Peningkatan Pemahaman Pasien Dan Keluarga Pasien Tentang Tindakan Paska Pemeriksaan Colon in Loop Melalui Gerakan Ayo Konsumsi Serat Dan Air Putih (Akon Sapu)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

The 11th University Research Colloqium 2020

Universitas Aisyiah Yogyakarta

Peningkatan Pemahaman Pasien Dan Keluarga Pasien


Tentang Tindakan Paska Pemeriksaan Colon In Loop Melalui
Gerakan Ayo Konsumsi Serat Dan Air Putih
(Akon Sapu)
Alpha Olivia Hidayati1*, Cindy E Sarereake2, Indah Dewi Sri Lestari3, Silfiana Sura Making4,
Yoseph Aloysius Herani5
1
Program Studi D3 Radiologi, Stikes Guna Bangsa Yogyakarta
2,3,4,5
Program Studi D3 Radiologi, Stikes Guna Bangsa Yogyakarta
*Email: alphaoliviahidayati@gmail.com

ABSTRACT

Keywords: Colon in Loop Radiological Examination is a radiological


Colon in Loop examination of the large intestine (colon) to see abnormalities in the
Examination; Barium area using contrast media. The contrast medium used is Barium
Sulfate; Akon Sapu Sulfate BaSO4. The characteristics of Barium Sulfate easily settles, so
it needs an action to clean the remaining barium in the colon after
examination so that it does not cause intestinal obstruction. One of
the efforts to increase the understanding of the patients and the
patient’s familiy with the activities of “AKON SAPU” (Let’s consume
fiber and water) movement after Colon in Loop Examination. The
method of implementing the activity is using a two-way interactive
method, namely 1). Giving questionnaires to patients and their
families as many as 23 people who will do a Colon in Loop
Examination at RSPAU dr. S. Hardjolukito; 2). Socialization to
patients and their families with the help of leaflets; 3). Giving
questionnaires to patients and their families. The results obtained
indicate that the patient and the patient’s familiy were enthusiastic
abaout this activity as evidenced by the many questions asked. There
was a 35% increase in understanding of the post-Colon in Loop
Examination. So it can be concluded that the “AKON SAPU” (Let’s
consume fiber and water) movement after Colon in Loop examination
can increase understanding of the patient and the patient’s familiy.

1. PENDAHULUAN menggunakan media kontras secara


Pemeriksaan radiologi merupakan retrograde [1]. Indikasi pemeriksaan
pemeriksaan penunjang yang diperlukan sehingga perlu dilakukan teknik
untuk membantu dokter menegakan pemeriksaan Colon in Loop adalah colitis,
diagnosis suatu penyakit. Salah satu jenis polip, lesi, tumor, carsinoma,
pemeriksaan yang dilakukan dengan diverticulitis, megacolon, dan invaginasi
menggunakan modalitas pesawat sinar -X [2].
adalah pemeriksaan Colon In Loop. Media kontras merupakan bahan
Teknik pemeriksaan Colon in Loop adalah yang digunakan untuk menampakan
teknik pemeriksaan radiologi untuk gambaran anatomi organ seperti pembuluh
pemeriksaan usus besar dengan darah, lambung, dan usus yang tidak

384
The 11th University Research Colloqium 2020
Universitas Aisyiah Yogyakarta

terdeteksi oleh pemeriksaan dengan 2. METODE


meggunakan sinar-X [3]. Media kontras Pengabdian masyarakat ini
terdiri dari dua jenis, yaitu media kontras merupakan bagian dari kerjasama STIKES
positif dan media kontras negatif. Media Guna Bangsa Yogyakarta dengan rumah
kontras positif adalah media yang dapat sakit di Yogyakarta dan sekitarnya.
digunakan untuk meningkatkan daya Kegiatan ini dilaksanakan pada 8 April -
attenuasi sinar-X, sebagai contoh Barium 20 April 2019 di Instalasi Radiologi
sulfat dan Iodine. Sedangkan media RSPAU dr. S. Hardjolukito. Kegiatan ini
kontras negatif adalah media kontras yang dilaksanakan dengan memberikan edukasi
dapat menurunkan daya attenuasi sinar-X, kepada pasien dan keluarga pasien tentang
sebagai contoh udara [2]. tindakan paska pemeriksaan Colon in
Pada teknik pemeriksaan Colon in Loop melalui gerakan “AKON SAPU”
Loop, media kontras yang digunakan (Ayo konsumsi serat dan air putih) pasca
adalah Barium Sulfat (BaS04). Barium pemeriksaan Colon in Loop di RSPAU dr.
sulfat berbentuk bubuk putih yang tidak S. Hardjolukito. Pasien yang ikut dalam
larut. Dalam penggunaannya biasanya kegiatan ini adalah seluruh pasien yang
dicampur dengan air dan beberapa melakukan pemeriksaan Colon in Loop
komponen lain sehingga terbentuk dari tanggal 8 April sampai dengan 20
campuran media kontras. Pada April 2019, yaitu sebanyak 23 orang
pemeriksaan Colon in Loop, media pasien beserta keluarga pasien.
kontras dimasukan melalui anus. Setelah Kegiatan Pengabdian masyarakat ini
pemeriksaan selesai, bahan ini akan keluar dilakukan dengan melibatkan pula 4
bersama dengan feces. Pada proses mahasiswa D3 Radiologi semester V.
pengeluaran kontras, sering kali terdapat Kegiatan diawali dengan memberikan
sisa barium yang masih mengendap di penjelasan kepada pasien dan keluarga
dalam colon. Pengendapan yang terjadi pasien tentang tujuan kegiatan. Kemudian,
dapat menyebabkan konstipasi, diare dan pasien dan keluarga pasien diminta
apendisitis di kemudian hari [4]. Usaha mengisi kuesioner yang telah dipersiapkan
yang bisa dilakukan untuk mengatasi dengan tujuan untuk mengetahui
konstipasi adalah dengan konsumsi serat pengetahuan pasien tentang pemeriksaan
dan air putih yang cukup [5]. Colon in Loop dan tindakan paska
Berdasarkan pengamatan di pemeriksaan. Kegiatan selanjutnya adalah
lapangan, edukasi kepada pasien dan pemberian edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien paska pemeriksaan Colon keluarga pasien tentang gerakan “AKON
in Loop kurang efektif dilakukan. Hal ini SAPU”(Ayo konsumsi serat dan air
dikarenakan informasi yang disampaikan putih). Kegiatan dilakukan dengan metode
ke pasien atau keluarga pasien tidak interaktif dua arah, yaitu dengan
lengkap, bahkan terkadang tidak memberikan penjelasan kepada pasien
tersampaikan. Akibatnya pasien hanya tentang gerakan ini dengan dibantu leflet
menanggapinya sambil lalu. Pasien tidak dan pasien dapat bertanya mengenai
menganggap konstipasi yang terjadi gerakan ini.
sebagai hal yang penting. Padahal jika Leflet yang digunakan berisi tentang
kondisi ini dibiarkan dapat mengganggu pengertian dan teknik pemeriksaan Colon
sistem tubuh. Berdasarkan hal tersebut perlu in Loop serta tata laksana penanganan
dilakukan penyuluhan yang efektif tentang paska pemeriksaan Colon in Loop dengan
konsumsi serat dan air putih yang cukup gerakan “AKON SAPU”. Setelah
setelah melakukan pemeriksaan Colon in kegiatan dilaksanakan, pasien dan
Loop.
keluarga diberikan kuesioner untuk

385
The 11th University Research Colloqium 2020
Universitas Aisyiah Yogyakarta

melihat tingkat keterserapan informasi penyuluhan. Hal ini dikarenakan semakin


yang diberikan. tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
semakin mudah dalam menerima
3. HASIL DAN PEMBAHASAN informasi sehingga pengetahuannya
3.1. Karakteristik Responden meningkat [7].
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini Kegiatan pengabdian masyarakat ini
dilaksanakan di Instalasi Radiologi dilakukan untuk meningkatkan
RSPAU dr. S. Hardjolukito dengan pemahaman pasien dan keluarga pasien
responden adalah pasien dan keluarga tentang tindakan yang harus dilakukan
pasien sebanyak 23 orang. Berdasarkan setelah pemeriksaan Colon in Loop.
karakteristik responden dapat terlihat Kegiatan ini dilakukan melalui ajakan
sebagai berikut. kepada pasien dan keluarga pasien untuk
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan
Tabel 1. Karakteristik Responden
air putih minimal 8 gelas sehari atau
Karakteristik Persentase setara dengan 2 liter air [5]. Untuk
Jumlah
Responden (%)
meningkatkan minat pasien dan keluarga
Umur (tahun) pasien dalam mengikuti kegiatan ini,
≤ 41 9 39 responden diberikan leflet dengan
>41 14 61 penjelasan yang sistematis agar mudah
Jenis Kelamin dimengerti. Selain itu, penyampaian
Laki - laki 10 43 informasi dilakukan secara personal
sehingga responden dapat bertanya
Perempuan 13 57
langsung tentang informasi yang diberikan
Pendidikan Terakhir dengan harapan responden mampu
SD 1 4,3 memahami dengan baik informasi yang
SMP 2 8,7 diberikan. Berikut leflet yang digunakan.
SMU 10 43,5
Perguruan tinggi 10 43,5
Dari tabel telihat bahwa umur
responden sebanyk 39% adalah kurang
dari 41 tahun dan 61% diatas 41 tahun.
Sebanyak 43% responden adalah laki -
laki dan 57 persen responden adalah
perempuan. Berdasarkan pendidikan
terakhir 4,3% responden berpendidikan
SD; 8,7% berpendidikan SMP; dan 43,5%
berpendidikan SMU dan perguruan tinggi.
Berdasarkan variabel umur, terlihat
bahwa sebagian besar responden berada
pada usia matang. Dimana pada usia
matang, seseorang mempunyai pola
tangkap dan daya pikir yang baik,
sehingga akan lebih mudah untuk
menerima informasi [6]. Jika dilihat dari
tingkat pendidikan terakhir responden, Gambar 1. Leaflet Gerakan Akon Sapu
dapat diketahui sebagian besar responden
berpendidikan SMU dan perguruan tinggi.
Kondisi ini mendukung kegiatan

386
The 11th University Research Colloqium 2020
Universitas Aisyiah Yogyakarta

3.2. Pengetahuan Responden sebelum


dan sesudah Pemberian Edukasi
Sebelum dilakukan diskusi,
responden diberikan kuesioner yang berisi
pertanyaan tentang pengertian
pemeriksaan Colon in Loop (pertanyaan
A), langkah - langkah pemeriksaan Colon
in Loop (pertanyaan B), efek samping
penggunaan media kontras (pertanyaan
C), tindakan paska penggunaan media Gambar 3. Tingkat pengetahuan Teknik
kontras (pertanyaan D) dan jenis makanan Pemeriksaan Colon in Loop sesudah pemberian
yang dianjurkan paska pemeriksaan edukasi.
kontras (pertanyaan E). Dari pengisian
kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut. Berdasarkan gambar tersebut, terlihat
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan
responden sebagai berikut pengertian
pemeriksaan Colon in Loop (17%), langkah -
langkah pemeriksaan Colon in Loop (26%),
efek samping penggunaan media kontras
(17%), tindakan paska penggunaan media
kontras (57%) dan jenis makanan yang
dianjurkan paska pemeriksaan kontras (57%).
Sehingga diperoleh rata - rata peningkatan
pengetahuan dan pemahaman responden
Gambar 2. Tingkat pengetahuan Teknik
Pemeriksaan Colon in Loop sebelum pemberian sebesar 35%. Hal ini menunjukan bahwa
edukasi. kegiatan yang dilaksanakan mampu
meningkatkan pengetahuan dan
Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa pemahaman responden tentang tindakan
tingkat pengetahuan responden berdasarkan yang harus dilakukan paska pemeriksaan
pertanyaan yang diajukan adalah pengertian Colon in Loop. Berikut gambar
pemeriksaan Colon in Loop (70%), langkah - kegiatannya.
langkah pemeriksaan Colon in Loop (74%),
efek samping penggunaan media kontras
(61%), tindakan paska penggunaan media
kontras (43%) dan jenis makanan yang
dianjurkan paska pemeriksaan kontras
(43%). Hal ini terlihat bahwa pengetahuan
responden tentang tindakan paska
pemeriksaan Colon in Loop masih kurang.
Kondisi ini dimungkinkan karena
responden beranggapan Barium Sulfat Gambar 4. Pemberian Edukasi kepada Pasien dan
sudah dapat dikeluarkan dengan sempurna Keluarga Pasien
bersama feces setelah pemeriksaan Colon
in Loop. 4. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pemberian edukasi, Berdasarkan hasil pelaksanaan
terlihat bahwa responden menunjukan kegiatan yang telah dilakukan dapat
peningkatan pengetahuan. Hal ini terlihat disimpulkan bahwa Gerakan “AKON
pada gambar berikut. SAPU” (Ayo konsumsi serat dan air putih)
mampu meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pasien dan keluarga pasien

387
The 11th University Research Colloqium 2020
Universitas Aisyiah Yogyakarta

tentang pentingnya mengkonsumsi serat dan for Radiographers. 5th ed. NW:CRC
air putih yang cukup paska pemeriksaan Press. 2017.
Colon in Loop rata - rata sebesar 35%. [4] WHO. WHO Model Formulary 2008.
Word Health Organizatio: 2009. Akses
UCAPAN TERIMAKASIH 27 Januari 2020.
Ucapan terima kasih peneliti [5] Brown, J.E. Nutrition Through The Life
sampaikan kepada kepala diklat dan kepala Cycle. 4th ed. USA:Wadsworth Cengage
instalasi Radiologi serta radiografer RSPAU Learning: 2011.
dr. S. Hardjolukito. [6] Astuti, H.P. Hubungan Karakteristik Ibu
Hamil dengan Tingkat Pengetahuan
REFERENSI tentang Tanda Bahaya pada Kehamilan di
Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen.
[1] Bontrager, Keneth L, Lampignano, & Jurnal Stikes Kusuma Husada. 2012;
John P. Textbook of Radiographic 3(2).
Positioning and Related Anatomy. 7th ed. [7] Harisman, H & Dina, D. N. Faktor -
St Louis: Mosby Elsevier: 2010. Faktor yang mempengaruhi Keaktifan
[2] Snpoek & Albert M. Fundamentals of Kader Posyandu di Desa Mulang Maya
Radiographic Procedures. 5th ed. St Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten
Louis: Sauders Elsevier: 2006. Lampung Utara. Jurnal Dunia Kesmas.
[3] Whitley S.A, Charles S, Gail J, Ken H, 2012;1(4).
& Craig A. Clarck’s Pocket Handbook

388

You might also like