Professional Documents
Culture Documents
Dimensi Perubahan Hukum Dalam Perspektif Sistem Hukum Terbuka
Dimensi Perubahan Hukum Dalam Perspektif Sistem Hukum Terbuka
HUKUM TERBUKA
THE DIMENSION OF THE CHANGE OF LAW VIEWED FROM THE
PERSPECTIVE OF OPEN LEGAL SYSTEM
Abstract
Law, as an open system, is a sort of a breakthrough as a field of study, enabling the creation
of tolerance with other elements, which are outside of its scope. Consequently, law becomes a
domain studied by other disciplines in the multidisciplinary context. Based on the foregoing, the
significance of law as an open domain lies in its ability to introduce flexibility in legal rules, the
reflexibility of which, along with the parallel social changes taking place, are likely to result in a
legal reality which is responsive to the existing social realities. Law, as a unit of norms dealing
with the recht object, namely society, must be open to development at all times. Law should not be
static at one point, thus causing the life of the community to become constant. Law will always
follow the developments taking place in society. As a platform for fundamental change which
can be simply explained in the context of legal change and social change created in the process of
integrating the human agency (identity and regularities) and the process of social change into
the legal analysis, in terms of substance, structure, culture or all of these three within the legal
system. At the level of an open legal system, the factor of change, whether its intended purpose is
to adjust to the norms, or not to adjust to the requirements set by norms, are two variable motives,
whereby the role occupant (person addressed by the law) is not aware of the norms concerned,
or he/she is aware of such norms, however they do not suit the determined objectives. Therefore,
there is a great need for interaction between legal change and social change in the context of the
national legal reform which genuinely puts forward Indonesian values.
Keywords: Legal Change, Social Change, Open Legal System.
Abstrak
Hukum sebagai suatu sistem yang terbuka merupakan bentuk terobosan terhadap
wilayah kajian untuk bertoleransi dengan elemen-elemen lain yang berada diluarnya,
sehingga hukum menjadi domain bagi telaah disiplin lain dalam tatanan multi disiplin.
Terkait dengan itu semua, pentingnya hukum sebagai domain yang terbuka adalah dapat
menfleksiblekan perubahan-perubahan hukum yang refleksifitasnya beriringan dengan
perubahan-perubahan sosial menjadi sebuah realitas hukum yang renponsif dengan
realitas sosial yang ada. Hukum sebagai kesatuan norma yang mengatur recht object, yakni
masyarakat yang harus selalu terbuka terhadap perkembangan. Hukum tidak boleh statis
pada suatu titik, sehingga akan menimbulkan konstannya kehidupan masyarakat. Hukum
akan selalu mengikuti perkembangan masyarakat. Sebagai landasan perubahan dasar yang
dapat dijelaskan secara sederhana dalam konteks perubahan hukum dan perubahan sosial
yang diciptakan dalam proses maupun hasil penggabungan human agency (identitas dan
regularities) dengan proses perubahan sosial ke dalam analisis hukum, baik menyangkut
substansi, struktur, budaya atau ketiganya dalam sistem hukum. Pada tataran sistem hukum
yang terbuka, faktor perubahan yang berkehendak untuk menyesuaikan diri dengan norma
maupun yang berkehendak untuk tidak menyesuaikan diri dengan keharusan norma adalah
dua variable motivasi, di mana pemegang peran (adresat hukum) tidak sadar akan normanya
ataupun norma-norma tersebut diketahuinya tetapi bersifat tidak serasi dengan tujuan-
tujuan yang ditetapkan. Sehingga interaksi dari perubahan hukum dan perubahan sosial
sangat dipelukan dalam pembenahan hukum nasional yang betul-betul mengedepankan
nilai-nilai keindonesiaan.
Kata Kunci : Perubahan Hukum, Perubahan Sosial, Sistem Hukum Terbuka.
PENDAHULUAN Ilustrasi-ilustrasi tersebut menggambar-
kan bahwa sistem sosial harus dipahami
Persepsi tentang hukum pada dasarnya
sebagai sebuah keseimbangan (equilibrium)
sangat ditentukan oleh bagaimana orang
dalam pembenahan dan perubahan hukum
atau sebuah komunitas memandang apa yang
yang bersifat responsive. Perubahan hukum
disebut dengan hukum itu, artinya apa yang
akan mengikuti dan bergantung kepada pe-
sedang terjadi (elemen perubahan) di mana
rubahan sosial dalam fungsi hukum sebagai
komunitas itu hidup sangat berpengaruh
reflector, di mana hukum harus merefleksi
terhadap cara pandangnya tentang hukum.
keinginan bersama dalam masyarakat se-
Secara esensial, hukum dalam paradigma
hingga mestinya hukum bersifat netral.
perubahan adalah bersifat interdispliner,
Dalam konteks hubungan perubahan hu-
yang seharusnya dipandang sebagai sesuatu
kum dan perubahan sosial tersebut, Podg-
yang dinamis, tidak boleh statis (ada
orecki menjelaskan bahwa fungsi hukum
batas-batas yang perlu ditoleransi dalam
dalam masyarakat adalah sebagai berikut :
keseimbangan yang normative-sosiologis)
sehingga dapat dijadikan pembaharu dalam 1. Fungsi Integrasi, yakni bagaimana hukum
kompleksitas perubahan-perubahan sosial terealisasi saling berharap (mutual
yang terjadi dengan berorientasi pada masa expectation) dari masyarakat.
depan (for work looking) dan menjadikan
2. Fungsi Petrifikasi, yakni bagaimana
masa lampau (back work looking) sebagai
hukum melakukan seleksi dari pola-pola
pengalaman dalam lompatan pemikiran
perilaku manusia agar dapat mencapai
untuk mengubah kehidupan menjadi lebih
tujuan-tujuan sosial.
baik.
3. Fungsi Reduksi, yakni bagaimana hukum
Kausalitas dan timbal balik hukum den-
menyeleksi sikap manusia yang berbeda-
gan masyarakat tidak terlepas dari gagasan
beda dalam masyarakat yang kompleks
atau pendapat yang hidup di masyarakat,
sehingga sesuai dengan kebutuhan ma-
yang mana hukum yang dibuat tentu saja
syarakat.Dalam hal ini, hukum berfungsi
harus sesuai dengan tata sosial dan pra-
untuk mereduksi kompleksitas ke pem-
nata kehidupan masyarakat. Dari sinilah
buatan putusan-putusan tertentu.
timbul pandangan bahwa hukum tidak
dibentuk, tetapi lahir dari masyarakat yang 4. Fungsi Memotivasi, yakni hukum meng
terus berkembang. Maka hukum itupun atur agar manusia dapat memilih perilaku
akan berperan secara baik kalau responsi- yang sesuai dengan nilai-nilai dalam ma-
vitasnya untuk merefleksikan fenomena- syarakat.
fenomena sosial yang berbanding lurus
dengan modernitas kehidupan, dipadukan 5. Fungsi Edukasi, yakni hukum bukan saja
dengan standarisasi tata keteraturan tujuan menghukum dan memotivasi masyarakat,
dan fungsi pada keterbukaan hukum men-
gadopsi nilai-nilai luhur kemasyarakatan.
Maka, dalam menentukan apa yang ha- Artinya, bagaimana hukum berdina-
rus termanifestasi dalam hukum, pada misasi dengan menguraikan dan mengede-
dasarnya konteks sosial merupakan aspek pankan esensi berdasarkan kajian terhadap
utama yang membentuk dan mengubah hu- peraturan perundang-undangan; pokok
kum, artinya seluruh fenomena-fenomena pikirannya, substansi, kesatuan esensi dari
kongkret dan/atau situasi sosial masyarakat perundang-undangan yang berlaku, serta
terjalin erat dengan regularities (pola-pola kajian teori-teori hukum, konsep-konsep,
prilaku) yang mampu membangun pranata logika, pendapat dan penafsiran hukum
hukum yang selalu bergerak pada hal-hal yang dirangkum secara sistematis dan ter-
abstrak yang dikongkritkan dalam transfor- struktur dengan obyek kajian artikel ilmiah.
masi perubahan hukum seiring perubahan
Metode Pendekatan yang digunakan
sosial yang penekanannya pada prinsip-
adalah Pendekatan Perundang-undangan
prinsip dinamisasi dan variatif pada apa
(Statuta Approach) yaitu mengkaji kon-
yang menjadi kebutuhan masyarakat.
teks hukum dan sosial serta perubahannya
Optimisitas dalam kajian artikel ilmiah yang tercermin dalam nilai-nilai peraturan
ini adalah membuka dan merevisi para- perundang-undangan yang berkaitan den-
digma berpikir yang selama ini terkesan gan objek artikel ilmiah;Pendekatan Kon-
tertutup dan terkungkung egoisme kesend- sep (Conceptual Approach) yaitu penekanan
irian, sehingga dapat lebih membuka pintu- pada unsur-unsur abstrak yang mewakili
pintu diri pada fenomena-fenomena yang kelas-kelas fenomena, yang juga menunjuk
dalam realitasnya selalu dinamis dalam pada hal-hal universal yang diabstraksikan
menemukan toleransi dengan kompleksitas pada aspek doktrin atau ajaran atau teori
perkembangan masyarakat. Maka rumusan dan asas serta konsep-konsep hukum yang
masalahnya difokuskan untuk mengetahui ada kaitannya dengan obyek yang diteliti;
Bagaimanah dimensi perubahan hukum dan Pendekatan Analitis (Analitycal Approach)
perubahan sosial dalam konsep sistem hukum yaitu menganalisis secara konsepsional
terbuka mengenai pengertian hukum, asas hukum,
kaidah hukum, sistem hukum dan berbagai
Metode artikel ilmiah ini adalah Artikel
konsep yuridis.
ilmiah Kualitatif yang spesifikasinya Yuri-
dis Normatif/Hukum Normatif, yang juga Sedangkan Jenis dan Sumber Bahan Hu-
disebut sebagai Artikel ilmiah Doktrinal kum yang digunakan adalah :
(Doctrinal Research) yang sifatnya Library
“Bahan Sekunder” (Bahan Kepustakaan)
Research (artikel ilmiah kepustakaan). Se-
yaitu bahan hukum yang diambil dari ber-
bagaimana Bismar Nasution menjelaskan
bagai literature berupa peraturan perun-
dalam makalahnya bahwa :
dang-undangan, asas-asas, teori-teori, kon-
Artikel ilmiah Doktrinal (Doctrinal Re- sep-konsep dan/atau pendapat-pendapat
search) yaitu suatu artikel ilmiah yang men- para ahli hukum dan sosial dalam konteks
ganalisis hukum baik yang tertulis di dalam studi kajian artikel ilmiah ini.
buku (law as it written in the book) maupun 2
Bismar Nasution, Metode Penelitian Hukum
hukum yang diputuskan oleh hakim me- Normatif dan Perbandingan Hukum, Makalah dis-
ampaikan pada Dialog Interaktif tentang Pene-
litian Hukum dan Hasil Penulisan Penelitian Hu-
1
Muhibbah, Fungsi Hukum dalam Masyarakat, kum pada Majalah Akreditasi, Fakultas Hukum
diakses dari http://s2hukum.blogspot.com/2010/03/ Universitas Sumatera Utara, tanggal 18 Februari
fungsi-hukum-dalam-masyarakat.html, Juni 2012. 2003, Hlm., 1.
Sumber Bahan Hukum terdiri dari Bah- kinan, alur sebab akibat dan proporsi. Kes-
an Hukum Primer yaitu Bahan hukum yang impulan akan ditangani secara integral-ho-
dijadikan dasar kajian secara universal dan listik dan spesifik, tetap terbuka dan kritis
abstrak teoritis (peraturan perundangan); dengan mengakar pada pokok kajian per-
diantaranya Konstitusi RI sebagai staats masalahan.
fundamental norm dengan mengelabora-
Bentuk analisa yang dikedepankan
sikan nilai-nilai konstitusionalnya dalam
adalah Preskriptif Analitis, sebagaimana
tatanan kesempurnaan hukum dan sosial
kami mengutip pendapat Bambang Sung-
masyarakat serta hubungannya dengan ni-
gono bahwa :
lai-nilai pembenar dari peraturan-peraturan
organik lainnya. Sedangkan Bahan Hukum Preskriptif Analitis yaitu suatu analisis
Sekunder terdiri dari Literatur-literatur di data yang tidak keluar dari ruang lingkup
bidang hukum dan sosial yang dapat mem- permasalahan, yang berdasarkan teori
berikan penjelasan terhadap bahan hukum hukum yang bersifat umum diaplikasikan
primer seperti buku-buku teori hukum dan untuk menjelaskan tentang seperangkat
sosial, konsep perubahan hukum dan sos- data/atau menunjukkan komparasi ba-
ial, hukum sebagai sistem ilmu dan sistem han yang ada hubungannya dengan seper-
terbuka, asas-asas hukum, penemuan dan angkat bahan lain4.
penafsiran hukum serta buku-buku hukum
atau sosial lainnya yang terkait dengan sub- Selain itu, juga sebagai pelengkap digu-
tansi artikel ilmiah ini. Untuk Bahan Hu- nakan analisis deduktif yang merupakan
kum Tersier terdiri dari bahan-bahan yang analisis dengan memulai kajian itu dari per-
dapat menambah penjelasan bahan hukum soalan-persoalan yang bersifat umum ke-
primer dan sekunder, terdiri dari kamus is- mudian dikaji secara khusus, sehingga dari
tilah hukum dan sosial, kamus besar bahasa hal-hal yang bersifat khusus inilah akan di-
Indonesia, indeks, ensiklopedi dan lainnya. ambil suatu kesimpulan.
pendapat tentang hukum. Kultur hukum hukum itu ke dalam suatu keluarga sistem
ini dibedakan antara internal legal culture hukum (parent legal sistem).11
yakni kultur hukumnya lawyers dan
Sistem hukum terbuka merupakan salah
judged’s dan external legal culture, yaitu
satu aliran dalam teori hukum diwakili oleh
kultur masyarakat pada umumnya.
Paul Scholten. Beliau berpendapat bahwa :
Ketiga komponen tersebut dalam suatu
”Hukum itu merupakan suatu sistem; bah-
sistem hukum saling berhubungan, ber-
wa semua peraturan-peraturan itu saling
interaksi dan saling bersimbiosis pada reali-
berhubungan yang satu ditetapkan oleh
tas hukum dan sosial.
yang lain; bahwa peraturan-peraturan
Sehubungan dengan hal tersebut, sistem tersebut dapat disusun secara mantik dan
juga memiliki ciri-ciri yang menurut Elias untuk yang bersifat khusus dapat dicari
M. Awad sebagaimana dikutip oleh H.R. aturan-aturan umumnya, sehingga sam-
Otje Salman dan Anthon F. Susanto adalah pailah pada asas-asas. Tapi ini tidak-
sebagai berikut : 10 lah berarti bahwa dengan bekerja secara
mantik semata-mata untuk tiap-tiap hal
1. Sistem itu bersifat terbuka, atau pada
dapat dicarikan keputusan hukumnya.
umumnya bersifat terbuka. Suatu sistem
Sebab disamping pekerjaan intelek, putu-
dikatakan terbuka jika berinteraksi
san itu selalu didasarkan pada penilaian
dengan lingkungannya. Dan sebaliknya,
yang menciptakan sesuatu yang baru. 12
dikatakan tertutup jika mengisolasikan
diri dari pengaruh apapun; Sistem hukum yang terbuka tersebut di-
gunakan secara bebas terhadap banyak hal
2. Sistem terdiri dari dua atau lebih sub-
dalam kehidupan, alam semesta, masyara-
sistem dan setiap sub-sistem terdiri lagi
kat dan perubahan sosialnya, termasuk hu-
dari sub-sistem lebih kecil dan begitu se-
kum digambarkan dalam bentuk yang jelas-
terusnya;
jelas dapat diakui sebagai istilah mekanis
3. Sub-sistem itu saling bergantung satu dan sistematis dalam normatif-sosiologis.
sama lain dan saling memerlukan; Tipikal dari sistem hukum terbuka adalah
bahwa ia memainkan peranan mengintegra-
4. Sistem mempunyai kemampuan untuk sikan, baik yang berkenaan dengan hubun-
mengatur diri sendiri (self regulation); gan antar disiplin-disiplin ilmu satu terha-
5. Sistem memiliki tujuan dan sasaran. dap yang lainnya maupun yang berkenaan
dengan integrasi hasil-hasil artikel ilmiah
Dalam konteks yang dimaksud, Arief dari disiplin-disiplin ilmu tersebut dalam
Sidharta mengatakan : konteks penyempurnaan hukum yang dina-
mitas dengan perubahan-perubahan aspek
”Sistem hukum yang terbuka merupak-
dan/atau pembidangan kehidupan yang
an sistem hukum yang dipengaruhi dan
kompleks, yang dalam konteks ini adalah
mempengaruhi sistem-sistem lain di luar
perubahan-perubahan sosial masyarakat
hukum. Tidak mengherankan apabila di
menuju perubahan hukum Indonesia.
antara sistem-sistem hukum itu terdapat
persamaan sekaligus perbedaan. Ciri-ciri Maka, hukum sebagai suatu sistem yang
yang sama inilah yang kemudian menjadi terbuka merupakan bentuk terobosan ter-
dasar pengklasifikasian sejumlah sistem
11
Bernard Arief Sidharta, Op. Cit.
12
Muhamad Mujahidin, Aliran-Aliran Hukum,
10
Otje Salman, H.R. dan Anthon F. Susanto, Teori diakses dari http://mujahidinimeis.wordpress.
Hukum ; Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka kem- com/2010/05/05/aliran-aliran-hukum/, tanggal Juni
bali, Cet. 5, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm., 85. 2012.
3, Kencana, Jakarta, 2006, hlm., 7. Lawrence M. Friedman. Op. Cit., hlm., 353-354.
17
18
Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum ; Suatu Ka-
jian Filosofis dan Sosiologis, Chandra Pratama : Jakarta, 20
Soleman B. Toneko, Pokok-Pokok Study Hukum
1996, hlm., 215. Dalam Masyarakat, RajaGrafindo : Jakarta, 1993, hlm.,
19
Abdul Manan, Op. Cit., hlm., 14-15. 69.
kekurangan yang ada yang tidak akan per- simbiosis dari unsur-unsur baru yang me-
nah dan tidak akan habis untuk dicarikan nyebabkan terjadinya perubahan.
solusinya. Rasionalisasinya bahwa peruba-
han-perubahan dalam pencarian solusi dari 2. Dimensi Perubahan Hukum dan Per
kekurangan-kekurangan yang ada akan ubahan Sosial Dalam Perspektif Sistem
terus dan terus berjalan dalam waktu yang Hukum Terbuka
terus berjalan pula. Idealnya, hukum merupakan sarana
Sehubungan dengan keadaan-keadaan untuk mengatur kehidupan sosial, namun
baru tersebut, yang dalam ranah sosiologi karena ketidak responsifnya justru hukum
hukum merupakan out put sebagai kon- tertinggal dibelakang obyek yang diaturnya.
sekuensi nyata dari perubahan sosial yang Maka perubahan-perubahan hukum dan
akan berdampak pada perubahan hukum, perubahan-perubahan sosial atau seba-
maka dari itu pandangan Sinzheimen yang liknya tidak selalu berlangsung bersama-sa-
dikutip oleh Soetjipto Rahardjo adalah: ma. Dan jika hal semacam ini terjadi maka
“yang masih perlu dipertanyakan lebih lan- terjadilah suatu “sosial lag”26 yaitu suatu
jut apakah hal-hal baru itu memang mampu keadaan di mana terjadi ketidakseimban-
menggerakkan lapisan masyarakat untuk gan dalam perkembangan lembaga-lembaga
melakukan perubahan hukumnya”.24 Lebih kemasyarakatan yang mengakibatkan ter-
lanjut dikatakan bahwa: jadinya kepincangan-kepincangan.
Syarat terjadinya perubahan pada hu- Terjadinya gejala dengan jarak perbe-
kum, baru ada manakala timbul hal yang daan yang mencolok antara hukum dan
baru dalam kehidupan masyarakat dan perilaku sosial akan menimbulkan ketegan-
hal baru itu dapat melahirkan emosi- gan yang semestinya harus segera disesuai-
emosi pada pihak yang terkena. Biasanya kan agar tidak berkeberlanjutan. Terting-
pihak yang terkena efek dari hukum baru galnya perkembangan hukum oleh unsur-
itu mengadakan langkah-langkah meng- unsur sosialnya atau sebaliknya, terjadi
hadapi keadaan itu untuk menuju kepada oleh karena pada hakekatnya merupakan
kehidupan baru yang sesuai dengan ke- suatu gejala wajar di dalam masyarakat
hendak mereka.25 bahwa terjadi perbedaan antara pola-pola
perilaku (regularities) yang diharapkan oleh
Perubahan-perubahan yang direncana kaidah-kaidah sosial lainnya. Hal ini terjadi
kan dan dikehendaki oleh masyarakat seb- oleh karena hukum pada hakekatnya disu-
agai pelopor dan adresat (pemegang peran) sun atau disahkan oleh bagian kecil dari
hukum merupakan tindakan-tindakan yang masyarakat yang pada suatu ketika mem-
penting dan mempunyai dasar sosial yang punyai kekuasaan dan wewenang. Terting-
kuat. Hasil yang positif akan tergantung galnya hukum pada bidang-bidang lainnya
pada kemampuan pelopor perubahan un- baru terjadi apabila hukum tidak dapat
tuk membatasi kemungkinan-kemungki- memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyara-
nan terjadinya disorganisasi sebagai akibat kat secara universal.
dari perubahan yang terjadi untuk memu-
dahkan proses reorganisasi. Kemampuan Lawrence M. Friedman menjelaskan
membatasi terjadinya reorganisasi tergan- bahwa: “Norma-norma yang berusaha
tung pada suksesnya proses interaksi yang membatasi atau mengontrol perilaku selalu
ditujukan pada perilaku yang dipandang
sebagai hal yang diinginkan orang. Dengan
24
Soetjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, An-
gkasa : Bandung, 1980, hlm., 101. 26
diakses dari http://www.santoslolowang.com. Op.
25
Ibid., hlm., 147. Cit., hlm.,5.
INTERAKSI PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN HUKUM 2. Perubahan sosial secara evolusi maupun
revolusi akan membawa konsekeunsi pada
PERUBAHAN SOSIAL PERUBAHAN HUKUM
pemulihan hukum untuk menjadi realitas
MENGHASILKAN DUA PARADIGMA
hukum yang adaptif dengan realitas sosial.
Buku-Buku