Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tobacum L.)


DENGAN METODE MASERASI TERHADAP MORTALITAS LARVA
Culex quinquefasciatus Say. DI LABORATORIUM
Merry Putri Wijayanti*), Sri Yuliawati**), Retno Hestiningsih**)

*)Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, **)Dosen


Koresponden : merryputri19@gmail.com

ABSTRACT
Culex quinquefasciatus Say. is the main vectors in the transmission of filariasis
disease in Indonesia. The use of plant-based insecticide is an alternative to
reduce the negative impact of chemical insecticides. One of them is by using
tobacco leaf extract. The purpose of this study was to determine the deadly
power of tobacco leaf extract (Nicotiana tobacum L.) on mortality of larvae Culex
quinquefasciatus Say. The type of this research is an experimental research with
Posttest Only Control Group Design. The parameters observed are mortality of
LC50 and LC90 larvae Culex quinquifasciatus Say. by using probit regression
analysis. The population were all larvae Culex quinquefasciatus Say. instar III.
The data analysis technique is by using One-Way Anova testing followed by the
Games-Howell test. The results of this study indicate that LC50 and LC90
concentrations of tobacco leaf extracts are 0.058% and 0.095%. Based on One-
Way Anova test is known that p value = 0.001 (p <0.05). Games-Howell test
results shows that the concentrations of 0.031%, 0.066%, and 0.095% have
significant differences in the average mortality of larvae due to having a different
letter notation. From this research results, it can be concluded that the tobacco
leaves extract (Nicotiana tobacum L.) has a deadly power to larvae Culex
quinquefasciatus Say. as larvicides. However, the need for further research
regarding the killing power of tobacco leaf extract in the ratio of the amount of
time the extract.

Keywords: toxicity, tobacco, Culex quinquefasciatus Say.

PENDAHULUAN
Nyamuk merupakan salah Culex quinquefasciatus merupakan
satu vektor yang bertanggung jawab vektor penyakit West Nile Virus.3
dalam menularkan berbagai jenis Hampir seluruh wilayah Indonesia
penyakit yang disebabkan oleh adalah daerah endemis filariasis,
parasit atau virus, terutama di terutama wilayah Indonesia Timur
daerah tropis dan daerah yang memiliki prevalensi lebih tinggi.
subtropics.1 Genus nyamuk yang Sejak tahun 2000 hingga 2009 di
paling banyak ditemukan yaitu laporkan kasus kronis fiariasis
Aedes, Anopheles, dan Culex.2 dilaporkan sebanyak 11.914 kasus
Nyamuk genus Culex termasuk yang tersebar di 401 kabupaten dan
serangga yang beberapa spesiesnya kota.4 Meskipun filariasis tidak
sudah dibuktikan sebagai vektor menyebabkan kematian secara
penyakit. Vektor penyakit filariasis langsung, tetapi menyebabkan
diantaranya Culex quinquefasciatus penderitaan dan kerugian yang tidak
dan Culex bitaeniorrhynchus. sedikit. Hal ini dikarenakan
Sedangkan di Kansas, California, berkurangnya kemampuan kerja
dan Amerika Tengah bahwa nyamuk

143
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

seseorang dan cacat anggota Penggunaan ekstrak daun tembakau


tubuh.5 sebagai larvasida, juga telah
Pengendalian larva nyamuk digunakan terhadap larva nyamuk
yang sering dilakukan yaitu dengan Aedes aegypti yang dilakukan oleh
menggunakan bahan kimia. Hal ini Eka Kustiamah pada tahun 2010
tentunya memberikan efek yang bahwa konsentrasi 0,05% dan
cepat terhadap kematian larva 0,025% mampu mematikan larva
nyamuk, namun dampak negatif sebanyak 6,66%.12
yang ditimbulkan yaitu terjadinya Sejauh ini pengaruh daun
resistensi untuk generasi berikutnya, tembakau (Nicotiana tobacum L.)
kematian predator, serta yang diekstrak dengan pelarut etanol
pencemaran lingkungan.6 Dampak untuk larva nyamuk Culex
negatif penggunaan insektisida kimia quinquefasciatus Say. belum
dapat dihindari dengan dilakukan. Oleh karena itu perlu
menggunakan insektisida nabati dilakukan penelitian lanjutan
sebagai alternatif. Pemanfaatan mengenai toksisitas daun tembakau
tummbuhan yang mengandung zat yang diekstrak dengan etanol
pestisidik sebagai pengendalian terhadap larva Culex
vektor, salah satunya dengan quinquefasciatus Say. pada skala
tumbuhan tembakau.7 laboratorium.
Nikotin adalah senyawa
bioaktif kimia utama dari tanaman MATERI DAN METODE
tembakau. Nikotin adalah racun Penelitian ini merupakan penelitian
kontak dan racun perut yang bekerja eksperimental skala laboratorium
pada syaraf serangga dengan dengan menggunakan desain
memblok reseptor (penerima)
8 rancangan Posttest Only Control
kholinergik asetilkholin.
Ekstraksi daun tembakau Group Design dengan 1 kontrol.
dengan metode maserasi memiliki Variable bebas dari penelitian ini
kelebihan yaitu peralatan yang adalah konsentrasi ekstrak daun
digunakan sederhana dan bahan tembakau (Nicotiana tobacum L.)
aktif dalam simplisia akan lebih sebanyak 6 tingkatan (0,005%;
banyak terlarut.9 0,011%; 0,018%; 0,031%; 0,066%;
Pemanfaatan tembakau
0,095%). Variable terikat dari
sebagai insektisida telah digunakan
pada berbagai jenis hama maupun penelitian ini adalah jumlah kematian
vektor penular penyakit. Penelitian larva Culex quinquefasciatus Say.
oleh Sutjipto Achmad Hadikusumo variable penganggu dalam penelitian
pada tahun 2007 terbukti bahwa ini adalah tempat hidup, kepadatan
ekstrak tembakau ampuh mematikan larva, volume air, umur larva, pH,
rayap kayu kering (Cryptotermes dan suhu. Uji pendahuluan dilakukan
cynocephalus L.) pada bambu
dengna 9 perlakuan dan 1 kontrol
apus.10 Penelitian di India yang
dilakukan oleh Abdul Rahuman pada dalam 3 replikasi. Adapun untuk uji
tahun 2008 membuktikan bahwa anjutan dengan 6 perlakuan dan 1
ekstrak Nicotiana tobacum L. kontrol dalam 4 replikasi. Adapun
dengan metanol, aseton, klorofom, untuk setiap perlakuan dan replikasi
dan air panas ampuh membunuh membutuhkan 25 ekor larva,
100% larva Culex quinquefasciatusi
sehingga jumlah total sampel larva
Say. pada dosis 1000 ppm.11
yang dibutuhkan adalah 1450 ekor

144
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sampel larva. penelitian dilakukan Culex quinquefasciatus Say. selama


dengan mengamati kematian larva 48 jam.

HASIL
Pada penelitian ini pH dan mengetahui kondisi lingkungan saat
suhu air serta suhu ruangan dan pengamatan berlangsung.
kelembaban tetap diukur untuk

Tabel 1 Kondisi lingkungan pH dan suhu air pada setiap konsentrasi ekstrak
daun tembakau

Suhu Air Suhu Air pH Air pH Air


Konsentrasi
Awal Akhir Awal Akhir
0,005% 24.0 25.5 7.9 7.9
0,011% 24.0 25.5 7.9 7.9
0,018% 24.0 25.5 7.9 7.9
0,031% 24.0 25.5 7.9 7.9
0,066% 24.0 25.5 7.9 7.9
0,095% 24.0 25.5 7.9 7.9

Berdasarkan tabel 1 nilai pH selama pengujian berlangsung. Hal


air pada awal dan akhir pengamatan ini memperlihatkan kondisi
menunjukkan angka yang sama lingkungan yang diukur dan dicatat
yaitu sebesar 7,9, sedangkan suhu selama penelitian berlangsung
air pada pengamatan awal dan akhir masih dalam batas optimal untuk
berada pada range 24-25,5. pertumbuhan larva, sehingga
Pengukuran suhu ruangan di kematian larva Culex
awal dan akhir penelitian yaitu 260C quinquefasciatus Say. hanya
dan 290C. Kelembapan udara di dipengaruhi oleh paparan ekstrak
awal dan akhir penelitian daun tembakau.
menunjukkan angka 50% dan 60%

145
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 2 Jumlah Rata-Rata Mortalitas Larva Culex quinquefasciatus Say. setelah


terpapar Ekstrak Daun Tembakau
Kematian Larva Setelah Diberi Ekstrak Daun
Tembakau Rata-Rata Persentase
Konsentrasi Replikasi
1 2 4 6 8 24 48 Mortalitas Mortalitas
jam jam jam jam jam jam jam
R1 0 0 0 0 0 0 0
R2 0 0 0 0 0 0 0
0,005% 0 0%
R3 0 0 0 0 0 0 0
R4 0 0 0 0 0 0 0
R1 0 0 0 0 0 0 0
R2 0 0 0 0 0 0 0
0,011% 0 0%
R3 0 0 0 0 0 0 0
R4 0 0 0 0 0 0 0
R1 0 0 0 0 0 0 0
R2 0 0 0 0 0 0 0
0,018% 0 0%
R3 0 0 0 0 0 0 0
R4 0 0 0 0 0 0 0
R1 0 0 0 0 0 0 2
R2 0 0 0 0 0 0 0
0,031% 1,25 5%
R3 0 0 0 0 0 1 2
R4 0 0 0 0 0 1 1
R1 0 0 0 0 0 7 14
R2 0 0 0 0 0 8 16
0,066% 15,75 63%
R3 0 0 0 0 0 7 18
R4 0 0 0 0 0 7 15
R1 0 1 0 2 3 19 24
R2 0 0 0 0 1 15 23
0,095% 22,5 90%
R3 0 0 0 0 0 14 23
R4 0 1 0 1 2 9 20
R1 0 0 0 0 0 0 0
R2 0 0 0 0 0 0 0
Kontrol 0 0%
R3 0 0 0 0 0 0 0
R4 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan tabel 4.5 tingkatan konsentrasi ekstrak daun


menunjukkan bahwa konsentrasi tembakau terhadap mortalitas larva
terendah yaitu 0,031% dengan rata- pada uji lanjutan dimasukkan uji
rata kematian 1,25 dan persentase One-Way Anova dalam General
kematian yaitu 5% serta konsentrasi Linear Model dengan sum of
tertinggi yaitu 0,095% dengan rata- squares type III. Berdasarkan
rata kematian 22,5 dan persentase analisis One-Way Anova didapat
kematian sebesar 90%. Pengaruh bahwa nilai signifikan 0,0001 yang

146
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

berarti p<0,05 konsentrasi ekstrak kematian larva Culex


daun tembakau berpengaruh quinquefasciatus Say. pada
terhadap kematian larva. Hal ini berbagai tingkatan konsentrasi
menjelaskan bahwa H0 ditolak, ekstrak daun tembakau.
sehingga terdapat perbedaan
.
Tabel 3 Hasil Uji Games-Howell Pengaruh Ekstrak Daun Tembakau terhadap
Kematian Larva Culex quinquefasciatus Say.

Persentase
Konsentrasi Rata-Rata Kematian
Kematian
0.005 .000 0%
0.011 .000 0%
0.018 .000 0%
a
0.031 1.250 5%
b
0.066 15.750 63%
c
0.095 22.500 90%
Keterangan: huruf kecil yang mengikuti rata-rata kematian dengan uji Games-
Howell menjelaskan significant pada α=0,05.

Hasil uji Games-Howell berdasarkan huruf kecil yang menyertai rata-rata


tabel 3 menunjukkan bahwa masing- (mean) dari setiap konsentrasi yang
masing konsentrasi ekstrak daun diujikan. Selanjutnya, hasil analisis
tembakau memiliki kemampuan regresi probit pengaruh konsentrasi
yang berbeda dalam menyebabkan ekstrak daun tembakau disajikan
mortalitas terhadap larva Culex pada tabel 4.
quinquefasciatus Say. dilihat dari

Tabel 4 Uji Probit pengaruh konsentrasi ekstrak daun tembaku terhadap


kematian larva Culex quinquefasciatus Say.

Lethal 95%CI C
Konsentrasi
Concentration Lower Bound Upper Bound
LC50 0.058% 0.054 0.062
LC90 0.095% 0.087 0.106

Hasil analisis regresi probit PEMBAHASAN


pengaruh konsentrasi ekstrak daun A. Kondisi Lingkungan
tembakau terhadap kematian larva Hasil pengukuran suhu air
Culex quinquefascaitus Say. pada selama penelitian ini mengalami
tabel 4 menunjukkan bahwa LC50 kenaikan suhu pada akhir
dan LC90 sebesar 0,058% dan penelitian menjadi 25,50C,
0,095%. dimana pada awal penelitian
suhu air sebesar 240C. Suhu air
yang menunjukkan kisaran di
bawah suhu optimal untuk
kehidupan larva, namun kondisi

147
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ini tidak berpengaruh terhadap penelitian sebesar 50%.


kematian larva. Hal tersebut Kelembapan udara yang
dibuktikan dengan hasil meningkat tidak mempengaruhi
pengamatan pada kontrol yaitu kematian larva karena masih
larva bergerak aktif dan tidak dalam batas optimal untuk
mengalami kematian. Larva kehidupan larva. Sejalan dengan
Culex quinquefasciatus Say. penelitian yang dilakukan oleh
mampu hidup meskipun suhu air Kadarohman et al bahwa larva
berada dibawah batas normal Culex quinquefasciatus Say.
karena larva memiliki mampu tumbuh pada
kemampuan bertahan hidup pada kelembapan ruangan 59-69%.13
batas suhu 80-370C.13 Umur larva disamakan pada
Suhu ruangan pada instar III karena organ tubuh larva
penelitian ini juga mengalami telah terbentuk dengan baik.
peningkatan yaitu pada akhir Apabila menggunakan larva
penelitian sebesar 290C, dimana instar II akan mempermudah
pada awal peneltian sebesar kematian karena organ belum
260C. Terjadinya kenaikan suhu terbentuk sempurna dan keadaan
ruangan tidak mempengaruhi fisik larva masih sangat lemah.
kematian larva, karena suhu Sedangkan penggunaan larva
ruangan masih dalam batas instar IV dikhawatirkan larva tidak
toleransi untuk kehidupan larva. mengalami kematian karena akan
Seperti yang diungkapkan oleh menjadi pupa.15
Rueda pada tahun 1990 dalam
penelitiannya tentang pengaruh B. Pengaruh Ekstrak Daun
suhu dan tingkat kelangsungan Tembakau (Nicotiana tobacum
hidup nyamuk Culex L.) terhadap Mortalitas Larva
quinquefasciatus Say. dan Aedes Culex quinquefasciatus Say.
aegypti bahwa larva Culex Hasil dari penelitian ini
quinquefasciatus Say. tumbuh dianalisis dengan analisis one-
dengan baik pada kisaran suhu way ANOVA untuk mengetahui
ruangan 200-300C.14 adanya perbedaan pengaruh
Hasil pengukuran pH air konsentrasi ekstrak daun
selama penelitian ini bahwa di tembakau. Analisis one-way
awal dan akhir penelitian ANOVA dilakukan dengan
menunjukkan kesamaan nilai menggunakan General Linear
yaitu 7,9 yang berarti air bersifat Model dengan sum of squares
basa. Sifat basa pada air type III. Hasil analisis One-Way
dikarenakan adanya Anova pada penelitian ini yaitu
penambahan ekstrak tembakau terdapat perbedaan rata-rata
ke dalam air. Namun hasil kematian larva pada setiap
pengukuran pH air tidak konsentrasi ekstrak daun
berpengaruh pada kematian larva tembakau serta meningkatnya
dikarenakan masih berada pada kematian larva seiring
kisaran toleransi untuk kehidupan bertambahnya konsentrasi
larva yaitu sebesar 5,8-8,5.15 ekstrak daun tembakau.
Kelembapan udara pada Konsentrasi 0,095% ekstrak daun
penelitian ini yaitu terjadi tembakau merupakan konsentrasi
peningkatan kelembapan udara paling kuat, karena mampu
menjadi 60%, dimana pada awal membunuh larva hingga 90%.

148
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penelitian lain yang Hal yang sama juga tercantum


sejalan dengan penelitian ini juga dalam penelitian yang dilakukan
diungkapkan oleh Wardoyo pada oleh Ikawati pada tahun 2008
tahun 2008 tentang efektivitas tentang efek larvasida ekstrak
ekstrak tembakau (Nicotina etanol kulit jeruk lemon (Citrus
Tabacum L.) terhadap kematian limon) terhadap Aedes sp. Anita
larva Anopheles Sundaicus mengungkapkan bahwa etanol
bahwa nilai LC₅₀ dari hasil mempunyai sifat toksik lebih kecil
pengamatan kematian larva dibandingkan dengan pelarut lain
Anopheles sundaicus yaitu 0,06% seperti metanol ataupun eter,
dan LC₉₀ yaitu 0,15%.16 sehingga tidak mempengaruhi
Kematian larva pada mortalitas larva Aedes sp yang
penelitian ini hanya disebabkan diujikan.19
oleh senyawa nikotin yang Penambahan Tween 80
terdapat pada ekstrak daun dalam hal ini berfungsi untuk
tembakau sebagai racun utama. meningkatkan kelarutan dari
Larvasida berbahan aktif nikotin ekstrak daun tembakau yang
akan bekerja pada system syaraf sukar larut dalam air. Pada
yang menghambat enzim penelitian ini bahwa Tween 80
asetilkolinesterase, sehingga tidak mempengaruhi kematian
terjadi penumpukan asetilkolin larva, karena hanya digunakan
dan terjadi kekacauan dalam pada dosis yang sangat sedikit
penghantaran impuls.17 yaitu satu tetes pipet pada setiap
konsentrasi. Pengaruh Tween 80
C. Toksisitas Ekstrak Daun terhadap kematian larva telah
Tembakau (Nicotiana tobacum dibuktikan dalam penelitian
L.) Nurma Dwijayanti pada tahun
Ekstrak daun tembakau 2013 bahwa tidak terjadi
(Nicotiana tobacum L.) dalam kematian larva Aedes aegypti L.
penelitian ini diperoleh dengan pada kelompok kontrol (Tween 80
metode maserasi. Pelarut yang + air PDAM).20 Hal yang sama
digunakan dalam mengekstrak juga terdapat pada penelitian
daun tembakau ini adalah etanol. mengenai efek minyak atsiri daun
Pemilihan etanol pada penelitian cengkeh (Syzgium aromaticum
ini sebagai pelarut karena etanol L.) terhadap larva Anopheles
menghasilkan ekstraksi lebih aconitus yang dilakukan oleh
banyak dibandingkan pelarut Hastutiningrum pada tahun 2009.
lainnya. Hal ini sesuai dengan Hasil penelitian Hastutiningrum
penelitian Ryan Moulana (2012) yaitu tidak terjadi kematian larva
bahwa kadar pigmen warna Anopheles aconitus pada kontrol
antosianin yang terendah yang merupakan campuran air
diperoleh pada perlakuan pelarut dengan emulgator Tween 80.21
metanol (20,83%), yang berbeda
nyata pada perlakuan dengan SIMPULAN
pelarut etanol (21,89%).18 1. Konsentrasi terendah pada uji
Kandungan etanol dalam pendahuluan yaitu 0,025%
ekstrak daun tembakau sangatlah mampu mematikan larva
kecil sehingga etanol tidak sebanyak 49, konsentrasi
berpengaruh dalam mortalitas tertinggi yaitu 0,1% mampu
larva Culex quinquefasciatus Say. mematikan larva sebanyak 74,

149
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sedangkan konsentrasi terkuat Nyamuk Culex sp yang


yaitu 0,25% mampu mematikan Terabaikan, Balaba, 5 (1): 21 –
100% larva Culex 23
quinquefasciatus Say. 4. Wahyono, T.Y.M.,
2. Konsentrasi terendah pada uji Purwantyastuti, dan Supali, T.,
selanjutnya yaitu 0,031% mampu (2010) Filariasis di Indonesia.
mematikan larva sebanyak 5, Buletin Jendela Epidemiologi,
sedangkan konsentrasi tertinggi 1(1): 1-8
yaitu 0,095% mampu mematikan 5. Mulyatno, K.C., Institute of
larva Culex quinquefasciatus Say. Tropical Disease Universitas
sebanyak 90. Airlangga, (Online), 2010,
3. Lethal Concentration 50 dan 90 (http://www.itd.unair.ac.id/files/p
pada uji pendahuluan terdapat df/protocol1/Culex.pdf), diakses
pada konsentrasi 0,018% dan 15 Maret 2014
0,066%. Hasil Lethal 6. Yasmin, Y., dan Fitri, L., (2013)
Concentration 50 dan 90 yang Perubahan Morfologi Larva
dihitung secara statistik setelah Nyamuk Akibat Pemberian
melakukan uji selanjutnya yaitu Larvasida Bakteri Kitinolitik.
terdapat pada konsentrasi Jurnal Entomologi Indonesia, 10
0,058% dan 0,095%. (1): 18-23
4. Perbedaan rata-rata mortalitas 7. Sudarmo, S. Pestisida Nabati,
larva Culex quinquefasciatus Say. Yogyakarta: Kanisius; 2005
secara statistic berbeda signifikan 8. Djojosumarto, P., Insektisida
pada konsentrasi 0,031% dengan dan Akarisida Alami I, Gerbang
0,066% dan 0,095% karena Pertanian (online), 17 Oktober
notasi huruf yang menyertai pada 2011,
masing-masing konsentrasi (http://www.gerbangpertanian.co
tersebut tidak sama, sedangkan m), diakses 18 April 2014
pada konsentrasi 0,005%; 9. Armando, R., Memproduksi 15
0,011%; 0,018%; dan 0,031% Minyak Atsiri Berkualitas,
tidak berbeda signifikan secara Penebar Swadaya, Indonesia,
statistik karena memiliki notasi 2008, p. 90-91
huruf yang sama. 10. Hadikusumo, S.A., (2007)
Pengaruh Ekstrak Tembakau
KEPUSTAKAAN Terhadap Serangan Rayap
1. Aryani N., Apsari, I.A.P., dan Kayu Kering Cryptotermes
Utama, I. H., (2008) Proporsi cynocephalus Light. Pada
dan Dinamika Larva Aedes, Bambu Apus (Gigantochloa
Anopheles, dan Culex yang apus Kurz), Jurnal Ilmu
Ditemukan di Denpasar, Jurnal Kehutanan, 1 (2): 47-54
Veteriner, 9 (1): 41 – 44 11. Rahuman. A.A., Bagavan, A.,
2. Suwito, A., (2008) Nyamuk Kamaraj, C., Vadivelu, M., Zahir,
(Diptera : Culicidae) Taman A.A., Elango, G., dan Pandiyan,
Nasional Boganinani G., (2008) Evaluation of
Wartabone, Sulawesi Utara : Indigenous Plants Extracts
Keragaman, Status dan Against Larvae of Culex
Habitatnya, Jurnal Fauna quinquefascaitus Say. (Diptera:
Tropika, 17 (1): 27-34 Culicidae), Journal of
3. Marbawati, D. dan Sholichah, Parasitology Research, 104 (3):
Z., (2009) Ancaman dari 637-643

150
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

12. Kustiamah, E., Uji Efikasi Pelarut dan Asam dalam Proses
Konsentrasi Larutan Ekstrak Ekstraksi Pigmen Antosianin
Tembakau (Nicotiana tabacum Kelopak Bunga Rosella
L.) Terhadap Larva Nyamuk (Hibiscus sabdariffa L.), Jurnal
Aedes aegypti Instar III dan IV, Teknologi dan Industri Pertanian
Skripsi, Ciamis: Tidak Indonesia, 4 (3): 20-25
Diterbitkan, 2010 19. Ikawati, Soebaktiningsih, dan
13. Ghozali, I., Desain penelitian Roekistiningsih, Efek Larvasida
eksperimental (teori, konsep, Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk
dan analasis data dengan spss Lemon (Citrus Limon) Terhadap
16.0), Badan Penerbit Larva Aedes Sp., Journal of
Universitas Diponegoro, Medical Faculty, Universitas
Semarang, 2008, ISBN Brawijaya, 5 Maret 2008
978.979.704.606.4., p. 245-246 20. Dwijayanti, N., (2013) Aktivitas
14. Kadarohman, A., Lailatul, L., Larvasida Ekstrak Etanol Daun
dan Eko, R., (2010) Efektivitas Kemuning (Murraya paniculata
Niolarvasida Ekstrak Etanol L. Jack) terhadap Larva Aedes
Limbah Penyulingan Minyak aegypti L., Calyptra: Jurnal
Akar Wangi (Vetiveria Ilmiah Mahasiswa Universitas
zizanoides) Terhadap Larva Surabaya, 2 (2): 1-14
Nyamuk Aaedes aegypti, Culex 21. Hastutiningrum, N.O., Efek
sp., dan Anopheles sundaicus, Minyak Atsiri Daun Cengkeh
Jurnal Sains dan Teknologi (Syzgium aromaticum) terhadap
Kimia, 1 (1): 59-65 Mortalitas Larva Anopheles
15. Low, V.L., Chen, C.D., Lee, aconitus, Skripsi, Surakarta:
H.L., Lim, P.E., Leong, C. S., Tidak Diterbitkan, 20
Azirun, M.S., (2012) Nationwide
Distribution of Culex Mosquitoes
and Associated Habitat
Characteristics at Residential
Areas in Malaysia, Journal of
The American Mosquito Control
Association, 28 (3): 160-169
16. Wardoyo, W., Efektivitas
Ekstrak Tembakau (Nicotina
tabacum) terhadap Kematian
larva Anopheles sundaicus di
Laboratorium, Semarang, 2008
17. Sutikno, A., Salbiah, D., dan
Purba, T., (2013) Keefektifan
Ekstrak Tembakau Puntung
Rokok Linting dan Berbagai
Jenis Perekat pada Beberapa
Hari untuk Mengendalikan Aphis
Craccivora Koch pada Tanaman
kacang Panjang (Vigna sinensis
L.), 1 (2)
18. Moulana, R., Juanda, Rohaya,
S. dan Rosika, R., (2012)
Efektifitas Penggunaan Jenis

151

You might also like