Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Dalam Proses Belajar

Mengajar Program Studi DIV Bidan Pendidik Di STIKes Husada Borneo Banjarbaru

Analysis of Factors Affecting Performance of Lecturer in Learning Process DIV Midwife


Educator Study Program in STIKes Husada Borneo Banjarbaru

Ni Wayan Kurnia Widya Wati1*, Ahmad Suriansyah2, M. Rustam Effendi2


1
STIKes Husada Borneo, , Jl. A. Yani Km 30,5 No. 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
2
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
*korespondensi : niwayan.husadaborneo@gmail.com

Abstract
The quality of educational institutions is influencedby the inputs to the education system
which is including the students, faculty and supporting facilities or infrastructures in teaching
and learning process. These three factors are related and influenced each other in order to
create a successful learning process. This research is a quantitative research which is
included cross sectional study. Population in this study took the all of lecturers in Midwife
Educator Study Program in STIKes Husada Borneo Banjarbaru as many as 40 people that
using total sampling technique. The Instrument on this study used the questionnaire were
then tested its validity with Pearson Product Moment correlation technique, while the
reliability testing using the formula of Cronbach's alpha. The data analysis technique used to
find the relationship both of them is the chi-square test, whereas to know the influence of
them is used regressing.The results of the research shown that there is a positive and
significant correlation between age, education, motivation, job satisfaction, perception of
rewards to performance of lecturer DIV Midwife Educator Study Program, there is the
influence of age, education, motivation, satisfaction, perception of reward collaborate with the
performance of Lecturer in Midwife Educator Study Program STIKes Husada Borneo in the
teaching-learning process. Based on the results of research, it can be suggested to the
lecturers of DIV midwife educators to become self-evaluation materials, in order to cultivate
and improve the basic tasks of lecturers, especially in implementing the learning process.

Keywords: Age, Education, Motivation, Job Satisfaction, Perception of reward, and


Performance of lecturer

Pendahuluan menciptakan proses belajar mengajar yang


Untuk mencapai tujuan dalam berhasil (1).
meningkatkan mutu dan mewujudkan Paradigma baru manajemen
manusia Indonesia seutuhnya yang pendidikan tinggi menekankan pentingnya
berkualitas maka institusi pendidikan harus otonomi institusi yang berlandaskan pada
mampu menjadi sebuah agen perubahan, akuntabilitas, evaluasi, dan akreditasi yang
sebagai tempat pembudayaan ilmu dan mempunyai tujuan akhir peningkatan
teknologi, dan tempat pengembangan kualitas secara berkelanjutan. Di dalam
potensi peserta didik serta tempat organisasi pendidikan tinggi, evaluasi dosen
penampung aspirasi-aspirasi, cita-cita dan merupakan cara untuk mengetahui
harapan masyarakat. Dalam hal ini, intitusi pengaruh pembelajaran dosen terhadap
pendidikan harus memiliki sumber daya mahasiswa, dengan adanya proses belajar
yang memiliki tingkat kesiapan yang yang baik antara dosen dan mahasiswa
memadai untuk menjalankan pendidikan, maka akan meningkatkan mutu institusi
apalagi di era perdagangan bebas seperti pendidikan itu sendiri dan berpengaruh
sekarang ini. Kualitas institusi pendidikan terhadap kinerja dosen itu sendiri.
sangat dipengaruhi oleh masukan bagi Tantangan yang terkait dengan mutu
sistim pendidikan diantaranya adalah pendidik mencakup tantangan pribadi,
mahasiswa, dosen dan fasilitas sarana kompetensional pribadi maupun ketrampilan
pendukung proses belajar mengajar. Ketiga pendidik dalam melaksanakan tugasnya (2).
faktor tersebut saling tergantung dan Dosen adalah seseorang yang
mempengaruhi satu sama lain dalam berdasarkan pendidikan dan keahliannya

39
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.

diangkat oleh penyelenggara perguruan Imbalan merupakan kompensasi yang


tinggi dengan tugas utama mengajar. diterimanaya atas jasa yang diberikan
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen kepada organisasi (9).
nomor 14 tahun 2005, dosen adalah Program DIV bidan pendidik STIKes
pendidik profesional dari ilmuwan dengan Husada Borneo merupakan salah satu
tugas utama metransformasikan, program studi di STIKes Husada Borneo
mengembangkan dan menyebarluaskan Banjarbaru dengan akreditasi C. Melihat
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni perkembangan dan perubahan yang lebih
melalui pendidikan, penelitian dan mengarah keprofesi kebidanan, maka
pengabdian masyarakat. Kinerja dosen sangat perlu dilakukan penataan sumber
diukur berdasarkan beban kerja dosen daya manusia sebagai tenaga pendidik.
mencakup kegiatan pokok yaitu Tenaga pendidik hendaknya memiliki
merencanakan pembelajaran,melaksanakan kualifikasi akademik yaitu minimal lulusan
proses pembelajaran, melakukan evaluasi Magister sesuai dengan bidang keahlian (3).
pembelajaran, membimbing dan melatih, Kualitas mutu lulusan bidan tidak terlepas
melakukan penelitian, melakukan oleh kualitas proses pembelajarannya
pengabdian pada masyarakat dan melalui kinerja dosennya. Berdasarkan studi
melakukan tugas tambahan. Beban kerja pendahuluan bulan September 2014 di Prodi
dosen sepadan dengan 12 satuan kredit DIV bidan pendidik yang menunjukkan data
semester (SKS) dan sebanyak banyaknya sebagai berikut : jumlah pengajar
16 satuan kredit semester (SKS) (3).Proses seluruhnya 28 orang yang terdiri dari 11
belajar mengajar merupakan suatu proses orang (39%) bidan dan 17 orang (61%) non
yang mengandung serangkaian perbuatan bidan, Dari seluruh jumlah pengajar, 7 orang
pendidik dan peserta didik atas hubungan (25%) diantaranya memenuhi kualifikasi
timbal balik yang berlangsung dalam situasi akademik magister yang terdiri, S2
edukatif untuk mencapai tujuan (4). kesehatan 7 orang (25%), sedang sisanya
Kinerja adalah tingkat keberhasilan 21 orang (75%) berpendidikan S1, DIV dan
seorang karyawan didalam menyelesaikan DIII. Jumlah peserta didik yang diampu rata-
pekerjaan. Faktor yang menentukan tingkat rata sekitar 360-400 mahasiswa.
kerja (prestasi kerja) seorang karyawan, Imbalan mengajar sesuai dengan SKS
diantaranya adalah penilaian kinerja (5). yang diampu dan tambahan transportasi
Penilaian kinerja berkenaan dengan sesuai dengan jumlah kehadiran pada
seberapa baik seseorang melakukan program khusus. Pada kelas reguler dosen
pekerjaan yang ditugaskan/diberikan. tetap mendapatkan gaji dan tunjangan
Penilaian kinerja formal biasanya fungsional jabatan dosen. Pada
berlangsung dalam periode waktu tertentu pelaksanaan evaluasi pengajaran dosen
sekali atau dua kali setahun (6). Adapun mendapatkan imbalan pembuatan soal,
faktor-faktor kinerja tersebut antara lain koreksi, pengawasan dan tambahan
meliputi pengalaman,keterampilan, usia, transportasi pada program khusus di luar
jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, institusi. Pada pelaksanaan evaluasi banyak
tanggung jawab, kepuasan kerja, persepsi, mata kuliah profesi kebidanan yang diujikan,
motivasi, kepemimpinan, imbalan, supervisi, sehingga penguji hanya melibatkan dosen
kondisi kerja (7). bidan. Kegiatan supervisi proses belajar
Persepsi didefinisikan sebagai proses mengajar terhadap kehadiran dosen
dimana individu mengorganisasikan dan berdasarkan informasi bagian kurikulum
menginterpretasikan impresinya supaya pada pertengahan semester tidak dilakukan,
dapat memberikan arti pada lingkungan baik melalui jurnal maupun ke lapangan
sekitarnya (8). Motivasi adalah keadaan langsung, sehingga tidak bisa dilakukan
dalam diri pribadi seseorang yang umpan balik, bimbingan dan pengarahan
mendorong keinginan individu untuk kepada seluruh dosen sebagai perbaikan
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, guna PBM pada setengah semester berikutnya.
mencapai suatu tujuan. Kepuasan kerja Hasil penilaian kinerja dosen dalam
merupakan penilaian dari pekerja yaitu pelaksanaan proses belajar mengajar
seberapa jauh pekerjaannya secara selama ini berdasarkan jumlah kehadiran
keseluruhan memuaskan kebutuhannya. dosen dalam jurnal dan jarang dilakukan

40
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.

umpan balik kepada seluruh dosen. Rapat frekuensi skornya seperti yang terlihat pada
evaluasi proses belajar mengajar hanya tabel berikut ini:
dilakukan akhir semester sekaligus Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Dosen
menghadapi tahun ajaran baru. dengan Kinerja Dosen
Berdasarkan wawancara mendalam Kinerja Dosen
Total
terhadap 5 mahasiswa pada bulan Usia Kurang Baik
September secara insidental mengeluh n % n % n %
beberapa dosen kinerjanya kurang dalam Usia Muda 3 7,5 20 50 23 57,5
Usia Tua 12 30 5 12,5 17 42,5
perencanan, pelaksanan PBM maupun
Total 15 37,5 25 62,5 40 100
evaluasi. Pada awal PBM hanya sebagian
dosen yang memberikan silabi sebagai
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan
rencana pembelajaran yang akan dicapai
bahwa sebagian besar responden berada
dan sebagian menyerahkan setelah PBM
pada usia muda dan memiliki kinerja yang
berjalan serta ada yang tidak memberikan
baik, sedangkan yang berusia tua sebagian
silabi sampai kuliah berakhir. Sebagian
besar memiliki kinerja kurang. Hasil uji chi-
dosen tatap mukanya tidak terpenuhi sesuai
square diperoleh nilai p adalah 0,000 < 0,05
dengan rencana dalam silabi, kadang tidak
maka terdapat hubungan pendidikan dengan
tepat waktu sehingga mengajar tidak sesuai
kinerja dosen di STIKes Husada Borneo
dengan jumlah waktu dan materi yang harus
Banjarbaru.
dicapai. Berdasarkan hal tersebut
menunjukkan adanya permasalahan kinerja
B. Hubungan Pendidikan dengan Kinerja
dosen dalam pelaksanaan proses belajar
Dosen
mengajar di Prodi DIV Bidan Pendidik,
Berdasarkan data pendidikan dosen di
sehinggaperlu dilakukan penelitian tentang
STIKes Husada Borneo Banjarbaru maka
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
dapat dibentuk sebaran frekuensi seperti
dosen dalam proses belajar mengajar di
yang terlihat pada tabel berikut ini:
Program Studi DIV Bidan pendidik STIKes
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Dosen
Husada Borneo Banjarbaru. dengan Kinerja Dosen
Kinerja Dosen
Metode Penelitian Total
Pendidikan Kurang Baik
Jenis penelitian ini adalah penelitian n % n % n %
survey analitik dengan rancangan cross Tidak Sesuai 15 37,5 10 25 25 62,5
sectional. Sesuai 0 0 15 37,5 15 37,5
Populasi pada penelitian ini adalah Total 15 37,5 25 62,5 40 100
seluruh pendidik/dosen tetap dan tidak tetap
Program Studi DIV Bidan Pendidik STIKes Berdasarkan tabel 2, sebagian besar
Husada Borneo Banjarbaru. responden berpendidikan yang tidak sesuai
Sampel pada penelitian ini didapatkan kualifikasi memiliki kinerja kurang
menggunakan teknik Total Sampling, sedangkan pendidikan yang sesuai
sebanyak 40 responden. kualifikasi sebanyak memiliki kinerja
Variabel bebas dalam penelitian ini baik.Hasil uji chi-square diperoleh nilai p
adalah usia, pendidikan, motivasi, kepusaan adalah 0,000 < 0,05 maka terdapat
kerja, persepsi imbalan dan variabel hubungan pendidikan dengan kinerja dosen
terikatnya adalah Kinerja dosen. di Stikes Husada Borneo Banjarbaru.
Instrumen penelitian ini adalah
kuesioneratauangket.Teknik analisis data C. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja
menggunakan uji chi-square dengan α = Dosen
0,05. Berdasarkan data Motivasi Kerja
dengan kinerja dosen di STIKes Husada
Hasil Penelitian Borneo Banjarbaru maka dapat dibentuk
A. Hubungan Usia dengan kinerja Dosen sebaran frekuensi skornya seperti yang
Berdasarkan data usia dosen dengan terlihat pada tabel berikut ini:
kinerja dosen di STIKes Husada Borneo Tabel 3. Distribusi Frekuensi Motivasi kerja
Banjarbaru maka dapat dibentuk sebaran Dosen dengan Kinerja Dosen
Motivasi Kinerja Dosen Total

41
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.

Kurang Baik
n % n % n % Berdasarkan tabel 6, sebagian besar
Rendah 12 30 4 10 16 40 responden yang persepsi imbalannya dalam
Tinggi 3 7,5 21 52,5 24 60 kategori kurang memiliki kinerja kurang
Total 15 37,5 25 62,5 40 100 sedangkan responden yang persepsi
imbalannya dalam kategori baik memiliki
Berdasarkan tabel 3, sebagian besar kinerja baik. Hasil uji chi-square diperoleh
responden yang motivasinya rendah nilai p adalah 0,000 < 0,05 maka
memiliki kinerja kurang sedangkan terdapathubungan persepsi imbalan dengan
responden yang motivasinya tinggi memiliki kinerja dosen di STIKes Husada Borneo
kinerja baik. Hasil uji chi-square diperoleh Banjarbaru.
nilai p adalah 0,000 < 0,05 terdapat
hubungan motivasi dengan kinerja dosen di Pembahasan
STIKes Husada Borneo Banjarbaru. A. Hubungan Usia dengan Kinerja Dosen
Hasil penelitian ini menggunakan uji
D. Hubungan Kepuasaan Kerja dengan chi-square diperoleh nilai p adalah 0,000 <
Kinerja Dosen 0,05 maka Ho ditolak, yang mana
Berdasarkan data kepuasan Kerja menunjukan adanya hubungan usia dengan
dengankinerja dosen di STIKes Husada kinerja dosen di STIKes Husada Borneo
Borneo Banjarbaru maka dapat dibentuk Banjarbaru.
sebaran frekuensi skornya seperti yang Dari hasil penelitian menunjukan
terlihat pada tabel berikut ini: bahwa usia sangat berhubungan dengan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja kinerja dalam proses belajar mengajar,
dengan Kinerja Dosen dimana semakin tua umur dosen maka
Kinerja Dosen
Kepuasan Total dalam menerima sebuah pekerjaan akan
Kurang Baik
Kerja semakin bertanggung jawab dan
N % n % n %
Rendah 10 25 7 17,5 17 32,5
berpengalaman. Usia yang semakin
Tinggi 5 12,5 18 45 23 57,5 meningkat akan meningkat pula
Total 15 37,5 25 62,5 40 100 kebijaksanaan kemampuan seseorang
dalam mengambil keputusan, berpikir
Berdasarkan tabel 4, sebagian besar rasional, mengendalikan emosi, dan
responden yang kepuasan kerjanya rendah bertoleransi terhadap pandangan orang lain,
memiliki kinerja kurang, sedangkan sehingga berpengaruh terhadap
responden yang kepuasaan kerjanya tinggi peningkatan kinerjanya. Umur individu
memiliki kinerja baik. Hasil uji chi-square mempengaruhi kondisi fisik, mental,
diperoleh nilai p adalah 0,017 < 0,05 maka kemampuan kerja, tanggung jawab (7).
Ho ditolak, artinya terdapat hubungan
kepuasan kerja dengan kinerja dosen di B. Hubungan Pendidikan dengan Kinerja
STIKes Husada Borneo Banjarbaru. Dosen
Hasil penelitian ini menggunakan uji
E. Hubungan Persepsi Imbalan dengan chi-square diperoleh nilai p adalah 0,000 <
Kinerja Dosen 0,05 maka Ho ditolak, yang mana
Berdasarkan data persepsi imbalan menunjukan adanya hubungan pendidikan
dengan kinerja dosen di STIKes Husada dengan kinerja dosen di STIKes Husada
Borneo Banjarbaru maka dapat dibentuk Borneo Banjarbaru.
sebaran frekuensi skornya seperti yang Dari hasil penelitian yang ada, peneliti
terlihat pada tabel berikut ini: berpendapat bahwa salah satu faktor yang
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Persepsi Imbalan dapat meningkatkan produktifitas atau
dengan Kinerja Dosen kinerja dosen adalah pendidikan formal
Kinerja Dosen dosen itu sendiri. Pendidikan memberikan
Persepsi Total
Imbalan
Kurang Baik pengetahuan bukan saja yang langsung
n % n % n % dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga
Kurang 13 32,5 7 17,5 20 50
landasan untuk mengembangkan diri serta
Baik 2 5 18 45 20 50
Total 15 37,5 25 62,5 40 100 kemampuan memanfaatkan semua sarana
yang ada di sekitar kita untuk kelancaran

42
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.

tugas dan tanggung jawab dosen. Dosen dikerjakan dapat mencapai hasil atau
yang memiliki pendidikan yang sesuai kualitas hasil kerja yang diharapkan.
kualifikasi motivasinya akan lebih baik Dosen yang terdorong (motivasi) maka
karena telah memiliki pengetahuan dan mereka akan berusaha dengan segala daya
wawasan yang lebih luas dibandingkan dan upaya, tetapi kemungkinan tingkat
dengan dosen yang tidak sesuai dengan upaya yang tinggi ini tidak serta merta
kualifikasi. menghantarkan ke hasil kinerja yang
Notoadmodjo (10) menyatakan bahwa menguntungkan jika tidak diarahkan sesuai
orang-orang yang memiliki pendidikan yang dengan tujuan organisasi, serta
lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang kekurangannya kemampuan diantara
lebih tinggi pula jika dibandingkan dengan masing-masing anggota organisasi dengan
orang-orang yang memiliki pendidikan yang demikian, kinerja dosen dapat di tingkatkan
rendah dan melalui pendidikan seseorang melalui motivasi, karena kinerja menyangkut
dapat meningkatkan kematangan intelektual tentang kualitas, kuantitas dan efektifitas
sehingga dapat membuat keputusan dalam pekerjaan.
bertindak. Gabson (12) menyebutkan ada dua
Penelitian yang relevan dengan paradigma yang menawarkan teori motivasi,
penelitian ini adalah penelitian oleh yaitu teori keputusan atau content theory
Widiastuti (11) yang berjudul Pengaruh dan teori proses atau process theory.
Beban Kerja, Motivasi Dan Kemampuan Sesuatu yang dapat memotivasi semangat
terhadap Pegawai Administrasi Di Bagian kerja seseorang oleh Gabson dikatakan jika
TU Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, terpenuhinya kebutuhan seseorang serta
Hasil penelitian tersebut yaitu pendidikan kepuasan terhadap materi yang diperoleh
berhubungan positif dengan kinerja pegawai dari pekerjaannya. Jadi pada dasarnya, teori
yaitu pada kelompok responden yang SLTA ini memperlihatkan bahwa seseorang akan
persentase kinerjanya sedang (60 %) lebih bertindak (bersemangat kerja) untuk dapat
banyak dibandingkan yang kinerjanya memenuhi kebutuhan dan kepuasan.
rendah (40%), sedangkan pada kelompok Penelitian yang relevan dengan
S1 persentase responden yang kinerjanya penelitian ini adalah dilakukan oleh Mundarti
tinggi (55,6%) lebih banyak dari responden (13) Faktor-Faktor yang mempengaruhi
yang kinerjanya sedang (44,4%). Hal ini Kinerja Dosen dalam Melaksanakan Proses
diperkuat hasil penelitian Suena, 58. Belajar Mengajar di prodi Kebidanan
Menyimpulkan bahwa guru yang Magelang yang menyimpulkan bahwa ada
berpendidikan magister rata–rata kinerjanya hubungan antara motivasi kerja dan kinerja
lebih tinggi jika dibandingkan dengan guru dosen dengan kategori sangat kuat. Hasil
yang berpendidikan sarjana dan diploma. penelitian ini didukung dengan dasar teori
Pengaruh latar belakang pendidikan yang menyatakan bahwa dengan melibatkan
terhadap kinerja guru sebesar 17,5%. para karyawan dalam menetapkan tujuan
dapat menumbuhkan motivasi kerja dan
C. Hubungan Motivasi dengan Kinerja pencapaian prestasi kerja maksimal.
Dosen
Hasil penelitian ini menggunakan uji D. Hubungan Kepuasan Kerja dengan
chi-square diperoleh nilai p adalah 0,000 < Kinerja Dosen
0,05 maka Ho ditolak, yang mana Hasil penelitian ini menggunakan uji
menunjukan adanya hubungan motivasi chi-square diperoleh nilai p adalah 0,017 <
dengan kinerja dosen di STIKes Husada 0,05 maka Ho ditolak, yang mana
Borneo Banjarbaru. menunjukan adanya hubungan kepuasan
Motivasi dengan kinerja mempunyai kerja dengan kinerja dosen di STIKes
hubungan yang sangat erat karena motivasi Husada Borneo Banjarbaru.
merupakan suatu dorongan individu untuk Irfan (14) Hasil penelitian ini didukung
berprilaku dan melakukan suatu kegiatan teori dua faktor oleh karena mengungkapkan
atau pekerjaan. Untuk melakukan suatu aspek pekerjaan. Teori dua faktor (two factor
kegiatan atau pekerjaan perlu motivasi theory) pertama kali dikemukakan oleh
sehingga apa yang akan dilakukan atau Herzberg yang menyatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi sikap seseorang

43
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.

terhadap pekerjaannya dibagi dua kelompok Berdasarkan hasil penelitian tersebut


yaitu kelompok satisfiers atau motivator menunjukkan bahwa responden yang
(prestasi, pengakuan, penghargan, mempunyai persepsi imbalan tinggi ternyata
pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, lebih besar kecenderungannya
promosi/kenaikan pangkat), dimana menunjukkan kinerja tinggi, sedangkan
hadirnya faktor ini akan menimbulkan responden dengan persepsi imbalan yang
kepuasan, tetapi tidak hadirnya faktor ini kurang mempunyai kecenderungan
tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan kinerjanya yang rendah.
dan kelompok dissatisfiers atau hygiene Sesuai dengan pendapat Halim (17)
faktor (kebijaksanaan pengawasan, teknis, Imbalan merupakan mekanisme penting
gaji, hubungan antara pribadi serta kondisi dalam pemberian penghargaan terhadap
kerja), dimana perbaikan terhadap kondisi anggota organisasi dalam mendorong dan
atau situasi ini akan mengurangi atau memotivasi anggota dalam mencapai tujuan
menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak organisasi. Kebanyakan anggota organisasi
akan menimbulkan kepuasan. akan memberi kemampuan maksimalnya
Dosen yang merasa puas akan lebih bila mereka dihargai, dan sebaliknya jika
mungkin terlibat dalam organisasi yang tidak ada penghargaan yang memadai
dapat meningkatkan produktivitas, kemampuan yang diberikan pun akan
sedangkan dosen yang tidak merasa puas berkurang bahkan cenderung asal-asalan.
maka akan mempengaruhi berjalannya Kasali (18) menjelaskan bahwa
organisasi dalam pencapaian tujuan. seseorang dengan semangat kerja tinggi
Matlis dan Jackson (15) meskipun (High Morale) akan memiliki rasa percaya
kepuasan kerja itu menarik dan penting, hal diri terhadap dirinya sendiri, terhadap masa
yang paling mendasar adalah pengaruh depan, dan terhadap orang lain.
kepuasan kerja terhadap organisasi yang
akan mempengaruhi kinerja karyawan. Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan
hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja antara usia dengan kinerja Dosen Prodi
dosen adalah tinggi rendahnya tingkatan DIV Bidan Pendidik STIKes Husada
kepuasan kerja dosen yang dirasakan akan Borneo.
mempengaruhi kinerja dosen. Apabila 2. Ada hubungan yang positif dan signifikan
kepuasan kerja tercapai maka kinerja dosen antara pendidikan dengan kinerja Dosen
atas organisasi tinggi. Prodi DIV Bidan Pendidik STIKes Husada
Penelitian yang sama dilakukan oleh Borneo.
Yanidrawati (16) yang berjudul Hubungan 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan
Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Perawat Di antara motivasi dengan kinerja Dosen
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Prodi DIV Bidan Pendidik STIKes Husada
Daerah Kabupaten Bekasi. Menyimpulkan Borneo.
bahwa hubungan antara kepuasan kerja 4. Ada hubungan yang positif dan signifikan
dengan kinerja perawat di RSUD Kabupaten antara kepuasan kerja dengan kinerja
Bekasi didapatkan thitung 8,939 > ttabel 2,363 Dosen Prodi DIV Bidan Pendidik STIKes
pada α = 0,05 yang menunjukan koefisiensi Husada Borneo.
korelasi tersebut menunjukan terdapat 5. Ada hubungan yang positif dan signifikan
hubungan antara kepuasan kerja dengan antara persepsi imbalan dengan kinerja
kinerja perawat. Dosen Prodi DIV Bidan Pendidik STIKes
Husada Borneo.
E. Hubungan Persepsi Imbalan dengan
Kinerja Dosen
Hasil penelitian ini menggunakan uji chi- Daftar Pustaka
square diperoleh nilai p adalah 0,000 < 0,05 1. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru
maka Ho ditolak, yang mana menunjukan Profesional Menciptakan Pembelajaran
adanya hubungan persepsi imbalan dengan Kreatif dan Menyenangkan. Bandung :
kinerja dosen di STIKes Husada Borneo PT. Remaja Rosdakarya.
Banjarbaru. 2. Djohar, H. 2006. Pendidikan Dan
Pembinaannya. Yogyakarta :

44
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.

CV.Gravika Indah. Students e-Journal, 1 (1) : 1-18.


3. Kementrian Hukum dan HAM RI. 2005. 17. Halim, A Tjahjono & Husein, M. F. 2000.
UU RI No.17 Tahun 2005 Tentang Guru Sistem Pengendalian Manajemen.
dan Dosen. Jakarta : Kementerian Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Hukum dan HAM RI. 18. Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen
4. Dirjen Dikti. 2001. Teori Belajar dan Public Relations, Konsep dan
Motivasi . Jakarta : Universitas Terbuka. Aplikasinya di Indonesia. Jakarta :
5. Ratnawati, Y. 2002. Motivasi Faktor Pustaka Utama Grafiti.
Kunci Untuk Meningkatkan Kinerja
Organisasi. Jurnal Poltek Yogyakarta :
1(2) : 1-6.
6. Bison, Simamora. 2004. Panduan Riset
Perilaku Konsumen. Jakarta :
PT.Gramedia Pustaka Utama.
7. Robbins, S.P. 2003. Perilaku
Organisasi, Edisi Indonesia. Jakarta :
Indeks Kelompok Gramedia.
8. Muchlas M. 1999. Organisasi 1,
Organizational Behavior. Yogyakarta :
UGM.
9. Sastrohadiwiryo. 2005. Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan
Administratif dan Operasional. Jakarta :
Bumi Aksara.
10. Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
11. Widiastuti B.,Pengaruh Beban Kerja,
Motivasi Dan Kemampuan terhadap
Pegawai Administrasi Di Bagian TU
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
Tahun 2005. Tesis. Semarang :
Universitas Diponegoro.
12. Gybson, Ivancevich. 1996. Organisasi,
Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta :
Bina Rupa Aksara.
13. Mundarti. Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Kinerja Dosen dalam
Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
di Prodi Kebidanan Magelang Politeknik
Kesehatan Semarang Tahun 2007.
Tesis. Semarang : Universitas
Diponegoro.
14. Irfan. Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kinerja Dosen
Keperawatan Dalam Melaksanakan
Pendidikan Dan Pengajaran Pada
Poltekkes. Tesis. Universitas Cendana.
15. Mathis, Robert. L & Jackson John. H,
2001. Manajemen Sumber daya
Manusi. Jakarta : Salemba Empat.
16. Yanidrawati, Kartika dkk. 2012.
Hubungan Kepuasan Kerja Dengan
Kinerja Perawat di Ruang Inap Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi.

45

You might also like