Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JEP | Volume 4 | Nomor 2| November 2020

e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol4-iss2/516

Validitas dan Praktikalitas E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi


Laboratorium Virtual pada Materi Hidrolisis Garam kelas XI SMA/MA

Fadhillah 1) Andromeda1)*
1)
Prodi Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Padang
Keterangan Penulis2)
*andromedasaidir@yahoo.com

ABSTRACT
This study aims to produce a salt hydrolysis e-module which is based on guided inquiry learning
model and integrated with virtual laboratories and reveal the validity and practicality of e-modules.
The type of this research is Reasearch and Development (R&D), the method used in this research is
development model by using 4-D design. They are define, design, develop and disseminate. This re-
search was limited to the stage of development, the validity and practicality test. The data collection
instrument were observation, validity and practicality questionnaires. The e-module was validated by 6
experts, consisting of 3 chemistry lectures of FMIPA UNP and 3 chemistry teachers while test was
carried out by 2 chemistry teachers and 15 XII grade students of MIPA SMAS Adabiah 2 Padang. Data
form validity and practicality test were analyzed using Aiken’s V technique. Based on the results of the
study, it was found that average Aiken’s V index (V) of validity test was 0,83 with high validity category,
the average Aiken’s V index (V) of teachers practicality test was 0,81 with high practicality category
and the average Aiken’s V index (V) of students practicality was 0,82 with high practicality category.
The results of the analysis of students answer on e-modules were obtained on average 90% on key
questions, 94.8% on worksheets and 90% on evaluation sheets. Based on the results of the study it can
be concluded that e-modules based on guided inquiry learning model and integrated with virtual labor-
atories on salt hydrolysis topic was valid and practical for chemistry learning in high school.

Keywords : E-Module, Guided Inquiry Learning, Virtual Laboratory, Salt Hydrolysis, Research and Develop-
ment (R&D)
This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduc-
tion in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN (Sugianto, dkk., 2013). E-modul dapat men-


dorong siswa untuk meningkatkan rasa percaya
Penyebaran COVID-19 sebagai pandemi
diri untuk ikut berperan aktif, serta berani dan
global berdasarkan siaran pers World Health Or-
percaya diri dalam menyampaikan pendapat da-
ganization (WHO) tahun 2020 telah
lam proses pembelajaran (Budiarti, dkk., 2016).
mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan
Kurikulum 2013 menuntut proses pem-
manusia, salah satunya yaitu pada bidang pen-
belajaran dilakukan dengan pendekatan saintifik
didikan. Berdasarkan surat edaran kemendikbud
dan berpusat pada siswa (student centered). Salah
nomor 4 tahun 2020 pada situs kemendik-
satu model pembelajaran yang sesuai dengan
bud.go.id proses pembelajaran dilaksanakan
tuntutan Kurikulum 2013 tersebut adalah model
secara daring/jarak jauh dirumah siswa masing-
pembelajaran inkuiri terbimbing. Model pem-
masing. Berdasarkan hal tersebut inovasi dalam
belajaran inkuiri terbimbing terdiri atas lima si-
bidang pendidikan sangat dibutuhkan dalam
klus/tahap yaitu orientasi, eksplorasi, pemben-
menunjang proses pembelajaran siswa. Inovasi
tukan konsep, aplikasi dan penutup (Hanson,
yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan
2005). Tahap-tahap tersebut menekankan pada
bahan ajar yang digunakan, salah satunya
proses berpikir kritis yang berorientasi pada
pengembangan bahan ajar dalam bentuk el-
siswa (Sanjaya, 2006).
ektronik seperti modul elektronik atau e-modul.
Laboratorium virtual merupakan bentuk
E-modul yang memuat audio, video, ani-
simulasi dari laboratorium konvensional (Oidov,
masi dan navigasi merupakan bentuk implemen-
dkk., 2012). Laboratorium virtual memung-
tasi sumber belajar siswa secara mandiri sehingga
kinkan kegiatan praktikum yang dilaksanakan
dapat meningkatkan kompetensi dan pemahaman
menjadi lebih efisien dan memiliki pengaruh
siswa yang ditampilkan dalam format elektronik
Fadhillah, Andromeda 180

yang lebih baik dalam pemahaman konseptual METODE PENELITIAN


siswa (Abou Faour dan Ayoubi, 2017). Laborato-
rium virtual disusun atas komponen-komponen Penelitian ini menggunakan jenis
kegiatan eksperimen berbasis inkuiri terbimbing penelitian pengembangan. Model pengembangan
berdasarkan Componens Of The Laboratory In- yang digunakan pada penelitian ini yaitu model
vestigation yaitu : judul, informasi, tujuan prak- pengembangan 4-D (four-D) yang terdiri atas 4
tikum, alat dan bahan, prosedur kerja, prelab, tahap yaitu tahap pendefinisian (define), tahap
pengamatan, aktivitas mikroskopik dan pertan- perancangan (design), tahap pengembangan (de-
yaan postlab (The College Board, 2013). velop) dan tahap penyebaran (disseminate) (Tri-
Kegiatan eksperimen berbasis inkuiri terbimbing anto, 2010). Subjek penelitian terdiri atas tiga
dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar orang dosen kimia, empat orang guru kimia dan
secara mandiri dan menemukan konsep (An- siswa kelas XII SMAS Adabiah 2 Padang.
dromeda, dkk., 2018). Selain itu, kegiatan prak- Tahap pendefinisian (define) tersusun atas
tikum juga dapat meningkatkan hasil belajar serangkaian langkah meliputi analisis ujung de-
siswa secara kognitif (Andromeda, dkk., 2016). pan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep
Laboratorium virtual memungkinkan siswa untuk serta analisis tujuan pembelajaran. Tahap ini ber-
melakukan eksperimen dan kegiatan-kegiatan tujuan untuk menentukan dan mendefinisikan
yang secara nyata tidak dapat terlaksana syarat-syarat yang harus terpenuhi dalam pem-
(Hatherly, 2008). belajaran berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
Berdasarkan hasil observasi yang dil- pada Kurikulum 2013 revisi.
akukan di SMAS Adabiah 2 dan SMAN 15 Pa- Tahap perancangan (design) bertujuan un-
dang diperoleh data bahwa : 1) siswa telah terbi- tuk merancang bahan ajar dalam bentuk e-modul
asa menggunakan bahan ajar dalam bentuk el- berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi laborato-
ektronik, 2) kesulitan yang dialami siswa pada rium virtual berdasarkan materi dan tujuan pem-
materi hidrolisis garam terletak pada pemahaman belajaran yang telah didefinisikan pada tahap
konsep serta masih belajar dengan cara pendefinisian (define). Pada tahap ini e-modul
menghafal, 3) bahan ajar yang digunakan masih dirancang berdasarkan sintak pada model pem-
belum menarik bagi siswa, 4) tidak dapat ter- belajaran inkuiri terbimbing dan sesuai dengan
laksananya kegiatan praktikum selama pembela- komponen-komponen modul berdasarkan
jaran daring. perpaduan Depdiknas (2008) dan Prastowo
Penelitian yang dilakukan terkait dengan (2014).
e-modul berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi Tahap pengembangan (develop) dilakukan
laboratorium virtual adalah penelitian yang dil- untuk mengetahui kevalidan dan kepraktisan
akukan oleh Febriyandi dan Andromeda pada ta- produk sehingga dihasilkan produk yang valid
hun 2019 yang menunjukkan validitas dan dan dan praktis melalui uji validitas dan uji praktikali-
praktikalitas e-modul yang dikembangkan secara tas. Uji validitas dilakukan oleh ahli yang terdiri
berturut-turut memiliki kevalidan sangat tinggi atas dosen kimia dan guru. Indikator yang akan
dengan rata-rata moment kappa 0,87 dan keprak- dinilai oleh ahli meliputi : 1) komponen isi men-
tisan sangat tinggi dengan rata-rata moment cakup kesesuaian dengan KD, kesesuaian dengan
kappa 0,88 pada uji praktikalitas guru dan kebutuhan bahan ajar, kebenaran substansi materi
kepraktisan sangat tinggi dengan rata-rata mo- pembelajaran dan manfaat untuk menambah wa-
ment kappa 0,88 pada uji praktikalitas siswa wasan, 2) komponen kebahasaan mencakup
(Febriyandi dan Andromeda, 2019). keterbacaan, kejelasan informasi, kesesuaian
Berdasarkan penjelasan diatas penulis ter- dengan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa yang
tarik untuk mengembangkan e-modul berbasis efektif, 3) komponen penyajian mencakup kejela-
inkuiri terbimbing terintegrasi laboratorium vir- san tujuan yang akan dicapai, urutan penyajian,
tual pada materi hidrolisis garam. Bahan ajar motivasi dan daya tarik, stimulus dan respon serta
yang dikembangkan diharapkan mampu mem- kelengkapan informasi, 4) komponen kegrafikan
buat siswa belajar secara mandiri sehingga mencakup font, jenis serta ukuran huruf yang
mampu menunjang proses pembelajaran baik digunakan, lay out dan tata letak, ilustrasi, gam-
secara tatap muka maupun jarak jauh/daring. bar dan foto serta desain tampilan.
E-modul yang telah diberikan penilaian
oleh validator kemudian direvisi sesuai dengan
saran-saran validator sehingga dihasilkan e-

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020|Page 179-188


(Validitas dan Praktikalitas E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing…..) 181

modul yang valid dan siap di uji coba pada uji Analisis Ujung Depan
praktikalitas. Uji praktikalitas dilakukan oleh Analisis ujung depan dilakukan untuk
guru kimia dan siswa SMA. Tahap pengem- mengetahui masalah yang dialami oleh guru dan
bangan (develop) bertujuan untuk menghasilkan siswa dalam pembelajaran kimia, khususnya
e-modul yang valid dan praktis. Tahap penyeba- mengenai bahan ajar yang digunakan dan materi
ran (disseminate) tidak dilaksanakan karena hidrolisis garam. Berdasarkan hasil analisis kui-
keterbatasan waktu dan biaya. sioner yang diberikan kepada guru dan siswa
Data yang diperoleh dianalisis dengan ditemukan beberapa masalah yang dialami oleh
menggunakan indeks validitas yang diusulkan guru dan siswa yaitu bahan ajar yang digunakan
oleh Aiken (Kusmaidi dalam Retnawati, 2016). masih belum menarik, materi hidrolisis garam
Angket penilaian uji validitas dan praktikalitas masih dianggap sulit oleh siswa, siswa men-
yang digunakan disusun berdasarkan skala Likert galami kesulitan dalam memahami konsep dan
seperti pada Tabel 1. siswa masih belajar dengan cara mengahafal.
Penyebaran kuisioner dilakukan di SMAN 15 Pa-
Tabel 1. Skala Likert (Retnawati, 2016)
dang dan SMAS Adabiah 2 Padang.
Skala Likert Penilaian
1 Sangat tidak setuju Analisis Siswa
2 Tidak setuju Analisis siswa dilakukan untuk menge-
3 Netral tahui dan memahami karakteristik siswa dalam
4 Setuju proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis
5 Sangat setuju siswa diketahui bahwa model pembelajaran
inkuiri terbimbing dapat diterapkan kedalam e-
Data hasil uji validitas dan praktikalitas modul untuk membantu siswa menemukan kon-
yang diperoleh dianalisis dengan indeks validitas sep. Selain itu, siswa cenderung menyukai bahan
butir indeks Aiken’s V (V) dirumuskan sebagai ajar yang terdapat animasi, gambar, video dan au-
berikut : dio dan dengan tampilan yang menarik.
Σ𝑠
V= Analisis Tugas
n( c − 1 ) Analisis tugas dilakukan untuk menen-
𝑠 = 𝑟 − 𝑙0 tukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dengan cara menganalisis Kompetensi Dasar
Keterangan: (KD) 3.11 kelas XI pada kurikulum 2013 revisi.
V = Indeks kesepakatan rater
l0 = Angka penilaian validitas yang terendah (da- Analisis Konsep
lam hal ini = 1) Analisis konsep dilakukan untuk menen-
c = Angka penilaian validitas yang tertinggi (da- tukan konsep pokok yang dibutuhkan pada materi
lam hal ini = 5) hidrolisis garam dengan cara mengidentifikasi
r = Angka yang diberikan oleh seorang penilai konsep pokok yang diajarkan dan menyusunnya
n = Jumlah rater kedalam bentuk peta konsep.
Tabel 2. Keputusan Berdasarkan Indeks
Aiken’s V (V) (Retnawati, 2016) Analisis Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis kompetensi da-
Interval Kategori sar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi
≤ 0,4 Kurang (IPK), maka dapat dirumuskan tujuan pembelaja-
0,4 < V ≤ 0,8 Sedang ran yang akan dicapai selama proses pembelaja-
0,8 < V Valid ran.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Perancangan (Design)

Tahap Pendefinisian (Define)

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020| Page 179-188


Fadhillah, Andromeda 182

Pada tahap perancangan dilakukan penyaj-


ian e-modul hidrolisis garam berbasis inkuiri ter-
bimbing terintegrasi laboratorium virtual ber-
dasarkan hasil analisis pada tahap pendefinisian
(define). E-modul ini disusun atas komponen-
komponen e-modul yang terdiri atas : cover, pe-
tunjuk penggunaan, kompetensi yang akan di-
capai, lembar kegiatan, lembar kerja, lembar
evaluasi, kunci jawaban dan daftar pustaka, e-
modul dirancang berdasarkan siklus pembelaja-
ran inkuiri terbimbing. Perancangan e-modul
menggunakan beberapa Software diantaranya : Gambar 2. Tampilan E-Modul pada Tahap
Microsoft Word 2010, Microsoft Publisher 2010, Eksplorasi dan Pembentukan Konsep
Unity3D, Microsoft PowerPoint 2010, Paint 3D,
Adobe PhotShop dan Flip PDF Professional.
Aplikasi Microsoft Word 2010 digunakan
untuk menyusun draft awal komponen-kompo-
nen penyusun e-modul yang kemudian disunting
dengan menggunakan Microsoft Publisher 2010.
Aplikasi Flip PDF Professional digunakan untuk
mengubah tampilan e-modul kedalam bentuk
digital sehingga tidak hanya memuat gambar dan
teks saja namun dapat memuat video, animasi,
serta siswa dapat menjawab pertanyaan pada
modul secara langsung. Aplikasi Microsoft Pow-
erPoint 2010 dan Paint 3D digunakan untuk
membuat animasi pada e-modul. Aplikasi Gambar 3. Tampilan Lembar Kerja pada
Unity3D dan Adobe Photoshop digunakan untuk E-Modul Tahap Aplikasi
membuat simulasi percobaan pada laboratorium
virtual. Adapun tampilan rancangan e-modul
dapat dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3 serta
rancangan laboratorium virtual dapat dilihat pada
Gambar 4, 5, 6 dan 7 berikut ini.

Gambar 4. Tampilan Judul dan Cover


Laboratorium Virtual

Gambar 1. Tampilan E-Modul pada Tahap


Orientasi

Gambar 5. Tampilan Alat dan Bahan


Laboratorium Virtual

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020|Page 179-188


(Validitas dan Praktikalitas E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing…..) 183

dikembangkan telah disusun berdasarkan Kom-


petensi Dasar 3.11 dan 4.11 kelas XI Kurikulum
2013 revisi. Penggunaan e-modul akan mudah
dilaksanakan jika telah memuat implementasi
dari Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian
Kompetensi sera Tujuan Pembelajaran yang ha-
rus akan dicapai oleh peserta didik (Depdiknas,
2008). Rata-rata indeks Aiken’s V (V) yang di-
peroleh sebesar 0,84 dengan kategori kevalidan
Gambar 6. Tampilan Simulasi Percobaan tinggi.
Laboratorium Virtual Perolehan rata-rata indeks Aiken’s V (V)
penilaian komponen penyajian e-modul yaitu
sebesar 0,84 dengan kategori kevalidan tinggi. E-
modul hidrolisis garam berbasis inkuiri terbimb-
ing terintegrasi laboratorium virtual yang dikem-
bangkan telah disusun berdasarkan sintak pada
model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu : 1)
orientasi, pada tahap ini siswa dipersiapkan untuk
memulai pembelajaran yaitu dengan pemberian
motivasi, rasa ingin tahu dan melakukan persepsi,
2) eksplorasi dan pembentukan konsep, pada
tahap ini siswa menganalisis model atau infor-
Gambar 7. Tampilan Pertanyaan Post-Lab masi yang diberikan serta siswa dipandu secara
Laboratorium Virtual efektif untuk menemukan konsep melalui pertan-
yaan kunci/pertanyaan kritis, 3) aplikasi, pada
Tahap Pengembangan (Develop) tahap ini siswa dapat mengaplikasikan konsep-
Uji validitas konsep yang telah dipahami dengan mengerjakan
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang berhubungan dengan masalah
penilaian dari rancangan produk atau bahan ajar yang dianalisis sebelumnya, 4) penutup, pada
yang dilakukan oleh ahli. Aspek penilaian pada tahap ini siswa melaporkan hasil yang ditemukan
uji validitas terdiri atas empat komponen, yaitu selama pembelajaran (Hanson, 2005). Pada tiap
komponen isi, komponen kebahasaan, komponen tahapan tersebut terdapat berbagai komponen
penyajian, dan komponen kegrafikan yang dapat menarik perhatian siswa seperti gam-
(Depdiknas, 2008). Penilaian e-modul hidrolisis bar, video dan animasi serta materi-materi penun-
garam berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi la- jang yang disajikan sehingga siswa mampu me-
boratorium virtual dilakukan oleh enam orang mahami materi dan menarik kesimpulan dari apa
ahli yaitu 3 dosen kimia dan 3 guru kimia. Ber- yang telah dipelajarinya. Soal-soal yang disajikan
dasarkan hasil analisis data penilaian e-modul dalam e-modul telah disusun berdasarkan indi-
menggunakan indeks Aiken’s V (V) diperoleh kator dan tujuan pembelajaran. Selain itu siswa
hasil uji validitas yang terlihat seperti pada Tabel juga bisa mengukur sejauh mana pemahaman
4. materi oleh siswa melalui feedback pada soal-
Tabel 3. Hasil Analisis Data Uji Validitas soal pada lembar kerja dan lembar evaluasi.
Komponen kebahasaan memiliki rata-rata
Aspek yang indeks Aiken’s V (V) sebesar 0,79 dengan kate-
V Kategori
dinilai gori kevalidan sedang. E-modul yang dikem-
Kelayakan Isi 0,84 Tinggi bangkan telah komunikatif, bahasa yang
Penyajian 0,84 Tinggi digunakan jelas serta konsisten dalam
Kebahasaan 0,79 Sedang penggunaan simbol atau lambang. Penggunaan
bahasa telah sesuai dengan kaidah Bahasa Indo-
Kegrafikan 0,83 Tinggi
nesia sehingga siswa tidak mengalami kerancuan
Keterangan V = Indeks Aiken’s V
saat menggunakan e-modul. Bahasa yang
Berdasarkan hasil analisis data penilaian digunakan pada e-modul sebaiknya merupakan
komponen isi oleh validator, e-modul yang kalimat yang sederhana dan efektif. Susunan ka-

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020| Page 179-188


Fadhillah, Andromeda 184

limat pada e-modul harus tepat sehingga mem- pertanyaan pada pertanyaan kunci dengan pertan-
bentuk kalimat yang komunikatif dan akrab bagi yaan yang lebih mudah dimengerti, 2) memper-
siswa. Penggunaan bahasa yang komunikatif baiki informasi pada tahap eksplorasi dan pem-
dapat mempengaruhi minat siswa dalam belajar bentukan konsep dengan informasi yang lebih
(Hamdani, 2011). E-Modul yang baik hendaknya relevan, 3) memperbaiki tampilan e-modul sep-
bersifat user friendly (Depdiknas, 2008) dimana erti warna latar belakang dan ukuran huruf pada
bahasa yang digunakan sederhana, jelas, persamaan kimia, 4) mengganti jenis pertanyaan
menggunakan istilah umum serta mudah di- pada laboratorium virtual untuk menghindari er-
mengerti (Daryanto, 2014). ror dan 5) menambah pertanyaan pada lembar
Komponen kegrafikan memperoleh rata- evaluasi dengan pertanyaan dalam bentuk essay.
rata indeks Aiken’s V (V) sebesar 0,83 dengan
Tabel 4. Perubahan E-Modul Setelah Revisi
kategori kevalidan tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa gambar, jenis dan ukuran huruf pada e- N0. Komponen Sebelum revisi Setelah revisi
modul dapat diamati dengan jelas, serta tata letak 1. Penyajian Infromasi yang Informasi yang
(lay out) dan desain tampilan e-modul menarik diberikan belum diperdalam diberi-
sehingga e-modul yang dikembangkan dapat ber- menstimulus kan lebih
sahabat baik dengan peserta didik dan dapat siswa
Pertanyaan dalam Pertanyaan dalam
membantu peserta didik memecahkan masalah. bentuk isian bentuk pilihan
Penggunaan penyajian tampilan secara grafis ganda
dapat membantu dalam memecahkan masalah Pertanyaan kunci Mengintegrasikan
(Soon, 2005). Penggunaan jenis dan ukuran huruf tersimpan di pertanyaan kunci
yang konsisten juga dapat mempengaruhi kenya- penyimpanan lo- ke internet
kal komputer
manan siswa dalam menggunakan e-modul. Daya Lembar evaluasi Menambah 5 soal
tarik siswa terhadap e-modul juga akan muncul terdiri dari 25 soal essay pada lembar
jika tata letak dan desain yang digunakan menarik pilihan ganda evaluasi
disertai dengan adanya unsur audio beserta ani- Bahasa yang
Pertanyaan kunci
digunakan pada
masi, hal ini juga akan meningkatkan motivasi, 2. Kebahasaan masih sulit dipa-
pertanyaan kunci
minat dan kreativitas peserta didik (Hamdani, hami
disesuaikan
2011). kaidah basaha in-
Secara keseluruhan rata-rata indeks Ai- donesia yang
ken’s V (V) dari penilaian masing-masing kom- benar
Mengganti ukuran
ponen e-modul hidrolisis garam berbasis inkuiri Rumus-rumus dan
huruf sehingga
terbimbing terintegrasi laboratorium virtual sebe- 3. Kegrafisan persamaan kimia
lebih mudah dia-
sulit diamati
sar 0,83 dengan kategori kevalidan tinggi. Hal ini mati
menunjukkan bahwa e-modul hidrolisis garam
yang dikembangkan telah valid dari segi isi mau- Uji Praktikalitas
pun konstruk. Kevalidan bahan ajar dapat dilihat Uji praktikalitas dilakukan untuk menge-
jika bahan ajar tersebut telah sesuai dengan indi- tahui bagaimana keterpakaian produk yang
kator pada validitas isi dan validitas konstruk dikembangkan dilapangan. Uji praktikalitas dil-
(Sudijono, 2011). akukan oleh guru kimia SMAS Adabiah 2 Pa-
E-modul yang telah divalidasi oleh valida- dang dan 15 orang siswa SMAS Adabiah 2 Pa-
tor kemudian dilakukan beberapa perbaikan ber- dang. Uji praktikalitas dilakukan dengan dua
dasarkan saran dari validator untuk menunjang metode yaitu secara offline pada uji praktikalitas
kesempurnaan e-modul. guru dan secara online pada uji praktikalitas
siswa melalui google form. Guru kimia dan siswa
Revisi diminta untuk mengisi angket praktikalitas yang
Tahap revisi dilakukan untuk memperbaiki berkaitan dengan kemudahan penggunaan e-
bagian e-modul hidrolisis garam berbasis inkuiri modul, kebahasaan e-modul, efisiensi waktu
terbimbing terintegrasi laboratorium virtual yang belajar menggunakan e-modul dan manfaat
dianggap masih harus dilakukan perbaikan oleh menggunakan e-modul, serta siswa diminta untuk
validator sebelum e-modul di uji coba pada tahap mengerjakan soal-soal yang terdapat pada e-
uji praktikalitas. Beberapa poin-poin perbaikan e- modul. Hasil uji praktikalitas oleh guru dan siswa
modul oleh validator adalah : 1) memperbaiki SMAS Adabiah 2 Padang dapat dilihat pada
Tabel 5 dan 6.

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020|Page 179-188


(Validitas dan Praktikalitas E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing…..) 185

Tabel 5. Hasi Analisis Data Uji Praktikalitas meningkatkan efektifitas dan fleksibilatas pem-
Guru belajaran (Suasarna dan Mahayukti, 2013) serta
penggunaan laboratorium virtual dapat
Aspek yang
V Kategori menghemat waktu karena lebih efisien (Saleh,
dinilai
dkk., 2009).
Kemudahan
0,81 Tinggi Kegrafikan e-modul memperoleh rata-rata
penggunaan
indeks Aiken’s V (V) uji praktikalitas guru dan
Kebahasaan 0,81 Tinggi siswa sebesar 0,83 dan 0,84 dengan kategori
Efisiensi waktu 0,81 Tinggi kepraktisan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
Kegrafikan 0,83 Tinggi tampilan e-modul secara keseluruhan menarik
Manfaat 0,81 Tinggi bagi siswa sehingga dapat menarik minat siswa
Tabel 6. Hasi Analisis Data Uji Praktikalitas untuk belajar.
Siswa SMAS Adabiah 2 Padang Manfaat e-modul memperoleh rata-rata in-
deks Aiken’s V (V) uji praktikalitas guru dan
Aspek yang siswa sebesar 0,81 dan 0,79 dengan kategori
V Kategori
dinilai kepraktisan tinggi dan sedang. Hal ini menunjuk-
Kemudahan kan bahwa e-modul dapat membantu siswa me-
0,81 Tinggi
penggunaan mahami konsep dengan baik dan belajar
Kebahasaan 0,83 Tinggi menemukan konsep sendiri. E-modul merupakan
Efisiensi waktu 0,82 Tinggi bentuk peng-implementasian sumber belajar
Kegrafikan 0,84 Tinggi mandiri sehingga dapat meningkatkan kompe-
Manfaat 0,79 Sedang tensi atau pemahaman siswa secara koginitif
Keterangan V = Indeks Aiken’s V (V) (Sugianto, dkk., 2013).
Berdasarkan hasil analisis data uji prak- Analisis E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing
tikalitas menggunakan indeks Aiken’s V (V) e- Terintegrasi Laboratorium Virtual
modul yang dikembangkan telah praktis dengan E-Modul hidrolisis garam ini
kategori kepraktisan tinggi baik dari uji prak- menggunakan siklus/sintak pada model pembela-
tikalitas guru maupun uji praktikalitas siswa. jaran inkuiri terbimbing yang terintegrasi dengan
Perolehan rata-rata indeks Aiken’s V (V) uji prak- laboratorium virtual untuk meningkatkan minat
tikalitas guru dan siswa secara berturut-turut belajar siswa. Penerapan laboratorium virtual
yaitu sebesar 0,81 dan 0,82 dengan kategori mampu membuat peserta didik aktif dalam pem-
kepraktisan tinggi. belajaran karena tampilan simulasi laboratorium
E-modul harus tersusun atas susunan yang virtual yang menarik dan mudah digunakan dapat
sistematis sehingga dapat memenuhi kriteria self menarik minat siswa (Swandi, dkk., 2014).
instructional yaitu meliputi tujuan pembelajaran E-modul yang disusun berdasarkan sintak
yang jelas, memuat contoh dan ilustrasi yang pada model pembelajaran inkuiri terbimbing ini
mendukung kejelasan materi, menggunakan ba- terdiri atas tahap orientasi, eksplorasi dan pem-
hasa yang komunikatif, dan siswa dapat bentukan konsep, aplikasi serta penutup (Hanson,
melakukan penilaian sendri (self assesment) dan 2005). Pada tahap orientasi siswa diberikan gam-
terdapat umpan balik atas penilaian siswa (Dar- baran mengenai materi yang akan dipelajari,
yanto, 2014). Berdasarkan hasil analisis penilaian didalamnya terdapat Indikator Pencapaian Kom-
komponen kemudahan penggunaan dan keba- petensi (IPK) yang harus dicapai siswa, materi
hasaan, e-modul yang dikembangkan telah me- pendukung, serta materi yang harus dipahami
menuhi kriteria-kriteria tersebut dengan siswa sebelum melanjutkan ketahap berikutnya
perolehan indeks Aiken’s V (V) oleh guru sebesar yaitu tahap eksplorasi dan pembentukan konsep.
0,81 dan 0,81 dengan kategori kepraktisan tinggi Tahap eksploasi dan pembentukan konsep
serta perolehan indeks Aiken’s V (V) oleh siswa tersusun atas model dan informasi serta pertan-
sebesar 0,81 dan 0,83 dengan kategori keprakti- yaan kunci. Model atau informasi dapat berupa
san tinggi. diagram, grafik, tabel data, persamaan, eksperi-
Efisiensi waktu pembelajaran memperoleh men, laboratorium atau kombinasi lainnya (Han-
rata-rata indeks Aiken’s V (V) praktikalitas guru son, 2005). Pada e-modul ini model-model yang
dan siswa sebesar 0,81 dan 0,82 dengan kategori digunakan berupa animasi, laboratorium virtual,
kepraktisan tinggi. Penggunaan e-modul dapat dan persamaan. Selanjutnya setiap konsep yang

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020| Page 179-188


Fadhillah, Andromeda 186

terdapat pada model-model tersebut dipandu pembentukan. Hasil analisis jawaban siswa ter-
dengan pertanyaan kunci/pertanyaan kritis (crti- hadap pertanyaan pada lembar kerja pada e-
cal thinking question) (Hanson, 2006). Berdasar- modul diperoleh bahwa siswa telah mampu men-
kan hasil analisis jawaban siswa pada e-modul jawab pertanyaan pada lembar kerja sebesar
siswa mampu menjawab pertanyaan pada pertan- 94,8% dan pertanyaan pada lembar evaluasi
yaan kunci dengan persentase 90%. Hal ini be- sebesar 90%.
rarti siswa telah mampu mengeksplorasi konsep Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa
pada model-model yang diberikan dipandu yang dapat dilihat pada Gambar 7, secara kese-
dengan pertanyaan kunci. luruhan e-modul hidrolisis garam berbasis inkuiri
Laboratorium virtual yang termasuk terbimbing terintegrasi laboratorium virtual yang
keadalam tahap eksplorasi dan pembentukan dihasilkan dapat meningkatkan minat belajar
konsep tersusun pertanyaan pre-lab, prosedur siswa dalam belajar secara mandiri dan
kerja, alat dan bahan, simulasi atau pengamatan, menemukan konsep. Hal ini sesuai dengan pen-
serta pertanyaan post-lab. Penggunaan laborato- dapat Sugianto, dkk. (2013) yang menyatakan
rium virtual dapat memotivasi siswa untuk bela- bahwa e-modul dapat diimplementasikan sebagai
jar pelajaran kimia sesuai dengan penelitian yang sumber belajar mandiri yang dapat membantu
dilakukan oleh Sumargo dan Yuanita (2014) siswa dalam meningkatkan kompetensi atau
yang melaporkan bahwa penggunaan laborato- pemahaman secara kognitif yang dimilikinya.
rium virtual dapat memotivasi siswa dalam bela-
jar serta memudahkan siswa dalam me- 96%
nyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran dengan menggunakan labor- 94%
atorium virtual memudahkan peserta didik dalam 92% Pertanyaan Kunci

memahami materi, dan kegiatan praktikum dapat 90% Lembar Kerja


diulang sesuai kebutuhan peserta didik tanpa Lembar Evaluasi
menghabiskan banyak bahan yang akan 88%
digunakan dalam kegiatan praktikum. Tatli & 86%
Ayas (2010) menyatakan bahwa laboratorium Rata-rata

virtual merupakan media alternatif untuk


melakukan kegiatan praktikum secara mandiri. Gambar 8. Hasil Analisis Jawaban Siswa
Penggunaan laboratorium virtual dapat mening-
katkan pemahaman peserta didik terhadap materi KESIMPULAN
yang disampaikan (Scheckler, 2003). Adanya la-
boratorium virtual dimaksudkan untuk me- Berdasarkan penelitian yang telah dil-
nanamkan konsep yang meliputi persiapan dalam akukan dapat disimpulkan bahwa e-modul hi-
kegiatan praktikum yang akan dilakukan, tampi- drolisis garam berbasis inkuiri terbimbing terin-
lan laboratorium virtual untuk memvisualisasi- tegrasi laboratorium virtual untuk kelas XI
kan materi yang bersifat abstrak, dan evaluasi SMA/MA dengan model pengembangan 4-D
yang dihasilkan telah valid dan praktis.
proses pembelajaran yang dilakukan (Putri, dkk.,
2013).
Pengamatan yang melibatkan teknologi DAFTAR PUSTAKA
akan meningkatkan keterampilan berpikir siswa
sehingga membentuk pola pikir yang lebih baik. Abou Faour, M., & Ayoubi, Z. (2017). The effect
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh of using virtual laboratory on grade 10 stu-
Kinnon (dalam Muderawan, 2011) yang menya- dents’ conceptual understanding and their
takan bahwa teknologi akan membantu mengem- attitudes towards physics. Journal Of Edu-
bangkan semua jenis keterampilan berpikir mulai cation In Science Environment And
dari tingkat yang paling mendasar hingga tingkat HEALTH, 4(1), 54-68.
keterampilan berpikir kritis. Andromeda, A., Bahrizal, B., & Ardina, Z.
Tahap aplikasi memberikan kesempatan (2016). Efektifitas Kegiatan Praktikum
kepada siswa untuk mengukur pemahaman siswa Terintegrasi dalam Pembelajaran pada
mengenai materi dan konsep yang sebelumnya Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI
telah dieksplorasi pada tahap ekspolorasi dan SMA/MA. EKSAKTA, 1, 45-51.

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020|Page 179-188


(Validitas dan Praktikalitas E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing…..) 187

Andromeda, A., Lufri, L., Festiyed, F., Ellizar, Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Ba-
E., Iryani, I., Guspatni, G., & Fitri, L. han Ajar Tematik. Jakarta: Kencana
(2018). Validity And Practicality of Putri, A., Syakbaniah, & Yulkifli. (2013).
Experiment Integrated Guided Inquiry- Pengembangan virtual laboratory pada
Based Module on Topic of Colloidal materi kinematika dengan analisis
Chemistry for Senior High School vektor dalam pembelajaran fisika kelas
Learning. IOP Conference Series: XI SMA. Pillar of Physics Education,
Materials Science and Engineering, 335 1
Budiarti, S., Nuswowati, M., Cahyono, E. (2016).
Guided Inquiry Berbantuan E-Modul Retnawati, H. (2016). Analisis Kuantitatif
untuk Meningkatkan Keterampilan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Berpikir Kritis. Journal of Innovative Parama Publishing.
Science Education, 5(2)
Daryanto. (2014). Pengembangan Perangkat Saleh, K. F., Mohamed, A. M., & Madkour, H.
Pembelajaran. Yogyakarta: PT Gava Me- (2009). Developing virtual laboratories en-
dia. vironments for engineering education. In-
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Ba- ternational Journal of Arts and Sciences,
han Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan 3(1)
nasional. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran
Febriyandi, F., & Andromeda, A. (2019). Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Pengembangan E-Modul Berbasis Inkuiri Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Terbimbing Terintegrasi Laboratorium Scheckler, R. K. (2003). Virtual Labs: A
Virtual Pada Materi Sistem Koloid Kelas Subtitute for Traditional Labs?. In-
XI SMA/MA. Edukimia, 1(3), 24-30. ternational Journal Developmental
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar.
Biology, 47(2)
Bandung : CV Pustaka
Soon, Chong J.L. (2005). The Development and
Hanson, D. M. (2005). Designing process-ori-
ented guided-inquiry activities. Faculty Evaluation of an E-Module for Pneumatics
Technology. Journal of Instructional
Guidebook-A Comprehensive Tool for
Improving Faculty Performance. 2nd ed. Technology (MOJIT), 2(3)
Suasarna dan Mahayukti. (2013). Pengembangan
Pacific Crest.
Hatherly, P. A. The Virtual Laboratory And E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah
untuk Meningkatkan Keterampilan
Interactivescreen Experiments.
Berpikir Kritis Mahasiswa . Jurnal
http://web.phys.ksu.edu/ diakses tanggal
20 Maret 2020 Pendidikan Indonesia, 2(2)
Sudjiono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pen-
Kemendikbud. (2020). Panduan
didikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Penyelenggaraan Pembelajaran pada
Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru Sugianto, D., Abdullah, A.G., Elvayanti, S., Mu-
ladi, Y. (2013). Modul Virtual: Multime-
di Masa Covid-19. www.kemdikbud.go.id
dia Flipbook Dasar Teknik Digital. Jurnal
diakses 8 Agustus 2020
INVOTEC, 9(2)
Muderawan, I.W. (2011). “Perkembangan
Sumargo, Eko dan Yuanita, Leny. (2014).
Teknologi Informasi dan Komu-
Penerapan Media Laboratorium
nikasi dan Aplikasinya dalam Pem-
Virtual (PhET) pada Materi Laju
belajaran”. Makalah disajikan da-
Reaksi dengan Model Pengajaran
lam Seminar Nasional Optimalisasi
Langsung. Unesa Journal of Chem-
Pemanfaatan Aplikasi IT dalam
ical Education, 3(1)
Dunia Pendidikan. Jurusan Pendidi-
Swandi, A., Hidayah, S. N., & Irsan, L.
kan Teknik Informatika. Singaraja
(2014). Pengembangan Media
Oidov, L., Tortogtokh, U., & Purevdagva, E.
(2012). Virtual laboratory for physics Pembelajaran Laboratorium Virtual
teaching. In International Conference on untuk Mengatasi Miskonsepsi pada
Management and Education Innovatio, Materi Fisika Inti di SMAN 1
IPEDR (Vol. 37, pp. 319-323).

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020| Page 179-188


Fadhillah, Andromeda 188

Binamu Jeneponto. Jurnal Fisika


Indonesia, 52(18)
Tatli, Z., & Ayas, A. (2010). Virtual Labor-
atory Applications In Chemistry
Education. Procedia Social and Be-
havioral Sciences, 938
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu.
Jakarta: Bumi Aksara
World Health Organization. (2020) . Timeline:
WHO's COVID-19 response.
https://www.who.int/ Diakses 8 Agustus
2020

JEP| Volume 4| Nomor 2|November 2020|Page 179-188

You might also like