Analisis Green School Sebagai Taman Pembelajaran Tematik Di Kelas Rendah

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

ANALISIS GREEN SCHOOL SEBAGAI

TAMAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH

FATHONAH NILAWIDIA
NIM F2211141005

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
ANALISIS GREEN SCHOOL SEBAGAI
TAMAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:

FATHONAH NILAWIDIA
NIM. F2211141005

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. M. Asrori, M.Pd Dr. A. Totok Priyadi, M.Pd


NIP. 196105271985031008 NIP. 196105111988101001

Disahkan Oleh:

Dekan Ketua
FKIP Universitas Tanjungpura Program Studi Magister
Pontianak Pendidikan Guru SD

Dr. H. Martono Dr. H. Suhardi Marli, M.Pd


NIP.196803161994031014 NIP. 195507261986011001
ANALISIS GREEN SCHOOL SEBAGAI
TAMAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH

Fathonah Nilawidia, Asrori, Totok Priyadi


Program Magister Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak
email:fathonahnilawidia_2018@gmail.com

Abstract

This study aims to describe green school as a thematic learning park in low class
State Elementary School 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau.The research method used
qualitative research. The setting of this research is at Tuan 24 State Elementary
School with teacher class data source. Data collection tools: direct observation, in-
depth interviews and documentation. Data analysis techniques: data collection, data
reduction, data presentation and conclusion. Techniques to check the validity of data:
extension of observation, increasing perseverance, triangulation and member check.
The results of this study can be concluded: 1) Green School learning plan that is:
program planning, facilities and infrastructure, financing and personnel, 2)
Implementation of green school learning that is: preparation before pursuing such as:
preparing teaching materials, RPP, relevant guidebook and other supporting media,
3) The obstacle is that there are still students who are indifferent to their environment
no matter the cleanliness of the environment, the lack of funds to build green school
classes that are only sourced from BOS funds, 4) efforts to overcome obstacles is to
instill self-awareness of students, the establishment of the existence of 7K team,
support from the institution and school committee and the reward points and 5) The
successful form of creating green school classroom is able to increase student
learning outcomes and students learn to feel comfortable.

Keywords: Green School, Thematic Learning

Kurangnya pemahaman akan pentingnya merupakan wadah pendidikan bagi manusia


lingkungan hidup sehingga manusia melakukan merupakan target utama untuk dilibatkan dalam
eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya upaya pengelolaan lingkungan hidup lewat
alam yang menyebabkan menurunnya kualitas implementasi dalam setiap mata pelajaran yang
lingkungan berupa pencemaran lingkungan dan ada dalam dunia pendidikan ini. Undang-
pengurangan sumberdaya alam. Dengan Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
meningkatnya masalah lingkungan berupa Pendidikan Nasional mengatakan bahwa:
pencemaran lingkungan dan berkurangnya Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
sumberdaya alam diperlukan pemahaman akan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
upaya pelestarian lingkungan. UU Nomor 32 pembelajaran agar peserta didik secara aktif
tahun 2009 tentang Perlindungan dan mengembangkan potensi dirinya untuk
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada point ke memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
empat dari pasal 65 menyebutkan bahwa “setiap pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
orang berhak dan berperan dalam pengelolaan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
lingkungan”. Ini berarti bahwa siapapun dia dirinya, bagi kemakmuran masyarakat, bangsa,
baik pemerintah maupun masyarakat dan negara.Pemahaman akan pentingnya
mempunyai kewajiban untuk ikut dalam upaya menjaga, melestarikan dan mengelola
perlindungan dan pengelolaan lingkungan. lingkungan sehingga tetap terjaga
Sekolah sebagai Institusi pendidikan dan juga keberlangsungannya dan menjadi seimbang

1
dalam kehidupan di bumi ini perlu dipahami (2010:1) menyebutkan: A school building or
oleh manusia dan hal ini harus ditanamkan facility that creates a healthy environment that
pemahamannya kepada generasi kegenerasi. is conducive to learning while saving energy,
Suyono (2014: 3) menegaskan bahwa resources, and money. Konsep “Green” yang
“lngkungan hidup yang baik tidak hanya dimaksud dapat diinterpretasikan sebagai
ditinjau dari kemampuan manusia untuk sustainable (berkelanjutan), earthfriendly
mewujudkan keinginannya untuk memenuhi (ramah lingkungan), dan high performance
kebutuhan pokoknya yaitu kebutuhan sandang, building (bangunan dengan perfoma sangat
pangan, dan papan”. baik). Desain ini memaksimalkan penanaman
Kesadaran akan pentingnya pengelolaan pohon dan rerumputan untuk menciptakan
lingkungan sehat perlu di tanamkan kepada proporsi yang lebih seimbang, dan juga agar
manusia dan perlu dilakukan sejak dini suhu dalam ruangan tetap serasa sejuk. Green
sehingga tertanam nilai-nilai kecintaan akan School menggunakan metode pembelajaran
lingkungan. Dalam seluruh proses pendidikan yang lebih menyenangkan, yakni dengan
di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan mengajak peserta didiknya untuk masuk
yang paling pokok. Berarti berhasil tidaknya langsung kedalam kehidupan nyata singkatnya
percapaian tujuan pendidikan banyak dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan
bergantung pada bagaimana proses belajar yang adalah belajar sambil bermain. Selain Green
dialami oleh peserta didik. Belajar merupakan School terdapat pula konsep pembelajaran yang
proses dari pada perkembangan hidup manusia. berbeda yaitu International School. Sebuah
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan- bangunan sekolah atau fasilitas yang
perubahan kualitatif individu, sehingga tingkah menciptakan sehat lingkungan yang kondusif
lakunya berkembang. Semua aktivitas dan untuk belajar sambil menyimpan energi, sumber
prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari daya, dan uang. Green school "Sekolah Hijau"
belajar. Keberhasilan dari adanya proses belajar yaitu sekolah yang memiliki komitmen dan
ditandai dengan tercapainya tujuan pengajaran secara sistematis mengembangkan program-
serta prestasi belajar secara maksimal. Green program untuk menginternalisasikan nilai-nilai
School merupakan program pemerintah yang lingkungan ke dalam seluruh aktifitas sekolah.
diharapkan mampu memiliki pemahaman, Green School adalah suatu gerakan menjaga,
kesadaran, dan mengintegrasikan nilai-nilai memelihara dan membangun kondisi sekolah
lingkungan hidup pada seluruh warga sekolah yang berbasis lingkungan yang juga dapat
agar membentuk perilaku dan pola pengelolaan diartikan menggalakkan lingkungan hijau dan
sekolah yang ramah lingkungan untuk menjaga keberhasilan di lingkungan sekolah, salah satu
kelestarian lingkungan. Program Green School bentuk kegiatannya adalah kegiatan
menjadi ikon penting dalam rangka antisipasi penghijauan sekolah, jika kondisi ini dapat
global warming karena dengan membangkitkan diwujudkan maka akan tercipta sebuah lembaga
rasa tanggungjawab, peduli, dan percaya diri pendidikan yang penuh pepohonan yang
kepada peserta didik SD, SMP dan SMA untuk rindang, ditata secara rapi dan lingkungannya
ikut serta dalam upaya meminimalisir asri dan menyenangkan. Sehingga semua
pemanasan global. peserta didik betah disekolah serta dapat
Untuk menciptakan manusia yang ramah membantu peserta didik dalam menelaah
lingkungan diperlukan peran pendidikan pelajaran.
khususnya sekolah, sebab di sekolah banyak Fenomena yang ada sekarang menunjukkan
sekali generasi muda yang akan menjadi belum optimalnya keberhasilan pengajaran,
pewaris bumi ini, yang dapat ditempa khususnya untuk pengajaran tematik.
kesadarannya untuk mencintai lingkungan. Ketidakoptimalan tersebut dapat dilihat dari
Salah satu caranya adalah dengan menciptakan prestasi peserta didik yang kurang memuaskan.
sekolah ramah lingkungan melalui gerakan Prestasi belajar yang dicapai peserta didik pada
green school, manuju green at home dan green hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha
Indonesia. Douglas E. Gordon, Hon. AIA belajar. Pada umumnya semakin baik usaha

2
belajar maka semakin baik pula prestasi yang cinta terhadap tanah airnya. Program green
dicapai. Tentunya hal ini tidak terlepas dari school di SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sanggau diharapkan mampu menciptkan green
Sementara itu pembelajaran tematik sering learning. Green learning adalah metode
ditakuti atau dibenci oleh banyak peserta didik, pengembangan pembelajaran dengan
sebagai proses pembelajaran Tematik tidak bisa mengajarkan tentang hakikat lingkungan
berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini kepada peserta didik. Konsep green learning
dikarenakan peserta didik kurang menyukai diinspirasi oleh adanya stagnansi di dalam
Tematik dan juga kurang atau tidak adanya mengembangkan sikap positif terhadap
minat untuk mempelajari Tematik. Minat lingkungan hidup, kurangnya partisipasi dan
belajar yang juga merupakan salah satu faktor peran dalam aktivitas-aktivitas lingkungan
internal dalam menentukan prestasi belajar, hidup. Lingkungan dan ekologi mencakup
merupakan landasan yang kuat di dalam belajar bagaimana menjaga lingkungan, mencintai
Tematik. Karena dengan adanya minat belajar, lingkungan ini, apa saja dampak buruk akibat
peserta didik akan termotivasi untuk rusaknya lingkungan dan pemanasan global.
mempelajari Tematik dan juga dengan baik dan Karakteristik lingkungan yang berbeda
akan mampu meraih prestasi yang maksimal. memberikan pengalaman belajar yang berbeda
Sekolah SD Negeri 21 Tuan Tayan Hulu bagi peserta didik. Hutan yang merupakan
Sanggau berupaya penuh untuk menanamkan sumber belajar lingkungan riil memberikan
karekter cinta lingkungan serta untuk pengalaman yang membekas bagi peserta didik
menerapkan proses pembelajaran yang aktif, untuk belajar dan mengekplorasi hutan sebagai
kreatif, efektif dan menyenangkan dengan tempat untuk belajar secara independen.
menerapkan green school. Green school Penerapan green learning erat kaitannya
merupakan salah satu program sekolah SD dengan konsep forest school. Murray (2005:5),
Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau yang menyebutkan bahwa sekolah hutan (forest
ramah lingkungan dan hemat energi. Penerapan school) dapat: 1) Mengembangkan kepercayaan
green school di SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu diri dalam mendemonstrasikan dalam waktu
Sanggau tidak sebatas lingkungan yang hijau dan ruang untuk belajar secara independen, 2)
namun hemat energi dan lingkungan yang Mengembangkan kemampuan sosial (social
bersih, serta menerapkan pengelolaan sampah, skills) dan kesadaran dalam kerja secara tim
berkebun, menerapkan makanan yang sehat dan meningkat serta peserta didik lebih aktif dalam
higenis serta mengurangi sampah plastik. berpartisipasi di dalam permainan, 3)
Program green school di SD Negeri 24 Meningkatkan kemampuan dalam berbahasa
Tuan Tayan Hulu Sanggau sudah mulai dalam komunikasi, 4) Meningkatkan partisipasi
dilakukan oleh guru dengan peserta didik, dan kemampuan dalam konsentrasi peserta
dalam bentuk penanaman pohon di halaman didik meningkat, 5) Mengembangkan skill
sekolah, peserta didik harus menjaga pohonnya secara fisik dan motorik, 6) Meningkatkan
masing agar tetap tumbuh, peserta didik harus pengetahuan dan pemahaman tentang
menyiramnya setiap hari, sehingga dengan lingkungan alami dan bertanggungjawab
membiasakan peserta didik tersebut akan terhadap lingkungan, 7) Memberikan perspektif
tertanam kesadaran yang kuat untuk selalu baru tentang bagaimana guru mengajar,
hidup bersih yang kemudian terbawa dan mengamati peserta didik sesuai pengaturan
diaplikasikan dalam kehidupan peserta didik di yang diinginkan.
masyarakat, di mana mereka tinggal, sehingga Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
diharapkan bisa membawa perubahan pada cara merasa tertarik mengadakan penelitian dengan
pandang dan kesadaran masyarakat akan judul “Analisis Green School Sebagai Taman
pentingnya menjaga dan melestarikan Pembelajaran tematik di Kelas Rendah Sekolah
lingkungan, serta semakin aktif dalam upaya- Dasar Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau”.
upaya pelestarian lingkungan sebagai bentuk
rasa nasionalisme warga negara khususnya rasa

3
METODE Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah Menurut Miles dan Huberman (dalam Afrizal,
usaha untuk mencapai tujuan penelitian.Adapun 2015: 178) dikatakan bahwa “teknik yang
pendekatan yang digunakan peneliti dalam digunakan dalam analisis data ada 3 tahapan,
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu kodifikasi data, penyajian data dan
karena dalam analisis data, peneliti tidak verifikasi data/penarikan kesimpulan.
menggunakan teknik statistik melainkan dalam Data yang berhasil dikumpulkan tidak
bentuk verbal. Hal ini sesuai dengan pendapat selamanya mengandung unsur kebenaran dan
Ulber Silalahi (2009:77) yang menyatakan sesuai dengan fokus penelitian, bisa jadi masih
bahwa “penelitian kualitatif dapat ada kekurangan dan kesalahan dalam data.
dikonstruksikan sebagai satu strategi penelitian Untuk itu diperlukan pemeriksaan keabsahan
yang biasanya menekankan kata-kata daripada data agar data benar-benar valid. Agar data
kuantifikasi dalam pengumpulan dan analisis yang diperoleh objektif dan teruji keabsahan
data, menekankan pendekatan induktif untuk datanya, maka diperlukan adanya pemeriksaan
hubungan antara teori dan penelitian, yang keabsahan data. Dari sembilan cara
tekanannya pada penempatan penciptaan teori. pemeriksaan data yang dikemukakan oleh
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan Moleong (2012: 175-183), peneliti hanya
dalam penelitia ini adalah deskriptif. Penelitian menggunakan dua cara pemeriksaan keabsahan
deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk data dalam penelitian ini.
menuturkan pemecahan masalah yang ada Trianggulasi adalah penyesuaian kembali
sekarang berdasarkan data-data. Hadari kebenaran data yang didapat dari informasi.
Nawawi (2010: 63) mengartikan bahwa Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi
“metode deskriptif merupakan prosedur sumber dengan membandingkan dan mengecek
pemecahan masalah penelitian dengan derajat kepercayaan suatu informasi yang
menggambarkan atau melukiskan keadaan diperoleh melalui responden dan pada waktu
subjek atau objek penelitian (seseorang, dengan teknik yang berbeda dalam metode
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat kualitatif. Adapun teknik triangulasi ini peneliti
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak lakukan dengan cara membandingkan data hasil
atau sebagaimana adanya”. Mahmud wawancara dari guru dengan hasil observasi.
(2011:100) menyatakan bahwa penelitian Member check/Pengecekan anggota.
deskriptif adalah penelitian yang diupayakan Maksud diadakannya member check adalah
atau mengamati permasalahan secara sistematis menanyakan kembali kepada responden tentang
dan akurat mengenai fakta dan sifat objek garis besar permasalahan yang telah diajukan
tertentu”. Penelitian ini hanya meneliti dan sebelumnya. Tujuan agar responden dapat
bertujuan mendeskripsikan tentang Analsis memperbaiki kekeliruan ucapan dan pertanyaan
Green School Sebagai Taman Pembelajaran atau dapat menambah yang kurang jelas bagi
tematik di Kelas Rendah Sekolah Dasar Negeri peneliti.
24 Tuan Tayan Hulu Sanggau.
Teknik pengumpul data adalah cara-cara HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dilakukan untuk mengumpulkan, mencari,
dan memperoleh data dari informan serta Hasil
informasi yang telah ditentuan. Untuk
memperoleh data dalam penelitian ini penulis Penelitian ini menitikberatkan pada Analsis
menggunakan teknik pengambilan data sebagai Green School Sebagai Taman Pembelajaran
berikut: 1) Observasi langsung, 2) Komunikasi tematik di Kelas Rendah Sekolah Dasar Negeri
langsung, dan 3) Studi dokumenter. Alat 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau, dimana data
pengumpul data yang digunakan dalam dideskripsikan menggunakan kata-kata
penelitian ini adalah 1) panduan observasi, 2) sehingga terpenuhi kriteria penelitian kualitatif.
panduan wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari wawancara, observasi,

4
dokumen dijabarkan dalam Analsis Green indikator pencapaian kompetensi dan alokasi
School Sebagai Taman Pembelajaran tematik di waktu yang tersedia. Muatan dari silabus
Kelas Rendah Sekolah Dasar Negeri 24 Tuan dicantumkan lebih rinci dalam RPP. Selain itu,
Tayan Hulu Sanggau. dalam RRP juga memuat tujuan pembelajaran,
metode pembelajaran, serta langkah-langkah
Rancangan Pembelajaran Green School kegiatan pembelajaran. Penyusunan RPP oleh
Sebagai Taman Pembelajaran Tematik di guru dilakukan sebelum Kegiatan Belajar
Kelas Rendah SD Negeri 24 Tuan Tayan Mengajar (KBM) dimulai pada awal semester.
Hulu Sanggau Meski demikian, sekolah tetap memberikan
wewenang kepada setiap guru untuk melakukan
Kegiatan green school berhubungan dengan perubahan-perubahan selama itu dilakukan
lingkungan meliputi perencanaan program, sebelum pelaksanaan pembelajaran.
sarana dan prasarana, pembiayaan serta
personil. Untuk perencanaan programnya Pelaksanaan Pembelajaran Green School
sendiri, Dari kegiatan perencanaan kurikulum di Sebagai Taman Pembelajaran Tematik di
program adiwiyata ini kami bekerja sama Kelas Rendah SD Negeri 24 Tuan Tayan
dengan guru-guru untuk menyiapkan materi Hulu Sanggau
tentang green school tentunya berkaitan dengan
pendidikan lingkungan hidup. Bentuk atau cara Pelaksanaan proses pembelajaran tematik di
guru menyampaikannya itu dengan SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau,
menyisipkan materi tentang pendidikan seorang pendidik melakukan persiapan sebelum
lingkungan hidup dalam materi pelajaran. mengejar dikelas mulai dari mempersiapkan
Walaupun disinggung sedikit itu ndak apa-apa perangkat pembelajaran seperti: menyiapkan
baik dalam kegiatan pembuka, inti, ataupun bahan ajar, RPP, buku-buku panduan yang
penutup. Itu terserah mereka bagaimana agar relevan dan media pendukung yang lain. RPP
pembelajaran dapat terkemas dengan baik. diperlukan, karena dalam pembuatan RPP tidak
Sedangkan mengenai pembiayaan, sarana lepas dengan adanya kompetensi dasar dan inti,
dan prasarana untuk green school itu sendiri merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan
tidak ada dana yang khusus dialokasikan ke metode, menentukan teknik, bahan dan alat,
program tersebut. Hanya menggunakan dana menentukan kegiatan pemebelajaran, dan yang
yang ada yaitu berupa BOS. Dari perencanaan terakhir adalah evaluasi. Dengan adanya
personil program green school ini sudah ada menentukan metode atau teknik dalam proses
timnya, tim tersebut dibentuk pada awal belajar mengajar seorang pendidik dengan
dicanangkannya program green school melalui mudah menyampaikan materi yang akan
rapat dan musyawarah warga sekolah. Jadi diajarkan. Bentuk implementasi pembelajaran
masing- masing memiliki tugas sesuai dengan green school di SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu
tanggung jawab masing-masing. Sanggau, dilakukan dengan menitik beratkan
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada pembangunan dan pembentukan nilai
di SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau karakter peduli lingkungan. Hal ini sesuai
sama halnya dengan di sekolah-sekolah lain dengan apa yang tertera pada visi dan misi
pada umumnya. Guru diminta menyiapkan sekolah yang mempunyai cita-cita menjadi
perangkat pembelajaran seperti Program lembaga yang unggul dalam prestasi kompetitif
Tahunan, Program Semester, Silabus, dan di era global.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal Dalam pelaksanaan pembelajaran
ini untuk menjamin bahwa perencanaan pembelajaran green school sebagai taman
pembelajaran sesuai dengan Standar Proses pembelajaran tematik tentunya berkaitan
Satuan Pendidikan. dengan peran masing- masing guru pelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dalam penyampaian materi di dalam kelas
berdasarkan penjabaran silabus untuk menuntun maupun di luar kelas. Dalam hal ini guru berada
proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pada posisi yang langsung terlibat dalam

5
pelaksanaan pembelajaran. Guru mata lingkungan serta kegiatan lainnya yang
pelajaran tersebut membuat silabus ataupun berkenaan dengan kegiatan adiwiyata yang
RPP dengan menyisipkan materi tentang dilakukan oleh semua pihak madrasah secara
pendidikan berwawasan lingkungan. Sedangkan gotong royong. Hal ini adalah wujud realisasi
untuk evaluasi merupakan bagian yang sangat penerapan pendidikan peduli lingkungan yang
terpenting dalam sebuah program karena dari diberikan siswa di SD Negeri 24 Tuan Tayan
hasil evaluasi tersebut dapat dilihat bagaimana Hulu Sanggau.
perkembangan program tersebut bisa berjalan Tujuan diterapkannya pembelajaran
sesuai dengan tujuan atau tidak. berbasis lingkungan sekolah diharapkan peserta
Bentuk implementasi pembelajaran green didik mampu berkomunikatif dengan didasari
school sebagai taman pembelajaran tematik pemikiran secara kritis materi yang
dimulai dari segi perencanaan pelaksanaan dan disampaikan. Untuk merealisasikan tujuan
evaluasi semuanya diterapkan pada semua tersebut, waktu yang dibutuhkan seorang
mata pelajaran Tematik. pembelajaran green peserta didik untuk menguasai secara
school sebagai taman pembelajaran tematik mendalam satu materi adalah dua jam pelajaran
sifatnya hanya sebagai selingan saja dengan dalam seminggu. Namun di SD Negeri 24 Tuan
menyesuaikan dengan tema, dengan melalui Tayan Hulu Sanggau pembelajaran green
beberapa tahap yaitu tahap memberikan school dalam pelaksanaannya belum begitu
pengetahuan (knowing), tahap pelaksanaan maksimal. Tidak sampai dua jam dalam
(acting), dan tahap menanamkan kebiasaan seminggu, terkadang sehari saja belum sampai
kepada peserta didik. penerapan pembelajaran dua jam sudah bel pergantian jam pelajaran
green school sebagai taman pembelajaran lain.
tematik tidak hanya pada teori saja akan tetapi
juga diterapkan pada diri siswa sehingga dapat Upaya Mengatasi Kendala Yang Dihadapi
membentuk karakter yang lebih peduli terhadap Guru Dalam Menciptakan Kelas Green
lingkungan sekitar. School Sebagai Taman Pembelajaran
Tematik di Kelas Rendah SD Negeri 24 Tuan
Kendala Yang Dihadapi Guru Menciptakan Tayan Hulu Sanggau
Kelas Green Gchool Sebagai Taman
Pembelajaran Tematik di Kelas Rendah SD SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau
Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau mendapat dukungan yang penuh dari pihak
sekolah dalam membangun sekolah yang cinta
Kendala yang besar yang dialami siswa lingkungan (go green). Dukungan tersebut
rata-rata dari segi aplikasinya dalam kehidupan jelas mempunyai nilai tersendiri bagi SD Negeri
sehari- hari dan itu bersumber dari dalam diri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau.
siswa. Sebab untuk bisa menanamkan rasa Adanya reward dan punishment sangat
cinta akan lingkungan kepada siswa tentunya dibutuhkan dengan tujuan untuk
adanya kesadaran dalam diri siswa itu sendiri membangkitkan semangat siswa dalam menjaga
yang ingin bersedia dan berusaha untuk dapat kebersihan, hal ini diberlakukan dalam
mencintai lingkungan tersebut. Walaupun dari keseharian mereka dalam agenda kegiatan
mereka banyak yang faham dan mengetahui rutinan yang menilai dari pihak sekolah sendiri
tentang teori peduli lingkungan dan bagaimana yang merupakan kebijakan dari sekolah.
pentingnya menjaga lingkungan, jika mereka Faktor yang mendukung pembelajaran
tidak mengimplementasikan pengetahuan yang melalui kegiatan berbasis lingkungan di SD
di dapat, maka akhirnya akan berimbas sia-sia Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau adalah
yang terjadi juga siswa tidak mempedulikan dengan adanya kurikulum yang sudah
lingkungan sekitar. Dalam menerapkan sebuah termodifikasi dengan pendidikan lingkungan
kegiatan adiwiyata dapat menggunakan sarana yang diterapkan dalam pembelajaran khususnya
yang tersedia, tanpa bergantung pada dana yang mata pelajaran Tematik. Karena pembentukan
banyak. Cukup dengan kegiatan kebersihan karakter. Jadi dengan adanya kurikulum

6
tersebut maka dengan sendirinya nilai- nilai Silabus merupakan tindak lanjut dari
karakter akan didapat dan dirasakan oleh program tahunan, berupa rencana pembelajaran
peserta didik sesuai dengan apa yang di pada suatu dan/atau kelompok mata
harapkan oleh pihak sekolah. pelajaran/tema tertentu, di dalamnya mencakup
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
Bentuk Keberhasilan Menciptakan Kelas pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
Green School Sebagai Taman Pembelajaran indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
Tematik di Kelas Rendah SD Negeri 24 Tuan sumber/bahan/alat belajar.
Tayan Hulu Sanggau Setiap pertemuan/tatap muka dalam
langkah-langkah pembelajaran mendeskripsikan
Sejak menciptakan kelas green school kegiatan belajar secara sistematis. Diawali
sebagai taman pembelajaran tematik adalah dengan kegiatan pendahuluan yang berisi
peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh kegiatan appersepsi dan motivasi. Selanjutnya
dan tingkat kelulusan siswa mencapai 100% kegiatan inti, didalamnya menceritakan bentuk
setiap ulangan harian. Pencapaian hasil kegiatan mengamati, menyanya, mencari
menciptakan kelas green school sebagai taman informasi, menelaah, dan mengkomunikasikan.
pembelajaran tematik antara lain: banyaknya Kelima kegiatan tersebut dijelaskan secara
prestasi atau penghargaan yang diperoleh SD detail. Kemudian diakhiri dengan kegiatan
Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau sehingga penutup. Untuk penilaian yang terdiri atas
banyak siswa yang masuk ke SD Negeri 24 teknik penilaian dan bentuk penilaian semua
Tuan Tayan Hulu Sanggau. sudah disusun dengan sangat rinci dan
terencana.
Pembahasan
Pelaksanaan Pembelajaran Green School
Rancangan Pembelajaran Green School Sebagai Taman Pembelajaran Tematik di
Sebagai Taman Pembelajaran Tematik di Kelas Rendah SD Negeri 24 Tuan Tayan
Kelas Rendah SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau
Hulu Sanggau
Sekolah adiwiyata adalah sekolah yang
Rancangan pembelajaran yang berjalan di memang melakukan penanaman, perawatan,
SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau telah pelestarian, perlindungan dan pembibitan
berjalan sesuai prosedur perencanaan dengan tujuan agar warga sekolah mengetahui
pembelajaran dipadukan dengan Permendiknas dan menyadari pentingnya akan pendidikan
Nomor 41 tahun 2007. Wali kelas I, II dan III lingkungan yang menjadi salah satu tugas dan
telah merancang perangkat pembelajaran seperti tanggung jawab manusia dimuka bumi ini atau
program tahunan, program semester, silabus, dengan istilah kholifah fil ardli.
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Seorang pendidik dituntut untuk
Program tahunan merupakan bagian dari mengetahui dan memberikan perhatian besar
program pengajaran yang berfungsi sebagai terhadap nilai-nilai (value) yang akan diberikan
acuan untuk membuat program semester dan kepada peserta didik. Pendidik diharapkan
membuat pokok bahasan serta alokasi waktu. dapat memberikan dampak positif terhadap
Komponen dalam program tahunan adalah peningkatan prestasi peserta didik. Sebagai
semester, kompetensi inti, dan alokasi waktu. pendidik harus pandai dalam memilih model
Program semester ini merupakan pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar
penjabaran dari program tahunan. Pada (Syaifudin, 2014:72).
umumnya program semester ini berisikan Pembelajaran berwawasan lingkungan
tentang jumlah minggu yang efektif, pokok adalah pembelajaran yang didasarkan dengan
bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang pengetahuan tentang lingkungan, pendidikan ini
direncanakan dan keterangan-keterangan. lebih sering dikenal dengan pendidikan
lingkungan hidup atau sering disebut PLH.

7
Adapun tujuan pokok yang hendak dicapai Upaya untuk mengatasi hambatan dalam
dalam PLH ini adalah membantu peserta didik pembelajaran melalui kegiatan adiwiyata
memahami lingkungan hidup dengan tujuan berbasis lingkungan sekolah di SD Negeri 24
akhir agar mereka memiliki kepedulian dalam Tuan Tayan Hulu Sanggau, tidak hanya dapat
menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dilakukan dengan meningkatkan kerja sama
serta sikap yang bertanggung jawab, memupuk dengan semua pihak baik kepala sekolah, para
keinginan serta memiliki keterampilan untuk guru, karyawan dan peserta didik agar
melestarikan lingkungan hidup agar dapat pembelajaran berwawasan lingkungan
tercipta suatu sistem kehidupan bersama terlaksana dengan baik dan budaya peduli
dimana manusia dapat melestarikan lingkungan lingkungan menjadi kesadaran bersama.
hidup dalam sistem kehidupan bersama dengan Mengingat alokasi waktu dalam pembelajaran
bekerja secara rukun dan aman (Hamzah, yang masih cenderung kurang kerja sama
2014:43). dengan orang tua perlu dibangun agar ikut
Pembelajaran berwawasan lingkungan yang memantau perkembangan anak di rumah dalam
diintegrasikan dalam pelajaran Tematik ini usaha pembiasaan hidup ramah lingkungan.
memiliki tujuan untuk melibatkan peserta didik, Selain itu, pihak sekolah dalam mengatasi
menggali pengetahuan tentang pokok bahasan, hambatan tersebut perlu adanya usaha untuk
mengkomunikasikan/ menjelaskan pengetahuan selalu meningkatkan serta perbaikan sarana dan
tentang pokok bahasan, mengevaluasi pokok prasarana yang menunjang dalam kegiatan
bahasan pembelajaran, mengembangkan KBM maupun adiwiyata, sehingga dapat
pengentahuan adanya umpan balik antara menstimulasi siswa agar terus berupaya dalam
pendidik dan peserta didik dan kemauan peserta bersikap patuh dan akhirnya dapat menjadi
didik dalam proses belajar mengajar. semacam budaya yang mengakar di lingkungan
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh guru di sekolah maupun di luar sekolah.
SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau dalam
pengamatan peneliti pendidik dalam Upaya Mengatasi Kendala Yang Dihadapi
pembelajaran pada hari rabu pada jam kelima Guru Dalam Menciptakan Kelas Green
dan keenam mulai pukul 10:15 – 11:45 School Sebagai Taman Pembelajaran
menggunakan metode yang bervariasi dengan Tematik di Kelas Rendah SD Negeri 24 Tuan
tujuan agar peserta didik aktif dalam Tayan Hulu Sanggau
berkomunikasi, tidak merasa bosan dan aktif
belajar, serta tidak mengantuk dalam belajar. Faktor-faktor pendukung implementasi
pembelajaran berwawasan lingkungan pada
Kendala Yang Dihadapi Guru Menciptakan mata pelajaran tematik itu saling ada
Kelas Green School Sebagai Taman keterkaitan. Dimulai dari siswa yang menjadi
Pembelajaran Tematik di Kelas Rendah SD objek dan proses KBM, kemudian dengan
Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau adanya reward dan punishment yang menjadi
pembangkit semangat siswa dalam mencintai
Selain faktor pendukung juga terdapat dan peduli terhadap lingkungan, serta dukungan
faktor penghambat dalam penerapan dari instansi dan komite sekolah yang
pembelajaran aqidah akhlaq melalui kegiatan mendukung SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu
green school di SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu Sanggau untuk menciptakan sekolah yang hijau
Sanggau, kurangnya dana dalam melengkapi dan bersih serta terlaksananya program
fasilitas penunjang untuk pembelajaran dan adiwiyata dan kebijakan kurikulum yang
keadaan dalam diri siswa yang berbeda- beda terintegrasi dalam pembelajaran. Adanya
latar belakangnya, waktu yang sering dukungan dari instansi dan komite sekolah juga
berbenturan dengan kegiatan lain. Akan tetapi dapat memiliki sarana dan prasarana yang
faktor penghambat tersebut dapat di atasi memadahi.
dengan memanfaatkan sarana dan prasarana Selain itu, dengan adanya kurikulum yang
yang ada di lingkungan sekolah. sudah termodifikasi dengan pendidikan

8
lingkungan yang diterapkan dalam SIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran khususnya mata pelajaran
Tematik. Karena pada pelajaran Tematik Simpulan
semuanya sudah menggunakan Kurikulum
tahun 2013 yang tujuannya adalah Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
pembentukan karakter. Jadi dengan adanya sebagai berikut: 1) Rancangan pembelajaran
kurikulum tersebut maka dengan sendirinya green school sebagai taman pembelajaran
nilai- nilai karakter akan didapat dan dirasakan tematik di kelas rendah SD Negeri 24 Tuan
oleh peserta didik sesuai dengan apa yang di Tayan Hulu Sanggau yaitu: perencanaan
harapkan oleh pihak madrasah. Jadi faktor- program, sarana dan prasarana, pembiayaan
faktor yang telah disebutkan di atas tidak dapat serta personil, 2) Pelaksanaan pembelajaran
dipisahkan karena memang saling berkaitan. green school sebagai taman pembelajaran
tematik di kelas rendah SD Negeri 24 Tuan
Bentuk Keberhasilan Menciptakan Kelas Tayan Hulu Sanggau yaitu: seorang pendidik
Green School Sebagai Taman Pembelajaran melakukan persiapan sebelum mengejar dikelas
Tematik di Kelas Rendah SD Negeri 24 Tuan mulai dari mempersiapkan perangkat
Tayan Hulu Sanggau pembelajaran seperti: menyiapkan bahan ajar,
RPP, buku-buku panduan yang relevan dan
Keberhasilan menciptakan kelas green media pendukung yang lain, 3) Kendala yang
school sebagai taman pembelajaran tematik di dihadapi guru menciptakan kelas green school
kelas rendah SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu sebagai taman pembelajaran tematik di kelas
Sanggau telah meningkatkan hasil belajar rendah SD Negeri 24 Tuan Tayan Hulu
siswa, hal ini disebabkan siswa merasa nyaman Sanggau adalah masih ada siswa yang acuh
dalam belajar dan siswa betah berlama-lama di pada lingkungan mereka tidak peduli akan
kelas. Suasana yang nyaman lagi kebersihan lingkungan, kekurangan dana untuk
menyenangkan pada umumnya dapat bersumber membangun kelas green school yang hanya
dari lingkungan fisik sekolah. Lingkungan fisik bersumber dari dana BOS, 4) Upaya mengatasi
sekolah bersih, sejuk dan asri. Tumbuhan kendala yang dihadapi guru dalam menciptakan
perindangan tertata dengan rapih. Lingkungan kelas green school sebagai taman pembelajaran
sekolah jauh dari kebisingan. Kondisi tematik di kelas rendah SD Negeri 24 Tuan
lingkungan sekolah yang ditata dengan rapi Tayan Hulu Sanggau adalah menanamkan
akan membuat suasana menyenangkan dan kesadaran pada diri siswa, pembentukan
menggairahkan semua warga sekolah. keberadaan tim 7K, meminyta dukungan dari
Lingkungan sosial sekolah juga sangat instansi dan komite sekolah dan adanya reward
menentukan kenyamanan lingkungan sebuah point , 5) Bentuk keberhasilan menciptakan
sekolah. Tidak akan berati banyak lingkungan kelas green school sebagai taman pembelajaran
fisik yang bagus tanpa ditopang oleh tematik di kelas rendah SD Negeri 24 Tuan
lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang Tayan Hulu Sanggau adalah mampu meningkat
harmonis membuat kondisi nyaman dan hasil belajar siswa dan siswa belajar merasa
menyenangkan. Lingkuingan sosial yang nyaman.
harmonis akan tercipta bila seluruh warga
sekolah berusaha menjalin komunikasi dan Saran
pergaulan yang baik. Dengan kondisi
lingkungan fisik dan sosial yang baik, sekolah Berdasarkan uraian hasil penelitian yang
akan menjadi tempat ternyaman kedua setelah telah dilakukan penelitian, maka peneliti
di rumah. Oleh sebab itu semua warga sekolah menyarankan sebagai berikut, 1) Koordinasi
perlu menumbuhkembangkan budaya baik di yang baik agar program yang dilaksanakan bisa
sekolah. Baik lingkungan fisik sekolah, maupun berjalan dengan baik terutama mengenai
lingkungan pergaulan sosial. sumber daya manusia sehingga menjadi sekolah
yang dapat menginspirasi dan memotivasi

9
sekolah lain untuk juga mengembangkan kelas Facilities. National Clearinghouse for
green school, 2) Meningkatkan program Educational Facilities.
penyelenggaraan workshop atau sosialisasi atau Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.
pelatihan bertemakan lingkungan kepada Bandung: Pustaka Setia
masyarakat terbuka sehingga pemahaman Moleong. L. 2012. Penelitian Kualilatif,
tentang konsep sekolah berwawasan lingkungan
Bandung: Rosda Karya
dapat tersosialisasikan lebih luas, 3)
Mengarahkan para siswa agar memiliki Murray, R and O’Brien, L. 2005. A Marvellous
antusiasme dan semangat yang tinggi dalam Opportunity For Children To Learn: A
mengikuti kegiatan program kelas green school Participatory Evaluation Of Forest School
sehingga tingkat partisipasi guru dan siswa In England And Wales. Forest Research,
dapat seimbang. Selain itu, sekolah juga Farnham.
diharapkan bisa menjalin mitra kerja yang Nawawi, H. 2010. Metode Penelitian Bidang
konsisten memfasilitasi dan mendukung Sosial. Yogyakarta: PT. Gajahmada
sekolah terkait dengan pelaksanaan kelas green University Press.
school. Silalahi, U. 2009. Metode Penelitian Sosial.
Bandung: PT.Refica Aditama
DAFTAR PUSTAKA Siyono. 2013. Pencemaran Kesehatan
Lingkungan. Jakarta: EGC
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Hidup pada point ke empat dari pasal 65
Disiplin Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Persada Tahun 2003, SISDIKNAS, Bandung: Citra
Douglas E. Gordon, Hon. AIA, 2010. Green Umbara.
Schools as High Performance Learning

10

You might also like