1 - Jurnal Gambar Teknik

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Muhammad Nurtanto

VANOS
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING EDUCATION
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Vol.1, No.2, Desember 2016, Hlm.201-216.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN METODE


PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK
MELALUI PEMBELAJARAN TERBIMBING

MOTIVATION IMPROVEMENT AND THE ACHIEVEMENT LEARNING


WITH PROBLEM BASED METHOD ON THE TECHNIQUE DRAWING LEARNING
WITH QUIDANCE LEARNING
Muhammad Nurtanto1
1Pendidikan
Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmi Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kampus II, Jl. Raya Ciwaru No. 25 Serang, Banten 42117
mnurtanto23@untirta.ac.id
Diterima: 29 September 2016. Disetujui: 21 November 2016. Dipublikasikan: 30 Desember 2016

ABSTRACT
Motivation and achievement in learning are two aspect which that are interrelated, where achievement
caused a high motivation learning. This study PTK which aims to motivation increase and achievement of
PTM, drawing techniques interpretation in the automotive sector through the implementation of PBL
method. Activities learning conducted in two cycles consisting of four stages in each: planning, action,
observation, and reflection. Collecting data using observation sheet, questioneries sheet and performance
test. The results showed that the PBL method can improve motivation learning with criteria (a) be diligent in
duty, (b) resilient in adversity, (c) interest in issue, (d) please to work independently, (e) task by routine, (f)
the maintains, and (g) locate and solve the problem very happy, while the increase to learn by 10.33%. PBL
method can improve the performance achievement at 9.58%. In addition PBL make the instructor’s role as a
facilitator and make students more activity learning.

Keywords: achievement learning, motivation learning, problem based learning, technique drawing

ABSTRAK
Motivasi dan prestasi dalam belajar merupakan dua aspek yang saling berhubungan, dimana peningkatan
prestasi disebabkan motivasi belajar yang tinggi. Penelitian ini merupakan PTK yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa PTM kompetensi interpretasi gambar teknik pada
bidang otomotif melalui penerapan metode Problem Based Learning (PBL). Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat tahap dalam setiap siklusnya yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, angket dan tes
unjuk kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode PBL mampu meningkatkan motivasi belajar
dengan kriteria (a) tekun dalam tugas, (b) ulet dalam kesulitan, (c) minat dalam permasalahan, (d) senang
bekerja mandiri, (e) mengerjakan tugas dengan rutin, (f) mempertahankan pendapat, dan (g) senang
mencari dan memecahkan masalah, adapun peningkatan motivasi belajar sebesar 10.33%. Metode PBL
dapat meningkatkan prestasi unjuk kerja sebesar 9.58%. Selain itu PBL menjadikan peran instruktur
sebagai fasilitator dan menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Kata Kunci: motivasi belajar, prestasi belajar, problem based learning, gambar teknik

201 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

PENDAHULUAN pembelajaran untuk menyiapkan mahasiswa


dalam menghadapi tantangan yang ada.
Pengembangan Pendidikan Tinggi
Pendidikan tidak terlepas dari
(PT) mengarah pada empat pilar pendidikan
suatu sistem, yang terdiri dari berbagai
UNESCO dan pendidikan sepanjang hayat.
komponen diantaranya: (a) raw input yaitu
Empat pilar tersebut terdiri dari (1) belajar
siswa, (b) instrumental input yaitu guru,
dan menenemukan, memahami lingkungan
tenaga administrative, sarana-prasarana,
seseorang, berpikir rasional dan kritis,
metode, kurikulum, keungan, laboran, (c)
mencari pengetahuan dengan metode ilmiah
environmental input yaitu masyarakat dan
serta mengembangkan kebebasan dalam
lingkungan sekitar, (d) proses transformasi
mengambil keputusan yang disebut dengan
yaitu pendidikan dan (e) output yaitu lulusan
Learning to know, (2) mengembangkan
(Salamah: 2006). Secara garis besar
practical know-how ke kompetensi,
komponen tersebut terbagi ke dalam tiga
mempraktikkan apa yang telah dipelajari,
bagian yaitu input, proses dan output. Begitu
mengembangkan kemampuan untuk
halnya dengan ketercapaian pembelajaran
mentransformasi pengetahuan ke inovasi-
didukung oleh beberapa factor yang
inovasi yang disebut dengan Learning to do,
berpengaruh yaitu siswa, guru/instruktur,
(3) mengembangkan pikiran dan fisik,
metode atau strategi dan kompetensi.
intelegensia, sensitivitas, tangungjawab dan
Pemilihan suatu metode
nilai-nilai spiritual, mengembangkan mutu
pembelajaran selalu dilatarbelakangi oleh
imajinasi dan kreativitas, pengayaan
metode yang digunakan guru/instruktur
personalitas, mengembangkan potensi diri
sebelumnya, nilai perolehan dan aktivitas
untuk membuka kemampuan yang
siswa pada pembelajaran sebelumnya.
tersembunyi yang disebut Learning to be,
Alasan-alasan tersebut dijadikan penyebab
dan (4) menghormati keragaman,
bahwa pembelajaran yang telah diberikan
memahami dan mengerti diri seseorang,
kurang berhasil. Observasi yang dilakukan
terbuka atau respective terhadap yang lain
Rizky Kusuma Putra Wibawa (2015)
disebut dengan Learning to live together.
diperoleh proses belajar mengajar yang
Penguatan setelah learning to live together
terjadi di SMK PIRI Sleman masih belum
sebagai tantangan dari kecepatan isu-isu
kondusif seperti kurangnya interaksi antara
yang telah berkembang menuju era ke-21,
siswa dengan guru dalam hal tanya jawab
maka diperlukan pengembangan terhadap
meteri pembelajaran yang belum dimengerti,
orang lain dan sejarahnya, tradisi dan nilai-
siswa cenderung diam, selanjutnya menarik
nilai spiritual yang disebut dengan Learning
sebuah kesimpulan bahwa rendahnya
throughout life. Ke-lima asas pendidikan
prestasi belajar siswa disebabkan oleh
tinggi tersebut dikemas dalam proses
proses pembelajaran yang dilakukan guru

202 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

yang bersifat konvensional. Observasi lannya guru, (6) fasilitas yang tersedia, dan (7)
diungkapkan oleh Luki Zakaria (2015) waktu. Artinya prestasi yang diperoleh siswa
menyatakan proses pembelajaran cenderung sebelumnya dengan hasil tinggi guru juga
berpusat pada guru dengan konsep yang boleh mengganti dengan metode baru
digambarkan pada papan tulis dan ataupun adanya alasan siswa kurang aktif
disampaikan secara lisan, pada saat transfer dan guru yang cenderung konvensional
materi guru kurang melibatkan keaktifan dapat diperbaiki cara mengajarnya bukan
siswa, dan hasil belajar kurang memuaskan. menitik beratkan metode yang digunakan
Ke dua study kasus hasil observasi salah atau kurang tepat. Pemilihan metode
menunjukkan bahwa guru adalah factor berorientasi pada hasil namum belum tentu
penyebab kompetensi siswa rendah. Alasan metode yang sederhana menghasilkan
tersebut bisa dibenarkan sebab factor prestasi yang sederhana pula.
terpenting dalam pembelajaran adalah guru Problem based learning (PBL)
(Bhargava & Phati, 2011: 77). Akan tetapi bukanlah satu-satunya metode yang
bila dijadikan alasan untuk memilih metode mengarahkan siswa aktif. Akan tetapi
PBL lebih tepat, maka alasan tersebut dengan menggunakan PBL dapat untuk
sangatlah lemah. meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
Metode pembelajaran ditentukan siswa terhadap suatu materi pembelajaran
berdasarkan strategi dan model yang telah yang akhirnya dapat meningkatkan hasil
dipilih oleh guru/instruktur. Metode belajar siswa, Woolfolk (2007: 372),
merupakan (a) cara untuk melakukan Santrock (2011: 411), dan Slavin (2011: 99).
sesuatu, (b) sebuah organisasi implementasi Ungkapan di atas sejalan dengan penelitian
dari model, pendekatan, strategi dan yang dilakukan oleh Muhammad Nurtanto
pengaruh dari isi, (c) keputusan mengenai (2015), Aci Primartadi (2011), Wardaya
cara kerja, untuk kelompok atau kelas dan (2009), Heru Raharjo (2005) yang
didasarkan pada program studi menunjukkan bahwa metode PBL dapat
(Suprihatiningrum, 2013: 155), menggam- meningkatkan prestasi belajar siswa
barkan penyelenggaraan proses belajar terutama SMK Otomotif. Penelitian di atas
mengajar dari awal sampai akhir (Endang mendukung penelitian yang dilakukan
Mulyatiningsih, 2010). Kondisi ini dengan beberapa kondisi yang telah dikemas
menunjukkan bahwa pemilihan sebuah sedemikian rupa dalam menerapkan metode
metode bukan melibatkan pada metode PBL. Peneliti ingin membuktikan tingkat
sebelumnya, akan tetapi mempertimbang- keberhasilan dalam pembelajaran apabila
kan: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi menggunakan metode PBL pada mahasiswa
pembelajaran, (3) besarnya kelas, (4) Pendidikan Teknik Mesin.
karakteristik peserta didik, (5) kemampuan

203 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

Motivasi Belajar bosan pada tugas rutin, dan (7) senang


Motivasi dalam belajar merupakan mencari dan memecahkan masalah-masalah
dorongan internal dan eksternal berupa soal. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, bahwa
keseluruhan daya penggerak di dalam diri metode PBL digunakan untuk memotivasi
peserta didik yang menimbulkan kegiatan siswa dalam mengidentifikasi, mengkonsep
belajar yang menjamin kelangsungan dari dan melakukan prinsip pembelajaran sesuai
kegiatan belajar dan memberikan arah pada permasalahan.
kegiatan belajar dibuktikan berupa adanya Prestasi Belajar
perubahan tingkah laku, sehingga Prestasi banyak digunakan dalam
menambah pengetahuan, keterampilan serta berbgai bidang dan kegiantan salah satunya
pengalaman, Sardiman A.M. (2011:75); adalah pendidikan khususnya pembelajaran
Hamzah B. Uno (2009:23); Iskandar (Zaenal Arifin, 2009). Prestasi dalam
(2009:181). Siswa yang termotivasi artinya pembelajaran dalam arti khusus belajar
memiliki semangat dalam kegiatan diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang
pembelajaran, melakukan tindakan sesuai dicapai setelah mengikuti kegiatan
instruksi pembelajaran dan dibuktikan pembelajaran yang ditandai dengan skala
dengan peningkatan aktivitas dan hasil nilai atau huruf atau symbol (Dimyati dan
belajar. Fungsi motivasi dalam pembelajaran Mudjiono, 2009: 200). Prestasi belajar
yaitu (a) mendorong timbulnya kelakuan meliputi berbagai ranah yaitu pengetahuan,
atau suatu perubahan, (b) sebagai pengarah, keterampilan dan sikap sebagai wujud nyata
(c) sebagai penggerak, dan (d) menyeleksi yang menunjukkan tingkat atau level
perbuatan (Oemar Hamalik, 2001: 161) penguasaan dari pemelajaran yang telah
(Sardiman, A. M., 2011: 85). Adapun siswa diberikan guru.
yang termotivasi dalam pembelajaran Peran prestasi belajar yang
(Sugihartono, dkk., 2007: 78) ditunjukkan diungkapkan Zaenal Arifin (2009: 12-13)
dengan kualitas keterlibatan siswa dalam yaitu: (1) indicator kualitas dan kualitas
belajar tinggi, perasaan sangat tinggi, dan pengetahuan yang telah dikuasai, (2)
upaya siswa senantiasa menjaga motivasi lambing pemuas hasrat rasa ingin tahu, (3)
belajar tinggi. bahan informasi dan inovasi pendidikan, (4)
Sardiman A.M., (2011:83) menjelas- indicator internaldan eksternal darisuatu
kan ciri-ciri orang termotivasi, yaitu: (1) institusi pendidikan, (5) indicator daya serap
tekun menghadapi tugas, (2) ulet (kecerdasan). Adanya peran prestasi
menghadapi kesulitan, (3) menunjukkan menjadikan pengelompokan siswa
minat terhadap macam-macam masalah, (4) berdasarkan tingkatan “tinggi”, “sedang” dan
lebih senang bekerja mandiri, (5) dapat “rendah”. Ini menjadikan pekerjaan baru
mempertahankan pendapatnya, (6) cepat bagi guru dan siswa terutama pada tingkat

204 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

kategori “rendah” agar dapat meningkatkan (35%), (3) hasil (30%), (4) sikap (10%) dan
greade perolehan prestasi. Sehingga (5) waktu (10%).
diperlukan banyak cara yang mendukung Metode Problem Based Learning
aktivitas atau keterlibatan siswa dalam Metode PBL telah digunakan dalam
pembelajaran. bidang pendidikan salah satunya bidang
Prestasi tidak bersifat menetap rekayasa (Erdogan dan Senemoglu, 2014),
pada diri siswa, sebab prestasi sebagai seperti halnya pendidikan teknik mesin dan
wujud penghargaan pada sesuatu yang teknik otomotif. Metode PBL mendukung
dipelajari. Apabila dikemudian hari apa yang pada kompetensi psikomotor atau unjuk
dipalajari tidak mampu dikuasai siswa maka kerja sesuai ungkapan Savery & Dufy
penghargaan tersebut beralih tangan kepada (2001:14) bahwa “we sought to provide a
orang lain yang lebih dan mampu menguasai. clear link between theory and practice. Some
Namun prestasi bisa dipertahankan sejauh of the features of the PBL environment are
siswa menyadari petingnya prestasi dan that the learners are actively engaged in
bagaimana cara mendapatkan prestasi yang working at tasks and activities which are
baik. Beberapa guru akan memotivasi siswa authentic to the environment in which they
dan orang tua untuk membantu dalam would be used. The focus is on learners as
perolehan hasil belajar. Adanya constructors of their own knowledge in a
pembelajaran yang mengarah pada siswa context which is similar to the context in
melakuka secara langsung, menelaah which they would apply that knowledge”. PBL
permasalahan yang ada dan mengatasinya, berfokus pada penyajian suatu
maka meminimalisir kelompok kategori permasalahan (nyata atau simulasi) kepada
“rendah” atau berharap siswa tuntas pada siswa, kemudian siswa diminta mencari
kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang pemecahannya melalui serangkaian
ditetapkan. penelitian dan investigasi berdasarkan teori,
Prestasi belajar bisa diperoleh konsep, prinsip yang dipelajari dari berbagai
dengan seperangkat tes (Dianna Ratnawati, bidang ilmu (multiple perspective). Inti dari
2016). Aspek yang digunakan dalam PBL atau PBM adalah permasalahan dunia
penelitian ini berupa test yang digunakan nyata dengan tujuan mengasah keterampilan
untuk mengukur prestasi yang diperoleh dengan berpikir kritis serta memperoleh
mahasiswa. Test yang digunakan adalah pengetahuan dengan mengkonsep
unjuk kerja dengan rating scale 0, 1, 2, dan 3 pembelajaran yang didapatkan.
berdasarkan rubrick penilaian. Adapun Karakteristik PBL menurut Fogarty
indicator dari unjuk kerja yang dinilai (1997: 3) dan Tan (2004: 64) meliputi: (1)
meliputi: (1) kesiapan (15%), (2) proses meet the problem;, (2) define the problem; (3)
gather the fact;, (4) generate questions; (5)

205 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

make hypotheses; (6) rephrase the problem; otomotif. Ini mengindikasikan bahwa
(7) generate alternative solutions; dan (8) metode PBL memberikan sumbangan dalam
present the solutions, preferably with keaktifan belajar siswa atau kegiatan belajar
justifications. Sedangkan langkah-langkah dan meningkatkan hasil belajar (Widodo dan
pembelajaran dengan PBL meliputi: Widayanti, 2013), sehingga diharapkan guru
“generally it has five phases : (a)orienting pada pembelajaran yang sama dapat
students to the problems; (b) organising menerapkan metode PBL disesuaikan
students for study; (c) assisting independent dengan karakteristik dan kebutuhan yang
and group investigation; (d) developing and ada.
presenting reports, videos, models etc. and (e) Beberapa catatan dalam penerapan
analysing and evaluating the problem solving PBL di SMK yang dilakukan oleh Didik
process”, Sharma (2012). Nurhadiyanto dan Wagiran (2007) yaitu (1)
Kompetensi maupun materi bidang pembelajaran menggunakan pendekatan
otomotif yang dinyatakan berhasil dalam konvensional dengan didominasi ceramah
penerapan PBL diantaranya: (1) Alat ukur ternyata kurang memberi kesempatan
(Heru raharjo, 2014), (2) Perbaikan kepada siswa untuk mengkonstruksi
Kelistrikan Kendaraan Ringan (Muhammad pengetahuan dan pengembangan dirinya, (2)
Nurtanto dan Moh Fawaid, 2016), pendekatan pemecahan masalah dapat
(Nurcholish Arifin H, 2015) dan (Hary digunakan sebagai salah satu alternative
Hardiyan (2014), (3) Sistem Pengisian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
(Muchlish Siddiq dan Arif Susanto, 2016), (4) (3) PBL akan lebih efektif bila dilakukan
Sistem AC (Luki Zakariya, 2015), (5) pada kelompok kecil dalam hal ini 3 orang
Menggambar Teknik (Rizky Kusuma Putra dan tidak lebih dari 5 orang, (4) PBL akan
Wibawa, 2015), (6) Motor Stater lebih efektif bila pembentukan kelompok
(Fatkhurohman, 2016), (7) Sistem Pengapian dilakukan berdasarkan pilihan siswa sendiri,
(Andik Herlambang dan Aris Ansori, 2016) (5) pengaturan tempat duduk turut
dan (Muhammad Nurtanto dan Herminarto membantu aktivitas pembelajaran, (6) dalam
Sofyan, 2015), (8) Memelihara Transmisi menentukan permasalahan akan lebih baik
(Novita Corolina, Muchlas Samani, dan apabila permasalahan yang didiskusikan
Mochamad Cholik, 2014), dan (9) Final Drive berbeda, (7) menentukan permasalahan
(Wakhinuddin S., 2014). Bidang otomotif akan lebih baik bila pemberian materi ajar
secara garis besar dikelompokkan menjadi diberikan pada pertemuan sebelumnya, (8)
tiga bagian yang terdiri dari mesin, pembelajaran lebih baik bila dibantu dengan
kelistrikan dan chasis atau pemindah tenaga. modul, (9) peran guru bergeser pada
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan fasilitator yang memberi bimbingan secara
mencakup ketiga kelompok pada bidang individu, (10) pada tahap pertama

206 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

pelaksanaan PBL memang diperlukan waktu pembelajaran menggunakan metode PBL


yang lebih banyak untuk menyusun model agar hasil pembelajaran lebih efektif.
pembelajaran yang konsisten, dan (11) PBL Metode PBL dalam pembelajaran
membutuhkan kerjasama pada proses interprestasi gambar teknik terhadap bidang
pembelajarannya (Burhanudin Mey, S.N dan otomotif dijabarkap pada gambar 2. dan
M. Burhan R.W., 2016). Hal ini dapat gambar 3. berikut.
dijadikan pertimbangan dalam melakukan

Gambar 1. Ruang Lingkup Interpretasi Gambar Teknik pada Bidang Otomotif


terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar

Gambar 2. Alur Pembagian Permasalahan, Kelompok, Individu


dan Pelaksanaan SIklus I dan Siklus II menggunakan Metode PBL

207 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

METODE PENELITIAN metode PBL bagi siswa, hal ini sebagai


landasan dasar pengambilan keputusan pada
Jenis penelitian yang digunakan yaitu
siklus II. Dimana siklus II dapat
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dikembangkan berdasarkan masukan
classroom action research dengan tujuan
ataupun kegiatan yang belum optimal dalam
memperbaiki mutu praktik pembelajaran
pelaksanaanya, peran instruktur adalah
(Kunadar, 2012: 44-45). Perbaikan
mengarahkan pada individu siswa maupun
dilakukan secara terus menerus selama
kelompok untuk lebih terlibat secara aktif
pembelajaran telah berlangsung. Penelitian
dan bebas dalam pembelajaran.
PTK terdiri dari beberapa pola yaitu
Lokasi penelitian di FKIP PTM
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
UNTIRTA angkatan ke-3. Mayoritas peserta
refleksi.
didik adalah SMA sebanyak 80%, hal ini
Desain penelitian dilakukan dalam
menunjukkan bahwa gambar teknik
beberapa siklus. Masing-masing siklus
merupakan hal yang bersifat baru dan
diimplementasikan pada materi atau
menjadi pengalaman yang sebelumnya tidak
kompetensi yang sama dalam rentang waktu
dipelajari, sehingga menuntut motivasi yang
yang berbeda atau tiap pertemuan sesuai
lebih untuk penguasaannya. Selain itu
perencanaan. Siklus I dan Siklus II
pembentukan kerja tim yang saling
mengambil tentang Interpretasi Gambar
menguatkan, melihat aktivitas belajar yang
Teknik pada Bidang otomotif. Siklus
ditunjukkan masih mengandalkan
diberhentikan apabila peningkatan motivasi
persaingan individu dan menurunnya kerja
dan prestasi belajar siswa. Artinya
tim. Metode PBL hal yang baru bila
ketercapaian dari proses pembelajaran
diterapkan dalam bidang gambar teknik
terhadap variable motivasi dan prestasi
terutama integrasi pada bidang otomotif.
belajar. Sebenarnya penelitian ini dapat
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian
dilanjutkan sampaitahap jenuh yaitu
yaitu September-Desember 2016. Subjek
pembelajaran tidak lagi menunjukkan
penelitian sebanyak 28 orang yang terlibat
peningkatan, akan tetapi factor keterbatasan
aktif dalam pembelajaran. Tindakan yang
waktu, tenaga dan biaya dicukupkan pada
dilakukan pada siklus I, dinyatakan pada
peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.
table berikut:
Siklus I merupakan kegiatan pengenalan

Tabel 1. Tindakan PBL dan Kegiatan Instruktur serta Kegiatan Mahasiswa


Aspek Tindakan
Kegiatan Instruktur/Dosen Kegiatan Mahasiswa
PBL
Orientasi pada Menginformasikan tujuan- Memperhatikan penjelasan dan bertanya (jika
permasalahan tujuan pembelajaran, diperlukan)
Mendeskripsikan kebutuhan

208 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto
Aspek Tindakan
Kegiatan Instruktur/Dosen Kegiatan Mahasiswa
PBL
dalam pembelajaran
Memotivasi peserta didik agar
terlibat aktif
Mengorganisasi Membantu mendefinisikan Mempelajari tugas dan menyelesaikan tugas
untuk belajar dan mengorganisasi tugas yang diberikan
belajar sesuai permasalahan
Membimbing Mendorong mahasiswa Mencari jawaban tugas-tugas sesuai refrensi
penyelidikan mengumpulkan informasi
sesuai dengan tujuan yang
dipilih, mencari penjelasan
disertai alasan terkait, dan
mengembangkan pemahaman
Mengembangkan Mengontrol dalam Mahasiswa dalam kelompok dengan
dan menyajikan penyusunan laporan dan permasalahan yang berbeda
hasil karya mempresentasikan di depan mempresentasikan tugasnya, saling berdiskusi
kelas dan berargumen
Menganalisis dan Mengevaluasi hasil belajar Menerima masukan dan memperbaiki pada
mengevaluasi pertemuan selanjutnya
proses pemecahan
masalah
Kriteria Motivasi
Tekun Pemberian tugas Mengerjakan tugas
Mengerjakan secara terus menerus
Ulet Memberikan penjelasan Berdiskusi dan menanyakan permasalahan
kepada mahasiswa yang yang dihadapi
bertanya dan mengalami Menanyakan situasi yang belum dipahami
kesulitan
Minat Mempresentasikan dan Memperhatikan penjelasan
menjelaskan materi Tidak membuat gaduh
Senang bekerja Memberikan sumber-sumber Mencari referensi individu atau tim
mandiri referensi terkait tugas Memanfaatkan internet atau perpustakaan
yang tersedia
Ketekunan Meminta untuk Bersemangat mempresentasikan
mempresentasikan tugas yang Antosias dalam melakukan diskusi dan
telah dikerjakan presentasi
Mempertahankan Memfasilitasi proses diskusi Teguh terhadap jawaban yang dipresntasikan
pendapat dan presentasi Dapat menjawab pertanyaan dari tim lain
Senang mencari dan Memberikan soal yang mudah Mengerjakan soal
memecahkan hingga sulit Mencari solusi dari soal yang dirasa sulit
masalah

Hasil observasi, angket dan unjuk kerja


merupakan data kuantitatif, hal ini
digunakan untuk mengukur motivasi dan Keterangan: Me : Rerata dari skor

prestasi belajar. Data yang diperoleh unjuk kerja; ∑ : jumlah nilai; dan N :

dilakukan analisis untuk mengetahui Banyaknya mahasiswa. Untuk melihat

prosentase skor motivasi (Sugiyono, 2012: peningkatan dapat dilihat dari jumlah yang

144). diperoleh pada siklus I dan siklus II.


Indikator keberhasilan dinyatakan
apabila terjadi peningkatan motivasi dan
prestasi belajar setelah PBL diterapkan pada

209 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

interpretasi gambar teknik. Berdasarkan pemilihan sendiri, (Didik Nurhadiyanto dan


tolak ukur proses keberhasilan dinyatakan Wagiran, 2007).
dengan 75% peserta didik terlibat aktif, baik (b) Pelaksanaan tindakan dan
fisik, mental, maupun social pada observasi, berupa penyampaian materi dan
pembentukan kompetensi, prestasi yang pemahaman karakteristik mahasiswa
tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa terhadap metode PBL yang diterapkan.
percaya diri (Mulyasa, 2007: 256). Pembalajaran secara umum dibagi menjadi
tiga bagian yaitu pendahuluan, inti dan
HASIL DAN PEMBAHASAN penutup. Ulasan dari pendahuluan yaitu
pengkondisian mahasiswa, penyampaian
Hasil
materi, tujuan dan manfaat dari kompetensi
Hasil penelitian penerapan metode
serta metode yang digunakan selama
PBL berdasarkan masing-masing siklus atau
pembelajaran berlangsung disamping itu
tindakan kelas sebagai berikut.
diberikan motivasi sebagai penguatan dalam
Pada tahap tindakan I, langkah-
pemahaman materi. Kegiatan inti berupa
langkah yang dilakukan telah diuraikan
pelaksanaan pembelajaran dalam tim yang
sesuai urutan yaitu: (a) perencanaan, (b)
dipilih, dalam kelompok instruktur
pelaksanaan tindakan, (c) observasi, dan (d)
menyampaikan materi integrase gambar
refleksi, McTaggart (1991:32) dan Kemmis &
terhadap bidang otomotif berupa komponen
McTaggart (1988:14).
dan symbol kelistrikan. Selanjutnya
(a) perencanaan dijalankan
instruktur memilih secara acak perwakilan
berdasarkan RPS (rencana Pembelajaran
tim untuk mengambil persoalan yang
semester) dengan kompetensi berupa
diberikan dengan kemasan pembahasan
memahami komponen dan symbol
sama dan penerapan kasus yang berbeda.
kelistrikan. Hal-hal yang menjadi
Setelah pembimbingan berlangsung,
pertimbangan dan dipersiapkan diantaranya
mahasiswa bekerja dalam tim untuk
instruktur, materi, perlengkapan dan
menyikapi persoalan yang dihadapi dan
mahasiswa (Samsiah, et.al. 2012) dengan
mempresentasikan hasil pemikiran dalam
tujuan ketrampilan dalam integrasi gambar
kelas, hal ini dikondisikan oleh coordinator
pada bidang otomotif dan pemberian symbol
tim. Sesaat diskusi berjalan tim yang telah
yang sesuai. Instrument yang disiapkan
maju memberikan kesempatan pada tim lain
adalah lembar observasi dari pelaksanaan
untuk menanyakan hal yang dirasa belum
tindakan dan lembar angket dari motivasi.
paham, (Interaktif learning). Kegiatan akhir
Selain itu dilakukan pengelompokan
instruktur mengevaluasi dari setiap tindakan
mahasiswa ke dalam kelompok kecil 5 orang
dan keputusan yang telah diambil,
dengan pemilihan kelompok berdasarkan
dilanjutkan pembagian angket motivasi dan

210 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

menilai hasil gambar berdasarkan penilaian (b) Pelaksanaan tindakan, (1)


unjuk kerja. Materi tindakan 2 juga kegiatan awal, sama dengan siklus 1 yang
disampaikan, guna menyiapkan mahasiswa membedakan adalah komitmen terhadap
dalam penguasaan materi atau keberlanjutan mahasiswa untuk lebih focus pada
materi 1. permasalahan yang dihadapi hal ini salah
(c) Refleksi diambil sesuai data satu tindak lanjut dari tahap refleksi siklus I,
yang diamati dari tahapan sebelumnya selain itu meyakinkan mahasiswa bahwa
berupa aktivitas, hasil motivasi dan hasil tahap belajar salah hal yang wajar namun
unjuk kerja serta peran instruktur yang informasi yang dikemas harus memiliki
masih terbatas. Hal ini dilakukan untuk sumber agar tidak salah dalam pemberian
pencapaian KKB 75% dari jumlah mahasiswa informasi. (2) kegiatan inti tidak jauh
pada siklus 2. berbeda namun permasalahan dan diskusi
Siklus 2 merupakan tahap keputusan yang dihadapi lebih kompleks karena
dari tahapan setiap siklus yang dilakukan. mahasiswa harus mempresentasikan sebuah
Dilanjutkan atau diberhentikan apabila sistem yang utuh dan memahami apa yang
dirasa cukup adalah rekomendasi dari siklus telah digambar. (3) kegiatan akhir, kegiatan
2. Dilanjutkan apabila belum terpenuhi dan yang berlangsung berupa evaluasi dan
diberhentikan apabila dirasa cukup dan telah menyimpulkan hasilpembelajaran, disertai
memenuhi. Namun pada dasarnya penelitian dengan angket motivasi dan penilaian unjuk
jenis PTK minimal dilakukan dalam 2 siklus. kerja dari pekerjaan mahasiswa.
Adapun hasil dari siklus 2 secara tahapan (c) Refleksi, melihat perbedaan
sebagai berikut: antar siklus yang telah dilaksanakan. Hal ini
(a) perencanaan, tidak jauh menujukkan perubahan dan peningkatan
berbeda dengan siklus 1, yang membedakan pada hasil. Ini juga menunjukkan bahwa
adalah materi yang dibahas bukan materi mahasiswa terbiasa dengan model PBL
yang sama namun materi lanjutan yang artinya sudah memahami tahaan yang
membentuk kompetensi secara utuh. Materi dilakukan.
siklus 2 adalah penerapan rangkaian, cara (d) Perolehan dari siklus I dan
kerja dan fungsi dari sistem kelistrikan siklus II, berdasarkan perolehan motivasi
secara utuh. Kelompok masih sama namun melalui observasi dan angket sebagai
pada siklus 2 rekomendasi untuk lebih aktif berikut:
pada kelompok yang belum banyak
berkontribusi dalam pembelajaran. Lembar
pengukuran motivasi dan kompetensi unjuk
kerja telah dipersiapkan dengan baik.

211 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

Gambar 3. Perolehan Motivasi Setiap Siklus Melalui Observasi dan Ceklist


serta Perolehan Unjuk Kerja tiap Siklus

Gambar 3. di atas mengungkapkan atau indicator motivasi sebagai berikut: (a)


bahwa pembelajaran pada konsep PBL, tekun sebesar 3.05% dan 7.10%, (b) ulet
mengalami peningkatan setiap siklusnya, hal sebesar 14.89% dan 15.40%, (c) minat
ini ditunjukkan bahwa siklus II memberikan sebesar 3.87% dan 6.76%, (d) bekerja secara
pengaruh yang tinggi. Factor-faktor ini dapat mandiri sebesar 0.20% dan 6.50%, (e)
terjadi apabila: instruktur melakukan ketekunan pada tugas-tugas sebesar 12.94%
pengamatan dan perbaikan pada tahap dan 12.90%, (f) mempertahankan
berikutnya, melakukan pembimbingan pada Pendapatnya sebesar 18.10% dan 16.10%,
tiap individu atau kelompok (konsep dan (g) senang memecahkan masalah
pengembangan diri peserta didik), evaluasi sebesar 11.40% dan 15.40% (hasil
dan masukan yang membangun terhadap peningkatan sesuai gambar 3 di atas).
disiplin ilmu yang telah dipelajari serta Peningkatan perolehan di atas
memahami kebermanfaatan dan tujuan dari mengindikasikan bahwa data angket yang
pelaksanaan kompetensi. diisi oleh mahasiswa secara langsung
diperoleh peningkatan yang lebih tinggi
Pembahasan dibandingkan pengamatan yang dilakukan

Motivasi belajar pada kompetensi instruktur. Hal ini menunjukkan bahwa

interpretasi gambar teknik pada bidang motivasi belajar yang dimiliki mahasiswa

otomotif yang dilakukan melalui tahap PTM dalam interpretasi gambar teknik pada

perencanaan, pelaksanaan tindakan, bidang otomotif sangat besar. Adapun

pengamatan dan refleksi, menunjukkan peningkatan yang masih rendah pada

bahwa adanya peningkatan pada tiap penelitian selanjutnya dapat digunakan

siklusnya. Adapun data peningkatan secara strategi yang mampu meningkatkan motivasi

observasi dan angket berdasarkan kriteria terutama pada indicator tekun, minat dan

212 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

bekerja mandiri. Berdasarkan indicator DAFTAR PUSTAKA


motivasi belajar setiap kriteria diperoleh
Andik Herlambang dan Aris Ansori. (2016).
rerata di atas 75.00% dan memenuhi Problem Based Learning Melalui
persyaratan untuk dihentikan sampai siklus Pendekatan Keterampilan Proses
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
II. Kompetensi Memperbaiki Sistem
KESIMPULAN Pengapian. JPTM, Vol. 04., No.02.

Aci Primartadi. (2012). Pengaruh Metode


Kesimpulan dari penelitian ini
Student Team Achivment Division
diantaranya: (Stand) dan Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Peningkatan Hasil
(1) Metode PBL mampu
Belajar Ditinjau dari Potensi Akademik
meningkatkan motivasi belajar dengan Siswa SMK Otomotif. Tesis Magister,
Tidak diterbitkan, Universitas Negeri
indicator berupa (a) tekun dalam tugas, (b)
Yogyakarta, Yogyakarta.
ulet dalam kesulitan, (c) minat dalam
Bhargava, A.& Pathy, M. (2011). Perseption
pembelajaran, (d) senang bekerja mandiri,
of student teachers about teaching
(e) ketekunan pada tugas rutim, (f) competencies. Journal of Contemporary
Research 1 (1), 77.
mempertahankan pendapat, dan (g) senang
mencari dan memecahkan masalah. Dari ke Burhanudin Mey Setya Nugraha dan M.
Burhan Rubai Wijaya. (2016).
tujuh indicator dapat meningkat apabila
Penerapan Metode Problem Based
peran instruktur sebagai fasilitator dalam Learning Berbantuan Education Games
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
penerapan PBL dilakukan dengan baik.
Siswa Kelas X TKR Materi Hand Tools
Indicator di atas tidak akan meningkat dan Power Tools. VANOS Journal of
Mechanical Engineering Education, Vol.
apabila pembelajaran hanya sebatas
01., No. 1.
didiamkan tanpa adanya dorongan atau
Dianna Ratnawati. (2016). Hubungan
motivasi atau tujuan yang terarah. Landasan
Prestasi Belajar, Persepsi Dunia Kerja,
utamanya adalah instruktur melengkapi dan Jiwa Kewirausahaan Dengan
Kesiapan Kerja Mahasiswa PTM.
kebutuhan mahasiswa sebab pembelajaran
VANOS Journal of Mechanical
adalah pengembangan diri bagi mahasiswa. Engineering Education, Vol. 01., No. 1.
(2) Metode PBL dapat
Didik Nurhadiyanto dan Wagiran. (2007).
meningkatkan prestasi unjuk kerja, karena Problem-Based Learning Alternatif
Solusi dalam Menyiapkan SDM Holistik
keterlibatan mahasiswa dalam permasalah-
di SMK. Seminar Nasional Telisik
an secara langsung. Pembelajaran yang Hambatan Pelaksanaan SMK dan
Solusinya. Jurusan Pendidikan Teknik
melibatkan kondisi nyata pada permasalah-
Mesin UNNES.
an akan lebih lama bertahan dalam memori
dan mudah dalam mengingat.
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

213 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

Endang Mulyatiningsih. (2010). Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan:


Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Sebuah Orientasi Baru. Ciputat:
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Gaung Persada Press.
Makalah disajikan dalam Diklat Kemmis, S. & McTaggart, R. (1988). The
Peningkatan Kompetensi Pengawas action research planner. Victoria;
dalam Rangka Penjamin Mutu Deakin University Press.
Pendidikan, di P4TK Bisnis & Pariwisata.
Kunandar. (2012). Langkah Mudah
Fatkhurohman. (2016). Meningkatkan Penelitiann Tindakan Kelas sebagai
Kemandirian Belajar dan Prestasi pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
Belajar Kompetensi Motor Stater PT RajaGrafindo Persada.
dengan Metode Problem Based
Learning kelas XI TKR A SMK Ma’arif 4 Leighbody, G. B., & Kidd, D. M. (1968).
Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015. Methods Of Teaching Shop and
Jurnal Pendidikan Teknik Technical Subject. New York: Delmar
Otomotif_Universitas Muhammadiyah Publishers.
Purworejo,Vol. 07, No. 01.
Luki Zakariya. (2015). Penerapan Model
Fogarty, R. (1997). Problem learning & other Pembelajaran Problem Based Learning
curiculum models for the multiple (PBL) Berbantu Media Peraga untuk
intelligences clasroom. SkyLight: Pearson. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Siswa AC. Skripsi. Fakultas
Hamzah B. Uno. (2009). Teori Motivasi & Teknik UNY.
Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi
Aksara. McTaggart, R. (1991). Action Research A
Short Modern History. Victoria:
Hary Hardiyan. (2014). Penerapan Model Deakin University Press.
Pembelajaran Gabungan antara
Problem Based Learning (PBL) dan Muchlish Siddiq dan Arif Susanto. (2016).
Think-Share (TPS) dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar Praktik
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Dengan Menggunakan Model
Pelajaran Kelistrikan Otomotif Siswa Pembelajaran Berbasis Masalah
Kelas XI Jurusan Teknik Kendaraan (Problem Based Learning) Pada
Ringan (TKR) di SMK N 2 Yogyakarta. Standar Kompetensi Sistem Pengisian
Skripsi. Fakultas Teknik UNY. Di Kelas XI Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan SMK N 1
Heru Raharjo. (2005). Penerapan Metode Nganjuk. Jurnal Pendidikan
Pembelajaran PBL untuk Otomotif_Universitas Muhammadiyah
Meningkatkan Motivasi Belajar pada Purworejo, Vol. 07. No. 02.
Mata Kuliah Pneumatic Hidrolik
Mahasiswa FT UNY. Skripsi, Fakultas Muhammad Nurtanto. (2015). Implementasi
Teknik UNY. Pembelajaran Berbasis Problem-Based
Learning Kompetensi Dasar Sistem
Heru Raharjo. (2014). Pengaruh Metode Pengapian Konvensional Untuk
Pembelajaran PBL dan Direct Teaching Meningkatkan Kemampuan Kognitif,
Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Psikomotor, dan Afektif Siswa SMK
Menggunakan Alat Ukur Siswa Ma’arif Salam. Tesis. Pascasarjana UNY.
Kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan Ditinjau dari
Motivasi & Kreativitas Siswa. E-Jurnal
Autotech-Pendidikan Teknik Otomotif.
Di unduh pada
http://ejournal.umpwr.ac.id/index.ph
p /autotext/ article/view/1309

214 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

Muhammad Nurtanto & Herminarto Sofyan. Salamah. (2006). Penelitian Teknologi


(2015). Implemetasi Problem-based Pembelajaran Berdasarkan
Learning untuk meningkatkan hasil Pendekatan Sistem, Jurnal Pendidikan,
belajar kognitif, psikomotor, dan Vol 12., No. 02.
afektif Siswa di SMK. Jurnal Pendidikan
Vokasi. Vol. 5, Nomor 3. November Samsiah Mat., et al. (2012). Model of
2015. Problem-Based Learning Using
Systems Approach. Procedia-Social and
Muhammad Nurtanto dan Moh Fawaid. Behavioral Sciences 60, 541-545.
(2016). Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar Psikomotor Dengan Santrock, J. W. (2011). Educational
Metode Problem Based Learning. Psychology. (5 th ed.). New York:
Jurnal Penelitian LPPM (Lembaga McGrawHill.
Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat) IKIP PGRI MADIUN, Vol. Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi
04., No. 02. Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Savery, J. R., & Duffy, T. M. (2001). Problem
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Base Learning: An Instructional
Model And Its Constructivist
Nurcholish Arifin H. (2015). Perbedaan Framework. Bloomington: Indiana
Pengaruh Metofe Inquiry Learning dan University.
Problem Based Learning Terhadap
Hasil Belajar Perbaikan Kelistrikan Sharma, S. (2012). Constructivsm: A new
Kendaraan Ringan (PKKR) Ditinjau paradigm in education. Edusearch, Vol.
dari Motivasi Belajar Peserta DIdik XII 3. No. 2. 0976-1160.
TKR di SMK Negeri 1 Sayegan. Tesis,
Fakultas Pasca Sarjana UNY. Slavin, E. R. (2011). Psikologi Pendidikan:
Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid
Novita Carolina, Muchlas Samani, dan 2. (Terjemahan Marianto Samosir).
Mochamad Cholik. (2014). New Jersey: Pearson Education Inc.
Pengembangan Modul Memelihara (Buku asli diterbitkan tahun 2009)
Transmisi Berbasis PBL untuk
Meningkatkan Kemampuan Analisis Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi
Siswa Kelas X PROKLI TKR SMK N 2 Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Tarakan. Jurnal Pendidikan Vokasi:
Teori dan Praktek. Vol. 2., No.2. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Rizky Kusuma Putra Wibawa. (2015).
Penerapan Metode Pembelajaran Suprihatiningrum. (2013). Strategi
Problem Based Learning untuk Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Belajar Siswa Kelas XI pada Mata
Pelajaran Menggambar Teknik Mesin Tan, Oon-Seng. (2004). Enhancing thinking
di SMK PIRI Sleman. Skripsi. Fakultas through problem-based learning
Teknik UNY. approaches: international perspectives.
Singapore: (a division of).
Oemar, Hamalik. (2001). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

215 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Muhammad Nurtanto

Wakhinuddin S. (2014). Pengembangan Widodo dan Widayanti. (2013). Peningkatan


Bahan Ajar dan Penilaian Portofolio Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Berorientasi Pembelajaran Berbasis Siswa Dengan Metode Problem Based
Masalah pada Mata Pelajaran Final Learning Pada Siswa Kelas VIIa MTS
Drive di Kelas XI SMK N 1 Sumatera Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun
Barat, Padang. Prosiding Konversi Pelajaran 2012/2013. Jurnal Fisika
Nasional Asosiasi Pendidikan Indonesia, 49 (XVII), 1410-1994.
Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO)
ke 7 FPTK Universitas Pendidikan Woolfolk, A. (2007). Educational Psychology.
Indonesia, Bandung. Boston: Pearson.

Wardaya. (2009). Pembelajaran Berbasis Zaenal Arifin. (2009). Evaluasi


Pemecahan Masalah untuk Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja
Meningkatkan Kemampuan Kognitif Rosdakarya.
Siswa Teknik Mekanik Otomotif SMKN
2 Wonosari. Tesis, Universitas Negeri
Yogyakarta.

216 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700

You might also like