Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 22
MUKJIZAT Salah satu objek Penting lainnya dalam kajian ‘Ulum Al-Quran adalah perbincangan Mengenai mukjizat. Persoalan mukjizat, terutama mukjizat Al- Quran, sempat menyeret para teolog klasik dalam Perdebatan yang berkepanjangan. terutama anlara para teolog dari kalangan Mu'tazilah dengan gava teolog dari kalangan Ahlussunnah mengenai konsep “shirtah" sebagaimana yang akan diterangkan lebih lanjut, Dengan perantaraan mukjizat, Allah mengingatkan Manusia bahwa para teul adalah ulusannya yang mendapat dukungan dan bantuan dari langit tnkizat yang telah diberikan kepada para nabi mempunyai 'ungsi yang sama, yatu untuk memainkan Peranannya dalam mengatasi kepandaian kaumnya, di samping membuktikan bahwa kekuasaan Allah itu di atas ‘segala-galanya. Suatu umat yang tinggi pengetahuannya dalam imu kedokteran, misainya, tak wajar dituntun dan diarahkan dengan mukjzat dalam iimu tata bahasa, ®egitspula sebaliknya, Tuntunan dan pengarahan yang ditunjukkan kepada suats imat harus berkaitan dengan yang mereka ketahui, karena Allah tidak akan norgarahkan suatu umat pada hal-al yang tidak mereka ketahui. Tujuannya ‘tal tuntunan dan pengarahan Allah itu bermakna. Disitulah ltak tai mukizat yangtelah diberikan kepada para nabi,* Setiap nabi yang diutus Allah selalu dibekali mukjizat. Di antara fungsi ‘mukjzat adalah meyakinkan manusia Yang ragu dan tidak percaya terhadap ‘2 yang dibawa oleh nabi tersebut. Mukjizat ini selalu dikaitkan dengan Serkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi tiap-tiap nabi? —~___ 2 Skt Matanat aay Syaowi, Mukat AV Quran, te, Bung nda, 1995, Hm. 2 x Naum Naso tl Enahtyed a ocoesia Barta, sera eee Tan A785, Ubon al-Ouran = 183 Pada hakikatnya, setiap mukjizat bersifat menantang, baik secara tegas atau tidak, Oleh Karena itu, tantangan tersebut harus dipahami dan dimenggy, oleh orang-orang yang ditantangnya. Oleh karena itu pula, janis mukjizat yan, diberikan kepada para nabi selalu disesuaikan dengan keahlian masyarakat yan, dihadapinya dengan tujuan sebagai pukulan yang mematikan bagi masyatakar yang ditantang tersebut> A. Pengertian Mukjizat Kata “mukjizat” diambil dari kata kerja “a/aza-i jaz” yang berani “melemahkan atau menjadikan tidak mampu.”Ini sejalan dengan fitman Allah; te yte wereneed 1ithaa se, AC ANY AE Ee Gl e298 sink ay \olo8). aah 2 Sill ge Artinya: _mengapa aku tidak manu berbuat seperti burung gagak ini, alu ake dapat menguburkay, mayat sandaraks ini (QS. Al-Ma‘idab sk 31) Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mukjiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak umat menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, ja dinamai ‘mukjizat’. Tambahan ta' marbhuthah pada akhit kata itu mengandung makna mubalaghah (superlatif)* Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain, sebagai “suatu hal atau peristiwa Iuar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nab, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi mereka tidak mampu melayani tantangan itu.sDengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai sesuatu luar biasa yang diperiinatkan Allah melalui para nabi dan rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasutannya® Manna’ Al-Qaththan mendefinisikannya demikian: OB Losreon CWE ve pe BS Sy SY TAG JL 4 4Ae% AGEN ef 3. Quraish Shihab, ~Pengantar’, dalam Daud Al’Aththar, Perspektit Baru limu AlQuran, Pustaka Hidaye! Bandung, 1994, him. 10. M Quilsh Shihab, MutizatA-Quran, Miz, Bandung, 1997, him 23, Said Agil Husain Al Munawwar, lJaz ALQuran, dan Metodologi Tafsir, Dimas, Semarang, 1994, him. 1 184 ulwnal-Owan iinya: ve kelmar dari kebiv 4 atin hejadion ng "asaany disertai dengan unsur tantangan, dan dita” ren Oh em Unsur-unsur yang terdapat pada mukjizat praish Shihab, adalan> Hal atau peristiwa yang luarbiasa Peristiwa-peristiwa alam, misainya yang terlihat seharichari walaupun menakjubkan, tidak dinamai mukjizat, karena merupakan sesuatu yang biasa. Yang dimaksud dengan “luar biasa” adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan sebab dan akibat yang hukum-hukumnya diketahui secara umum. Dengan demikian, hipnotisme atau sinir, misainya, walaupun sekilas daiam pengertian “luar biasa” dalam definisi di atas. 1 Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi Tidak mustahil terjadi hal-hal di iuar kebiasaan pada dir siapa pun, Namun, apabila bukan dari seorang yang mengaku nabi, tidak dinamal mukjizat. Sesuatu yang tuar biasa tampak pada diri seseorang yang kelak bakal menjadi nabi pun tidak dinamai mudizat, tetapi hash. Keluarbiasaan yang terjadi pada seseorang yang taat dan dicintai Allah pun tidak dapat disebut mukjizat, telapi karamah atau kekeramatan, yang bahkan tidak mustahil terjadi pada seseorang yang durhaka kepada-Nya. Kekeramatan yang terakhir ini dinamai ihanah (penghinaan) atau istidraj (‘rangsangan” untuk lebih durhaka lagi). Beriitik tolak dari keyakinan umat Islam bahwa Nabi Muhammad SAW. adaiah nabi terakhir, tidak mungkin lagi terjadi suatu mukjizat sepeninggalnya, walaupun ini bukan berarti keluarbiasaan tidak dapat terjadi dewasa ini, Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian ‘Tentu saja, tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai rabi, bukan sebelum atau sesudahnya. Di sisi lain, tantangan tersebut haus pula merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan sang nabi, Kalau misainya ia berkata, “Batu ini dapat berbicara,” tetapi ketika batu itu berbicara, dikatakannya bahwa “Sang penantang berbohong” maka Keluarbiasaan ini bukanlah suatu mukjizat, tetapi shanah atau istidraj. #, Sebagaimana dijelaskan oleh ‘ ———_ i ‘AlQatntnan, Mabanits fim Manna’ Quran, Mansyurat Ab’Ashr Al-Hadis, ttp., 1973, him, 258, Sian, Mulgeat.., him, 24-26, vbonalovm — 185 4, Tantangan tersebut tidak mampu atau gagaldilayani Bila yang ditantang berhasil melakukan ha! serupa, ini berart| bahw: pengakuan sang penantang tidak terbukt. Perly digarisbawahi bana kandungan tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang Bahkan untuk lebih membuktikan kegagalan mereka, biasanya agpok kemukjizatan tiap-tiap nabi berupa hal-hal yang sesuai dengan bigang keahlian umatnya. A\l-Quran digunakan oleh Nabi Muhammad SAW. untuk menantang orang. orang pada masanya dan generasi sesudahnya yang tidak percaya terhadap kebenaran Al-Quran sebagaifiman Allah (bukan ciptaan Muhammad) dan rsaiah serta ajaran yang dibawanya. Terhadap mereka, sungguh pun memiliki tngkat fashahah dan balaghah sedemikian tinggi di bidang bahasa Arab, Nabi memintanya untuk menandingi Al-Quran dalam tiga tahapan:* 1. Mendatangkan semisal Al-Quran secara keselurunan, sebagaimana dijelaskan pada surat Al-isra’ [17] ayat 88: Ay 2 abenegrh Page coon tab as abide Ley Lcatas i 7S Ay gS eno 240 KS vo2e GS pal 22555 SES Nab a gall gy SPL mere ih at Artinya: «Katakanlah, Sesumgguiyga jika manusia dan jin berkuorepal veitiee merrbuat yang serupa Al-Qquran ii niscaya mereka tidak aban dapat mernbuat yang serugpa dengem da, sekalpnon sehagian era menjadi penbant bag sebagian yang ain” (QS. Als 68) 2. Mendatangkan sepuluh surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam ‘Al-Quran, sebagaimana dijelaskan surat Hud [11] ayat 13: Ve Ld re betes vee se fee Sa Ten df 5s hai pA SNS as Al 170 9 48% Ie BPEL 8 ae “ONS Ano iy pbigshre eal yaissl 4 IT ost e (oid, him, 259. 186 ulwnal-ouran tinya: nae mereka mengatakan, Muhanad teldy membuat-buat Al-Criran: itw, Kataleanslal, ‘Klan dein) a Dan charah sepals surat yemy dsuat-luat sg sven panainga, dan panggilla orangrorang wang kansn sanggup (memanggilnya) selain Allaby, ja kana pemang orang orang yang benar:” (5, Fwd: 13) Mendatangkan satu Surat saja yang menyamai surat-surat yang ada dalam Al-Quran, sebagaimana dijelaskan oleh surat Al-Baqarah [2] ayat 23; 2 at 9S BEA 9 2 GCG papesW bs epee 8 A EE bine a Seles ele BB Sep Mae PONG Seas alee arr ig tine Artinya: “Danja ham (tetap Dalam keraguan tentang al-Cquran yang Kami wabygukan kepada bared Kant Mubawonad) bla sata surat sail ying semtisal Al-Cuaran ita ‘an ajaklaly penalong-porolongens slain Alla jdka kaa orang-orang yang benar:" Sejarah membuktikan Dahwa Al-Quran temyata gagal ditandingi hata oleh orang-orang Arab sendiri. tnilah beberapa catatan sejarah yang memperlihatkan teqagalan itu: 1. Pemimpin Quraisy pemah mengutus Abu Al-Walid, sebagai sastrawan ulung yang jarang bandingannya, untuk memtbuat sesuatu yang mirip dengan Al- Quran. Ketika AbuAl-Walid berhadapan, dengan Rasulullan SAW. dan ketika itubeliau membaca surat Fushshilat, ia tercengang mendengar kehalusan dan keindahan gaya bahasa A!-Quran, dan kembali, pada kaumnya dengan tangan hampa. Musaitamah bin Habib Al-Kadzdzab yang mengaku sebagai nabi juga pemah berusaha menggubah sesuatu yang mirip dengan ayat-ayat Al-Quran. la mengaku bahwa dirinya pun mempunyai Al-Quran Yang diturunkan darilangit dan dibawa oleh mataikat yang bermama Rahman. Di antara gubahan- sxbahannya yang dimaksudkan untuk menandingi Al-Quran adalah: a i a ey ee * & SE HOES oh ie buts Sie tree he Ge 9% us hye faye Sodshy. Cfo sn5 n Ge ‘I lem Al-Ouran = 187 4th oe at aan 2 AGk PART Sols psi a\joaies i BLN he PSEA 99 eNE* alga BUA, wb Salis 25a AE, Artinya: “Demi perengman pentarbuk baban vatidengan turnbukan wang kevas dew pengatey roti dengan adonan pang lembut, demi takang roti dengan rotinyga, Dewi tukang luburdengan buburnya, aw deri pemakan-pemakannya dengan mengagetkan dan menggeruidan, sungge kalian telah mengutamakan abli wobar, gerangan apakab ang merebar falian mendabulvigolongan mudar. Musim agua cegablay e aber kendall dan epada si pelacur sombonglaly dan tandinglab” 4 ay BH 8 BH Ee eee Be peblaidl saa tlleres ee aids cer te Big Pha i ye et Bi (Kis et BON NS. 52h Artinya: pent hambing betina dan warna kulitnya. Dewi warna Rulicnya yyang bitan dan mengagunkan dan air susunya Der kambing betina yang ita warnanga da sasengn ‘pang berwarna pri Sung) ia mengagumiean (karena berkul it) bersip. Sueswmrga tidak bak Dicanqru dengan air. Mengapa kalian tidck berkunnl (antck melipavnyal” A Kaacrethnesal ee? 22 94d ep Llel nasil gu aieay ag MieaKh 26.6 ‘hee BAe '9 Artinya: ite ok vba esbhan ep ja yong chan engage ee se camlbegamaa mae teh ba 2K Wn She 6 ete Me GARE LD Ls SE LER ee tht eg ant + Gd Pa ok ig YAS 10. Gubshan.gubahan wahys palsulainnya dapat cat Bakar, jarah Al-Quran, Ramadhan, Solo, 1989, him. 416-418, PES ee Se 188 ulwmal-Ouran Artinya: rritbbal kalian melibat bagaionana Tubanreu berbuat bagi wanita bani. Dari perutnya “Paden renga mabblukbidup yang dapat bergerakantara talang rasa (is) DLE ane e3ils Joos pnts tits, Lei Gass Sob vy Artinya: ‘caja apokal gab, tabukah engkan apa gajah) Dia menqyunyaibelalai yang panjang, dan ekor yang mantap. itu bukanlah bagian dari ciptaan Tuhan kita yang kecil” Gubahan-gubahan di atas, menurut Al-Jahiz, seorang sastrawan Arab termasyhur, idak mempunyai makna sama sekali, bahkan merupakan sastra kotor yang Menyelimuti pembuatnya.'" Imam Raffi mengatakan bahwa Musaitamah sebenamya tidak bermaksud menandingi Al-Quran dari segi bentuk bayan-nya, tetapi bermaksud mengambil cara untuk menundukkan hati kaumnya. Dengan cara itu, ia merasa lebih mudah dan lebih cepat memengaruhi hati mereka. Hal itu karena Musailamah menganggap orang-orang Arab telalu mengagungkan , Ve ence Wehe £9 2 eg tL ADS ar yen ys mile it day Atinya: Babhrn masa fa wcnjadi sks atas diving serdéy meskjpnun dia mengewaukahart alas alasanmyac' (2S. al-Qivamahl 7551-19) Yang merasakan nyeri adalah kul: Oe oe Ce 99 Aye A Bye PAG CEO gh Bclea Wh WS! oh Y Wg de By TOG G4 APA? abby Sulcinss A AiO Ae : Meta ao} ell ee MSS asthe Antinya: “sesimagulmiya orgy orang pany kar kepada aygt-asen Kan blak ake Kani asda nerekake dalam nercke Seticyrhali elit mereka brmges, Kani ganic werekadengmkulit ng Lary supaga mereka erasakan ab Ssinggabnpa Allah Mebuperkas lagi Mababijaksones“IQS. An-Nist [4k E. Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama Para ulama telah berbeda pendapat ketika menjelaskan aspek-aspek kemukizatan Al-Quran. Perbedaan pendapat itu dapat dilihat pada uralan berikut: 1. Menurut Golongan Sharfah Sampai menjelang abad IH., terma ijazmasih dipahami oleh para vlama sebagai keunikan Al-Quran yang tidak dapat ditiru oleh siapapun. Namun, berkat Pangaruh Al-Jahiz, seorang tokoh Mu'tazilah, terma itu belakangan lebih vlan Al-Owran 204 dispesifikkan pada gaya retorika Al-Quran.*' Pada perkembangannya selaniutnya, seorang tokoh Mu'tazilah lainnya, yakni Abu Ishaq An-Nazhzham (W. 231 H,),22 dan tokoh Sy''ah, yakniA-Murtadha, berpendapat bahwa kemujizatan Al-Quran itu disebabkan adanya sharfah (pemalingan), yakni Allan —sebagaimana didefinisikan An-Nazhzham—telah memalingkan manusia untuk menantang Al- Quran dengan cata menciptakan kelemahan padanya sehingga tidak dapat mendatangkan sesuatu yang sama dengan Al-Quran. Seandainya Allah tidak memalingkan manusia, menurut An-Nazhzham, pasti manusia mampu menandingi A-Quran.**Sementara itu, AKMurtadha menjelaskannya bahwa Ajlah telah mencabut ilmu yang dibutuhkan dalam bertanding.* Pandangan seperti ini mendapat dukungan pula dari tokoh Mu'tazilah lainnya seperti Hisaya Al-Fuwaitu (w. 218 H.), ‘Abbad bin Sulaiman (w. abad ke-3 H.), ‘Abu Hasan ‘Ali bin ‘Isa Ar-Rummani,2°dan Ibn Hazm Al-Andalusi (dari golongan Azh-Zhahiri). lon Hazm lebih jauh berpendapat bahwa ketika berfirman, Allah memberi daya yang melemahkan manusia untuk menandingi Al-Quran Sementara itu, ‘Ali bin Isa Ar-Rumani melihat lebih jauh lagi, yakni bahwa Allah telah mengalinkan perhatian umai manusia sehingga mereka tidak mempunyai keinginan menyusun suatu karya untuk menandingi Al-Quran. Membuat orang tidak tertarik melakukan rivalitas terhadap kitab suci ini merupakan sesuatu yang luar biasa.* Pendapat tokoh-tokoh besar Mu'tazilah itu tidak terlepas dari penghargaan mereka terhadap kemampuan akal manusia. Akan tetapi, pendapat di atas kemuzian dikritik keras oleh para ulama di luar Mu'tazilah, dan juga dari sebagian ulama Mu'tazilah sendiri yang melihat kemukjizatan Al-Quran dari sudut infomasi- informasi ajarannya, ilustrasi, dan kebanasaannya.” Para ulama yang membantah paham sharfahmenjelaskan bahwa paham initelah menuduh Tuhan menantang seseorang yang berbicara, tetapi lidah orang itu terlebih dahulu dipotong (dilemahkan) oleh-Nya. Padahal, jika dirunut dan latar belakang teks-teks tentang tahadai (tantangan) Al-Quran, jelasiah bahwa kaum kafir Quraisy pada saat itu merasa mampu mendatangkan kitab serupa 1. J, Bouata,“Ine Reto nrpetatin of he Quran faz and Rata Topics, dalam Anew Rigi (Ed ‘Aeproaches tothe Hr of he Iteration one G.ran, Carenoon Press Oxford, 98, tan td 32, Nama lengkaprya adteh bu Tshag iraran bin Sayyar An ethene la adsah auecnra Seat bo RNEnEaaianseoaapemiageonganWiTosian Kepusaralansraaranam yin coon Lathan, op cit. Mm. 261. Banainghan dengan Musthals Shade Av Rate Hoe se ‘Kitab Al'Arabi, Bairut, 1990, him 144. a eR fae Avan Da 34, Mustata Salt, Mandi ues Alurar, Dor A+Maratan, Joan, 1988, 35. Rippin (Ed), loc. cit . ae 36. Aaah tia, et al, dalam Azyumardi Azra, Sejarah ‘Ulum AF-Quran, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999, a a7. Wi 202 ulum al-ouran AsOuran meskipun Nyatanya tidak berdaya atau tidak berhasil. Pandangan gharfahini, menurut Mereka, mengimplikasikan pandangan bahwa sebenamya yemukjizatan Al-Quran bukan Karena esensi (dzat)-nya, tetapi karena ada faktor jain, yakni pemalingan potensi manusia oleh Tuhan. Dengan kata iain, paham ini menjelaskan bahwa Al-Quran bukan mu jiz bi dzatini, tetapi mu‘jiz bi ghairihi® Segara rinci, Ar-Zarkasyi mengemukakan kelemahan argumentasi An- nazhzham dan Ar-Rumanidi atas, sebagai berikut: 4. Firman Allah pada surat Al-isra’ (17] ayat 88 memperlihatkan kelemahan bangsa Arab menyusun karya besar yang sejajar dengan Al-Quran. Kalau Allah melarang mereka, maka yang mu‘iz (melemahkan) itu bukantah Al- Quran, tetapi justru Allah sendiri. Padahal, ayat itu menantang mereka menyusun karya yang sejajar dengan Al-Quran, bukan untuk menandingi kebesaran Tuhan. 2. Masyarakat Arab saat itu mungkin saja mampu membuat karya spesifik yang pembahasannya sama dengan Al-Quran, tetapi mereka akan sangat mengalami kesukaran menandingjisi dan ilustrasinya. 3. Al-Quran mengemukakan hal-hal gaib yang akan terjadi pada masa yang akan datang dalam kehidupan dunia ini, di samping berita-berita alam akhirat yang akan dialami umat manusia kelak. Segala yang dikemukakan Al- Quran tersebut kemudian terbukti dalam perjaianan hidup manusia ini. Misainya, Allah memberitakan dalam surat An-Nur [24] ayat 55 bahwa umat Islam akan menjadi adikuasa di dunia ini. Dan hal itu benar-benar telah terjadi ketika Dinasti ‘Abbasiyah berada pada masa kejayaannya dan ketika Thuncul tiga kerajaan besar, yaitu Mughal di India, Safawi di Persia, dan ‘Turki Utsmani di Turki antara abad 15-17 M. Al-Quran juga memberitakan Pala surat Ar-Rum [30] ayat 1-2 bahwa kerajaan Romawi Timur akan hancur. Ini terbukti pada abad 14 M., pasca~Abbasiyyah, pada masa kekuasaan Turki Utsmani. AlQuran juga mengemukakan kisah-kisah lama yang tidak terangkat dalam Cerita-cerita rakyat Arab, seperti kisah Nabi Nuh, Nabi Luth, Nabi Musa dan Harun, serta kisah-kisah nabi lain dan perlawanan masyarakatnya ‘erhadap dakwah mereka, dan akibat-akibat perlawanan tersabut.® Beberapa karaktor inilah yang memperkuat alasan bahwa kemukjizatan AlQuran bukan terletak pada kekuasaan Allah, tetapi justru karena Al-Quran Sendiri yang mempunyai kekuatan sedemikian tupa, sehingga masyarakat Arab —__ &. athammad Ar-Zatzal, ALTA‘ n ALQUran, tp, Karo, t, him. 134, 5% Bec Aan Mubarmad bin ‘Abdi Az-Zarkaoy, Al-Burhdn f “Uli ALQuran id 6a AL-Babi Al Halabi, 1957, him.94 lum al-Ouran 203 tidak mampu meneiptakan karya yang setara. Oleh sebab itu, pemyataan orang. ‘orang Mu'tazilah yang menyetarakan Al-Quran dengan buku Ad-Durardan At. Talamiyah karya bn Al-Muqatta’ adalah sangat keliru dan sesat. Kedua karya tersebul menurut Al-Bagilani amat jauh dibandingkan dengan AKQuran dari segi isi, lustrasi, dan pembahasannya. 2. Menurut Imam Fakhruddin Aspek kemukjizetan Al-Quran terletak pada kefasihan, keunikan redaksi, dan kesempurnaannya dari segala bentuk cacat, Sementara itu, menurut Az- Zamlakani, aspek kemukjizatannya terletak pada penyusunan yang spesitik.* 3. Menurut Ibn ‘Athiyyah Yang benar dan yang dianut oleh mayoritas ulama —di antaranya Al- Haddag—aspek kemukyzatan Al-Quran itu terletak pada runtutannya, makna- maknanya yang dalam, dan kata-katanya yang fasih. Hal tersebut tidak periu diherankan karena Al-Quran merupakan firman Allah, Dzat Yang Maha Mengelahui. Al-Quran sungguh diliputi oleh pengetahuan-Nya. Bila urutan-urutan ayatnye dicermati, tampaklah keserasian antara satu ayat dengan ayat yang mengiringinya. Serasi pula antara makna satu ayat dengan ayat yang mengiringinya . Begitulah yang terjadi pada Al-Quran mulai pembuka sampai penutupnya. Mengingat manusia diliputi olen kebodohan dan kealpaan, tidak ada seorang pun dapat melakukan hal yang sama dengan Al-Quran. 4. Menurut Sebagian Ulama Sebagian ulama berpendapat bahwa_ ‘segi kemukjizatan Al-Quran adalah sesuatu yang terkandung di dalam AlQuran itu sendiri, yaitu susunan yang tersenciridan berbeda dengan bentuk puisi orang Arab maupun bentuk prosanya, baik dalam permutaannya, suku kalimatnya maupun dalam pungtuasinya.* 5. Menurut Sebagian Ulama Lain Sebagian lain berpendapet bahwa segi kemiukjizatan itu terkandung dalam kata-katanya yang jelas, redaksinya yang bernilai sastra, dan susunannya yang indah karena nilai sastra yang terkandung dalam Al-Quran itu sangat tinggi dan tidak ada bandingnya. 40. Az1a, op. cit, tim. 113. 44. Munammad bin Alawi ALMaiki Alusn, Mufira lam trnu Al-Guran tes, Rosinon Anwar, Pustaka Seta, Bandung, 1999, him. 316-916. Ib, 42, 43, Ash-Shaburi, op. cit, him. 104, 44, tbid. 204 — ulum alouran

You might also like