Professional Documents
Culture Documents
Smart Farming 4.0 Untuk Mewujudkan Pertanian Indonesia: Maju, Mandiri, Dan Modern
Smart Farming 4.0 Untuk Mewujudkan Pertanian Indonesia: Maju, Mandiri, Dan Modern
Smart Farming 4.0 Untuk Mewujudkan Pertanian Indonesia: Maju, Mandiri, Dan Modern
137-155 137
Naskah diterima: 29 Januari 2021 Direvisi: 3 Mei 2021 Disetujui terbit: 2 Juni 2021
ABSTRACT
Smart farming 4.0 based on artificial intelligence is a flagship launched by the Ministry of Agriculture. Smart
farming 4.0 encourages the farmers to work more efficient, measurable, and integrated. Through technology,
farmers are able to carry out farm practice by relying on mechanization, not on the planting season, from planting
to harvesting accurately. Several smart farming technologies such as blockchain for modern off farm agriculture,
agri drone sprayer, drone surveillance (drone for land mapping), soil and weather sensors, intelligent irrigation
systems, Agriculture War Room (AWR), siscrop (information systems) 1.0 have been implemented in some areas.
However, farmers deal with various educational backgrounds, aging farmers phenomenon, and high cost of smart
farming technology tools to implement smart farming. This paper aims to analyze the huge opportunities of smart
farming by utilizing the potential of millennial farmers as actors and analyzing various government policies to
support smart farming 4.0. The Ministry of PDTT has carried out pilot projects to implement smart farming in
several locations. The Ministry of Agriculture also needs to play a role by creating a smart farming roadmap. The
Government's Strategic Project 2020–2024 through food estate based on farmer corporations may support
massive smart farming applications.
Keywords: artificial intelligence, agricultural technology, millennial farmers, precision agriculture, smart farming
4.0
ABSTRAK
Smart farming 4.0 yang berbasis kecerdasan buatan telah menjadi andalan Kementerian Pertanian di era
digital saat ini. Smart farming 4.0 akan mendorong kerja petani sehingga budi daya pertanian menjadi efisien,
terukur, dan terintegrasi. Petani bisa melakukan budi daya dengan tidak tergantung musim tetapi melalui
mekanisasi. Proses penanaman hingga panen dapat dilakukan secara akurat mulai dari tenaga kerja, waktu
tanam, dan proses panen. Beberapa teknologi smart farming seperti blockchain yang dapat memudahkan
keterlacakan supply chain produk pertanian untuk pertanian off farm modern, agri drone sprayer (drone
menyemprotkan pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone untuk pemetaan lahan), soil and weather
sensor (sensor tanah dan cuaca), sistem irigasi cerdas (smart irrigation), Agriculture War Room (AWR), siscrop
(sistem informasi) 1.0 telah diterapkan di beberapa daerah. Beragamnya tingkat pendidikan petani, fenomena
penuaan petani, mahalnya alat teknologi smart farming menjadi kendala terbesar petani dalam menerapkan
smart farming. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis besarnya peluang pemanfaatan smart farming dengan
memanfaatkan potensi petani milenial sebagai pelaku dan menganalisis berbagai kebijakan pemerintah untuk
mendukung penerapan smart farming 4.0. Kementerian PDTT telah melaksanakan pilot project penerapan smart
farming di beberapa lokasi di Indonesia. Kementerian Pertanian juga perlu mengambil peran dengan membuat
roadmap smart farming. Proyek strategis Pemerintah 2020–2024 melalui food estate yang dibangun dengan
korporasi petani dapat mendukung penerapan smart farming secara masif.
Kata kunci: artificial intelligence, pertanian presisi, petani milenial, smart farming 4.0, teknologi pertanian
dimana sebagian besar petani terdiri dari mendorong berkembangnya inovasi pertanian
kelompok usia tua. Meningkatnya jumlah setelah meningkatnya penggunaan informasi
petani tua dan kurangnya minat anak muda dan teknologi komunikasi dalam bidang
usia produktif untuk terjun di bidang pertanian pertanian. Mesin autonomous (tanpa awak)
diduga disebabkan karena; i) anggapan bahwa dengan menggunakan robot telah
pendapatan di luar sektor pertanian lebih dikembangkan untuk tujuan budi daya
besar dibanding sektor pertanian; ii) adanya pertanian seperti membersihkan gulma secara
persepsi negatif tentang pertanian yang mekanis, aplikasi pupuk atau memanen buah.
seringkali digambarkan pekerjaan kotor dan Pengembangan mesin tanpa awak di udara
berat karena sering berinteraksi dengan atau yang biasa disebut drone dengan mesin
lumpur dan harus mencangkul; iii) pekerjaan yang sangat ringan dan dukungan kamera
sektor pertanian tidak menuntut syarat yang dapat menghitung pengembangan
pendidikan tinggi, sedangkan sektor luar biomassa dan status pemupukan tanaman
pertanian menuntut pendidikan yang lebih yang kemudian akan memberikan saran
tinggi dan memiliki jenjang karir yang lebih rekomendasi untuk petani. Lebih jauh drone
jelas. Semakin tinggi tingkat pendidikan bisa memberikan saran kepada petani agar
pemuda memiliki kecenderungan untuk mampu membedakan berbagai jenis penyakit
berkarir di luar bidang pertanian; iv) tanaman berdasarkan penampakan fisiologis
mengandung risiko tinggi seperti gagal panen tanaman sehingga bisa mengambil tindakan
akibat bencana alam, fluktuasi harga dan pengaplikasian pestisida secara tepat.
ketidakpastian lainnya (Arvianti et al. 2019). Peningkatan revolusi teknologi ini akan
Ada beberapa strategi untuk menarik minat menghasilkan perubahan yang besar terhadap
generasi muda ke bidang pertanian yaitu praktek budi daya pertanian. Smart farming
dengan menarik minat pemuda untuk terlibat saat ini tidak hanya berkembang di negara
dengan kelembagaan pertanian, pengenalan maju, ditengah gencarnya arus informasi dan
pertanian melalui pendidikan usia dini (PAUD), teknologi (seperti penggunaan handphone dan
peningkatan kualitas pelaku pertanian, penggunaan internet), beberapa negara
mengembangkan smart farming, penguatan berkembang sudah menggunakan metode
cooperative farming, pemberian asuransi smart farming. Perubahan praktek pertanian
pertanian dan adanya jaminan pemasaran secara dramatis tidak hanya menjadi peluang
(Nugroho et al. 2018). untuk meningkatkan produktivitas pertanian,
melainkan bisa menjadi tantangan besar
Menghadapi ancaman krisis pangan,
mengingat masih banyak petani yang belum
pemerintah perlu memperkuat produksi hasil
mengenalnya (Walter et al. 2017).
pertanian dan ketersediaan pangan lokal untuk
menggantikan komoditas pangan impor Untuk membangun sistem pangan nasional
dengan usaha pertanian cerdas atau smart hingga global yang dapat terus memenuhi
farming 4.0. Smart farming adalah sebuah kebutuhan pangan masyarakat, diperlukan
metode pertanian cerdas berbasis teknologi perubahan rantai pasok pangan. Integrasi
yang menggunakan artificial intelligence (AI) teknologi merupakan salah satu strategi bisnis
untuk memudahkan petani melakukan inti di sektor pertanian untuk efektivitas
pekerjaan (MSMB 2018). Berbagai penelitian program smart farming. Munculnya teknologi
menunjukkan bahwa kecerdasan buatan blockchain yang digunakan untuk
(artificial intelligence/AI) dan robot akan perancangan sistem logistik pangan yang
mampu melaksanakan berbagai tugas di efisien, transparan dan tertelusur (traceable),
bidang pertanian lebih cepat dengan presisi akan memudahkan perusahaan dan
jauh lebih baik dibandingkan dengan manusia konsumen untuk menentukan kualitas suatu
(Popa 2011). Digitalisasi dalam bidang produk pertanian. Oleh karena itu Internet of
pertanian telah memasuki era revolusi 4.0. Things (IoT) menjadi sangat penting. Petani
Smart farming 4.0 berpotensi besar untuk dapat menggunakan sensor untuk
meningkatkan pendapatan para petani dan mengumpulkan data terkait budi daya
berkontribusi terhadap keberlanjutan tanaman. Data ini ditulis di blockchain dan
pertanian. Smart farming dapat meningkatkan mencakup faktor-faktor yang mengidentifikasi
ketepatan dalam pemberian input tanaman penyakit, hama serta pH tanah. Guna
dan lahan pertanian (Knierim et al., 2019). mengoptimalkan proses pertanian, perangkat
IoT yang dipasang di pertanian dapat
Revolusi pertanian 4.0 yang terdiri dari
mendukung pengolahan dan pendataan,
internet of things, artificial intelligence, human-
sehingga petani dapat mengambil tindakan
machine interface, teknologi robotik dan
cepat terhadap masalah yang muncul dan
sensor serta teknologi 3D printing telah
perubahan lingkungan sekitarnya. Analisis
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 139
Rika Reviza Rachmawati
data dapat membantu memantau produktivitas revolusi industri ke-4, namun sampai saat ini
dan membuat prediksi yang lebih akurat. Ini penerapannya masih jauh dari memuaskan.
sangat penting untuk menjaga efisiensi Banyak petani yang baru pada tahap
produksi pertanian guna mencegah gagal pengenalan bahkan sama sekali belum
panen (Wolfert et al. 2017). Oleh karena itu, mengenali digitalisasi dalam bidang teknologi
segala kelebihan smart farming dapat pertanian. Apabila dibandingkan dengan
dijadikan salah satu strategi untuk menarik negara China dan Thailand, Indonesia masih
generasi muda yang identik dengan jauh tertinggal. Pesatnya jumlah penduduk,
penguasaan teknologi dan internet. Smart sulitnya regenerasi di tingkat petani,
farming mampu merubah anggapan buruk keterbatasan lahan membuat petani agaknya
generasi muda terhadap pertanian dan sudah tidak lagi memungkinkan untuk
beberapa alasan lainnya. menggunakan metode konvensional (Arkeman
2021).
Kementerian lain seperti Kementerian
Pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Tulisan ini merupakan hasil review berbagai
Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes literatur dan hasil penelitian yang bertujuan
PDTT) juga turut berperan penting dalam untuk menjawab pertanyaan yang muncul
membantu petani meningkatkan produktivitas. mengenai apa saja teknologi yang digunakan
Kemendes PDTT telah membuat pilot project dalam smart farming 4.0 yang memungkinkan
penerapan smart farming di beberapa daerah untuk diterapkan oleh para petani di Indonesia.
yang memiliki potensi lahan pertanian yang Dengan memperhatikan pertanyaan penelitian
cukup luas. Pilot project diterapkan di lahan tersebut, tulisan yang merupakan hasil review
seluas 250 hektare dengan melibatkan dari berbagai literatur ini bertujuan untuk: 1)
stakeholder lain yang memiliki kapabilitas menganalisis besarnya peluang penggunaan
untuk pengembangan smart farming. smart farming dengan mempertimbangkan
Beberapa kota lain juga yang akan menjadi potensi dan hambatannya, 2) menganalisis
lokasi pilot project smart farming adalah a) potensi petani milenial sebagai pelaku smart
Garut, Jawa Barat; b) Pasaman Barat, farming 4.0, 3) mengidentifikasi berbagai
Sumatera Barat; c) Sukabumi, Jawa Barat; d) kebijakan pemerintah untuk mendukung
Situbondo, Jawa Timur; e) Dairi, Sumatera penerapan smart farming 4.0, dan 4)
Barat; f) Brebes, Jawa Tengah; g) rekomendasi kebijakan untuk pengembangan
Banyuwangi, Jawa Timur; h) Badung, Bali; i) smart farming 4.0. Susunan penulisan dalam
Ponorogo, Jawa Timur; J) Lombok Timur, kajian ini terdiri dari (i) berbagai jenis teknologi
NTB; K) Cianjur, Jawa Barat; L) Malang, Jawa smart farming 4.0, (ii) analisis potensi dan
Timur (Ditjen PDTT 2019). Kementerian hambatan penerapan smart farming 4.0 (iii)
Pertanian juga telah membuat terobosan identifikasi kerja sama berbagai pemangku
teknologi berupa inovasi smart farming kepentingan untuk penerapan smart farming
menggunakan citra data satelit yang berfungsi 4.0 beserta implementasinya, dan (iv)
meningkatkan produktivitas di lapangan rekomendasi kebijakan untuk pengembangan
sekaligus mengantisipasi bencana yang smart farming 4.0.
mungkin terjadi. Transformasi pertanian dari
sistem konvensional menjadi pertanian
modern sudah diterapkan melalui drone untuk TEKNOLOGI SMART FARMING 4.0
menanam padi, drone untuk pupuk dan
pestisida, autonomous traktor (traktor
otomatis), dan lain-lain. Smart farming yang Teknologi Blockchain untuk Pertanian Off
disebut pertanian presisi dimana ketepatan Farm Modern
penggunaan sumber daya dalam sistem Teknologi blockchain adalah teknologi yang
produksi pertanian ditengah keterbatasan dapat mendukung efisiensi dan transparansi.
lahan bisa di atasi dengan menggunakan big Teknologi ini mulai banyak digunakan di dunia
data, machine learning, robotika dan internet industri. Bahkan saat ini mulai digunakan di
of things guna meningkatkan kualitas dan sektor pertanian. Menggunakan teknologi ini,
kuantitas produksi pertanian Indonesia. petani dapat meramalkan perubahan dunia
Pemerintah sudah mencanangkan sebuah yang sangat cepat. Blockchain dapat
agenda prioritas nasional “making Indonesia mengurangi inefisiensi sekaligus menghemat
4.0” yang menjadi pintu gerbang keterbukaan waktu dan energi. Para petani seringkali masih
era teknologi agar Indonesia mampu harus berhadapan dengan panjangnya rantai
meningkatkan daya saing sekaligus ajang distribusi dan tengkulak yang menetapkan
untuk mempersiapkan Indonesia memasuki harga beli lebih rendah daripada harga pasar.
140 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155
teknologi GIS untuk memetakan suatu lahan. khususnya bulan Desember dan Januari
Drone biasanya menggunakan empat motor terjadi curah hujan yang cukup tinggi hingga
penggerak. Kelebihan drone adalah hasil mencapai 200 mm/jam. Curah hujan yang
pemotretannya lebih jernih karena tidak tinggi akan mengakibatkan debit air pada
terganggu oleh goncangan angin. Drone dapat drainase, saluran air dan sungai akan
terbang dengan kondisi landasan yang sangat meningkat dan apabila sudah melebihi
ekstrem sekalipun karena tidak membutuhkan kapasitas banjir. Tentu kejadian ini
area landing dan take off yang luas. Kegunaan menyebabkan kerugian yang diderita oleh
drone adalah untuk projek pemetaan lahan masyarakat dan pemerintah akibat terjadinya
perkebunan, pemetaan lahan sawah, musibah banjir. Informasi prakiraan cuaca
perhitungan pohon sawit, pemetaan areal memberikan manfaat bagi berbagai sektor
proyek, pemetaan pemukiman atau perkotaan seperti, pertanian, transportasi, kesehatan dan
dengan menggunakan drone. Kelebihan drone lain-lain. Untuk menghindari dan meminimalisir
untuk pemetaan adalah untuk mendapatkan kerugian, prediksi awal cuaca sebagai sebuah
gambaran citra kenampakan terbaru, low cost peringatan dini tentang informasi curah hujan,
untuk pemetaan area kecil dibanding citra kecepatan angin, suhu dan kelembaban yang
resolusi tinggi, efisien dalam waktu karena akurat dan cepat pada masing-masing wilayah
pemotretan dapat langsung dilihat hasilnya. kota secara real time. Pertumbuhan tanaman
Drone sangat efektif untuk pemetaan dengan sangat dipengaruhi oleh tanah, iklim, air dan
kategori luasan 0–350 ha dengan tinggi sifat tanaman. Suhu udara merupakan salah
terbang maksimal 200 meter dapat satu parameter iklim yang dibutuhkan untuk
menghasilkan citra resolusi tinggi dengan pertumbuhan tanaman. Kelengasan atau
obyek ukuran centimeter. Pemetaan kelembaban tanah merupakan keadaan
menggunakan drone untuk sekali terbang dimana air terikat secara adsorptif pada
kurang lebih 20–50 ha, selama 15–25 menit permukaan butir-butir tanah sehingga budi
per penerbangan. Sehari bisa 10 kali terbang daya pertanian karena tanaman membutuhkan
dengan luasan 200 ha per hari. Apabila kelengasan tanah dan suhu udara yang ideal
pemetaan di atas 350 ha untuk areal untuk pertumbuhan yang optimal (Wijayanti et
perkebunan atau lainnya disarankan al. 2014)
menggunakan pemotretan udara dengan UAV
Adanya soil and weather sensor (sensor
Fix wing dengan jangkauan hingga 5000 ha
tanah dan cuaca) yang dipasang di lahan
untuk sekali terbang (MSMB 2018). Untuk
pertanian akan membantu petani memantau,
menghasilkan pemetaan dengan akurasi yang
mengukur dan mencatat kondisi tanaman.
tinggi, ketinggian terbang drone pada posisi
Data yang didapat dari sensor ini meliputi
yang lebih rendah agar dapat menghasilkan
udara dan kelembaban tanah, suhu, pH tanah,
peta yang lebih akurat. Sehingga proses
kadar air dan perkiraan waktu panen. Jika
akuisisi data akan lebih singkat. Salah satu
terjadi anomali pada lahan petani akan
kelebihan drone adalah dapat diterbangkan
mendapat peringatan dini. Disamping itu,
sesuai dengan kebutuhan pemetaan
petani juga akan mendapatkan rekomendasi
(Terradrone 2019). Drone dapat tersambung
agar tidak terjadi kerusakan terhadap lahan
dengan smartphone, tablet serta layar
dan tanaman (Ditjen PDTT 2019). Alat soil and
komputer dengan menggunakan USB port dan
weather sensor RiTx membuat para petani
HDMI output. Bila dibandingkan dengan citra
tidak perlu menebak-nebak kondisi tanah dan
satelit yang hanya mampu mengakomodasi 40
perkiraan cuaca saat ini hingga lima hari
cm/pixel penggunaan drone sebagai alat bantu
kedepan. Alat ini dapat mendeteksi suhu,
pemetaan ini lebih efektif dan efisien dari segi
kelembapan tanah, pH (tingkat keasaman)
waktu dan biaya, jangkauan lebih luas ke
tanah, EC (electrical conductivity) tanah,
wilayah yang memiliki keterbatasan akses
kelembaban relatif udara, suhu udara,
sehingga hasil yang didapat juga memiliki
kecepatan dan arah angin, serta curah hujan
akurasi yang lebih tinggi (BBSDLP 2020).
untuk menentukan perlakuan yang tepat pada
lahan. Sensor memiliki kemampuan
Soil and Weather Sensor (Sensor Tanah mendeteksi, mengukur, serta mencatat data
dan Cuaca) secara akurat tentang kondisi cuaca pertanian
(agro-climate) dan tanah pertanian (soil) yang
Indonesia merupakan wilayah kepulauan
dapat dikontrol melalui aplikasi secara real
yang beriklim tropis, memiliki dua musim yaitu
time oleh pengguna smartphone.
musim kemarau (Mei hingga Oktober dan
musim hujan yang terjadi pada bulan
Nopember hingga April. Pada musim hujan
142 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155
Sistem Irigasi Cerdas (Smart Irrigation) disebut dengan ruang kontrol pembaharuan
pertanian. AWR adalah sebuah terobosan
Pengairan atau irigasi merupakan faktor
teknologi yang dikembangkan oleh Badan
penting dalam industri pertanian dan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
perkebunan. Ancaman serius yang dihadapi
(Balitbangtan). AWR dijadikan sebagai pusat
dalam sistem pertanian adalah semakin
komando strategis pembangunan pertanian
menurunnya ketersediaan air. Oleh karena itu
dalam menggerakkan seluruh stakeholder
dibutuhkan upaya pengelolaan air yang tepat
pertanian yang akan digunakan untuk memicu
khususnya dalam irigasi. Bila menggunakan
pertambahan produksi di atas rata-rata. Fungsi
cara konvensional air yang digunakan untuk
AWR adalah pengawasan dan pengendalian
irigasi sering tidak efisien dan melebihi
serangan hama, memantau penyebaran benih
kebutuhan. Kebutuhan air di masing-masing
dan bibit unggul, alat komunikasi langsung
lahan pertanian berbeda-beda menyesuaikan
antara pemerintah dan petani dengan sensor
dengan jenis lahan yaitu kering, semi kering,
data hasil produksi pertanian. Ketersediaan
lembab atau basah. Selain itu, irigasi
data pertanian yang dapat diandalkan sesuai
konvensional menghabiskan banyak waktu
dengan kondisi yang terjadi di lapangan
hanya untuk mengairi tanaman sehingga tidak
merupakan hal yang sangat penting dan
efektif untuk lahan yang banyak dan relatif
berperan dalam menyusun program,
luas. Misalnya pada saat petani harus
kebijakan, dan pencapaian target
menunggu mematikan pompa air atau
pembangunan pertanian di masa depan.
menyiram tanaman satu persatu. Lahan yang
Metode mengoperasikan AWR dengan
lebih luas dan besar menjadi tidak efisien.
menghubungkan AWR berbagai daerah di
Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang
Indonesia dengan pusat melalui sebuah sistem
secara otomatis melakukan pengairan yang
jaringan online dan memanfaatkan citra satelit
efektif dan efisien dengan memperhatikan
dari LAPAN. Teknisnya, semua daerah
ketepatan waktu, jumlah, sasaran dan
diberikan CCTV dan koneksi sehingga
menjangkau area yang luas dalam upaya
kegiatan diskusi dan control dapat terlaksana
peningkatan produktivitas maupun perluasan
dengan cepat dan akurat. Program pertama
areal tanaman (Syamsiar et al. 2016).
yang akan dilaksanakan adalah Komando
Badan Penelitian dan Pengembangan Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani)
Pertanian telah mengembangkan sistem irigasi dari mulai provinsi hingga kecamatan AWR
cerdas (smart irrigation). Sistem irigasi cerdas juga dapat menghubungkan Kementerian
dikembangkan sebagai bentuk respons Pertanian Pusat dengan Balai Penyuluhan
setelah menerima data dari lahan yaitu Pertanian (BPP) dan digunakan untuk
tindakan penyiraman otomatis apabila ada melakukan pengawasan sekaligus mapping
data di atas nilai ambang batas pembacaan area lahan nasional (AgroIndonesia 2020).
sensor kadar lengas tanah. Dalam sistem
Sebagai contoh saat di Pasuruan, Jawa
irigasi cerdas terdapat fitur penyiraman jarak
Timur mengalami permasalahan pertanian,
jauh secara otomatis yang dapat dikendalikan
Kementerian Pertanian Pusat bisa mengetahui
meski pengguna sedang berada di lokasi yang
di mana kabupaten, kecamatan dan desa
berbeda. Selain itu, sistem irigasi ini dapat
kejadian. Dengan demikian pemerintah pusat
digunakan untuk memberikan unsur hara dan
bisa mengetahui dari mana harus mulai
sebagai pendeteksi kesuburan tanah yang
mengintervensi dengan kebijakan yang
juga terhubung secara langsung dengan unsur
diambil. Informasi detail seperti waktu turun
pertumbuhan tanaman lainnya. Teknologi ini
hujan, jadwal panen, kondisi lapangan per
memiliki sensor pembacaan kondisi lahan
kecamatan atau desa, musim tanam dan
berupa kondisi kadar air tanah dan lingkungan
mesin alsintan yang digunakan. Selanjutnya
sekitar, serta sistem control untuk
AWR akan menjadi terobosan yang akan
menyalakan/mematikan katup irigasi dengan
meminimalisir beberapa kendala dan
menggunakan microcontroller yang dapat
hambatan yang biasa dihadapi petani
terhubung dengan web server. Pemantauan
sehingga keputusan dapat diambil secara
data dan pengendalian dilakukan secara
cepat dan tepat sasaran. Kecanggihan AWR
online di www.smartfarming.litbang.pertanian
diharapkan mampu meningkatkan produksi
.go.id. (Balitbangtan 2020).
dengan kualitas di atas rata-rata. Artinya
mampu memenuhi ketersediaan pangan
Agriculture War Room (AWR) nasional dan pasar global atau bisa
meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat
Kementerian Pertanian telah memiliki (Balitri 2019).
Agriculture War Room (AWR) atau yang bisa
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 143
Rika Reviza Rachmawati
terjadi perubahan kondisi cuaca yang mungkin menarik 25 juta para milenial untuk bekerja di
akan menyebabkan kehilangan hasil bidang pertanian. Pengembangan smart
pertanian. Pesatnya penggunaan mobile farming dengan integrasi perangkat IoT
phone di kalangan petani membuat (Internet of Things), pemanfaatan drone,
pemanfaatan teknologi untuk pertanian presisi aspek brainware-hardware-software pertanian,
semakin optimal. Penggunaan aplikasi analisis sensor untuk produksi pertanian,
pertanian di smart phone telah membantu hingga manajemen sumber daya dilakukan
menghubungkan petani dengan industri dengan melibatkan perguruan tinggi dan
pengolahan hasil pertanian. Perangkat digital diharapkan bisa menarik generasi milenial
ini menghubungkan petani langsung dengan berkiprah dalam dunia pertanian (Ventje dan
pembeli untuk mendapatkan harga terbaik. Engel 2017). Konsep pertanian cerdas 4.0
Aplikasi ini juga bisa memberi pengetahuan dengan penggunaan internet akan
tambahan manajemen bertani, cara dimaksimalkan untuk meningkatkan
pemupukan yang tepat, menghubungkan antar produktivitas dengan cepat, Konsep ini dinilai
petani sehingga petani bisa saling mudah prospektif karena umumnya generasi milenial
untuk bertukar pikiran, menghubungkan sangat dekat dengan internet. Generasi
dengan penyedia mesin dan alat pertanian, milenial diharapkan dapat lebih cepat
penyuluh pertanian dan pembeli hasil menerapkan pertanian cerdas dan
pertanian bahkan dengan perbankan memunculkan inovasi baru di bidang
(Tiammee et al. 2019). pertanian. Era 4.0 ini diharapkan generasi
milenial dengan kemudahan mengakses
berbagai teknologi dan inovasi sehingga dapat
Menarik Kaum Milenial Berkiprah di
meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan
Pertanian dengan Smart Farming
daya saing produk pertanian Indonesia, dan
mampu memanfaatkan pasar nasional,
Sebagai negara agraris, saat ini Indonesia regional dan internasional. Poin penting
berhadapan dengan permasalahan jumlah inovasi adalah berbasis upaya meningkatkan
penduduk yang mencapai 270 juta jiwa. keuntungan. Perguruan tinggi dan stakeholder
Persoalan ini semakin genting jika tidak terkait harus melakukan transformasi
diiringi dengan peningkatan produktivitas hasil pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang
pertanian, karena dapat menyebabkan dapat menjadi job creator atau
Indonesia sangat bergantung pada impor agrotechnopreneur. Karakteristik petani
pangan (Rusdiana dan Maesya 2017). Selain milenial yang menerapkan smart farming
itu dunia pertanian menghadapi permasalahan adalah 1) petani mahir teknologi digital (digital
yaitu: 1) aging farmer atau penuaan petani farmer); 2) kegiatan on farm merupakan
karena rendahnya regenerasi di bidang kegiatan padat modal dengan teknologi dan
pertanian; 2) rendahnya kualitas sumber daya inovasi; 3) pengolahan hasil (agroindustri)
petani karena rata-rata petani berpendidikan berbasis inovasi untuk meningkatkan daya
sekolah dasar; 3) sebagian besar pertanian saing dan nilai tambah produk pertanian; dan
Indonesia masih menggunakan teknologi 4) pemasaran lebih efisien dengan
konvensional; 4) terbatasnya produk olahan memanfaatkan teknologi berbasis digital
agroindustri; 5) sebagian besar produk (Simarmata 2019).
pertanian yang diekspor masih berupa bahan
baku sehingga kurang memiliki nilai tambah Pertanian cerdas diterapkan berdasarkan
sehingga benefitnya lebih banyak dinikmati prinsip-prinsip terintegrasi antara sistem
oleh negara pengimpor (negara maju); 6) informasi manajemen, teknologi presisi, dan
kontribusi inovasi dalam pertumbuhan cyber physical system. Keberlanjutan
ekonomi masih sangat kecil dibandingkan pertanian 4.0 sangat tergantung kepada
dengan nilai total productivity factor (TPF) ketersediaan data (big data), ketersediaan
karena berdasarkan data nilai TFP Indonesia jaringan internet, lembaga pengelola, SDM
hanya 1% masih jauh di bawah negara di yang kompeten, regulasi pemerintah,
kawasan asia yang sudah mencapai 14-35%. dukungan dana pemerintah, dan tentunya
Konsekuensinya Indonesia harus segera partisipasi petani. Kementerian Pertanian telah
melakukan percepatan dan transformasi memberikan dukungan untuk menyambut era
teknologi dari natural resources agriculture ke pertanian Indonesia 4.0. Semua sektor sudah
agriculture based on smart farming technology menerapkan digitalisasi, menggunakan
(Simarmata 2019). teknologi dan mekanisasi (Kompas 2020).
Sekolah Vokasi Pertanian menjadi upaya
Langkah mengantisipasi hal ini Kementerian Pertanian untuk menghasilkan
Kementerian Pertanian mempunyai target petani milenial yang memiliki output menjadi
146 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155
qualified job creator yaitu petani mandiri yang yang ada, pengalaman sebelumnya, dan
mampu membuka peluang usaha untuk rekan- kebutuhan petani; 3) kerumitan (complexity);
rekannya dan qualified job seeker yaitu yakni jika inovasi tersebut dirasakan rumit
milenial yang terampil dan menguasai untuk dipahami dan digunakan; 4) dapat
pekerjaannya sehingga dapat ditempatkan dicobakan (trialability); yakni suatu inovasi
dimana saja di seluruh sektor dunia usaha dan akan mudah diterima apabila dapat dicobakan
industri. Pendidikan vokasi yang sebagian dalam ukuran kecil; 5) dapat dilihat
besar waktunya digunakan untuk teaching (observability): semakin mudah bagi individu
factory (magang di dunia industri) sehingga untuk melihat hasil sebuah inovasi maka akan
lulusannya akan langsung praktek di lapangan semakin besar kemungkinan bagi petani untuk
(BPPSDMP 2020). mengadopsinya (Rogers 2003).
Karakteristik petani dalam mengadopsi
Mengubah Perilaku dan Persepsi Petani teknologi dipengaruhi oleh: 1) usia, biasanya
terhadap Inovasi Smart Farming 4.0 petani dengan karakter usia produktif
cenderung berupaya untuk meningkatkan
Inovasi teknologi smart farming
produktivitas usaha mereka karena usia
membutuhkan suatu proses pemahaman
sangat berpengaruh terhadap kemampuan
(persepsi) oleh para petani. Petani tertarik
fisik petani untuk bekerja secara optimal; 2)
untuk mengadopsi inovasi bila mempunyai pengalaman bertani, semakin berpengalaman
persepsi yang baik terhadap suatu inovasi. dalam berusaha maka cenderung petani
Penerapan teknologi smart farming
semakin efisien dalam mengalokasikan faktor
membutuhkan dukungan dari petani untuk
produksi dalam usaha tersebut; 3) pendidikan
mengubah perilaku dalam pengelolaan usaha
formal, biasanya semakin tinggi tingkat
tani seperti praktek pengolahan tanah,
pendidikan petani akan semakin mudah
pembibitan, pemupukan, pengairan, merubah sikap dan perilaku untuk bertindak
penyiangan, penyemprotan pestisida sehingga lebih rasional; 4) luas lahan, biasanya petani
proses budi daya agar makin efektif dan dapat
yang memiliki lahan yang luas cenderung
meningkatkan hasil produksi. Perilaku
berani mencoba teknologi baru karena masih
pengelolaan lahan yang berwawasan
memiliki sebagian besar luas lahan yang lain
lingkungan akan bermanfaat untuk
yang belum dicoba dibandingkan dengan
melestarikan lingkungan. Perubahan individu petani dengan luas lahan terbatas karena
untuk mengadopsi inovasi teknologi tidak bisa umumnya petani takut gagal. Apabila petani
terjadi secara cepat melainkan bertahap dari
masih meragukan penerapan smart farming
waktu ke waktu.Tahapan proses adopsi
akan mencoba dalam skala kecil (Aditiawati et
teknologi meliputi: 1) Kesadaran: Petani mulai
al. 2014).
menyadari bahwa ada sesuatu yang baru
sehingga mulai terbuka dengan Sebagian besar petani Indonesia memiliki
perkembangan dunia luarnya, menyadari apa tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat
yang sudah ada dan apa yang belum ada; 2) pendidikan merupakan salah satu penghambat
Minat: petani mulai mencari keterangan- untuk menerapkan smart farming. Penduduk
keterangan tentang hal yang dirasa baru yang berusia lebih dari 40 tahun memiliki lebih
menurutnya.; 3) Penilaian: setelah petani sedikit kontak dengan teknologi, sehingga para
memperoleh semua informasi yang dibutuhkan petani sering memiliki kesulitan dalam
mengenai suatu teknologi, petani akan mulai menerapkan smart farming. Smart farming
mempertimbangkan untuk melaksanakannya.; menuntut petani untuk terbuka sehingga
4) Mencoba: jika petani sudah mendapatkan membutuhkan komunikasi antara pengguna,
keterangan yang lengkap, petani akan mulai penyuluh, pembuat teknologi untuk pengaturan
mempraktekan dengan keyakinan akan sistem awal. Manfaat smart farming harus
berhasil (Indraningsih 2016). Lima karakteristik dikomunikasikan dengan lebih jelas dan
sifat teknologi yang akan membantu petani dievaluasi untuk meningkatkan persepsi
untuk menggunakan teknologi yaitu: 1) bahwa smart farming dapat membawa
keuntungan relatif (relative advantages); yaitu perubahan yang positif. Jika petani mampu
sejauh mana suatu inovasi dianggap lebih baik memahami manfaat nyata dari teknologi smart
dari inovasi sebelumnya. Keuntungan relatif farming, adopsi teknologi semakin meningkat.
meliputi tingkat profitabilitas ekonomi, biaya Cara mengatasi investasi teknologi awal yang
yang rendah, rasa nyaman, efisiensi waktu besar dapat dilakukan dengan dukungan
dan usaha serta insentif; 2) kesesuaian subsidi investasi (Markus and Schleicher
(compatibility); yaitu apakah suatu inovasi 2018).
mempunyai sifat lebih sesuai dengan nilai
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 147
Rika Reviza Rachmawati
yang menggunakan aplikasi RiTx berbasis tetapi juga sebagai salah satu usaha untuk
android. Pertanian kini bisa jadi agriculture dan mendatangkan devisa.
menarik minat anak muda untuk bertani.
Smart farming 4.0 telah menjadi andalan
Meningkatnya produktivitas pertanian
Kementerian Pertanian dimana Balitbangtan
diharapkan akan meningkatkan potensi daerah
yang akan melakukan pengembangannya.
tersebut (MSMB 2018).
Melalui capacity building and community
Kemendes PDTT telah membuat roadmap empowerment (literasi teknologi, literasi data
smart farming 4.0 yang dimulai dari: (i) Uji dan ICT, literasi softskill dan leadership),
coba penggunaan alat drone sprayer pada perbaikan regulasi yang melindungi petani,
lahan jagung di Kabupaten Sleman dan membuat roadmap penelitian pertanian 4.0,
peninjauan alat soil and weather sensor pada membangun infrastruktur, alat-alat dan
area persawahan di Kabupaten Wonogiri; (ii) ekosistem yang sangat baik dan meningkatkan
Kabupaten Sumbawa telah melakukan uji coba kemampuan kerja sama dengan mesin.
penggunaan alat drone sprayer dan soil and Konsep pertanian 4.0 adalah sebuah konsep
weather sensor di area persawahan; (iii) manajemen pertanian yang didasarkan kepada
Kabupaten Sumbawa Timur telah melakukan pengamatan, pengukuran dan tanggapan
uji coba penggunaan alat drone sprayer dan terhadap variabilitas lahan, mendefinisikan
soil and weather sensor di area persawahan; sistem pendukung keputusan dalam
(iv) Kabupaten Situbondo telah melaksanakan pengelolaan secara keseluruhan dan
launching smart farming 4.0 dan uji coba mengoptimalkan input sekaligus melestarikan
penggunaan alat (drone sprayer, soil and sumber daya alam. Proses penerapan
weather sensor dan water debit sensor); (v) robotika, kontrol secara otomatis dan artificial
Kabupaten Tabanan telah melakukan uji coba intelligence digunakan di semua tingkat
penggunaan alat (drone sprayer, soil and produksi pertanian termasuk peternakan
weather sensor dan drone surveillance) (Ditjen (Kementerian Pertanian 2020c).
PDTT 2019). Semua teknik ini membantu
Sektor pertanian telah mengalami
menciptakan pertanian presisi dengan
transformasi dengan dukungan temuan
menggunakan citra satelit dan teknologi
teknologi baru yang lebih menjanjikan
lainnya (seperti sensor) untuk mengamati dan
perbaikan produktivitas dan profitabilitas.
merekam data dengan tujuan meminimalkan
Transformasi sektor pertanian dimulai dari
biaya dan menghemat sumber daya sekaligus
mekanisasi pertanian, revolusi hijau dengan
meningkatkan hasil produksi.
modifikasi genetik dan smart farming. Konsep
smart farming yang dikembangkan oleh
Dukungan Kementerian Pertanian terhadap Kementerian Pertanian melalui mekanisasi
Smart Farming 4.0 pertanian dari hulu sampai hilir, tujuannya
adalah untuk meningkatkan produktivitas
Pada tahun 2020 Kementerian Pertanian tenaga kerja, menekan biaya produksi,
membuat kebijakan dan program untuk
mengurangi beban kerja petani, meningkatkan
menjamin ketahanan pangan. Fokusnya
pendapatan petani dan menarik generasi
adalah melaksanakan lima cara bertindak (CB)
muda untuk terjun ke sektor pertanian.
yaitu: 1) meningkatkan kapasitas produksi
Pengembangan smart farming ditujukan agar
dengan percepatan tanam padi MT II seluas dapat meningkatkan produksi dengan mutu
5,6 juta ha, pengembangan lahan rawa di hasil yang berdaya saing tinggi, mewujudkan
Kalimantan Tengah seluas 164.598 ha,
ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
perluasan areal tanam baru (PTAB), dan
Implementasi smart farming melalui
peningkatan produksi gula, daging sapi, dan
mekanisasi pertanian telah dilakukan melalui
bawang putih untuk mengurangi impor; 2)
bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada
diversifikasi pangan lokal dan pemanfaatan kelompok tani (poktan) dan gabungan
lahan pekarangan melalui program kelompok tani (gapoktan). Teknologi smart
pekarangan pangan lestari (P2L) untuk 3.876
farming terbukti dapat mengurangi biaya
kelompok; 3) penguatan cadangan dan sistem
usaha tani rata-rata mencapai 20–25% dan
logistik pangan untuk stabilisasi pasokan dan
peningkatan keuntungan hingga mencapai
harga pangan; 4) pengembangan pertanian
50% (Anwarudin et al. 2020).
modern seperti smart farming, pengembangan
dan pemanfaatan screen house,
pengembangan food estate, pengembangan
REKOMENDASI KEBIJAKAN MENDUKUNG
korporasi petani; 5) gerakan tiga kali ekspor
PENGEMBANGAN SMART FARMING 4.0
(gratieks) sebagai upaya pemerintah untuk
tidak hanya menggenjot produksi dalam negeri
150 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155
daya saing daerah yang sasarannya untuk menjadi wilayah percontohan dan selanjutnya
membangun pertanian berbasis karakteristik akan diterapkan diseluruh wilayah di
eko-regional. Hal ini bisa menjadi jalan untuk Indonesia. Food estate yang menjadi Proyek
pengembangan pertanian sekaligus Strategis Nasional 2015–2019, berdasarkan
mengimplementasikan kebijakan dan program Perpres No. 58 Tahun 2018 bertujuan untuk
pembangunan pertanian berbasis eko- menjaga ketahanan pangan Indonesia dalam
regional. Tujuan Permentan No. 18 Tahun jangka panjang ditengah ancaman krisis
2018 adalah: 1) meningkatkan nilai tambah pangan global akibat pandemi Covid-19.
serta daya saing wilayah dan komoditas Tujuan besarnya adalah: 1) meningkatkan nilai
pertanian untuk keberlanjutan ketahanan tambah produksi sektor pertanian lokal; 2)
pangan nasional; 2) memperkuat sistem usaha untuk peningkatan penyerapan tenaga kerja
tani secara utuh dalam satu manajemen pertanian hingga mencapai 34,4%; 3) petani
kawasan; 3) memperkuat kelembagaan petani memiliki kesempatan untuk mengembangkan
untuk mengakses informasi, teknologi, usaha tani skala luas; 4) terintegrasinya sistem
prasarana dan sarana publik, permodalan sentra produksi, pengolahan dan
serta pengelolaan dan pemasaran. Di dalam perdagangan; 5) potensi ekspor pangan ke
pasal 6 ayat 1, sasaran pengembangan negara lain menjadi semakin besar; 6) harga
kawasan pertanian berbasis korporasi petani pangan akan menjadi lebih murah karena
meliputi: 1) peningkatan produksi, produksi pangan melimpah. Berdasarkan
produktivitas, nilai tambah dan daya saing rancangan proyek food estate akan dibangun
komoditas prioritas pertanian nasional; 2) di lima lokasi yaitu: 120 ribu ha di Kalimantan
tersedianya dukungan prasarana dan sarana Barat, 180 ribu ha di Kalimantan Tengah, 10
pertanian di kawasan pertanian; 3) aplikasi ribu ha di Kalimantan timur, 190 ribu ha di
pengetahuan, keterampilan dan Maluku dan 1,2 juta ha di Papua (KPPIP
kewirausahaan petani dalam mengelola 2020). Food estate yang dikomandoi oleh
kelembagaan ekonomi petani; 4) berfungsinya Kementerian Pertahanan sejatinya merupakan
sistem usaha tani secara utuh, efektif dan langkah strategis pemerintah untuk
efisien. mewujudkan kemandirian pangan sebagai
bagian dari sistem pertahanan negara.
Beberapa poin yang menjadi faktor untuk
Pengembangan food estate mencangkup
menarik generasi muda kembali ke sektor
tanaman singkong, jagung, dan tanaman
pertanian adalah: 1) korporasi petani dapat
pokok lainnya.
membuka peluang tersedianya lahan yang
layak secara ekonomi karena syarat dasar Sistem ketahanan pangan berbentuk
untuk membuka peluang lahan yang layak lumbung sebenarnya sudah dikenal sejak
secara ekonomi adalah persyaratan dasar ribuan tahun yang lalu bahkan sejak zaman
wilayah dengan luas minimal 50 ha dan Mesir kuno sehingga setiap kali ada ancaman
terdapat dalam satu jaringan irigasi tersier. Ini kelaparan baik yang diakibatkan perubahan
menjadi penting karena banyak petani muda musim, gagal panen, wabah penyakit dan
yang mengandalkan lahan sempit yang dimiliki sebagainya, pemerintah tetap mampu
orang tuanya; 2) korporasi petani memerlukan mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
spesialisasi kemampuan, faktor ini dapat Food estate rencananya akan
mendorong pelaku brain gain yaitu menarik mengintegrasikan pertanian, peternakan dan
generasi muda yang terdidik serta berlatar perkebunan dalam satu area. Apabila sudah
belakang pertanian agar dapat mengisi posisi berkembang diharapkan food estate akan
sesuai kebutuhan dan spesialisasi mampu menyerap tenaga kerja. Pertumbuhan
keahliannya; 3) korporasi petani menggunakan ekonomi yang disebabkan oleh sektor
alat pertanian modern dalam pelaksanaanya pertanian lebih efektif untuk mengurangi
sehingga dapat menarik minat generasi muda kemiskinan dibandingkan dengan sektor
dengan menghilangkan kesan pertanian yang konstruksi dan manufaktur (Basundoro dan
kotor, kumuh dan berlumpur; 4) korporasi Sulaeman 2020). Sejauh ini pemerintah telah
petani dibentuk menjadi kelembagaan petani berupaya untuk melibatkan sejumlah
yang profesional dan modern sehingga dapat perusahaan swasta seperti PT Indofood
meningkatkan bargaining position petani dan Sukses Makmur, PT Wings Food, PT Calbee
menciptakan nilai tambah produk pertanian Wings Food, PT Champ, PT Great Giant
(Anwarudin et al. 2020). Pineapple dan BUMN untuk berinvestasi
dalam pengembangan lahan food estate
Food estate atau disebut dengan lumbung
sekaligus menyerap hasil panen petani di
pangan di Kalimantan Tengah dan Sumatera
lokasi food estate (Nasution et al. 2020). Smart
Utara, dibangun dengan korporasi petani akan
farming akan menjadi sangat potensial bila
152 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155
dikembangkan secara masif di lokasi food perekayasa bukan hanya berhenti pada
estate. Hal serupa berlaku pada food estate invensi dan publikasi ilmiah akan tetapi harus
tanaman hortikultura di daerah Sumatera diadopsi secara masif oleh setiap petani di
Utara. Availability dan stability produk pangan Indonesia. Agenda utama smart farming 4.0
nonpokok seperti buah dan sayuran dengan adalah transformasi digital di sektor pertanian,
smart farming tidak hanya akan meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan teknologi
produksi pangan nasional tetapi juga digital dibidang pertanian. Untuk itu
mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia. pemerintah perlu merancang strategi
pembangunan infrastruktur digital nasional,
menarik minat investasi asing, peningkatan
PENUTUP sumber daya manusia, dan pembangunan
ekosistem inovasi. Diperlukan rancangan
insentif untuk investasi teknologi dan
Menerapkan smart farming 4.0 di Indonesia harmonisasi aturan.
menjadi tantangan tersendiri mengingat tingkat
pendidikan para petani relatif rendah, Hambatan utama dalam penerapan smart
ditambah kebiasaan para petani menerapkan farming adalah rendahnya tingkat adopsi
pola budi daya warisan leluhur atau metode petani, tingginya biaya investasi, sulitnya
konvensional. Karakteristik lahan pertanian di mengubah persepsi petani tentang kegunaan
Indonesia yang beragam dan petani pengelola suatu mesin pertanian, keterbatasan akses
didominasi usia tua (aging farmers) internet di beberapa daerah dan kebutuhan
menyebabkan penerapan smart farming 4.0 di untuk menginput banyak data dan informasi ke
Indonesia menghadapi tantangan yang berat. dalam software (perangkat lunak), serta
Namun semua tantangan bila disikapi dengan rumitnya karakteristik teknologi yang bisa
bijak, smart farming masih sangat mungkin memfasilitasi pengumpulan dan analisis data
untuk diterapkan. Kemendes PDTT telah serta rendahnya kualifikasi tenaga kerja
melakukan pilot project smart farming di perdesaan. Sempitnya lahan usaha bagi
beberapa daerah di Indonesia sehingga bisa sebagian besar petani Indonesia dengan luas
dijadikan bahan monitoring dan evaluasi untuk lahan kurang dari 0,5 ha diharapkan bisa
menerapkan smart farming dalam skala yang dimaksimalkan produktivitasnya dengan smart
lebih luas. Kementerian Pertanian juga dapat farming. Walaupun lahan sempit namun
membuat roadmap penerapan smart farming dengan menggunakan smart farming maka
dengan melibatkan berbagai stakeholder optimalisasi penggunaan input berupa
seperti perusahaan startup yang sudah lebih pestisida dan pupuk bisa dilakukan secara
dulu eksis seperti TaniHub, Eragano, Crowde presisi sehingga hasilnya bisa lebih optimal.
dan LimaKilo. Melibatkan perguruan tinggi Teknologi yang mampu meningkatkan
akan menarik milenial berkarir di bidang produktivitas akan cenderung diadopsi petani.
pertanian. Kaum milenial identik dengan Agar petani mampu menggunakan teknologi
penguasaan teknologi sehingga mempercepat dibutuhkan pelatihan yang intensif dengan
regenerasi di bidang pertanian. Keterlibatan melibatkan penyuluh. Kerja sama Kementerian
perusahaan swasta dan BUMN dalam Pertanian dan Perguruan Tinggi merancang
penyediaan teknologi smart farming akan serangkaian program pelatihan smart farming
membantu menyerap hasil panen petani. perlu untuk mengembangkan sumber daya
Kondisi ini sangat mendukung penerapan manusia.
smart farming. Masa depan pertanian Indonesia adalah
Smart farming yang identik dengan pertanian yang cerdas berbasis teknologi.
pemanfaatan teknologi diharapkan bisa Petani harus mendapatkan pemahaman
menarik kaum milenial untuk eksis di bidang tentang pemanfaatan lahan yang diperlukan,
pertanian. Adopsi smart farming diharapkan namun hasilnya memuaskan dan biayanya
dimulai dari kegiatan hulu terkait dengan big lebih efisien. Dengan pertanian cerdas,
data pertanian, adopsi teknologi terbaru, efektivitas dan efisiensi usaha tani lebih
infrastruktur Information and Communication terukur karena semua kegiatan petani
Technologies (ICT), organisasi yang gesit, didasarkan analisis data yang akurat.
sains dan inovasi terbuka, SDM dan Masuknya era pertanian pintar berbasis
pengembangan kapasitas (melalui workshop, integrasi teknologi akan membuat budi daya
bimbingan teknis, training, sosialisasi) dan pertanian semakin efektif dan lebih akurat
dilanjutkan dengan merumuskan strategi dalam menentukan besarnya kebutuhan
perencanaan corporate 2020–2024. Teknologi saprodi. Lahan tidur yang kurang produktif kini
smart farming yang dihasilkan oleh peneliti dan sudah dimanfaatkan untuk tanaman pangan
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 153
Rika Reviza Rachmawati
dan hortikultura. Apabila program besar Arvianti EY, Masyhuri, Waluyati DHD. 2019.
Kementerian Pertanian yaitu Konstratani dan Gambaran Krisis Petani Muda di Indonesia. J
rencana Proyek Strategis Nasional Pemerintah Sos Ekon dan Kebijak Pertan. 8(2):168–180.
untuk menerapkan food estate di Provinsi Asnamawati L, Rasoki T, Herawati IE. 2020.
Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah telah Perilaku petani dalam pengelolaan usaha tani
berjalan maka smart farming akan sangat dengan penerapan teknologi smart farming 4.0.
sesuai untuk diterapkan agar hasil yang Herlinda S et al.; editor. Palembang: Penerbit &
didapat semakin maksimal, dan cita-cita Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).
menjadikan pertanian Indonesia yang maju, Aubert BA, Schroeder A, Grimaudo J. 2012. IT as
mandiri dan modern bisa terwujud. enabler of sustainable farming: An empirical
analysis of farmers’ adoption decision of
precision agriculture technology. Decision
UCAPAN TERIMA KASIH Support Systems 54:510–520.
Basundoro AF, Sulaeman FH. 2020. Meninjau
pengembangan food estate sebagai strategi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ketahanan nasional pada era pandemi Covid-19.
rekan penulis Kartika Sari Septanti yang telah J Kaji Lemhanas RI. 8(2):28–42.
bersedia berdiskusi memberi masukan
sekaligus membantu mengoreksi tulisan ini. [Balitbangtan] Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. 2020a. Smart
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
farming system [Internet]. [cited 2020 Nov 20].
sesama peneliti atas peran membantu Terdapat pada: http://www.litbang.pertanian.
memberikan saran, telaah, koreksi, dan go.id/info-teknologi/3934/.
perbaikan naskah sampai siap diterbitkan.
[Balitbangtan] Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. 2020b. Rayakan hari
tanah sedunia, Balitbangtan soft launching
DAFTAR PUSTAKA Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) v.1.0.
[Internet]. [cited 2020 Des 09]. [Tersedia dari:
Adawiyah CR, Sumardjo, Mulyani ES. 2017. http://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/
Faktor-faktor yang memengaruhi peran 4114/]
komunikasi kelompok tani dalam adopsi inovasi [Balitri] Balai Penelitian Tanaman Industri 2019.
teknologi upaya khusus (padi, agung,dan Agriculture War Room Balitbangtan : Menuju
kedelai) di Jawa Timur. Jurrnal Agro Ekon pertanian 4.0. [Internet]. [cited 2020 Nov 27].
35(2):151–170. Tersedia dari: http://balittri.litbang.pertanian.go.
id/index.php/berita/berita-internal/1098-
Adawiyah CR. 2018. Urgensi komunikasi dalam
agriculture-war-room-balitbangtan-menuju-
kelompok kecil untuk mempercepat proses
pertanian-40.
adopsi teknologi pertanian. Forum Penelitian
Agro Ekonomi. 35(1):59. [Balitbangtan] Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. 2020. Smart farming
Aditiawati P, Rosmiati M, Sumardi D. 2014.
system [Internet]. [cited 2020 Nov 20]. Tersedia
Persepsi petani terhadap inovasi teknologi
dari: http://www.litbang.pertanian.go.id/info-
pestisida nabati limbah tembakau (Suatu kasus
teknologi/3934/.
pada petani tembakau di Kabupaten
Sumedang). Sosiohumaniora. 16(2):184–192. [BBP Mektan] Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian. 2019. Drone penebar
AgroIndonesia. 2020. Kementan luncurkan
pupuk [Internet]. [cited 2020 Jan 21]. Tersedia
Agriculture War Room berteknologi modern.
dari: http://mekanisasi.litbang.pertanian.go.id/.
[Internet] [cited 2020 Nov 27]. Tersedia dari
URL: http://agroindonesia.co.id/2020/02/ [BBSDLP] Balai Besar Sumberdaya Lahan
kementan-luncurkan-agriculture-war-room- Pertanian. 2020. Drone, teknologi pembantu
berteknologi-modern. pemetaan terbaru. [cited 2021 Jan]. Tersedia
dari: http://bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/
Anwarudin O, Sumardjo, Satria A. 2020. Proses dan
index.php/layanan-mainmenu-65/info-aktual-
pendekatan regenerasi petani melalui
2/896-drone-teknologi-pembantu-pemetaan-
multistrategi di Indonesia. J Litbang Pertan.
terbaru.
39(2):73–85.
[BBSDLP] Balai Besar Sumberdaya Lahan
Arkeman Y. 2018. AI dan perang dagang.
Pertanian. 2020a. BBSDLP luncurkan sistem
Republika. Opini:13 (kol.5).
informasi standing crop (SISCrop 1.0) [Internet].
Arkeman Y. 2021. Kecerdasan buatan untuk industri [cited 2021 Jan 15]. Tersedia dari:
pangan 2021. Foodreview Indonesia: XVI:1. https://bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/index.p
hp/layanan-mainmenu-65/info-terkini/1075-
bbsdlp-luncurkan-sistem-informasi-standing-
crop-siscrop-1-0.
154 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155
[BPPSDMP] Badan Penyuluhan dan teknologi usahatani terpadu. Jurnal Agro Ekon,
Pengembangan SDM Pertanian. 2020. 29(1):(1 – 24).
BPPSDMP Kementan-Ditjen Vokasi
Kemendikbud bahas program Link and match [Kementan] Kementerian Pertanian. 2020a. Dalam
[internet]. [cited 2021 Jan 25] Tersedia dari: pertemuan G20, Mentan SYL beberkan capaian
http://pusdiktan.bppsdmp.pertanian.go.id/bppsd dan program terobosan [Internet]. [cited 2020
mp-kementan-ditjen-vokasi-kemendikbud- Nov 20]. [Tersedia dari: https://www.pertanian.
bahas-program-link-and-match/ go.id/home/?show=news&act=view&id=4505].
BPTP Kaltim. 2020. Pertanian 4.0 Indonesia, [Kementan] Kementerian Pertanian. 2020b. Di War
mungkinkah? [Internet]. [cited 2021 Jan 14] Room Agriculture, Mentan Syarul menyapa unit
[Tersedia dari: http://kaltim.litbang.pertanian.go. kerjanya di seluruh Indonesia [Internet]. [cited
id/ind/index.php?option=com_content&view=arti 2020 Nov 21]. Tersedia dari:
cle&id=1193:pertanian-40-indonesia- https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&
mungkinkan&catid=60:pernik&Itemid=97]. act=view&id=4120.
Budiharto W. 2019. Digital innovation in the smart [Kementan] Kementerian Pertanian. 2020c.
farming industry: concept and implementation. Kebijakan dan program Kementerian Pertanian
In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar dalam menjamin ketahanan pangan di era new
Nasional Lahan Suboptimal 2019, Palembang 4- normal pandemi Covid-19 [Internet]. [cited 2020
5 September 2019. pp. 31-37. Palembang: Unsri Jan 21]. Tersedia dari: http://akd.sb.ipb.ac.id/wp-
Press. content/uploads/2020/06/Topik-5-1-1.pdf.
Chuang JH, Wang JH, Liou YC. 2020. Farmers’ Knierim A, Kernecker M, Erdle K, Kraus T, Borges
knowledge, attitude, and adoption of smart F, Wurbs A. 2019. Smart farming technology
agriculture technology in Taiwan. Int J Environ innovations – Insights and reflections from the
Res Public Health. 17(19):1–8. German Smart-AKIS hub. NJAS - Wageningen J
doi:10.3390/ijerph17197236. Life Sci,10(03):90–91(October):100314.
https://doi.org/10.1016/j.njas.2019.100314.
Cultyvate. 2020. Smart irrigation system [Internet].
[cited 2021 Jan 11]. Tersedia dari: Kompas. 2020. Mentan: Sektor pertanian sudah
https://www.cultyvate.com/products/smart- mulai menyambut era 4.0. [Internet]. [cited 2020
irrigation-system/. Nov 20]. Tersedia dari: https://kilaskementerian.
kompas.com/kementan/read/2020/07/05/195616
[Ditjen PDTT] Direktorat Jenderal Pembangunan 426/mentan-sektor-pertanian-sudah-mulai-
Desa Tertinggal. 2019. Cerdas bertani di daerah menyambut-era-40.
tertinggal dengan smart farming 4.0 [Internet].
[cited 2020 Nov 20]. Tersedia dari: [KPPIP] Komite Percepatan Penyediaan
https://ditjenpdt.kemendesa.go.id/index.php/view Infrastruktur Pertanian. 2020. Food estate
/detil/329/cerdas-bertani-di-daerah-tertinggal- proyek strategis nasional 2015–2019 [Internet].
dengan-smart-farming-40. [Cited 2021 Jan 25]. Tersedia dari:
https://kppip.go.id/].
Divianta. 2018. Mengenal Blockchain, teknologi
terbaru revolusi pertanian [Internet]. [cited 2021 Makus G, Sclheicher. 2018. Barriers to adoption of
Jan 14]. Tersedia dari: https://www.liputan6.com smart farming technologies In Germany. Proc
/regional/read/3624969/mengenal-blockchain- 14th Int Conf Precis Agric:9–21.
teknologi-baru-revolusi-pertanian. Moysiadis V, Sarigiannidis P, Vitsas V, Khelifi A.
Eastwood C, Klerkx L, Nettle R. 2017. Dynamics 2021. Smart farming in Europe. Comput Sci
and distribution of public and private research Rev. 39(10):1–22
and extension roles for technological innovation Nasution., Darmawan D, Muhammad D. 2020.
and diffusion: Case studies of the Kementan garap proyek Food
implementation and adaptation of precision Estate hortikultura Sumut [Internet]. [Cited 2021
farming technologies. J Rural Studi. 49(1):1–12. Jan 25]. Tersedia dari: Republika.
doi:10.1016/j.jrurstud.2016.11.008. https://republika.co.id/berita/qdlr12380/kementa
Eastwood C, Ayre M, Nettle R, Dela Rue B. 2019. n-garap-proyek-foodestate-hortikultura-sumut.
Making sense in the cloud: Farm advisory Nayyar A, Puri V. 2017. Smart farming: Iot based
services in a smart farming future. NJAS - smart sensors agriculture stick for live
Wageningen J Life Sci 10(02): 90–91. temperature and moisture monitoring using
doi:10.1016/j.njas.2019.04.004. arduino, cloud computing & solar technology.
[MSMB] Mitra Sejahtera Membangun Bangsa. 2018. Commun Comput Syst - Proc Int Conf Commun
Smart farming 4.0: masa depan pertanian Comput Syst ICCCS 2016. (November
Indonesia [Internet]. [cited 2020 Nov 20]. 2016):673–680. doi:10.1201/9781315364094-
Tersedia dari: https://msmbindonesia.com/ 121.
smart-farming-4-0-masa-depan-pertanian. Nugroho AD, Waluyati LR, Jamhari J. 2018. Upaya
Indraningsih K. 2016. Pengaruh penyuluhan memikat generasi muda bekerja pada sektor
terhadap keputusan petani dalam adopsi inovasi pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta.
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 155
Rika Reviza Rachmawati
JPPUMA. J Ilmu Pemerintah dan Sos Polit Univ Simarmata T. 2019. Percepatan transformasi
Medan Area. 6(1):76. doi:10.31289/jppuma.v6i1. teknologi dan inovasi dalam era smart farming
1252. dan petani milenial untuk meningkatkan
produktivitas, nilai tambah dan daya saing
Ondoua RN, Walsh O. 2017. Precision agriculture pertanian Indonesia. Kuliah Umum Univ
advances and limitations: Lessons to the Mataram.
stakeholders. Crop Soils. 50(4):40–47.
doi:10.2134/cs2017.50.0408. Syamsiar MD, Rivai M, Suwito S. 2016. Rancang
bangun sistem irigasi tanaman otomatis
Pivoto D, Barham B, Waquil PD, Foguesatto CR, menggunakan wireless sensor network. J Tek
Corte VFD, Zhang D, Talamini E. 2019. Factors ITS 5(2): 2337-3539. doi:10.12962/j23373539.
influencing the adoption of smart farming by v5i2.16512.
Brazilian grain farmers. Int Food Agribus Manag
Rev. 22(4):571–588. doi:10.22434/IFAMR2018. Tiammee S, J. Wongyai, P. Udomwong, A.
0086. Phaphuangwittayakul, L. Saenchan and S.
Chanaim, "Smart Farming in Thailand," 2019
Popa, C. (2011). Adoption of Artificial Intelligence in 13th International Conference on Software,
Agriculture. Bulletin of University of Agricultural Knowledge, Information Management and
Sciences and Veterinary Medicine Cluj-Napoca -
Applications (SKIMA), 2019, pp. 1–7, doi:
Agriculture, 68(1), 284–293. https://doi.org/10.
10.1109/SKIMA47702.2019.8982525.
15835/buasvmcn-agr:6454
Walter A, Finger R, Huber R, Buchmann N. 2017.
Rogers, E. M. 2003. The diffusion of innovation (5th
Smart farming is key to developing sustainable
edition). Simon & Schuster, New York, NY, USA.
agriculture. Proc Natl Acad Sci U S A.
Sari ET. 2019. Community based integrated farming 114(24):6148–6150. doi:10.1073/pnas.1707462
dalam era revolusi industri 4.0 di pedesaan 114.
Jawa Timur. Media Mahardhika 17(03):471–
Wijayanti A, Mahmudah H, Adi NS, Okkie P, Alfian
480. H. 2014. Rancang bangun sistem informasi
SmartcityIndo. 2020. Sawah di Shanghai tak pakai monitoring cuaca. Inovtek. 4(1):17–25.
petani, digarap otomatis dengan teknologi Wolfert S, Ge L., Verdouw C, Bogaardt MJ. 2017.
kecerdasan buatan [Internet]. [cited 2020 Nov Big Data in Smart Farming – A review.
20]. Tersedia dari: http://www.smartcityindo Agricultural Systems, 153, 69–80. https://doi.org/
.com/2020/11/sawah-di-shanghai-tak-pakai- 10.1016/j.agsy.2017.01.023
petani.html.
Ventje J. L. Engel, S. S. (2017). Model Inferensi
Solomon R. 2020. Precision agriculture in India: Konteks Internet of Things pada Sistem
new technologies are here, but wide-scale Pertanian Cerdas. Jurnal Telematika, 11(2), 6.
adoption is far off [internet]. [cited 2021 Jan 11].
Tersedia dari: aprecisionag.com/in-field-
technologies/precision-agriculture-in-india-new-
technologies-are-here-but-wide-scale-adoption-
is-far-off/.