Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No.

1, Januari 2018

KANDUNGAN ANTIOKSIDAN PADA RUMPUT LAUT


Eucheuma spinosum YANG DIEKSTRAK
DENGAN METANOL DAN ETANOL
Alindra Podungge 1 , Lena J. Damongilala 2 , Hanny W. Mewengkang 2
1)
Mahasiswa pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK Unsrat Manado
2)
Staf pengajar pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK Unsrat Manado
Email: alindrainda_podungge@yahoo.com

ABSTRACT
Seaweed or algae known as seaweed is the largest part of the marine plant. Seaweed is a low -
level plant that does not have differences in skeletal arrangement such as true root, stem, and leaf and is
better known as thallus plant. The purpose of this study was to determine the phytochemical content of
Eucheuma spinosum seaweed and Eucheuma denticulatum seaweed antioxidant activity through DPPH
(1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) test. The result of E. spinosum seaweed extract sample was obtained
from the initial weight difference of 1,500 gr seaweed. Then the evaporator get the result of each that is
Methanol 50%=23.75 gr, methanol 95%=17.71 gr, ethanol 50%= 27.67 gr, 95% ethanol=18.51 gr. After
obtaining the initial weight and weight result after evaporation, the calculation of yield and yield
methanol 50%=1.6%, methanol 95%=1.2%, ethanol 50%=1.8% and ethanol 95%=1.2%. The antioxidant
activity on seaweed E. spinosum uses 2 types of solvents ie methanol and ethanol at concentrations of
50% and 95% each with IC 50, methanol 50%=223.305, methanol 95%=238.128, ethanol 50%=113.882,
ethanol 95%=97.522. Phytochemical test results of seaweed extract E. spinosum with methanol solvent
and ethanol. At concentrations of 50% and 95% ethanol produce (+) or color formation in th e alkaloid
compounds, steroids, polyphenols and flavonoids. While the concentration of methanol 50% yields (+)
on alkaloid compound group, steroid, saponin, polyphenol, flavonoid and at 95% concentration yield (+)
from six groups of tested compounds ie alkaloids, steroids, saponins, terpenoids, polyphenols and
flavonoids.

Keyword: Antioxidant, Seaweed, Eucheuma spinosum, Methanol, Ethanol.

ABSTRAK
Rumput laut atau algae dikenal dengan nama seaweed merupakan bagian terbesar dari tanaman
laut. Rumput laut adalah tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka
seperti akar, batang, dan daun yang sejati dan lebih dikenal dengan nama tumbuhan talus. Tujuan
Penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan fitokimia pada rumput laut Eucheuma spinosum dan
aktivitas antioksidan rumput laut Eucheuma denticulatum melalui uji DPPH (1,1-diphenyl-2-
picrylhidrazyl). Hasil sampel ekstrak rumput laut E. spinosum diperoleh dari selisih berat awal rumput
laut 1.500 gr. Kemudian dilakukan evaporasi mendapatkan hasil masing-masing yaitu Metanol
50%=23,75 gr, metanol 95%=17,71 gr, etanol 50%=27,67 gr, etanol 95%=18,51 gr. Setelah mendapat
hasil berat awal dan hasil berat setelah dievaporasi dilakukan perhitungan rendemen dan menghasilkan
berat metanol 50%=1,6%, metanol 95%=1,2%, etanol 50%=1,8% dan etanol 95%=1,2%. Aktivitas
antioksidan pada rumput laut E. spinosum menggunakan 2 jenis pelarut yaitu metanol dan etanol pada
konsentrasi masing-masing 50% dan 95% ditandai dengan nilai IC 50, metanol 50%=223,305, metanol
95%=238,128, etanol 50%=113,882 dan etanol 95%=97,522. Hasil uji fitokimia ekstrak rumput laut E.
spinosum dengan pelarut metanol dan etanol. Pada konsentrasi etanol 50% dan 95% menghasilkan (+)
atau terbentuknya warna pada golongan senyawa alkaloid, steroid, polifenol dan flavonoid. Sedangkan
pada konsentrasi metanol 50% menghasilkan (+) pada golongan senyawa alkaloid, steroid, saponin,
polifenol, flavonoid dan pada konsentrasi 95% menghasilkan (+) dari keenam golongan senyawa yang di
uji yaitu alkaloid, steroid, saponin, terpenoid, polifenol dan flavonoid.

Kata Kunci: Antioksidan, Rumput laut, Eucheuma spinosum, Metanol, Etanol.

PENDAHULUAN susunan kerangka seperti akar, batang dan daun


yang sejati dan lebih dikenal dengan nama
Rumput laut atau algae dikenal dengan
tumbuhan talus (Berhimpon, 2001). Masyarakat
nama seaweed merupakan bagian terbesar dari
menggunakan rumput laut hanya sebagai sayur-
tanaman laut. Rumput laut adalah tanaman
an dan bahan yang tidak berbahaya untuk dima-
tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan
kan. Dengan berjalannya waktu, pengetahuan

1
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No. 1, Januari 2018

tentang rumput laut pun semakin berkembang. Penelitian ini sudah dilakukan di Labo-
Orang semakin tahu apa yang terkandung dalam ratorium Teknologi Penanganan dan Pengo-
rumput laut (Indriani dan Sumarsih 1999). Kan- lahan Hasil Perikanan dan Laboratorium Pe-
dungan utama rumput laut segar adalah air yang ngendalian Mutu Hasil Perikanan, Fakultas Pe-
mencapai 80–90%, sedangkan kadar protein dan rikanan dan Ilmu Kelautan untuk pemisahan se-
lemaknya sangat kecil. Walaupun kadar lemak nyawa antioksidan yaitu ekstraksi dan maserasi,
rumput laut sangat rendah, susunan asam le- kemudian diuji lanjut Fitokimia dan Kandungan
maknya sangat penting bagi kesehatan. Lemak antioksidan metode DDPH (1,1-Diphenyl-2-
rumput laut mengandung asam lemak omega-3 picryhydrazyl) di Laboratorium FMIPA Univer-
dan omega-6 dalam jumlah yang cukup tinggi. sitas Sam Ratulangi Manado.
Kedua asam lemak ini merupakan asam lemak
yang penting bagi tubuh, terutama sebagai pem- Bahan dan Alat Penelitian
bentuk membran jaringan otak, syaraf, retina Bahan baku E. spinosum, akuades,
mata, plasma darah dan organ reproduksi. Sera- etanol (C2 H5OH), methanol pa (CH 3 OH), n-
tus (100) gram rumput laut kering mengandung heksan, DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryhydrazyl),
asam lemak omega-3 berkisar 128–1.629µg dan HCl, FeC 13, Mg, kloroform, mayer, wagner,
asam lemak omega-6 berkisar 188–1.704µg dragondorfft, Asam Asetat Glasial, H 2SO4.
(Winarno,1990). Peralatan yang digunakan dalam
Manfaat lain dari rumput laut yaitu se- penelitian: jergen penampung, toples perendam,
bagai sumber antioksidan alami, antioksidan pompa, kertas saring, aluminium foil, tissue
berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua ya- dapur, pisau, gunting, loyang, botol bertutup
itu antioksidan alami dan antioksidan sintesis. untuk maserasi, rotary vacuum evaporator,
Antioksidan sintesis telah banyak digunakan, timbangan digital, freeze dryer, cabinet dryer,
namun penggunaan dalam jumlah berlebihan spectrophotometer UV, lampu UV, autoclave,
dapat menimbulkan efek samping (Cahyadi, sentrifuge, peralatan gelas, vacuum, tabung
2006). reaksi, gelas ukur, pipet tetes dan pipit mikro.
Antioksidan primer yaitu sebagai anti-
oksidan utama pemberi atom hidrogen (AH), Proses Ekstraksi
karena senyawa ini memberikan atom hidrogen Langkah-langkah ekstraksi sampel yang
secara cepat ke senyawa radikal, dimana radikal dilakukan adalah sebagai berikut:
yang terbentuk menghasilkan derivat lipida dan a. Rumput laut E. spinosum segar dicuci
radikal antioksidan (A*). Peranannya sebagai bersih dan ditiriskan.
donor atom hidrogen pada radikal bebas lemak b. E. spinosum dipotong-potong kecil dan
untuk membentuk kembali molekul lemak. ditimbang sebanyak 500 gr, lalu dimasuk-
Dengan demikian jika antioksidan diberikan kan ke dalam masing-masing toples, kemu-
mencegah pembentukan radikal baru, maka dian ditambahkan pelarut metanol dan eta-
akan menghambat proses autooksidasi nol di setiap toples dengan perbandingan
(Dewanti, 2006; Eitenmiller, 2008). 1:1 (w/v).
Antioksidan sekunder disebut juga anti- c. Maserasi selama 3x24 jam pada suhu.
oksidan non enzimatis atau eksogenus yaitu ke- d. Hasil maserasi kemudian disaring dengan
lompok senyawa yang berperan dalam system kertas saring Whatman no. 42 sehingga di-
pertahanan preventif. Antioksidan ini dapat hasilkan filtrat dan residu. Filtrat disimpan
mengkelat logam prooksidan dan mendeaktifa- untuk perlakuan selanjutnya.
sinya. Pengkelatan terjadi dalam sistem cairan e. Filtrat dievaporasi dengan Vakuum rotary
ekstraseluler. Antioksidan sekunder disebut ju- evaporator pada suhu 40C hingga diper-
ga antioksidan non enzimatis atau eksogenus oleh ekstrak kental.
yaitu kelompok senyawa yang berperan dalam f. Ekstrak kental yang diperoleh dihitung per-
sistem pertahanan preventif. Antioksidan ini da- sentase rendemen dan selajutnya dilakukan
pat mengkelat logam prooksidan dan mendeak- uji fitokimia dan uji aktivitas antioksidan
tifasinya. Pengkelatan terjadi dalam sistem dengan metode DPPH.
cairan ekstraseluler.
Analisis Data
METODOLOGI PENELITIAN Hasil pengamatan laboratorium dilaku-
kan 2 cara yaitu pengamatan yang bersifat kua-
Waktu dan Tempat Penelitian

2
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No. 1, Januari 2018

litatif dan kuantitaf. Pengamatan yang bersifat Lapisan kloroform ditambahkan 10 tetes
kualitatif yaitu uji fitokimia yang disajikan asam sulfat pekat (H 2SO4) dan dikocok
dalam bentuk tabel sedangkan kuantitatif data perlahan, dibiarkan sampai terbentuk
yang diperoleh dari nilai absorbansi untuk uji lapisan asam. Lapisan asam (bagian di
aktivitas antioksidan selanjutnya dilakukan per- bawah cincin bening yang berbentuk dari
hitungan dengan nilai rata-rata dengan menggu- penambahan asam sulfat) diambil dan
nakan rumus persen hambatan radikal bebas, la- ditambah satu tetes pereaksi Meyer. Reaksi
lu menggunakan persamaan regresi, yang hasil- positif ditandai dengan kabut putih.
nya disajikan dalam bentuk tabel dan kurva. d. Uji senyawa steroid dan triterpenoid
Lapisan kloroform dari tahap preparasi di-
Parameter Yang Diuji ambil dan dimasukkan ke pipet Pasteur ya-
Parameter yang diuji adalah menghitung ng didalamnya sudah ada arang. Filtrat yang
rendemen, Pengujian aktivitas antioksidan sudah keluar dari pipet Pasteur dimasukkan
metode DPPH dan Uji Fitokimia. ke dalam 3 buah lubang pada plat tetes di-
tambahkan satu tetes asam asetat anhidrat
Rendemen (AOAC 1995) ((CH 3 CO)2O) dan satu tetes asam sulfat
Rendemen diperoleh dari perbandingan pekat (H 2SO4). Sampel positif mengandung
berat kering gelatin yang dihasilkan dengan senyawa steroid ditunjukkan dengan warna
berat bahan segar yang digunakan. Pada bahan biru sampai ungu sedangkan sampel positif
pangan, semakin tinggi nilai rendemen yang mengandung senyawa triterpenoid jika
dihasilkan maka semakin ekonomis bahan ditunjukkan dengan warna merah.
pangan. Besarnya rendemen dapat diperoleh e. Uji senyawa fenolik
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Lapisan air dari tahap preparasi di atas
diambil dan dimasukkan ke dalam plat tetes.
Kemudian ferri klorida pada tiap plat tetes
yang telah diberi sampel. Adanya senyawa
Uji Kandungan Fitokimia (Suzery dan fenolik ditandai dengan terbentuknya warna
Kusrini, 2004) biru atau ungu.
Ekstrak dilarutkan dalam 5 ml etanol. 1
ml tiap ekstrak ditambah 5 ml dicampur kloro- Uji DPPH (Banerjee dkk., 2005)
form dan air suling (1:1) lalu dikocok dan larut- Sampel ekstrak dengan berbagai kon-
an dibiarkan beberapa saat (±5 menit). Lapisan sentrasi (50, 100, 150, 200, 250, 300, 350 dan
kloroform di bagian bawah digunakan untuk 400 ppm) diambil sebanyak 3 ml dimasukkan
pemeriksaan senyawa steroid dan triterpenoid ke dalam tabung reaksi yang sudah dibungkus
sedangkan lapisan air untuk pemeriksaan se- alumunium foil kemudian ditambahkan 1 ml
nyawa flavonoid dan saponin. larutan DPPH 0,004%. Larutan dikocok sampai
a. Uji senyawa flavonoid homogen dan dibiarkan selama 30 menit dalam
Lapisan air (±2 ml) dari tahap preparasi di suhu ruang.
atas diambil dan dimasukkan ke dalam Absorbansinya diukur pada panjang
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1–2 gelombang 517nm menggunakan spektrofoto-
butir logam magnesium dan 3 tetes asam meter UV-Visible. Nilai persentase inhibisi
klorida pekat (HCl). Sampel positif (penghambatan) yang diwakili oleh nilai C 50
mengandung flavonoid jika terbentuk warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:
orange hingga merah.
b. Uji senyawa saponin
Lapisan air (±2 ml) dari tahap preparasi di
atas diambil dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian larutan dikocok HASIL DAN PEMBAHASAN
kuat-kuat. Sampel positif mengandung Rendemen Ekstrak Rumput Laut Eucheuma
senyawa saponin apabila terbentuk busa spinosum
yang permanen yang tidak hilang dalam Nilai rendemen ekstrak rumput laut E.
waktu 15 menit. spinosum dengan 2 jenis pelarut yaitu metanol
c. Uji senyawa alkaloid dan etanol dengan konsentrasi masing-masing
yaitu 50% dan 95%. Data hasil penelitian me-

3
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No. 1, Januari 2018

nunjukkan bahwa konsentrasi pelarut etanol dan gi pada ekstrak yang menggunakan pelarut
metanol 50% mampu menghasilkan rendemen etanol.
ekstrak E. spinosum tertinggi dibandingkan de- Tabel 2. Aktivitas Antioksidan Penghambatan
ngan konsentrasi pelarut etanol dan metanol Radikal Bebas.
95%. Hasil rendemen ekstrak E. spinosum dapat Sampel (%) Konsentrasi (ppm) IC50
dilihat pada tabel 1. Metanol 50 50, 100, 150, 200, 250 223,305
Metanol 95 50, 100, 150, 200, 250 238,128
Tabel 1. Hasil Rendemen dari Masing-Masing Etanol 50 50, 100, 150, 200, 250 113,882
Sampel Eucheuma spinosum. Etanol 95 50, 100, 150, 200, 250 97,522
Warna Rendemen (%)
Ekstrak
(Ekstrak Pekat) Ekstrak
Metanol 50% Merah Muda 1,6 %
Menurut Damongilala (2014) hasil
Metanol 95% Hijau 1,2 % analisis data penghambatan radikal bebas DPPH
Etanol 50% Merah Muda 1,8% menunjukkan bahwa pada semua kondisi sam-
Etanol 95% Hijau 1,2 % pel Eucheuma sp terdapat perbedaan nilai
DPPH (p<0,05) pada konsentrasi pelarut me-
Hasil sampel ekstrak E. spinosum diper- tanol. E. spinosum segar memiliki nilai DPPH
oleh dari selisih berat awal rumput laut 1.500gr. tertinggi diantara ke empat sampel yaitu E.
Kemudian dilakukan evaporasi mendapatkan spinosum segar, kering dan E. cottoni segar, ke-
hasil masing-masing yaitu Metanol 50%=23,75 ring pada kondisi sampel, yaitu sebesar 75,27
gr, metanol 95%=17,71gr, etanol 50%=27,67 ±0,29% pada konsentrasi pelarut metanol 60%
gr, etanol 95%=18,51gr. Setelah mendapat hasil menunjukkan bahwa kemampuan menangkal ra-
berat awal dan hasil berat setelah dievaporasi dikal DPPH dipengaruhi oleh besarnya konsen-
dilakukan perhitungan rendemen dan mengha- trasi ekstrak.
silkan berat metanol 50%=1,6%, metanol 95%=
1,2%, etanol 50%=1,8% dan etanol 95%=1,2%. Uji Fitokimia Ekstrak Rumput Laut
Kasminah (2016) nilai rendemen eks- Hasil penelitian terhadap uji fitokimia
trak Halymenia durvillaei dengan berbagai pe- ekstrak E. spinosum dengan pelarut etanol dan
larut, terdapat tiga jenis pelarut yaitu etanol, metanol pada konsentrasi masing-masing 50
etil asetat dan n-heksan. Pelarut etanol mampu dan 95%, menunjukkan keberadaan komponen
menghasilkan rendemen ekstrak H. durvillaei senyawa yang terkandung.
tertinggi dibandingkan dengan pelarut etil
Tabel 3. Uji Fitokimia Senyawa Aktif Pada Eks-
asetat dan n-heksan. Hasil rendemen ekstrak H.
trak Alga Merah Eucheuma spinosum.
durvillaei pelarut etanol =0,4142%, pelarut etil Jenis Ekstrak
asetat=0,1085%, dan n-heksan=0,0208%. Hasil Golongan
Metanol Metanol Etanol Etanol
Senyawa
rendemen ekstrak H. durvillaei diperoleh dari 50% 95% 50% 95%
selisih berat ekstrak dengan berat simplisia H. Alkoloid + + + +
durvillaei. Berat simplisia awal rumput laut H. Steroid + + + +
Saponin + + _ _
durvillaei adalah 200 gr. Terpenoid _ + _ _
Polifenol + + + +
Aktivitas Antioksidan Rumput Laut Flavonoid + + + +
Eucheuma spinosum Ket.: + = Mengandung golongan senyawa.
= Tidak mengandung senyawa.
Aktivitas antioksidan dari E. spinosum
menggunakan dua jenis pelarut yaitu metanol Hasil uji fitokimia ekstrak E. spinosum
dan etanol ditandai dengan nilai IC 50. Nilai IC 50 dengan pelarut metanol dan etanol. Pada kon-
menunjukkan besarnya aktivitas antioksidan da- sentrasi etanol 50% dan 95% menghasilkan (+)
lam konsentrasi larutan sampel untuk meng- atau terbentuknya warna pada golongan senya-
hambat 50% radikal bebas DPPH. Hasil pengu- wa alkaloid, steroid, polifenol, flavonoid. Se-
jian aktivitas antioksidan dengan DPPH yang dangkan pada konsentrasi metanol 50% meng-
memiliki IC 50 dari aktivitas antioksidan ter- hasilkan (+) pada golongan senyawa alkaloid,
kecil, berarti memiliki aktivitas antioksidan be- steroid, saponin, polifenol, flavonoid dan pada
sar. Hasil IC 50 dapat dilihat pada tabel 2. konsentrasi 95% menghasilkan (+) dari keenam
Data hasil uji aktivitas antioksidan golongan senyawa yang diuji yaitu alkaloid,
ekstrak rumput laut segar yang menggunakan steroid, saponin, terpenoid, polifenol,
pelarut metanol dan etanol dengan konsentrasi flavonoid.
masing-masing menghasilkan Nilai IC 50 terting-

4
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 6, No. 1, Januari 2018

Hasil uji fitokimia diskrining dan dida- Saran


patkan tanin, terpenoid, steroid dan alkaloid pa- Diharapkan agar dapat dilakukan peneli-
da ekstrak sampel seaweed Ulva fasciata dan tian selanjutnya tentang kandungan antioksidan
Chaetomorpha antennina. Pada alga hijau U. pada rumput laut Eucheuma spinosum segar dan
reticulate Forskal menunjukkan adanya golong- kering dengan konsentrasi 50% dan 95% yang
an senyawa triterpenoid dalam ekstraknya yang di ekstrak dengan pelarut metanol, etanol dan
ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu- alkohol.
merah pada sediaan setelah ditambahkan perea-
ksi Lieberman Bouchard (Tamat dkk., 2007). DAFTAR PUSTAKA
AOAC.1995. Offical Methods of Analysis of The
KESIMPULAN DAN SARAN Association of Offical Analytical Chemists.
Washington.
Kesimpulan
Banerjee, A., N. Dasgupta and B. De. 2005. In Vitro
1. Hasil sampel ekstrak rumput laut Eucheuma Study Of Antioxidant Activity of syzigium Cumini
spinosum diperoleh dari selisih berat awal Fruit. Journal Food Chemistry 90.727-733.
rumput laut 1.500gr. Kemudian dilakukan Berhimpon, S. 2001. Industri pangan hasil bernilai tinggi
evaporasi mendapatkan hasil masing-ma- (Valuable Commodities) salah satu unggulan
sing yaitu Metanol 50%=23,75 gr, metanol agroindustri Sulawesi Utara. Makalah yang
95%=17,71gr, etanol 50%=27,67 gr, etanol dipresentasikan pada seminar Perhimpunan Ahli
Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Manado, 25
95%=18,51 gr. Setelah mendapat hasil berat Januari 2001.
awal dan hasil berat setelah dievaporasi di- Cahyadi. W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan
lakukan perhitungan rendemen dan mengha- Tambahan Pangan. Bumi Aksara.
silkan berat metanol 50%=1,6%, metanol Damongilala. J. L, 2014. Karakteristik Senyawa
95%=1,2%, etanol 50%=1,8% dan etanol Antioksidan Alga Eucheuma Cotonii dan Eucheuma
95%=1,2%. spinosum Dari Perairan Pulau Nain Sulawesi Utara.
2. Aktivitas antioksidan pada rumput laut Eu- Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang.
[Disertasi]. Malang
cheuma spinosum menggunakan 2 jenis pe-
Dewanti, Tri., 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada
larut yaitu metanol dan etanol pada konsen- Produk Pangan. Jakarta. Gramedia Pustaka.
trasi masing-masing 50% dan 95% ditandai
Indriani, H. dan Sumarsih, E. 1999. Budidaya Pengolahan
dengan nilai IC 50, metanol 50%=223,305, dan Pemasaran Rumput Laut. PT. Penebar Swadaya.
metanol 95%=238,128, etanol 50%= Jakarta.
113,882 dan etanol 95%=97,522. Kasminah. 2016. Aktivitas Rumput Laut Halymenia
3. Hasil uji fitokimia ekstrak rumput laut durvillaei Dengan Pelarut Non Polar, Semi Polar Dan
Eucheuma spinosum dengan pelarut metanol Polar. Universitas Airlangga Surabaya.
dan etanol. Pada konsentrasi etanol 50% Suzery, M. dan D, Kusrini. 2004. Buku Ajar Pemisahan
dan 95% menghasilkan (+) atau terbentuk- dan Analisis Bahan Alam. FMIPA, UNDIP,
Semarang, 131 hlm.
nya warna pada golongan senyawa alkaloid,
Tamat, S. R., T. Wikanta dan L. S. Maulina. 2007.
steroid, polifenol, flavonoid. Sedangkan pa- Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Senyawa
da konsentrasi metanol 50% menghasilkan Bioaktif dari Ekstrak Rumput Laut Hijau Ulva
(+) pada golongan senyawa alkaloid, ste- reticulata Forsskal. Jurnal Ilmu Kefarmasian
roid, saponin, polifenol, flavonoid dan pada Indonesia, 5 (1): 31–36.
konsentrasi 95% menghasilkan (+) dari ke- Winarno F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut.
enam golongan senyawa yang di uji yaitu Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
alkaloid, steroid, saponin, terpenoid,
polifenol, flavonoid.

You might also like