Professional Documents
Culture Documents
Validitas Dan Praktikalitas E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Laboratorium Virtual Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI SMA/MA
Validitas Dan Praktikalitas E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Laboratorium Virtual Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI SMA/MA
e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol4-iss2/516
Fadhillah 1) Andromeda1)*
1)
Prodi Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Padang
Keterangan Penulis2)
*andromedasaidir@yahoo.com
ABSTRACT
This study aims to produce a salt hydrolysis e-module which is based on guided inquiry learning
model and integrated with virtual laboratories and reveal the validity and practicality of e-modules.
The type of this research is Reasearch and Development (R&D), the method used in this research is
development model by using 4-D design. They are define, design, develop and disseminate. This re-
search was limited to the stage of development, the validity and practicality test. The data collection
instrument were observation, validity and practicality questionnaires. The e-module was validated by 6
experts, consisting of 3 chemistry lectures of FMIPA UNP and 3 chemistry teachers while test was
carried out by 2 chemistry teachers and 15 XII grade students of MIPA SMAS Adabiah 2 Padang. Data
form validity and practicality test were analyzed using Aiken’s V technique. Based on the results of the
study, it was found that average Aiken’s V index (V) of validity test was 0,83 with high validity category,
the average Aiken’s V index (V) of teachers practicality test was 0,81 with high practicality category
and the average Aiken’s V index (V) of students practicality was 0,82 with high practicality category.
The results of the analysis of students answer on e-modules were obtained on average 90% on key
questions, 94.8% on worksheets and 90% on evaluation sheets. Based on the results of the study it can
be concluded that e-modules based on guided inquiry learning model and integrated with virtual labor-
atories on salt hydrolysis topic was valid and practical for chemistry learning in high school.
Keywords : E-Module, Guided Inquiry Learning, Virtual Laboratory, Salt Hydrolysis, Research and Develop-
ment (R&D)
This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduc-
tion in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.
modul yang valid dan siap di uji coba pada uji Analisis Ujung Depan
praktikalitas. Uji praktikalitas dilakukan oleh Analisis ujung depan dilakukan untuk
guru kimia dan siswa SMA. Tahap pengem- mengetahui masalah yang dialami oleh guru dan
bangan (develop) bertujuan untuk menghasilkan siswa dalam pembelajaran kimia, khususnya
e-modul yang valid dan praktis. Tahap penyeba- mengenai bahan ajar yang digunakan dan materi
ran (disseminate) tidak dilaksanakan karena hidrolisis garam. Berdasarkan hasil analisis kui-
keterbatasan waktu dan biaya. sioner yang diberikan kepada guru dan siswa
Data yang diperoleh dianalisis dengan ditemukan beberapa masalah yang dialami oleh
menggunakan indeks validitas yang diusulkan guru dan siswa yaitu bahan ajar yang digunakan
oleh Aiken (Kusmaidi dalam Retnawati, 2016). masih belum menarik, materi hidrolisis garam
Angket penilaian uji validitas dan praktikalitas masih dianggap sulit oleh siswa, siswa men-
yang digunakan disusun berdasarkan skala Likert galami kesulitan dalam memahami konsep dan
seperti pada Tabel 1. siswa masih belajar dengan cara mengahafal.
Penyebaran kuisioner dilakukan di SMAN 15 Pa-
Tabel 1. Skala Likert (Retnawati, 2016)
dang dan SMAS Adabiah 2 Padang.
Skala Likert Penilaian
1 Sangat tidak setuju Analisis Siswa
2 Tidak setuju Analisis siswa dilakukan untuk menge-
3 Netral tahui dan memahami karakteristik siswa dalam
4 Setuju proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis
5 Sangat setuju siswa diketahui bahwa model pembelajaran
inkuiri terbimbing dapat diterapkan kedalam e-
Data hasil uji validitas dan praktikalitas modul untuk membantu siswa menemukan kon-
yang diperoleh dianalisis dengan indeks validitas sep. Selain itu, siswa cenderung menyukai bahan
butir indeks Aiken’s V (V) dirumuskan sebagai ajar yang terdapat animasi, gambar, video dan au-
berikut : dio dan dengan tampilan yang menarik.
Σ𝑠
V= Analisis Tugas
n( c − 1 ) Analisis tugas dilakukan untuk menen-
𝑠 = 𝑟 − 𝑙0 tukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dengan cara menganalisis Kompetensi Dasar
Keterangan: (KD) 3.11 kelas XI pada kurikulum 2013 revisi.
V = Indeks kesepakatan rater
l0 = Angka penilaian validitas yang terendah (da- Analisis Konsep
lam hal ini = 1) Analisis konsep dilakukan untuk menen-
c = Angka penilaian validitas yang tertinggi (da- tukan konsep pokok yang dibutuhkan pada materi
lam hal ini = 5) hidrolisis garam dengan cara mengidentifikasi
r = Angka yang diberikan oleh seorang penilai konsep pokok yang diajarkan dan menyusunnya
n = Jumlah rater kedalam bentuk peta konsep.
Tabel 2. Keputusan Berdasarkan Indeks
Aiken’s V (V) (Retnawati, 2016) Analisis Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis kompetensi da-
Interval Kategori sar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi
≤ 0,4 Kurang (IPK), maka dapat dirumuskan tujuan pembelaja-
0,4 < V ≤ 0,8 Sedang ran yang akan dicapai selama proses pembelaja-
0,8 < V Valid ran.
limat pada e-modul harus tepat sehingga mem- pertanyaan pada pertanyaan kunci dengan pertan-
bentuk kalimat yang komunikatif dan akrab bagi yaan yang lebih mudah dimengerti, 2) memper-
siswa. Penggunaan bahasa yang komunikatif baiki informasi pada tahap eksplorasi dan pem-
dapat mempengaruhi minat siswa dalam belajar bentukan konsep dengan informasi yang lebih
(Hamdani, 2011). E-Modul yang baik hendaknya relevan, 3) memperbaiki tampilan e-modul sep-
bersifat user friendly (Depdiknas, 2008) dimana erti warna latar belakang dan ukuran huruf pada
bahasa yang digunakan sederhana, jelas, persamaan kimia, 4) mengganti jenis pertanyaan
menggunakan istilah umum serta mudah di- pada laboratorium virtual untuk menghindari er-
mengerti (Daryanto, 2014). ror dan 5) menambah pertanyaan pada lembar
Komponen kegrafikan memperoleh rata- evaluasi dengan pertanyaan dalam bentuk essay.
rata indeks Aiken’s V (V) sebesar 0,83 dengan
Tabel 4. Perubahan E-Modul Setelah Revisi
kategori kevalidan tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa gambar, jenis dan ukuran huruf pada e- N0. Komponen Sebelum revisi Setelah revisi
modul dapat diamati dengan jelas, serta tata letak 1. Penyajian Infromasi yang Informasi yang
(lay out) dan desain tampilan e-modul menarik diberikan belum diperdalam diberi-
sehingga e-modul yang dikembangkan dapat ber- menstimulus kan lebih
sahabat baik dengan peserta didik dan dapat siswa
Pertanyaan dalam Pertanyaan dalam
membantu peserta didik memecahkan masalah. bentuk isian bentuk pilihan
Penggunaan penyajian tampilan secara grafis ganda
dapat membantu dalam memecahkan masalah Pertanyaan kunci Mengintegrasikan
(Soon, 2005). Penggunaan jenis dan ukuran huruf tersimpan di pertanyaan kunci
yang konsisten juga dapat mempengaruhi kenya- penyimpanan lo- ke internet
kal komputer
manan siswa dalam menggunakan e-modul. Daya Lembar evaluasi Menambah 5 soal
tarik siswa terhadap e-modul juga akan muncul terdiri dari 25 soal essay pada lembar
jika tata letak dan desain yang digunakan menarik pilihan ganda evaluasi
disertai dengan adanya unsur audio beserta ani- Bahasa yang
Pertanyaan kunci
digunakan pada
masi, hal ini juga akan meningkatkan motivasi, 2. Kebahasaan masih sulit dipa-
pertanyaan kunci
minat dan kreativitas peserta didik (Hamdani, hami
disesuaikan
2011). kaidah basaha in-
Secara keseluruhan rata-rata indeks Ai- donesia yang
ken’s V (V) dari penilaian masing-masing kom- benar
Mengganti ukuran
ponen e-modul hidrolisis garam berbasis inkuiri Rumus-rumus dan
huruf sehingga
terbimbing terintegrasi laboratorium virtual sebe- 3. Kegrafisan persamaan kimia
lebih mudah dia-
sulit diamati
sar 0,83 dengan kategori kevalidan tinggi. Hal ini mati
menunjukkan bahwa e-modul hidrolisis garam
yang dikembangkan telah valid dari segi isi mau- Uji Praktikalitas
pun konstruk. Kevalidan bahan ajar dapat dilihat Uji praktikalitas dilakukan untuk menge-
jika bahan ajar tersebut telah sesuai dengan indi- tahui bagaimana keterpakaian produk yang
kator pada validitas isi dan validitas konstruk dikembangkan dilapangan. Uji praktikalitas dil-
(Sudijono, 2011). akukan oleh guru kimia SMAS Adabiah 2 Pa-
E-modul yang telah divalidasi oleh valida- dang dan 15 orang siswa SMAS Adabiah 2 Pa-
tor kemudian dilakukan beberapa perbaikan ber- dang. Uji praktikalitas dilakukan dengan dua
dasarkan saran dari validator untuk menunjang metode yaitu secara offline pada uji praktikalitas
kesempurnaan e-modul. guru dan secara online pada uji praktikalitas
siswa melalui google form. Guru kimia dan siswa
Revisi diminta untuk mengisi angket praktikalitas yang
Tahap revisi dilakukan untuk memperbaiki berkaitan dengan kemudahan penggunaan e-
bagian e-modul hidrolisis garam berbasis inkuiri modul, kebahasaan e-modul, efisiensi waktu
terbimbing terintegrasi laboratorium virtual yang belajar menggunakan e-modul dan manfaat
dianggap masih harus dilakukan perbaikan oleh menggunakan e-modul, serta siswa diminta untuk
validator sebelum e-modul di uji coba pada tahap mengerjakan soal-soal yang terdapat pada e-
uji praktikalitas. Beberapa poin-poin perbaikan e- modul. Hasil uji praktikalitas oleh guru dan siswa
modul oleh validator adalah : 1) memperbaiki SMAS Adabiah 2 Padang dapat dilihat pada
Tabel 5 dan 6.
Tabel 5. Hasi Analisis Data Uji Praktikalitas meningkatkan efektifitas dan fleksibilatas pem-
Guru belajaran (Suasarna dan Mahayukti, 2013) serta
penggunaan laboratorium virtual dapat
Aspek yang
V Kategori menghemat waktu karena lebih efisien (Saleh,
dinilai
dkk., 2009).
Kemudahan
0,81 Tinggi Kegrafikan e-modul memperoleh rata-rata
penggunaan
indeks Aiken’s V (V) uji praktikalitas guru dan
Kebahasaan 0,81 Tinggi siswa sebesar 0,83 dan 0,84 dengan kategori
Efisiensi waktu 0,81 Tinggi kepraktisan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
Kegrafikan 0,83 Tinggi tampilan e-modul secara keseluruhan menarik
Manfaat 0,81 Tinggi bagi siswa sehingga dapat menarik minat siswa
Tabel 6. Hasi Analisis Data Uji Praktikalitas untuk belajar.
Siswa SMAS Adabiah 2 Padang Manfaat e-modul memperoleh rata-rata in-
deks Aiken’s V (V) uji praktikalitas guru dan
Aspek yang siswa sebesar 0,81 dan 0,79 dengan kategori
V Kategori
dinilai kepraktisan tinggi dan sedang. Hal ini menunjuk-
Kemudahan kan bahwa e-modul dapat membantu siswa me-
0,81 Tinggi
penggunaan mahami konsep dengan baik dan belajar
Kebahasaan 0,83 Tinggi menemukan konsep sendiri. E-modul merupakan
Efisiensi waktu 0,82 Tinggi bentuk peng-implementasian sumber belajar
Kegrafikan 0,84 Tinggi mandiri sehingga dapat meningkatkan kompe-
Manfaat 0,79 Sedang tensi atau pemahaman siswa secara koginitif
Keterangan V = Indeks Aiken’s V (V) (Sugianto, dkk., 2013).
Berdasarkan hasil analisis data uji prak- Analisis E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing
tikalitas menggunakan indeks Aiken’s V (V) e- Terintegrasi Laboratorium Virtual
modul yang dikembangkan telah praktis dengan E-Modul hidrolisis garam ini
kategori kepraktisan tinggi baik dari uji prak- menggunakan siklus/sintak pada model pembela-
tikalitas guru maupun uji praktikalitas siswa. jaran inkuiri terbimbing yang terintegrasi dengan
Perolehan rata-rata indeks Aiken’s V (V) uji prak- laboratorium virtual untuk meningkatkan minat
tikalitas guru dan siswa secara berturut-turut belajar siswa. Penerapan laboratorium virtual
yaitu sebesar 0,81 dan 0,82 dengan kategori mampu membuat peserta didik aktif dalam pem-
kepraktisan tinggi. belajaran karena tampilan simulasi laboratorium
E-modul harus tersusun atas susunan yang virtual yang menarik dan mudah digunakan dapat
sistematis sehingga dapat memenuhi kriteria self menarik minat siswa (Swandi, dkk., 2014).
instructional yaitu meliputi tujuan pembelajaran E-modul yang disusun berdasarkan sintak
yang jelas, memuat contoh dan ilustrasi yang pada model pembelajaran inkuiri terbimbing ini
mendukung kejelasan materi, menggunakan ba- terdiri atas tahap orientasi, eksplorasi dan pem-
hasa yang komunikatif, dan siswa dapat bentukan konsep, aplikasi serta penutup (Hanson,
melakukan penilaian sendri (self assesment) dan 2005). Pada tahap orientasi siswa diberikan gam-
terdapat umpan balik atas penilaian siswa (Dar- baran mengenai materi yang akan dipelajari,
yanto, 2014). Berdasarkan hasil analisis penilaian didalamnya terdapat Indikator Pencapaian Kom-
komponen kemudahan penggunaan dan keba- petensi (IPK) yang harus dicapai siswa, materi
hasaan, e-modul yang dikembangkan telah me- pendukung, serta materi yang harus dipahami
menuhi kriteria-kriteria tersebut dengan siswa sebelum melanjutkan ketahap berikutnya
perolehan indeks Aiken’s V (V) oleh guru sebesar yaitu tahap eksplorasi dan pembentukan konsep.
0,81 dan 0,81 dengan kategori kepraktisan tinggi Tahap eksploasi dan pembentukan konsep
serta perolehan indeks Aiken’s V (V) oleh siswa tersusun atas model dan informasi serta pertan-
sebesar 0,81 dan 0,83 dengan kategori keprakti- yaan kunci. Model atau informasi dapat berupa
san tinggi. diagram, grafik, tabel data, persamaan, eksperi-
Efisiensi waktu pembelajaran memperoleh men, laboratorium atau kombinasi lainnya (Han-
rata-rata indeks Aiken’s V (V) praktikalitas guru son, 2005). Pada e-modul ini model-model yang
dan siswa sebesar 0,81 dan 0,82 dengan kategori digunakan berupa animasi, laboratorium virtual,
kepraktisan tinggi. Penggunaan e-modul dapat dan persamaan. Selanjutnya setiap konsep yang
terdapat pada model-model tersebut dipandu pembentukan. Hasil analisis jawaban siswa ter-
dengan pertanyaan kunci/pertanyaan kritis (crti- hadap pertanyaan pada lembar kerja pada e-
cal thinking question) (Hanson, 2006). Berdasar- modul diperoleh bahwa siswa telah mampu men-
kan hasil analisis jawaban siswa pada e-modul jawab pertanyaan pada lembar kerja sebesar
siswa mampu menjawab pertanyaan pada pertan- 94,8% dan pertanyaan pada lembar evaluasi
yaan kunci dengan persentase 90%. Hal ini be- sebesar 90%.
rarti siswa telah mampu mengeksplorasi konsep Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa
pada model-model yang diberikan dipandu yang dapat dilihat pada Gambar 7, secara kese-
dengan pertanyaan kunci. luruhan e-modul hidrolisis garam berbasis inkuiri
Laboratorium virtual yang termasuk terbimbing terintegrasi laboratorium virtual yang
keadalam tahap eksplorasi dan pembentukan dihasilkan dapat meningkatkan minat belajar
konsep tersusun pertanyaan pre-lab, prosedur siswa dalam belajar secara mandiri dan
kerja, alat dan bahan, simulasi atau pengamatan, menemukan konsep. Hal ini sesuai dengan pen-
serta pertanyaan post-lab. Penggunaan laborato- dapat Sugianto, dkk. (2013) yang menyatakan
rium virtual dapat memotivasi siswa untuk bela- bahwa e-modul dapat diimplementasikan sebagai
jar pelajaran kimia sesuai dengan penelitian yang sumber belajar mandiri yang dapat membantu
dilakukan oleh Sumargo dan Yuanita (2014) siswa dalam meningkatkan kompetensi atau
yang melaporkan bahwa penggunaan laborato- pemahaman secara kognitif yang dimilikinya.
rium virtual dapat memotivasi siswa dalam bela-
jar serta memudahkan siswa dalam me- 96%
nyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran dengan menggunakan labor- 94%
atorium virtual memudahkan peserta didik dalam 92% Pertanyaan Kunci
Andromeda, A., Lufri, L., Festiyed, F., Ellizar, Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Ba-
E., Iryani, I., Guspatni, G., & Fitri, L. han Ajar Tematik. Jakarta: Kencana
(2018). Validity And Practicality of Putri, A., Syakbaniah, & Yulkifli. (2013).
Experiment Integrated Guided Inquiry- Pengembangan virtual laboratory pada
Based Module on Topic of Colloidal materi kinematika dengan analisis
Chemistry for Senior High School vektor dalam pembelajaran fisika kelas
Learning. IOP Conference Series: XI SMA. Pillar of Physics Education,
Materials Science and Engineering, 335 1
Budiarti, S., Nuswowati, M., Cahyono, E. (2016).
Guided Inquiry Berbantuan E-Modul Retnawati, H. (2016). Analisis Kuantitatif
untuk Meningkatkan Keterampilan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Berpikir Kritis. Journal of Innovative Parama Publishing.
Science Education, 5(2)
Daryanto. (2014). Pengembangan Perangkat Saleh, K. F., Mohamed, A. M., & Madkour, H.
Pembelajaran. Yogyakarta: PT Gava Me- (2009). Developing virtual laboratories en-
dia. vironments for engineering education. In-
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Ba- ternational Journal of Arts and Sciences,
han Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan 3(1)
nasional. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran
Febriyandi, F., & Andromeda, A. (2019). Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Pengembangan E-Modul Berbasis Inkuiri Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Terbimbing Terintegrasi Laboratorium Scheckler, R. K. (2003). Virtual Labs: A
Virtual Pada Materi Sistem Koloid Kelas Subtitute for Traditional Labs?. In-
XI SMA/MA. Edukimia, 1(3), 24-30. ternational Journal Developmental
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar.
Biology, 47(2)
Bandung : CV Pustaka
Soon, Chong J.L. (2005). The Development and
Hanson, D. M. (2005). Designing process-ori-
ented guided-inquiry activities. Faculty Evaluation of an E-Module for Pneumatics
Technology. Journal of Instructional
Guidebook-A Comprehensive Tool for
Improving Faculty Performance. 2nd ed. Technology (MOJIT), 2(3)
Suasarna dan Mahayukti. (2013). Pengembangan
Pacific Crest.
Hatherly, P. A. The Virtual Laboratory And E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah
untuk Meningkatkan Keterampilan
Interactivescreen Experiments.
Berpikir Kritis Mahasiswa . Jurnal
http://web.phys.ksu.edu/ diakses tanggal
20 Maret 2020 Pendidikan Indonesia, 2(2)
Sudjiono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pen-
Kemendikbud. (2020). Panduan
didikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Penyelenggaraan Pembelajaran pada
Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru Sugianto, D., Abdullah, A.G., Elvayanti, S., Mu-
ladi, Y. (2013). Modul Virtual: Multime-
di Masa Covid-19. www.kemdikbud.go.id
dia Flipbook Dasar Teknik Digital. Jurnal
diakses 8 Agustus 2020
INVOTEC, 9(2)
Muderawan, I.W. (2011). “Perkembangan
Sumargo, Eko dan Yuanita, Leny. (2014).
Teknologi Informasi dan Komu-
Penerapan Media Laboratorium
nikasi dan Aplikasinya dalam Pem-
Virtual (PhET) pada Materi Laju
belajaran”. Makalah disajikan da-
Reaksi dengan Model Pengajaran
lam Seminar Nasional Optimalisasi
Langsung. Unesa Journal of Chem-
Pemanfaatan Aplikasi IT dalam
ical Education, 3(1)
Dunia Pendidikan. Jurusan Pendidi-
Swandi, A., Hidayah, S. N., & Irsan, L.
kan Teknik Informatika. Singaraja
(2014). Pengembangan Media
Oidov, L., Tortogtokh, U., & Purevdagva, E.
(2012). Virtual laboratory for physics Pembelajaran Laboratorium Virtual
teaching. In International Conference on untuk Mengatasi Miskonsepsi pada
Management and Education Innovatio, Materi Fisika Inti di SMAN 1
IPEDR (Vol. 37, pp. 319-323).