Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340529704

Model Supply Chain Management pada Produk Industri Agraris dan Turunan

Article  in  JURNAL AGROINDUSTRI HALAL · April 2020


DOI: 10.30997/jah.v6i1.2238

CITATIONS READS

0 46

4 authors, including:

Fariq Maulana Yusuf Amrozi


UIN Sunan Ampel Surabaya UIN Sunan Ampel Surabaya
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    31 PUBLICATIONS   19 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Individual Project View project

Thesis Project View project

All content following this page was uploaded by Fariq Maulana on 28 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 6 Nomor 1, April 2020 | 011

Model Supply Chain Management pada Produk Industri Agraris dan Turunan
Supply Chain Management Model for Agricultural Industrial Products and
Derivatives
Muchammad Fariq Maulana1, Nur Isnaini2, Dea Nur Zuraidah3, Yusuf Amrozi4
1Sistem Informasi; UIN Sunan Ampel Surabaya Jl. Ahmad Yani No.117, Jemur Wonosari, Kec. Wonocolo,
Kota SBY, Jawa Timur 60237
2 Sistem Informasi; UIN Sunan Ampel Surabaya Jl. Ahmad Yani No.117, Jemur Wonosari, Kec.

Wonocolo, Kota SBY, Jawa Timur


aKorespondensi : Muchammad Fariq Maulana, E-mail: h06218016@uinsby.ac.id

(Diterima oleh Dewan Redaksi : 10 – 12 - 2019)


(Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi : 08 –04- 2020)

ABSTRACT
Implementation of Supply Chain Management is needed to meet consumer demand for
agricultural products both for raw materials, as well as fresh and halal products for direct
consumption so that they can benefit both farmers and consumers. The purpose of this study
was to determine the supply chain mechanism and supply chain flow patterns of
agroindustry products and analyze the effect of supply chain management components on
improving agro-industry performance. The method attached to the source of the journal
relating to the method to be used. The source deals with a deeper review of the FIFO (First In
First Out) method in implementing SCM (Supply Chain Management) in agriculture. With
this method work will be quickly completed, run effectively, generate profits with high
profits. Supply chain is defined as a sequence of decision making processes regarding raw
materials, information, and capital undertaken by a company to meet consumer demand.
Supply Chain Management activities are implemented starting from the planning of raw
materials and then proceed to the production process that is handled by the agrarian
industry then the products are stored in warehouses using the FIFO (First In First Out)
method then distributed to retailers to be marketed to consumers.
Keywords: supply chain management, agro-industry, fifo

ABSTRAK
Implementasi Supply Chain Management diperlukan untuk memenuhi permintaan
konsumen atas produk industri agraris baik untuk bahan baku, maupun produk segar serta
halal untuk langsung dikonsumsi sehingga dapat memperoleh manfaat baik petani ataupun
konsumen. Tujuan daripada penelitian ini untuk mengetahui proses, pelaku, manajemen
rantai pasok beserta model aliran rantai pasok produk agroindustry dan menganalisis
pengaruh para pelaku manajemen rantai pasok terhadap peningkatan kinerja agroindustri.
Metode yang dicantunkan dengan sumber dari jurnal yang berhubungan dengan metode
yang akan digunakan. Sumber tersebut berkenaan tentang mengulas lebih dalam mengenai
metode FIFO (First in First out) dalam penerapan SCM (Supply Chain Management) di bidang
pertanian. Dengan metode tersebut pekerjeaan akan cepat selesai, berjalan dengan efektif,
menghasilkan keuntungan dengan laba yang tinggi. Rantai pasok diartikan sebagai urutan
proses pengambilan keputusan mengenai bahan baku, informasi, dan modal yang dialakukan
oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen. Aktivitas Supply Chain
Management yang diterapkan mulai dari perencanan bahan baku lalu dilanjutkan ke proses
produksi yang ditangani oleh pihak industry agraris kemudian hasil produksi disimpan di
gudang menggunakan metode FIFO (First In First Out) kemudian didistribusikan kepengecer
untuk dipasarkan ke konsumen.
Kata kunci: supply chain management, agroindustri, fifo

Maulana, Muchammad Fariq, Nur Isnaini, Dea Nur Zuraidah, Yusuf Amrozi. 2020. Model Supply
Chain Management pada Produk Industri Agraris dan Turunannya. Jurnal Agroindustri Halal 6(1): 11
– 19.
012 | Maulana Model Supply Chain Management pada Produk Industri Agraris dan Turunannya

PENDAHULUAN perancangan sistem informasi menggunakan


konsep Supply Chain Management pada
Agroindustri merupakan salah satu
industri agraris untuk memberikan masukan
kegiatan yang bergerak pada industri agraris
untuk meningkatkan performa. Untuk
yang memanfaakan hasil produksi pertanian
perancangan Supply Chain Managjemen
menjadi produk siap konsumsi mapun
dapat didukung oleh dua faktor, yaitu
produk yang telah diolah yang memiliki nilai
digitalisasi dan komunikasi antar para
jual lebih tinggi, serta menjadi langkah
pelaku SCM yang terkait.
pengembangan pertanian berlanjut.
Aktivitas Supply Chain Management
Agroindustri lebih berfokus pada
yang akan diterapkan dimuali dari
pengolahan sumber daya hasil pertanian
perencanan bahan baku lalu dilanjutkan ke
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
proses produksi yang ditangani oleh pihak
bahan pokok, pengembangan produksi
industry agraris kemudian hasil produksi
dalam negeri, dan pengembangan di bidang
disimpan di gudang.
sektor pertanian. Pengembangan
agroindustri dapat membantu meningkatkan Dalam hal tersebut, sering terjadi
perekonomian petani yang berperan sebagai adanya miss-communication antar bagian di
penyuplai bahan baku. perusahaan sehingga perencanaan menjadi
tidak sinkron dalam memenuhi kebutuhan
Permasalahan yang timbul yaitu bahan
pasar.
baku tidak sinkron dengan perencanaan,
sehingga bahan baku yang dipanen tidak Pada bagian gudang, perlu adanya
sinkron dengan kebutuhan pasar. pengaturan sistem informasi yang dapat
membantu proses SCM mengenai keluar
Manajemen rantai pasok diperlukan
masuknya barang dengan Teknik FIFO (First
untuk memenuhi permintaan konsumen atas
In First Out) agar barang yang
produk industri agraris baik untuk bahan
didistribusikan tetap terjaga kualitasnya.
baku, maupun produk segar dan halal untuk
langsung dikonsumsi sehingga dapat Oleh karena itu, perlu dirancangnya
memperoleh manfaat baik petani ataupun sebuah sistem manajemen rantai pasok
konsumen. untuk mengintegrasikan elemen-elemen
yang ada di perusahaan dengan tujuan
Rantai pasok diartikan sebagai urutan
meningkatkan profit perusahaan.
proses pengambilan keputusan mengenai
bahan baku, informasi, dan modal yang
dialakukan oleh suatu perusahaan untuk MATERI DAN METODE
memenuhi permintaan konsumen. Jurnal ini menggunakan metode studi
Kinerja rantai pasok diartikan sebagai literatur yakni adalah memilih serangkaian
penyelarasan dari seluruh kegiatan dalam menyelesaikan permasalahan dengan
proses rantai pasokan, sampai mencari sumber sumber tulisan yang
meningkatkan profit dan relasi untuk relefan. Dalam studi ini tidak jauh beda
mendapatkan hasil yang unggul dan siap dengan studi lainnya, yang membedakan
bersaing, dimana integrasi tersebut haruslah dari studi lain yaitu dengan mengambil data
sistematik, kerja sama dan komunikasi yang dari sumber sumber yang relevan seperti
strategis dan tepat sasaran dari fungsi-fungsi buku, majalaah, laporan penelitian, jurnal, e-
bisnis tradisional dan taktik-taktik bisnis. book. Dalam jurnal ini menggunakan sumber
melalui fungsi-fungsi bisnis tersebut melalui dari jurnal yang berhubungan dengan
proses rantai pasok suatu perusahaan dapat metode yang akan digunakan. Sumber
meningkatkan kinerja jangka panjang dari tersebut berkenaan tentang mengulas lebih
perusahaan individu maupun pelaku rantai dalam mengenai metode FIFO (First In First
pasok lainnya (Ballou 2005). Out), SCM (Supply Chain Management) pada
Berdasarkan latar belakang industry agraris.
permasalahan tersebut, diperlukan adanya
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 6 Nomor 1, April 2020 | 013

Tujuan digunakan studi ini untuk penadah dan penjual yang saling
menjadi acuan dasar untuk jurnal dan berhubungan dan berkomunikasi.
pedoman yang tepat dalam pembahasan dan Untuk upaya mengoptimalkan SCM
pemecahan masalah, dengan studi ini dapat dengan membangun alur komunikasi dan
menemukan informasi dan wawasan yang informasi yang akurat antar organisasi
luas dari sumber sumber yang ada, dapat tersebut, pemasukan barang bergerak
memperlancar dalam menyelesaikan dengan efektif guna menghasilkan kepuasan
permasalahan, menegtahui dengan pasti pelanggan. Terdapat keuntungan
pembahasan yang akan digunakan. penggunaan SCM yaitu:
SCM adalah rantai siklus perusahaan 1. Mengurangi stok barang, sehingga dapat
mulai dari persediaan bahan baku dan mengurangi biaya penyimpanan dan
layanan pemasok melalui proses sampai ke kerusakan, serta resiko hilangnya barang
tangan konsumen dengan tujuan akibat penyimpanan.
meningkatkan kepercayaan konsumen. 2. Penyediaan barang antar sector dan
Supply Chain menurut Vrijhoef (1999) vendor akan terjamin lancar.
adalah suatu perusahaan kerjasama dengan
perusahaan lain dimana kegiatannya 3. Terjaminnya kualitas material yang
menyampaikan produk (jasa atau barang) dipasok sesuai dengan kondisi pasar yang
sampai ke tangan konsumen akhir, diinginkan.
sedangkan pengertian rantai pasok menurut Adanya keuntungan terdapat pula
Arbulu dan Ballard (2004) merupakan hambatan yang sering kali muncul secara
organisasi dalam perusahaan saling tiba-tiba. Hambatan apa saja yang dialami
kerjasama dalam proses yang saling penggunaaan SCM dan pastinya
terhubung. Menurut Pujawan (2005), rantai membutuhkan berbagai pihak untuk
pasok merupakan jaringan perusahaan- menyuport atas hambatan tersebut
perusahaan yang secara bersama-sama diantaranya:
bekerja untuk menciptakan dan 1. Untuk meningkatkan kualitas produksi
menghantarkan suatu produk ke tangan dengan cara memuaskan konsumen.
pemakai akhir. Rantai pasok diartikan Tetapi dibalik itu semua para produsen
sebagai jaringan kelompok yang saling mengalami kuwalahan karena para
terlibat, melalui hulu sampai hilir, pada konsumen pastinya menginginkan produk
proses dan aktivitas yang berbeda bahwa yang lebih baik kualitas nya tanpa melihat
value atau nilai produksi yang berbentuk betapa susahnya produsen mengolah
produk dan dilakukan oleh suatu kelompok produk sedemikian bagus rupaa nya demi
untuk meningkatkan efektivitas manajemen memuaskan consume.
rangkaian rantai pasokan. 2. Turunnya proses dalam sebuah produk
Fungsi dari SCM yaitu mengubah bahan mengakibatkan perusahaan over control
mentah menjadi bahan siap untuk dalam mengatur jumlah persediaan
dikonsumsi serta halal yaitu dengan barang karena dalam pengaturan tersebut
membuat sebuah planning untuk membutuhkan waktu tertentu.
melanjutkan kedepannya bagaimana, 3. Adanya banak customer yang memesan
mencapai tujuan yang akan dituju, dengan pemenuhan permintaan dengan
menyusun organisasi dalam pencapaian cepat tanpa melihat kestandaran produk.
renacana yang akan dituju, menginstruksi
4. Adanya Fragmentation of Supply Chain
kerja guna untuk berjalannya proses
Ownership (terlibatnya banyak pihak
perencanaan, didalam penginstruksisan
dimana masing masing memiliki
terdapat pengendalian supaya optimal
kepentingan) globalisasi mengakibatkan
dalam proses bekerja dan juga SCM
semakin rumitnya proses SCM
mempunyai tujuan yaitu untuk melakukan
karenmencakup luas nya negara dari
efektifitas mulai dari pemasok, produsen,
pelosok sabang sampai Merauke.
014 | Maulana Model Supply Chain Management pada Produk Industri Agraris dan Turunannya

5. Miss komunikasi sering terjadi antar konsumen yang berjalan dengan baik tidak
konsumen maupun sesama staff. ada miss communication, perusahaan tetap
6. Ketidakpastian dalam permintaan entah menjaga kualitas barang sesuai dengan
itu dari permintaan, pasokan, dan permintaan konsumen, dan lebih penting
internal. lagi harus menyeseuaikan harga barang
dengan tempat yang akan dipasarkan barang
Supply Chain Management meliputi
tersebut. Beberapa jenis usaha yang
seluruh rangkaian kegiatan mulai dari
menggunakan metode ini antara lain
Pengangkutan, pembayaran secara tunai
agroindustri. Produk-produk tersebut
atau non-tunai, pemasok atau supplier,
memiliki jangka waktu atau
distributor dan pihak yang turut berperan
masa expired yang sangat pendek sehingga
dalam transaksi seperti bank, Pergudangan,
akan cepat membusuk bila tidak dijual
Hutang piutang sampai pada Informasi
secara cepat.
mengenai ramalan permintaan pasar. Dalam
pemroses SCM pelaku utama yang yang Fungsi FIFO yaitu Menandingi sirkulasi
berperan dalam supply chain antara lain fisik barang. Dengan fisik barang pertama
pemasok, pelanggan, retailer, distributor, kali masuk, pertama kali juga keluar maka
dan pengepul hasil pertanian. tidak akan terjadi pemanipulasi an terhadap
harga barang dikaenakan harga yang
Dalam SCM terdapat komponen yaitu
pertama kli masuk itu dengan haarga yang
1. Upstream Supply Chain melakukan sangat murah dan juga teknik ini terdapat
hubungan antara perusahaan dengan kekurangan dan kelebihan yaitu Kelebihan
vendor dari penggunaan metode ini adalah
2. Downstream Supply Chain melakukan menghasilkan harga dasar penjualan
kegiatan mentransfer barang dari minimum dan memberikan laba kotor yang
perusahaan langsung ke konsumen maksimum.alan yang rendah.
3. Internal Supply Chain ini mengontrol
ketersediaan pemasukan barang HASIL DAN PEMBAHASAN
First In First Out (FIFO)
Agroindustri
Teknik FIFO (First in First Out). Pada
Agroindustri adalah salah satu jenis
teknik ini, proses berjalan dengan cara
perusahaan industri yang memproses hasil
barang yang pertama kali masuk, pertama
pertanian dari jenis pengolahan bahan baku
kali juga keluar. Barang yang terakhir masuk
nabati maupun hewani sehingga
akan di simpan didalam gudang. Hal itu
menghasilkan produk dimana nilai tambah
sangat membantu perusahaan dengan
dan nilai ekonomi lebih tinggi.
menjaga kualitas barang, dimana barang
yang ada di gudang itu dalam keadaan baru Menurut Austin (1992) Agroindustri
dan keadaan yang lama langsung di diartikan sebagai kegiatan rantai pertanian
keluarkan. Sehingga, barang tidak akan cepat yang dimulai dari sektor pertanian pusat
membusuk bila disimpan didalam gudang hingga pasar.
karena merupakan barang yang masih baru Cara untuk menunjang keberhasihan
jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi kondisi peningkatan daya saing satu sama lain yaitu
barang tersebut. dengan membangun dan mengembangkan
Dengan Teknik FIFO, juga didapatkan agroindustri dimana nilai tambah dari
laba yang lebih tinggi tetapi dengan hasil komoditas pertanian selalu ditingkatkan.
yang kurang akurat. Tetunya dalam Supply Chain Management
perusahanan ingin perusahaannya maju dan
berkembang di kemudian hari yang SCM adalah rantai siklus perusahaan
menghasilkan keturunan. Untuk tetap mulai dari persediaan bahan baku dan
terjaganya keturunan harus diperhatikan layanan pemasok melalui proses sampai ke
hubungan antar pemroses, distributor, dan
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 6 Nomor 1, April 2020 | 015

tangan konsumen dengan tujuan baku yang digunakan bermutu sesuai


meningkatkan kepercayaan konsumen. dengan kebutuhan. Demi kepuasan
Rantai pasok dalam agroindustri pelanggan, perusahaan dituntut untuk
terdapat siklus pemasok, pemroses, menjaga kualitas barang. Permasalahan yang
distributor, dan pelanggan yang saling muncul pada bagian barang dalam pertanian
berhubungan satu dengan yang lainnya demi biasanya adalah kualitas penyimpanan
lancarnya pengkontribusian dalam karena produk yang disimpan merupakan
agroindustri. Agroindustri dapat dikatakan barang organik yang mudah membusuk.
berhasil dalam rantai pasok apabila bahan

Gambar 1. Model Pertama Supply Chai Management

FIFO lagi harus menyeseuaikan harga barang


Pencegahan dapat dilakukan dengan dengan tempat yang akan dipasarkan barang
Teknik FIFO (First in First Out). Pada teknik tersebut.
ini, proses berjalan dengan cara barang yang Dalam rantai pasok agroindustri ini
pertama kali masuk, pertama kali juga mengelola supply chain dengan komitmen
keluar. Barang yang terakhir masuk akan di dalam mengalirkan barang dari bagian hulu
simpan didalam gudang. Hal itu sangat (upstream) sampai ke bagian hilir
membantu perusahaan dengan menjaga (downstream), yang mana bahan baku
kualitas barang, dimana barang yang ada di didistribusikan dari supplier ke pabrik,
gudang itu dalam keadaan baru dan keadaan setelah itu dari pabrik diproses lalu dikirim
yang lama langsung di keluarkan. Sehingga, kepada distributor, pengecer, dan kemudian
barang tidak akan cepat membusuk bila ke tangan customer.
disimpan didalam gudang karena Secara umum Gambar 1 adalah model
merupakan barang yang masih baru jadi pertama Supply Chain Management berawal
tidak perlu dikhawatirkan lagi kondisi dari sektor sawah/perkebunan dan petani
barang tersebut. sebagai pelaku pemasok bahan baku. Petani
Dengan Teknik FIFO, juga didapatkan memanen bahan baku yang siap panen atau
laba yang lebih tinggi tetapi dengan hasil yang sudah memasuki periode produktif.
yang kurang akurat. Tetunya dalam Kemudian dilanjutkan oleh proses
perusahanan ingin perusahaannya maju dan pengolahan menjadi produk siap pakai
berkembang di kemudian hari yang untuk dikonsumsi atau menjadi bahan baku
menghasilkan keturunan. Untuk tetap yang akan didistribusikan kepada pengecer.
terjaganya keturunan harus diperhatikan Model pertama Supply Chain
hubungan antar pemroses, distributor, dan Management pada gambar 1 yaitu :
konsumen yang berjalan dengan baik tidak a. Produsen
ada miss communication, perusahaan tetap
menjaga kualitas barang sesuai dengan Sumber yang menyediakan bahan
permintaan konsumen, dan lebih penting utama dan yang menjadi produsen yaitu
petani. Para petani akan mengolah bahan
016 | Maulana Model Supply Chain Management pada Produk Industri Agraris dan Turunannya

mentah yang akan siap diolah menjadi bahan produk agraris. J.M keyness menjelaskan Jika
matang oleh pemroses. pendapatan diprediksi meningkat, maka
b. Pemroses konsumsi juga akan meningkat. Artinya
ketika tingkat perilaku konsumsi menurun
Setelah petani mengolah bahan mentah
maka akan terjadi penurunan nilai kepada
selanjutnya berbagai pabrik akan
produk tersebut karena terjadi ketidak
mengakomodasi bahan mentah tersebut
seimbangan antara tingkat konsumsi dan
diolah menjadi bahan matang yang akan
produksi.
dipasarkan nantinya.
2. Teknologi
c. Distributor
Peran daripada teknologi sangat
Setelah bahan matang itu jadi,
mempengaruhi dalam kegiatan rantai pasok
distributor akan menyalurkan ke pengecer.
ini. Karena teknologi juga mencakup akses
Dalam distribusi terdapat gudang yang
serta komunikasi antara petani dan
berfungsi untuk menyimpan barang sebelum
pengecer.
barang tersebut akan disalurkan ke
pengecer. Untuk memperoleh laba yang 3. Sosial
tinggi dan memperoleh penghematan Peranan sosial menjadi faktor yang
dengan tetap menjaga kualitas barang yaitu perlu diperhatikan dalam kegiatan rantai
dengan metode FIFO (First in First Out) pasok produk agraris. Penyuluhan serta
dimana metode ini dapat membantu edukasi kepada para petani serta pelaku
penyimpanan barang dalam gudang yaitu rantai pasok lainnya adalah hal penting agar
barang yang pertama kali masuk, pertama para pelaku rantai pasok tidak ada yang
kali juga keluar atau didistribusikan. dirugikan dan juga meningkatkan kerja sama
Sehingga, barang yang terakhir masuk akan yang akan meningkatkan mutu dari produk
disimpan didalam gudang dengan keadaan hasil panen maupun produk olahan siap
baru. Jadi barang akan terjaga kualitasnya konsumsi.
sampai di tangan konsumen. 4. Lingkungan
d. Pengecer Ketidakpastian merupakan masalah
Para pengecer memasarkan barang yang sering kali menjadi kesulitan bagi
kepada para pelanggan dengan harga sesuai pengelolaan suatu kegiatan rantai pasok.
dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan Salah satunya adalah kendala cuaca ekstrim,
kualitas. yang akan menyebabkan meningkatnya
Disamping pelaku dalam rantai pasok presentase gagal panen serta terputusnya
produk agraris tersebut terdapat 4 fakor akses antar pelaku rantai pasok dikarenakan
Eksternal yang turut mempengaruhi bencana alam dan sebagainya. Hal tersebut
kegiatan SCM di tahap hulu. yang akan membuat ketidakpastian harga
produk karena kebutuhan pasar tidak
1. Ekonomi
terpenuhi dan terjadi kelangkaan bahan
Faktor ekonomi yang selalu baku.
mempengaruhi kegiatan rantai pasok

Gambar 2. Gambar 1. Model Kedua Supply Chai Management


Keterangan : 1. Pemilik lahan, 2. Petani, 3. Pelaku usaha industri, 4. Pemasok, 5. Penjual/Pengecer, 6. Konsumen
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 6 Nomor 1, April 2020 | 017

Model yang lebih kompleks adalah konsumen bagian hilir. Proses


dengan menambahkan beberapa pelaku singkronisasi danzkerja sama diantara
dalam SCM seperti pada gambar 2. Pada pemasok dan pelaku
model ini jangkauan serta cakupan aliran usahazindustrizcukup baik agar proses
produk lebih luas, terdiri dari hulu dan permintaan dan penawaran produk bisa
hilir. berjalan dengan baik. Pelaku usaha
Menurut Pujawan (2005), di dalam industri harus menjamin kualitas produk,
struktur kegiatan rantai pasok mempunyai keamanan dan kebersihan produk serta
tiga proses yang wajib diatur. Pertama, aliran keuangan mulai dari konsumen
proses barang yang bermula dari bagian akhir, penjual/pengecer, pelaku usaha
upstreamzke bagian downstream. Kedua, industri dan petani haruslah jelas dan
proses uang yang mengalirzdari hilir saling menguntungkan.
kezhulu. Ketiga, proses informasi yang Konsumen sebagai salah satu aktor
terjadizdari huluzkezhilir atau sebaliknya. dibagian hilir melakukan kegiatan
Seperti yang dilihat, akhir-akhir ini konsumsi untuk berbagai produk yang
perkembangan SCM telah mendapat sudah jadi. Semakin meningkatnya
sorotan dari para pelaku agroindustri. konsumen yang berlangganan, semakin
Agroindustri dikatakan objek penelitian tinggi pula profit pada sektor
yang masihzbaruzdizbidang SCM. Frame agroindustry. Berlangsungnya pembelian
diterapkannya SCM di sektor barang di pasar penjualan produk, maka
agroindustrizdikaitkan dari bagian hulu system tunai digunakan untuk
sampai bagian hilir. pembayaran antara konsumen dan
Pendekatanzyangzdiimplementasi-kan pedagang. Transaksi antara
dalam SCM agroindustri pangan lokal penjual/pengecer dan pelaku usaha
adalah: industri adalah tunai dan angsuran.
Ketentuan dari system angsuran itu jika
1. Proses pembudidayaan serta
produk sudah habis terjual, maka
pengolahan lahan untuk menghasilkan
penjual/pengecer akan membayar lunas
bahan baku yang berkualitas
produk yang sudah dibeli tersebut,
2. Pengubahan bahan belum jadi (mentah) penjual/pengecer membayar lunas produk
berkenaan dengan bahan mentah yang dibelinya. Kegiatan tersebut terjadi
menjadi produk siap pakai dan berdasarkan azas
setengah siap pakai. salingzzzpercayazzantara pelaku usaha
3. Sistem distribusi yang dipakai dalam industri dan penjual/pengecer. Negosiasi
pendistribusian produk dengan melalui antara petani dan pengrajin adalah secara
system yang saling terintegrasi. kontan dengan alasan karena petani
Menurut Brown (1994), bahwa membutuhkan uang tunai untuk biaya
dengan diadakannya standar dasar pada produksi bahan baku.
produk akan memperoleh Supply bahan Aktivitas aliran informasi dari para
baku yang berkualaitas sedangkan nilai pelaku hulu-hilir dan sebaliknya harus
kuantitas pada pasokan perlu tetap konsisten, untuk menjaga
memperhatikan faktor-faktor pada kestabilitasan antara permintaan dan
produktivitasztanaman. Sektor ketersediaan sehingga tidak terjadi
Agroindustrizmembutuhkanzpaso-kan penurunan nilai terhadap suatu produk.
bahan baku yang berkualitas dengan Strategi Subtitusi Impor dan Promosi
jumlah yang sesuai pada kebutuhan pasar. Ekspor
Demi kelancaran aliran bahan baku, Promosi Ekspor (PE) adalah jalan
petani bersedia memenuhi permintaan cadangan untuk mengatasi cepat
pasar. Aliran produk agraris dari pemasok monotonnya pasar lokal, sebab pasar luar
ke pelaku usaha industri menuju negeri relatif jauh lebih dinamis
018 | Maulana Model Supply Chain Management pada Produk Industri Agraris dan Turunannya

dibandingkan dengan pasar dalam negeri. Dan untuk memacu jalannya


Kebijakan Promosi Ekspor pada umumnya pembangunan bagian industri dapat
dilakukan setelah sukses melakukan dilakukan subtitusi, dimana peran dari
Substitusi Impor, walaupun tidak jarang pemerintah untuk investasi dengan
para pelaku usaha industri yang cara membagikan fasilitas yang
melakukannya secara berbarengan. memperluas minat dan meningkatkan
Misi utama dari aktivitas promosi kompetensi swasta.
ekspor yang dilaksanakan 3. Memperluas lapangan kerja. Semakin
olehzzzperusahaanzzadalah untuk meningkatnya ekonomi di bagian
memperkenalkan produk barang pada industri menjadikan lapamgan pekerja
suatu perusahaan kepada konsumen di semakin luas. Para tenaga kerja
pasar luar negeri.zyang dimaksud promosi mengaharapkan sector pertanian akan
yaitu suatu metode atau teknik pemasaran terwadahi oleh sector indistri tanpa
dengan tujuan untuk mempublikasikan memotong pengeluaran pada lahan
segala sesuatu tentang produk kita kepada maupun modal pada area pertanian.
target atau kelompok pasar demi
mencapai tujuan utama dari upaya KESIMPULAN
pemasaran produk yaitu hasil produk
perusahaan menjadi pilihan utama bagi Agroindustri merupakan salah satu
konsumen. kegiatan yang bergerak pada industri
agraris yang memanfaakan produk
Sebagai produsen yang harus pertanian menjadi produk olahan yang
diperhatikan untuk pembuatan prosuk bernilai ekonomi lebih tinggi, kegiatan
yaitu dengan menyesuaikan permintaan Rantai pasok dalam agroindustri terdapat
dari konsumen. Konsumen hanya siklus pemasok, pemroses, distributor,
berkeinginan membeli suatu produk yang dan pelanggan yang saling berhubungan
sesuai dengan kebutuhan dan harganya.
satu dengan yang lainnya demi lancarnya
Kegiatan promosi ekspor berdampak pada pengkontribusian dalam agroindustri.
peningkatan penjualan produk pada Pada bagian gudang, perlu adanya
perusahaan. Pengelolaan yang efektif dan pengaturan sistem informasi yang dapat
efisien pada sumber daya yang mahal membantu proses SCM mengenai keluar
itulah yang merupakan pokok cara untuk masuknya barang dengan Teknik FIFO
mendapatkan hasil profit optimal dan (First In First Out) agar barang yang
outcome biaya promosi ekspor yang didistribusikan tetap terjaga kualitasnya.
seimbang.
Selanjutnya membahas mengenai
substitusi impor. Substitusi impor (import DAFTAR PUSTAKA
substitution) adalah strategi untuk Arbulu R dan Ballard G.2004. Lean Supply
memproduksi tepatnya didalam negeri Systems in Construction. Proceeding of
dengan barang yang awalnya sudah the 12th Annual Conference of the
diimpor. Strategi ini dilakukan pada awal International Group for Lean
pembangunan ekonomi, terutama untuk Construction. 547-559
pembangunan industri. Ada beberapa
Austin JE. 1992. “Agroindustrial Project
bagian yang positif diperoleh dari strategi
Analysis. Critical Design Factors. EDI
substitusi impor, yaitu;
Series in Economic Development.” 2nd
1. Mengurangi dependensi pada produk edition. The Johns Hopkins University
impor. Terpenting bagi barang bentuk Press. USA. Agus, A. (2011).
kebutuhan pokok.
Ballou RH. 2005. “Business Logistic
2. Mempekokoh wilayah industri.
Management. Fifth Edition, New Jersey:
Ekspansi sektor industri dibutuhkan
Prectice Hall, Upper Saddle River.”
guna memperkokoh perekonomian.
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 6 Nomor 1, April 2020 | 019

dalam Danil MF dan Hartoyo S. 2014.


“Produksi dan pemasaran kakao di
kabupaten padang pariaman, Provinsi
Sumatera Barat.” Jurnal Manajemen &
Agribisnis. 11(1) : 41-51
Brown HD. 1994. Principles of Language
Learning and Teaching. New Jersey:
Practice Hall.
Pujawan IN. 2005. Supply Chain
Manajemen. Surabaya: Guna Widya
Publisher.
Pujawan IN. 2005. “Green and competitive:
ending the stalemete.” Harvard Business
Review. 73: 120-133.
Vrijhoef R dan Koskela L. 1999 Roles of
Supply Chain Management in
Construction. Proceedings IGLC-7. 133-
146.

View publication stats

You might also like