Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

PENGUKURAN RISIKO BISNIS

DAN RISIKO PENDANAAN DALAM PERUSAHAAN

Miswanto
STIE YKPN Yogyakarta
miswanto_miswanto@yahoo.com

Abstrak: Pengukuran Risiko Bisnis dan Risiko Pendanaan dalam Perusahaan. Dalam
melakukan pengambilan keputusan leverage, manajer keuangan tidak cukup hanya
memperhatikan laba, melainkan juga risiko yang ditimbulkan. Risiko dapat berupa ri-
siko bisnis, risiko pendanaan, dan risiko total. Pengukurannya dapat dilakukan den-
gan pendekatan statistika dan pendekatan pasar. Menurut pendekatan statistika, ri-
siko total diukur dengan Koefisien Variasi EPS, atau dihitung dari Koefisien Variasi
EBIT kali Degree of Financial Leverage (DFL). Risiko bisnis diukur dengan Koefisien
Variasi EBIT, dan risiko pendanaan diukur dengan Koefisien Variasi EPS dikurangi
dengan Koefisien Variasi EBIT. Menurut pendekatan pasar, risiko total diukur dengan
beta leverage firm, risiko bisnis diukur dengan beta unleveraged firm, dan risiko
pendanaan diukur dari beta leverage firm dikurangi dengan beta unleverage firm.
Melalui pendekatan pasar dapat diperoleh adanya keterkaitan yang berupa trade-off
antara risiko leverage dan return yang diharapkan.

Kata kunci: beta, bisnis, laba, leverage, pendanaan, dan risiko

Abstract: Business and Financial Risk Measurement in the Firms. In making deci-
sions on leverage, financial managers is not enough to pay attention to the earnings,
but should also pay attention to the risks. The risks can be business risk, financial
risk, and total risk. They can be measured either by statistical or market approach.
With the statistical approach, the total risk is measured by the coefficient of varia-
tion of EPS, or calculated from the coefficient of variation of EBIT times the Degree
of Financial Leverage (DFL). Business risk is measured by the coefficient of variation
of EBIT, and financial risk is measured by the coefficient of variation of EPS reduced
coefficient of variation of EBIT. With the market approach, the total risk is measured
by beta leverage firm, business risk measured by beta unleveraged firm, and finan-
cial risk obtained by reducing beta leverage firm by beta unleveraged firm. Through
market approach a trade-off relationship between risk and expected return in leve-
rage can be obtained.

Keywords: beta, business, earnings, leverage, financing, and risk

PENDAHULUAN karena baik keputusan investasi maupun ke-


Keputusan penting yang harus dilakukan putusan pendanaan dapat mengakibatkan
oleh manajer keuangan atau chief financial biaya tetap. Biaya tetap yang timbul dari ke-
officer (CFO) adalah keputusan investasi (in- putusan investasi disebut biaya tetap operasi
vestment decision) dan keputusan pendanaan dan biaya tetap yang ditimbulkan dari kepu-
(financial decision). Dalam memasuki pasar, tusan pendanaan disebut biaya tetap penda-
yang kondisi persaingannya sangat ketat se- naan. Penggunaan biaya tetap yang diupaya-
perti sekarang ini, kedua keputusan tersebut kan untuk meningkatkan laba disebut leve-
harus selalu diupayakan efektif dan efisien, rage (Horne & Wachowicz, 2005). Dengan

102
Pengukuran Risiko Bisnis … (Miswanto)

demikian, ada dua leverage, yaitu leverage antara risiko leverage dan return yang diha-
operasi dan leverage pendanaan (Miswanto, rapkan.
2001)
Melihat dari sifatnya, biaya tetap menun- RISIKO PADA LEVERAGE
jukkan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi Leverage dibedakan menjadi leverage
atau tidak berubah meskipun volume penjua- operasi, leverage pendanaan, dan leverage
lan atau produksi mengalami perubahan total. Seiring dengan pembedaan leverage,
(Brigham et.al., 1999). Biaya tetap tersebut risiko pun dapat dibedakan menjadi risiko da-
menjadi kewajiban yang harus dibayar meski- lam leverage operasi, risiko dalam leverage
pun volume penjualan sedikit atau perusa- pendanaan, dan risiko leverage total. Berikut
haan menderita kerugian. Penggunaan biaya ini akan diuraikan risiko pada masing-masing
tetap yang semakin besar, semakin ada ke- leverage.
mungkinan laba yang ada tidak cukup untuk 1. Risiko Leverage Operasi
membayar biaya atau beban tetap tersebut. Keputusan leverage operasi menunjukkan
Adanya kemungkinan perusahaan menderita keputusan investasi yang menggunakan biaya
kerugian (atau apa yang terjadi tidak sesuai tetap operasi oleh perusahaan (Rao, 1995:
dengan yang diharapkan) yang ditimbulkan 581). Leverage operasi dapat digunakan un-
oleh adanya penggunaan biaya tetap, berarti tuk mengukur seberapa besar penggunaan
penggunaan biaya tetap tersebut mengan- biaya tetap operasi dalam suatu perusahaan.
dung risiko. Oleh karena itu, pengukuran risi- Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tetap
ko yang ditimbulkan karena adanya penggu- operasi, antara lain: gaji pegawai, biaya asu-
naan leverage menjadi sangat penting agar ransi, dan depresiasi gedung dan peralatan.
manajer dalam mengambil keputusan peng- Penggunaan biaya tetap operasi semakin
gunaan leverage mendapat informasi yang besar semakin bisa meningkatkan penjualan
memadai dan seimbang, tidak hanya menge- yang pada akhirnya meningkatkan laba sebe-
nai labanya saja, tetapi juga risiko yang ditim- lum bunga dan pajak (EBIT – earning before
bulkannya. interest and tax). Misalnya dengan gaji tetap
Dengan adanya permasalahan seperti karyawan dinaikkan, semangat kerja karya-
itu, dalam makalah ini, penulis akan menco- wan meningkat yang dapat berdampak positif
ba membahas risiko yang ditimbulkan oleh terhadap pencapaian laba yang diharapkan.
penggunaan leverage dan bagaimana cara Namun sebaliknya, penggunaan biaya tetap
pengukurannya, dan keterkaitannya dengan operasi yang semakin besar dapat menye-
return yang diharapkan. Untuk mengawali babkan adanya biaya tetap tersebut tidak
pembahasan, penulis akan menguraikan ri- terbayar. Dengan demikian, leverage operasi
siko dalam leverage. Berikutnya, penulis dapat menimbulkan risiko, dan risiko yang
menguraikan pengukuran risiko leverage ditimbulkannya disebut risiko bisnis.
dengan pendekatan statistika, dan juga den-
gan pendekatan pasar. Pembahasan terak- 2. Risiko Leverage Pendanaan
hir, melalui pendekatan pasar dapat dipero- Keputusan leverage pendanaan menun-
leh keterkaitan yang berlawanan (trade-off) jukkan keputusan pendanaan yang mengaki-

103
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 1, April 2013

batkan adanya biaya tetap pendanaan. Biaya biaya tetap pendanaan. Dengan demikian,
tetap tersebut berupa bunga untuk penda- leverage total dapat dipandang sebagai ref-
naan dengan utang, dan dividen untuk pen- leksi keseluruhan dari biaya tetap operasi dan
danaan dengan saham preferen. pendanaan. Analisis leverage total membantu
Bunga utang dan dividen saham preferen manajemen keuangan atau CFO dalam men-
merupakan biaya tetap pendanaan yang ha- ganalisis persentase perubahan EPS yang dis-
rus dibayar tanpa mempedulikan besar- ebabkan oleh adanya persentase perubahan
kecilnya tingkat laba perusahaan. Adanya pe- pada volume penjualan. Risiko total merupa-
nambahan biaya tetap pendanaan akan me- kan penggabungan risiko bisnis dan risiko
ningkatkan laba per lembar saham (earning pendanaan. Untuk menganalisis, pengaruh
per share – EPS). Namun sebaliknya, penggu- keputusan leverage total terhadap laba dapat
naan leverage pendanaan semakin besar da- menggunakan degree of total leverage (DTL)
pat menyebabkan biaya atau beban tetap (Miswanto, 2001).
pendanaan yang semakin besar tidak dapat
terbayar. Adanya kemungkinan tidak ter- PENGUKURAN RISIKO DENGAN
bayarnya biaya tetap pendanaan tersebut PENDEKATAN STATISTIKA
menunjukkan bahwa ada ketidakpastian EPS. 1. Pengukuran Risiko Bisnis
Ketidakpastian tersebut karena adanya kepu- Berkaitan adanya keputusan leverage
tusan pendanaan disebut risiko pendanaan operasi, perusahaan akan menanggung risiko,
(financial risk). yang disebut risiko bisnis. Risiko bisnis dapat
Dalam pengevaluasian alternatif-alternatif diartikan dalam beberapa cara. Dalam pen-
pendanaan, baik dengan utang maupun den- dekatan statistika, risiko bisnis diartikan seba-
gan saham preferen, manajer keuangan atau gai variabilitas laba operasi atau laba sebelum
CFO harus mempertimbangkan tidak hanya bunga dan pajak (earning before interest and
laba per lembar saham biasa, tetapi juga risi- tax – EBIT)(Horne & Wachowicz, 2005). Fak-
ko pendanaan yang ditimbulkannya. Laba per tor-faktor yang mempengaruhinya adalah:
lembar saham biasa akan diperoleh apabila variabilitas penjualan, variabilitas biaya ope-
laba yang didapat lebih besar daripada biaya rasi, dan leverage operasi (Marsh, 1995). Jika
tetap pendanaan yang berupa bunga atau ketiga variabilitas tersebut meningkat, maka
dividen saham preferen. Dalam menganalisis risiko bisnis juga meningkat. Sebaliknya jika
keputusan leverage pendanaan, manajer ketiga variabilitas tersebut menurun, maka
keuangan atau CFO harus mengenali risiko risiko bisnis juga menurun. Jika manajer keu-
yang ditimbulkannya, yaitu risiko pendanaan. angan perusahaan menginginkan risiko bisnis
berkurang tindakan yang dilakukan adalah
3. Risiko Leverage Total menstabilkan penjualan, menstabilkan biaya
Leverage total merupakan kombinasi an- operasi, dan menurunkan leverage operasi.
tara leverage operasi dan leverage penda- Risiko bisnis ini diukur dengan menggunakan
naan. Leverage total digunakan untuk melihat koefisien variasi laba operasi (KVEBIT) (Mis-
kemampuan perusahaan dalam penggunaan wanto, 2001). KVEBIT adalah deviasi standar
biaya tetap, baik biaya tetap operasi maupun laba operasi dibagi dengan laba operasi yang

104
Pengukuran Risiko Bisnis … (Miswanto)

diharapkan atau laba operasi rata-rata (Horne Risiko total dicari dengan menggunakan
& Wachowicz, 2005). koefisien variasi EPS (KVEPS). KVEPS adalah se-
Deviasi Standar Laba Operasi bagai ukuran risiko relatif risiko perusahaan
Risiko Bisnis =
Laba Operasi Diharapkan secara total. KVEPS merupakan deviasi standar
EPS dibagi dengan EPS yang diharapkan atau
2. Pengukuran Risiko Pendanaan EPS rata-rata. Apabila diketahui risiko total
Sebagai akibat perusahaan menggunakan dan risiko bisnis, risiko pendanaan dapat dica-
biaya pendanaan tetap, perusahaan sering ri dengan rumus: KVEPS - KVEBIT. Apabila dike-
menghadapi apa yang disebut risiko penda- tahui koefisien variasi EBIT dan tingkat leve-
naan. Risiko pendanaan adalah tambahan rage pendanaan (DFL) dari EBIT yang diha-
risiko sebagai akibat perusahaan mengguna- rapkan, risiko total dapat dicari dengan cara
kan pendanaan dengan utang dan atau den- mengalikan KVEBIT dengan DFL-nya (Miswan-
gan saham preferen. Risiko pendanaan dapat to, 2001; Horne & Wachowicz, 2005).
dicari dengan rumus: koefisien variasi EPS
(KVEPS) dikurangi koefisien EBIT (KVEBIT) (Mis- Risiko total = KVEBIT x DFLE(EBIT)
wanto, 2001). Dengan adanya risiko penda-
naan memungkinkan terjadi keadaan yang Sebuah kasus, ada dua perusahaan, se-
membuat perusahaan tidak dapat menutup but saja: A dan B. Kedua perusahaan mem-
biaya tetap pendanaan yang berupa bunga butuhkan dana sebesar Rp800 juta. Dana
utang jangka panjang (obligasi) dan atau divi- pada perusahaan A semua dibelanjai dengan
den saham preferen. Apabila penggunaan saham biasa. Dana pada perusahaan B, 60
pendanaan dengan obligasi atau saham pre- persen dibelanjai dengan saham biasa dan
feren semakin meningkat, risiko pendanaan 40 persen dibelanjai dengan utang (bunga
yang ditanggung oleh perusahaan juga sema- sebesar 10 persen per tahun). Laba operasi
kin tinggi, karena adanya biaya tetap penda- yang diharapkan baik pada perusahaan A
naan yang semakin tinggi pula. maupun B sebesar Rp100 juta. Deviasi stan-
3. Pengukuran Risiko Total dar laba operasi baik pada perusahaan A
Risiko total sama dengan risiko bisnis di- maupun B sebesar Rp30 juta. Harga pasar
tambah risiko pendanaan. Jumlah risiko bis- saham biasa pada saat itu sebesar Rp1.600
nis dan pendanaan membentuk risiko keselu- per lembar dan tingkat pajak perusahaan
ruhan perusahaan. Risiko perusahaan yang sebesar 30 persen. Berapa EPS dan risiko
tinggi mengarahkan perusahaan ke dalam total baik pada perusahaan A maupun pada
insolvency. Insolvency yang terjadi pada sua- perusahaan B? Jawaban dari pertanyaan
tu perusahaan dapat mengakibatkan perusa- tersebut dapat diikuti dalam perhitungan
haan tersebut dilikuidasi. Apabila sudah se- yang tersaji pada Tabel 1.
demikian buruk kondisinya, sehingga suatu Hasil perhitungan pada Tabel 1 menun-
perusahaan terpaksa harus dilikuidasi, peme- jukkan bahwa perusahaan A, yang hanya
gang saham biasa mempunyai posisi yang dibelanjai dengan ekuitas saham, memiliki
sangat lemah dan kecil kemungkinan untuk EPS sebesar Rp140, dan perusahaan B yang
mendapatkan laba. dibelanjai, baik dengan utang maupun den-

105
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 1, April 2013

gan ekuitas saham, sebesar Rp158,66. Risi-  EPS  EBIT


atau DFL
ko total perusahaan A sebesar 0,30, dan risi- E ( EPS ) E ( EBIT )

ko total perusahaan B sebesar 0,44. Dengan


demikian, baik EPS maupun risiko total pada Apabila faktor risiko diabaikan, penda-
perusahaan B lebih besar daripada perusa- naan pada perusahaan B adalah lebih baik
haan A. Adanya risiko total pada perusahaan daripada pendanaan pada perusahaan A,
B lebih dari perusahaan A adalah disebabkan karena perusahaan B memiliki EPS lebih be-
perusahaan B menggunakan biaya tetap sar daripada perusahaan A. Namun demi-
pendanaan sedangkan perusahaan A tidak kian, dalam melakukan penilaian, mana
menggunakan. yang lebih baik antara pendanaan pada pe-
rusahaan A atau B, manajer keuangan tidak
Tabel 1. Penghitungan Risiko Total boleh mengabaikan faktor risiko. Dengan
faktor risiko diperhatikan, sikap seseorang
Perusahaan Perusahaan atau manajer terhadap risiko sangat menen-
A B tukan untuk mengatakan pendanaan pada
Bagian I
EBIT (laba opera- 100.000.000 100.000.000 perusahaan yang mana, yang lebih baik.
si) Manajer keuangan yang bersikap agresif,
Bunga (10%) - 32.000.000 berani menanggung risiko, dan akan menga-
Laba sebelum 100.000.000 68.000.000
pajak
takan bahwa pendanaan pada perusahaan B
Pajak (30%) 30.000.000 20.400.000 lebih baik daripada perusahaan A. Meskipun
EAT (laba setelah 70.000.000 47.600.000 memiliki risiko yang lebih besar, tetapi peru-
pajak)
sahaan B memiliki EPS yang lebih besar. Se-
Jumlah lembar 500.000 300.000
saham baliknya, seorang manajer yang bersikap
Laba per lembar 140 158,66 konservatif, tidak berani menanggung risiko
saham (EPS)
besar, dan akan mengatakan bahwa penda-
Bagian II naan pada perusahaan A lebih baik daripada
Deviasi standar Rp42 Rp70 perusahaan B. Meskipun perusahaan A me-
EPS (EPS)1) miliki EPS lebih rendah, tetapi perusahaan A
DFL2) 1 1,47
Risiko total3) 0,3 0,44 memiliki risiko total yang lebih rendah pula.

Keterangan: PENGUKURAN RISIKO DENGAN


1. Deviasi standar EPS dihitung dengan ru- PENDEKATAN PASAR
mus: Total risiko portofolio terdiri dari dua
1 komponen yaitu risiko sistematis (systematic
(1  t )EBIT
jumlah lembar saham biasa risk atau market risk atau nondiversifiable
2. DFL dihitung dengan rumus: risk) dan risiko tidak sistematis (unsystemat-
E ( EBIT ) ic risk atau company-specific risk atau diver-
E ( EBIT ) I  1PD sifiable risk). Beta adalah menunjukkan risi-
t
ko sistematis. Beta perusahaan dapat digu-
3. Risiko total dihitung dengan rumus:
nakan untuk mengukur risiko bisnis, risiko

106
Pengukuran Risiko Bisnis … (Miswanto)

pendanaan, dan risiko total dalam kaitannya


kaitann Risiko tidak sistematis ((unsystematic risk)
dengan penggunaan leverage.
leverage Sebelum adalah risiko yang unik terdapat pada suatu
mengukur risiko bisnis, risiko pendanaan, perusahaan atau industri tertentu. Risiko tti-
dan risiko total leverage,, terlebih dulu diba-
dib dak sistematis meliputi faktor
faktor-faktor spesifik
has mengenai apa itu beta, dan bagaimana pada suatu perusahaan misalnya pe pemogokan,
cara mengukur beta sebagai koefisien risiko ketinggalan teknologi, pengembangan produk
sistematis (Horne
Horne & Wachowicz,
Wachowicz 2005). baru, dan kegiatan-kegiatan
kegiatan lain yang unik
Gambar 1 menunjukkan hubungan risiko pada suatu perusahaan. Risiko tidak sistemsistema-
total, risiko sistematis, dan risiko tidak sis-
si tis adalah bagian dari total risiko sekuritas
sekuritas-
tematis pada portofolio. sekuritas yang dapat dihilangkan dengan d di-
versifikasi portofolio, diseb
disebut juga diversifia-
ble risk.. Oleh karena itu, Risiko tidak sistem
sistema-
tis harus diatasi dengan melakukan divesifik
divesifika-
si, investor tidak dapat mengharapkan adanya
keuntungan tidak disengaja dari menanggung
risiko yang dapat dihindari ini, sedangkan d da-
lam risiko sistematis,
istematis, investor dapat mengh
mengha-
rapkan keuntungan tidak disengaja dari ke kea-
daan perekonomian yang membaik.
Beta suatu saham sebagai risiko sistesistema-
Gambar 1. Hubungan Risiko Total, Sistematis, tis mempengaruhi tingkat return disyaratkan
dan Tidak Sistematis
matis pada Porto-
Port
(required
required rate of return) saham tersebut. Hu-
folio
bungan beta saham deng dengan tingkat return
Risiko sistematis (systematic
systematic risk atau un- disyaratkan saham dapat dilihat dengan b be-
avoidable risk) mempengaruhi semua sekuri-sekur berapa pendekatan:
tas walaupun dalam tingkat yang berbeda. 1. Model Indeks Tunggal
Risiko sistematis adalah risiko yang terjadi Dengan menggunakan data time series,
karena pengaruh pasar secara keseluruhan beta saham (j) dapat dihitung melalui h hu-
misalnya perubahan keadaan perekonomian bungan fungsional (regresi linear) antara rate
secara umum, pengaruh kebijakan fiskal dan of return saham sebagai variabe
variabel dependent
moneter, inflasi, dan
an perubahan situasi pasar dan rate of return portofolio pasar (indeks
minyak. pasar) sebagai variabel independent. Hubun-
Risiko sistematis adalah bagian dari total gan fungsional tersebut dikenal sebagai mo mod-
risiko sekuritas-sekuritas
sekuritas yang tidak dapat di-
d el indeks tunggal atau market modelmodel. Rumus
hilangkan dengan diversifikasi portofolio. model indeks tunggal sebagai berikut (E (Elton &
Dengan telah dilakukan diversifikasi portofo-
portof Gruber, 1995, p. 152):
lio secara optimal maka risiko tersebut juga Ri = i + i RM + ei
risiko pasar yang diukur dengan beta ().
(

107
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 1, April 2013

Gambar 2. Penggambaran Beta

Ri adalah rate of return saham i, i adalah amati. Semakin menyebar titik-titik tersebut,
bagian rate of return saham i yang tidak di- semakin besar risiko unik (sisa)nya.
pengaruhi oleh perubahan pasar, i adalah 2. Capital Assets Pricing Model
beta, sebagai parameter yang mengukur Capital-asset pricing model (CAPM)
perubahan yang diharapkan pada Ri kalau ter- menggambarkan hubungan antara risiko den-
jadi perubahan pada RM, RM adalah rate of gan required rate of return sekuritas. CAPM
return indeks pasar, dan ei variabel random. menggunakan asumsi-asumsi: tidak ada biaya
Dengan data historis rate of return saham transaksi; investor bisa melakukan investasi
individual dan rate of return indeks pasar da- sekecil apapun pada setiap jenis sekuritas;
pat dicari koefisien i dan koefisien i. Per- tidak ada pajak penghasilan pada para inves-
samaan market model tersebut merupakan tor; investor tidak dapat mempengaruhi har-
persamaan regresi linear sederhana. Bebera- ga saham dengan tindakan membeli atau
pa program statistik dapat digunakan untuk menjual saham; investor akan bertindak se-
menghitung persamaan model indeks tung- mata-mata atas pertimbangan nilai yang di-
gal. Hasil perhitungan tersebut jika di-plot- harapkan dan deviasi standar rate of return
kan dalam suatu gambar akan tampak seperti portofolio; investor bisa melakukan short
dalam Gambar 2. sales; terdapat riskless lending dan borrowing
Beta menunjukkan kemiringan (slope) ga- rate, sehingga pemodal bisa menyimpan dan
ris regresi tersebut, dan  menunjukkan in- meminjam dengan tingkat bunga yang sama;
tersep dengan sumbu Rit. Semakin besar , investor mempunyai pengharapan yang ho-
semakin curam kemiringan garis tersebut, mogen; dan semua aktiva diperjualbelikan
dan sebaliknya. Penyebaran titik-titik penga- (Husnan, 1994: 166-162).
matan di sekitar garis regresi tersebut me- Risiko (beta) sebagai risiko sistematis sua-
nunjukkan risiko unik (sisa) sekuritas yang di- tu sekuritas dapat digambarkan dengan suatu

108
Pengukuran Risiko Bisnis … (Miswanto)

Gambar 3. Garis Karakteristik

garis karakteristik (characteristic


characteristic line)
line (lihat mempunyai risiko sistematis yang sama de den-
Gambar 3). gan portofolio
olio pasar sebagai keseluruhan.
Pada Gambar 4 diilustrasikan bahwa su sua-
Garis karakteristik menggambarkan hu- h tu sekuritas yang mempunyai beta lebih b be-
bungan antara excess expected return (kele- sar dari satu (slope >1), berarti bahwa excess
bihan return di atas risk-free
free rate)
rate suatu seku- return sekuritas tersebut bervariasi lebih pr
pro-
ritas dengan market's excess expected re- r porsional dari excess return portfolio pasar
turns. Hubungan yang diharapkan berdasar-
berdasa atau dengan
engan kata lain sekuritas tersebut
kan data masa lalu sehingga garis regresi yang mempunyai risiko sistematis yang lebih besar
digambarkan merupakan hubungan historis daripada portofolio pasar sebagai keselur
keseluru-
(Horne & Wachowicz, 2005). han. Sekuritas semacam ini disebut investasi
Slope garis karakteristik disebut beta, yang agresif (Horne
Horne & Wachowicz
Wachowicz, 2005).
yang merupakan indeks risiko sistematis, lihat Dalam Gambar 4, suatu sekuritas yang
Gambar 4. Beta mengukur ur sensitivitas return mempunyai beta lebih kecil dari satu (slope <
suatu sekuritas terhadap perubahan return 1), berarti bahwa excess return sekuritas ter-
portofolio pasar. Beta suatu portofolio ada- ad sebut bervariasi kurang proporsional dari
lah rata-rata-tertimbang
tertimbang beta-beta
beta sekuritas excess return portfolio pasar atau dengan ka-
secara individu dalam portofolio. Portofolio ta lain sekuritas tersebut mempunyai risiko
pasar mempunyai beta sama dengan satu. sistematis yang lebih kecil daripada portofol
portofolio
Suatu sekuritas yang mempunyai beta sama pasar sebagai keseluruhan. Sekuritas sema-
dengan satu (slope =1), berarti bahwa excess cam ini disebut investasi yang defensif ((Horne
return sekuritas tersebut bervariasi secara & Wachowicz, 2005).
proporsional dengan excess return portfolio Hubungan antara rate of return yang di-
pasar atau dengan kata lain sekuritas tersebut minta dengan risiko sistematis (diukur dengan

109
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 1, April 2013

Gambar 4.. Contoh Characteristic Line dengan Beta Berbeda

beta) suatu sekuritas disebut security market Rate of return yang diminta untuk suatu
line (SML) (lihat Gambar 5). SML menun- menu sekuritas adalah sama dengan return yang
jukkan
kan hubungan linier positif antara risiko diminta oleh pasar untuk suatu investasi yang
dengan return yang diinginkan oleh investor. risikonya lebih rendah ditambah suatu risk
Semakin besar beta suatu sekuritas, maka premium. Risk premium mempunyai fungsi
semakin besar risiko sistematisnya, dan se- s sebagai premi untuk risiko pasar dan premi
makin besar return yang diinginkan oleh in- i untuk risiko sistematis suatu sekuritas, sse-
vestor (Elton & Gruber, 1995: 152). dangkan beta adalah suatu indeks ya yang me-
Rate of return yang diminta investor ada-
ad nyajikan risiko sistematis suatu sekuritas sse-
lah tingkat bebas risiko (risk-free
free rate)
rate ditam- cara individu. Risk premium yang diminta un-
bah suatu risk premium untuk risiko sistema-
sistem tuk suatu sekuritas tertentu di pasar adalah
tis yang proporsional terhadap beta. expected market return dikurangi dengan risk-
free rate.
Risk premium (Rp) adalah:
ܴ‫ ݌‬ൌ (ܴതெ െ ݅)ߚ௝
Penjelasan: i adalah
lah return bebas risiko ((risk-
free rate), ܴതெ adalah tingkat return yang di-
minta untuk pasar, j adalah koefisien beta
untuk sekuritas j. Rate of return yang diminta
(disyaratkan) untuk sekuritas j ሺܴ௝) adalah:
ܴ௝ ൌ ݅൅ (ܴതெ െ ݅)ߚ௝
Gambar 5. Security Market Line (SML) Penjelasan: i adalah return bebas risiko ((risk-
free rate), ܴതெ adalah tingkat return yang di-

110
Pengukuran Risiko Bisnis … (Miswanto)

minta untuk pasar portofolio, dan j adalah tingkat bunga bebas risiko, T adalah pajak, D
koefisien beta untuk sekuritas j. adalah jumlah utang, dan S adalah jumlah
Semakin tinggi beta suatu sekuritas maka ekuitas. Berdasarkan persamaan rumus ksL,
semakin tinggi risiko sistematis sehingga se- jika premium risiko bisnis dan risiko penda-
makin tinggi pula return yang diminta oleh naan meningkat, mengakibatkan biaya ekui-
investor untuk sekuritas yang bersangkutan. tas meningkat.
Dalam keseimbangan pasar, suatu sekuritas 3. Arbitrage Pricing Theory
diharapkan memberikan suatu return diha- Arbitrage Pricing Theory (APT) menggu-
rapkan yang setaraf dengan risiko sistematis- nakan konsep hukum satu harga (the law of
nya. Dengan CAPM memungkinkan untuk one price). Harga suatu aktiva tergantung pa-
menaksir nilai sekuritas-sekuritas dengan da lebih dari satu faktor. Di samping itu, apa-
memberikan suatu discount rate yang dapat bila aktiva yang berkarakteristik sama dijual
digunakan dalam suatu model penilaian divi- dengan harga yang berbeda, akan terdapat
den. Jika suatu saham biasa mempunyai ting- kesempatan untuk melakukan arbitrage den-
kat pertumbuhan dividen yang terus menerus gan membeli aktiva yang berharga murah dan
konstan, maka rumusnya (Horne & Wacho- pada saat yang sama menjualnya dengan
wicz, 2005): harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh
‫ܦ‬௧ laba tanpa risiko. Dengan adanya arbitrage
ܸ=
݇௘ − ݃ akan menjamin harga ekuilibrium berdasar
V adalah nilai sekuritas, Dt adalah deviden pada risiko dan return (Husnan, 1994).
pada waktu t, ke adalah rate of return yang Dengan menggunakan model dua faktor,
disyaratkan, dan g adalah tingkat pertumbu- required rate of return sekuritas dapat dije-
han dividen. laskan sebagai berikut (Horne & Wachowicz,
Robert Hamada mengkombinasikan Capi- 2005):
tal Assets Pricing Model (CAPM) dengan Rj = 0 + (1)b1j + (2)b2j
model Modigliani-Miller setelah pajak, yang Rj adalah required rate of return saham j, 0
akhirnya dapat menunjukkan bahwa risiko adalah rate of return yang diharapkan saham j
bisnis dan risiko pendanaan mempengaruhi apabila bj1 dan bj2 sama dengan nol, 1 dan
biaya ekuitas (cost of equity) pada perusa- 2 merupakan premi risiko atas F1 dan F2 (F
haan yang mempunyai leverage pendanaan adalah faktor), dan b1j dan b2j menunjukkan
(Brigham et.al., 1999, p. 405). kepekaan tingkat return saham j terhadap
݇௦௅ =TB Bebas Risiko + Premi RB + Premi RF nilai F1 dan F2. Faktor-faktor tersebut mung-
݇௦௅ = ݇ோி + (݇ெ − ݇ோி )ܾ௨ kin saja berupa harga minyak, tingkat bunga,
+ (݇ெ − ݇ோி )ܾ௨ (1 inflasi, dan sebagainya (Husnan, 1994: 222).
− ܶ)(‫ܦ‬/ܵ) Apabila seorang investor membentuk
TB adalah tingkat bunga, RB adalah risiko bis-
portofolio yang didiversifikasi dengan baik,
nis, RF adalah risiko pendanaan, ksL adalah
risiko residual akan mendekati nol dan hanya
biaya ekuitas, bU adalah koefisien beta peru-
risiko sistematislah yang relevan. Faktor-
sahaan jika tidak menggunakan leverage
faktor yang mempengaruhi risiko sistematis
pendanaan, kM adalah risiko pasar, kRF adalah
dalam persamaan di atas adalah bj1 dan bj2.

111
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 1, April 2013

Karena investor tersebut berkepentingan utang (unleveraged firm), ߚ௝௨ adalah beta
dengan required rate of return dan risiko, ma- yang mengukur risiko sistematis ekuitas peru-
ka ia hanya akan berkepentingan terhadap sahaan mempunyai utang (leverage firm), B/S
return yang diharapkan pada portofolio, b1 adalah debt-to-equity dalam market value
portofolio, dan b2 portofolio. Berdasarkan term, dan T adalah tingkat pajak perusahaan.
hukum satu harga dua atau lebih portofolio Kemudian risiko pendanaan dihitung dari be-
yang mempunyai risiko sama harus memberi- ta leverage firm dikurangi dengan beta unle-
kan tingkat return yang diharapkan yang sa- veraged firm. Agar ada gambaran yang lebih
ma pula. nyata mengenai pengukuran beta unleve-
raged firm, berikut ini diberikan contoh seba-
PENGUKURAN RISIKO BISNIS DAN RISIKO gai berikut. Ada dua perusahaan A dan B den-
PENDANAAN DENGAN KOEFISIEN BETA gan Koefisien beta leverage firm masing-
Seperti yang sudah dijelaskan di atas masing sebesar 1,2 dan 1,6, debt-to-equity
bahwa penggunaan biaya tetap operasi me- dalam market value term pada perusahaan A
nimbulkan risiko bisnis, dan penggunaan dan B masing-masing sebesar 0,2 dan 0,4.
biaya tetap pendanaan menimbulkan risiko Tingkat pajak perusahaan sebesar 30%. Apa-
pendanaan. Gabungan kedua risiko tersebut bila dihitung dengan rumus tersebut di atas,
menunjukkan risiko total. Selain dapat di- beta unleveraged firm sebagai risiko bisnis
ukur dengan pendekatan statistika, pengu- pada perusahaan A dan B masing-masing
kuran risiko bisnis dan risiko pendanaan da- menunjukkan sebesar 1,05 dan 1,25. Kemu-
pat diukur dengan koefisien beta, yaitu koe- dian risiko pendanaan pada perusahaan A
fisien risiko sistematis suatu perusahaan. dan B masing-masing sebesar 0,15 dan 0,35.
Cara perhitungan beta tersebut sudah dije- Hasil perhitungan ini tersaji dalam Tabel 2.
laskan seperti tersebut di atas, yang dapat
diukur dengan beberapa pendekatan. Tabel 2. Perhitungan Risiko Bisnis dan Risiko
Apabila perusahaan mempunyai utang, Pendanaan dengan Koefisien Beta
beta perusahaan menunjukkan risiko total.
Perusahaan Perusahaan
Risiko bisnis dapat diukur dengan beta peru- A B
sahaan tidak mempunyai utang (beta unle- Beta leverage 1,2 1,6
veraged firm). Risiko pendanaan dapat di- firm (Risiko total)
B/S dalam market 0,2 0,4
ukur dengan beta leverage firm dikurangi
value
dengan beta unleveraged firm. Tingat pajak pe- 0,3 0,3
Beta unleveraged firm dihitung dengan rusahaan
Beta unleveraged 1,05 1,25
menggunakan rumus sebagai berikut (Hus-
firm (Risiko bis-
nan & Pudjiastuti, 1994; Horner & Wacho- nis)
wihcz, 2005). Risiko Pendanaan 0.15 0,35
ߚ௝ = Risiko total –
ߚ௝௨ = risiko bisnis
[1 + (‫ܤ‬/ܵ)(1 − ܶ)]
ߚ௝௨ adalah beta yang mengukur risik sistema-
tis ekuitas perusahaan jika tidak mempunyai

112
Pengukuran Risiko Bisnis … (Miswanto)

Gambar 6. Hubungan Tingkat Risiko dengan Return yang Diharapkan (Hampton, 1983, p. 400)

Dari contoh kasus seperti yang tersaji Risiko perusahaan yang tinggi mengarahkan
pada Tabel 2, apabila risiko pendanaan te- perusahaan ke dalam insolvency. Insolvency
tap, kenaikan proporsi utang dalam nilai pa- yang terjadi pada suatu perusahaan dapat
sar akan menaikkan risiko bisnis dan risiko mengakibatkan perusahaan tersebut dilikui-
total. Sebaliknya, apabila risiko bisnis tetap, dasi. Seandainya perusahaan dilikuidasi urut-
kenaikan pendanaan yang berakibat ada be- urutan investor yang mendapat klaim atau
ban tetap akan menyebabkan risiko penda- dana pengganti dari yang telah diinvestasikan
naan naik dan risiko total juga naik. Sehu- adalah: pertama, investor pemberi utang pe-
bungan itu, perusahaan ketika mengguna- rusahaan, kedua, investor saham preferen,
kan biaya tetap, baik pada operasi maupun dan terakhir (jika masih ada kekayaan tersisa)
pada pendanaan, tidak cukup hanya melihat baru diberikan kepada investor saham biasa
laba yang dihasilkan, tetapi juga harus meli- (Brigham et.al., 1999: 1001). Kejadian terse-
hat berapa besar risiko yang ditimbulkan. but dapat disebabkan oleh risiko perusahaan
tinggi dan mengakibatkan para pemegang
TRADE-OFF ANTARA RISIKO LEVERAGE DAN saham mempunyai posisi yang lemah dalam
RETURN klaim seandainya perusahaan dilikuidasi.
Melalui pendekatan pasar dapat dipero- Bankruptcy cost adalah biaya terjadi ka-
leh adanya keterkaitan yang berupa adanya rena perusahaan menderita bangkrut. Ke-
trade-off antara risiko leverage dan return mungkinan bangkrut tergantung pada sebe-
yang diharapkan. Risiko bisnis dan risiko pen- rapa besar risiko bisnis dan pendanaan
danaan berpengaruh terhadap: insolvency, (Marsh, 1995: 306). Risiko bisnis dan penda-
rate of return yang diharapkan, dan struktur naan yang semakin besar akan meningkatkan
modal. Jumlah risiko bisnis dan pendanaan kemungkinan bangkrut (Kale, Noe, & Ramirez,
membentuk risiko keseluruhan perusahaan. 1991). Dengan ada kemungkinan bangkrut

113
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 1, April 2013

yang semakin besar, rate of return yang disya- dalam mengambil keputusan penggunaan
ratkan oleh investor ekuitas semakin besar leverage mendapat informasi yang memadai
pula. Oleh karena itu risiko bisnis dan penda- dan seimbang, tidak hanya mengenai la-
naan berpengaruh dalam proses penentuan banya saja, tetapi juga risiko yang ditimbul-
struktur modal. kannya.
Seperti yang sudah disebutkan di atas Risiko yang terjadi karena adanya leve-
bahwa risiko bisnis dan pendanaan berpenga- rage operasi, leverage pendanaan, dan leve-
ruh pada return yang diharapkan dari suatu rage total masing-masing disebut risiko bis-
investasi (Hampton, 1983: 400). Risiko bisnis nis, risiko pendanaan, dan risiko total. Pen-
dan pendanaan dapat dinyatakan dalam garis gukuran risiko bisnis, risiko pendanaan, dan
pasar (market line). Semakin besar risiko bis- risiko total dapat dihitung dengan pendeka-
nis dan pendanaan, semakin besar return tan statistika dan pendekatan pasar. Dengan
yang diharapkan. Dengan demikian, penggu- pendekatan statistika, risiko total diukur
naan leverage yang menyebabkan risiko bis- dengan Koefisien Variasi laba per lembar
nis dan pendanaan semakin besar, perusa- saham (earning per share - EPS), atau dihi-
haan dalam melakukan investasi harus memi- tung dari Koefisien Variasi laba sebelum
lih investasi yang returnnya juga semakin be- bunga dan pajak (earning before interest
sar. Gambar 6 menunjukkan hubungan risiko and tax – EBIT) kali Degree of Financial Leve-
bisnis dan pendanaan dengan return yang rage (DFL). Risiko bisnis diukur dengan Koe-
diharapkan dari suatu investasi. fisien Variasi EBIT, dan risiko pendanaan di-
ukur dengan Koefisien Variasi EPS dikurangi
SIMPULAN dengan Koefisien Variasi EBIT. Dengan pen-
Manajer keuangan atau chief financial dekatan pasar, risiko total diukur dengan
officer (CFO) harus hati-hati dalam melaku- beta leverage firm, risiko bisnis diukur den-
kan pengambilan keputusan leverage. Leve- gan beta unleveraged firm, dan risiko pen-
rage adalah penggunaan biaya tetap dalam danaan diukur dari beta leverage firm diku-
upaya meningkatkan laba. Leverage ada rangi dengan beta unleveraged firm. Melalui
dua macam, yaitu leverage operasi dan leve- pendekatan pasar dapat diperoleh adanya
rage pendanaan. Leverage operasi adalah keterkaitan yang berupa trade-off antara
penggunaan biaya tetap operasi, dan leve- risiko leverage dan return yang diharapkan.
rage pendanaan adalah penggunaan biaya Risiko bisnis dan risiko pendanaan berpen-
tetap pendanaan. Kombinasi kedua leverage garuh terhadap: insolvency, rate of return
disebut leverage total. Dalam melakukan yang diharapkan, dan struktur modal.
pengambilan keputusan leverage, manajer Pada perusahaan yang sudah terbuka
keuangan tidak cukup hanya memperhati- (tbk), pengukuran risiko dalam leverage da-
kan laba yang terjadi, melainkan juga harus pat dengan pendekatan statistika dan juga
memperhatikan risiko yang ditimbulkan. dengan pendekatan pasar. Akan tetapi, apa-
Oleh karena itu, pengukuran risiko yang di- bila suatu perusahaan belum terbuka (tbk),
timbulkan karena adanya penggunaan leve- data pasarnya tidak ada. Oleh karena itu,
rage menjadi sangat penting agar manajer pengukuran risiko bisnis, risiko pendanaan,

114
Pengukuran Risiko Bisnis … (Miswanto)

dan risiko total dalam leverage pada peru- Husnan, S. (1994) Dasar-dasar Teori Portofo-
sahaan yang belum terbuka hanya bisa lio, Edisi 2. Yogyakarta: AMP YKPN.
menggunakan pendekatan statistika. Apabi- Husnan, S. & Pudjiastuti, E. (1994) Dasar-
la dilaksanakan dengan pendekatan pasar, DasarManajemen Keuangan. Yogyakarta:
pengukuran risiko pada perusahaan yang UPP AMP YKPN.
belum terbuka dapat dilakukan dengan Kale, J. R., Noe, T. H., & Ramirez, G. G. (1991)
menggunakan proksi pada perusahaan yang The effect of business risk on corporate
capital structure: theory and evidence.
sudah terbuka (tbk) yang mempunyai karak-
Journal of Finance. 46, 1693–1716.
teristik dan risiko yang sama.
Keown, A.J., et.al. (1996) Basic Financial
Management, Seventh Edition, Singapore:
DAFTAR PUSTAKA Prentice Hall International, Inc.
Brealey, R.A., Myers, S.C. & Marcus, A.J. Marsh, W.H. (1995) Basic Financial Manage-
(1995) Fundamentals of Corporate ment. Ohio: South-Western Colege.
Finance, International Edition. New York:
McGraw-Hill, Inc. Miswanto (2001) “Pengaruh Keputusan Le-
verage Terhadap Laba dan Risiko,” Jurnal
Brigham, E.F., Gapenski, L.C. & Ehrhardt, M.C. Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha Yogya-
(1999) Financial Management: Theory karta.
and Practice, Ninth Edition. New York:
The Dryden Press. Miswanto & Husnan, S. (1999) “The Effect of
Operating Leverage, Cyclicality, and Firm
Elton, E.J. & Gruber, M.J. (1995) Modern Port- Size on Business Risk“. Gadjah Mada In-
folio Theory and Investment Analysis. ternational Journal of Business, 1 (1), May,
http://sais.aisnet.orgHampton, 1983 29-43.
Horne, J.C. & Wachowicz JR, J.M. (2005) Fun- Rao, Ramesh KS (1995) Financial Manage-
damental of Financial Management, 12th ment: Concept and Application, 3th. Ohio:
Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. South-Western College Publishing.

115

You might also like