3 Case Report Geographic Tongue Haritsa Budiman

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

LAPORAN PENYAKIT MULUT

VARIASI NORMAL
CASE REPORT : GEOGRAPHIC TONGUE

Disusun Oleh :
Haritsa Budiman
04074881820012

Dosen Pembimbing :
drg. Siti Rusdiana Puspadewi, M.Kes

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
ABSTRACT

Geographic tongue/benign migratory glossitis/ wandering rash of the tongue/


annulus migrans/ stomatitis areata migrans/ erythema areata migrans is a benign
lesion of normal variation found in the oral cavity, particularly on the tongue. This
clinical report describes that a 3-year-old female patient visit the dental clinic
complaining of an indentation on her tongue along with vaginal discharge. The
patient is a referral from the pediatric polyclinic and is receiving nutritional
improvement care. On clinical examination, it was indicated that the lesions were
erythematous multiple, irregular red patches resembling geographic features of
islands in the dorsal area of the tongue. These lesions were demarcated by clear
boundaries in the form of filiform papillae which were desquamated and appeared
prominent and painful to palpation. The diagnosis of this case was geographic
tongue with differential diagnosis of oral psoriasis and median rhomboid glossitis.
The treatment plan is to communicate, inform and educate her on consuming
nutritious food and maintaining oral health by brushing teeth twice a day, after
breakfast in the morning and before bed at night, and by cleaning the tongue using
tongue scrapper. She was prescribed with topical corticosteroid triamnicolone
acetonide 0.1% applied twice daily to coat the lesion. Case management: Brushing
the back of the tongue for 1 week with a soft toothbrush. With a disciplined
implementation of the case management, the symptoms will diminish.
Keywords: Geographic tongue, Tongue lesion, Dorsum of the tongue

ABSTRAK

Geographic tongue/benign migratory glossitis/ wandering rash of the


tongue/ annulus migrans/ stomatitis areata migrans/ erythema areata migrans
suatu lesi jinak variasi normal dapat ditemukan di rongga mulut, khususnya pada
lidah. Laporan klinis ini melaporkan seorang pasien wanita berusia 3 tahun datang
ke poli gigi dengan keluhan adanya lekukan pada lidahnya disertai dengan adanya
keputihan. Pasien merupakan rujukan dari poli anak dan sedang mendapatkan
perawatan perbaikan gizi. Pada pemeriksaan klinis terlihat lesi lesi bercak eritema
multiple kemerahan tidak teratur menyerupai gambaran geografi seperti pulau-
pulau pada daerah dorsal lidah, lesi ini dibatasi oleh batas tegas dan jelas berupa
papilla filiformis yang mengalami deskuamasi dan tampak menonjol dan timbul
rasa sakit saat dipalpasi. Diagnosa kasus ini adalah geographic tongue dengan
diagnosis banding psoriasis oral dan median rhomboid glossitis. Rencana
perawatan yang akan dilakukan yaitu KIE untuk mengkonsumsi makanan yang
brgizi baik serta menjaga Kesehatan rongga mulut dengan cara menggosok gigi dua
kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta membersihkan
lidah dengan tongue scrapper. Pasien diresepkan obat topikal kortikosteroid
triamnicolone acetonide 0,1% yang diaplikasikan 2 kali sehari melapisi lesi.
Penatalaksanaan kasus : Meyikat punggung lidah selama 1 minggu dengan sikat
gigi lembut. Dengan penatalaksanaan yang dilakukan secara disiplin akan dapat
mengurangi gejala yang timbul.
Kata kunci : Geographic tongue, Lesi lidah, Dorsum lidah
Pendahuluan

Geographic tongue (benign migratory glossitis, erythema migran) adalah

suatu kondisi peradangan jinak yang ditandai oleh bercak-bercak tidak teratur

akibat adanya atropi pada papilla filiformis, terlihat sebagai daerah eritema, dan

umumnya terletak pada 2/3 dorsum lidah dan batas lateral pada lidah.1,3-6,7

Geographic tongue biasanya bersifat asimptomatik serta bukan merupakan

kondisi yang berbahaya. Hingga saat ini belum diketahui etiologi geographic

tongue secara pasti.1,3,6,7

Keadaan ini terjadi pada sekitar 1% dari populasi manusia dengan wanita dan

dewasa muda paling sering mengalaminya.1 Prevalensi dari geographic tongue

bervariasi, ditemukan pada beberapa penelitian sebelumnya di berbagai negara,

seperti di Amerika 1-14%, Afrika Selatan 0,6%, Brazil 27,7% dan India Selatan

5,71% [3]. Di Indonesia sendiri belum ada penelitian nasional mengenai prevalensi

geographic tongue, namun salah satu penelitian yang dilakukan di Universitas

Indonesia memperlihatkan prevalensi geographic tongue di FKG Universitas

Indonesia sebesar 3,2% dari total 312 pasien.2

Lesi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria diduga akibat

pengaruh hormonal pada wanita dan siklus kontrasepsi yang digunakan oleh

Wanita. Selain faktor hormonal, juga terdapat faktor-faktor lain yang dicurigai

sebagai penyebab munculnya geographic tongue seperti: stress dan defisiensi

nutrisi.1,3,4,7
Laporan Kasus

Pada tanggal 11 november 2021, seorang pasien perempuan berusia 3 tahun


datang ke poli gigi Bersama ibunya adanya lekukan pada lidahnya disertai dengan
adanya keputihan. Pasien merupakan rujukan dari poli anak dan sedang dalam
perawatan untuk perbaikan gizi. Pemeriksaan klinis menunjukkan gambaran lesi
seperti di bawah ini.

Gambar 1. Gambaran klinis Pasien sebelum kontrol penyikatan lidah

Berdasar riwayat penyakit/kelainan sistemik tidak ditemukan penyakit yang

diderita oleh pasien. Pada pemeriksaan status umum pasien didapati bahwa pasien

memiliki IMT 16,22 yang artinya berat badan pasien anak tersebut kurang dari

ideal, karena berada pada rentang di bawah angka IMT18,5.

Berdasarkan riwayat sosial pasien tersebut merupakan anak dari seorang ibu

single parent yang saat ini bekerja sebagai asisten rumah tangga, dan sang anak

sering dibawa ibunya Ketika bekerja. Pada pemeriksaan intraoral ditemukan bahwa

nilai OHI-S pasien tersebut adalah 1,67 berada pada kategori sedang dengan seluruh

permukaan gigi terdapat plak, dan hampir seluruh sisi permukaan terdapat kalkulus.

Pada pemeriksaan jaringan lunak intraoral ditemukan lesi patch/bercak eritema

multiple pada daerah dorsal lidah dengan batas tepi yang jelas dan tegas berwarna
putih melingkari lesi ireguler menyerupai bentuk peta, sakit saat dipalpasi, dan

tidak dapat diseka dengan kaca mulut.

Pada pemeriksaan gigi geligi, terdapat beberapa kavitas karies gigi meliputi:

kavitas D3 pada mesial gigi 51 dan 61, oklusal gigi 74, 75, dan 85, kavitas D4 pada

mesial, melibatkan insisal, palatal, dan bukal gigi 62, serta kavitas D5 pada oklusal

gigi 84. Relasi molar lengkung gigi masih normal pada relasi kanan dan kiri klas 1.

Rencana perawatan dilakukan terlebih dahulu dengan meresepkan obat

topical kortikosteroid triamnicolone acetonide 0,1% untuk meringankan rasa nyeri

yang bias any berupa burning sensation, serta untuk melapisi untuk melindungi

jaringan lesi. Obat topical ini diaplikasikan dengan cara dioles pada lesi secara

merata 2 kali sehari pagi dan malam. Waktu terbaik obat ini untuk bekerja adalah

saat waktu tidur. Selain itu dilakukan adukasi dan KIE agar pasien meningkatkan

asupan nutrisi yang baik, serta menjaga kesehatan rongga mulut dengan cara

menyiakt gigi dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

Diagnosis Banding

Diagnosis banding geographic tongue antara lain: psoriasis intraoral dan

median rhomboid glossitis. Ketiga lesi ini sama-sama bermanifestasi di lidah

dengan corak dan gambaran lesih yang hampir mirip, namun dapat dibedakan

berdasarkan beberapa faktor seperti etiologic, gejala, histopatologi, lokasi,

penatalaksanaan, dll.1,3-6,8

Gambar 3. Geographic Gambar 4. Proriasis in Gambar 5. Median


tongue tongue Rhomboid Glossitis
Diagnosis Banding

Pembahasan

Diagnosis kasus berdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif adalah


geographic tongue. Faktor pendukung penegakkan diagnosis ini adalah
pemeriksaan subjektif dan objektif, dimana pada anamnesa pasien anak perempuan
berusia 3 tahun ini mengeluhkan adanya lekukan pada lidahnya disertai dengan
adanya keputihan.
Gambaran klinis yang ditemukan terdapat lesi patch/bercak eritema multiple
berbentuk irreguler berwarna kemerahan pada dorsal lidah dan dibatasi oleh batas
berwarna putih tegas, secara keseluruhan lesi ini tampak menyerupai peta geografi,
gambaran ini mengarah pada gambaran geographic tongue.1
Pasien juga merupakan rujukan dari poli anak yang sedang dalam perawatan
perbaikan gizi. Pada pemeriksaan fisik pasien, ditemukan bahwa IMT pasien hanya
16,22 berada dibawah angka 18,5 yang artinya berat badan pasien kurang dan tidak
ideal untuk anak dengan usia 3 tahun. Faktor kurangnya gizi dan kurangnya berat
badan ini berhubungan erat dengan salah satu faktor predisposisi terjadinya kasus
geographic tongue.1,7

Selain itu pada saat dipalpasi pasien merasa sakit seperti burning sensation
yang merupakan gejala simptomatik yang dapat dialami oleh pasien dengan
geographic tongue.6 Walaupun kasus geographic tongue sering ditemui bersifat
asimptomatik, namun tidak menutup kemungkinan lesi ini dapat menyebabkan
gejala.1
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa
geographic tongue adalah pemeriksaan histopatologi. Gambaran histopatologi yang
ditampilkan oleh geographic tongue adalah hilangnya papilla filiformis dengan
adanya hiperparakeratosis dan akantosis, dan terlohatnya rete pegs yang ramping
dan memanjang, selain itu dapat juga ditandai dengan hadirnya monro’s abscess
pada permukaan lesi.4,7

Jaringan keratotis mewakili jaringan dari papilla filiformis yang


beregenerasi, sedangan jaringan eritema adalah jaringan dari papilla filiformis yang
mengalami atrofi. Pada hari ke hari posisi lesi ini dapat berpindah-pindah atau
bermigrasi lokasinya disekitar dorsal dan lateral lidah, sehingga geographic tongue
terkadang juga disebut dengan istilah benign migratory glossitis.6

Rencana perawatan yang diberikan dokter gigi yaitu KIE untuk menghindari
makanan yang pedas dan panas untuk mengurangi gejala yang dirasakan, menjaga
kesehatan rongga mulut dengan sikat gigi dua kali sehari dan membersihkan
lidahnya, serta mengkonsumsi makanan dengan kaandungan gizi yang baik. Untuk
mengatasi burning sensation akan diresepkan kortikosteroid topikal triamnicolone
acetonide 0,1% yang dioleskan melapisi lesi dua kali sehari.9 Kortikosteroid yang
diberikan akan bereaksi dengan mengikat protein aneexin dan membentuk
fosfolipid Ca2+ dependent untuk menghambat fosfolipase A2 dan menurunkan
sintesis mediator inflamasi, menghambat pelepasasn sitokin dengan menjaga
integritas seluler, dan menghasilkan efek antiinflamasi dengan menghambat
pertumbuhan fibroblast.10

Pada hari ke tujuh pasien datang kembali untuk kontrol. Pada pemeriksaan
ditemukan bahwa eritema sudah banyak berkurang, dan tampilan lesi sudah mulai
memudar dengan tampilan antara lesi dan batas yang tidak terlalu kontral seperti
saat pertama datang. Pasien juga melaporkan bahwa tidak ada rasa sakit, nyeri,
ataupun sensasi tidak menyenangkan lainya, yang artinya lesinya sudah
asimtomatik. Untuk penatalaksanaan selanjutnya dokter hanya mengintruksikan
pasien untuk tetap menjaga kesehatan rongga mulut dengan sikat gigi dua kali
sehari dan membersihkan lidahnya, serta mengkonsumsi makanan dengan
kaandungan gizi yang baik.

Prognosis
Prognosis untuk geographic tongue baik dengan manajemen lesi
simptomatik dengan terapi topikal kortikosteroid dan didukung dengan kontrol
perbaikan gizi anak.

Kesimpulan

Pemeriksaan subjektif dan objektif diperlihatkan adanya lesi bercak eritema

multiple kemerahan tidak teratur menyerupai gambaran geografi seperti pulau-


pulau pada daerah dorsal lidah, lesi ini dibatasi oleh batas tegas dan jelas berupa

papilla filiformis yang mengalami deskuamasi dan tampak menonjol atau lebih

tinggi dari permukaan lesi eritema.

Pada umumnya lesi ini asimtomatik, namun pada beberapa kasus dapat

menyebakan hadirnya burning sensation seperti yang muncul pada kasus ini. Pada

pasien dikassus ini, lesi ini hanya terdapat pada lidah saja dan tidak timbul di area

tubuh lainya. Sehingga dapat ditetapkan bahwa diagnosa yang tepat berdasarkan

hasil pemeriksaan yang ditemukan adalah geographic tongue. Berdasarkan riwayat

pasien mengalami defisiensi nutrisi dan sedang menjalani perawatan berbaikan gizi.

Berdasarkan pemeriksaan dan riwayat pasien, perawatan akan diberikan dengan

memberikan edukasi berupa KIE agar pasien meningkatkan asupan nutrisi

yang baik serta menjaga Kesehatan rongga mulutnya, disertai diresepkan

pemberian obat topikal kortikosteroid triamnicolone acetonide 0,1% yang dioles

dua kali sehari pada area lesi untuk membantu menghilangan burning sensation

yang timbul.
DAFTAR PUSTAKA

1. Langlais RP, Miller CS, Gehrig JS. Color Atlas of Common Oral Disease.4th
Edition. EGC: Jakarta. 2009
2. Elisabeth, M., 2008. Prevalensi dan distribusi fissure tongue, geographic
tongue, median rhomboid gossitis dan hairy tongue pada pasien Rumah Sakit
Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
berdasarkan usia dan jenis kelamin. Jakarta: Skripsi Sarjana pada FKG UI.
3. Gupta PV. Dental Disease Differential Diagnosis.1st Edition. Jaypee Brothers
Medical Publishers: New Delhi. 2008
4. Ongole R, Praveen BN. Textbook of Oral Medicine, Oral Diagnosis and Oral
Radiology. 2nd edition. Elsavier: Philadelpia. 2013
5. Damm N, Chi A. Color Atlas of Oral and Maxillofacial Diseases. Elsavier:
Philadelpia. 2018
6. Umarji HR. Concise Oral Medicine. 1st Edition. CBS Publishers & Distributors
Pvt. Ltd.: New Delhi. 2018
7. Ghom AG, Ghom SA. Text Book of Oral Medicine. 3th Editon. Jaypee: New
Delhi. 2014
8. Hidayatullah G, Prihanti AM. Laporan Kasus: Tatalaksana Median Rhomboid
Glossitis Pada Pasien Usia Lanjut. Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 15 No. 1
2018: 13-16
9. Najafi S, Gholizadeh N, Rezayat EA, et al. Treatment of Symptomatic
Geographic Tongue with Triamcinolone Acetonide Alone and in Combination
with Retinoic Acid: A Randomized Clinical Trial. Journal of Dentistry, Tehran
University of Medical Sciences: Tehran, Iran. 2016;Vol.13-1
10. Ki S, Myoung I, Cheong S, Lim s, Cho K et al. Effect of Dexamethasone gargle,
intravenous dexamethasone, and their combination on Posoperative sore
throat: a randomized controlled trial. Anesth Paind Med 2020;15:441-50

You might also like