Disintegrasi Data Kependudukan Antar Opd Layanan Publik Kabupaten Belitung Timur Di Tengah Arus Revolusi Industri 4.0

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan

Volume 14, Nomor 2, Juli 2021 (87-96)


ISSN 1979-5645, e-ISSN 2503-4952

DISINTEGRASI DATA KEPENDUDUKAN ANTAR OPD LAYANAN PUBLIK


KABUPATEN BELITUNG TIMUR DI TENGAH ARUS
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Risky Ristiandy
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
risky.r.isip18@mail.umy.ac.id

Abstract
The industrial revolution 4.0 is a challenge that makes the whole world compete to show capabilities
related to the use of the times. In this era of disruption, the need for data and how to perform data in
every public service is a list that must be fulfilled by the government in providing trust and effective public
services. But the problem of data integration which will become a main thing in the use of integrated data
must be faced. Seventy-six years since Indonesia's independence, to this day the data of the entire
community has not been integrated and is still stored separately. East Belitung Regency is one of the
youngest regencies in Bangka Belitung Islands Province is an example of an area with population data that
is not integrated. The disintegration experienced by the government of East Belitung makes public services
in East Belitung very conventional and far from digitalization. Problems then arise, such as inaccurate
printed data and data synchrony that does not work and the data provided is not in accordance with the
bitter that must be accepted by society in the digital era. This research was conducted in order to review
the problems that occur related to data integration. that influence and influence the influencing factors
in this research, so that later it can conclude the problems and solutions that must be done in order to
realize data integration.
Keywords: Disintegration, Data, Industrial Revolution 4.0, Public Service

Abstrak
Revolusi industri 4.0 merupakan tantangan yang mengakibatkan seluruh dunia bersaing untuk
menunjukkan kemampuan terkait pemanfaatan terhadap perkembangan zaman. Di era yang serba
disrupsi, kebutuhan akan data dan bagaimana peruntukkan data dalam setiap layanan publik menjadi
sebuah tuntutan yang harus dipenuhi pemerintah dalam memberikan kepercayaan dan pelayanan publik
yang efektif. Tetapi permasalahan integrasi data yang nantinya menjadi sebuah hal yang pokok dalam
pemanfaatan data terintegrasi harus dihadapi. Tujuh puluh enam tahun Indonesia merdeka, hingga hari
ini data seluruh masyarakat belum terintegrasi dan masih tersimpan sendiri-sendiri. Kabupaten Belitung
Timur menjadi salah satu kabupaten termuda di Provinsi Kep. Bangka Belitung salah satu contoh daerah
dengan data kependudukan yang tidak terintegrasi. Disintegrasi yang dialami oleh pemerintahan Belitung
Timur menjadikan pelayanan publik di Belitung Timur sangat konvensional dan jauh dari kata digitalisasi.
Permasalahan kemudian timbul, seperti tidak akuratnya data yang tercetak dan juga sinkronis data yang
tidak berjalan dan data yang diberikan terkadang tidak sesuai menjadi pil pahit yang harus diterima
masyarakat di era digital. Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk meninjau permasalahan yang terjadi
terkait dengan integrasi data. Faktor yang berpengaruh dan terpengaruh menjadi poin pengamatan dalam
penelitian ini, sehingga nantinya bisa menyimpulkan masalah dan solusi yang harus dilakukan agar
terwujudnya integrasi data.
Kata kunci: Disintegrasi, Data, Revolusi Industri 4.0, Layanan Publik

PENDAHULUAN untuk membuat pelayanan birokrasi menjadi


Integrasi data atau penghubungan data semakin efektif dan efisien. Hal ini tentunya
antar satuan merupakan salah satu metode merupakan sebuah cita-cita yang sedang

87
Disintegrasi Data Kependudukan Antar Opd Layanan Publik ………. (Risky Ristiandy)

diusahakan oleh pemerintah dalam hal ini catatan sipil tengah membangun aplikasi i-
mengawali terlebih dahulu integrasi data skala POP yakni Indonesia’s Population and Civil
nasional. Hal tersebut penting dilakukan Registration Map atau Peta Kependudukan
mengingat menurut data Kementerian dan Pencatatan Sipil Indonesia) dalam rangka
Komunikasi dan Informasi bahwa data-data nantinya mampu mengintegrasikan data
yang berkenaan dengan kependudukan masih seluruh penduduk dalam satu wadah
terpencar di 2.700 penyimpanan data di (Dukcapil, 2020)
berbagai satuan dan instansi. Hal ini membuat Di Kabupaten Belitung Timur yang terdiri
integrasi data menjadi pada tingkatan yang dari 39 desa dan 7 kecamatan serta 25 OPD
sangat untuk segera dilakukan (Florentin hari ini belum melakukan integrasi data.
Vindry, 2021) Berdasarkan pengalaman penulis dan juga
Permasalahan yang terjadi di tingkat angket yang telah disebar, banyak masyarakat
nasional atau pusat sebenarnya merupakan yang bingung saat mereka ke capil
kesalahan lanjutan yang berasal dari tingkatan mendapatkan Kartu Keluarga dan juga Akta
penyelenggaraan pemerintahan di tingkat Kelahiran dan nama yang tertulis di akta dan
lokal. Kenapa hal tersebut bisa dikatakan kartu keluarga berbeda. Misalnya dalam kasus
seperti itu? Tentu kita mengetahui bahwa ini adalah akhiran nama I berubah menjadi y,
pelayanan yang paling dasar terkait dengan itu merupakan contoh kesalahan akibat data
pengumpulan informasi merupakan tugas dari yang tidak terintegrasi. Selanjutnya saat
pemerintahan daerah. Hal ini kemudian berkunjung ke RSUD Belitung Timur dan
setelah dilakukan observasi maka terdapat hendak membuat kartu pasien, maka harus
disintegrasi antara satuan dan Lembaga atau membawa KTP asli atau fotokopi, dan
organisasi pemerintahan daerah. Hal ini masih kemudian petugas akan mengetik ulang ke
terus terjadi hingga hari ini, padahal kartu dalam format pencetakan di sana. Banyak
identitas masyarakat Indonesia hari ini sudah sekali data yang pada akhirnya salah tulis
elektronik, tentu ini sangat aneh saat semua karena lalai dalam membaca, misalnya Risky
elemen hari ini berteriak terkait dengan Ristiandy menjadi Rizki Ristady. Kemudian
revolusi industri 4.0 namun masih salah dalam mencatat nomor induk
memfotokopi kartu tanda penduduk kependudukan yang fatal akibatnya. Tentu ini
(Ristiandy, 2020) merupakan contoh kecil dari masalah teknis
Dari berbagai macam OPD dan instansi yang terjadi akibat data yang tidak saling
penyelenggaraan pemerintahan milik daerah terhubung.
hari ini belum satu pun yang terintegrasi Kebanyakan masyarakat hari ini masih
secara langsung. Adapun Lembaga atau menganggap kesalahan administrasi demikian
instansi yang sudah terhubung secara adalah sebuah hal yang bisa diberikan
langsung adalah Kantor Pelayanan Pajak, pemakluman. Pertanyaannya kemudian
Kantor BPJS, dan Dinas Pendidikan. Namun adalah sampai kapan harus diberikan
data yang didapat dari dinas Pendidikan juga pemakluman? Disintegrasi data yang
merupakan data yang belum lengkap karena menyebabkan data antar OPD di Belitung
bersumber dari dapodik. Usaha pemerintah Timur berjalan sendiri-sendiri tentunya sangat
dalam melakukan integrasi data telah menyusahkan para pengguna layanan atau
dilakukan dan diupayakan melalui undang- masyarakat yang meminta layanan. Salah satu
undang nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu bentuk kesusahan adalah masyarakat harus
Data Indonesia. Kemudian sejak tahun 2020 mengisi lembaran demi lembaran untuk
lalu, kementerian dalam negeri melalui mendaftar ataupun mengurus keperluannya,
direktorat jenderal kependudukan dan padahal data dasar kependudukan sudah

88
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 14, Nomor 2, Juli 2021

terdapat di dalam ktp-elektronik. Tentu diusahakan oleh pemerintah daerah terkait


sangat sia-sia dan mubazir pengadaan e-ktp dengan usaha integrasi dan sinkronisasi data
jika implementasinya harus manual dan tidak di lingkungan Pemerintahan Kabupaten
terintegrasi dengan organisasi pelayanan Belitung Timur, dan yang terakhir adalah
publik. dampak-dampak dari disintegrasi data yang
Merujuk pada (Bentley & Whitten, 2007) telah terjadi dan yang akan terjadi
integrasi data melalui sistem merupakan
sebuah proses membangun suatu kesatuan METODE PENELITIAN
informasi dari beberapa komponen-
komponen perangkat lunak dengan perangkat Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
jaringan yang berbeda. Dalam sebuah dengan pendekatan deskriptif analisis. Teknik
integrasi data, penggabungan manajemen pengumpulan data yang digunakan adalah
konten, gudang data, dan aplikasi lainnya yang studi Pustaka yang dirujuk dari berbagai buku
berkaitan dengan nilai disatukan dan mampu yang memiliki korelasi dengan penelitian serta
diakses secara bersamaan di berbagai lokasi berbagai macam artikel ilmiah baik jurnal
berbeda. Sementara menurut (Kurniawan & maupun prosiding yang terdaftar dan juga
Chazar, 2016) Sistem integrasi merupakan wawancara serta observasi lapangan untuk
sebuah platform teknologi yang melihat langsung bagaimana sebenarnya
memungkinkan organisasi/perusahaan pengelolaan dan juga bentuk layanan publik
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan yang tersedia dan bagaimana olah inovasi
proses bisnis yang dimiliki. yang dilakukan oleh objek penelitian.
Dalam tinjauan pelayanan publik sendiri,
integrasi data kependudukan merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN
sebuah upaya dalam rangka optimalisasi
pelayanan dan menjadikan sebuah layanan Masalah, Tantangan, dan Peluang
bersifat efektif dan efisien sebagaimana Penyelesaian Disintegrasi Data
menjadi salah saut poin dalam pencapaian Kependudukan pada Pelayanan OPD di
praktik electronic government atau Belitung Timur
pemerintahan elektronik. Integrasi data Disintegrasi data di lingkungan organisasi
adalah syarat mutlak, dan tidak ada layanan penyelenggaraan daerah di lingkungan
yang tidak bisa diintegrasikan di era yang Pemerintah Kabupaten Belitung Timur adalah
disrupsi dan pola pelayanan yang sudah pola disintegrasi data yang mana data tidak
berubah dari Old Public Administration terdapat dalam satu wadah yang sama serta
menuju Modern Public Service. Sehingga komponen pembentuk data dan isi data yang
layanan integrasi data merupakan hal penting berbeda. Data yang hadir hari ini di berbagai
dalam sebuah kemajuan pelayanan publik di OPD adalah data yang berasal dari data dasar
era 4.0 (Handiwidjojo & Oetomo, 2009) yang tertera di kartu identitas penduduk.
Dalam memahami konteks integrasi data Sedangkan data lain yang memuat perilaku
dan juga layanan publik, maka setidaknya aktivitas dan juga berbagai hal lainnya yang
terdapat tiga rumusan masalah yang akan menyangkut personal tidak terintegrasi dan
menjadi bagian dari pembahasan artikel ini. hanya dimiliki oleh OPD yang menginput data.
Yang pertama adalah kenapa disintegrasi data Freed menyatakan sebagai berikut:
bisa terjadi di lingkungan pemerintahan If integration is to be studied from a
kabupaten Belitung Timur dan bagaimana biologically fruitful point of view, it must be
bentuk disintegrasi yang terjadi. Selanjutnya based in some formal combination of the
adalah inovasi seperti apa yang telah information in the mean form and the
information in the shape covariances. That
89
Disintegrasi Data Kependudukan Antar Opd Layanan Publik ………. (Risky Ristiandy)

combination is precisely what the No Masalah Dampak Contoh


algorithms in the next section produce. Kasus
(Bookstein, 2015) OPD bersifat pengantar di
Pernyataan bookstein di atas sejatinya
berbeda manual dan Desa ataupun
adalah sebuah temuan bahwa dalam rangka
mengintegrasikan data hendaknya data yang rawan Pengajuan
dimiliki memiliki kombinasi dan bermacam kesalahan administrasi
variasi sehingga memenuhi unsur big data 2 input serta di Badan
atau satu data yang mana data tersebut bisa memperlam Keuangan
dimanfaatkan berbagai bidang. Keterbukaan a waktu Daerah yang
data sendiri merupakan salah satu dari agenda
layanan mana harus
reformasi birokrasi dan juga pengembangan
mengisi data
pelayanan yang berbasis e-government.
Disintegrasi data tentunya menyebabkan secara
beberapa masalah. Masalah yang paling manual di
umum adalah tumpeng tindih data dan juga kertas dan
tumpeng tindih mekanisme pengumpulan kembali
administrasi. Selain hal tersebut, disintegrasi diinput di
data membuat kebingungan bagi masyarakat,
komputer.
yakni masyarakat yang mengurus data di satu
OPD kemudian diminta untuk melengkapi Catatan Keterlambat Korban
data dari OPD lain dan kemudian ternyata rumah an pada kecelakaan
aturan setiap OPD berbeda dan ini sakit dan pertolongan yang hanya
menyebabkan pelayanan menjadi tidak efektif rekam pertama memiliki KTP
dan efisien. Berikut kami uraikan masalah 3 medis dan terlalu dan susah
yang terdapat akibat disintegrasi data dan susah lama untuk
juga respons yang diakibatkan:
didapat mengurus diidentifikasi
Tabel 1 Masalah dan Dampak Disintegrasi saat administrasi kan penyakit
Data Kependudukan terjadi yang pernah
No Masalah Dampak Contoh kecelaka diderita
Kasus an
Data Permasalah Data di Kartu Pengisia Sering Pengisian
tercetak an Keluarga n data terjadi salah data dan
berbeda administrasi yang tidak antar tulis atau formulir
dengan di kemudian sinkron 4 OPD tulisan yang pendaftaran
1 data hari atau dengan data manual susah rumah sakit
yang saat data itu di Akta terbaca, dan juga
diinput hendak Kelahiran salah permohonan
(integras digunakan menggunak pengajuan
i internal an huruf SIM dan juga
OPD) dalam data, permohonan
Data Input data Pembuatan dan pembuatan
antar masih surat-surat perizinan.

90
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 14, Nomor 2, Juli 2021

No Masalah Dampak Contoh Gambar 1 Ilustrasi Pemetaan Data di


Kasus Kabupaten Belitung Timur
unefisien
waktu Data Pajak Data
Sumber: Hasil penelitian penulis tahun 2021 Daerah Kependuduka
Permasalahan di atas merupakan sedikit n
dari contoh permasalahan yang terjadi akibat
tidak adanya integrasi data. Hal tersebut Data Data
ternyata berdampak besar bagi pelayanan Kesehatan Kependudukan
publik itu sendiri. Mulai dari tingkat efisien Desa
dan efisiensi serta tingkat kepuasan
masyarakat dalam menggunakan jasa layanan Data
yang telah diberikan oleh beberapa OPD. Pendidikan Data
Namun sejatinya terdapat masalah yang fatal Sosial
namun sering dianggap sebagai hal yang tidak Data Kantor
tabu lagi dan penuh dengan pemakluman, Arsip
yakni kesalahan penulisan yang pada akhirnya
merusak manfaat data dan juga merugikan Dari gambar 1 di atas, dapat dipahami
masyarakat yang pada akhirnya tersendat bahwa data yang ada hari ini masih bersifat
urusan administrasinya akibat data yang tidak sendiri-sendiri tidak terjadi integrasi data.
sama. Gambar ilustrasi tersebut dapat kita
Disintegrasi data terjadi akibat tidak simpulkan bahwa disintegrasi data yang
adanya kepaduan antar ODP dalam terjadi di Kabupaten Belitung Timur adalah
berinteraksi dan bertukar data serta usaha disintegrasi data pada penyimpanan dan
pemerintah daerah untuk membuat data baku metode cara pengambilan data dari satu
yang terpusat. Usaha reformasi birokrasi yang sumber ke sumber lain. Karena jika disebut
dilakukan oleh pemerintah pusat tampaknya dengan disintegrasi data total adalah data
belum dianggap serius oleh pemerintah yang ada di setiap OPD berdasarkan data
daerah. Hal ini bisa dibuktikan dengan formulir sendiri tanpa melibatkan data dari
bagaimana peta keadaan data di lingkungan KTP, sedangkan di Belitung Timur data baku
birokrasi Pemerintah Daerah Kabupaten kependudukan berdasarkan dari fotokopi
Belitung Timur. Berikut adalah peta Kartu Tanda Penduduk.
disintegrasi data yang terjadi di lingkungan Dari tabel 1dan juga gambar 1 dapat
pemerintah kabupaten Belitung Timur: diambil kesimpulan bahwa data yang diinput
dan diolah secara terpisah dan tidak satu
menyebabkan masalah dan juga membuat
pelayanan pemerintahan menjadi lamban.
Sejatinya data yang terpadu hendaknya bisa
untuk mempersingkat waktu layanan dan
akuritas dari pelayanan publik bisa semakin
tinggi. Hal tersebut sejatinya merupakan
impian masyarakat di mana mereka bisa
merasakan bagus dan cepatnya serta
akuratnya layanan yang disediakan oleh
pemerintah kepada mereka. Berikut adalah

91
Disintegrasi Data Kependudukan Antar Opd Layanan Publik ………. (Risky Ristiandy)

gambar dari penyelenggaraan data terpusat Penyebab dari disintegrasi data sendiri
untuk jalannya pemerintahan: adalah di mana dari pemerintah pusat belum
Gambar 2 Konsep Integrasi Data mampu untuk mengawalinya. Sebagaimana
yang kita ketahui, baru belakangan setelah
DISDUKCAPIL pemerintah Indonesia merdeka selama 76
tahun baru muncul usaha untuk membuat
satu data Indonesia. Namun hal tersebut
DATA
KEPENDUD bersifat terpusat. Lantas bagaimana dengan
UKAN pemerintah daerah? Pemerintah daerah
sendiri sebenarnya bisa dan mampu untuk
melakukan integrasi data. Hal ini bisa saja
melalui Peraturan daerah dan juga inovasi
yang dihasilkan. Akan tetapi sejak 2004
Belitung Timur berlepas diri dari Kabupaten
PUSAT
DATA Belitung, tidak ada usaha kuat untuk
BERSAMA meningkatkan kualitas layanan publik. Hal ini
ditambah dengan semangat dan etos kerja
yang rendah dari para ASN yang bergerak di
bidang tersebut dan urusan politik yang kuat
adalah maslah utama dalam memperkuat
integrasi data.
KEPOLISIAN
DATA
Selanjutnya adalah masalah kerentanan
terhadap data-data sensitif. Kemampuan
pemerintah kabupaten Belitung Timur dalam
KEPOLISIAN mewujudkan integrasi data dinilai masih
menimbulkan dilema berkepanjangan. Hal ini
Data dari gambar 2 di atas telah disebabkan oleh biaya integrasi yang tidak
menggambarkan kepada kita betapa murah serta keamanan data menjadi
bagusnya integrasi data bila bisa diterapkan. tantangan. Pemerintah pusat mungkin dengan
Hal tersebut bisa dibaca bagaimana data sekala nasional masih rawan untuk
kependudukan yang dikelola oleh Dinas menyatukan data, mengingat banyak sekali
Kependudukan dan Catatan Sipil memberikan kebocoran data penduduk yang telah terjadi
input kepada pusat data. Di pusat data juga hari ini bahkan menjadi barang yang
tersimpan berbagai macam data yang diinput diperjualbelikan di situs hitam di internet
dari Lembaga atau OPD lainnya. Hal ini nanti (Labdajaya, 2020) Tentunya, di era 4.0 yang
mampu mempersingkat segala informasi dan mana kemajuan teknologi di bidang internet
analisis yang akan pemerintah lakukan untuk of think, Artificial Inteligent, dan juga
publikasi keadaan masyarakat Belitung Timur. penyimpanan awan harus sesegera mungkin
Sementara itu, jika OPD lain ingin membuat diambil peluangnya oleh pemerintah daerah.
administrasi untuk seorang pemohon, maka Disintegrasi data kependudukan pada layanan
mereka tinggal mengimpor data dari pusat OPD Belitung Timur adalah sebuah masalah,
data untuk dimasukkan ke dalam aplikasi yang sekaligus hambatan. Namun perlu digaris
mana membutuhkan data tersebut. Hal ini bawahi, bahwa maslah dan hambatan ini akan
bisa disebut pula dengan silang data dan silang bisa menghasilkan sebuah hal yang baru dan
pertukaran informasi yang bermanfaat bagi berdampak bagi pemerintahan jika dianggap
pelayanan publik (Ibrahim et al., 2016)

92
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 14, Nomor 2, Juli 2021

juga sebagai tantangan. Tantangan yang harus masih pada posisi kurang baik. Namun tentu
diselesaikan oleh pemerintah daerah. maslah tersebut tidak menjadi alasan.
Konsep dan gambaran terkait bagaimana Kolaborasi antara beberapa kelompok anak
seharunya data bisa diintegrasikan, dan muda yang bergerak pada bidang IT
masalah disintegrasi ini harusnya memberikan mendukung rencana integrasi data oleh
peluang kemudian untuk diintegrasikan bupati terpilih. Indigo, yang merupakan salah
sehingga menjadi data satu kelompok usaha anak muda Belitung
Timur bekerja sama dengan Rukam.id
Inovasi Integrasi Data Layanan Publik di kemudian melakukan eksekusi terhadap
Belitung Timur gagasan yang disampaikan oleh Bupati
Inovasi integrasi data pada layanan publik terpilih. Setelah berbagai macam masukan
menjadi idaman bagi banyak masyarakat dan dan tantangan membangun aplikasi dan web,
penyelenggara layanan sendiri. Integrasi data akhirnya tepat tanggal 10 Juni 2021 aplikasi
selain mampu untuk meringankan kerja juga dan layanan yang Bernama Lawang Beltim
akan berdampak pada kecepatan dan kemudian resmi diluncurkan.
keakuratan layanan. Akan tetapi, layanan yang Peluncuran lawang Beltim sendiri
berbentuk integrasi data juga membutuhkan merupakan sebuah terobosan baru dan
biaya yang besar dalam pembangunan dan pertama di lingkungan kabupaten belitung
pengembangan program. Tentu hal ini tidak timur. Hal ini tentunya menambah harapan
akan berjalan mulus, karena keuangan daerah dari para pemangku jabatan dan juga
tergantung bagaimana keadaan anggaran masyarakat untuk bisa memberikan dan
yang tersedia. menerima akses informasi yang baik. Konsep
Program integrasi sejatinya telah dimulai dari pembangunan lawang Beltim sendiri
dan dilakukan oleh pusat melalui kementerian adalah bagaimana data yang terdapat di
dalam negeri dan beberapa kementerian lain lawang Beltim dan juga berasal dari instansi-
seperti Kementerian Pendidikan, Kementerian instansi terkait bisa diakses secara terbuka.
Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Karena mengingat Lawang Beltim merupakan
Hukum dan HAM, dan beberapa kementerian pilot project dari smart city Belitung Timur.
lainnya. Pembangunan i-POP menjadi Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah
terobosan baru pemerintah pusat dalam dengan kelompok pemuda yang menaungi
masalah integrasi data. Hal ini sudah bidang IT, maka pembuatan dan
selayaknya kemudian diturunkan dan pengembangan Lawang Beltim tidak
dilakukan juga oleh pemerintah daerah, memerlukan biaya sedikit pun. Hal ini
mengingat pelayanan di tingkat sebagaimana dikutip dari harian Pos Belitung
kabupaten/kota menjadi tingkat pelayanan (Bimantoro, 2021)
paling dasar dan bersentuhan langsung Menjadi awalan yang baik dalam rangka
dengan masyarakat itu sendiri. melakukan inovasi pelayanan publik menjadi
Sejak terpilihnya Bupati Burhanudin, suatu hal yang patut diapresiasi. Akan tetapi,
harapan dan keinginan beliau terkait dengan aplikasi tersebut ternyata belum mampu
bagaimana Belitung Timur mempunyai menyediakan informasi yang tersinkronasi
layanan yang terintegrasi antar OPD dan juga selama dua puluh empat jam dan terintegrasi
kalangan masyarakat menjadi keinginan dengan instansi lain dengan sistem kebutuhan
beliau yang paling kuat. Namun tentu dalam data. Hal ini sangat disayangkan, bagaimana
hal ini kembali keinginan tersebut seharunya konsep keteraksesan data juga
berbenturan dengan biaya yang tidak ter diiringi dengan semangat integrasi data. Hal
anggarkan sebelumnya, dan juga mengingat ini seharusnya yang menjadi poin dari
bagaimana keadaan keuangan Beltim yang
93
Disintegrasi Data Kependudukan Antar Opd Layanan Publik ………. (Risky Ristiandy)

pengembangan suatu program atau aplikasi. Gambar 4 Global consumption of paper and
Integrasi data adalah barang mahal, namun cardboard 2007 to 2018 (Verband Deutscher
tentu saat sudah dibangun maka ini akan Papierfabriken, 2008)
menghemat segala biaya yang banyak
dikeluarkan sebelumnya (Kimbal, 2019)
Pada akhirnya, pembangunan dan inovasi
di Belitung Timur terkait integrasi data masih
belum sapai pada tujuan akhirnya, yakni
integrasi. Merupakan sebuah barang mahal
dan rumit tampaknya, dan atau memang
sengaja senantiasa dilakukan demikian agar
perlakuan data secara konvensional dengan
mencetak dan memfotokopi adalah pilihan
akhir. Hal ini tentunya bukan sebuah alasan
yang mustahil, mengingat bisnis kertas, tinta,
dan fotokopi merupakan salah satu bisnis
yang menguntungkan. Tentunya kertas dan
tinta adalah dua hal yang tidak bisa kita
pisahkan kaitannya dengan kantor dan data. Dua data di atas yang dikutip berdasarkan
Gambar 3 Consumption of paper and hasil penelitian dari Verband Deutscher
paperboard in selected countries worldwide Papierfabriken tahun 2018 menyajikan
in 2018(Verband Deutscher Papierfabriken, kepada kita bahwa walaupun sudah memasuki
2018) era digital 4.0, sistem yang masih terus
dipertahankan oleh hampir seluruh negara di
dunia masih konvensional yakni menggunakan
kertas. Bahkan dari tahun ke tahun
penggunaan kertas semakin meningkat. Hal ini
tentunya sangat bias terhadap digitalisasi
segala aspek kehidupan manusia. Karena di
era revolusi industri 4.0 yang seharusnya
semua kegiatan mulai dilakukan efisiensi
ketergantungan terhadap kertas, namun
faktanya industri kertas masih menjadi
primadona.
Penting bagi kita untuk melihat bahwa
secanggih apa pun Amerika serikat dalam
dunia jaringan dan layanan publik serta data
yang mereka miliki, pada faktanya kebutuhan
akan kertas di sana menempati urutan ke dua
di dunia sebagai konsumen kertas terbanyak.
Sedangkan Indonesia menempati urutan ke 11
dengan konsumsi kertas pada tahun 2018
sebanyak 8.224 metrik ton. Hal ini masih
menjadi dilema besar bagi para pemangku
kepentingan, bagaimana melakukan
digitalisasi dan menghadapi dampaknya

94
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 14, Nomor 2, Juli 2021

seperti kebutuhan kertas dan lapangan Belitung Timur belum bisa mengintegrasikan
pekerjaan. Namun sekali lagi, ini merupakan data secara baik.
sebuah tantangan bagaimana sikap kita dalam Disintegrasi data juga diperparah dengan
mengambil risiko terkait penerapan belum tersedianya card reader untuk
digitalisasi untuk mengintegrasikan data membaca KTP elektronik oleh OPD layanan
tanpa menggunakan kertas dan risiko dari publik di Belitung Timur. Hal ini jelas
para pekerja di sektor pabrik kertas dan memperburuk keadaan untuk maju.
pedagang kertas. Masyarakat masih harus memfotokopi KTP
Inisiasi terkait dengan inovasi aplikasi elektrik mereka dalam setiap kali mengurus
Lawang Beltim menjadi gagasan dan administrasi di lingkungan pemerintahan
terobosan baru dalam rangka menciptakan kabupaten belitung timur. Dari penelitian
atmosfer pelayanan birokrasi yang lebih maju. yang telah dilakukan, kemudian terdapat
Dengan adanya permulaan melalui Lawang sebuah temuan baru, yakni integrasi data
Beltim, di era yang sudah semakin maju dalam sebenarnya bisa dilakukan oleh pemerintahan
segala hal terutama masalah data dan daerah. Hal ini sehubungan dengan
informasi maka tidaklah kiranya berhasilnya pemerintahan daerah dalam
pengintegrasian data di Belitung Timur bisa membangun aplikasi Lawang Beltim dalam
dilakukan secepat mungkin dengan biaya nol rangka sumber informasi dan data terbuka
rupiah. Hal tersebut telah dibuktikan oleh bagi masyarakat Beltim tanpa mengeluarkan
pemerintah dengan cara kolaborasi. Tentu, anggaran satu rupiah pun. Hal ini juga bisa
bila diaplikasikan pada program integrasi data diaplikasikan dalam rencana pembangunan
tidak mungkin hal serupa seperti pengadaan pembuatan integrasi data di lingkungan
Lawang Beltim bisa menjadi lanjutan dan pemerintahan kabupaten Belitung Timur
kolaborasi yang baik ke depan untuk dalam rangka memberikan efisiensi dan
kepentingan masyarakat Belitung Timur. efektivitas dalam setiap layanan publik.
Di balik usaha pemerintah untuk
KESIMPULAN mendigitalisasikan layanan publik hambatan
Disintegrasi data yang terjadi selama terjadi karena faktor anggaran dan juga
bertahun-tahun di Republik Indonesia dampak dari digitalisasi sendiri. Seperti yang
terkhusus untuk Kabupaten Belitung Timur telah dijelaskan oleh (Ristiandy, 2020), bahwa
merupakan persoalan birokrasi yang tak kemajuan teknologi tentu akan berdampak
kunjung selesai. Usaha dari pemerintah pusat pada perilaku hidup dan juga ketersediaan
dalam rangka mengintegrasikan data sudah lapangan pekerjaan. Hal ini sangat erat kaitan
mulai dilakukan dengan pembangunan dengan integrasi data kependudukan, di mana
aplikasi Bernama i-POP. Hal tersebut dalam setiap kali pengurusan data,
mendorong untuk data secara nasional saling masyarakat tidak perlu membawa fotokopi
terhubung. Integrasi data yang ada dan segala berkas yang banyak dan harus
seharusnya tidak hanya terjadi pada tingkat mengisi formulir berlembar-lembar. Hal ini
pusat, melainkan juga di tingkat daerah. akan memberikan pengalaman yang nyaman
Interaksi data yang lebih sering terjadi adalah dan waktu yang ringkas oleh masyarakat dan
antara masyarakat dengan pemerintah daerah juga tingkat efisien dan efektivitas dari
yakni kabupaten/kota. Kebijakan yang lamban penyelenggara layanan.
dari pemerintah pusat dan terkait dengan
regulasi menjadikan data kependudukan di
lingkungan OPD layanan publik Kabupaten

95
Disintegrasi Data Kependudukan Antar Opd Layanan Publik ………. (Risky Ristiandy)

DAFTAR PUSTAKA KELOLA SEKTOR PROPERTI: KUNCI


KEMAJUAN BISNIS PROPERTI DI
Bentley, L. D., & Whitten, J. L. (2007). Systems SINGAPURA [Universsitas Airlangga].
Anaysis and Design for the Global http://repository.unair.ac.id/82030/
Enterprise (Seventh Ed). McGraw-Hill Kurniawan, A. P., & Chazar, C. (2016).
Companies. Perencanaan Cetak Biru Sistem Informasi
Bimantoro, B. (2021). Resmikan Aplikasi Terintegrasi Berbasis E2AF Dan
Lawang, Burhanudin Sebut Anggaran Nol Metodologi EAP. Jurnal Informasi, 8(1),
Rupiah, Kerjasama dengan Anak Muda 47–59.
Kreatif. Posbelitung.Co. Labdajaya, I. P. B. (2020). TINJAUAN ATAS
https://belitung.tribunnews.com/2021/ PELAKSANAAN KERJASAMA
06/10/resmikan-aplikasi-lawang- PENGELOLAAN DATA KEPENDUDUKAN
burhanudin-sebut-anggaran-nol-rupiah- TERHADAP PERLINDUNGAN DATA
kerjasama-dengan-anak-muda-kreatif PRIBADI I. Jurnal Kertha Negara, 8(10),
Bookstein, F. L. (2015). Integration, 16–38.
Disintegration, and Self-Similarity: Ristiandy, R. (2020). Bureaucratic Disrupsion
Characterizing the Scales of Shape and Threats of Unemployment in the
Variation in Landmark Data. Evolutionary Indsutri 4.0 Revolution. Journal of Local
Biology, 42(4), 395–426. Government Issues, 3(1), 86–97.
https://doi.org/10.1007/s11692-015- https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.109
9317-8 23
Dukcapil. (2020). Mendagri: i-POP Pelopor Verband Deutscher Papierfabriken. (2008).
Integrasi Data Menuju Satu Data Global consumption of paper and
Nasional. Dukcapil.Kemendagri.Go.Id. cardboard 2007 to 2018.
https://dukcapil.kemendagri.go.id/berit https://www.statista.com/statistics/270
a/baca/540/mendagri-i-pop-pelopor- 319/consumption-of-paper-and-
integrasi-data-menuju-satu-data- cardboard-since-2006/
nasional Verband Deutscher Papierfabriken. (2018).
Florentin Vindry. (2021). Ikhtiar Menyatukan Consumption of paper and paperboard in
2.700 Pusat Data. Koran Tempo, 7. selected countries worldwide in 2018.
https://koran.tempo.co/read/ekonomi- https://www.statista.com/statistics/240
dan-bisnis/465201/ikhtiar-menyatukan- 565/consumption-volume-of-paper-and-
2-700-pusat-data paperboard-in-selected-countries/
Handiwidjojo, W., & Oetomo, B. S. D. (2009).
Integrasi Basis ata Syarat Mutlak
Pembangunan Sistem Infomrasi E-
Goverment. In Seminar Nasional
Informatika 2009 UPN “Veteran”
Yogyakarta. Jurusan Teknik Informatika.
Ibrahim, A., Rifai, A., & Oktarina, L. (2016).
Rancang Bangun Aplikasi Pencatatan
Data Kependudukan Kelurahan Pahlawan
Berbasis Web. Jurnal Sistem Informasi,
8(1), 947–957.
Kimbal, D. R. (2019). INTEGRASI KEBIJAKAN
DAN KELEMBAGAAN DALAM TATA

96

You might also like