ISSN 2722-9475 (Cetak) ISSN 2722-9467 (Online)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Vol.1 No.

3 Agustus 2020 197


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH SEBAGAI PUPUK ORGANIK
CAIR PADA BUDIDAYA TANAMAN BAYAM DI KELURAHAN BENTENG
KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS

Oleh
Fakhri Rinzani1), Siswoyo2) & Azhar3)
1,2,3Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor; Jl. Arya Suryalaga (d/h Cibalagung) No.1

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, Telepon :08518312386, fax:02518312386


Jurusan Pertanian, Polbangtan Bogor, Kota Bogor
Email: 1fakhririnzani75@gmail.com, 2siswoyo1961@gmail.com &
3azhar.feb1960@gmail.com

Abstarct
The use of synthetic chemical fertilizers needs to be suppressed given their negative impact on the
environment. Waste onion skin can be a solution for the use of environmentally friendly fertilizers.
Utilization as liquid organic fertilizer can replace NPK, urea, or ZA fertilizer. This study aims to
describe the level of knowledge and skills of farmers as well as extension strategies through
demonstration plots and Anjangsana, as well as analyzing the factors that influence the level of
knowledge and skills of farmers. This research was carried out in Benteng Village, Ciamis
Subdistrict, on April 17 to June 24, 2020. The respondents were 30 spinach farmers in Benteng
Village. This study uses multiple linear regression analysis, descriptive analysis, and different tests.
The knowledge and skills of farmers experienced an increase of 11.25% and 43.02%. The
implementation of Anjangsana and demonstration plots was effective in the implementation of
counseling. Different tests showed significant differences in plant height and number of leaves for
the two treatments. Based on statistical data analysis it is known that age factors affect knowledge,
while education factors affect skills and together all factors affect both.
Keywords: Knowledge, Skill & Agricultural Extension

PENDAHULUAN berbahan limbah kulit bawang dapat menekan


Petani sering memberikan unsur hara N jumlah cemaran bahan organik dari limbah
melalui pemupukkan dengan urea atau ZA. rumah tangga juga dapat menekan biaya input
Kedua pupuk tersebut merupakan pupuk petani dalam melakukan aktifitas budidayanya.
anorganik dimana mengandung zat kimia Limbah kulit bawang ini akan dijadikan pupuk
sintetis. Sudah sejak lama cara budidaya organik berbentuk cair. Pupuk NPK termasuk
anorganik ini dilakukan oleh petani. Meskipun juga pupuk urea atau ZA yang sering digunakan
pada awal tanam diberikan pupuk kandang petani dapat digantikan oleh pupuk limbah kulit
ayam sebagai pupuk dasar, namun pemupukkan bawang merah (Rezkiwati.dkk, 2013).
dengan bahan yang mengandung zat kimia Penelitian ini bertujuan (1)
sintetis secara terus-menerus akan berdampak mendeskripsikan pengetahuan dan
buruk bagi lingkungan termasuk dari rasa dan keterampilan petani dalam pemanfaatan limbah
tekstur sayuran pun berbeda dengan sayuran kulit bawang merah sebagai pupuk organik cair;
yang dibudidayakan secara organik. (2) mendeskripsikan strategi penyuluhan
Dalam kehidupan sehari-hari, bawang melalui petak percontohan dan anjangsana; (3)
merah tidak bisa lepas untuk bumbu-bumbu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
masakan. Kulit bawang merah seringkali tingkat pengetahuan dan keterampilan petani.
dibuang begitu saja, berdampak pada
pencemaran lingkungan. Pembuatan pupuk
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
198 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
METODE PENELITIAN kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi.
Waktu dan Tempat Penghitungan kategori dilakukan melalui kelas
Kegiatan pengkajian terhadap interval sebagai berikut:
pemanfaatan limbah kulit bawang merah
sebagai pupuk organik cair pada tanaman
bayam dilaksanakan pada Maret 2020 sampai
dengan Juli 2020 di Kelurahan Benteng, Selanjutnya memakai analisis regresi
Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, linier berganda untuk mengetahui pengaruh
Provinsi Jawa Barat. variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
Populasi dan Sampel menguji hasil pengamatan tanaman pada petak
Populasi dalam penelitian ini yaitu petani percontohan menggunakan uji beda.
tanaman Bayam di Kelurahan Benteng yaitu Instrumen
Kelompoktani Mekarsari I sebanyak 3 orang, Intrumen yang digunakan dalam
Kelompoktani Mekarsari II sebanyak 13 orang, penelitian ini adalah kuesioner, sebelum
Kelompoktani Mekarsari III sebanyak 14 digunakan kuesioner diuji validitas dan
orang. Sejumlah 30 orang populasi tersebut reliabilitasnya pada 10 orang petani diluar
semuanya merupakan responden (sensus). responden. Hasilnya akan di bandingkan nilai r
Data dan Pengumpulan Data hitung dengan nilai r tabel menggunakan
Data kajian terdiri atas data primer dan tingkat kesalahan 10 %. Jika nilai r hitung sama
data sekunder. Data primer merupakan data dengan atau lebih dari 0,4, maka butir soal
yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu dinyatakan valid.
petani. Data primer dikumpulkan dengan Pengujian reliabilitas instrumen akan
menggunakan alat ukur/instrumen yang berupa dilakukan dengan membandingkan nilai alpha
kuesioner, sedangkan data sekunder adalah data croncbach. Suatu instrumen dinyatakan reliabel
yang diperoleh secara tidak langsung melalui jika mempunyai nilai alpha croncbach ≥ 0,6
Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis dan Balai (Sugiyono dalam Siregar: 2004).
Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Variabel , Indikator, Parameter dan Skala
Ciamis serta sumber lain yang relevan. Pengukuran
Teknik Pengumpulan data dilakukan Instrumen merupakan alat ukur untuk
melalui wawancara semi terstruktur kepada penggalian data. Instrumen ini perlu diketahui
responden dengan menggunakan kuesioner hal-hal yang menjadi kisi-kisinya. Kisi-kisi
yang telah disiapkan. Untuk mendukung data instrumen terdiri dari variabel, indikator,
yang diperoleh langsung dari responden parameter, dan pengukuran pada kegiatan ini,
(primer), dilakukan pendalaman data sekunder instrumen yang akan digunakan berupa
dari laporan dan dokumentasi yang tersedia di kuesioner terbuka dan tertutup.
instansi setempat.
Analisis Data
Pengetahuan dan Keterampilan petani
terhadap pemanfaatan limbah kulit bawang
merah sebagai pupuk organik cair dianalisis
menggunakan analisis deskriptif dan regeresi
linier berganda, dengan cara mentabulasikan
data kemudian menghitung rata-rata dari total
butir pertanyaan pada setiap indikator.
Penilaian setiap pertanyaan diperoleh
berdasarkan jawaban responden. Hasil rata-rata
kemudian dijumlahkan dan dibagi kedalam tiga

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 199
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tabel 1. Variabel, Indikator, Parameter dan Sumber : Data primer penulis, 2020
Skala Pengukuran Instrumen Berdasarkan data yang tersaji pada
Tabel 2, diketahui bahwa 60% umur responden
berada pada rentang umur 58 – 71 tahun.
Sedangkan 10% pada 32 – 44 tahun. Umur
menggambarkan kondisi fisik seseorang juga
semangat ingit tahu tentang berbagai hal yang
belum diketahui.
Pendidikan
Karakteristik pendidikan berdasarkan
lamanya pendidikan yang pernah dijalani
(dalam tahun).
Tabel 3. Karakteristik Responden
Berdasarkan Lama Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase
No
Formal (Tahun) (Orang) (%)
1 6,00 - 7,00 22 73,33
2 8,00 - 9,00 6 20,00
3 10,00 - 12,00 2 6,67
Total 30 100
Sumber : Data Penulis, 2020 Sumber : Data primer penulis, 2020
Alat dan Bahan Petak Percontohan Pendidikan merupakan salah satu
Alat-alat yang digunakan adalah wadah aspek terpenting dalam melihat kualitas dan
beserta penutupnya, alat pengaduk, saringan, sumberdaya tersebut, salah satu indikator
corong, botol plastic/kaca. kulit bawang merah umtuk melihat mutu dari sumberdaya petani
2 genggam, air kelapa/air gula 500 ml, air responden. Secara teoritis semakin tinggi
cucian beras 2 liter, bakteri Lactobacillus.sp pendidikan formal seseorang, maka akan
32 ml. semakin mudah untuk memahami informasi
yang diterimanya. Sebanyak 30 orang petani
HASIL DAN PEMBAHASAN yang menjadi responden, sebagian besar berada
Karakteristik Responden pada kelas interval lamanya pendidikan 6 – 7
Umur tahun sebanyak 22 orang (73,33%). Meskipun
Umur responden bervariasi dari 32 demikian, petani responden mampu membaca
tahun hingga 71 tahun. Pengkategorian umur dan menulis sehingga masih bisa menangkap
petani pada pengkajian ini dihitung dari selisih informasi baik itu dari media cetak ataupun
umur yang paling besar dengan umur yang elektronik.
paling kecil dibagi jumlah kelas interval. Lama usahatani
Selanjutnya umur petani dikelompokkan Lama usahatani adalah jangka waktu
sesuai kelas interval. yang dilakukan seorang petani sebagai tolak
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan ukur pengalaman berusahatani. Lama usahatani
Umur responden di Kelurahan Benteng tersaji pada
Umur Jumlah Persentase Tabel 4.
No
(Tahun) (Orang) (%) Tabel 4. Karakteristik Responden
1 32 - 44 3 10,00 Berdasarkan Lama Usahatani
2 45 - 57 9 30,00 Lama
Jumlah Persentase
No Usahatani
3 58 - 71 18 60,00 (Orang) (%)
(Tahun)
Total 30 100 1 8,00 - 18,00 11 36,67

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
200 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2 19,00 - 29,00 9 30,00 Tanggungan Petani
3 30,00 - 40,00 10 33,33 Suatu keadaan dimana akan menjadi
salah satu dasar pengambilan keputusan bagi
Total 30 100
petani. Tentu mereka melihat kondisi keluarga,
Sumber : Data primer penulis, 2020
berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi
Berdasarkan Tabel 4. kebanyakan petani
tanggungan termasuk juga tenaga kerja jika
telah melakukan usahataninya pada kisaran 8 –
dalam kegiatan usahataninya membutuhkan
18 tahun, namun tidak sedikit juga petani
bantuan tenaga orang lain. Kondisi ekonomi,
dengan pengalaman usahatani pada rentang 30
memperhitungkan berapa pemasukan dan
– 40 tahun yaitu sebanyak 33,33 % (10 orang).
pengeluaran. Sehingga perlu adanya batasan-
karenanya semakin tinggi pengalaman maka
batasan tertentu untuk melakukan pendekatan
semakin banyak pengetahuan yang dimiliki
dalam memberikan penyuluhan.
petani.
Sebanyak 70% dari total responden 30
Berbekal pengalaman tersebut maka
orang memiliki tenaga kerja dengan keefektifan
dalam melaksanakan kegiatan usahatani,
hanya 5 – 30 % sedangkan tenaga kerja yang
responden dapat membandingkan dan
memberikan bantuan efektif lebih dari 50 %
menyimpulkan teknologi mana yang pas untuk
dirasakan oleh 4 orang petani (13,33 %).
diterapkan agar mampu meningkatkan hasil
Semakin kecil keefektifan tenaga kerja, maka
produksi, yang mana pengalaman merupakan
beban akan lebih banyak karena biaya yang
proses pembelajaran yang menjadi salah satu
dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang
faktor dalam pengambilan keputusan untuk
didapatkan.
dapat menerima sesuatu inovasi teknologi yang
Melihat keuntungan yang diterima oleh
akan diterapkannya
petani responden, sebanyak 8 orang (26,67 %)
Luasan lahan usahatani
tidak mendapat keuntungan atau bahkan merugi
Luas lahan adalah areal/tempat yang
dan sebagian besar atau 40 % responden
digunakan untuk melakukan usahatani diatas
mendapatkan keuntungan 1 – 30 % serta
sebidang tanah, yang diukur dalam satuan
sisanya 33,33 % menerima keuntungan >30 %.
hektar (ha). Luasan lahan usahatani responden
Selanjutnya data primer dari responden
di Kelurahan Benteng tersaji pada Tabel 5.
menunjukkan bahwa 76,67 % (23orang) petani
Tabel 5. Karakteristik Responden
jumlah penghasilan dari pemasukkan
Berdasarkan Luasan Lahan Usahatani
keuntungan usahataninya kurang mencukupi
Jumlah Persentase kebutuhan. Kemudian hanya 16,67 % (5 orang)
No Luas Lahan (Ha)
(Orang) (%)
petani yang memperoleh penghasilan >30 %
1 0,01 - 0,14 28 93,33 bersih yang artinya semua kebutuhan telah
2 0,15 - 0,29 1 3,33 terpenuhi.
3 0,30 - 0,43 1 3,33 Informasi
Total 30 100 Penyuluhan merupakan sarana
Sumber : Data primer penulis, 2020 informasi yang penting bagi petani dengan
Berdasarkan Tabel 5. Petani di peran dari seorang penyuluh sebagai penyalur
Kelurahan Benteng mempunyai luasan lahan informasi mengenai berbagai hal terkait
usahatani berukuran luas 0,01 – 0,04 Ha usahatani seperti teknologi budidaya,
sebanyak 93,33% dari total keseluruhan penggunaan mekanisasi pertanian, permodalan,
responden sebanyak 30 orang. Pada luasan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
lahan tersebut petani masih bisa menambah Kehadiran penyuluh dalam memberikan
pendapatan dengan mengembangkan teknologi materi kepada petani yaitu ≤1 kali dalam
budidayanya. sebulan. Hal ini juga diikuti oleh kehadiran dari
petani dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 201
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ataupun kunjungan kepada masing-masing menerus. Selanjutnya mengenai, manfaat
petani (≤1 kali dalam sebulan). pupuk organik cair limbah kulit bawang merah
Akses informasi yang tersedia luas beserta kekurangannya, fungsi, dan peranannya
seperti website dan aplikasi pertanian melalui untuk lingkungan.
teknologi informasi yang ada tidak Perubahan Tingkat Keterampilan Sebelum
termanfaatkan oleh petani. Kemudahan cara dan Setelah Penyuluhan
dalam mengakses informasi yang masih belum Tabel 7. Perubahan Tingkat Keterampilan
terdiseminasikan dengan baik membuat petani Responden tentang Pemanfaatan Limbah
menjadi kesulitan dalam menggunakan alat-alat Kulit Bawang Merah sebagai Pupuk
teknologi modern yang menyediakan akses Organik Cair
pasar, informasi harga produk pertanian, dan
informasi teknologi budidaya ramah
lingkungan. Sehingga dalam melakukan
usahataninya petani mengandalkan pada
pengalaman mereka selama bertahun-tahun Sumber : Data primer diolah, 2020
menjalankan aktifitas usahatani. Pada tingkat keterampilan, ada 5 soal
Perubahan Tingkat Pengetahuan Sebelum keterampilan yang diujikan ke petani responden
dan Setelah Penyuluhan sebelum dan setelah penyuluhan. Untuk hasil
Tabel 6. Perubahan Tingkat Pengetahuan pretest, semua petani responden (30 orang)
Responden tentang Pemanfaatan Limbah termasuk dalam kategori rendah dengan rata-
Kulit Bawang Merah sebagai Pupuk rata skor 5,97 dari skor terendah sebesar 5 poin.
Organik Cair Kemudian dilakukan penyuluhan dengan
metode anjangsana dibantu oleh media
penyuluhan berupa pamphlet dan poster serta
video. Hasil post test menunjukkan
berkurangnya petani responden dengan
Sumber : Data primer diolah, 2020 kategori rendah menjadi 19 orang (63,33%) dan
Pengategorian pengetahuan dibagi terdapat 2 orang pada kategori tinggi. Sehingga
menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi. dapat dihitung perubahan tingkat keterampilan
Test dilakukan sebelum dan setelah petani responden meningkat sebesar 2,57 atau
penyuluhan. Hasil pretest menunjukkan 43,02%.
sebanyak 20 orang (66,67%) berada pada Faktor-faktor yang Mempengaruhi
kategori sedang dan 2 orang pada kategori Perubahan Tingkat Pengetahuan
tinggi (6,67%). Setelah dilakukan penyuluhan Diketahui bahwa nilai sig adalah 0,012 <
terlihat jumlah petani responden pada kategori 0,1. Maka sesuai dengan dasar pengambilan
rendah semakin berkurang, artinya terjadi keputusan uji f, keempat variabel secara
peningkatan pengetahuan petani. Perubahan simultan memberikan pengaruh yang signifikan
tingkat pengetahuan yaitu sebesar 2,07 atau terhadap pengetahuan tentang pemanfaatan
11,25%. Sebagian besar petani telah limbah kulit bawang merah sebagai pupuk
mengetahui tentang pupuk organik cair, namun organik cair pada budidaya bayam. Selanjutnya
masih baru dengan bahan yang digunakannya variabel-variabel tersebut memberikan
yaitu kulit bawang merah dimana merupakan pengaruh secara bersama-sama terhadap
limbah rumah tangga juga limbah pasar yang tingkat pengetahuan tentang pemanfaatan
banyak ditemui sehari-hari. Peningkatan juga limbah kulit bawang merah sebagai pupuk
terlihat pada kesadaran petani terhadap organik cair pada budidaya tanaman bayam
budidaya yang ramah lingkungan sehingga sebesar 39% (R Square 0,390).
petani mengetahui dampak negatif dari Kemudian data koefisien regresi
penggunaan bahan kimia sintetis secara terus- menunjukkan pengaruh dari masing-masing
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
202 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
variabel yang dimasukkan pada model analisis kulit abwang merah dan cara pengaplikasian
regresi. Faktor umur (X1) menjadi satu-satunya pupuk yang tepat termasuk hal-hal mengenai
yang memberikan pengaruh signifikan terhadap limbah kulit bawang merah serta kegiatan
tingkat pengetahuan petani tentang budidaya yang ramah lingkungan untuk
pemanfaatan limbah kulit bawang merah mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.
sebagai pupuk organik cair, hasil pada tabel Untuk meyakinkan petani terhadap
nilai sig. dari umur (X1) adalah 0,075 < 0,1 teknologi pemanfaatan limbah kulit bawang
memberikan pengaruh sebesar 8%, semakin merah sebagai pupuk organik cair, sebagai uji
tinggi umur maka semakin menurun tingkat teknologi dibuatlah rancangan petak
pengetahuannya. Sedangkan faktor pendidikan, percontohan. Uji coba teknologi pemanfaatan
lama usahatani, dan luas lahan memberikan limbah kulit bawang merah tersebut
pengaruh yang tidak signifikan. dilaksanakan di lahan petani dengan luasan 25
Faktor-faktor yang Mempengaruhi m2. Di dekat petak uji coba juga terdapat
Perubahan Tingkat Keterampilan tanaman bayam dengan budidaya konvensional
Nilai sig. sebesar 0,028 < 0,1 maka secara yang biasa petani lakukan dalam luasan lahan
bersama-sama X1, X2, X3, dan X4 35 m2.
berpengaruh signifikan terhadap perubahan Selanjutnya dipilih 5 tanaman untuk
tingkat keterampilan. Model regresi yang dijadikan sampel pengamatan tinggi tanaman
dipakai memberikan pengaruh yang signifikan dan jumlah daun. Budidaya tanaman bayam
terhadap perubahan tingkat keterampilan petani pada kedua petak pengamatan tersebut diguyur
tentang pemanfaatan limbah kulit bawang hujan deras pada awal tanam yaitu satu hari
merah sebagai pupuk organik cair pada setelah tebar benih.
tanaman bayam sebesar 34,2 %. Tabel 8. Perbandingan tinggi tanaman
Data koefisien regresi menunjukkan petani dan tanaman uji teknologi
pengaruh dari masing-masing variabel
independen. Diperoleh variabel pendidikan
memberikan pengaruh yang signifikan (0,008 <
0,1). Semakin tinggi atau semakin lama
pendidikan petani maka semakin meningkat
juga perubahan pada keterampilan sebesar
59,1% (B = 0,591). Data primer diolah, 2020
Strategi Metode Penyuluhan Anjangsana Tabel 8. berisi hasil pengamatan yang
dan Petak Percontohan tentang Pupuk dilakukan sebanyak 3 kali pada 5 tanaman
Organik Cair Limbah Kulit Bawang Merah sampel. Tanaman uji teknologi yang
Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik cair limbah kulit
anjangsana yaitu kunjungan ke tempat tinggal bawang merah menunjukkan pertumbuhan
masing-masing atau lokasi usaha. Kegiatan tinggi tanaman yang lebih seragam. Selain itu,
tersebut dilaksanakan dari tanggal 20 Mei 2020 dari tiga kali pengamatan yang dilakukan
sampai 18 Juni 2020. Metode anjangsana kenaikkan tinggi tanaman hasil uji teknologi
dipilih mengingat kondisi pandemi darurat terlihat konsisten atau teratur secara merata
nasional, berbagai macam kegiatan pada kelima tanaman sampel tersebut. Hasil
perkumpulan tidak diperbolehkan untuk akhir rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman
mengurangi potensi penyebaran virus secara antara tanaman petani dengan tanaman uji
massal. Selain itu, penyampaian materi akan teknologi adalah 10,0 dan 12,1.
lebih intensif dengan berjalannya diskusi aktif. Hasil uji beda menunjukkan adanya
Materi yang disampaikan mengenai pembuatan perbedaan tinggi tanaman yang signifikan
pupuk organik cair dari pemanfaatan limbah antara tanaman dengan budidaya konvensional
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 203
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
petani dengan tanaman dengan teknologi Tabel 11. Biaya Variabel
pemanfaatan limbah kulit bawang merah 0,034
< 0,05.
Tabel 9. Perbandingan jumlah daun
tanaman petani dan tanaman uji teknologi
Biaya Total
- Petani = Rp. 1.712.000 + Rp.
1.000.000
= Rp. 2.712.000
- Teknologi = Rp. 1.712.000 + Rp.
751.500
Data primer diolah, 2020 = Rp. 2.463.500
Disajikan data hasil pengamatan jumlah Pendapatan
daun pada tanaman petani dan tanaman uji - Petani (1 bulan = 1 musim)= 8.200 ikat
teknologi. Jumlah daun lima tanaman sampel x 1.000
uji teknologi pada pengamatan ketiga berturut- = Rp. 8.200.000
turut lebih banyak dibandingkan tanaman - Teknologi (1 bulan = 2 musim) =
petani. Diperoleh rata-rata jumlah daun 7 dan 9 16.400 ikat x 1.000
untuk tanaman petani dan tanaman uji = Rp. 16.400.000
teknologi. Hasil uji beda juga menunjukkan Keuntungan
perbedaan jumlah daun yang signifikan 1,9% < - Petani = Rp. 8.200.000 – Rp.
5%. 2.712.000 = Rp. 5.488.000
Analisa Usahatani - Teknologi = Rp. 16.400.000 – Rp.
Diasumsikan usahatani budidaya 2.463.500 = Rp. 13.936.500
tanaman bayam pada luasan lahan 1.000 m2. Benefit Cost Ratio (B/C)
Pencatatan analisa usaha budidaya tanaman - B/C Petani = Rp.
bayam dengan cara konvensional petani dan 5.488.000/ Rp. 2.712.000 = 2,02
budidaya teknologi pemupukkan memakai - B/C Teknologi = Rp.
pupuk organik cair hasil pemanfaatan limbah 13.936.500/ Rp. 2.463.500 = 5,66
kulit bawang merah. Dapat diketahui bahwa B/C > 1 maka
Biaya Tetap usahatani dengan cara konvensional petani dan
Tabel 10. Biaya Tetap budidaya dengan teknologi pemanfaatan
limbah kulit bawang merah layak untuk
dilanjutkan. Namun budidaya dengan teknologi
memiliki nilai lebih besar dari budidaya petani
5,66 > 2,02 sehingga dapat dikatakan bahwa
budidaya dengan teknologi lebih
Biaya Sewa Lahan 1.000 m2= Rp. menguntungkan.
20.000.000/tahun Revenue Cost Ratio (R/C)
- Sewa lahan/bulan = Rp. 1.700.000 - R/C Petani = Rp. 8.200.000/
Total Biaya Tetap/bulan = Rp. 1.700.000 Rp. 2.712.000 = 3,02
+ Rp. 12.000 - R/C Teknologi = Rp.
= Rp. 1.712.000 16.400.000/ Rp. 2.463.500 = 6,66
RC ratio juga merupakan salah satu dari
kriteria kelayakan usaha. Pada hasil
perhitungan tersebut R/C > 1 maka usahatani
dengan budidaya petani maupun budidaya
dengan teknologi layak untuk dilanjutkan.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
204 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Break Even Point (BEP) keterampilan petani responden meningkat
BEP volume produksi = total biaya sebesar 2,57 atau 43,02%.
produksi/harga produksi 2. Petak percontohan dan metode penyuluhan
- BEP Volume Produksi Petani = Rp. anjangsana menjadi strategi yang dapat
1.000.000 / Rp. 1.000 meningkatkan pengetahuan dan
= 1.000 ikat keterampilan petani tentang pemanfaatan
- BEP Volume Produksi Teknologi = Rp. limbah kulit bawang merah sebagai pupuk
751.500 / Rp. 1.000 = 752 ikat organik cair.
Artinya selama satu bulan budidaya 3. Faktor umur berpengaruh signifikan
tanaman bayam, modal akan kembali jika hasil terhadap tingkat pengetahuan petani
produksi mencapai 1.000 ikat untuk budidaya sebesar 8%, kemudian secara simultan
petani dan 752 ikat untuk budidaya dengan umur, pendidikan, lama usahatani, dan luas
teknologi. lahan memberikan pengaruh yang
BEP Harga Produksi = Total biaya produksi / signifikan sebesar 39%. Sedangkan pada
volume produksi tingkat keterampilan faktor pendidikan
- BEP Harga Petani = Rp. 1.000.000 / memberikan pengaruh yang signifikan
8.200 = Rp. 122/ikat sebesar 59,1%, selanjutnya secara
- BEP Harga Teknologi = Rp. 751.500 / bersama-sama faktor umur, pendidikan,
16.400 = Rp. 46/ikat lama usahatani, dan luas lahan berpengaruh
Artinya selama satu bulan budidaya signifikan terhadap tingkat keterampilan
tanaman bayam, akan mencapai titik impas jika sebesar 34,2%.
hasil produksi dijual dengan harga Rp. 122 / Saran
ikat untuk hasil budidaya petani dan Rp. 46 / Saran yang dapat disampaikan dari hasil
ikat untuk hasil budidaya dengan teknologi kajian Tugas Akhir (TA) di Kelurahan Benteng
pemanfaatan limbah kulit bawang merah. Kecamatan Ciamis sebagai berikut:
Dari hasil analisa usaha yang dilakukan 1. Diperlukan adanya regenerasi petani
dpat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan supaya bisa lebih sejalan dengan
teknologi dengan pemanfaatan limbah kulit moderenisasi pertanian.
bawang merah sebagai pupuk organik cair 2. Diperlukan informasi dan pendampingan
dapat memperkecil biaya, panen lebih cepat, secara intens oleh penyuluh dan instansi
dan menghasilkan lebih banyak. Dalam terkait tentang budidaya tanaman yang
perhitungan kelayakan usaha juga ditunjukkan ramah lingkungan.
bahwa budidaya dengan teknologi pemanfaatan 3. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi
limbah kulit bawang merah lebih layak serta bahan informasi baik bagi penyuluh
lebih menguntungkan daripada budidaya maupun instansi terkait dalam
dengan cara konvensional petani. menentukan kebijakan dalam
pembangunan pertanian mendatang.
PENUTUP
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
1. Tingkat pengetahuan petani setelah [1] Astuti, P., Saaman, R., Soraya, C., Saaman,
dilakukan penyuluhan yaitu 13,33% R., Ammatillah, C. S., & Astuti, P. (n.d.).
rendah, 70% sedang, dan 16,67% tinggi SUMBER BIOENERGI PERTANIAN
dengan perubahan tingkat pengetahuan Utilization of Shallot Waste as Farm
yaitu sebesar 2,07 atau 11,25%. Sedangkan Bioenergy Source. 67–72.
tingkat keterampilan petani yaitu sebanyak [2] Edi, S., Bobihoe, J., Pengkajian, B.,
63,33% rendah, 30% sedang, dan 6,67% Pertanian, T., Besar, B., Dan, P.,
tinggi dengan perubahan tingkat Teknologi, P., Penelitian, B.,

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 205
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pengembangan, D. A. N., & Pertanian, K. LAHAN TERHADAP HASIL PRODUKSI
(n.d.). No Title. TANAMAN SEMBUNG The Influence of
[3] FUJIARTA, P. I., SARJANA, I. D. G. R., the Farmer Ages , Levels of Education and
& PUTRA, I. G. S. A. (2019). Faktor yang Land Area to Blumea Yields The Influence
Berkaitan dengan Tahapan Adopsi Petani of the Farmer Ages , Levels of Education
terhadap Teknologi Mesin Rice and Land Area to Blumea Yields.
Transplanter (Kasus pada Enam Subak di February.
Kabupaten Tabanan). Jurnal Agribisnis https://doi.org/10.22435/toi.v9i2.7848.75-
Dan Agrowisata (Journal of Agribusiness 82
and Agritourism), 8(1), 29. [11] Trisnawati, A.-. (2017). Tingkat
https://doi.org/10.24843/jaa.2019.v08.i01. Pengetahuan, Sikap, dan Persepsi Tenaga
p04 Kesahatan terhadap Kehalalan Obat di
[4] Muhson, O. A., & Pd, M. (n.d.). Teknik Rumah Sakit Kabupaten Banyumas. Jurnal
Pengumpulan Data Proses Penelitian Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 1(1), 1–12.
Jenisnya : Jenisnya : 1–22. https://doi.org/10.29313/jiff.v1i1.2873
[5] Musyafak, A. (2017). Strategi Percepatan [12] Yolanda, S., Adam, Y., Nurjasmi, R., &
Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Banu, S. (2019). Pengaruh Kompos Kulit
mendukung Prima Tani. Strategi Bawang Merah dan Pupuk NPK terhadap
Percepatan Adopsi Dan Difusi Inovasi Pertumbuhan Tanaman Cabe Rawit
Pertanian Mendukung Prima Tani, 3(1), ( Capsicum frutescens L .). 10(2), 146–155.
20–37. [13] Zuriani, & Martina. (2016). Analisis
https://doi.org/10.21082/akp.v3n1.2005.2 Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian di
0-37 Kabupaten Aceh Utara dalam Mendukung
[6] Noviansyah, B., & Chalimah, S. (2015). Kedaulatan Pangan. Agrisep, 15(2), 143–
Aplikasi Pupuk Organik Dari Campuran 150.
Limbah Cangkang Telur Dan Vetsin https://doi.org/10.31186/agrisep.15.2.143-
Dengan Penambahan Rendaman Kulit 150
Bawang Merah Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Cabai Merah Keriting
( Capsicum annum L ) Var . Longum. 1(1),
43–48.
[7] Raka, I. D. N., & Udiyana, P. B. (2017).
Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Bayam
( Amaranthus sp ) Pada Tanah Tegalan
Asal Daerah Kubu , Karangasem.
Agroteknologi, 7(13), 31–40.
[8] Rasyiddin, F. A. (2017). Kajian Pupuk
Organik…, Fauzi Albar Rasyiddin,
Fakultas Pertanian UMP, 2017. 5–16.
[9] Samun, S., Rukmana, D., & Belakang, A.
L. (n.d.). Partisipasi petani dalam
penerapan teknologi pertanian organik
pada tanaman stroberi di kabupaten
bantaeng. C, 1–12.
[10] Susanti, D., Listiana, N. H., & Widayat, T.
(2019). PENGARUH UMUR PETANI ,
TINGKAT PENDIDIKAN DAN LUAS

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
206 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

You might also like