55-Article Text-106-1-10-20190525

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

MODEL SELF MANAGEMENT EDUCATION (SME) DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DETEKSI DINI HIPOGLIKEMIA PADA


DIABETESI DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Siti Lestari, Tri Sunaryo


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract: Self-Management Education, Hypoglycemia. Diabetes Mellitus is a


metabolic disease that need attention and care for long time in order to prevent
complications. People with DM must have good kno
ledge, skill and behavior so they can manage their live by themselves. Research showed
that 50–80%, people with DM have not enough knowledge to manage their disease.
Through the self-management, people with diabetes can improve their competence in
early detection of hypoglycemia so it would be increase the quality of life and reduce
the risk of developing complications. The purpose of this study was to investigate the
impact of diabetes self-management education toward early detection of hypoglycemic
among patients with diabetes. A quasi-experimental pre and post design with control
group was used to investigate the impact of using education on self-management. The
participants were 40 that divided into intervention and control group. Purposive
sampling was used to take the samples. T-Test was used to analyze the data. The
competence of diabetes in early detection of hypoglycemia was increase, from 6,1 with
SD 13.7 to 71,7 with SD 19.2 . Then, the model of Self Management education
influenced the competence of people with diabetes in the early detection of
hypoglycemia, P value 0,011 (α = 0,05). The findings demonstrate that the self-
management education could improve competence of diabetes in the early detection of
hypoglycemia.

Keyword : Self-Management Education, Hypoglycemia.

Abstrak: Self-Management Education, Hypoglikemia. Diabetes Mellitus merupakan


penyakit metabolik yang membutuhkan perhatian dan perawatan yang lama untuk
mencegah komplikasi. Penderita DM seharusnya memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan perilaku yang baik sehingga mereka akan dapat mengatur kehidupan secara
mandiri. Penelitian menunjukkan bahwa 50–80%, penderita DM tidak mempunyai
pengetahuan yang cukup baik untuk mengatur penyakitnya. Melalui self-management
education, penderita DM akan meningkat kemampuannya dalam deteksi dini
hypoglycemia sehingga akan meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan
berkembangnya komplikasi. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh self
management education terhadap peningkatan kemampuan deteksi dini hipoglikemia
dengan pada Diabetesi (penderita DM). Metode penelitian yang digunakan adalah
quasi-eksperimental dengan pre test and post test design with control group. Responden
sebanyak 40 untuk kelompok intervensi dan control diambil dengan purposive
sampling. Analisa data yang dipakai adalah uji t- Independent. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat kenaikan kemampuan dalam mendeteksi dini

200
Siti Lestari, Model Self Management Education 201

hipoglikemia dari 13.7 dengan SD menjadi 71,7 dengan SD 19.2 6,1. Penggunaan
Model Self Management Education berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan
deteksi hipoglikemia pada pasien diabetes, uji statistik uji t- Independent didapatkan P
value 0,011 (α = 0,05). Self management education dapat meningkatkan kemampuan
deteksi dini hipoglikemia dengan pada Diabetesi (penderita DM).

Kata Kunci : Self-Management Education, Hypoglikemia.

PENDAHULUAN penyakitnya (Norris, Engelgau, &


Diabetes melitus merupakan suatu Narayan, 2001; Palestin, Ermawan, &
kelompok penyakit metabolik dengan Donsu, 2005), dan kontrol terhadap kadar
karakteristik hiperglikemia, yang terjadi gula darah ideal .
karena kelainan sekresi insulin, kelainan Self management memiliki makna
kerja insulin, atau keduanya. bahwa seseorang harus membuat pilihan
Hiperglikemia kronik pada diabetes dan keputusan tentang bagaimana
berhubungan dengan kerusakan jangka mengatur kehidupan dan DM nya. Melalui
panjang, disfungsi, atau kegagalan self management yang baik, penderita DM
beberapa organ tubuh, terutama mata, dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh mengurangi resiko komplikasi. Hal
darah. tersebut juga dapat membantu mencegah
WHO memperkirakan bahwa 177 hospitalisasi penderita. Untuk dapat
juta penduduk dunia mengidap diabetes mengatur diri sendiri dengan baik
dan jumlah ini akan meningkat hingga diperlukan suatu edukasi.
melebihi 300 juta pada tahun 2025. Pada Edukasi atau penyuluhan kesehatan
tahun 2025, Asia diperkirakan mempunyai tentang perawatan pasien diabetes melitus
populasi diabetes terbesar di dunia, yaitu merupakan tindakan keperawatan yang
82 juta orang dalam jumlah ini akan harus diberikan untuk meningkatkan
meningkat menjadi 366 juta setelah 25 motivasi pasien dalam mengendalikan
tahun (Purnomo, 2009). Untuk Indonesia, diabetusnya dan regimen terapeutik di
WHO memprediksi kenaikan jumlah rumah efektif serta menghindarkan
penderita diabetes dari 8,4 juta pada tahun terjadinya hospitalisasi ulang serta
2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun mencegah terjadinya komplikasi. Edukasi
2030 (Diehl, 2004). yang harus diberikan kepada klien atau
Penyakit ini membutuhkan orang tuanya meliputi diet, monitoring
perhatian dan perawatan medis dalam glukosa darah, aktivitas fisik, perawatan
waktu lama baik untuk mencegah 1 kaki “ foot care “, dan terapi farmakologi,
komplikasi maupun perawatan sakit. Oleh termasuk edukasi cara penyimpanan obat,
karena nya, penderita perlu memilliki dosis serta daerah-daerah pada tubuh yang
pengetahuan dan perilaku yang baik dapat digunakan sebagai tempat absorbsi
sehingga akan mandiri untuk mengatur insulin. Tanda dan cara mengatasi
atau merawat penyakitnya. Beberapa hipoglikemia dan hiperglikemia juga perlu
penelitian mencatat bahwa 50–80% diajarkan kepada pasien atau keluarga.
diabetisi memiliki pengetahuan dan Hipoglikemia adalah salah satu
ketrampilan yang kurang dalam mengelola komplikasi yang dihadapi oleh penderita
202 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-237

diabetes melitus. Tidak seperti nefropati A’ : Kemampuan deteksi hipoglikemia


diabetik ataupun retinopati diabetik yang pada kelompok intervensi sesudah
berlangsung secara kronis, hipoglikemia dilakukan Self management education.
dapat terjadi secara akut dan tiba tiba dan B : Kemampuan deteksi hipoglikemia
dapat mengancam nyawa. Hal tersebut pada kelompok control sebelum kelompok
disebabkan karena glukosa adalah satu intervensi mendapat perlakuan self
satunya sumber energi otak dan hanya management education
dapat diperoleh dari sirkulasi darah karena B’ : Kemampuan deteksi hipoglikemia
jaringan otak tidak memiliki cadangan pada kelompok control sesudah
glukosa. Kadar gula darah yang rendah kelompok intervensi mendapat perlakuan
pada kondisi hipoglikemia dapat self management education
menyebabkan kerusakan sel –sel otak. X1 : Perubahan Kemampuan deteksi
Kondisi inilah yang menyebabkan hipoglikemi pada kelompok intervensi
hipoglikemia memiliki efek yang fatal sebelum dan sesudah dilakukan Self
bagi penyandang diabetes melitus, di management education
mana 2%-4% kematian penderita diabetes X2 : Perubahan Kemampuan deteksi
melitus disebabkan oleh hipoglikemia. hipoglikemi pada kelompok intervensi
sebelum dan sesudah dilakukan Self
METODE PENELITIAN management education
Desain penelitian ini adalah quasi- X3 : Perbedaan Kemampuan deteksi
eksperimental dengan pre test and post hipoglikemi kelompok intervensi dan
test design with control group, dimana kelompok control sesudah dilakukan Self
desain ini melakukan tindakan pada dua management education
atau lebih kelompok yang akan
diobservasi sebelum dan sesudah HASIL PENELITIAN
dilakukan tindakan.. Kelompok A disebut Uji homogenitas pada kelompok
kelompok intervensi yang memperoleh intervensi dan kontrol dengan
kombinasi self management education menggunakan one way Anova didapatkan
dan terapi standar DM, sedangkan p value 0,443 maka dapat disimpulkan
kelompok B disebut sebagai kelompok bahwa terdapat kesetaraan (homogen)
kontrol yang hanya memperoleh terapi karakteristik pada kelompok intervensi
standar DM . dan kontrol, sehingga bila terdapat
Gambar 4.1 Desain Penelitian perbedaan setelah dilakukan intervensi,
maka perbedaan itu sebagai akibat dari
intervensi.
Uji Normalitas kolmogorov
smirnov didapatkan P value 0,200 atau
pada pengujian lain didapatkan nilai
Skewness 0,283 dan Standar errornya
0,374 sehingga bila nilai Skewness dibagi
Keterangan nilai Standar errornya didapatkan nilai
A : Kemampuan deteksi hipoglikemia 0,76 (<2). Berdasarkan nilai tersebut dapat
pada kelompok intervensi sebelum disimpulkan bahwa distribusi data normal.
dilakukan Self management education.
Siti Lestari, Model Self Management Education 203

Tabel 1 Maksimal 97
Uji Normalitas Data berdasarkan uji Hasil uji statistik menunjukkan
kolmogorov smirnov dan Nilai bahwa P value pada kelompok Intervensi
Skewness-Standar errornya sebesar 0,000 (α=0,05) sehingga dapat
Kolmogorov-Smirnova Skewne Std disimpulkan bahwa Penggunaan Model
Statistic df Sig. ss Error Self Management Education berpengaruh
Nilai 0,108 40 0,200 0,283 0,374
kemamp
terhadap peningkatan kemampuan deteksi
uan hipoglikemia Sebelum dan Sesudah
Deteksi pemberian pendidikan kesehatan melalui
Hipoglik Model Self Management Education pada
emia kelompok Intervensi, sebagaimana
sesudah
interven
tertuang dalam hasil uji statistik Tabel 3
si
(Kelomp Tabel 3
ok Distribusi Rerata Kemampuan Deteksi
Kontrol Hipoglikemia Pada Kelompok
dan
Interven
Intervensi Sebelum dan Sesudah
si) Penggunaan Model Self Management
Rerata nilai kemampuan Education di RSUD Dr Moewardi
mendeteksi hipoglikemia pada kelompok Surakarta
intervensi sebelum pemberian Model Self P
Variabel Mean SD SE N
Value
Management Education 61,0 dengan Pre
standar deviasi 13,7. Nilai terendah Intervensi 61,00 13,68 3,06
0,000 20
kemampuan mendeteksi hipoglikemia 37 Post 71,67 19,24 4,30
dan tertinggi 87. Sedangkan setelah Intervensi
pemberian Model Self Management Uji statistik Levene's Test
Education rerata nilai kemampuan didapatkan P value 0,002 (α = 0,05) maka
mendeteksi hipoglikemia 71,7 dengan hal ini menunjukkan varian berbeda,
standar deviasi 19,2. Nilai terendah sehinggga pada uji statistik uji t-
kemampuan mendeteksi hipoglikemia 37 Independent didapatkan P value 0,011 (α
dan tertinggi 97. Karakteristik Responden = 0,05) berarti penggunaan Model Self
Berdasarkan Kemampuan Mendeteksi Management Education berpengaruh
Hipoglikemia Sebelum Dan Sesudah terhadap peningkatan kemampuan deteksi
Intervensi pada kelompok Intervensi hipoglikemia pada pasien diabetes. Secara
tertuang dalam Tabel 2 rinci dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah
ini
Tabel 2 Tabel 4
Responden Berdasarkan Kemampuan Perbedaan Kemampuan Deteksi
Mendeteksi Hipoglikemia Sebelum Dan Hipoglikemia Sebelum dan Sesudah
Sesudah Intervensi Penggunaan Model Self Management
Sebelum Sesudah Education Pada kelompok Intervensi
Mean 61,0 71,7 Dan Kelompok Kontrol di RSUD Dr
SD 13,7 19,2 Moewardi Surakarta
Minimal – 37 – 87 37 –
204 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-237

Kelompok
Levene's
P Value dan memperbaiki kualitas hidup pasien
Test DM (Sidani S, Fan L, 2009). Pendekatan
Perbedaan
SME sangat bervariasi, diawali dengan
Kemampuan
Deteksi pengkajian kebutuhan pembelajaran,
Hipoglikemia 0,002 0,011 menetapkan tujuan, mengintervensi
pada kelompok pasien dan diakhiri dengan evaluasi .
Intervensi – Proses tersebut bisa dilakukan secara
intervensi
kelompok maupun individu. Dalam
penelitian ini, proses SME dilakukan
PEMBAHASAN secara individual. Diawali dengan
Hasil uji statistik didapatkan bahwa menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan
P value pada kelompok Intervensi sebesar pembelajaran yang disusun bersama
0,000 (α=0,05) sehingga dapat antara penderita dan petugas akan
disimpulkan bahwa Penggunaan Model memudahkan penerimaan edukasi yang
Self Management Education berpengaruh diberikan, karena penderita merasa sangat
terhadap peningkatan kemampuan deteksi dihargai dan mengetahui kebutuhan
hipoglikemia. mereka akan pembelajaran sehingga akan
Edukasi merupakan upaya agar muncul keterbukaan dan motivasi yang
masyarakat berperilaku atau mengadopsi tinggi .
perilaku kesehatan dengan cara persuasi, Keterbukaan dan motivasi sangat
bujukan, himbauan, ajakan, memberikan diperlukan untuk proses edukasi.
informasi, memberikan kesadaran, dan Keberhasilan suatu program edukasi juga
sebagainya melalui kegiatan yang disebut dipengaruhi oleh motivasi dari diri
pendidikan atau penyuluhan kesehatan. sendiri. Menurut The Royal Australian
Pemberian pendidikan kesehatan College of General Practioners (2010)
ditujukkan untuk menggugah kesadaran, dalam penelitian SME pada penderita
memberikan atau meningkatkan hipertensi, menjelaskan bahwa perilaku
pengetahuan masyarakat tentang self management hipertensi salah satunya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dipengaruhi oleh motivasi, dimana
baik bagi diri sendiri, keluarga maupun motivasi seseorgang akan dipengaruhi dan
masyarakat(Notoatmodjo, 2003). meningkat seiring dengan perubahan yang
Self Management Education dialami oleh pasien. Hal ini diperkuat
merupakan suatu proses berkelanjutan oleh hasil penelitian Akinsola (2001) yang
yang dilakukan untuk mengembangkan menyatakan bahwa sesorang yang
kesadaran atau pengetahuan, melakukan self-management dengan baik
keterampilan, dan kemampuan pasien dipengaruhi oleh pengetahuan,
DM untuk melakukan perawatan mandiri keterampilan, sikap yang positif,
(Funnell MM, et al, 2008; Cooper H, keyakinan dan optimis untuk
Boooth, K, Gill,G.2003; Patterson,B., meningkatkan kesehatan yang buruk.
Thorne, S(2000) dan memberikan Tinjauan diatas sesuai dengan
pengetahuan atau edukasi kepada pasien penelitian yang dilakukan oleh
mengenai aplikasi strategi perawatan diri Naccashian, Z (2014) terhadap 75
secara mandiri untuk mengoptimalkan responden di Amerika, bahwa Self
control metabolik, mencegah komplikasi, Management Education terbukti
Siti Lestari, Model Self Management Education 205

memiliki pengaruh yang positif terhadap Sedangkan setelah pemberian


kemampuan mengatur diri sendiri, dalam Model Self Management
hal ini adalah mengontrol glukosa darah Education rerata nilai kemampuan
atau glicemic controll . mendeteksi hipoglikemia 71,7
Diagnosa keperawatan yang dengan standar deviasi 19,2. Nilai
mungkin ditegakkan berkaitan dengan terendah kemampuan mendeteksi
edukasi adalah Tidak adanya atau hipoglikemia 37 dan tertinggi 97
kurangnya informasi kognitif 2. Penggunaan Model Self
berhubungan dengan keterbatasan Management Education
kognitif, interpretasi terhadap informasi berpengaruh terhadap peningkatan
yang salah, kurangnya keinginan untuk kemampuan deteksi hipoglikemia,
mencari informasi, tidak mengetahui P value pada kelompok Intervensi
sumber-sumber informasi. sebesar 0,000 (α=0,05).
Intervensi yang dilakukan untuk 3. Penggunaan Model Self
meningkatkan kompetensi diabetesi Management Education
adalah memberikan informasi atau berpengaruh terhadap peningkatan
edukasi tentang proses penyakit, kemampuan deteksi hipoglikemia
perawatan dan pencegahan komplikasi. pada pasien diabetes, uji statistik
Edukasi dapat diberikan melalui suatu uji t- Independent didapatkan P
promosi kesehatan. Promosi kesehatan value 0,011 (α = 0,05).
merupakan proses pemberdayaan atau Berdasarkan hasil penelitian ini
memandirikan masyarakat agar dapat saran yang dapat diberikan adalah :
memelihara dan meningkatkan 1. Model Self Management
kesehatannya. Proses pemberdayaan atau Education dapat digunakan
memandirikan masyarakat tidak hanya sebagai salah satu program
terbatas pada pemberian informasi (seperti promosi kesehatan pada pelayanan
pendidikan kesehatan) tetapi juga upaya kesehatan dan dapat diadopsi
untuk merubah perilaku dan sikap sebagai materi pokok dalam
seseorang, sehingga promosi kesehatan pembelajaran atau perkuliahan
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, 2. Model Self Management
afektif, dan psikomotor seseorang Education dapat dijadikan sebagai
(Maulana, 2009). sumber informasi dan acuan bagi
perawat, mahasiswa, dosen,
KESIMPULAN DAN SARAN institusi pelayanan kesehatan, dan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari peneliti lain yang ingin melakukan
hasil penelitian ini : penelitian terkait pemberian
1. Rerata nilai kemampuan DSME dan DM .
mendeteksi hipoglikemia pada 3. Penelitian lanjutan yang dilakukan
kelompok intervensi sebelum dapat menggunakan jangka waktu
pemberian Model Self yang lebih lama atau jenis
Management Education 61,0 penelitian ekperimen murni,
dengan standar deviasi 13,7. Nilai seperti penelitian longitudinal atau
terendah kemampuan mendeteksi randomized control trial dengan
hipoglikemia 37 dan tertinggi 87. sampel yang lebih besar dapat
206 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-237

dilakukan untuk mengevaluasi Maulana HDJ. (2009). Promosi


pengaruh Self Management Kesehatan. Jakarta: EGC
Education terhadap self care Norris, S.L., Engelgau, M.M., & Narayan,
behavior pasien DM. K.M.V., (2001). Effectiveness of
Self-
DAFTAR RUJUKAN Norris, SL, Nichols, PJ, Caspersen,CJ,
Cooper HC, Booth K, Gill G: Patients' Glasgow, Engelgau, M. Jack Jr,
perspectives on diabetes health L.Snyder,
care education. Theory Pract 2003, Notoatmodjo, S., (2003), Metodologi
18:191-206. Penelitian Kesehatan, Jakarta,
Diehl, Hans. 2004. To Your Health : Demi Rineka Cipta.
Kesehatan Anda. Bandung: IPH Sidani S, Fan L.(2009) Effectiveness of
Funnell MM, (2008) . National Standards Diabetes Self-management
for Diabetes Self-Management Education
Education. Diab Care. 31 (1): WHO : The cost of Diabetes, Retrieved
S87-S94 fromhttp://www.who.int/mediacent
re/factsheets/fs236/en/

You might also like