Staphylococcus Aureus DAN Staphylococcus Epidermidis

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN GEL ANTISEPTIK EKSTRAK ETANOL

KULIT PISANG KEPOK MENTAH (Musa paradisiaca L.) TERHADAP BAKTERI


Staphylococcus aureus DAN Staphylococcus epidermidis

Annisa Primadiamanti1, Selvi Marcellia1, Sigit Sukmawan1

1
Jurusan Farmasi, Universitas Malahayati Bandar Lampung, Indonesia

Abstract : Antibacterial Activity of Antiseptic Gel Preparation Ethanol


Extract of Raw Kepok Banana (Musa paradisiaca L.) Skin Against
Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis Bacteria. Kepok
banana peels contained tannins, flavonoids, alkaloids, and saponins that had the
potential to be antibacterial agent. This study aimed to determine the antibacterial
activity of the antiseptic gel preparation of the ethanol extract of raw kepok banana
peels (Musa paradisiaca L.) against Staphylococcus aureus and Staphylococcus
epidermidis bacteria with various extract concentrations. Kepok banana peel ethanol
extract gel was made into 3 formulas with various concentrations (F1 = 0.5%; FII =
1.0%; and FIII = 1.5%). Antibacterial activity test was carried out by using the
diffusion method. The results showed that the concentration of raw kepok banana
peel extract (Musa paradisiaca L.) in an antiseptic gel preparation which was effective
in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis
bacteria in each bacteria was 1.5%. Better antibacterial activity of raw kepok banana
peels (Musa paradisiaca L.) in antiseptic gel preparation was found in Staphylococcus
aureus bacteria seen from the inhibition zone formed by 14.21 mm.
Keywords: kepok banana peels, antiseptic gel, Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis

Abstrak : Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Antiseptik Ekstrak Etanol Kulit


Pisang Kepok Mentah (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus Dan Staphylococcus Epidermidis. Kulit pisang kepok
mengandung senyawa tanin, flavonoid, alkaloid, dan saponin yang berpotensi
sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri
pada sediaan gel antiseptik ekstrak etanol kulit pisang kepok mentah (Musa
paradisiaca L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
epidermidis dengan berbagai konsentrasi ekstrak. Gel ekstrak etanol kulit pisang
kepok mentah dibuat menjadi 3 formula dengan variasi konsentrasi (F1=0,5%;
FII=1,0%; dan FIII=1,5%).Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi
sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak kulit pisang
kepok mentah (Musa paradisiaca L.) pada sediaan gel antiseptik yang efektif dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
epidermidis pada masing-masing bakteri yaitu pada konsentrasi 1,5%. Aktivitas
antibakteri yang lebih baik dari gel ekstrak etanol kulit pisang kepok mentah (Musa
paradisiaca L.) terdapat pada bakteri Staphylococcus aureus dilihat dari zona hambat
yang terbentuk sebesar 14,21 mm.
Kata kunci : kulit pisang kepok, gel antiseptik, Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis

PENDAHULUAN
Gangguan kesehatan pada keberadaannya banyak tersebar di alam
manusia yang paling umum diderita sekitar kita Penyebaran bakteri ini dapat
adalah infeksi. Salah satu penyebab terjadi dengan cara kontak langsung
infeksi adalah bakteri. Bakteri yang (bersentuhan, berjabatan tangan, dan
paling banyak menyebabkan infeksi sebagainya) kemudian diteruskan
adalah Staphylococcus aureus dan melalui mulut (Ni’maturrohmah, 2014).
Staphylococcus epidermidis yang

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni 2021 102
Penyakit yang disebabkan oleh pisang kepok (Musa paradisiaca L.)
Staphylococcus aureus yaitu infeksi berfungsi sebagai antibakteri terhadap,
saluran kemih, diare, sepsis, dan Staphylococcus aureus dan
meningitis, sedangkan Staphylococcus Staphylococcus epidermidis dengan
epidermidis dapat menimbulkan infeksi diameter hambat antara 9 sampai 12
seperti bisul, impetigo, selulitis, dan mm (Ermawati, 2016).
infeksi saluran kemih. Mengingat bakteri Gel umumnya merupakan suatu
tersebut berbahaya bagi kesehatan sediaan semi padat yang jernih, tembus
manusia, maka perlu dilakukan cahaya dan mengandung zat aktif. Gel
penanggulangan atau pencegahan merupakan sediaan semi padat yang
terhadap perkembangannya, salah digunakan pada kulit, sediaan tersebut
satunya adalah dengan memanfaatkan berfungsi sebagai pembawa obat-obat
bahan aktif dari tanaman yang dapat topikal,sebagai pelunak kulit, atau
digunakan sebagai antibakteri atau pembalut pelindung atau pembalut
menekan pertumbuhan bakteri. Salah penyumbat (oklusif), dispersi koloid
satu tanaman yang dapat dimanfaatkan mempunyai kekuatan yang disebabkan
sebagai antibakeri adalah tanaman oleh jaringan yang saling berikatan pada
pisang kepok (Djuanda et al., 2012). fase terdispersi zat pembentuk gel
Antibiotik adalah obat yang digunakan sebagai pengikat dalam
digunakan untuk mencegah dan granulasi, koloid pelindung dalam
mengobati infeksi bakteri. Penggunaan suspensi, pengental untuk sediaan oral
antibiotik yang tidak tepat selain menjadi dan sebagai basis supositoria (Mutiara,
pemborosan secara ekonomi juga 2015).
berbahaya secara klinis, yaitu resistensi Pemakaian antiseptik (Hand
bakteri terhadap antibiotik. Resistensi Sanitizer) yang diaplikasian secara tepat
terjadi saat bakteri mengalami dan benar merupakan cara termudah
kekebalan dalam merespons antibiotik dan efektif untuk mencegah
yang awalnya sensitif dalam berjangkitnya penyakit seperti diare,
pengobatan.(Kemenkes RI, 2017). Cara kolera, ISPA, cacingan, flu, hepatitis A,
yang digunakan untuk menghindari dan bahkan flu burung. Dengan
terjadinya resistensi terhadap antibiotik menggunakan antiseptik dapat lebih
yaitu digunakan alternatif lain dengan efektif menghilangkan mikroorganisme
memanfaatkan tanaman yang berkhasiat secara mekanis dari permukaan kulit dan
sebagai obat. dapat mengurangi adanya penyebab
Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) penyakit seperti virus, Bakteri dan
merupakan tanaman yang parasit lainnya pada kedua tangan (Sari
dibudidayakan secara luas di daerah dan Isadiartuti, 2006).
Lampung. Selain untuk bahan makanan, Berdasarkan uraian diatas dan
pisang juga kerap kali digunakan sebagai mengingat kegunaan kulit pisang kepok
jamuan para tamu adapun berbagai jenis dapat menghambat pertumbuhannya
pisang yang terdapat di Lampung antara bakteri yang terdapat di kulit maka
lain pisang susu, pisang mas, pisang penulis tertarik untuk melakukan uji
kepok, pisang ambon lumut, pisang raja, aktivitas antibakteri kulit pisang kepok
dan lain-lain. Buah pisang yang telah (Musa paradisiaca L.) terhadap bakteri
dikonsumsi, kulitnya dibuang begitu Staphylococcus aureus dan
saja, terutama pada kulit pisang kepok Staphylococcus epidermidis dengan
merupakan salah satu limbah rumah menggunakan metode difusi sumuran.
tangga yang menjadi sumber pencemar Penelitian ini bertujuan untuk
jika tidak diberdayakan dengan benar. mengetahui aktivitas antibakteri pada
Dari beberapa penelitian diketahui kulit sediaan gel ekstrak kulit pisang kepok
pisang kepok terkandung senyawa mentah (Musa paradisiaca L.) terhadap
flavonoid yang berpotensi sebagai Staphylococcus aureus dan
antibakteri padahal kulit pisang ini bisa Staphylococcus epidermidis, untuk
dimanfaatkan sebagai bahan baku obat mengetahui konsentrasi yang efektif
antiseptik. Ekstrak etil asetat kulit dalam menghambat pertumbuhan

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni 2021 103
bakteri Staphylococcus aureus dan Disortasi kering lalu diserbukkan,
Staphylococcus epidermidis dan untuk kemudian dilakukan proses ekstraksi
mengetahui aktivitas antibakteri yang dengan metode maserasi.
lebih baik dari gel ekstrak kulit pisang
kepok mentah (Musa paradisiaca L.) Ekstraksi Kulit Pisang Kepok (Musa
terhadap bakteri Stapylococcus aureus paradisiaca L.)
atau Staphylococcus epidermidis. Sampel kulit pisang yang telah
diambil dicuci bersih, kemudian diangin-
METODE PENELITIAN anginkan selama 2 hari, setelah kering
Alat-alat yang digunakan pada sampel dihaluskan dengan
penelitian ini terdiri dari maserator, menggunakan blender hingga menjadi
beaker glass, timbangan analitik, rotary serbuk. 500 gram simplisia dimasukan
evaporator, cawan porselin, oven, dalam botol atau wadah gelap ditambah
batang pengaduk, corong kaca, autoklaf, dengan pelarut etanol 96% sampai
lampu spiritus, inkubator, labu ukur, ose, terendam sempurna. Lalu didiamkan
cawan petri, pinset, tabung reaksi, selama 1 hari sambil sesekali diaduk,
pemijar, lumpang dan alu, spatel, sudip, setiap 24 jam dilakukan pergantian
gelas ukur, alumunium foil, blank disc, pelarut sampai pelarut yang digunakan
jangka sorong, viskometer, pH meter. menjadi bening. Kemudian saring
Bahan yang digunakan pada menggunakan corong yang sudah dilapisi
penelitian ini kulit pisang kepok, etanol dengan kertas saring sehingga diperoleh
96%, akuadest, MHA, asam asetat, maserat dan ampas. Maserat yang
karbopol, HPMC, TEA, metil paraben, diperoleh ditampung sedangkan ampas
gliserin, Staphylococcus aureus dan yang diperoleh ditambah dengan etanol
Staphylococcus epidermidis, ATCC, TSA, 96% untuk dimaserasi kembali sampai
HCL, pereaksi mayer, dragendrof, tersaring sempurna. Untuk memastikan
bauchardad, NH4OH 25%, alkohol, asam ambil 5 ml cairan dimasukan kedalam
asetat anhidrat, logam Mg, Fecl3, HCL cawan penguap, panaskan
pekat, H2SO4, larutan Mc Farland. menggunakan bunsen, jika tidak
meninggalkan endapan maka proses
Prosedur Penelitian maserasi telah selesai. Kemudian
Sterilisasi Alat dan Bahan dipekatkan dengan menggunakan rotary
Alat yang terbuat dari kaca evaporator pada suhu 50ºC sehingga
disterilkan dengan menggunakan diperoleh ekstrak pekat (Majidah, 2014).
autoklaf pada suhu 1210C selama 15 Tabel 1. Hasil Ekstraksi Kulit Pisang
menit. Alat-alat yang terbuat dari plastik Kepok Mentah
disterilkan dengan alkohol 70%.
Jenis Pelarut Bobot Bobot Rendeme
Tabung reaksi yang disumbat kapas dan
Ekstrak Sampel Ekstrak n
cawan petri, dibungkus dengan (%)
menggunakan kertas kopi, disterilkan Ekstrak Etanol 500 50 gram 10%
dengan suhu 170-180 0C selama 2 jam. Kental 96% gram
Autoclave digunakan untuk (gel)
mensterilisasi alat-alat ukur, peralatan
yang berukuran kecil, dan media kultur
yang sebelumnya dibungkus dengan Penapisan Fitokimia
menggunakan kertas kopi, disterilkan Penapisan fitokimia dilakukan
dengan suhu 1210 C selama 20 menit. dengan mereaksikan pereaksi tertentu
dengan metabolit sekunder yang
Preparasi Sampel terdapat di dalam ekstrak kulit pisang
Sampel berupa kulit pisang kepok kepok. Penapisan fitokimia terhadap
mentah(Musa paradisiaca L.) terlebih ekstrak kulit pisang meliputi penapisan
dahulu disortasi basah, selanjutnya terhadap keberadaan flavonoid, kuinon,
dilakukan pencucian dengan air saponin, tanin, alkaloid (Prihantini,
mengalir. Kemudian sampel dirajang 2018).
untuk memudahkan proses pengeringan.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni 2021 104
1.Alkaloid
Pemeriksaan Golongan Senyawa 5. Saponin
alkaloid Simplisia ditambahkan dengan Beberapa mL ekstrak sampel
HNO3 encer digerus dalam mortir, lalu ditambahkan dengan mL air sambil
ditambahkan beberapa mL kloroform dikocok selama 1 menit, lalu
sambil di gerus sampai homogen. ditambahkan 2 tetes HCl 1 N. Apabila
Kemudian disaring, setelah disaring busa yang terbentuk tetap stabil selama
filtrat dikocok dengan HCl. Lapisan asam kurang lebih 10 menit, maka ekstrak
dipisahkan, kemudian dibagi menjadi 3 negatif mengandung saponin.
bagian. Bagian pertama digunakan
sebagai blangko, bagian kedua ditetesi Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia
dengan larutan pereaksi Mayer dan Kulit Pisang Kepok
bagian ketiga ditetesi pereaksi
Dragedorff. Hasil positif adanya alkaloid Identifikasi Hasil Keterangan
bila terbentuk endapan putih dengan Pengamatan
Flavanoid Terbentuk +
pereaksi Mayer, dan jingga dengan warna jingga
pereaksi Dragendorff. ringan
Alkaloid Terbentuk +
2.Flavonoid warna merah
jingga
Pemeriksaan Golongan Senyawa Tanin Terbentuk +
Flavonoid Simplisia di gerus dalam mortir warna biru
dengan sedikit air, kemudian Steroid Terjadi +
dimasukkan ke dalam tabung reaksi perubahan
warna hijau
yang berisi logam Mg dan larutan HCl. gelap mendekati
Seluruh campuran dipanaskan beberapa warna jingga
saat. Kemudian filtrat ditambah amil Saponin Tidak terbentuk _
alkohol dan dikocok kuat-kuat. Adanya busa dan busa
dihasilkan
flavonoid akan menyebabkan filtrat sedikit tidak
berwarna merah. stabil
Keterangan : + : Positif
3.Tanin : - : Negatif

Pemeriksaan Golongan Senyawa


Tanin Simplisia digerus dalam mortir dan Pembuatan Sediaan Gel
dipanaskan dengan air di penangas air, Sediaan gel dikerjakan dengan 46
lalu disaring. Filtrat di tambahkan cara basis gel karbopol 940 dan HPMC
dengan larutan gelatin 1 %, adanya kembangkan dengan akuades 70°C
endapan putih menunjukkan bahwa dalam gelas kimia, diaduk hingga
dalam simplisia terdapat tanin. mengembang. Kemudian TEA
dicampurkan ke dalam basis lalu
4. Steroid dihomogenkan. Ditambahkan metil
Pemeriksaan Golongan Senyawa paraben yang sebelumnya telah
Triterpenoid dan Steroid Simplisia disari dilarutkan dengan 3 ml aquadest pada
dengan eter, kemudian sari eter suhu 70°C, dihomogenkan. Dilarutkan
diuapkan hingga kering. Pada residu ekstrak kulit pisang kepok (Musa
ditetesi larutan perekasi Lieberman- paradisiaca L.) ke dalam gliserin, lalu
Burchard. Penambahan pereaksi dimasukkan ke dalam basis sedikit demi
dilakukan dalam keadaan dingin. sedikit, dihomogenkan. Kemudian sisa
Terbentuknya warna ungu menunjukkan air ditambahkan setelah itu
bahwa dalam simplisia terkandung dihomogenkan. Setelah gel jadi
senyawa kelompok triterpenoid, dilakukan evaluasi (Dewi, 2015).
sedangkan bila terbentuk warna hijau-
biru menunjukkan adanya senyawa
kelompok steroid.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni 2021 105
Uji Antibakteri dimasukkan konsentrasi gel kedalam
Uji aktivitas antibakteri dilakukan lubang sumuran. Perlakuan ini diulang
dengan metode difusi agar, sebanyak tiga kali. Cawan agar di
menggunakan paper disc berdiameter 6 inkubasi selama 1x24 jam pada suhu
mm. Pengujian daya hambat bakteri 37ºC. Setelah di inkubasi, zona
Staphylococcus aureus dan hambatan yang terbentuk diamati dan
Staphylococcus epidermidis dilakukan diukur (Mahmudah dan Atun, 2017).
dengan menyiapkan cawan petri yang
berisi 20 mL media MHA (Mueller Hinton ANALISIS DATA
Agar). Oleskan suspensi bakteri uji Data hasil pengujian daya hambat
secara merata menggunakan kapas lidi sediaan gel ekstrak kulit kulit pisang
steril dengan cara swab dan biakan kepok mentah (Musa paradisiaca L),
permukaan agar mengering. Dibuat dianalisis menggunakan uji statistik
sumuran dengan pada media agar dan Analisis of Varian (ANOVA) dengan taraf
beri label pada masing-masing lubang kepercayaan 95 % Kemudian dilanjutkan
masing-masing konsentrasi serta kontrol dengan Post-Hoc Least Significant
negatif dan positif. Setelah diberi label Difference (LSD).

HASIL
Sampel yang digunakan dalam memastikan kebenaran identitas
penelitian ini adalah kulit pisang kepok tanaman yang akan digunakan dalam
mentah (Musa paradisiaca L.) yang penelitian untuk menghindari kesalahan
dideterminasi di laboratorium FMIPA pengambilan sampel yang digunakan
Universitas Lampung menurut sistem dalam penelitian adalah benar kulit
klarifikasi Cronquist (1981). Determinasi pisang kepok mentah (Musa paradisiaca
bertujuan untuk mengetahui dan L.)

Tabel 3. Hasil Uji Antibakteri pada Sediaan Gel

Diameter Rata-Rata Zona Rerata Zona


Bakteri Hambat Pengulangan Hambat ± P
Kelompok
Perlakuan SD(mm)

I II III

FI 9.12 9.16 9.19 9.15±0.35

FII 11.15 11.19 11.20 11.18±0,26


Staphylo FIII 13.17 13.27 13.25 13.23±0,52 0,00
coccus
epidermi K- 6.11 6.14 6.23 6.16±0.62
dis
K+ 17.16 17.21 16.19 17.18±0.25

FI 10.11 9.16 10.24 10.18±0.66

FII 11.14 11.19 11.22 11.18±0.40

FIII 14.16 13.27 14.21 14.19±0.26 0,00


Staphylo K- 7.10 6.14 7.18 7.14±0.40
coccus
aureus K+ 16.18 17.21 16.25 16.21±0.35

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni 2021 106
PEMBAHASAN
Serbuk simplisia diekstrak Sedangkan dengan metode difusi
dengan etanol 96% sebanyak 4 liter disk, cakram disk harus direndam di
dengan metode maserasi. Alasan dalam cawan petri yang berisi gel lalu
penggunaan pelarut etanol 96% diletakkan diatas agar. Sehingga,
menurut Tiwari,et al (2011). Lebih diasumsikan volume gel yang dapat
efisien dalam degradasi dinding sel diserap kertas cakram berbeda setiap
sehingga polifenol lebih banyak perlakuan. Sebagai kontrol negatif yang
tersaring. Selain itu etanol juga digunakan formulasi gel tanpa ekstrak.
merupakan pelarut universal yang Gel hand sanitizer merk aseptic gel
mudah didapat serta murah harganya digunakan sebagai kontrol
dengan indeks polaritas 5,2 sehingga positif.Masing-masing bakteri
berbagai senyawa baik polar maupun Staphylococcus aureus dan
non polar seperti senyawa flavonoid, Staphylococcus epidermidis diinokulasi
saponin, alkaloid dan tanin yang dalam tabung yang berisi NaCl 0,9%.
terdapat pada kulit pisang kepok dapat Bakteri yang diinokulum dihitung
tertarik oleh pelarut (Cahyani dan berdasarkan tingkat kekeruhan yaitu
Hermanto, 2019). sesuai dengan standar Mac. Farland 0,5
Pada penelitian ini dilakukan sehingga setara dengan suspensi
skrining fitokimia yang bertujuan untuk bakteri yang mengandung 4x109 koloni
mengidentifikasi kandungan senyawa bakteri per ml (Prihandani et al, 2015).
kimia yang terdapat pada ekstrak kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pisang kepok. Identifikasi golongan seluruh konsentrasi uji yang digunakan
senyawa bioaktif yang berpotensi 0,5%, 1% dan 1,5% memiliki aktivitas
sebagai antibakteri dilakukan terhadap antibakteri terhadap bakteri
empat jenis senyawa fitokimia. Staphylococcus aureus dan
Senyawa fitokimia tersebut adalah Staphylococcus epidermidis.
flavanoid, alkaloid ,tanin dan steroid Dari hasil pengamatan diameter
dan triterpenoid Skrining fitokimia zona hambat, konsentrasi hambat
dilakukan secara kualitatif berdasarkan minimum (KHM) terdapat pada
pada sifat kelarutan senyawa. Hasil konsentrasi 0,5% dengan diameter
skrining fitokima ekstrak kulit pisang 10,1833 mm terhadap bakteri
kepok positif mengandung senyawa Staphylococcus aureus dan 9,1567 mm
flavonoid, tanin, alkaloid dan steroid terhadap bakteri Staphylococcus
(dapat dilihat pada tabel 2). epidermidis. Konsentrasi 1% mampu
Metode yang digunakan dalam menghambat pertumbuhan bakteri
uji aktivitas bakteri adalah metode dengan diameter 11,1800 mm bakteri
sumuran yaitu dengan membuat lubang Staphylococcus aureus dan 11,1800
pada media Mueller Hinton Agar (MHA). mm terhadap bakteri Staphylococcus
Alsan penggunaan media MHA karena epidermidis. Konsentrasi 1,5% mampu
media MHA mengandung starch yang menghambat pertumbuhan bakteri
dapat menyerap toksik yang dengan diameter 14,1900 mm bakteri
dikeluarkan oleh bakteri dan juga Staphylococcus aureus dan 13,2300
rendah sulfonamide,trimethorprin dan mm terhadap bakteri Staphylococcus
tetracyclin inhibitor, mendukung epidermidis. Berdasarkan penilitian
pertumbuhan bakteri non fastidious tersebut menunjukkan bahwa ekstrak
yang patogen. Alasan metode sumuran kulit pisang kepok berpotensi dapat
yang digunakan dibandingan metode digunakan dalam mengobati infeksi
cakram disk adalah metode sumuran yang disebabkan oleh bakteri
terjadi osmolaritas dari konsentrasi Staphylococcus aureus dan
yang lebih tinggi dari metode disk. Staphylococcus epidermidis dengan
Metode sumuran setiap lubang kategori sedang hingga kuat Besaran
dimasukkan sediaan gel sehingga zona hambat meningkat seiring dengan
osmolaritas terjadi lebih menyeluruh penambahan konsentrasi ekstrak Gel
dan lebih homogen dan lebih kuat untuk hand sanitizer merk aseptic gel
menghambat pertumbuhan bakteri digunakan sebagai kontrol positif.
(Wahyuni, 2009).

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni 2021 107
Uji statistik pada penelitian ini hambatan dengan konsentrasi 0,5%,
adalah dengan menggunakan ANOVA. 1% dan 1,5% lebih besar dibandingkan
Sebelum dilakukan analisa data bakteri Staphylococcus epidermidis. Hal
menggunakan ANOVA terlebih dahulu ini dikarenakan Hal ini dikarenakan
diuji normalitas bertujuan untuk Staphylococcus epidermidis lebih
menguji apakah data bahan uji gel resisten terhadap senyawa yang
ekstrak kulit pisang kepok mentah terdapat dalam kulit pisang kepok
(Musa paradisiaca L.). mentah (Musa paradisiaca L) yaitu
menyebar (terdistribusi) secara normal tanin, karena dinding sel
atau tidak. Dari hasil uji shapiro-wilk Staphylococcus epidermidis lebih
terhadap masing-masing kontrol uji kompleks dibandingkan dengan
didapatkan bahwa data terdistribusi Staphylococcus aureus.
normal (p>0,005) sehingga diteruskan Fungsi kontrol negatif adalah
dengan uji parametrik ANOVA. untuk mengetahui apakah bahan
Dari data statistik ANOVA sediaan tambahan dalam pembuatan gel yang
gel ekstrak kulit kulit pisang kepok digunakan mempunyai sensitivitas
mentah (Musa paradisiaca L.) terhadap bakteri. Kontrol negatif yang
didapatkan nilai signifikan 0,000 yang digunakan yaitu formula tanpa
artinya terdapat perbedaan signifikan, penambahan ekstrak menunjukkan
sehingga dapat dilakukan uji lanjut LSD tidak ada zona hambat pada pengujian
(Least Significant Differences). terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Berdasarkan hasil uji LSD (Least dan Staphylococcus epidermidis. Hal ini
Significant Differences) bahwa sediaan mengindikasikan bahwa kontrol negatif
gel ekstrak kulit pisang kepok mentah yang digunakan tidak berpengaruh pada
(Musa paradisiaca L.) dengan berbagai uji antibakteri. Sedangkan fungsi
konsentrasi memberikan efektivitas kontrol positif adalah sebagai
antibakteri yang bermakna terhadap pembanding apakah gel hand sanitizer
kontrol negatif karena nilai (P<0,05). ekstrak kulit pisang kepok memiliki
Kemudian dibandingkan dengan kontrol sensitivitas yang sama dengan gel hand
positif untuk mengetahui konsentrasi sanitizer buatan pabrik yang
ekstrak kulit pisang kepok mentah(Musa digunakan.Pada penelitian ini dilakukan
paradisiaca L.) yang aktivitas beberapa uji stabilitas fisik gel, seperti
antibakteri setara dengan aseptic gel. pengamatan organoleptis, pH, daya
Hasilnya adalah sediaan gel ekstrak sebar, dan homogenitas. pengujian ini
kulit pisang kepok mentah (Musa dilakukan sebagai acuan karakteristik
paradisiaca L.) dengan berbagai sifat fisik gel yang baik. Pengamatan
konsentrasi menunjukkan adanya organoleptis pada sediaan gel ekstrak
perbedaan bermakna (P<0,05) kulit pisang kepok.
terhadap kontrol positif. Dari hasil Uji organoleptik meliputi bentuk,
tersebut dapat dinyatakan bahwa warna, dan bau. Gel yang dihasilkan
sediaan gel ekstrak kulit pisang kepok berbentuk setengah padat yang
mentah (Musa paradisiaca L.) tidak merupakan karakteristik dari gel pada
sebanding dengan kontrol positif. umumnya. Warna coklat merupakan
Kemudian kontrol positif menunjukkan hasil dari ekstrak kulit pisang kepok
adanya perbedaan bermakna (P<0,05) namun gel yang dihasilkan tidak
terhadap kontrol negatif, artinya kontrol transparan (tembus cahaya), hal ini
negatif tidak sebanding dengan kontrol dikarenakan konsentrasi ekstrak yang
positif. Hal ini dikarenakan penggunaan digunakan terlalu tinggi. Semakin tinggi
metode yang berbeda antara ekstrak konsentrasi ekstrak yang terkandung
dan sediaan gel ekstrak kulit pisang maka warna yang terbentuk akan
kepok mentah (Musa paradisiaca L). semakin gelap. Uji daya sebar
Namun pada bakteri merupakan pengujian yang dilakukan
Staphylococcus aureus diameter
untuk mengetahui kelunakan sediaan saat dioleskan kekulit dan telapak
gel ekstrak kulit pisang kepok mentah tangan manusia. Semakin besar

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni 2021 108
diameter daya sebar maka semakin Pengeringan Terhadap
tinggi kecepatan gel menyebar dan Karakteristik Organoleptik,
mudah diusapkan dikulit. Hasil daya Aktivitas Antioksidan Dan
daya sebar gel dengan konsentrasi Kandungan Kimia Tepung Kulit
eksrak 0,5%, 1% dan 1,5% memenuhi Pisang Ambon (Musa Acuminata
persyaratan, yaitu berada direntang 5- Colla). Jurnal Sains dan Teknologi
7 cm (Ansel, 2008). Pangan, 4(1).
Uji pH dilakukan untuk Dewi, L. R. (2015). Optimasi Formula
mengetahui kestabilan suatu sediaan Krim W/O Ekstrak Etanolik Kulit
dan sediaan tersebut aman atau tidak Pisang Ambon (Musa paradisiaca
terjadi iritasi bila digunakan pada kulit L.) Dengan Variasi Kombinasi Span
manusiaDari hasil pengukuran pH 80 dan Mineral Oil (Doctoral
sediaan gel ekstrak kulit pisang kepok dissertation, Universitas Gadjah
mentah dengan konsentrasi 0,5%, 1% Mada). diambil dari saliva pasien
dan 1,5%. Nilai pH yang dihasilkan Rumah, S., & Gigi, S. Kemampuan
pada sediaan gel memenuhi air rebusan daun salam (Eugenia
persyaratan pH kulit yaitu 4,5-6,5 polyantha W) dalam menurunkan
(Ibrahim, 2018). Uji homogenitas jumlah koloni bakteri
semua formulasi menunjukkan Streptococcus sp Skripsi. Fakultas
homogen yang ditandai dengan tidak Tekologi Pertanian. Institut
terdapat butiran kasar pada gel. Hal ini Pertanian Bogor.
sesuai dengan persyaratan Djuanda, A., Hamzah, M., & Aisah, S.
homogenitas gel yaitu harus (2007). Ilmu penyakit kulit dan
menunjukkan susunan yang homogen kelamin edisi kelima. Jakarta: Balai
dan tidak terlihat butiran kasar penerbit FKUI, 89-105.
(Cahyani dan Hermanto, 2019). Ermawati, W. O. (2016). Kajian
pemanfaatan limbah kulit pisang
KESIMPULAN raja (Musa paradisiaca var Raja)
Terdapat aktivitas antibakteri pada gel dalam pembuatan es krim. Jurnal
ekstrak kulit pisang kepok mentah Sains dan Teknologi Pangan, 1(1).
(Musa paradisiaca L.) terhadap Ibrahim, R. (2018). Uji Aktivitas
Staphylococcus aurus dan Antibakteri Fraksi n-heksana Kulit
Staphylococcus epidermidis dilihat zona Buah Citrus reticulata Terhadap
hambat yang terbentuk pada masing- Bakteri Escherichia coli Dengan
masing dengan kategori sedang. Metode Difusi Cakram (Doctoral
Konsentrasi ekstrak kulit pisang kepok dissertation, University of
mentah (Musa paradisiaca L.) pada Muhammadiyah Malang).
sediaan gel yang efektif dalam Mahmudah, F. L., & Atun, S. (2017). Uji
menghambat pertumbuhan bakteri aktivitas antibakteri dari ekstrak
Staphylococcus aureus dan etanol temukunci (Boesenbergia
Staphylococcus epidermidis pada pandurata) terhadap bakteri
masing-masing bakteri yaitu pada Streptococcus mutans. Jurnal
konsentrasi 1,5%. Aktivitas antibakteri Penelitian Saintek, 22(1), 59-66.
pada gel ekstrak kulit pisang kepok Mutiara, R. (2015). Formulasi Masker
mentah (Musa paradisiaca L.) lebih baik Gel Peel Off Antioksidan
pada bakteri Staphylococcus aureus Mengandung Ekstrak Kulit Batang
dibandingkan dengan bakteri Kayu Manis (Cinnamomum
Staphylococcus epidermidis. burmanni Nees ex Bl.) (Doctoral
dissertation, Fakultas MIPA
DAFTAR PUSTAKA (UNISBA).
Ansel, H. C. (2008). Pengantar Bentuk Ni’Maturrohmah,W.(2014). Pemanfaat
Sediaan Farmasi, ed IV, Jakarta : an Limbah Kulit Buah Pisang Kepok
UI-Press Alih bahasa Ibrahim, F. (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan
Cahyani, S., & Hermanto, H. (2019). Dasar Pembuatan Cuka Organik
Pengaruh Lama Dan Suhu Dengan Penambahan Acetobacter

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni 2021 109
aceti Dengan Konsentrasi Yang
Berbeda (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Sari, R., & Isadiartuti, D. (2006). Studi
efektivitas sediaan gel antiseptik
tangan ekstrak daun sirih (Piper
betle Linn). Majalah Farmasi
Indonesia, 17(4), 163-169.
Wahyuni, N. K. D. M. S., Rita, W. S., &
Asih, I. A. R. A. (2019). Aktivitias
Antibakteri Ekstrak Kulit Pisang
Kepok Kuning (Musa paradisiaca
L.) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli Serta Penentuan
Total Flavonoid dan Fenol Dalam
Fraksi Aktif. Jurnal Kimia (Journal
of Chemistry), 9-15.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni 2021 110

You might also like