliti berargumen bahwa calon pelamar akan
tepat”. Bahkan, Murphy (2013) memprediksi menjadi peduli dengan afirmasi diri, indentitas diri
bahwa pada tahun 2018 perusahaan-perusahaan dan image diri mereka. Kepedulian ini akan dapat
besar akan mengalami kekurangan (shortfall) mengambat minat calon pelamar untuk
auditor internal berbakat sampai dengan 30%. mendapatkan posisi sebagai auditor internal.
IIA(2015) menambahkan bahwa menarik minat Burton et al. (2014) menyatakan bahwa berbagai
dan mempertahankan orang-orang berbakat persepsi, stereotip dan mitos mengenai auditor
merupakan sebuah perioritas kritis di dalam internal dapat mengambat individu untuk melamar
organisasi. pada pekerjaan sebagai auditor internal, utamanya
Tantangan mendapatkan bakat-bakat terbaik ketika peran auditor internal lebih menitikberatkan
untuk mengisi posisi sebagai auditor internal kepada peran assurance daripada peran konsultasi.
semakin meningkat dengan hadirnya beragama Fenomena yang berkembang akhir ini yang
stereotipe atau mitos mengenai pekerjaan sebagai ditunjukkan dalam berbagai riset seperti Messier
auditor internal. Beberapa stereotip atau mitos et al. (2011) dan Bartlett, Kremin, Saunders, &
tersebut antara lain adalah pekerjaan sebagai Wood (2017) mengindikasikan bahwa peran audit
auditor internal membosankan, auditor internal internal lebih kearah sebagai konsultan. Burton et
bekerja sebagai penemu kesalahan (fault-finder), al. (2014) berargumen bahwa perubahan peran ini
auditor internal tidak disukai bagian lain, auditor akan dapat mengurangi persepsi negatif terhadap
internal sebagai “polisi perusahaan” dan profesi audit internal.
departemen pengauditan internal diisi oleh orang- Hal berikutnya yang menjadi perhatiannya
orang “buangan” dari departemen lain (Burton et adalah perlunya investasi pada pengembangan
al., 2014; Chambers, 2012; Navallas, del Campo, departemen audit internal. Praktisi dan akademisi
& Camacho-Miñano, 2017). Secara lebih spesifik, akuntansi percaya bahwa manajemen dapat
Presiden The IIA Richars Chambers menyebut meningkatkan kualitas Internal Audit Function
berbagai persepsi negatif dan stereotip mengenai (IAF) dengan meningkatkan sumber daya yang
profesi auditor internal dengan istilah mitos. Lebih dialokasikan untuk Internal Audit Function (IAF)
lanjut Chambers menyatakan bahwa telah terdapat (Gramling, Maletta, Schneider, & Church, 2004).
berbagai mitos dan kesalahan persepsi mengenai Perusahaan dengan investasi Internal Audit
profesi auditor internal. Chambers menambahkan Function (IAF) yang lebih besar akan menerapkan
bahwa meskipun sebagai besar mitos-mitos prosedur pada Pasal 404 secara kuat dalam
tersebut tidak benar, namun keberadaannya yang mendukung evaluasi manajemen terhadap
bertahan lama (so enduring) merupakan indikator pengendalian atas pelaporan keuangan (Lin et al.,
mengenai bahwa kita membutuhkan langkah- 2011). Pasal 404 dari Sarbanex Oxley (SOX)
langkah penting mengenai bagaimana kita mengatur mengenai audit internal.
mempersepsikannya dalam organisasi kita sendiri. Terdapatnya tantangan yang cukup besar di
Fakta lain juga menunjukkan di beberapa dalam upaya mendapatkan auditor internal yang
organisasi, posisi internal audit lemah dan tidak tepat dan berbakat dengan berbagai stereotipe dan
mendapatkan dukungan yang cukup dari persepsi negatif yang melekat pada profesi ini,
71
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

maka penting untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi minat calon pelamar untuk posisi
dapat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk jabatan ini. Burton et al. (2014) membagi prospek
menarik minat dari pelamar kerja potensial untuk karir ini menjadi dua kategori, dipromosikan
posisi internal auditor. Terdapat tiga faktor yang sebagai bagian dari manajemen perusahaan pada
menjadi fokus dalam penelitian ini yang berasal level yang lebih tinggi atau menduduki jabatan
dari atribut perekrutan dan atribut yang melekat sebagai salah satu pimpinan (leader) di dalam
pada fungsi audit internal itu sendiri. Atribut yang fungsi pengauditan internal itu sendiri. Prospek
berasal dari teknis perekrutan adalah pelabelan pengembangan karir ini juga diduga sebagai salah
pekerjaan ketika merekrut pelamar kerja, dalam satu faktor yang memengaruhi keinginan pelamar
hal ini, apakah pengumuman lowongan dilabeli untuk menduduki posisi sebagai anggota
langsung sebagai auditor internal atau dalam departemen pengauditan internal.
bentuk label yang lebih umum yakni sebagai Pengetahuan lebih mendalam mengenai
tenaga akuntansi (yang kemudian ditempatkan faktor-faktor yang dapat menarik minat pelamar
pada bagian pengauditan internal).Atribut yang kerja untuk mengisi pekerjaan sebagai auditor
berkaitan dengan fungsi pengauditan internal internal akan memberikan manfaat yang besar bagi
meliputi tipe pekerjaan auditor internal apakah organisasi dalam pencapaian tujuan governance
sebagai Management Training Ground (MTG) organisasi di masa yang akan datang. Studi ini
atau seperti pemahaman tradisional mengenai melengkapi studi-studi sebelumnya mengenai
fungsi ini yakni sebagai fungsi assurance. steteotip terhadap fungsi auditor dan auditor
Fenomena yang belakangan berkembang, seperti internal (Navallas et al., 2017) dan perekrutan staf
diungkapkan Burton et al.(2014) bahwa 64% dari untuk menempati posisi sebagai auditor internal
perusahaan-perusahaan Fortune 500 menempatkan (Bartlett et al., 2017; Burton et al., 2014)dengan
fungsi pengauditan internal sebagai Management melakukan pengujian dengan pendekatan
Training Ground. Fungsi audit internal sebagai eksperimen terhadap atribut perekrutan dan atribut
MTG menekankan perannya sebagai fungsi yang melekat pada fungsi auditor internal sendiri
konsultasi (consulting) dan pelatihan (training). seperti dibahas sebelumnya.
Persepsi dan pemahaman terhadap peran ini Tantangan yang besar untuk mendapatkan
diduga ikut memengaruhi minat pelamar untuk talenta yang tepat, stereotip yang melekat dengan
menjadi anggota departemen pengauditan auditor internal dan konsekuensi negatif yang
internal.Kemudian, penempatan fungsi audit diakibatkan oleh perubahan peran audit internal
internal sebagai MTG bukan tanpa risiko. sebagai bidang konsultasi menjadi tantangan
Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa hal tersendiri untuk menemukan sisi-sisi menarik dari
tersebut menyebabkan menurunnya objektivitas profesi audit internal.Sisi positif tersebut
dari auditor internal (Rose, Rose, & Norman, diharapkan akan dapat menarik minat pelamar
2013) yang kemudian dapat mengakibatkan kerja untuk menempati posisi auditor
meningkatnya fee audit eksternal, meningkatnya internal.Simbolon(2010) mengungkapkan bahwa
risiko salah saji pelaporan keuangan dan anggaran persaingan untuk mendapatkan posisi auditor
yang lebih besar untuk departemen pengauditan internal lebih ketat daripada posisi staf akuntansi
internal (U. L. Anderson, Christ, Johnstone, & atau auditor eksternal pada kantor akuntan publik.
Rittenberg, 2012; Christ, Sharp, Masli, & Wood, Meskipun tidak menyatakan secara eksplisit
2014; Messier et al., 2011). Atribut lain berkaitan tentang besaran minat pelamar untuk posisi
dengan fungsi audit internal terkait dengan auditor internal, Simbolon (2010) menyatakan
prospek karir setelah menjadi anggota departemen bahwa kebutuhan terhadap tenaga auditor internal
pengauditan internal. Prospek karir diduga akan di Indonesia masih tinggi. Pemahaman yang lebih
72
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

mendalam mengenai bagaimana pengelolaan peran dan prospek karir) memengaruhi minat
departemen pengauditan internal seharusnya pelamar untuk mengisi lowongan pekerjaan
bermanfaat dalam mengisi perdebatan, baik secara sebagai auditor internal. Beberapa penelitian
sebelumnya seperti Bartlett et al. (2017) menguji
empiris maupun praktis mengenai bagaimana
bagaimana perekrutan orang nonakuntansi sebagai
praktik ini seharusnya dilakukan dalam profesi bagian dari anggota fungsi audit internal dan
dan di dalam organisasi secara lebih Navallas et al. (2017) yang meneliti tentang
luas.Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian persepsi mahasiswa sarjana (undergraduate)
ini menguji bagaimana pelabelan pekerjaan, peran akuntansi terhadap profesi auditor serta
departemen pengauditan internal dalam organisasi perubahannya setelah mereka mengikuti magang
dan prospek karirnya memengaruhi keinginan di kantor akuntan publik. Penelitian ini
menggabungkan kedua riset tersebut untuk
pelamar untuk mendapatkan pekerjaan dalam
mengembangkan riset dari Burton et al. (2014)
bidang pengauditan internal. Berbeda dengan mengenai perekrutan auditor internal dalam
Bartlett et al. (2017) yang membagi label profesi organisasi. Secara praktis, penelitian diharapkan
menjadi auditor internal vs pekerjaan umum bermanfaat dalam meningkatkan proses perekrutan
lainnya.Riset ini mengikuti Burton et al. (2014) tenaga audit internal perusahaan sehingga
yang membagi kategori label pekerjaan menjadi perusahaan mendapatkan talenta-talenta terbaik
auditor internal vs akuntansi. Kemudian, berbeda dan tepat untuk menjalankan pekerjaan sebagai
auditor internal dengan berbagai stereotipe dan
dengan kedua riset tersebut yang menguji
“persepsi negatif” atas profesi mereka.
keinginan pelamar dari kalangan profesional
nonakuntansi dan profesional berpengalaman, riset 2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
ini menguji keinginan dari mahasiwa akuntansi Peran Auditor Internal
yang akan segera menjadi pelamar kerja aktual. Fungsi internal auditor sangat penting dalam
Sejauh pengetahuan terbaik peneliti, belum sebuah organisasi yang mempunyai tujuan dan
terdapat riset di Indonesia sebelumnya yang target governance yang berkualitas (Gramling et
menguji minat terhadap pekerjaan auditor internal. al., 2004). Morrill, Morrill, & Kopp(2012)
Riset sebelumnya, sepertiRapina(2012) menguji menambahkan bahwa desain sistem pengendalian
minat berkarir mahasiswa terhadap profesi auditor internal memainkan peran yang semakin penting
secara umum dengan menitikberatkan kepada tidak hanya untuk mendukung governance
auditor eksternal. perusahaan tetapi juga audit atas laporan
Secara lebih spesifik, penelitian ini bertujuan keuangan. The Institute of Internal Audit (IIA)
untuk menguji secara empiris pengaruh dari label percaya peran auditor internal sebagai pihak dalam
pekerjaan (auditor internal vs akuntansi), peran organisasi membuat mereka dapat memahami
auditor internal (assurance vs pelatihan) dan pengendalian internal perusahaan dan membantu
prospek karir setelah bekerja sebagai auditor untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
internal (bagian dari tim manajemen perusahaan vs organisasi untuk kemudian menjadi panduan untuk
kepala salah satu bagian pada departemen audit perbaikan.Dalam dunia akuntansi, sejak terbitnya
internal). SOX di Amerika Serikat, peran dari auditor
Penelitian ini memberikan kontribusi secara internal menjadi semakin penting di dalam
empiris dan praktis. Secara empiris, penelitian ini organisasi.Penguatan peran pengauditan internal
berkontribusi untuk memperkaya pemahaman
dianggap sebagai salah satu poin penting untuk
mengenai perekrutan personel untuk fungsi audit
internal dengan mengetahui bagaimana atribut- meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan
atribut perekrutan (dalam hal ini pelabelan sekaligus sebagai pemitigasi berbagai bentuk
pekerjaan: auditor internal vs akuntansi) dan kecurangan dalam pelaporan keuangan dan praktik
atribut-atibut fungsi audit internal itu sendiri (tipe dalam perusahaan lainnya.Gramling et al.(2004)
73
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

menyatakan bahwa dengan modal pengetahuan 2) Menentukan sejauh mana pelaksanaan kebijakan
mereka yang ekstensif mengenai pengendalian manajemen puncak dipatuhi.
internal di dalam organisasi, auditor internal sering 3) Menentukan sejauh mana kekayaan perusahaan
dilibatkan dalam pengujian pengendalian internal dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari
sebagaimana disyaratkan dalam SOX pasal 404. segala macam kerugian.
Fungsi audit internal dapat meningkatkan 4) Menentukan keandalan informasi yang
governance organisasi melalui beragam aktivitas dihasilkan oleh setiap bagian dalam perusahaan.
yang meliputi (tapi tidak terbatas pada) penilaian 5) Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-
risiko (Asare, Davidson, & Gramling, 2008; Sarens & kegiatan perusahaan.
De Beelde, 2006), pengamanan aset (Beasley, Tugas audit internal dalam menjalankan
Carcello, Hermanson, & Lapides, 2000; Coram, fungsinya adalah menyelidiki danmenilai
Ferguson, & Moroney, 2008), pengurangan pengendalian internal dan efisiensi pelaksanaan
manajemen dan manipulasi laba (Christ et al., 2014; fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian
Prawitt, Sharp, & Wood, 2012;Prawitt, Smith, & audit internal merupakan bentuk pengendalian
Wood, 2009), meningkatkan evaluasi pengendalian yang tujuannya adalah untuk mengukur dan
internal (Lin et al., 2011), dan meningkatkan menilai efektivitas unsur-unsurpengendalian intern
monitoring(COSO,2009).Manajemen menginginkan lainnya. Jadi fungsi audit internal tidak harus
fungsi audit internal membantunya dalam melindungi dibatasi pada pencarian rutin atas kesalahan
aset perusahaan, dan di sisi lain auditor internal pun mengenai ketepatan dan kebenaran catatan
berekspektasi temuan audit internal atas praktik akuntansi, akan tetapi juga harus melakukan suatu
penyelewengan aset akan lebih disukai manajemen penilaian dari berbagai unsur operasional.
(Miceli, Near, & Schwenk, 1991). Meskipun telah banyak yang mengkui bahwa
Menurut Mulyadi (2016),fungsi audit internal terdapat banyak nilai tambah dari fungsi audit
adalah menyelidiki dan menilai pengendalian internal di dalam organisasi, namun bukti anekdot
intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai menunjukkan bahwa terdapat perjuangan yang
unit organisasi. Dengan demikian maka fungsi berat untuk menarik minat orang baik yang tidak
audit internal merupakan bentuk pengendalian berpengalaman maupun yang punya pengalaman
yang fungsinya adalah untuk mengukur dan bisnis, ke dalam bagian fungsi audit internal di
menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian dalam organisasi (Barrier, 2001; Ernst & Young,
internal yang lain. 2007; PricewaterhouseCoopers, 2006). Salah satu
Fungsi audit internal secara terperinci dan relatif faktor yang mungkin dapat menjelaskan hal
lengkap menunjukkan bahwa aktivitas audit internal tersebut adalah munculnya berbagai persepsi
harus diterapkan secara menyeluruh terhadap seluruh negatif terhadap profesi pengauditan internal
aktivitas perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas (Houck, 1994; Koller, 2003; Spencer Stuart, 2007;
pada audit atas catatan-catatan akuntansi. Menurut Williams, 2003). Beberapa mitos atau persepsi
Mulyadi (2016) dalam menjalankan fungsinya, negatif tersebut dibahas pada bagian berikutnya.
auditor internal melaksanakan kegiatan-kegiatan
berikut: Mitos atau Stereotip terhadap Auditor Internal
1) Pemeriksaan dan penilaian terhadap Chambers(2012)menyatakan bahwa mitos
efektivitas struktur pengendalian intern dan dapat memberitahu seseorang banyak hal tentang
mendorong penggunaanstruktur pengendalian diri mereka sendiri atau tentang bagaimana orang
intern yang efektif dengan biaya yang lain melihat dunia. Mitos-mitos tersebut semakin
minimum. sulit dihilangkan jika ada unsur kebenaran
dilekatkan pada asal usul mitos tersebut.Demikian
74
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

juga dengan mitos-mitos yang melekat pada perencanaan audit individual. Chambers
profesi auditor internal.Chambers menambahkan menambahkan, secara umum audit internal telah
bahwa profesi audit internal modern telah ada menjadi profesi yang dinamis yang dapat berubah
selama lebih kurang seratus tahun, namun menjadi setiap saat ketika risiko yang dihadapi organisasi
hal yang menakjubkan mendapati kenyataan bahwa berubah. Terakhir, audit Internal adalah “fungsi
terdapat begitu banyak mitos dan mispersepsi polisi” dalam perusahaan. Mitos ini tidaklah benar
mengenai profesi audit internal.Menurutnya lagi, karena audit internal adalah pengawas bukan
meskipun sebagian mitos-mitos tersebut tidak benar anjing pelacak (a watchdog). Chambers
namun keberadaannya tetap abadi menjadi menjelaskan bahwa dalam pengalamannya sebagai
indikator bagi profesi untuk menilai diri masing- auditor internal, auditor terbaik hampir selalu
masing mengenai keberadaan seseorang di dalam adalah orang-orang yang membuat hubungan yang
organisasi profesi. baik dengan pihakteraudit (auditee).Ketika
Chambers (2012) mengemukan terdapat 5 perilaku seorang auditor menuduh atau agresif,
(lima) mitos mengenai profesi auditor internal. mereka jauh lebih mungkin untuk bertemu dengan
Kelima mitos tersebut adalah, Pertama, auditor resistensi daripada ketika mereka memperlakukan
internal adalah akuntan dengan pelatihan, yang temuan sebagai kesempatan untuk membantu
bermakna bahwa profesi ini terfokus kepada mencapai tujuan dan memfasilitasi perbaikan di
catatan keuangan perusahaan beserta potensi salah dalam organisasi.
saji atau kecurangan yang terjadi dalam Burton et al.(2014) merangkum berbagai
perusahaan.Kedua, auditor internal adalah nit- alasan mengapa persepsi negatif terhadap profesi
picking dan penemu kesalahan.Mitos ini auditor internal muncul. Mereka menyatakan
menggambarkan auditor internal sebagai pencari bahwa alasan tersebut berasal dari orang-orang di
kesalahan-kesalahan kecil dan kurang berfokus luar organisasi audit internal dan dari dalam
kepada tanggungjawab yang lebih besar seperti organisasi fungsi audit internal itu sendiri.
risiko utama perusahaan dan masalah-masalah Menurut Burton et al.(2014), persepsi negatif dari
terkait pengendalian internal. Ketiga, sebaiknya luar organisasi fungsi pengauditan internal adalah
tidak perlu memberi tahu apa-apa kepada auditor orang-orang enggan untuk masuk dalam bagian
internal, kecuali diminta secara khusus. audit internal karena mereka tidak merasakan
Menurut Chambers, mitos ini bisa secara aktif bahwa fungsi audit internal adalah bagian yang
merusak organisasi karena akan terdapat dihormati di dalam organisasi (Chambers 2012).
kecenderungan untuk menyembunyikan berbagai Hasil survey dari Wood & Wilson (1989)
hal yang diantaranya sangat penting dan menemukan bukti bahwa pekerjaan auditor
membutuhkan langkah-langkah korektif. Perlu internal dianggap oleh orang-orang di luar bidang
dipahami bahwa tujuan dari audit internal adalah audit internal sebagai mistake finders,bean
untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi counters, nitpickers, unnecessary evil, auditor
organisasi. Keempat, auditor internal mengikuti weenies, outsiders, dirt diggers, company sneaks,
siklus dalam memilih audit “target”, hit men, dan storm troopers. Kemudian, seperti
merekamenggunakan daftar periksa standar persepsi yang juga banyak berkembang di
sehingga mereka dapat mengaudit hal yang sama Indonesia, Cooper (2008) menyatakan bahwa
dengan cara yang sama setiap kali. Menurut salah saorang eksekutif audit internal sebuah
Chambers, mitos ini kurang benar karena standar perusahaan besar pernah mengatakan bahwa
profesional memerlukan rencana berbasis risiko departemen pengauditan internal seperti pusara
untuk menentukan prioritas kerja, baik dalam gajah, orang-orang yang tidak cocok di bagian
mengembangkan rencana audit, jadwal dan dalam manapun dalam perusahaan atau sudah mendekati
75
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

masa purna tugas maka ia akan ditempatkan di Perekrutan Auditor Internal


departemen penaguditan internal. Beberapa studi sebelumnya seperti Burton et
Burton et al.(2014) menyatakan dari dalam al. (2014) dan Bartlett et al. (2017) telah
organisasi pengauditan internal sendiri juga terdapat melakukan studi terhadap akuntan dan profesional
berbagai persepsi negatif. Beberapa persepsi negatif bisnis mengenai keinginan mereka untuk mengisi
tersebut adalah sebagian orang mempersepsikan pekerjaan sebagai auditor internal. Bartlett et al.
pekerjaan sebagai auditor internal sebagai pekerjaan (2017) menemukan bahwa profesional bisnis
yang tidak menginspirasi, sebagian lain menyatakan mempunyai pandangan yang lebih favorable
pekerjaan auditor internal membosankan dan tidak mengenai auditor internal dibandingkan dengan
menantang. Beberapa persepsi lain adalah akuntansi, namun meskipun terdapat pandangan
uninteresting, meaningless, tedious,dan mundane. seperti itu tetap saja masih terdapat keengganan
Nagy & Cenker (2007) menemukan bahwa terdapat untuk melamar pada posisi yang dilabeli dengan
penurunan moral pekerja karena persepsi mereka auditor internal dibandingkan dengan posisi yang
terhadap pekerjaan audit internal tersebut. identik yang diberi label lain. Penelitian ini
Navallas et al.(2017) melakukan studi dengan melakukan pengujian kembali mengenai pengaruh
memfokuskan kepada kemungkinan terjadinya pelabelan pekerjaan terhadap keinginan melamar
perubahan persepsi mahasiswa terhadap profesi fresh graduate untuk posisi auditor internal.
auditor dari sebelum menjalani magang pada Perkembangan lain dalam fungsi auditor
kantor akuntan publik ke persepsi mereka setelah internal yang marak didiskusikan dalam tahun-
menjalani magang. Mereka menemukan bahwa tahun belakangan ini adalah mengenai struktur
setelah menjalani masa magang, terjadi pergeseran dalam fungsi internal auditor, baik peran maupun
stereotip mahasiswa terhadap profesi auditor prospek karir selanjutnya. Baru-baru ini terdapat
menjadi lebih positif. Temuan ini berimplikasi pengembangan peran auditor internal yang secara
bahwa pengetahuan yang lebih mendalam dan tradisional lebih kepada peran assurance ke arah
pengalaman terlibat di dalam profesi yang fungsi auditor internal sebagai tempat pelatihan bagi
sebelumnya dipersepsikan negatif dapat berubah manajemen.Burton et al.(2014) mengungkapkan
setelah mendapatkan pengalaman sendiri dengan bahwa 64% dari perusahaan-perusahaan Fortune 500
cara bekerja di dalam profesi tersebut. menempatkan fungsi pengauditan internal sebagai
Meskipun terdapat berbagai persepsi negatif, Management Training Ground (MTG). Penempatan
namun terdapat banyak juga individu yang fungsi auditor internal sebagai MTG juga akan
menunjukkan persepsi positif mengenai profesi berpengaruh terhadap pengembangan karir staf di
audit internal dengan menyatakan bahwa bekerja dalam fungsi tersebut di masa yang akan datang.
dalam profesi pengauditan internal sebagai Hanya saja perlu diperhatikan, bahwa pilihan ini
pengalaman karir yang luar biasa (Hoffelder, bukan tanpa risiko. Messier et al. (2011)
2012). Beberapa persepsi positif yang mengemuka mengungkapkan bahwa penempatan fungsi audit
antara lain adalah bekerja sebagai auditor internal internal sebagai MTG menurunkan kepercayaan
adalah pekerjaan dengan lebih bersahabat dan (reliance) dari auditor eksternal yang berakibat
penuh kekeluargaan, profesi ini memberikan meningkatnya fee audit. Penurunan tingkat
kesempatan untuk membangun hubungan jangka kepercayaan ini disebabkan oleh persepsi bahwa
panjang yang baik dalam organisasi dan internal audit yang berperan sebagai MTG akan
mempunyai kesempatan promosi yang besar. kurang objektif dalam menilai kelemahan perusahaan.
Kesemua hal tersebut dianggap menarik bagi calon
pelamar kerja.
76
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

Selain itu, pilihan ini akan membuat anggaran personalitas mereka dengan profesi tersebut. Lebih
yang dibutuhkan untuk fungsi audit internal lanjut, teori vokasional menyatakan bahwa
menjadi lebih tinggi. seseorang akan menilai kecocokan antara
kekuatan, kelemahan dan minat mereka dengan
Pengaruh Pelabelan Pekerjaan Terhadap persepsi terhadap suatu profesi. Preferensi mereka
Keinginan Melamar pada Posisi Auditor Internal untuk bekerja pada suatu jabatan tertentu akan
Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan meningkat ketika mereka mempersepsikan
bahwa keberadaan fungsi audit internal kesamaan antara hasil penilaian mereka terhadap
mempunyai dampak yang signifikan terhadap kekuatan, kelemahan dan minat diri dan persepsi
perusahaan. Bartlett et al. (2017) merangkum mereka mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam
dampak-dampak tersebut dari riset-riset sebuah profesi.
sebelumnya yang meliputi fungsi audit internal Seperti didiskusikan sebelumnya, terdapat
berkualitas tinggi berasosiasi dengan governance beragam persepsi negatif dan mitos-mitos
perusahaan dan manajemen risiko berkualitas mengenai profesi auditor internal. Persepsi negatif
tinggi. Fungsi auditor internal berkualitas ini akan dapat menghambat pelamar kerja untuk
berhubungan dengan pelaporan keuangan dan menempati posisi sebagai auditor internal, karena
pencegahan dan pendeteksian kecurangan yang persepsi-persepsi negatif tersebut boleh jadi tidak
lebih baik. Auditor internal berkualitas selaras dengan penilaian mereka terhadap diri
berhubungan positif dengan kinerja keuangan, mereka sendiri. Riset sebelumnya menunjukkan
menurunnya risiko operasional, kepatuhan dan bahwa individu akan melihat diri mereka secara
auditor internal berkualitas berhasil dalam positif (Steele, Spencer, & Lynch, 1993;Steele,
pekerjaan pengamanan aset perusahaan dengan 1988) dan terlibat dalam proses afirmasi diri (self-
lebih baik. affirmation process) yang berarti bahwa mereka
Temuan-temuan tersebut mengindikasikan berupaya memelihara dan melindungi persepsi
bahwa fungsi auditor internal sangat penting di individu terkait dengan integritas diri (Epstein, 1973;
dalam perusahaan, namun berbagai mispersepsi Greenwald, 1980). Steele (1988) menyatakan bahwa
yang muncul terhadap profesi auditor internal individu akan mencoba untuk membuang
berpengaruh terhadap keinginan pelamar untuk ketidakkonsistenan antara image diri mereka
menempati posisi ini.Bartlett et al.(2017) dengan dan situasi yang mereka hadapi ketika
menekankah bahwa tantangan ini akan menghambat situasi yang ada mengancam image diri positif
perusahaan untuk mendapatkan talenta-talenta mereka.
terbaik untuk posisi auditor internal dan kemudian Burton et al.(2014) menyatakan bahwa
tanpa “bahan baku” yang cukup untuk posisi ini mungkin saja orang tertarik dengan pekerjaan
akan menghambat pencapaian misi-misi audit sebagai auditor internal akan tetapi melabelkan
internal. Burton et al. (2014)menyatakan bahwa pekerjaan yang ditawarkan dengan nama tersebut
persepsi dan stereotip merupakan prediktor yang (pengauditan internal) mungkin akan dapat
kuat untuk sebuah perilaku, persepsi negatif akan mengaktivasi persepsi-persepsi negatif mengenai
mengarahkan kepada penurunan keinginan untuk profesi tersebut. Hal tersebut kemudian akan
bergabung dengan sebuah profesi. mengakibatkan orang tersebut untuk memandang
Teori vokasional (Holland, 1959; Holland & posisi auditor internal secara negatif dan kemudian
Gottfredson, 1992)menyiratkan bahwa ketika mencoba untuk menghindarinya. Mengacu kepada
mempertimbangkan potensi karir, individual akan studi Burton et al.(2014) dan Bartlett et al.(2017),
cenderung untuk mencari posisi yang mereka studi ini juga menggunakan pelabelan alternatif
persepsikan mempunyai kecocokan (fit) antara yang identik dengan pekerjaan auditor internal.
77
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

Dengan demikian, pelabelan pekerjaan yang departemen audit internal pada perusahaan yang
digunakan dalam penelitian ini dikategorikan memperdagangkan sahamnya ke publik
menjadi “audit internal” dan “akuntansi”. Karena menggunakan posisi audit internal untuk melatih
profesi akuntansi tidak memiliki persepsi negatif karyawannya menjadi manajer senior (Oxner &
seperti halnya audit internal, atau setidaknya tidak Oxner, 2006). Hal ini memperkuat pernyataan
seluas yang diakui dalam banyak riset dan fakta Burton et al. (2014) di bagian awal bahwa sekitar
praktis, diprediksi bahwa keinginan pelamar akan 64% perusahaan menggunakan fungsi audit
lebih rendah ketika pekerjaan dilabelkan denganaudit internal sebagai MTG. Sebenarnya fakta ini
internal daripada dilabelkan akuntansi. Prediksi ini bukanlah fenomena baru, Nagy & Cenker (2007)
dinyatakan dalam hipotesis 1 (H1) berikut: menyatakan, fokus terhadap peranan audit internal
H1: Akan terdapat lebih sedikit individu yang sebagai pekerjaan konsultasi telah dimulai sejak
melamar untuk posisi pekerjaan ketika ia awal akhir 1990-an. Mereka menambahkan,
dilabeli dengan “audit internal” daripada peningkatan fokus terhadap konsultasi selama
ketika ia dideskripsikan dengan cara yang tahun 1990-an telah menurunkan secara signifikan
identik tapi dilabeli “akuntansi”. jumlah pekerjaan assurance dan atestasi.
Perubahan peran ini bukan tanpa risiko.
Peran Auditor Internal Risiko yang potensial terjadi adalah menurunnkan
Meskipun penelitian terdahulu seperti Burton objektivitas auditor internal dalam melakukan
et al.(2014) dan Bartlett et al.(2017) menemukan tugas pengawasan dan monitoring, semakin
bahwa akuntan berpengalaman dan profesional besarnya peluang munculnya salah saji material
bisnis mempunyai kecenderungan yang rendah dalam pelaporan keuangan dan anggaran
untuk melamar pekerjaan ketika dilabeli dengan yanglebih besar untuk mengoperasikan
auditor internal, namun terdapat faktor lain yang departemen pengauditan internal. Dampak lainnya
mungkin dapat membuat profesi ini menjadi adalah meningkatnya fee audit karena eksternal
diminati. Salah satu bentuk faktor lain tersebut auditor dapat mempersepsikan auditor interanl
adalah pengambangan peran auditor internal dari tidak objektif yang berakibatnya meningkatnya
fungsi assurance menjadi Management Training risiko audit (Christ et al., 2014; Messier et al.,
Ground (MTG). Ketika fungsi audit internal lebih 2011; Rose et al., 2013).
banyak digunakan sebagai MTG, sebagian Persepsi dan pemahaman terhadap peran ini
persepsi negatif sebelumnya mungkin akan diduga ikut memengaruhi minat pelamar untuk
berkurang. Perubahan fungsi ini diduga juga dapat menjadi anggota departemen audit internal.
mempengaruhi minat calon pelamar untuk Beberapa persepsi negatif terhadap pekerjaan
mendapatkan pekerjaan sebagai auditor auditor internal seperti penemu kesalahan dan
internal,karena diduga ikut mempengaruhi keinginan polisi perusahaan lebih cenderung muncul ketika
pelamar kerja, oleh karena itu penting untuk auditor internal lebih menekankan kepada peran
mengetahui bagaimana pengembangan atau assurance dibandingkan ketika fungsi audit internal
perubahan peran auditor dari pendekatan tradisional dioperasikan sebagai tempat berkonsultasi. Hal ini
sebagai fungsi penilai independen (Anderson, 2003) dapat dipahami karena fungsi utama dari peran audit
atau assurance menjadi MTG memengaruhi internal memang lebih menitikberatkan kepada fungsi
keinginan tersebut. pengawasan dan monitoring. Argumen lain adalah
Baru-baru ini, sebagian literatur mengenai munculnya persepsi bahwa fungsi assurance lebih
audit internal mengemukakan diskusi mengenai diarahkan untuk menginvestigasi dan melaporkan
pengembangan/perubahan peran auditor menjadi kesalahan daripada ditujukan kepada bagaimana
MTG di dalam perusahaan. Lebih dari separuh audit internal mencari dan mengusulkan perbaikan
78
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

(Burton et al., 2014). Persepsi negatif lain seperti tersendiri bagi pelamar dalam upaya mendapatkan
pekerjaan sebagai auditor internal tidak menarik juga auditor internal berkualitas tinggi. Dengan
lebih melekat ketika ia difungsikan sebagai assurance memasuki MTG, mereka akan mendapatkan
daripada sebagai consulting. Berdasarkan penjelasan beragam pengalaman mengenai bisnis yang akan
tersebut, hipotesis 2 penelitian adalah: membantu mereka untuk mendapatkan jabatan
H2: Akan terdapat lebih sedikit individu yang sebagai penyelia (supervisor) maupun posisi
melamar untuk posisi pekerjaan ketika manajemen. Penelitian sebelumnya seperti Burton
fungsi audit internal lebih dideskrispikan et al.(2014) dan Bartlett et al. (2017) belum
sebagai pekerjaan “assurance” daripada melakukan pengujian mengenai bagaimana daya
ketika ia dideskrispikan sebagai pekerjaan tarik yang ditawarkan kepada calon pelamar dalam
“konsultasi”. bentuk pilihan karir lanjutan sebagai bagian
manajemen dengan posisi di luar fungsi audit
Prospek Karir Auditor Internal internal atau peluang sebagai penyelia pada
Selain berkaitan dengan peran auditor sebagai departemen audit internal. Penelitian ini mengisi
assurance vs consulting, MTG juga berkaitan senjangan tersebut dengan menguji keinginan
dengan peran departemen audit internal sebagai pelamar kerja pada dua jenis jenjang karir
tempat pelatihan bagi calon manajer di masa tersebut.Barrier (2001) menunjukkan bahwa
depan. Penggunaan fungsi audit internal sebagai penggunaan fungsi audit manajemen sebagai MTG
MTG diarahkan sebagai tempat untuk melatih menyebabkan pelamar kerja memandang pekerjaan
orang-orang di dalam organisasi untuk menjadi sebagai auditor internal sebagai jalur pintas (fast
manajer senior di masa yang akan datang. Prospek track) untuk menjadi tim manajemen di luar internal
karir yang ditawarkan dengan adanya MTG ini audit daripada tetap menjadi bagian dari audit
diduga ikut mempengaruhi keinginan calon internal, dengan posisi lebih tinggi sekalipun. Temuan
pelamar kerja untuk menduduki posisi sebagai ini mengarahkan kepada hipotesis 3penelitian ini:
auditor internaldi awal karirnya. H3: Akan terdapat lebih sedikit individu yang
Goodwin & Yeo(2001) menyatakan bahwa melamar untuk posisi pekerjaan ketika
ketika perusahaan menggunakan fungsi audit fungsi audit internal digunakan sebagai
internal sebagai MTG, perusahaan biasanya akan MTG dengan promosi karir sebagai “kepala
mengambil salah satu dari dua pendekatan. departemen audit internal” daripada ketika
Pendekatan pertama adalah merekrut auditor dipromosikan dengan jabatan lebih tinggi
internal baru, baik lulusan baru maupun orang “di luar departemen audit internal”.
berpengalaman dari departemen lain, ke dalam
fungsi audit internal dengan janji bahwa mereka 3. Metode Penelitian
nanti akan dipromosikan ke dalam garis Desain Eksperimen
manajemen dalam beberapa tahun (biasanya Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
dengan rata-rata 2 sampai 3 tahun). Pendekatan eksperimen dengan melakukan 2 (dua) kali
kedua adalah dengan menugaskan karyawan yang eksperimen. Ekspekrimen pertama dilakukan pada
sudah ada ke dalam departemen audit internal desain 1x2 dan eksperimen kedua dengan desain
untuk periode waktu tertentu sebelum dirotasi faktorial 2x2, keduanya antar-subject (between
kembali ke posisi manajemen biasanya untuk subject). Dua level untuk satu variabel tunggal
posisi yang lebih tinggi daripada sebelum ia pelabelan pada eksperimen 1 terdiri dari label
masuk ke dalam departemen audit internal. audit internal vs akuntansi, sementara pada
Menggunakan fungsi audit internal sebagai eksperimen 2 masing-masing variabel independen
MTG dianggap dapat memberikan daya tarik dibagi menjadi dua level yaitu peran audit internal:
79
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

assurance vs konsultasi dan prospek karir: penjelasan tersebut, partisipan kembali diminta
dipromosikan di posisi manajemen di luar fungsi untuk menentukan keinginan mereka melamar
audit internal vs sebagai penyelia pada fungsi sebagai auditor internal. Instrumen penelitian akan
audit internal. dikembangkan berbasis web (web-based instrument).

Tugas Eksperimental Variabel Penelitian


Tugas eksperimental dikembangkan dari riset Terdapat tiga variabel independen dalam
serupa sebelumnya yang dilakukan oleh Burton et penelitian ini yakni label pekerjaan, peran audit
al.(2014) dan Bartlett et al. (2017). Pertama, internal dan prospek karir, dan satu variabel
partisipan akan diminta untuk membaca sebuah dependen yaitu keinginan untuk melamar
skenario yang berisi deskripsi mengenai sebuah pekerjaan sebagai auditor internal. Ketiga variabel
peluang kerja. Skenario tersebut berisi informasi independen dimanipulasi mengikuti riset-riset
dasar mengenai bisnis dan industri perusahaan sebelumnya (Bartlett et al., 2017; Burton et al.,
serta tim kerja dimana partisipan mungkin akan 2014). Skenario yang dikembangkan seperti
bekerja. Kedua, dari skenario yang dibuat, dijelaskan pada bagian sebelumnya, label
partisipan kemudian diberikan deskripsi mengenai pekerjaan dibagi menjadi audit internal vs
sebuah pekerjaan yang mungkin akan mereka akuntansi, peran audit internal dibagi menjadi
lamar sebagai salah satu pilihan karir. Setelah fungsi assurance vs fungsi konsultasi dan prospek
memahaminya, kemudian diberikan label atas karir dibagi menjadi jabatan lebih tinggi di luar
deskrispi pekerjaan yang telah mereka baca, lalu fungsi audit internal vs jabatan lebih tinggi tetapi
kemudian diminta untuk menentukan kemauan masih di dalam fungsi audit internal. Variabel
(willingness) mereka untuk mengajukan lamaran dependen keinginan untuk melamar pekerjaan
pada pekerjaan tersebut.Langkah pertama dan diukur pada skala 1-10.
kedua dicakup dalam eksperimen 1 yang
digunakan untuk menguji hipotesis 1 penelitian Partisipan dan Cek Manipulasi
ini. Partisipan untuk penelitian ini adalah
Pada eksperimen 2, skenario eksperimen mahasiswa jurusan akuntansi tahun terakhir di dua
sudah menspesifikasi pekerjaan sebagai audit universitas negeri di kota Padang. Partisipan
internal. Partisipan kembali akan diberikan direkrut dengan cara meminta kesediaan mereka
deskripsi mengenai pekerjaan sebagai audit melalui dosen pengampu mata kuliah yang
internal dengan penekanan kepada peran yang ditawarkan bagi mahasiswa tahun terakhir.
terkandung di dalam pekerjaan tersebut. Kedua Pemilihan mahasiswa tahun terakhir didasarkan
peran tersebut adalah peran audit internal sebagai kepada dua argumen. Pertama, mereka adalah
assurance atau fungsi konsultasi. Terakhir, pencari kerja potensial yang tidak lama lagi akan
partisipan mendapatkan penjelasan mengenai memasuki dunia kerja dan kedua, sudah
fungsi audit internal sebagai MTG yang mendapatkan mata kuliah auditing dan/atau audit
diantaranya berisi janji bahwa setelah beberapa internal sehingga dianggap sudah memiliki
tahun di dalam departemen mereka akan pemahaman yang memadai untuk bekerja sebagai
dipromosikan menduduki posisi yang lebih tinggi seorang auditor internal.
yang dalam hal ini, pilihan posisi jabatan pertama Cek manipulasi dilakukan dengan memberikan 3
berada di luar departemen audit internal, (tiga) pertanyaan mengenai pengalaman mereka
sedangkan opsi kedua berupa posisi sebagai selama melakukan eksperimen.Ketiga pertanyaan
pimpinan (leader) di dalam departemen audit tersebut meliputi pertanyaan mengenai ketiga
internal. setelah mendapatkan penjelasan- variabel dependen yang diuji dalam penelitian ini.
80
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

Data yang berasal dari partisipan yang gagal di kerja.Eksperimen diiukuti oleh 75 orang
dalam cek manipulasi akan dikeluarkan dari partisipan.Dari cek manipulasi, 2 (dua) orang
analisis. subjek tidak lulus uji sehingga subjek akhir dari
penelitian ini adalah 73 orang. Ketika subjek yang
Analisis Data tidak lolos cek manipulasi masing-masing berasal
Terdapat 3 hipotesis dalam penelitian dari sel 1 da 3 untuk kasus 2, sehingga sebaran
ini.Untuk menguji ketiga hipotesis tersebut, partisipan untuk 4 sel pada kasus 2 masing-masing
dilakukan dua eksperimen.Eksperimen 1 menjadi 18 orang pada sel 1, 18 orang pada sel 2,
dilakukan untuk menguji hipotesis yang 18 orang pada sel 3 dan 19 orang pada sel 4.
menyiratkan bahwa pelabelan pekerjaan Subjek terdiri dari 17 (23,28%) orang pria dan 56
memengaruhi minat palamar kerja untuk mengisi (76,72%) orang wanita. Partisipan menghabiskan
posisi auditor internal.Data dari eksperimen 1 waktu selama 20-25 menit untuk pelaksanaan
dianalisis menggunakan uji-tsampel independen eksperimen ini.Umur rata-rata partisipan adalah
(Independent sample t-test).Uji-tsampel 21-27 tahun. Profil partisipan juga menunjukkan
independenlayak digunakan untuk melihat bahwa 52 dari total partisipan berminat bekerja
perbedaan respon partisipanatas 2 label pekerjaan sebagai auditor, 39 diantara sebagai auditor
yang diberikan.Hipotesis 2 dan 3 ingin menguji internal dan sisanya 13 orang berminat bekerja
efek utama dari fungsi dan prospek karir internal sebagai auditor eksternal. Sisanya sebanyak 21
auditor.Eksperimen 2 dilakukan untuk menguji orang menyatakan berminat bekerja pada bidang
kedua hipotesis tersebut menggunakantwo- akuntansi lain seperti akuntan keuangan dan
wayanalysis of variance (Anova) untuk akuntansi manajemen (17 orang) serta menjadi
menganalisis data penelitian. wirausaha sebanyak 4 orang.

4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Statistik Deskripsif dan Hasil Pengujian


Partisipan Penelitian dan Hasil Cek Manipulasi Hipotesis
Partisipan adalah mahasiswa program strata 1 Untuk menguji hipotesis 1, data diperoleh
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas melalui penugasan kasus 1.Statistik deskriptif dari
Negeri Padang yang menyulih peran pencari kasus 1 yang dihasilkan disajikan pada tabel 1.

Tabel 1
Statistik Deskriptif Kasus 1
Label pekerjaan Jumlah Partisipan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Deviasi Standar
Auditor Internal 36 0,10 ,90 0,7778 0,14950
Akuntan 37 0,70 1,00 0,8568 0,08347
Total 73 0,10 1,00 0,8178 0,12621

Tabel 1 menunjukkan terdapat 73 orang adalah 70% dan tertinggi pada tingkat 100%. Hasil
partisipan yang dalam hal ini 36 orang menerima statistik deskriptif juga menunjukkan mean dan
informasi lowongan pekerjaan yang dilabeli standar deviasi untuk kedua label pekerjaan
auditor internal sedangkan sisanya 37 orang tersebut, dalam hal ini mean (dan standar deviasi)
menerima informasi lowongan pekerjaan dengan untuk label auditor internal adalah 0,7778 (0,1495)
label akuntan. Untuk label auditor internal, dan 0,8178 (0,0834) untuk label pekerjaan sebagai
kemauan terendah berada pada angka 10% akuntan. Hasil tersebut secara deskriptif
sementara tertinggi pada tingkat kemauan 90%, menunjukkan bahwa minat untuk melamar
sementara untuk label akuntan, angka terendah pekerjaan dengan deksripsi yang sama namun
81
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

dengan label yang berbeda, lebih tinggi jika tersebut menunjukkan dukungan terhadap
pekerjaan dilabeli dengan akuntan daripada hipotesis 1.
dilabeli auditor internal. Hipotesis 1 menyatakan Kasus 2 dalam studi ini digunakan untuk
bahwa akan terdapat lebih sedikit individu yang menguji hipotesis 2 dan hipotesis 3. Statistik
melamar untuk posisi pekerjaan ketika ia dilabeli deskriptif hasil penugasan pada kasus 2 disajikan
dengan “audit internal” daripada ketika ia pada tabel 2.
dideskripsikan dengan cara yang identik tapi Model Anova 2 x 2 untuk pengujian efek
dilabeli “akuntansi”. Dari pengujian hipotesis 1 utama (main effect) dari variabel independen
ditunjukkan bahwa label pekerjaan (auditor fungsi departemen audit internal dan prospek karir
internal vs akuntan) memengaruhi kemauan terhadap kemauan melamar pekerjaan yang
pelamar untuk melamar pada pekerjaan yang ditawarkan disajikan pada tabel 3 berikut:
ditawarkan (t= -2,797, p-value: 0,007). Hasil

Tabel 2
Statistik Deskripsi dari Kasus 2
Prospek Karir
Fungsi Departeman AI
Dalam Departmen AI Di Luar Depertemen AI Total Baris
0,744 0,778 0,761
Assurance (0,983) (0,116) (0,235)
n= 18 n= 18 n = 36
0,795 0, 858 0, 827
Konsultasi (0,053) (0,090) (0,261)
n= 18 n = 19 N= 37
0, 769 0, 819 0,794
Total Kolom (0,082) (0,110) (0,099)
n= 73 n= 73 n= 73

Model Anova 2 x 2 untuk pengujian efek utama (main effect) dari variabel independen fungsi
departemen audit internal dan prospek karir terhadap kemauan melamar pekerjaan yang ditawarkan disajika
pada table 3.

Tabel 3
Model Anova
Uji Efek Antar-Subjek
Sumber Jumlah Kuadrat Tipe III Df Mean Kuadrat F Sig
Intersep 45,955 1 45,955 5362,434 0,000
Fungsi 0,077 1 0,077 9,009 0,004
Promosi 0,043 1 0,043 4,984 0,029
Fungsi*Promosi 0,004 1 0,004 0,483 0,490
Galat 0,591 69 0,009

Hipotesis 2 memprediksi bahwa akan terdapat tabel 2 mengindikasikan bahwa rata-rata tingkat
lebih sedikit individu yang melamar untuk posisi kemauan adalah lebih tinggi jika departemen audit
pekerjaan ketika fungsi audit internal lebih internal difungsikan sebagai pemberi jasa
dideskrispikan sebagai pekerjaan “assurance” konsultasi (0,827) daripada jika memfokuskan
daripada ketika ia dideskrispikan sebagai kepada fungsi assurance (0,761). Selanjutnya,
pekerjaan “konsultasi”. Statistik deskriptif pada seperti terlihat pada tabel 3, perbedaan ini (efek
82
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

utama dari fungsi dapartemen audit mungkin saja orang tertarik dengan profesi sebagai
internal)signifikan secara statistik auditor internal namun karena adanya image
(F=9,009,p=0,004), dengan demikian maka negatif atau persepsi negatif terhadap auditor
hipotesis 2 diterima. internal maka orang akan cenderung untuk
Hipotesis 3 memprediksi bahwa akan terdapat menghindarinya temuan tersebut mengkonfirmasi
lebih sedikit individu yang melamar untuk posisi penjelasan teori vokasional (Holland, 1959) yang
pekerjaan ketika fungsi audit internal digunakan menyebutkan bahwa individu akan cenderung
sebagai MTG dengan promosi karir sebagai untuk mencari posisi yang cocok dengan dirinya
“Kepala departemen audit internal” daripada dan mempertimbangkan persepsi yang muncul
ketika dipromosikan dengan jabatan lebih tinggi terhadap profesi yang mereka tekuni mengingat
“di luar departemen audit internal”. Statistik banyaknya persepsi negatif mengenai profesi
deskriptif pada tabel 2 mengindikasikan bahwa auditor internal. Temuan ini juga mengkonfirmasi
rata-rata tingkat kemauan adalah lebih tinggi jika bahwa individu akan terlibat dalam proses
pelamar yang berprestasi diperomosikan pada afirmasi diri yang memiliki makna bahwa mereka
posisi lebih tinggi di luar depertamen audit berupaya untuk memelihara dan melindungi
internal (0,819) daripada jika dipromosikan pada persepsi individu lain terkait dengan integritas diri
jabatan lebih tinggi di dalam departemen audit mereka (Epstein, 1973; Greenwald, 1980). Selain
internal sendiri (0,769). Kemudian, terlihat pada itu penelitian yang dilakukan olehSteele (1988)
tabel 3, perbedaan ini (efek utama dari prospek menyatakan bahwa orang akan cenderung tidak
karir) signifikan secara statistik (F=4,984, konsisten ketika menghadapi situasi yang
p=0,029), dengan demikian hipotesis 3 diterima. mengancam image diri positif mereka
Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapatnya Studi ini juga menunjukkan bahwa minat
tantangan yang besar untuk merekrut dan pelamar lebih tinggi jika peran atau fungsi utama
mempertahankan talenta berbakat untuk mengisi dari departemen audit internal lebih diarahkan
jabatan sebagai auditor internal.Tantangan tersebut sebagai penyedia jasa konsultasi dan pelatihan
dipicu oleh munculnya beragam stereotip dan mitos- daripada peran konvensionalnya sebagai penyedia
mitos negatif mengenai profesi auditor internal. jasa assurance. Ketika audit internal berperan
Stereotip dan mitos tersebut antara lain adalah sebagai penyedia jasa assurance maka persepsi
pekerjaan auditor internal adalah pekerjaan yang negatif yang muncul adalah audit internal
membosankan, auditor internal bekerja sebagai merupakan penemu kesalahan dan polisi
penemu kesalahan (fault-finder) atau polisi perusahaan yang akan menginvestigasi dan
perusahaan dan departemen audit internal diisi melaporkan kesalahan, namun ketika peran audit
oleh orang-orang “buangan” dari departemen lain. internal diarahkan untuk memberi jasa konsultasi
Konsekuensinya, fakta tersebut menghambat maka peran audit internal merupakan tempat
minat pelamar kerja untuk melamar pada berkonsultasi, dan membantu mencari dan
pekerjaan auditor internal. Hal ini menjadikan mengusulkan solusi, sehingga ketika peran audit
perusahaan harus kreatif dan mampu membangun internal berubah dari assurance menjadi pemberi
image positif mengenai profesi ini mengingat jasa konsultasi maka peminat pelamar juga akan
strategisnya fungsi audit internal di dalam lebih tinggi.
perusahaan atau organisasi. Anderson(2003) menemukan bahwa minat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat calon pelamar audit internal semakin meningkat
pelamar kerja lebih tinggi jika pekerjaan dilabeli ketika fungsi audit internal telah berkembang tidak
dengan akuntan daripada dilabeli dengan auditor hanya fungsi assurance namun berkembang
internal.Burton et al.(2014) menyatakan bahwa menjadi MTG, dengan adanya perubahan fungsi
83
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

audit internal menjadi MGT maka persepsi- salah satu pimpinan di dalam departemen audit
persepsi negatif dari audit internal semakin internal.
berkurang dan meningkatkan minat pelamar. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
Perubahan fungsi audit internal menjadi MGT ini keinginan untuk melamar pekerjaan sebagai
dikemukan dalam penelitian(Oxner & Oxner, auditor internal internal lebih tinggi jika pekerjaan
2006). Hasil penelitian ini memperkuat penelitian dilabeli dengan “akuntan” daripada ketika dilabeli
yang dilakukan oleh (Burton et al., 2014) yang “auditor internal”. Temuan ini menunjukkan
menemukan bahwa 64% perusahaan menggunakan bahwa stereotip negatif tentang profesi auditor
fungsi audit internal sebagai MGT. internal boleh jadi juga sudah dipersepsikan oleh
Studi ini juga menunjukkan bahwa minat calon pelamar dari kalangan lulusan baru (fresh
pelamar lebih tinggi jika staf yang berprestasi akan graduate), tidak hanya dari pelamar yang telah
dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi di punya pengalaman kerja sebelumnya seperti
luar departemen audit internal daripada menjadi ditemukan oleh Burton et al.(2014). Hal ini menjadi
salah satu pimpinan di dalam departemen audit “pekerjaan rumah” bagi pengajar akuntansi untuk
internal. Minat pelamar audit internal meningkat memberikan pemahaman yang tepat mengenai
ketika adanya informasi bahwa profesi audit pekerjaan auditor internal.
internal merupakan jalan pintas atau tempat Penelitian ini juga menemukan bahwa
pelatihan untuk mencapai prospek karir yang lebih pekerjaan sebagai penyedia jasa konsultasi lebih
tinggi diluar departemen audit. Hasil ini didukung disukai daripada fungsi audit internal
oleh penelitian yang dilakukan oleh (Barrier, menjalankan fungsi tradisional mereka sebagai
2001)yang menunjukkan bahwa penggunaan pelaksana assurance di dalam organisasi. Hal ini
fungsi audit manajemen sebagai MTG akan berimbas kepada objektivitas tim audit
menyebabkan pelamar kerja memandang internal dalam melaksanakan pekerjaannya,
pekerjaan sebagai auditor internal merupakan jalur terutama dalam kaitannya dengan pelaporan
pintas (fast track) untuk menjadi tim manajemen keuangan dan pendeteksian kecurangan di dalam
di luar internal audit daripada tetap menjadi bagian organisasi. Organisasi atau perusahaan perlu
dari audit internal, dengan posisi lebih tinggi untuk mendesain departemen ini secara hati-hati
sekalipun. agar tujuan pencapaian governance organisasi
berkualitas tetap terjaga. Penguatan fungsi
5. Kesimpulan, Implikasi dan Keterbatasan pengawasan dari komite audit dan dewan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan komisaris terhadap fungsi ini juga perlu untuk
bahwa partisipan menunjukkan minat yang lebih dipertajam.
tinggi untuk mengisi posisi kerja lebih tinggi jika Penelitian ini menggunakan mahasiswa tahun
pekerjaan dilabeli dengan akuntan daripada akhir sebagai penyulih pelamar pekerjaan dari
dilabeli dengan auditor internal. Kemudian, minat kalangan lulusan baru (fresh graduate).Terkait
pelamar lebih tinggi jika peran atau fungsi utama dengan partisipan riset, penelitian mendatang
dari departemen audit internal lebih diarahkan dapat mengembangkan riset ini setidaknya melalui
sebagai penyedia jasa konsultasi dan pelatihan dua hal.Pertama, Penelitian berikutnya dapat
daripada peran konvensionalnya sebagai penyedia memperluas partisipan dengan cakupan yang lebih
jasa assurance. Terakhir, minat pelamar lebih luas dengan melibatkan individu yang bekerja di
tinggi jika staf yang berprestasi akan bidang akuntansi dan telah memiliki pengalaman
dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi di kerja di luar departemen audit internal.Kedua,
luar departemen audit internal daripada menjadi penelitian berikutnya dapat menguji keinginan
individu dari luar disiplin ilmu akuntansi untuk
84
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

peran auditor internal.Selain dari perspektif training ground or as a consulting services


partisipan, penelitian mendatang dapat meneliti provider in enhancing the recruitment of
lebih mendalam mengenai efek penggunaan internal auditors. Accounting Horizons, 29(1),
115–140. https://doi.org/10.2308/acch-50925
departemen audit internal sebagai Management
Chambers, R. (2012). Five classic myths about
Training Ground (MTG) terhadap objektivitas internal auditing. Retrieved from
anggota audit internal dan dampaknya terhadap https://iaonline.theiia.org/five-classic-myths-
kualitas pelaporan keuangan. about-internal-auditing
Christ, M. H., Sharp, N. Y., Masli, A., & Wood,
Daftar Pustaka D. A. (2014). The effects of using the internal
Abbott, L. J., Daugherty, B., Parker, S., & Peters, audit function as a management training
G. F. (2016). Internal audit quality and ground on financial reporting quality.
financial reporting quality: the joint working paper. The University of Georgia,
importance of independence and competence. Texas A&M University, The University of
journal of accounting research, 54(1), 3–40. Kansas, and Brigham Young University.
https://doi.org/10.1111/1475-679x.12099 Cooper, C. (2008). Extraordinary circumstances: the
Anderson, U. (2003). Assurance and consulting journey of a corporate whistleblower. Hoboken,
services. Altamonte Springs, FL: IIA New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Research Fondation. Coram, P., Ferguson, C., & Moroney, R. (2008).
Anderson, U. L., Christ, M. H., Johnstone, K. M., & Internal audit, alternative internal audit
Rittenberg, L. E. (2012). A post-sox structures and the level of misappropriation of
examination of factors associated with the size assets fraud. Accounting & Finance, 0(0),
of internal audit functions. Accounting Horizons, 080318002557372–???
26(2), 167–191. https://doi.org/10.2308/acch- https://doi.org/10.1111/j.1467-
50115 629x.2007.00247.x
Asare, S. K., Davidson, R. A., & Gramling, A. A. COSO. Guidance on monitoring internal control
(2008). Internal auditors’ evaluation of fraud systems, committee of sponsoring
factors in planning an audit: the importance of organizations of the treadway commissions
audit committee quality and management (2009). durham, nc. retrieved from
incentives. International Journal of Auditing, https://www.coso.org/documents/coso_guida
12(3),181–203. https://doi.org/10.1111/j.1099- nce_on_monitoring_intro_online1_002.pdf
1123.2008.00379.x Epstein, S. (1973). The self-concept revisited: Or a
Barrier, M. (2001). The ebb and flow. Internal theory of a theory. American Psychologist,
Auditor, 58(5), 33–37. 28(5), 404–416.
Bartlett, G. D., Kremin, J., Saunders, K. K., & Ernst & Young. (2007). Global internal audit survey:
Wood, D. A. (2017). Factors influencing a current state analysis with insights into future
recruitment of non-accounting business trends and leading practices. retrieved from
professionals into internal auditing. http://www.juhtimine.ee/static/artiklid/188.globa
Behavioral Research in Accounting, 29(1), l internal audit survey.pdf
119–130. https://doi.org/10.2308/bria-51643 Goodwin, J., & Yeo, T. Y. (2001). Audit
Beasley, M. S., Carcello, J. V, Hermanson, D. independence and objectivity : Evidence from
R., & Lapides, P. D. (2000). Fraudulent Singapore. International Journal of Auditing
financial reporting: consideration of (vol. 125). https://doi.org/10.1111/j.1099-
industry traits and corporate governance 1123.2001.00329.x
mechanisms. Accounting Horizons, 14(4), Gramling, A. A, Maletta, M. J., Schneider, A., &
441–454. Church, B. K. (2004). The role of tile internal
https://doi.org/10.2308/acch.2000.14.4.441 audit function in corporate governance: A
Burton, F. G., Starliper, M. W., Summers, S. L., & synthesis of the extant internal auditing
Wood, D. A. (2014). The effects of using the literature and directions for future research.
internal audit function as a management Journal of Accounting Literature, 23, 194–
85
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

244. https://doi.org/10.2308/accr.00000016 24(1), 73–90. https://doi.org/10.2308/bria-10074


Greenwald, A. G. (1980). The totalitarian ego: Mulyadi. (2016). Auditing, Buku Dua (6th ed.).
Fabrication and revision of personal history. Jakarta: Salemba Empat.
American Psychologist, 35(7), 603–618. Murphy, M. (2013). Internal audit staffs need to
https://doi.org/10.1037/0003-066x.35.7.603 foresee talent shortages: ceb. retrieved from
Hoffelder, K. (2012). Internal audit: A dead-end job? http://blogs.wsj.com/cfo/2013/01/17/internal-
retrieved from audit-staffs-need-to-foresee-talent-shortages-
http://ww2.cfo.com/auditing/2012/10/internal- ceb/
audit-jobs-dead-end/ Nagy, A. L., & Cenker, W. J. (2007). Internal
Holland, J. L. (1959). A theory of vocational choice. audit professionalism and section 404
Journal of Counseling Psychology, 6(1), 35–45. compliance: The view of chief audit
https://doi.org/10.1037/h0040767 executives from northeast ohio. International
Holland, J. L., & Gottfredson, G. D. (1992). Studies Journal of Auditing, 11(1), 41–49.
of the hexagonal model: An evaluation (or, the https://doi.org/ 10.1111/j.1099-
perils of stalking the perfect hexagon). Journal 1123.2007.00355.x
of Vocational Behavior, 40(2), 158–170. Navallas, B., Del Campo, C., & Camacho-Miñano,
https://doi.org/10.1016/0001-8791(92)90063-6 M.-M. (2017). Exploring auditors’
Houck, T. P. (1994). Creativity. Internal Auditor, 51, stereotypes:The perspective of undergraduate
18+. retrieved from students. Revista de Contabilidad, 20(1), 25–
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=tr 35.
ue&db=buh&%2338;an=9411173600&%2 https://doi.org/10.1016/j.rcsar.2015.11.001
338;site=bsi-live Oxner, K., & Oxner, T. (2006). Boom time for
IIA. (2011). Recruitment strategies for tomorrow’s internal audit professionals. Internal Auditor,
internal audit function. Altamonte Springs, 63(3), 6–10.
FL:Audit executive center of the institute of Prawitt, D. F., Sharp, N. Y., & Wood, D. A.
internal auditors. (2012). Internal audit outsourcing and the risk
IIA. (2015). Pulse of internal audit: profession of misleading or fraudulent financial
facing major challenges. retrieved from reporting: did sarbanes-oxley get it wrong?*.
https://na.theiia.org/news/documents/pulse- Contemporary Accounting Research, 29(4),
of-internal-audit-news-release.pdf 1109–1136. https://doi.org/10.1111/j.1911-
Koller, L. (2003). A profession in demand. 3846.2012.01141.x
Internal Auditor, 60(3), 42–46. Prawitt, D., Smith, J., & Wood, D. (2009). Internal
Lin, S., Pizzini, M., Vargus, M., & Bardhan, I. R. audit quality and earnings management. The
(2011). The role of the internal audit function in Accounting Review, 84(4), 1255–1280.
the disclosure of material weaknesses. https://doi.org/10.2308/accr.2009.84.4.1255
Accounting Review, 86(1), 287–323. Pricewaterhousecoopers. (2006). Pricewaterhouse coopers
https://doi.org/10.2308/accr.00000016 2006 state of the internal audit profession study
Messier, W. F., Reynolds, J. K., Simon, C. A., & shows that continuous auditing and monitoring is
Wood, D. A. (2011). The effect of using the today’s growing business trend. retrieved from
internal audit function as a management training https://globenewswire.com /news-
ground on the external auditor’s reliance release/2006/06/26/345020/101260/en/pri
decision. Accounting Review, 86(6), 2131–2154. cewaterhousecoopers-2006-state-of-the-internal-
https://doi.org/10.2308/accr-10136 audit-profession-study-shows-that-continuous-
Miceli, M. P., Near, J. P., & Schwenk, C. R. (1991). auditing-and-monitoring-is-today-s-growing-
Who blows the whistle and why? Industrial And business-trend.html
Labor Relations Review, 45(1), 113–130. Rapina. (2012). Pembangunan minat berkarier
https://doi.org/10.2307/2524705 sebagai auditor dengan pengukuran persepsi
Morrill, J. B., Morrill, C. K. J., & Kopp, L. S. (2012). mahasiswa terhadap lingkungan kerja auditor
Internal control assessment and interference secara global (Survei pada mahasiswa
effects. Behavioral Research in Accounting, akuntansi Universitas Kristen Maranatha
86
Afriyenti & Sari/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 5(1), 2018, pp 69-86

Bandung ). Zenit, 1(2), 132–146.


Rose, A. M., Rose, J. M., & Norman, C. S. (2013).
Is the objectivity of internal audit
compromised when the internal audit
function is a management training ground?
Accounting & Finance, 53(4), 1001–1019.
https://doi.org/10.1111/acfi.12025
Sarens, G., & De Beelde, I. (2006). Internal Auditors’
perception about their role in risk management.
Managerial Auditing Journal, 21(1), 63–80.
https://doi.org/10.1108/02686900610634766
Simbolon, E. F. (2010). Kedudukan dan fungsi
internal auditor pada PT Nindya Karya
(persero) cabang Medan. Universitas
Sumatera Utara.
Spencer Stuart. (2007). The changing face of internal
audit: Views from ftse 100 audit committee
chairmen. available at: http://content.
spencerstuart.com/sswebsite/pdf/lib/audit_web.
pdf. retrieved from http://content.spencer
stuart.com/sswebsite/pdf/lib/audit_web.pdf
Steele, C. M. (1988). The psychology of self-affirmation:
sustaining the integrity of the self. Advances in
Experimental Social Psychology, 21, 261–302.
https://doi.org/10.1016/S0065-2601(08)60229-4
Steele, C. M., Spencer, S. J., & Lynch, M. (1993).
Self-image resilience and dissonance: the role
of affirmational resources. Journal of
Personality and Social Psychology, 64(6),
885–896. https://doi.org/10.1037/0022-
3514.64.6.885
Williams, M. (2003). The audit profession: Center
stage. Internal Auditor 60 (2): 50–57, 60(2),
50–57.
Wood, D. J., & Wilson, J. A. (1989). Roles and
relationships in internal auditing. Altamonte
Springs, FL: The Institute of Internal
Auditors Research Foundation.

You might also like