219-Article Text-451-1-10-20170322

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 11
MODEL KONSERVASI SUMBERDAYA AIR SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN KEBERLANJUTAN AIR DI SUB DAS AEK SILANG Irwan Valentinus Sihotang', Sudarm M. Baiquni * Mehasiswa Program Doltor mu Lingkungan, Fakultas Pasca Sarjana UGM, Dosen Fahultas Geografi UGM E-mail: rwanvalen sihotang @gmail com, IgL.Setyawan Purmama?, ABSTRACT Continuous availabilty of water as a basic requirement for survival and for the purposes of production so need to be maintaned. The avafabilty of water resources is strongly influenced by environmental and natural resource management is done by humans. Water resource conservation efforts through the increased role of the parties is expected sustainabilty of water can be maintained. The research objective is to formulate a model of Conservation of water resources and efforts needed for water sustainabilty can be maintained. Data were collected using questionnaires and interviews, and then analyzed descriptively by using a technique AHP (Analytical Hierarchy Process) The results of the analysis with AHP technique showed that the main priorty of the altemative strategy of water resources conservation activities is to preserve water (38.70%) The effort to preserve water is technically civiian conservation, forest and land rehabiltation (RHL), control the use of water, maintenance of water resources and coaching/mentoring for communite. Keywords: Sustainable water, Water resource conservation, AHP, Preserve water PENDAHULUAN Salah satu sumber daya alam yang memilii peranan penting bagi sumber kehiupan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya adalah air. Pengelolaan sumber daya alam dan linghungan tentunya akan mempengaruhi —ketersediaan air Pengelolaan suber daya alam dan lingkungan saat ini dan masa mendatang akan menghadapi tantangan yang sult, karena terjadinya perubahan iklim global, altivtas ma nusia terhadap pemanfaatan lahan yang mengakibatkan perubahan fungsi lahan Perubsahan tutupan lahan merit hubungan yang erat terhadap perubahan ikim terama curah hujan (igbawua, dk, 2016 ; Zeppel, dkk,2014 ; Asner, dkk., 2010; Asdak, 2010) Pengubahan bentang alam, bentuk lehan dan pemanfaatan lahan akan mempengaruhi sistem hidrologi, hal ini berkaitan dengan hesar-keciinya aliran petmukaan (runoff, sebaran, jumriah dan fualitas air, cadangan, pemasukan ke tanah dan limpasan. Air hujan ada yang langsung mengalir di atas permukaan tanah dan ada yang meresap ke dalam tanah, dimana pada tingkat kelembaban tertentu air tersebut akan keluar lagi ke petmukaan tanah (subsurface flow) dan ada yang langsung mengalir ke sungai sebagai base flow (Ongkosongo, 2010; Liu, 2005). Pengubahan bentang alam, bentuk lahan dan pemanfaatan lahan biasanya diakivatkan oleh altivitas rmanusia Hubungan antara alfivtas manusia dengan kondisi sumberdaya alam tendama air sangat erat (rawan, dk, 2014; Mite‘ai, 2012; Liu dan Yaning, 2006; Gilbert, 2005). Laju pertumbuhan penduduk akan menyebabkan kebutuhan summberdaya ait semakin meningkat, pola ‘MODEL KONSERVASI SUVBERDAYA AIR SEBAGAI UPAYR NEMPERTAHANKAN 1 KEBERLANIUTAN AIRDI SUB DAS REX SILANG; man ValernusShotang, SSudennad IL Setyavan Purama, M Baiqut pemanfaaten lahan terutara untuk petsawahan sangat memutuhken air, altvitas perubahan tanaman _hutan menjadi tanaman —pertanian yang menyebiabkan kemampuan tanah untuk menyimpan air semakin berkurang (Indra, 2013; Rachmat, 2007; Sihite, 2005). Danau Toba sebagai danau terbesar di Indonesia ( 116,002.06 ha), merit sumber daya air yang dimanfaatkan untuk betbagai seltor. Hal ini menggambarkan bahwa ketersediaan air Danau Toba memegang peranan penting baik bagi kelangsungan kehidupan, juga bagi kemajuan perekonomian daerah di Sumatera Utara. Salah satu Sub DAS yang mash —berfungsi sebagai penyurbang air secara_permanen (Gepanjang tahun) ke Danau Toba adalah Sub DAS Aek Silang (Loebis, 1999). Sub DAS Aek Silang memiiki luas 19.814,72 ha juga memililinifai strategis, Karena air dati sungai tersebut dimantaatkan untuk industri Perbangkit Listik Tenaga Miro Hidro (PLTMH) dengan kapasitas produksi listrik sebesar 750 KWh i i i PETA / SUB DAS AEK SLANG KALA 1: 2000 + reTeRANca see et ott Hl ine G iaisris uate Gambar 1: Peta Sub DAS Aek Silang ‘SPATIAL Wahana Komunikas dan Rformasi Geografi Val. 15 No.1 Waret 076 Upaya untuk mempertahankan keberlanjutan adalah melalui kegiatan konservasi sumberdaya air (Sudatmadidkk, 2012; Marganingrum, 2007; Arsyad, 2006). Menurut Kodoatie dan Roestam (2010), kegiatan konservasi sumberdaya air terdii dari 3 (iga) kegiatan pokok, yaitu 1) periindungan dan pelestarian sumberdaya air, 2) pengawetan air dan 3) pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Dukungan dan peran partisipasi dari betbagai pihak baik, pemerintah, dunia Usaha, lembaga perguruan tinggi dan kelompok masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga Kelestarian surmberdaya air melalui _kegiatan—_konservasi (Sudatradidkk,2012; Jonsson, 2005) Peneliian ini bertyjuan untuk merumuskan model —_—konservasi sumberdaya ait dan upaya-upaya yang dibutuhkan agar keberlanjutan air di Sub DAS Aek Silang dapat dipertahankan METODOLOG! PENELITIAN Ketersediaan air dari waltu ke waltu akan menjadi permasalahan ketika kebutuhan ait terus meningkat, sedangkan penyediaan air tetap dan cenderung menurun Karena kemampuan alam menahan air serakin berkurang. Upaya untuk menjaga—_‘kesinambungan ketersediaan air adalah melalui kegiatan onservasi sumrberdaya air. Kegiatan konservasi surrber daya air terdiri dari 3 (tiga) pokok kegietan utara, yaitu perlindungan dan pelestarian surberdaya ait, pengawetan air dan pengelolaan kualtas air serta__pengendalian pencemaran air. Pemiihan atau penentuan model kegiatan _konservasi suber daya air adalah dengan menggunaken metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Para pihak yang dip adalah yang memehami kondisi Sub DAS Silang dan rmemilki pengetahuan terhadap kegiatan konservasi sumberdaya air, seperti intansi pemerintah, dunia usaha, —perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan masyarakat petani. Sasaran rmanusia yang menjadi input utama dalam penelitian adalah terdiri dari kelompok Pemerintah (pemerintah pusat dan pemerintah daerah), kelompok dunia Usaha, kelompok perguruan tinggi dan kelompok masyarakat. Peran dari masing- masing kelompok tersebut _terhadap ketersediaan air adaleh sebagai berihut a. Kelompok Pemerintah adalah kelompok yang memilii kewenangan pembuat kebjakan —pembangunan yang berkaitan dengan ketersediaan air. b. Kelompok Dunia Usaha adalah sebagai kelompok yang = menfaatkan dan mempengaruhi ketersediaan air. c. Kelompok Perguruan Tinggi adalah sebagai kelompok yang memiliki imu pengetahuan dan teknologi dalam rmenjaga ketersedizan ait d. Kelompok Masyarakat (LSM dan masyarakat petani) adalah sebagai kelompok yang memanfaatkan ketersediaan ait, memantau pembangunan yang berkaitan dengan ketersediaan air dan _mempengaruhi ketersediaan air. Kerangka pemikran penelitian seperti terihat pada gambar berihut ‘MODEL KONSERVASI SUVBEPOAYR AIRSEBAGH UPAYA MENPERTAHANKAN 3 KEBERLANAUTAN AIRDI SUB DAS REK SILANG; nen Valertnut Sota, ‘Suara ig Setyanen Pumama, M.Baiqui DASSub DAS Optimal ‘erceciasn Ar serare onserasi Sumber aya Air (808) terltan — t Dae Uta Pementatan [pemunan tion | Penge Treg ar i iggl ‘st voresik peta ver 77? Patan 8 Pengastnar | | Pengaccen utes pokcoton Sia treranlan Pencemeran A mlycalHerarchy Process ‘AH + Model Konservasi Sumber aya Ait + Iperertasl Keifer Garrbat 2. Kerangka Pemitiran Strategi Konservasi Surrberdaya Air dengan Menggunakan Model AHP Peneltian dilaksanakan selama empat bulan sejak Jui 2014 hingga Oltober 2014. Lokasi penelitian adalah di Sub DAS Aek Silang, DTA Danau Toba, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sub DAS Aek Silang terletak pada koordinat 02%15'00" LU sampai dengan 02%30'00" LU dan 98%3600" BT sampai dengan 98°56°00" BT. Disamping itu Sub DAS Aek Silang berada di 2 (dua) kabupaten yaity Kabupaten Hurrivang Hasundutan (Humbahas) dan Kabupaten Samosir. denis data yang dikurrpulkan ada 2 (dua) jenis yeitu data primer dan data selunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara_mendalam tethadap para pinak (Pemerintah, Dunia Usaha, LSM Perguruan Tinggi dan Masyarakat) yang terkait dengan konservasi suber daya air. Sedangkan pengumpulan data selunder berupa data iim (curah hujan), data debit sungai dan data kependudukan yang diperoleh dari berbagai_instansi seperli BMKG, Balai Wilayah Sungai dan BPS. Prosedut —_peneliian. dan pengumpulan data melputi 1. Pengamatan — lapangan __ kondisi ketersediaan air di Sub DAS Aek Silang ‘SPATIAL Wahana Kemunikasi dan Informasi Geografi Vl. 15 No.1 Weret 2016 2. Pengisian fuisioner yang dibuat berdaserkan aidah AHP, dimana pertanyaannya secara keseluruhaan terkait dengan kegiatan konservasi summberdaya ait (SDA). 3. Wawancara secara mendalam dengan para pihak terpiin yang dianggap mengetahui dan memahami kegiatan konservasi SDA yang dibutuhkan Untuk mempertahankan_keberlanjutan air di Sub DAS Aek Silang. Jumiah responden masing-masing kelompok dapat diihat pada Tabel 1 abel 1. Jumiah Responden Masing-masing Kelompok 7 Pemeniiah = Pemedntah Pusat = Pemedntah ropinsi = Pemesntah Kab Hunbahas = _Pemerntah Kab. Samos Daria uaa = PTPLN 2 _PrTPL Perguran Th < Nasyareat = Masyarakat Desa = ForumDAS Asahan Toba LSM) nar Resor Sistem Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikerbangkan oleh Thomas L. Saaty adalah sebuah pendekatan pengambilan keputusan yang dirancang untuk membantu. — menyelesaikan problematika dengan kriteria yang sangat kompleks dengan cara menghimpun persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalehan tertentu secara rasional melalui suatu prosedur untuk sampai pada suatu skala preferensi dari etbagaialternatit (Ethika, dk, 2014; Park, 2010; Kim, dkk,2008). Metode AHP, menghasilkan altematif Keputusan terbik yang berdasarken penetapan priortas kebjakan berdasarkan rasional_ persepsi orang Pengambilan kepudusan yang prioritas dengan menggunakan AHP adalah memerlukan penguraian keputusan dengan beberapa tzhapan (Saaty, 2008), sebagai herikut a. Identiikas! — masalah._Adapun petmasalahan dalam peneliian ini 00 2 we adalah bagaimana model kegiatan konservasi sumber daya air yang dibutuhkan untuk _mempertahankan keberlanjutan air ci Sub DAS Aek Siang agar tetap berkelanjutan Menyusun hirarki priortas. keputusan, sebagai berihut : level pertama adalah folus, level kedua adalah faltor-faltor yang) mempengaruhi, level ketiga adalah altor yang berperan, level keempat adalah tujuan yang hendak dicapai dan level kelima adalah atteratif kebijakan keputusan strate Penentuan tingkat kepentingan pada setiap hirarki dengan menggunakan rmatriks komparasi berpasangan NMatriks — komparasi _berpasangan dengan cara membandingkan elemen yang satu dengan elemen lainnya dalam satu level seoara berpasangan sehingga diperoleh lai kepentingan dati masing-masing elemen (diperoieh dati hasil wawancata langsung dengan responden) "MODEL KONSERVASI SUVBERDAYA AIRSEBAGAI UPAYR NENPERTAHARKAN 5 KEBERLANAUTAN AIRDI SUB DAS REK SILANG; ven Valertnut Sota, ‘Sudarnad ig Setyanen Pumama, M.Baiqui Tabel 2: Skala Perbandingan secara Berpasangan Trienetas Katee Keterangan Penjelasan 7 Reda elemen sama pertnanye Dia elemen mempunyar pengaruh yang cama became terhadap tujuan 7 emer yang salu sedi Tehih pening darpada Pengalaman dan penilian ced menyokong salu elemen lemen ainnya divandingkan elemen linnya 3 lemen yang saluebihpering darpada elemen yang Pengalaman dan peniaian cangat Twat menyoKong atu lainnya elemen dbandinglan elemen lainnya Satu clemen jelas lebih mulak pening darpada Satu elemen yang huatdisokong dan doninan teaihat dalam lemenlainya praktek a Satu elemen mulak lebih pening darpada elemen Buti yang mendulang elemen yang satu memlla tngkat lainnye peregasen eng, yng manakin mengustian se een anya TARE, Nlarnilat anfara Wedua —perimbangan yang Kompromi diperukan anlara dua perimbangan berdekatan Kehaliian sdapat satu angha dibandinghan dengan aMivitas jmaka J mempunyal nibi hebaltananya Sumber: Saaty UDB) d. Konsistensi Logis atau Consistency Index (Cl), merupakan _indikator konsistensi jawaban atau judgement responden dengan tumus Ch= (Zmax -n) I (2-1) ) Selanjutnya AHP mengukur seluruh konsistensi penilaian dengan menggunakan Consistency Ratio (CR) dengan rumus CR = Cl! Random Consistency Index. 2) Nilai CR sebailnya tidak > 10%, jk lebin maka penilaian _dilakukan secara random dan perlu diperbaiki e. Hasil penilaian dari setigp tahapan yang dtunjukkan oleh rilai bobot atau Skala priortas yang paling tinggi adalah merupakan elemenfialtor yang paling menentukan dalam rmencapaitujuan Penentuan model_—_kanservasi sumber daya air diuraikan ke dalam bentuk hirarki yang terdir dari: korrponen, fokus (evel 1) adalah kegiatan konservasi summber daya air, komponen faltor (evel 2) yaitu—perencanaan, _implementasi/ pelaksanaan dan pemantauan dan pengawasan, komponen altor (evel 3) yaitu pemerintah, dunia —_usaha, masyarakat, LSMForum DAS dan perguruan tinggi, korponen tujuan yang ingin dicapai (evel 4) yaitu kelestarian surmber daya ait, peningkatan pendapatan dan perubahan pola pikit dan kamponen terakhir adalah komponen _alternatt strategifkebijakan (evel 5) —_yaitu perlindungan dan pelestarian surmberdaya air, pengawetan air dan pengelolaan ualitas dan pengendalian pencemaran air. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Berdasatkan metode Isohiet Sub DAS Aek Silang memiliki curah hujan tahunan rata-rata dari tahun 2003 - 2012 (10 tahun) adalah sebesar 2.312,09 mm, sedangkan tipe ikim menurut Schmidt Ferguson adalah termasuk Tipe A (sangat basah). Kondisi kemiringan lereng pada umumnya —cenderung — datar, —_yaitu 16:314,46 ha atau 82,34% dari total luas Sub DAS Aek Silang 19.814,72 ha, hal ini menggambarkan bahwa peluang air terinfitrasi ke dalam tanah lebih besar denis. penutupan lahan didominasi oleh pertanian lahan kering seluas 7 697,56 ha (@8,85%) dan hutan tanaman_ industri ‘SPATIAL Wahana Komunikasi dan Iformasi Geografi Vl.15 No. 1 Maret 2016 6 seluas 6.187,48 ha (31,23%), sedangkan rmasing-masing penutupan lahan secara penutupan Iehan yang terkecil_ adalah terperinci dapat dlat pada Tabel 3. pemukiman seluas 62,04 ha (0,31%). Luas Tabel 3: Jenis Penutupan Lahan di Sub DAS Aek Silang a Tsay Perea Ta ‘Sumber :Inerpretasi Peta Penutupan Lahan Cira Satelt Tahun 2011 Ketersediaan Air pada tahun 2003 sampai 2012 adalah Hasil penguluran stasiun pengamat berkisar antara 2.219,43 midet - 4.417,12 arus_sungai (SPAS) yang dimiliki oleh rmdet, yang secara terperinci dapat dilinat Belai Sungai Wiayah | Sumatera Utara, pada Tabel 4 menunjukkan bahwa ketersediaan air ‘Tabel 4. Volume Ketersediaan Air di Sub DAS Aek Siang Tahun 2003 - 2012 Vee As let Tab TY FB WGR APR WET OULAGT SPORT NOP DB ase Bk Se MO SO AS 0 So OS aD as Oo Te a NBD HO IO WO AMD MY TY IMO MD WO ws ww MS HE 16 7BH_ 3692S] SR MH TA WG MEH MH wD M7 SS IGT WS WA OT TH 6S! Is _3S Mi 16190 16D 759 1S WH 14 18299 A 6H BN OB BSD SY WO OH 16D 19 my wo OW so eo M407 SOSH AT 1B IBIS 1H TOG 1640 Iw 39K 012% 8410S ISS IN SN OF OS MO MH MD Vo 9s BSH AST TO A EO Te ATT D107 WB OS WO WS ws 390 WY WS VD 3 wT ‘Sumber: Bali Wiayeh Sungai | Propinsi Sumatera Uara Ketersediaan ait di Sub DAS Aek kebutuhan domestik, padi sawah maupun Silang apakeh menculupi atau tidak, industri listik. Perincian standard dapat diperoleh dengan menjurriahkan kebutuhan air untuk setiap sektor dapat total pemanfaatan ait baik untuk dilhat pada Tabel 5 Tabel 5: Standar Kebutuhan Air Seiior Kebutshan Ae eferangen Domest Herfnahan (116 m*uahar) SHIN. E Pertanian Padi Sovah 1 iterMethha (1001 m*Heticha) SNK. F TST Pedusti sek TSUKWR BS miBete Berdasatkan Tabel 5. tersebut maka tahunnya di Sub DAS Aek Silang, sebagai dapat diperoleh total kebutuhan air per berikut ‘MODEL KONSERVASI SUMBERDAYA AIRSEBAGAI UPAYA MEMPERTARANKAN 7 KEBERLANAUTAN AIRI SUB DAS AEK SILANG; nen Valerinus Sota, ‘Sudarnad ig Setyanen Pumama, M.Baiqui a. dumiah penduduk pada tahun 2012, sebanyak 13.924 jiwa, sehingga total kebutuhan air adalah 13.924 jiwa x 0,06 mtfiwahari x 365 hari adalah 304.935 60 m* per tahun. b. Luas padi sawah adalah 1.053,35 ha dengan lama rusimtanam 120 hari per tahun, maka total kebutuhan air adalah 1.053,35 ha x 0,001 m¥idetikina x 120 hati adalah sebanyak 10.921.132,80 m? per tahun. c. Kebutuhan air untuk menghasilkan energi listik sebesar 750 KiNh adalah sebanyak 6,5 m*idetik x 86.400 detik x 65 hari, yaitu 204980.000 m? per tahun. Sehingga total kebutuhan air adalah sebanyak 216.210.068,40 m?, sementara volume air yang tersedia pada tahun 2012 menurut Tabel 4. adalah sebanyak 4.00307 méietik atau 345.865 248 m* Dari pethitungan total kebutuhan air dikurangi dengan volume ketersediaan air maka Ketersediaan ait di Sub DAS Aek Silang mash surplus sebranyak 129.655.179,60 m* Strategi | Kebijakan Upaya menjaga Ketersediaan air agar dapat berkelanjutan adalah melalui kegiatan konservasi surmberdaya air melalui 3 (iga) kegiatan pokok, yaitu a. Periindungan dan _pelestarian sumberdaya air adalah _upaya pengamanan sumber daya air dari kerusakan, baik akibat tindakan manusia maupun oleh daya alam, sehingga ketersediaan sumber daya air tetap terjaga sesuai dengan fungsi dan manfaatnya. b. Pengawetan air adalah upaya pemelinaraan keberadaan (eurrber) dan ketersediaan air atau huanttas air agar tersedia secara_berkelanjutan sesuai dengan fungsi dan manfaatnya ©. Pengelolaaen —avaltas. dan pengendalian pencemaran air adalah upaya—mempertahankan dan memulinkan kuaitas air yang masuk dan berada di sumber-sumber air sehingga dapat dimanfaatkan Strategi konservasi sumberdaya air dengan menggunakan analisis AHP adalah dengan memilih elemen yang mempunyai skor tertinggi dari setiap level dati hirarki yang telah disusun menjadi skala priortas, dimana hasiinya secara lengkap dapat diihat pada Gambar 3 Faltor utama dalam pelaksanaan kegiatan konservasi surrber daya air adalah kegiatanpemantauan dan pengawasan yitu sebesar 0,390 (39,00%) lebih tinggi dibandingkan dengan faltor petencanaan 0,296 dan implementasifpelaksanaan 0314. Pemantauan dan pengawasan dilakukan arena sumber-surrber air dan pola pemanfaatan sumber daya air di Sub DAS Aek Silang masin relat terjaga baik uantitas maupun hualitasnya. Level altor atau pelaku untuk rmelakukan pemantauan dan pengawasan yang utama dalam rangka kegiatan konservasi SDA adalah Pemerintah (64.40%) lebih tinggi dibancingkan dengan kelompok — masyarakat- —20,30%), perguruan tinggi (17,509), LSMForum DAS (15,00%) dan dunia usaha (13,0%) Hal ini menggambarken —bahwa pemerintah memiiki Kewenangan untuk mengatur pemanfaatan summer daya ait, rmelindungi dan melestarikan sumber daya air melalui perbuatan peraturan- petaturan dan kehijakan sebagai pedoran dalam rangka melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengawasan Level tujuan bahwa tujuan utara yang ingin dicapai dari kegiatan konservasi sumber daya air adalah kelestarian sumber daya air (43,30%). Hal ini menggarrbarkan bahwa —seluruh kelompok responden terutama kelompok masyarakat, Pemerintah, dunia usaha, LSM dan lerrisaga pendidikan di wilayah Sub DAS Aek Slang menyadari bahwa manfaat Kelestarian sumber daya air sangat penting, agar ketersediaan air ‘SPATIAL Wahana Komuniasi dan informasi GeografiVl.15 No.1 Waret 076 8 dapat herkelanjutan. Faltor —utama menjaga elestarian sumber daya air adalah manusia, Karena ranusia memilki altvtas yang dapat merubah penutupan lahan sehingga dapat merubtah sistem hidrologi. Disamping itu juga _manusia sebagai pihak pengguna atau perranfaat air sehingga dapat mempengaruii kuantitas dan kualtas dari sumber daya air. Level kegiatan alternatif priortas yang dibutuhkan dalam —konservasi surmberdaya air berdasarkan hasil analisis dapat diihat pada Tabel 6 Bobot Prioritas Alternatit Strategi/Kebijakan Tabel 6. ‘Aeematt Sate ebiakan Bobat Frogs 1 Pevindangan dan Pelestarian Sumberdaya Ar 382 TET Pengawetan Ar ST Penganetan Ar TE Pengelolaan Kualias dan Pengendalan Pencemaran Ar O28 ‘Gonsitency Ratio (CRY Surber: Analisis Data Primer, 2014 Berdasarkan Tabel 6 rilafskor tertinggi dalam —kegiatan konservasi sumberdaya ait adalah pengawetan air 0,387 (8.70%), sementara perlindungan dan pelestarian surberdaya air sebesar 0,382 (68,20%) dan pengelolaan kualitas dan pengendalian penoemaran air 0,241 (24,10%). Kegiatan pengelolaan hualtas dan pengendalian pencemaran air belum terialu dibutuhkan Karena air di Sungai ‘Aek Silang belum teroerar, dikarenakan sampai saat ini masyarakat _ masih memanfaatkan ait dari Sub DAS Aek Slang untuk kebiduhan sehati-hari Sesuai dengan pengertian kegiatan pengawetan air adalah sebagai upaya pemelinaraan sumber-surver ait agar mampu menyediakan air untuk memenuhi keperluan domestk, pertanian dan industri listik di setiap waktu (sepanjang tahun), Hal ini disebabkan karena air merupakan kebutuhan pokok bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga etersediaan air ruiak dipertahankan Ketersediaan air pada surmber- surmber air secara terus menerus sangat dibutuhkan untuk memenuhi keperiuan domestik, pertanian dan industri. lstik Apabila terjadi kekurangan air, akan mengakibatkan produks' dari _usaha pertanian menjadi turun, produksi listrik menjadi terganggu dan Kesehatan manusia juga akan menurun Ketersediaan air yang mulai sult diperoleh, akan menyebabkan masyarakat akan mengeluarkan biaya tambahan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, sehingga menyebabken —pendapatan rmasyarakat semakin berkurang Jenis-jenis Kegiatan Pengawetan Air Berdasarkan tujuan pengawetan air adalah suatu upaya untuk menjaga dan rmelestarikan sumber-surrber air agar ketersediaan ait selalu ada dan dapat dimanfaatkan. Beberapa jenis kegiatan yang terkait dengan pengawetan air, yaitu konservasi sipil teknis, rehabiltasi huten den lahan(RHL), _pengendalian pemanfaaten air melalui pembuatan petaturan, pemeliharaan sumber-sumber air yang masih mampu menyediakan air secara berkelanjutan dan pembinaan/pendampingan bagi rmasyarakat (Kodoatie dan Roestam, 2010; Purnomo, DW, dkk., 2015). denis kegiatan konservasi _sipil telnis adalah upaya untuk mencegah kehilangan air dan rmengendalikan erosi, longsor, sedimertasi, banjir dan kekeringan. Adepun jenis _kegiatan konservasisipl telnis yang diutuhkan di Sub DAS Aek Silang adalah pembuatan dam penahan, pengendali jurang dan terasering. Sementarakegiatan RHL adalah upaya untuk penanaman pohon- ‘MODEL KONSERVASI SUVBEFOAYR AIR SEBAGH UPAYA MENPERTAHANKAN 9 EBERLANAUTAN AIRD! SUB DAS AEK SILANG; Ivan Valeinus Setang, Sadamagy, la Setyanan Pumama,M, Baur pohonan di lokasi lahan yang krtis baik berupa reboisasi pada kawasan hutan dan penghijauan di tanah milik masyarakat Kegiatan konservasi sipil teknis dan RHL selain untuk —menjaga_—_kelestarian sumberdaya ait juga dapat menghasilkan sumber-sumber air (Indra, 2013; Racha, 2007; Arsyad, 2006). Kegiatan pengendalian pemanfaatan air melalui pembuatan petaturan, pemeliharaan sumber-sumber air yang mash mampu menyediakan air secara berkelanjutan dan pembinaanipendampingan bagi masyarakat adalah kegiatan pendukung dati pengawetan air. Pembinaanfpendampingan bagi masyarakat —diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam —menjaga dan _—_melestarikan sumberdaya air yang ada di Sub DAS Aek Silang. Sesuai dengan Mikkelsen 2011) bahwa dalam kegiatan pembangunan yang berkelanjutan dapat lebih berhasil dengan menggunakan —_pendekatan pattisipatoris —masyarakat dengan mengembangkan persepsi, pola sikap dan pola berpikir serta nilai-ilai dan pengetahuan yang dimiliki_—_ oleh, masyarakat terhadap kondisi surberdaya air di selitamya. KESIMPULAN Ketersediaan air di Sub DAS Aek Silang masih mampu —-memenubi kebutuhan air _masyarakat (domestik), pertanian dan untuk menghasilkan energi listrik. Ketersediaan air periu djaga dan dilestarikan agar pemenuhan kebutuhan air setign saat dan sepanjang tahun tidak terganggu. Salzh satu kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai Keberlanjutan air adalah melalui kegiatan konservasi sumberdaya air, yaitu melalui pengawetan air. Kegiatan pengawetan air berupa pembuatan bangunan sipil_teknis, rehabiltasi hutan dan lahan (RHL) berfungsi untuk menjaga kelestarian summberdaya ir juga dapat menambah summber-sumber ait yang baru, sementara kegiatan pengendalian pemanfaatan air, pemelharaan sumrber-sumber air dan pembinaanipendampingan untuk: meningkatkan pattispasi_ masyarakat adalah kegiatan pendukung bagi penganetan ai. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, 8, 2006, Konservasi Tanah dan Air IPB Press, Bogor. Asdak, C, 2010. Hidrologi dan Pengelolaan DAS, Gagjah Mada University Press, Yogyakarta Asner,G.P, Loatie,S.R., Heyder,U., 2010, Combined Effects of Climate and Land-use Change on the Future of Humid Tropical ‘Forests, Consemation Letters, 3: 395 - 403 Ethika, D, Purwanto, RH, Senani, Masyhuri, 2014, Peranan Petani Tethadap Strategi Pembangunan Hutan Ralyat di Bagain Hulu Sub DAS Logawa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumal ‘Manusia_ dan Lingkungan, Vol21 No.3: 377-385. Gilbert, G., 2005, World Population A Reference Handbook Second Euition, ABC-Clio Inc, California Igbawua,T,, Zhang.J., Chang,Q, Yao.F., 2016, Vegetation Dynarrios in Relation with Climate Over Nigeria from 1982 to 2011, Environment Earth Science, 75:518 Indra,T.L, 2013, Dampak Penggunaan Lahan Terhadap Tingkat Kebrtisan Air Sub DAS Citarum Hulu, Majalah Geografi Indonesia, Vo. 27 No.1: 26 37 lrawan,D.E, Slaen,H, Sumintadireja,P, Lubis, RF, Brahmantyo,B., Puradimaja,D.J, 2014, Groundwater- Surface Water Interaction of Cilimung River Stream, Segment —Bogor- ‘SPATIAL Wahana Komunkasi dan Informasi Geogrfi Vol. 15 No.1 Maret 2016 10 Jakarta, Indonesia, Environmental Earth Science, 73 : 1295 - 1302. Kim, GB, Ahn, JS, Marui, A, 2009, Analytic Hierarchy Models for Regional Groundwater Monitoring Mell Allocation in Southeast Asian Countries and South Korea, Environmental Earth Science, 58 325 - 338, Kodoatie, RJ. dan Roestam, S, 2010, Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, Penerbit Andi, Yogyakarta Liu, Y., 2005, Land Use/Gover Changes, the Environment and Water Resources in Northeast China, Environmental Management Vol.36 No.5: 691-701 liu, Y. and Yaning, C., 2008, impact of Population Growth and Land-use Change on Water Resources and Ecosystems of the Arid Tarim River Basin in Wester China, Intemational Joumal of Sustainable Development and World Ecology Vol.13: 295-305. Loebis, J, 1999, Hidrologi Danau Toba dan Sungai Asahan, PT.Puri Fadjar Mandir, Jakarta. Marganingrum, D., 2007, Kondisi Citarum Saat Ini dan Strategi Pengendaliannya dalam Sumber Daya Air dan Lingkungan Potensi, Degradasi dan Masa Depan, Diedit oleh Delinam, RM, Dyah M Jakarta LPI Press, hal 21 Mikkelsen, B, 2011, Metode Peneliian Pattisipatoris. — dan——_‘Upaya Pemberdayaan, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta Mia’ali, L, 2012. Environmental Carrying Capacity Based on Spatial Planning, Indonesian Joumal of Geography, Vo.43.(2) : 142 - 155. Ongkasongo, 0..R,, 2010. Kuala, Muara Sungai dan Delta, Penerbit LIPI, Jakarta Park, JH, 2010, A Study on the Comparative Method Using AHP and GIS Based Distributed Model Runoff Model, KSCE Jounal of Civi Engineering, Vol. 14, No. 6 : 953-960, Purnomo,D.W., Sandrawati A, Witono,JR, Fijriiyanto,[A., Sefiyanti,D,_Safarinanugraha,D., 2016, Desain Vegetasi Bernilai Konservasi dan Ekonomi Pada Kawasan Penyangga Sistem Tata Air DAS Bolango, Jumal Manusia dan Lingkungan, Vol23 No.1: 111-121 Rachmat, A. 2007, Dampak Perubahan Tata Guna Lahan —Terhadap Ketersedian Air Tanah di DAS Citanduy Berdasarkan Koefisien Infitrasi dalam Sumber Daya Air dan Lingkungan Potensi, Degradasi dan Masa Depan, Diedt oleh Delinom, RM. Dyah M, Jakarta : LIPI Press, hal2t Saaty, T.L., 2008, Decision Making With the Analytical Hierarchy Process, Int, J. Services Sciences, Vol.1,No.1 :83- 98, 2008 (Diakses 19 Februari 2013). Sihite, J, 2005, Peniiaian Ekonomi Perubahan Penggunaan Lahan ‘Studi Kasus di Sub DAS BesaiDAS Tulang — Bawang Lampung, (Diakses $ November 2011). Sudarmadli, Siamet, S. dan Setiadi, 2012, Konsewasi Mata Air Berbasis Masyarakat di Kabupaten Gunung Kidul, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gagjah_-——Mada, Yogyakarta ZeppelMJB, Wiks,JV, Lewis.JD., 2014, Impacts of Extreme Precipitation and Seasonal Change In Precipitation on Plants, Biogeosiciences, Vol.11 - 3083-3093 ‘MODEL KONSERVASI SUVBEFOAYR AIR SEBAGH UPAYA MENPERTAHANKAN 1" EBERLANAUTAN AIRD! SUB DAS AEK SILANG; Ivan Valeinus Setang, Sadamagy, la Setyanan Pumama,M, Baur

You might also like