Professional Documents
Culture Documents
Manajemen Energi Di Industri: Optimasi Sisi Utiliti Pada Industri Ban
Manajemen Energi Di Industri: Optimasi Sisi Utiliti Pada Industri Ban
Manajemen Energi Di Industri: Optimasi Sisi Utiliti Pada Industri Ban
191 - 204,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v16i2.#### (kode artikel, 4 angka)
ABSTRACT
The energy consumptions of the industrial sector are increasing. The latest official
report published by Kota Tangerang government showed that the usage of electrical
energy for the industry was 54.454.986 MWh in 2013. The government has published
Government Regulation No.70/2009 about energy conservation to mitigate the energy
raising in industry. The main activity is energy audit for mapping the energy usage,
evaluate the energy consumption and determine strategical steps in order to optimize
the energy usage. Plant X is the newest plant of PT. Ban Indonesia which consuming
energy about 24.485,85 MWh in 2018, with the average increasing demand of 3% per
year. It was indicated that there were unutilized power and oversupply about 50%.
The energy audit level 2 (Preliminary Energy Audit) has taken by actual load
measuring, calculate the gap between energy consumptions report and load
nameplates, define the Intensitas Konsumsi Energi ( IKE)and it’s tendency, simulating
the recommendation steps, define the energy baseline and energy management
strategical steps which refer to ISO 50001. The energy consumption level could be
optimized by applying the recommendation steps so PT. Ban Indonesia, Plant X will
save 38.918,92 USD or Rp 575.986.400 annually with Break Event Point (BEP)
around 29 months
ABSTRAK
Penggunaan energi listrik pada sektor industri terus meningkat setiap tahunnya. Dari
data resmi yang terakhir diterbitkan oleh Pemerintah Kota Tangerang menyebutkan
jumlah energi listrik yang dipakai untuk sektor industri sebesar 54.454.986 MWh pada
tahun 2013. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun
2009 tentang Konsevarsi Energi untuk mengatasi lonjakan energi pada sektor
industri. Salah satu kegiatan konservasi energi adalah audit energi, yang bertujuan
memetakan penggunaan energi, mengevaluasi pemakaian energi dan menentukan
Kata kunci: Optimasi Energi, Audit Energi, Industri, Utiliti, ISO 50001
1. Pendahuluan
Dunia industri sangat erat dengan permasalahan optimasi sumber daya dan
energi, hal tersebut sangat mempengaruhi harga jual produk serta citra perusahaan
sebagai perusahaan yang sehat dan mampu mengelola sumber daya dengan baik [1].
Proses audit sering kali digunakan sebagai acuan untuk mengukur tingkat efektifitas
serta efisiensi dalam pemakaian energi dalam sebuah perusahaan [2].
Audit atau kajian energi terdiri dari tinjauan rinci kinerja energi dari sebuah
organisasi, proses, atau keduanya yang umumnya didasarkan pada pengukuran dan
pengamatan dari penggunaan dan konsumsi energi [3]. Audit energi direncanakan dan
dilakukan sebagai bagian dari identifikasi dan prioritas peluang untuk meningkatkan
penggunaan energi. Hal tersebut dapat mendukung review energi dalam ISO 50001
atau digunakan secara terpisah [4]. Output audit mencakup informasi tentang
konsumsi kinerja saat ini dan dapat disertai dengan serangkaian rekomendasi langkah
untuk perbaikan penggunaan energi [5].
PT. Ban Indonesia adalah produsen ban terbesar di Asia Tenggara dan
menduduki peringkat 3 besar merk ban di Indonesia, berlokasi di Tangerang, Banten
dan sudah beroperasi sejak 1957. Plant X yang merupakan Plant terbaru dari PT. Ban
Indonesia dengan hasil produksi ban jenis TBR. Plant X beroperasi mulai tahun 2015
dengan rencana kapasitas produksi 2500 pcs/day. Kenyataan yang terjadi, Plant X
192
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”
hanya mampu memproduksi sebanyak 1000 pcs/day sehingga hal tersebut berdampak
pada tingginya biaya produksi pada sebuah ban sebab terjadi energi tak termanfaatkan
(unutilized energy) dan suplai berlebih (over supply).
Pada tahun 2018 jumlah konsumsi energi Plant X sebesar 28.194.824 kWh
dengan rata-rata 2.349.568,6 kWh per bulan, dan diperkirakan 2019 akan meningkat
3,7 %. Plant X memiliki total luas area 130.973 𝑚2 dengan luas area untuk bangunan
74.882 𝑚2 . Sumber listrik utama disuplai dari PT. PLN (Persero) dengan kontrak daya
7.500 kVA pada gardu KC106 dan 26.000 kVA pada gardu KC364 di tegangan 20 kV
selain itu sumber listrik lainnya disuplai dari Gas Engine dengan kapasitas 2 MVAx5.
2. Kajian Pustaka
Manajemen energi didefinisikan sebagai pendekatan sistematis dan terpadu
untuk melaksanakan pemanfaatan sumber daya energi secara efektif, efisien dan
rasional tanpa mengurangi kuantitas maupun kualitas fungsi utama gedung [1].
Langkah pelaksanaan manajemen energi yang paling awal adalah audit energi. Audit
energi ini meliputi analisis profil penggunaan energi, mengidentifikasi pemborosan
energi dan menyusun langkah pencegahan. Dengan audit energi, dapat diperkirakan
energi yang akan dikonsumsi sehingga dapat diketahui penghematan yang bisa
dilakukan [2]. Audit energi merupakan langkah awal pelaksanaan sistem manajemen
energi membuat rencana aksi.
Tujuan dari audit energi level 2 adalah untuk mengukur produktifitas dan
efisiensi penggunaan energi dan mengidentifikasi kemungkinan penghematan energi.
Kegiatan audit energi yang meliputi pengumpulan data historis, data dokumentasi
bangunan gedung yang tersedia, observasi dan pengukuran sesaat, perhitungan IKE
dan kecenderungannya, potensi penghematan energi dan penyusunan laporan audit [6].
ISO 50001 merupakan standar yang dibuat oleh International Organization for
Standardization untuk sebuah sistem manajemen energi. Standar ini menentukan
syarat-syarat untuk membangun, menerapkan, merawat dan meningkatkan sebuah
sistem manajemen energi, yang bertujuan untuk memberikan jalan bagi sebuah
organisasi untuk mengikuti pendekatan sistematik dalam mencapai peningkatan yang
193
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
3. Metode Penelitian
3.1 Plant X, PT. Ban Indonesia
Plant X yang merupakan Plant terbaru dari PT. Ban Indonesia dengan hasil
produksi ban jenis TBR untuk kendaraan besar seperti bus dan truk. Pada tahun 2018
jumlah konsumsi energi Plant X sebesar 28.194.824 kWh dengan rata-rata 2.349.568,6
kWh per bulan, dan diperkirakan 2019 akan meningkat 3,7 %. Plant X memiliki total
luas area 130.973 𝑚2 dengan luas area untuk bangunan 74.882 𝑚2 .
Pada Tabel 1 ditampilkan informasi umum dan penggunaan energi di Plant X,
yang digunakan sebagai panduan untuk membandingkan dan menentukan target
penggunaan energi.
194
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”
195
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
196
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”
66.437,83 (GigaJoule/Tahun)
IKE Listrik = = 0,887 GJ/ Tahun m2
74.882 (m2 )
357.584,35 (GigaJoule/Tahun)
IKE Gas = = 4,775 GJ/ Tahun m2
74.882 (m2)
Total IKE = 0,887 + 4,775 = 5,662 GJ/ Tahun m2
Nilai IKE Plant X adalah 5,662 GJ/Tahun 𝑚2 atau sama dengan 498,22 kBtu/Tahun
𝑓𝑡 2 .
Berdasarkan data konsumsi energi Plant X di tahun 2018, maka nilai KS
sebagai berikut:
66.437,83 (GigaJoule/Tahun)
KS Listrik = = 0,117 GJ/ Pcs
565.679 (Pcs)
357.584,35 (GigaJoule/Tahun)
KS Gas = = 0,632 GJ/ Pcs
565.679 (Pcs)
Total KS = 0,117 + 0,632 = 0,749 GJ/ Pcs
Nilai 0,749 GJ/Pcs merupakan estimasi karena Plant X memproduksi berbagai
jenis ban dengan beragam ukuran dan tipe, namun angka di atas dapat dijadikan tolak
ukur untuk mengukur tingkat perubahan penggunaan energi di Plant X setelah
dilakukan optimasi.
197
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
Perhitungan regresi linier antara konsumsi gas dengan hasil produksi ditunjukan pada
Gambar 3.
Perhitungan regresi linier antara konsumsi air dengan hasil produksi ditunjukan
pada Gambar 4.
198
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”
199
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
a. Sistem Boiler
Beban boiler akan otomatis meningkat saat pemakaian steam meningkat. Pada
kondisi normal, di Plant X beroperasi 1 unit boiler, jika beban mendekati 95%
akan dibantu dengan unit boiler kedua secara otomatis. Beban puncak boiler
yang terukur adalan 15 ton/jam selama 2-3 jam pada shift 1 dan 2, artinya harus
beroperasi 2 unit boiler (2 x 10 ton) namun hanya termanfaatkan 15 ton atau
75%.
b. Sistem Kompressor
Terdapat 3 unit kompressor dengan kapasitas masing masing kompressor
5.977,2 𝑚3 / jam untuk tekanan 15 bar. Kompressor beroperasi secara konstan
ditekanan 9,02 bar dengan posisi inlet terbuka 16% dan bypass 32%. Kondisi
normal tekanan yang dimanfaatkan hanya 9,02 bar dengan bypass valve dibuka
32%. Perhitungan lebih lanjut sebagai beriikut:
2 2
Q2 (𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛) P2 (𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛) 2
Beban Kompressor = 2 ×( 2 ) (7)
Q1 (𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛) P1 (𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛)
200
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”
C. Sistem Nitrogen
C.1 Upgrade N2 Compressor 2.297,30 6.756,76 35 BT
201
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
5. Kesimpulan
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat Energi Termanfaatkan/ Utilized Energy Level
Over Supply Boiler dengan utilized level/ tingkat pemanfaatannya 75%. Over
Supply Kompressor utilized level/ tingkat pemanfaatannya adalah 46%. Over
Supply Chiller utilized level/ tingkat pemanfaatannya adalah 60%. Under Supply
Kompressor dan Air Dryer N2 utilized level/ tingkat pemanfaatannya adalah
98%.
202
Deny Satyagraha, dkk. “Manajemen Energi di Industri : Optimasi …”
Daftar Pustaka
[1] Albert Thumann, Terry Niehus, and William J. Younger, Handbook of energy
audits, 9th edition. Indian Trail, Lilburn, GA: The Fairmont Press, Inc, 2013.
[2] EnMS-Doc Associates, “Practical Guide to ISO 50001 Class Energy Review,”
Standards Council of Canada., 2012.
[3] Daniel Caratti and Marcello Antinucci, “Handbook Energy Audit in SMEs.”
ERASME, 2013.
[4] Badan Standardisasi Nasional (BSN), “Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO
50001:2012 Sistem manajemen energi – Persyaratan dengan pedoman
penggunaan.” 2012.
[5] Wisnu Wijaya Kusuma, “Walkthrough Energy Audit. West Jakarta Mayor’s
Office (Gedung A),” PT Schneider Electric Indonesia, Jl. Raya Kembangan No. 2
Jakarta Barat, Walkthrough Energy Efficiency Audit Report, Jan. 2014.
[6] Moncef Krarti, ENERGY AUDIT OF BUILDING SYSTEMS AN ENGINEERING
APPROACH, 2nd edition. Boca Raton, FL: CRC Press Taylor & Francis Group,
2011.
[7] Richard Hadfield, “ISO 50001:2011 Introduction to Energy Management
Systems,” Progressive Certification Ltd., 2015.
[8] Lucky G. Adhipurna, Yorga R. Effendi, and Refli Mondri, “Comprehensive
Energy Efficiency Audit Report. PT Hero Supermarket Tbk. Giant Ekspres
Bojongsari,” PT Schneider Electric Indonesia, Jl. Cinangka Raya, Bojongsari RT
203
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Februari 2020,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
01/ 04, Depok, Jawa Barat, Comprehensive Energy Efficiency Audit Report, Mar.
2015.
[9] Lucky G. Adhipurna, Yorga R. Effendi, and Refli Mondri, “Comprehensive
Energy Efficiency Audit Report. PT Hero Supermarket Tbk. Giant Ekstra Alam
Sutera,” PT Schneider Electric Indonesia, Jl. Jalur Sutera No. 32 A, Tangerang
Selatan, Banten, Comprehensive Energy Efficiency Audit Report, Feb. 2015.
[10] Lucky G. Adhipurna, Yorga R. Effendi, and Refli Mondri, “Walkthrough
Energy Efficiency Audit Report. PT Hero Supermarket Tbk. Graha Hero / Hero
Head Office,” PT Schneider Electric Indonesia, CBD Bintaro Jaya Sektor 7 Blok
B7/7, Tangerang, Banten, Walkthrough Energy Efficiency Audit Report, Apr.
2015.
204