Professional Documents
Culture Documents
Merubah Ancaman Bahaya Limbah Cair Industri Tahu Menjadi Peluang Ekonomi
Merubah Ancaman Bahaya Limbah Cair Industri Tahu Menjadi Peluang Ekonomi
Abstrak : Limbah cair industri tahu bersifat ofensif dan mampu memberikan akibat buruk
pada lingkungan ambiennya. Hal itu dikarenakan karakteristik effluent limbah cair industri
tahu yang panas, asam, dan mengandung bahan organik yang tinggi. Karena sifat inilah
kandungan oksigen terlarutnya juga nol ppm. Hasil pengukuran parameter air limbah tahu
dan tempe di daerah Semanan, Jakarta Barat menunjukkan kandungan BOD5 mencapai 1.324
mg/l, COD 6.698 mg/l, NH4 84,4 mg/l, nitrat 1,76 mg/l dan nitrit 0,17 mg/l.1). Potensi
bahaya limbah ini terhadap kehidupan biota air dapat diukur dengan menghitung
konsentrasi limbah cair industri tahu yang dapat menyebabkan kematian ikan nila (LC50),
yaitu mulai dari 3,80%-11,5% pada pajanan 24 jam; 3,67%-14,30% pada pajanan 72 jam;
dan 3,38%-12,10% pada pajanan 72 jam.2). Disisi lain bakteri Acetobacter mampu merubah
gula menjadi asam cuka, dengan hasil sampingan berupa lapisan film nata terapung.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Acetobacter adalah sumber Karbon,
Nitrogen. Kandungan Nitrogen yang tepat akan menghasilkan rendemen nata (de coco) yang
maksimal, yaitu sampai 93,3 %.3). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah limbah
cair tahu yang ditambahkan bakteri Acetobacter xylinum dapat menghasilkan nata de soya.
Hasil percobaan memberikan informasi bahwa jika limbah cair tahu ditambahkan starter
Acetobacter (yang dibuat dari buah nanas masak) dan pupuk urea dalam kondisi yang asam,
akan menghasilkan rendemen nata sekitar 30%–40%. 4).
Kata Kunci: limbah cair industri tahu; nata de soya limbah tahu
201
202 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 11 No. 2 Juli 2014
kanan (yang berasal dari luar daerahnya). rangi) masalah limbah cair industri tahu
5) adalah dengan mengolah kembali limbah
Demikian halnya dengan tampilan tersebut sebagai bahan baku pembuatan
rona lingkungan Indonesia saat ini. Pen- nata. Nata adalah biomassa yang sebagian
capaian indeks kualitas lingkungan hidup besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar
di Indonesia pada angka 60,25 (tahun dan berwarna putih. Massa ini berasal
2011); 61,07 (tahun 2010); dan 59,79 pertumbuhan Acetobacter xylinum pada
(tahun 2009). Sedangkan indeks kualitas permukaan media cair yang asam dan
lingkungan hidup di Kalimantan Selatan mengandung gula. Selain dapat dimakan,
adalah 60,29 (tahun 2011, ranking 21), nata ini bisa dipergunakan sebagai bahan
58,24 (tahun 2010, ranking 21), 48,25 baku kertas, bahan kosmetika, dan seba-
(tahun 2009, ranking 26). 6) gainya.
Permasalahan diatas menjadi rele- Berdasarkan uraian pada latar bela-
van jika dikaitkan dengan pola konsumsi kang diatas, tampak bahwa limbah cair
dan industri tahu yang meningkat dengan industri tahu bersifat ofensif dan mampu
progresif. Untuk memproduksi tahu di- memberikan akibat buruk pada lingkung-
perlukan sejumah air dengan perbanding- an ambiennya. Sementara sifat bakteri
an 1 bagian kedelai berbanding 45 bagian Acetobacter sp. mampu merubah kan-
air, dan 96,66 % air tersebut menjadi lim- dungan bahan organik menjadi asam
bah cair (Whey). 7) Dalam waktu singkat asetat dan nata. Maka pertanyaan pene-
lingkungan penerima limbah ini akan litiannya adalah “apakah potensi bahaya
menjadi septik dan berbau. Hal itu di- limbah cair tahu dapat diubah menjadi
karenakan limbah cair ini bersifat asam, nata sebagai bahan yang bernilai eko-
mempunyai temperatur dan bahan nomi?”
organik yang tinggi, serta kandungan
oksigen terlarut nol ppm. Hasil pengukur- METODE PENELITIAN
an parameter air limbah tahu dan tempe Studi epidemiologi ini merupakan
di daerah Semanan, Jakarta Barat menun- systematic review. Sumber data penelitian
jukkan kandungan BOD5 mencapai 1.324 ini berasal dari literatur yang diperoleh
mg/l, COD 6.698 mg/l, NH4 84,4 mg/l, melalui internet, penelitian yang relevan,
nitrat 1,76 mg/l dan nitrit 0,17 mg/l. 8) baik penelitian penulis berupa hasil
Potensi bahaya limbah ini terhadap penelitian Jusman Nainggolan (Kajian
kehidupan biota air dibuktikan oleh Pertumbuhan Bakteri Acetobacter sp),
Hardiono dkk dengan menghitung kon- Maharso (Kualitas Bakteriologis Nata De
sentrasi limbah cair industri tahu yang Soya Produksi Rumah Tangga Dari Air
dapat menyebabkan kematian ikan nila Limbah Industri Tahu), serta penelitian
(LC50), yaitu mulai dari 3,80%-11,5% lain yang relevan.
pada pajanan 24 jam; 3,67%-14,30% pada
pajanan 72 jam; dan 3,38%-12,10% pada HASIL DAN PEMBAHASAN
pajanan 72 jam.2) Teknologi pengolahan limbah cair tahu
Apabila demikian besarnya potensi 1. Sistem penampungan (lagon) anaerob
masalah yang dimbulkan oleh limbah cair Berdasarkan sifatnya, pengelolaan
industri tahu, muncul pertanyaan, apakah limbah cair secara biologis dapat bersifat
sebaiknya jangan lagi memproduksi tahu; aerob atau bersifat an-aerob. Proses bio-
atau adakah cara yang dapat mereduksi logis akan menurunkan kandungan polut-
(kalau mungkin menghilangkan) potensi an organik yang ada di dalam air limbah.
kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh Tetapi proses anaerob mempunyai efisiesi
limbah cair tahu? Salah satu jawaban pengolahan hanya berkisar antara 50 % -
untuk mengatasi (paling tidak mengu- 70 % saja.
Maharso, Merubah Ancaman Bahaya Limbah Cair Industri Tahu Menjadi 203
Peluang Ekonomi
Gambar 2 : Diagram proses pengolahan air limbah industri tahu-tempe dengan sistem
kombinasi biofilter "Anareb-Aerob" 1)
Tabel 1. Perlakuan pada Limbah Cair Tahu dengan Aplikasi Penambahan Acetobacter Sp.
Lebih jauh lagi, terdapat interaksi sinergis sedikit dari pada proses aerobik),
antara bermacam-macam kelompok bak- energi yang dihasilkan bakteri an-
teri yang berperan dalam penguraian aerobik relatif rendah. Sebagian besar
limbah. Keseluruhan reaksi dapat digam- energi didapat dari pemecahan
barkan sebagai berikut (Polprasert, 1989, substrat yang ditemukan dalam hasil
dalam Nusa Idaman) :1) akhir, yaitu CH4. Dibawah kondisi
Senyawa Organik CH4 + CO2 + H2 + NH3 aerobik 50% dari karbon organik
+ H2S dirubah menjadi biomassa, sedangkan
Meskipun beberapa jamur (fungi) dalam proses anaerobik hanya 5% dari
dan protozoa dapat ditemukan dalam karbon organik yang dirubah menjadi
penguraian anaerobik, namun bakteri biomassa. Dengan proses anaerobik
tetap merupakan mikroorganisme yang satu metrik ton COD tinggal 20 - 150 kg
paling dominan bekerja didalam proses biomassa, sedangkan proses aerobik
penguraian anaerobik. Sejumlah besar masih tersisa 400 - 600 kg biomassa
bakteri anaerobik dan fakultatif (seperti : (Speece, 1983; Switzenbaum, 1983).
Bacteroides, Bifidobacterium, Clostridium, Proses anaerobik menghasilkan gas
Lactobacillus, Streptococcus) terlibat yang bermanfaat, metan. Gas metan
dalam proses hidrolisis dan fermentasi mengandung sekitar 90% energi
senyawa organik. dengan nilai kalori 9.000 kkal/m3, dan
Ada empat grup bakteri yang ter- dapat dibakar ditempat proses peng-
libat dalam transformasi material kom- uraian atau untuk menghasilkan listrik.
plek menjadi molekul yang sederhana Sedikit energi terbuang menjadi panas
seperti metan dan karbon dioksida. (3-5%). Produksi metan menurunkan
Kelompok bakteri ini bekerja secara BOD dalam penguraian lumpur limbah.
sinergis. (Archer dan Kirsop, 1991; Energi untuk penguraian limbah kecil.
Barnes dan Fitzgerald, 1987; Sahm, 1984; Penguraian anaerobik cocok untuk
Sterritt dan Lester, 1988; Zeikus, 1980), limbah industri dengan konsentrasi
Dibawah kondisi tekanan H2 parsial yang polutan organik yang tinggi.
relatif tinggi, pembentukan asetat ber- Memungkinkan untuk diterapkan pada
kurang dan subtrat dirubah menjadi asam proses Penguraian limbah dalam
propionat, asam butirat, dan etanol dari jumlah besar.
pada metan. Ada hubungan simbiotik Sistem anaerobik dapat membiode-
antara bakteri asetonik dan metanogen. gradasi senyawa xenobiotik (seperti
Metanogen membantu menghasilkan chlorinated aliphatic hydrocarbons
ikatan hidrogen rendah yang dibutuhkan seperti trichlorethylene, trihalo-
oleh bakteri asetogenik. methanes) dan senyawa alami recal-
1. Kekuatan dan kelemahan proses citrant seperti liGnin.
anaerobik Selanjutnya Ir. Nusa Idaman Said,
Ir. Nusa Idaman Said, M.Eng. dan Ir. M.Eng. dan Ir. Arie Herlambang, M.Si.
Arie Herlambang, M.Si. berpendapat menjelaskan beberapa kelemahan peng-
bahwa berdasarkan penjelasan Letingan, uraian anaerobik, yaitu :
Sahm, Sterritt dan Lester, serta Lebih Lambat dari proses aerobik
Switzenbaum beberapa keunggulan pro- Sensitif oleh senyawa toksik
ses anaerobik dibandingkan proses Start up membutuhkan waktu lama
aerobik adalah sebagai berikut : 1) Konsentrasi substrat primer tinggi
Proses anaerobik dapat segera meng- 2. Nata de Soya dari limbah cair tahu
gunakan CO2 yang ada sebagai pene- Pada umumnya konsentrasi ion
rima elektron. Proses tersebut tidak hidrogen buangan industri tahu ini cen-
membutuhkan oksigen dan pemakaian derung bersifat asam. Komponen terbesar
oksigen dalam proses penguraian dari limbah cair tahu yaitu protein (N-
limbah akan menambah biaya peng- total) sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/l.
operasian. sehingga masuknya limbah cair tahu ke
Penguraian anaerobik menghasilkan lingkungan perairan akan meningkatkan
lebih sedikit lumpur (3-20 kali lebih total nitrogen di peraian tersebut.1)
Maharso, Merubah Ancaman Bahaya Limbah Cair Industri Tahu Menjadi 207
Peluang Ekonomi