Kampus Bina Widya Jl. H. R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-Telp/Fax. 0761-63277

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

MAKNA UPACARA TEPUK TEPUNG TAWAR PADA PERNIKAHAN ADAT

MELAYU RIAU
Di Desa Pematang Sikek Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir
Provinsi Riau

Oleh
Suwira Putra
Email : suwira.putra@rocketmail.com
Pembimbing: Dr. Efni Noor Salam, M. Si

Jurusan Ilmu Komunikasi-prodi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H. R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT

The ceremony tepuk tepung tawar is a cultural activity and practice Malay culture.
This ceremony is also a tradition / habit inherited family passed down from generation to
generation is performed at the wedding. Ceremony is also believed to have meaning as a gift
and blessing prayer for the welfare of both the bride and her entire family, as it also
significantly as a symbol of rejection against any reinforcements and the possible receipt of
future disturbances. This study aims to determine the meaning of the symbols and symbolics
and values contained and benefit what is obtained from the ceremony in traditional wedding
Malay Riau.

This study applies qualitative methods of data collection were obtained based on the
fact that in location occurs through observation, interviews, and documentation. Informants
were selected by purposive sampling technique, where informen in this study of 10 people,
consisting of (traditional leaders, actors ceremony Tepuk Tepung Tawar). The study uses the
theory of Symbolic Interaction. Data analysis techniques to reduce the data, collecting data,
presenting the data, draw conclusions and evaluation using data validity checking technique
that is an extension of participation and triangulation

The research shows that this ceremony is not only regarded as having meaning giving
ceremony of prayer and blessing for the well-being of both the bride and her entire family
and as a mere gathering of media alone. In addition, this ceremony has a broad meaning
ranging from tools and materials, Tepuk Tepung Tawar actors, procedures do. As for the
value contained in this ceremony is a social values, family values, religious and cultural
values. Coupled also with benefit obtained from perpetrators and implementers ceremony
between Tepuk tepung Tawar is delivered prayers, hopes, goals and expectations, friendship,
prayed for the good and preservation of culture.

Key word: ceremony, tepuk tepung tawar, mean, value, benefit.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 1


Pendahuluan bergantung pada budaya tempat kita
dibesarkan. Konsekuensinya, budaya
Indonesia merupakan sebuah merupakan landasan komunikasi. Bila
negara yang sangat multikultural dan budaya beraneka ragam, maka beraneka
bangsanya sangat majemuk yang terdiri ragam pula praktik-praktik komunikasi.
dari berbagai macam suku, budaya, ras dan (Mulyana dan Rakhmat, 2005:19)
agama. Setiap bangsanya memiliki Budaya juga merupakan salah satu
berbagai macam kebudayaan asli yang sarana komunikasi, dimana didalam
menjadi ciri khasnya dan terus budaya terdapat banyak komunikasi
dipertahankan. Salah satu aspek yang nonverbal. Kegiatan-kegiatan adat dari
menarik dari kebudayaan di Indonesia budaya tertentu terkadang banyak
adalah keaslian budaya daerah yang masih menggunakan tanda-tanda dan simbol-
tetap dipertahankan. Setiap kebudayaan simbol sebagai media komunikasi yang
berisikan seperangkat pedoman yang butuh pemaknaan secara mendalam
antara lain dapat digunakan oleh para terhadap simbol dan tanda tersebut, secara
penganut dan pengikutnya untuk tidak langsung telah terjadi komunikasi
mewujudkan ketertiban sosial dan lain nonverbal diantara para penganut dan
sebagainya. pengikut sebuah budaya tertentu. Oleh
Komunikasi dan kebudayaan karena itu penting untuk mengetahui
adalah dua hal yang berbeda, namun makna dari simbol dan tanda tertentu
memiliki hubungan erat satu sama lain dan untuk memudahkan komunikasi. Simbol
sangat penting untuk dipahami. Melalui merupakan sesuatu yang lepas dari apa
komunikasi, manusia bisa menciptakan yang disimbolkan karena komunikasi
kebudayaan. Seperti yang diungkapkan manusia tidak terbatas pada ruang,
oleh ilmuan antropologi Koentjaraningrat penampilan atau sosok fisik, dan waktu di
(2002:180) mengatakan bahwa mana pengalaman indrawi berlangsung.
kebudayaan adalah keseluruhan sistem Sebaliknya manusia dapat berkomunikasi
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia tentang objek dan tindakan jauh di luar
dalam rangka kehidupan masyarakat yang batas waktu dan ruang, namun yang perlu
dijadikan milik dari manusia dengan diingat adalah bahwa tidak semua makna
belajar. Teori komunikasi juga telah dari suatu simbol bersifat universal atau
mengatakan bahwa ³we can not not berlaku sama di setiap situasi dan daerah.
FRPPXQLFDWH´ yang berarti kita tidak Nilai atau makna sebuah simbol
dapat tidak tetap berkomunikasi. Oleh tergantung pada orang-orang atau
sebab itu perilaku komunikasi suatu suku kelompok tertentu yang menggunakan
bangsa dan budaya bisa saja berbeda simbol tersebut dan hal itulah yang sering
dengan perilaku komunikasi suku bangsa kita temui dalam kebudayaan suatu daerah
budaya lainnya, di samping itu, tanpa tertentu. (Narwoko & Bagong, 2004:17).
komunikasi suatu kebudayaan tidak akan Adat pernikahan dalam budaya
bisa diwariskan ke generasi-generasi Melayu terkesan rumit karena banyak
selanjutnya. Budaya dan komunikasi tak tahapan yang harus dilalui. Kerumitan
dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak tersebut muncul karena pernikahan dalam
hanya menentukan siapa bicara dengan pandangan Melayu harus mendapat restu
siapa, tentang apa, dan bagaimana dari kedua orang tua serta harus mendapat
penyandi pesan, makna yang ia miliki pengakuan yang resmi dari tetangga
untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk maupun masyarakat. Dalam pernikahan
mengirim, memperhatikan, dan adat Melayu, rangkaian upacara
menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh pernikahan dilakukan secara rinci dan
perbendaharaan perilaku kita sangat tersusun rapi, yang keseluruhannya wajib
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 2
dilaksanakan oleh pasangan calon Mead dalam Sobur (2004:195)
pengantin beserta keluarganya. Tahapan- memberikan deskripsi mengenai Interaksi
tahapan dalam prosesi pernikahan bisa 6LPEROLN \DLWX ³3URVHV µSHQJDPELODQ
dikatakan cukup banyak mulai dari merisik SHUDQ¶ menduduki tempat penting.
dan meninjau (mencari calon pasangan Interaksi berarti bahwa para peserta
biasanya dilakukan oleh pihak laki-laki) masing-masing memindahkan diri mereka
sampai upacara mandi damai yang secara mental kedalam posisi orang lain.
kesemua itu merupakan tahapan prosesi Dengan berbuat demikian, mereka
pernikahan adat Melayu dan didalam mencoba mencari arti maksud yang oleh
tahapan tersebut terdapat kegiatan budaya pihak lain diberikan kepada aksinya,
dan praktek adat tradisi upacara tepuk sehingga komunikasi dan interaksi
tepung tawar dimana kegiatan budaya dan dimungkinkan. Jadi interaksi tidak hanya
praktek adat ini merupakan ungkapan rasa berlangsung melalui gerak-gerak saja,
syukur dan pemberian doa harapan kepada melainkan terutama melalui simbol-simbol
kedua mempelai, yang dilakukan oleh para yang perlu dipahami dan dimengerti
sesepuh keluarga dan tokoh adat. Dengan maknanya. Artinya gerak yang
cara menepukan pada telapak tangan dan menentukan dalam Interaksi Simbolik,
punggung telapak tangan dedaun-daunnan orang mengartikan dan menafsirkan gerak-
(antara lain daun setawar, sedingin, ganda gerak orang lain dan bertindak sesuai
rusa, sirih, hati-hati, sijuang, dan GHQJDQ DUWL LWX ´
seterusnya) yang diikat jadi satu dan telah
dicelup ke air harum serta beras kunyit Esensi dari Interaksi Simbolik
sangrai lalu ditepukkan kepada kedua adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri
mempelai. Kelengkapan penabur ini khas manusia, yakni komunikasi atau
biasanya menggunakan bahan seperti beras pertukaran simbol yang diberi makna
basuh, beras putih, beras kunyit, ataupun (Mulyana, 2001:68). Blumer dalam Sobur
beras kuning serta bunga rampai. (2004:194) mengatakan bahwa
Keseluruhan bahan ini digunakan tentunya ³,nteraksionisme Simbolik berusaha
mengandung makna yang mulia. (Happy memahami perilaku manusia dari sudut
Susanto dan Mahyudin Al Mudra, Adat pandang subjek, perspektif ini
Perkawinan Melayu, Pekanbaru: menyarankan bahwa perilaku manusia
(www.melayuonline.com), 2007), diakses harus dilihat sebagai proses yang
Senin 22 Juli 2013. memungkinkan manusia membentuk dan
Secara harfiah, kegiatan budaya mengatur perilaku mereka dengan
dan praktek adat tradisi upacara tepuk mempertimbangkan keberadaan orang lain
tepung tawar berarti menepuk-nepukkan yang menjadi mitra interaksi mereka ´
bedak pada punggung telapak tangan dan
telapak tangan dan merenjis-renjiskan Secara umum makna dapat
(memercikkan) air mawar pada orang yang diartikan sebagai sebuah hubungan antara
akan di tepuk tepung tawari, dan subjek dengan lambangnya. Makna pada
dilengkapi dengan menabur-naburkan dasarnya terbentuk berdasarkan hubungan
bunga rampai, beras putih, dan beras antara lambang komunikasi (simbol), akal
kuning ke seluruh badan orang yang budi manusia penggunanya (objek)
bersangkutan atau yang ditepung tawari, (Vardiansyah, 2004:70-71).
kemudian diakhiri dengan doa oleh alim
ulama (Rahmawati, 2010:20). Pembahasan

Teori Interaksi Simbolik Makna Simbol dan Simbolik yang


Terkandung Dalam Kegiatan Budaya
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 3
dan Praktek Adat Tradisi Upacara DGDW EHUOHELK PHQXUXW V\DUDN¶ $GDSXQ
Tepuk Tepung Tawar pada Pernikahan bacaan yang lazim dibaca ketika
Adat Melayu Riau berlangsungnya kegiatan budaya dan
praktek adat tradisi upacara tepuk tepung
1. Makna Simbol yang Terkadung tawar adalah Zikir ataupun Barzanji dan
pada Orang yang Melakukan ditutup dengan doa oleh ulama yang juga
Penepung Tawaran atau yang merupakan penepuk tepung tawar atau
Menepung Tawari dalam Kegiatan \DQJ PHQHSXQJ WDZDUL´
Budaya dan Praktek Adat Tradisi
Upacara Tepuk Tepung Tawar Sehubungan dengan pihak yang
melakukan penepung tawaran atau yang
Syuhaimi mengatakan Pihak yang menepung tawari tersebut Tenas Effendy
melakukan penepung tawaran atau yang MXJD PHQDPEDKNDQ EDKZD ³-XPODK \DQJ
menepung tawari dilarang berjumlah melakukan penepung tawaran atau yang
genap, pihak penepung tawar atau yang menepung tawari haruslah berjumlah
menepung tawari harus berjumlah ganjil ganjil, paling kurang 5 orang dan paling
karena menurut para tetua dan pemuka banyak 21 orang. Dalam ungkapan
adat hal tersebut tidak sesuai dan selaras GLVHEXW µkalau genap tanda kurang, bila
dengan agama Islam, mereka mengatakan JDQMLO WDQGD EHUOHELK¶. Dalam ungkapan
Islam menyukai yang ganjil dan Melayu lain dijelaskan, µNXUDQJ PHQXUXW DGDW
juga menjunjung tinggi agama Islam EHUOHELK PHQXUXW V\DUDN¶ ´
karena orang Melayu adalah beragama
Islam, disamping itu menurut kepercayaan 2. Makna Simbol yang Terkadung
tetua dan pemangku/pemegang adat, pada Alat, Bahan Serta
apabila dilakukan dengan jumlah/bilangan Kelengkapan, Kegiatan Budaya
genap akan mengakibatkan kurang baik dan Praktek Adat Tradisi Upacara
dalam kehidupan atau terjadi perceraian Tepuk Tepung Tawar
setelah pasca pernikahan.
Siti Roslaina mengatakan
Syuhaimi menambahkan Selain itu, ³.HOHQJNDSDQ SHQDEXU GDUL NHJLDWDQ
disamping jumlahnya yang harus ganjil budaya dan praktek adat tradisi upacara
orang-orang yang akan melakukan tepuk tepung tawar itu terdiri dari
penepung tawaran atau yang menepung beberapa dan juga memiliki makna
tawari jumlahnya juga ditentukan dan tertentu diataranya adalah: (a) bedak limau
didalam bilangan ganjil juga mengandung (lazimnya disebut dengan bedak dingin),
makna selain yang disebutkan di atas dan yang secara tradisional di buat dari tepung
ketika pelaksanaan kegiatan budaya dan beras, yang maknanya adalah
praktek adat tradisi upacara tepuk tepung melambangkan ketulusan dan kesucian
tawar dilaksanakan senantiasa diiringi hati serta kesabaran dalam berumah
dengan bacaan tertentu pula. Berikut tangga dan bisa disebutkan dengan
SHQMHODVDQQ\D ³-XPODK \DQJ KDUXV XQJNDSDQ µSHQ\HMXN KDWL SHQHGXK NDOEX¶
melakukan penepung tawaran atau yang sedangkan makna dari bedak dan limau
menepung tawari paling sedikitnya adalah DGDODK µEHGDN PHPEXDQJ GHQJNL OLPDX
5 orang dan paling banyak adalah 21 orang PHPEXDQJ NDUDW KDWL¶. (b) air percung
dan dalam ungkapan orang Melayu (lazim disebut air mawar), yaitu air yang
GLVHEXWNDQ EDKZD µNDODX JHQDS WDQGD terbuat dari rebusan daun-daunan yang
NXUDQJ NDODX JDQMLO WDQGD EHUOHELK¶ VHODLQ wangi serta irisan limau purut, yang
itu juga ada ungkapan lain yang maknanya adalah melambangkan
PHQ\HEXWNDQ EDKZD µNXUDQJ PHQXUXW memelihara harumnya nama keluarga dan
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 4
wanginya marwah kaum, yang biasa juga maknanya melalui wawancara dengan Mak
disebutkan dengan ungkapan $QGDP PHQJDWDNDQ EDKZD ³%DKDQ-bahan
µPHQJKDUXPNDQ QDPD, mewangikan untuk perenjis itu terdiri dari dedaun-
PDUZDK¶ (c) beras basuh, yaitu beras yang daunan diatarannya: (a) daun setawar
sengaja dibasuh sebersih mungkin, yang (biasa disebut sebagai penawar), yang
maknanya adalah melambangkan maknanya adalah melambangkan sebagai
mensucikan lahiriah dan batiniah, yang obat atau penawar yang menawarkan
biasa disebutkan dengan ungkapan segala yang bisa dan membuang segala
µPHPEDVXK VHJDOD \DQJ NRWRU PHQFXFL yang jahat. (b) daun sedingin (biasa
VHJDOD \DQJ EXVXN¶. (d) beras kunyit, yaitu disebut sebagai penyejuk hati), yang
beras yang direndam dengan air kunyit maknanya adalah melambangkan
sehingga berwarna kuning, kemudian mendinginkan hati dan pikiran,
dikeringkan lagi, yang maknanya adalah mendingnkan nafsu yang menyalah serta
melambangkan rezki yang murah, subur ketentraman dan kedamaian hati. (c) daun
dan bermawah, yang biasa disebutkan gandarusa (bisa disebut sebagai menolak
GHQJDQ XJNDSDQ µUH]NL WDN SXWXV segala buatan orang), yang maknahya
keturunan tak haELV PDUZDK WDN SXQDK¶. melambangkan menjauhkan segala
(e) bertih, yaitu terbuat dari padi yang penyakit dari luar, memadamkan segala
digongseng atau digoreng tanpa bahaya dari dalam. (d) daun
menggunakan minyak, yang bias juga kalinjuang/jenjuang/juang-juang (biasa
GLVHEXW GHQJDQ LVWLODK µGLRQGDQJ¶ yang disebut sebagai penangkal iblis dan setan),
maknanya adalah melambangkan hidup yang maknanya adalah melambangkan
bertetangga, senasib sepenaggungan, penolak bala dan hasutan setan iblis. (e)
seaib dan semalu dan juga disebut sebagai daun sambau berserta akarnya (biasa
sajian bagian makhluk halus yang disebut sebagai pengokoh jiwa), yang
menyaksikan upacara tersebut dan maknanya adalah melambangkan
penoloak bala, biasa disebutkan dengan mengokohkan iman, menguatkan hati,
XQJNDSDQ µGLUHQGDQJ VDPD SHFDK GLEDNDU mengeraskan semangat dan percaya diri.
VDPD KDQJXV¶. (f) daun inai (yang sudah (f) daun bunga cina/daun kaca piring
digiling halus dan diberi sedikit air limau beserta kuntumnya (biasa disebut sebagai
nipis, sedikit nasi, sedikit gambir dan daun pengundang kemakmuran), yang
keladi muda), yang maknanya adalah maknanya adalah melambangkan
melambangkan kerukunan dan kesetiaan menjemput kebahagian hidup berumah
hidup berumah tangga, serta menjauhkan tangga. (g) daun sipulih (biasa disebut
mereka dari segala bencana, yang biasa sebagai penyembuh/pemulih penyakit),
GLVHEXWNDQ GHQJDQ XQJNDSDQ µUXNXQ yang maknanya adalah melambangkan
rumah tangga, jauhkan benFDQD¶. (g) memulihkan yang sakit, mengembalikan
bunga rampai, yaitu racikan dari bunga- makna yang hilang, membaikkan yang
bunga yang wangi yang terdiri dari macam buruk dan memagar diri. (h) daun ati-ati (
bunga dan ditambah sedikit dengan daun biasa disebut sebagai penuntun
pandan wangi agar semakin wangi, yang kehidupan), yang maknanya adalah
maknanya adalah melambangkan melambangkan supaya hidup agar
kesucian lahir dan batin, keharuman tuah berhati-hati, berpikiran panjang,
dan marwah serta nama baik keluarga dan berpandangan luas serta membuat
dirinya.´ penyakit hati ( seperti penyakit dengki, iri,
Sedangkan bahan-bahan dan loba, tamak, dendam kesumat dan lain-
kelengkapan untuk perenjis (memercikkan lain). (i) benang tujuh warna sebagai
air dalam jumlah kecil kepada yang pengikat dedaun-daunan perenjis ( biasa
ditepung tawari/kedua mempelai) beserta disebut sebagai penyatu kehidupan), yang
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 5
maknannya adalah melambangkan tawari/kedua mempelai. Setelah
keberagaman yang disebut dengan melakukan taburan kepada yang ditepung
XQJNDSDQ µKLGXS GDODP WXMXK SHWDOD bumi tawari/kedua mempelai si penepung tawar
GDQ WXMXK SHWDOD ODQJLW¶ µSHQRODN EDOD atau yang melakukan penepung tawaran
SHQDQJNDO VLDO¶ SHQJLNDW NDVLK VD\DQJ kemudian mengambil bahan daun perenjis
berumah tangga sampai tujuh turunan ´ yang dicelupkan kedalam air percung atau
Siti Roslaina menambahkan air mawar dan menepuk-nepuk di telapak
kembali mengenai kelengkapan kegiatan tangan dan punggung telapak tangan dan
budaya dan praktek adat tradisi upacara kemudian merenjiskannya kepada yang
tepuk tepung tawar yang merupakan ditepung tawari/kedua mempelai. Bagian
kelengkapan terakhir dari kegiatan budaya yang ditaburi dan direnjis tergantung
dan praktek adat tradisi upacara tersebut kepada status orang yang melakukan
\DLWX ³.HVHPXD EDKDQ SHQDEXU GDQ penepung tawaran atau yang menepung
perenjis itu disusun dengan rapi dan tawari dan yang ditepung tawari/kedua
diletak didalam sebuah talam atau nampan mempelai. Bila derajat orang yang
yang telah disediakan oleh pihak keluarga. melakukan penepung tawaran atau yang
Adapun makna simbol yang terkandung di menepung tawari lebih tinggi dari yang
dalamnya adalah: talam atau nampan ditepung tawarinya/kedua mempelai, maka
adalah sebuah wadah besar yang bisa ia boleh menaburkan dan merenjiskan
menampung semua bahan penabur dan sampai ke atas kepalanya orang yang
perenjis, maknanya adalah talam atau ditepung tawarinya/kedua mempelai, tetapi
nampan sebagai wadah kehidupan yang jika tidak maka yang ditaburi dan direnjis
bisa menampung semua proses kehidupan, hanya bagian tangan atau pangkuan atau
dalam artian lain yang dimaksud talam samping kiri dan kanan tubuh saja. Pada
atau nampan sebagai wadah kehidupan awal setiap mengambil bahan penabur dan
adalah bahwa talam atau nampan tersebut daun perenjis, orang yang melakukan
adalah keluarga yang nantinya akan di penepung tawaran atau yang menepung
bangun setelah pernikahan, yang biasa tawari diharapkan membaca doa dalam
GLVHEXW GHQJDQ XQJNDSDQ µPHQDPSXQJ hati serta meniatkan untuk membuang bala
semua yang baik, membuang semua yang bagi yang ditepung tawarinya/kedua
buruk¶ ´ mempelai serta berdoa semoga Allah SWT
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya
3. Makna Simbolik yang Terkadung bagi yang ditepung tawari atau kedua
pada Tatacara Melakukan Kegiatan mempelai dan sekalian orang yang hadir.
Budaya dan Praktek Adat Tradisi Terakhir orang yang ditepung tawari/kedua
Upacara Tepuk Tepung Tawar mempelai mengangkat tangan memberikan
salam sembah kepada si penepung tawar
$GQDQ PHQ\HEXWNDQ ³Untuk atau yang menepung tawari (bila yang
melakukan kegiatan budaya dan praktek ditepung tawari/kedua mempelai lebih
adat tradisi upacara adat tepuk tawar tawar tinggi derajatnya, maka si penepung tawar
ini pertama-tama si penepung tawar atau atau yang menepung tawari terlebih dahulu
orang yang melakukan penepung tawaran yang mengangkat tangan salam sembah)
dimulai dengan mengambil serba sedikit karena dalam adat istiadat Melayu hormat
seluruh bahan untuk penabur dan menghormati haruslah dilestarikan dan
kemudian menaburkannya kepada yang GLEXGLGD\DNDQ ´
ditepung tawari/kepada kedua mempelai Adnan menambahkan lagi ³'DODP
kecuali inai, inai diambil dan tidak melakukan kegiatan budaya dan praktek
ditaburkan melainkan mengoleskannya adat tradisi upacara tepuk tepuk tawar
pada tangan orang yang ditepung terdapat dua tatacara yang senantiasa
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 6
dilakukan dan tidak pernah ditinggalkan dari bagian sebelah kanan yang memiliki
yaitu melakukan penaburan dan perenjisan makna yang berdasarkan leluhur, agama
kepada kedua mempelai. Dalam dan adat setempat bahwa segala sesuatu
melakukan penaburan dan perenjisan yang baik itu bermula dari yang kanan dan
gerak-gerik yang terdapat di dalam kedua kanan itu melambangkan segala sesuatu
tatacara tersebut memiliki makna yang benar. Selain itu disela langkah
tersendiri. Pertama: langkah awal adalah pertama menuju langkah kedua si
melakukan penaburan kepada kedua penepung tawar atau yang menepung
mempelai dengan mengambil serba sedikit tawari mengambil inai dan
bahan untuk penabur dan menaburkannya mengoleskannya pada telapak tangan yang
kepada orang yang ditepung tawari/kedua ditepung tawari atau kedua mempelai dan
mempelai yang di mulai dari sebelah kemudian menggemgamnya yang
kanan dan berakhir kesebelah kiri. bermakna bahwa agar hidup rukun dalam
Langkah ini bermakna bahwa rahmat dan berumah tangga dan terjauh serta
berkah akan ditaburkan tuhan kepada yang terlindungi dari segala macam bencana
ditepung tawari/kedua mempelai atau seperti seolah-olah bahtera rumah tanggga
melalui si Penepung tawar atau yang itu di dalam genggaman tidak ada yang
menepung tawari. Kedua: pada langkah bisa menjamahnya kecuali genggaman itu
kedua ini si penepung tawar atau yang telah terbuka. Selama kegiatan budaya dan
menepung tawari mengambil bahan daun praktek adat tradisi upacara tepuk tepung
perenjis yang kemudian dicelupkan tawar berlangsung kegiatan budaya dan
kedalam air percung atau air mawar dan praktek adat tersebut senantiasa diiringi
kemudian menepuk-nepukannya ditelapak dengan bacaan yang baik seperti bacaan
tangan dan punggung telapak tangan yang Alquran dan barzanji. Setelah selesai
memiliki makna bahwa ditepukkan di atas melakukan penepung tawaran, pihak yang
telapak tangan menggambarkan agar yang menepung tawari diberi bingkisan atau
diterima senantiasa yang baik-baik saja KDGLDK EHUXSD µEXQJD WHOXU¶ VHEDJDL
dan rahmat Allah selalu tercurahkan, ucapan terima kasih dari pihak keluarga
sedangkan menepuk-nepukkan air perenjis yang melaksanakan kegiatan budaya dan
di atas punggung telapak tangan memiliki praktek adat tradisi upacara tepuk tepung
makna bahwa menggambarkan menolak tawar WHUVHEXW ´
semua bala dan semua yang tidak baik-
baik yang akan datang dan menyapa Nilai-nilai yang Terkandung Dalam
bahtera ruamah tangga yang akan dibina. Kegiatan Budaya dan Praktek Adat
Setelah itu merenjiskannya kepada kedua Tradisi Upacara Tepuk Tepung Tawar
mempelai atau yang ditepung tawari yang pada Pernikahan Adat Melayu Riau
juga di mulai dari bagian sebelah kanan.
Pada langkah ini bermakna bahwa 1. Nilai Sosial yang Terkandung
merenjiskan sama halnya dengan Dalam Kegiatan Budaya dan
memercikkan air mawar kepada yang Praktek Adat Tradisi Upacara
ditepung tawari atau kedua mempelai yang Tepuk Tepung Tawar pada
memiliki makna bahwa dengan Pernikahan Adat Melayu Riau
merenjiskan atau memercikkan air percung
atau air mawar maka akan dijauhkan dan Sulaiman menjelaskan mengenai
sebagai penangkal dari segala macam bala, nilai sosial yang terkandung dalam
penyakit dan segala sesuatu yang buruk
Upacara Tepuk Tepung Tawar sebagai
terhadap yang ditepung tawari atau kedua
mempelai. Sedangkan untuk berikut ³1LODL VRVLDO \DQJ WHUGDSDW GL
pelaksanaannya yang kesemuanya dimulai dalam kegiatan budaya dan praktek adat

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 7


tradisi upacara tersebut dapat dilihat pada ada nilai kekeluargaan di dalamnya, maka
saat upacara tepuk tepung tawar dari masyarakat setempat masih tetap
berlangsung, dimana orang yang melaksanakan dan melestarikan kegiatan
melakukan penepung tawaran atau pihak budaya ini karena masyarakat
yang menepung tawari tidak hanya berasal mengganggap kegiatan budaya masih
dari pihak keluarga saja melainkan sahabat mempunyai sisi bagus dan mengandung
dekat dan handai taulan dan diharapkan nilai positif. Selain itu coba perhatikan jika
juga kepada setiap yang melakukan kegiatan budaya dan praktek adat tradisi
penepung tawaran atau yang menepung upacara tepuk tepung tawar sedang
tawari agar mendoakan yang ditepung berlangsung, setiap orang yang melakukan
tawari/kedua mempelai agar panjang penepung tawaranatau yang menepung
umur, berkekalan dan berdampingan tawari orang yang ditepung tawari/kedua
dengan lingkungan sekitar. Dari yang saya mempelai senantiasa yang diutamakan dan
sebutkan tadi jelas terlihat nilai sosial yang didahulukan adalah keluarga baru setelah
ada pada kegiatan budaya dan praktek adat itu orang terdekat dan handai taulan.
tradisi upacara tepuk tepung tawar, dimana Menurut saya itu adalah sebuah gambaran
orang satu tidak bisa hidup tanpa orang bahwa kegiatan budaya dan praktek adat
lainnya begitu pula dengan kegiatan tradisi upacara tepuk tepung tawar sangat
budaya dan praktek adat tradisi upacara banyak mengandung nilai-nilai dan salah
tepuk tepung tawar ini tidak akan bisa satunya adalah nilai kekeluargaan seperti
terlaksana apabila pihak yang melakukan \DQJ VD\D VHEXWNDQ VHEHOXPQ\D ´
penepung tawaran atau yang menepung
tawari tidak ada, disamping itu doa-doa 3. Nilai Agama yang Terkandung
yang dipanjatkan oleh yang melakukan Dalam Kegiatan Budaya dan
penepung tawaran atau yang menepung Praktek Adat Tradisi Upacara
tawari kepada yang ditepung tawari/kedua Tepuk Tepung Tawar pada
mempelai agar hidup bisa berdampingan Pernikahan Adat Melayu Riau
dengan lingkungan sekitar juga Syahriel Bakrie menyebutkan
melambang nilai sosial, dimana ³6HWLDS RUDQJ 0HOD\X LWX SXQ\D DJDPD
lingkungan itu juga terdiri dari masyarakat setiap agama orang Melayu itu adalah
GDQ ODLQ VHEDJDLQ\D ´ Islam dan setiap kegiatan budaya dan
2. Nilai Kekeluargaan yang praktek adat orang Melayu senatiasa
Terkandung Dalam Kegiatan dengan dan dibarengi dengan unsur-unsur
Budaya dan Praktek Adat Tradisi ketuhanan yang mengandung nilai-nilai
Upacara Tepuk Tepung Tawar pada agama yang dianggap baik bagi
Pernikahan Adat Melayu Riau masyarakat setempat dan jika itu tidak
disertakan dan dihadirkan dalam setiap
Sulaiman memberikan penjelasan kegiatan budaya dan praktek adat berati
nilai kekeluargaan yang terkandung dari dia bukan orang Melayu dan tidak orang
kegiatan Tepuk Tepung Tawar yaitu ³3DGD Islam, apalagi pada upacara tepuk tepung
kegiatan budaya dan praktek adat tradisi tawar hal ini sangat penting untuk
upacara tepuk tepung tawar ini memang disertakan dalam kegiatan budaya dan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 8


praktek adat tersebut karena di dalamnnya tambah dan menambah nilai estetika dalam
ada pengharapan yang besar dari segala upacara tepuk tepung tawar ini. disamping
pihak untuk kelangsungan kedua mempelai itu dengan adanya nilai-nilai tersebutlah
dan pengharapan tersebut tentunya akan hingga sampai saat ini upacara tepuk
mengharap ridho Allah dan kepada tepung tawar ini bisa tetap bertahan dan
Allahlah tempat bermohon dan meminta tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa
segala sesuatu dan tidak yang bisa kita Pematang Sikek Kecamatan Rimba
lakukan tanpa ridho Allah begitu juga Melintang Kabupaten Rokan Hilir Provinsi
halnya dengan kegiatan budaya dan Riau LQL ´
praktek adat tradisi upacara tepuk tepung
tawar tersebut. Pentingnya disertakan dan Selain itu Unsur budaya dan nilai
budaya yang mendasari dan
dihadirkannya unsur-unsur ketuhanan dan melatarbelakangi suatu kegiatan budaya
nilai-nilai agama dalam setiap kegiatan dan paraktek adat merupakan sebuah nilai
budaya dan praktek adat bertujuan untuk jual bagi sebuah kegiatan budaya dan
meningkatkan kualitas spiritual dan juga paktek adat tertentu dan dengan adanya
menjadi alasan utama bagi setiap unsur budaya dan nilai budaya tersebut
masyarakat Melayu terkhusus yang ada di bisa mengundang wisatawan untuk
menyaksikan kegiatan budaya dan
Desa Sematang Sikek Kecamatan Rimba
paraktek adat terkhususnya pada upacara
Melintang Kabupaten Rokan Hilir Provinsi tepuk tepung tawar. Pelestarian kegiatan
Riau untuk senantiasa senantiasa tetap budaya dan praktek adat yang bisa
mempertahankan dan melestarikan hingga mengundang wisatawan dapat dilakukan
sampai saat ini setiap kegiatan budaya dan dengan cara mengadakan salah satunya
praktek adat kuhususnya upacara tepuk adalah pameran wisata ataupun pameran
tepung tawar LQL ´ budaya dan lain sebagainya yang kegiatan
didalamnya menampilkan tradisi-tradisi
4. Nilai Budaya yang Terkandung yang ada diseluruh Indonesia terkhusus
Dalam Kegiatan Budaya dan Provinsi Riau yang kaya akan budaya
Melayunya dan kegiatan seperti itu juga
Praktek Adat Tradisi Upacara berlaku bagi kegiatan budaya dan praktek
Tepuk Tepung Tawar pada adat tradisi upacara tepuk tepung tawar
Pernikahan Adat Melayu Riau dan sangat dianjurkan kegiatan seperti itu
dilaksanakan dan diadakan di Provinsi
Kembali Syahriel Bakrie Riau demi untuk melestarikan budaya-
menyebutkan ³Kegiatan budaya dan budaya dan tadisi-tradisi Melayu yang ada
praktek adat tradisi upacara tepuk tepung di Provinsi Riau.
tawar itukan kegiatan budaya dan praktek
adat, ya tentu pastinya kegiatan tersebut Mamfaat yang Diperoleh dari Kegiatan
Budaya dan Praktek Adat Tradsi
sudah didasari dan dilatarbelakangi oleh
Upacara Tepuk Tepung Tawar pada
unsur budaya dan mengandug nilai Pernikahan Adat Melayu Riau
budaya. Selain itu nilai budayanya juga
dapat dilihat dari kegiatan yang ada di Muhammad Zainal memberikan
dalamnya, seperti salah satunya adalah keterangan ³.HJLDWDQ EXGD\D GDQ SUDNWHN
syair-syair, pantun serta berzanji upacara adat tradisi upacara tepuk tepung tawar
tepuk tepung tawar yang menjadi nilai inikan merupakan kegiatan budaya dan
praktek adat yang senantiasa dilaksanakan
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 9
oleh kebanyakan orang Melayu di desa ini, upacara tepuk tepung tawar tersebut
selain itu kegiatan budaya dan praktek adat hingga kini kami telah beberapa bulan
tradisi upacara tepuk tepung tawar ini juga melaluinya dan diantara kami berdua
merupakan kebiasaan banyak keluarga dan memang secara tidak langsung
juga turun temurun masyarakat Melayu, memperoleh mamfaat dari kegiatan budaya
jadi kita tetap harus melaksanakan dan dan praktek adat tradisi upacara tepuk
melestarikannya. Mamfaat yang diperoleh tepung tawar tersebut. Beberapa mamfaat
secara signifikan tentunya pasti ada, kami memang kami peroleh dari kegiatan
dari keluarga dan sekaligus orang tua dari budaya dan praktek adat tradisi upacara
salah satu mempelai ini tentunya tepuk tepung tawar ini diantaranya, hidup
memperoleh mamfaat, salah satu keluarga kami serasa lebih tentram seperti
diantaranya adalah terjalin silaturahmi yang diimpikan kebanyakan orang yaitu
antara sesama keluarga sanak famili dan keluarga yang sakinah,mawadah dan
handai taulan, bagi yang tidak tahu dengan warahmah dan perubahan sikap lebih
kelurganya, familinya menjadi tahu terasa kearah yang lebih baik, yang jelas
dengan adanya kegiatan budaya dan memang banyak hal-hal positif dan
praktek adat tradisi upacara tepuk tepung mamfaat yang kami peroleh dari kegiatan
tawar ini, bagi yang sudah lama tidak budaya dan praktek adat tradisi upacara
bersua dengan handai taulanya menjadi tepuk tepung tawar tersebut, mungkin
bersua kembali. Selain mamfaat dikarenakan oleh doa-doa setiap orang-
silaturahmi ada banyak mamfaat lagi yang orang yang merenjiskan dan menepung
bisa diperoleh baik pada saat prosesi tawari kami sewaktu melakukan kegiatan
maupun pasca kegiatan budaya dan budaya dan praktek adat tradisi upacara
praktek adat tradisi upacara tepuk tepung tepuk tepung tawar EHEHUDSD ZDNWX ODOX ´
tawar tersebut, mamfaat lain diataranya
kedua mempelai senantiasa didoakan yang Kesimpulan
baik-baik, tersampaikan dan terlepaskan
niat dari pelaku dan pelaksana dan tidak a. Semua tahapan-tahapan yang ada
kalah penting juga adalah merupakan dalam kegiatan budaya dan praktek
salah satu pelestarian budaya Melayu yang adat tradisi upacara tepuk tepung
saat ini sudah mulai pudar, hilang bahkan tawar pada pernikahan adat
KDPSLU SXQDK ´ Melayu Riau mengandung makna
Selain itu Suryadi Saputra dan tertentu dari simbol dan simbolik
Murniawati sebagai salah satu pasangan tertentu pula yang diataranya
kedua mempelai yang juga memberikan adalah:
keterangan sebagai berikut ³.DPL VHZDNWX 1. Makna simbol yang
melangsungkan pesta pernikahan beberapa terkadung pada orang yang
waktu lalu memang mengadakan kegiatan melakukan penepung
budaya dan praktek adat tradisi upacara tawaran atau yang
tepuk tepung tawar ini di kediaman kami menepung tawari. Orang
dan kami ditepung tawari oleh penepung yang melakukan penepung
tawar atau yang menepung tawar yang tawaran atau orang yang
diantaranya adalah kedua orang tua kami menepung tawari memiliki
dan keluarga, sanak famili dan handai makna tersendiri yaitu
taulan kami dan orang-orang yang pihak yang menepung
dihormati dan disegani serta dituakan tawari haruslah ganjil dan
ditempat kami ini. Setelah pesta tidak boleh genap dan
pernikahan kami atau pasca prosesi selain harus ganjil
kegiatan budaya dan praktek adat tradisi jumlahnya juga dibatasi
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 10
yaitu paling sedikit 5 dan yang melakukan penepung
yang paling banyak 21, hal tawaran atau yang
tersebut dilakukan karena menepung tawari,
mengikuti aturan agama sedangkan tatacara
serta petuah pemuka adat, perenjisan yang dilakukan
karena jika tidak diikuti memiliki makna bahwa
akan mengakibatkan hal dengan melakukan tatacara
yang tidak baik. perenjisan maka orang yang
2. Makna simbol yang ditepung tawari/kedua
terkadung pada mempelai akan terjauh dan
kelengkapan, alat serta terbebas juga penangkal
bahan kegiatan budaya dan dari segala macam bala dan
praktek adat tradisi upacara marabahaya. Selain itu
tepuk tepung tawar. Semua tatacara tersebut dilakukan
kelengkapan, alat serta tidak dengan sembarangan
bahan pada kegiatan budaya melainkan melakukannya
dan praktek adat tradisi dengan memulainya dari
upacara tepuk tepung tawar sebelah kanan dan berakhir
merupakan simbol yang disebelah kiri baik itu
memiliki makna tertentu dalam melakukan
yang terdiri dari bahan penaburan dan perenjisan,
perenjis dan bahan penabur hal tersebut memiliki
serta talam sebagai alat atau makna bahwa sesuatu hal
wadah untuk menampung yang dimulai dari kanan
semua bahan perenjis dan merupakan sesuatu hal yang
penabur tersebut. baik, kanan
3. Makna simbolik yang menggambarkan sesuatu
terkadung pada tatacara hal yang baik dan benar.
melakukan kegiatan budaya Melakukan kedua tatacara
dan praktek adat tradisi tersebut dilihat dari usia
upacara tepuk tepung yang melakukan penepung
tawar. Selain orang yang tawaran atau yang
melakukan penepung menepung tawari, jika yang
tawaran atau yang melakukan penepung
menepung tawari dan tawaran atau yang
kelengkapan, alat serta menepung tawari lebih
bahan yang memiliki muda dari yang ditepung
makna, tatacara dalam tawari/kedua mempelai
melakukannyapun meiliki maka melakukannya hanya
dan mengandung makna sampai dibawah kepala
tertentu pula. Tatacaranya yang ditepung tawari/kedua
adalah dengan melakukan mempelai,tapi jika yang
penaburan dan perenjisan. yang melakukan penepung
Tatacara penaburan yang tawaran atau yang
dilakukan memiliki makna menepung tawari lebih tua
bahwa dengan melakukan dari yang ditepung
tatacara penaburan maka tawari/kedua mempelai
rahmat juga akan menabur maka melakukannya
dari langit melalui orang dengan sebaliknya.
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 11
b. Kegiatan budaya dan praktek adat tersebut dapat dilihat pada saat
tradisi upacara tepuk tepung tawar prosesi kegiatan budaya dan
memiliki nilai-nilai yang dianggap praktek adat tradisi upacara tepuk
dan diyakini baik oleh masyarakat tepung tawar berlangsung. Pada
Melayu Desa Pematang Sikek waktu berlangsung prosesi kegiatan
Kecamatan Rimba Melintang budaya dan praktek adat tradisi
Kabupaten Rokan Hilir Provinsi upacara tepuk tepung tawar
Riau, berikut nilai-nilai tersebut: tersebut orang yang melakukan
1. Nilai pertama yang diyakini penepung tawaran atau yang
masyarakat Melayu Desa Pematang mnepung tawari adalah unsur yang
Sikek Kecamatan Rimba Melintang paling diperhatikan dan yang harus
Kabupaten Rokan Hilir Provinsi hadir adalah keluarga terdekat baru
Riau adalah nilai sosial yang dapat unsur-unsur lainnya, jika tidak
dilihat pada syair beserta para unsur keluarga maka kegiatan
penepung tawar atau yang budaya dan praktek adat tradisi
melakukan Penepung tawaran yang tersebut tidak bisa di mulai, tapi
menyertakan unsur handai taulan, jika unsur keluarga sudah hadir
hal tersebut merupakan gambaran semua tanpa adanya unsur lainnya
dari nilai sosial yang terdapat pada seperti handai taulan, teman dan
kegiatan budaya dan praktek adat lainnya kegiatan budaya dan
tradisi upacara tepuk tepung tawar praktek adat tradisi tersebut bisa
yang meneurut masyarakat Melayu dimulai. Selain itu dengan kegiatan
Desa Pematang Sikek Kecamatan budaya dan praktek adat tradisi
Rimba Melintang Kabupaten upacara tepuk tepung tawar
Rokan Hilir Provinsi Riau unsur tersebut salah satunya juga adalah
handai taulan merupakan cerminan bertujuan untuk mengumpulkan
dari nilai sosial yang ada pada keluarga, orang terdekat, teman dan
kegiatan budaya dan praktek adat lain sebagainya baik yang dekat
tradisi upacara tepuk tepung tawar. maupun yang jauh yang nantinya
Disamping itu masyarakat Melayu akan berkumpul dan akan
Desa Pematang Sikek Kecamatan membentuk seperti sebuah
Rimba Melintang Kabupaten keluarga. Hal tersebutlah yang
Rokan Hilir Provinsi Riau menurut membuat masyarakat Melayu Desa
mereka mengatakan bahwa Pematang Sikek Kecamatan Rimba
keluarga, sanak famili, dan orang Melintang Kabupaten Rokan Hilir
terdekat serta orang yang dihormati Provinsi Riau yakin bahwa itu
juga merupakan gambaran dari merupakan sebuah nilai
nilai sosial yang ada pada kegiatan kekeluargaan yang ada pada
budaya dan praktek adat tradisi kegiatan budaya dan praktek adat
upacara tepuk tepung tawar. tradisi upacara tepuk tepung tawar
2. Nilai Kedua yang diyakini tersebut. Selain itu pada potongan
masyarakat Melayu Desa Pematang bait syair tepuk tepung tawar juga
Sikek Kecamatan Rimba Melintang dapat dilihat kata-kata yang
Kabupaten Rokan Hilir Provinsi mencerminkan unsur kekeluargaan.
Riau adalah nilai kekeluargaan 3. Nilai berikutnya adalah
yang menurut masyarakat Melayu nilai agama yang menurut
Desa Pematang Sikek Kecamatan masyarakat Melayu Desa Pematang
Rimba Melintang Kabupaten Sikek Kecamatan Rimba Melintang
Rokan Hilir Provinsi Riau nilai Kabupaten Rokan Hilir Provinsi
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 12
Riau salah satu unsur yang mengisi pada kegiatan budaya dan praktek
ruang nilai-nilai baik dalam adat tradisi upacara tepuk tepung
kegiatan budaya dan praktek adat tawar terdapat unsur nilai budaya
tradisi upacara tepuk tepung tawar. adalah dengan adanya kegiatan
Masyarakat Melayu Desa budaya dan praktek adat seperti
Pematang Sikek Kecamatan Rimba kegiatan budaya dan praktek adat
Melintang Kabupaten Rokan Hilir tradisi upacara tepuk tepung tawar
Provinsi Riau meyakini sebuah yang senantiasa dilaksanakan,
kegiatan budaya dan praktek adat secara tidak langsung hal tersebut
tradisi haruslah ada unsur-unsur merupakan sebuah aksi pelestarian
agama dan ketuhanannya karena budaya, dengan senantiasa
masyarakat Melayu sangat religius dilaksanakan kegiatan budaya dan
serta kental dengan agama yang praktek adat tradisi upacara tepuk
mereka peluk yaitu agama Islam. tepung tawar tersebut maka budaya
Ungkapan µDGDW EHUVDQGL V\DUDN akan lestari. Akan lebih baik jika
V\DUDN EHUVDQGL NLWDEXOODK´ atau diadakan sebuah pameran yang
³V\DUDN PHQJDWD DGDW PHPDNDL¶ mengusung wisata dan budaya
memperlihatkan bahwa masyarakat yang bertujuan mempromosi wisata
Melayu sangat menjunjung tinggi dan budaya lokal Indonesia
sebuah kepercayaan dan nilai-nilai terkhusus Riau yang merupakan
agama serta unsur ketuhanan. penduduk dengan etnis asal dan
Selain pada syair yang mayoritasnya adalah Melayu.
memperlihatkan unsur ketuhanan c. Beberapa mamfaat yang dapat
dan nilai agama, pada kegiatan diperoleh dari kegiatan budaya dan
budaya dan praktek adat tradisi praktek adat tradisi upacara tepuk
upacara tepuk tepung tawar juga tepung tawar:
dapat terlihat unsur ketuhanannya 1. Tersampaikan doa, harapan,
seperti ketika membacakan doa tujuan dan permohonan
dalam hati dan memohon 2. Silaturahmi
pengharapan pada tuhan oleh para 3. Didoakan yang baik-baik
orang yang melakukan penepung 4. Pelestarian budaya
tawaran atau yang menepung
tawari juga dilakukan pada saat
prosesi kegiatan budaya dan DAFTAR PUSTAKA
praktek adat tradisi upacara tepuk
tepung tawar berlangsung. Mereka Alwasilah, Ahmad. 2002. Pokoknya
mengatakan hal tersebutlah yang Kualitatif ; Dasar-dasar
mereka sebut sebagai nilai-nilai Merancang dan Melakukan
agama. Penelitian Kualitatif. Bandung:
4. Nilai yang terakhir yang Pustaka Jaya.
diyakini masyarakat Melayu Desa
Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi
Pematang Sikek Kecamatan Rimba
Melintang Kabupaten Rokan Hilir Karya Sastra. Jakarta: Sinar Baru
Provinsi Riau pada kegiatan Aglesindo.
budaya dan praktek adat tradisi Arikunto, Suhartini. 2002. Prosedur
upacara tepuk tepung tawar adalah Penelitian; Suatu Pendekatan
nilai budaya. Alasan yang sangat Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
mendukung pernyataan masyarakat
Melayu yang mengatakan bahwa
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 13
______. 2006. Prosedur Penlitian; Suatu Koentjraningrat. 2002. Pengantar
Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Antropologi Pokok Etnografi II.
Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Rineka Cipta.
AW, Suranto, 2005, Komunikasi ______. 2004. Manusia dan Kebudayaan
Perkantoran; Prinsip Komunikasi di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
untuk Meningkatkan Kinerja
Perkantoran, Cetakan I. Depok, Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik
Yogyakarta: Media Wacana. Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Bertens, K. 2004. Etika. Jakarta. PT. Kencana Prenada Group.
Gramedia Pustaka Utama.
Liliweri, Alo. 2001. Gatra-gatra
Bulaeng, Andi. 2004. Metode Penelitian
Komunikasi Antarbudaya.
Komunikasi Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yogyakarta: ANDI.
Moleong, Lexy. 2005. Metode Penelitian
Bungin, Burhan. 2003. Analis Data
Kualitatif. Bandung: Remaja
Penelitian Kualitatif ; Aktualisaasi
Rosdakarya.
Metodologis ke Arah Ragam
Varian Kotemporer. Jakarta: Raja Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi.
Grafindo Persada. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu ______. 2004. Ilmu Komunikasi;suatu
komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Pengantar. Bandung: Remaja
Persada. Rosdakarya.
Effendy, O. Uchjana. 2002. Ilmu ______. 2001. Metodologi Penelitian
Komunikasi dalam Teori dan Kualitatif ; Paradigma Baru Ilmu
Praktek. Bandung: Remaja Komunikasi dan Ilmu Sosial
Rosdakarya. Lainnya. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Effendy, Tenas. 2004. Pemakaian
Ungkapan dalam Upacara Narbuko dan Achmadi Ahmad. 2005.
Perkawinan Orang Melayu. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Yogyakarta: Balai Kajian dan Bumi Aksara.
Pengembangan Budaya Melayu
Bekerjasama dengan Penerbit Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong.
Adicita Yogyakarta. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar
dan Terapan. Jakarta: Kencana.
______. 1991. Adat Istiadat dan Upacara
Perkawinan di Bekas Kerajaan Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian
Pelalawan. Pekanbaru: Lembaga Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Adat Riau dan Pemerintah Daerah
TK 1 Provinsi Riau Proyek Pemerintah Daerah Provinsi Riau. 1995.
Inventarisasi dan Dokumentasi Seluk Beluk Atur Cara Pernikahan
Kebudayaan Daerah Riau. Adat Melayu Riau. Pekanbaru:
SDA
Good, William. 2004. Sosiologi Keluarga.
Jakarta: Bumi Aksara. Puji Qomariyah. 2008. Sosiologi.
Jogjakarta. Pustaka Pelajar.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 14


Rahmawati. 2010. Perubahan Makna Tim Penyusun Kementrian Kebudayaan
Tradisi Tepuk Tepung Tawar Bagi dan Pariwista Republik Indonesia
Masyarakat Melayu Riau . Padang: (Kemendikbud), 2011, Kearifan
UNP Press. Lokal di Tengah Modernisasi.
Jakarta : Pusat Penelitian dan
Rakhmat, Jalaluddin dan Mulyana Deddy. Pengembangan Sumber Daya
2005. Komunikasi Antarbudaya ; Kebudayaan dan Pariwisata RI
Panduan Berkumunikasi Dengan
Orang-orang Berbeda Budaya. Tunner, Lynn H. dan West Richard. 2008.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Pengantar Teori Komunikasi ;
Analisis dan Aplikasi (edisi 3 buku
Ruslan, Rosady. 2005. Manajemen Public 2). Jakarta: Salemba.
Relations. Jakarta: Grafindo.
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis.
Salam, Syamsir dan Arifin, Jaenal. 2006. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Metode Penelitian Sosial. Jakarta:
UIN Jakarta Press. Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu
komunikasi ; Pendekatan
Sihabudin, Ahmad. 2011. Komunikasi Taksonomi Konseptual. Depok:
Antarbudaya. Jakarta: Bumi Aksara. Ghalia Indonesia.
Sitorus, Muhammad. 2003. Berkenalan Yasir. (2009). Pengantar Ilmu
Dengan Sosiologi Jilid 2. Jakarta: Komunikasi. Pekanbaru: Pusat
Erlangga. Pengembangan Pendidikan.
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Sumber lain:
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Happy Susanto dan Mahyudin Al Mudra.
Spradley, James. 2007. Metode Etnografi, 2007. Adat Pekawinan Melayu.
Jogjakarta : Tiara Wacana. Pekanbaru (www.melayuonline.com)
Suwardi. dkk. 2006. Pemetaan Adat situs diakses senin 22 Juli 2013.
Melayu Riau Kabuaten/Kota Se- 4XU¶DQ 6XUDW D\DW
Provinsi Riau. Pekanbaru: UNRI
Press.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 15

You might also like