Koresponden Penulis: Muthoharun - 01@jurnal - Stitradenwijaya.ac - Id

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Pengaruh Kualifikasi Pendidikan dan Konsep Diri terhadap Motivasi Mengajar dan Budaya Kerja Guru

Implementasi visi Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas X di MA
Al-Amin boarding school Sooko Mojokerto

Muthoharun Afif a*

aProgram Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya
Mojokerto
*Koresponden penulis: muthoharun_01@jurnal.stitradenwijaya.ac.id

Abstract
As is commonly understood, pesantren has historically ordained its existence as an
educational institution that emphasizes the so-called akhlaqul karimah, a term
commensurate with the term character. This is because the process of learning and
education in pesantren not only emphasizes cognitive intelligence, but also affective
and psychomotor. And exactly that is the spirit and ideals of the founding of Al-Amin
Islamic Boarding School, with his vision of Amaliyah, Amal Ilmiyah, and Akhlaqul
Karimah, based on the Islamic teachings of Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. The purpose
of this research is: To describe Implementation of vision of Amaliyah, Amal Ilmiyah,
and Akhlaqul Karimah, teacher activity in learning with vision of Amaliyah, Amal
Ilmiyah and Akhlaqul Karimah, student activity in learning by using vision of
Amaliyah, Amal Ilmiyah and Akhlaqul Karimahdan student response in learning by
using the vision of Science Amaliyah, Amal Ilmiyah, and Akhlaqul Karimah to
improve students' understanding on the subject Akidah Akhlak class X in MA Al-
Amin boarding school Sooko Mojokerto. This development research was conducted in
the even semester of the academic year 2016/2017. The approach used in this study is
a qualitative approach, that is descriptive and without using statistical analysis. The
action is carried out according to the model proposed by Tripp consisting of 4 stages:
(1) planning (plan): Action planning and research planning (Plan Research), (2) acts:
(action), (3) research: produce data and analyze data, and reflection. The results of this
research are: 1) Implementation of vision of Amaliyah, Amal Ilmiyah, and Akhlaqul
Karimah in class X in MA Al-Amin boarding school Sooko Mojokerto can increase
class enthusiasm. 2) The accumulated results of teacher activity can improve students'
understanding on the subjects of Akidah Akhlak class X in MA Al-Amin boarding
school Sooko Mojokerto very well. 3) The result of accumulation of student activity
observed is quite enthusiastic. 4) Implementation of the vision of Amaliyah, Amal
Ilmiyah, and Akhlaqul Karimah can improve students' understanding on the subjects
of Akidah Akhlak class X in MA Al-Amin boarding school Sooko Mojokerto.
Keywords: Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, Akhlaqul Karimah

A. Latar Belakang terdiri atas unsur organisasi, yaitu tujuan,


orang-orang, sumber, dan waktu.
Manusia telah diciptakan Tuhan dengan
Manajemen pendidikan artinya pengelolaan
segenap potensi... Istilah “insan kamil”
terhadap semua kebutuhan institusional
merupakan gambaran idealis bagi sosok
dalam pendidikan (Pananrangi, 2017:9)
manusia yang memiliki kemampuan dan
kematangan diri dari aspek inteligensi, Manajemen pendidikan yang
emosi, kepribadian, sosial, dan spiritual, memfasilitasi pembangunan karakter bangsa
sehingga mampu memahami realitas alam dilakukan sejak menetapkan elemen dasar
profan dan... (Musfah, 2012:35). Manajemen organisasi pendidikan itu sendiri, yaitu
pendidikan adalah subsistem dari lembaga dengan menetapkan Pancasila sebagai
pendidikan itu sendiri yang unsur-unsurnya landasan filosofi organisasi, penetapan nilai-

33
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 7 No. 2 Nopember 2017

nilai dasar (values), visi-misi dan tujuan pemikiran Auguste Comte (1789-1857) yang
dengan mengacu kepada Pancasila. Dengan menandai kelahiran positivisme, sebuah
demikian atmosfir yang digunakan untuk gerakan yang bertentangan dengan konteks
menjalankan fungsi manajemen pendidikan kultural yang berkembang sampai abad
tersebut yaitu di dalam perencanaan, pertengahan yang mengutamakan semangat
pengorganisasian,... (Manullang, 2011:29). religiositas dan romantisisme (Koesoema,
Orang gampang marah dan bertindak 2007:37) pendidikan untuk membangun
anarki, kemerosotan moral, korupsi, kehidupan masa kini dan masa depan yang
kriminalitas, pornografi, kejahatan sex dan lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
lain-lain seolah memberi tanda bahwa kemampuan intelektual kemampuan
bangsa ini telah kehilangan arah. Untuk berkomunikasi, siap sosial, kepedulian dan
memperbaiki kondisi ini tentu tidak mudah. berpartisipasitif untuk membangun
Niat baik saja tidak cukup. Tanpa berusaha kehidupan masyarakat dan bangsa yang
mengaktualisasi ajaran-ajaran luhur bangsa, lebih baik. Karakter kurikulum 2013 antara
membangun kesadaran dan tanggung jawab lain,mengembangkan keseimbangan antar
akan pentingnya arah peradaban bangsa ini. sikap spiritual dan sosial , rasa ingin tahun,
Pendidikan karakter menjadi suatu kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
keharusan (Utomo, 2014:9) intelektual dan psikhomotorik (Sudjito,
Sahuburua dan Isnawan, 2014:279).
Konsep pendidikan karakter di Indonesia
saat ini, sebagai hasil Sarasehan Nasional Berdasarkan berbagai pandangan di atas,
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa kecerdasan spiritual dapat dipahami sebagai
yang dilaksanakan di Jakarta Tanggal 14 kapasitas hidup manusia (inner capacity)
Januari 2010 telah dicapai Kesepakatan yang bersumber dari hati yang dalam, yang
Nasioanal Pengembangan Pendidikan terilhami dalam bentuk kodrat untuk
Budaya dan Karakter Bangsa yang dikembangkan dan ditumbuhkan dalam
dinyatakan bahwa Pendidikan budaya dan mengatasi berbagai kesulitan hidup (Yaumi,
karakter bangsa merupakan bagian integral 2014:125). Faktor bernama capacity ini
yang tak terpisahkan dari pendidikan selaras dengan pendekatan Peter Senge yang
nasional secara utuh. “Dengan kata lain, disebut dengan personal mastery. Personal
pendidikan karakter yang baik bukan hanya mastery sendiri adalah kemampuan pribadi
melibatkan aspek pengetahuan yang baik seseorang untuk menampilkan dirinya
(moral knowing), akan tetapi juga merasakan sebagai seorang maestro, baik secara mental,
yang baik (moral feeling) dan perilaku yang intelektual, emosional, maupun spiritual
baik(moral action)” (Kementerian Pendidikan (Agung, 2013:17).
Nasional, 2010; Hamid, 2017:11). Melalui
Pondok pesantren juga harus selalu
pendidikan karakter kecerdasan emosional
memperbaharui kapasitas menciptakan,
dan sosial anak akan mekar selaras dengan
yaitu kemampuan mengidentifikasi masalah,
kecerdasan intelektualnya. Keberhasilan
isu, dan keprihatinan yang melanda
membentuk karakter setiap pribadi
kelangsungan hidup umat manusia dan
dipercaya akan bermuara pada keadaban
terlibat aktif menemukan jawaban... Karena
masyarakat dan kesejahteraan hidup
itu, isu tentang pentingnya capacity building
bersama. Buku ini adalah jawaban dan
bagi para pengelola pondok pesantren....
wujud dukungan bagi upaya pengembangan
Kekuatan spiritual ini merupakan kebutuhan
karakter putra-putri generasi muda bangsa
dan ciri khas yang selama ratusan tahun
(Nasar, 2006:iv)
telah hidup dan menjadi tradisi di pesantren
Berkenaan dengan pendidikan karakter, (Baedowi, 2015:114). Dari sanalah kemudian
Cogito Descartes yang meredusir manusia pada diri setiap santri akan terbentuk
pada kemampuan otaknya semata semakin keimanan dan ketakwaan, orientasi dan visi
mendapatkan bentuk ekstremnya dalam ilmu amaliyah-amal ilmiah, akhlakul

34
Pengaruh Kualifikasi Pendidikan dan Konsep Diri terhadap Motivasi Mengajar dan Budaya Kerja Guru

karimah, tawakal, ikhlas, tawadu dan Mojokerto dan telah melahirkan banyak
konsisten di dalam menjalankan agama. alumni berintegritas dan menjadi tempat
Kualitas jati diri santri seperti itu akan penting pendidikan di Jawa Timur. Lembaga
melahirkan sikap, cara berpikir dan perilaku pendidikan ini adalah lembaga pendidikan
santri yang bukan hanya mampu berbasis pesantren yang ditempuh selama 6
membangun dirinya sendiri, melainkan juga tahun dengan menerapkan perpaduan
mampu mendorong umat lingkungannya Kurikulum Pesantren dengan Kurikulum
untuk maju dan berkembang bersama Pendidikan Nasional Indonesia dengan
(Burhanuddin & Baedowi, 2003:55) tingkatan pendidikan Madrasah Tsanawiyah
(SMP) dan Madrasah Aliyah (SMA).
Pondok Pesantren Al-Amin Mojokerto
adalah sebuah pondok pesantren yang Berkaitan dengan hal tersebut di atas
berlokasi di perbatasan antara Desa peneliti ingin meneliti Implementasi visi
Jampirogo dan Desa Japan, Sooko, Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Karimah untuk meningkatkan pemahaman
Indonesia. Ponpes ini didirikan pada tahun siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak
2000 oleh 3 kiai terkenal di Mojokerto: K.H. kelas X di MA Al-Amin boarding school
Mas'ud Yunus, salah seorang ulama Sooko Mojokerto.
terkemuka dan juga Wali kota Mojokerto,
yang merupakan pendiri sekaligus Ketua B. Rumusan Masalah
Badan Perkumpulan Pendidikan dan Sosial Berdasarkan latar belakang masalah di
Al-Amin; K.H. Muthoharun Afif, yang juga atas, maka dapat di kemukakan rumusan
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilul masalah sebagai berikut:
Muttaqin Mojokerto; dan K.H. Abdul Aziz,
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khodijah 1. Apakah Implementasi visi Ilmu
Mojokerto. Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul
Karimah dapat meningkatkan
Sebagaimana sudah jamak dipahami,
pemahaman siswa pada mata pelajaran
pesantren secara historis telah menahbiskan
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin
eksistensinya sebagai lembaga pendidikan
boarding school Sooko Mojokerto ?
yang menekankan pada apa yang disebut
2. Bagaimana aktifitas guru dalam
dengan akhlaqul karimah, sebuah istilah
yang sepadan dengan istilah karakter. Hal pembelajaran dengan visi Ilmu
ini dikarenakan proses pembelajaran dan Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul
pendidikan di dalam pesantren tidak hanya Karimah untuk meningkatkan
menekankan kecerdasan kognitif, tetapi juga pemahaman siswa pada mata pelajaran
afektif dan psikomotorik. Dan persis itulah Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin
yang menjadi semangat dan cita-cita dari boarding school Sooko Mojokerto ?
berdirinya Pondok Pesantren Al-Amin, 3. Bagaimana aktifitas siswa dalam
dengan visinya yaitu Ilmu Amaliyah, Amal pembelajaran dengan menggunakan visi
Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah, Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan
berdasarkan ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Akhlaqul Karimah untuk meningkatkan
Jama’ah. Proses pendidikan di pesantren ini pemahaman siswa pada mata pelajaran
bertujuan untuk menghasilkan para alumni Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin
yang mampu tampil sebagai kader-kader boarding school Sooko Mojokerto ?
ulama dan pemimpin yang cerdas dan 4. Bagaimana respon siswa dalam
bermoral yang bermanfaat bagi bangsa pembelajaran dengan menggunakan visi
Indonesia. Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan
Pondok pesantren ini merupakan Akhlaqul Karimah untuk meningkatkan
pesantren yang telah teruji di Kabupaten pemahaman siswa pada mata pelajaran

35
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 7 No. 2 Nopember 2017

Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin orang yang berjihad dengan harta dan
boarding school Sooko Mojokerto ? jiwanya (Harjadi, 2014:395)

Perilaku dan kegiatan manusia serta


C. Tujuan Penelitian
dinamika dan perkembangan masyarakat
Tujuan dalam penelitian ini adalah: yang semuanya merupakan gambaran
dari af’alul mukallafin— yang diperoleh
1. Mendeskripsikan Implementasi visi Ilmu
dalam tata nilai yang menjamin tegaknya
Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul
suatu kehidupan beragama dan
Karimah dapat meningkatkan
bermasyarakat yang shalih (berkualitas
pemahaman siswa pada mata pelajaran
baik). Jadi, fiqih bukanlah "ilmu teoritis"
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin
(ulum nazha- riyah) sebagaimana filsafat,
boarding school Sooko Mojokerto
melainkan "ilmu amaliyah" (ketentuan-
2. Mendeskripsikan aktifitas guru dalam
ketentuan yang berlaku positif) (Al
pembelajaran dengan visi Ilmu Amaliyah,
Qurtuby, 1999:38) Adapun sunnah,
Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah
sebenarnya adalah sebutan bagi amaliyah
untuk meningkatkan pemahaman siswa
yang mutawatir, yakni cara Rasul
pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
melaksanakan sesuatu ibadat yang
X di MA Al-Amin boarding school Sooko
dinukilkan kepada kita dengan amaliyah
Mojokerto
yang mutawatir pula". Nabi
3. Mendeskripsikan aktifitas siswa dalam
melaksanakannya bersama para sahabat,
pembelajaran dengan menggunakan visi
kemudian para sahabat melaksanakannya.
Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan
Kemudian diteruskan pula oleh para
Akhlaqul Karimah untuk meningkatkan
tabi'in, walaupun lafad penukilannya
pemahaman siswa pada mata pelajaran
tidak mutawatir, namun cara
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin
pelaksanaannya mutawatir (Shiddieqy,
boarding school Sooko Mojokerto
1998:21).
4. Mendeskripsikan respon siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan visi Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan
Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan pohon yang tak berbuah. Buahnya ilmu
Akhlaqul Karimah untuk meningkatkan dapat diperoleh melalui pengalaman.
pemahaman siswa pada mata pelajaran Perpaduan ilmu dan amal akan
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin mewujudkan suatu amal ilmiyah atau
boarding school Sooko Mojokerto ilmu amaliyah. Kemampuan seseorang
mengaktualisasikan ilmu ke dalam
D. Kajian pustaka perbuatan kongkrit lazimnya akan
1. Ilmu Amaliyah mendatangkan keuntungan moreel
maupun matereel. manusia sosial, yang
Amalan Akherat (SURGA) a. sadar akan moral kemanusiaan dan moral
Meningkatkan keimanan dengan kemasyarakatan, berlomba-lomba dalam
mengkaji tauhid dengan Ilmu amaliyah kebaikan. Fastabikhul khoirot. Melainkan
(ilmu masa‟il) dan memperbanyak amal ditengah-tengah globalisasi dunia dewasa
soleh yang telah dicontohkan Rosulullah ini dan ditengah-tengah transisi dan
Saw degan amal ilmiyah (ilmu fadho‟il) b. transformasi agraris ke industrial kita
Tidaklah sama antara mukmin yang adalah manusia-manusia yang ber-Iman,
duduk (tidak turut berperang) dan tidak yang ber-Ilmu amaliyah, dan ber-Amal
mempunyai udzur dengan orang yang ilmiyah.
berjihad di jalan Allah dengan harta
2. Amal Ilmiyah
mereka dan jiwanya. Allah melebihkan

36
Pengaruh Kualifikasi Pendidikan dan Konsep Diri terhadap Motivasi Mengajar dan Budaya Kerja Guru

Allah saja dalam Al-Quran dalam Nabi Muhammad dikenal berbudi...


beberapa ayat justru menunjukkan (Bawazir, 2015:221). Akhlakul karimah
bagaimana perkataan atau perilaku artinya akhlak yang terpuji, akhlak yang
seseorang. Ini menjadi dasar bahwa diajarkan agama untuk kebaikan bersama.
bekerja dalam amal ilmiah adalah Berakhlak baik akan menimbulkan
pekerjaan kolaboratif (Colen & Petelin, ketenang-an, sedangkan akhlak buruk
2004). Bukan bekerja sendiri dan akan menimbulkan keraguan. Akhlak
kemudian menyimpannya untuk bukan saja berhubungan dengan manusia,
kepentingan diri sendiri. Seorang peneliti tapi juga berhubungan dengan diri sen-
bahkan perlu bekerja sama dengan diri, makhluk lainnya, bahkan dengan
pustakawan dimana seorang pustakawan Allah Swt Pedoman utama untuk
bukanlah seruangan dengan peneliti berakhlakul karimah adalah al-Qur'an dan
(Campbell, Ellis, & Adebonojo, 2011). Sunnah (Bunyamin, Zam, & Ilyas 2015:17).
Tetapi dalam hal koleksi dan rujukan,
Pengamalan dari keislaman dan
pustakawan lebih menguasai
keimanan di atas harus mengaktual atau
dibandingkan seorang peneliti (Brew,
membuahkan keihsanan dalam bentuk
2016:xiv)
akhlakul karimah. Inilah pengetahuan
Ketakwaan adalah iman (ilmu ilmiah) ketiga dalam ajaran Islam. Syukur
yang diiringi amal berdasarkan iman itu merupakan buah dari pengamalan
(amal ilmiah). a Dan tidak juga aku terhadap nilai-nilai keislaman dan
mengatakan menyangkut orang-orang keimanan. Jadi, keimanan dalam hati dan
yang dipandang hina oleh penglihatan pelaksanaan ibadah dalam Islam haruslah
kamu, 'Sekali-kali Allah tidak akan membuahkan akhlakul karimah. Syukur
mendatangkan kebaikan kepada mereka, ' adalah salah satu sifat terpuji (akhlakul
Allah lebih mengetahui apa yang ada karimah) dalam Islam. Inilah nilai-nilai
pada diri mereka; sesungguhnya aku, keihsanan (Al-Bantanie, 2009:vi).
kalau begitu (yakni mengusir mereka),
E. Kerangka Pikir
benar-benar termasuk orang-orang yang
ztf/MQS:Hud[ll]:31)." (Astrada, 2010:23). Untuk mencapai nilai rata-rata yang
Pada tahap fungsional, sikap manusia masih kurang dari ketentuan ketuntasan
bukan saja bebas dari kepungan kekuatan minimal, maka guru lebih sering
gaib, dan tidak semata-mata memiliki mengadakan tanya jawab, tugas, dan latihan.
pengetahuan ilmiah secara empiris, tetapi Selain itu pengguanaan Pembelajaran
lebih daripada itu. Sebagaimana lingkungan Adaptif dari teks dan kegiatan
diketahui, ilmu itu secara fungsional pengamatan digunakan untuk menjelaskan
dikaitkan dengan ke-gunaan langsung sesuatu yang abstrak menjadi kongrit, dapat
bagi kebutuhan manusia dalam menjelaskan pada anak agar mudah
kehidupannya. Tahap fungsional dipahami.
pengetahuan sesungguhnya memasuki Bagan Kerangka Pemikiran:
proses aspek aksiolo¬gi filsafat ilmu, yaitu
yang membahas amal ilmiah serta
profesionalisme terkait dengan kaidah
moral (Latif, 2014:172).

3. Akhlaqul Karimah

Akhlakul karimah maksudnya adalah


budi pekerti yang baik. Sebab teladan kita

37
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 7 No. 2 Nopember 2017

langsung dalam proses penelitian


semenjak awal serta memberikan kerangka
kerja secara teratur dan.

Pada tahap perencanaan ini penulis


melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. Refleksi awal

Pada tahap ini dilakukan kegiatan


meliputi: (1) membuat tes awal, (2)
menentukan sumber data, (3)
melaksanakan tes awal, dan (4)
Gambar 1 Siklus empat langkah dalam menentukan subyek penelitian.
Experiential Learning David Kolb b. Menentukan dan merumuskan
F. Subjek Penelitian rancangan tindakan

Penelitian pengembangan ini c. Kegiatan yang dilakukan adalah: (1)


dilaksanakan pada semester genap tahun menentukan tujuan pembelajaran, (2)
pelajaran 2016/2017 di MA Al-Amin menyusun kegiatan pembelajaran
boarding school Sooko Mojokerto. Subjek dengan Bimbingan Belajar Guru.
dalam penelitian ini adalah mata pelajaran 2. Tahap Pelaksanaan
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin
boarding school Sooko Mojokerto. Tindakan dilaksanakan sesuai dengan
model yang dikemukakan oleh Tripp yang
G. Rancangan Penelitian terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1)
1. Tahap Perencanaan perencanaan (plan): perencanaan tindakan
(Plan Action) dan perencanaan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam
(Plan Research), (2) tindakan (act):
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
pelaksaaan tindakan (implement action)
yaitu bersifat deskriptif dan tanpa
dan pengamatan tindakan (monitor
menggunakan analisis statistik. Data hasil
action), (3) penyelidikan (research):
penelitian berupa kata-kata dan akan
mendapatkan data (produce data) dan
dipaparkan sesuai kejadian yang ada di
analisis data (analyse data), dan (4) refleksi
lapangan dan di analisis secara induktif.
(reflect). (Tripp, D,, 1996: 44)
Disamping itu penelitian ini lebih
menekankan proses pembelajaran 3. Tahap Observasi
daripada hasil pembelajaran. Jenis Kegiatan pengamatan yang dilakukan
penelitian yang digunakan dalam
oleh penulis dan sejawat sebagai
penelitian ini adalah penelitian tindakan.
pengamat, kegiatan pengamatan ini tidak
Jenis penelitian ini diambil karena adanya terpisah dengan pelaksanaan tindakan
masalah yang terjadi pada situasi nyata, karena pengamatan dilakukan pada waktu
yaitu Implementasi visi Ilmu Amaliyah, tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya
Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah berlangsung dalam waktu yang sama.
untuk meningkatkan pemahaman siswa Sebutan tahap 2 dan 3 dimaksudkan untuk
pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas memberikan peluang kepada guru
X di MA Al-Amin boarding school Sooko pelaksana yang berstatus juga sebagai
Mojokerto yang pemecahan masalahnya
pengamat, yang mana ketika guru tersebut
segera diperlukan. Dalam penelitian ini, sedang melakukan tindakan tentu tidak
peneliti berpartisipasi aktif dan terlibat sempat menganalisis peristiwanya ketika

38
Pengaruh Kualifikasi Pendidikan dan Konsep Diri terhadap Motivasi Mengajar dan Budaya Kerja Guru

sedang terjadi. Oleh karena itu kepada mencapai point 45.5 dari poin ideal 48
guru pelaksana yang berstatus sebagai atau persentase antusiame kelas pada
pengamat ini untuk melakukan siklus II adalah 94.8 %.
"pengamatan balik" terhadap apa yang
Secara umum Implementasi visi Ilmu
terjadi ketika tindakan berlangsung.
Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul
Sambil melakukan pengamatan balik ini
Karimah untuk meningkatkan
guru pelaksana mencatat sedikit demi
pemahaman siswa pada mata pelajaran
sedikit apa yang terjadi.
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin
4. Tahap Refleksi boarding school Sooko Mojokerto
memiliki dampak positif. Hal ini dapat di
Tahap ke-4 ini merupakan kegiatan
identifikasi dari kenaikan Persentase
untuk mengemukakan kembali apa yang
prestasi ketuntasan belajar siswa secara
sudah dilakukan. Tahapan ini merupakan
signifikan setelah mendapatkan
tahapan untuk memposes data yang
perlakuan dari tiap siklus yaitu siklus I
didapat pada saat melakukan pengamatan.
sebesar 75.00 %, siklus II 97.22 %, dan
Data yang dianalisis, lalu disentesiskan.
siklus III 100.00 %.
Dalam beberapa proses pengkajian data
ini, dimungkinkan untuk melibatkan orang 2. Aktifitas Guru dalam Penerapan
luar sebagai kolabulator, seperti halnya implementasi visi Ilmu Amaliyah, Amal
pada saat observasi. Untuk menjaga Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah untuk
obyektifitas tersebut seringkali hasil meningkatkan pemahaman siswa pada
refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi mata pelajaran Akidah Akhlak kelas X
oleh teman sejawat yang secara khusus di MA Al-Amin boarding school Sooko
penulis minta diminta mengamati. Mojokerto

H. Diskusi Hasil akumulasi aktifitas guru yang


1. Implementasi visi Ilmu Amaliyah, Amal diamati observer dapat pada
Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah untuk Implementasi visi Ilmu Amaliyah, Amal
meningkatkan pemahaman siswa pada Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah untuk
mata pelajaran Akidah Akhlak kelas X meningkatkan pemahaman siswa pada
di MA Al-Amin boarding school Sooko mata pelajaran Akidah Akhlak kelas X di
Mojokerto MA Al-Amin boarding school Sooko
Mojokerto disimpulkan sebagai berikut:
Implementasi visi Ilmu Amaliyah,
1) Menyampaikan tujuan observer
Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah di
menilai 5.9 %, Memotivasi
kelas X di MA Al-Amin boarding school
siswa/merumuskan masalah/hipotesis
Sooko Mojokerto dapat meningkatkan
observer menilai 7.5 %, Mengkaitkan
antusiasme kelas hal ini diketahui dari
dengan pelajaran berikutnya observer
perkembangan hasil observasi masing-
menilai 8.2 %, Menyampaikan
masing observer yang diakumulasikan
materi/langkah-langkah/strategi
penulis dapat diketahui
observer menilai 8.5 %, Menjelaskan
perkembangannya: Pada siklus I
melatih menggunakan alat observer
antusiame kelas mencapai point 34.5 dari
menilai 13.0 %, Membimbing dan
poin ideal 48 atau persentase antusiame
mengamati siswa dalam mengerjakan
kelas pada siklus I adalah 71.9 %. Pada
LKS / menemukan konsep observer
siklus II antusiame kelas mencapai point
menilai 21.7 %, Meminta siswa
43.5 dari poin ideal 48 atau persentase
menyajikan dan mendiskusikan hasil
antusiame kelas pada siklus II adalah 90.6
kegiatan observer menilai 9.8 %,
%. Pada siklus III antusiame kelas
Memberikan umpan balik observer

39
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 7 No. 2 Nopember 2017

menilai 16.7 % dan Membimbing siswa boarding school Sooko Mojokerto.


merangkum pelajaran observer menilai
Hasil pengolahan data angket
8.5 %.
pembelajaran dengan menggunkan
3. Aktifitas Siswa dalam Penerapan Implementasi visi Ilmu Amaliyah, Amal
implementasi visi Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah untuk
Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah untuk meningkatkan pemahaman siswa pada
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas X di
mata pelajaran Akidah Akhlak kelas X MA Al-Amin boarding school Sooko
di MA Al-Amin boarding school Sooko Mojokerto diketahui bahwa rata-rata
Mojokerto pilihan siswa adalah 3.60, hal ini
Hasil akumulasi aktifitas siswa yang dikategorikan Cukup dengan simpang
diamati observer pada Implementasi visi baku 0.31. Setelah dianalisis hasil angket
Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan siswa selaku pengguna langsung telah
Akhlaqul Karimah untuk meningkatkan terdapat catatan kesimpulan bahwa
pemahaman siswa pada mata pelajaran hanya penggunaan sumber dalam
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin menerapkan Implementasi visi Ilmu
boarding school Sooko Mojokerto dapat Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul
disimpulkan sebagai berikut: 1) Karimah perlu diperluas.
Mendengarkan/memperhatikan I. Kesimpulan
penjelasan guru observer menilai 21.1 %, 1. Implementasi visi Ilmu Amaliyah, Amal
Membaca buku siswa / mengerjakan LKS Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah di kelas
observer menilai 11.7 %, Bekerja dengan X di MA Al-Amin boarding school
mengunakan alat / media observer Sooko Mojokerto dapat meningkatkan
menilai 20.3 %, Diskusi antar siswa / antusiasme kelas hal ini diketahui dari
antara siswa dengan guru observer perkembangan hasil observasi masing-
menilai 14.4 %, Menyajikan hasil masing observer yang diakumulasikan
pengajaran observer menilai 3.2 %, penulis dapat diketahui
Mengajukan/menanggapi perkembangannya: Pada siklus I
pertanyaan/ide observer menilai 5.3 %, antusiame kelas mencapai point 34.5 dari
Menulis yang relevan dengan KBM poin ideal 48 atau persentase antusiame
observer menilai 8.1 %, Merangkum kelas pada siklus I adalah 71.9 %. Pada
pengajaran observer menilai 7.0 % dan siklus II antusiame kelas mencapai point
Mengerjakan tes / evaluasi observer 43.5 dari poin ideal 48 atau persentase
menilai 8.9 %. antusiame kelas pada siklus II adalah
4. Respon Siswa tentang Implementasi visi 90.6 %. Pada siklus III antusiame kelas
Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan mencapai point 45.5 dari poin ideal 48
Akhlaqul Karimah untuk meningkatkan atau persentase antusiame kelas pada
pemahaman siswa pada mata pelajaran siklus II adalah 94.8 %.
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin 2. Hasil akumulasi aktifitas guru yang
boarding school Sooko Mojokerto diamati observer dapat pada
Implementasi visi Ilmu Amaliyah, Amal
Angket respon siswa digunakan
Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah untuk
untuk mengetahui peran Implementasi
meningkatkan pemahaman siswa pada
visi Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan
mata pelajaran Akidah Akhlak kelas X di
Akhlaqul Karimah untuk meningkatkan
MA Al-Amin boarding school Sooko
pemahaman siswa pada mata pelajaran
Mojokerto disimpulkan sebagai berikut:
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin
1) Menyampaikan tujuan observer

40
Pengaruh Kualifikasi Pendidikan dan Konsep Diri terhadap Motivasi Mengajar dan Budaya Kerja Guru

menilai 5.9 %, Memotivasi MA Al-Amin boarding school Sooko


siswa/merumuskan masalah/hipotesis Mojokerto diketahui bahwa rata-rata
observer menilai 7.5 %, Mengkaitkan pilihan siswa adalah 3.60, hal ini
dengan pelajaran berikutnya observer dikategorikan Cukup dengan simpang
menilai 8.2 %, Menyampaikan baku 0.31. Setelah dianalisis hasil angket
materi/langkah-langkah/strategi siswa selaku pengguna langsung telah
observer menilai 8.5 %, Menjelaskan terdapat catatan kesimpulan bahwa
melatih menggunakan alat observer hanya penggunaan sumber dalam
menilai 13.0 %, Membimbing dan menerapkan Implementasi visi Ilmu
mengamati siswa dalam mengerjakan Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan Akhlaqul
LKS / menemukan konsep observer Karimah perlu diperluas.
menilai 21.7 %, Meminta siswa
menyajikan dan mendiskusikan hasil J. Daftar Pustaka
kegiatan observer menilai 9.8 %,
Agung, A. L. (2013). CEO Wisdom 2 (Vol. 2).
Memberikan umpan balik observer
Elex Media Komputindo.
menilai 16.7 % dan Membimbing siswa
merangkum pelajaran observer menilai Al Qurtuby, S. (1999). Era baru Fiqih Indonesia:
8.5 %. Kh. Ma. Sahal Mahfudh. Penerbit Cermin.
3. Hasil akumulasi aktifitas siswa yang Al-Bantanie, S. (2009). Dahsyatnya Syukur.
diamati observer pada Implementasi visi Jakarta: QultumMedia.
Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah, dan
Astrada, R. (2010). Mengkaji hikmah bencana
Akhlaqul Karimah untuk meningkatkan
dan petaka. Elex Media Komputindo.
pemahaman siswa pada mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas X di MA Al-Amin Baedowi, (2015). Celak Edu 3; Esai-Esai
boarding school Sooko Mojokerto dapat Pendidikan 2012-2014. Jakarta: PT. Pustaka
disimpulkan sebagai berikut: 1) Alvabet.
Mendengarkan/memperhatikan
Bawazir, T. (2015). Jalan tengah demokrasi:
penjelasan guru observer menilai 21.1 %,
antara fundamentalisme dan sekularisme.
Membaca buku siswa / mengerjakan
Pustaka Al Kautsar.
LKS observer menilai 11.7 %, Bekerja
dengan mengunakan alat / media Brew, Angela, (2016). Hakikat Karya Ilmiah
observer menilai 20.3 %, Diskusi antar (The Nature of Research)/oleh Angela
siswa / antara siswa dengan guru Brew; Ismail Suardi Wekke (alih
observer menilai 14.4 %, Menyajikan bahasa).—Ed.l, Get. 1--Yogyakarta:
hasil pengajaran observer menilai 3.2 %, Decpublish
Mengajukan/menanggapi Bunyamin, Abun, Zam, Fatih, Ilyas, Marfu
pertanyaan/ide observer menilai 5.3 %, Muhyiddin (2015) Seni Memperpanjang
Menulis yang relevan dengan KBM Usia: Taqarram.
observer menilai 8.1 %, Merangkum
pengajaran observer menilai 7.0 % dan Burhanuddin, J., & Baedowi, A. (Eds.).
Mengerjakan tes / evaluasi observer (2003). Transformasi otoritas keagamaan:
menilai 8.9 %. pengalaman Islam Indonesia. Gramedia
4. Hasil pengolahan data angket Pustaka Utama bekerjasama dengan
pembelajaran dengan menggunkan PPIM, UIN Jakarta dan Basic Education
Implementasi visi Ilmu Amaliyah, Amal Project, Depag.
Ilmiyah, dan Akhlaqul Karimah untuk Campbell, K., Ellis, M., & Adebonojo, L.
meningkatkan pemahaman siswa pada (2011). Developing a writing group for
mata pelajaran Akidah Akhlak kelas X di

41
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 7 No. 2 Nopember 2017

librarians: the benefits of successful Widiasarana.


collaboration. Library Management,
Musfah, J. (2012). Pendidikan holistik:
33(1/2), 14-21.
pendekatan lintas perspektif. Prenada
Colen, K., & Petelin, R. (2004). Challenges in Media.
collaborative writing in the contemporary
Nasar, (2006) Pendidikan Karakter, Jakarta:
corporation. Corporate Communications: An
Grasindo,
International Journal, 9(2), 136-145.
Pananrangi, Audi Rasyid, (2017). Manajemen
Hamid, A. (2017). Pendidikan karakter Berbasis
Pendidikan, Makassar: Celebes Media
Pesantren: Pelajar dan Santri dalam era IT
Perkasa
dan Cyber Culture. Imtiyaz.
Shiddieqy, M. H. A. (1998). Sejarah &
Harjadi, B, (2014). CAAPJAY: Cukupkan
pengantar ilmu hadits. Pustaka Rizki Putra.
Amalan Agama Pasti Jayalah Akherat Yad
Ed. l, Cet. 1, Yogyakarta: Deepublish Sudjito, Zeth Sahuburua dan Isnawan.
(2014). Penguatan, Sinkronisasi,
Kementerian Pendidikan Nasional, (2010).
Harmonisasi, Integrasi Pelembagaan dan
Buku Induk Pembangunan Karakter.
Pembudayaaan Pancasila. Yogyakarta:
Jakarta: Kementerian Pendidikan
Pusat Studi Pancasila..
Nasional.
Tripp, D. 1996. The SCOPE Program.
Koesoema, D. (2007). Pendidikan karakter:
Australia: Wayne McGowan
Strategi mendidik anak di zaman global.
Jakarta: grasindo. Utomo, T. (2014). Berburu di Hutan Makna: 69
Cerita Budaya dan Karakter Bangsa. Penerbit
Latif, M. (2014). Orientasi ke arah pemahaman
Garudhawaca.
filsafat ilmu. Kencana.
Yaumi, M. (2014). Pendidikan Karakter:
Manullang, B. (2011). Pendidikan Karakter dlm
Landasan, Pilar dan Implementasi. Jakarta:
Pembangunan Bangsa. Gramedia
Prenadamedia Group.

42

You might also like