Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Volume 2 Nomor 4, Juli 2019

P – ISSN 2614-624X
E – ISSN 2614-6231

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL


“LASKAR PELANGI” KARYA ANDREA HIRATA
Khanifah Khoerul Mar’ati1, Widi Setiawati 2, Via Nugraha 3
1
IKIP Siliwangi
1
khanifahkhoerul6@gmail.com, 2widisetiawati23@gmail.com, 3 vianugraha@yahoo.com

Abstract
This research is based on the fact that moral values are important, novels as written literary works
must also contain moral values so that they can be used as an example, moreover the researchers
themselves will be involved in the world of education, so that research on moral values can be taught
more or less to students by reading literary works and looking for moral values contained in them.
The problem in this study is whether there is a moral value in the novel Laskar Pelangi; then what are
the moral values contained in the novel Laskar Pelangi; The purpose of this study was to analyze
moral values in the novel Laskar Pelangi and describe the results of moral analysis research in the
novel Laskar Pelangi. The method in this study is a descriptive method. The steps of data collection in
this study are 1) Intensive reading of the novel entitled the irregulars of the rainbow 2) Recording
quotes that contain moral values and analyze them. Based on the results of the study, it can be seen
that there are so many moral values that the author wants to convey, including researchers finding
religious or religious moral values and researchers find finding moral values related to society or
social.
Keywords: Moral Analysis, Literature, Novels

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan fakta bahwa nilai moral itu penting, novel sebagai karya
sastra tulis juga harus memuat nilai moral agar dapat dijadikan sebuah teladan, terlebih lagi peneliti
sendiri nantinya akan berkecimpung di dunia pendidikan, maka penelitian mengenai nilai-nilai moral
ini sedikit banyaknya dapat diajarkan kepada siswa dengan cara membaca karya satra dan mencari
nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Permasalahan dalam penelitian ini apakah terdapat
nilai moral dalam novel laskar pelangi; lalu apa saja nilai moral yang terkandung dalam novel laskar
pelangi; Tujuan penelitian ini untuk menganalisis nilai moral dalam novel laskar pelangi dan
mendeskripsikan hasil penelitian analisis moral dalam novel laskar pelangi. Metode dalam penelitian
ini yaitu metode deskriptif. Langkah-langkah pengumpulan data penelitian ini yaitu 1) Membaca
secara intensif novel yang berjudul laskar pelangi 2) Mencatat kutipan yang mengandung nilai moral
dan menganalisisnya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat begitu banyak nilai moral yang ingin
disampaikan penulis, diantaranya peneliti menemukan nilai moral keagamaan atau religius dan
peneliti menemukan menemukan nilai moral yang berkaitan dengan masyarakat atau sosial.
Kata kunci: Analisis Moral, Sastra, Novel

PENDAHULUAN
Nilai moral itu penting di dalam kehidupan, inilah yang melatarbelakangi peneliti mengkaji
nilai moral. Moral dalam suatu karya sastra dapat memberi pelajaran dan dapat mengambil
pengalaman juga dapat mengambil pesan bagaimana kita dapat menyikapi sebuah
permasalahan, terlebih lagi pandangan peneliti semakin krisisnya nilai moral terhadap remaja
di era milenial ini. Karya sastra novel sedikit banyaknya memberi pengaruh terhadap
perubahan prilaku, karena biasanya pembaca meniru dari apa yang ia baca. Alasan peneliti
menganalisis novel ini karena novel ini sangat unik dan berhasil menarik minat para

Analisis Nilai Moral Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata | 659
Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2 Nomor 4, Juli 2019

pembacanya lewat tokoh-tokoh yang ditampilkan dengan karakter-karakter yang berbeda


namun berciri khas unik hingga novel ini sehingga di angkat menjadi sebuah film.

Novel Laskar Pelangi adalah novel yang pertama kali di publikasikan oleh Andrea Hirata
tahun 2005. Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang guru dalam mempertahankan
sebuah sekolah di desa terpencil di pulau Bangka. Novel yang diangkat dari kisah nyata ini
menceritakan guru yang bernama Ibu Muslimah,yang hanya mengandalkan keteguhan hati
dan kegigihannya untuk berjuang dengan cara mendidik murid-muridnya berjumlah 10 orang
agar bisa melanjutkan sekolah, dari SD ke SMP. Adapun rumusan masalah penelitian ini
apakah terdapat nilai moral dalam novel laskar pelangi? Nilai moral apa saja yang terkandung
didalam novel laskar pelangi?

Tujuan penelitian ini bermaksud mendeskripsikan nilai moral dalam novel laskar pelangi.
Diharapkan pembaca mendapatkan manfaat, dapat di jadikan sebuah teladan dan dapat
menerapkannya. Diharapkan juga pembaca menyadari pentingnya nilai-nilai moral yang
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut (Melati, Warisma, & Ismayani, 2019) dalam (Ismayani, 2017) sastra memiliki
sebagian ciri khas keartistikan, keindahan, keorisinilan, serta mengandung daya imajinatif.
Sedangkan. Menurut (Musliah, Halimah, & Mustika, 2018) sastra adalah tata cara pemikiran
didalamnya melibatkan komunikasi yang berperan menjadi tolak ukur moral dalam
menghargai dan memperbaiki kehidupan di masyarakat seperti cerita di dalam novel juga
terdapat percakapan yang menggambarkan suatu interaksi pada kehidupan nyata . Jadi dapat
disimpulkan karya sastra yaitu hasil pemikiran imajinasi seseorang yang berbentuk karangan,
cerita atau narasi juga dapat diciptakan dari kisah hidup seseorang yang di bumbui dengan
nilai estetik yang menggambarkan kehidupan dimasyarakat dan menjadi tolak ukur moral
dalam memperbaiki kehidupan di masyarakat . Jenis karya sastra diantaranya puisi, drama,
cerpen, novel, dan lain-lain.

Novel merupakan sastra prosa yang mengandung unsur intrinsik dan ekstrinsik.(Permana,
Juwita, & Zenab, 2019) mengatakan novel adalah kejadian luar biasa yang dapat ditulis dan
diceritakan dalam kehidupan bermasyarakat, dan tidak sedikit juga dapat menyebabkan
perubahan prilaku dan sikap terhadap pembacanya bahkan bisa dinyatakan penentuan nasib.
Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan, novel yaitu hasil karya imajinatif seseorang yang
memberikan gambaran kehidupan di dalamnya dan sedikit banyaknya dapat mempengaruhi
perubahan perilaku bagi setiap pembacanya. Sebelum mengetahui apakah sebuah novel
tertentu memberi manfaat, kita perlu menganalisisnya terlebih dahulu. Metode merupakan
suatu langkah penting dalam menganalisis karya sastra. Metode yang jelas akan berpengaruh
terhadap hasil analisis karya sastra. Tanpa metode, hasil analisis dapat dibantah juga dikritik
hingga dapat terjadinya silang pendapat Endraswara (Titin, Wahyuni, & Wikanengsih, 2019)
. Salah satu yang harus diperhatikan oleh sebuah novel adalah memperhatikan nilai moral.
Dengan nilai moral, pembaca dapat memahami maksud yang ingin disampaikan penulis. Hal
tersebut didukung pendapat (Nurgiyantoro, 2012) yang memberikan pendapat bahwa fiksi
mengandung nilai moral yang diterapkan dalam tingkah laku dan sikap yang diterapkan
kepada setiap penokohan sesuai pandangan penulis tentang moral. Setelah novel itu di baca,
diharapkan pandangan tersebut dapat sampai kepada pembaca. Berdasarkan pemaparan para
ahli peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa melalui karya sastra, pengalaman pembaca
akan diperoleh saat pembaca memahami isi novel tersebut, juga bisa diterapkan untuk

660 | Analisis Nilai Moral Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata
Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2 Nomor 4, Juli 2019

dilakukan di kehidupan, serta dapat dijadikan pemikiran dan sedikit banyaknya dapat
mengubah prilaku bagi pembacanya.

Kata moral secara etimologi sama dengan etika meskipun dalam bahasa aslinya berbeda,
moral dapat diartikan nilai dan norma yang dapat mengatur tingkah laku perorangan atau
sebuah kelompok dan dapat dijadikan sebuah pegangan. Bersama dengan itu (Nurgiyantoro,
2010) mengemukakan bahwa moral dalam sastra, yaitu hikmah yang dapat di dapat pembaca
melalui sastra dan dapat mendapatkan manfat yang baik. Nilai adalah sifat penting dan
berguna bagi manusia, nilai dan moral dalam berinteraksi dengan masyarakat memiliki
kepentingan bagi diri sendiri. Nilai moralitas adalah segala yang berkaitan dengan etika adat
atau sopan santun. (Maryam, Putri, & Firmansyah, 2018) Nilai moral dapat berupa pesan
kritik sosial dan juga dapat berupa pesan religi nilai religius sebuah sastra telah dimulai sejak
zaman Rasulullah SAW.

Pada zaman Rasulullah SAW nilai religius sastra lebih banyak memberikan motivasi pada
para pembela islam dimana keimanan mereka yang semakin diuji ketika hendak pergi
berperang dan berdakwah. Bahkan di dalam Al-quran ada surat yang membahas perihal sastra
yaitu terdapat di dalam surat Asy-Syu‟ara yang berarti “Para Penyair”. Hal tersebut
sependapat dengan pernyataan (Nurgiyantoro, 2012) yang menyatakan kehadiran unsur religi
dan agama dalam sebuah satra, sastra tumbuh dari sesuatu yang religius, bahkan awal mula
bentuk sastra adalah religius. Sebenarnya religius dan agama memiliki arti yang berbeda
namun religius dan agama dapat menyatu dalam konotasi yang sama. Seperti yang di
ungkapkan (Nurgiyantoro, 2012) religius merupakan getaran nurani dari lubuk hati pribadi
dan totalitas kepribadian manusia, sedangkan agama lebih menunjukan kebaktian kepada
sang pencipta. Pesan moral lainnya yang ditemukan adalah kritik sosial dimana wujud pesan
ini beragam seluas ruang lingkup kehidupan masyarakat. Seperti yang di kemukakan
(Nurgiyantoro, 2012) bahwa sastra kritik di dalamnya berisi pesan yang mengkritik keadaan
yang sedang terjadi dimasyarat, begitulah lahirnya sebuah sastra kritik. Selain bentuknya
berupa kritik sosial dan pesan religi, nilai moral dapat disampaikan secara langsung dan tidak
langsung. Dengan penulis memaparkan penyampaian nya secara jelas berarti penulis
memaparkan nilai moralnya secara langsung dan dapat dipahami dengan mudah oleh
pembaca. Selain itu penyampaian moral secara tidak langsung dapat berarti tersirat dan tidak
terlihat secara gamblang oleh pembaca sehingga penulis memberikan alternatif kepada
pembaca untuk menafsirkan nilai moral tersebut.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. (Milawasri, 2017) juga menjelaskan bahwa
metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan subjek penelitian baik dalam
drama, novel, atau karya sastra lainnya berdasarkan pada fakta yang ada sebagaimana
adanya. Senada dengan pendapat (Istiqomah & Nugraha, 2018) Metode deskriptif ini
memiliki tujuan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, menganalisis permasalahan yang akan
diteliti.

Sejalan dengan pendapat tersebut, maka peneliti menganalisis serta mengkaji novel berjudul
laskar pelangi kemudian menggambarkannya dengan apa adanya. Hal pertama yang
dilakukan dengan metode deskriptif ini adalah membaca novel secara menyeluruh. Setelah
itu, menganalisis nilai moral yang terdapat didalamnya. Peneliti kemudian mencatat kutipan
dalam dialog yang mengandung nilai moral dan mendeskripsikan hasil penlitian tersebut.

Analisis Nilai Moral Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata | 661
Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2 Nomor 4, Juli 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Hasil penelitian ini terdapat nilai moral yang terkandung dalam novel laskar pelangi
diantarnya nilai moral yng berkaitan dengan keagamaan atau religius dan nilai moral yang
berkaitan dengan sosial atau kemasyarakatan, berikut kutipan dialog dan pembahasannya.

Moral yang berhubungan dengan agama atau religious


Kutipan 1
“Menyuruh kepada yang makhruf dan mencegah dari yang munkar” (Hirata, 2005)
(Halaman 19).

Kutipan 2
“Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,” demikian bu Mus
menasehati kami. (halaman 31).

Kutipan 3
“Adakah mereka telah semena-mena pada rezeki Tuhan nanti terlunta-lunta dikala
Tuhan menguji bangsa Lemuria?” ( halaman 37-38)

Kutipan 4
“Hiduplah hanya dari ajaran Al-Quran, hadist, dan Sunatullah, itulah pokoknya
tuntunan Muhammadiyah. Insya Allah setelah engkau besar engkau dilimpahkan
rezeki yang hala dan pendamping hidup yang sakinah” (halaman 350)

Kutipan 5
“ Ada sebuah pengaruh mistis dan udara kuburan. Ada rasa kemurtadan,
pengkhianatan dan pembangkangan pada Tuhan. Ada jerit kesakitan dari binatang
yang dibantai untuk ritual” (halaman 414)

Kutipan 6
“ Orang Islam tidak diperbolehkan mempercayai ramalan namun ingin rasanya
mengenang mimpi Mahar bertahun-tahun yang lalu di gua gambar tentang
kehancuran sebuah kekuatan besar di Belitong” (halaman 482)

Moral yang berhubungan dengan masyarakat atau sosial


Kutipan 1
Chiang Si Ku atau sembahyang rebut diadakan setiap tahun. Sebuah acara semarak
di mana seluruh warga tionghoa berkumpul. Banyak hiburan lain ditempelkan pada
ritual keagamaan ini, misalnya panjat pinang, komidi putar, dan orkes Melayu,
sehingga menarik minat setiap orang untuk berkunjung. Ajang ini dapat disebut
sebagai media tempat empat komponen utama subetnik di kampong kami: orang
Tionghoa, orang Melayu, orang pulau bersarung, dan orang Sawang berkumpul
(halaman 259).

Kutipan 2
“Tidak satu orangpun yang percaya tentang sekolah yang dibangun oleh mereka

662 | Analisis Nilai Moral Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata
Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2 Nomor 4, Juli 2019

dengan susah payah dan tidak ada satu orang pun yang membantu padahal orang
miskin berhak untuk belajar” (halaman 127 )

Kutipan 3
“Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sudah doyong seolah akan
roboh.” (halaman 329)

Kutipan 4
“Kasian ayahku….”
“Barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginan sekolah, dan
mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli…” (halaman 3)

Kutipan 5
Aku pernah membaca kisah tentang wanita yang membelah batu karang untuk
mengalirkan air, wanita yang menenggelamkan diri belasan tahun sendirian di
tengah rimba untuk menyelamatkan beberapa keluarga orang utan. “ (halaman 29).

PEMBAHASAN
Moral yang berhubungan dengan agama atau religious.
Pada kutipan 1 ini menggambarkan tentang sebagai umat muslim kita harus menjalankan
perintahnya dan selalu menghindari larangannya. Dari kutipan tersebut mengingatkan kepada
kita bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan baik itu buruk ataupun baik akan selalu dicatat
dan akan mendapatkan balasannya. Oleh karena itu kita sebagai manasia harus patuh
terhadap segala perintahnya, meskipun Tuhan tidak membalas perbuatan buruk kita didunia
tetapi diakhirat nanti kita akan menerima balasannya karena seperti pribahasa apa yang kita
tanam itulah yang akan kita tuai.

Pada Kutipan 2 menjelaskan tentang kita umat beragama islam wajib melaksanakan Shalat 5
waktu, apalagi melaksanakan Shalatnya dilakukan tepat waktu maka akan mendapatkan
pahala yang lebih banyak lagi. Karena shalat merupakan perintah Allah nomor satu karena
shalat merupakan sebuah tiang agama, dimana kita jika tidak mendirikan shalat 5 waktu
secara tidak langsung sama saja kita seperti merobohkan agama sendiri. Seperti pada kutipan
dialog Bu Mus selalu menasehati kepada anak-anaknya untuk selalu shalat 5 waktu dan tidak
boleh ditinggalkan. Diharapkan nilai moral tersebut dapat di amalkan oleh kita dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari.

Pada kutipan 3 menjelaskan tentang kita tidak boleh uzub, ria atau takabur pada apa yang
telah Tuhan berikan, karena nanti kita akan sengsara dikala Tuhan menguji . Rezeki tidak
akan tertukar walaupun kita sedang di uji banyak cobaan oleh Tuhan. Sebagai manusia kita
harus mensyukuri kepada nikmat apa yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita, kita juga
harus saling berbagi ketika kita mendapatkan rezeki dari yang maha kuasa terlebih lagi
berbagi kepada orang yang serba kekurangan, karena sejatinya rezeki yang tuhan beri kepada
kita terdapat rezeki orang lain yang tuhan titipkan. Dalam perihal tolong menolong kita tidak
perlu takut bahwa harta kita akan habis karena tuhan akan menganti rezeki yang telah kita
berikan dengan sesuatu hal yang tidak terduga, meskipun kita tidak memiliki harta yang
berlebih untuk menolong orang yang membutuhkan menolong tidak harus selalu dengan

Analisis Nilai Moral Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata | 663
Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2 Nomor 4, Juli 2019

berupa materi kita bisa juga menolong dengan tenaga. Dari kutipan tersebut diharapkan kita
dapat mensyukuri nikmat dan dapat mengamalkannya.

Pada kutipan 4 yang menjelaskan tentang kitab suci Al-quran yang diturunkan Allah pada
nabi Muhammad SAW yang wajib dipelajari dan diamalkan oleh setiap muslim Banyak arti
dan makna, hampir semua nama tempat dan kejadian ada di dalam Al-Quran. Kita harus
percaya pada isi yang ada dalam Al-Qur‟an. Kegiatan ini merupakan kegiatan mempelajari
Al Quran dan mempelajari tafsir Al Quran yang dipelopori oleh Allama Hamiduddin Farahi.
Al Quran diciptakan tidak hanya untuk dibaca saja tetapi harus dijadikan pedoman dalam
menjalani kehidupan, segala sesuatu yang kita perbuat tidak boleh melanggar dari apa yang
telah ditetapkan di dalamnya. Dalam Shahih Bukhari, disebutkan “Sebaik-baik kalian adalah
yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”.

Kutipan 5 kutipan diatas menggambarkan tentang masih banyak orang yang percaya dengan
hal-hal mistis. Seperti adanya ritual-ritual sesat yang menggunakan mayat binatang yang
dibantai hidup-hidup. Apalagi di daerah pelosok hal-hal tersebut masih banyak ditemui, dan
masih banyak adanya dukun. Janganlah kita mengkhianati Tuhan, kalau seperti itu kita akan
di laknat oleh Allah SWT. Janganlah percaya kepada hal-hal mistis atau ritual yang ada dan
janganlah menyembah kepada benda atau makhluk apapun kecuali Tuhan. Didalam kitab suci
alquranpun sudah dijelaskan jika kita percaya tehadap sesuatu (selain Tuhan) maka orang itu
termasuk golongan orang-orang musrik sedangkan musrik adalah dosa besar yang tidak
diampuni oleh Allah SWT.

Kutipan 6 terdapat kutipan menjelaskan bahwa kita sebagai umat Islam tidak boleh
mempercayai dengan adanya ramalan. Seperti di Belitong masih ada yang percaya dengan
ramalan-ramalan atau primbon. Kita sebagai umat Muslim yang beragama Islam seharusnya
bisa tahu dan bisa membandingkan mana yang benar dan mana yang salah. Karena
sesungguhnya kejadian, bencana, rezeki, dan lain-lain hanya Tuhan yang tahu. Ramalan itu
hanya prediksi semata, dan semua itu hanyalah mitos.

Moral yang berhubungan dengan masyarakat atau social.


Pada Kutipan 1 menggambarkan kerukunan warga yang tinggal di pulau Belitong meskipun
mereka berbeda suku dan agama. Seperti pada ritual keagamaan yang dimiliki penduduk
Tionghoa di pulau Belitong bahwa ritual mereka dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar.
Mereka tidak memandang ras, suku, dan agama. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tidak
adanya perbedaan antar suku dan agama, mereka dapat bersatu dalam kondisi apapun.
Mereka menjaga erat tali silaturahmi tanpa memandang ras, menghargai satu sama lain yang
ada pada masyarakat Tionghoa di Belitong. Hal ini sangat menunjukkan bahwa tidak adanya
perbedaan suku, ras, dan agama. Semuanya bersatu di dalam lingkungan masyarakat
Belitong. Nilai-nilai kerukunan yang paling menonjol adalah rukun suku dan rukun agama,
karena satu wilayah yang saling menghargai akan terlihat sangat indah. Hal ini yang terjadi
dalam masyarakat Tionghoa yang telah lama tinggal di Belitong. Di dalam kehidupan yang
rukun dan damai inilah yang harus kita dapat dan kita petik dapat mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Walaupun kita berada dalam lingkungan yang kebanyakan berbeda
agama tetap kita harus saling menghargai supaya dapat menciptakan lingkungan yang indah,
damai, dan tentram.

Pada Kutipan 2 di bawah dapat dijelaskan bahwa walaupun semiskin apapun seseorang itu,
mereka berhak untuk belajar masih tetap ada dalam dirinya, karena dia merasa walau

664 | Analisis Nilai Moral Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata
Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2 Nomor 4, Juli 2019

bagaimanapun mereka adalah bisa belajar dengan kebutuhan yang seadanya. Terkadang
orang-orang yang berada diatas itu selalu menghina orang miskin bahwa mereka tidak akan
pernah mampu untuk bersekolah. Tetapi terkadang orang miskin juga mampu untuk
bersekolah karena mereka ingin belajar walaupun bukan disekolah.

Pada kutipan 3 dibawah menggambarkan sosok kemiskinan yang dialamai oleh sekolah
Muhammadiyah dari segi fisik bangunan yang sudah tua, sebenarnya bangunan tersebut
sudah tidak layak pakai. Namun, akibat guru-guru Muhammadiyah yang sangat antusias
sekali ingin mengajar murid-murid yang hidup diserba kekurangan ini. Kita jangan pernah
putus asa dalam belajar apalagi untuk pergi ke sekolah, walaupun sekolah kita mengalami
kerusakan dan banyak hambatan dalam pembelajaran. Dari kutipan tersebut kita dapat
mengambil pelajaran bahwa kita harus memanfaatkan fasilitas yang ada kita tidak boleh
bermalas-malasan untuk belajar karena diluar sana banyak yang ingin bersekolah tetapi
terbatasnya fasilitas yang ada.

Pada kutipan 4 Dapat dilihat dari tokoh „Aku‟ yaitu (Ikal) kepada sosok sang ayah yang ia
cintai. Ikal sangat memperdulikan keadaan keluarganya terlebih lagi pada perekonomian
yang sangat memprihatinkan sehingga ia berpikir untuk tidak melanjutkan pendidikan. Rasa
kepedulian ini diberikan oleh ikal kepada ayahnya karea ia sangat menghargai dan
memperhatikan ayahnya. Diharapkan rasa peduli itu juga dapat tumbuh dan diterapkan oleh
pembaca dalam menjalani kehidupannya. Dengan rasa peduli dan saling menghargai satu
sama lain niscaya akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan mempererat tali
persaudaraan.

Pada kutipan 5 Menjelaskan tentang tolong-menolong, tolong-menolong berarti suatu sikap


yang mendorong pribadi seseorang untuk mau saling membantu dan dapat meringankan
beban orang lain. Sikap itu menunjukan ketulusan hati seseorang tanpa mengharap imbalan.
Novel laskar pelangi yang di dalamnya terdapat banyak sekali yang mengajarkan kita nilai
tolong- menolong antarsesama. Tolong-menolong dilakukan untuk dapat membantu
menyelesaikan suatu masalah seseorang sehingga dapat meringankan beban mereka. Dari
kutipan di atas, sangat jelas tokoh Aku menceritakan tentang seorang wanita yang memiliki
sifat penolong yang luar biasa. Keikhlasan tokoh tersebut dalam tolong-menolong sesama,
dapat digambarkan oleh pengarang yang betapa pentingnya tolong-menolong dalam
kehidupan sehari-hari. Tokoh wanita itu menyadari pentingnya manusia untuk bersosialisasi
karena manusia tidak dapat hidup sendiri dan manusia itu adalah makhluk yang saling
membutuhkan. Di dalam kutipan juga terlihat bahwa tokoh „wanita‟ tidak hanya suka
menolong sesama manusia tetapi juga dengan makhluk hidup lainnya yang dalam hal ini
adalah orang utan. Sang wanita sadar bahwa menolong tidak terbatas untuk manusia saja,
tetapi juga makhluk hidup lain seperti binatang juga perlu untuk mendapatkan pertolongan.

SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada novel Laskar Pelangi. Novel ini berkisah
tentang keluarga yang serba kekurangan, didalamnya terdapat 10 anak yang begitu
bersemangat untuk melnjutkan pendidikan di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung. Di
dalam novel tersebut terdapat nilai moral yang ingin disampaikan penulis, diantaranya
terdapat nilai moral keagamaan atau religius dan terdapat nilai moral yang berkaitan dengan
sosial atau masyarakat. Pesan moral yang dapat di ambil dari novel laskar pelangi yakni
sebagai umat yang beraggama islam kita wajib menjalankan perintahnya, di dalam ajaran
islam mengajarkan kita untuk saling tolong menolong sesame tanpa saling membedakan.

Analisis Nilai Moral Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata | 665
Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2 Nomor 4, Juli 2019

Pendidikan merupakan hak bagi setiap anak bangsa, jangan pernah menyerah dari setiap ujian
yang didapatkan, harus memiliki keteguhan dan keyakinan akan prinsip hidup, harus tetap
berjuang walau tidak ada sandaran lagi, belajar mandiri, Inisiatif, dan harus bekerja keras.

DAFTAR PUSTAKA
Hirata, A. (2005). Novel Laskar Pelangi. Yogyakarta: P.T Bentng Pustaka.
Istiqomah, D. S., & Istiqomah, D. S. (2018). ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA
PROKEM DALAM MEDIA SOSIAL. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia), 1(5), 665-674.
Maryam, Y., Putri, T. J., & Firmansyah, D. (2018). Analisis Nilai Moralitas Pada Tokoh
Utama Dilan Dalam Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) Karya Pidi Baiq.
Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 1(6), 929-936.
Melati, T. S., Warisma, P., & Ismayani, M. (2019). Analisis Konflik Tokoh dalam Novel
Rindu Karya Tere Liye Berdasarkan Pendekatan Psikologi Sastra. Parole (Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 2(2), 229-238.
Milawasri, F. A. (2017). Analisis Karakter Tokoh Utama Wanita Dalam Cerpen Mendiang
Karya SN Ratmana. Jurnal Bindo Sastra, 1(2), 87-94.
Musliah, S., Halimah, S. N., & Mustika, I. (2018). Sisi Humanisme Tere Liye dalam Novel
“Rembulan Tenggelam di Wajahmu”. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia), 1(5), 681-690.
Nurgiyantoro, B. (2010). Teori pengkjian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University press.
Nurgiyantoro, B. (2012). pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Permana, A., Juwita, L., & Zenab, A. S. (2019). Analisis Unsur Intrinsik Novel Menggapai
Matahari Karya Dermawan Wibisono. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia), 2(1), 21-26.
Aisyah, T., Wahyuni, R., & Wikanengsih, W. (2019). Analisis Novel Saman Karya Ayu
Utami: Tinjauan Sosiologi Sastra. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia), 2(2), 291-298.

666 | Analisis Nilai Moral Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata

You might also like