Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Kepercayaan Merek Serta Dampaknya Pada Loyalitas Merek

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Evi Rahmawati, Sanaji : Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan .....

PENGARUH CUSTOMER ENGAGEMENT TERHADAP KEPUASAN


PELANGGAN DAN KEPERCAYAAN MEREK SERTA DAMPAKNYA PADA
LOYALITAS MEREK

Evi Rahmawati ABSTRACT


Sanaji Customer engagement has recently emerged in both academic
Universitas Negeri Surabaya literature and practitioner discussions as a new prespective in
customer relationship management that aims to build brand
Informasi Artikel loyalty. It is encouraged the emergence of new interaction
Riwayat Artikel channels, namely social media and the growing popularity of the
Diterima tanggal 10 Agustus 2015 Internet, which allows the company to interact more intensively
Direvisi tanggal 10 September 2015 with its customers. However, empirical investigations about
Disetujui tanggal 6 Oktober 2015 customer engagement is relatively limited. This study aims to
examine the effect of customer engagement on brand loyalty
Klasifikasi JEL that mediated by customer satisfaction and brand trust on the
M31
mobile phone operator services. Researchers used an online
survey approach on a sample of 140 customers who become
Kata Kunci
the followers of twitter company account, namely @XL123 .
Customer engagement,
Kepuasan pelanggan, Data were analyzed using path analysis. The results showed
Kepercayaan merek, that customer engagement influence customer satisfaction
Loyalitas merek, and brand trust positively, but has no effect on brand loyalty.
Twitter Customer satisfaction has positive influence on brand trust,
but has no effect on brand loyalty, and brand trust influence
DOI brand loyalty positively. This study contributes to the
10.17970/jrem.15.150204.ID literature on customer engagement in the context of mobile
telecommunications, with empirical evidence significant
influence of customer engagement to customer satisfaction.

ABSTRAKSI
Customer engagement baru-baru ini muncul dalam literatur
akademis dan diskusi praktisi sebagai perspektif baru dalam
penerapan customer relationship management yang bertujuan
membangun loyalitas merek. Hal ini didorong munculnya
saluran interaksi baru, yaitu media sosial dan semakin
populernya internet, yang memungkinkan perusahaan dapat
berinteraksi lebih intensif dengan pelanggannya. Namun
demikian, penyelidikan empiris tentang customer engagement
masih relatif terbatas. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh
customer engagement terhadap loyalitas merek yang dimediasi
kepuasan pelanggan dan kepercayaan merek pada jasa operator
telepon seluler. Peneliti menggunakan pendekatan survei
online pada 140 sampel pelanggan yang menjadi followers
akun twitter perusahaan, yaitu @XL123. Data dianalisis
menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa customer engagement berpengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan dan kepercayaan merek, tetapi tidak
berpengaruh terhadap loyalitas merek. Kepuasan pelanggan

246
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 15, No. 2, Juli – Desember
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) (Semester II) 2015,
Halaman 246-261

berpengaruh positif terhadap kepercayaan merek, itu ada peneliti yang menganggap kepuasan,
tetapi tidak berpengaruh terhadap loyalitas merek. kepercayaan dan loyalitas sebagai anteseden
Kepercayaan merek berpengaruh positif terhadap dan konsekuensi dari customer engagement.
loyalitas merek. Penelitian ini berkontribusi tentang
Dalam upaya meng-engage pelanggan,
literatur customer engagement dalam konteks
telekomunikasi seluler, dengan pembuktian empiris PT. XL Axiata Tbk sebagai salah satu
pengaruh signifikan customer engagement terhadap operator seluler terkemuka di Indonesia telah
kepuasan pelanggan. menunjukkan keberadaannya di media sosial
twitter dengan akun @XL123. Adanya internet
PENDAHULUAN dapat mempermudah XL dan pelanggannya
Konsep customer engagement telah menarik untuk saling berbagi informasi, opini, dan
perhatian para praktisi dan akademisi (Verhoef pengalaman. Bagi XL, customer engagement
et al., 2010; Brodie et al., 2011; Hollebeek, adalah langkah strategis untuk lebih dekat
2011). Hal ini karena pertumbuhan internet dari dengan pelanggan melalui interaksi diluar
teknologi Web 2.0 sebagai platform yang efektif aktivitas pembelian. Mengingat munculnya
untuk interaksi pelanggan. Khususnya, pada pemberitaan tentang XL yang mengalami
lingkungan online telah menyebabkan berbagai situasi kurang baik (Waring, 2015), yaitu
saluran media baru seperti media sosial yang penurunan pangsa pasar yang merosot diposisi
memungkinkan pelanggan berinteraksi secara keempat dengan share 20,6% menjadi 14%
mudah dengan perusahaan atau pelanggan lain pada kuartal-2 tahun 2015. Akibatnya XL
(Evans et al., 2010:4; Verhoef et al., 2010). mengalami kehilangan 17 juta pelanggan lebih
Sehingga beberapa peneliti mengemukakan dalam kurun 12 bulan. Total pendapatan XL
(Verhoef et al., 2010; Kumar 2013:4) jika juga mengalami penurunan sebesar 4% dari
customer engagement adalah perspektif pendapatan tahun 2014. Diharapkan penerapan
baru yang penting dalam konsep customer customer engagement melalui twitter @XL123
relationship management (CRM). Customer dapat mempertahankan retensi pelanggan.
engagement dianggap sebagai manifestasi XL memposisikan twitter sebagai media
perilaku pelanggan atas pengalaman hubungan engagement dengan para pelanggannya. Karena
interaksinya dengan perusahaan melalui media melalui twitter, XL bisa mendapatkan dampak
sosial, diluar aktivitas pembelian (Verhoef et tiga kali besar daripada media sosial lainnya.
al., 2010; MSI, 2010; Kumar, 2013:4). Hal Interaksi melalui twitter lebih atraktif seperti
ini sesuai dengan kondisi pelanggan sekarang mention, retweet, share, dan favourite. Seluruh
yang semakin canggih dan akrab dengan media aktivitas tidak hanya diketahui oleh @XL123
digital, mereka tidak hanya membutuhkan dan pelanggan yang sedang berinteraksi, tetapi
layanan atau produk dengan kualitas prima, juga bisa diketahui oleh followers @XL123
tetapi juga membutuhkan pengalaman lainnya dan followers pelanggan itu (Poster.
personal yang positif secara emosional mampu co.id, 2014).
menyentuh, selalu diingat dan mengesankan Meskipun manfaat dan pemahaman
(Barlow dan Maul, 2000:3). Beberapa peneliti konsep customer engagement semakin jelas,
mengusulkan konsekuensi dari customer penelitian empiris terhadap munculnya konsep
engagement yaitu kepuasan, kepercayaan ini masih sangat sedikit, sebagian besar
dan loyalitas (Brodie et al., 2011; Hollebeek, penelitian sebelumnya terbatas pada hubungan
2011). Sedangkan peneliti lain menyatakan konseptual tanpa pengujian empiris (Brodie et
jika kepuasan dan kepercayaan (Malciute, al., 2011; Hollebeek, 2011; So et al., 2014a).
2012) serta loyalitas (Kuzgun, 2013) sebagai Secara spesifik, penerapan strategi customer
anteseden customer engagement. Disamping engagement telah banyak digunakan perusahaan

247
Evi Rahmawati, Sanaji : Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan .....

dan ada peneliti yang meneliti konsep dan terdapat dibidang psikologi yang dikenal
pengukuran customer engagement pada merek dengan employee engagement (Vivek et al,
pariwisata dan perhotelan, dengan kepercayaan 2012). Penerapan konsep employee engagement
dan loyalitas sebagai konsekuensinya yaitu menjadi customer engagement sebelumnya
So et al. (2014b). Namun belum ada peneliti diusulkan oleh Patterson et al. (2006). Kedua
yang menerapkan customer engagement pada konsep tersebut memiliki karakteristik yang
merek operator seluler dengan konsekuensi sama yaitu mencerminkan perasaan gairah,
pada kepuasan pelanggan. Penelitian ini energi dan antusiasme dari adanya suatu
bertujuan mengisi kesenjangan tersebut melalui hubungan keterikatan (Patterson et al., 2006).
penerapan pengukuran customer engagement Namun keduanya memiliki fokus konteks yang
oleh So et al. (2014b) pada operator seluler berbeda yaitu workplace vs customer brand
dengan konteks engagement secara online (Patterson et al., 2006). Konteks employee
dengan memposisikan kepuasan, kepercayaan engagement adalah tempat keja (workplace),
dan loyalitas sebagai konsekuensi dari customer sedangkan konteks customer engagement
engagement. adalah konsumen merek (customer brand).
Dalam mengidentifikasi customer
KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS engagement sebagai topik utama penelitian,
Customer Engagement The Marketing Science Institute (MSI, 2010)
mendefinisikan customer engagement sebagai
Hadirnya saluran media baru dan semakin manifestasi perilaku pelanggan terhadap merek
populernya internet sebagai manifestasi dari (perusahaan) diluar aktivitas pembelian yang
perkembangan teknologi Web 2.0 membuat dihasilkan dari motivasi individu pelanggan
pelanggan bisa berinteraksi secara mudah seperti word of mouth, rekomendasi, interaksi
dengan pelanggan lain dan perusahaan melalui antar konsumen, bloging, menulis review
media sosial (Evans et al., 2010:4) sebagai dan aktivitas lain yang sejenis. Sedangkan
bentuk perilaku non-transaksional (Verhoef et So et al. (2014b) mendefinisikan customer
al., 2010). Interaksi tersebut dapat diprakarsai engagement sebagai aktivitas pemasaran yang
oleh pelanggan ataupun perusahaan. berorientasi pada perilaku dan psikologis
Manifestasi dari pengalaman hubungan pelanggan. Hal tersebut tercermin pada
interaktif oleh pelanggan tersebut dikenal interaksi seorang pelanggan dengan pelanggan
dengan konsep customer engagement (Verhoef lain atau perusahaan dalam suatu forum
et al., 2010; Kumar, 2013:4). Dengan adanya untuk mendapatkan informasi produk atau
hubungan engagement, diharapkan mampu mengantisipasi resiko yang diterima jika dia
mengurangi evaluasi buruk dari pelanggan mengkonsumsi produk tersebut (Brodie et al.,
atas layanan perusahaan (Verhoef et al., 2010). 2011).
Sehingga beberapa peneliti (Verhoef et al.,
Beberapa peneliti pemasaran telah
2010; MSI, 2010; Brodie et al., 2011; Vivek
mengembangkan konsep multidimensional
et al., 2012; Kumar, 2013:4) mengusulkan jika
customer engagement (Verhoef et al., 2010;
customer relationship management (CRM)
Brodie et al., 2011; Hollebeek, 2011). Namun
membutuhkan sebuah perspektif baru yaitu
penelitian ini mengadopsi konsep customer
customer engagement sebagai aliran penelitian
engagement dari So et al. (2014b), karena
baru yang sangat penting dalam pengembangan
secara spesifik berfokus pada industri jasa
konsep CRM.
dan menawarkan skala pengukuran yang valid
Customer engagement merupakan konsep untuk mengaplikasikan konsep. Customer
yang belum sepenuhnya berkembang dalam engagement adalah hubungan personal
pemasaran. Awalnya konsep engagement

248
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 15, No. 2, Juli – Desember
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) (Semester II) 2015,
Halaman 246-261

pelanggan terhadap merek sebagai manifestasi penelitian ini akan mengkaji pengaruh customer
respon kognitif, afektif dan perilaku diluar engagement terhadap kepuasan, kepercayaan
aktivitas pembelian (So et al., 2014b). Ada dan loyalitas.
lima dimensi untuk mengukur customer Hubungan engagement secara intens antara
engagement yaitu enthusiasm, attention, pelanggan dan perusahaan dapat mempengaruhi
absorption, interaction dan identification (So et kepuasan pelanggan, berdasarkan pada
al., 2014b). Enthusiasm mencerminkan tingkat tingkat interaksi hubungan dan emosional
kegembiraan dan ketertarikan pelanggan yang dirasakan pelanggan (Sashi, 2012).
terhadap suatu merek. Attention menjelaskan Rasa puas tersebut berupa respon afektif
tingkat perhatian pelanggan terhadap seperti rasa nikmat, gembira dan senang saat
merek. Absorption mencerminkan keadaan pelanggan menggunakan layanan perusahaan
menyenangkan pelanggan mencurahkan (Gummerus et al., 2012). Ketika proses
pikirannya pada merek hingga tidak menyadari engagement berlangsung, pelanggan berusaha
berlalunya waktu dan interaction menunjukkan meningkatkan pengetahuan dan interaksi sosial
interaksi yang terjadi antara pelanggan dengan dengan merek (perusahaan) ataupun pelanggan
merek maupun pelanggan lain. Identification lain untuk mengetahui informasi lebih tentang
mencerminkan tingkat rasa kesatuan pelanggan merek (perusahaan) tersebut (Wirtz et al.,
terhadap merek. 2013). Sehingga dengan adanya hubungan
Ada empat tahap proses engagement (Evans engagement antara pelanggan dan perusahaan
et al., 2010:15) meliputi consumption, curation, bisa menjadi suatu alternatif evaluasi bagi
creation, dan collaboration. Consumption pelanggan untuk menilai bagaimana layanan
adalah tahap keterlibatan pelanggan untuk yang telah diberikan perusahaan (Brodie et al.,
memulai aktivitas seperti membaca, mengunduh, 2011). Apabila dalam interaksinya, layanan
dan melihat suatu konten digital pada media atau respon perusahaan sesuai dengan harapan
sosial. Curation menjelaskan tahap pelanggan pelanggan, maka mereka akan merasa puas dan
memilih, menyaring, memberi tanggapan atau sebaliknya (Hollebeek, 2011).
menggambarkan konten. Creation menjelaskan H1 : Customer engagement berpengaruh
tahap penciptaan konten (content creation) positif terhadap kepuasan pelanggan
oleh pelanggan. Collaboration menjelaskan
tahap kolaborasi proses-proses sebelumnya Adanya hubungan timbal balik yang
yang menciptakan aktivitas baru sehingga saling menguntungkan dalam suatu interaksi
dapat membangun kumpulan konten (traffic). engagement antara pelanggan dan perusahaan
Beberapa peneliti mengusulkan konsekuensi mampu menstimuli rasa saling percaya diantara
customer engagement yaitu kepuasan, keduanya, interaksi tersebut diluar aktivitas
kepercayaan dan loyalitas (Brodie et al., pembelian (So et al., 2014b). Pelanggan
2011; Hollebeek, 2011; Gummerus et al., merasa percaya karena mereka yakin terhadap
2012). Sedangkan peneliti lain menyatakan keandalan atau kemampuan dan integritas
jika kepuasan dan kepercayaan (Malciute, yang dimiliki perusahaan dalam memberikan
2012) serta loyalitas (Kuzgun, 2013) sebagai tanggapan yang baik saat berinteraksi (Morgan
anteseden customer engagement. Disamping dan Hunt, 1994; Intan, 2012). Dengan demikian
itu ada peneliti yang mengusulkan kepuasan, pelanggan akan merasa jika perusahaan peduli
kepercayaan dan loyalitas sebagai anteseden dengan kepentingan dan kebutuhan pelanggan
dan konsekuensi dari customer engagement (So serta memiliki ketertarikan di hati pelanggan
et al., 2014a). Meskipun terdapat perbedaan (Vivek et al., 2012). Sehingga pelanggan
pendapat pada penelitian sebelumnya, yang lebih engaged cenderung lebih percaya,
karena mereka memiliki kualitas hubungan

249
Evi Rahmawati, Sanaji : Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan .....

yang tinggi dengan perusahaan (So et al., sebagai perasaan senang atau kecewa seorang
2014b). Hal ini berarti engagement yang tinggi pelanggan yang muncul setelah membandingkan
menunjukkan semakin tinggi pula rasa percaya kinerja (hasil) produk atau jasa dengan apa
pelanggan terhadap perusahaan dalam suatu yang diharapkan (Kotler dan Keller, 2009:177).
hubungan interaksi (So et al., 2014b). Oleh Dengan kata lain kepuasan pelanggan adalah
karena itu, kepercayaan merek adalah potential evaluasi pelanggan atas alternatif merek
consequences dari aktivitas engagement yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau
pelanggan dengan perusahaan (Mosavi dan melampaui harapan pelanggan sedangkan
Kenarehfard, 2013). ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome)
H2 : Customer engagement berpengaruh tidak memenuhi harapan (Engel, et al.,
signifikan terhadap kepercayaan merek 1995:145). Kepuasan pelanggan dapat terbentuk
melalui adanya respon afektif konsumen seperti
Loyalitas merek merepresentasikan menikmati, rasa gembira dan senang ketika
komitmen mendalam pelanggan untuk merasakan pengalaman menggunakan layanan
melakukan pembelian ulang merek tertentu suatu merek atau perusahaan (Gummerus et
secara konsisten (Oliver, 1999). Sedangkan al., 2012). Dalam penelitian Fornell (1992)
customer engagement merepresentasikan terdapat tiga aspek untuk mengukur kepuasan
hubungan pelanggan dengan merek diluar seorang pelanggan, yaitu overall satisfaction,
aktivitas pembelian (So et al., 2014b). confirmation of expectation dan comparison to
Beberapa peneliti menyatakan jika customer ideal.
engagement dapat meningkatkan loyalitas Beberapa peneliti menyatakan jika
dan keputusan pembelian (Hollebeek, kepuasan pelanggan adalah anteseden atau
2011; Patterson et al., 2006) melalui suatu prediktor dari kepercayaan merek (Delgado-
hubungan psikologi yang kuat disertai dengan Ballester dan Munuera, 2001; Chinomona dan
pengalaman interaktif pelanggan dengan suatu Sandada, 2013) dan loyalitas merek (Back
merek diluar aktivitas pembelian (Brodie et al., dan Parks, 2003 dalam So et al., 2014b).
2011). Pelanggan yang memiliki engagement Kepercayaan merek dapat terbentuk apabila
tinggi cenderung meningkatkan sikap suka pelanggan telah merasa puas atas respon atau
terhadap suatu produk, perusahaan, atau merek, kinerja yang diberikan perusahaan sesuai
yang berindikasi pada loyalitas terhadap hal- dengan ekpektasi awal pelanggan (Ou dan Sia,
hal tersebut (Vivek et al., 2012; So et al., 2003 dalam Chinomona dan Sandada, 2013).
2014b). Karena adanya hubungan engagement Sehingga kepuasan pelanggan dapat dipahami
pelanggan dan perusahaan adalah hal yang sebagai asosiasi adanya penyebaran informasi
penting untuk mencapai keunggulan kompetitif positif oleh pelanggan atas pengalaman
perusahaan sebagai cara untuk membentuk interaksi sebelumnya dengan perusahaan, yang
loyalitas tanpa alasan (loyalty without reason) berdampak pada rasa percaya mereka terhadap
yang melampaui akal (Reitz, 2012). perusahaan (Athanassopoulos et al., 2001
H3 : Customer engagement berpengaruh dalam Lee et al., 2014). Pelanggan yang merasa
signifikan terhadap loyalitas merek puas atas performa atau kinerja suatu merek
(perusahaan) berarti menunjukkan kuatnya
Kepuasan Pelanggan kepercayaan yang mereka miliki (Ha dan Perks,
2005).
Kepuasan pelanggan diamati sebagai alat
ukur dari kualitas hubungan antara pelanggan H4 : Kepuasan pelanggan berpengaruh
dan merek atau perusahaan (Gummerus et al., positif tterhadap kepercayaan merek
2012). Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan

250
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 15, No. 2, Juli – Desember
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) (Semester II) 2015,
Halaman 246-261

Kepuasan pelanggan secara umum pelanggan (So et al.,2014b). Ada tiga aspek
dianggap sebagai sikap yang merefleksikan penting untuk mengukur kepercayaan merek
ekspektasi pelanggan atas suatu merek (Lee et (Ndubisi, 2007) yaitu “the brand promises are
al., 2014), sedangkan loyalitas merek dianggap reliable, the brand is consistent in providing
sebagai konstruk sikap dan perilaku yang quality service” dan “the brand show respect
menunjukkan kesetiaan pelanggan terhadap to costumers”.
suatu merek (Jacoby, 1973). Beberapa studi Menurut beberapa peneliti (Chauduri dan
empiris menyatakan jika kepuasan pelanggan Holbrook, 2001; Laroche et al.,2012 dalam
berpengaruh positif terhadap loyalitas merek Mosavi dan Kenarehfard,2013) kepercayaan
(Oliver, 1999; Delgado Ballester dan Muduera, merek adalah anteseden dari loyalitas merek,
2001; Shankar et al., 2002; Malik et al., sesuai dengan konsep one-to-one (antara
2013). Karena pelanggan yang merasa puas individu pelanggan dan perusahaan) dalam
akan tetap menggunakan layanan suatu merek suatu pemasaran hubungan. Beberapa penelitian
(perusahaan) yang sama secara terus menerus empiris menyatakan jika kepercayaan merek
dan melakukan pembelian ulang (Flavian et berpengaruh positif terhadap loyalitas merek
al., 2006 dalam Lee et al., 2014). Sehingga (Chauduri dan Holbrook, 2001; Chinomona dan
semakin puas pelanggan, semakin loyal mereka Sandada, 2013; So et al., 2014b). Peningkatan
terhadap suatu merek tertentu (Oliver, 1999; evaluasi positif pelanggan terhadap merek,
Shankar et al., 2002). maka kepercayaan merek dapat membangun
H5 : Kepuasan pelanggan berpengaruh loyalitas merek sebagai hasil dari penciptaan
positif terhadap loyalitas merek nilai yang tinggi pada hubungan pertukaran
antara pelanggan dengan merek atau perusahaan
(Morgan dan Hunt, 1994). Karena melalui
Kepercayaan Merek
evaluasi positif tersebut pelanggan dapat
Kepercayaan merek adalah kunci utama mengetahui seberapa besar tingkat penerimaan
menentukan efektivitas kekuatan hubungan resiko jika mereka menggunakan layanan
antara pembeli-penjual (Bejou dan Planner,1998 suatu perusahaan. Apabila peluang penerimaan
dalam Intan,2012). Kepercayaan merupakan resiko tersebut kecil, maka pelanggan tidak
penggerak penting dalam suatu hubungan ragu meningkatkan komitmennya terhadap
karena dapat mengurangi resiko kurangnya perusahaan (So et al., 2014b). Kepercayaan
tanggapan serta agar persepsi pelanggan lebih dan loyalitas memiliki hubungan yang erat,
efektif daripada yang lain (Wilson, 2000). karena kepercayaan memiliki peran penting
Kepercayaan merek didefinisikan sebagai dalam hubungan pertukaran (interaksi) dan
kemampuan merek untuk diandalkan yang loyalitas juga berperan sebagai indikator dalam
bersumber pada keyakinan pelanggan bahwa hubungan yang bernilai tersebut (Chauduri
produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dan Holbrook, 2001). Oleh karena itu,
dijanjikan dan niat merek yang didasarkan pada dapat dinyatakan bahwa kepercayaan merek
keyakinan pelanggan bahwa merek tersebut berkontribusi positif terhadap loyalitas merek
mampu mengutamakan kepentingan pelanggan (Mosavi dan Kenarehfard, 2013).
(Delgado-Ballester dan Munuera, 2001).
H6 : Kepercayaan merek berpengaruh
Keyakinan pelanggan tersebut muncul dari
positif loyalitas merek
persepsi yang berulang dan adanya pembelajaran
serta pengalaman positif pelanggan (So et
al., 2014b). Sehingga pelanggan akan merasa Loyalitas Merek
jika merek tersebut peduli dengan kebutuhan Loyalitas dianggap sebagai indikator
mereka dan memiliki ketertarikan di hati signifikan dari kesuksesan pemasaran suatu

251
Evi Rahmawati, Sanaji : Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan .....

perusahaan. Loyalitas merek terbentuk karena perilaku (behavioral) dan sikap (attitudinal)
adanya peran utama pengalaman pelanggan dalam penerapannya, sehingga keduanya
saat mengkonsumsi layanan dari perusahaan memiliki pengukuran yang sama pula (Ishak dan
(So et al., 2014b). Konsep loyalitas sejatinya Ghani, 2013). Ada empat indikator pengukuran
dipelopori oleh Brown (1952) yang menyatakan loyalitas merek yang merefleksikan dua aspek
jika loyalitas adalah urutan (pengulangan) atau tersebut (Griffin, 2005:31) yaitu makes regular
pemilihan (pembelian) dari merek yang sama repeat purchase, purchase across product and
dalam semua kasus pemilihan (pembelian). service line, refers other dan demonstrates an
Kemudian dikembangkan oleh Jacoby (1971) immunity to the pull of competition.
menjadi loyalitas merek, lalu oleh Dick dan
Basu (1994) menjadi loyalitas pelanggan. METODE PENELITIAN
Loyalitas merek adalah respon perilaku bias Penelitian dilakukan secara online melalui
yang diungkapkan dari waktu ke waktu, penyebaran link angket google docs pada
menunjukkan konsistensi pola pembelian akun para followers twitter @XL123 yang
kembali dari beberapa pengambilan keputusan sedang berinteraksi dengan @XL123. Populasi
pembelian sehubungan dengan satu atau lebih penelitian adalah seluruh followers akun @
alternatif merek dari suatu set merek tertentu XL123 sebanyak 1.108.419 followers (hingga
yang mereka suka sebagai fungsi psikologis minggu ke-1 Juli 2015). Responden penelitian
pengambilan keputusan dan proses evaluatif adalah follower @XL123 sekaligus pengguna
(Jacoby dan Kyner, 1973). Loyalitas merek GSM XL Axiata dan pernah berinteraksi dengan
merefleksikan aspek perilaku (behavioral) XL Axiata melalui twitter minimal sebanyak tiga
yang mengindikasikan pembelian ulang suatu kali. Interaksi berupa membaca, mention, reply,
merek secara konsisten oleh pelanggan, dan dan rekomendasi seperti retweets, favourite
aspek sikap (attitudinal) yang mengindikasikan dan share konten yang di posting XL. Interaksi
aspek kesukaan pelanggan pada suatu merek minimal tiga kali dalam kurun waktu 12 bulan
(Jacoby dan Keyner, 1973). Sedangkan loyalitas terakhir, dianggap telah menggambarkan
pelanggan didefinisikan sebagai kekuatan dari hubungan engagement. Penarikan sampel
hubungan antara sikap individu pelanggan dan menggunakan teknik non-probability sampling
pengulangan pembelian (Dick dan Basu, 1994). dengan metode pengambilan sampel purposive
Loyalitas pelanggan terbentuk berdasarkan sampling. Sedangkan teknik analisis penelitian
asumsi bahwa awalnya pelanggan memproses ini menggunakan analisis Path dengan
informasi untuk membentuk keyakinan, lalu program AMOS 20. Dalam waktu 40 hari
mereka menggunakan keyakinan tersebut periode pengumpulan data (hingga minggu
sebagai dasar sikap (attitudinal) dan kemudian ke-2 September 2015), maka jumlah sampel
membuat perilaku (behavioral) keputusan yang terkumpul dan akan diteliti sebanyak
untuk tetap menggunakan merek yang sama 140 responden. Penentuan jumlah sampel
(Oliver, 1999). berdasarkan Hair et al. (2013:574), syarat
Dari berbagai perspektif tersebut jumlah sampel minimum penelitian adalah 100
disimpulkan bahwa loyalitas merek dan responden untuk model analisis Path dengan 5
loyalitas pelanggan adalah konsep loyalitas konstruk atau kurang, konstruk diukur dengan
yang sama, meskipun loyalitas merek identik 3 atau lebih indikator. Sehingga jumlah sampel
dengan persepsi positif pelanggan terhadap yang terkumpul dianggap telah sesuai dengan
merek dan loyalitas pelanggan dikaitkan dengan ketentuan tersebut.
daya beli pelanggan (Ishak dan Ghani, 2013).
Keduanya sama-sama merefleksikan aspek

252
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 15, No. 2, Juli – Desember
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) (Semester II) 2015,
Halaman 246-261

Instrumen Penelitian Validitas dan Reliabilitas


Instrumen penelitian berupa angket Penyebaran angket pada tahap awal
online terstruktur (google docs) dengan dilakukan kepada 30 responden untuk
pernyataan yang bersifat tertutup. Penelitian mengetahui validitas dan reliabilitas seluruh
ini menggunakan Skala Likert dengan tujuh item pernyataan. Responden tersebut telah
kategori (1 = sangat tidak setuju hingga 7 memenuhi kriteria yang ditentukan peneliti,
= sangat setuju) untuk mengetahui respon yaitu responden adalah followers @XL123
tentang customer engagement, kepuasan sekaligus pengguna kartu GSM XL Axiata,
pelanggan, kepercayaan merek, dan loyalitas pernah melakukan interaksi dengan perusahaan
merek. Item pernyataan sedikit dimodifikasi XL Axiata maupun pelanggan lainnya di @
peneliti agar mencerminkan konteks penelitian XL123 minimal sebanyak tiga kali dalam
ini. Dalam mengukur customer engagement kurun waktu 12 bulan terakhir. Uji validitas
peneliti menggunakan 17 item dari 25 item berdasarkan pendapat Sugiyono (2009:126),
pernyataan dari So et al. (2014b), karena jika nilai r >0,30 maka item dinyatakan valid.
sebagian pernyataan memiliki makna hampir Sedangkan uji reliabilitas menggunakan nilai
sama namun tetap dapat mencerminkan lima cronbch’s alpha >0,70 sesuai pendapat Hair et
dimensi dari customer engagement. Kepuasan al. (2013:123). Berdasarkan hasil uji validitas
pelanggan diukur berdasarkan Fornell (1992). dan reliabilitas pada penelitian ini, maka
Kepercayaan merek diukur berdasarkan Ndubisi dapat diketahui bahwa semua item pernyataan
(2007) dan loyalitas merek diukur berdasarkan penelitian telah valid dan reliable karena telah
Griffin (2005:31). memenuhi semua ketentuan.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden

Tabel 1
Statistik Deskriptif Responden
Karakteristik Responden n % Karakteristik Responden n %
Jenis Kelamin (n = 140) Pekerjaan (n = 140)

Laki-laki 82 58.57 Pelajar/ mahasiswa 53 37.86

Perempuan 58 41.43 Pegawai negeri sipil 5 3.57


Usia (n = 140)
Pegawai swasta 48 34.29
< 16 tahun 1 0.71
Wirausaha 27 19.29
16 – 20 tahun 24 17.14
Lainnya :
21 – 25 tahun 67 47.86
Pekebun/ Petani 1 0.71
26 – 30 tahun 31 22.14
Ibu Rumah Tangga 1 0.71
31 – 35 tahun 14 10
Belum Bekerja 5 3.57
36 – 40 tahun 2 1.43

> 40 tahun 1 0.71

253
Evi Rahmawati, Sanaji : Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan .....

Pendidikan Terakhir (n=140) Pengeluaran bulanan seluler (n = 140)

SMP/ sederajat 1 0.71 < Rp 50.000 8 5.71

SMA/ sederajat 78 55.71 Rp 50.000 – Rp 100.000 59 42.14

D3 11 7.86 Rp 100.000 – Rp 250.000 62 44.29

S1 49 35 Rp 250.000 – Rp 500.000 10 7.14

Lainnya : SD 1 0.71 > Rp 500.000 1 0.71

Sumber : Hasil olah data diolah peneliti


Berdasarkan karakteristik responden Uji normalitas dilakukan baik uji
pada Tabel 1, maka dapat diketahui bahwa normalitas univariat maupun multivariat. Hasil
penggunaan media sosial twitter oleh XL uji normalitas univariat dapat diketahui dari
Axiata paling efektif digunakan sebagai nilai critical ratio untuk skewness dan kurtosis
media engagement, khususnya pada segmen ≤ 2,58. Sedangkan uji normalitas multivariat
pelanggan usia 21-25 tahun yang memiliki dapat diketahui dari nilai critical ratio pada
pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa kurtosis multivariat ≤ 2,58. Dengan demikian
dan pegawai swasta. Karena melalui twitter, seluruh variabel pada penelitian ini tidak
XL Axiata dapat memberikan respon yang memenuhi asumsi normalitas univariat karena
cepat kepada pelanggannya serta bersifat low nilai critical ratio skewness dan kurtosis lebih
cost namun high impact. Selain itu segmen dari 2,58. Namun jika menggunakan rule of
pelanggan usia 21-25 tahun adalah pengguna thumb dari Currant et al. (1997) dalam Dachlan
aktif internet (digital native) sehingga sangat (2014:301), maka semua variabel memenuhi
potensial untuk strategi customer engagement asumsi normalitas univariat. Karena tidak ada
XL Axiata melalui twitter @XL123. koefisien skewness yang nilai absolutnya >
3 dan tidak ada koefisien kurtosis yang nilai
Analisis Jalur (Path Analysis) absoutnya > 8. Kemudian hasil uji normalitas
Data penelitian ini dianalisis menggunakan multivariat tidak dapat terpenuhi karena
Path Analysis dengan program AMOS 20 untuk nilai critical ratio multivariat dan Kurtosis
menguji hipotesis antar empat konstruk pada multivariat ≥ 2,58. Maka peneliti melakukan
rancangan model penelitian Gambar 1. Uji uji outlier untuk menghilangkan data-data
asumsi meliputi uji linearitas, uji normalitas, dan yang tidak berdistribusi normal, dan ditemukan
uji outlier (Hair et al., 2013:31-85). Berdasarkan 27 data tidak normal yang harus dihapus satu
hasil uji linearitas yang dilakukan peneliti, maka persatu. Sehingga uji normalitas univariat dan
dapat diketahui bahwa keseluruhan hubungan multivariat dapat terpenuhi, karena nilai critical
antar variabel pada penelitian ini bersifat linier, ratio pada kurtosis dan skewness serta critical
karena memiliki signifikansi kurang dari 0,05. ratio multivariat dan kurtosis multivariat
kurang dari 2,58.
Tabel 2
Uji Normalitas (Outlier Hilang)
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
CustomerEngagement 3,294 7,000 -,168 -,728 ,460 ,999
KepuasanPelanggan 3,333 7,000 -,215 -,934 ,562 1,219

254
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 15, No. 2, Juli – Desember
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) (Semester II) 2015,
Halaman 246-261

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.


KepercayaanMerek 3,333 7,000 -,073 -,318 ,971 2,107
LoyalitasMerek 3,250 7,000 ,076 ,329 ,123 ,268
Multivariate 2,453 1,882
Sumber : Output AMOS 20 diolah peneliti

Uji outlier dilakukan untuk mendeteksi Diagram Jalur


observasi yang memiliki karakteristik unik atau Gambar 1
sangat berbeda jauh dari observasi lainnya.
Uji outlier dilakukan secara univariat dan Model diagram jalur hubungan antar varia-
multivariat. Hasil uji outlier univariat diketahui bel (standardized estimate)
dari nilai z-score ≥ 3, dan uji outlier multivariat
diketahui berdasarkan nilai mahalonobis
distance dari nilai chi-square pada df (degree of
freedom) = 4 (n variabel) pada sig. 0,001 yaitu
18,467. Berdasarkan uji outlier, dapat diketahui
bahwa penelitian ini telah memenuhi uji outlier
univariat dan multivariat. Karena tidak ada nilai
z-score ≥ 3 pada uji outlier univariat, sedangkan
pada uji outlier multivariat tidak ada nilai
mahalanobis distance yang lebih dari 18,467
dan p ≤ 0,001. Pada uji outlier ini peneliti
melakukan penghapusan pada data-data outlier
Sumber : Output AMOS 20 diolah oleh Peneliti
secara satu persatu, yaitu data ke 6, 7, 8, 13,
14, 17, 27, 28, 33, 37, 59, 62, 66, 83, 86, 87, Koefisien determinasi ganda (R2)
88, 89, 90, 95, 99, 105, 113, 116, 119, 126 dan Koefisien determinasi ganda (R2)
129. Sehingga diperoleh 113 data yang bebas menunjukkan besarnya variasi pada variabel
dari outlier. dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi
variabel independen. Berdasarkan estimasi pada
Uji Kelayakan Model Squared Multiple Correlations, dapat diamati
Pengujian kesesuaian model dilakukan bahwa perubahan pada kepuasan pelanggan
secara keseluruhan menggunakan uji koefisien 41,8% dapat dijelaskan oleh kontribusi
determinasi (R2). Rumus R2 model = 1 – (1 – customer engagement dan sisanya 58,2% oleh
R12) (1 – R22), maka hasil ketetapan model variabel lain. Jadi terdapat korelasi yang sedang
sebesar 0,9725 (97,25%). Sehingga dapat antara customer engagement terhadap kepuasan
diidentifikasi bahwa kontribusi model untuk pelanggan. Perubahan pada kepercayaan merek
menjelaskan hubungan struktural dari empat 79,4% dapat dijelaskan oleh kontribusi customer
variabel penelitian ini sebesar 0,9725 (97,25%), engagement dan sisanya 20,6% oleh variabel
sedangkan sisanya 0,0275 (2,75%) dijelaskan lain. Jadi terdapat korelasi sangat kuat antara
oleh variabel lain yang tidak terlibat dalam customer engagement terhadap kepercayaan
model penelitian. merek. Serta terdapat korelasi kuat antara
customer engagement terhadap loyalitas merek,
karena customer engagement berkontribusi
77,1% terhadap perubahan loyalitas merek dan
sisanya 22,9% oleh variabel lain.

255
Evi Rahmawati, Sanaji : Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan .....

Uji Hipotesis

Tabel 3
Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Estimate S.E. C.R. P
H1 Customer Engagement --> Kepuasan Pelanggan 0,659 0,073 8,974 ***
H2 Customer Engagement --> Kepercayaan Merek 0,270 0,053 5,073 ***
H3 Customer Engagement --> Loyalitas Merek 0,056 0,074 0,756 ,450
H4 Kepuasan Pelanggan --> Kepercayaan Merek 0,632 0,052 12,075 ***
H5 Kepuasan Pelanggan --> Loyalitas Merek 0,146 0,099 1,467 ,142
H6 Kepercayaan Merek --> Loyalitas Merek 0,861 0,118 7,271 ***

Sumber : Output AMOS 20 diolah peneliti

Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel bagi pelanggan. Rasa puas tersebut merupakan
3, dapat diketahui bahwa terdapat dua hipotesis respon afektif pelanggan seperti kenikmatan,
yang tidak signifikan yaitu H3 dan H5. Nilai P kegembiraan dan kesenangan (Gummerus et
kedua hipotesis tersebut lebih besar dari 0,05 al., 2012). Beberapa peneliti juga menyatakan
yaitu 0,450 dan 0,142, serta nilai C.R. yang jika kepuasan pelanggan adalah salah satu
dimiliki kurang dari 1,96 yaitu 0,756 dan 1,467. konsekuensi customer engagement (Brodie et
Sedangkan empat hipotesis lainnya dinyatakan al., 2011; Hollebeek, 2011; Gummerus et al.,
memiliki pengaruh signifikan yaitu H1, H2, 2012).
H4, dan H6. Karena keempat hipotesis tersebut Hasil pengujian H2 menunjukkan bahwa
memiliki nilai P 0,000 (P ≤ 0,05) dan nilai C.R. customer engagement berpengaruh signifikan
lebih dari 1,96 yaitu 8,974 (H1), 5,073 (H2), terhadap kepercayaan merek. Karena hasil
12,075 (H4) dan 7,271 (H6). uji hipotesis menunjukkan nilai C.R. sebesar
5,073 ≥ 1,96 dan signifikansi P sebesar 0,000 ≤
Pengaruh Customer Engagement Terhadap 0,05. Hal ini berarti semakin sering pelanggan
Kepuasan Pelanggan, Kepercayaan Merek melakukan hubungan engagement dengan XL
dan Loyalitas Merek maka mereka akan cenderung semakin percaya
Hasil pengujian H1 menunjukkan bahwa terhadap XL, karena telah terjadi hubungan
customer engagement berpengaruh signifikan engagement yang menguntungkan. Pelanggan
terhadap kepuasan pelanggan. Karena hasil merasa yakin terhadap keandalan, konsistensi
uji hipotesis menunjukkan nilai C.R. sebesar kemampuan dan intergritas yang dimiliki XL.
8,974 ≥ 1,96 dan signifikansi P sebesar 0,000 Hasil temuan ini sesuai dengan hasil penelitian
≤ 0,05. Hal ini berarti semakin baik hubungan dari So et al. (2014b) yang menyatakan bahwa
engagement yang terjalin antara pelanggan customer engagement berpengaruh positif
dengan XL maka pelanggan akan merasa terhadap kepercayaan merek. Karena hubungan
semakin puas. Hasil temuan ini sesuai dengan saling percaya bisa berkembang dari waktu
penelitian eksploratif dari Brodie et al. (2011), ke waktu disebabkan adanya hubungan timbal
dimana proses customer engagement yang terdiri balik atau engagement yang menguntungkan
dari sub-proses, merefleksikan pengalaman bagi kedua belah pihak yaitu pelanggan
interaktif pelanggan dalam interaksi berbasis dan perusahaan (So et al., 2014b). Dengan
online dengan suatu merek (perusahaan) dan demikian, pelanggan yang sering berinteraksi
pelanggan lain, yang mampu memicu rasa puas dengan perusahaan cenderung memiliki rasa

256
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 15, No. 2, Juli – Desember
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) (Semester II) 2015,
Halaman 246-261

percaya lebih besar dibandingkan dengan Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap


pelanggan yang interaksi atau keterlibatannya Kepercayaan Merek dan Loyalitas Merek
lebih kecil (So et al., 2014b). Beberapa Hasil pengujian H4 menunjukkan bahwa
peneliti menyatakan jika kepercayaan merek kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan
adalah salah satu konsekuensi dari customer terhadap kepercayaan merek. Karena hasil
engagement (Brodie et al.,2011; Hollebeek et uji hipotesis menunjukkan nilai C.R. sebesar
al.,2011; Vivek et al., 2012; So et al., 2014b). 12,075 ≥ 1,96 dan signifikansi P sebesar 0,000 ≤
Hasil penelitian dari Mosavi dan Kenarehfard 0,05. Hal ini berarti semakin pelanggan merasa
(2013) juga menyatakan jika aktivitas puas terhadap XL, maka semakin memicu
engagement dalam suatu diskusi atau forum rasa percaya mereka terhadap XL. Kepuasan
berbasis online dengan merek (perusahaan) tersebut tercermin dari tanggapan XL terhadap
serta pelanggan lain berpengaruh signifikan pertanyaan atau keluhan pelanggan sesuai
terhadap kepercayaan merek. dengan harapan pelanggan. Hasil penelitian ini
Hasil pengujian H3 menunjukkan bahwa sejalan dengan penelitian Malik et al. (2013),
customer engagement tidak berpengaruh yaitu kepuasan pelanggan berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas merek. Karena hasil langsung dan signifikan terhadap kepercayaan
uji hipotesis menunjukkan nilai C.R. sebesar merek. Karena kepercayaan merek dapat
0,756 ≤ 1,96 dan signifikansi P sebesar 0,450 ≥ berkembang dari pengalaman positif
0,05. Hal ini berarti hubungan baik engagement pelanggan dengan merek (perusahaan) yang
antara pelanggan dengan XL tidak memberikan selanjutnya membuat dirinya merasa puas lalu
pengaruh signifikan terhadap perilaku loyal percaya. Penelitian dari Ha dan Perks (2005)
mereka terhadap XL. Hasil penelitian ini tidak juga menyatakan jika kepuasan pelanggan
sejalan dengan pernyataan So et al. (2014b), berpengaruh positif terhadap kepercayaan
customer engagement berpengaruh positif merek. Pelanggan yang merasa puas atas
terhadap loyalitas merek. Hasil penelitian ini kinerja suatu merek berarti menunjukkan
juga tidak mendukung pernyataan beberapa kuatnya kepercayaan yang mereka miliki
peneliti sebelumnya (Brodie et al., 2011; (Ha dan Perks, 2005). Selain itu kepuasan
Hollebeek et al.,2011; So et al., 2014b) yang pelanggan adalah asosiasi dari penyebaran
menyatakan jika loyalitas adalah salah satu informasi positif pelanggan atas pengalaman
konsekuensi dari customer engagement. Hasil interaksinya dengan perusahaan berdampak
temuan ini berbeda dengan hasil temuan peneliti pada kepercayaan merek (Lee et al., 2014).
sebelumnya dapat disebabkan oleh adanya Hasil pengujian H5 menunjukkan bahwa
konteks customer engagement yang berbeda. kepuasan pelanggan tidak berpengaruh
Penelitian ini hanya fokus pada aktivitas signifikan terhadap loyalitas merek. Karena
engagement berbasis interaksi online melalui hasil uji hipotesis menunjukkan nilai C.R.
social media Twitter. Sedangkan aktivitas sebesar 1,467 ≤ 1,96 dan signifikansi P sebesar
engagement pada penelitian So et al. (2014b) 0,142 ≥ 0,05. Hal ini berarti rasa puas yang
meliputi interaksi secara offline dan online. dirasakan pelanggan XL atas layanan dari
Serta ada perbedaan konteks objek penelitian, XL tidak memberikan pengaruh signifikan
yaitu konteks objek penelitian ini adalah merek terhadap perilaku loyal mereka pada XL.
telekomunikasi, sedangkan penelitian So et Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
al. (2014b) adalah merek jasa pariwisata dan penelitian dari Shankar et al. (2002) dan
perhotelan. Lee et al. (2014) yaitu kepuasan pelanggan
berpengaruh terhadap loyalitas merek. Karena
ketika pelanggan merasa puas dengan merek

257
Evi Rahmawati, Sanaji : Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan .....

telekomunikasi seluler, maka mereka akan merek. Karena loyalitas dapat menciptakan
komitmen untuk terus menggunakan merek pertukaran hubungan yang bernilai tinggi
yang sama seterusnya, maka bisa berindikasi antara pelanggan dan perusahaan (konsep one-
pada loyalitas merek. Selain itu berbeda to-one) dan berindikasi pada loyalitas merek.
dengan hasil penelitian dari Malik et al. (2013) Penelitian dari Mosavi dan Kenarehfard (2013)
yaitu kepuasan pelanggan berpengaruh positif juga menyatakan jika kepercayaan merek
terhadap loyalitas merek, dimana kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan dapat meningkatkan sikap positif merek, dalam konteks hubungan engagement.
pelanggan tentang suatu merek yang selanjutnya
membangun komitmen dan loyal terhadap KESIMPULAN
merek. Hasil temuan ini berbeda dengan hasil Berdasarkan pembahasan dari hasil analisis
temuan peneliti sebelumnya dapat disebabkan dapat disimpulkan bahwa variabel customer
oleh adanya perbedaan konteks hubungan engagement berpengaruh signifikan terhadap
pelanggan dengan merek (perusahaan). kepuasan pelanggan dan kepercayaan merek,
Fokus utama penelitian ini adalah hubungan namun customer engagement tidak berpengaruh
pelanggan dengan perusahaan yang terjalin signifikan terhadap loyalitas merek. Kepuasan
secara online, sedangkan penelitian dari Malik pelanggan berpengaruh signifikan terhadap
et al. (2013), aktivitas hubungan engagement kepercayaan merek, tetapi kepuasan pelanggan
pelanggan yang menstimulus kepuasan adalah tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
secara offline. Meskipun kedua peneliti tersebut merek. Serta kepercayaan merek berpengaruh
memiliki konteks objek yang sama dengan signifikan terhadap loyalitas merek (studi pada
penelitian ini yaitu operator seluler. twitter XL Axiata @XL123).

Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap IMPLIKASI PENELITIAN


Loyalitas Merek Implikasi Teoritis
Hasil pengujian H6 menunjukkan bahwa Ilmu pemasaran selalu mengalami
kepercayaan merek berpengaruh signifikan perkembangan, salah satu gagasan muncul dari
terhadap loyalitas merek. Karena hasil uji MSI (The Marketing Science Institute) 2010 yang
hipotesis menunjukkan nilai C.R. sebesar 7,271 mengusulkan customer engagement sebagai
≥ 1,96 dan signifikansi P sebesar 0,000 ≤ 0,05. program pemasaran yang menghubungkan
Hal ini berarti semakin besar rasa percaya yang pelanggan dengan perusahaan diluar aktivitas
dimiliki pelanggan terhadap XL, maka semakin pembelian. Meskipun studi empiris tentang
loyal mereka terhadap merek XL. Hasil customer engagement masih jarang. Banyak
penelitian ini sejalan dengan penelitian So et al. penelitian konseptual menyatakan jika customer
(2014b) yaitu kepercayaan merek berpengaruh engagement berpengaruh pada kepuasan,
positif terhadap loyalitas merek. Pelanggan kepercayaan dan loyalitas yang merupakan
yang memiliki pengalaman keterlibatan atau consequences dari customer engagement
engagement dengan merek (perusahaan) (Verhoef et al., 2010; Brodie et al., 2011; So
akan memiliki perasaan yang lebih rendah et al., 2014a). Adapun penelitian empiris hanya
akan kekhawatiran layanan dibandingkan berfokus pada pengaruh customer engagement
dengan pelanggan yang keterlibatannya terhadap kepercayaan dan loyalitas, khususnya
lebih kecil. Penelitian ini juga sejalan dengan pada konteks pariwisata dan perhotelan (So
penelitian Chaudhuri dan Holbrook (2001) et al., 2014b). Penelitian ini membuktikan
yaitu kepercayaan merek berpengaruh justifikasi teoritis dan bukti empiris yang
positif dan signifikan terhadap loyalitas mendukung pengaruh customer engagement

258
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 15, No. 2, Juli – Desember
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) (Semester II) 2015,
Halaman 246-261

terhadap kepuasan pelanggan yang sebelumnya terbaiknya agar pelanggan lebih termotivasi
hanya sebatas penelitian konseptual. Selain itu untuk berinteraksi, sehingga tercipta wadah
customer engagement pada konteks interaksi interaksi pelanggan dalam suatu komunitas
online melalui twitter mampu berpengaruh yang solid, sebagai wujud dari tahap tertinggi
terhadap kepuasan pelanggan dan kepercayaan proses engagement yaitu collaboration. Dari
merek, meskipun belum bisa mempengaruhi sudut pandang praktis, peneliti menyarankan
loyalitas merek. Maka bagi peneliti selanjutnya, peneliti selanjutnya untuk meneliti customer
disarankan untuk meneliti pengaruh customer engagement pada konteks selain perusahaan
engagement terhadap loyalitas merek, serta jasa (pariwisata, perhotelan, operator seluler)
variabel konsekuensi lainnya dari customer yaitu perusahaan manufaktur atau lainnya.
engagement seperti co-created value, brand
experience, commitment, customer value, DAFTAR RUJUKAN
customer equity, firm reputation, brand Barlow, J & Maul, D 2000, Emotional
recognition, financial outcomes (So et al., Value: Creating Strong Brand with
2014), empowerment, connection dan emotional Your Customer, Berrett-Keohler, San
bonds (Brodie et al., 2011). Disamping itu, bisa Fransisco.
juga menggunakan kepuasan, kepercayaan Brodie, RJ, Ilic, A, Juric, B & Hollebeek, L
dan loyalitas sebagai anteseden dari customer 2011,’Consumer Engagement in a Virtual
engagement (Malciute, 2012; Kuzgun, 2013; Brand Community: An Exploratory
So et al., 2014a). Dari segi media engagement, Analysis’, Journal of Business Research,
peneliti berikutnya bisa menggunakan media vol.66, no.1, pp.105-114.
sosial lainnya selain Twitter yang belum
Chaudhuri, A & Holbrook, MB 2001, ‘The
dieksprolasi lebih lanjut (Facebook, Instagram,
Chain of Effects from Brand Trust and
Youtube dll.).
Brand Affect to Brand Performance:
Implikasi Praktis The Role of Brand Loyalty’, Journal of
Marketing, vol.65, no.2, pp.81–93.
Penelitian ini juga memiliki implikasi
praktis untuk manajemen merek XL Axiata. Chinomona, R & Sandada, M 2013, ‘Predictors
Hasil penelitian ini memperkuat tentang of Customer Loyalty To Mobile Service
pentingnya mengelola pengalaman pelanggan- Provider In South Africa’, International
merek. Pengaruh kuat customer engagement Business and Economics Research
terhadap kepuasan pelanggan dan kepercayaan Journal, vol.12, no.12, pp.1631-1644.
merek membuktikan tentang alasan pentingnya Delgado-Ballester, E & Munuera, A JL 2001,
XL juga harus fokus pada strategi pemasaran ‘Brand Trust in The Context of Consumer
dan bertindak untuk cenderung meng-engage Loyalty’, Europan Journal of Marketing,
pelanggan dalam suatu interaksi atau bentuk vol.35, no.11/12, pp.1238-1258.
komunikasi lainnya. Peneliti menyarankan XL Dick, AS & Basu, K 1994, ‘Customer Loyalty:
Axiata untuk menciptakan aktivitas engagement Toward an Integrated Conceptual
yang lebih efektif lagi dengan meninjau ulang Framework’, Journal of The Academy of
konten-konten digital yang digunakan. Hal Marketing Science, vol.22, no.2, pp.99-
ini bertujuan supaya XL tidak hanya bisa 113.
memotivasi pelanggan untuk berinteraksi Engel, JF, Blackwel, RD, & Miniard, PW
saja, tetapi mampu membuat pelanggan untuk 1995, Consumer Behaviour, 8th edn, The
bersikap loyal pada XL. Selain itu XL harus tetap Dryden Press, Forth Worth, Texas.
mempertahankan konsistensi kualitas layanan

259
Evi Rahmawati, Sanaji : Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan .....

Evans, D, McKee, J & Bratton, S 2010, Social Kumar, V 2013, Profitable Customer
Media Marketing: The Next Generation of Engagement : Concepts, Metrics and
Business Engagement, Wiley Publishing, Strategies, SAGE Publication, India.
Canada. Kuzgun, E 2013, ‘Brand Loyalty’s Impact on
Fornell, C 1992, ‘A National Customer Customer Engagement in Virtual Brand
Satisfaction Barometer: The Swedish Communities-by The Case of Turkish
Experience’, Journal of Marketing, Market’, Master Thesis,Copenhagen
vol.56, no.1, pp.6-21. Business School, diakses 4 Mei 2015,
Griffin, J 2005, Customer Loyalty: http://studentthesis.cbs.dk/bitstream/
Menumbuhkan dan Mempertahankan handle/10417/3886/ebru_kuzgun.pdf
Kesetiaan Pelanggan, Erlangga, Jakarta. Lee, D, Moon, J, Kim, YJ & Yi, MY 2014,
Gummerus, J, Liljander, V, Weman, E ‘Antecedents And Consequences Of
& Philstrom, M 2012, ‘Customer Mobile Phone Usability : Linking
Engagement In A Facebook Brand Simplicity And Interactivity to
Community’, Management Research Satisfaction, Trust And Brand Loyalty’,
Review, vol.35, no.9, pp.857-877. Information and Management, vol.52,
Ha, HY & Perks, H 2005, ‘Effects of Consumer no.3, pp.295-304.
Perceptions of Brnd Experience on The Malciute, J 2012, ‘Customer Brand Engagement
Web: Brand Familiarity, Satisfaction On Online Social Media Platform’,
and Brand Trust’, Journal of Consumer Master Thesis, Aarhus University, diakses
Behaviour, vol.4, no.6, pp.438-452. 7 Mei 2015, http://pure.au.dk/portal-asb-
Hair, JF, Black, WC, Babin, BJ, Anderson, RE student/files/48031171/Thesis_FINAL.
& Tatham, RL 2006, Multivariate Data pdf
Analysis, 6th edn, Pearson Prentice Hall, Malik, ME, Naeem, B, & Munawar, M 2013,
Upper Saddle River, NJ. ‘How Does Customer Satisfaction
Hollebeek, LD 2011, ‘Demystifying Customer Nurture Brand Loyalty? Empirical
Brand Engagement: Exploring The Examination of Brand Trust as Partial
Loyaly Nexus’, Journal of Marketing Mediator’, Journal of Basic and Applied
Management, vol.27 no.7-8, pp.785-807. Scientific Research, vol.3, no.11, pp.500-
Ishak, F & Ghani, A 2013, ‘A Review of The 507.
Literature on Brand Loyalty and Customer Marketing Science Institute 2010,
Loyalty’, Conference on Business Understanding Customer Experience
Management Research. University Utara and Behaviour: Research Priorities
Malaysia, diakses 11 Januari 2016, http:// 2010-2012, Cambridge, MA, USA,
repo.umm.edu.my/16316/1/20.pdf diakses 7 Desember 2015, www.msi.org/
Jacoby, J & Keyner, DB 1973, ‘Brand Loyalty research/2010-2012-research-priorities/
vs Repeat Purchasing Behaviour’, Morgan, RM & Hunt, SD 1994, ‘The
Journal of Marketing Research, vol.10, Commitment-Trust Theory of
pp.1-9. Relationship Marketing’, Journal of
Kotler, P & Keller, KL 2009, Manajemen Marketing, vol.58, no.3, pp.20-38.
Pemasaran Jilid 1, Edisi 13, Erlangga, Mosavi, SA & Kenarehfard, M 2013’, ‘The
Jakarta. Effect of Social Media Based Brand
Communities on Brand Community

260
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 15, No. 2, Juli – Desember
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) (Semester II) 2015,
Halaman 246-261

Markers: Case Study of Samsung Brands’, Journal of Travel Research,


(Galaxy) Cell Phone in Shiraz, Iran’. pp.1-15.
Prime Journal of Busines Adminitration Sugiyono 2009, Metode Penelitian Kuantitatif,
and Management, vol.3, no.10, pp.1225- Kualitatif dan R & D, ALFABETA,
1231. Jakarta.
Ndubisi, NO 2007, ‘Relationship Marketing Usman Dachlan 2014, Panduan Structural
and Customer Loyalty’, Marketing Equation Modeling, Lentera Ilmu,
Intelligence and Planning, vol.25, no.1, Jakarta.
pp.98-106. Verhoef, PC, Reinartz, WJ & Krafft, M 2010,
Patterson, P, Ting, Y, & Ruyter, K 2006, ‘Customer Engagement as a New
‘Understanding Customer Engagement Perspective in Customer Management’,
in Services’. Paper read at ANZMAC Journal of Service Research, vol.13,
2006: Advancing Theory, Maintaining no.03, pp.247-252.
Relevance, at Brisbane QLD, diakses 7 Vivek, SD, Beatty, SE & Morgan, RM 2012,
Mei 2015, http://www.anzmac.org/2006/ ‘Customer Engagement Exploring
pattionson_paul Customer Relationships Beyond
Poster.co.id. 2014, Mengenal Twitter Lebih Purchase’, Journal of Marketing Theory
Dekat: Twitter, Tempat Brand dan and Practice, vol.22, no.2, pp.127-145.
Pelanggan Bertemu, vol.01, pp.15-16, Waring, J 2015, ‘Indonesia’s Rangkings Shift-
diakses 08 Desember 2015, XL Falls to 4th’, Mobile World Live, 28
http://poster.co.id/7387/mengenal-twitter- September 2015, diakses 7 Januari 2016,
lebih-dekat http://mobileworldlive.com/asia-blogs/
Reitz, AR 2012, ‘Online Consumer blog-indonesias-rankings-shift-xl-falls-
Engagement: Understanding The to-4th/
Antecedents And Outcomes’, Doctor of XL Axiata 2015, ‘Followers Twitter XL Axiata
Philosophy Disertation, Colorado State @XL123’, XL Axiata, Followers update,
University, diakses 7 Mei 2015. minggu ke-1 Juli 2015, diakses 5 Juli
Sashi, CM, 2012, ‘Customer Engagement, 2015, http://twitter.com/XL123
Buyer-Seller Relationships and Social
Media’, Management Decision, vol.50,
no.2, pp.253-272.
Shankar, V, Smith, AMY, & Rangasway, A
2002, ‘Customer Satisfaction and Loyalty
in Online and Offline Environment’,
International Journal of Research in
Marketing, pp.1-39.
So, KKF, King, C & Sparks, BA 2014a,
‘Customer Engagement With Tourism
Brands: Scale Development And
Validation’, Journal of Hospitality and
Tourism Research, vol.38, no.3, pp.304-
329.
So, KKF, King, C, & Sparks, BA 2014b,
‘The Role Of Customer Engagement in
Bulding Consumer Loyalty to Tourism

261

You might also like