Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

DIMENSI PERUBAHAN HUKUM DALAM PERSPEKTIF SISTEM

HUKUM TERBUKA
THE DIMENSION OF THE CHANGE OF LAW VIEWED FROM THE
PERSPECTIVE OF OPEN LEGAL SYSTEM

Yuddin Chandra Nan Arif


Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) BIMA
Email : ycnakerajaan@ymail.com
Naskah diterima : 01/02/2013; revisi : 21/02/2013; disetujui : 29/02/2013

Abstract
Law, as an open system, is a sort of a breakthrough as a field of study, enabling the creation
of tolerance with other elements, which are outside of its scope. Consequently, law becomes a
domain studied by other disciplines in the multidisciplinary context. Based on the foregoing, the
significance of law as an open domain lies in its ability to introduce flexibility in legal rules, the
reflexibility of which, along with the parallel social changes taking place, are likely to result in a
legal reality which is responsive to the existing social realities. Law, as a unit of norms dealing
with the recht object, namely society, must be open to development at all times. Law should not be
static at one point, thus causing the life of the community to become constant. Law will always
follow the developments taking place in society. As a platform for fundamental change which
can be simply explained in the context of legal change and social change created in the process of
integrating the human agency (identity and regularities) and the process of social change into
the legal analysis, in terms of substance, structure, culture or all of these three within the legal
system.  At the level of an open legal system, the factor of change, whether its intended purpose is
to adjust to the norms, or not to adjust to the requirements set by norms, are two variable motives,
whereby the role occupant (person addressed by the law) is not aware of the norms concerned,
or he/she is aware of such norms, however they do not suit the determined objectives. Therefore,
there is a great need for interaction between legal change and social change in the context of the
national legal reform which genuinely puts forward Indonesian values.
Keywords: Legal Change, Social Change, Open Legal System.

Abstrak
Hukum sebagai suatu sistem yang terbuka merupakan bentuk terobosan terhadap
wilayah kajian untuk bertoleransi dengan elemen-elemen lain yang berada diluarnya,
sehingga hukum menjadi domain bagi telaah disiplin lain dalam tatanan multi disiplin.
Terkait dengan itu semua, pentingnya hukum sebagai domain yang terbuka adalah dapat
menfleksiblekan perubahan-perubahan hukum yang refleksifitasnya beriringan dengan
perubahan-perubahan sosial menjadi sebuah realitas hukum yang renponsif dengan
realitas sosial yang ada. Hukum sebagai kesatuan norma yang mengatur recht object, yakni
masyarakat yang harus selalu terbuka terhadap perkembangan. Hukum tidak boleh statis
pada suatu titik, sehingga akan menimbulkan konstannya kehidupan masyarakat. Hukum
akan selalu mengikuti perkembangan masyarakat. Sebagai landasan perubahan dasar yang
dapat dijelaskan secara sederhana dalam konteks perubahan hukum dan perubahan sosial
yang diciptakan dalam proses maupun hasil penggabungan human agency (identitas dan
regularities) dengan proses perubahan sosial ke dalam analisis hukum, baik menyangkut

IUS 113 Kajian Hukum dan Keadilan


Jurnal IUS | Vol I | Nomor 1 | April 2013 | hlm, 113~127

substansi, struktur, budaya atau ketiganya dalam sistem hukum. Pada tataran sistem hukum
yang terbuka, faktor perubahan yang berkehendak untuk menyesuaikan diri dengan norma
maupun yang berkehendak untuk tidak menyesuaikan diri dengan keharusan norma adalah
dua variable motivasi, di mana pemegang peran (adresat hukum) tidak sadar akan normanya
ataupun norma-norma tersebut diketahuinya tetapi bersifat tidak serasi dengan tujuan-
tujuan yang ditetapkan. Sehingga interaksi dari perubahan hukum dan perubahan sosial
sangat dipelukan dalam pembenahan hukum nasional yang betul-betul mengedepankan
nilai-nilai keindonesiaan.
Kata Kunci : Perubahan Hukum, Perubahan Sosial, Sistem Hukum Terbuka.
PENDAHULUAN Ilustrasi-ilustrasi tersebut menggambar-
kan bahwa sistem sosial harus dipahami
Persepsi tentang hukum pada dasarnya
sebagai sebuah keseimbangan (equilibrium)
sangat ditentukan oleh bagaimana orang
dalam pembenahan dan perubahan hukum
atau sebuah komunitas memandang apa yang
yang bersifat responsive. Perubahan hukum
disebut dengan hukum itu, artinya apa yang
akan mengikuti dan bergantung kepada pe-
sedang terjadi (elemen perubahan) di mana
rubahan sosial dalam fungsi hukum sebagai
komunitas itu hidup sangat berpengaruh
reflector, di mana hukum harus merefleksi
terhadap cara pandangnya tentang hukum.
keinginan bersama dalam masyarakat se-
Secara esensial, hukum dalam paradigma
hingga mestinya hukum bersifat netral.
perubahan adalah bersifat interdispliner,
Dalam konteks hubungan perubahan hu-
yang seharusnya dipandang sebagai sesuatu
kum dan perubahan sosial tersebut, Podg-
yang dinamis, tidak boleh statis (ada
orecki menjelaskan bahwa fungsi hukum
batas-batas yang perlu ditoleransi dalam
dalam masyarakat adalah sebagai berikut :
keseimbangan yang normative-sosiologis)
sehingga dapat dijadikan pembaharu dalam 1. Fungsi Integrasi, yakni bagaimana hukum
kompleksitas perubahan-perubahan sosial terealisasi saling berharap (mutual
yang terjadi dengan berorientasi pada masa expectation) dari masyarakat.
depan (for work looking) dan menjadikan
2. Fungsi Petrifikasi, yakni bagaimana
masa lampau (back work looking) sebagai
­hukum melakukan seleksi dari pola-pola
pengalaman dalam lompatan pemikiran
perilaku manusia agar dapat mencapai
untuk mengubah kehidupan menjadi lebih
tujuan-tujuan sosial.
baik.
3. Fungsi Reduksi, yakni bagaimana hukum
Kausalitas dan timbal balik hukum den-
menyeleksi sikap manusia yang berbeda-
gan masyarakat tidak terlepas dari gagasan
beda dalam masyarakat yang kompleks
atau pendapat yang hidup di masyarakat,
sehingga sesuai dengan kebutuhan ma-
yang mana hukum yang dibuat tentu saja
syarakat.Dalam hal ini, hukum berfungsi
harus sesuai dengan tata sosial dan pra-
untuk mereduksi kompleksitas ke pem-
nata kehidupan masyarakat. Dari sinilah
buatan putusan-putusan tertentu.
timbul pandangan bahwa hukum tidak
dibentuk, tetapi lahir dari masyarakat yang 4. Fungsi Memotivasi, yakni hukum meng­
terus berkembang. Maka hukum itupun atur agar manusia dapat memilih perilaku
akan berperan secara baik kalau responsi- yang sesuai dengan nilai-nilai dalam ma-
vitasnya untuk merefleksikan fenomena- syarakat.
fenomena sosial yang berbanding lurus
dengan modernitas kehidupan, dipadukan 5. Fungsi Edukasi, yakni hukum bukan saja
dengan standarisasi tata keteraturan tujuan menghukum dan memotivasi masyarakat,
dan fungsi pada keterbukaan hukum men-
gadopsi nilai-nilai luhur kemasyarakatan.

114 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yuddin Chandra Nan Arif | Dimensi Perubahan Hukum Dalam Perspektif Sistem..........................
melainkan juga melakukan edukasi dan lalui proses pengadilan (law as it is decided
sosialisasi.1 by the judge through judicial process)2.

Maka, dalam menentukan apa yang ha- Artinya, bagaimana hukum berdina-
rus termanifestasi dalam hukum, pada misasi dengan menguraikan dan mengede-
dasarnya konteks sosial merupakan aspek pankan esensi berdasarkan kajian terhadap
utama yang membentuk dan mengubah hu- peraturan perundang-undangan; pokok
kum, artinya seluruh fenomena-fenomena pikirannya, substansi, kesatuan esensi dari
kongkret dan/atau situasi sosial masyarakat perundang-undangan yang berlaku, serta
terjalin erat dengan regularities (pola-pola kajian teori-teori hukum, konsep-konsep,
prilaku) yang mampu membangun pranata logika, pendapat dan penafsiran hukum
hukum yang selalu bergerak pada hal-hal yang dirangkum secara sistematis dan ter-
abstrak yang dikongkritkan dalam transfor- struktur dengan obyek kajian artikel ilmiah.
masi perubahan hukum seiring perubahan
Metode Pendekatan yang digunakan
sosial yang penekanannya pada prinsip-
adalah Pendekatan Perundang-undangan
prinsip dinamisasi dan variatif pada apa
(Statuta Approach) yaitu mengkaji kon-
yang menjadi kebutuhan masyarakat.
teks hukum dan sosial serta perubahannya
Optimisitas dalam kajian artikel ilmiah yang tercermin dalam nilai-nilai peraturan
ini adalah membuka dan merevisi para- perundang-undangan yang berkaitan den-
digma berpikir yang selama ini terkesan gan objek artikel ilmiah;Pendekatan Kon-
tertutup dan terkungkung egoisme kesend- sep (Conceptual Approach) yaitu penekanan
irian, sehingga dapat lebih membuka pintu- pada unsur-unsur abstrak yang mewakili
pintu diri pada fenomena-fenomena yang kelas-kelas fenomena, yang juga menunjuk
dalam realitasnya selalu dinamis dalam pada hal-hal universal yang diabstraksikan
menemukan toleransi dengan kompleksitas pada aspek doktrin atau ajaran atau teori
perkembangan masyarakat. Maka rumusan dan asas serta konsep-konsep hukum yang
masalahnya difokuskan untuk mengetahui ada kaitannya dengan obyek yang diteliti;
Bagaimanah dimensi perubahan hukum dan Pendekatan Analitis (Analitycal Approach)
perubahan sosial dalam konsep sistem hukum yaitu menganalisis secara konsepsional
terbuka mengenai pengertian hukum, asas hukum,
kaidah hukum, sistem hukum dan berbagai
Metode artikel ilmiah ini adalah Artikel
konsep yuridis.
ilmiah Kualitatif yang spesifikasinya Yuri-
dis Normatif/Hukum Normatif, yang juga Sedangkan Jenis dan Sumber Bahan Hu-
disebut sebagai Artikel ilmiah Doktrinal kum yang digunakan adalah :
(Doctrinal Research) yang sifatnya Library
“Bahan Sekunder” (Bahan Kepustakaan)
Research (artikel ilmiah kepustakaan). Se-
yaitu bahan hukum yang diambil dari ber-
bagaimana Bismar Nasution menjelaskan
bagai literature berupa peraturan perun-
dalam makalahnya bahwa :
dang-undangan, asas-asas, teori-teori, kon-
Artikel ilmiah Doktrinal (Doctrinal Re- sep-konsep dan/atau pendapat-pendapat
search) yaitu suatu artikel ilmiah yang men- para ahli hukum dan sosial dalam konteks
ganalisis hukum baik yang tertulis di dalam studi kajian artikel ilmiah ini.
buku (law as it written in the book) maupun 2
Bismar Nasution, Metode Penelitian Hukum
hukum yang diputuskan oleh hakim me- Normatif dan Perbandingan Hukum, Makalah dis-
ampaikan pada Dialog Interaktif tentang Pene-
litian Hukum dan Hasil Penulisan Penelitian Hu-
1
Muhibbah, Fungsi Hukum dalam Masyarakat, kum pada Majalah Akreditasi, Fakultas Hukum
diakses dari http://s2hukum.blogspot.com/2010/03/ Universitas Sumatera Utara, tanggal 18 Februari
fungsi-hukum-dalam-masyarakat.html, Juni 2012. 2003, Hlm., 1.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 115


Jurnal IUS | Vol I | Nomor 1 | April 2013 | hlm, 113~127

Sumber Bahan Hukum terdiri dari Bah- kinan, alur sebab akibat dan proporsi. Kes-
an Hukum Primer yaitu Bahan hukum yang impulan akan ditangani secara integral-ho-
dijadikan dasar kajian secara universal dan listik dan spesifik, tetap terbuka dan kritis
abstrak teoritis (peraturan perundangan); dengan mengakar pada pokok kajian per-
diantaranya Konstitusi RI sebagai staats masalahan.
fundamental norm dengan mengelabora-
Bentuk analisa yang dikedepankan
sikan nilai-nilai konstitusionalnya dalam
adalah Preskriptif Analitis, sebagaimana
tatanan kesempurnaan hukum dan sosial
kami mengutip pendapat Bambang Sung-
masyarakat serta hubungannya dengan ni-
gono bahwa :
lai-nilai pembenar dari peraturan-peraturan
organik lainnya. Sedangkan Bahan Hukum Preskriptif Analitis yaitu suatu analisis
Sekunder terdiri dari Literatur-literatur di data yang tidak keluar dari ruang lingkup
bidang hukum dan sosial yang dapat mem- permasalahan, yang berdasarkan teori
berikan penjelasan terhadap bahan hukum hukum yang bersifat umum diaplikasikan
primer seperti buku-buku teori hukum dan untuk menjelaskan tentang seperangkat
sosial, konsep perubahan hukum dan sos- data/atau menunjukkan komparasi ba-
ial, hukum sebagai sistem ilmu dan sistem han yang ada hubungannya dengan seper-
terbuka, asas-asas hukum, penemuan dan angkat bahan lain4.
penafsiran hukum serta buku-buku hukum
atau sosial lainnya yang terkait dengan sub- Selain itu, juga sebagai pelengkap digu-
tansi artikel ilmiah ini. Untuk Bahan Hu- nakan analisis deduktif yang merupakan
kum Tersier terdiri dari bahan-bahan yang analisis dengan memulai kajian itu dari per-
dapat menambah penjelasan bahan hukum soalan-persoalan yang bersifat umum ke-
primer dan sekunder, terdiri dari kamus is- mudian dikaji secara khusus, sehingga dari
tilah hukum dan sosial, kamus besar bahasa hal-hal yang bersifat khusus inilah akan di-
Indonesia, indeks, ensiklopedi dan lainnya. ambil suatu kesimpulan.

Bahan yang diperoleh tersebut, kemudi- PEMBAHASAN


an dikumpulkan berdasarkan topik perma-
salahan yang telah disusun dan dirumuskan 1. Tinjauan Umum Hukum Sebagai Sistem
secara keseluruhan dan sistemik dengan Terbuka dan Konsep Perubahan Hukum
menfokuskan spesifikasinya pada substansi
horizontal dan vertical3 yang kemudian dija- a. Hukum Sebagai Sistem Terbuka
dikan sebagai bahan kajian secara kompre- Gagasan “sistem” dalam ilmu tersebar
hensif sesuai dengan tipologi penelitian. luas, karena hampir menguasai konteks
Dari permulaan bahan, seorang penga- berfikir ilmuwan dalam segala bidang. Kata
nalisis hukum mencari arti akan esensi dan sistem merujuk kepada banyak pengertian.
substansi masalah, keteraturan, pola-pola, Secara sederhana kata ini berarti sekelom-
penjelasan konfigurasi, berbagai kemung- pok bagian-bagian (alat dan sebagainya)
yang bekerja bersama-sama untuk melaku-
3
Substansi Horizontal maksudnya adalah esensi dan kan suatu maksud atau “Group of things or
pokok kajiannya disusun berdasarkan jenis yang sama part working together in a regular relation”.5
dan/atau tidak sama tetapi menempati ranah/bidang
yang sejajar. Contoh : Buku Teori Hukum Responsif
dengan Teori Hukum Progresif, Teori Strukturalisme
Sosial dengan Teori Behaviorlisme Sosial, dll. Substan- 4
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum,
si Vertical maksudnya hampir sama dengan substansi Rajawali Press : Jakarta, 2010, hlm., 38.
horosontal hanya saja disusun dan difokuskan pada ra- 5
Bernard Arief Sidharta, Penalaran Hukum Dalam
nah/bidang yang bertingkat. Contoh : Mulai dari yang Sudut Pandang Keluarga Sistem Hukum dan Penstudi
tertinggi sampai yang terendah (Filsafat Hukum, Teori Hukum, diakses dari http://ebooks.lib.unair.ac.id/down-
Hukum, Dogmatik Hukum). load.php?id=174, tanggal Juni 2012, hlm.,5.

116 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yuddin Chandra Nan Arif | Dimensi Perubahan Hukum Dalam Perspektif Sistem..........................
Definisi yang kurang lebih sama diberi- pemrosesan dan juga dalam pengertian
kan oleh Black’s Law Dictionary, yang metode pengelompokan, pengkodifikasian
mengartikan sistem sebagai “Orderly com- dan sebagainya.
bination or arrangement, as of particulars,
Banyak unsur-unsur yang terjalin dalam
parts, or elements into a whole; especially
suatu sistem. Hal ini terlihat pada hukum
such combination according to some rational
sebagai suatu sistem. Sudikno Mertokusu-
principle”.6
mo mengibaratkan bahwa :
Lengkapnya, Tatang M. Amirin menjelas-
“Sistem hukum sebagai gambar mozaik,
kan makna sistem sebagai berikut : 7
yaitu gambar yang dipotong-potong men-
1.
Sistem digunakan untuk menunjuk jadi bagian-bagian kecil untuk kemudian
suatu kesimpulan atau himpunan benda- dihubungkan kembali, sehingga tampak
benda yang disatukan atau dipadukan utuh seperti gambar semula. Masing-
oleh suatu bentuk saling hubungan atau masing bagian tidak berdiri sendiri lepas
saling ketergantungan yang teratur; suatu hubungannya dengan yang lain, tetapi
himpunan bagian-bagian yang tergabung kait mengait dengan bagian-bagian lain-
secara alamiah mapun oleh budi daya nya. Tiap bagian tidak mempunyai arti
manusia sehingga menjadi satu kesatuan di luar kesatuan itu. Di dalam kesatuan
yang utuh dan bulat terpadu; itu tidak dikehendaki adanya konflik atau
kontradiksi. Kalau sampai terjadi konflik,
2. Sistem yang digunakan untuk menyebut
maka akan segera diselesaikan oleh dan di
alat-alat atau organ tubuh secara kes-
dalam sistem itu sendiri”.8
eluruhan yang secara khusus memberikan
andil atau sumbangan terhadap berfung- Sistem hukum menurut Lawrence M.
sinya fungsi tubuh tertentu yang rumit Friedman dalam operasi aktualnya meru-
tetapi vital; pakan sebuah organisme kompleks yang
dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) komponen
3. Sistem yang menunjuk himpunan gagasan
yaitu: 9
(ide) yang tersusun, terorganisasikan,
suatu himpunan gagasan, prinsip, doktrin, 1. Komponen struktur, yaitu kelembagaan
hukum dan sebagainya yang membentuk yang diciptakan oleh sistem hukum dian-
satu kesatuan yang logic dan dikenal taranya kepolisian, kejaksaan, pengadilan
sebagai isi buah fikiran filsafat tertentu, yang mempunyai fungsi law enforcement
agamaataubentukpemerintahantertentu. dalam sistem itu sendiri.

4. Sistem yang digunakan untuk menunjuk 2. Komponen substansi, merupakan norma-


suatu hipotesis tertentu atau suatu teori norma hukum, baik itu peraturan-per-
(yang dilawankan dengan praktek); aturan, keputusan-keputusan dan seb-
againya yang digunakan oleh para penegak
5. Sistem yang dipergunakan dalam arti
hukum(komponenstruktur)maupunoleh
metode atau tata cara;
mereka yang diatur.
6. Sistem yang digunakan untuk menunjuk
3.
Komponen budaya hukum, terdiri
pengertian skema atau metode pengaturan
dari ide-ide, sikap-sikap, harapan dan
organisasi atau susunan sesuatu atau model
tata cara. Dapat pula berarti suatu bentuk 8
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu
atau pola pengaturan, pelaksanaan atau Pengantar), Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogya-
karta, 2010, hlm., 102–103.
6
Ibid. 9
Lawrence M. Friedman, Sistem Hukum Perspektif
7
Tatang M. Amirin, Pokok-Pokok Teori Sistem, Ra- Ilmu Sosial, Cet. 2, Nusa Media, Bandung, 2009, hlm.,
jawali Press, Jakarta, 2010, hlm., 7-dst. 17-18.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 117


Jurnal IUS | Vol I | Nomor 1 | April 2013 | hlm, 113~127

pendapat tentang hukum. Kultur hukum hukum itu ke dalam suatu keluarga sistem
ini dibedakan antara internal legal culture hukum (parent legal sistem).11
yakni kultur hukumnya lawyers dan
Sistem hukum terbuka merupakan salah
judged’s dan external legal culture, yaitu
satu aliran dalam teori hukum diwakili oleh
kultur masyarakat pada umumnya.
Paul Scholten. Beliau berpendapat bahwa :
Ketiga komponen tersebut dalam suatu
”Hukum itu merupakan suatu sistem; bah-
sistem hukum saling berhubungan, ber-
wa semua peraturan-peraturan itu saling
interaksi dan saling bersimbiosis pada reali-
berhubungan yang satu ditetapkan oleh
tas hukum dan sosial.
yang lain; bahwa peraturan-peraturan
Sehubungan dengan hal tersebut, sistem tersebut dapat disusun secara mantik dan
juga memiliki ciri-ciri yang menurut Elias untuk yang bersifat khusus dapat dicari
M. Awad sebagaimana dikutip oleh H.R. aturan-aturan umumnya, sehingga sam-
Otje Salman dan Anthon F. Susanto adalah pailah pada asas-asas. Tapi ini tidak-
sebagai berikut : 10 lah berarti bahwa dengan bekerja secara
mantik semata-mata untuk tiap-tiap hal
1. Sistem itu bersifat terbuka, atau pada
dapat dicarikan keputusan hukumnya.
umumnya bersifat terbuka. Suatu sistem
Sebab disamping pekerjaan intelek, putu-
dikatakan terbuka jika berinteraksi
san itu selalu didasarkan pada penilaian
dengan lingkungannya. Dan sebaliknya,
yang menciptakan sesuatu yang baru. 12
dikatakan tertutup jika mengisolasikan
diri dari pengaruh apapun; Sistem hukum yang terbuka tersebut di-
gunakan secara bebas terhadap banyak hal
2. Sistem terdiri dari dua atau lebih sub-
dalam kehidupan, alam semesta, masyara-
sistem dan setiap sub-sistem terdiri lagi
kat dan perubahan sosialnya, termasuk hu-
dari sub-sistem lebih kecil dan begitu se-
kum digambarkan dalam bentuk yang jelas-
terusnya;
jelas dapat diakui sebagai istilah mekanis
3. Sub-sistem itu saling bergantung satu dan sistematis dalam normatif-sosiologis.
sama lain dan saling memerlukan; Tipikal dari sistem hukum terbuka adalah
bahwa ia memainkan peranan mengintegra-
4. Sistem mempunyai kemampuan untuk sikan, baik yang berkenaan dengan hubun-
mengatur diri sendiri (self regulation); gan antar disiplin-disiplin ilmu satu terha-
5. Sistem memiliki tujuan dan sasaran. dap yang lainnya maupun yang berkenaan
dengan integrasi hasil-hasil artikel ilmiah
Dalam konteks yang dimaksud, Arief dari disiplin-disiplin ilmu tersebut dalam
Sidharta mengatakan : konteks penyempurnaan hukum yang dina-
mitas dengan perubahan-perubahan aspek
”Sistem hukum yang terbuka merupak-
dan/atau pembidangan kehidupan yang
an sistem hukum yang dipengaruhi dan
kompleks, yang dalam konteks ini adalah
mempengaruhi sistem-sistem lain di luar
perubahan-perubahan sosial masyarakat
hukum. Tidak mengherankan apabila di
menuju perubahan hukum Indonesia.
antara sistem-sistem hukum itu terdapat
persamaan sekaligus perbedaan. Ciri-ciri Maka, hukum sebagai suatu sistem yang
yang sama inilah yang kemudian menjadi terbuka merupakan bentuk terobosan ter-
dasar pengklasifikasian sejumlah sistem
11
Bernard Arief Sidharta, Op. Cit.
12
Muhamad Mujahidin, Aliran-Aliran Hukum,
10
Otje Salman, H.R. dan Anthon F. Susanto, Teori diakses dari http://mujahidinimeis.wordpress.
Hukum ; Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka kem- com/2010/05/05/aliran-aliran-hukum/, tanggal Juni
bali, Cet. 5, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm., 85. 2012.

118 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yuddin Chandra Nan Arif | Dimensi Perubahan Hukum Dalam Perspektif Sistem..........................
hadap wilayah kajian untuk bertoleransi Hukum diusahakan agar dapat
dengan elemen-elemen lain yang berada menampung segala perkembangan baru,
diluarnya, sehingga hukum menjadi do- oleh Karena itu hukum harus selalu berada
main bagi telaah disiplin lain dalam bersamaan dengan peristiwa yang terjadi.
tatanan multi disiplin. Elemen-elemen Hukum tidak hanya berfungsi sebagai
tersebut haruslah saling berhubungan pembenar, tetapi hukum harus tampil
seperti yang dikatakan Dewey ”kumpu- secara bersamaan dengan peristiwa yang
lan, koleksi dan inventaris”.13 Maksudnya terjadi, bahkan kalau perlu hukum harus
adalah sebuah sistem sebagai keseluruhan tampil terlebih dahulu baru peristiwa
yang terkait dan saling berhubungan an- mengikutinya. Hukum berperan aktif
tara bagian-bagiannya. Sebagaimana sebagai alat rekayasa sosial (law a tool
dijelaskan oleh Angell dalam konteks so- of sosial engineering), di mana hukum
siologi hukum bahwa : ”Bagian-bagian harus mampu menggerakkan masyarakat
sistem sosial dicocokkan untuk membentuk menuju perubahan yang terencana. Pada
suatu keseluruhan”.14 fungsi sosial kontrolnya (social control)
diletakkan pada kehidupan pribadi dalam
Konsep Perubahan Hukum konteks kehidupan masyarakat.16
Ada 2 (dua) pandangan yang sangat Terlepas dari dominasi 2 (dua) pandan-
dominan dalam rangka perubahan hukum. gan tersebut di atas, secara teoritis, menu-
Kedua pandangan ini saling tarik menarik rut Lawrence M. Friedman perubahan hu-
dalam tampilan eksistensinya yang masing- kum dapat dibedakan ke dalam 4 (empat)
masing memiliki alasan pembenar sebagai tipe menurut titik awal perubahannya dan
rasionalisasinya. dan titik dampak akhirnya : 17
a. Pandangan Tradisional 1. Perubahan yang berawal dari luar sistem
Dalam rangka perubahan hukum, hukum, yakni dari masyarakat, tetapi
masyarakat perlu berubah terlebih dahu- mempengaruhi sistem hukum saja dan
lu, baru kemudian hukum datang untuk berakhir disana seperti sebuah peluru yang
mengaturnya. Kedudukan hukum dalam ditembakkan dan sampai ke sasarannya.
­pandangan ini adalah sebagai pembenar 2. Perubahan yang berawal dari luar sistem
apa yang telah terjadi, sehingga fungsi hukum dan melewati sistem hukum terse-
hukumnya sebagai fungsi pengabdian but (dengan atau tanpa proses internal ter-
(dienende funtie). Hukum berkembang tentu) kemudian sampai ke titik dampak di
mengikuti kejadian-kejadian yang terjadi luar sistem hukum, yakni di masyarakat.
dalam suatu tempat dan selalu berada di
belakang peristiwa yang terjadi tersebut 3. Perubahan yang berawal dari dalam sistem
(hetrechthinktachterdefeitenaan). Hukum hukum dengan menghasilkan dampak di
dipandang pasif dan berusaha agar dapat dalam sistem hukum juga.
menyesuaikan diri dengan perubahan 4. Perubahan yang berawal dari dalam sistem
masyarakat. Perubahan masyarakat harus hukum, kemudian menembus sistem hu-
mendapat penyesuaian oleh hukum.15 kum tersebut dengan dampak akhir di
b. Pandangan Modern luarnya, yakni di masyarakat.

Menurut Ahmad Ali bahwa tidak perlu


13
Otje Salman, H.R. dan Anthon F. Susanto, Op.
Cit., hlm., 88. mempersoalkan tentang bagaimana hukum
14
Ibid.
15
Abdul Manan, Aspek-Aspek Pengubah Hukum, Cet. Ibid., hlm., 8.
16

3, Kencana, Jakarta, 2006, hlm., 7. Lawrence M. Friedman. Op. Cit., hlm., 353-354.
17

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 119


Jurnal IUS | Vol I | Nomor 1 | April 2013 | hlm, 113~127

menyesuaikan diri dengan perubahan ma- dengan kebutuhan-kebutuhan yang terus


syarakat, dan bagaimana hukum menjadi berkembang.
penggerak ke arah perubahan masyara-
c. Dimensi Penciptaan, yakni dimensi kreati-
kat, juga tidak perlu dipersoalkan faktor
vitas, maksudnya adalah penciptaan suatu
lain dulu baru hukum ikut-ikutan meng-
perangkat peraturan baru yang sebelum-
gerakkan perubahan itu. Yang penting,
nya memang belum pernah ada, tetapi
bagaimanapun kenyataannya hukum dapat
diperlukan untuk kesejahteraan bangsa.
ikut serta (sebagai pertama atau kedua atau
ke berapapun tidak menjadi soal) dalam 3. Konsep Perubahan Sosial
menggerakkan perubahan. Kenyataannya,
di manapun dalam kegiatan perubahan hu- Perubahan sosial dalam kehidupan ma-
kum, hukum telah berperan dalam peruba- syarakat merupakan gejala umum yang ter-
han tersebut dan juga berperan mengarah- jadi di setiap masyarakat dan juga merupak-
kan masyarakat kepada kehidupan yang an gejala sosial yang terus terjadi. Karena
lebih baik.18 melekatnya gejala perubahan sosial terse-
but, tidak berlebihan jika ada yang men-
Pada konteks tersebut, bahwa dalam gatakan bahwa semua yang ada di masyara-
rangka pembaharuan dan pembangunan kat mengalami perubahan, kecuali satu hal
hukum Nasional, ada 3 (tiga) dimensi yang yakni perubahan itu sendiri. Artinya pe-
harus dilaksanakan, sebagaimana dikemu- rubahan itu sendiri yang tidak mengalami
kakan oleh Abdul Manan: 19 perubahan, tidak surut atau berhenti seir-
a. Dimensi Pemeliharaan, yaitu dimensi un- ing dengan berjalannya waktu.
tuk memelihara tatanan hukum yang ada, Menurut Soleman B. Toneko :
walaupun sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan sekarang dengan “suatu perubahan sosial tidak lain dari
tetap dan harus berpijak pada situasi dan penyimpangan kolektif dari pola yang
kondisi yang sudah berubah serta berori- telah mapan”.20
entasi kepada kemaslahatan bersama.
Artinya bekerjanya hukum dalam ma-
Dimensi ini bertujuan untuk mencegah
syarakat akan menimbulkan situasi ter-
timbulnyakekosonganhukumdansesung-
tentu yang jika berlaku efektif akan men-
guhnya merupakan konsekuensi logis dari
ciptakan perubahan yang dapat dikategori-
ketentuan Aturan Peralihan yang terdapat
kan sebagai perubahan sosial. Selalu ingin
dalam Undang-Undang Dasar Negara Re-
berkembang dan berubah adalah konsekue-
publik Indonesia Tahun 1945 (UUD RI
nsi dari sifat dinamis yang melekat pada
1945).
masyarakat. Ritme perubahan tersebut ada
b. Dimensi Pembaruan, yaitu dimensi yang yang lambat, sedang dan bahkan ada yang
merupakan usaha untuk lebih meningkat- cepat karena dipacu oleh perkembangan
kan dan menyempurnakan pembangunan dan modernitas ilmu pengetahuan serta
Nasional. Selain pembentukan peraturan aspek-aspek kehidupan lainnya. Akibatnya
perundangan yang baru, juga dilakukan pola-pola prilaku (regularities) yang terjadi
pula usaha penyempurnaan peraturan pe- diantara kelompok masyarakatpun menjadi
rundangan yang telah ada, sehingga sesuai semakin kompleks sebagai sebuah realitas
sosial (nomos).

18
Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum ; Suatu Ka-
jian Filosofis dan Sosiologis, Chandra Pratama : Jakarta, 20
Soleman B. Toneko, Pokok-Pokok Study Hukum
1996, hlm., 215. Dalam Masyarakat, RajaGrafindo : Jakarta, 1993, hlm.,
19
Abdul Manan, Op. Cit., hlm., 14-15. 69.

120 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yuddin Chandra Nan Arif | Dimensi Perubahan Hukum Dalam Perspektif Sistem..........................
Pada konteks teorinya, Soejono Soekan- suatu revolusi. Sedangkan faktor ekstern
to mengemukakan : meliputi sebab-sebab yang berasal dari
lingkungan alam fisik, pengaruh kebu-
Proses perubahan sosial biasanya berlang-
dayaan masyarakat lain, peperangan dan
sung melalui saluran-saluran perubahan
sebagainya. Hal-hal yang mempermudah
tertentu. Saluran-saluran tersebut ada
atau memperlancar terjadinya perubahan
pada berbagai bidang kehidupan dan bi-
sosial antara lain adalah apabila suatu
asanya pengaruh kuat akan datang dari
masyarakat sering mengadakan kontak
kehidupan yang pada saat menjadi pusat
dengan masyarakat-masyarakat lain,
perhatian masyarakat.21
sistem lapisan sosial yang terbuka, pen-
Kemudian beliau menambahkan dengan duduk yang heterogen maupun ketidak-
menjelaskan bahwa : puasan masyarakat terhadap kehidupan
tertentu dan lain sebagainya.23
Dalam proses perubahan sosial, terkadang
dipertentangkan antara perubahan dari Perlu juga dipahami bahwa dalam pe-
aspek material dan aspek spiritual. Menu- rubahan-perubahan sosial, terdapat pula
rut beliau, sebenarnya tidak ada perten- faktor-faktor yang memperlambat terjadin-
tangan diantara kedua aspek tersebut, ya perubahan sosial tersebut, hal ini dise-
yang ada adalah kemungkinan salah satu babkan antara lain oleh sikap masyarakat
aspek tertinggal oleh aspek yang lain, di- yang mengagungkan masa lampau (tradis-
karenakan aspek material lebih mudah ionalisme), adanya kepentingan-kepentin-
mengalami perubahan dibandingkan den- gan yang tertanam dengan kuat (vested in-
gan aspek spiritual yang agak sulit untuk terest) dengan dalih berpikir logis se­bagai
diubah karena menyangkut mentalitas.22 pembenarannya adalah derajat negatifi-
tas terhadap hal-hal yang baru atau asing
Perubahan-perubahan sosial tersebut yang akan merusak dan/atau meruntuhkan
dapat berupa sistem nilai-nilai, norma- tatanan-tatanan lama yang dianggap oleh
norma sosial, pola-pola prilaku, organisasi mereka (sebagian masyarakat yang kontra
kemasyarakatan, susunan lembaga-lembaga terhadap perubahan) masih baik dan ma-
sosial, stratifikasi sosial, interaksi sosial dan sih mampu berkoordinasi dengan nilai-nilai
sebagainya, yang memunculkan keadaan- yang hidup di sekitar masyarakat.
keadaan baru. Keadaan-keadaan baru yang
timbul tersebut adalah sebagai akibat dari Ada istilah latin yang menyatakan :
perubahan sosial yang terjadi yang dapat “Tempora mutantur (et nos mutamur in il-
mempengaruhi segala sistem dan pranata lis)” yang artinya bahwa waktu berubah
sosial dalam masyarakat sebagai sebuah re- dan kita berubah dengannya. Kemudian :
alitas sosial yang baru pula. Artikel di situs “Multi multa nemo omnia acviy”, maksud-
www. santoslolowang.com dijelaskan bahwa: nya ialah banyak orang yang mengetahui
banyak hal, tetapi tidak seorangpun yang
”Pada dasarnya perubahan-perubahan mengetahui segalanya. Filosofi yang harus
sosial yang terjadi dalam masyarakat dipahami dari kedua istilah tersebut adalah
disebabkan oleh 2 (dua) faktor saja, yaitu dinamitas manusia akan segala sesuatunya
faktor intern antara lain pertambahan sangat ditentukan oleh bergulirnya waktu,
penduduk atau berkurangnya penduduk; yang sadar atau tidak sadar manusia selalu
penemuan-penemuan baru; pertentangan berada dalam perubahan-perubahan un-
(konflik); atau juga karena terjadinya tuk menemukan solusi dari kekurangan-
21
Soejono Soekanto, et. al., Pendekatan Sosiologi Ter- 23
Santoso, Hukum dan Perubahan Sosial, diakses
hadap Hukum, Bina Aksara : Jakarta, 1993, hlm., 18. dari http://www.santoslolowang.com/ Hukum_dan_Pe-
22
Ibid. rubahan_Sosial.pdf/, tanggal Juni 2012, hlm., 4.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 121


Jurnal IUS | Vol I | Nomor 1 | April 2013 | hlm, 113~127

kekurangan yang ada yang tidak akan per- simbiosis dari unsur-unsur baru yang me-
nah dan tidak akan habis untuk dicarikan nyebabkan terjadinya perubahan.
solusinya. Rasionalisasinya bahwa peruba-
han-perubahan dalam pencarian solusi dari 2. Dimensi Perubahan Hukum dan Per­
kekurangan-kekurangan yang ada akan ubahan Sosial Dalam Perspektif Sistem
terus dan terus berjalan dalam waktu yang Hukum Terbuka
terus berjalan pula. Idealnya, hukum merupakan sarana
Sehubungan dengan keadaan-keadaan untuk mengatur kehidupan sosial, namun
baru tersebut, yang dalam ranah sosiologi karena ketidak responsifnya justru hukum
hukum merupakan out put sebagai kon- tertinggal dibelakang obyek yang diaturnya.
sekuensi nyata dari perubahan sosial yang Maka perubahan-perubahan hukum dan
akan berdampak pada perubahan hukum, perubahan-perubahan sosial atau seba-
maka dari itu pandangan Sinzheimen yang liknya tidak selalu berlangsung bersama-sa-
dikutip oleh Soetjipto Rahardjo adalah: ma. Dan jika hal semacam ini terjadi maka
“yang masih perlu dipertanyakan lebih lan- terjadilah suatu “sosial lag”26 yaitu suatu
jut apakah hal-hal baru itu memang mampu keadaan di mana terjadi ketidakseimban-
menggerakkan lapisan masyarakat untuk gan dalam perkembangan lembaga-lembaga
melakukan perubahan hukumnya”.24 Lebih kemasyarakatan yang mengakibatkan ter-
lanjut dikatakan bahwa: jadinya kepincangan-kepincangan.

Syarat terjadinya perubahan pada hu- Terjadinya gejala dengan jarak perbe-
kum, baru ada manakala timbul hal yang daan yang mencolok antara hukum dan
baru dalam kehidupan masyarakat dan perilaku sosial akan menimbulkan ketegan-
hal baru itu dapat melahirkan emosi- gan yang semestinya harus segera disesuai-
emosi pada pihak yang terkena. Biasanya kan agar tidak berkeberlanjutan. Terting-
pihak yang terkena efek dari hukum baru galnya perkembangan hukum oleh unsur-
itu mengadakan langkah-langkah meng- unsur sosialnya atau sebaliknya, terjadi
hadapi keadaan itu untuk menuju kepada oleh karena pada hakekatnya merupakan
kehidupan baru yang sesuai dengan ke- suatu gejala wajar di dalam masyarakat
hendak mereka.25 bahwa terjadi perbedaan antara pola-pola
perilaku (regularities) yang diharapkan oleh
Perubahan-perubahan yang direncana­ kaidah-kaidah sosial lainnya. Hal ini terjadi
kan dan dikehendaki oleh masyarakat seb- oleh karena hukum pada hakekatnya disu-
agai pelopor dan adresat (pemegang peran) sun atau disahkan oleh bagian kecil dari
hukum merupakan tindakan-tindakan yang masyarakat yang pada suatu ketika mem-
penting dan mempunyai dasar sosial yang punyai kekuasaan dan wewenang. Terting-
kuat. Hasil yang positif akan tergantung galnya hukum pada bidang-bidang lainnya
pada kemampuan pelopor perubahan un- baru terjadi apabila hukum tidak dapat
tuk membatasi kemungkinan-kemungki- memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyara-
nan terjadinya disorganisasi sebagai akibat kat secara universal.
dari perubahan yang terjadi untuk memu-
dahkan proses reorganisasi. Kemampuan Lawrence M. Friedman menjelaskan
membatasi terjadinya reorganisasi tergan- bahwa: “Norma-norma yang berusaha
tung pada suksesnya proses interaksi yang membatasi atau mengontrol perilaku selalu
ditujukan pada perilaku yang dipandang
sebagai hal yang diinginkan orang. Dengan
24
Soetjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, An-
gkasa : Bandung, 1980, hlm., 101. 26
diakses dari http://www.santoslolowang.com. Op.
25
Ibid., hlm., 147. Cit., hlm.,5.

122 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yuddin Chandra Nan Arif | Dimensi Perubahan Hukum Dalam Perspektif Sistem..........................
kata lain, ada permintaan atas perilaku”.27 mensimbiosakan hubungan keduanya, se-
Jika dihubungkan dengan fungsi hukum, hingga hukum hendaknya dipahami seb-
beliau mengatakan : agai domain terbuka dalam sistemnya agar
hukum terbebaskan dari strukturnya yang
Fungsi lain dari hukum adalah men-
kaku dan tertutup.
ciptakan norma-norma itu sendiri, ba-
han-bahan mentah bagi kontrol sosial. Disinilah arti penting dari paradigma
Kekuatan-kekuatan sosial melontarkan sosiologi hukum (empiric) untuk di­
tekanan-tekanan; tuntutan-tuntutan ini tempatkan bersama dengan positivism
membentuk hukum, bertindak sebagai in- hukum (normative), “disandingkan” dan
strument perubahan yang tertata, rekaya- bukan untuk “ditandingkan”. Sehingga, kita
sa sosial (sosial engineering).28 bisa menghindarkan pengingkaran terhadap
legitimasi atau validitas dan penolakannya
Kemudian lebih lanjut Lawrence M.
terhadap yang lain yang seharusnya
Friedman berpendapat sebagaimana dikutip
dipandang secara utuh dan organic atau
oleh Abdul Manan bahwa: “Secara kenyata-
holistic, yang berguna dalam mengevaluasi,
an hukum mengikuti perubahan sosial dan
merekonstruksi dan mere­desain konteks
menyesuaikan diri dengan perubahan itu29.
keindonesiaan pada pengembangan ilmu
Persepsi menurut Arnold M. Rose seb- hukum Indonesia sebagai sebenarnya ilmu
agaimana dikutip oleh Soerjono Soekanto (genuine science).
dalam hubungan antara perubahan hukum
Terkait dengan itu semua, pentingnya
dan perubahan sosial adalah dilihat dari as-
hukum sebagai domain yang terbuka adalah
pek penyebab terjadinya perubahan sosial
dapat menfleksiblekan perubahan-perubah-
yang dikaitkan dengan hukum, yang meli-
an hukum yang refleksifitasnya beriringan
puti 3 (tiga) perihal, yaitu : 30
dengan perubahan-perubahan sosial men-
1. Komunikasi yang progresif dari pada pen- jadi sebuah realitas hukum yang renponsif
emuan-penemuan di bidang teknologi; dengan realitas sosial yang ada. Hukum se-
bagai kesatuan norma yang mengatur recht
2. Kontak atau konflik antara kebudayaan; object, yakni masyarakat, yang menurut
dan Paul Scholten haruslah selalu terbuka ter-
3. Terjadinya gerakan sosial (sosial move- hadap perkembangan. Hukum tidak boleh
ment). statis pada suatu titik, sehingga akan men-
imbulkan konstannya kehidupan masyara-
Hukum lebih merupakan akibat dari kat. Hukum akan selalu mengikuti perkem-
pada factor-faktor penyebab terjadinya pe- bangan masyarakat.
rubahan-perubahan sosial. Seperti apa yang
telah dijabarkan dari uraian-uraian di atas, Maka, diantara perubahan hukum dan
maka perubahan hukum dan perubahan perubahan sosial atau sebaliknya telah ter-
sosial atau sebaliknya memiliki hubungan jadi interaksi yang sangat solid dan telah
kausalitas dalam dinamisasinya terhadap begitu ideal pada tataran kehidupan sosial
kehidupan masyarakat. Sehubungan den- masyarakat, hanya saja egosentris keilmu-
gan itulah secara teoritis konsep sistem wanlah yang menjadikan keduanya terlihat
yang terbuka yang dijadikan dasar dalam terkotak-kotak, padalah keduanya meru-
pakan satu sistem dalam jaringan ideal keil-
27
Lawrence M. Friedman. Op. Cit., hlm., 110.
muan yang saling bertoleransi dan meleng-
28
Ibid., hlm., 21. kapi. Hubungan interaksi keduanya akan
29
Abdul Manan. Op. Cit., hlm., 76.
30
Soejono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum,
tergambar dengan jelas seperti yang dijabar-
Cet. 19, Rajawali Press : Jakarta, 2010, hlm., 95. kan dalam

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 123


Jurnal IUS | Vol I | Nomor 1 | April 2013 | hlm, 113~127

Bagan 1 : berhadapan dengan komplesknya peruba-


han sosial dalam kehidupan masyarakat.

INTERAKSI PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN HUKUM 2. Perubahan sosial secara evolusi maupun
revolusi akan membawa konsekeunsi pada
PERUBAHAN SOSIAL PERUBAHAN HUKUM
pemulihan hukum untuk menjadi realitas
MENGHASILKAN DUA PARADIGMA
hukum yang adaptif dengan ­realitas sosial.

3. Dengan sistem yang terbuka, fungsi hu-


kum sebagai kendali sosial atau kontrol
Hukum dapat mencip-
Hukum melayani kebu-
takan perubahan sosial
tuhan masyarakat, agar
dalam masyarakat atau
supaya hukum itu tidak
akan menjadi ketinggalan
setidaknya dapat memacu
perubahan-perubahan
sosial dapat lebih dielaborasikan dengan
oleh karena lanjutnya
perkembangan masyarakat
yang berlangsung dalam
masyarakat
perubahan yang menjadi realitas sosial
dalam satu jaringan toleransi untuk sal-
ᐈᐈPerubahan yang cen-
ing melengkapi.
drung diikuti oleh sistem ᐈᐈLaw ad a tool of social

4. Intervensi yang produktif dari berbagai


lain karena dalam kondisi anginering.
ketergantungan. ᐈᐈLaw as a tool of direct so-
ᐈᐈKetertinggalan hukum di- cialchange
belakang perubahan sosial
ᐈᐈPenyesuain yang cepat
ᐈᐈBerorientasi kemasa de-
pan (forword look-ing
disiplin ilmu lainnya akan menjadikan
dalam hukum kepada ke-
adaan baru
ᐈᐈIus constitutuendum
ᐈᐈHukum berperan aktif.
hukum lebih universal dan solusif ­dengan
ᐈᐈHukum sebgai fungsi pen-
gabdian .
ᐈᐈTidak hanya sekedar
menciptakan ketertibaan berbagai faktor dalam pembidangan
ᐈᐈHukum berkembang men-
gukuti kejadian berarti
tetapi menciptakan dan
mendorong terjadinya ­kehidupan masyarakat.
ditempatkanya adalah di- perubahan dan perke-
belakang peristiwa bukan bangan tersebut.
mendahuluinya.
Sehingga, maksud dari keseluruhan
pembahasan yang telah dijabarkan di atas,
akan digambarkan secara garis besar pada
 Per-UU-an
 Pengkajian Hukum
 Pendidikan Hukum
Bagan 2 berikut ini sekaligus sebagai closing
analisis dari kajian ini.
Dinamisasi Hukum Dalam Realitas Sosial,31 BAGAN 2
Jelaslah apa yang tergambar pada Bagan Berbagai
1 di atas merupakan positifitas interaksi Disiplin Ilmu
yang saling melengkapi satu dengan yang
lainnya (perubahan hukum dan perubahan
sosial). Maka dari itu, berangkat dari hal-
hal tersebut, lebih lanjutnya dapat dijelas- Hukum Seb-
agai Sistem
kan dengan menggunakan pendekatan hu-
kum sebagai sistem hukum terbuka, yang Disiplin Disiplin
Ilmu Ilmu
akan dengan jelas terlihat simbiosanya
dalam suatu jaringan yang saling melengka-
pi antara perubahan hukum dan perubahan
sosial atau sebaliknya, diantaranya adalah : Perubahan Interaksi Perubahan

1. Hukum tidak akan lagi bersifat kaku dan


egosentris pada dirinya sendiri, melain-
Pemaknaan Hukum Sebagai Sistem Ter-
kan hukum akan menjadi dan mengalami
buka (Konteks Perubahan Hukum dan Pe-
dinamisasi dengan responsifitasnya bila
rubahan Sosial)
31
diakses dari http://www.uin-malang.ac.id/
index.php?option=com_content&view=article&
id=1878%3Adinamisasi-hukum-dalam-realitas-
sosial&catid=36%3Akolom-pr2&Itemid=210, bulan
Juni 2012.

124 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yuddin Chandra Nan Arif | Dimensi Perubahan Hukum Dalam Perspektif Sistem..........................
KESIMPULAN Hukum sebagai sistem yang terbuka
(dengan pendekatan berbagai multi disip-
Tipikal dari sistem hukum terbuka adalah
lin ilmu terhadap domain hukum) khusus-
bahwa ia memainkan peranan menginte-
nya konteks kajian ini (perubahan hukum
grasikan domain hukum bagi telaah disip-
dan perubahan sosial) harus menjadi dasar
lin lain dalam tatanan multi disiplin, baik
pengambilan kebijakan dalam rangka pe-
yang berkenaan dengan hubungan antar
nyusunan pembaharuan hukum nasional
disiplin-disiplin ilmu tersebut maupun
Indonesia dan seperlunya dapat mendobrak
yang berkenaan dengan integrasi hasil-ha-
nilai-nilai usang yang tidak mencermink-
sil artikel ilmiah dari disiplin-­disiplin ilmu
an ­ domain dan nilai-nilai keindonesiaan
tersebut dalam konteks pe­ nyempurnaan
menuju pembudayaan hukum pada semua
hukum yang dinamitas ­dengan perubahan-
elemen hukum (lembaga trias politika, ak-
per­ubahan aspek dan/atau pembidangan
ademisi, praktisi, pemerhati hukum dan
kehidupan yang kompleks, yang dalam kon-
masyarakat luas dengan kebhinekaan bi-
teks ini Perubahan hukum dan perubahan
dang ilmu dan budaya yang ada) yang harus
sosial atau sebaliknya memiliki hubungan
mampu meresapi dan diresapi mejadi kul-
kausalitas dalam dinamisasinya terhadap
tur yang dirasakan mendarah daging dalam
kehidupan masyarakat. Sehingga hukum
nilai-nilai abstrak dan empirik sehingga
hendaknya dipahami sebagai domain ter-
mampu menuju standart keidealan hukum
buka dalam jaringan dan sistem ideal keil-
yang Indonesia semestiya.
muan yang saling bertoleransi dan meleng-
kapi agar hukum terbebaskan dari struk-
turnya yang kaku dan tertutup.
Daftar Pustaka

Buku-Buku

Abdul Manan, Aspek-Aspek Pengubah Hukum, Cet. 3, Kencana Prenada


Media, Jakarta, 2006.

Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum ; Suatu Kajian Filosofis dan


Sosiologis, Chandra Pratama, Jakarta, 2006.

Anthon F. Susanto, Hukum dari Consilience Menuju Paradigma Hukum


Konstruktif-Transgresif, Cet. I, Refika Aditama, Bandung,
2007.

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Press,


Jakarta, 2010.

Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, Cet. I,


Suryandaru Utama, Semarang, 2005.

Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Ed.


Revisi, Cet. 4, Bayumedia Publishing, Malang, 2008.

Lawrence M. Friedman, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, Cet. 2,


Nusa Media, Bandung, 2009.

Otje Salman, H.R. dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum ; Mengingat,


Mengumpulkan dan Membuka kembali, Cet. 5, Refika Aditama,
Bandung, 2009.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 125


Jurnal IUS | Vol I | Nomor 1 | April 2013 | hlm, 113~127

Soleman B. Toneko, Pokok-Pokok Study Hukum Dalam Masyarakat,


RajaGrafindo, Jakarta, 1993.

Soejono Soekanto, et. al., Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum, Bina


Aksara, Jakarta, 1993.

Soejono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Cet. 19, Rajawali


Press, Jakarta, 2010.

Soetjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung, 1980.

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar),


Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2010.

Tatang M. Amirin, Pokok-Pokok Teori Sistem, Rajawali Press, Jakarta,


2010.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia,


Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,
2008.

Widodo Dwi Putro, Kritik Terhadap Paradigma Posistivisme Hukum,


Cet. I, Genta Publisihing, Yogyakarta, 2011.

Yan Pramadya Puspa, Kamus Hukum Edisi Lengkap Bahasa Belanda,


Indonesia, Inggris, Aneka Ilmu, Semarang, 1977.

Makalah & Artikel, Website

Bernard Arief Sidharta, Penalaran Hukum Dalam Sudut Pandang


Keluarga Sistem Hukum dan Penstudi Hukum, http://ebooks.
lib.unair.ac.id/download.phpid diakses Juni 2012.

Bismar Nasution, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan


Hukum, Makalah disampaikan pada Dialog Interaktif tentang
Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Penelitian Hukum
pada Majalah Akreditasi, Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, tanggal 18 Februari 2003.

Muhamad Mujahidin, Aliran-Aliran Hukum, http://mujahidinimeis.


wordpress.com/ 2010/05/05/aliran-aliran-hukum/, diakses
Juni 2012.

Tanpa Nama, Hukum dan Perubahan Sosial, http://www.


santoslolowang.com /data/viewing/Artikel/Hukum_dan+_
Perubahan_Sosial.pdf/, diakses Juni 2012.

Tanpa Nama, Dinamisasi Hukum Dalam Realitas Sosial, http://www.


uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view
=article&id=1878%3Adinamisasi-hukum-dalam-realitas-
sosial&catid=36%3Akolom-pr2&Itemid=210, diakses Juni
2012.

Muhibbah, Fungsi Hukum dalam Masyarakat, http://s2hukum.

126 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yuddin Chandra Nan Arif | Dimensi Perubahan Hukum Dalam Perspektif Sistem..........................
blogspot.com/2010/03/ fungsi-hukum-dalam-masyarakat.
html, diakses Juni 2012.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 127

You might also like