Efek Larvasida Fraksi Etil Asetat Daun Bangun-Bangun (Plectranthus Amboinicus) Terhadap Mortalitas Larva

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ASPIRATOR, 12(1), 2020, pp.

27 – 36
Diterbitkan oleh Loka Litbang Kesehatan Pangandaran DOI 10.22435/asp.v12i1.1288

PENELITIAN | RESEARCH

Efek Larvasida Fraksi Etil Asetat Daun Bangun-bangun


(Plectranthus amboinicus) terhadap Mortalitas Larva
Aedes aegypti

Larvacidal Effect of Plectranthus amboinicus Leaves Ethyl Acetate Fraction against Aedes
aegypti Larvae Mortality

Sogandi1 ∗, Fadhli Gunarto1


1Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Sunter, Jakarta Utara, 14350, Indonesia

Abstract. Mosquitoes are insects that can transmit diseases to humans through their bites. Dengue
haemorrhagic fever is one of the diseases that could be transmitted by Aedes aegypti mosquito. The use of
insecticides to control the occurrence of dengue haemorrhagic fever builds resistance of the mosquito
towards the chemical substance. Therefore, natural larvicide was used as an alternative to chemical
insecticides. This research was conducted to study the effectiveness of larvicides from the ethyl acetate
fraction of Bangun-bangun leaves (Plectranthus amboinicus) in killing the Aedes aegypti larvae and to
identify the active larvicide compounds. This laboratory experiment research tested six extract
concentrations (0.0; 1.0; 1.8; 3.2; 5.6; 10.0%) in three replications. Observations were administered for 48
hours to count the number of the dead Aedes aegypti instar III larvae obtained from the Entomology
Laboratory of the Faculty of Veterinary, IPB. The results showed that the larvae mortality increased as the
extract concentration increased. The percentage of Aedes aegypti killed reached 96% at an extract
concentration of 10%. Meanwhile, the probit analysis showed that LC50 was found at a concentration of
5.56%. The identification of active compounds using GCMS revealed that the larvicidal compounds in ethyl
acetate fraction were the ones from an organic acid group which were, stearic acid, and palmitic acid.

Keywords: Aedes aegypti, Identification, Larvacidal, Mortality

Abstrak. Nyamuk merupakan serangga yang dapat menularkan penyakit melalui gigitannya. Salah satu
penyakit yang ditularkan adalah demam berdarah dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.
Pengendalian demam berdarah dengue menggunakan insektisida berbahan kimia dapat menyebabkan
resisten nyamuk terhadap insektisida meningkat, oleh karena itu larvasida alami diharapkan dapat
menjadi alternatif pengganti insektisida kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui afektifitas
larvasida dari fraksi etil asetat daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus) terhadap mortalitas larva
Ae. aegypti dan mengidentifikasi jenis senyawa aktif yang berperan sebagai larvasida. Penelitian ini
merupakan eksperimen laboratorium dengan enam konsentrasi ekstrak (0,0; 1,0; 1,8; 3,2; 5,6; 10,0%)
dan tiga kali ulangan. Pengamatan dilakukan selama 48 jam terhadap jumlah kematian larva Ae. aegypti
instar III yang diperoleh dari Laboratorium Entomologi Fakultas Kedokteran Hewan, IPB. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kematian larva meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak.
Kematian Ae. aegypti mencapai 96% pada konsentrasi ekstrak 10% dan hasil analisa probit menunjukkan
LC50 terdapat pada konsentrasi 5,56%. Identifikasi senyawa aktif menggunakan GCMS menunjukkan
bahwa senyawa yang bersifat larvasida dalam fraksi etil asetat ini adalah senyawa dari golongan asam
organik yaitu, asam stearate, dan asam palmitat.

Kata Kunci: Aedes aegypti, Identifikasi, Larvasida, Mortalitas

Naskah masuk: 31 Januari 2019 | Revisi: 26 November 2019| Layak terbit: 27 April 2020

∗Corresponding author. E-mail: sogandi@uta45jakarta.ac.id | Phone : +62 878 1577 0600


+62-24-764806

27
Efek Larvasida Fraksi Etil Asetat Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus)... (Sogandi & Gunarto, F.)

PENDAHULUAN sudah terjadi di banyak tempat diantaranya di


Kota Bekasi9, Kota Sukabumi6, dan di Kota
Masalah penyakit demam berdarah dengue Padang.10 Selain itu juga ditemukannya
biasanya dialami oleh negara-negara subtropis resistensi Larva Ae. aegypti terhadap malation
dan tropis, salah satunya Indonesia. seperti yang terjadi di Kota Tomohon11. Hal
Diperkirakan ada 390 juta orang terinfeksi tersebut menjadi dasar perlunya dicari senyawa
setiap tahunnya dengan 70% kasus diantaranya baru sebagai larvasida alternatif, terutama dari
berada di Asia Pasifik. Virus dengue banyak bahan alami karena larvasida dengan senyawa
ditemukan di daerah tropik dan subtropik bahan alam cenderung lebih aman.
terutama di wilayah perkotaan dan pinggiran
Senyawa yang memiliki aktivitas sebagai
kota.1
larvasida adalah flavonoid, alkaloid, terpenoid,
Menurut pusat data dan informasi dan saponin. Berdasarkan penelitian yang telah
Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, kasus dilakukan oleh Ismatullah pada 2014 tentang uji
demam berdarah dengue yang terjadi di efektivitas larvasida ekstrak daun binahong,
Indonesia pada 2017 adalah sebanyak 68.407 tanaman ini memiliki senyawa bioaktif saponin,
dengan kasus tertinggi terjadi di provinsi Jawa glikosida flavonol, dan polifenol yang dapat
Barat yaitu sebanyak 10.016 kasus. Sedangkan berpotensi sebagai larvasida.12 Pada beberapa
untuk jumlah kasus terendah terjadi di Provinsi penelitian menjelaskan bahwa saponin memiliki
Maluku Utara dengan jumlah 37 kasus.2 cara kerja sebagai racun perut dan menghambat
Penyebaran kasus DBD ini kemungkinan kerja enzim kolinesterase pada larva13,
dipengaruhi oleh mobilitas penduduk yang sedangkan kandungan glikosida flavonol pada
tinggi, perkembangan wilayah di daerah tanaman adalah glikosida yang aglikonnya
perkotaan, perubahan iklim secara ekstrem, merupakan senyawa flavonoid berperan sebagai
kepadatan penduduk dalam suatu wilayah racun pernapasan dan polifenol berperan
tertentu.3 Hingga saat ini perkembangan sebagai racun perut (stomach poisoning)
penyebaran DBD masih dalam pengamatan sehingga menyebabkan kematian larva.14
Vektor utama DBD adalah Ae. aegypti, Salah satu tumbuhan yang berpotensi untuk
dimana nyamuk tersebut berada di daerah dikembangkan sebagai larvasida adalah daun
distribusi geografis yang tidak terbatas.4 Metode Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus).
pengendalian vektor DBD dapat dilakukan Daun ini memiliki beberapa senyawa bioaktif
secara kimiawi, biologi dan dengan cara yang dapat berpengaruh terhadap larvasida.
pemberantasan sarang nyamuk.5 Pengendalian Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
vektor dengan cara kimiawi adalah dengan daun Bangun-bangun mengandung metabolit
melakukan pengasapan dan pembasmi jentik sekunder berupa polifenol, saponin, glikosida,
(larvasida). Larvasida merupakan salah satu flavonol dan minyak atsiri.15 Selain itu, ekstrak
metode yang populer di masyarakat Indonesia. air dari daun Bangun-bangun mengandung
Larvasida yang biasa digunakan berbahan dasar senyawa polifenol, saponin, flavonol dan minyak
temephos.6 Beberapa insektisida bersifat toksik, atsiri yang memiliki aktivitas fagositosis.16
sehingga penggunaannya harus mempertim- Ekstrak daun Bangun-bangun juga dilaporkan
bangkan dampak yang merugikan terhadap mempunyai aktivitas sebagai fungisida17.
lingkungan dan organisme.7 Senyawa utama yang terkandung dalam daun
Bangun-bangun berupa polifenol, saponin,
Pembasmian jentik nyamuk dengan
glikosida, flavonoid dan minyak atsiri juga
pengasapan atau fogging dapat mengakibatkan
terdapat dalam ekstrak tembakau yang dapat
pengaruh terhadap berbagai permasalahan baik
berfungsi sebagai insektisida alami untuk
dalam kurun waktu jangka panjang maupun
menangkal Epilachna sparsa, hama kumbang
pendek. Penggunaan fogging secara terus-
pertanian yang menyerang daun.18 Penelitian
menerus akan menimbulkan berbagai penyakit
Dalimunthe et al. menunjukkan bahwa ekstrak
dan dampak kontaminasi residu pestisida dalam
daun Bangun-bangun dapat digunakan sebagai
air, terutama air minum. Selain itu, munculnya
pestisida nabati dalam mengendalikan pathogen
resistensi dari berbagai macam spesies nyamuk
berupa jamur penyebab penyakit akar putih di
yang menjadi vektor penyakit menjadi
tanaman karet.19
perhatian penting. Penanganan DBD yang tepat
salah satunya dengan memutus rantai Berdasarkan informasi awal berupa
penularan dengan cara pengendalian vektor. kandungan senyawa kimia dan hasil penelitian
sebelumnya, daun Bangun-bangun, sudah
Penggunaan insektisida berulang di suatu
dimanfaatkan sebagai pestisida, namun aktivitas
ekosistem akan menimbulkan terjadinya
larvasida daun Bangun-bangun terhadap larva
resistensi.8 Munculnya resistensi temephos

28
ASPIRATOR, 12(1), 2020, pp. 27 – 36
Hak cipta ©2020 - Loka Litbang Kesehatan Pangandaran DOI 10.22435/asp.v12i1.1288

Ae. aegypti belum pernah dilaporkan. Penelitian Larva dikategorikan mati apabila tidak bergerak
ini bertujuan mengidentifikasi jenis senyawa ketika diberi perlakuan secara mekanik berupa
yang terkandung dalam ekstrak daun Bangun- sentuhan menggunakan pipet. Setiap perlakuan
bangun serta mengetahui aktivitasnya terhadap dilakukan dengan tiga kali pengulangan.22
mortalitas larva Ae. aegypti Instar III.
Identifikasi Senyawa Bioaktif
BAHAN DAN METODE
Senyawa bioaktif yang terdapat pada fraksi
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
etil asetat dianalisis menggunakan GCMS (Agilent
adalah simplisia daun Bangun-bangun, larva Ae.
Technologies 7890). Jenis kolom yang digunakan
aegypti dan bahan lain seperti pelarut etanol, n-
yaitu HP Ultra 2 Capillary Column (30 m × 0.20
heksan, etil asetat dan akuades steril. Simplisia
mm LD, 0.11 µm film thickness). Suhu kolom
yang digunakan diperoleh dari Balai Penelitian
250oC, gas pembawa helium dengan laju alir 30
Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO)
cm/detik, rasio 1/30, temperatur sumber ion
sedangkan telur nyamuk Ae. aegypti diperoleh
230ᴼC, dan suhu ion permukaan adalah 280oC.24
dari Laboratorium Entomologi Fakultas
Kedokteran Hewan, IPB. Alat yang digunakan
HASIL
dalam penelitian ini adalah oven, tabung reaksi,
penangas air, autoklaf, rotary evaporator, Parameter organoleptik ekstrak mempunyai
erlenmeyer, dan gelas kimia. tujuan untuk pengenalan awal secara sederhana
seobyektif mungkin dengan menggunakan panca
Pembuatan Ekstrak indra untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara dan rasa.
serbuk daun Bangun-bangun ditimbang Pengamatan organoleptik menunjukkan
sebanyak 3 kg, kemudian dimasukan ke dalam bahwa sifat dari ekstrak etanol daun Bangun-
bejana kaca tertutup rapat, dan direndam dengan bangun memiliki bentuk ekstrak kental, warna
pelarut etanol 96% sampai terendam sempurna. hijau kehitaman, rasanya pahit dan berbau khas.
Sampel daun Bangun-bangun diaduk setiap hari Ekstrak etanol daun Bangun-bangun
selama 3 hari berturut-turut hingga filtrat yang mengandung senyawa flavonoid, steroid,
diperoleh jernih.20 Setelah dimaserasi, kemudian alkaloid, triterpenoid dan saponin (Tabel 1).
disaring filtrat yang dihasilkan kemudian
dipekatkan sehingga diperoleh ekstrak kental. Tabel 1. Metabolit Sekunder Daun Bangun-
Ekstrak tersebut diuji secara kualitatif untuk Bangun
mengetahui kandungan metabolit sekunder No Identifikasi Pengamatan Hasil
berupa flavonoid, steroid, alkaloid, tanin, 1 Flavonoid Warna merah +
triterpenoid, dan saponin.15 2 Steroid Warna biru +
3 Alkaloid
Fraksinasi Ekstrak
Pereaksi
Ekstrak etanol daun Bangun-bangun Endapan Putih -
mayer
dicampurkan dengan pelarut heksan dalam
Pereaksi
corong pisah, dikocok secara perlahan kemudian Endapan Jingga +
dragendroff
komponen fraksi air dengan fraksi heksan
dipisahkan. Fraksi air ditambahkan pelarut Pereaksi Endapan Coklat
+
bouchardad merah
kedua yaitu etil asetat kemudian diaduk hingga
didapatkan dua lapisan, fraksi air dan fraksi etil 4 Tanin Biru kehitaman -
asetat. Fraksi heksan dan etil asetat dipekatkan Warna merah
5 Triterpenoid +
dengan rotary evaporator, setelah itu dihitung muda kecoklatan
rendemennya dan diujikan pada larva.21 6 Saponin Terbentuk busa +

Aktivitas Larvasida Aktivitas Larvasida


Gelas uji diisi larutan ekstrak daun Bangun- Uji pendahuluan dilakukan dengan
bangun dari fraksi etil asetat sebanyak 50 mL, menggunakan pelarut akuades sebagai kontrol
modifikasi WHO22, dengan konsentrasi 0,0%; negatif, larvasida komersial (abate 1%) sebagai
1,0%; 1,8%; 3,2%; 5,6%; 10,0%, abate 1% kontrol positif dan ekstrak daun Bangun-bangun
sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai konsentrasi 10%, 20%, 30%, dan 40%. Uji
kontrol negatif.23 Konsentrasi ekstrak yang pendahuluan ini mendapatkan hasil pada
digunakan ini adalah berdasarkan hasil uji konsentrasi 1% abate sudah dapat membunuh
pendahuluan sebelumnya. Masing-masing 100% larva. Sedangkan pada 10% ekstrak daun
larutan ekstrak diisi 25 larva instar III. Bangun-bangun sudah dapat membunuh 96%
Pengamatan dilakukan setiap 6 jam selama 48 larva. Pada konsentrasi 20%, 30%, dan 40%
jam dan dihitung jumlah kematian larvanya.

29
Efek Larvasida Fraksi Etil Asetat Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus)... (Sogandi & Gunarto, F.)

dapat membunuh 100% larva. Berdasarkan hasil analisis menggunakan GCMS untuk
uji pendahuluan ini, maka untuk uji aktivitas mengidentifikasi jenis senyawa dominan yang
larvasida ekstrak Bangun-bangun ditetapkan diduga berperan sebagai senyawa aktif untuk
konsentrasi tertinggi yang digunakan adalah membunuh larva Ae. aegypti. Hasil identifikasi
10%. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat pada senyawa dari fraksi etil asetat daun Bangun-
Tabel 2. bangun menunjukkan mengandung beberapa
senyawa seperti octadecanoic acid (metil ester),
Tabel 2. Hasil Uji Pendahuluan octadecanoic acid (asam stearat) dan
No. Konsentrasi Mortalitas (%) hexadecanoic acid (asam palmitat).
1 Kontrol negatif 0
Tabel 3. Hasil GCMS Fraksi Etil Asetat
2 Kontrol positif 100
Kandungan
3 10% ekstrak 96 RT Nama Senyawa
(%)
4 20% ekstrak 100 29.075 8,11-Octadecadienoic acid, 35,61
5 30% ekstrak 100 methyl ester
6 40% ekstrak 100 29.724 9,12-Octadecadienoic acid 18,59
29.772 9,12-Octadecadienoic acid 14,02
Hasil pengujian aktivitas larvasida baik pada 28.641 Hexadecanoic acid 6,16
fraksi n-heksan maupun fraksi etil asetat daun 27.876 Hexadecanoic acid, 4,98
Bangun-bangun menunjukkan bahwa masing- methyl ester
masing konsentrasi dari setiap fraksi memiliki
29.227 Octadecadienoic acid, 4,52
toksisitas yang berbeda terhadap larva nyamuk
Ae. aegypti instar III. Semakin meningkat methyl ester
konsentrasi yang diujikan, maka semakin
meningkat pula jumlah kematian atau mortalitas PEMBAHASAN
larva nyamuk Ae. aegypti instar III. (Gambar 1).
Simplisia daun Bangun-bangun yang
Pada konsentrasi terendah dalam penelitian ini,
diperoleh dari BALITTRO (Balai Penelitian
yaitu 1%, fraksi n-heksan menyebabkan
Tanaman Rempah dan Obat) Bogor sebanyak 3
mortalitas sebesar 5,20% dan fraksi etil asetat
kg dimaserasi dengan pelarut etanol 96%.
sebesar 6,40%. Sedangkan pada konsentrasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan
tertinggi (10%), fraksi n-heksan menyebabkan
cara dingin serta dapat mencegah tumbuhnya
mortalitas 88% dan fraksi etil asetat dapat
bakteri dan jamur dalam ekstrak. Proses ini
menyebabkan mortalitas sebesar 96%. Dari hasil
sangat menguntungkan dalam isolasi bahan alam
ini memperlihatkan bahwa fraksi etil asetat daun
karena dengan perendaman tersebut akan terjadi
Bangun-bangun lebih aktif dalam membunuh
proses pemecahan dinding dan membran sel
larva nyamuk, sehingga fraksi etil asetat
yang diakibatkan oleh perbedaan tekanan antara
dilanjutkan dengan analisis GCMS untuk
di dalam dan di luar sel sehingga metabolit
mengidentifikasi jenis senyawa yang diduga
sekunder yang ada didalam sitoplasma akan
berperan sebagai larvasida.
terlarut dalam pelarut organik.24 Pemilihan
pelarut untuk proses maserasi akan memberikan
efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan
kelarutan senyawa bahan alam pelarut
tersebut.25 Pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi adalah pelarut etanol yang memiliki
sifat polar sehingga dapat menarik senyawa
metabolit sekunder seperti tanin, polifenol,
poliasetilen, flavonol, terpenoid, sterol, dan
alkaloid. Dari maserasi 3 kg daun diperoleh
persen rendemen sebesar 9,4%.
Identifikasi metabolit sekunder pada ekstrak
daun Bangun-bangun menunjukkan bahwa
Gambar 1. Aktivitas larvasida fraksi hexan ekstrak etanolnya mengandung senyawa
dan etil asetat golongan flavonoid, steroid, alkaloid,
triterpenoid, dan saponin. Pada identifikasi
Identifikasi Senyawa Bioaktif alkaloid dengan pereaksi Meyer didapatkan hasil
Ekstrak daun Bangun-bangun hasil dari yang negatif, namun saat diuji dengan pereaksi
fraksinasi dengan etil asetat dilanjutkan ke tahap dragondroff dan bouchardad menunjukkan hasil
yang positif ditandai dengan terbentuknya

30
ASPIRATOR, 12(1), 2020, pp. 27 – 36
Hak cipta ©2020 - Loka Litbang Kesehatan Pangandaran DOI 10.22435/asp.v12i1.1288

endapan masing-masing berwarna jingga dan perbedaan berat jenis. Berat jenis air yang lebih
coklat kemerahan. berat daripada etil asetat (0,894 g/mL)
sedangkan berat jenis etanol lebih ringan (0,789
Identifikasi flavonoid ekstrak etanol
g/mL).29 Fraksi etil asetat yang diperoleh
menunjukkan adanya endapan berwarna merah
kemudian diuapkan kembali. Fraksi n-heksan
yang berarti positif mengandung flavonoid.
dan etil asetat kemudian digunakan sebagai
Pengujian flavonoid menggunakan magnesium
sampel untuk menguji aktivitas larvasida
dan asam klorida yang dapat bereaksi
terhadap mortalitas larva Ae. aegypti instar III.
membentuk gelembung gas hidrogen.26
Identifikasi metabolit sekunder berupa Hasil uji pendahuluan aktivitas larvasida
triterpenoid dan steroid pada ekstrak etanol ekstrak etanol daun Bangun-bangun terhadap
daun Bangun-bangun menunjukkan hasil yang larva Ae. aegypti instar III menunjukan bahwa
positif baik pada triterpenoid maupun steroid. akuades yang digunakan sebagai kontrol negatif
Identifikasi triterpenoid ditandai dengan tidak menyebabkan kematian pada larva Ae.
terbentuknya cincin coklat pada batas atas aegypti instar III. Dalam uji pendahuluan ini
larutan saat ditambahkan H2SO4 pekat sedangkan digunakan empat tingkat konsentrasi (10, 20, 30,
senyawa steroid akan menghasilkan biru atau dan 40%) ekstrak yang masing-masing diujikan
hijau.27 ke 25 Larva Ae. aegypti. Hasil uji pendahuluan
menggunakan larvasida komersial (Abate) dapat
Identifikasi keberadaan senyawa tanin dalam
mematikan seluruh Larva Ae. aegypti instar III.
ekstrak etanol daun Bangun-bangun dilakukan
Sedangkan ekstrak etanol daun Bangun-bangun
dengan penambahan besi klorida yang nantinya
dengan konsentrasi 10% dapat membunuh 88%
akan bereaksi dengan gugus hidroksil pada
larva, kemudian pada konsentrasi 20, 30 dan
senyawa tanin. Pemberian pereaksi besi klorida
40% ekstrak etanol daun Bangun-bangun dapat
untuk dapat menghidrolisis senyawa golongan
membunuh 100% larva nyamuk Ae. aegypti
tanin sehingga akan menghasilkan perubahan
instar III. Dari hasil pengamatan uji pendahuluan
warna biru kehitaman dan jika mengandung
ini dapat diambil kesimpulan bahwa untuk uji
senyawa tanin, tanin akan terkondensasi dengan
aktivitas larvasida dan nilai LC50 ekstrak daun
ditandai perubahan warna menjadi hijau
Bangun-bangun adalah dengan mengujikannya
kehitaman. Dari hasil pengamatan terlihat
pada konsentrasi kurang dari 10%.
ekstrak etanol daun Bangun-bangun
menghasilkan warna biru kehitaman dan tidak Penentuan nilai LC50 dalam suatu pengujian
berubah warna menjadi hijau kehitaman yang diperlukan tiga rentang dosis sehingga LC50
menandakan ekstrak etanol ini tidak dapat diperkirakan dengan tepat. Dosis pertama
mengandung senyawa metabolit sekunder adalah dosis yang dapat mematikan kurang dari
berupa golongan tanin.28 Identifikasi positif separuh jumlah larva uji, dosis yang kedua
metabolit sekunder berupa saponin ditunjukkan adalah dosis yang dapat membunuh sekitar
dengan terbentuknya busa atau gelembung- separuh jumlah larva uji, dosis yang ketiga
gelembung diatas permukaan larutan yang tidak adalah dosis yang dapat membunuh lebih dari
hilang dalam waktu lebih dari 10 menit. separuh jumlah larva uji. Hal ini seringkali sulit
diterapkan, oleh karena itu seringkali digunakan
Fraksinasi sampel daun Bangun-bangun
empat konsentrasi atau lebih dengan harapan
dilakukan secara bertahap dengan tujuan semua
sekurang-kurangnya tiga diantaranya akan
kandungan metabolit sekunder dapat terlarut
berada pada rentang konsentrasi yang dapat
kedalam pelarut yang sesuai dengan sifat
mematikan 10% sampai 90% larva uji.30
kepolarannya masing-masing. Berdasarkan hasil
fraksinasi ekstrak etanol menggunakan pelarut Hasil penelitian pada Gambar 1 menunjukan
n-heksan diperoleh dua lapisan dengan lapisan adanya pengaruh pemberian ekstrak daun
bawah merupakan ekstrak air dan etanol. Hal ini Bangun-bangun terhadap kematian larva dengan
dikarenakan massa jenis n-heksan (0,4 mg/L) peningkatan dosis maka diikuti pula dengan
lebih kecil daripada massa jenis air (1 mg/L), peningkatan kematian Larva Ae. aegypti,
kemudian fraksi n-heksan dipisahkan dan persentase kematian Larva Ae. aegypti pada
diuapkan, kemudian difraksinasi kembali fraksi n-heksan dan etil asetat hampir sama
menggunakan pelarut etil asetat. Berdasarkan walaupun ada beberapa perbedaan kematian.
hasil fraksinasi menggunakan etil asetat ini Pada penelitian ini hasil yang lebih baik
diperoleh tiga lapisan yaitu, lapisan yang paling ditunjukkan pada fraksi etil asetat dengan
bawah adalah pelarut air dan lapisan di tengah didapatkan tingkat kematian larva paling tinggi
adalah fraksi dari etil asetat sedangkan yang dibandingkan dengan fraksi n-heksan, dengan
paling atas adalah hasil fraksinasi dengan pelarut konsentrasi 1% ekstrak etil asetat dapat
etanol. Pemisahan tersebut terjadi karena membunuh 6,4% larva sedangkan fraksi n-

31
Efek Larvasida Fraksi Etil Asetat Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus)... (Sogandi & Gunarto, F.)

heksan hanya dapat membunuh 5,2% Larva Ae. Senyawa flavonoid dapat merusak membran
aegypti. Mortalitas tertinggi pada fraksi etil sitoplasma dan mengakibatkan kebocoran sel
asetat didapatkan pada konsentrasi 10% nilai serta dapat menginaktifkan sistem enzim. Hal ini
mortalitas larva sebesar 96%. Sedangkan pada dapat mengakibatkan fosfolipid tidak mampu
ekstrak n-heksan hanya dapat membunuh 88% mempertahankan bentuk membran sitoplasma
Larva Ae. aegypti. sampai akhirnya pecah dan larva akan
mengalami kematian.13
Hasil pengujian aktivitas larvasida fraksi etil
asetat daun Bangun-bangun pada penelitian ini Senyawa aktif lain yang terkandung dalam
lebih rendah jika dibandingkan dengan bubuk daun Bangun-bangun adalah saponin. Saponin
abate 1% yang digunakan sebagai kontrol positif. bekerja dengan menurunkan tegangan
Bubuk abate konsentrasi 1% saja sudah memiliki permukaan selaput mukosa traktus digestivus
tingkat mortalitas 100% terhadap larva nyamuk larva sehingga menghambat penyerapan nutrisi,
Ae. aegypti. Aktivitas larvasida fraksi etil asetat selain itu saponin juga mempunyai efek merusak
daun Bangun-bangun ini juga lebih rendah jika lapisan kitin pada permukaan larva sehingga
dibandingkan dengan fraksi etil asetat pada kulit ekstrak dapat dengan mudah masuk ke dalam
bawang bombay yang dengan konsentrasi 1% tubuh larva.37
sudah dapat membunuh 56% larva. Perbedaan
Jumlah larva Ae. aegypti yang mati setelah
ini dimungkinkan karena faktor perbedaan jenis
pemberian ekstrak daun Bangun-bangun
tanaman, jenis tanah, letak geografis dan umur
kemudian diuji menggunakan analisis probit
tanaman sehingga menghasilkan metabolit
untuk mengetahui nilai LC50 dengan
sekunder yang berbeda pula.31
menggunakan program minitab. Hasil pengujian
Kematian larva setelah diberikan ekstrak program minitab pada fraksi etil asetat
daun Bangun-bangun dengan berbagai menunjukan nilai LC50 daun Bangun-bangun
konsentrasi dimungkinkan karena adanya terhadap larva nyamuk Ae. aegypti instar III
metabolit sekunder yang bersifat toksik terhadap adalah 5,56% dan pada fraksi n-heksan
larva nyamuk. Hasil pengujian ekstrak daun menunjukan nilai LC50 adalah 6,09%. Semakin
Bangun-bangun secara kualitatif menunjukkan kecil nilai LC50 maka semakin toksik suatu
hasil yang positif untuk senyawa flavonoid, senyawa dan semakin berpotensi pula sebagai
steroid, alkaloid, tanin, triterpenoid, dan saponin. senyawa yang berkhasiat, dalam penelitian ini
Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa adalah sebagai larvasida.38
senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin dapat
Hasil dari GC-MS menunjukkan kandungan
bersifat insektisida.32 Hasil penelitian ini
fraksi etil asetat daun Bangun-bangun
mendukung penelitian Santosa pada 2005 yang
mengandung beberapa senyawa seperti
menyatakan bahwa ekstrak air daun Bangun-
hexadecanoic acid (golongan asam palmitat),
bangun menangdung senyawa polifenol, saponin,
methyl ester (golongan metil palmitat),
glikosida flavonol dan minyak atsiri serta mampu
octadecanoic acid (asam stearat) dan ethyl ester
meningkatkan 80% sifat fagositik sel netrofil.33
(ester oleat). Senyawa-senyawa tersebut
Ekstrak akar kering metanol tanaman Bangun-
termasuk dalam golongan asam organik.
bangun pada konsentrasi 5% juga diketahui
Komponen senyawa yang termasuk golongan
memiliki aktivitas fungisida terhadap jamur akar
asam organik tersebut diduga bersifat larvasida
putih di tanaman karet.34 Fraksi etil asetat dari
terhadap nyamuk Ae. aegypti (39). Adinata
daun Bangun-bangun sebelumnya juga diketahui
(2013) juga menyebutkan bahwa golongan
memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid,
senyawa minyak atsiri, saponin dan flavonoid
terpenoid, tannin, dan saponin yang aktif dalam
efektif dalam membunuh larva nyamuk dan
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia
dapat digunakan sebagai larvasida.40
coli ATCC 25922 dan Pseudomonas aeruginos.35
Cara kerja alkaloid sebagai insektisida adalah KESIMPULAN
dengan menghambat aktivitas enzim
asetilkolinesterase, selain itu juga alkaloid dapat Penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi
bersinergi dengan senyawa triterpenoid untuk ekstrak etil asetat daun Bangun-bangun
menghambat mitosis sel. Senyawa ini juga (Plectranthus amboinicus) memiliki aktivitas
bekerja dengan merangsang kelenjar endokrin lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi n-heksan
untuk mensekresikan hormon juvenil, untuk membunuh Larva Ae. aegypti Instar III
peningkatan ini dapat menyebabkan kegagalan dengan nilai LC50 sebesar 5,56%. Serta diketahui
metamorfosis sehingga terjadi kematian kandungan senyawa bioaktif yang dominan
abnormal pada larva nyamuk.36 dalam fraksi etil asetat adalah golongan senyawa
asam organik.

32
ASPIRATOR, 12(1), 2020, pp. 27 – 36
Hak cipta ©2020 - Loka Litbang Kesehatan Pangandaran DOI 10.22435/asp.v12i1.1288

UCAPAN TERIMA KASIH Barat. Jurnal Ekologi Kesehatan.


2013;12(4):253-268.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada
Dekan dan Ketua Program Studi Farmasi yang 6. Fuadzy H, Hodijah DN, Widawati M.
telah memberikan kesempatan untuk berkarya di Kerentanan larva Aedes Aegypti terhadap
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta dan pihak- temefos di tiga kelurahan endemis demam
pihak yang telah mendukung terciptanya artikel berdarah dengue Kota Sukabumi. Buletin
penelitian ini. Penelitian Kesehatan. 2015;43(1):41-46.
7. Ghazali M, Aryanti E, Kurnianingsih R,
KONTRIBUSI PENULIS Sunarpi S. Pemanfaatan ekstrak rumput laut
sebagai pupuk organik pada pertanian lahan
Peran penulis pada artikel ini yaitu Sogandi sempit di Desa Lepak Lombok Timur. Jurnal
sebagai kontributor utama. Fadhli Gunarto Pengabdian Magister Pendidik IPA. 2019;1.
sebagai kontributor anggota. Kontribusi penulis doi:10.29303/jpmpi.v1i1.226
dapat dilihat pada rincian berikut:
8. Ipa M, Hendri J, Hakim L, Muhammad R.
Konsep : Sogandi Status kerentanan larva Aedes aegypti
terhadap temefos (organofosfat) di tiga
Kurasi Data : Sogandi kabupaten/kota Provinsi Aceh. Aspirator.
Analisis Data : Fadhli Gunarto 2017;9(2):77-84.
Investigasi : Fadhli Gunarto 9. Sinaga LS, Saraswati LD. Status Resistensi
larva Aedes aegypti (Linnaeus) terhadap
Metodologi : Sogandi temephos (studi di Kelurahan Jatiasih
Manajemen Penelitian : Sogandi Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi Provinsi
Jawa Barat). Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Pemrograman : Fadhli Gunarto 2016;4(1):142-152.
Pengawasan : Sogandi 10. D KP, Amir A. Status kerentanan Aedes
Validasi : Sogandi aegypti vektor demam berdarah dengue di
Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
Visualisasi : Fadhli Gunarto 2017;6(1):20-25.
Menulis Pembuatan : Sogandi 11. Soenjono SJ, Pandean M. Status resistensi
Menulis-Mengkaji dan : Sogandi vektor demam berdarah dengue Aedes
Mengedit aegypti terhadap malathion di Kota
Tomohon. Jurnal Vektor Penyakit.
2017;(1):43-48.
DAFTAR RUJUKAN 12. Ismatullah, Kurniawan, Wintoko,
Setianingrum. Uji efektivitas larvasida
1. World Health Organization, Regional office ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia
for South-East Asia. Dengue Bulletin. [Ten] Steenis) terhadap larva Aedes aegypti
2016;39. Available from: https://apps.who. instar III. Medical Journal of lampung
int/iris/handle/10665/255696 University. 2014:1-9.
2. Pusat Data dan Informasi Kementrian 13. Hebert Adrianto H. Evaluasi toksisitas
Kesehatan RI. Situasi penyakit demam ekstrak metanol daun jeruk nipis (Citrus
berdarah di Indonesia Tahun 2017. 2017. aurantifolia) terhadap kematian larva
nyamuk Aedes aegypti. Aspirator.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2018;10(1):57-64.
Tata laksana demam berdarah dengue di
Indonesia. 2004:25-43. 14. Siskha Noor Komala, Bambang Heru
Budianto EB. Aedes aegypti (Diptera:
4. Saleh M, Aeni S, Gafur A, Basri S. Hubungan Culcidae). Aspirator. 2018;10(2):93-102.
pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes 15. Hutajulu TF, Junaidi L. Manfaat ekstrak daun
aegypti di wilayah kerja puskesmas. bangun-bangun (Coleus amboinicus L)
Higiene. 2018;4(2):93-98. untuk meningkatkan produksi air susu
induk tikus. Jurnal Riset Industri.
5. Munif A, Musadad DA, Kasnodihardjo. Model 2013;7(1):15-24.
intervensi pengendalian demam berdarah
dengue di Kabupaten Indramayu, Jawa

33
Efek Larvasida Fraksi Etil Asetat Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus)... (Sogandi & Gunarto, F.)

16. Noshirma M, Willa RWW. Larvasida hayati 26. Sharma V, Janmeda P. Extraction, isolation
yang digunakan dalam upaya pengendalian and identification of flavonoid from
vektor penyakit demam berdarah di Euphorbia neriifolia leaves. Arabian Journal
Indonesia. Sel Jurnal Penelitian Kesehatan. Chemistry. 2017;10(4):509-514. doi:10.
2016;3(1):31-40. 1016/j.arabjc.2014.08.019
17. Siregar T, Dalimunthe C, Sembiring Y, 27. Jin K, Subedi L, Yeou S, Un S, Ro K.
Andriyanto M, Darwin H, Barus D. Laporan Bioorganic Chemistry Bioactive
akhir KKP3N 2015: Identifikasi dan uji triterpenoids from twigs of Betula schmidtii.
antagonis metabolit sekunder bangun- Bioorganic Chemistry. 2018;77:527-533.
bangun (Coleus Amboinicus) sebagai doi:10.1016/j.bioorg.2018.02.006
fungisida nabati untuk mengendalikan
28. Elgailani IEH, Ishak CY. Methods for
penyakit jamur akar putih (Rigidoporus
extraction and characterization of tannins
Microporus). Deli Serdang; 2015.
from some acacia species of Sudan. Pakistan
18. Hasanah M, Tangkas I, Sakung J. Daya Journal of Analytical and Environmental
insektisida alami kombinasi perasan umbi Chemistry. 2016;17(1):43-49. doi:10.21743
gadung dan ekstrak tembakau. Jurnal /pjaec/2016.06.007
Akademika Kimia. 2012;1(4):166-173.
29. Damar AC, Revolta M, Runtuwene J, Silvia D.
19. Dalimenthe C, Arief R. Prospek pemanfaatan Kandungan Flavonoid dan aktivitas
metabolit sekunder tumbuhan sebagai antioksidan total ekstrak etanol daun kayu
pestisida nabati untuk pengendalian kapur (Melanolepsis multiglandulosa
patogen pada tanaman karet. Warta Reinch f). Pharmacon. 2014;3(4):11-21.
Perkaretan. 2017;36(1):15-28.
30. Widawati M, Prasetyowati H. Efektivitas
20. Sogandi, Nilasari P. Identifikasi senyawa ekstrak buah Beta vulgaris L (buah bit)
aktif ekstrak buah mengkudu (Morinda dengan berbagai fraksi pelarut terhadap
citrifolia L.) dan potensinya sebagai mortalitas larva Aedes aegypti. Aspirator.
inhibitor karies gigi. Jurnal Kefarmasian 2013;5(1):23-29.
Indonesia. 2019;9(2):73-81. doi:10.22435
31. Rahmayanti, Putri SK, Fajarna F. Uji Potensi
/jki.v9i2.1289
kulit bawang bombay (Allium cepa) sebagai
21. Banu KS, Cathrine L. General Techniques larvacida terhadap kematian larva nyamuk
Involved in phytochemical analysis. Aedes aegypti. Jesbio Jurnal Edukasi dan
International Journal Advance Research Sains Biologi. 2016;V(1):18-22.
Chemical Science. 2015;2(4):25-32.
32. Oktarina R, Mahdalena V, Asyati D. Potensi
22. World Health Organization. Guidelines for ekstrak biji duku (Lansium domesticum
Laboratory and field testing of mosquito Corr) terhadap Aedes aegypti. Buletin
larvacides. 2005. Available from: Penelitian Kesehatan. 2015;43(2):131-136.
https://apps.who.int/iris/handle/10665/6
33. Santosa C, Triana H. Kandungan senyawa
9101
kimia dan efek ekstrak daun bangun-bangun
23. Komansilan A, Abdul L, Bagyo Y, David A. (Coleus amboinicus L) pada aktivitas
Isolation and identification of biolarvicide fagositosis netrofil tikus putih (Rattus
from soursop (Annona muricata Linn) seeds norvegicus). Majalah Farmasi Indonesia.
to mosquito (Aedes aegypti) larvae. 2005;16(3):141-148.
International Journal Engineering
34. Siregar N, Lahmuddin L, Irda S, Cici I. Uji
Technology. 2012;12(3):28-32.
antagonis tanaman bangun–bangun
24. Suhendar U, Sogandi. Identifikasi senyawa (Plectranthus amboinicus Lour) sebagai
aktif ekstrak daun cengkeh (Syzygium fungisida nabati terhadap jamur akar putih
aromaticum) sebagai inhibitor (Rigidoporus microporus Swartz) di
Streptococcus mutans. Al-kauniyah Jurnal laboratorium dan di lapangan. Jurnal
Biologi. 2019;12(2):229-239. Agroekoteknologi. 2017;5(2):484-495.
25. Iswantini D, Riyadhi A, Kesumawati U, 35. Rosliana R. Skrining fitokimia dan aktivitas
Rosman R, Mangunwidjaja D, Rahminiwati antimikroba dari tumbuhan bangun-bangun
M. Potensi jarak pagar (Jatropha curcas) (Coleus Amboinicus Lour). Talenta
Sebagai larvasida hayati pencegah penyakit Conference Series: Science Technology.
demam berdarah dengue. Jurnal Ilmu 2019;2:92-96.
Pertanian Indonesia. 2011;16(1):4217.

34
ASPIRATOR, 12(1), 2020, pp. 27 – 36
Hak cipta ©2020 - Loka Litbang Kesehatan Pangandaran DOI 10.22435/asp.v12i1.1288

36. Mathivanan T, Govindarajan M, Elumalai K, Aedes aegypti berbahan aktif ekstrak


Krishnappa K, Ananthan A. Mosquito beluntas (Pluchea indica Less.). Reaktor.
larvicidal and phytochemical properties of 2016;16(3):103-108.
Ervatamia coronaria Stapf. (Family :
39. Rochmat A, Napitasari M, Karina AM. Efikasi
Apocynaceae). Journal Vector Borne
granul biolarvasida nyamuk Aedes aegypti
Disiases. 2010;47(September):178-180.
dari ekstrak etil asetat daun beluntas. Jurnal
37. Ishak AR, Dom NC, Hussain H, Sabri NH. Penelitian Saintek. 2017;22(1):16-24.
Biolarvacidal potential of Ipomoea Cairica doi:10.21831/jps.v22i1.13896
extracts against key dengue vectors.
40. Adinata IPK, Anam K, Kusrini D. Identifikasi
Procedia - Social and Behavioral Science.
senyawa metabolit sekunder fraksi aktif
2014;153:180-188. doi:10.1016/j.sbspro.
daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) dan uji
2014.10.052
aktivitas larvasida terhadap larva nyamuk
38. Rochmat A, Bahiyah Z, Adiati F. Aedes aegypti. Jurnal Kimia Sains dan
Pengembangan biolarvasida jentik nyamuk Aplikasi. 2013;16(2):42-45.

35
Efek Larvasida Fraksi Etil Asetat Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus)... (Sogandi & Gunarto, F.)

36

You might also like