Praktikalitas Padang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JEP | Volume 2 | Nomor 1| Mei 2018

e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol2-iss1/143

Validitas Dan Praktikalitas Modul Reaksi Redoks dan Sel Elektrokimia


Berbasis Guided Discovery Learning untuk SMA

Yerimadesi1), Bayharti2), Risa Oktavirayanti3)


1,2,3)
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Padang
yeri@fmipa.unp.ac.id

ABSTRACT
Module based on guided discovery learning can be used as an alternative to improve student’s
activeness and understanding the concept. This research aims to develop redox reaction and
electrochemical cell module based on guided discovery learning and reveals its validity and
practicability. The type of this research is a development research using 4-D development model. The
research instrument used was a questionnaire in the form of validity and practicality sheet. This module
was validated by 3 UNP chemistry lecturers and 2 chemistry teachers of SMAN 10 Padang. Practicality
test were conducted on 2 chemistry teachers and 32 twelfth grade students of SMAN 10 Padang. Data
were analyzed by Cohen’s Kappa formula. The results of the validity test showed that the module has a
very high validity category (k=0.83). Practicality test results by teachers and students showed that the
module has high practicality category (k=0.79 and 0.80). Based on the results of this research, it can
be concluded that the module developed was valid, practical.

Keywords : guided discovery learning, model 4-D, modul, reaksi redoks, sel elektrokimia
This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction
in any medium, provided the original work is properly cited ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru


untuk mengatasi kesulitan belajar siswa adalah
Reaksi redoks dan sel elektrokimia
dengan menyiapkan media, bahan ajar dan
merupakan salah satu materi pembelajaran kimia
membimbing siswa dalam proses pembelajaran.
yang dipelajari di SMA/MA kelas XII IPA Salah satu media pembelajaran yang dapat
semester 1. Materi ini dianggap sulit oleh membuat siswa aktif dan pembelajaran menjadi
beberapa siswa, seperti yang dilaporakan menyenangkan adalah media pembelajaran
Sunyono (2009), bahwa beberapa materi SMA berbasis komputer, seperti media berbasis
yang sulit diajarkan oleh guru di Lampung, yaitu komputer pada materi hibridisasi kelas XI SMA
materi hukum-hukum dasar kimia, ikatan kimia, (Yerimadesi, dkk., 2015), materi struktur dan tata
dan reaksi redoks. Hasil yang sama diperoleh dari nama senyawa karbon kelas XII SMA
hasil wawancara dan analisis angket beberapa (Yerimadesi, dkk., 2016). Selain media pembe-
orang guru kimia SMA/MA, yaitu guru kimia lajaran, guru juga dituntut untuk menyiapkan
SMA Negeri 10 Padang, SMA Negeri 1 Solok bahan ajar yang dapat menuntun siswa untuk
dan MA Negeri Solok serta 30 siswa SMA/MA belajar, seperti LKS, handout, dan modul.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa
terkait. Data yang diperoleh yaitu, sebanyak
penggunaan modul dan LKS dalam pembela
66,6% guru dan 50% siswa menyatakan bahwa jaran kimia dapat meningkatkan hasil belajar
materi reaksi redoks dan sel elektrokimia adalah siswa. Diantaranya penggunaan modul materi
materi yang sulit. Materi ini dianggap sulit karena analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing
siswa kesulitan dalam memahami reaksi yang (Novianty, dkk, 2014), modul kimia berbasis
terjadi pada katoda dan anoda serta proses yang problem based learning (PBL) pada materi
terjadi pada sel elektrokimia dan sulit senyawa hidrokarbon dan turunannya (Febriana,
mengaplikasikan konsep reaksi redoks untuk dkk, 2014), modul kesetimbangan kimia berbasis
menjelaskan fenomena kimia yang dialami dalam pendekatan saintifik (Yerimadesi, dkk, 2016),
kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang sering modul sistem koloid berbasis pendekatan
membuat siswa tidak dapat secara utuh untuk saintifik (Yerimadesi, dkk, 2017), modul larutan
memahami konsep dalam materi tersebut. penyangga berbasis discovery learning
(Yerimadesi, dkk, 2017), dan masih banyak yang

17
Yerimadesi, Bayharti, Risa Oktavirayanti 18

lainnya. Beberapa modul dan lembaran kerja METODE PENELITIAN


siswa (LKS) kimia materi pembelajaran yang lain Penelitian R&D ini menggunakan model
juga telah valid dan praktis menurut penilaian pengembangan yang dikemukakan oleh Thia
ahli dan praktisi, seperti modul hid-rolisis garam garajan, et al (1974), yaitu four D model. Prose
berbasis discovery learning (Bayharti, dkk, dur pengembangan terdiri dari empat tahap, yaitu
2017), LKS ekperimen berbasis guided-inquiry define, design, develop, dan disseminate. Namun
materi laju reaksi (Andromeda, dkk, 2017), dan penelitian ini baru dilakukan sampai tahap
modul asam-basa berbasis guided discovery develop, yaitu uji validitas dan praktikali-tas dari
learning (Yerimadesi, dkk, 2018). Hasil produk. Produk yang dihasilkan berupa modul
penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan reaksi redoks dan sel elektrokimia berbasis
modul juga dapat merangsang motivasi intrinsik guided discovery learning untuk SMA kelas XII
siswa untuk belajar kimia, motivasi intrinsik MIPA.
siswa yang belajar kimia menggunakan modul Pada tahap define dilakukan penelitian
lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pendahuluan melalui lima analisis yaitu: front
dengan pembelajaran konvensional (tanpa end analysis (analisis ujung depan), learner ana
modul) (Vaino, et al, 2012). lysis (analisis siswa), task analysis (analisis
Pada penelitian ini dikembangkan modul tugas), concept analysis (analisis konsep) dan
reaksi redoks dan sel elektrokimia yang disusun specifying instructional objectives (perumusan
berdasarkan model guided discovery learning tujuan pembelajaran). Intrumen yang digunakan
untuk pembelajaran kimia SMA. Hal ini sesuai pada tahap ini berupa angket yang diberikan
dengan yang disarankan oleh Udo (2010) kepada 24 orang guru kimia SMA/MA dan 30
berdasarkan hasil penelitiannya, yaitu kepada orang siswa SMA di Kota Padang.
guru kimia SMA disarankan untuk menggunakan Pada tahap design, dirancang modul reaksi
guided discovery learning dalam me-nyampaikan redoks dan sel elektrokimia. Modul ini dirancang
konsep kimia dan menanamkan ke-terampilan berdasarkan tahap pembelajaran guided
bekerja secara mandiri dalam pem-belajaran, discovery learning yang dikemukakan oleh
karena guided discovery adalah yang paling Smitha (2012). Tahap pembelajarannya terdiri
efektif diikuti oleh penerapan student center. dari lima fase, yaitu: (1) motivasi dan presentasi
Hasil penelitian yang sama diperoleh masalah (motivation and problem presentation),
Akinbobolaa dan Afolabib (2010), yaitu guided (2) pemilihan aktivitas pembelajaran (selection of
discovery paling efektif dalam memfasilitasi learning activities), (3) pengumpulan data (data
pencapaian hasil belajar siswa dalam pembe collection), (4) pengolahan data (data
lajaran fisika setelah diberikan organizer ber processing); dan (5) penutup (closure). Format
gambar, diikuti oleh demonstrasi. Guided disco penyusunan modul dimodifikasi dari panduan
very dapat meningkatkan keterampilan berpikir pengembangan bahan ajar menurut Depdiknas
kritis siswa, seperti pada materi pembelajaran (2008) dan panduan kreatif membuat bahan
kimia di SMK (Wahyuni, 2014), dan pem ajar inovatif (Prastowo, 2011).
belajaran matematika di SMA (Aksu, G. & Ko Pada tahap develop, dilakukan penilaian
ruklu, N. (2015). Penerapan model guided disco terhadap modul dikembangkan. Penilaian di
very learning pada pembe-lajaran kimia juga lakukan oleh ahli (experts) dan praktisi (peng
dapat meningkatkan daya ingat siswa diban guna). Instrumen yang digunakan berupa angket
dingkan menggunakan metode konvensional validitas dan praktikalitas. Angket validitas
(Lasisi, at al, 2016). Berdasarkan latarbelakang ditujukan kepada ahli untuk menilai produk dari
di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk segi isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan.
mengembangkan dan mengungkapkan tingkat Validator dari produk ini terdiri dari tiga orang
validitas dan prakti-kalitas modul reaksi redoks dosen kimia FMIPA Universitas Negeri Padang
dan sel elektrokimia untuk pembelajaran kimia dan dua orang guru kimia SMA Negeri 10
SMA. Modul disusun berdasarkan model guided Padang. Sebelum dilakukan uji praktikalitas,
discovery learning. maka dilakukan revisi terhadap produk sesuai
saran validator sampai produk dinyatakan valid
oleh validator.
Angket praktikalitas ditujukan terhadap
praktisi untuk menilai produk dari segi penggu
naan, efisiensi waktu pembelajaran, dan man

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 17-24


(Validitas Dan Praktikalitas Modul Reaksi Redoks………….) 19

faat. Praktisi pada penelitian ini adalah dua orang pembelajaran, dan meningkatkan pemahaman
guru kimia dan 32 siswa kelas XII di SMA Negeri siswa terhadap materi yang dipe-lajari.
10 Padang tahun ajaran 2016/2017. Kepraktisan Pengembangan modul ini juga diharapkan dapat
modul juga dinilai dari kemampuan siswa melatih keterampilan berpikir kritis siswa.
menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar Berdasarkan study literature diperoleh data
kegiatan (LK) dan lembar kerja siswa (LKS). bahwa, menurut teori belajar Piaget perkem
Instrumen ini berguna untuk mengukur bangan kognitif dibagi atas empat tahap yaitu
kemampuan siswa dalam memahami materi tahap sensorimotor, tahap praoperasional, opera
pembelajaran yang disajikan pada modul. sional konkret, dan operasional formal (Ormrod,
Data hasil uji validitas dan praktikalitas 2009). Siswa di SMA jika dilihat dari usianya
produk yang diperoleh, dianalisis menggunakan dapat dikategorikan masuk ke tahap operasional
fomula kappa Cohen (pers.1), sehingga dipero formal. Pada tahap ini, siswa sudah mampu untuk
leh nilai moment kappa (κ). Nilai k berkisar dari menggunakan kaidah-kaidah logika formal yang
0 sampai 1 (Boslaugh. 2008). Interpretasi nilai k tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat
dapat dilihat pada Tabel 1. konkrit. Siswa sudah mampu ber-pikir secara
𝜌𝑜 −𝜌𝑒
𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑘𝑎𝑝𝑝𝑎 (𝜅) = ………(1) abstrak, menalar secara logis dan menarik
1−𝜌𝑒
kesimpulan dari informasi yang tersedia, namun
Tabel 1. Kategori Keputusan berdasarkan
masih perlu bimbingan guru (San-trock, 2007).
Moment Kappa (k) (Boslaugh. 2008)
Interval
Oleh karena itu model pembelajaran yang dipilih
Kategori
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi adalah guided discovery learning (pembelajaran
0,61 – 0,80 Tinggi penemuan terbimbing).
0,41 – 0,60 Sedang Berdasarkan angket yang diberikan kepada
0,21 – 0,40 Rendah 30 orang siswa di beberapa sekolah di kota
0,01 – 0,20 Sangat Rendah
≤ 0,00 Tidak Valid
Padang, yaitu SMA Negeri 9 Padang, SMA
Negeri 10 Padang dan SMA Pembangunan
Laboratorium Universitas Negeri Padang
HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh data sebanyak 66,7% orang siswa
Hasil Penelitian menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan
Hasil Penelitian pada Tahap Define belum disajikan de-ngan tampilan yang menarik
Pada analisis ujung depan diperoleh data dan belum disaji-kan dalam bentuk berwarna
berdasarkan analisis angket yang diberikan kecuali buku. Oleh karena itu pada penelitian ini
kepada 24 orang guru kimia SMA/MA Negeri dikembangkan modul yang didisain semenarik
dan Swasta di Kota Padang, yaitu: (1) bahan ajar mungkin, ber-gambar, berwarna, sesuai dengan
yang biasa digunakan adalah 63,6% buku; 66,7% akurasi fakta, simbol, dan materi pembelajaran
LKS; 6,1% modul; dan 3% handout. (2) bahan reaksi redoks dan sel elektrokimia.
ajar yang digunakan di sekolah masih disajikan Analisis tugas dilakukan dengan cara
secara verbal dan konsep-konsep diberikan menganalisis silabus kurikulum 2013 revisi 2016
secara langsung, walaupun sudah terdapat materi reaksi redoks dan sel elektrokimia kelas
gambar-gambar namun belum sepenuh-nya dapat XII SMA/MA (Kemendikbud, 2016).
membantu siswa menemukan konsep secara Berdasarkan Kompetensi Inti, KI.3 terlihat
mandiri sesuai dengan tuntutan kuriku-lum 2013; bahwa materi ini menuntut siswa untuk me
(3) sebanyak 48,5% orang guru masih mengajar mahami, menerapkan, dan menganalisis penge
secara konvensional (teacher center), sedangkan tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan me
kurikulum 2013 menuntut pembe-lajaran bersifat takognitif. Berdasarkan KI.4 siswa dituntut untuk
student center. Berdasarkan ma-salah di atas mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
maka perlu dikembangkan suatu bahan ajar yang konkret dan ranah abstrak terkait dengan
dapat membuat siswa aktif, kreatif dan inovatif pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
sesuai tuntutan kurikulum 2013 dan pendekatan secara mandiri, bertindak secara efektif dan
saintifik. Oleh karena itu pada penelitian ini kreatif, serta mampu menggunakan metoda se
dikembangkan suatu bahan ajar, yaitu modul suai kaidah keilmuan. Data ini menunjukkan
reaksi redoks dan sel elek-trokimia berbasis bahwa untuk mencapai kompetensi ini, maka
guided discovery learning yang diharapkan dapat diperlukan suatu bahan ajar yang dapat menun
menuntun siswa mene-mukan konsep, tun siswa untuk memahami, menerapkan, dan
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 17-24


Yerimadesi, Bayharti, Risa Oktavirayanti 20

prosedural, dan metakognitif materi pembelajar Hasil Penelitian pada Tahap Design
an reaksi redoks dan elektrokimia. Spesifikasi modul reaksi redoks dan sel
Berdasarkan silabus Kurikulum 2013 revisi elektrokimia yang dihasilkan adalah modul
2016 terdapat sembilan Kompetensi Dasar (KD) didisain berdasarkan sistaks pembelajaran guided
yang harus dikuasai siswa pada materi reaksi discovery learning yang telah dijelaskan pada
redoks dan sel elektrokimia. Namun pada pene bagian metode penelitian. Modul yang dirancang
litian ini hanya dianalisis dua KD, yaitu KD 3.3 terdiri dari 9 komponen, yaitu: (1) kompetensi
(menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks yang akan dicapai, (2) indikator dan tujuan
dan memperkirakan reaksi yang dapat terjadi pembelajaran, (3) petunjuk penggunaan modul,
berdasarkan potensial elektroda) dan 3.4 (meng (4) peta konsep, (5) informasi, (6) lembar
analisis proses yang terjadi dan melakukan kegiatan (LK), (7) lembar kerja siswa (LKS), (8)
perhitungan zat atau listrik yang terlibat pada lembar evaluasi, dan (9) kunci ja-waban.
suatu sel Volta serta penerapannya dalam ke Bagian informasi berisi materi prasyarat
hidupan). Berdasarkan KD 3.3 dan 3.4, dapat di yang berguna untuk mengingatkan kembali siswa
rumuskan 5 indikator pembelajaran pada materi tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya,
reaksi redoks dan sel elektrokimia ini sebagai yaitu materi reaksi redoks dan penentuan
berikut ini. (1) Menyetarakan reaksi redoks de bilangan oksidasi yang sudah dipelajari pada
ngan cara setengah reaksi (ion elektron) dan pe kelas X SMA. Pada modul ini ada 5 LK dan 5
rubahan bilangan oksidasi (PBO). (2) Memper LKS yang disusun berdasarkan tujuan
kirakan reaksi yang dapat terjadi berdasarkan pembelajaran. Pada setiap LK juga dicantumkan
potensial elektroda. (3) Menganalisis proses yang alokasi waktu pembelajaran sebagai pedoman
terjadi pada suatu sel Volta. (4) Melakukan bagi guru dan siswa dalam menyelesaikan setiap
perhitungan zat atau listrik yang terlibat pada LK. Kunci jawaban pada modul meliputi kunci
suatu sel volta. (5) Menganalisis penerapan sel jawaban LK, LKS, dan soal evaluasi. Ketersedian
volta dalam kehidupan. kunci jawaban bertu-juan untuk pedoman bagi
Berdasarkan analisis konsep diperoleh siswa dalam mengukur kemampuannya, jika
konsep-konsep utama yang dipelajari pada materi siswa telah selesai menyelesaikan suatu LK dan
pembelajaran reaksi redoks dan sel elektrokimia. mampu menjawab semua pertanyaan yang ada
Konsep utama pada reaksi redoks dan sel dengan baik dan benar, maka siswa bisa lanjut
elektrokimia ada empat, namun pada penelitian mengerjakan LK berikutnya. Tetapi jika siswa
ini baru dianalisis dua materi pokok yaitu belum paham dengan materi yang dipelajari dan
penyetaraan persamaan reaksi redoks serta sel belum merasa puas dengan nilai yang diperoleh
volta dan potensial sel. Konsep-konsep yang pada LK yang dipelajari, maka siswa dapat
diperoleh dibuatkan dalam suatu tabel analisis mengulang pembelajaran sampai siswa paham
konsep yang terdiri dari label konsep, definisi dan merasa puas dengan nilai yang diperoleh.
konsep, jenis konsep, atribut konsep, posisi Dalam pembelajaran guru berperan sebagai
konsep, contoh dan non contoh (Herron et al, fasilitator, mediator, motivator dan pembimbing
1977). Tabel analisis konsep ini berguna untuk siswa untuk menemukan pengetahuan baru.
membuat peta konsep dan pedoman dalam
menyusun isi materi pada modul. Peta konsep Hasil Penelitian pada Tahap Develop
disusun untuk memudahkan siswa mempelajari Hasil uji validitas modul oleh validator da
materi secara runtut sesuai hierarkinya mulai dari pat dilihat pada Tabel 2, terlihat bahwa modul
konsep-konsep yang paling umum sampai yang yang dikembangkan telah valid dari semua aspek
khusus. Hal ini sesuai dengan teori belajar penilaian dengan kategori kevalidan sangat
kognitif yang dikemukakan oleh Ausubel, yaitu tinggi. Namun masih ada beberapa bagian dari
konsep-konsep akan diperoleh oleh siswa dengan modul yang perlu direvisi sesuai saran dan
dua cara yaitu formasi konsep atau pembentukan komentar validator. Bagian modul yang direvisi
konsep sebelum proses pembelajaran dan diantaranya penulisan, penyusunan peta konsep,
asimilasi konsep, yaitu perolehan konsep selama alur berpikir pada modul supaya selalu induktif,
dan sesudah proses pembelajaran (Santrock, melengkapi modul dengan aturan bilangan
2007). oksidasi, dan menyusun pernyataan pada tahap
closure supaya menuntun siswa dalam menyim
pulkan.

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 17-24


(Validitas Dan Praktikalitas Modul Reaksi Redoks………….) 21

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Modul Pembahasan


Analisis Validitas Modul
Aspek yang Nilai Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa modul
No Kategori
dinilai κ yang dikembangkan sudah valid dengan kategori
1 Isi 0.89 Sangat Tinggi kevalidan sangat tinggi. Dari segi validitas isi
2 Kebahasaan 0.85 Sangat Tinggi diperoleh nilai momen kappa sebesar 0,89
3 Penyajian 0.78 Tinggi dengan kategori kevalidan sangat tinggi. Data ini
menunjukkan bahwa isi modul sudah sesuai
4 Kegrafikan 0.80 Tinggi dengan KD pada silabus mata pelajaran kimia
k-validitas 0.83 Sangat Tinggi SMA kurikulum yang digunakan. Hal ini sesuai
Hasil analisa uji praktikalitas modul oleh dengan yang dikemukakan oleh Daryanto (2014)
praktisi dapat dilihat pada Tabel 3, terlihat bahwa bahwa untuk menghasilkan bahan ajar yang baik,
modul yang dikembangkan memiliki kategori maka bahan ajar disusun berdasarkan pada
kepraktisan tinggi untuk semua aspek yang kompetensi dasar. Hal yang sama dikemukakan
dinilai, baik menurut penilaian guru maupun Arikunto (2005) bahwa suatu produk dikatakan
siswa. Kepraktisan modul juga dapat dilihat dari valid jika produk tersebut dapat menunjukkan
hasil analisis jawaban siswa pada LK dan LKS suatu kondisi yang sudah sesuai dengan isi dan
seperti pada Gambar 1. konstruknya.
Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas Modul Berdasarkan aspek kebahasaan, modul yang
Nilai k dikembangkan juga memiliki kategori kevalidan
No Aspek yang Dinilai
Guru Siswa sangat tinggi, dengan nilai momen kappa 0,85.
1 Kemudahan Penggunaan 0.88 0.82 Bahasa yang digunakan pada modul telah sesuai
Efisiensi Waktu dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI),
2
Pembelajaran 0.71 0.81 komunikatif serta mudah dipahami. Hal ini sesuai
3 Manfaat 0.78 0.78 dengan yang dijelaskan oleh Akbar (2013) bahwa
Rata-rata nilai k 0.79 0.80 suatu bahan ajar yang berkualitas harus
Kategori Tinggi Tinggi komunikatif, artinya isi dari bahan ajar mudah
dicerna, sistematis, jelas dan tidak mengandung
kesalahan bahasa.
95 93 Penyajian, modul memiliki kategori
91
kevalidan tinggi dengan nilai momen kappa 0,78.
90
Nilai Siswa

88
86 86 87 Artinya secara keseluruhan modul sudah disusun
84 8484 berdasarkan komponen-komponen suatu modul
85 82 LK
LKS
dan modul yang dikembangkan sudah sesuai
80 dengan tahapan pembelajaran guided discovery
75
learning. Adanya aktivitas praktikum pada
1 2 3 4 5 modul dan dilaksanakan pada proses
LK dan LKS pembelajaran dapat menunjang pemahaman
siswa terhadap konsep yang dipelajarinya. Selain
Gambar 1. Nilai Rata-rata Siswa dari LK dan itu soal-soal yang terdapat pada LK, LKS dan
LKS pada Modul Reaksi Redoks lembar evaluasi pada modul sudah disusun sesuai
dan Elektrokimia dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat
digunakan sebagai alat pengukur tercapai atau
Dari Gambar 1 terlihat bahwa nilai rata-rata
tidaknya tujuan pembelajaran.
siswa berada di atas kriteria ketuntasan minimal
Dari aspek kegrafikaan, modul reaksi redoks
(KKM), yaitu 80. Data ini menunjukkan bahwa
dan sel elektrokimia memiliki kategori kevalidan
siswa sudah mampu memahami materi
tinggi dengan nilai momen kappa 0,80. Data ini
pembelajaran yang disajikan pada modul dengan
menunjukkan bahwa penyusunan lay out modul
baik, sehingga dapat memberikan hasil belajar
sudah sesuai dengan standar suatu bahan ajar,
siswa yang tinggi pada pembelajaran kimia di
sehingga secara keseluruhan tampil-an dan isi
SMA Negeri 10 Padang.
modul dapat menarik perhatian siswa untuk
belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Hamdani (2011) bahwa tata letak yang baik akan

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 17-24


Yerimadesi, Bayharti, Risa Oktavirayanti 22

menimbulkan daya tarik tersendiri terhadap dari pada seribu kata. Gambar memiliki beberapa
minat belajar siswa. kelebihan diantaranya, gambar dapat mengatasi
keterbatasan pengamatan, sehingga dengan
Analisis Praktikalitas Modul adanya gambar pada modul dapat membantu
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat hasil siswa dalam memahami materi. Modul yang
penilaian modul oleh guru (κ=0,79) dan siswa didisain berwarna juga membuat pembelajaran
(κ=0,80) dengan kategori kepraktisan tinggi. menjadi lebih menyenangkan, karena otak
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa modul berfikir dalam warna, oleh karena itu untuk
yang dikembangkan sudah praktis untuk semua memperkuat ingatan siswa terhadap pelajaran
aspek penilaian, yaitu kemudahan penggunaan, disarankan menggunakan warna (Deporter,
efisiensi waktu pembelajaran, dan manfaat. 2011).
Dari aspek kemudahan penggunaan, modul Manfaat penggunaan modul juga dapat
memiliki kategori kepraktisan sangat tinggi baik dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran.
menurut penilaian guru (κ=0,88) maupun siswa Pembelajaran menggunakan modul membuat
(κ=0,82). Data ini menunjukkan bahwa modul siswa aktif melakukan kegiatan pembelajaran
melalui aktivitas kelas dan laboratorium. Pada
mudah digunakan oleh guru dan siswa. Hal ini
kegiatan pembelajaran terlihat siswa aktif
sesuai dengan yang dikemukakan Sukardi
berdiskusi, mengumpulkan data, menganalisis
(2011), bahwa pertimbangan praktikalitas dapat
data, menjawab pertanyaan, dan menuliskan
dilihat dari aspek-aspek kemudahan penggu-
kesim-pulan pada LK dengan bimbingan guru.
naannya.
Kegiat-an praktikum di laboratorium menuntun
Dari aspek efisiensi waktu pembelajaran,
siswa untuk mengumpulkan data, menganalisis
modul memiliki kategori kepraktisan tinggi
data, dan menarik kesimpulan.
menurut penilaian guru (κ=0,71) dan sangat
Hasil belajar, aktivitas, dan motivasi siswa
tinggi menurut siswa (0,81). Data ini
yang tinggi dalam pembelajaran menggunakan
menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan
modul membuktikan bahwa model guided
dapat membuat pembelajaran menjadi lebih
discovery learning cocok digunakan pada
efisien. Sesuai dengan yang dikemukakan
pembelajaran kimia di SMA. Hal ini sesuai
Daryanto (2014), bahwa pembelajaran dengan
dengan yang disarankan oleh Udo (2010)
menggu-nakan modul dapat membuat waktu
berdasarkan hasil penelitiannya, yaitu kepada
pembelajaran menjadi lebih efisien.
guru kimia SMA disarankan untuk menggunakan
Dari aspek manfaat, modul memiliki
guided discovery learning dalam menyampaikan
kategori kepraktisan tinggi menurut penilaian
konsep kimia dan menanamkan keterampilan
guru dan siswa (κ =0,78). Penggunaan modul
bekerja secara mandiri dalam pembe-lajaran,
dalam pembelajaran bermanfaat oleh guru dan
guided discovery paling efektif diikuti oleh
siswa. Gambar, tabel, persamaan reaksi dan
penerapan student center.
pernyataan-pernyataan yang ada pada modul
Tahapan guided discovery learning pada
dapat membantu siswa dalam menemukan
modul juga dapat menuntun siswa berpikir kritis
konsep, sehingga dengan modul siswa terbantu
mengumpulkan berbagai informasi, mengamati
belajar mandiri. Penggunaan modul dapat
objek, mencatat hasil pengamatan, melaporkan
mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih
hasil percobaan, memberikan penjelasan, dan
terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan
menarik kesimpulan. Hal ini sesuai dengan yang
dengan hasil yang baik (Daryanto, 2014).
dikemukan Akanbi dan Kolawole (2014), bahwa
Berdasarkan angket respon siswa terhadap
guided discovery merupakan aktivitas yang
modul, terlihat siswa memiliki minat dan
berorientasi kepada siswa melalui kegiatan
perhatian yang tinggi terhadap pembelajaran
demon-strasi, diskusi dan eksperimen. Hasil
menggunakan modul. Siswa merasa senang
penelitian yang sama juga dilaporkan oleh
dengan adanya gambar-gambar yang komuni-
Otiende, at al. (2013), bahwa guided discovery
katif pada modul, sehingga membuat pola pikir
learning memiliki pengaruh yang sangat
mereka lebih sistematis dan membantu dalam
signifikan terhadap motivasi dan prestasi siswa
mengkonstruksi pemahamannya, serta mampu
dengan mening-katkan retensi pengetahuan dan
meningkatkan minat baca, motivasi dan rasa
kepercayaan diri siswa. Hal ini disebabkan
ingin tahu siswa. Sadiman (2012) menyatakan
karena ketika siswa menerima dukungan yang
bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak
cukup dalam mengembangkan pengetahuan yang

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 17-24


(Validitas Dan Praktikalitas Modul Reaksi Redoks………….) 23

diperlukan, guided discovery learning dapat Aksu, G. & Koruklu, N. (2015). Determination
membantu siswa untuk menjadi lebih the Effects of Vocational High School
termotivasi, mengembangkan pengetahuan yang Students’ Logical and Critical Thinking
fleksibel, dan belajar bagaimana pengetahuan Skills on Mathematic Success. Eurasian
dikem-bangkan dalam domain tertentu (Janssen, Journal of Educational Research, 59, 181-
at al., 2014). 206.
Andromeda, Yerimadesi, & Iwefriani. (2017).
KESIMPULAN
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berdasarkan hasil dan pembahasan
Eksperimen Berbasis Guided-Inquiry Mate-
penelitian disimpulkan bahwa modul reaksi
ri Laju Reaksi untuk Siswa SMA/MA. Jur-
redoks dan sel elektrokimia berbasis guided
nal Eksakta Pendidikan (JEP), 1(1), 47-54.
discovery learning yang telah dikembangkan
Arikunto, S. 2005. Dasar–dasar Evaluasi Pendi-
untuk SMA memiliki tingkat validitas sangat
dikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
tinggi dan praktikalitas tinggi. Disarankan
Bayharti, Yerimadesi, & Hafizatul, B. (2017).
kepada guru dan siswa untuk menggunakan
Pengembangan Modul Hidrolisis Garam
modul ini dalam pembelajaran sesungguhnya di
Berbasis Discovery Learning untuk Kelas
sekolah, namun perlu penelitian lanjutan untuk
menguji efektifitas modul. XI SMA/MA. Proseding Semirata 2017
Bidang MIPA BKS-PTN-Barat, Buku 3
UCAPAN TERIMAKASIH Kimia, 1834-1841.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Boslaugh, S. & Paul, A.W. (2008). Statistics in a
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Nutshell, a desktop quick reference. Beijing,
(LP2M) Universitas Negeri Padang, yang telah Cambridge, Famham, Köln, Sebastopol,
Taipei,Tokyo: O’reilly.
mendanai penelitian ini melalui Dana DIPA
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran
Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran
Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:
2017 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor UNP Gava Media.
Nomor SP DIPA-042.01.2.400929/2017 Tanggal Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan
29 Mei 2017. Penulis juga mengucapan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendi-
terimakasih kepada Ibu Dr. Minda Azhar, M.Si.; dikan Nasional.
Ibu Dra. Iryani, M.S.; Ibu Guspatni, S.Pd., M.A. Deporter, B. & Mike, H. (2011). Quantum
sebagai validator. Ibu Dra, Hj. Elfa Hayati, M.Pd. Learning. Bandung: Kaifa.
dan Bapak Drs. Emrizal, M.Si. sebagai validator Febriana, B.W., Ashadi, & Masykuri, M. (2014).
dan praktisi, siswa kelas XII SMA Negeri 10 Pengembangan Modul Kimia Ber-basis
Padang Tahun Pelajaran 2016/2017, serta semua Problem Based Learning (PBL) Pada Materi
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Senyawa Hidrokarbon dan Turunannya
penelitian dan penyusunan artikel ini. Kelas XI SMK Kesehatan Ngawi.
jurnal.fkip.uns.ac.id.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
DAFTAR PUSTAKA Bandung : Pustaka Setia
Akanbi, A.A. & Kolawole, C.B. (2014). Effects Herron, J.D., Luis, L., Cantu, Richard, W., &
Of Guided-Discovery and Self-Learning Venu, S. (1977). Problems Associated with
Stra-tegies on Senior Secondary School Concept Analysis. Science Education,
Students’ Achievement In Biology. Journal 61(2), 185-199.
of Education and Leadership Development. Janssen, Fred J. J. M., Hanna B. Westbroek and
6 (1), 19-42. Jan H. van Driel. 2014. How to Make
Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembe- Guided Discovery Learning Practical for
lajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Student Teachers. Instr Sci, 42,67–90.
Karya. Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran
Akinbobola, A.O. & Afolabib, F. (2010). Con- Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
structivist Practices Through Guided (SMA/MA) Mata Pelajaran Kimia. Jakarta:
Discovery Approach: The Effect on Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Students’ Cognitive Achievement in Lasisi, N., Alabi, T.O, & Salaudeen, M.B.
Nigerian Senior Secondary School Physics. (2016). Comparison of the Effects of Guided
Eurasian J. Phys. Chem. Educ. 2(1), 16-25.

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 17-24


Yerimadesi, Bayharti, Risa Oktavirayanti 24

Discovery, Problem Solving and Multi-Disiplin Internasional, Ethiopia, 4(4),


Conventional Teaching Methods on Serial No. 17, 389-398.
Retention of Secondary School Chemistry Vaino, K., Jack, H, & Miia, R. (2012).
Students in Minna Metropolis, Niger State. Stimulating Students’ Intrinsic Motivation
American Journal of Innovative Research for Learning Chemistry Through the Use
and App-lied Sciences, 2 (3), 98-104. of Context-Based Learning Modules.
Novianty I., Oktavia, S., & Neena, Z. (2014). Chemistry Education Research and
Efektivitas Penerapan Modul Materi Practice, 13, 410–419.
Analisis Elektrokimia Berbasis Inkuiri Wahyuni, T., Tukiran., & Wahono, W. (2014).
Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Persepsi Siswa Kelas XI Semester 1 Kimia Analisis dengan Menerapkan Model
Kompetensi Keahlian Kimia Analisis Pembelajaran Guided Discovery untuk
SMKN 7 Malang. jurnal-online.um.ac.id. Melatih Pemahaman Konsep dan
Otiende, N.U., Barchok, K.H., & Abura, O.G. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK.
(2013). Effect Of Discovery Method On ejournal.unesa.ac.id/article.
Secondary School Student’s Achievement Yerimadesi, Syukri S., Fitri, W. (2015). Media
In Physics In Kenya. エシアン ゾロナル Pembelajaran Kimia Berbasis Komputer
オフ ソシルサエニセズ アンドヒオメニ untuk Materi Hibridisasi Kelas XI SMA.
テズ. ISSN: 2186-8492, ISSN: 2186-8484, Prosiding Semirata 2015 Bidang Teknologi
2(3), 351-358. Informasi dan Multi Disiplin Universitas
Ormrod, J.E. (2009). Psikologi Pendidikan Tanjungpura Pontianak, 161-170.
Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Yerimadesi, Syukri S., Fadilla, A. (2016). Media
Edisi 6 Jilid 1. Alih bahasa: Wahyu Indriani, Pembelajaran Berbasis Komputer untuk
dkk. Jakarta: Erlangga. Materi Struktur dan Tata Nama Senyawa
Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Karbon Kelas XII SMA. Jurnal EKSAKTA
Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 1, Tahun
Press XVII, 17-24.
Sadiman, A. (2012). Media Pendidikan. Jakarta: Yerimadesi, Bayharti, Fitri, H., & Wiwit, F.L.
Raja Grafindo Persada (2016). Pengembangan Modul Kesetim-
Santrock. (2007). Psikologi Pendidikan (edisi bangan Kimia Berbasis Pendekatan Sain-
kedua). Jakarta: Prenada Media Group. tifik untuk Kelas XI SMA/MA. Journal of
Smitha, V.P. (2012). Inquiry Training Model and Sainstek 8(1), 85-97.
Guided Discovery Learning For Fostering Yerimadesi, Ananda, P., & Ririanti. (2017).
Critical Thinking And Scientific Attitude. Efektivitas Penggunaan Modul Larutan
First Edition. Publisher Vilavath Penyangga Berbasis Discovery Learning
Publications, Kozhikode. terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan, Prinsip, dan SMAN 7 Padang. Jurnal Eksakta
Operasionalnya. Yogyakarta: Bumi Aksara. Pendidikan (JEP), 1(1), 17-23.
Thiagarajan, S., Dorothy, S., Semmel, & Mel- Yerimadesi, Bayharti, Jannah, S.M., Lufri,
vyn, I. (1974). Instructional Development Festiyed, & Kiram, Y. (2018). Validity and
for Training Teachers of Exceptional Practicality of Acid-Base Module Based on
Childern A Sourcebook. Indiana: Indiana Guided Discovery Learning for Senior High
University Bloomington. School. IOP Conf. Series: Materials Science
Udo, M. E. (2010). Effect of Guided-Discovery, and Engineering 335, International
Student- Centred Demonstration and the Conference on Mathematics, Science,
Expository Instructional Strategies on Stu- Education, and Technology (ICOMSET):
dents’ Performance in Chemistry. Jurnal IOP Publishing.

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 17-24

You might also like