Kadek Teguh Dwiputra J - 2180511042 - Tugas Hk. Lingkungan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam Melalui

Corruption Impact Asessment oleh Kejaksaan Tinggi Bali


(Studi Kasus Perkara Taman Hutan Raya Ngurah Rai)

Kadek Teguh Dwiputra Jayakesunu1


1Fakultas Hukum Universitas Udayana, E-mail: s.jayakesunu@gmail.com

Info Artikel Abstract


Masuk : The result of conservation of Bali's natural resources is Taman
Diterima : Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai. To realize environmental
Terbit : maintenance, efforts are carried out to maintain the preservation
of environmental functions and prevent the occurrence of
Keywords : decreased or damage to the environment caused by human
Protection, Tahura, activities. In 2017, there were cases of corruption related to land
Corruption, Conservation, acquisition that is still in the Tahura Ngurah Rai area. The case
Environment illustrates that the conservation of existing natural resources.
But the efforts made by the Bali High Prosecutor's Office
through the Corruption Impact Assessment (CIA) program on
the case need to be review whether it can prevent environmental
damage, especially in the event of the same case, namely the
settlement of land that is still in the Tahura Ngurah Rai Area.
The writing of this research journal is done with empirical legal
research methods. Where later the author will use analytical
deskriftive methods, using secondary data obtained from laws
and regulations, court rulings, archives of the Bali High
Prosecutor's letter, and articles related to the news about CIA
methods that have been implemented by the Prosecutor's Office.
From the research conducted obtained the results of the analysis
conclusions that basically explain that preventive efforts in law
enforcement by implementing the Corruption impact
Assessment (CIA) program on the handling of corruption cases
by the Bali High Prosecutor's Office are very effective in
breaking the occurrence of similar criminal acts, so that the CIA
method is considered useful in the protection of conservation of
natural resources Ngurah Rai.

Abstrak
Kata kunci: Hasil konservasi sumber daya alam Bali adalah Taman Hutan
Perlindungan, Tahura, Raya (Tahura) Ngurah Rai. Untuk mewujudkan pemeliharaan
Korupsi, Konservasi, lingkungan hidup, dilakukan upaya menjaga pelestarian fungsi
Lingkungan Hidup lingkungan hidup dan mencegah terjadinya penurunan atau
kerusakan lingkungan hiudp yang disebabkan oleh perbuata
manusia. Pada tahun 2017, terdapat kasus tindak pidana korupsi
DOI : terkait pensertifikatan tanah yang masih dalam kawasan Tahura
xxxxxxx Ngurah Rai. Perkara tersebut menggambarkan bahwa
pemerintah Provinsi Bali tidak serius dalam melakukan

Jurnal Magister Hukum Udayanax,


ISSN: 1978-1520

perlindungan terhadap konservasi sumber daya alam yang sudah


ada. Namun upaya yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi Bali
melalui program Corruption Impact Asessment (CIA) terhadap
perkara tersebut perlu dikaji apakah dapat mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan khususnya dalam hal terjadinya kasus
yang sama yaitu pensertifikatan tanah yang masih dalam
Kawasan Tahura Ngurah Rai. Penulisan jurnal penelitian ini
dilakukan dengan metode penelitian hukum empiris. Dimana
nantinya penulis akan menggunakan metode deskriftif analitis,
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, arsip
surat Kejaksaan Tinggi Bali, dan artikel yang berkaitan dengan
pemberitaan mengenai metode CIA yang sudah dilaksanakan
oleh Kejaksaan. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil
Analisa dengan kesimpulan yang pada pokoknya menjelaskan
bahwa upaya preventif dalam penegakan hukum dengan
melaksanakan program Corruption impact Asessment (CIA)
terhadap penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
Pensertifikatan Tanah Tahura Ngurah Rai oleh Kejaksaan
Tinggi Bali sangat efektif dalam memutus terjadinya pengulan
tindak pidana yang serupa, sehingga metode CIA dinilai
bermanfaat dalam perlindungan konservasi sumber daya alam
tahura Ngurah Rai.

Copyright © 2021JMHU. All rights reserved.

I. Pendahuluan

Pulau Bali dikenal memiliki wisata alam yang terbaik di dunia. Pesatnya laju
pembangunan saat ini yang telah masuk ke era revolusi industry 4.0 tidak
menghilangkan indentitas Bali akan wisata alamnya yang indah. Dengan melakukan
konservasi sumber daya alam secara bijaksana, dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman alamnya, Bali masih menjadi pusat perhatian
dunia bagi para wisatawan.

Salah satu hasil konservasi sumber daya alam Bali adalah Taman Hutan Raya (Tahura)
Ngurah Rai. Tahura Ngurah Rai menjadi satu-satunya Tahura di Provinsi Bali, dengan
memiliki kawasan yang bertipe hutan payau, Tahura Ngurah Rai memiliki fungsi dalam
mencegah abrasi yang mengancam Bali.

Berdasarkan letak geografisnya, Tahura Ngurah Rai berada pada segitiga emas pusat
pariwisata di Bali. Sebelah timur adalah daerah Sanur, di sebelah Barat merupakan
daerah Kuta, dan di sebelah selatan Kawasan wisata Nusa Dua. Akses menuju Tahura
Ngurah Rai sangatlah mudah karena berjarak kurang lebih 6 km dari kota Denpasar dan
kurang lebih berjarak 4 km dari Bandara International Ngurah Rai.

Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai ditetapkan sebagai hutan tutupan oleh
Belanda pada tahun 1927, Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai telah mengalami
beberapa kali perubahan status, sebelum menjadi Taman Hutan Raya (TAHURA)
Ngurah Rai, berawal dari Kawasan Hutan Prapat Benoa (RTK. 10) seluas 1373,50 Ha

July 201x : first_page – end_page


dirubah fungsinya menjadi “Taman Wisata Alam Prapat Benoa suwung” (Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 885/Kpts-II/92, tanggal 8 September 1992.1

Dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup, perlunya menjaga pelestarian fungsi lingkungan hidup guna
mencegah terjadinya penurunan atau kerusakan lingkungan hiudp yang disebabkan
oleh perbuata manusia. Negara mempunyai peran yang vital dalam mencegah
dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang dapat menimbulkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Namun pada tahun 2017, terdapat kasus tindak pidana korupsi terkait pensertifikatan
tanah yang masih dalam kawasan Tahura Ngurah Rai. Tindak pidana korupsi
pensertifikatan tanah Tahura Ngurah Rai ini berujung pada putusan pengadilan tindak
pidana korupsi pada Pengadilan Denpasar yang menyatakan terdakwa I Wayan Sumadi
dan ayahnya atas nama terdakwa I Wayan Rubah, serta pegawai kantor pertanahan
Denpasar atas nama Terdakwa I Wayan Wartana terbukti bersalah secara bersama-sama
telah melakukan tindak pidana korupsi terkait pensertifikatan tanah tahura.

Perkara lainnya di tahun yang sama yaitu atas nama terdakwa I Wayan Swirta dan
terdakwa I Wayan Sudarta, yang mana dalam perkara ini pengadilan juga telah
menjatuhkan putusan terhadap para terdakwa yakni telah bersalah melakukan tindak
pidana korupsi dengan cara melakukan pensertifikatan terhadap tanah tahura yang
berlokasi di jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai.

Berkaca dari perkara pensertifikatan tanah Tahura Ngurah Rai tersebut,


menggambarkan bahwa pemerintah Provinsi Bali tidak serius dalam melakukan
perlindungan terhadap konservasi sumber daya alam yang sudah ada. Pemerintah
daerah melalui dinas terkait lalai dalam menjaga konservasi sumber daya alam yang
notabene merupakan bagian dari aset pemerintah Provinsi Bali. Hal ini dapat menjadi
ancaman apabila pemerintah daerah, maupun pihak-pihak terkait tidak melakukan
upaya untuk mencegah hal tersebut. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi lagi
pensertifikatan-pensertifikatan terhadap tanah tahura yang lainnya sehingga lama
kelamaan tahura yang merupakan aset pemerintah Provinsi Bali semakin berkurang.

Melalui optimalisasi penanganan perkara tindak pidana korupsi, kejaksaan yang


memiliki peran penting sejak dimulainya penanganan perkara pensertifikatan tanah
Tahura Ngurah Rai. Tidak hanya pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan
maupun sampai dengan dilakukannya eksekusi terhadap para terpidana, Kejaksaan
mempunyai program pencegahan tindak pidana korupsi dengan melakukan metode
Corruption Impact Asessment (CIA). Langkah ini adalah terobosan bagi penegakan hukum
khususnya pada lembaga Kejaksaan RI sebagaimana arahan Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus Kejaksaan RI melalui surat edaran nomor : B-845/F/Fjp/05/2018
tanggal 04 Mei 2018 perihal Petunjuk Teknis Pola Penanganan Perkara Tindak Pidana
Khusus yang Berkualitas.

1
BPKH Wilayah VIII Denpasar. Potensi Wisata Taman Hutan Raya Ngurah Rai Provinsi Bali.
Available from http://bpkh8.menlhk.go.id/pdf/karya_tulis_mandiri/liflet_tahura.pdf. (Diakses 17
Oktober 2021)

Jurnal Magister Hukum Udayana, Vol. X No. X Oktober 2021, h. xxx-xxx x,


ISSN: 1978-1520

Menurut Dr. Sudung Situmorang, program CIA lebih bermanfaat karena dapat
mengidentifikasi penyebab terjadinya tindak pidana, membenahi mekanisme atau
peraturan yang menjadi penyebab terjadinya tindak pidana, dan mencegah
pengulangan tindak pidana. Melalui pelaksanaan metode CIA, Kejaksaan mampu
memperbaiki kerusakan atau akar permasalahan dari tindak pidana korupsi, sehingga
perbuatan tindak pidana korupsi tidak terulang kembali.2

Dengan metode CIA, pihak kejaksaan sebagai Lembaga penegak hukum mencari akar
permasalahan terhadap bagaimana suatu tindak pidana korupsi tersebut dapat terjadi.
Kemudian setelah mencari tau akar permasalahannya, kejaksaan melakukan koordinasi
terhadap pihak-pihak terkait dan memberikan saran pendapat seta menghimbau agar
pihak-pihak yang terlibat untuk selalu melaksanakan tugas pokoknya serta fungsinya
masing-masing sehingga kedepan tidak terjadi lagi hal yang sama.

Berdasarkan metode CIA yang dilakukan kejaksaan, penulis tertarik mengkaji sejauh
mana upaya tersebut dapat melindungi konservasi sumber daya alam, dalam hal ini
penulis melakukan studi kasus terhadap perkara pensertifikatan tanah tahura ngurah
rai. Oleh karena hal tersbut maka penulis mengangkat penelitian dengan judul
“PERLINDUNGAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MELALUI PROGRAM
CORRUPTION IMPACT ASESSMENT OLEH KEJAKSAAN TINGGI BALI (STUDI
KASUS PERKARA TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI)”.

Dari uraian latar belakang diatas, permasalahan yang di kemukakan penulis dalam
penelitian ini adalah apakah program CIA yang di berlakukan oleh Kejaksaan Tinggi
Bali mampu menekan tindak pidana korupsi khususnya terhadap perkara terkait
pensertifikatan tanah Tahura Ngurah Rai? kemudian apakah program CIA tersebut
dapat bermanfaat dalam perlindungan konservasi sumber daya alam?

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan efektifitas dari metode CIA terhadap perkara
pensertifikatan tanah Tahura Ngurah Rai. Selain hal itu penelitian ini juga bertujuan
agar metode CIA Kejaksaan Tinggi Bali yang telah dilakukan dapat menjadi tolak ukur
serta dapat diterapkan secara berkelanjutan guna perlindungan konservasi sumber daya
alam di daerah lainnya.

2. Metode Penelitian

Penulisan jurnal penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian hukum
empiris. Dimana nantinya penulis akan menggunakan metode deskriftif analitis.
Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang fungsinya untuk
mendeskripsikan/menjelaskan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya kemudian
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Adapun data yang akan digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari peraturan
perundang-undangan, putusan pengadilan, arsip surat Kejaksaan Tinggi Bali, dan

2
Berita Observer. Kerja Keras Sudung Situmorang Tekan Korupsi Via CIA. Available from
https://beritaobserver.com/2019/10/28/kerja-keras-sudung-situmorang-tekan-korupsi-via-cia/.
(Diakses 17 Oktober 2021)

July 201x : first_page – end_page


artikel yang berkaitan dengan pemberitaan mengenai metode CIA yang sudah
dilaksanakan oleh Kejaksaan. Kemudian dari data yang diperoleh tersebut dianalisa
seberapa banyak efektifitas dari metode CIA dalam upaya perlindungna konservasi
sumber daya alam khususnya dalam hal ini perlindungan terhadap tahura di Provinsi
Bali.

3. Hasil Dan Pembahasan

3.1. Pencegahan Tindak Pidana Korupsi melalui metode Corruption Impact


Asessment (CIA) di Kejaksaan RI

Paradigma tentang pemberantasan tindak pidana korupsi terus dikembangkan


tidak hanya sekedar dilakukan secara represif / menindak dengan cara
menghukum pelakunya dan memiskinkan para pelakunya, tetapi dilakukan juga
secara preventif / mencegah dengan membangun kesadaran masyarakat,
membuat gerakan, rencana aksi untuk tidak korupsi atau membuat kebijakan
yang mempersempit atau menghilangkan peluang tindak pidana korupsi.

Dengan berkembangnya paradigma pemberantasan tindak pidana korupsi, saat


ini ada suatu metode yang disebut Corruption Impact Assesment (CIA).
Pencegahan tindak pidana korupsi dilakukan ketika tindak pidana korupsi itu
sudah terjadi, yaitu dengan cara memperbaiki kerusakan atau akar
permasalahan dari penyebab tindak pidana korupsi itu sendiri, sehingga
kedepannya tidak terjadi lagi tindak pidana korupsi yang sama.

Corruption Impact Assesment (CIA) merupakan tindak lanjut dari rekomendasi


United Nation Convention Against Coruption (UNCAC), yang pada tahun 2003
telah diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang Undang Nomor 7 Tahun 2006
tentang Pengesahan United Nation Convention Again Corruption, 2003
(Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa Anti Korupsi, 2003). Dalam konvensi
tersebut Negara disebut sebagai Pihak yang wajib mengupayakan untuk
melakukan evaluasi terhadap instrument-instrumen hukum dan melakukan
upaya-upaya administratif yang terkait secara berkala agar memadai untuk
mencegah dan memberantas korupsi.

Berdasarkan pada Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana khusus
Kejaksaan RI Nomor : B-845/F/Fjp/05/2018 tanggal 04 Mei 2018 perihal
Petunjuk Teknis Pola Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus yang
Berkualitas, diarahkan kepadaseluruh jajaran Kejaksaan Tinggi agar dalam
melaksanakan kekuasaan negara dibidang penuntutan serta kewenangan lain
berdasarkan undang-undang, Kejaksaan sebagai suatu lembaga pemerintahan
dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan penegakan hukum pidana
baik secara represif maupun preventif merupakan upaya maksimal dalam
rangka mencapai perlindungan masyarakat dan mencapai kesejahteraan
masyarakat yang tercermin dalam kebijakan pembangunan nasional.
Olehkarenaya terhadap jajaran tindak pidana khusus agar melakukan upaya
pencegahan dan penindakan tindak pidana khusus dengan cara melakukan

Jurnal Magister Hukum Udayana, Vol. X No. X Oktober 2021, h. xxx-xxx x,


ISSN: 1978-1520

penindakan tindak pidana korupsi dan tindak pidana khusus lainnya sekaligus
mencari akar permasalahan faktor penyebab tindak pidana itu sendiri.

Kejaksaan Tinggi Bali mengimplementasikan upaya tersebut dengan


melaksanakan program Corruption Impact Assessment (CIA), yaitu dengan
menguraikan problematik permasalahan Tindak Pidana Korupsi Pensertifikatan
Tanah Tahura Ngurah Rai kemudian dituangkan dalam bentuk surat dan segera
disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan perkara Tindak Pidana
Korupsi Pensertifikatan Tanah Tahura Ngurai Rai.

Dengan disampaikannya saran terhadap pihak-pihak terkait dalam perkara


tersebut diharapkan upaya pencegahan korupsi dengan formulasi CIA
(Corruption Impact Asessment) berhasil diterapkan sehingga dikemudian hari
tidak terjadi lagi tindak pidana korupsi pada kasus yang serupa.

3.2. Program Corruption Impact Asessment (CIA) terhadap perlindungan


Konservasi Sumber Daya Alam

Sumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran yang sangat strategis
dalam mengamankan kelangsungan pembangunan dan keberlanjutan
kehidupan bangsa dan negara. Bidang ini menjadi tulang punggung sebagai
penyedia pangan, energi, air dan penyangga kehidupan. Kebijakan dan capaian
bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal utama
pembangunan untuk meningkatkan daya saing ekonomi sekaligus menjaga
kualitas lingkungan hidup.3

Dalam lingkup kebijakan perubahan kawasan hutan, yang tertuang dalam


Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, disebutkan bahwa
kawasan hutan sesuai fungsinya dikategorikan dalam :
1. Kawasan lindung, yaitu : hutan lindung (HL), kawasan suaka alam (KSA)
yang terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa;
2. Kawasan pelestarian alam terdiri atas : taman nasional (TN), taman hutan
raya (tahura), taman wisata alam (TWA), dan taman buru;
3. Kawasan Budidaya yatu : hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi
tetap (HP) dan hutan produksi dapat dikonversi (HPK).

Keberadaan kawasan hutan tersebut merupakan hasil dari proses pengukuhan


kawasan hutan, yang meliputi tahapan mulai dari penunjukan kawaan hutan,
penataan batas kawasan hutan, pemetaan kawasan hutan dan penetapan
kawasan hutan. Tingkatan-tingkatan tersebut mengandung konsekuensi hukum,
sehingga secara de jure kawasan hutan akan ada setelah kawasan minimal
ditunjuk oleh Menteri Kehutanan sebagai kawasan hutan termasuk batas-
batasnya walaupun batas tersebut masih di atas peta.4

3
U., Iswandi, & Dewata, Indang. (2020). Pengelolaan Sumber Daya Alam. Yogyakarta : CV Budi
Utama, p. 1
4
Iskandar, & Silalahi, M. Daud. (2011). Kebijakan Perubahan Kawasan Hutan, dalam Pengelolaan
Berkelanjutan. Bandung : Unpad Press, p. 14

July 201x : first_page – end_page


Untuk mewujudkan pemeliharaan lingkungan hidup, dilakukan upaya menjaga
pelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya penurunan atau
kerusakan lingkungan hiudp yang disebabkan oleh perbuata manusia. Di
Provinsi Bali, Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai merupakan hasil
pemeliharaan lingkungan hidup melalui konservasi sumber daya alam.

Pasal 1 angka 18 Undang-undang Nomor : 32 tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan definisi dari konservasi
sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.

Namun pada tahun 2017, terdapat kasus tindak pidana korupsi yang berkaitan
dengan konservasi sumber daya alam. Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai
yang merupakan asset pemerintah Provinsi Bali telah diperjual belikan oleh
oknum-uknum yang tidak bertanggung jawab. Kasus tersebut pun telah
berujung pada putusan pengadilan yang menyatakan bahwa telah terjadi tindak
pidana korupsi berupa pensertifikatan tanah tahura Ngurah Rai.

Kasus pensertifikatan tanah Tahura Ngurah Pai adalah salah satu bentuk
kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Dalam
hal ini asas tata kelola pemerintahan yang baik yang merupakan landasan dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana yang termuat
dalam Undang-undang Nomor : 32 tahun 2009 belum terlaksana dengan baik.
Apabila hal ini terjadi secara berulang-ulang maka dapat mengancam
keberlangsungan fungsi lingkungan hidup itu sendiri.

Dalam penelitian ini penulis mengkaji upaya yang dilakukan oleh Kejaksaan
Tinggi Bali melalui program Corruption Impact Asessment (CIA) dapat mencegah
terjadinya kerusakan lingkungan menjadi lebih parah lagi, khususnya terkait
pencegahan terhadap terlungnya kasus pensertifikatan di kawasan tanah Tahura
Ngurah Rai lainnya.

Berdasarkan Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana khusus Kejaksaan
RI Nomor : B-845/F/Fjp/05/2018 tanggal 04 Mei 2018 Kejaksaan Tinggi Bali
telah melakukan kajian terhadap akar permasalahan terjadinya dalam perkara
pensertifikatan tahura Ngurah Rai..

Melalui surat Kepala Kejaksaan Tinggi Bali Nomor : B- 3159 /P.1/Fu/09/2018


tanggal 26 September 2018 perihal Kajian penanganan perkara tindak pidana
korupsi atas nama Terpidana I Wayan Suwirta dan Terpidana I Wayan Sudarta,
diuraikan akar permasalah dari penyebab terjadinya tindak pidana korupsi
pensertifikatan tanah Tahura Ngurah rai tersebut sebagai berikut :
1. BPN/Pertanahan Kota Denpasar tidak memiliki SOP yang baku yang dapat
dijadikan acuan dalam kaitan dengan prosedur penerimaan berkas oleh
petugas entry data untuk di input .
2. Kurangnya koordinasi antara petugas survey, pengukuran, pemetaan dan
petugas pengolah data (perpetaan) pada Kantor BPN/Pertanahan Kota

Jurnal Magister Hukum Udayana, Vol. X No. X Oktober 2021, h. xxx-xxx x,


ISSN: 1978-1520

Denpasar dalam meneliti kelengkapan berkas permohonan yang diajukan


oleh pemohon.
3. BPN/Pertanahan Kota Denpasar bersifat pasif ketika ada keberatan yang
diajukan oleh pihak-pihak terkait dalam menghadapi suatu masalah.
4. Bahwa antara bidang dan atau seksi pada kantor Pertanahan Kota Denpasar
tidak ada saling koordinasi sehingga permohonan yang telah dikembalikan
kepada pemohon, namun permohonan tersebut tetap diproses dengan
dibuatkan draf pengumuman dan diberi nomor.
5. Panitia A BPN Kota Denpasar ketika melaksanakan tugasnya menemukan
adanya keberatan-keberatan termasuk adanya keberatan dari perwakilan
Dinas Kehutanan Provinsi Bali, namun Panitia A tetap pasif menunggu
keberatan secara tertulis yang disampaikan Dinas Kehutanan Provinsi Bali
kepada Kantor BPN/Peranahan Kota Denpasar.
6. Pihak BPN Kota Denpasar menerbitkan/ mengeluarkan pengumuman
daftar yuridis dan data fisik bidang tanah atas nama Terpidana Drs. I Wayan
Suwirta lalu dikirim ke Kantor Kelurahan Sesetan untuk di umumkan
selama 60 (enam puluh) hari, namun pihak BPN Kota Denpasar tidak ada
mengirimkan tembusan pengumuman tersebut kepada pihak yang
mengajukan keberatan dalam hal ini pihak Dinas Kehutanan Provinsi Bali.

Dari uraian akar masalah tersebut Kejaksaan Tinggi Bali telah melakukan
Analisa serta menyimpulkan beberapa hal agar menjadi pedoman bagi pihak
pihak terkait untuk kedepannya tidak terjadi lagi permasalahan yang sama.

Bahwa Kajian yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi Bali terhadap fenomena
tindak pidana korupsi pensertifikatan tanah Tahura Ngurah Rai tersebut
disampaikan kepada Gubernur Bali, Walikota/Bupati Se-Bali, Kanwil Provinsi
Bali dan Kanwil Kehutanan Provinsi Bali dengan tujuan agar upaya pencegahan
korupsi dengan formulasi CIA (Corruption Impact Asessment) berhasil diterapkan
sehingga dikemudian hari tidak terjadi lagi tindak pidana korupsi pada kasus
yang serupa.5

Bahwa Jaksa Agung selaku pimpinan tertinggi Kejaksaan RI, menegaskan jika
upaya preventif dapat diterapkan dalam optimalisasi pelaksanaan tugas, fungsi
dan kewenangan Kejaksaan RI, sehingga dapat mewujudkan eksistensi Lembaga
yang dapat diandalkan dan terpercaya. Selain mempidanakan pelaku dan
pengembalian kerugian negara, kejaksaan juga harus dapat memberikan solusi
perbaikan system sehingga membuat perbuatan tersebut tidak dilakukan
Kembali.6

Upaya CIA yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi Bali mampu memutus tindak
pidana korupsi, khususnya yang terjadi pada pensertifikatan tanah Tahura
Ngurah Rai. Sampai dengan saat ini tidak ditemukan lagi kasus tindak pidana

5
Antara Bali. Kejagung Terapkan “CIA” Ungkap Kasus Tahura Ngurah Rai. Available from
https://bali.antaranews.com/berita/132052/kejagung-terapkan-cia-ungkap-kasus-tahura-ngurah-rai.
(Diakses pada 17 Oktober 2021)
6
Surat Jaksa Agung RI nomor : B-151/A/SUJA/10/2019 tanggal 30 Oktober 2019. Petunjuk dalam
rangka optimalisasi Pelaksanaan Tugas, Fungsi dan Kewenangan Kejaksaan RI.

July 201x : first_page – end_page


korupsi yang mengganggu keberadaan konservasi sumber daya alam tahura
ngurah rai tersebut.

4. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan pembahasan permasalahan diatas, penulis dapat


menyimpulan hal-hal yang menjadi ini sari dari penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Kejaksaan Tinggi Bali telah melakukan upaya preventif dalam penegakan hukum
dengan melaksanakan program Corruption impact Asessment (CIA) terhadap
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi Pensertifikatan Tanah Tahura
Ngurah Rai, yaitu dengan menguraikan akar dari penyebab terjadinya perkara
Pensertifikatan Tanah Tahura Ngurah Rai tersebut kemudian dituangkan dalam
bentuk saran/pencegahan selanjutnya disampaikan kepada pihak-pihak terkait
diantaranya Gubernur, Walikota/Bupati Se-Bali, Dinas Kehutanan Provinsi dan
Kanwil BPN Provinsi Bali. Hal ini telah dinilai efektif untuk mencegah terjadinya
lagi tindak pidana korupsi yang serupa dikemudian hari.
2. Bahwa metode Corruption impact Asessment (CIA) yang diterapkan oleh Kejaksaan
Tinggi Bali terhadap perkara Tindak Pidana Korupsi Pensertifikatan Tanah Tahura
Ngurah Rai dinilai mampu mencegah terjadinya pengulangan terhadap tindak
pidana yang sama, sehingga metode tersebut adalah salah satu upaya yang
optimal dalam rangka mencapai perlindungan masyarakat dan mencapai
kesejahteraan masyarakat yang tercermin dalam kebijakan pembangunan
nasional, khususnya perlindungan bagi keberlangsungan Konservasi Suber Daya
Alam berupa Tahura di Provinsi Bali. Dengan demikian kewajiban negara untuk
mencegah terjadinya pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan
penggerusakan lingkungan hidup, sebagaimana asaz telah di implementasikan
oleh Kejaksaan Tinggi Bali sebagaimana yang termuat di dalam Undang-undang
nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
bahwa negara

Ucapan terima kasih

Om Swastiasu,

Pertama-tama penulis panjatkan puja dan puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas perkenannya penulis dapat menyelesaikan
jurnal ini.

Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu, berkondribusi dan
mendukung penulis dalam menyelesaikan jurnal penelitian ini. Terima kasih penulis
ucapkan kepada Dosen, Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Bali beserta
jajarannya, orang tua, teman-teman kelas B Magister ilmu hukum Angkatan 2021 yang
tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

Jurnal Magister Hukum Udayana, Vol. X No. X Oktober 2021, h. xxx-xxx x,


ISSN: 1978-1520

Semoga jurnal ini dapat bermanfaat bagi kita smua, Om santi, santi, santi Om.

Daftar Pustaka / Daftar Referensi

Buku
Iskandar, & Silalahi, M. Daud. (2011). Kebijakan Perubahan Kawasan Hutan, dalam
Pengelolaan Berkelanjutan. Bandung : Unpad Press.

U., Iswandi, & Dewata, Indang. (2020). Pengelolaan Sumber Daya Alam. Yogyakarta : CV
Budi Utama.

Online/World Wide Web:


Antara Bali. Kejagung Terapkan “CIA” Ungkap Kasus Tahura Ngurah Rai. Retrieved from
https://bali.antaranews.com/berita/132052/kejagung-terapkan-cia-ungkap-
kasus-tahura-ngurah-rai, diakses pada 17 Oktober 2021.
Berita Observer. Kerja Keras Sudung Situmorang Tekan Korupsi Via CIA. Retrieved from
https://beritaobserver.com/2019/10/28/kerja-keras-sudung-situmorang-
tekan-korupsi-via-cia/. diakses 17 Oktober 2021.
BPKH Wilayah VIII Denpasar. Potensi Wisata Taman Hutan Raya Ngurah Rai Provinsi
Bali. Retrieved from
http://bpkh8.menlhk.go.id/pdf/karya_tulis_mandiri/liflet_tahura.pdf.
diakses 17 Oktober 2021).

Undang-Undangan/Peraturan :
Undang-undang Nomor : 41 tahun 1999 tentang kehutanan.
Undang-undang Nomor : 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nation
Convention Again Corruption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa
Anti Korupsi, 2003).
Undang-undang Nomor : 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pelestarian
Lingkungan HIdup.
Surat Jaksa Agung RI nomor : B-151/A/SUJA/10/2019 tanggal 30 Oktober 2019.
Petunjuk dalam rangka optimalisasi Pelaksanaan Tugas, Fungsi dan
Kewenangan Kejaksaan RI.
Surat edaran nomor : B-845/F/Fjp/05/2018 tanggal 04 Mei 2018 perihal Petunjuk
Teknis Pola Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus yang Berkualitas.
Surat Kepala Kejaksaan Tinggi Bali Nomor : B- 3159 /P.1/Fu/09/2018 tanggal 26
September 2018 perihal Kajian penanganan perkara tindak pidana korupsi atas
nama Terpidana I Wayan Suwirta dan Terpidana I Wayan Sudarta.

July 201x : first_page – end_page

You might also like