609-Article Text-1082-2-10-20190708

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk.

Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH PENDERITA DENGAN KEJADIAN TB PARU


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BEO KECAMATAN BEO
KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Marsella Lapasi 1), Yozua T. Kawatu 2), Bongakaraeng 3), Anselumus Kabuhung 4)
1,2,3,4)
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado
Email :marselalapasi.69@yahoo.com

Abstract. TB is the largest public health problem in the Talaud Islands Regency. Of the 19 Puskesmas in Talaud Islands
District, Beo Health Center is one of the highest health centers in TB cases in 2014-2015 with 38 cases with a mortality rate
of 2 people. The purpose of this study was to determine the relationship between the physical condition of the house and the
incidence of tuberculosis in the Beo Community Health Center area. This type of research is an observational analytic study
with a casedesign control, data collection is done by direct observation and interviews using a questionnaire and the results of
measurements of ventilation, humidity and lighting. The sample in this study is the total population, which is all tuberculosis-
positive homes consisting of 38 respondent's houses and 38 control houses. The bivariate analysis using test Chi square is a
significant relationship between the type of floor and the incidence of pulmonary tuberculosis (p = 0,000), there is a
significant relationship between the type of wall and the incidence of pulmonary tuberculosis (p = 0.022), there is a
significant relationship between ventilation with pulmonary tuberculosis incidence (p = 0.003), there was no significant
relationship between humidity and the incidence of pulmonary tuberculosis (p = 0.165), there was a significant relationship
between lighting and incidence of pulmonary tuberculosis (p = 0.00). The conclusion of this study is that there is a
significant relationship between the physical condition of the house (floor, wall, ventilation, and lighting) with the incidence
of pulmonary tuberculosis. Suggestion for all people who are in the process of building a house to pay more attention to
aspects of home sanitation, such as lighting and ventilation, opening a window to avoid transmission of pulmonary disease.

Keywords : Home Physical Condition, Occurrence of Lung Tuberculosis

Abstrak. Penyakit TB merupakan masalah Kesehatan masyarakat terbanyak di Kabupaten Kepulauan Talaud. Dari 19
Puskesmas yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud, Puskesmas Beo adalah salah satu puskesmas yang tertinggi kasus
TB pada tahun 2014-2015 sebanyak 38 kasus dengan angka kematian sebanyak 2 orang. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk
mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penyakit tuberkulosis di wilayah Puskesmas Beo. Jenis penelitian
ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan Case control, pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan hasil pengukuran ventilasi, kelembaban dan
pencahayaan. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh rumah penderita yang positif tuberkulosis
terdiri dari 38 rumah responden dan 38 rumah kontrol. Hasil analisis secara bivariat dengan menggunakan uji Chi square
yaitu ada hubungan yang bermakna antara jenis lantai dengan kejadian Tb Paru (p = 0,000), ada hubungan yang bermakna
antara jenis dinding dengan kejadian Tb Paru (p= 0,022), ada hubungan yang bermakna antara luas ventilasi dengan kejadian
Tb Paru (p= 0,003), tidak ada hubungan yang bermakna antara kelembaban dengan kejadian Tb Paru (p= 0,165), ada
hubungan yang bermakna antara pencahayaan dengan kejadian Tb Paru (p= 0,00). Kesimpulan penelitian ini yaitu ada
hubungan yang bermakna antara kondisi fisik rumah (lantai, dinding, ventilasi, dan pencahayaan) dengan kejadian Tb Paru.
Saran bagi seluruh masyarakat yang sedang dalam proses membangun rumah agar lebih memperhatikan aspek sanitasi rumah,
seperti pencahayaan dan ventilasi, membuka jendela untuk menghindari penularan penyakit Tb Paru.

Kata kunci : Kondisi Fisik Rumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

Rumah pada dasarnya merupakan tempat sehat dan layak di huni, Rumah sehat adalah
hunian yang sangat penting bagi kehidupan kondisi fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan
setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai perumahan sehingga memungkinkan penghuni
tempat untuk melepas lelah setelah bekerja atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan
seharian, namun di dalamnya terkandung arti yang optimal (Kemenkes, 1999).
yang penting sebagai tempat untuk membangun Tuberkulosis merupakan masalah
kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah kesehatan yang sudah sangat tua,. Gambaran
yang sehat dan layak di huni tidak harus adanya TB telah terekam sejak zaman dahulu,
berwujud rumah mewah dan besar namun rumah TB juga dapat ditelusuri dari peninggalan Mesir
yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang kuno. Kemudian terbukti ditemukan kuman
36
JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

Mycobacterium tuberculosis pada sebagian Puskesmas Mangaran dan Puskemas Sambuara


mummi Mesir. Ternyata sejarah kuman TB lebih (Dinkes Kab. Kepulauan Talaud).
tua dari pada sejarah Mesir kuno.Pada penelitian Berdasarkan data di Puskemas Beo, pada
artefak purba ditemukan jejak kuman TB. Tahun 2014 terdapat 22 kasus TB, Tiga Desa
Hingga saat ini TB masih tetap merupakan yang tertinggi kasus TB, yaitu Desa Beo induk
masalah kesehatan dan justru semakin 12 kasus dan Desa Tarohan 9 kasus, Desa Beo
berbahaya, sehingga disebut sebagai the re- Utara 1 kasus. Dan pada Tahun 2015 bertambah
emerging disease. Sepanjang dasawarsa terakhir menjadi 16 kasus, terdiri dari beberapa Desa
pada abad ke-20, jumlah kasus baru TB yang ada di Wilayah kerja Puskemas Beo, yaitu
meningkat diseluruh dunia, 95% kasus terjadi di Desa Beo induk 9 kasus, Desa Tarohan 1 kasus,
Negara berkembang. Di Indonesia, TB juga dan Desa Beo Utara 6 kasus. Kasus yang di
masih merupakan masalah yang menonjol dapatkan pada Tahun 2014 -2015 berjumlah 38
(Supriyatno, dkk. 2007). kasus TB. (Puskesmas Beo, 2014).
Hasil penelitian sebelumnya yang Sesuai dengan hasil survey pendahuluan
dilakukan oleh Fatimah (2008) membuktikan pada rumah penderita TB dimana ada beberapa
bahwa ada hubungan yang bermakna antara rumah yang tidak mempunyai syarat kesehatan
kondisi fisik rumah (luas ventilasi, pencahayaan, seperti rumah yang mempunyai lantai tidak
kelembaban, dan jenis dinding) dengan kejadian memenuhi syarat/ lantai rumah terbuat dari
TB di Kabupaten Cilacap, nilai p<0,05. tanah, (lantai rumah yang hanya di alas dengan
Penelitian lainnya yang di lakukan oleh karpet plastik/tanah) kamar tidur yang tidak
Agustian Deny (2014) membuktikan bahwa ada memiliki jendela (ventilasi) serta kurangnya
hubungan yang bermakna antara kondisi fisik pencahayaan alami yang masuk kedalam rumah
rumah (luas ventilasi dan pencahayaan) dengan sehingga ruangan dalam rumah selalu gelap dan
kejadian TB Paru, Putra (2011), dimana ada lembab. Tujuan umum penelitian yaitu untuk
hubungan yang bermakna antara kondisi sanitasi mengetahui hubungan kondisi fisik rumah
rumah (kondisi ventilasi, dan pencahayaan) penderita dengan kejadian TB di wilayah
dengan kejadian TB dikota solok. Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kabupaten
Prevalensi TB untuk penduduk Provinsi Kepulauan Talaud. Sedangkan tujuan khusus
Sulawesi Utara berdasarkan hasil data Rikesdas penelitian adalah untuk mengetahui hubungan
Tahun 2013 secara Nasional 0,3%. Provinsi jenis lantai rumah penderita dengan kejadian TB
Sulawesi Utara merupakan salah satu Provinsi di di wilayah Puskesmas Beo Kecamatan Beo
Indonesia yang telah berhasil memenuhi Kabupaten Kepulauan Talaud, mengetahui
pencapaian target global dalam penemuan dan hubungan tempat sampah dengan kondisi
kesembuhan penderita TB, dan pada Tahun 2013 bakteriologis makanan pada tempat pengolahan
Sulawesi Utara mengalami peningkatan kasus makananan di Rumah Makan Lamongan Kota
TB khususnya Kabupaten Kepulauan Talaud Manadohubungan jenis dinding rumah
dengan angka kasus 2,6 % dan sudah melebihi penderita dengan kejadian TB di wilayah
jumlah yang dimiliki oleh Sulawesi Utara yaitu Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kabupaten
1,5% (Dinkes Prov. Sulut, 2013). Kepulauan Talaud, mengetahui hubungan luas
Berdasarkan data kasus TB yang ada di ventilasi rumah penderita dengan kejadian TB di
Dinas Kesehatan Kepulauan Talaud. pada wilayah Puskesmas Beo Kecamatan Beo
Tahun 2014 terdapat 148 kasus, kematian Kabupaten Kepulauan Talaud,mengetahui
akibat TB hanya satu orang dengan angka CDR hubungan kelembapan dalam rumah penderita
(Case Detection Rate) melebihi Target Nasional dengan kejadian TB di wilayah Puskesmas Beo
yaitu 84 % dengan jumlah penduduk Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan
Kabupaten. Kepulauan Talaud sebanyak 85. 171 Talauddan untuk mengetahui hubungan
Jiwa dari 19 Kecamatan yang ada di Kepulauan pencahayaan dalam rumah penderita dengan
Talaud, Puskesmas yang paling tinggi kasus TB kejadian TB di wilayah Puskesmas Beo
adalah Puskesmas Beo, kemudian diikuti oleh Kecamatan Beo Kabupaten Kepuluan Talaud.
Puskesmas Melonguane, Puskesmas Lirung,

37
JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

Metode digunakan dalam penelitian yaitu lembar


Jenis penelitian ini merupakan studi observasi,kuesioner, meteran, hygrometer, lux
observasional analitik dengan rancangan Case meter data hasil penelitian dianalisis secara
control, merupakan penelitian Epidemiologis univariat dan bivariat dengan menggunakan
analitik observasional yang mempelajari Statistik Chi-square.
hubungan antara efek tertentu dengan risiko Hasil
tertentu. Desain penelitian kasus kontrol dapat 1. Hasil analisis data secara Univariat
dipergunakan untuk menilai berapa besarkah Hasil analisis data secara univariat
peran faktor risiko dalam kejadian suatu untuk variabel penelitian tentang kondisi
penyakit (cause, effect celationship) fisik rumah di Desa Beo dengan Tb Paru
(Sastroasmoro dkk, 2008). Populasi adalah adalah sebagai berikut :
seluruh rumah penderita yang positif TB paru a. Jenis Lantai Rumah
(Tuberculosis) di wilayah Kerja Puskesmas Beo, Lantai rumah yang terbanyak adalah lantai
yang berjumlah 38 rumah. Perhitungan besar rumah yang tidak memenuhi syarat
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan sebanyak 42 rumah dan lantai yang
cara Total populasi, dimana seluruh populasi di memenuhi syarat sebanyak 34 rumah.
jadikan sebagai sampel, yaitu 38 rumah sebagai Untuk lebih jelasnya distribusi lantai
kasus, dan 38 rumah sebagai kontrol.Sampel rumah responden berdasarkan jenis lantai
diambil dengan perbandingan 1:1 atau satu kasus dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini :
TB dan satu sebagai kontrol. Instrumen yang

Kasus Kontrol
31
81,6 71,1
27
40
18,4 7 29,9 11
20

0
jenis Lantai TMS 42 Jenis Lantai MS 34

Gambar 1. Distribusi kondisi Lantai Rumah Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Beo Kecamatan
Beo Kabupaten Kepulauan talaud Tahun 2016 Menurut Jenis Lantai Rumah.
b. Jenis dinding rumah dinding rumah yang memenuhi syarat
Hasil pengolahan data untuk jenis sebanyak 37 rumah, untuk lebih jelasnya
dinding rumah dari responden, yang tidak dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini :
memenuhi syarat sebanyak 39 rumah dan

Kasus Kontrol
65,8 63,2
50 2534,2 36,8 24
13 14

0
dinding TMS DInding MS dinding TMS dinding MS

Gambar 2. Distribusi Rumah Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Beo Kecamatan Beo
Kabupaten Kepulauan Talaud Menurut Jenis Dinding Rumah.

38
JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

c. Luas ventilasi rumah ventilasi < 10% luas lantai dan luas
Berdasarkan hasil pengolahan data ventilasi rumah yang memenuhi syarat
untuk luas ventilasi rumah dari responden sebanyak 44 rumah hasil pengukuran luas
yang tidak memenuhi syarat sebanyak 32 ventilasi yaitu 10 % dari luas lantai.
rumah dimana hasil pengukuran luas
Kasus Kontrol
60,5 71,1 29
40 39,5
23
15 28,9
20 9

0
ventilasi TMS ventilasi MS ventilasi TMS ventilasi MS
MS 10% Luas lantai
TMS < 10% Luas lantai

Gambar 5. Distribusi Rumah Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Beo Kecamatan Beo
Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2016 Menurut Luas Ventilasi Rumah

d. Kelembaban ruangan dalam rumah dalam rumah yaitu < 40 % dan > 60 %,
Sesuai dengan hasil pengolahan data sisanya adalah tingkat kelembaban ruangan
untuk tingkat kelembaban ruangan dalam yang memenuhi syarat sebanyak 33 rumah
rumah responden tingkat kelembaban yang dengan hasil pengukuran tingkat
tidak memenuhi syarat sebanyak 43 rumah kelembaban adalah 40% - 60 %.
hasil pengukuran kelembaban ruangan

Kasus kontrol
65,8 52,6
39,2 47,7
50 25
18 20
13

0
Kelembaban Kelembaban Kelembaban Kelembaban
TMS MS TMS MS

TMS <40% dan >60% MS 40 % - 60 %

Gambar 6. Distribusi Rumah Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Beo Kecamatan Beo
Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2016 Menurut Kelembaban dalam Rumah

e. Pencahayaan memenuhi syarat adalah 76 rumah (100%)


Hasil pengolahan data untuk keadaan dengan hasil pengukuran pencahayaan
Pencahayaan yang diukur bahwa keadaan yaitu < 60 Lux.
Pencahayaan dalam rumah yang tidak

39
JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

kasus kontrol

38 38
50
0 0
0
pencahayaan pencahayaan pencahayaan pencahayaan
TMS MS TMS MS TMS < 60 Lux

MS 60 lux dan 120 lux

Gambar 7. Distribusi Rumah Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Beo Kecamatan Beo
Kabupaten Beo Kepulauan Talaud Tahun 2016 Berdasarkan Pencahayaan dalam
Rumah

4. Hasil analisis data secara Bivariat Odds Ratio= 10,870 hasil ini menunjukan
a. Jenis Lantai Rumah dengan Kejadian TB bahwa resonden yang memiliki rumah
Dari hasil uji statistik dengan dengan kondisi lantai yang tidak memenuhi
menggunakan Chi square menunjukan p syarat mempunyai faktor risiko 10,870 atau
value 0,000 < dari 0,05 maka Ha di terima 11 kali terjangkit TB di bandingkan dengan
artinya ada hubungan yang bermakna antara responden yang memiliki rumah dengan
jenis Lantai Rumah dengan Kejadian TB di kondisi lantai yang memenuhi syarat.
Wilayah Kerja Puskesmas Beo Kabupaten
Kepulauan Talaud Tahun 2016, dengan nilai

Tabel 1.Faktor Risiko Kondisi Lantai Rumah Penderita terhadap Kejadian TB di Wilayah Kerja
Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud

Kejadian Tb Paru
Jenis Lantai Kasus Kontrol OR p-value 95% CI
n % n %
TMS 31 81,6 11 28,9
MS 7 18,4 27 71,1 10,87 0,000 3,695-31,976
Jumlah 38 100 38 100

b. Jenis dinding rumah dengan Kejadian TB Odds Ratio= 3,297 hasil ini menunjukkan
Dari hasil uji statistik dengan bahwa resonden yang memiliki rumah
menggunakan Chi square seperti yang, dengan kondisi dinding yang tidak
menunjukan p value 0,022 artinya < dari memenuhi syarat mempunyai risiko 3,297
0,05 maka Ha di terima artinya ada atau 3 kali di bandingkan dengan responden
hubungan yang bermakna antara jenis yang memiliki rumah dengan kondisi dinding
Dinding Rumah dengan Kejadia TB di yang memenuhi syarat.
Wilayah Kerja Puskesmas Beo Kabupaten
Kepulauan Talaud Tahun 2016, dengan nilai

40
JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

Tabel 2.Faktor Risiko Kondisi Dinding Rumah Penderita terhadap Kejadian TB di Wilayah Kerja
Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud

Kejadian Tb Paru
Jenis Dinding Kasus Kontrol OR p-value 95% CI
n % n %
TMS 25 65,8 14 36,8
MS 13 34,2 24 63,2 3,297 0,022 1,288-8,440
Jumlah 38 100 38 100

c. Hubungan Luas Ventilasi dengan kejadian hasil ini menunjukan bahwa resonden yang
TB memiliki rumah dengan kondisi Ventilasi
Dari hasil uji statistik dengan yang tidak memenuhi syarat mempunyai
menggunakan Chi square seperti yang, risiko 4,941 atau 5 kali terjangkit TB
menunjukan p value 0,003 < dari 0,05 maka bandingkan dengan responden yang memiliki
Ha di terima artinya ada hubungan yang rumah dengan kondisi Ventilasi yang
bermakna antara kondisi Luas Ventilasi memenuhi syarat.
Rumah Kejadian TB di Wilayah Kerja Berdasarkan hasil pengolahan data
Puskesmas Beo Kabupaten Kepulauan Talaud untuk luas ventilasi rumah responden dapat
Tahun 2016, dengan nilai Odds Ratio= 4,941 di lihat dari Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Faktor Risiko Luas Ventilasi Rumah Penderita terhadap Kejadian TB di Wilayah Kerja
Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud

Kejadian Tb Paru
Ventilasi Rumah Kasus Kontrol OR p-value 95% CI
n % n %
TMS 23 60,5 9 28,9
MS 15 39,5 29 71,1 4,941 0,003 1,834-13,312
Jumlah 38 100 38 100

d. Hubungan Kelembaban dengan kejadian TB


Dari hasil uji statistik dengan Kepulauan Talaud Tahun 2016, dengan nilai
menggunakan Chi square seperti yang, Odds Ratio= 2,137.
menunjukan p value 0,165 artinya < dari 0,05 Sesuai dengan hasil pengolahan data
maka Ho di terima artinya kondisi untuk tingkat kelembaban ruangan dalam
Kelembaban dalam Rumah tidak menjadi rumah dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini
faktor risiko terhadap Kejadian TB di :
Wilayah Kerja Puskesmas Beo Kabupaten

Tabel 4. Faktor Risiko Kelembaban dalam Rumah Penderita terhadap Kejadian TB di Wilayah Kerja
Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud

Kejadian Tb Paru
Kelembaban Rumah Kasus Kontrol OR p-value 95% CI
n % n %
TMS 25 65,8 18 47,7
MS 13 34,2 20 52,6 2,137 0,165 0,848-5,386
Jumlah 38 100 38 100,3
41
JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

e. Hubungan Pencahayaan dalam rumah dengan uji Chy square terdapat hubungan yang
kejadian Tb Paru bermakna antara pencahayaan dengan
Hasil pengolahan data untuk tingkat kejadian TB , dengan hasil pengukuran
Pencahayaan di dalam rumah terbanyak pencahayaan < 60 lux. Sesuai dengan hasil
adalah tingkat pencahayaan yang tidak pengolahan data untuk keadaan pencahayaan
memenuhi syarat yaitu sebanyak 76 rumah. yang di ukur dalam rumah dapat di lihat pada
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Tabel 5 di bawah ini :

Tabel 5. Faktor Risiko Pencahayaan dalam Rumah Penderita terhadap Kejadian TB di Wilayah
Kerja Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud
Kejadian Tb Paru
Pencahayaan Rumah Kasus Kontrol OR p-value 95% CI
n % n %
TMS 38 100 38 100
MS 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 38 100 38 100

f. Rangkuman Hasil Analisis Bivariat untuk Secara lengkap nilai analisis secara
Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan bivariat untukhubungan kondisi fisik rumah
Kejadian TB Di Wilayah Kerja Puskesmas dengan kejadian TB di Puskesmas Beo
Beo Kecamatan Beo. Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud
dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini :

Tabel 6 . Rangkuman Hasil Analisis Bivariat untuk Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian
TB Di Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud

No Kondisi Fisik Rumah p value OR 95% CI


1 Jenis Lantai Rumah 0,000 10,870 3,695-31,976
2 Jenis Dinding Rumah 0,022 3,297 1,288-8,440
3 Jenis Ventilasi Rumah 0,003 4,941 1,834-13,312
4 Jenis Kelembaban dalam Rumah 0,165 2,137 0,848-5,386
5 Pencahayaan dalam Rumah - 0 -

Tabel 6 menjelaskan bahwa hasil Komponen yang harus dipenuhi untuk


analisis bivariat varibel kondisi fisik rumah rumah sehat harus memiliki lantai kedap air
yang mempunyai hubungan yang bermakna dantidak lembab. Jenis lantai tanah memiliki
antara lain jenis lantai rumah, jenis dinding peran terhadap proses kejadian Tuberkulosis
rumah, dan pencahayaan dalam rumah paru.Lantai tanah jika pada musim panas
terhadap kejadian TB di Wilayah Kerja lantai menjadikering sehingga dapat
Puskesmas Beo Kecamatan Beo, Sedangkan menimbulkan debu yang berbahaya bagi
yang tidak mempunyai hubungan yang penghuninya (Kepmenkes RI, 1999).
bermakna adalah kelembaban. Berdasarkan hasil analisis data untuk
lantai rumah yang terbanyak adalah lantai
Pembahasan rumah yang tidak memenuhi syarat sebanyak
1. Hubungan Jenis Lantai Rumah dengan 31 rumah (81,6%). Rumah dengan kondisi
Kejadian TB lantai yang memenuhi syarat sebanyak 7
rumah (18,4%).Hasil analisis bivariat dengan
42
JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

menggunakan uji chi squareterdapat yaitu ada hubungan yang bermakna antara
hubungan yang bermakna antara jenis lantai kondisi dinding rumah yang tidak memenuhi
rumah dengan kejadian TB dengan p syarat dengan kejadian TB, hasil penelitian
value0,000, nilai tersebut < dari 𝛼 0,05. ini memperoleh p value= 0,007. Dan oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan Danial,(2014) yaitu ada hubungan yang
penelitian oleh Danial (2014), yaitu ada bermakna antara dinding rumah dengan
hubungan yang bermakna antara kondisi kejadian Tb dengan p value 0,033
lantai yang tidak memenuhi syarat dengan Dinding rumah yang tidak memenuhi
kejadian penyakit TB, dengan p value 0,031 syarat dapat menyebabkan kelembaban
dan Penelitian oleh dawile Dkk, (2013) yangmemungkinkan berkembang biaknya
dengan p value 0,000. Lantai rumah kuman yang dapat menyebabkan penyakit
merupakan salah satu bagian dari rumah yang TB. Kondisi dinding rumah yang tidak
berperan dalam penularan penyakit TB. memenuhi syarat merupakan faktor risiko
Lantai yang terbuat dari tanah cenderung terhadap kejadian penyakit TB.Beberapa
menimbulkan kelembaban pada musim bahanpembuat dinding adalah dari kayu,
penghujan dan jika pada musim panas lantai bambu, pasangan batu bata dan sebagainya.
tanah sering menimbulkan debu, dengan tetapi dari beberapa bahan tersebut yang
demikian viabilitas kuman TB di lingkungan paling baik adalah pasangan batu bata atau
juga sangat dipengaruhi (Kepmenkkes RI, tembok (permanen) yang tidak mudah
1999). terbakar dan kedap air sehingga mudah
Berdasarkan hasil pengamatan yang dibersihkan (Kepmenkes RI. 1999)
dilakukan pada rumah responden terdapat 31 Berdasarkan hasil pengamatan pada
rumah (81,6%) dengan kondisi lantai yang rumah responden, untuk kondisi dinding
tidak memenuhi syarat, diantaranya lantai rumah yang tidak memenuhi syarat sebagian
yang terbuat dari tanah dan hanya dilapisi besar konstruksi dinding rumah terbuat dari
dengan karpet plastik, lantai rumah yang batu bata yang tidak diplester, dinding rumah
disemen tanpa diplester sehingga menambah yang terbuat dari bambu belah dan dinding
kelembaban dalam rumah menjadi tidak rumah yang terbuat dari triplex dan terbuat
memenuhi syarat . dari papan. Rumah dengan konstruksi dinding
2. Hubungan Dinding Rumah dengan Kejadian rumah yang terbuat dari papan dan triplex
TB pada saat turun hujan (saat dilakukan
Dinding berfungsi sebagai pelindung, penelitian), dapat dilihat bahwa air hujan
juga berfungsi untuk menyangga atap dapat masuk ke dalam rumah, masuknya air
menahan angin dan air hujan, melindungi dari hujan kedalam rumah menambah atau
panas dan debu dari luar serta menjaga meningkatkan tingkat kelembaban dalam
kerahasiaan (privacy) penghuninya ruangan rumah
(Kepmenkes RI, 1999). 3. Hubungan Luas Ventilasi dengan Kejadian
Berdasarkan hasil analisis data untuk TB
dinding rumah responden yang paling banyak Ventilasi adalah digunakkan untuk
adalah jenis dinding yang tidak memenuhi pergantian udara.Udara perlu diganti agar
syarat sebanyak 25 rumah (65,8%) dan rumah mendapat kesegaran badan. Selain itu agar
dengan dinding yang memenuhi syarat kuman-kuman penyakit dalam udara seperti
sebanyak 13 rumah (34,2%). bakteri dan virus dapat keluar dari ruangan
Hasil analisis bivariat dengan sehingga tidak menahan bakteri yang ada di
menggunakan uji chi squareterdapat dalam (Kemenkes RI. 1999 ). Udara yang
hubungan yang bermakna antara dinding bersih merupakan komponen utama di dalam
rumah yang tidak memenuhi syarat dengan rumah dan sangat diperlukan oleh manusia
kejadian TB dengan p value 0,022 nilai untuk hidup secara sehat, sirkulasi udara
tersebut < dari 𝛼 0,05. Hasil penelitian ini berkaitan dengan masalah ventilasi.
sejalan dengan penelitian oleh Majuntu(2015)

43
JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

Hasil analisis data bivariat


Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji chi square, menunjukan
untuk ventilasi rumah yang dimiliki oleh kelembapan bukan merupakan faktor resiko
responden adalah luas ventilasi rumah yang terhadap kejadian TB, dengan p value =
memenuhi syarat (< 10% dari luas lantai) 0,165. Hasil ini menunjukan bahwa reponden
sebanyak 23 rumah (60,5%) dan yang yang memiliki rumah dengan kelembapan di
memenuhi syarat 15 rumah (39,5%) hasil dalam rumah tidak mempunyai risiko
pengukuran luas ventilasi yaitu 10 % dari luas menderita TB.
lantai. 5. Hubungan Pencahayaan dalam Rumah
Sesuai dengan hasil analisis bivariat Dengan Kejadian TB
dengan menggunakan uji chi squarebahwa Pencahayaan alami di peroleh dengan
terdapat hubungan yang bermakna antara masukknya sinar matahari ke dalam ruangan
luas ventilasi rumah dengan kejadian TB yang melalui jendela dan celah-celah ruangan,
memperoleh nilai p 0,003 .Hasil penelitian cahaya matahari berguna untuk penerangan
ini sejalan dengan penelitian oleh Fatimah dan juga dapat mengurangi kelembapan
(2008), yang meneliti tentang faktor ruangan, membunuh kuman penyakit tertentu
lingkungan rumah yang berhubungan dengan seperti kuman penyakit TB. Berdasarkan hasil
kejadian TB Paru, khususnya untuk variabel pengamatan dan pengolahan data serta hasil
ventilasi dengan nilai p0,003. Penelitian yang pengukuran tingkat Pencahayaan dalam
sama juga di lakukan oleh Putra N.R(2011), rumah terbanyak adalah tingkat
yang meneliti tentang hubungan perilaku dan Pencahayaan yang tidak memenuhi syarat
Kondisi sanitasi rumah dengan kejadian Tb sebanyak 38 rumah dengan hasil pengukuran
Paru, dengan hasil penelitian yaitu ada Pencahayaan dalam rumah yaitu < 60 Lux .
hubungan yang bermakna antara ventilasi Berdasarkan hasil analisis data
yang tidak memenuhi syarat dengan kejadian bivariat dengan menggunakan uji chi square
TB, dengan p-value = 0,006, dan penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara
yang di lakukan oleh Mudiyono dkk (2015) tingkat Pencahayaan dalam rumah dengan
dengan p value 0,022 dan Oleh Grace Dkk kejadian TB. Hasil penelitian ini sejalan
(2015) dengan P value 0,002 Ventilasi yang dengan penelitian oleh Fatimah (2008) yang
ada di rumah responden rata-rata memenuhi meneliti tentang faktor lingkungan rumah
syarat, yang membuat ventilasi tidak yang berhubungan dengan kejadian TB, yaitu
memenuhi syarat adalah kebanyakan ventilasi ada hubungan yang bermakna antara
yang ada di rumah responden tidak selalu di Pencahayaan dalam rumah yang tidak
buka, atau hanya di biarkan tertutup, sehingga memenuhi syarat dengan kejadian TB.
memungkinkan terjadinya kelembaban yang Kebutuhan cahaya alam yang
tidak memenuhi syarat, karna kurang memenuhi syarat kesehatan supaya tidak
masuknya udara di dalam rumah. terjadi tingkat kelembaban di dalam rumah
4. Hubungan Kelembapan dalam Rumah dengan dan kamar tidur, guna memperoleh cahaya
Kejadian TB matahari pada pagi hari, sebaiknya jendela
Berdasarkan hasil pengamatan dan kamar tidur menghadap ketimur agar supaya
pengolahan data serta hasil pengukuran mendapat cahaya matahari pagi.
tingkat kelembapan dalam rumah terbanyak
adalah tingkat kelembapan yang tidak Kesimpulan
memenuhi syarat sebanyak 25 rumah (65,8%) 1. Ada hubungan yang bermakna antara
dengan hasil pengukuran kelembapan ruangan jenis lantai dengan kejadian TB di
dalam rumah yaitu < 40 % dan > 60 %, hasil Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kab.
pengukuran kelembapan pada rumah dengan Kepulauan Talaud Tahun 2016
tingkat kelembapan yang memenuhi syarat 2. Ada hubungan yang bermakna antara jenis
terdapat pada 13 rumah (34,2%) dengan hasil dinding dengan kejadian TB di Puskesmas
pengukuran kelembapan ruangan dalam Beo Kecamatan Beo Kab. Kepulauan
rumah adalah 40% - 60 %. Talaud Tahun 2016.
44
JKL Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016 Lapasi, dkk. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Penderita,

3. Ada hubungan yang bermakna antara luas Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Talaud,
ventilasi dengan kejadian TB di Puskesmas (2014). Analisis data TB.
Beo Kec. Beo Kab. Kepulauan Talaud Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara,
Tahun 2016. (2013). Hasil kegiatan Program P2TB,
4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara Manado.
kelembapan dengan kejadian TB di Wilayah Fatimah, Siti., (2008). Faktor Kesehatan
kerja Puskesmas Beo Kab. Kepulauan Lingkungan Rumah Yang Berhubungan
Talaud Tahun 2016. Dengan Kejadian TB Paru Dikabupaten
5. Ada hubungan yang bermakna antara Cilacap Kecamatan Sidereja, Cipari,
pencahayaan dalam rumah dengan kejadian kedungreja, Patimuan, Gandrungmangu,
TB di wilayah Kerja Puskesmas Beo Kec. Bantasari,.Skripsi Undip. Semarang.
Beo Kab. Kepulauan Talaud Tahun 2016. Grace D. Kandau, Hamidah, Jimi Posangi,
(2015) ”Hubungan Kualitas Lingkungan
Saran Fisik Rumah dengan Kejadian tuberkulosis
1. Bagi petugas Puskesmas perlu melakukan Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
sosialisasi dan penyuluhan tentang rumah Perawatan Siko kecamatan Ternate Utara
sehat sebagai upaya pencegahan penyakit Kota Ternate Provinsi Maluku Utara”
TB di masyarakat Jurnal e, Biomedik, Vol. 3 No 3
2. Bagi Dinkes Kab. Kepulauan Talaud, perlu September-Desember .
melakukan upaya peningkatan pengetahuan Greis Dawile, Ricky C Sondakh, Franckie R R.
dan sikap masyarakat tentang upaya Maramis, ”Hubungan Antara Kondisi Fisik
pencegahan dan penanggulangan penyakit rumah dengan kejadiaan Tuberkulosis
TB melalui penyuluhan dan simulasi, Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tobelo
pemutaran film yang bertajuk pencegahan Kabupaten Halmahera Utara”jurnal
dan penanggulangan penyakit TB. kesehatan Masyarakat, Vol 6.
3. Bagi Dinas Pekerjaan Umum dan Kemenkes RI, No, 829,. Persyaratan
Perumahan Rakyat agar membangun Kesehatan Rumah Tinggal. 829/ Menkes/
perumahan rakyat yang sederhana dan SK/VII/1999.
memenuhi syarat kesehatan, untuk Mudiyono, Nur Endah W,M. Sakundarn Adi
mengurangi risiko penularan penyakit TB di (2015) ”hubungan Atara Perilaku Ibu dan
masyarakat dan memperbaiki perumahan lingkungan Fisik Rumah Dengan kejadian
rakyat yang tidak memenuhi syarat Tuberkulosis Paru Anak Di kota
kesehatan seperti lantai dan dinding rumah Pekalongan”Jurnal kesehatan lingkungan
yang terbuat dari bahan kedap air, ventilasi Indonesia Vol. 14 No.2/Oktober 2015.
rumah yang memenuhi syarat serta rumah Provinsi SULUT (2014) ”angka penemuan
mempunyai langit-langit dan pencahayaan penderita TB(CDR) TRIW. I s/d IV.
yang cukup Puskesmas Beo, (2015). Profil Puskesmas Beo
4. Bagi masyarakat yang sedang merenovasi 2014. Kab. Kepulauan Talaud
rumah atau membangun rumah untuk lebih Putra N. R., (2011). Hubungan Perilaku dan
memperhatikan aspek sanitasi rumah sehat Kondisi Sanitasi Rumah dengan Kejadian
seperti vantilasi, pencahayaan, kebiasaan TB Paru di kota Solok tahun 2011. FK
membuka jendela dan lebih meningkatkan Universitas Andalas. Padang.
perilaku hidup bersih dan sehat untuk Sastroasmoro, S., Ismael, S., (2008). Dasar-
menghindari penularan penyakit. dasar Metodologi Penelitian SKliniks,CV.
Sagung Seto, Jakarta.
Daftar Pustaka Supriyatno, Setyanto, Setiawati, Kaswandani,
Deny Agustian., (2014). ’’Hubungan Kondisi dan Rahajoe, (2007). Buku Pedoman
Fisik Lingkungan Rumah Dengan Nasional Tuberkulosis Anak. UKK
Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Respirologi PP Ikatan Dokter Anak
Kerja Puskesmas Perumnas I Dan II Indonesia, Jakarta.
Kecamatan Pontianak Barat.’’Skripsi

45

You might also like