Manajemen Energi Di Industri: Optimasi Sisi Utiliti Pada Industri Ban

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.2, Februari 2020, Hlm.

191 - 204,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v16i2.#### (kode artikel, 4 angka)

Manajemen Energi di Industri: Optimasi Sisi Utiliti pada


Industri Ban

Deny Satyagraha, Syamsir Abduh, Ishak Kasim


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
Jalan Kyai Tapa No 1, Grogol, Jakarta barat 11410, Indonesia
E-mail: deny.satyagraha@yahoo.com

ABSTRACT
The energy consumptions of the industrial sector are increasing. The latest official
report published by Kota Tangerang government showed that the usage of electrical
energy for the industry was 54.454.986 MWh in 2013. The government has published
Government Regulation No.70/2009 about energy conservation to mitigate the energy
raising in industry. The main activity is energy audit for mapping the energy usage,
evaluate the energy consumption and determine strategical steps in order to optimize
the energy usage. Plant X is the newest plant of PT. Ban Indonesia which consuming
energy about 24.485,85 MWh in 2018, with the average increasing demand of 3% per
year. It was indicated that there were unutilized power and oversupply about 50%.
The energy audit level 2 (Preliminary Energy Audit) has taken by actual load
measuring, calculate the gap between energy consumptions report and load
nameplates, define the Intensitas Konsumsi Energi ( IKE)and it’s tendency, simulating
the recommendation steps, define the energy baseline and energy management
strategical steps which refer to ISO 50001. The energy consumption level could be
optimized by applying the recommendation steps so PT. Ban Indonesia, Plant X will
save 38.918,92 USD or Rp 575.986.400 annually with Break Event Point (BEP)
around 29 months

Keywords: Energy Optimizing, Energy Audit, Industry, Utility, ISO 50001

ABSTRAK
Penggunaan energi listrik pada sektor industri terus meningkat setiap tahunnya. Dari
data resmi yang terakhir diterbitkan oleh Pemerintah Kota Tangerang menyebutkan
jumlah energi listrik yang dipakai untuk sektor industri sebesar 54.454.986 MWh pada
tahun 2013. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun
2009 tentang Konsevarsi Energi untuk mengatasi lonjakan energi pada sektor
industri. Salah satu kegiatan konservasi energi adalah audit energi, yang bertujuan
memetakan penggunaan energi, mengevaluasi pemakaian energi dan menentukan

Received 24 Agustus 2019, revised 12 Februari 2020, accepted 14 Februari 2020


Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

langkah-langkah strategis optimasi energi. Plant X merupakan plant terbaru dan


bagian dari PT. Ban Indonesia yang mengkonsumsi energi sebanyak 24.485,85 MWh
di tahun 2018, dengan peningkatan konsumsi energi 3% per tahun. Terindikasi terjadi
unutilized power dan over supply sebanyak 50%. Dilakukan audit energi level 2
(Preliminary Energy Audit) dengan melakukan pengukuran langsung, menghitung
deviasi beban antara laporan pemakaian energi aktual dan nameplate beban,
menghitung nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan kecenderungannya,
melakukan simulasi langkah rekomendasi, menentukan energy baseline dan langkah-
langkah strategis tindakan manajemen energi yang mengadopsi ISO 50001.Tingkat
penggunaan energi mampu dioptimasi dengan menerapkan langkah-langkah
rekomendasi sehingga PT. Ban Indonesia, Plant X akan menghemat 38.918,92 USD
atau Rp 575.986.400 setiap tahun dengan Break Event Point (BEP) sekitar 29 bulan.

Kata kunci: Optimasi Energi, Audit Energi, Industri, Utiliti, ISO 50001

1. Pendahuluan
Dunia industri sangat erat dengan permasalahan optimasi sumber daya dan
energi, hal tersebut sangat mempengaruhi harga jual produk serta citra perusahaan
sebagai perusahaan yang sehat dan mampu mengelola sumber daya dengan baik [1].
Proses audit sering kali digunakan sebagai acuan untuk mengukur tingkat efektifitas
serta efisiensi dalam pemakaian energi dalam sebuah perusahaan [2].
Audit atau kajian energi terdiri dari tinjauan rinci kinerja energi dari sebuah
organisasi, proses, atau keduanya yang umumnya didasarkan pada pengukuran dan
pengamatan dari penggunaan dan konsumsi energi [3]. Audit energi direncanakan dan
dilakukan sebagai bagian dari identifikasi dan prioritas peluang untuk meningkatkan
penggunaan energi. Hal tersebut dapat mendukung review energi dalam ISO 50001
atau digunakan secara terpisah [4]. Output audit mencakup informasi tentang
konsumsi kinerja saat ini dan dapat disertai dengan serangkaian rekomendasi langkah
untuk perbaikan penggunaan energi [5].
PT. Ban Indonesia adalah produsen ban terbesar di Asia Tenggara dan
menduduki peringkat 3 besar merk ban di Indonesia, berlokasi di Tangerang, Banten
dan sudah beroperasi sejak 1957. Plant X yang merupakan Plant terbaru dari PT. Ban
Indonesia dengan hasil produksi ban jenis TBR. Plant X beroperasi mulai tahun 2015
dengan rencana kapasitas produksi 2500 pcs/day. Kenyataan yang terjadi, Plant X

192
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”

hanya mampu memproduksi sebanyak 1000 pcs/day sehingga hal tersebut berdampak
pada tingginya biaya produksi pada sebuah ban sebab terjadi energi tak termanfaatkan
(unutilized energy) dan suplai berlebih (over supply).
Pada tahun 2018 jumlah konsumsi energi Plant X sebesar 28.194.824 kWh
dengan rata-rata 2.349.568,6 kWh per bulan, dan diperkirakan 2019 akan meningkat
3,7 %. Plant X memiliki total luas area 130.973 𝑚2 dengan luas area untuk bangunan
74.882 𝑚2 . Sumber listrik utama disuplai dari PT. PLN (Persero) dengan kontrak daya
7.500 kVA pada gardu KC106 dan 26.000 kVA pada gardu KC364 di tegangan 20 kV
selain itu sumber listrik lainnya disuplai dari Gas Engine dengan kapasitas 2 MVAx5.

2. Kajian Pustaka
Manajemen energi didefinisikan sebagai pendekatan sistematis dan terpadu
untuk melaksanakan pemanfaatan sumber daya energi secara efektif, efisien dan
rasional tanpa mengurangi kuantitas maupun kualitas fungsi utama gedung [1].
Langkah pelaksanaan manajemen energi yang paling awal adalah audit energi. Audit
energi ini meliputi analisis profil penggunaan energi, mengidentifikasi pemborosan
energi dan menyusun langkah pencegahan. Dengan audit energi, dapat diperkirakan
energi yang akan dikonsumsi sehingga dapat diketahui penghematan yang bisa
dilakukan [2]. Audit energi merupakan langkah awal pelaksanaan sistem manajemen
energi membuat rencana aksi.
Tujuan dari audit energi level 2 adalah untuk mengukur produktifitas dan
efisiensi penggunaan energi dan mengidentifikasi kemungkinan penghematan energi.
Kegiatan audit energi yang meliputi pengumpulan data historis, data dokumentasi
bangunan gedung yang tersedia, observasi dan pengukuran sesaat, perhitungan IKE
dan kecenderungannya, potensi penghematan energi dan penyusunan laporan audit [6].
ISO 50001 merupakan standar yang dibuat oleh International Organization for
Standardization untuk sebuah sistem manajemen energi. Standar ini menentukan
syarat-syarat untuk membangun, menerapkan, merawat dan meningkatkan sebuah
sistem manajemen energi, yang bertujuan untuk memberikan jalan bagi sebuah
organisasi untuk mengikuti pendekatan sistematik dalam mencapai peningkatan yang

193
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

berkelanjutan performa energi, termasuk efisiensi energi, keamanan energi,


penggunaan dan konsumsi energi [7].
Kegiatan serupa dengan tujuan mengoptimasi penggunaan energi telah
dilakukan di Swalayan Hero, dengan melakukan audit energi pada masing masing sub-
proses yang kemudian menghitung energy baseline untuk mengetahui nilai pemakaian
wajar, dan terakhir menyusun langkah-langkah strategis penghematan energi [8].
Dalam proses audit energi, dilakukan pengukuran pada tiap mesin untuk
menghitung pemakaian listrik aktual sehingga dapat itu dibuat perkiraan pemakaian
dalam sehari. Data pemakaian juga bisa didapat dari logger jika terpasang pada mesin
atau dari logsheet yang dicatat oleh petugas [9].
Energy baseline digunakan sebagai pembanding nilai konsumsi obyek
penelitian dengan konsumsi normal pada obyek sejenis, sehingga tingkat pemakaian
energi dapat terlihat apakah boros atau normal.
Tahap penyusunan langkah optimasi dibagi menjadi 3 kategori yaitu, Biaya
Rendah (BR), Biaya Menengah (BM), dan BiayaTinggi (BT) [10].

3. Metode Penelitian
3.1 Plant X, PT. Ban Indonesia
Plant X yang merupakan Plant terbaru dari PT. Ban Indonesia dengan hasil
produksi ban jenis TBR untuk kendaraan besar seperti bus dan truk. Pada tahun 2018
jumlah konsumsi energi Plant X sebesar 28.194.824 kWh dengan rata-rata 2.349.568,6
kWh per bulan, dan diperkirakan 2019 akan meningkat 3,7 %. Plant X memiliki total
luas area 130.973 𝑚2 dengan luas area untuk bangunan 74.882 𝑚2 .
Pada Tabel 1 ditampilkan informasi umum dan penggunaan energi di Plant X,
yang digunakan sebagai panduan untuk membandingkan dan menentukan target
penggunaan energi.

194
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”

Tabel 1 Informasi Umum Plant X


Deskripsi Penjelasan
Nama Tempat Penelitian Plant X, PT. Ban Indonesia
Lokasi Tempat Penelitian Jl. Jend Gatot Subroto Km 7, Kompleks Industri Gajah Tunggal,
Tangerang, Banten 15135 (Koordinat: -6o18’56” Selatan, 106o.55’57”
Timur)

Tahun Beroperasi (Usia) Sejak 2015 (4 tahun)


Jam Operasional Senin hingga Minggu (7 hari sepekan), 24 jam sehari
Cuaca/ Iklim Tropis, Panas, Rata-rata kelembaban 70%, Rata-rata suhu 30℃ / 86℉
Luas Lahan 130.973 m2 Setara dengan 1.409.786 ft2
Total Gross Area 89.957 m2 Setara dengan 968.290 ft2
Area Termanfaatkan 74.882 m2 Setara dengan 806.024 ft2
Fasilitas Area Produksi, Kantor, Gudang Hasil Produksi, Lahan Parkir, Area
Engineering, Area Utility.

Hasil Produk Truck and Bus Radial(TBR) Domestik dan Eksport.


Kapasitas Produksi / Hari 2500 pcs/ day, aktual 1000 pcs/day
Penggunaan Spesifik Energi 47 kWh/ Pc Rata-rata pada sebuah produk ban TBR
0,1692 GJ/ Pc
0,16 MMBtu/Pc
Intensitas Konsumsi Energi 1.572,9 kWh/m2year Total Energi Setahun (Gas, Listrik) dibagi
(IKE) 2 Luas Area Termanfaatkan
5,66 GJ/m year
498,22 kBtu/ft2year
Kontrak Listrik 7.500 kVA Gardu KC106, PT. PLN / TM (20kV)
26.000 kVA Gardu KC364, PT. PLN / TM (20kV)
Kapasitas Transformer 39.600 kVA 16 Transformer
Puncak Kebutuhan Beban 3.229.711 kW (PF: 0,85 lagging)
3.799.660 kVA
Sumber Generator 2 MVA x 5 Gas Engine Set
Konsumsi Listrik / Bulan 1.537.912,8 kWh Rata-rata Jan – Des 2018
Konsumsi Listrik / Tahun 18.454.954 kWh Januari – Desember 2018
66.437,83 GJ
62.916,63 MMBtu
Konsumsi Gas / Bulan 785.134,27 m3 Rata-rata Januari – Desember 2018
Konsumsi Gas / Tahun 9.421.611,20 m3 Januari – Desember 2018
357.584,35 GJ
338.663,24 MMBtu
Konsumsi Air / Bulan 14.471,75 m3 Rata-rata 2018
Konsumsi Air / Tahun 173.661,00 m3 Rata-rata 2018
Konsumsi N2 / Bulan 106.836,71 m3 Rata-rata 2018
Konsumsi N2 / Tahun 1.282.040,46 m3 Rata-rata 2018

195
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

3.2 Nilai Intensitas Konsumsi Energi(IKE)


Nilai IKE dapat dihitung sebagai berikut:

Konsumsi Listrik per Tahun (GigaJoule/Tahun)


IKE Listrik = (1)
Area Termanfaatkan (m2 )

Konsumsi Gas per Tahun (GigaJoule/Tahun)


IKE Gas = (2)
Area Termanfaatkan (m2)

Listrik + Gas (GigaJoule/Tahun)


Total IKE = (3)
Area Termanfaatkan (m2 )
Untuk membandingkan nilai IKE Plant X terhadap nilai Intensitas Konsumsi
Energi (IKE) industri pada umumnya, maka digunakan sebuah database bangunan
industri dari BPD Building Performance Database(BPD) yang dibuat oleh Lawrence
Berkeley National Lab, Berkeley dan US Department of Energy.

3.3 Nilai Konsumsi Spesifik


Cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui performa energi adalah
menghitung specific consumption/ konsumsi spesifik (KS) yaitu dengan membagi
konsumsi energi listrik dan/atau gas dalam setahun dengan hasil produksi selama
setahun.

Konsumsi Listrik per Tahun (GigaJoule/Tahun)


KS Listrik = (4)
Hasil Produksi (Pcs/Tahun)

Konsumsi Gas per Tahun (GigaJoule/Tahun)


KS Gas = (5)
Hasil Produksi (Pcs/Tahun)

Listrik + Gas (GigaJoule/Tahun) )


Total KS= (6)
Hasil Produksi (Pcs/Tahun)

4. Hasil dan Pembahasan


4.1 Nilai IKE dan KS
Berdasarkan data konsumsi energi Plant X di tahun 2018, maka nilai IKE
sebagai berikut:

196
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”

66.437,83 (GigaJoule/Tahun)
IKE Listrik = = 0,887 GJ/ Tahun m2
74.882 (m2 )
357.584,35 (GigaJoule/Tahun)
IKE Gas = = 4,775 GJ/ Tahun m2
74.882 (m2)
Total IKE = 0,887 + 4,775 = 5,662 GJ/ Tahun m2
Nilai IKE Plant X adalah 5,662 GJ/Tahun 𝑚2 atau sama dengan 498,22 kBtu/Tahun
𝑓𝑡 2 .
Berdasarkan data konsumsi energi Plant X di tahun 2018, maka nilai KS
sebagai berikut:
66.437,83 (GigaJoule/Tahun)
KS Listrik = = 0,117 GJ/ Pcs
565.679 (Pcs)
357.584,35 (GigaJoule/Tahun)
KS Gas = = 0,632 GJ/ Pcs
565.679 (Pcs)
Total KS = 0,117 + 0,632 = 0,749 GJ/ Pcs
Nilai 0,749 GJ/Pcs merupakan estimasi karena Plant X memproduksi berbagai
jenis ban dengan beragam ukuran dan tipe, namun angka di atas dapat dijadikan tolak
ukur untuk mengukur tingkat perubahan penggunaan energi di Plant X setelah
dilakukan optimasi.

4.2 Nilai Energy Baseline


Perhitungan regresi linier antara konsumsi listrik dengan hasil produksi dapat
digunakan sebagai baseline untuk memprediksi pemakainan energi listrik di Plant X,
hal tersebut ditunjukan pada Gambar 2.

Gambar 2 Regresi Linier Antara Konsumsi Listrik dengan Hasil Produksi

197
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

Perhitungan regresi linier antara konsumsi gas dengan hasil produksi ditunjukan pada
Gambar 3.

Gambar 3 Regresi Linier Antara Konsumsi Gas dengan Hasil Produksi

Perhitungan regresi linier antara konsumsi air dengan hasil produksi ditunjukan
pada Gambar 4.

Gambar 4 Regresi Linier Antara Konsumsi Air dengan Hasil Produksi

Perhitungan regresi linier antara konsumsi nitrogen dengan hasil produksi


ditunjukan pada Gambar 5.

Gambar 5. Regresi Linier Antara Konsumsi Nitrogen dengan Hasil Produksi

198
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”

4.3 Analisa Konsumsi Energi Listrik


Konsumsi energi listrik untuk peralatan atau sistem di sisi utiliti Plant X dapat
diklasifikasikan dalam beberapa sistem, beban signifikan masing-masing sistem
ditampilkan pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2 Komposisi Konsumen Energi Listrik Plant X


Energy
Deskripsi Power (kW) %
(kWH)
Motor Burner 50 1.200 1,51
Motor Feed Pump 18 432 0,54
Motor Condensate Pump 15 360 0,45
Motor Air Compressor 950 22.800 28,63
Motor Oil Pump 15 360 0,45
Motor Air Dryer 35 840 1,05
Motor Cooling Water Comp 55 1.320 1,66
Motor Cooling Tower 11 264 0,33
Motor Cryogen Pump 15 360 0,45
Motor Air Dryer 25 600 0,75
Motor N2 Compressor 22 528 0,66
Motor Chiller Compressor 204 4.896 6,15
Motor CWS Condenser Pump 110 2.640 3,31
Motor CWS AHU Pump 45 1.080 1,36
Motor AHU (Blower) 90 2.160 2,71
Motor Cooling Tower 11 264 0,33
Motor Supply Pump 75 1.800 2,26
Motor Cooling Tower Circulation 37 888 1,11
Motor Cooling Tower 11 264 0,33
Motor Supply Pump 75 1.800 2,26
Motor Return Pump 90 2.160 2,71
Motor Cooling Tower Circulation 37 888 1,11
Motor Cooling Tower 11 264 0,33
Motor Supply Pump 30 720 0,90
Motor Cooling Tower Circulation 75 1.800 2,26
Motor Cooling Tower 11 264 0,33
Motor Supply Pump 37 888 1,11
Motor Cooling Tower Circulation 75 1.800 2,26
Motor Cooling Tower 11 264 0,33
Motor Supply Pump 75 1.800 2,26
Motor Cooling Tower Circulation 75 1.800 2,26
Motor Cooling Tower 11 264 0,33
Section A Lamps 5 60 0,08
Section B Lamps 5 60 0,08
Section C Lamps 6 72 0,09
Section D Lamps 5 60 0,08
Section E Lamps 7 84 0,11
Streetlamps 30 360 0,45
Factory & Other Lamps 18 216 0,27
Extruder 377 4.524 5,68

199
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

Lanjutan Tabel 2 Komposisi Konsumen Energi Listrik Plant X


Deskripsi Power (kW) Energy (kWH) %
Steel Calender 412 4.944 6,21
Bead Grommet 112 1.344 1,69
Building 518 6.216 7,80
Curing 305 3.660 4,60
Other 23 276 0,35
Total 79.644 100

a. Sistem Boiler
Beban boiler akan otomatis meningkat saat pemakaian steam meningkat. Pada
kondisi normal, di Plant X beroperasi 1 unit boiler, jika beban mendekati 95%
akan dibantu dengan unit boiler kedua secara otomatis. Beban puncak boiler
yang terukur adalan 15 ton/jam selama 2-3 jam pada shift 1 dan 2, artinya harus
beroperasi 2 unit boiler (2 x 10 ton) namun hanya termanfaatkan 15 ton atau
75%.
b. Sistem Kompressor
Terdapat 3 unit kompressor dengan kapasitas masing masing kompressor
5.977,2 𝑚3 / jam untuk tekanan 15 bar. Kompressor beroperasi secara konstan
ditekanan 9,02 bar dengan posisi inlet terbuka 16% dan bypass 32%. Kondisi
normal tekanan yang dimanfaatkan hanya 9,02 bar dengan bypass valve dibuka
32%. Perhitungan lebih lanjut sebagai beriikut:
2 2
Q2 (𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛) P2 (𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛) 2
Beban Kompressor = 2 ×( 2 ) (7)
Q1 (𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛) P1 (𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛)

Q1= Aliran Udara Sesuai Spesifikasi = 100 m2/min


Q2= Aliran Udara Sesuai Pengukuran = 165 m2/min
P1= Tekanan Udara Sesuai Spesifikasi = 15 bar
P2= Tekanan Udara Sesuai Pengukuran = 9 bar
Maka sebuah kompressor hanya terbebani 46% untuk menyuplai kebutuhan
angin Plant X.
c. Chiller
Chiller beroperasi dengan pola yang stabil dan konstan, karena suhu yang
diatur untuk pendingin ruangan dibuat stabil 26-28℃ sehingga tidak banyak

200
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”

terjadi perubahan beban yang signifikan terhadap mesin chiller. Efisiensi


optimal dapat diperoleh dengan pola operasi stabil dan konstan. Namun belum
terpasang flowmeter air dingin pada AHU dan output chiller sehingga
pengukuran efisiensi mesin sulit dilakukan.
Sebuah motor chiller berdaya 333 kW hanya beroperasi pada 200 kW atau
60% untuk mendinginkan udara area produksi, artinya kapasitas chiller
melebihi kebutuhan suplai/ oversupply.
d. Sistem N2
Proses recovery kurang maksimal karena air dryer dan kompressor yang
kurang kapasitas untuk memproses nitrogen kembali hasil dari proses
produksi, dibutuhkan minimal 170 m2/jam untuk melakukan recovery nitrogen.
Kapasitas kompressor dan air dryer untuk memproses kembali hasil nitrogen
dari proses produksi, dibutuhkan minimal 170 m2/jam dan kapasitas unit yang
terpasang adalah 2 x 120 m2/jam dengan nilai efisiensi 70%.

4.4 Optimasi Sistem Utiliti


Langkah optimasi telah disusun dalam Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 Langkah Optimasi Utiliti
Est.
Investasi BEP
No. Rekomendasi ECM Penghematan/ Kategori
(USD) (Bulan)
Tahun (USD)
A. Sistem Boiler
A.1 Install O2 Monitoring 1.554,05 5.067,57 39 BT
Install Economizer Untuk
3.040,54 13.513,51 53 BT
A.2 Boiler 3
Modifikasi Cerobong Tangki
5.405,41 8.445,95 19 BT
A.3 Kondensat
B. Sistem Kompresor
B.1 Install Soft Starter 14.864,86 33.783,78 27 BT

C. Sistem Nitrogen
C.1 Upgrade N2 Compressor 2.297,30 6.756,76 35 BT

C.2 Upgrade N2 Air Dryer 1.351,35 4.729,73 42 BM

D. Sistem Pendingin Udara

201
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

Lanjutan Tabel 3 Langkah Optimasi Utiliti


Est.
Investasi BEP
No. Rekomendasi ECM Penghematan/ Kategori
(USD) (Bulan)
Tahun (USD)
D.1 Install Flow Meter Pada AHU 1.013,51 3.378,38 40 BM
Install Flow Meter Pada
1.013,51 3.378,38 40 BM
D.2 Output Chiller
D.3 Install VSD 3.783,78 8.108,11 26 BT
E. Sistem Vakum
E.1 Menggunakan Motor Vakum 4.391,89 5.405,41 15 BT
F. Sistem Lampu Penerangan
Pasang Timer Otomatis Untuk
202,70 1.013,51 60 BM
F.1 Lampu Area Terbuka
Total 38.918,92 93.581,08 29

Langkah perbaikan terus menerus/ continuous improvement pada sisi


penggunaan energi adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan ISO 50001 yaitu tentang Manajemen Energi dan ISO 50002
tentang Audit Energi.
b. Pelaksanaan internal energi audit untuk mengukur performa penggunaan
energi dari periode sebelumnya sehingga target efisiensi energi dapat
didefinisikan secara tepat.
c. Menanamkan budaya hemat energi pada setiap personil, hal tersebut harus
didukung komitmen manajemen untuk mewujudkan lingkungan yang hemat
energi dengan secara terus menerus menerapkan kebijakan dan mengambil
keputusan yang sejalan dengan proses konservasi energi.

5. Kesimpulan
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat Energi Termanfaatkan/ Utilized Energy Level
Over Supply Boiler dengan utilized level/ tingkat pemanfaatannya 75%. Over
Supply Kompressor utilized level/ tingkat pemanfaatannya adalah 46%. Over
Supply Chiller utilized level/ tingkat pemanfaatannya adalah 60%. Under Supply
Kompressor dan Air Dryer N2 utilized level/ tingkat pemanfaatannya adalah
98%.

202
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”

2. Strategi Untuk Menurunkan Biaya dan Peluang Penghematan


Langkah penghematan secara rinci telah dijelaskan pada Tabel 3 dengan nilai
investasi $93.581,08 USD maka diperkirakan Plant X dapat menghemat $38.918,92
USD per tahun dan akan balik modal atau BEP setelah 29 bulan.
3. Strategi Optimasi Energi Untuk Perbaikan Terus Menerus
Perbaikan terus menerus/ continuous improvement adalah dengan menerapkan ISO
50001, melakukan internal audit, dan dukungan seluruh pihak untuk menghemat
energi.

Daftar Pustaka
[1] Albert Thumann, Terry Niehus, and William J. Younger, Handbook of energy
audits, 9th edition. Indian Trail, Lilburn, GA: The Fairmont Press, Inc, 2013.
[2] EnMS-Doc Associates, “Practical Guide to ISO 50001 Class Energy Review,”
Standards Council of Canada., 2012.
[3] Daniel Caratti and Marcello Antinucci, “Handbook Energy Audit in SMEs.”
ERASME, 2013.
[4] Badan Standardisasi Nasional (BSN), “Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO
50001:2012 Sistem manajemen energi – Persyaratan dengan pedoman
penggunaan.” 2012.
[5] Wisnu Wijaya Kusuma, “Walkthrough Energy Audit. West Jakarta Mayor’s
Office (Gedung A),” PT Schneider Electric Indonesia, Jl. Raya Kembangan No. 2
Jakarta Barat, Walkthrough Energy Efficiency Audit Report, Jan. 2014.
[6] Moncef Krarti, ENERGY AUDIT OF BUILDING SYSTEMS AN ENGINEERING
APPROACH, 2nd edition. Boca Raton, FL: CRC Press Taylor & Francis Group,
2011.
[7] Richard Hadfield, “ISO 50001:2011 Introduction to Energy Management
Systems,” Progressive Certification Ltd., 2015.
[8] Lucky G. Adhipurna, Yorga R. Effendi, and Refli Mondri, “Comprehensive
Energy Efficiency Audit Report. PT Hero Supermarket Tbk. Giant Ekspres
Bojongsari,” PT Schneider Electric Indonesia, Jl. Cinangka Raya, Bojongsari RT

203
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

01/ 04, Depok, Jawa Barat, Comprehensive Energy Efficiency Audit Report, Mar.
2015.
[9] Lucky G. Adhipurna, Yorga R. Effendi, and Refli Mondri, “Comprehensive
Energy Efficiency Audit Report. PT Hero Supermarket Tbk. Giant Ekstra Alam
Sutera,” PT Schneider Electric Indonesia, Jl. Jalur Sutera No. 32 A, Tangerang
Selatan, Banten, Comprehensive Energy Efficiency Audit Report, Feb. 2015.
[10] Lucky G. Adhipurna, Yorga R. Effendi, and Refli Mondri, “Walkthrough
Energy Efficiency Audit Report. PT Hero Supermarket Tbk. Graha Hero / Hero
Head Office,” PT Schneider Electric Indonesia, CBD Bintaro Jaya Sektor 7 Blok
B7/7, Tangerang, Banten, Walkthrough Energy Efficiency Audit Report, Apr.
2015.

204

You might also like