Professional Documents
Culture Documents
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Program Studi Div Bidan Pendidik Di Stikes Husada Borneo Banjarbaru
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Program Studi Div Bidan Pendidik Di Stikes Husada Borneo Banjarbaru
Mengajar Program Studi DIV Bidan Pendidik Di STIKes Husada Borneo Banjarbaru
Abstract
The quality of educational institutions is influencedby the inputs to the education system
which is including the students, faculty and supporting facilities or infrastructures in teaching
and learning process. These three factors are related and influenced each other in order to
create a successful learning process. This research is a quantitative research which is
included cross sectional study. Population in this study took the all of lecturers in Midwife
Educator Study Program in STIKes Husada Borneo Banjarbaru as many as 40 people that
using total sampling technique. The Instrument on this study used the questionnaire were
then tested its validity with Pearson Product Moment correlation technique, while the
reliability testing using the formula of Cronbach's alpha. The data analysis technique used to
find the relationship both of them is the chi-square test, whereas to know the influence of
them is used regressing.The results of the research shown that there is a positive and
significant correlation between age, education, motivation, job satisfaction, perception of
rewards to performance of lecturer DIV Midwife Educator Study Program, there is the
influence of age, education, motivation, satisfaction, perception of reward collaborate with the
performance of Lecturer in Midwife Educator Study Program STIKes Husada Borneo in the
teaching-learning process. Based on the results of research, it can be suggested to the
lecturers of DIV midwife educators to become self-evaluation materials, in order to cultivate
and improve the basic tasks of lecturers, especially in implementing the learning process.
39
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.
40
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.
umpan balik kepada seluruh dosen. Rapat frekuensi skornya seperti yang terlihat pada
evaluasi proses belajar mengajar hanya tabel berikut ini:
dilakukan akhir semester sekaligus Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Dosen
menghadapi tahun ajaran baru. dengan Kinerja Dosen
Berdasarkan wawancara mendalam Kinerja Dosen
Total
terhadap 5 mahasiswa pada bulan Usia Kurang Baik
September secara insidental mengeluh n % n % n %
beberapa dosen kinerjanya kurang dalam Usia Muda 3 7,5 20 50 23 57,5
Usia Tua 12 30 5 12,5 17 42,5
perencanan, pelaksanan PBM maupun
Total 15 37,5 25 62,5 40 100
evaluasi. Pada awal PBM hanya sebagian
dosen yang memberikan silabi sebagai
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan
rencana pembelajaran yang akan dicapai
bahwa sebagian besar responden berada
dan sebagian menyerahkan setelah PBM
pada usia muda dan memiliki kinerja yang
berjalan serta ada yang tidak memberikan
baik, sedangkan yang berusia tua sebagian
silabi sampai kuliah berakhir. Sebagian
besar memiliki kinerja kurang. Hasil uji chi-
dosen tatap mukanya tidak terpenuhi sesuai
square diperoleh nilai p adalah 0,000 < 0,05
dengan rencana dalam silabi, kadang tidak
maka terdapat hubungan pendidikan dengan
tepat waktu sehingga mengajar tidak sesuai
kinerja dosen di STIKes Husada Borneo
dengan jumlah waktu dan materi yang harus
Banjarbaru.
dicapai. Berdasarkan hal tersebut
menunjukkan adanya permasalahan kinerja
B. Hubungan Pendidikan dengan Kinerja
dosen dalam pelaksanaan proses belajar
Dosen
mengajar di Prodi DIV Bidan Pendidik,
Berdasarkan data pendidikan dosen di
sehinggaperlu dilakukan penelitian tentang
STIKes Husada Borneo Banjarbaru maka
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
dapat dibentuk sebaran frekuensi seperti
dosen dalam proses belajar mengajar di
yang terlihat pada tabel berikut ini:
Program Studi DIV Bidan pendidik STIKes
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Dosen
Husada Borneo Banjarbaru. dengan Kinerja Dosen
Kinerja Dosen
Metode Penelitian Total
Pendidikan Kurang Baik
Jenis penelitian ini adalah penelitian n % n % n %
survey analitik dengan rancangan cross Tidak Sesuai 15 37,5 10 25 25 62,5
sectional. Sesuai 0 0 15 37,5 15 37,5
Populasi pada penelitian ini adalah Total 15 37,5 25 62,5 40 100
seluruh pendidik/dosen tetap dan tidak tetap
Program Studi DIV Bidan Pendidik STIKes Berdasarkan tabel 2, sebagian besar
Husada Borneo Banjarbaru. responden berpendidikan yang tidak sesuai
Sampel pada penelitian ini didapatkan kualifikasi memiliki kinerja kurang
menggunakan teknik Total Sampling, sedangkan pendidikan yang sesuai
sebanyak 40 responden. kualifikasi sebanyak memiliki kinerja
Variabel bebas dalam penelitian ini baik.Hasil uji chi-square diperoleh nilai p
adalah usia, pendidikan, motivasi, kepusaan adalah 0,000 < 0,05 maka terdapat
kerja, persepsi imbalan dan variabel hubungan pendidikan dengan kinerja dosen
terikatnya adalah Kinerja dosen. di Stikes Husada Borneo Banjarbaru.
Instrumen penelitian ini adalah
kuesioneratauangket.Teknik analisis data C. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja
menggunakan uji chi-square dengan α = Dosen
0,05. Berdasarkan data Motivasi Kerja
dengan kinerja dosen di STIKes Husada
Hasil Penelitian Borneo Banjarbaru maka dapat dibentuk
A. Hubungan Usia dengan kinerja Dosen sebaran frekuensi skornya seperti yang
Berdasarkan data usia dosen dengan terlihat pada tabel berikut ini:
kinerja dosen di STIKes Husada Borneo Tabel 3. Distribusi Frekuensi Motivasi kerja
Banjarbaru maka dapat dibentuk sebaran Dosen dengan Kinerja Dosen
Motivasi Kinerja Dosen Total
41
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.
Kurang Baik
n % n % n % Berdasarkan tabel 6, sebagian besar
Rendah 12 30 4 10 16 40 responden yang persepsi imbalannya dalam
Tinggi 3 7,5 21 52,5 24 60 kategori kurang memiliki kinerja kurang
Total 15 37,5 25 62,5 40 100 sedangkan responden yang persepsi
imbalannya dalam kategori baik memiliki
Berdasarkan tabel 3, sebagian besar kinerja baik. Hasil uji chi-square diperoleh
responden yang motivasinya rendah nilai p adalah 0,000 < 0,05 maka
memiliki kinerja kurang sedangkan terdapathubungan persepsi imbalan dengan
responden yang motivasinya tinggi memiliki kinerja dosen di STIKes Husada Borneo
kinerja baik. Hasil uji chi-square diperoleh Banjarbaru.
nilai p adalah 0,000 < 0,05 terdapat
hubungan motivasi dengan kinerja dosen di Pembahasan
STIKes Husada Borneo Banjarbaru. A. Hubungan Usia dengan Kinerja Dosen
Hasil penelitian ini menggunakan uji
D. Hubungan Kepuasaan Kerja dengan chi-square diperoleh nilai p adalah 0,000 <
Kinerja Dosen 0,05 maka Ho ditolak, yang mana
Berdasarkan data kepuasan Kerja menunjukan adanya hubungan usia dengan
dengankinerja dosen di STIKes Husada kinerja dosen di STIKes Husada Borneo
Borneo Banjarbaru maka dapat dibentuk Banjarbaru.
sebaran frekuensi skornya seperti yang Dari hasil penelitian menunjukan
terlihat pada tabel berikut ini: bahwa usia sangat berhubungan dengan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja kinerja dalam proses belajar mengajar,
dengan Kinerja Dosen dimana semakin tua umur dosen maka
Kinerja Dosen
Kepuasan Total dalam menerima sebuah pekerjaan akan
Kurang Baik
Kerja semakin bertanggung jawab dan
N % n % n %
Rendah 10 25 7 17,5 17 32,5
berpengalaman. Usia yang semakin
Tinggi 5 12,5 18 45 23 57,5 meningkat akan meningkat pula
Total 15 37,5 25 62,5 40 100 kebijaksanaan kemampuan seseorang
dalam mengambil keputusan, berpikir
Berdasarkan tabel 4, sebagian besar rasional, mengendalikan emosi, dan
responden yang kepuasan kerjanya rendah bertoleransi terhadap pandangan orang lain,
memiliki kinerja kurang, sedangkan sehingga berpengaruh terhadap
responden yang kepuasaan kerjanya tinggi peningkatan kinerjanya. Umur individu
memiliki kinerja baik. Hasil uji chi-square mempengaruhi kondisi fisik, mental,
diperoleh nilai p adalah 0,017 < 0,05 maka kemampuan kerja, tanggung jawab (7).
Ho ditolak, artinya terdapat hubungan
kepuasan kerja dengan kinerja dosen di B. Hubungan Pendidikan dengan Kinerja
STIKes Husada Borneo Banjarbaru. Dosen
Hasil penelitian ini menggunakan uji
E. Hubungan Persepsi Imbalan dengan chi-square diperoleh nilai p adalah 0,000 <
Kinerja Dosen 0,05 maka Ho ditolak, yang mana
Berdasarkan data persepsi imbalan menunjukan adanya hubungan pendidikan
dengan kinerja dosen di STIKes Husada dengan kinerja dosen di STIKes Husada
Borneo Banjarbaru maka dapat dibentuk Borneo Banjarbaru.
sebaran frekuensi skornya seperti yang Dari hasil penelitian yang ada, peneliti
terlihat pada tabel berikut ini: berpendapat bahwa salah satu faktor yang
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Persepsi Imbalan dapat meningkatkan produktifitas atau
dengan Kinerja Dosen kinerja dosen adalah pendidikan formal
Kinerja Dosen dosen itu sendiri. Pendidikan memberikan
Persepsi Total
Imbalan
Kurang Baik pengetahuan bukan saja yang langsung
n % n % n % dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga
Kurang 13 32,5 7 17,5 20 50
landasan untuk mengembangkan diri serta
Baik 2 5 18 45 20 50
Total 15 37,5 25 62,5 40 100 kemampuan memanfaatkan semua sarana
yang ada di sekitar kita untuk kelancaran
42
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.
tugas dan tanggung jawab dosen. Dosen dikerjakan dapat mencapai hasil atau
yang memiliki pendidikan yang sesuai kualitas hasil kerja yang diharapkan.
kualifikasi motivasinya akan lebih baik Dosen yang terdorong (motivasi) maka
karena telah memiliki pengetahuan dan mereka akan berusaha dengan segala daya
wawasan yang lebih luas dibandingkan dan upaya, tetapi kemungkinan tingkat
dengan dosen yang tidak sesuai dengan upaya yang tinggi ini tidak serta merta
kualifikasi. menghantarkan ke hasil kinerja yang
Notoadmodjo (10) menyatakan bahwa menguntungkan jika tidak diarahkan sesuai
orang-orang yang memiliki pendidikan yang dengan tujuan organisasi, serta
lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang kekurangannya kemampuan diantara
lebih tinggi pula jika dibandingkan dengan masing-masing anggota organisasi dengan
orang-orang yang memiliki pendidikan yang demikian, kinerja dosen dapat di tingkatkan
rendah dan melalui pendidikan seseorang melalui motivasi, karena kinerja menyangkut
dapat meningkatkan kematangan intelektual tentang kualitas, kuantitas dan efektifitas
sehingga dapat membuat keputusan dalam pekerjaan.
bertindak. Gabson (12) menyebutkan ada dua
Penelitian yang relevan dengan paradigma yang menawarkan teori motivasi,
penelitian ini adalah penelitian oleh yaitu teori keputusan atau content theory
Widiastuti (11) yang berjudul Pengaruh dan teori proses atau process theory.
Beban Kerja, Motivasi Dan Kemampuan Sesuatu yang dapat memotivasi semangat
terhadap Pegawai Administrasi Di Bagian kerja seseorang oleh Gabson dikatakan jika
TU Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, terpenuhinya kebutuhan seseorang serta
Hasil penelitian tersebut yaitu pendidikan kepuasan terhadap materi yang diperoleh
berhubungan positif dengan kinerja pegawai dari pekerjaannya. Jadi pada dasarnya, teori
yaitu pada kelompok responden yang SLTA ini memperlihatkan bahwa seseorang akan
persentase kinerjanya sedang (60 %) lebih bertindak (bersemangat kerja) untuk dapat
banyak dibandingkan yang kinerjanya memenuhi kebutuhan dan kepuasan.
rendah (40%), sedangkan pada kelompok Penelitian yang relevan dengan
S1 persentase responden yang kinerjanya penelitian ini adalah dilakukan oleh Mundarti
tinggi (55,6%) lebih banyak dari responden (13) Faktor-Faktor yang mempengaruhi
yang kinerjanya sedang (44,4%). Hal ini Kinerja Dosen dalam Melaksanakan Proses
diperkuat hasil penelitian Suena, 58. Belajar Mengajar di prodi Kebidanan
Menyimpulkan bahwa guru yang Magelang yang menyimpulkan bahwa ada
berpendidikan magister rata–rata kinerjanya hubungan antara motivasi kerja dan kinerja
lebih tinggi jika dibandingkan dengan guru dosen dengan kategori sangat kuat. Hasil
yang berpendidikan sarjana dan diploma. penelitian ini didukung dengan dasar teori
Pengaruh latar belakang pendidikan yang menyatakan bahwa dengan melibatkan
terhadap kinerja guru sebesar 17,5%. para karyawan dalam menetapkan tujuan
dapat menumbuhkan motivasi kerja dan
C. Hubungan Motivasi dengan Kinerja pencapaian prestasi kerja maksimal.
Dosen
Hasil penelitian ini menggunakan uji D. Hubungan Kepuasan Kerja dengan
chi-square diperoleh nilai p adalah 0,000 < Kinerja Dosen
0,05 maka Ho ditolak, yang mana Hasil penelitian ini menggunakan uji
menunjukan adanya hubungan motivasi chi-square diperoleh nilai p adalah 0,017 <
dengan kinerja dosen di STIKes Husada 0,05 maka Ho ditolak, yang mana
Borneo Banjarbaru. menunjukan adanya hubungan kepuasan
Motivasi dengan kinerja mempunyai kerja dengan kinerja dosen di STIKes
hubungan yang sangat erat karena motivasi Husada Borneo Banjarbaru.
merupakan suatu dorongan individu untuk Irfan (14) Hasil penelitian ini didukung
berprilaku dan melakukan suatu kegiatan teori dua faktor oleh karena mengungkapkan
atau pekerjaan. Untuk melakukan suatu aspek pekerjaan. Teori dua faktor (two factor
kegiatan atau pekerjaan perlu motivasi theory) pertama kali dikemukakan oleh
sehingga apa yang akan dilakukan atau Herzberg yang menyatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi sikap seseorang
43
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.
44
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1, November 2017 Ni Wayan Kurnia Widya Wati, dkk.
45