Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

ANALISIS HUKUM PIDANA MATERIL DAN FORMIL TERHADAP

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG


DI INDONESIA

Oleh: Adhelfy Prabas


Pembimbing I: Dr. Zulfikar Jayakusuma, SH., MH
Pembimbing II: Dr. Davit Rahmadan, SH., MH
Alamat: Jl. Garuda Sakti Perum. Bumi Tampan Lestari Blok N-02
Email / Telepon : Mrprabas23@gmail.com / 0821-7443-5391

ABSTRACT

In the concept of the rule of law, everything that is contrary to applicable


rules must be held accountable, especially when it comes to money laundering.
Some of the problems that are still deeply attached to money laundering include
the meaning of the crime itself, then related to the perpetrators and the issue of
accountability as well as sanctions given by law enforcement officials in
combating money laundering. As for the purpose of writing this thesis, namely:
First, to find out the extent of the enactment of material and formal criminal law
against the eradication of money laundering in Indonesia, Second, to find out
what are the efforts made to eradicate the crime of money laundering in Indonesia
This type of research is normative juridical research, namely research
conducted by examining secondary legal materials or research based on standard
rules that have been recorded and discussing the principles of law and
synchronizing the law. Data sources used in this study are primary data,
secondary data and tertiary data.
From the results of this study it can be concluded that in analyzing
material and formal criminal law against eradicating money laundering, there
are still some weaknesses so that it is not yet maximized in its implications. First,
by emphasizing that there should be a re-harmonization or revision of the money
laundering law which still has some shortcomings or gaps in its application. So
with that case can produce a good legal product. Second, by strengthening
regulations, increasing the reference standards of financial institutions,

Keywords: Analysis – Eradiction - Money Laundering

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 1
BAB I negara tetapi juga antar negara. Oleh
PENDAHULUAN karenanya pemberantasannya juga
harus dilakukan secara global yang
A. Latar Belakang Masalah tidak hanya oleh satu negara tertentu
Perkembangan dunia pada saja akan tetapi harus dilakukan
saat ini tidak terlepas dari kemajuan secara bersama antar negara-negara
globalisasi dan teknologi. yang bersangkutan. Persoalannya
Globalisasi yang terjadi secara adalah, bahwa belum semua negara
menyeluruh diseluruh dunia akan memprioritaskan untuk melakukan
memberikan dampak yang sangat pemberantasan terhadap pencucian
luar biasa khususnya bagi kemajuan uang ini. Negara yang amat gencar
teknologi. Kemajuan teknologi dan untuk melakukan pemberantasan
globalisasi yang kemudian terhadap pencucian uang diantaranya
menghasilkan suatu alat tukar dan adalah Amerika Serikat dan negara-
hampir digunakan setiap harinya, negara Eropa. Oleh karena itu PBB
yaitu uang. Uang merupakan suatu telah membuat perangkat ketentuan
alat tukar atau transaksi yang internasional yaitu “The Vienna
digunakan oleh masyarakat dalam Convention”, The Palermo
kehidupan sehari-hari. Sudah Convention, International
menjadi hal yang melekat pada Convention For The Supression of
setiap kehidupan dan perekonomian The Financing of Terorism, Security
manusia untuk melakukan transaksi. Council Resolution 1373 dan
Aktivitas menyembuyikan Security Council Resolution 1267
asal-usul uang pada suatu kegiatan and it’s Successors, yang dibutuhkan
seperti transaksi jual beli atau dalam untuk menyatukan persepsi dan
hal-hal yang memicu terjadinya tidakan dalam rangkan melakukan
kegiatan tertentu dengan sendirinya pemberantasan terhadap pencucian
dapat menimbulkan pola perilaku uang bagi negara-negara yang
kejahatan yang disebut dengan berniat untuk memberantas
pencucian uang atau lebih dikenal pencucian uang.
dengan istilah money laundering. B. Rumusan Masalah
Para pelaku tindak pidana didalam 1. Bagaimanakah analisis hukum
rangka melakukan pencucian uang pidana materil dan formil
terhadap kekayaannya, mereka akan terhadap pemberantasan Tindak
menanamkan uang atau hasil Pidana Pencucian Uang di
kekayaan yang mereka peroleh dari Indonesia?
suatu tindak pidana pada suatu usaha 2. Bagaimanakah upaya
bisnis yang sah keberadaannya. pemberantasan Tindak Pidana
Mereka juga akan membutuhkan Pencucian Uang di Indonesia?
tindakan pentransferan uang C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
melewati batasa-batas wilayah 1. Tujuan Penelitian
hukum dimana mereka berada, a. Mengetahui sejauh mana
didalam rangka menciptakan suatu pemberlakuan hukum
transaksi keuangan dengan tujuan pidana materil dan formil
menghilangkan jejak audit.1 terhadap pemberantasan
Pencucian uang tidak hanya Tindak Pidana Pencucian
menyangkut dan melibatkan satu Uang di Indonesia.
b. Mengetahui apa saja
1
Naskah Akademis Money Laundering upaya-upaya yang
Puslitbang Hukum dan Peradilan Mahkamah dilakukan untuk
Agung RI 2006, hlm. 2

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 2
memberantas Tindak tidak pandang bulu atau pilih
Pidana Pencucian Uang di kasih melainkan semua orang
Indonesia. diperlakukan sama.
2. Kegunaan Penelitian Aristoteles merupakan
a. Diharapkan dapat menjadi pencetus yang sangat terkenal
bahan dan wawasan bagi dalam mempelopori teori
penulis terkait dengan keadian. Sumbangan
Analisis Hukum Pidana pemikirannya tentang teori
Materil dan Formil terhadap keadilan ini menghasilkan
pemberantasan TPPU di beberapa pembagian dalam
Indonesia. pemaknaannya, diantaranya 3 :
b. Penelitian ini sebagai salah Keadilan distributif yaitu
satu syarat untuk keadilan yang memberikan
memperoleh gelar Sarjana setiap orang berdasarkan
Strata Satu (S-1) Ilmu profesi atau jasanya.
Hukum pada Fakultas Pembagagian barang dan
Hukum Universitas Riau. kehirmatan disesuaikan dengan
c. Penelitian ini diharapkan statusnya dalam masyarakat.
ini dapat memberikan Keadilan ini mengehndaki agar
sumbangan khususnya pada orang yang mempunyai
dunia akademisi dan dunia kedudukan sama diperlakukan
ilmu hukum, serta dapat dihadapan hukum, keadilan
menjadi bahan referensi komutatif yaitu keadilan yang
kepustakaan bagi pembaca memberikan hak kepada
yang ingin melakukan seseorang berdasarkan
pengembangan penelitian statusnya sebagai manusia, dan
lebih lanjut dalam pokok keadilan remedial yaitu
permasalahan yang sama. keadilan yang menetapkan
D. Kerangka Teori kriteria dalam melaksanakan
1. Teori Keadilan hukum sehari-hari dan harus
Istilah keadilan (justitia) ada standar umum untuk
berasal dari kata “adil” yang memulihkan akibat tindakan
berarti tidak berat sebelah, yang dilakukan orang dalam
tidak memihak, berpihak hubungannya satu sama lain.
kepada yang benar, sepatutnya, E. Kerangka Konseptual
dan tidak sewenang-wenang.2 1. Analisis Hukum adalah upaya
Dari beberapa definisi dapat pemahaman tentang struktur
dipahami bahwa pengertian sistem hukum, sifat, dan kaidah
keadilan adalah semua hal yang hukum, pengertian dan fungsi
berkenan dengan sikap dan asas-asas hukum, unsur-unsur
tindakan dalam hubungan antar khas dari konsep yuridis yang
manusia yang mana keadilan terdiri dari subjek hukum,
berisi sebuah tuntutan agar kewajiban hukum, hak hukum,
orang memperlakukan hubungan hukum dan badan
sesamanya sesuai dengan hak hukum.4
dan kewajiban yang ada
sehingga perlakukan tersebut 3
Suteki, Metodologi Penelitian Hukum
(Filsafat, Teori dan Praktik), Rajawali Pers, Depok
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2018, hlm. 11.
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Aries Ferry Suranta, Ferry Aries Suranta,
Jakarta, 2001, hlm. 517. Perananan PPATK dalam mencegah terjadinya

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 3
Hukum Pidana Materil Serikat pada tahun 1930-an Al
adalah suatu aturan hukum Capone dan Gang Mafia
yang memuat aturan-aturan dan lainnya melakukan perbuatan
memiliki syarat untuk dapat menyembunyikan hasil
dijatuhkannya suatu pidana kejahatannya. Untuk
atau merumuskan perbuatan mengalabui pemerintah, para
yang dapat dipidana.5 mafia mendirikan perusahaan
F. Metode Penelitian binatu, untuk mencampur hasil
1. Jenis Penelitian kejahatan mereka sehingga
Jenis penelitian yang tidak dicurigai terlibat
digunakan dalam penelitian ini kejahatan. Disinilah merupakan
bersifat yuridis normatif, yaitu awal inspirasi yang akhirnya
penelitian yang di lakukan melahirkan istilah money
dengan cara meneliti bahan laundering.8
hukum sekunder atau penelitian 2. Tindak Pidana dan
berdasarkan aturan-aturan baku Pemidanaan Tindak Pidana
yang telah dibukukan dan Pencucian Uang
membahas tentang asas-asas
hukum serta sinkronisasi Pemidanaan dalam suatu perkara
hukum. 6 pidana merupakan suatu hal
yang lumrah dilakukan agar
BAB II tercapainya maksud dari sanksi
TINJAUAN PUSTAKA pidana atau sebagai pemidanaan.
A. Konsep Tindak Pidana Pencucian Pemidanaan merupakan suatu
Uang bentuk hukuman yang diberikan
1. Sejarah Tindak Pidana kepada subjek hukum yang telah
Pencucian Uang terbukti melawan hukum
Dalam sejarah hukum sehingga mendapatkan sanksi
bisnis munculnya money yang setimpal akibat dari
laundering dimulai dari Negara perbuatannya tersebut. Dalam
Amerika Serikat sejak tahun TPPU, konsep pemidanaan
1830. Pada waktu itu banyak dilalui dengan beberapa tahap
orang yang membeli yang telah ditentukan. Sebelum
perusahaan dengan uang hasil seseorang dipidana haruslah
kejahatan seperti hasil dibuktikan terlebih dahulu
perjudian, penjualan narkotika, kesalahan dari pelaku tindak
minuman keras secara illegal pidana tersebut. Pembuktian
dan hasil pelacuran.7 Namun sangatlah berpengaruh terhadap
istilah money laundering baru kebenaran tindak pidana yang
muncul ketika Al Capone, salah telah dilakukan sehingga
satu mafia besar di Amerika menghasilkan suatu keputusan
apakah orang tersebut dapat
Praktik Money Laundering, 2010, Jakarta, Gramata
dikatakan bersalah atau malah
Publishing, hlm. 43. sebaliknya.
5
Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana
Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2012,
hlm. 60.
6
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004, hlm. 13.
7
Munir Fuady, Hukum Perbankan Indonesia,
8
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 154 Ferry Aries Suranta, Op.Cit., hlm. 5.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 4
B. Problematikan Penegakan Hukum 2. Alat Bukti dan Kekuatan
terhadap Tindak Pidana Pencucian Pembuktian
Uang Kekuatan dan penilaian
1. Kondisi Umum Penegakan Hukum alat bukti terdapat dalam pasal
di Indonesia 185 KUHAP sampai dengan
Ketidakpercayaan merupakan pasal 189 KUHAP. Kekuatan
kondisi yang terjadi pada negara alat bukti juga dapat disebut
Indonesia ini sehingga sebagai efektivitas alat bukti
menyebabkan rakyat tidak percaya terhadap suatu kasus sangat
terhadap hukum dikarenakan yang bergantung dari beberapa
pertama ialah independensi badan- faktor. Dan salah satu faktornya
badan peradilan. Kedua ialah adalah psikososial atau kode
politik hukum belum berpihak pada etik, kualitas sikap penegak
independensi peradilan sehingga hukum, dan hubungan warga
rasa keadilan masyarakat masyarakat dan partispasi
mengalami ketimpangan. Yang masyarakat. Salah satu fungsi
ketiga adanya praktik-praktik hukum, baik sebagai kaidah
korupsi yang terjadi dalam proses maupun sebagai tindak ata
penyelesaian suatu perkara.9 perilaku manusia sehingga hal
2. Problematika Struktur Lembaga itu juga menjadi salah satu
Penegak Hukum ruang lingkup studi terhadap
Masalah utama yang hukum ilmiah.10
menyebabkan lembaga penegak
hukum masih memiliki beberapa D. Pembalikan Beban Pembuktian
problem adalah dikarenakan kurang dalam Tindak Pidana Pencucian
harmonis dan efektifnya Uang
komunikasi antar sesama penegak
1. Filosofis Pembalikan Beban
hukum. Sehingga akan hal tersebut
Pembuktian
menyebabkan kesulitan untuk
Secara filosofis penerapan
mencapai tujuan utama yakni
metode pembalikan
dalam memberantas masalah
pembuktian dalam tindak
pidana yang kerap terjadi terutama
pidana pencucian uang yang
TPPU.
mana sesuai dengan ketentuan
C. Pembuktian dalam Tindak Pidana UUD 1945 amandemen ketiga
Pencucian Uang pasal 1 ayat (3) bahwa negara
1. Konsep Pembuktian Indonesia adalah negara
pembuktian merujuk hukum. Hal ini menegaskan
kepada suatu proses terkait bahwa dalam negara hukum
mengumpulkan barang bukti, semua harus tunduk dengan
memperlihatkan bukti sampai ketentuan hukum yang ada.
pada penyampaian bukti Secara filosofis dan konseptual
tersebut di pengadilan. Istilah teori negara hukum menjunjung
hukum pembuktian adalah tinggi sistem hukum yang
terminologi yang bersifat menjamin kepastian hukum dan
universal, baik dalam lapangan perlindungan terhadap hak
hukum pidana, perdata maupun asasi manusia. Pada dasarnya,
dalam lapangan hukum
administrasi. 10
Alfitra, Hukum Pembuktian dalam Beracara
Pidana, Perdata dan Korupsi di Indonesia, Jakarta,
9
Ibid. 2011, hlm. 40.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 5
suatu negara yang berdasarkan terhadapnya. Disamping itu,
atas hukum harus menjamin ketidakoptimalan pelaksanaan
persamaan individu di hadapan metode pembalikan beban
hukum, termasuk kemerdekaan pembuktian dalam
individu untuk menggunakan pemberantasan TPPU tidak
hak asasinya. dapat dilepaskan pula dari
2. Pembalikan Beban aspek struktur hukum, dimana
Pembuktian dalam Undang- masih terdapat tumpang tindih
Undang Tindak Pidana kewenangan diantara lembaga
Pencucian Uang penegak hukum, misalnya
Ketentuan mengenai antara KPK, Kepolisian dan
metode pembalikan beban kejaksaan. Demikian juga,
pembuktian diatur dalam pasal aspek budaya penegak hukum
77 UU TPPU. Pembalikan yang belum sepenuhnya
beban pembuktian dalam pasal menegdepankan pemahaman
ini dirumuskan bahwa dalam hukum secara progresif dan
sidang pengadilan terdakwa substansial, dengan
wajib membuktikan bahwa menekankan pada perlindungan
harta kekayaannya bukan masyarakat dan negara
berasal dari tindak pidana. daripada hak-hak personal para
Selain itu, terkait metode pelaku TPPU.
pembalikan beban pembuktian,
hukum acara yang mengaturnya
pun belum ada, sehingga dalam BAB III
pelaksanaannya bisa GAMBARAN UMUM
menimbulkan kesulitan dalam LOKASI PENELITIAN
penanganan kasus TPPU.
Apabila metode pembalikan A. Analisis Hukum Pidana Materil dan
beban pembuktian dilakukan Formil terhadap Pemberantasan
untuk menghukum terdakwa, TPPU di Indonesia
maka akan bertentangan 1. Analisis Hukum Pidana Materil
dengan beberapa asas hukum terhadap Pembarantasan TPPU
pidana, yaitu asas praduga tak di Indonesia
bersalah (presumption of Perubahan judul pada UU
innocence). TPPU menggunakan dua istilah
3. Metode Pembalikan Beban hukum, yaitu pencegahan dan
Pembuktian pemberantasan sehingga
Pelaksanaan mengenai perubahan ketiga undang-
penerapan metode pembalikan undang ini bukan hanya
beban pembuktian dalam bersifat regulatif melainkan
rangka pemberantasan TPPU juga bersifat represif. Untuk
belum dapat berjalan secara memperkuat kewajiban tersebut
optimal. Hal ini tidak lepas dari telah ditentukan sanksi
aspek substansi hukum dalam administratif terhadap lembaga
UU PTPK dan UU TPPU yang yang bersangkutan. Pada sisi
masih mengandung beberapa lain, sebagai pelapor yang
kelemahan, termasuk beritikad baik, undang-undang
ketidakharmonisan diantara telah memberikan jaminan
norma hukumnya yang kepastian hukum untuk tidak
menimbulkan multiinterpretasi dituntut baik secara perdata

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 6
maupun pidana atas laporan dalam pasal 480 KUHP
yang disampaikan kepada kedalam pasal 5 UU TPPU
PPATK.11 Selain hal tersebut, (pasif) 2010. Kekeliruan ini
untuk memperkuat larangan terjadi karena pemahaman
TPPU undang-undang telah secara teoritik hukum pidana
menyiapkan sanksi pidana pembentuk UU TPPU 2010
penjara dan denda dengan yang tidak dapat membedakan
menentukan ancaman pidana ketentuan pasal 480 KUHP dan
denda maksimum.12 Ketentuan ketentuan pasif di dalam UU
strategis UU TPPU 2010 TPPU 2010. TPPU merupakan
terletak pada ketentuan yang derivatif dari tindak pidana asal
mewajibkan terdakwa untuk yang secara limitatif telah
membuktikan bahwa harta dicantumkan dalam pasal 2 ayat
kekayaannya bukan berasal dari (1) UU TPPU.
tindak pidana atau menerapkan Konvensi PBB 1988 dan
metode pembuktian terbalik.13 Konvensi Uni Eropa 1990 tidak
Ketentuan kerjasama mengakui unsur patut diduga
14
internasional juga atau probable cause atau
dimasukkan kedalam proses should have known test.
penyidikan, penuntutan, Konvensi tersebut hanya
pemeriksaan sidang pengadilan mengakui dan memasukkan
termasuk perampasan aset hasil unsur keilmuan kedalam
tindak pidana. definisi tentang TPPU aktif
PPATK sebagai lembaga maupun pasif yang dilengkapi
inti (core institution) dengan unsur ’purpose of’’
seharusnya memiliki untuk menegaskan motif dari
wewenang pro-justicia perbuatan pelaku sebagaimana
termasuk penyelidikan dan dicantumkan dalam Konvensi
pembuatan Laporan Hasil Wina 1988 yang telah
Analisis (LHA). Namun UU ditentukan. Dalam UU TPPU
TPPU 2010 tidak secara 2010, pemakaian unsur
eksplisit dan jelas memberikan mengetahui dan patut diduga
mandat tugas dan wewenang dan peniadaan kalimat yang
pro-justicia, sebaliknya hanya menegaskan bahwa seseorang
diberi mandat sebagai lembaga harus mengetahui terlebih
administratif. Hal ini dahulu barang atau uang yang
bertentangan dengan makna diterimanya berasal dari tindak
judul dari UU TPPU 2010 itu pidana, telah menimbulkan
sendiri.15 Pembentukan UU akibat hukum yang luas dimana
TPPU 2010 telah keliru pihak penerima beritikad baik
mengadopsi dua unsur pokok maupun tidak baik, sama-sama
dapat dikenakan ancaman
11
Pasal 29 UU TPPU 2010 pidana. Seharusnya penerima
12
Pasal 3, 4, 5, 6, 7 dan 8, serta pasal 12 sampai beritikad baik karena memang
dengan pasal 16 UU TPPU 2010. atas ketidaktahuannya,
13
Pasal 77 dan Pasal 78 UU TPPU 2010.
14 dibebaskan dari ancaman
Bab X UU TPPU 2010.
15
Romli Atmasasmita, “Analisis Hukum pidana. Perbedaan sgnifikan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang berikutnya adalah metode
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana pembuktian dimana UU TPPU
Pencucian Uang”, Jurnal Ilmu Hukum, Universitas sebelumnya dinegara tersebut
Padjajaran, Vol. 3, No. 1 Tahun 2016, hlm 10-15.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 7
tetap menganut metode proof keadaan-keadaan sebagai
17
beyond reasonable doubt berikut:
sedangkan UU TPPU 2010 1) Korban karena
menganut metode reversal of kejahatan yang
burden of proof atau onus of sangat besar;
proof. 2) Terdakwa residivis;
2. Analisis Hukum Pidana dan
Formil terhadap 3) Kerugian korban
Pemberantasan TPPU di tidak dipulihkan.
Indonesia Dari ketentuan tersebut
Analisis hukum pidana menegaskan bahwa pendapat
formil dalam sistem hukum Blunt sangat relevan untuk
pidana Indonesia merujuk pada membahas implementasi UU
KUHAP sebagai lege generali TPPU dan dampaknya dalam
dan berlaku terhadap semua konteks iklim keuangan dan
jenis pidana pada semua tingkat perbankan di Indonesia. Dalam
pemeriksaan. Pada praktik hal ini lah sangat diperlukan
perundang-undangan pidana di teori hukum dan ekonomi,
Indonesia sejak tahun 1960 sebab dari aktivitas pencucian
sampai saat ini, ketentuan uang ini sangat rentan terhadap
KUHAP sebagai lege generali konteks perekonomian pada
telah disimpangi oleh ketentuan suatu negara.
khusus hukum acara untuk Penyimpangan yang
beberapa jenis perkara pidana kedua yakni, terhadap metode
tertentu seperti korupsi, pembuktian proof beyond
narkoba dan pencucian uang reasonable doubt, yaitu dengan
sekalipun.16 Penyimpangan dan menggunakan metode
kekhususan dalam hukum pembalikan pembuktian
materil UU TPPU 2010 terbalik murni terhadap harta
berdampak terhadap hukum kekayaan yang diduga berasal
formil undang-undang tersebut atau diperoleh dari kejahatan.
yang secara normatif dan Penyimpangan kedua
eksplisit menyimpang dari didasarkan pada probable
ketentuan hukum acara pidana cause principle atau
umum. presumptive evidence dan
Dalam konteks ini, mengesampingkan sufficient
terdapat dua penyimpangan evidence principle atau prima
atas asas-asas umum dari facie evidence.18
fungsi hukum pidana
konvensional. Penyimpangan 17
Dikutip dari Romli Atmasasmita, Globalisasi
pertama yakni, terhadap fungsi
dan Kejahatan Bisnis, Jakarta: Prenada, 2010, hlm.
hukum pidana ultimum 192.
remidium. Seperti pendapat 18
Sebagaimana dikutip Romli Atmasasmita
Blunt yang mengemukakan pada Sufficient evidence: A Standard for reviewing
bahwa penyimpangan tersebut a criminal conviction on appeal, based on whether
enough evidence exist to justify the fact-trier’s
dibolehkan jika menghadapi
finding of guilt beyond reasonable doubt. Prima
facie evidence: evidence that will establish a factor
sustain a judgment unless contradictor evidence is
produced. Presumptive evidence: evidence deem
true and sufficient unless discredited by other
16
Romli Atmasasmita, Op.Cit., hlm. 15. evidence. Lihat Bryan Garner, Black’s Law

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 8
Menerapkan asas umum perbuatan atau kesalahan
hukum pidana lex specialis terdakwa, melainkan pada harta
derogate lege generali, yang kekayaan yang diduga berasal
berarti aturan yang khusus atau terkait dengan tindak
lebih dikedepankan daripada pidana asal. Pada UU TPPU,
aturan yang bersifat umum. harta kekayaan yang diduga
Maksud pembentukan undang- berasal dari tindak pidana
undang memasukkan ketentuan merupakan subjek dari TPPU.
pasal 68 adalah jika dalam B. Upaya Pemberantasan Tindak
undang-undang ini diatur Pidana Pencucian Uang
ketentuan hukum acara yang 1. Menguatkan regulasi terkait
berbeda atau menyimpang dari pencegahan dan
ketentuan hukum pidana, maka pemberantasan Tindak
yang diberlakukan adalah Pidana Pencucian Uang
ketentuan yang ada pada UU Regulasi merupakan
TPPU 2010, bukan hukum senjata yang ampuh untuk
acara pidana umum. Hal ini memberantas suatu
mengisyaratkan bahwa permasalahan hukum. Dengan
ketentuan lex specialis lebih di adanya regulasi diharapkan
utamakan daripada lex generali, dapat meminimalisir perbuatan
oleh karenanya lebih melawan hukum terjadi.
didahulukan ketentuan yang Penguatan di bidang hukum
ada di dalam UU TPPU. penting dilakukan guna
Ketentuan yang mencapai tujuan bersama yakni
menyimpang dari ketentuan dalam memberantas pencucian
hukum acara pidana, uang itu sendiri. Disamping itu,
sebagaimana yang dimaksud juga dengan mendorong
pada pasal 68 yang kemudian percepatan regulasi Pembatasan
adalah pasal 69 terkait Transaksi Tunai, Pembawaan
pembuktian tindak pidana asal, Uang Tunai Lintas Batas, dan
pasal 70 terkait penundaan Illicit Enrichment juga
transaksi, pasal 71 terkait merekomendasikan untuk
pemblokiran, pasal 74 terkait mendorong realisasi RUU
penyidikan, pasal 77 dan 78 Perampasan Aset menjadi
terkait pembuktian terbalik, Undang-undang serta membuat
pasal 79 terkait perkara in peraturan dan pengawasan yang
absentia dan pasal 81 terkait tegas tentang Beneficial
perampasan harta kekayaan Ownership yang bertujuan agar
yang belum disita. penguatan dari segala aspek
Pasal 69 menegaskan untuk menghadapi tindak
bahwa tindak pidana asal pidana ini terkoordinir dengan
dengan dugaan kuat telah baik pula.19
terjadi TPPK, tidak peru 2. Membuat sebuah acuan
dibuktikan oleh penuntut. standar anti pencucian uang
Ketentuan ini untuk
menegaskan bahwa sasaran UU
TPPU 2010 adalah bukan 19
Sebagaimana dikutip pada
http://ppatk.go.id/siaran_pers/read/105/belum-
efektifnya-penegakan-hukum-faktor-pendorong-
Dictionary, Second Packet Edition, Eagan: West utama-terjadinya-tppu.html, pada hari kamis 26
Publishing, 1966, hlm. 253,551,678. september pukul 11.54 WIB.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 9
bagi sector lembaga Ditjen Pajak. Terfokus kepada
keuangan tindak pidana asal yang
Berdasarkan report on menjadi perbuatan awal dalam
Correspondent Banking “A TPPU bahwa, korupsi
Gateway to Money merupakan salah satu contoh
Laundering” yang dikeluarkan sederhananya. Hal ini semakin
oleh US Senate Permanent diperkuat dengan suatu
Sub-Committee on koordinasi antara PPATK dan
Investigation maka perbankan KPK yang disebabkan karena
AS dibatasi dalam pembukaan berdasarkan Undang-Undang
hubungan koresponden dengan No. 8 Tahun 2010 tentang
shell bank; mengakhiri TPPU menyatakan bahwa hasil
hubungan koresponden dengan tindak pidana pencucian uang
high risk foreign banks yang pertama adalah uang hasil
khususnya shell banks; tindak pidana korupsi.21
mengidentifikasi offshore 4. Dilakukannya kerjasama
banks dan bank-bank Negara regional dan internasional
lain yang memiliki pengawasan untuk memberantas
lemah, control anti money pencucian uang
laundering yang lemah dan negara-negara juga harus
kerahasiaan bank yang ketat. melakukan upaya dalam
Rekomendasi ini tentunya akan membuat undang-undang agar
mempengaruhi bank-bank di pihak berwenang dapat menyita
Indonesia yang melakukan harta kekayaan yang berasal
hubungan korespondensi dari pencucian uang, benda-
dengan bank di AS, mengingat benda yang digunakan untuk
masih ketatanya ketentuan melakukan suatu tindak pidana.
rahasia bank yang semakin Tindakan-tindakan tersebut
membuat pencucian uang terus dilakukan dengan cara
terjadi.20 mengidentifikasi dan melacak
3. Meningkatkan koordinasi harta kekayaan yang dapat
penegak hukum dalam disita, melakukan upaya
pemberantasan pencucian proporsional misalnya
uang pemblokiran dan penyitaan dan
Koordinasi antar lembaga mengambil tindakan mencegah
Negara dalam pemberantasan atau menghindari terjadinya
tindak pidana pencucian uang tindakan yang merugkan
sangat perlu dilakukan. PPATK kemampuan negara dalam
dalam melaksanakan tugas dan mengembalikan harta kekayaan
fungsinya untuk memberantas yang disita.
tindak pidana pencucian uang
sangat memerlukan koordinasi
yang erat dengan lembaga
penegak hukum lainnya
terutama dapat bekerjasama
dengan adalah KPK, BNN,
Kepolisian RI, Kejaksaan,
Ditjen Bea dan Cukai serta 21
Sebagaimana dikutip dari https://www.e-
jurnal.com/2016/04/koordinasi-penyidikan-antara-
ppatk-dan.html pada hari minggu 13 Oktober 2019
20
Husein Yunus,Op.Cit., hlm. 215. pukul 11.31 WIB.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 10
BAB IV 2. Pada dasarnya, upaya
HASIL DAN PEMBAHASAN pemberantasan TPPU dapat
PENELITIAN dilakukan melalui empat cara,
diantaranya menguatkan
A. Kesimpulan regulasi terkait pencegahan dan
Berdasarkan pada pembahasan pemberantasan TPPU,
bab sebelumnya, maka dapat ditarik membuat sebuat acuan standar
kesimpulan dan saran sebagai anti pencucian uang pada sekotr
berikut. lembaga keuangan,
1. Analisis hukum pidana meningkatkan koordinasi
materil dan formil dalam penegak hukum dan
pemberantasan TPPU adalah dilakukannya kerjasama
bahwa dalam segi materilnya regional dan internasional
terutama tentang judul yang untuk memberantas pencucian
digunakan dalam UU TPPU uang tersebut.
mengalami beberapa
perubahan yang kemudian B. Saran
disesuaikan dengan 1. Dalam menjalankan hukum
perkembangan zaman. pidana materil dan formil
Tentang unsur pokok TPPU khususnya untuk memberantas
yang membedakan pencucian TPPU di Indonesia adalah
uang aktif dan pasif. Hal dengan memberikan penekanan
lainnya yang juga terdapat bahwa sudah seharusnya
pada segi formilnya adalah dilakukan reharmonisasi
bahwa TPPU menganut asas ataupun revisi terhadap
hukum pidana yang berbunyi undang-undang pencucian uang
lex specialis derogate lege yang masih memiliki beberapa
generali. Wewenang kekuarangan atau celah dalam
penyidikan dan penuntutan pengaplikasiannya. Sehingga
perkara TPPU yang sejalan dengan hal demikian kiranya
dengan asas lex certa, bahwa dapat menghasilkan suatu
hanya memberikan mandat produk hukum berdasarkan
penyidikan terhadap penyidik hakikat untuk memberantas
tindak pidana asal dan bukan pencucian uang.
berlaku terhadap penuntutan. Pada pelaksanaan upaya
Pembuktian tindak pidana pemberantasan TPPU ini sangat diuji
asal dan pembuktian terbalik keseriusan pemerintah dalam
juga termasuk kedalam segi menciptakan gagasan yang inovatif
formil karena pada pasal 69 untuk memberantas pencucian uang
menegaskan bahwa tindak yang terjadi. Mulai dari menguatkan
pidana asal yang diduga kuat regulasi, meningkatkan standar
terjadi pencucian uang, tidak acuan lembaga keuangan,
perlu dibuktikan oleh sinkronisasi lembaga penegak
penuntut. Semakin hukum dan kerjasama regional
menegaskan bahwa TPPU maupun internasional guna
tidak membuktikan tindak mempersempit celah terjadinya
pidana asal, melainkan pencucian uang tersebut.
membuktikan bagaimana
harta kekayaan tersebut
diperoleh.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 11
DAFTAR PUSTAKA Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang, Sinar Grafika,
A. Buku 2014.
Alfitra, Hukum Pembuktian dalam
Siswanto, Sunarso, Filsafat Hukum
Beracara Pidana, Perdata dan
Pidana Konsep Dimensi dan
Korupsi di Indonesia, Jakarta,
Aplikasi, Rajawali Pers, 2015,
2011.
Jakarta.
Aries Ferry Suranta, Ferry Aries
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Suranta, Perananan PPATK dalam
Penelitian Hukum Normatif, PT.
mencegah terjadinya Praktik
Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Money Laundering, 2010, Jakarta,
2004.
Gramata Publishing.
Suteki, Metodologi Penelitian Hukum
Atmasasmita Romli, Analisis Ekonomi
(Filsafat, Teori dan Praktik),
Mikro Tentang Hukum Pidana
Rajawali Pers, Depok 2018.
Indonesia, PT kharisma Putra
Utama, Jakarta, 2016. B. Jurnal/Kamus
Burhan Ashofa, Metode Penelitian Darmani Rosa, ”Penerapan Sistem
Hukum, PT. Rineka Cipta, Jakarta: Presidensia dan Implikasinya
2004. Dalam Penyelenggaraan
Pemerintah Negara Di Indonesia”,
Gunawan. T.J, Konsep Pemidanaan Jurnal Ilmu Hukum, Menara
Berbasis Nilai Kerugian Yuridis, Edisi III, 2009.
Ekonomi,Kencana, Jakarta, 2018.
Departemen Pendidikan dan
Husein Yunus, Bunga Rampai Anti Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Pencucian Uang, Books Terrace Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
and Library, 2007, Jakarta. 2001.

Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana Romli Atmasasmita, “Analisis Hukum


Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Bandung, 2012. 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana
Munir Fuady, Hukum Perbankan Pencucian Uang”, Jurnal Ilmu
Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Hukum, Universitas Padjajaran,
Bandung, 2001. Vol. 3, No. 1 Tahun 2016.

Naskah Akademis: Money Laundering C. Peraturan Perundang-undangan


Puslitbang Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung Republik Undang-undang Republik Indonesia
Indonesia Tahun 2006. Nomor 8 Tahun 2010 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan
Romli Atmasasmita, Globalisasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Kejahatan Bisnis, Jakarta: Prenada,
2010. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2009 tentang
R.Wiyono, Pembahasan Undang- Narkotika.
undang Pencegahan dan

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 12
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.

D. Website
Sebagaimana dikutip dari
http://www.ppatk.go.id/statistik_la
poran/read/9/ltkm-sep-2017-sd-
sep-2018.html pada hari Kamis 28
Februari 2019, Pukul 05.35 WIB.

Sebagaimana dikutip pada


http://ppatk.go.id/siaran_pers/read/
105/belum-efektifnya-penegakan-
hukum-faktor-pendorong-utama-
terjadinya-tppu.html, pada hari
kamis 26 september pukul 11.54
WIB.

Sebagaimana dikutip dari


https://www.e-
jurnal.com/2016/04/koordinasi-
penyidikan-antara-ppatk-dan.html
pada hari minggu 13 Oktober 2019
pukul 11.31 WIB.

1. D
A
F
T
A
R

P
U

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 1 Januari – Juni 2020 Page 13

You might also like