Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JEP | Volume 4 | Nomor 2| November 2020

e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol4-iss2/496

Pengembangan Alat Musschenbroek dan Panduan Praktikumnya


untuk Membangun Inkuiri Siswa

Fathin Irina Diatri1) Agus Suyatna 2) Abdurrahman 2)


1)
Magister Keguruan IPA FKIP Universitas Lampung 1)
2)
Magister Keguruan IPA FKIP Universitas Lampung 2)
fathinirinadiatri@gmail.com

ABSTRACT
This developmental research aims to produce Musschenbroek's apparatus with practice’s guidance
that not only can be utilized to determine compare coefficient effervesces length an object but can also
be utilized to account coefficient point effervesces length and build inquiry’s student. Development
that doing based on ADDIE'S model. Procedure of this research and development is consisting of five
phases, which is analysis, design, development, implementation, and evaluation. Result of this
development is acquired Musschenbroek's apparatus that can applicable to account coefficient point
effervesces length and practice’s guidance that can build inquiry’s student. Musschenbroek's
apparatus that designing is interesting, easy, and very helpful for student bases on the result of field
test. Developed practice’s guidance have also interesting, easy, and helpful. Practice's guidance load
learning steps that corresponding to build inquiry’s student with pretty good category, which is on
aspect makes hypothesis, collecting data, testing hypothesis, and formulates conclusion. Learning
used Musschenbroek's apparatus and practice’s guidance effective to increase student learning result
with category moderate (n-gain = 0,57).

Keywords : Musschenbroek's apparatus, Practice’s guidance, Effervesce length, Inquiry.


This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN terbantu untuk memahami suatu materi


pembelajaran jika materi tersebut dikemas
Ketercapaian hasil pembelajaran IPA secara dalam media pembelajaran yang sesuai (Siregar,
umum masih tergolong rendah. Hal ini dapat 2015). Ketepatan pemilihan media juga dapat
terlihat dari analisis data TIMSS (Trends membantu memberi kejelasan pada objek yang
International in Mathematics and Science Study) diamati. Penggunaan media pembelajaran dapat
dan PISA (Programme for International Student mempertinggi proses dan hasil belajar, sehingga
Assessment). Hasil TIMSS tahun 2011 proses pembelajaran dapat berlangsung secara
menunjukkan Indonesia menduduki posisi ke-40 efektif dan efisien (Yulianti, 2010).
dari 42 negara pada bidang sains kelas 8 dengan Media pembelajaran berupa alat praktikum
rata-rata skor sebesar 406 (Martin, et al., 2012). merupakan media pembelajaran konkret yang
Hasil PISA tahun 2018 menunjukkan bahwa dapat digunakan dalam pembelajaran.
literasi sains anak Indonesia (usia 15 tahun) Penggunaan alat praktikum yang bersifat
menduduki peringkat ke-70 dari 78 negara konkret ini dapat membantu siswa untuk
dengan skor rata-rata 396 (OECD, 2019). Rata- membangun ide dan memahami materi
rata skor yang diperoleh Indonesia pada TIMSS pembelajaran dengan lebih utuh (Scardamalia
dan PISA ini masih di bawah standar yang dan Bereiter, 2006). Hal ini dikarenakan
sebesar 500. penggunaan alat praktikum dalam pembelajaran
Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak melibatkan semua indera (penglihatan,
komponen dari proses pembelajaran, antara lain: pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba)
tujuan, bahan atau materi, strategi pembelajaran, yang dikenal dengan learning by doing (Arsyad,
guru dan siswa sebagai subjek belajar, serta 2015).
media pembelajaran (Sugandi, 2008). Media Alat praktikum yang dapat digunakan pada
pembelajaran merupakan hal yang penting materi suhu dan perubahannya, khususnya pada
dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat konsep muai panjang adalah alat
Fathin Irina Diatri, Agus Suyatna, Abdurrahman 204

Musschenbroek. Observasi (pengamatan) tersimpan dalam memori jangka panjangnya


dilakukan dengan menganalisis kekurangan alat karena siswa menemukan konsepnya sendiri
Musschenbroek yang ada di lapangan. (Tangkas, 2012).
Berdasarkan hasil observasi, alat Alat Musschenbroek yang didesain juga
Musschenbroek yang ada di lapangan hanya perlu dilengkapi dengan panduan praktikumnya.
dapat digunakan untuk mengetahui Pada kegiatan pembelajaran, panduan praktikum
perbandingan koefisien muai panjang suatu disajikan dalam bentuk LKS. LKS yang berisi
benda padat (berbentuk batang), tetapi tidak panduan praktikum dapat membantu siswa
dapat digunakan untuk menghitung nilai memperoleh pengalaman secara langsung
koefisien muai panjang masing-masing benda karena merupakan petunjuk atau pedoman
tersebut. dengan langkah-langkah penyelesaian tugas
Kekurangan yang ada pada alat tertentu (Masithussyifa, dkk., 2012).
Musschenbroek tersebut menjadikan perlu Pemerolehan pengalaman langsung dapat
adanya pengembangan alat Musschenbroek menjadikan pemahaman siswa lebih bermakna
lebih lanjut. Sehingga alat Musschenbroek tidak dengan didukung oleh model inkuiri yang
hanya dapat digunakan untuk menghitung digunakan pada panduan praktikumnya.
perbandingan koefisien muai panjang masing- Panduan praktikum menggunakan model inkuiri
masing batang, tetapi juga dapat digunakan juga memfasilitasi siswa untuk menemukan
untuk menghitung nilai koefisien muai masalah sampai jawaban dari permasalahan
panjangnya. Perlu adanya penambahan tersebut (Munatri, 2016) sehingga dapat
komponen berupa tempat meletakkan membantu menumbuhkan kemampuan ilmiah
termometer agar suhu masing-masing batang siswa.
dapat diketahui. Pemanas yang digunakan juga Berdasarkan latar belakang masalah tersebut
perlu diubah sehingga menghasilkan panas yang maka penelitian pengembangan ini bertujuan
lebih stabil dan merata. untuk: 1) menghasilkan alat Musschenbroek
Selain pemilihan dan penggunaan media yang memiliki validitas tinggi pada materi suhu
pembelajaran yang tepat, dibutuhkan pula model dan kalor yang dapat digunakan untuk
pembelajaran yang sesuai, sehingga tujuan mengukur koefisien muai panjang, 2)
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. mendeskripsikan respon siswa terhadap alat
Terdapat berbagai model pembelajaran yang Musschenbroek yang didesain, 3)
dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran, mendeskripsikan efektivitas alat Musschenbroek
salah satunya yaitu model inkuiri. Model inkuiri yang didesain dalam membangun inkuiri siswa,
merupakan model pembelajaran yang penting di 4) menghasilkan panduan praktikum yang valid,
antara berbagai model pembelajaran yang ada sesuai dengan alat Musschenbroek yang
(Abdi, 2014). Penggunaan media pembelajaran didesain.
konkret berbasis inkuiri dapat membantu siswa
untuk meningkatkan pemahamannya terhadap METODE PENELITIAN
materi yang abstrak, sehingga materi tersebut
menjadi lebih bermakna (Özdýlek dan Bulunuz, Penelitian ini menggunakan pendekatan mix
2009). Pembelajaran berbasis inkuiri method yaitu berupa metode penelitian dan
menjadikan siswa terlibat aktif dalam pengembangan (research and development).
membangun pengetahuannya melalui eksplorasi Model pengembangan yang digunakan yaitu
dan penelitian menggunakan berbagai sumber model ADDIE (Analysis - Design -
sehingga pemahaman mereka dapat meningkat Development - Implementation - Evaluation).
(Kuhlthau, et al., 2008). Uji coba produk terdiri dari uji ahli, uji coba
Pembelajaran berbasis inkuiri juga dapat perseorangan, dan uji coba kelompok kecil.
membantu siswa untuk memperoleh Setelah produk dinyatakan valid oleh para ahli
pengetahuan secara utuh (Tangkas, 2012). (dosen dan guru IPA), selanjutnya produk diuji
Melalui pembelajaran berbasis inkuiri, siswa coba perseorangan. Uji coba perseorangan
mengikutsertakan aktivitas dan proses berpikir berupa uji satu lawan satu (one to one
yang ilmiah untuk menghasilkan pengetahuan evaluation) untuk mengetahui penggunaan
baru, sehingga dapat memahami konsep, fakta, (keterpakaian) alat Musschenbroek yang
atau keterampilan dengan lebih spesifik. (Abdi, dikembangkan serta mengecek keterbacaan dan
2014). Pengetahuan yang diperoleh siswa juga kesalahan penulisan pada panduan

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020|Page 203-211


(Pengembangan Alat Musschenbroek dan Panduan Praktikumnya……….) 205

praktikum.Setelah produk sesuai dengan hasil HASIL DAN PEMBAHASAN


evaluasi yang dilakukan siswa pada uji coba
perseorangan, maka selanjutnya dilakukan uji 1. Analysis (Analisis)
coba kelompok kecil. Analisis dilakukan melalui dua tahap
Uji coba kelompok kecil menggunakan kegiatan, yaitu analisis kebutuhan dan studi
desain penelitian quasi experimental dengan literatur. Pada tahap analisis kebutuhan, alat
rancangan the one-group posttest-only design Musschenbroek yang sudah ada di lapangan
yaitu memberikan perlakuan tertentu pada dianalisis kekurangannya. Berdasarkan hasil
subjek, kemudian dilakukan pengukuran analisis, alat Musschenbroek yang sudah ada
terhadap variabel tanpa adanya kelompok hanya dapat digunakan untuk mengetahui jenis
pembanding dan tes awal. Hasil yang diperoleh benda padat (berbentuk batang) yang memiliki
dari uji lapangan kelompok kecil menjadi koefisien muai lebih besar maupun lebih kecil,
indikasi kesiapan produk untuk digunakan tetapi tidak dapat mengetahui besar nilai
dalam kegiatan pembelajaran pada uji lapangan. koefisien muai panjang pada masing-masing
Sebelumnya, soal yang akan digunakan diuji batang tersebut, sehingga diperlukan
validitas dan reliabilitas instrumen tesnya. Uji pengembangan alat Musschenbroek lebih
validitas dan reliabilitas ini diberikan kepada lanjut.
siswa yang sudah pernah memperoleh
pembelajaran mengenai konsep muai panjang. 2. Design (desain)
Uji lapangan diberikan kepada siswa kelas Pengembangan yang dilakukan dirancang
VII SMP sebagai subjek penelitian. Uji pada tahap ini. Rancangan pengembangan
lapangan yang digunakan merupakan quasi yang dibuat yaitu desain alat Musschenbroek
eksperimen dengan rancangan the one-group yang diinginkan, format panduan praktikum
pretest-posttest design. Siswa mengerjakan yang akan dibuat, perencanaan instrumen yang
pretest sebelum diberi perlakuan, dan setelah akan digunakan, dan perencanaan perangkat
perlakuan siswa diberi posttest. Uji lapangan ini pembelajaran yang diperlukan.
dilakukan untuk mengetahui pengaruh Pengembangan alat Musschenbroek
penggunaan produk hasil pengembangan dalam dilakukan dengan menambahkan tempat
mencapai tujuan pembelajaran. dudukan untuk meletakkan termometer.
Siswa dan guru pengamat juga diminta untuk Penambahan tempat termometer ini
mengisi angket mengenai pelaksanaan menjadikan perubahan suhu yang dialami
pembelajaran menggunakan produk hasil batang dapat diketahui dengan lebih mudah,
pengembangan. Angket ini bertujuan untuk sehingga koefisien muai masing-masing
mengetahui respon dari siswa dan guru batang juga dapat dihitung. Penggunaan
mengenai proses pembelajaran yang telah pembakar spirtus sebagai pemberi kalor pada
dilakukan. batang juga perlu diperbaiki. Hal ini
Kemampuan inkuiri siswa diukur dari hasil dikarenakan kalor yang diterima batang dari
pekerjaan siswa yang dilakukan selama pembakar spirtus kemungkinan tidak merata,
pembelajaran menggunakan alat Musschenbroek sehingga hasil perbandingan pemuaian panjang
hasil pengembangan dan panduan praktikumnya. masing-masing batang menjadi tidak akurat.
Kemampuan inkuiri siswa juga dilihat Pengembangan yang dapat dilakukan untuk
berdasarkan penilaian diri sendiri yang mengurangi kemungkinan ketidakakuratan
dilakukan oleh siswa pada penilaian kinerja dan hasil yang diperoleh adalah dengan mengganti
respon siswa mengenai proses pembelajaran. penghasil kalor dari pembakar spirtus tersebut
Pengembangan yang dilakukan dinyatakan dengan elemen pemanas listrik. Kalor yang
efektif jika terjadi peningkatan pada kemampuan dihasilkan oleh elemen pemanas listrik lebih
siswa setelah pembelajaran menggunakan alat stabil dan dapat menjadikan hasil pengukuran
Musschenbroek yang didesain. Efektivitas ini yang diperloleh juga menjadi lebih akurat.
dapat diperoleh dari hasil pengukuran hasil Alat Musschenbroek yang dikembangkan
pembelajaran melalui pretest dan posttest pada dilengkapi panduan praktikum sebagai
uji lapangan. petunjuk penggunaan agar dapat dimanfaatkan
dengan lebih maksimal. Panduan praktikum
dikembangkan dengan menerapkan model
pembelajaran inkuiri terbimbing. Panduan

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020| Page 203-211


Fathin Irina Diatri, Agus Suyatna, Abdurrahman 206

praktikum ini berisi serangkaian komponen berfungsi sebagai tempat terpasangnya elemen
kegiatan dan penugasan yang dapat digunakan pemanas. Elemen pemanas yang digunakan
siswa untuk berkerja secara ilmiah. pada prototipe 1 alat Musschenbroek adalah
Komponen tersebut yaitu: 1) petunjuk belajar elemen pemanas kertas dengan daya 300 watt.
yang berisi panduan awal penggunaan panduan Besarnya daya pada elemen pemanas kertas
praktikum, 2) informasi tentang kompetensi menjadikan panas yang dihasilkan juga besar.
inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang Prototipe 1 yang telah ditambahkan dengan
harus dicapai siswa, 3) informasi tentang tempat dudukan termometer dan dudukan
bagian-bagian alat Musschenbroek, 4) pemanas dapat dilihat pada Gambar 1. Prototipe
orientasi (informasi awal) untuk mengarahkan 1 ditambahkan pula potongan logam untuk
pemikiran siswa, 5) tujuan percobaan yang menahan batang agar tidak terangkat akibat
akan dilakukan, 6) alat dan bahan yang pemuaian yang terjadi pada pemanas yang
dibutuhkan dalam percobaan, 7) rumusan digunakan.
masalah yang akan dicari tahu jawabannya, 8)
hipotesis atau dugaan awal yang akan diuji
kebenarannya, 9) variabel-variabel yang ada
dalam percobaan, 10) langkah praktikum yang
akan membimbing siswa ketika melakukan
percobaan, 11) tabel hasil pengamatan untuk
memfokuskan siswa pada apa yang diteliti,
12) grafik untuk menggambarkan hasil
pengamatan dengan lebih jelas, 13)
pertanyaan-pertanyaan analisis tentang hasil
percobaan yang telah dilakukan sebagai
pembangun konsep siswa untuk menarik
kesimpulan, 14) kesimpulan yang diperoleh
siswa berdasarkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Gambar 1 Prototipe 1 Alat Musschenbroek
3. Development (pengembangan)
Kemudian dilakukan uji coba mandiri untuk
Rancangan yang telah dibuat pada tahap
melihat apakah prototipe 1 alat Musschenbroek
desain selanjutnya dilakukan pengembangan
berfungsi sesuai dengan baik. Hasil uji coba
lebih lanjut. Prototipe 1 menggunakan alat menunjukkan bahwa pemanas sudah efektif
Musschenbroek yang yang sudah ada di
untuk digunakan. Hal ini dikarenakan pemanas
lapangan.Alat Musschenbroek yang sudah ada
dapat dapat menaikkan suhu batang dengan
ini ditambahkan komponen pemanas. Pada cepat menjadikan waktu yang dibutuhkan untuk
rangkaian listrik pemanas ini juga ditambahkan
melakukan percobaan menjadi lebih sedikit,
thermofuse yang secara otomatis dapat
sehingga waktu yang digunakan dalam
memutuskan arus jika suhu yang dihasilkan
pembelajaran menjadi lebih efisien. Adapun
sudah terlalu tinggi. hasil uji cobanya dapat dilihat pada Tabel 1.
Pada prototipe 1 juga ditambahkan tempat
untuk meletakkan termometer pada masing-
Tabel 1 Hasil Uji Coba Prototipe 1 Alat
masing batang. Tempat termometer ini terbuat Musschenbroek
dari bahan pertinax (fiber), atau yang dikenal
Panjang Suhu Suhu
juga dengan nama ebonit. Alasan pemilihan Jenis Batang Skala
Awal Awal Akhir
bahan ini dikarenakan pertinax aman digunakan
Besi 19,4 cm 29oC 103oC 11,0
pada suhu yang tinggi dan bukan merupakan
Kuningan 19,4 cm 29oC 98oC 6,5
penghantar panas yang baik, sehingga suhu yang o o
Alumunium 19,4 cm 29 C 94 C 4,0
ditunjukkan oleh masing-masing termometer
yang diletakkan pada tempat termometer ini
benar-benar merupakan suhu dari tiap batang Hasil uji coba pada Tabel 1 digunakan
yang diukur. sebagai data untuk menghitung nilai konversi
skala yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk
Sebuah dudukan juga ditambahkan pada
prototipe 1 alat Musschenbroek. Dudukan ini pada alat Musschenbroek yang didesain.

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020|Page 203-211


(Pengembangan Alat Musschenbroek dan Panduan Praktikumnya……….) 207

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh nilai


konversinya sebesar 0,0037. Nilai konversi ini
berarti setiap 1 skala yang ditunjukkan oleh
jarum penunjuk menyatakan terjadi perubahan
(pertambahan) panjang batang sebesar 0,0037
cm, atau 0,037 mm.
Adanya nilai konversi ini menjadikan
besarnya pertambahan panjang batang dapat
diketahui. Nilai panjang awal, besar
pertambahan panjang setelah dipanaskan, dan
perubahan suhu yang dialami batang menjadikan
nilai koefisien muai panjang masing-masing
batang juga dapat dihitung menggunakan rumus.
Selanjutnya disiapkan pula panduan Gambar 2 Prototipe 2 Alat Musschenbroek
praktikum sebagai panduan untuk penggunaan
prototipe 1 alat Musschenbroek yang didesain. Prototipe 2 alat Musschenbroek yang
Panduan praktikum yang dikembangkan didesain juga dilengkapi dengan kotak
menggunakan sintaks inkuiri terbimbing sesuai penyimpanannya. Kotak penyimpanan prototipe
dengan desain yang direncanakan. 2 alat Musschenbroek ini dibuat menggunakan
Prototipe 1 alat Musschenbroek yang karton dengan ketebalan 2,5 mm. Di dalamnya
didesain dan panduan praktikumnya kemudian juga terdapat kotak tambahan untuk
diuji oleh para ahli.Para ahli penguji kevalidan penyimpanan termometer dan batang yang akan
produk terdiri dari 3 orang dosen sebagai pakar digunakan. Kotak tambahan ini dibuat
dan 2 orang guru IPA sebagai praktisi. menggunakan karton dengan ketebalan yang
Berdasarkan hasil validitas alat Musschenbroek lebih tipis, yaitu hanya 1,5 mm.
yang didesain, diperoleh rata-rata skor total Sebelum prototipe 2 diujicobakan ke siswa
validitas alat Musschenbroek yang didesain kelas VII sebagai subjek penelitian, soal tes
sebesar 8,90 dengan kategori sangat baik. yang akan digunakan diujikan diuji validitas dan
Sedangkan panduan praktikumnya memeroleh reliabilitasnya. Soal tes diberikan pada 30 orang
rata-rata skor total validitas panduan praktikum siswa kelas VIII A di SMPN 14 Bandar
sebesar 9,53 dengan kategori sangat baik. Hasil Lampung. Berdasarkan hasil analisis validitas
uji ahli tersebut menunjukkan bahwa alat dan reliabilitas yang telah dilakukan, diperoleh
Musschenbroek dan panduan praktikumnya hasil bahwa 10 butir soal tes yang akan
dapat diuji cobakan ke sekolah. Sebelum digunakan sudah valid dan reliabel. Sehingga
diujicobakan ke siswa, terdapat beberapa saran soal tes tersebut dapat digunakan untuk uji coba
sebagai perbaikan produk yang diberikan oleh selanjutnya.
para ahli. Saran perbaikan ini digunakan Prototipe 2 alat Musschenbroek dan panduan
sebagai penyempurna produk yang dihasilkan. praktikumnya selanjutnya diujicobakan ke
Prototipe 1 alat Musschenbroek beserta siswa. Uji coba yang pertama dilakukan berupa
panduan praktikum yang telah disempurnakan uji coba perseorangan. Uji coba perseorangan
berdasarkan saran para ahli selanjutnya disebut diberikan kepada 3 orang siswa kelas VII di
prototipe 2. Prototipe 2 alat Musschenbroek SMPN 14 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil
yang didesain dilengkapi dengan stop kontak angket yang diberikan, diperoleh rata-rata skor
yang memiliki lampu indikator. Ketika stop hasil uji alat Musschenbroek yang didesain
kontak dalam posisi on, lampu indikatornya sebesar 3,3 (sangat baik) dan rata-rata skor hasil
akan menyala, sehingga dapat memermudah uji panduan praktikum sebesar 3,4 (sangat baik).
mengetahui apakah pemanas sudah terhubung Berdasarkan hasil uji coba perseorangan,
dengan arus listrik atau belum. prototipe 2 alat Musschenbroek dapat digunakan
dan panduan praktikum sudah tidak ada
kesalahan keterbacaan. Sehingga produk dapat
diuji coba selanjutnya dan disebut sebagai
prototipe 3.
Selanjutnya dilakukan uji coba kelompok
kecil. Prototipe 3 alat Musschenbroek dan

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020| Page 203-211


Fathin Irina Diatri, Agus Suyatna, Abdurrahman 208

panduan praktikumnya diujikan pada 15 orang Selanjutnya siswa diberi soal posttest. Nilai
siswa kelas VII SMPN 14 Bandar Lampung. rata-rata pretest siswa yang diperoleh sebesar
Siswa tersebut diberikan pembelajaran 43,83 dan rata-rata posttest sebesar 75,83. Hasil
pemuaian panjang menggunakan prototipe 3. pretest dan posttest yang telah diperoleh
Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan soal selanjutnya dicari nilai n-gainnya. Nilai n-gain
posttest. Diperoleh rata-rata hasil posttest siswa yang diperoleh yaitu sebesar 0,57. Nilai n-gain
pada uji coba kelompok kecil sebesar 69,67. tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
Siswa juga diberikan angket mengenai prototipe produk hasil pengembangan memberikan
3. Berdasarkan hasil angket, diperoleh rata-rata peningkatan hasil pembelajaran dengan kategori
skor hasil uji alat Musschenbroek yang sedang.
dikembangkan sebesar 3,2 (baik) dan rata-rata Ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran
skor hasil uji panduan praktikum sebesar 3,0 menggunakan alat Musschenbroek yang
(baik). didesain beserta panduan praktikumnya dalam
Selanjutnya produk disebut sebagai prototipe meningkatkan hasil belajar siswa juga diperoleh
4. Hasil uji coba kelompok kecil ini dari hasil uji statistik. Uji yang dilakukan
menunjukkan bahwa prototipe 4 alat berupa uji paired sample t-test karena data
Musschenbeoek dan panduan praktikumnya berdistribusi normal berdasarkan hasil uji
sudah dapat digunakan dalam pembelajaran. normalitas pretest-posttest shapiro wilk.
Berdasarkan uji paired sample t-test dapat
4. Implementation (implementasi) disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata
Implementasi dilakukan dengan menerapkan antara hasil belajar pretest dengan posttest yang
prototipe 4 di kelas melalui uji lapangan. Kelas artinya ada pengaruh pembelajaran
yang digunakan pada uji lapangan adalah kelas menggunakan alat Musschenbroek yang
VII F di SMPN 14 Bandar Lampung dengan didesain beserta panduan praktikumnya dalam
jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Sebelum meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII
kegiatan pembelajaran dilaksanakan, siswa SMPN 14 Bandar Lampung Tahun Ajaran
diberikan soal pretest. Kemudian siswa 2019/2020.
melaksanakan pembelajaran menggunakan Nilai n-gain dan hasil uji statistik
prototipe 4 alat Musschenbroek dan panduan menunjukkan pembelajaran sudah efektif. Hasil
praktikumnya. yang diperoleh sejalan dengan hasil penelitian
Setelah pembelajaran, siswa diberikan angket Kartikarini dan Prabowo (2016) bahwa adanya
yang terdiri dari 9 item mengenai alat peningkatan nilai tes dalam kategori sedang
Musschenbroek hasil pengembangan dan 15 soal setelah alat peraga pemuaian panjang diterapkan
mengenai LKS panduan praktikum. di kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil angket pada uji lapangan Kemampuan guru dalam mengelola
diperoleh nilai kemenarikan, kemudahan, dan pembelajaran juga diamati menggunakan
kemanfaatan produk seperti yang disajikan pada angket. Berdasarkan hasil angket tersebut,
Tabel 2. diketahui bahwa guru mengelola pembelajaran
dengan kategori sangat baik dengan skor total
Tabel 2 Hasil Angket Uji Lapangan sebesar 9,50. Siswa juga diberikan angket
Skor mengenai pembelajaran yang telah
Pernyataan
No. Aspek Rata- dilaksanakan. Hasil angket respon siswa
Kualitatif
rata menunjukkan pembelajaran sudah terlaksana
Alat Musschenbroek dengan sangat baik, rata-rata skor total 8,4.
1 Kemenarikan 3,24 Menarik
2 Kemudahan 3,02 Mudah 5. Evaluation (evaluasi)
Sangat Evaluasi sudah dilakukan pada setiap tahap
3 Kemanfaatan 3,41 uji. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi
bermanfaat
Panduan Praktikum umpan balik berupa revisi atau perbaikan.
1 Kemenarikan 3,13 Menarik Perbaikan ini dilakukan untuk memeroleh
2 Kemudahan 3,07 Mudah produk yang sesuai, layak, dan efektif untuk
3 Kemanfaatan 3,17 Bermanfaat digunakan sebagai pembelajaran di sekolah.

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020|Page 203-211


(Pengembangan Alat Musschenbroek dan Panduan Praktikumnya……….) 209

Pembelajaran dilakukan menggunakan Siswa mencatat hasil percobaan dan menjawab


model pembelajaran inkuiri terbimbing. pertanyaan analisis mengenai percobaan yang
Langkah-langkah inkuiri menurut Hosnan telah dilakukan untuk membuktikan apakah
(2014) yaitu orientasi, merumuskan hipotesis mereka benar atau tidak. Pertanyaan
masalah, merumuskan hipotesis, dapat menuntun siswa untuk melakukan
penyelidikan sebagai usaha dalam memahami
mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan materi pelajaran (Zubaidah, dkk.: 2013).
merumuskan kesimpulan. Sintaks inkuiri Meskipun kemampuan siswa pada aspek
tersebut menjadi format dasar pada panduan mengumpulkan data memperoleh nilai rata-rata
praktikum. Sehingga panduan praktikum yang terbesar, siswa masih membutuhkan
juga dapat digunakan untuk mengukur bimbingan pada saat melaksanakan percobaan
kemampuan inkuiri siswa. maupun saat menjawab pertanyaan analisis.
Kemampuan inkuiri merupakan Menguji hipotesis merupakan proses
kemampuan siswa dalam melakukan menetukan jawaban yang dianggap diterima
kegiatan pembelajaran menggunakan sintaks sesuai dengan data atau informasi yang
inkuiri. Kemampuan inkuiri siswa yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
diamati pada penelitian pengembangan ini Kemampuan siswa pada aspek menguji hipotesis
memeroleh hasil rata-rata yang terkecil, hal ini
dibatasi hanya pada aspek membuat
dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis. Sehingga siswa masih belum merasa
hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. yakin dengan hipotesis yang sudah dibuatnya.
Kemampuan inkuiri siswa diukur Merumuskan kesimpulan merupakan proses
berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada mendeskripsikan temuan yang diperoleh
panduan praktikum yang digunakan selama berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan
pembelajaran menggunakan alat generalisasi. Siswa sudah mampu merumuskan
Musschenbroek yang didesain, penilaian diri kesimpulan walaupun masih membutuhkan
sendiri oleh siswa pada penilaian kinerja dan bimbingan guru.
angket respon siswa mengenai proses Berdasarkan Tabel 3 diperoleh rata-rata
pembelajaran. Ketiga hasil kemampuan kemampuan inkuiri siswa sebesar 8,28 dengan
kategori sangat baik. Hasil ini menunjukkan
inkuiri siswa tersebut kemudian dicari nilai bahwa siswa sudah memiliki kemampuan untuk
rata-ratanya (Tabel 3). melaksanakan pembelajaran inkuiri terbimbing.
Hasil yang diperoleh ini sejalan dengan hasil
Tabel 3 Rata-rata Kemampuan Inkuiri Siswa penelitian Bulan dkk. (2015) bahwa
No. Aspek Inkuiri Rata-rata Kategori pembelajaran inkuiri terbimbing menjadikan
1. Membuat hipotesis 8,03 Sangat baik 85% siswa memiliki kemampuan inkuiri
2. Mengumpulkan data 8,94 Sangat baik berkategori baik.
3. Menguji hipotesis 7,76 Sangat baik Meskipun rata-rata kemampuan inkuiri siswa
4. Merumuskan 8,37 Sangat baik sudah sangat baik, siswa masih membutuhkan
kesimpulan bimbingan guru pada saat pelaksanaan
Rata-rata 8,28 Sangat baik pembelajarannya. Hal ini dikarenakan siswa
kelas VII masih belum terbiasa melakukan
Hipotesis dibuat berdasarkan rumusan pembelajaran berbasis inkuiri. Siswa
masalah yang sudah dibuat sebelumnya. Siswa membutuhkan adaptasi karena masih merasa
masih membutuhkan bimbingan guru untuk asing dengan pembelajaran inkuiri (Bulan dkk.,
membuat hipotesis, karena siswa masih belum 2015).
terbiasa membuat hipotesis. Hal ini sejalan Alat Musschenbroek yang didesain memiliki
dengan penelitian Rohmah, dkk (2017) bahwa kelebihan sebagai berikut: 1) alat
siswa kelas VII yang menjadi subjek Musschenbroek yang didesain tidak hanya dapat
penelitiannya mengalami kesulitan untuk digunakan untuk menunjukkan adanya
membuat hipotesis. pemuaian panjang dan perbedaan kemampuan
Mengumpulkan data merupakan aktivitas memuai untuk benda yang berbeda, tetapi juga
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dapat digunakan untuk menghitung nilai
untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. koefisien muai panjangnya, 2) sekolah yang

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020| Page 203-211


Fathin Irina Diatri, Agus Suyatna, Abdurrahman 210

sebelumnya sudah memiliki alat Musschenbroek pada masing-masing logam, 2) berdasarkana


yang ada di lapangan tidak perlu membeli alat hasil uji lapangan, alat Musschenbroek yang
yang baru, tetapi cukup menambahkan elemen didesain dinyatakan menarik, mudah dan sangat
pemanas listrik dan komponen untuk mengukur bermanfaat, 3) nilai n-gain dan hasil uji statistik
suhunya, 3) jika terjadi kendala listrik yang pada uji lapangan menunjukkan pembelajaran
tidak dapat digunakan saat pembelajaran akan sudah efektif. Nilai n-gain yang diperoleh
dilaksanakan, guru tetap dapat menggunakan sebesar 0,57 menunjukkan bahwa penggunaan
spirtus sebagai pemanas batang pada alat produk hasil pengembangan memberikan
Musschenbroek yang didesain. Sehingga peningkatan hasil pembelajaran dengan kategori
pembelajaran dapat tetap terlaksana sesuai sedang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
rencana. ada pengaruh pembelajaran menggunakan alat
Meskipun memiliki kelebihan, alat Musschenbroek yang didesain beserta panduan
Musschenbroek yang didesain juga masih praktikumnya dalam meningkatkan hasil belajar
memiliki kelemahan sebagai berikut: 1) siswa kelas VII SMPN 14 Bandar Lampung
dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam Tahun Ajaran 2019/2020. Produk hasil
pengoperasian alat Musschenbroek yang pengembangan dapat membangun kemampuan
didesain. Ketelitian ini diperlukan ketika inkuiri siswa dengan kategori sangat baik, 4)
pengaturan baut pada pangkal batang sehingga dihasilkan panduan praktikum yang sesuai
jarum penunjuk tepat berimpit dengan angka nol dengan alat Musschenbroek yang didesain
pada skalanya. Ketelitian juga dibutuhkan pada dengan rata-rata skor total validitas sebesar 9,53
saat pembacaan besarnya suhu pada (kategori sangat baik). Berdasarkana hasil uji
thermometer dan pembacaan nilai skala yang lapangan, panduan praktikum dinyatakan
ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Jika kurang menarik, mudah, dan bermanfaat. Panduan
teliti, maka hasil percobaan yang diperoleh akan praktikum mengarahkan siswa untuk
memiliki tingkat kesalahan yang besar, 2) perlu menghitung nilai koefisien muai panjang logam
berhati-hati untuk tidak sembarangan (besi, tembaga, dan aluminium) melalui
menyentuh alat Musschenbroek yang didesain pengukuran perubahan panjang logam setelah
ketika melaksanakan praktikum, karena terjadi dipanaskan dan pengukuran kenaikan suhu
peningkatan suhu dari pemanas yang digunakan, masing-masing logam.
3) termometer sebagai komponen alat yang
digunakan perlu diperhatikan apakah masih DAFTAR PUSTAKA
berfungsi dengan baik. Apabila perubahan suhu
yang terjadi tidak dapat diukur dengan tepat Abdi, A. (2014). The Effect of Inquiry-Based
maka hasil percobaan yang diperoleh akan Learning Method on Students’ Academic
menjadi tidak akurat, 4) jumlah alat Achievement in Science Course. Universal
Musschenbroek yang didesain masih terbatas, Journal of Educational Research. 2(1): 37-
sehingga tidak semua siswa mencoba 41.
menggunakan alat secara langsung, 5) Bulan, S.N., Maharta, N., & Ertikanto, C.
percobaan tidak dapat diulang dalam waktu (2015). Pengaruh Kemampuan Inkuiri
yang singkat, karena dibutuhkan waktu untuk terhadap Hasil Belajar Fisika Berbantuan
mengembalikan suhu alat Musschenbroek Virtual Laboratory.Jurnal Pembelajaran
menjadi normal. Sehingga percobaan harus Fisika. 3(3)
dipersiapkan dengan matang. Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
KESIMPULAN 21.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kartikarini, F. D., & Prabowo. (2016).
Kesimpulan dari penelitian pengembangan Pengembangan Alat Peraga Pemuaian
ini sebagai berikut: 1) dihasilkan alat Panjang Sebagai Media Pembelajaran Fisika
Musschenbroek yang dapat digunakan untuk Sub Pokok Bahasan Suhu dan Pemuaian.
mengukur nilai koefisien muai panjang dengan Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. 5(3).82-
rata-rata skor total validitas sebesar 8,90 86.
(kategori sangat baik). Panas yang dihasilkan Kuhlthau, C. C., Maniotes, L. K., & Caspari, A.
oleh pemanas lebih stabil dan merata dan K. (2008). Guided Inquiry: Learning in the
terdapat dudukan untuk meletakkan termometer 21st Century.Rutgers Center for

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020|Page 203-211


(Pengembangan Alat Musschenbroek dan Panduan Praktikumnya……….) 211

International Scholarship in School Yulianti, D. (2010). Media Pembelajaran.


Libraries. Semarang: Fakultas MIPA Unnes.
Martin, M. O., Mullis, I. V., Foy, P., & Stanco, Zubaidah, S., Yuliati, L., & Mahanal, S. (2013).
G. M. (2012). TIMSS 2011 International Model dan Metode Pembelajaran SMP IPA.
Results in Science. International Association Malang: Universitas Negeri Malang.
for the Evaluation of Educational
Achievement. Herengracht 487: Amsterdam,
1017 BT, The Netherlands.
Masithussyifa, R. K. A., Ibrahim, M., & Ducha,
N. (2012). Pengembangan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) Berorientasi Keterampilan
Proses pada Pokok Bahasan Sistem
Pernapasan Manusia. Jurnal Pendidikan
Unesa IPA, 1(1), 7-10.
Munatri, S. (2016). Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Sifat Koligatif Larutan di Kelas XI
TKJ SMK Negeri 1 Buay Bahuga. (Doctoral
Dissertation, Universitas Lampung).
OECD. (2019). PISA 2018 Results (Volume I):
What Students Know and Can Do. Paris:
PISA, OECD Publishing.
Özdýlek, Z. dan Bulunuz, N. (2009). The effect
of a guided inquiry method on pre-service
teacher’s science teaching self-efficacy
beliefs.Journal of Turkish Science Education.
6(2), 24.
Rohmah, K., Susilawati, dan Septaningrum, E.
(2017). Penggunaan Alat Peraga
Musschenbroek Bimetal terhadap
Keterampilan Proses Sains. Jurnal
Penelitian Pembelajaran Fisika. 8(2): 89-94
Scardamalia, M. dan Bereiter, C. (2006).
Knowledge building: Theory, pedagogy, and
technology. In K. Sawyer (Ed.), The
Cambridge Handbook of the Learning
Sciences (pp. 97-118). New York:
Cambridge University Press.
Siregar, S. (2015). Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Berbasis Media
Animasi terhadap Pemahaman Konsep,
Sikap Ilmiah dan Assesmen Kinerja Siswa
Pada Konsep Sintesis Protein.Jurnal Edu Bio
Tropika. 1(2).
Sugandi, A. (2008). Teori Pembelajaran.
Semarang: Unnes Press.
Tangkas, I. M. (2012). Pengaruh implementasi
model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap kemampuan pemahaman konsep
dan keterampilan proses sains siswa kelas X
SMAN 3 Amlapura. Jurnal Pendidikan IPA.
2(1).

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020| Page 203-211

You might also like