Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

EMBRYO VOL. 6 NO.

1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188

PROSPEK AGRIBISNIS TANAMAN MELATI


DAN PERAN WANITA MADURA

Mardiyah Hayati dan Teti Sugiarti Dosen Jurusan Agribisnis Fak. Pertanian Unijoyo

Abstract

The high demand in jasmine flower has not been supported by its production. The objective of this study
were to examine jamine agribussnis activities of Ratoh Eboh and its problems;and to analysis the gender
characteristics and the potency of woman labour in this agribussnis. The research was carried out in the
center of jasmine production, Tunjung Village, Bangkalan. Survey method was emploiyed and
respondents interviewed included a number of women working in the bussniss.
The result showed that jasmine plant had a high potential to be improved both by extenfication and
intensification. Cultivation technique of this plant was not optimally yet, but the bussnis condition this
year was better than last year. The main problems were fluctuative market price, broker domination in
the price decision, and pest invation to the plant. However, socially economic condition of women and its
family running the bussnis was relativelly good enough as the bussnis could greatly support the well
being of the owner. Women had role in cultivation, harvesting, marketing, and producing handy craft
from the flower. It is suggested that the growth of this bussnis is potential to improve the woman labour
resource as the main subject.

PENDAHULUAN juga seiring kemajuan industri maka


permintaan tanaman melati juga semakin
Bunga dengan keharuman dan
meningkat sebagai bahan baku industri
keindahannya biasanya lekat dengan identitas
minyak wangi, kosmetika, pewangi, penyedap
wanita yang selalu digambarkan lemah
teh, cat, tinta, pestisida, pewangi sabun, dan
lembut, cantik dan wangi. Begitu juga Melati
industri tekstil. Tanaman melati juga
(Jasminum sambac W. Ait), puspa bangsa
mempunyai prospek cerah di masa datang
Indonesia merupakan tanaman yang popular
sebagai komoditi ekspor non migas.
dalam kehidupan masyarakat, terlebih lagi di
Kenyataannya, tingginya permintaan tersebut
kalangan perempuan. Dengan bunganya yang
tidak ditunjang dengan produksi melati yang
berbau harum seringkali melati dianggap
memadai.
melambangkan kesuburan, kesejahteraan dan
Bangkalan merupakan salah satu
kemakmuran oleh masyarakat Melayu,
sentra terbesar tanaman melati seluas ± 30 ha.
Betawi, Jawa, Sunda, Madura dan Bali.
Namun sampai saat ini usahatani melati masih
Kebutuhan bunga melati semakin
dikerjakan secara tradisional dan dilakukan
meningkat khususnya sebagai bunga
dengan sambil lalu dan setengah hati. Mereka
rangkaian atau bunga tabur pada pesta
mengandalkan pengalaman semata karena
pernikahan, kelahiran, kematian, acara
terbatasnya informasi dan teknologi yang
kenegaraan, dan acara resmi lainnya. Begitu
tersedia (Satsiyati, 1997).

47
Prospek Agribisnis Tanaman ... 47 – 56 (Teti S. dan Mardiyah H.)

Kenyataan menunjukkan bahwa dan potensi tenaga kerja wanita Madura dalam
kehidupan masyarakat pedesaaan relatif agribisnis tanaman melati “Ratoh Eboh”.
miskin. Sehingga bekerja mencari nafkah bagi Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai
wanita di pedesaan merupakan hal yang lazim sebagai :informasi yang penting bagi
sebagaimana kaum pria. Faktor ekonomi peningkatan produksi dan pengembangan
dimana penghasilan suami tidak mencukupi agribisnis melati serta kebijakan
kebutuhan keluarga diduga mendorong para pengembangan dan peningkatan kualitas
wanita dan berpartisipasi aktif membantu sumberdaya wanita.
ekonomi rumah tangga.
Walaupun jumlah wanita yang terlibat METODE PENELITIAN
dalam usahatani di pedesaan relatif tinggi,
Lokasi penelitian ditetapkan secara
namun mereka lebih banyak yang berstatus
purposive, yaitu sentra produksi melati di
pekerja keluarga (tidak dibayar). Pria dan
Desa Tunjung, Kecamatan Burneh,
wanita bersama-sama saling mendukung
Kabupaten Bangkalan-Madura. Dipilihnya
dalam berbagai fase kegiatan usahatani mulai
daerah ini. Penelitian ini dikerjakan dengan
dari persiapan lahan, penanaman,
metode survey, yang pelaksanaannya
pemeliharaan, pengendalian gulma, panen,
dilakukan dengan teknik wawancara dengan
penanganan pasca panen serta kegiatan
mempergunakan daftar pertanyaan terstruktur.
pemasaran. Wanita mengalokasikan
Disamping itu dilakukan wawancara
waktunya tidak hanya pada kegiatan usahatani
mendalam (Indept interview) dengan beberapa
tetapi juga pada sector dometik.
informan dan responden terpilih. Penarikan
Hasil penelitian oleh Dyah Erni
sampel populasi (responden) dilakukan
Widyastuti, (2000) menunjukkan bahwa pola
dengan metode purposif (Purposive random
pengambilan keputusan pada tingkat
sampling) terhadap sejumlah wanita yang
usahatani, penanganan pasca panen dan
bekerja dalam agribisnis tanaman melati.
pemasaran secara kuantitatif didominasi oleh
Wanita Madura yang dimaksud adalah istri
suami, tetapi dari segi kualitas peran wanita
petani atau wanita yang bekerja dalam
cukup penting dalam pengambilan keputusan
agribisnis tanaman melati (budidaya,
yang terkait dengan aktivitas strategi seperti
merangkai dan pemasaran). Selanjutnya data
pemasaran, seleksi produk, penentuan harga
yang dikumpulkan dianalisa secara deskriptif
dan pemilihan lembaga pemasaran.
kualitatif untuk memberikan gambaran nyata
Tujuan penelitian adalah :1)
aspek-aspek yang akan ditelaah dalam
Melakukan kajian usaha agribisnis melati
kegiatan usaha, keadaan social ekonomi
“Ratoh Eboh” dan kendalanya; 2)
wanita dan keluarga petani serta berbagai
Mempelajari dan menganalisis profil gender

48
EMBRYO VOL. 6 NO. 1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188

kegiatan yang dilakukan oleh wanita Madura berkurang dan apabila musim hujan pasokan
dalam kegiatan agribisnis melati. bunga melati akan banyak. Dengan demikian
secara umum harga melati di musim kemarau
HASIL PENELITIAN akan lebih mahal dibanding di musim hujan.
Permintaan bunga melati dipengaruhi
Kajian Usaha agribisnis Melati dan
oleh banyak tidaknya pesanan dan kebutuhan.
Kendala
Biasanya permintaan akan mengalami
Sumber modal kegiatan budidaya bunga
peningkatan pada saat bulan-bulan besar
melati diperoleh dari modal sendiri, dan
seperti maulid nabi, hari raya besar, acara adat
belum pernah ada kucuran dana dari lembaga
jawa, dan lain-lain. Begitu juga bunga
formal. Modal kerja dipergunakan untuk
untaian akan meningkat pada waktu-waktu
pembelian bibit, pembelian pupuk, dan
tertentu, yaitu apabila banyak orang
sebagainya. Sebagian besar status
mengadakan pernikahan dan hajatan. Karena
penggarapan/pengerjaan lahan adalah digarap
bunga melati dipergunakan sebagai dekorasi
sendiri dan hanya sebagian kecil yang
dan hiasan pengantin. Dan apabila permintaan
diburuhkan dengan bagi hasil 50% untuk
akan melati ini meningkat maka harga jual
penggarap. Jarak rumah ke tempat usaha tani
melati juga mengalami peningkatan. Begitu
(di sawah) berkisar 2 km, dan relatif dekat
juga setiap minggunya, pasaran melati pun
bagi petani yang lahan melatinya berada di
berbeda-beda, dimana jumlah permintaan
pekarangan. Rata-rata per petani memperoleh
melati selalu meningkat pada hari kamis
melati antara ½-1 kg per harinya. Produksi
sampai dengan sabtu.
tertinggi diperoleh pada awal musim
Dengan demikian, apabila musim
penghujan sehingga bunga melimpah dan
pengantin dan hari besar agama harganya
harga murah sekali, sedangkan termahal pada
akan melonjak, dan apabila permintaan turun
waktu menjelang bulan puasa dan bulan haji.
maka harga akan turun drastis. Harga normal
Tujuan penjualan petani, semuanya ke pasar
yang ada di pasar melati Bunalas Desa
setempat/desa yang terletak di dusun Bunalas.
tunjung berkisar Rp 10.000-15000 per kg.
Kendala pengembangan agribisnis
Sedangkan harga terendah yang terima petani
melati yang sering dikeluhkan oleh responden
sampai Rp 1000/kg dan harga termahal
adalah dalam pemasaran dimana harga melati
mencapai Rp 100.000 per kg. Sedangkan
yang tidak bisa diprediksi dan sangat
harga bunga untaian berkisar Rp 75000-
berfluktuatif. Harga melati sangat tergantung
250.000/set tergantung harga melati pada
oleh musin dan juga banyak sedikitnya melati
waktu itu.
yang dibutuhkan. Pasokan bunga melati
Kendala pemasaran lainnya adalah
dipengaruhi oleh musim, apabila musim
bahwa harga selama ini sangat ditentukan oleh
kemarau maka pasokan bunga melati akan

49
Prospek Agribisnis Tanaman ... 47 – 56 (Teti S. dan Mardiyah H.)

para pengepul dan petani tidak mempunyai murah. Bahkan seringkali tidak dipanen
atau lemah dalam kekuatan menawar. Harga karena tidak sesuai antara hasil yang diperoleh
hari ini biasanya ditentukan oleh bagaimana dengan kerja kerasnya. Mengenai keadaan
keadaan pasar atau harga melati yang usaha tani melati ini ini sekarang
diperoleh pengepul di hari kemarin dari pasar dibandingkan dengan setahun yang lalu,
yang ada di Surabaya. Harga juga responden yang menjawab bahwa keadaan
dipengaruhi oleh banyaknya pesanan untaian menjadi lebih baik sekitar 41% dan sama
yang diperoleh Petani mendapat informasi baik juga sekitar 41% ). Sedangkan yang
harga hanya dari para pengepul. menjawab bahwa keadaan sekarang lebih
Sedangkan kendala dalam buruk hanya 18% . Responden yang
budidaya/usahatni tanaman melati adalah menjawab lebih buruk dikarenakan faktor
masih sulitnya penanganan ulat yang budidaya atau usahataninya dimana panenan
menyerang tanaman. Akibat serangan ulat ini yang diperoleh manjadi lebih sedikit dengan
pohon akan sulit berbunga lagi bahkan akan adanya serangan hama.
mati. Terkadang petani pasrah dan tidak bisa
berbuat banyak. Karena mereka bekum tahu Profil gender
penanganannya Selain itu sebagian responden Hasil survey kepada responden laki-
ada yang masih mengeluhkan akan laki dan wanita yang terlibat dalam kegiatan
keterbatasan modal yang menyebabkan agribisnis menunjukkan bahwa sebagian
banyaknya pohon yang ditanam menjadi besar (>90%) responden adalah asli suku
terbatas. Madura, hanya sebagian kecil saja yang
Namun kegiatan agribinis ini sangat berasal dari suku lainnya. Namun mereka
membantu dalam perekonomian keluarga. yang bukan suku Madura pun sudah menikah
Bahkan banyak petani yang lebih senang dengan warga setempat yang suku madura.
berusahatani melati dibandingkan tanaman Sebagian besar dari mereka telah lama tinggal
padi, palawija atau yang lainnya. Hal ini di daerah Tunjung, bahkan beberapa dari
karena tanaman melati bisa dipanen setiap mereka banyak yang lahir dan besar di daerah
saat sehingga mereka mendapatkan uang tunai tersebut.
setiap hari.. Mengenai suka duka menjalani Dilihat dari rerata usia responden,
aktivitas agribnisnis ini, maka semua terdapat perbedaan rerata antara responden
responden menjawab bahwa sukanya adalah laki-laki dengan wanita. Responden laki-laki
pada waktu harga melati mahal dan bunganya lebih dari 90 % nya berusia di atas 40 tahun.
banyak, mereka menjadi lebih bersemangat Sedangkan sebagian besar responden wanita
untuk menanam dan merawat tanamannya. (> 60 %) berada di kisaran umur kurang dari
Sedangkan dukanya pada waktu melati sangat 40 tahun. Terkait dengan kegiatan agribisnis

50
EMBRYO VOL. 6 NO. 1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188

melati yang dilakukan, maka responden laki- oleh petani (berusia relatif tua) di desa
laki semuanya adalah petani yang melakukan Tunjung sudah sangat lama dan turun temurun
aktivitas budidaya tanaman melati, sedangkan Sedangkan aktivitas selain budidaya hampir
responden wanita melakukan berbagai semuanya dilakukan oleh para wanita. Lebih
kegiatan diantaranya membantu aktivitas khususnya lagi kegiatan seperti merangkai
budidaya, penanganan pasca panen, bunga dilakukan oleh wanita muda yang
pemasaran dan merangkai bunga. masih kuat fisiknya karena membutuhkan
Dari data tersebut menunjukkan keterampilan dan mata yang masih sehat.
bahwa kegiatan budidaya melati dilakukan

Rerata Usia Responden Petani (% )


60
50
40
30
20
10
0
20-30 >30-40 >40-50 >50
Usia
Laki-Laki (%) Wanita (%)

Mengamati rerata pendidikan responden laki-laki (petani), mayoritas tamat

Dibandingkan dengan responden tidak pernah sekolah. Sedangkan persentase


petani (laki-laki), terdapat perbedaan dalam responden wanita untuk tingkat pendidikan
hal pendidikan dengan perempuan. Secara tidak tamat dan tamat SD lebih rendah
umum dapat dikatakan bahwa tingkat darpada laki-laki. Hanya persentase
pendidikan perempuan lebih rendah daripada perempuan untuk tingkat pendidikan tamat
laki-laki. Hal ini ditunjukkan dengan lebih SLTP ke atas sedikit lebih besar daripada laki-
tingginya persentase responden wanita yang laki.

Rerata Tingkat Pendidikan Responden (% )

60
50
40

30
20
10
0
Tidak Pernah Tidak Tamat Tamat SD Tamat SLTP
Sekola SD

Laki-Laki (%) Wanita (%)

51
Prospek Agribisnis Tanaman ... 47 – 56 (Teti S. dan Mardiyah H.)

Rendahnya tingkat pendidikan pekerjaan sebagai petani melati, pengepul


responden wanita tercermin dari kemampuan dan pengrajin. Sehari-harinya responden
berbahasa Indonesia dan kecakapan membaca tidak menganggur, disela sela pekerjaan
dan menulis. Hampir 31 % responden tidak rutinnya sebagai ibu rumah tangga dan
dapat berbahasa Indonesia, dan 50 % tidak membantu kegiatan bertani para suaminya,
dapat membaca dan menulis. Bila dikaitkan maka sebagian besar mereka mempunyai mata
dengan rerata usia pada responden wanita pencaharian sampingan sebagai perangkai
yang masih relatif muda dibandingkan rerata bunga melati.
usia laki-laki, maka hal ini juga menunjukkan Responden yang sudah berkeluarga
bahwa tingkat pendidikan perempuan di desa memperoleh sumber penghasilan utama
Tonjung masih rendah. Banyak kaum wanita keluarga dari pekerjaan suami. Sebagian besar
yang enggan untuk meneruskan sekolahnya ke pengeluaran rumah tangga responden berada
jenjang pendidikan tinggi meskipun mampu di kisaran 300-499.999, (47%), sedangkan
dari segala biaya. Rupanya hasil kegiatan yang lainnya berada dalam kisaran lebih dari
agrisbisnis melati terutama kegiatan 850.000 (28%) dan kisaran Rp 100.000-
merangkai bunga sudah cukup menggiurkan. 299.999 (25%). Pendapatan keluarga
Sebagian besar responden laki-laki responden bila dibandingkan dengan
bermata pencaharian sebagai petani., baik pengeluaran untuk pemenuhan makan sehari-
petani padi maupun melati. Biasanya petani hari, tidak ada satupun responden yang
yang mempunyai lahan sawah cukup luas mengatakan kurang. Sebagian besar
bermata pencaharian utama sebagai petani responden mengatakan cukup (93%) dan
padi dan kegiatan budidaya melati sebagai sisanya mengatakan lebih dari cukup. Hal ini
mata pencaharian sampingan. Namun menunjukkan bahwa pendapatan para
beberapa responden memang menjadikan responden dari aktivitasnya dalam agribisnis
budidaya melati sebagai mata pencaharian bunga melati memiliki kontribusi yang besar
utama dan penghasilan utama keluarga. Rata- terhadap pendapatan keluarga mereka.
rata responden laki-laki telah menjalani Semua responden sudah memiliki
pekerjaan sebagai petani melati sudah cukup tempat tinggal sendiri dengan material tempat
lama yaitu lebih dari 5 tahun ( 86%) bahkan tinggal rata-rata sudah permanen (beton). Di
ada yang sudah lebih dari 20 tahun menjalani samping itu banyak rumah tangga yang sudah
pekerjaan ini. Namun ada 14 % saja yang mempunyai alat-alat rumah tangga seperti
baru menjalani budidaya melati 2 tahun. tape, sepeda roda dua dan lain-lain. Begitu
Lain halnya dengan responden juga alat-alat pertanian banyak yang sudah
perempuan yang terlibat dalam kegiatan memiliki. Beberapa responden juga memiliki
agribisnis melati, ada yang melakukan kepemilikan aset berupa lahan (sawah atau

52
EMBRYO VOL. 6 NO. 1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188

kebun, kolam ikan ) dan ternak ( sapi, bebek dilakukan oleh para wanita. Aktivitas
dan lain-lain). memanen dilakukan pada pagi hari mulai dari
Kontribusi pendapatan dari agribisnis jam 5 pagi, kemudian setelah terkumpul,
melatii yang besar, terlihat juga dari hasil melati dibawa ke pasar melati yang ada di
wawancara dengan responden mengenai dusun Buanalas-Desa Tunjung. Aktivitas
perkembangan tingkat kesejahteraan rumah pasar sudah dimulai sejak jam 7 pagi.
tangga setelah menjalani usahatani melati. Mengamati aktivitas yang ada di
Maka yang menjawab bahwa pasar pula demikian, sebagian besar yang
kesejahteraannya meningkat adalah sebanyak bertransaksi adalah kaum wanita. Melati yang
52 persen, dan yang menjawab dibawa kemudian ditawarkan ke pengepul
kesejahteraanya sama baiknya adalah yang ada di pasar. Biasanya melati dijual
sebanyak 48%. Tidak ada satupun yang dengan harga taksiran dari pengepul terlebih
menjawab bahwa kesejahteraannya menjadi dahulu. Setelah harga disepakati, maka
lebih buruk setelah menjalankan usahatani transaksi jual beli akan berlangsung.
tanaman melati. Hal ini menunjukkan bahwa Selanjutnya bunga melati yang telah
usahatani tanaman melati mampu terkumpul di pedagang/pengepul akan
meningkatkan kesejahteraan bagi para pelaku disortasi sesuai dengan tingkat kemekarannya.
agribisnis, khususnya keluarga petani. Para buruh yang melakukan sortasi dan
Dalam kegiatan agribisnis tanaman grading biasanya ibu-ibu petani bunga yang
melati diperoleh gambaran profil gender telah selesai melakukan jual-beli atau ibu-ibu
sebagai berikut : yang datang sengaja ke pasar untuk mencari
pekerjaan sebagai sortir bunga guna
Aktivitas memperoleh penghasilan tambahan. Bisanya
Dalam kegiatan budidaya melati (pra sortir dan grading berlangsung sampai jam 10
panen), yang memerlukan tenaga fisik yang pagi atau menjelang aktivitas pasar selesai.
kuat mulai dari pembibitan, pengolahan tanah, Bunga melati juga dijual dalam
menanam, memupuk, dan pengendalian hama, bentuk untaian. Aktivitas merangkai yang
hampir sebagian besar dilakukan oleh para dilakukan oleh para ibu seringkali terlihat di
laki-laki. Dalam kegiatan ini wanita hanya rumah-rumah warga Desa Tunjung secara
membantu pekerjaan yang ringan seperti berkelompok dan dikoordinir oleh para
menyiangi gulma disekitar tanaman. pengepul atau warga yang mendapat pesanan.
Khusus untuk kegiatan penanganan Begitu juga di pasar sering juga ditemukan
pasca panen, mulai dari memetik bunga, ibu-ibu yang sibuk merangkai melati sebagai
mengangkut, memasarkan,menyimpan dan riasan pengantin. Biasanya mereka mendapat
merangkai bunga, hampir sebagian besar upah dari setiap untaian tergantung besarnya

53
Prospek Agribisnis Tanaman ... 47 – 56 (Teti S. dan Mardiyah H.)

dan kerumitan bagian untaian. Untaian kecil mereka dalam kegiatan sortir dan grading dari
dan sederhana mendapat upah Rp 1000, pulul 07.00/08.00 sampai pukul 11.00
sedangkan yang paling sulit sekitar Rp langsung diterima pada hari itu. kegiatan
20.000.. Pesanan untaian melati dari sortir ini rata-rata setiap buruh (wanita)
konsumen diterima oleh para pengepul dari mendapat upah Rp 3000 – 5000. Begitu juga
kenalan atau konsumen langsung di pasar. upah dari kegiatan merangkai baik di rumah,
Selanjutnya melati yang sudah disortir dari pagi sampai sore dengan memanfaatkan
atau dirangkai akan disimpan di tempat yang waktu luangnya sebagai ibu rumah tangga,
plasitk dengan terlebih dahulu diberi es. diterima dari para pengepul. Rata-rata setiap
Selanjutnya jam 11 pagi para pengepul sudah orang dalam setiap aktivitas merangkainya
bersiap untuk membawa barang dagangannya memperoleh minimal Rp 10.000 hingga Rp
ke pasar-pasar yang ada di Bangkalan hingga 50.000. Pengaturan dan pengelolaan semua
Surabaya. penghasilan keluarga adalah ibu termasuk
Dengan demikian dapat disimpulkan penghasilan dari kegiatan agribisnis melati
bahwa aktivitas wanita dalam agribisnis (hasil pejualan). Sedangkan hasil dari
bermacam-macam mulai dari aktivitas merangkai bunga, maka yang menerima
budidaya, penanenan, pemasaran sampai adalah orang yang terlibat dalam kegiatan
merangkai bunga. Aktivitas budidaya dan tersebut, diataranya ibu serta anak-anak
pemanenan di lakukan oleh para istri dan perempuan. Mereka mempunyai hak penuh
seluruh anggota keluarga petani. Sedangkan untuk menyimpan atau membelanjakannya.
aktivitas pemasaran dilakukan oleh para istri,
Aktivitas merangkai bunga melati dilakukan Benefit
oleh para ibu sampai anak-anak (uasia Penghasilan dan upah dari kegiatan
sekolah ). agribisnis melati ini sangat disyukuri oleh
para responden karena sangat membantu
Akses, Kontrol dan Pengambilan meningkatkan penghasilan keluarga. Bahkan
keputusan banyak petani yang lebih senang berusahatani
Dari uraian di atas, terlihat bahwa melati dibandingkan tanaman padi, palawija
akses para perempuan di dalam kegiatan atau yang lainnya. Hal ini karena tanaman
agribisnis melati cukup besar. Dimana melati bisa dipanen setiap saat sehingga
pengelolaan kegiatan agribisnis melati diatur mereka mendapatkan uang tunai setiap hari.
oleh laki-laki dan perempuan (suami dan Di samping itu perawatannya jauh lebih
istri). Hasil penjualan melati di pasar Bunalas gampang. Dalam hal aktivitas merangkai,
langsung diterima tunai dari pedagang pada mereka umumnya senang melakukan
hari itu. Sedangkan upah dari aktivitas pekerjaan tersebut, karena tidak menganggu

54
EMBRYO VOL. 6 NO. 1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188

kegiatan domestik rumah tangga. Bahkan pengepul dalam penentuan harga,


pekerjaan merangkai dapat dilakukan di serangan hama, dan lain-lain
rumah masing-masing. Hari Minggu, 4. Kondisi sosial ekonomi wanita dan
biasanya kegiatan mmerangkai diliburkan. keluaraga pelaku agribisnis relatif lebih
Umumnya mereka sudah ahli dalam baik. Kegiatan agribisnis melati
merangkai, sehingga hanya dengan melihat mampu menunjang kesejateraaan
gambar, mereka sudah bisa mengerjakan pelakunya.
sesuai keinginan pemesan. 5. Kegiatan agribisnis melati sangat
Dengan demikian dapat dinyatakan potensial untuk pengembangan
bahwa kegiatan agribinis melati sangat sumberdaya wanita. Peran wanita
potensial untuk merekrut sumberdaya wanita, dalam budidaya, panen, pemasaran dan
sebagai tenaga kerja di dalam aktivitas merangkai bunga cukup besar. Begitu
budidaya, panen, sortasi dan grading, serta juga akses terhadap pendapatan yang
merangkai. Dengan pendidikan dan diperoleh.
pengetahuan rendah, mereka sudah
mempunyai pengalaman dan keterampilan IMPLIKASI KEBIJAKAN
yang memadai, khusunya dalam aktivitas 1. Aktivitas budidaya tanaman melati
merangkai. harus ditunjang oleh teknologi maju
untuk meningkatkan produksi dan mutu
KESIMPULAN bunga agar bersaing atau bernilai jual
tinggi dipasaran
1. Tanaman melati di Desa Tunjung
2. Perlu diciptakan suatu kondisi agar
Kecamatan burneh mempunyai prospek
petani memiliki bargaining power
yang sangat baik untuk dikembangkan
untuk memasarkan produksinya
baik dengan ekstensifikasi maupun
terhadap para pedagang. Hal ini bisa
intensifikasi.
dilakukan dengan pemasaran melalui
2. Teknik budidaya melati dimulai dari
koperasi, kemitraan dan sebagainya.
pengolahan tanah, penanaman dan
3. Perlu digalang dan dimasyarakatkan
pemeliharaan masih belum optimal
(promosi) penggunaan melati dalam
sehingga hasil yang diperoleh belum
berbagai kegiatan pemerintah maupun
maksimal.
masyarakat.
3. Keadaaan usaha kegiatan agribisnis
4. Perlu penelitian lebih lanjut dalam hal
tanaman melati lebih baik dari tahun
pemasaran agar dapat dicari
kemarin. Namun masih banyak
pemecahannya menangani flutuasi
kendala, diantaranya masalah harga
harga melati
yang sangat berflutuatif, dominasi

55
Prospek Agribisnis Tanaman ... 47 – 56 (Teti S. dan Mardiyah H.)

5. Perlu pengkaji lebih lanjut guna di Kabupaten Malang. Fakultas


Peternakan. Universitas
menjajagi kemungkinan adanya
Brawijaya.Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
agroindustri pengolahan melati menjadi Volume 13 Nomor 1 Februari 2001.
minyak atsiri.
Rahayu Relawati. Studi Gender pada Pasca
6. Pengembangan agribisnis melati harus Produksi Tanaman Hortikultura
Unggulan di Kotatif Batu, Jawa Timur.
melibatkan wanita sebagai subjek
Fakultas Pertanian. Universitas
utama karena aktivitas dan akses wanita Muhamadiyah Malang
dalkam kegiatan agribisnis melati
S. Idris. H. Riniwati dan Yahya. 2002.
sangat besar. Prospek Pembudidayaan Rumput Laut
di Kabupaten Sumenep Sebagai Potensi
Pengembangan Sumberdaya Wanita.
DAFTAR PUSTAKA Pusat penelitian Peran wanita Lembaga
penelitian Universitas Brawijaya. Jurnal
Volume 14 nomor 1 Februari 2002.
Mubyarto edisi 3, 1989. Pengantar Ekonomi
Pertanian. LP3ES. Jakarta
Sutedjo dan Kartasapoetra. 1988. Pengantar
Ilmu Tanah. Bima Aksara Jakarta
Moenarni, T. 1987. Diktat Tanaman Hias.
Jurusan Budidaya Pertanian. Fak
Susrini Idris, Harsukop Riniwati, Yahya.
Pertanian Universitas
2001. Prediksi Permintaan Rumput
Brawijaya.Malang
Laut di Jawa Timur Sebagai Potensi
Pengembangan Sumberdaya Wanita..
Pujiwati Sayogyo. 1979. Peran Wanita di
Pusat Penelitian Peran wanita.
Pedesaan Jawa Barat. Lembaga
Universitas Brawijaya.
Sosiologi Pedesaan Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Wahyuni, Sri. 2002. Budidaya Tanaman
Melati. Fakultas Pertanian. Universitas
M.N. Ihsan. Z. Fanani. S. Wahyuningsih.
trunojoyo.
2001. Penyerapan Tenaga Kerja
Wanita pada Usaha Sapi Perah Rakyat

56

You might also like