ID Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

KUNJUNGAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN


PELAYANAN POSYANDU DI DESA PEMECUTAN KELOD
KECAMATAN DENPASAR BARAT

A.A. Kompiang Ngurah Darmawan


Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Bina Usada Bali
agungdarmawan32@yahoo.com

ABSTRACT
Integrated health service post (or commonly known in Indonesian language as Posyandu)
is one of the communities’ participation in the health sector which plays an important role in
providing basic health service such as monitoring the toddler growth and the development status.
But, the utilization of integrated health service post by the community were still low, whereas the
scope of integrated health service post utilization in Pemecutan Kelod Village was 42,42%, while
the national target which should be achieved based on strategic planning of the ministry of health
in 2014 was 85%. This study aimed at finding the factors which influence communities’ visit
behavior towards the utilization of integrated health service post in Pemecutan Kelod Village. The
study design was descriptive analytic with cross sectional approach. Sample in this study was
parents who had toddlers 12-59 months whereas about 155 respondents were chosen randomly.
The data collection was obtained from the questionnaire which was analyzed by using Chi-
Square. This study showed that factors which influence communities’ visit behavior towards the
utilization of integrated health service post were job (p=0,025), knowledge about integrated health
service post (p=0,029), family encouragement (p=0,012), and support of community figures
(p=0,018). Therefore, it is expected to parents’ toddler, family and community figures to spend
their time and actively motivate the parents to visit integrated health service post, and also to the
health service staff should be active in socializing the importance of utilizing integrated health
service post.

Keywords : Integrated health service post, health behavior, factors which influence the
behavior

LATAR BELAKANG Kesehatan Bersumber daya Masyarakat)


Pembangunan kesehatan merupakan bagian melalui program Posyandu. Posyandu
integral dari pembangunan nasional dalam merupakan sarana masyarakat dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar
yang optimal. Demi terwujudnya hal yang meliputi lima kegiatan utama
tersebut, maka ditetapkan arah kebijakan posyandu, diantaranya : Kesehatan Ibu dan
pembangunan kesehatan yang tertuang Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
dalam Rencana Pembangunan Jangka gizi, imunisasi dan penanggulangan diare
Menengah (RPJM) 2015–2019 Bidang (Kemenkes RI, 2011 : 25).
Kesehatan, yang mengacu pada tiga hal
penting yakni : Penguatan Pelayanan Secara kuantitas, perkembangan jumlah
Kesehatan Primer (Primary Health Care), posyandu sangat menggembirakan, karena
Penerapan Pendekatan Keberlanjutan rasio posyandu terhadap desa/kelurahan
Pelayanan, dan Intervensi Berbasis Risiko sebesar 3,51 posyandu (Kemenkes RI,
Kesehatan yang dimana ketiga hal tersebut 2015). Akan tetapi apabila ditinjau dari
merupakan upaya pemberdayaan bagi aspek kualitas, ditemukan bahwa angka
masyarakat (Kemenkes RI, 2015 : 48). pemanfaatan pelayanan posyandu oleh
masyarakat masih belum berjalan secara
Salah satu bentuk upaya pemberdayaan optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari
masyarakat di bidang kesehatan adalah keaktifan orang tua dalam memantau
menumbuh kembangkan UKBM (Upaya

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 29


tumbuh kembang anak balitanya di kesehatan dasar (Kemenkes RI, 2011 : 11).
posyandu (Kemenkes RI, 2011 : 3). Dalam menjalankan fungsinya, posyandu
diharapkan dapat melaksanakan lima
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar program prioritas yang meliputi Kesehatan
tahun 2013, diperoleh data yang Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana
menunjukan bahwa di Indonesia angka (KB), gizi, imunisasi dan penanggulangan
pemanfaatan posyandu mengalami diare. Sementara pelaksanaan kegiatan
penurunan pada tahun 2013 (44,6%) posyandu dilakukan oleh kader dari meja
dibanding tahun 2007 (45,4%), sementara di pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS
Provinsi Bali pada tahun 2007 tercatat (Kartu Menuju Sehat) dan penyuluhan,
bahwa angka pemanfaatan posyandu oleh sedangkan meja ke lima berupa pelayanan
masyarakat berkisar 62%, dan nilai tersebut medis dilakukan oleh petugas kesehatan
menurun pada tahun 2013 yakni berkisar (Kemenkes RI, 2011 : 32).
43% (Riskesdas, 2013 : 205-206).
Sementara itu, berdasarkan Profil Kesehatan Perilaku kesehatan merupakan segala
Provinsi Bali Tahun 2014 menjelaskan aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang
bahwa angka pemanfaatan pelayanan dapat diamati secara langsung (observable)
posyandu dari sembilan kabupaten/kota di maupun yang tidak dapat diamati secara
Bali, Kota Denpasar menempati posisi langsung oleh orang lain (unobservable)
terendah dengan cakupan sebesar 70,2%. yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
Hal tersebut sejalan dengan studi peningkatan kesehatan. Oleh sebab itu
pendahuluan yang telah peneliti dilakukan di perilaku kesehatan ini pada garis besarnya
Puskesmas II Denpasar Barat, dimana dikelompokan menjadi dua, yakni : perilaku
tercatat pada bulan September 2015 angka sehat (Health Behavior) yang merupakan
pemanfaatan posyandu di Desa Pemecutan perilaku orang yang sehat agar tetap sehat
Kelod masih tergolong rendah yakni atau kesehatannya meningkat dan perilaku
berkisar 42,42%, sementara target yang pencarian kesehatan (Health Seeking
harus dicapai berdasarkan target Renstra Behavior) yang merupakan perilaku orang
Kemenkes RI 2014 adalah 85%. yang sakit atau telah terkena masalah
kesehatan untuk memperoleh penyembuhan
Rendahnya angka pemanfaatan posyandu atau pemecahan masalah kesehatanya
oleh masyarakat dipengaruhi oleh perilaku (Notoatmodjo, 2014 : 23).
orang tua balita dalam memanfaatkan
pelayanan posyandu. Berdasarkan teori Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan
dasar dari Lawrence Green menjelaskan oleh Lawrence Green (1991) dalam
bahwa perilaku kesehatan seseorang Nursalam (2014 : 80), kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh tiga faktor yakni : faktor atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor
predisposisi (umur, pekerjaan, pendidikan, pokok yaitu faktor perilaku (behavior
pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin causes) dan faktor diluar perilaku (non-
(jarak ke fasilitas kesehatan), faktor penguat behavior causes). Sementara faktor perilaku
(dukungan keluarga dan tokoh masyarakat) (behavior causes) dipengaruhi oleh tiga
(Notoatmodjo, 2014 : 76). faktor yakni : faktor predisposisi
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti (Predisposing Factors) yang meliputi umur,
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi sikap, faktor pemungkin (Enabling Factors)
Perilaku Kunjungan Masyarakat Terhadap yang terwujud dalam lingkungan fisik dan
Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Di Desa jarak ke fasilitas kesehatan, dan faktor
Pemecutan Kelod Kecamatan Denpasar penguat (Reinforcing Factors) yang
Barat”. terwujud dalam dukungan yang diberikan
oleh keluarga maupun tokoh masyarakat
LANDASAN TEORI (Notoatmodjo, 2014 : 76).
Posyandu merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumber Daya METODE PENELITIAN
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan Penelitian ini menggunakan rancangan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan penelitian deskriptif analitik melalui
bersama masyarakat guna memberdayakan pendekatan cross sectional dimana data
dan memberikan kemudahan kepada variabel dependen (pemanfaatan pelayanan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan posyandu) dan variabel independen (faktor-

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 30


faktor yang mempengaruhi perilaku Variabel Penelitian f %
kunjungan yang meliputi umur, pekerjaan, Pemanfaatan Pelayanan
pendidikan, pengetahuan, sikap, jarak ke Posyandu
posyandu, dukungan keluarga dan dukungan Pemanfaatan Baik 70 45,2
tokoh masyarakat) diukur/diobservasi dalam Pemanfaatan Kurang 85 54,8
waktu yang bersamaan pada setiap Total 155 100
responden dengan menggunakan intrumen Umur Orang Tua
penelitian yang berupa kuesioner yang telah Dewasa Awal 102 65,8
teruji validitas dan reliabilitasnya Dewasa Lanjut 53 34,2
(Nursalam, 2014 : 163). Dalam rancangan Total 155 100
penelitian ini data dari masing-masing Pekerjaan Orang Tua
variabel akan dideskripsikan untuk Tidak Bekerja 54 34,8
mengetahui karakteristik dari responden Bekerja 101 65,2
dalam memanfaatkan pelayanan posyandu di Total 155 100
Desa Pemecutan Kelod dan kemudian Pendidikan Orang Tua
menganalisa hubungan antara faktor-faktor Pendidikan Dasar 49 31,6
dalam variabel independen terhadap variabel Pendidikan Lanjutan 106 68,4
dependen (pemanfaatan pelayanan Total 155 100
posyandu).
Pengetahuan Orang Tua
Populasi dalam penelitian ini adalah orang
Pengetahuan Baik 78 50,3
tua yang tinggal di Desa Pemecutan Kelod
Pengetahuan Kurang 77 49,7
dan mempunyai balita berusia 12 - 59 bulan
Total 155 100
yang terdaftar minimal setahun di buku
Sikap Orang Tua
register posyandu sebanyak 252 orang.
Sikap Baik 95 61,3
Jumlah sampel dalam penelitian ini
Sikap Kurang 60 38,7
diperoleh berdasarkan perhitungan
menggunakan rumus Slovin (Nursalam, Total 155 100
2014 : 172), sehingga diperoleh sejumlah Jarak Ke Posyandu
sampel yang mampu mewakili populasi Dekat 109 70,3
sebesar 155 responden yang dipilih secara Jauh 46 29,7
proposional di masing-masing posyandu Total 155 100
dengan menggunakan tehnik pengambilan Dukungan Keluarga
sampel acak sederhana (Simple Random Dukungan Baik 87 56,1
Sampling). Dukungan Kurang 68 43,9
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan Total 155 100
secara bertahap yang terdiri dari: Analisis Dukungan Tokoh
Univariat (untuk memperoleh gambaran Masyarakat
distribusi frekuensi dari masing-masing Dukungan Baik 79 51,0
variabel penelitian) dan Analisis Bivariat Dukungan Kurang 76 49,0
(untuk melihat ada atau tidaknya hubungan Total 155 100
antara variabel independen dengan variabel Sumber : Data primer penelitian
dependen). Analisis Bivariat dalam
penelitian ini menggunakan uji analisis Chi- Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui
Square (X2) yang mana dalam bahwa karakteristik responden di Desa
pengoperasiannya dibantu dengan program Pemecutan Kelod lebih didominasi
aplikasi pengolah data SPSS 17. oleh responden yang berperilaku
kurang dalam memanfaatkan pelayanan
HASIL DAN PEMBAHASAN posyandu sebanyak 85 responden
A. Analisis Univariat (54,8%), dewasa awal sebanyak 102
Hasil dari analisis univariat dalam responden (65,8%), responden yang
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel bekerja sebanyak 101 responden
dibawah ini : (65,2%), berpendidikan lanjutan
Tabel 1. sebanyak 106 responden (68,4%),
Distribusi Frekuensi Gambaran berpengetahuan baik tentang posyandu
Karakteristik Responden Dalam sebanyak 78 responden (50,3%),
Memanfaatkan Pelayanan Posyandu di bersikap baik terhadap posyandu
Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan sebanyak 95 responden (61,3%),
Denpasar Barat (n = 155) berjarak dekat dengan posyandu 109

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 31


responden (70,3%), responden yang B. Analisis Bivariat
memperoleh dukungan baik dari Hasil dari analisis bivariat dalam
keluarga sebanyak 87 responden penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
(56,1%) dan yang memperoleh berikut ini :
dukungan baik dari tokoh masyarakat
sebanyak 79 responden (51%).

Tabel 2.
Analisis Bivariat Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kunjungan Masyarakat Terhadap
Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat (n =
155)

Pemanfaatan Pelayanan Posyandu


P
Variabel Independen Baik Kurang Total OR
Value
n % n % n %
Umur Orang Tua
Dewasa Awal 42 41,2 60 58,8 102 100 0,625
0,167
Dewasa Lanjut 28 52,8 25 47,2 53 100 (0,32-1,219)
Total 70 45,2 85 54,8 155 100
Pekerjaan Orang Tua
Tidak Bekerja 31 57,4 23 42,6 54 100 2,143
0,025
Bekerja 39 38,6 62 61,4 101 100 (1,094-4,195)
Total 70 45,2 85 54,8 155 100
Pendidikan Orang Tua
Pendidikan Dasar 22 44,9 27 55,1 49 100 0,985
0,964
Pendidikan Lanjutan 48 45,3 58 54,7 106 100 (0,499-1,944)
Total 70 45,2 85 54,8 155 100
Pengetahuan Tentang Posyandu
Tidak Bekerja 42 53,8 36 46,2 78 100 2,042
0,029
Bekerja 28 36,4 49 63,6 77 100 (1,073-3,885)
Total 70 45,2 85 54,8 155 100
Sikap Orang Tua
Sikap Baik 46 48,4 49 51,6 95 100 1,408
0,305
Sikap Kurang 24 40 36 60 60 100 (0,732-2,71)
Total 70 45,2 85 54,8 155 100
Jarak Ke Posyandu
Dekat 54 49,5 55 50,5 109 100 1,841
0,092
Jauh 16 34,8 30 65,2 46 100 (0,902-3,758)
Total 70 45,2 85 54,8 155 100
Dukungan Keluarga
Dukungan Baik 47 54 40 46 87 100 2,299
0,012
Dukungan Kurang 23 33,8 45 66,2 68 100 (1,193-4,43)
Total 70 45,2 85 54,8 155 100
Dukungan Tokoh Masyarakat
Dukungan Baik 43 54,4 36 45,6 79 100 2,168
0,018
Dukungan Kurang 27 35,5 49 64,5 76 100 (1,137-4,134)
Total 70 45,2 85 54,8 155 100
Sumber : Data primer penelitian
1. Hubungan Umur Orang Tua Dengan hubungan antara umur orang tua dengan
Pemanfaatan Pelayanan Posyandu pemanfaatan pelayanan posyandu (p
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan value > 0,05). Hasil dari analisis juga
bahwa pemanfaatan pelayanan posyandu diperoleh nilai OR = 0,625 (95% CI :
di Desa Pemecutan Kelod lebih baik 0,32-1,219) yang artinya orang tua yang
pada orang tua dewasa lanjut tergolong dalam umur dewasa awal
dibandingkan dengan orang tua dewasa mempunyai peluang 0,625 kali untuk
awal. Analisis lebih lanjut didapatkan berperilaku kurang dalam memanfaatkan
nilai p = 0,167, yang berarti tidak ada pelayanan posyandu dibandingkan

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 32


dengan orang tua yang tergolong dalam hubungan antara pekerjaan dengan
umur dewasa lanjut. frekuensi kunjungan balita ke posyandu
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan (p < 0,05). Dalam penelitian ini
penelitian yang dilakukan oleh menjelaskan bahwa ibu balita yang tidak
Suryaningsih (2012) terhadap ibu bayi bekerja cenderung berperilaku baik
dan balita sebanyak 242 responden. Hasil terhadap posyandu dikarenakan ibu yang
dari penelitian ini diperoleh nilai p = tidak bekerja mempunyai waktu lebih
0,267 artinya tidak ada hubungan antara banyak dalam mengurus anak sehingga
umur dengan perilaku kunjungan ibu ke mereka akan menyediakan waktu untuk
posyandu (p > 0,05). Dalam penelitian datang ke posyandu.
ini juga menjelaskan bahwa usia ibu Adanya hubungan antara pekerjaan
hanya merupakan suatu karakteristik orang tua dengan pemanfaatan pelayanan
individu dan merupakan faktor posyandu sesuai dengan teori yang
demografis yang menjadi faktor dijelaskan oleh Thomas yang dikutip
predisposisi saja, sedangkan kunjungan oleh Nursalam (2003) dalam Wawan
ke posyandu merupakan suatu bentuk (2010), menurut Thomas pekerjaan
perilaku kesehatan khususnya adalah keburukan yang harus dilakukan
berhubungan dengan pemanfaatan teutama untuk menunjang kehidupannya
pelayanan kesehatan. dan keluarganya. Pekerjaan bukanlah
Sedangkan secara teori menjelaskan sumber kesenangan tetapi lebih banyak
bahwa pada umumnya seseorang yang merupakan cara mencari nafkah yang
berumur lebih tua akan lebih membosankan, berulang dan banyak
bertanggung jawab dan lebih teliti dalam tantanggan. Selain itu bekerja umumnya
segala hal dibandingkan dengan merupakan kegiatan yang menyita
seseorang yang berusia lebih muda. Hal waktu, sehingga dalam situasi tertentu
ini terjadi dikarenakan usia yang lebih salah satu kegiatan yang akan
tua telah berpengalaman dan umumnya berlangsung secara bersamaan harus
telah mampu mengambil keputusan diprioritaskan.
(Nursalam, 2014 : 89). Selain itu,
menurut Ekasari (2008) menjelaskan 3. Hubungan Pendidikan Orang Tua
bahwa seiring dengan bertambahnya usia Dengan Pemanfaatan Pelayanan
seseorang, menyebabkan terjadi Posyandu
peningkatan kebutuhan akan pelayanan Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan
khusus yang berbasis masyarakat. bahwa pemanfaatan pelayanan posyandu
di Desa Pemecutan Kelod lebih baik
2. Hubungan Pekerjaan Orang Tua Dengan pada orang tua yang berpendidikan
Pemanfaatan Pelayanan Posyandu lanjutan dibandingkan dengan orang tua
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan yang berpendidikan dasar. Analisis lebih
bahwa pemanfaatan pelayanan posyandu lanjut didapatkan nilai p = 0,964, dimana
di Desa Pemecutan Kelod lebih baik nilai tersebut menjelaskan bahwa tidak
pada orang tua yang tidak bekerja ada hubungan antara pendidikan orang
dibandingkan dengan orang tua yang tua dengan pemanfaatan pelayanan
bekerja. Analisis lebih lanjut didapatkan posyandu (p value > 0,05). Hasil dari
nilai p = 0,025, yang berarti ada analisis juga diperoleh nilai OR = 0,985
hubungan antara pekerjaan orang tua (95% CI : 0,499-1,944), artinya orang tua
dengan pemanfaatan pelayanan posyandu yang berpendidikan dasar mempunyai
(p value < 0,05). Hasil dari analisis juga peluang 0,985 kali untuk berperilaku
diperoleh nilai OR = 2,143 (95% CI : kurang dalam memanfaatkan pelayanan
1,094-4,195) yang artinya orang tua yang posyandu dibandingkan dengan orang
tidak bekerja mempunyai peluang 2,143 tua yang berpendidikan lanjutan.
kali untuk memanfaatkan pelayanan Hasil penelitian ini sejalan dengan
posyandu lebih baik dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Rosyid,
dengan orang tua yang bekerja. dkk (2009) yang bertujuan untuk
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan mengetahui pengaruh faktor pendidikan
penelitian yang dilakukan oleh Heriyani terhadap kunjungan lansia ke posyandu
(2012) terhadap ibu balita sebanyak 221 lansia pada 30 responden. Hasil dari
responden. Hasil dari penelitian ini penelitian ini diperoleh nilai p = 0,528
diperoleh nilai p = 0,041 artinya ada yang berarti tidak ada hubungan antara

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 33


pendidikan dengan perilaku kunjungan diperoleh nilai OR = 2,042 (95% CI :
lansia ke posyandu lansia (p > 0,05). 1,073-3,885), artinya orang tua yang
Akan tetapi tidak demikian halnya berpengetahuan baik mempunyai
dengan penelitian yang dilakukan oleh peluang 2,042 kali untuk berperilaku
Kusuma Wati (2014) yang bertujuan baik dalam memanfaatkan pelayanan
untuk mengetahui hubungan antara posyandu dibandingkan dengan orang
faktor pendidikan dengan minat ibu tua yang berpengetahuan kurang.
terhadap kunjungan ibu ke posyandu Hasil penelitian ini sejalan dengan
pada 290 responden. Hasil dari penelitian penelitian yang dilakukan oleh Purnawati
ini diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti (2014) yang bertujuan untuk mengetahui
ada hubungan antara pendidikan dengan pengaruh faktor umur terhadap
minat berkunjung ibu ke posyandu (p < kunjungan lansia dalam kegiatan
0,05). posyandu terhadap lansia sebanyak 73
Sedangkan secara teori menjelaskan responden. Dalam penelitian ini
bahwa pendidikan diperlukan oleh menunjukkan bahwa proporsi lansia
seseorang untuk mendapatkan informasi, yang berpengetahuan baik lebih besar
misalnya informasi tentang manfaat untuk melakukan kunjungan ke
posyandu (Wawan dan Dewi, 2010 : 16). posyandu dibandingkan dengan lansia
Selain itu, tingkat pendidikan dapat yang berpengetahuan kurang dan dari
mempengaruhi partisipasi dan peran hasil uji statistik diperoleh nilai p =
serta masyarakat dalam berperilaku. 0,001 artinya terdapat hubungan antara
Seseorang yang menerima pendidikan pengetahuan dengan kunjungan lansia
yang lebih baik atau tinggi, biasanya dalam kegiatan posyandu (p < 0,05).
akan lebih mampu berpikir secara Hasil dari penelitian ini juga sejalan
obyektif dan rasional. Dengan berpikir dengan teori yang menjelaskan bahwa
secara rasional, maka seseorang akan pengetahuan sangat erat dikaitkan
lebih mudah menerima hal - hal baru dengan tingkat pendidikan, dimana
yang dianggap menguntungkan bagi diharapkan bahwa dengan pendidikan
dirinya (Notoatmodjo, 2010). yang tinggi maka orang tersebut akan
Ketidaksesuaian hasil dari penelitian ini semakin luas pula pengetahuannya. Akan
dengan penelitian sebelumnya tetapi perlu ditekankan bahwa
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan pengetahuan seseorang bukan hanya
karakteristik responden yang dijadikan diperoleh melalui pendidikan formal saja
sampel dalam penelitian. Selain itu, namun juga dapat diperoleh dari
ketidakbermaknaan antara tingkat pendidikan non formal (Wawan dan
pendidikan orang tua terhadap Dewi, 2010).
pemanfaatan pelayanan posyandu
dikarenakan pendidikan pada dasarnya 5. Hubungan Sikap Orang Tua Dengan
tidak hanya dapat diperoleh dari bangku Pemanfaatan Pelayanan Posyandu
sekolah (formal) tetapi juga di Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan
lingkungan keluarga, masyarakat, dan bahwa pemanfaatan pelayanan posyandu
dari media lainnya (majalah, berita). di Desa Pemecutan Kelod lebih baik
pada orang tua yang memiliki sikap baik
4. Hubungan Pengetahuan Orang Tua dibandingkan dengan orang tua yang
Tentang Posyandu Dengan Pemanfaatan bersikap kurang terhadap posyandu.
Pelayanan Posyandu Analisis lebih lanjut didapatkan nilai p =
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan 0,305, yang berarti tidak ada hubungan
bahwa pemanfaatan pelayanan posyandu yang signifikan antara sikap orang tua
di Desa Pemecutan Kelod lebih baik dengan pemanfaatan pelayanan posyandu
pada orang tua yang berpengetahuan baik (p value > 0,05). Hasil dari analisis juga
dibandingkan dengan orang tua yang diperoleh nilai OR = 1,408 (95% CI :
berpengetahuan kurang tentang 0,732-2,71), artinya orang tua yang
posyandu. Analisis lebih lanjut memiliki sikap baik terhadap posyandu
didapatkan nilai p = 0,029 yang artinya mempunyai peluang 1,408 kali untuk
ada hubungan yang signifikan antara memanfaatkan pelayanan posyandu lebih
pengetahuan orang tua tentang posyandu baik dibandingkan dengan orang tua
dengan pemanfaatan pelayanan posyandu yang memiliki sikap kurang terhadap
(p value < 0,05). Hasil dari analisis juga posyandu.

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 34


Hasil penelitian yang menunjukkan Bentuk propaganda ini bisa berupa isu
bahwa orang tua yang memiliki sikap atau kabar yang dihembuskan oleh
baik dalam pemanfaatan pelayanan pihak-pihak tertentu.
posyandu lebih besar daripada orang tua
yang berpengetahuan kurang sejalan 6. Hubungan Jarak Ke Posyandu Dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pemanfaatan Pelayanan Posyandu
Nofianti (2012) yang bertujuan untuk Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan
mengetahui hubungan antara sikap bahwa pemanfaatan pelayanan posyandu
dengan perilaku pemanfaatan posyandu di Desa Pemecutan Kelod lebih baik
oleh ibu balita sebanyak 100 responden. pada orang tua yang jarak posyandu
Dalam penelitian ini diperoleh nilai p = dekat dengan tempat tinggalnya
0,263 yang berarti tidak terdapat dibandingkan dengan orang tua yang
hubungan antara sikap ibu balita jarak posyandu jauh dari tempat
terhadap pemanfaatan posyandu (p tinggalnya. Analisis lebih lanjut
>0,05). Akan tetapi berbeda halnya didapatkan nilai p = 0,092 yang berarti
dengan penelitian yang dilakukan oleh tidak ada hubungan antara jarak ke
Dianingsih (2009), meskipun proporsi posyandu dengan pemanfaatan pelayanan
orang tua yang memiliki sikap baik posyandu (p value < 0,05). Hasil dari
dalam pemanfaatan pelayanan posyandu analisis juga diperoleh nilai OR = 1,841
lebih besar daripada orang tua yang (95% CI : 0,902-3,758), artinya orang tua
berpengetahuan kurang, akan tetapi hasil yang menyatakan jarak posyandu dekat
dari uji statistik diperoleh nilai p = 0,009 dari tempat tinggalnya mempunyai
yang berarti ada hubungan antara sikap peluang 1,841 kali untuk memanfaatkan
ibu terhadap keaktifan dalam kegiatan pelayanan posyandu lebih baik
posyandu (p < 0,05). dibandingkan dengan orang tua yang
Sedangkan secara teori yang dijelaskan menyatakan jarak posyandu jauh dari
oleh Newcomb dalam Notoatmodjo tempat tinggalnya.
(2014 : 29), menyatakan bahwa sikap Hasil dari penelitian ini sejalan dengan
adalah kesiapan atau kesediaan penelitian yang dilakukan oleh Hairunida
seseorang untuk bertindak (belum (2012) terhadap ibu balita sebanyak 298
merupakan suatu tindakan). Selain itu, responden, penelitian ini menunjukkan
sikap seseorang dalam berperilaku juga bahwa ibu balita yang berperilaku
dipengaruhi oleh pengetahuan yang kunjungan baik lebih besar pada ibu
dimilikinya, dimana semakin tinggi balita yang menyatakan tinggalnya dekat
tingkat pengetahuan seseorang akan dengan posyandu daripada ibu balita
suatu hal maka semakin baik pula sikap yang tinggalnya jauh dari posyandu.
yang dimilikinya akan hal tersebut Akan tetapi hasil dari uji statistik
(Notoatmodjo : 2014). diperoleh nilai p = 0,055 yang berarti
Ketidaksesuaian hasil dari penelitian ini tidak ada hubungan antara jarak
dengan penelitian sebelumnya posyandu dengan perilaku kunjungan ibu
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan balita ke posyandu (p > 0,05).
karakteristik dan jumlah responden yang Hasil dari penelitian ini sesuai dengan
dijadikan sampel dalam penelitian. teori yang menjelaskan bahwa pada
Selain itu, ketidakbermaknaan antara umumya seseorang akan mencari tempat
sikap orang tua terhadap pemanfaatan pelayanan ke fasilitas kesehatan yang
pelayanan posyandu dapat disebabkan berlokasi dekat dengan tempat tinggal
oleh pengaruh faktor eksternal yang mereka (Suryaningsih, 2012 : 81). Selain
mampu mempengaruhi persepsi dan itu, jarak posyandu yang dekat dengan
sikap orang tua terhadap posyandu tempat tinggal tentunya akan
seperti halnya yang dungkapkan oleh memudahkan seseorang dalam
Mar’at (1981) dalam Suryaningsih menjangkaunya tanpa harus mengalami
(2012) bahwa sikap dapat dibentuk kelelahan fisik. Kemudahan dalam
dengan propaganda yaitu suatu teknik menjangkau posyandu juga membuat
atau usaha yang dilakukan oleh seseorang merasa lebih aman dan
seseorang secara sistematis dan sungguh- nyaman sehingga mendorong minat
sungguh dipikirkan secara mendalam untuk memanfaatkannya (Sulistyorini,
untuk mempengaruhi pendapat atau 2010).
sikap yang dimiliki oleh orang lain.

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 35


7. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan di Desa Pemecutan Kelod lebih baik
Pemanfaatan Pelayanan Posyandu pada orang tua yang memperoleh
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan dukungan baik dari tokoh masyarakat
bahwa pemanfaatan pelayanan posyandu dibandingkan dengan orang tua yang
di Desa Pemecutan Kelod lebih baik kurang memperoleh dukungan dari tokoh
pada orang tua yang memperoleh masyarakat. Analisis lebih lanjut
dukungan baik dari keluarganya didapatkan nilai p = 0,018, dimana nilai
dibandingkan dengan orang tua yang tersebut menjelaskan bahwa ada
kurang memperoleh dukungan dari hubungan yang signifikan antara
keluarganya. Analisis lebih lanjut dukungan tokoh masyarakat dengan
didapatkan nilai p = 0,012 yang berarti pemanfaatan pelayanan posyandu (p
ada hubungan antara dukungan keluarga value < 0,05). Hasil dari analisis juga
dengan pemanfaatan pelayanan posyandu diperoleh nilai OR = 2,168 (95% CI :
(p value < 0,05). Hasil dari analisis juga 1,137-4,134), artinya orang tua yang
diperoleh nilai OR = 2,299 (95% CI : memperoleh dukungan baik dari tokoh
1,193-4,430), artinya orang tua yang masyarakat mempunyai peluang 2,168
memperoleh dukungan baik dari kali untuk berperilaku baik dalam
keluarganya mempunyai peluang 2,299 memanfaatkan pelayanan posyandu
kali untuk berperilaku baik dalam dibandingkan dengan orang tua yang
memanfaatkan pelayanan posyandu kurang memperoleh dukungan dari tokoh
dibandingkan dengan orang tua yang masyarakat.
kurang memperoleh dukungan dari Hasil dari penelitian ini sejalan dengan
keluarganya. penelitian yang dilakukan oleh Umayana
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan dan Cahyati (2014), dimana berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Umayana hasil uji statistik diperoleh nilai p =
dan Cahyati (2014) yang bertujuan untuk 0,001, yang berarti terdapat hubungan
mengetahui hubungan dukungan antara dukungan tokoh masyarakat
keluarga terhadap keaktifan penduduk ke terhadap keaktifan penduduk ke
Posbindu Penyakit Tidak Menular posbindu PTM (p < 0,05). Dalam
(PTM) terhadap 258 responden. Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa
dari penelitian ini diperoleh nilai p = desa yang memiliki kepala desa yang
0,0001, yang berarti terdapat hubungan aktif dalam memotivasi masyarakatnya
yang signifikan antara dukungan pada setiap kegiatan maka hal tersebut
keluarga terhadap keaktifan penduduk ke mampu memberikan kontribusi dalam
posbindu PTM (p < 0,05). Dalam pengembangan dari suatu program
penelitian ini juga menjelaskan bahwa kegiatan.
dukungan yang diberikan oleh keluarga Hasil dari penelitian ini juga sesuai
mampu meningkatkan keaktifan dengan teori yang diungkapkan oleh
penduduk ke posbindu PTM. Snehandu B. Kar (1983) dalam Umayana
Hasil dari penelitian ini juga sesuai dan Cahyati (2014) yang menjelaskan
dengan teori yang dijelaskan oleh Wetle bahwa perilaku kesehatan merupakan
(1997) dalam Lestari (2011) bahwa fungsi dari dukungan sosial dari
keberadaan anggota keluarga dan masyarakat. Disamping itu, keterlibatan
dukungan yang diberikan memiliki pemimpin informal dan partisipasi
peranan penting dalam mencegah atau masyarakat akan berpengaruh terhadap
menunda seseorang yang menderita keberhasilan program posyandu, sebab
penyakit kronis untuk pergi berobat. tokoh masyarakat merupakan penggerak
Selain itu, dukungan yang diberikan masyarakat untuk hadir dan berperan
dapat berupa dukungan emosional, aktif dalam pemanfaatan posyandu
dukungan penghargaan, informasional (Kemenkes RI, 2011 : 35).
dan instrumental yang mampu
mempengaruhi minat seseorang dalam SIMPULAN DAN SARAN
berperilaku (Friedman, 2010). Simpulan
8. Hubungan Dukungan Tokoh Masyarakat Berdasarkan hasil penelitian dan
Dengan Pemanfaatan Pelayanan pembahasan yang telah diuraikan
Posyandu sebelumnya maka dapat ditarik
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan kesimpulan bahwa :
bahwa pemanfaatan pelayanan posyandu

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 36


1. Karakteristik responden yang mengingatkan jadwal kegiatan
memanfaatkan dengan baik posyandu hingga mewakili orang
pelayanan posyandu di Desa tua balita untuk membawa
Pemecutan Kelod lebih besar pada balitanya ke posyandu ketika
responden yang tergolong dewasa orang tua balita tersebut sedang
lanjut (52,8%), responden yang bekerja atau sebagainya.
tidak bekerja (57,4%), responden 2. Bagi Tokoh Masyarakat
yang berpendidikan lanjutan a. Tokoh masyarakat diharapkan
(45,3%), responden yang lebih aktif dalam kegiatan
berpengetahuan baik (53,8%), posyandu, tidak hanya sekedar
responden yang bersikap baik mengingatkan jadwal posyandu
terhadap posyandu (48,4%), atau sekedar mengajak orang tua
responden yang menyatakan jarak balita untuk datang ke posyandu
posyandu dekat dengan tempat tetapi juga ikut hadir dalam
tinggalnya (49,5%), responden yang kegiatan posyandu untuk
memperoleh dukungan baik dari meramaikan kegiatan posyandu
keluarganya (54%) dan responden sehingga orang tua balita akan
yang memperoleh dukungan baik lebih termotivasi untuk hadir di
dari tokoh masyarakat (54,4%). posyandu.
2. Faktor - faktor yang berhubungan b. Selain dalam memberikan
secara signifikan dengan motivasi kepada orang tua balita,
pemanfaatan pelayanan posyandu di jika memungkinkan tokoh
Desa Pemecutan Kelod adalah masyarakat juga diharapkan untuk
pekerjaan orang tua (p=0,025), meningkatkan fasilitas sarana dan
pengetahuan orang tua tentang prasarana di posyandu, misalnya
posyandu (p=0,029), dukungan dengan pengadaan alat permainan
keluarga (p=0,012) dan dukungan edukatif dan area bermain anak di
tokoh masyarakat (p=0,018). posyandu yang dapat digunakan
Sedangkan faktor - faktor yang tidak oleh anak balita untuk bermain
berhubungan dengan pemanfaatan bersama teman sebayanya tatkala
pelayanan posyandu di Desa menunggu antrian/giliran
Pemecutan Kelod adalah umur orang penimbangan.
tua (p=0,167), pendidikan orang tua 3. Bagi Pelayanan Kesehatan
(p=0,964), sikap orang tua terhadap Perlu dilakukan sosialisasi kesehatan
posyandu (p=0,305) dan jarak ke kepada masyarakat khususnya orang
posyandu (p=0,092). tua yang mempunyai balita mengenai
Saran pentingnya pemanfaatan pelayanan
1. Bagi Orang Tua Balita dan Keluarga posyandu, manfaat posyandu dan
a. Orang tua balita yang bekerja keuntungan dalam memanfaatkan
diharapkan untuk meluangkan pelayanan posyandu sehingga mampu
waktunya dalam membawa anak meningkatkan pengetahuan orang tua
balitanya ke posyandu, hal dan masyarakat mengenai posyandu
tersebut dapat dilakukan dengan yang pada akhirnya mampu
meminta izin di tempat bekerja mempengaruhi perilaku orang tua
atau bertukar jadwal dinas ketika balita dalam membawa anak
waktu penyelenggaraan kegiatan balitanya ke posyandu.
posyandu. Apabila hal tersebut 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
tidak memungkinkan, orang tua Perlu dilakukan penelitian lain atau
balita dapat meminta bantuan penelitian lebih lanjut dengan
kepada keluarganya untuk menambahkan variabel lain yang
membawa anak balitanya ke tidak terdapat pada penelitian ini dan
posyandu dalam memanfaatkan apabila memungkinkan agar dapat
pelayanan posyandu. dilaksanakan penelitian yang bersifat
b. Keluarga diharapkan mampu aktif kualitatif sehingga bisa diperoleh
dalam mendukung orang tua informasi yang lebih mendalam
balita dalam memanfaatkan tentang faktor-faktor yang
pelayanan posyandu. Dukungan mempengaruhi perilaku kunjungan
yang dapat diberikan misalnya

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 37


masyarakat dalam memanfaatkan Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil
pelayanan posyandu. Kesehatan Indonesia Tahun 2014.
Jakarta: Kemenkes RI.
DAFTAR PUSTAKA Kementrian Kesehatan RI. (2015). Rencana
Budiarto, Eko. (2003). Metodologi Strategis Kementerian Kesehatan
Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC. Tahun 2015-2019. Jakarta: Kemenkes
Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman RI.
Umum Pengelolaan Posyandu. Kusuma Wati, Indah. (2014). Faktor-Faktor
Jakarta: Depkes RI. Yang Berhubungan Dengan Minat
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2014). Ibu Terhadap Kunjungan Ke
Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun Posyandu Di Kelurahan
2013. Bali: Dinkes Provinsi Bali. Kembangarum Kota Semarang
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2015). Tahun 2014 (Jurnal). Semarang:
Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
2014. Bali: Dinkes Provinsi Bali. Lestari, dkk (2011). Beberapa Faktor yang
Ekasari, Fatma. (2008). Mengenal Usia Berperan terhadap Keaktifan
Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Kunjungan Lansia ke Posyandu
Salemba Medika. (Jurnal). Jurnal Media Medika
Fallen, R dan Budi Dwi K, R. (2010). Indonesiana.
Catatan Kuliah Keperawatan Nofianti, Susi. (2012). Faktor-Faktor Yang
Komunitas. Yogyakarta: Nuha Berhubungan Dengan Perilaku
Medika. Pemanfaatan Posyandu Oleh Ibu
Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
keperawatan keluarga: Riset, Teori Maek Kabupaten Lima Puluh Kota
dan Praktik. Jakarta: EGC. Tahun 2012 (Skripsi). Depok:
Hairunida, Elida. (2012). Faktor Yang Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Berhubungan Dengan Perilaku Universitas Indonesia.
Kunjungan Ke Posyandu Pada Ibu Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pancoran Mas Kota Depok Tahun Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku
2012 (Skripsi). Depok: Fakultas Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kesehatan Masyarakat, Universitas Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian
Indonesia. Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Heriyani, Farida. (2012). Hubungan Medika.
Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Purnawati, Nita (2014). Faktor-Faktor Yang
Dan Kepuasan Ibu Terhadap Mempengaruhi Kunjungan Lansia
Posyandu Dengan Frekuensi Dalam Kegiatan Posyandu Di Desa
Kunjungan Balita Ke Posyandu Di Plumbon Kecamatan Mojolaban
Puskesmas 9 Nopember (Jurnal). Sukoharjo (Jurnal). Surakarta:
Banjarmasin: Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Universitas Lambung Mangkurat. Muhammadiyah Surakarta.
Kementrian Kesehatan RI. (2007). Rosyid, dkk. (2009). Faktor-Faktor Yang
Keputusan Menteri Kesehatan Mempengaruhi Kunjungan Lansia Ke
Republik Indonesia No.747 tentang: Posyandu Lansia Di Rw VII
Pedoman Operasional Keluarga Kelurahan Wonokusumo Kecamatan
Sadar Gizi di Desa Siaga. Jakarta: Semampir Surabaya (Jurnal).
Kemenkes RI. Surabaya: Fakultas Ilmu Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Universitas Muhammadiyah
Umum Pengelolaan Posyandu. Surabaya.
Jakarta: Kemenkes RI. Sugiyono. (2011). Statistika untuk
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Profil Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Jakarta: Kemenkes RI. Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Bandung: Alfabeta.
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Sulistyorini. (2010). Posyandu dan desa
Badan Penelitian dan Pengembangan siaga. Yogyakarta : Nuha Medika.
Kesehatan Kemenkes RI. Suryaningsih, Hestri. (2012). Faktor-Faktor
Yang Berhubungan dengan Perilaku

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 38


Kunjungan Ibu Bayi dan Balita Ke Penyakit Tidak Menular (Jurnal).
Posyandu di Puskesmas Kemiri Muka Semarang: Ilmu Kesehatan
Kota Depok Tahun 2012 (Skripsi). Masyarakat, Universitas Negeri
Depok: Fakultas Kesehatan Semarang.
Masyarakat, Universitas Indonesia. Wawan A dan Dewi M. (2010). Teori dan
Try Umayana, Haniek dan Hary Cahyati, Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Widya. (2014). Dukungan Keluarga Peilaku Manusia. Nuha Medika,
Dan Tokoh Masyarakat Terhadap Yogyakarta.
Keaktifan Penduduk Ke Posbindu

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 39

You might also like