Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR

KPM-MDR

Laporan akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kuliah
pengabdian masyarakat (KPM MANDIRI) IAIN MADURA 2021 yang
dilaksanakan di desa Candi Burung Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan.
Yang berjudul “Aktivitas Keseharian Masyarakat Desa Candi Burung Dalam
Mengembangkan Batik Tulis Sebagai Mata Pencaharian”, telah diperiksa dan
disetujui untuk dijadikan sebuah karya ilmiah.

Disusun oleh :

Rofiki

Nim 18382011099

Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syari’ah, telah diperiksa dan
disetujui untuk dijadikan sebuah karya ilmiah.

Pamekasan, 21 Juli 2021

Menyetujui Mengetahui
DPL Peserta KPM-MDR

(Abd. Wahed, M.H.I.) Rofiki


NIP: 197904092009011000 18382011099
Aktivitas Keseharian Masyarakat Desa Candi Burung Dalam
Mengembangkan Batik Tulis Sebagai Mata Pencaharian Di Masa
Pandemi

Rofiki

Iain Madura, Jl. Raya Panglegur Km. 04, Pamekasan 69371

e-mail: rafi91682@gmail.com

Abstract

To develop an art of batik, a very effective learning in everyday life is


needed. In Candi Burung village, Proppo sub-district, Pamekasan Regency, there
is an art of handicraft that is used as a livelihood for the community, namely hand-
drawn batik. Batik in the village of Candi Burung has developed about 600 years
ago, this batik was preserved by the ancestors of the people of Candi Burung village
and developed by their successors. In this digital era, preserving a work of art and
passing it on to the younger generation is very important, so the writer in the
Community Service Lecture carried out a batik training for the people of Candi
Burung village.

It aims to preserve and develop batik in the village of Candi Burung. In


carrying out these activities there are several methods used, including: motif
training, batik training, giving color to batik cloth, to the process of drying batik
cloth.

With activities like this, the people of Candi Burung village are excited to
develop written batik in Candi Burung village. The preservation of this written batik
will make Candi Burung village one of the largest and best producers of written
batik. This is also to involve most of the village community in developing written
batik. So that rural communities can innovate and channel their skills in batik.

Keywords: Bank Tulis, Candi Burung Village


Abstrak

Untuk mengembangkan suatu seni kerajinan batik diperlukan suatu


pembelajaran yang sangat efektif dalam keseharian. Di desa Candi Burung
kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan terdapat suatu seni kerajinan tangan yang
dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat, yakni kerajinan batik tulis. Batik
di desa Candi Burung sudah berkembang sekitar 600 tahun yang lalu, batik ini
dilestarikan oleh nenek moyang masyarakat desa Candi Burung dan dikembangkan
oleh penerus-penerusnya. Di zaman serba digital seperti saat ini, melestarikan suatu
karya seni dan meneruskan pada generasi muda sangatlah penting, sehingga penulis
dalam kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat melaksanakan suatu pelatihan
membatik bagi masyarakat desa Candi Burung.

Hal ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan batik tulis yang
ada di desa Candi Burung. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut ada beberapa
metode yang dilakukan antara lain: pelatihan motif, pelatihan membatik, pemberian
warna pada kain batik, hingga pada proses penjemuran kain batik.

Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadikan para masyarakat desa Candi
Burung bersemangat dalam mengembangkan batik tulis yang ada di desa Candi
Burung. Dengan munculnya motif-motif baru yang dihasilkan oleh masyarakat-
masyarakat desa menjadikan batik tulis desa Candi Burung banyak peminatnya.
Pelestarian batik tulis ini akan menjadikan desa Candi Burung sebagai salah satu
penghasil batik tulis terbanyak dan terbaik. Hal ini juga untuk melibatkan sebagian
besar masyarakat desa dalam mengembangkan batik tulis. Sehingga masyarakat
desa dapat berinovasi dan menyalurkan kemampuan dalam membatik.

Kata Kunci: Batik Tulis, Desa Candi Burung

A. Pendahuluan

Seni budaya yang masih kuat dan lekat di Madura dan sangat unik serta
mewakili karakter Madura salah satunya adalah batik Madura. Kabupaten
Pamekasan merupakan satu dari empat kabupaten di Pulau Madura, Jawa
Timur, yang sebagian besar warganya memang bergantung pada penghasilan
usaha batik tulis. Masing-masing daerah menghasilkan batik dengan karakter
yang berbeda-beda sesuai geografi budaya yang ada di desa Candi Burung.
Batik Pamekasan memiliki posisi unik dalam jejak batik di Madura. Motif dan
corak yang disajikan mempunyai kekhasan dan keunikan tersendiri.

Motifnya bebas, ekspresif dan tidak dibatasi oleh patokan yang


mengikat, sehingga batik Pamekasan berbeda dengan batik-batik pada
umumnya. Batik Pamekasan dikenal sebagai batik yang memiliki warna-warna
berani seperti oranye, hijau menyala, ungu, kuning, dan warna pop lainnya. Hal
Ini sangat berbeda dengan pakem batik Yogyakarta dan Solo yang pada
umumnya menggunakan warna cokelat atau biru.

Kabupaten Pamekasan adalah salah satu sastra batik terbesar di Jawa


Timur, karena hampir setiap kecamatan terdapat sentra perajin batik, seperti di
Candi Burung, Klampar, Banyumas, Kowel, Bedung, Toroan, dan sederet
daerah lainnya.

1. Metode
Dalam pelaksanaan suatu Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)
Mandiri terdapat beberapa jenis program kerja yang dilakukan oleh para
peserta. Termasuk program kerja yang dilakukan oleh penulis, dalam
melaksanakan Kuliah Pengabdian Masyarakat, penulis melakukan beberapa
kegiatan yang dijadikan sebagai program kerjanya, yang mana kegiatan
tersebut dipilih oleh penulis karena memang sesuai dengan sesuatu yang
ada di desa penulis, yakni di desa Candi Burung Kecamatan Proppo
Kabupaten Pamekasan.
Dalam pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat Mandiri,
penulis fokuskan program kerjanya pada satu kegiatan yakni belajar dan
membantu proses pembuatan batik tulis, mulai dari pemotifan, proses
membatik, sampai pemberian warna pada kain batik.
Adapun metode atau langkah-langkah pelaksanaan pelatihan
membatik sebagai berikut:
1). Melakukan rapat untuk menentukan tanggal pelaksanaan, sasaran dan
tujuan suatu kegiatan.
2). Menentukan lokasi untuk dijadikan tempat pelatihan.
3). Melakukan sosialisasi kepada calon peserta
Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut:
1). Belajar motif pada kain batik
2). Belajar membatik (dengan menggunakan malan dan alat canting
3). Belajar mewarnai batik.
4). Belajar menjemur batik yang benar.
Untuk mengetahui dan mempelajari karya seni batik, membutuhkan
waktu beberapa minggu bahkan beberapa bulan. Maka untuk lebih cepat
mengetahui penulis dalam setiap minggunya mengadakan kegiatan belajar
ini.
Minggu pertama, di minggu pertama penulis beserta masyarakat
desa belajar pemotifan pada batik. Mulai dari bagaimana batik tersebut
seharusnya di motif sampai pada filosofi yang terkandung dalam motif
tersebut. Pemotifan ini dilakukan dengan menggunakan pensil yang
dilukiskan pada kain batik.
Minggu kedua, penulis dan peserta belajar batik lainnya, belajar
membatik dengan menggunakan alat canting yang terbuat dari senk sebagai
wadah untuk mengambil malan yang sudah dicairkan menggunakan
kompor. Tahap ini sangat sulit bagi penulis, karena malan yang dicairkan
dalam keadaan panas langsung dilukiskan pada kain batik, hal ini agar
malan tersebut langsung bisa menyerap pada kain batik dan menghasilkan
lukisan yang tahan lama.
Minggu ketiga, kami belajar proses pewarnaan pada kain batik,
proses ini tidak kalah sulit dengan proses pelukisan malan pada kain batik
(membatik), karena pada proses ini akan menentukan warna yang bagus
pada batik. Warna yang cerah, tahan lama dan tentunya berkualitas akan
didapatkan setelah beberapa tahap.
Pertama, tahap pencelupan kain batik pada obat warna, untuk
mendapatkan hasil yang maksimal kain yang sudah di celup kemudian di
batik lagi (dengan menutup sebagian motif dengan malan), kemudian
setelah di tutup kembali dengan malan, lanjut pada pencelupan yang kedua
hal ini agar warna pada kain batik bercorak. Tahap ini biasanya di lakukan
3-4 kali, agar hasil yang didapatkan bisa bermacam-macam warna, ada
sekitar 3-4 warna pada satu kain batik. Hal inilah yang menjadi ciri khas
batik di desa Candi Burung Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan.

2. Hasil dan Pembahasan


a. Pengertian Batik
Batik merupakan sebuah pusaka budaya milik Indonesia. Batik
merupakan suatu seni rupa terapan yang ada hampir disebagian daerah
diwilayah Nusantara dengan berbagai corak hias, motif, teknik, dan bahan.
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa jawa yaitu “tik” yang
berarti titik/matik (kata kerja membuat titik) dan “amba” yang berarti
menulis, kemudian berkembang menjadi istilah “batik”. Berdasarkan
etimologi tersebut sebenarnya batik dikaitkan dengan suatu teknik, dari
mulai menggambarkan motif, hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi
ciri khas dari batik adalah cara penggambaran motif pada kain ialah melalui
proses pemalaman, yaitu menggoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada
wadah yang bernama canting dan cap.
Batik adalah karya seni rupa kain, dengan pewarnaan rintang, yang
menggunakan lilin batik, sebagai perintang warna. Batik merupakan hasil
seni grafis tertentu yang dibuat dengan teknik tertentu dan pola atu motif
tertentu yang memiliki nilai seni, arsitektur, kebudayaan dan sebagai
produk mata pencaharian.

b. Pengertian Batik Tulis


Batik Tulis adalah batik yang dibuat dengan menggunakan alat utama
canting tulis sebagai alat melekatkan malan. Batik tulis merupakan jenis
batik spesial dan mahal dibanding batik yang lain. Karena didalam
pembuatan batik ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman,
ketelitian, kesabaran, dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan
sebuah batik tulis.1
Batik tulis adalah melukiskan, menyerat, membatik dengan
meneteskan lilin, berupa titik pada kain dengan menggunakan alat
canting/tulis yang paling kecil. Dapat dikatakan seluruh pekerjaan
“pelilinan” secara manula berupa titik-titik. Biasanya hasil batik tulis ini
digunakan untuk kain dan diisi dengan motif-motif yang simbolika-filosia. 2

c. Proses Penggambaran Motif Pada Kain Batik Tulis


Terkadang, kita kurang paham membedakan batik tulis dengan batik
cap atau printing. Proses penggambaran pada batik tulis motif dan
gambarnya langsung dilukis dengan pensil di atas kain mori (labun). Maka,
motif dan gambar tidak bisa sama persis karena dilakukan secara manual
tanpa bantuan mesin atu alat cetak. Alat yang digunakan dalam
penggambaran batik menggunakan alat canteng. 3

d. Proses Pewarnaan Kain Batik


Secara umum, proses pewarnaan pada kain batik menggunakan
celupan, kain yang sudah diberi motif dicelup kedalam larutan pewarna, hal
ini dilakukan untuk mendapatkan warna solid.
a. Pencelupan pada kain batik dicelupkan pada larutan zat warna tertentu,
lalu dicelupkan ke larutan yang memfiksasi pewarna atau yang
memunculkan warna. Ada beberapa warna yang umum digunakan

1 Yeni Fisnani, Modul Digital Muatan Lokal Batik, (Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2019), 3-5
2 Rika Nugraha dan Roni Nursyamsu, Batik Tulis Paseban Dalam Makna VIisual (Batik Tulis Paseban
in Visual Perspective), (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2020), 37
3 Maria Fransika Merinda, Telusur Jawa Timur, (Jakata:Gramedia, 2016), 104
untuk pencelupan batik cap atau batik tulis, naphol;garam, indigosol,
reaktif, dan sebagainya.
b. Mencolet, yaitu mewarnai batik cap atau tulis pada bagian-bagian
tertentu dari motif, yang difunakan adalah obat indigosol, reaktif, alat
yang digunakan adalah kuas, penjalin/rotan, atau bambu.
c. Mengkuas atau spon, kain yang akan diwarnai dibentangkan dialat
seperti plangkan dengan posisi horizontal lalu pewarna di spon atau
kuas dengan merata. Pewarna yang umum digunakan adalah reaktif.
Fiksasi reaktif digunakan sodium silikat/waterglass.
d. Di smook atau di warna abstrak, pada intinya kain dicelup, tetapi
setelah itu kain dibawa ke area terbuka, di bawah sinar matahari, lalu
dikerut-kerutkan secara teratur dan akan menciptakan efek gradasi
warna setelah kering, biasanya juga ditaburi zat kimia yang
menimbulkan efek oada pewarnaan abstrak ini, misal pada soda ash,
waterglass, hidrosulfid, dan lain-lain.
e. Abstrak pola dengan kuas, mirip dengan mengkuas spon, bedanya
adalah digunakan lebih dari 1 warna, biasanya digunakan 3 warna
sehingga timbul perpaduan 3 warna dan tumpukan warna yang terjadi.
f. Pewarnaan pada sistem ikat, biasanya digunakan utuk menambah motif
di kain. Pada umumnya digunakan obat reaktif. 4

e. Batik Tulis di Desa Candi Burung


Batik Candi Burung sudah berkembang sekitar 600 tahun yang lalu,
batik ini dilestarikan oleh nenek moyang masyarakat desa Candi Burung
dan dikembangkan oleh penerus-penerusnya.
Sebagian besar masyarakat desa Candi Burung merupakan
pengrajin batik, karena memang batik dijadikan sebagai mata pencaharian
mereka. Pada umumnya pengrajin batik di Desa Candi Burung ialah

4 Hobi Mbatik dan Belajar Bareng Batik Cap dan Tulis, Cara Pewarnaan Batik,
(http://parangboket.blogspot.com/2017/09/cara-pewarnaan-batik.html?m=1 , di uploud pada 29
sepetember 2017), di akses pada 18 Juli, 2021, pukul 09:27
perempuan, namun ada sebagian kecil laki-laki. Berikut beberapa proses
pembuatan batik tulis di desa Candi Burung:
a. E Kettel (Kain Batik di celup ke minyak lathek)
Sebelum penggambaran pada kain batik, kain terlebih dahulu
dicelupkan pada minya lathek, hal ini berfungsi untuk memberikan
ketahanan pada warna kain batik. \
b. Motif
Untuk memudahkan pengrajin batik saat proses membatik, sebelum
melukis dengan malan, kain batik haruslah di motif terlebih dahulu
menggunakan pensil, agar filosofi gambar pada kain batik tersebut bisa
terlihat. Hal ini juga berfungsi mempercepat proses membatik.
c. E bhetek
Setelah kain batik di motif, kemudian kain ada di batik menggunakan alat
canting, dan menggunakan malan (lilin yang dicairkan) sebagai bahan
untuk melukiskan motif yang sudah digambar pada kain batik.
d. Pewarnaan
Pada proses pewarnaan disini, kain batik dicelup dan di rendam ke
bahan pewarna batik. Proses pewarnaan ini ada yang berlangsung 2-3 kali.
Kemudian e pabhirun (menutup sebagian motif batik dengan malan untuk
memberikan warna lain pada sebagian motif tersebut) kemudian dicelup
kembali untuk memberikan warna selanjutnya, biasanya dari warna yang
cerah ke warna yang gelap.
e. E lorot
Setelah proses pewarnaan selesai, selanjutnya kain batik di celupkan
secara berulang-ulang pada air hangat, hal ini berfungsi untuk melepaskan
malan yang masih menempel pada kain batik. Kemudian kain batik di cuci
bersih dan di jemur sampai kering, sehingga batik siap di pasarkan.5
f. Pemasaran

5 Marjan, wawancara, 43 Tahun (Minggu, 27 Juni 2021).


Ada dua jenis pemasaran batik desa Candi Burung, jenis pertama
yakni pengrajin batik menjual batik setengah jadi ke pasar 17 Agustus,
batik setengah jadi adalah batik yang belum di beri warna, hal ini biasanya
dilakukan oleh pengrajin batik yang tidak mempunyai alat dan bahan
untuk mewarnai batik, karena terkendala biaya. Biasanya pengrajin batik
jenis pertama ini sudah memiliki pembeli tetap yakni masyarakat desa
Klampar. Dan pembeli tersebut kemudian yang memrikan warna pada
kain batik asli desa Candi Burung tersebut.

Kedua, jenis pemasaran kain batik yang kedua yakni batik yang
sudah jadi, artinya batik yang sudah di beri warna. Pemberian warna
dilakukan oleh pengrajin batik asal desa Candi Burung sendiri, namun
hanya sedikit yang melakukan pemasaran seperti ini.

f. Aktivitas keseharian masyarakat Dalam mengembangkan Batik sebagai


mata pencaharian Masyarakat pada Masa Pandemi
Pada masa pandemi menjadikan perekonomian masyarakat semakin
sempit, hal ini disebabkan karena pada masa pandemi covid mengharuskan
masyarakat membatasi aktivitasnya, terutama dalam bekerja. Masa pandemi
mengharuskan seseorang bekerja dari rumah mereka masing-masing.
Pada dasarnya masa pandemi tidak berpengaruh pada proses
pembuatan batik, karena memang pengrajin batik bekerja di rumah mereka
masing-masing. Yang menjadi kendala bagi pengrajin batik di desa Candi
Burung pada masa pandemi ialah pemasaran batik. Sejak masa pandemi
pengunjung pasar 17 Agustus menurun drastis, sebelum masa pandemi
pengunjung dari luar kota, maupun jawa berdatangan dalam setiap
minggunya. Namun, sejak masa pandemi pengunjung pasar 17 hanya dari
masyarakat setempat. Sehingga penjualan batik mengalami kemacetan, hal
ini menyebabkan pengrajin batik hanya memproduksi batik sedikit.
Untuk menarik pembeli, haruslah ada hal berbeda maupun hal baru.
Di masa pandemi covid-19 warga desa bersama peserta Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM) meneruskan dan melakukan kegiatan belajar pemotifan
baru terhadap batik di desa Candi Burung. Hal ini dilakukan untuk
melestarikan batik pada masyarakat desa dan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat desa Candi Burung.
Batik Tulis adalah batik yang dibuat dengan menggunakan alat utama
canting tulis sebagai alat melekatkan malan. Batik tulis merupakan jenis batik
spesial dan mahal dibanding batik yang lain. Karena didalam pembuatan batik
ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran, dan
juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis.
Untuk mengetahui dan mempelajari karya seni batik, membutuhkan
waktu beberapa minggu bahkan beberapa bulan. Maka untuk lebih cepat
mengetahui penulis dalam setiap minggunya mengadakan kegiatan belajar
ini.
Minggu pertama, di minggu pertama penulis beserta para warga desa
belajar pemotifan pada batik. Mulai dari bagaiaman batik itu seharusnya di
motif sampai pada filosofi yang terkandung dalam motif tersebut. Pemotifan
ini dilakukan dengan menggunakan pensil yang dilukiskan pada kain batik
layaknya melukis pada buku gambar seperti biasa.
Minggu kedua, penulis dan peserta belajar batik lainnya, belajar
membatik dengan menggunakan alat canting yang terbuat dari senk sebagai
wadah untuk mengambil malan yang sudah dicairkan menggunakan kompor.
Tahap ini sangat sulit bagi penulis, karena malan yang dicairkan dalam
keadaan panas langsung dilukiskan pada kain batik, hal ini agar malan
tersebut langsung bisa menyerap pada kain batik dan menghasilkan lukisan
yang tahan lama.
Minggu ketiga, kami belajar proses pewarnaan pada kain batik, proses
ini tidak kalah sulit dengan proses pelukisan malan pada kain batik
(membatik), karena pada proses ini akan menentukan warna yang bagus pada
batik. Warna yang cerah, tahan lama dan tentunya berkualitas akan
didapatkan setelah beberapa tahap.
Pertama, tahap pencelupan kain batik pada obat warna, untuk
mendapatkan hasil yang maksimal kain yang sudah di celup kemudian di
batik lagi (dengan menutup sebagian motif dengan malan), kemudian setelah
di tutup kembali dengan malan, lanjut pada pencelupan yang kedua hal ini
agar warna pada kain batik bercorak. Tahap ini biasanya di lakukan 3-4 kali,
agar hasil yang didapatkan bisa bermacam-macam warna, ada sekitar 3-4
warna pada satu kain batik. Hal inilah yang menjadi ciri khas batik di desa
Candi Burung Proppo Kabupaten Pamekasan.

g. Kesimpulan
Batik adalah karya seni rupa kain, dengan pewarnaan rintang, yang
menggunakan lilin batik, sebagai perintang warna. Batik merupakan hasil
seni grafis tertentu yang dibuat dengan teknik tertentu dan pola atu motif
tertentu yang memiliki nilai seni, arsitektur, kebudayaan dan sebagai produk
mata pencaharian.
Batik Candi Burung sudah berkembang sekitar 600 tahun yang lalu,
batik ini dilestarikan oleh nenek moyang masyarakat desa Candi Burung dan
dikembangkan oleh penerus-penerusnya.
Hasil batik dari pengrajin desa Candi Burung sangatlah bervariasi.
Selama pengabdian ini penulis menemukan beberapa temuan yang
sebelumnya belum pernah diketaui oleh penulis, antara lain launching “Batik
Candi Burung Pamekasan Go Internasional”, acara ini diselenggarakan oleh
Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pamekasan Hebat (Pahe) di Hotel Front
One Jalan Jokotole pada 27 maret 2021 kemaren. Acara yang dihadiri oleh
Ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Bachsin Putri Indonesia 2020, RR Ayu
Maulida Putri, dan masih banyak lagi pejabat penting lainnya dari sejumlah
kabupaten/kota di jawa timur. Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi
pengrajin batik desa Candi Burung, karena hasil karyanya bisa di kenal di
nusantara bahkan sampai Go internasional.
Penulis hanya merekomendasikan Warga desa untuk terus
mengembangkan potensi batik tulis yang ada di desa tersebut. Karena selain
dijadikan sebagai mata pencaharian, batik tulis juga merupakan suatu karya
seni yang apabila seseorang menghasilkan suatu karya seni yang merupakan
suatu perstasi tersendiri.
Untuk melestarikan batik perlu di tindak lanjuti kegiatan seperti yang
dilakukan oleh penulis, dalam artian ketika Kuliah Pengabdian Masyarakat
sudah berakhir. Diperlukan kesadaran bagi Kepala Desa Candi Burung untuk
mengadakan kelas desain batik dan menfasilitasi warga desa Candi Burung.
Pelestarian batik ini akan menjadikan desa Candi Burung sebagai salah satu
penghasil batik tulis terbanyak dan terbaik.
Hal ini juga untuk melibatkan warga desa dalam mengembangkan
batik tulis. Sehingga masyarakat desa dapat berinovasi dan menyalurkan
kemampuan dalam membatik.

h. Ucapan Terimakasih

Puji syukur terhadap kehadirat Allah SWT. Sehingga penulis dapat


menyelesaiakan artikel penelitian dengan judul “Aktivitas Keseharian
Masyarakat Desa Candi Burung Dalam Mengembangkan Batik Tulis
Sebagai Mata Pencaharian di Dsn. Galis, Ds. Candi Burung”.
Pada kesempatan kali ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Dosen Pembimbing Lapangan, yang sudah membimbing kami dari mulai
perancangan program kerja hingga pelaksanaanya, lalu kepada teman-
teman peserta KPM MDR 2021 di Desa Candi Burung yang turut membantu
membuat KPM ini berjalan dengan baik. Kepada Bapak kepala Desa Candi
Burung yang telah mengizinkan pelaksanaan KPM dan memberikan arahan
serta saran dalam pelaksanaanya.
Terakhir pada jasa dari semua pihak yang disebut dan tidak disebut,
penulis mengucapkan terimakasih. Semoga segala bantuan yang diberikan
menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin Ya
Rabbal ‘Alamin.

i. Daftar Pustaka
Fisnani Yeni, Modul Digital Muatan Lokal Batik, (Semarang: CV. Pilar
Nusantara, 2019
Nugraha Rika dan Roni Nursyamsu, Batik Tulis Paseban Dalam Makna
VIisual (Batik Tulis Paseban in Visual Perspective), Yogyakarta:
CV BUDI UTAMA, 2020.
Fransika Merinda Maria, Telusur Jawa Timur, Jakata:Gramedia, 2016
Hobi batik dan Belajar Bareng Batik Cap dan Tulis, Cara Pewarnaan Batik,
http://parangboket.blogspot.com/2017/09/cara-pewarnaan-
batik.html?m=1 , 2017

You might also like