Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Opening:

Good evening, Ladies and Gentlemen


Thanks for coming, my name is Gina Oktafiyanti
I’m from Bangka Island
This evening I would like to present about case of PT Kimia Farma
Perhaps we can leave any questions you may have until the end of the presentation.

Hooks:
Statistics show that Kimia Farma adalah perusahaan farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Hindia Belanda pada tahun 1817 awalnya Kimia Farma bernama
NV Chemicalien Handle Rathkamp & CO.

How to use visual aids:


Here we are can see
Let’s take a look at this
(foto atau apa la)

Have a look at this graph. As you can see

Four Basic Types of Questions:


1. Good questions:
Thank the people for asking them. They help you to get your
message cross to the audience better.
2. Difficult questions:
These are the ones you can’t or prefer not to answer.  Say you don’t
know, offer to find out or ask the questioners what they think.
3. Unnecessary questions:
You have already given this information.
Point this out, answer briefly again and move on.
4. Irrelevant questions:
Try not to sound rude, but move on.

How To Answer:  Difficult question


1. Good point.
 Good question
4. I’m afraid I don’t have that
information with me.
 Difficult question
2. Well, as I mentioned earlier, …
 Unnecessary question 5. To be honest, I think that raises a
different issue.
3. Interesting. What do you think?  Irrelevant question
Good afternoon, ladies and gentlemen !!!
Thanks for coming, my name is Gina Oktafiyanti
This evening I would like to present about the case of PT Kimia Farma

Pendahuluan :
1. As u can see, there is photo of kimia farma pharmasi. I’m pretty sure almost all Indonesian
people know kimia farma pharmasi.
PT Kimia Farma is a pioneer in Indonesian pharmaceutical(farmasutikal) industry.
Did you know Kimia Farma is the first pharmaceutical(farmasutikel) company in Indonesia
which was founded by the Dutch East Indies in 1817, initially Kimia Farma was named as NV
Chemicalien Handle Rathkamp & CO.

2. You guys know. Every profession we take, there will always be risks that we have to know.
This case start from the discovery of several things when the company was in the
process of restructuring PT Kimia Farma.
Lets take a look at this, Dr. Ludovicus as a partner of accounting public office HTM who
was assigned the task of auditing the financial statements of kimia farma, found and reported
an error in the valuation of, finished goods inventory and, error in recording sales for the year
ended December 31, 2001. (two thausand and one).

Cause: The main problem of Kimia Farma is that, there was an inflated net profit, in financial
statements of Kimia Farma in 2001. Misstatements related to inventory arise, because the
values listed in the inventory prices are inflated.
Based on Bapepam's investigation, they stated(staydet) that the accounting public office
had audited(awdited) kimia farma’s financial statements based on the auditing standards. But
they still failed to detect any fraud. On the other hand, the public accounting office also not
proven that they help management commit the fraud.

Effect: As a result of this incident, PT Kimia Farma was fined (fainth) Rp 500 million, and the old
directors of PT Kimia Farma were fined Rp 1 billion, and the HTM partner who audited Kimia
Farma was fined 100 million rupiah. The mistake made by the HTM partner that he didn’t
succeed in overcoming audit risk in detecting a profit bubble by PT Kimia Farma, even though
he had carried out an audit according to SPAP. (SPAP IS STANDART PROFESIONAL AKUNTAN
PUBLIK)

Being ethical in business will not provide immediate(immediet) benefits, therefore business
people must learn to see long-term prospects. The main key to business success is our
reputation as an entrepreneur who upholds the integrity and trust of others.

I think that’s all, is there any question. thanks for your attention.

According in my research, in 1958 (nineteen fifty eight) the indonesian government carried out
a pharmaceutical smelting, which eventually caused the name pt kimia farma from NV
Chemicalien change to kimia farma). HTM is thename of accounting public office which is hans
tuannakotta and mustofa

The existence(eksistens) of the case that occurred(okyurd) at PT Kimia Farma had a very
negative impact on the role of public accountants, where there was a doubt by many parties in
auditing or examining(ekzamining) financial statements. In the end, public trust decrease in the
services of public accountants. Distrust of the role of public accountants result in the rejection
of the involvement (involfment) of public accountants in tax audits where it greatly tarnished
the good name of the public accounting profession in the eyes of the public.
Kimia Farma, siapa yang tidak kenal dengan Apotik Kimia Farma? Hampir seluruh
masyarakat indonesia mengetahui apa itu kimia farma. Kimia Farma merupakan pelopor dalam
industri farmasi Indonesia. Tahukah kamu Kimia Farma adalah perusahaan farmasi pertama
di Indonesia yang didirikan oleh Hindia Belanda pada tahun 1817, awalnya Kimia Farma
bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & CO. Selama lebih dari 187 tahun, saat ini Kimia
Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia
yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan
masyarakat.
Setiap profesi yang kita ambil, akan selalu ada resiko yang harus kita hadapi. Contohnya
seperti saat kita ingin menjadi auditor, maka kita harus siap dengan resiko kesalahan
pengecekkan dan sebagainya.

Yang akan saya bahas adalah Kasus tentang PT Kimia Farma atau yang disebut juga
sebagai PT KAEF. Kasus ini bermula dari ditemukannya beberapa hal ketika perusahaan sedang
dalam rangka merestrukturisasi PT Kimia Farma.
Bapak Ludovicus Sensi W selaku partner dari KAP HTM yang diberikan tugas untuk
mengaudit laporan keuangan PT KAEF menemukan dan melaporkan adanya kesalahan penilaian
persediaan barang jadi dan kesalahan kesalahan pencatatan penjualan untuk tahun yang
berakhir per 31 Desember 2001.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan yang menyatakan bahwa
Kementrian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik Pemerintah di PT
KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam
laporan keuangan pada tahun 2002.

Pokok permasalahan dari PT Kimia Farma adalah adanya penggelembungan laba bersih
pada laporan keuangan PT Kimia Farma pada tahun 2001. Penggelembungan itu senilai Rp.
32.668 milyar. Laporan keuangan yang seharusnya Rp. 99.594 milyar ditulis Rp. 132 milyar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan itu timbul karena nilai yang ada dalam
daftar harga persediaan digelembungkan.
Kemudian PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar
harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3
Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit
distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001.
Penyelidikan Bapepam: Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang
mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku,
namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti
membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut. Bapepam juga mendapati beberapa
bukti kesalahan, yakni terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Farma
yang mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2001 sebesar Rp32,7 miliar yang merupakan 2,3 % dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT
Kimia Farma Tbk dimana kesalahan tersebut terdapat pada beberapa unit yang tidak disampling
oleh Akuntan, yakni unit industrial bahan baku (overstated pada penjualan sebesar Rp2,7
miliar) dan unit Pedagang Besar Farmasi (overstead pada persediaan barang sebesar Rp8,1
miliar)

Sebagai akibat dari kejadian ini maka PT Kimia Farma dikenakan denda sebesar Rp 500
juta, direksi lama PT Kimia Farma terkena denda Rp1 miliar, serta partner HTM yang mengaudit
Kimia Farma didenda sebesar 100 juta rupiah. Kesalahan yang dilakukan oleh partner HTM
tersebut adalah bahwa ia tidak berhasil mengatasi risiko audit dalam mendeteksi adanya
penggelembungan laba yang dilakukan PT Kimia Farma, walaupun ia telah menjalankan audit
sesuai SPAP.

Berkaca dari kasus PT Kimia Farma, kita dapat melihat bahwa etika dan bisnis sebagai
dua hal yang berbeda. Memang, beretika dalam berbisnis tidak akan memberikan keuntungan
dengan segera, karena itu para pelaku bisnis harus belajar untuk melihat prospek jangka
panjang. Kunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang
teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.
Adanya kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma ini sangat berdampak negative pada
peran akuntan public dimana muncul suatu keraguan oleh banyak pihak dalam mengaudit atau
memeriksa laporan keuangan. Tentunya hal ini sangat menyinggung etika profesi akuntan yang
seharusnya menjadi pedoman para akuntan public dalam melaksanakan pekerjaannya tetapi
tidak diterapkan oleh para akuntan publik. Pada akhirnya kepercayaan masyarakat menurun
terhadap jasa para akuntan publik. Ketidakpercayaan terhadap peran akuntan publik
mengakibatkan adanya penolakan keterlibatan akuntan publik dalam pemeriksaan pajak
dimana hal tersebut sangat mencoreng nama baik profesi akuntan publik di mata masyarakat.
Setelah terjadinya kasus seperti ini sudah saatnya bagi IAI untuk mengajak para
anggotanya untuk secara bersama-bersama melakukan tobat nasional, yakni berhenti
menjadi tukang jahit (mampu membuat laporan sesuai dengan keinginan orang yang
membayar jasa akuntan tersebut). Cap sebagai tukang jahit ini cukup merugikan perkembangan
profesi akuntan dalam negeri. Banyak kasus audit yang seharusnya bisa ditangani oleh kantor
akuntan publik lokal, tetapi diserahkan ke akuntan publik luar. Hal ini bukannya disebabkan
akuntan lokal lebih bodoh dari akuntan luar melainkan auditor kita dapat bertindak
sebagai tukang jahit, sementara auditor luar tidak. Jadi masalahnya adalah kepercayaan.

You might also like