Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2020 ISSN 2548 – 611X

JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA

Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI

PROFIL HEMATOLOGI TIKUS (Rattus norvegicus)


GALUR SPRAGUE-DAWLEY JANTAN UMUR 7 DAN 10 MINGGU

Hematology Profile of Sprague-Dawley Male Rats (Rattus norvegicus)


Aged 7 and 10 Weeks
Idah Rosidah*, Sri Ningsih, Tiya Novita Renggani, Kurnia Agustini, Julham Efendi
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
PUSPIPTEK, Setu, Tangerang Selatan, Banten
*Email: idah.rosidah@bppt.go.id

ABSTRACT
Currently, the normal hematology profile has not been yet available for outbred rats in
Indonesia. Most of the researchers use the data of hematology profile from references outside
Indonesia in which the breeding environment is different. This study aimed to obtain a
hematology profile of Sprague-Dawley male rats aged 7 and 10 weeks. The animals were
obtained from the Laboratory of Animal Experiment, NADFC. Blood was drawn from the retro-
orbital sinus and then analyzed to obtain the hematology profile including erythrocytes,
hemoglobin, hematocrit, MCV, MCH, MCHC, leukocytes. Statistically significant differences
for erythrocytes, hemoglobin, MCV, MCHC, thrombocyte, and leukocytes parameters were
observed between rats aged 7 and 10 weeks. However, there were no statistically significant
differences observed on MCH, thrombocyte, and body weight parameters. Data presented
here would be useful as a reference for hematology research as well as in evaluating
alterations in blood parameters.

Keywords: erythrocyte, hematology, leukocyte, Sprague-Dawley, thrombocyte

ABSTRAK
Saat ini belum banyak tersedia informasi profil hematologi untuk hewan coba tikus yang
dikembangbiakkan di Indonesia. Kebanyakan peneliti menggunakan data profil hematologi
dari referensi luar Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data hematologi tikus
jantan usia 7 dan 10 minggu. Hewan coba yang digunakan adalah tikus jantan galur Sprague-
Dawley yang diperoleh dari Laboratorium Hewan Percobaan-BPOM. Sebanyak 60 ekor tikus
jantan yang terdiri dari 30 ekor usia 7 minggu dan 30 ekor usia 10 minggu diambil darahnya
melalui sinus orbitalis. Selanjutnya, dianalisa jumlah sel eritrosit, hemoglobin, hematokrit,
MCV, MCH, MCHC, leukosit. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan
signifikan antara tikus jantan usia 7 dan 10 minggu untuk parameter jumlah eritrosit,
hemoglobin, hematokrit, MCV, MCHC dan leukosit. Tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan
untuk jumlah MCH, trombosit dan berat badan tikus. Data yang diperoleh dapat digunakan
sebagai referensi penelitian yang berhubungan erat dengan profil hematologi dan penyakit
kelainan darah lainnya.

Kata Kunci: eritrosit, hematologi, leukosit, Sprague-Dawley, trombosit

Received: 22 January 2020 Accepted: 03 May 2020 Published: 06 August 2020

136
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 1 Thn 2020

PENDAHULUAN Dalam penelitian laboratorium, tikus


sebagai hewan model harus memenuhi
Penggunaan hewan model (hewan coba) persyaratan tertentu, antara lain memiliki
sangat diperlukan dalam penelitian in vivo di galur yang sama, jenis kelamin tertentu,
bidang biomedik. Hewan model berkontribusi rentang usia tidak jauh berbeda, berat badan
untuk memahami tentang fungsi gen, etiologi merata, menunjukkan fisik yang sehat yang
dan mekanisme suatu penyakit, uji efektifitas dicirikan dengan mata cerah, aktivitas motorik
dan keamanan suatu obat atau bahan kimia. normal, bulu tidak berdiri dan harus
Hewan model yang banyak digunakan untuk disesuaikan dengan tujuan penelitian,
penelitian antara lain tikus, mencit dan hewan misalnya untuk penelitian obat-obat hormonal
pengerat lainnya (Johnson 2012). Tikus wanita maka digunakan tikus betina (BPOM
sebagai hewan model telah banyak digunakan 2014). Hewan model dalam penelitian
pada penelitian dikarenakan siklus hidupnya digunakan untuk memahami mekanisme
pendek, biaya perawatan lebih murah, relatif dasar suatu penyakit dan menemukan
mudah perawatannya dan tersedia database metode untuk mencegah, mendiagnosis dan
dalam menginterpretasikan data yang relevan mengobati suatu penyakit (Vandamme 2014).
untuk manusia (Said dan Abiola 2014). Dari Studi hematologi pada hewan dan manusia
75–100 juta per tahun hewan vertebrata yang penting dilakukan karena darah merupakan
digunakan dalam penelitian, pendidikan dan sistem transportasi utama yang berfungsi
pengujian, hampir sekitar 33% diantaranya untuk mengedarkan substansi yang masuk
adalah tikus (Baumans 2016). Tikus banyak ke dalam tubuh dan yang dihasilkan tubuh
digunakan pada penelitian biomedik dari proses-proses metabolisme. Nilai
diantaranya dalam bidang toksikologi, hematologi memberikan informasi penting
gerontologi, kardiologi, kedokteran gigi, pada uji praklinis dan klinis suatu penelitian,
imunologi, reproduksi, neurosains, dan contohnya pada uji toksisitas obat atau
parasitologi (Andersen et al. 2016). kandidat obat. Nilai hematologi juga berperan
Tikus putih (Rattus novergicus) atau untuk membantu menegakkan diagnosa,
dikenal juga dengan nama Norway Rat menilai dan mengkarakterisasi suatu penyakit
merupakan hewan yang sering digunakan (Ihedioha et al. 2004). Namun informasi
untuk penelitian biomedik. Beberapa galur terkait profil hematologi normal tikus yang
tikus laboratorium yang umum digunakan dikembangbiakan secara lokal hingga saat ini
pada penelitian diantaranya Sprague- belum banyak ditemukan di Indonesia.
Dawley, Wistar, Biobreeding, Long-Evans, Umumnya penelitian yang dilakukan
Zucker, Hairless, Royal College of Surgeons menggunakan nilai profil hematologi
dan Shaking Rat Kawasaki. Tikus Sprague- berdasarkan acuan dari referensi asing (Lillie
Dawley merupakan galur yang banyak et al. 1996; Said dan Abiola 2014; Delwatta et
digunakan dalam penelitian dengan al. 2018). Pada hewan pengerat, variasi nilai
pertimbangan perkembangbiakannya yang fisiologis antar galur dalam satu spesies
cepat, temperamennya yang tenang dan sangat tinggi, termasuk nilai hematologi.
relatif mudah penanganannya. Tikus Kisaran nilai hematologi normal bervariasi
Sprague-Dawley dapat mencapai usia hingga pada individu jantan dan betina serta
3,5 tahun, berat badan tikus dewasa berkisar perbedaan umur. Disamping itu, nilai
250–300 g untuk betina dan 450–520 g untuk hematologi juga dipengaruhi oleh kondisi
tikus jantan (Andreollo et al. 2012). Tikus geografis, seperti lokasi, iklim, suhu,
galur ini dikembangbiakan pertama kali oleh kelembaban, ketinggian, dan pencahayaan,
Robert Worthington Dawley di Universitas sehingga nilai hematologi bersifat spesifik
Wisconsin pada tahun 1925 dengan nama untuk suatu tempat, tidak dapat digeneralisir
dagang Sprague-Dawley®. Hingga saat ini, (Fitria dan Sarto 2014). Pemeriksaan
perusahaan yang telah melakukan hematologi sangat penting dilakukan untuk
pengembangbiakan tikus Sprague-Dawley menilai kesehatan awal hewan coba,
untuk tujuan penelitian dan komersial antara sehingga penelitian yang dilakukan
lain adalah Charles River Laboratories, mendapatkan data yang valid. Selain itu,
Harlan Sprague Dawley Inc (sekarang Envigo hematologi dapat digunakan untuk menilai
Inc), Taconic Biosciences dan The Jackson keadaan penyakit yang terkait dengan
Labs (Johnson 2012; Gileta et al. 2018). gangguan darah, penyakit menular, sistem

137
Profil Hematologi Tikus (Rattus norvegicus)... Rosidah et al.

kekebalan tubuh dan metabolisme pakan lokal dengan komposisi protein 21%,
lipoprotein, regulasi glukosa, serta fungsi hati lemak 4% dan serat 5% serta mendapat
dan ginjal (He et al. 2017). Berangkat dari minum berupa air mineral.
kondisi tersebut, maka studi ini bertujuan
untuk menyajikan gambaran hematologi Metode
normal hewan tikus galur Sprague-Dawley Hewan coba dikelompokkan secara
yang dikembangbiakkan di Indonesia pada acak, dimana setiap kandang terdiri dari 3
usia yang berbeda, yaitu 7 dan 10 minggu. ekor dan selanjutnya dipelihara pada kondisi
percobaan hingga waktu pengujian selesai.
BAHAN DAN METODE Jumlah total hewan tikus yang digunakan
sebanyak 60 ekor tikus jantan. Kondisi ruang
Tempat dan waktu penelitian pemeliharaan diatur sedemikian rupa dengan
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium temperatur ruang 20–26ºC, kelembaban 30–
Farmakologi dan Hewan, Pusat Teknologi 70%, pencahayaan 12 jam terang dan 12 jam
Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan gelap, serta memiliki aliran udara yang baik.
Penerapan Teknologi (BPPT), LAPTIAB, Hewan coba mendapatkan pakan dan minum
Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan, ad-libitum. Hewan yang sakit dengan ciri-ciri
Banten. Waktu penelitian dimulai dari bulan mata keruh, bulu berdiri dan memperlihatkan
Maret–April 2018. aktivitas motorik lemah tidak digunakan
dalam pengujian (NRC 2011). Penimbangan
Bahan berat badan tikus dilakukan dengan
Hewan coba dalam penelitian ini menggunakan neraca digital (KERN®) dan
diperoleh dari Laboratorium Hewan hasilnya dinyatakan dalam gram.
Percobaan, Pusat Pengujian Obat dan Pada saat hewan coba telah mencapai
Makanan Nasional, Badan Pengawas Obat usia 7 minggu, tikus yang telah dipuasakan
dan Makanan (BPOM) yang beralamat di Jln. selama 8–10 jam sebelumnya (namun tetap
Percetakan Negara No.29, Johar Baru, diberikan minum) dilakukan pengambilan
Kec. Johar Baru, Kota Jakarta Pusat, darah melalui sinus retro-orbitalis
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10560 (S menggunakan tabung kapiler hematokrit.
Darah ditampung ke dalam microtube yang
6 11’ 18.49’’; E 106 51’ 32.659’’). Hewan
telah berisi heparin dengan konsentrasi 0,1%
coba yang digunakan tikus putih jantan (Rattus
(Parasuraman et al. 2010). Selanjutnya
novergicus) galur Sprague-Dawley berusia 5
microtube digoyang secara perlahan-lahan
minggu pada saat tiba di Laboratorium
dan segera dimasukkan ke dalam termos
Farmakologi dan Hewan, kemudian tikus
pendingin agar darah tidak mengumpal.
dikondisikan dan dibesarkan hingga usia 7
Penentuan profil hematologi dilakukan
dan 10 minggu (Gambar 1). Tikus mendapat
menggunakan alat Hematology Analyzer
pakan normal yang dibeli dari perusahaan

5 cm

Gambar 1. Tikus jantan galur Sprague-Dawley usia 10 minggu (sumber: dokumen pribadi)

138
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 1 Thn 2020

Sysmax XS-1000i yang menghasilkan mendapatkan sejumlah hewan uji dengan


parameter berupa jumlah eritrosit, kadar usia yang sama karena adanya variasi
hemoglobin, hematokrit, Mean Corpuscular individu saat dilakukan breeding yang
Volume (MCV), Mean Corpuscular menyebabkan kelahiran anak tikus tidak bisa
Haemoglobin (MCH), Mean Corpuscular terjadi pada waktu yang sama. Penyebab lain
Haemoglobin Concentration (MCHC), jumlah adalah keterbatasan fasilitas breeding
total leukosit dan trombosit. Pada saat tikus menyebabkan kemampuan untuk
telah berusia 10 minggu, dilakukan proses menyediakan hewan tikus dalam jumlah yang
pengambilan darah dan pengukuran kadar banyak pada usia yang sama sulit dilakukan.
hematologi seperti yang dilakukan pada Dengan dilakukannya evaluasi pada kedua
minggu ke-7. usia tersebut, akan diketahui gambaran
MCV atau volume eritrosit rata-rata hematologi pada masing-masing usia dan
adalah indeks untuk menentukan ukuran sel selanjutnya akan menjadi pertimbangan jika
darah merah. Rumus untuk menghitung nilai terjawab ada beberapa parameter yang
MCV (fL) adalah jumlah hematokrit (%) dibagi berbeda secara signifikan.
jumlah eristrosit (sel µL–1). Indeks MCH atau Sebelum pengambilan darah, tikus
hemoglobin korpuskuler rata-rata merupakan dipuasakan terlebih dahulu selama overnight
nilai yang mengindikasikan berat hemoglobin dan selanjutnya darah diambil dari sinus
rata-rata di dalam sel darah merah. Nilai MCH retro-orbitalis. Pengambilan darah dilakukan
(pg sel–1) ditentukan dengan cara jumlah secara perlahan-lahan supaya tidak
hemoglobin (g dL–1) dibagi jumlah eritrosit (sel menyakitkan hewan coba dan dijaga supaya
µL–1). Sedangkan indeks MCHC atau tidak terjadi gumpalan. Ke dalam microtube
konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata ditambah larutan antikoagulan heparin 0,1%
digunakan untuk mengukur hemoglobin rata- dan digoyang perlahan-lahan untuk
rata dalam sel darah merah. MCHC (g dL–1) mencegah lisis dan menggumpal. Mengingat
dihitung dengan cara membagi jumlah bahwa pengukuran hematologi merupakan
hemoglobin (g L–1) × 1000 dengan MCV (fL) pengukuran seluler, maka adanya gumpalan
× jumlah eritrosit (sel µL–1). dapat mempengaruhi hasil, disamping juga
Data yang diperoleh dari hasil menyebabkan sumbatan pada mesin
pengujian ditabulasi dan ditampilkan sebagai pengukur. Pengukuran dilakukan
nilai rata-rata ± standar deviasi. Data menggunakan alat secara otomatis dan
dilakukan analisis secara statistik dengan diperoleh hasil pengukuran jumlah eritrosit,
metode ANOVA untuk data parametrik dan hemoglobin, hematokrit, MCV, MCH, MCHC,
Kruskal-wallis untuk data non parametrik leukosit dan trombosit. Hasil pengukuran
dengan menggunakan program SPSS. Guna disajikan pada pada Tabel 1 dan Tabel 2.
melihat sejauh mana perbedaan antara Berdasarkan tabel tersebut, nilai hasil
kelompok, analisis dilanjutkan dengan pengukuran hematologi tidak banyak
metode LSD untuk data parametrik dan Mann bervariasi untuk semua parameter pada tikus
Whitney untuk data non parametrik. Adanya jantan usia 7 dan 10 minggu. Namun
perbedaan antar kelompok dinyatakan berdasarkan hasil analisa statistik terhadap
dengan nilai signifikasi p<0,05 dan p<0,10. ke-9 parameter uji tersebut menunjukkan ada
Analisis statistik dilakukan pada tingkat perbedaan secara signifikan beberapa
kepercayaan 95% dan 90% (Santosa 2018). parameter uji antara tikus usia 7 dan 10
minggu. Perbedaan secara nyata ditemukan
HASIL DAN PEMBAHASAN pada 6 jenis parameter uji yaitu jumlah
eritrosit, hemoglobin, hematokrit, MCV,
Penelitian ini dilakukan untuk MCHC dan leukosit (p<0,05 dan p<0,10).
mengetahui profil/gambaran hematologi pada Sementara jumlah MCH, trombosit dan berat
tikus jantan galur Sprague-Dawley yang badan tidak berbeda signifikan pada kedua
dilakukan pada usia hewan 7 dan 10 minggu. usia pengukuran tersebut (p>0,05 dan p>0,10)
Pertimbangan pemilihan usia ini karena pada seperti yang disajikan pada Gambar 2.
umumnya pengujian farmakologi dilakukan Perbedaan nilai parameter tersebut
pada rentang usia tersebut. Usia tersebut disebabkan karena profil hematologi
tergolong pada tikus antara pra-dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian
sampai dewasa. Secara teknis akan sulit sebelumnya yang dilakukan oleh Fitria dan

139
Profil Hematologi Tikus (Rattus norvegicus)... Rosidah et al.

Tabel 1. Hematologi tikus jantan Sprague-Dawley usia 7 minggu

Tikus Jantan Sprague-Dawley Usia 7 Minggu (n=30 ekor)


Parameter Nilai Nilai Nilai Nilai
Rata-Rata ± SD Terendah Tertinggi Tengah (IQR)
Eritrosit (×106 sel µL–1) 7,93 ± 0,35 7,32 8,51 7,93 (0,50)
Hemoglobin (g dL–1) 14,99 ± 0,65 13,90 16,20 14,75 (0,95)
Hematokrit (%) 46,72 ± 1,93 43,70 51,70 46,60 (1,78)
MCV (fL) 58,84 ± 1,91 54,10 62,70 59,10 (2,68)
MCH (pg sel–1) 18,91 ± 0,60 17,70 20,10 18,80 (0,88)
MCHC (g dL–1) 32,13 ± 0,56 31,30 33,90 32,00 (0,77)
Leukosit (×103 sel µL–1) 11,26 ± 3,08 6,93 20,48 10,67 (3,83)
Trombosit(×104sel µL–1) 69,28 ± 17,74 31,60 97,60 73,25 (22,10)
Berat badan (g) 168,29 ± 7,79 155,20 180,80 170,60 (11,35)

Keterangan: SD = Standar Deviasi; MCV = Mean Corpuscular Volume; MCH = Mean Corpuscular Haemoglobin; MCHC
= Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration; IQR = Interquartile range

Tabel 2. Hematologi tikus jantan Sprague-Dawley usia 10 minggu

Tikus Jantan Sprague-Dawley Usia 10 Minggu (n=30 ekor)


Parameter Nilai Nilai Nilai Nilai
Rata-Rata ± SD Terendah Tertinggi Tengah (IQR)
Eritrosit (×106 sel µL–1) 8,94 ± 0,46 7,80 9,91 8,94 (0,44)
Hemoglobin (g dL–1) 15,77 ± 0,78 14,50 18,20 15,75 (0,95)
Hematokrit (%) 45,36 ± 1,67 41,70 48,10 45,50 (2,43)
MCV (fL) 50,76 ± 9,40 48,00 55,60 51,10 (2,10)
MCH (pg sel–1) 17,67 ± 3,42 16,60 23,30 17,67(0,50)
MCHC (g dL–1) 34,78 ± 1,44 33,40 41,90 34,78 (0,58)
Leukosit (×103 sel µL–1) 6,61 ± 1,83 3,78 11,75 6,18 (1,77)
Trombosit(×104sel µL–1) 70,18 ± 19,31 17,80 94,00 74,00 (22,30)
Berat badan (g) 171,50 ± 23,78 129,30 247,10 169,60 (24,40)

Keterangan: SD = Standar Deviasi; MCV = Mean Corpuscular Volume; MCH = Mean Corpuscular Haemoglobin; MCHC
= Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration; IQR = Interquartile range

Eritrosit Hemoglobin Hematokrit MCV MCH MCHC Leukosit Trombosit


(×106 sel µL–1) (g dL–1) (%) (fL) (pg sel–1) (g dL–1) (×103 sel µL–1) (×104 sel µL–1)

Gambar 2. Hematologi tikus Sprague-Dawley jantan usia 7 minggu dan 10 minggu

Sarto (2014) menunjukkan bahwa nilai Selanjutnya, peneliti lain menyatakan bahwa
hematologi sangat bersifat spesifik dan tidak gambaran hematologi tikus pada usia 8–12
dapat digeneralisir, dipengaruhi oleh kondisi minggu yang dikembangbiakkan secara lokal
geografis, seperti lokasi, iklim, suhu, menunjukkan hasil keseluruhan bersifat
kelembaban, ketinggian, dan pencahayaan. fluktuatif, nilai yang diperoleh cenderung

140
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 1 Thn 2020

Tabel 3. Perbandingan hematologi tikus jantan Sprague-Dawley usia 7 minggu dan data dari literatur

Data Hematologi Tikus Jantan Sprague-Dawley


Parameter Data Penelitian Data Literatur* Data Literatur**
(7 minggu,n = 30) (3–7 minggu, n=141) (7–11 minggu, n=50)
Eritrosit (×106 sel µL–1) 7,93 ± 0,35 7,11± 0,35 8,09 ± 0,77
Hemoglobin (g dL–1) 14,99 ± 0,65 14,20 ± 0,30 16,00 ± 1,30
Hematokrit (%) 46,72 ± 1,93 42,15 ± 2,05 48,30 ± 3,40
MCV (fL) 58,84 ± 1,91 60,05 ± 2,05 59,65 ± 4,55
MCH (pg sel–1) 18,91 ± 0,60 20,05 ± 0,75 19,65 ± 1,05
MCHC (g dL–1) 32,13 ± 0,56 33,75 ± 1,25 32,85 ± 1,55
Leukosit (×103 sel µL–1) 11,26 ± 3,08 11,94 ± 3,75 13,49 ± 6,86
Trombosit(×104 sel µL–1) 69,28 ± 17,74 105,45 ± 15,55 124,85 ± 34,55

Keterangan: *Giknis dan Clifford (2006), **Car et al. (2006)

Tabel 4. Perbandingan data hematologi tikus jantan Sprague-Dawley usia 10 minggu dan data dari literatur

Data Hematologi Tikus Jantan Sprague-Dawley


Parameter Data Penelitian Data Literatur* Data Literature** Data Literatur***
(10 minggu, n = 30) (8–12 minggu, n=23) (8–12 minggu, n=549) (7–11 minggu, n=50)
Eritrosit (×106 sel µL–1) 8,94 ± 0,46 6,88 ± 0,77 7,98 ± 0,21 8,09 ± 0,77
Hemoglobin (g dL–1) 15,77 ± 0,78 13,7 ± 1,02 15,2 ± 0,80 16,00 ± 1,30
Hematokrit (%) 45,36 ± 1,67 38,15 ± 3,19 44,25 ± 3,05 48,30 ± 3,40
MCV (fL) 50,76 ± 9,40 55,62 ± 2,91 56,25 ± 3,25 59,65 ± 4,55
MCH (pg sel–1) 17,67 ± 3,42 19,98 ± 1,11 19,15 ± 0,85 19,65 ± 1,05
MCHC (g dL–1) 34,78 ± 1,44 35,93 ± 1,18 34,2 ± 1,50 32,85 ± 1,55
Leukosit (×103 sel µL–1) 6,61 ± 1,83 7,35 ± 1,78 12,05 ± 1,96 13,49 ± 6,86
Trombosit(×104 sel µL–1) 70,18 ± 19,31 101,78 ± 32,33 67,30 ± 29,4 124,85 ± 34,55

Keterangan: *tikus berasal dari breeding lokal (Kartika et al. 2014), ** dan *** tikus berasal dari breeding luar (Giknis
dan Clifford 2006; Car et al. 2006)

berbeda dari referensi walaupun hasil masih penelitian ini, pengamatan hematologi
dalam kisaran normal (Kartika et al. 2014). dilakukan terhadap parameter profil eritrosit,
Penelitian sejenis pada laboratorium di luar leukosit dan trombosit. Parameter profil
negeri pada hewan coba tikus normal pada leukosit seharusnya dilakukan terhadap
berbagai usia juga telah banyak dilakukan parameter jumlah neutrofil, limfosit, monosit,
sebelumnya. Data menunjukkan bahwa eosinofil, dan basofil. Namun, pada penelitian
adanya perbedaan usia, galur dan jenis ini data tidak dicantumkan. Berdasarkan
pakan akan mempengaruhi gambaran Tabel 3 dilihat bahwa hasil jumlah eritrosit,
hematologi (Lillie et al.1996; Said dan Abiola hemoglobin, hematokrit, MCV, MCH, MCHC,
2014; Delwatta et al. 2018). Hasil penelitian dan leukosit pada tikus usia 7 minggu secara
ini sejalan dengan hasil penelitian umum relatif sama dengan literatur (Car et al.
sebelumnya yang melakukan pengukuran 2006; Giknis dan Clifford 2006), tetapi jumlah
hematologi pada tikus jantan, galur Sprague- trombosit cenderung lebih rendah dan di
Dawley dengan usia yang hampir sama yang bawah kisaran normal. Pada Tabel 4 tampak
dikembangbiakkan di Laboratorium Charles bahwa semua parameter pemeriksaan
River. Data pengukuran disajikan pada Tabel hematologi tikus usia 10 minggu secara
3 dan Tabel 4 (Car et al. 2006; Giknis dan umum relatif sama dengan nilai literatur (Car
Clifford 2006). et al. 2006; Giknis dan Clifford 2006; Kartika
Profil hematologi merupakan et al. 2014).
komponen penting untuk mengetahui kondisi Profil eritrosit dilakukan terhadap
fisiologi hewan percobaan. Profil hematologi parameter jumlah eritrosit, hemoglobin,
dilakukan untuk mengevaluasi keadaan hematokrit, MCV, MCH dan MCHC. Eritrosit
darah dan komponen-komponennya. Pada (sel darah merah) tikus berbentuk bulat, tidak

141
Profil Hematologi Tikus (Rattus norvegicus)... Rosidah et al.

memiliki nukleus (anucleate), dilengkapi penelitian Giknis dan Clifford (2006)


dengan cekungan (bikonkaf) pada bagian melaporkan bahwa jumlah hemoglobin pada
tengah, serta diameter sekitar 5,7–7,0 µm tikus jantan meningkat seiring dengan
(Smith dan Jarecki 2011). Eritrosit bertambahnya usia tikus 3–65 minggu. Jika
mempunyai fungsi utama untuk mengangkut dibandingkan dengan data literatur pada
hemoglobin, membawa oksigen dari paru– Tabel 3 dan 4, nilai hemoglobin tikus usia 7
paru ke jaringan. Selain itu, eritrosit banyak dan 10 minggu masuk dalam rentang normal.
mengandung enzim karbonat anhidrase yang Nilai hemoglobin pada tikus sangat bervariasi
dapat meningkatkan reaksi antara karbon tergantung pada jenis kelamin, usia dan
dioksida dan air membentuk asam karbonat. kondisi kesehatan hewan coba (Smith dan
Meningkatnya laju reaksi ini akan membuat Jarecki 2011).
air dalam darah mengangkut karbonat Persentase hematokrit adalah
membentuk ion bikarbonat dari jaringan ke perbandingan eritrosit terhadap volume
paru-paru (Boone et al. 2013). Jumlah darah. Nilai hematokrit pada tikus jantan usia
eritrosit pada tikus jantan usia 10 minggu 7 minggu lebih tinggi dan berbeda signifikan
lebih tinggi dan berbeda signifikan (p<0,05 dengan tikus 10 minggu (p<0,05 dan p<0,10).
dan p<0,10) dibanding dengan usia 7 minggu. Hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil
Nilai ini sesuai dengan hasil penelitian yang penelitian yang dilakukan Giknis dan Clifford
dilaporkan Wolford et al. (1987) serta Giknis (2006) yang melaporkan bahwa nilai
dan Clifford (2006). Jumlah eritrosit tikus hematokrit meningkat sejalan dengan
cenderung meningkat sejalan dengan bertambahnya usia tikus 3–65 minggu. Pada
bertambahnya usia tikus dan kemudian Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa kedua
mengalami penurunan pada usia tertentu. usia tikus tersebut memiliki nilai hematokrit
Menurut Wolford et al (1987), tikus usia 2–3 relatif sama dengan nilai kisaran normal (Car
bulan adalah tikus yang memiliki jumlah et al. 2006; Giknis dan Clifford 2006; Kartika
eritrosit tertinggi. Sedangkan menurut data et al. 2014).
Giknis dan Clifford (2006), tikus usia 13–65 Indeks eritrosit diukur terhadap
minggu merupakan tikus dengan nilai eritrosit parameter MCV, MCH dan MCHC. Hasil
tertinggi. Peningkatan jumlah eritrosit ini pengukuran nilai MCV dan MCHC terdapat
dipengaruhi oleh tingginya nilai hematokrit perbedaan yang signifikan pada tikus usia 7
dan hemoglobin pada darah tikus, namun dan 10 minggu. Namun, nilai MCH tidak
demikian alasan ini tidak dijelaskan secara berbeda secara signifikan untuk tikus usia 7
rinci dan hanya berdasarkan data (Giknis dan dan 10 minggu (p>0,05 dan p>0,10).
Clifford 2006). Penambahan usia tikus dapat meningkatkan
Hemoglobin merupakan suatu komplek jumlah eritrosit, sehingga dapat memicu
protein-porfirin yang mengandung zat besi. penurunan nilai MCV dan MCH. Nilai MCH
Hemoglobin bagian terpenting pada eritrosit menunjukkan kemampuan sel darah merah
karena hemoglobin mengisi hampir 32% untuk mentransportasikan oksigen dari paru-
setelah air, karbohidrat dan lemak. paru ke jaringan pada tikus tidak berbeda.
Hemoglobin merupakan protein yang Nilai rata-rata indeks eritrosit pada tikus usia
memiliki berat molekul sekitar 67.000 yang 7 dan 10 minggu cenderung lebih rendah
terdiri dari empat kelompok heme dan satu dibanding dengan literatur tetapi masuk
kelompok globin. Globin dibentuk oleh empat dalam rentang normal.
ikatan polipeptida yang masing-masing terdiri Leukosit atau sel darah putih
dari satu kelompok heme. Setiap kelompok merupakan sel yang bertanggungjawab
heme mengandung satu atom besi yang akan terhadap sistem pertahanan tubuh. Leukosit
berikatan dengan satu molekul oksigen memiliki variasi yang luas pada perhitungan
(Reece dan Rowe 2017). Hemoglobin jumlah sel total. Selain perhitungan jumlah
berperan penting untuk mengikat, leukosit, diferensiasi butir darah putih yang
mengedarkan dan mengirim oksigen ke mencakup limfosit, netrofil, monosit, eosinofil
jaringan tubuh (Thomas dan Lumb et al. dan basofil memberikan indikasi terhadap
2012). Hasil pengukuran kadar hemoglobin reaksi infeksi. Limfosit merupakan sel darah
pada tikus usia 10 minggu lebih tinggi dan putih yang terbanyak dalam darah tepi dan
berbeda signifikan dibanding dengan tikus relatif homogen pada subjek yang sehat.
usia 7 minggu (p<0,05 dan p<0,10). Hasil Neutrofil merupakan sel leukosit yang paling

142
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 1 Thn 2020

banyak setelah limfosit. Pada hewan sehat Tikus dan hewan pengerat lainnya
jumlah monosit lebih rendah dan dapat memiliki bentuk dan morfologi sel darah
mencapai 6% dari diferensiasi. Basofil jarang (eritrosit, leukosit dan hematokrit) lebih kecil
ditemukan atau tidak ada pada beberapa dibanding dengan sel darah manusia, namun
galur tikus (Smith dan Jarecki 2011). Pada secara struktur dan fungsi memiliki
penelitian ini pengukuran hanya dilakukan kesamaan. Tikus memiliki jumlah eritrosit,
pada jumlah total leukosit. Hasil pengukuran leukosit dan trombosit lebih tinggi dibanding
menunjukkan jumlah leukosit tikus jantan usia dengan manusia (Bailly dan Duprat 1990).
10 minggu lebih rendah dan berbeda Berdasarkan tingkat perkembangan, tikus
signifikan dibanding usia 7 minggu (p<0,05 dibagi menjadi empat fase, yaitu neonatal
dan p<0,10). Nilai ini sejalan dengan hasil (usia tikus umur 0–2 minggu), menyapih (usia
penelitian yang dilakukan oleh Giknis dan tikus 3–4 minggu), pradewasa (usia tikus 5–8
Clifford (2006), dimana jumlah leukosit tikus minggu) dan dewasa (usia 9–14 minggu)
mengalami penurunan seiring bertambahnya (Andreollo et al. 2012). Dengan demikian
usia tikus. Menurut Wolford et al. (1987), nilai hematologi normal tidak dapat
penurunan jumlah leukosit tikus mungkin ditentukan berdasarkan referensi secara
dikarenakan adanya penurunan jumlah umum tetapi perlu memperhatikan umur tikus
limfosit, peningkatan jumlah neutrofil dan dan sumber tempat penyedia tikus yang
eosinofil. digunakan.
Trombosit atau platelet merupakan sel
berbentuk bulat, oval hingga memanjang KESIMPULAN
dengan diameter berukuran 1–4 µm
(Lindstrom et al. 2015). Trombosit merupakan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
garis pertahanan pertama dalam melawan bahwa profil hematologi tikus jantan galur
pendarahan, berkontribusi dalam proses Sprague-Dawley dari sumber lokal usia 7 dan
trombosis, inflamasi dan neoplasia (Holinstat 10 minggu menunjukkan perbedaan yang
et al. 2017). Nilai normal trombosit tikus pada signifikan untuk parameter eritrosit,
perbedaan usia sangat bervariasi (Car et al. hemoglobin, hematokrit, MCV, MCHC dan
2006; Giknis dan Clifford 2006; Kartika et al. leukosit, tetapi tidak berbeda signifikan untuk
2014). Berdasarkan pada Tabel 3 dan Tabel MCH dan trombosit. Hasil ini secara umum
4, tikus usia 7 minggu memiliki nilai trombosit relatif sama dengan nilai pada literatur,
lebih rendah dan tikus usia 10 minggu meskipun nilai trombosit pada tikus usia 7
memiliki nilai relatif sama dengan nilai normal minggu lebih rendah dan berbeda dengan
dari literatur (Car et al 2006; Giknis dan literatur. Tikus pada kedua usia ini berada
Clifford 2006; Kartika et al. 2014). Namun, dalam kondisi sehat sehingga dapat
secara statistik nilai trombosit pada kedua digunakan sebagai hewan coba.
usia tikus tersebut tidak berbeda nyata Tikus sebagai hewan model harus
(p>0,05 dan p>0,10). Adanya perbedaan memenuhi persyaratan diantaranya sehat,
pada hasil uji dengan nilai literatur asal dan galur yang digunakan harus jelas,
merupakan hal yang wajar karena jenis kelamin tertentu, rentang usia tidak jauh
berhubungan dengan prosedur dan teknik berbeda, berat badan merata untuk semua
pengambilan darah, pengaruh antikoagulan kelompok dan harus disesuaikan dengan
dan kondisi penyimpanan sampel uji (Cora et tujuan penelitian, misalnya pada uji toksisitas
al. 2012; Kartika et al. 2014; Fitria et al. 2016). akut digunakan tikus usia 8–12 minggu
Nilai profil hematologi dipengaruhi oleh karena pada rentang usia tersebut banyak
beberapa faktor diantaranya praanalitik dan proses perkembangan yang sedang
analitik. Faktor praanalitik diantaranya umur, berlangsung, diantaranya perubahan fisiologi
jenis kelamin, kebutuhan pakan, teknik dan reproduksi.
pemeliharaan, tingkat stress, penggunaan
antikoagulan, kecepatan sentriguasi dan UCAPAN TERIMA KASIH
kondisi penyimpanan sampel. Sedangkan
yang mempengaruhi faktor analitik yaitu Penulis mengucapkan terima kasih
metodologi yang digunakan, kualitas reagen, yang sebesar-besarnya kepada Pusat
stabilitas analit dan variabel biologi (Smith Teknologi Farmasi dan Medika - BPPT yang
dan Jarecki 2011). telah memfasilitasi penelitian ini. Terima

143
Profil Hematologi Tikus (Rattus norvegicus)... Rosidah et al.

kasih juga kepada semua pihak yang Delwatta SL, Gunatilake M, Baumans V,
mendukung hingga penelitian ini berjalan Seneviratne MD, Dissanayaka MLB,
dengan baik. Batagoda SS, Udagedara AH, Walpola
PB (2018) Reference values for
DAFTAR PUSTAKA selected hematological, biochemical
and physiological parameters of
Andersen ML, e Costa RM, e Costa MFO Sprague-Dawley rats at the Animal
(2016) Rats. In: Andersen ML, Tufik S House, Faculty of Medicine, University
(Eds). Rodent model as tools in ethical of Colombo, Sri Lanka. Anim Model Exp
biomedical research. Springer Med 1:1–5. doi: 10.1002/ame2.12041
International Pub Switzerland, pp 61– Fitria L, Sarto M (2014) Profil hematologi tikus
64. doi: 10.1007/978-3-319-11578-8_7 (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769)
Andreollo NA, Santos EF, Araújo MR, Lopes galur wistar jantan dan betina umur 4,
LR (2012) Rat's age versus human's 6, dan 8 minggu. Biogenesis 2:94–100.
age: what is the relationship? Arq Bras doi: 10.24252/bio.v2i2.473
Cir Dig. 25:49–51. doi:10.1590/s0102- Fitria L, Illiy LL, Dewi IR (2016) Pengaruh
67202012000100011 antikoagulan dan waktu penyimpanan
Bailly Y, Duprat P (1990) Normal blood cell terhadap profil hematologis tikus
values, rat. In: Jones TC, Ward JM, Mohr (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769)
U, Hunt RD (Eds). Hemopoietic system. galur wistar. Biosfera 33:22–30. doi:
Monographs on pathology of laboratory 10.20884/1.mib.2016.33.1.321
animals. Springer, Berlin, pp 27–38. doi: Thomas C, Lumb AB (2012) Physiology of
10.1007/978-3-642-84110-1_3 haemoglobin. BJA Education 12:251–
Baumans V (2016) The aspects of the use of 256. doi: 10.1093/bjaceaccp/mks025
rodents in experimental research. In: Giknis MLA, Clifford CB (2006) Clinical
Andersen ML, Tufik S (Eds). Rodent laboratory parameters for Crl:CD(SD)
model as tools in ethical biomedical rats. Charles River Lab, Wilmington USA
research. Springer International Pub Gileta AF, Fitzpatrick CJ, Chitre AS, St Pierre
Switzerland, pp 7–12. doi: CL, Joyce EV, Maguire RJ, McLeod
10.1007/978-3-319-11578-8_2 AM, Gonzales NM, Williams AE,
Boone CD, Gill S, Habibzadegan A, Robert Morrow JD, Robinson TE, Flagel SB,
McKenna (2013) Carbonic anhydrase: Palmer AA (2018) Genetic
An efficient enzyme with possible global characterization of outbred Sprague
implications. Int J Chem Eng 2013:1–6. Dawley rats and utility for genome-wide
ID 813931. doi: 10.1155/2013/813931 association studies. BioRxiv 412924.
BPOM (2014) Peraturan Kepala Badan doi: 10.1101/412924
Pengawas Obat dan Makanan Republik He Q, Su G, Liu K, Zhang F, Jiang Y, Gao J,
Indonesia Nomor 7 tahun 2014 tentang Liu L, Jiang Z, Jin M, Xie H (2017) Sex-
Pedoman uji toksisitas nonklinik secara specific reference intervals of
in vivo. Badan Pengawas Obat dan hematologic and biochemical analytes
Makanan Republik Indonesia, Jakarta in Sprague-Dawley rats using the
Car BD, Eng VM, Everds NE, Bounous DI nonparametric rank percentile method.
(2006) Clinical pathology of the rat. In: PLoS One 12:e0189837. doi:
Suckow M, Weisbroth S, Franklin C 10.1371/journal.pone.0189837
(Eds). The laboratory rat. 2nd Edition. Holinstat M (2017) Normal platelet function.
American College of Laboratory, Animal Cancer metastasis reviews 36:195–
Medicine Series. Academic Press, 198. doi: 10.1007/s10555-017-9677-x
Elsever Inc, New York, pp 127–146. doi: Ihedioha JI, Okafor C, Ihedioha TE (2004)
10.1016/B978-012074903-4/50008-X The haematological profile of the
Cora MC, King D, Betz LJ, Wilson R, Travlos Sprague-Dawley outbred albino rat in
GS (2012) Artifactual changes in Nsukka, Nigeria. Anim Res Int 1:125–
Sprague-Dawley rat hematologic 132. doi: 10.4314/ari.v1i2.40755
parameters after storage of samples at Johnson M (2012) Laboratory mice and rats.
3ºC and 21ºC. J Am Assoc Lab Anim Mater Methods 2012 2:113. doi:
Sci 51:616–621. PMID: 23312091 10.13070/mm.en.2.113

144
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 7 No 1 Thn 2020

Kartika D, Dewi FNA, Iskandriati D, Winoto I, laboratory animals. J Pharmacol


Permanawati, Narani A, Suhartin, Pharmacother 1:87–93.
Budiarsa IN (2014) Nilai parameter doi:10.4103/0976-500X.72350
hematologi tikus Sprague Dawley dan Reece WO, Rowe EW (2017) Functional
mencit Balb/C di Indonesia sebagai anatomy and physiology of domestic
referensi dalam penelitian biomedis. animals, 5th Edition. Wiley Blackwell,
HL-03, pp 109-111. Pros Konferensi Ilm New York
Vet Nas (KIVNAS) ke-13, 23–26 Said NM, Abiola O (2014) Haematological
November 2014, Palembang profile shows that inbred Sprague
Lillie LE, Temple NJ, Florence LZ (1996) Dawley rats have exceptional promise
Reference values for young normal for use in biomedical and
Sprague-Dawley rats: Weight gain, pharmacological studies. Asian J
hematology and clinical chemistry. Hum Biomed Pharm Sci 4:33–37. doi:
Exp Toxicol 15:612–616. doi: 10.15272/ajbps.v4i37.597
10.1177/096032719601500802 Smith C, Jarecki A (2011) Atlas of
Lindstrom NM, Moore DM, Zimmerman K, Smith comparative diagnostic and
SA (2015) Hematologic assessment in pet experimental hematology. 2nd Edition.
rats, mice, hamsters, and gerbils: Blood Wiley-Blackwell, Hong Kong. doi:
sample collection and blood cell 10.1002/9781118785072
identification. Clin Lab Med 35:629–640. Vandamme TF (2014) Use of rodents as
doi: 10.1016/j.cll.2015.05.011 models of human diseases. J Pharm
NRC (2011) Guide for the care and use of Bioallied Sci 6:2–9. doi: 10.4103/0975-
laboratory animals, 8th Edition. National 7406.124301
Research Council, Institute for Wolford ST, Schroer RA, Gallo PP, Gohs FX,
Laboratory Animal Research. The Brodeck M, Falk HB, Ruhren R (1987)
National Academies Press, Washington Age-related changes in serum
DC. doi: 10.17226/12910 chemistry and hematology values in
Parasuraman S, Raveendran R, Kesavan R normal Sprague-Dawley rats. Toxicol
(2010) Blood sample collection in small Sci 8:80–88. doi: 10.1093/toxsci/8.1.80

145

You might also like