Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

e-J.

Agrotekbis 5 (1) : 53 -57 , Februari 2017 ISSN : 2338-3011

RESPON PERTUMBUHAN PADI GOGO LOKAL YANG DIBERI


BAHAN ORGANIK PADA BERBAGAI KONDISI
KETERSEDIAAN AIR

Growth Responseof Rainfed Lowland Rice Applied with Organic Matter in the
Various Condition of Water Availability
Nina Yunita Sari1), Andi Ete2)danUsman Made2)
1)
Mahasiswa Program StudiAgroteknologiFakultasPertanianUniversitasTadulako, Palu, nina_yunitasari@ymail.com
2)
StafDosen Program StudiAgroteknologiFakultasPertanianUniversitasTadulako, Palu, Email : andiete62@gmail.com
usman_made_atjong@yahoo.com

ABSTRACK

Research aimswas to studies the of response localrainfed lowland riceon the application of
organic matter invarious condition of thewater availability. Research was carried out in February
until June 2015, in a screen house of BalaiBenih, Petobo Sub-district, South Palu, Central
Sulawesi.This study was arranged infactorial randomized block design,first factor was the
availability of water, consists of 4 levels that were the field capacity, 85% of the field capacity, 70%
of the field capacity, and55 % of field capacity.The second factor consisting of two rates of organic
matter, namely without bokashi fertilizer andbokashi fertilizer.Every treatment was repeated three
times so there are 24 units of experiments.Every unit of experiment consisting of 2 plants so there
are 48 populations of plant. The result showed that the application of 70% of field capacity can
obtain higher plant andmore younger plant than others treatment at the beginning growth. The
application of organic matter seem no effect at the beginning growth. There is no significant
difference of the application of organic matter at all the availability of water condition.

Keywords : Gogo local rice , Organic material, and The availability of water.

ABSTRACK

Penelitian bertujuan untuk mempelajari respon padi gogo lokal terhadap pemberian bahan
organik pada kondisi ketersediaan air. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai
dengan Juni 2015, bertempat di Screen House Balai Benih Kelurahan Petobo, Kecamatan
Palu Selatan, Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok
dua faktorial, faktor pertama adalah ketersediaan air yang terdiri dari empat level yaitu kapasitas
lapang; 85% kapasitas lapang; 70% kapasitas lapang dan 55% kapasitas lapang. Faktor kedua
adalah pupuk organic yang terdiri dari dua level yaitu tanpa pupuk organik dan pemberian pupuk
organik. Terdapat delapan kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga
kali sebagai kelompok, sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari
dua tanaman sehingga diperlukan 48 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan ketersedian air
70% kapasitas lapang memberikan respon lebih baik pada awal pertumbuhan padi gogo lokal
yang menghasilkan tanaman lebih tinggi dan anakan lebih banyak. Pemberian bahan organik
belum memberikan respon pada awal pertumbuhan tanaman padi gogo lokal. Respon padi
gogo lokal terhadap pemberian bahan organik sama pada setiap kondisi ketersediaan air.

Kata Kunci : Bahan organik, Ketersediaan air and Padi gogo lokal.

PENDAHULUAN Kebutuhan akan padi selalu mengalami


peningkatan sejalan dengan peningkatan
Padi merupakan sumber makanan jumlah penduduk. Dari tahun 2000 hingga
pokok utama bagi masyarakat Indonesia. 2010 terjadi peningkatan jumlah penduduk
53
dari 206.264.595 menjadi 237.556.363 jiwa, kekeringan dapat digunakan membantu
dengan pertumbuhan penduduk sekitar 1,49 dalam menentukan waktu penanaman yang
% per tahun (BPS, 2010). Upaya Indonesia tepat untuk mendapatkan produksi yang
dalam memenuhi kebutuhan beras bagi maksimum pada tanaman padi lahan kering
rakyat Indonesia mengalami penurunan tadah hujan dan konsep cekaman ini
setelah terjadi swasembada beras pada digunakan pula untuk penentuan waktu
tahun 1984. Salah satu penyebab penurunan pemberian air pada tanaman padi.
produksi beras adalah penyempitan lahan Selain ketersediaan air, hal lain yang
pertanian akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi kendala dalam penanaman di lahan
ke non pertanian. kering adalah ketersediaan hara dan bahan
Alih fungsi ini menyebabkan organik yang rendah. Upaya yang dilakukan
sempitnya lahan kering sehingga perlu adalah pemberian pupuk. Pupuk yang
diarahkan ke lahan kering. Menurut diberikan ke tanaman dapat berupa pupuk
Puslitbangtan, (2008) potensi lahan kering anorganik dan pupuk organik. Menurut
di Indonesia cukup besar yaitu sekitar 55,6 Norsalis (2011), pupuk yang digunakan
juta hektar yang tersebar di berbagai dalam budidaya padi gogo sebaiknya
provinsi dan sekitar 11 juta ha lebih dikombinasikan antara pupuk anorganik dan
berpotensi untuk dikembangkan sebagai pupuk organik. Pemberian pupuk organik
lahan pertanaman padi gogo. (pupuk kandang, kompos dan hijau) dapat
Padi gogo merupakan salah satu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi.
ragam budidaya padi yaitu penanaman Sedangkan pemberian pupuk anorganik
padi di lahan kering. Padi gogo umumnya dapat menyediakan hara dalam waktu cepat.
ditanam sekali setahun pada awal musim Berdasarkan pernyataan-pernyataan
hujan. Rendahnya produksi padi gogo di atas maka dilakukan penelitian tentang
juga disebabkan masih banyaknya yang Respon Pertumbuhan Padi Gogo Lokal
menanami lahan kering dengan padi gogo yang diberi Bahan Organik pada Kondisi
varietas local yang berumur panjang Ketersediaan Air.
(Prasetyo, 2002). Tujuan dari penelitian ini adalah
Lahan kering yang sesuai untuk untuk untuk mengetahui respon padi gogo
tanaman semusim diperkirakan seluas 25,33 lokal terhadap kondisi ketersediaan air,
juta hektar. Di banyak daerah potensi pemberian bahan organik dan pemberian
lahan kering belum dimanfaatkan secara bahan organik pada kondisi ketersediaan
optimal bagi pengembangan tanaman padi air.
dan tanaman pangan lainnya. Proporsi luas
panen padi gogo masih sangat kecil yakni METODE PENELITIAN
seluas 6.898 ha atau baru mencapai 3,17 %
dari luas panen padi sawah yang mencapai Penelitian ini dilaksanakan pada
217.428 ha (BPS, 2014). Kurangnya bulan Februari sampai dengan Juni 2015,
pemanfaatan lahan kering tersebut disebabkan bertempat di Screen House Balai Benih
oleh keterbatasan ketersediaan air dan Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan,
bahan organik dalam tanah. Sulawesi Tengah. Alat yang digunakan
Pada kondisi lahan kering dan antara lain ember, sekop, cangkul, penggaris
intensitas curah hujan yang tidak pasti dapat dan meteran timbangan analitik, alat tulis
menyebabkan tanaman padi gogo sangat menulis dan kamera. Bahan yang digunakan
beresiko mengalami cekaman kekeringan, yaitu benih padi gogo lokal asal Kabupaten
sehingga varietas padi yang ditanam harus Banggai, pupuk bokashi kotoran ayam,
toleran terhadap kekeringan dan berumur polybag 10 kg dan tanah.
pendek (Taslim dkk, 1993). Menurut Fagi Penelitian ini menggunakan metode
(1986), konsep cekaman air atau cekaman Rancangan Acak Kelompok dua faktorial,

54
faktor pertama terdiri dari 4 perlakuan yaitu Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi
kapasitas lapang, ketersediaan air 85% Gogo Umur 2 MST pada Berbagai
kapasitas lapang, ketersediaan air 70% Ketersediaan air dan Pemberian
kapasitas lapang dan ketersediaan air Bahan Organik.
55 % kapasitas lapang. Setiap kombinasi Keter BNJ
perlakuan di ulang tiga kali sebagai sediaan Bahan Organik Rataan 5%
kelompok sehingga menghasilkan 24 unit Air B0 B1
percobaan. Tiap unit percobaan terdiri dari K1 20,87 18,38 19,63a
dua tanaman sehingga menghasilkan 48
K2 19,55 18,30 18,93a 4,29
tanaman. Perlakuan yang menunjukkan
K3 29,15 24,00 26,58b
pengaruh nyata diuji lanjut dengan uji BNJ
(taraf 5 %). K4 26,10 24,25 25,18b
Rataan 23,92b 21,23a 2,24
HASIL DAN PEMBAHASAN Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang
sama tidak berbeda pada uji BNJ 5%.
Tinggi Tanaman. Sidik ragam menunjukan
bahwa perlakuan ketersediaan air dan
pemberian bahan organiik berpengaruh Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Padi Gogo
nyata pada tinggi tanaman pada umur 2 Umur 7 MST Pada Berbagai
MST, interaksi antara kedua perlakuan Ketersediaan air dan Pemberian
pengaruhnya tidak nyata. Hasil uji BNJ Bahan Organik.
Tabel 2 menunjukkan bahwa ketersediaan
Keter BNJ
air 70% kapasitas lapang menghasilkan Bahan Organik Rataan 5%
sediaan
tanaman lebih tinggi berbeda dengan
Air B0 B1
kapasitas lapang, 85% kapasitas lapang,
tetapi tidak berbeda dengan 55% kapasitas K1 39,50 45,17 42,33b
lapang. Tabel 2 juga menunjukkan bahwa K2 35,33 35,67 35,50ab
12,16
tanpa pemberian bahan organiik menghasilkan K3 28,83 29,83 29,33a
tanaman lebih tinggi dan berbeda dengan K4 43,83 37,67 40,75ab
pemberian bahan organik. Rataan 36,88 37,08
Jumlah Daun. Sidik ragam menunjukan Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama
bahwa perlakuan ketersediaan air tidak berbeda pada uji BNJ 5%.
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun
umur 7 MST. Pemberian bahan organikdan
interaksi antara kedua perlakuan tidak Tabel 3. Rata-rata Jumlah Anakan Padi Gogo
berpengaruh nyata. Hasil uji BNJ Tabel 3 Umur 3 MST Pada Berbagai
menunjukkan bahwa perlakuan ketersediaan Ketersediaan air dan Pemberian
Bahan Organik.
air kapasitas lapang menghasilkan jumlah
daun lebih banyak, berbeda dengan Keters BNJ
ketersediaan air 70% kapasitas lapang, ediaan Bahan Organik Rataan 5%
tetapi tidak berbeda dengan 85% kapasitas air B0 B1
lapang dan 55% kapasitas lapang. K1 1,50 1,33 1,42ab
Jumlah anakan. Sidik ragam menunjukan K2 1,33 1,17 1,25a
0,66
bahwa perlakuan ketersediaan air berpengaruh K3 2,00 1,83 1,92b
nyata terhadap jumlah anakan umur 3 MST K4 1,67 1,00 1,33ab
pemberian bahan organiikserta interaksi Rataan 1,63 1,33
antara kedua perlakuan tidak berpengaruh Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama
nyata. tidak berbeda pada uji BNJ 5%.

55
Hasil uji BNJ 5% Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan tanpa bahan
menunjukkan bahwa perlakuan ketersediaan organik menghasilkan tanaman lebih tinggi.
air 70% kapasitas lapang menghasilkan Sedangkan menurut Nurshanti (2009)
anakan lebih banyak, berbeda dengan 85% pemberian pupuk organik kotoran kambing,
kapasitas lapang tetapi tidak berbeda kotoran sapi dan kotoran ayam berpengaruh
dengan ketersediaan air kapasitas lapang terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas
dan 55% kapasitas lapang. daun dan berat berangkasan basah.
Hal ini diduga karena penggunaan
Jumlah Anakan Produktif. Hasil
bahan organik yang kurang baik seperti
pengamatan jumlah anakan produktif di
yang dikemukakan oleh Musnamar (2003),
sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan
bahwa penggunaan pupuk panas harus
ketersediaan air, pemberian bahan organik
hati-hati karena dapat menimbulkan
dan interaksi antara kedua perlakuan tidak
gangguan pertumbuhan tanaman atau
berpengaruh nyata.
bahkan menyebabkan tanaman muda mati
Pengaruh Ketersediaan Air. Respon Tanaman dan kandungan unsur hara dalam pupuk
Padi Gogo terhadap perlakuan ketersediaan kandang dapat hilang karena beberapa
air berpengaruh terhadap tinggi tanaman 2 sebab, diantaranya penguapan, penyerapan,
MST, jumlah daun 7 MST dan jumlah dekomposisi serta penyimpanan.
anakan 3 MST. Hasil uji nilai tengah Bahan organik yang ditambahkan ke
menunjukkan bahwa ketersediaan air 70% dalam tanah dapat menyumbangkan unsur
kapasitas lapang menghasilkan tanaman N, P dan K, sehingga meningkatkan
lebih tinggi dan anakan lebih banyak. Pada ketersediaan unsur-unsur tersebut dalam
pengamatan jumlah daun ketersediaan air tanah. Secara kimia fungsi bahan organik
kapasitas lapang menghasilkan daun lebih tanah adalah memberikan sumbangan hara
banyak. Hal ini menunjukkan bahwa melalui proses dekomposisi. Terjadinya
kebutuhan air tanaman Padi Gogo dari fase peningkatan serapan hara tanaman Padi
vegetatif sampai generatif meningkat dan dengan peningkatan dosis pupuk organik
kemampuan akar tanaman Padi Gogo karena kondisi tanah menjadi relatif lebih
menyimpan air serta menyerap hara dari baik dibandingkan tanpa pemberian pupuk
tanah semakin tinggi. Menurut Rosmarkam sehingga perakaran tanaman berkembang
dan Yuwono (2002), bahwa fase pertama lebih baik dan mampu meningkatkan
hara tanaman berpindah tempat dalam tanah serapan hara N, P dan K. Bahan organik
dari suatu tempat ke permukaan akar mengandung mikroorganisme tanah efektif
tanaman. Kemudian setelah sampai permukaan sebagai dekomposer yang dapat mempercepat
akar (bulu akar) masuk ke dalam akar yang proses dekomposisi bahan organik dalam
dari sini ditranslokasi ke organ tanaman lain tanah, sehingga dapat meningkatkan
termasuk daun, buah dan sebagainya. ketersediaan unsur hara N, P dan K bagi
Perpindahan ion dari tanah ke larutan tanah tanaman. Pupuk organik yang difermentasi
ke permukaan akar memiliki tiga macam dengan EM4, dapat melarutkan fosfat yang
pergerakan, yaitu intersepsi dan persinggungan, tidak tersedia menjadi tersedia bagi
aliran massa dan difusi. Gardner dkk (1991) tanaman (Wididana, 1997).
mengemukakan bahwa jumlah anakan Penggunaan bahan organik
akan maksimal apabila tanaman memiliki memberikan beberapa keuntungan, salah
keadaan lingkungan yang sesuai dengan satunya meningkatkan kemampuan tanah
untuk menyimpan air agar tidak cepat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
menguap atau evaporasi. Keberadaan air
Pengaruh Bahan Organik. Respon dapat membantu proses pelapukan mineral
Tanaman Padi Gogo terhadap pemberian dan bahan organik tanah sehingga dapat
bahan organikberpengaruh terhadap tinggi dimanfaatkan langsung oleh tanaman.
tanaman umur 2 MST. Hasil uji nilai tengah Selain itu air berfungsi sebagai media gerak

56
akar untuk menyerap unsur hara BPS. 2010. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010
dalam tanah, serta mendistribusikannya ke 2035. Melalui www.bps.go.id /indeks.php
/publikasi/16 [18/11/15].
seluruh bagian organ tanaman (Sudarto et
al., 2003). Djohana, 1998. Pupuk dan Pemupukan. Simplex.
Pemberian bahan organik pada Jakarta. Halaman 46-49.
tanaman dapat memperbaiki kesuburan,
Fagi, A.M. 1986. Lingkungan Tumbuh Padi. Padi I.
struktur, dan cadangan air tanah. Bahan Badan Penelitian dan Pengembangan
organik juga menghalangi pertumbuhan Pertanian, Bogor. Halaman 183-190.
gulma, dan menyangga (buffer) suhu tanah
agar tidak terlalu panas dan tidak terlalu Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik. Edisi 1,
Penerbit Swadaya, Jakarta.
dingin. Penggunaan komposisi bahan
organik yang tepat mampu menahan air Norsalis, E. 2011. Padi Gogo dan Padi Sawah.
sebagai air yang tersedia bagi tanaman Melaluihttp://skp.unair.ac.id/repository/Gur
walaupun tanaman berada pada kondisi uIndonesia/Padigogodansawah_ekonorsalis
_17170.pdf [07/05/15].
kekeringan. Bahan organik yang telah
mulai mengalami perombakan mempunyai Nurshanti D., F. Pengaruh Pemberian Pupuk
kemampuan menyerap dan menahan air Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
yang tinggi. Pernyataan ini sesuai yang Tanaman Sawi Caisim (Brassica Juncea
dikemukakan oleh Arsyad (2010) bahwa L.). AgronobiS, Vol. 1, No. 1
bahan organik dapat menyerap air dua Prasetyo, Y. T. 2002. Bertanam Padi Gogo Tanpa
sampai tiga kali dari beratnya. Sedangkan Olah Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.
menurut Djohana (1998), bahwa pemberian
pupuk harus dalam jumlah yang tepat Puslitbangtan. 2008. Data Lahan Indonesia. Melalui
http://aplikasi.puslitbangtan.go.id
sehingga diperoleh hasil yang optimal. [28/02/15].

KESIMPULAN DAN SARAN Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu


Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta
Kesimpulan 224 Hal.

1) Ketersedian air 70 % kapasitas lapang Sudarto, M. Zairin, A. Hipi dan A. Surahman, 2003.
memberikan respon lebih baik pada awal Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung
pertumbuhan padi gogo lokal yang Manis (Zea mays saccharata Sturt). Pastura
menghasilkan tanaman lebih tinggi dan (1): 2.
anakan lebih banyak.
2) Pemberian bahan organik belum memberikan Wididana, G.N., 1997. Bercocok Tanam Padi
dengan Teknologi EM4. Departemen
respon pada awal pertumbuhan tanaman Kehutanan, Jakarta.
padi gogo lokal.
3) Respon padi gogo lokal terhadap Taslim, Haeruddin, S. Partohardjono dan D. Suardi.
pemberian bahan organik sama pada 1993. Teknik Bertanam Padi Gogorancah.
Dalam: Ismunanji, M., S. Partohardjono, M
setiap kondisi ketersediaan air. Syam dan A Widjono (Eds). Padi. Buku 2.
Saran Pusat Penelitian Tanaman Pangan, Bogor,
Halaman 21-27.
Diharapkan selanjutnya dapat
melakuka, penelitian dengan menggunakan Gardner, P, F, R,B, Pearce and R,I, Michell. 1991.
Physiology of Crop Plants (Fisiologi
varietas Padi Gogo dengan kombinasi TanamanBudidaya). Terjemahanoleh H,
bokasi yang lebih banyak. Susilo. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Hartatik, W., D. Setyorini, L.R. Widowati, dan S.


Widati. 2009. Laporan Akhir Penelitian
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Teknologi Pengelolaan Hara pada
Press. Bogor. Halaman 78-83. Budidaya Pertanian Organik Laporan
Bagian Proyek Penelitian Sumberdaya
Tanah dan Proyek Pengkajian Teknologi
BPS. 2014. Jumlah Penduduk dalam Angka.
Pertanian Partisipatif. Hal 67-74.

57

You might also like